Post on 29-Oct-2020
i
i
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN DARAH RUTIN
(TROMBOSIT DAN HEMOGLOBIN) PADA
MAHASISWA JURUSAN ANALIS
KESEHATAN POLTEKKES
KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Diploma III Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Oleh:
WIDIASTUTI
P00341016049
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
ii
ii
iii
iv
v
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Widiastuti
Nim : P00341016049
Tempat, Tanggal Lahir : Wacuala, 04 Oktober 1996
Suku / Bangsa : Buton / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Wacuala Tamat Tahun 2010
2. SMP Negeri 1 Batuatas Tamat Tahun 2013
3. SMA Negeri 9 Kendari Tamat Tahun 2016
4. Sejak Tahun 2016 Melanjutkan Pendidikan di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
vi
vi
MOTTO
Selalu menolong sesama manusia dan berbakti kepada orang tua.
Kebahagiaan yang paling sempurna adalah melihat orang tuaku dan orang yang
kusayangi bisa tersenyum akan keberhasilanku.
Kupersembahkan untuk almamaterku
Ayah dan ibu tercinta
Keluarga tersayang
Doa dan nasehat untuk menunjang keberhasilanku
vii
vii
ABSTRAK
Widiastuti (P00341016049) “Gambaran Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
(Trombosit dan Hemoglobin) Pada Mahasiswa Jurusan Anallis Kesehatan
Poltekkes Kendari” yang dibimbing oleh bapak Akhmad sebagai pembimbing 1
dan ibu Tuty Yuniarty sebagai pembimbing 2 (+ halaman + lampiran + tabel + ).
Pendahuluan : Trombosit merupakan salah satu komponen darah yang terdapat
dalam tubuh manusia, berperan penting dalam pembentukan bekuan darah.
Kekurangan trombosit karena adanya kerusakan, penurunan pembentukan
trombosit atau menghambat fungsi sumsum tulang. Sedangkan peningkatan
trombosit terjadi sebagai bagian dari respon fase akut peradangan atau infeksi.
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi mengatur pertukaran oksigen
dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
Tujuan : Untuk mengetahui hasil pemeriksaan Trombosit dan hasil pemeriksaan
Hemoglobin Pada Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan.
Metode : Deskriptif penelitian ini dilakukan diLaboratorium pada tanggal 30
Agustus 2019 dengan bahan uji darah vena sebanyak 3ml yang diambil dari 5
orang mahasiswa dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Hasil : hasil pemeriksaan Trombosit pada mahasiswa jurusan analis kesehatan
didapatkan normal sebanyak 5 orang (100%) sedangkan hasil pemeriksaan
Hemoglobin normal sebanyak 5 orang (100%).
Kesimpulan : Berdasarkan pemeriksaan darah rutin dari 5 mahasiswa jurusan
analis kesehatan ditemukan jumlah trombosit normal 5 orang (100%) dan kadar
hemoglobin sebanyak 5 orang (100%) normal.
Saran : Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini
dengan mengembangkan variabel yang belum diteliti.
Kata Kunci : Darah Rutin (Trombosit dan Hemoglobin).
DaftarPustaka : 24 (2008-2018)
viii
viii
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
kemudahan yang selalu diberikan kepada hamba-Nya, sehingga karya tulis ilmiah
dengan judul “Gambaran Hasil Pemeriksaan Darah Rutin (Trombosit dan
Hemoglobin) Pada Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari”
Penelitian ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan program Diploma III (DIII) pada Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.
Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda La Jafar dan Ibunda Wa Liame serta keluarga besar tercinta atas semua
bantuan moril maupun materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus
serta doanya demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu
sampai selesainya karya tulis ini.
Proses penulisan karya tulis ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang,
dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terima kasih
kepada bapak Akhmad, SST.,M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Tuty
Yuniarty, S.Si., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,
kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran
selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima kasih penulis juga tujukan
kepada:
1. Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.
2. DR. Drs. La Ode Mustafa Muchtar, M.Si selaku Kepala Kantor Badan Riset
Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam penelitian
ini.
3. Hj. Anita Rosanty,SST.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan.
sekaligus penguji I yang telah memberikan kritik dan saran dalam Karya
Tulis Ilmiah ini.
ix
ix
4. Ahmad Zil Fauzi,S.Si.,M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan kritik
dan saran dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Sarimusrifah S.ST selaku Kepala Laboratorium Analis Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Kendari dan Muh. Ihwan S.ST selaku PLH laboratorium dalam
penelitian ini.
6. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan serta seluruh
staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang diberikan
selama penulis menuntut ilmu.
7. Terimakasih kepada seluruh teman-teman Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes
Kendari angkatan tahun 2016 yang selalu memberikan semangat kepada
peneliti.
Peneliti sangat menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan
keterbatasan yang ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliruan, dan kekurangan. Oleh karena
itu, dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini.
Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat untuk
menambah khasanah ilmu khususnya bagi ilmu pengetahuan dan penelitian
selanjutnya. Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi
yang telah peneliti tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi peneliti Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Kendari, 30 Agustus 2019
Peneliti
x
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS……………………………….ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..…iv
RIWAYAT HIDUP………………………………………………………………v
MOTTO………………………………………………………………...…...…...vi
ABSTRAK……………………………………………………………………....vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………....xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..….xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan UmumTentang Darah Rutin ......................................................... 5
B. Tinjauan UmumTentang Trombosit ............................................................ 9
C. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin ..................................................... 14
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran ........................................................................................ 21
B. Kerangka Pikir .......................................................................................... 22
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 23
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................................... 23
xi
xi
BAB IV METODEOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 24
C. Bahan uji ................................................................................................... 24
D. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi .................................................................... 25
E. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 25
F. Instrument Penelitian ................................................................................ 25
G. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium ........................................................ 25
H. Jenis Data .................................................................................................. 27
I. Analisis Data ............................................................................................. 27
J. Penyajian Data .......................................................................................... 27
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………..28
B. Hasil Penelitian………………………………………………..…………28
C. Pembahasan…………………………………………………………...….30
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………...…….32
B. Saran…………………………………………………………...…………32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Mahasiswa
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari ............................... 28
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pada Mahasiswa Jurusan
Analis Kesehatan Poltekkes Kendari ............................................ 29
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Trombosit Pada
Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari ............ 29
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin
Pada Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari ..... 29
xiii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Hasil Penelitian
Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 3 : Master Tabel Penelitian
Lampiran 4 : Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 5 : Permohonan Izin Penelitian Dari Jurusan Analis Kesehatan
Lampiran 6 : Permohonan Izin Penelitian Dari Badan Penelitian Dan
Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 8 : Surat Bebas Laboratorium
Lampiran 9 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan yang sering diminta oleh
klinis karena dengan melakukan pemeriksaan darah rutin dapat terdiagnosis
beberapa penyakit kelainan darah dan dapat ditentukan arah pemeriksaan lebih
lanjut dari penderita tersebut. Pemeriksaan darah rutin antara lain adalah uji
kadar hemoglobin; jumlah eritrosit, leukosit, trombosit, nilai hematokrit, laju
endap darah disingkat LED dan menentukan indeks eritrosit (Verbrugge &
Huisman, 2015).
Darah merupakan alat transportasi atau alat pengangkutan yang paling
utama dalam tubuh kita. Darah terdiri dari elemen-elemen dan berbentuk
plasma yang jumlahnya setara. Elemen-elemen itu terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), se darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Trombosit
berperan penting dalam pembentukan bekuan darah (Tarwoto, 2008).
Trombosit merupakan salah satu komponen darah yang terdapat dalam
tubuh manusia, berperan penting dalam pembentukan bekuan darah.
Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan
terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk
cakra bikonkaf. Setelah keluar sumsum tulang, sekitar 20-30 trombosit
mengalavi sekuestrasi di limpa (Wulandari dan Zulaikah, 2012). Jumah
trombosit adalah 150.000-450.000 sel/mm3
darah. Masa hidupnya 8-10 hari,
setelah itu keping darah akan dibawa ke limfa untuk dihancurkan. Sisa-sisa sel
tersebut akan diangkat oleh makrofag (Dhara AR dkk, 2011).
Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis selama
respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler. Trombosit juga penting
untuk mempertahankan jaringan apabila terjadi luka. Trombosit ikut serta
dalam usaha menutup luka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah
dan terlindung dari benda asing. Trombosit melekat (Adhesi) pada permukaan
asing terutama serat kolagen. Trombosit akan melekat pada trombosit lain
(Agresi). Selama proses agresi terjadi perubahan bentuk yang menyebabkan
2
trombosit akan melepaskan isinya. Masa agresi trombosit akan melekat pada
endotel, sehingga terbentuk sumbat trombosit yang stabil melalui
pembentukan fibrin (Sadikin H, 2003).
Kekurangan trombosit atau jumlah trombosit menurun disebut
trombositopenia, karena adanya kerusakan, penurunan pembentukan trombosit
atau menghambat fungsi sumsum tulang. Sedangkan peningkatan jumlah
trombosit disebut trombositosis, trombositosis terjadi karena produksi
trombosit yang berlebihan atau tidak terkendali. Trombosit meningkat sebagai
bagian dari respon fase akut peradangan atau infeksi.
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Fungsi hemoglobin sendiri adalah
mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh.
Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawah keseluruh tubuh untuk
dipakai sebagai bahan bakar, mebawa karbondioksida dari jaringan tubuh
sebagai metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (Kee J L, 2007).
Hemoglobin tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua
unit alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin:
suatu pigmen merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen.
Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah
terang sedangkan hemoglobin yang kehilangan oksigen (dalam vena)
berwarna merah tua. Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen.
Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hemoglobin bukan jumlah
sel darah merah (Kemenkes RI 2011).
Kurangnya kadar hemoglobin dalam sel darah merah adalah penyebab
anemia yang utama. Hemoglobin rendah menunjukkan rendahnya tingkat
oksigen dalam darah yang sering menyebabkan sesak nafas. Untuk mengatasi
kekurangan oksigen dalam darah, tubuh meningkatkan daya kerja jantung. Hal
ini menimbulkan gejala seperti jantung berdebar dan nyeri dada. Jika oksigen
tidak dipasok ke berbagai bagian tubuh, fungsi tubuh akan terhambat, sel-sel
tidak mendapatkan oksigen yang cukup untuk melakukan aktivitasnya. Gejala
yang paling umum ditampilkan adalah mudah lelah (Price, 2012).
3
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit dan hemoglobin terdiri dari
beberapa metode. Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya
permintaan pemeriksaan hitung sel darah, saat ini di sebagian besar
laboratorium klinik lebih banyak menggunakan alat hematologi otomatis
(Hematology Analyzer BCC-3600). Kelebihan pada metode otomatis adalah
mampu mengerjakan beberapa parameter pemeriksaan dalam waktu
bersamaan, hasil pemeriksaan valid karena terstandarisasi dan proses
pengerjaan lebih cepat dibanding manual sehingga lebih efektif dan efisien
(Harjo, 2011). Namun menurut kiswari kelemahan alat otomatis adalah tidak
dapat menghitung dengan baik apabila ada trombosit besar, trombosit
bergerombol atau pecahan eritrosit dan pecahan leukosit. Hal ini dapat dilihat
dengan adanya tanda flagging pada alat. Dengan demikian cross check
menggunakan manual sangat berarti (Kiswari, 2014).
Berdasarkan masalah diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
gambaran hasil pemeriksaan darah rutin (trombosit dan hemoglobin) pada
mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah gambaran hasil
pemeriksaan darah rutin (trombosit dan hemolobin) pada mahasiswa jurusan
analis kesehatan poltekkes kendari ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan darah rutin (trombosit
dan hemolobin) pada mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes
kendar?
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan trombosit pada mahasiswa
jurusan analis kesehatan poltekkes kendari
b. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan hemoglobin pada mahasiswa
jurusan analis kesehatan poltekkes kendari.
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan petugas laboratorium dalam pemeriksaan
darah rutin.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu gambaran,
informasi atau bahan masukan dan menambah literature Perpustakaan
Jurusan Analis kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
b. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman terkait
penelitian yang dilakukan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dan akan melakukan
penelitian yang sama di masa yang mendatang.
5
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Darah Rutin
1. Definisi Darah
Darah adalah cairan yang selalu beredar yang menyediakan
nutrisi,oksigen,dan pembuangan limbah untuk tubuh. Darah sebagian
besar cair, dengan banyak sel dan protein tersuspensi di dalamnya,
membuat darah “lebih kental” dari pada air murni. Rata-rata orang
memiliki sekitar 5 liter (lebih dari satu galon) darah. Faktanya sekitar 7-
10% berat badan orang dewasa terdiri dari darah. Perempuan memiliki
sekitar 4-5 liter, sedangkan laki-laki memiliki sekitar 5-6 liter. Perbedaan
ini terutama di sebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh antara laki-laki
dan perempuan. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan
1/12 berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55% adalah cairan,
sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel darah. Suhu rata-rata darah adalah
38 derajat celcius dan memiliki pH 7,35-7,45. Beredar melalui sistem
vaskular dan berfungsi sebagai penghubung antara organ tubuh, darah
membawa oksigen yang diserap dari paru-paru dan nutrisi yang diserap
dari saluran gastrointestinal (GI) ke sel-sel tubuh untuk metabolisme sel
( Jitowiyono 2018 ).
Darah juga membawa hormon, antibodi, dan zat lainnya ke tempat
yang dibutuhkan. Selain itu, darah membawa produk limbah yang
dihasilkan oleh metabolisme sel ke paru-paru, kulit, hati, dan ginjal,
dimana mereka ditransformasikan dan dihilangkan dari tubuh (Smelttzer
2010 dalam Jitowiyono 2018).
2. Fungsi Darah
Darah memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagi berikut :
a. Transportasi
Darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel tubuh untuk
metabolisme. Karbon dioksida yang dihasilkan selama metabolisme
dibawa kembali ke paru-paru oleh darah, di mana ia kemudian di
6
hembuskan keluar. Darah juga menyediakan sel-sel nutrisi,
mengangkut hormone dan membuang produk li/mbah dari hati, ginjal
atau usus.
b. Regulasi
Darah membantu menjaga keseimbangan tubuh. Misalnya,
memastikan suhu tubuh tetap terjaga. Hal ini dilakukan baik melalui
plasma darah, yang bisa menyerap atau mengeluarkan panas, serta
melalui kecepatan aliran darah. Saat pembuluh darah melebar, darah
mengalir lebih lambat dan ini menyebakan panas hilang. Bila suhu
lingkungan rendah maka pembuluh darah bisa berkontraksi, sehingga
sesedikit mungkin panas bisa hilang.
c. Perlindungan
Jika pembuluh darah rusak, bagian tertentu dari gumpalan darah
bersatu dengan sangat cepat memastikan bagian luka berhenti
berdarah. Inilah cara tubuh terlindungi dari kehilangan darah. Sel-sel
darah putih dan zat pembawa lainnya juga berperan penting dalam
sistem kekebalan tubuh. ( Jitowiyono 2018 ).
3. Bagian-bagian darah
Darah tersusun atas dua komponen utama yaitu plasma darah dan sel-
sel darah :
a. Plasma
Plasma adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah,
warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dan plasma darah
terdiri atas air. Zat-zat yang terdapat dalam plasma darah adalah
sebagai berikut :
1) Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah
2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-
lain) yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan
osmotik
7
3) Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas
darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara
keseimbangan cairan dalam tubuh
4) Zat makanan (asama amino, glukosa, lemak mineral dan vitamin
5) Hormon, yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
6) Antibodi. ( Lita Ester 2018 ).
Plasma bekerja sebagai medium (perantara) untuk penyaluran
makanan, mineral, lemak, glukosa, dan asam amino ke jaringan, juga
merupakan medium untuk mengangkut bahan buangan seperti urea,
asam urat, dan sebagian dari karbon dioksida ( Evelyn 2010 ).
b. Sel-sel darah / butir-butir darah
1). Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah adalah sel yang tidak memiliki nukleus dan
hidup sekitar 120 hari dan merupakan sel paling banyak dalam
darah. Berfungsi untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida
melalui aliran darah. ( Erna dan Supriyadi 2015 ). Eritrosit
berbentuk bikonkaf dan berdiameter 7-8 mikron. Bentuk bikonkaf
tersebut menyebabkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga dapat
melewati pembuluh darah yang sangat kecil dengan baik. Bentuk
eritrosit pada mikroskop biasanaya tampak bulat berwarna merah
dan dibagian tengahnya tampak lebih pucat, atau disebut (central
pallor) diameter 1/3 dari keseluruhan diameter eritrosit (Menkes
RI 2011). Sel darah merah merupakan sel yang paling banyak
dibandingkan dengan 2 sel lainnya. Sel darah merah mengandung
hemoglobin yang memungkinkan sel darah merah membawa
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan
tubuh.
Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa
O2 dari paru-paru untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh sel di
berbagai jaringan. Hemoglobin yang “terbungkus” di dalam sel
darah merah merupakan tingkat perkembangan lebih lanjut dari
8
makhluk hidup. Dengan banyaknya oksigen yang dpaat diikat dan
di bawa oleh darah, berkat adanya Hemoglobin yang terkurung di
dalam sel darah merah, pasokan oksigen ke berbagai tempat di
seluruh tubuh bahkan yang paling terkecil dan terisolasi sekalipun
akan terjamin. Akibatnya, berbagai sel dalam tubuh dapat bekerja
melakukan fungsinya dengan energi yang cukup. Hasilnya,
individu tersebut dapat berfungsi dan berkembang dengan
sempurna
( Kusumawardani E. 2010 ).
2). Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih merupakan komponen darah yang berperan
dalam memerangi infeksi yang di sebabkan oleh virus,
bakteri,parasit, ataupun proses metabolik toksin, dan lain-lain.
Terdapat 5 jenis utama sel darah putih (neutrofil, eosinofil,
basofil, limfosit dan monosit) dari sel darah putih yang
bekerjasama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam
melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibody
(Kusumawardani E. 2010 ).
Sel darah putih berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu
membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri yang masuk ke
dalam tubuh jaringan dan sebagai pengangkut yaitu
mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa
terus ke pembuluh darah ( Lita Ester 2011).
3). Trombosit (Platelet).
Trombosit merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan
ukuran kecil dari pada sel darah merah atau sel darah putih.
Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk
menghentikan pendarahan ( Kusumawardani E. 2010 ).
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan
darah. Trombosit dalam keadaan normal bersikulasi ke seluruh
tubuh melalui aliran darah, namun dalam beberapa detik setelah
9
kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik ke daerah tersebut
sebagai respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan
subendotel pembuluh. Trombosit atau platelet sangat penting
untuk menjaga hemostatis tubuh. Adanya abnormalitas pada
vaskuler, trombosit, koagulasi, atau fibrinolisis akan mengganggu
hemostatis sistem vaskuler yang mengakibatkan perdarahan
abnormal/gangguan perdarahan ( Lita Ester 2018 ).
4) . Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat
transportasi oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Hb tersusun
dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan
dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin:
suatu pigmen merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan
oksigen. Hemoglobin yang mengangkut oksigen darah (dalam
arteri) berwarna merah terang sedangkan hemoglobin yang
kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna merah tua. Satu gram
hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen. Kapasitas angkut ini
berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah merah(
Kemenkes RI 2011 ).
5). Laju Endap Darah (LED)
Laju endap darah merupakan ukuran kecepatan endap
eritrosit yang menggambarkan komposisi plasma serta
perbandingan eritrosit dan plasma. LED dipengaruhi oleh berat
sel darah dan luas permukaan sel serta gravitasi bumi. LED
merupakan uji yang sensitif tapi tidak spesifik (Anzani, 2018).
B. Tinjauan Umum Tentang Trombosit
1. Definisi Trombosit
Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakoriat yang tidak berinti
dan terbentuk disumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,
berukuran cakram bikonveks dengan volume 5-8 fl. Trombosit setelah
10
keluar dari sumsum tulang, sekitar 20-30 trombosit mengalami sekuestrasi
di limpa (Kokasih, 2008).
Trombosit disebut juga platelet atau keping darah. Trombosit tidak
dapat dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang
berada di sumsum tulang, yang dinamakan megakoriat. Megakariot di
dalam pematangan dipecah menjadi 3.000-40.000 serpihan sel, yang
dinamai sebagai trombosit atau kepingan sel (platelet) tersebut. Trombosit
mempunyai bentuk bulat dengan garis tengah 0,75-2,25 mm, tidak
mempunyai inti. Kepingan sel ini masih dapat melakukan sintesis protein,
walaupun sangat terbatas, karena di dalam sitoplasma masih terdapat
sejumlah RNA. Trombosit masih mempunyai mitokondria,butir glikogen
yang mungkin berfungsi sebagai cadangan energi dan 2 jenis granula yaitu
granula yang lebih padat (Sadikin, 2013).
Pemeriksaan hitung jumlah trombosit merupakan salah satu
komponen darah yang terdapat dalam pada tubuh manusia, berperan
penting dala pembentukan bekuan darah. Trombosit berasal dari
fragmentasi sitoplasma egakoriat. Trombosit adalah sel darah yang tidak
mepunyai inti dengan ukuran diameter 1-4 µ dan volumenya 7-8 fl. Jumlah
darah dengan keadaan normal pada tubuh manusia adalah 150.000 –
450.000 µl darah (Harjo, 2011).
2. Fungsi Trombosit
Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Apabila
terjadi cidera vaskuler, trombosit mengupul pada tempat cedera tersebut.
Fungsi utama trombosit adalah pembentuk sumbatan mekanis selama
respon haemostatis normal terhadap luka vasculer. Darah yang sudah
tersipan lebih dari 24 ja tidak lagi mengandung trombosit yang masih
berfungsi atau faktor koagulan V dan VIII dalam jumlah. Tanpa trombosit,
dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil.
Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agresi, dan fusi serta aktivitas
prokoagulannya sangat penting untuk fungsinnya (Brunner dan Suddarth,
2002). Setelah terjadi adhesi trombosit, selanjutnya akan dilepas ADP.
11
Proses ini bersifat reversibel, yang terlihat sebagai gelombang pertaa pada
tes agregasi trombosit. Bila kosentrasi ADP makin meningkat, terjadilah
agresi trombosit, selain ADP, juga dillepas serotonin, yang menyebabkan
vasokonstriksi, sehingga memberi kesempatan untuk menyiapkan
pembekuan sumbat hemostatik primer, yang terdiri atas trombosit dan
fibrin.
Benang-benang fibrin tersebut akan membentuk formasi seperti
jaring-jaring yang akan menutupi daerah luka sehingga menghentikan
pendarahan aktif yang terjadi pada luka. Selain itu, trombosit juga
mempunyai peran dalam melawan infeksi virus dan bakteri, dengan
memakai virus dan bakteri yang masuk kedalam tubuh kemudian dengan
bantuan sel-sel kekebalan tubuh lainnya menghancurkan virus dan bakteri
di dalam trombosit tersebut (Sacher, 2004).
3. Metode Pemeriksaan Trombosit
a. Cara pemeriksaan manual
Cara langsung atau metode rees ecker:
1) Larutan rees ecker dihisap kedalam pipet eritrosit sampai garis
tanda „1” kemudian dibuang .
2) Darah dihisap sapai garis tanda “0,5” kelebihan darah yang melekat
pada ujung pipet dihapus dengan tisssue.
3) Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan rees ecker sambil
menahandarah pada garis tanda dan larutan dihisap sapai tanda
“101”, pipet diangkat dari larutan , pipet dikocok selama 3 menit.
4) Tiga sampai epat tetes cairan yang ada didalam batang kapiler
dibuang.
5) Sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada perukaan
kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup keudian
campuran tersebut diteteskan.
6) Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam
cawan petridis yang tertutup selama 10 menit supaya trombosit
mengendap.
12
7) Trombosit yang terdapat dalam seluruh bidang besar ditengah-
tengah (1 milipersegi) dihitung memakai lensa objektif besar.
8) Jumlah tersebut dikali 2000 untuk menghasilkan jumlah trombosit
per µl darah. Meskipun cara ini CV-nya relatif besar, tetapi cara ini
masih dapat menghitung trombosit berukuran besar yang tidak
terhitung dengan cara otomatis.
Cara tidak langsung atau apusan darah:
1) Dipilih kaca objek yang bertepi rata untuk digunakan sebagai “kaca
penghapus”sudut kaca objek yang dipatahkan, menurut garis
diagonal untuk dapat menghasilkan sediaan apus darah yang tidak
mencapai tepi kaca objek.
2) Satu tetes kecil darah diletakan pada ± 2-3 mm dari ujung kaca
objek. Kaca penghapus diletakan dengan sudut 30-45 derajat
terhadap kaca objek didepan tetes darah.
3) Kaca penghapus ditarik kebelakang sehingga tetes darah, ditunggu
sampai darah menyebar pada sudut tersebut.
4) Dengan gerak yang mantap, kaca penghapus didorong sehingga
terbentuk apusan darah sepanjang 3-4 cm pada kaca objek. Darah
harus habis sebelum kaca penghapusmencapai ujung lain dari kaca
objek. Apusan darah tidak boleh terlalu tipis atau teralu tebal,
ketebalan ini dapat diatur dengan mengubah sudut antara kedua
kaca objek dan kecepatan menggeser. Makin besar sudut atau makin
cepat menggeser, maka makin tipis apusan darah yang dihasikan.
5) Apusan darah dibiarkan mengering udara. Identitas pasien ditulis
pada bagian tebal apusan dengan label.
6) Akukan pewarnaan meletakkan sediaan di atas bak pewarnaaan.
7) Elakukan fiksasi dengan eneteskan methanol sampai mengenanggi
permukaan apusan (2 menit).
8) Membuang sisa metanol
9) Meneteskan cat giemsa selama 20 menit sampai memenuhi
permukaan sediaaan
13
10) Mencuci dengan aguadest
11) Mengeringkan sediaan dengan mengangin-nginkannya.
12) Mengamati sediaan dibawah mikroskop.
b. Kelebihan dan kekurangan cara langsung dan tidak langsung.
Kelebihan dan kekurangan larutan rees ecker :
Kelebihan dari larutan rees ecker adalah trombosit lebih jelas
terlihat dan trombosit berwarna biru. Sedangkan kekurangannya adalah
harga larutan rees ecker lebig mahal, tidak dapat melisiskan eritrosit,
dan dengan pengenceran kecil eritrosit enupuk sehingga menutupi
trovbosit.
Kelebihan dan kekurangan apusan darah tepi :
Kelebihan sediaan apusan darah tepi (SADT) yaitu dapat elihat
langsung keadaan sel trombosit yang rusak dan yang beragresi,
biayanya murah. Kekurangannya yaitu tergantung dari keterampilan
seseorang dari pembuatan apusan darah tepi, hasil pemeriksaan yang
sangat subjektif, cara membaca dalam lapang pandang, distribusi sel
yang tidak merata (Sacher dan Mcpherson, 2004).
c. Cara Automatic.
Penghitungan sel secara automatik dilakukan dengan cara
elektronik, dengan prinsip hamburan cahaya. Alat-alat hitung sel
automatik diantaranya Sysmex, Hemolyser, Sel Counter, Cobasmira,
Micros 40 dan Hematology Analyzer Dirui BCC-3600.
Prinsip pemeriksaan ini adalah menggunakan pengukuran dan
penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau sampel yang dilewatinya. Alat
ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometri. Flow cytometri adalah
metode pengukuran (metri) jumlah dan sifat-sifat sel (cyto) yang
dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah sempit ribuan sel
dialirkan melalui celah tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat
lewat satu per satu, kemudian dilakukan penghitungan jumlah sel dan
14
ukurannya. Alat ini juga dapat memberikan informasi intraseluler,
termasuk inti sel.
Cara Kerja Menggunakan Hematologi Analyzer Dirui BCC-3600 :
1) Gunakan darah EDTA.
2) Pada saat layar menampilkan menu utama, pastikan mode tes
“whole blood” pada bagian bawah menu.
3) Homogenkan sampel darah, kemudian masukkan probe kedalam
tabung berisi sampel darah.
4) Tekan “Count Button” (warna biru tua) untuk memulai
penghisapan sampel. Selama proses penghisapan, pastikan ujung
probe terendam dalam sampel darah sehingga tidak ada udara yang
terisap, namun ujung probe jangan menyentuh dasar tabung.
5) Selama mengisap sampel, indikator akan berwarna kuning.
6) Jika sudah menghisap sampel, indikator akan berubah warna dari
hijau menjadi kuning, probe akan otomatis masuk ke alat dan
memulai proses perhitungan sampel.
7) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan di layar dan otomatis tercetak
apabila printer disetel “Auto”.
Untuk menghitung jumlah trombosit secara manual akan memakan
waktu yang cukup lama dan kurang cepat, maka dilakukan pemeriksaan
hitung jumlah trombosit secara automatik. Walaupun harga mesin
automatik cukup mahal, namun alat ini mampu memeriksa dengan cepat,
tepat dan mudah. Dari kedua metode tersebut, metode automatik
menggunakan hematology analyzer mampu menghitung jumlah leukosit
lebih presisi dan akurat dimana dengan menggunakan hematology
analyzer tidak terjadi kesalahan sehingga pasien tidak dirugikan dengan
kesalahan interprestasi hasil seperti positif palsu atau negatif palsu
(Darmayani, 2016).
C. Tinjauan Umum Tentang Hemoglobin
1. Defenisi Hemoglobin
15
Hemoglobin adalah komponen molekul protein sel darah merah yang
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Pada hemoglobin terdapat zat besi
yang membuat darah berwarna merah. Zat besi merupakan bahan pembuat
sel darah merah. Hemoglobin diukur secara kimiawi serta jumlah Hb per
100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen
dalam darah. Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmenrespiratorik yang
terdapat dalam sel-sel darah merah, digunakan sebagai parameter
terjadinya anemia. Metode sianmethemoglobin pada pemeriksaan
hemoglobin merupakan metode yang direkomendasikan oleh International
Committe for Standarization in Hematology (ICSH) ( Kusumawati et al
2018 ).
2. Fungsi Hemoglobin
Hemoglobi adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari globin (empat
rantai protein yang terdiri dari dua unit alfa dan dua unit beta) dan heme
(mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen merah). Pigmen besi
hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin yang mengangkut
oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah terang sedangkan
hemoglobin yang kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna merah tua.
Satu gram hemoglobin mengangkut 1,34 mL oksigen. Kapasitas angkut ini
berhubungan dengan kadar Hb bukan jumlah sel darah merah ( Kemenkes
RI 2011 ).
Buku berjudul “Dinamika Obat” dari Ernst Mutschler menyatakan
bahwa sekitar 30% isi sel eritrosit terdiri atas zat warna darah merah yaitu
hemoglobin. Ini terutama berfungsi untuk transport oksigen dari paru-paru
ke jaringan serta transport karbondioksida dari jaringan ke paru-paru.
Hemoglobin yang berbentuk hampir bulat merupakan kromoprotein, yang
terdiri atas empat rantai polipeptida dengan masing-masing satu komponen
zat warna yang disebut heme. Bobot molekulnya sekitar 64.500.
Dalam hemoglobin dewasa (Hba) terdapat 2 rantai polipeptida-α
dengan masing-masing 146 asam amino dalam susunan yang simetris.
16
Gugus heme terbuat dari 4 cincin porfirin dengan atom Fe di tengahnya.
Atom Fe (dalam bentuk tereduksi yaitu Fe2+
) dapat berkombinasi dengan
satu molekul oksigen secara reversibel untuk membentuk oksihemoglobin.
Ketika Fe melepaskan oksigen, Fe masih dalam kondisi tereduksi dan Hb
dinamakan deoksihemoglobin. Oksihemoglobin tidaklah sama dengan
hemoglobin teroksidasi. Hemoglobin teroksidasi di sebut methemoglobin
dan dalam kondisi ini, atom Fe berada dalam bentuk teroksidasi (Fe3+
).
Methemoglobin tidak dapat berpartisipasi dalam membawa oksigen karena
Fe tidak dapat membentuk ikatan dengan oksigen. Secara normal hanya
sebagian kecil hemoglobin teroksidasi, meskipun obat-obatan dan zat
kimia tertentu (misalnya H2S) dapat meningkatkan presentasenya. Tipe
hemoglobin yang lain adalah karboksihemoglobin, yaitu hemoglobin
berikatan dengan karbom monoksida sebagai ganti oksigen dan karena
ikatan ini 250 kali lebih kuat disbanding ikatan Hb- O2, maka CO
menggeser oksigen dan menurunkan kapasitas Hb untuk membawa
oksigen.
Menurut Sutedjo 2010 nilai normal hemoglobin dalam darah yaitu:
Wanita dewasa : 12-16 gr/dl
Laki-laki dewasa : 14-18 gr/dl
Anak : 12-16 gr/dl
Bayi baru lahir : 12-24 gr/dl
3. Metode Pemeriksaan Hemoglobin
Adapun beberapa metode pemeriksaan Hemoglobin antara lain :
a. Metode sianmethemoglobin
Prinsip metode ini adalah darah yang diencerkan dengan larutan
pengencer Drabkin, akan terjadi hemolisis eritrosit dan konversi Hb
menjadi hemiglobinsianida (sianmetHb). Larutan yang terbentuk
selanjutnya diperiksa dengan spektrofotometer (atau colorimeter),
yang absorbansinya sebanding dengan kadar Hb dalam darah. Metode
sianmethemoglobin merupakan metode yang direkomendasikan oleh
17
International Committe for Standarization in Hematology (ICSH) dan
dianggap paling teliti hingga saat ini.
Kelebihan : Metode fotometrik hemiglobinsianida merupakan metode
estimasi kadar Hb yang paling akurat. Kalau fasilitas tersedia, metode
ini yang sebaiknya digunakan.
Kelemahan :
1) Mahal dan sukarnya pemeliharaan photometer
2) Sukarnya mendapatkan standar hemoglobin yang harus di
datangkan dari luar negeri secara periodik.
3) Pemakaian pereaksi yang membahayakan kesehatan karena
mengandung sianida
4) Banyaknya perlengkapan yang harus dibawa bila bekerja di
lapanagan ( Chairlan 2011).
b. Metode Sahli
Prinsip metode ini adalah darah yang ditambahkan asam lemah
(HCL 0,1N), maka hemoglobin akan dirubah menjadi hematin asam
yang berwarna coklat tua. Warna yang terbentuk diencerkan
menggunakan aquadest sampai warna yang terjadi sama dengan
warna standar.
Kelebihan : Metode ini masih digunakan di daerah-daerah yang
kurang memadai peralatannya atau untuk pemeriksaan di lapangan
dengan tenaga yang terlatih agar hasilnya bisa diandalkan.
Kelemahan :
1) Hematin asam merupakan bukan larutan sejati
2) Alat haemometer sulit untuk distandarisasi
3) Batas gelas warna standar dapat berubah warna apabila sudah
lama dan tidak semua macam hemoglobin dapat diubah menjadi
hematin asam.
4) Faktor lain misalnya, pencahayaan yang kurang, kebersihan alat,
ukuran pipet yang kurang tepat, serta jumlah HCl yang
digunakan tidak sesuai standar ( Nugraha 2018 ).
18
c. Metode Cuprisulfat
Prinsip metode ini adalah mengukur kadar hemoglobin
berdasarkan perbedaan berat jenis darah dengan berat jenis larutan
cuprisulfat. Baisanya metode ini digunakan pada donor darah yang
bertujuan untuk menilai kadar hemoglobin dalam darah. Kadar
Hemoglobin dari seorang donor harus cukup 80%. Kadar minimum
ini ditentukan dengan setets darah yang tenggelam dalam larutan
cuprisulfat.
Kelebihan : Pemeriksaan ini di lakukan secara manual sehingga
murah, cepat dan sederhana digunakannya.
Kelemahan :
1) Kurang akurat dan rentang pembacaan nilai hemoglobin yang
terbatas.
2) Dapat terjadi ketidakseimbangan komposisi saat pembuatan
larutan cuprisulfat sehingga terlalu encer atau terlalu pekat.
3) Pengambilan darah tepi dapat bercampur dengan jaringan dan
menjadi encer.
d. Metode Automatic
Analyzer adalah salah satu alat laboratorium yang berfungsi
untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah.
Prinsip pemeriksaan ini ialah larutan elektrolit (diluent) yang telah di
campur dengan sel-sel darah dihisap melalui Aperture, pada bilik
pengukuran terdapat dua elektroda yang terdiri dari internal elektroda
dan eksternal elektroda. Kedua eletroda tersebut dilewati arus listrik
yang konstan. Ketika sel-sel darah melalui aperture, hambatan antara
kedua eletroda tersebut akan naik sesaat dan terjadi perubahan
tegangan yang sangat kecil sesuai dengan nilai tahananya dan di
terima Detection Circuit. Kemudian sinyal tegangan tersebut
dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier, lalu dikirm ke
rangkaian elektronik. Pada rangkaian elektronik terdapat rangkaian
Treshold Circuit yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise.
19
Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel di simpan pada memori dalam
bentuk histogram.
Kelebihan : Lebih cepat, ketepatan hasil, parameter pemeriksaan
yang banyak.
Kelemahan : Pemeriksaan yang dilakukan oleh hematology analyzer
ini tidak selamanya mulus namun pada kenyataannya alat ini juga
memiliki beberapa kelemahan seperti dalam hal menghitung sel-sel
yang abnormal dan alat analyzer ini terbilang cukup mahal
( Irdayanti, 2017 ).
e. Metode Strip Test
Prinsip pemeriksaan strip tes hemoglobin yaitu diletakkan pada
alat, ketika darah diteteskan pada zona reaksi tes strip, katalisator
hemoglobin akan mereduksi hemoglobin dalam darah. Intensitas dari
electron yang terbentuk dalam strip setara dengan konsentrasi
hemoglobin dalam darah.
Kelebihan :
a. Cara strip test hemoglobin merupakan cara yang paling cepat
b. Praktis
c. Sangat mudah digunakan
d. Serta telah lulus uji, sehingga dapat digunakan sendiri.
Kelemahan : Penggunaan alat ini masih terbatas karena tidak semua
orang mampu membeli dan menggunakan alat ini, sehingga alat ini
kurang umum digunakan di masyarakat (Kusumawati Esti et al,
2018).
Dari berbagai metode pemeriksaan trombosit dan hemoglobin
tersebut peneliti memilih jenis pemeriksaan jumlah trombosit dan
nilai hemoglobin pada mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes
kendari menggunakan metode Automatic dengan alat merek “Dirui
Hematology Analyzer BFF-600” karena alat ini merupakan salah
satu metode pengukuran haemoglobin yang praktis digunakan saat
ini, alat kesehatan ini tidak hanya digunakan untuk memeriksa
20
trombosit dan hemoglobin dalam darah, tetapi juga untuk mengukur
sel darah merah(eritrosit), sell darah putih (leukosit), dan
hematokrit. Alat “Dirui Hematology Analyzer BCC-3600” memiliki
keuntungan sangat mudah digunakan, prosesnya cepat, dan telah
lulus uji, sehingga dapat digunakan sendiri.
21
21
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan yang sering diminta
oleh klinis karena dengan melakukan pemeriksaan darah rutin dapat
terdiagnosis beberapa penyakit kelainan darah dan dapat ditentukan arah
pemeriksaan lebih lanjut dari penderita tersebut. Dan untuk melihat
kemampuan tubuh pasien dalam melawan penyakit dan dapat digunakan
sebagai indikator untuk mengetahui kemajuan pasien dalam keadaan penyakit
tertentu seperti infeksi.
Untuk menghitung jumlah trombosit dan hemoglobin dilakukan metode
automatik menggunakan alat Hematology Analyzer Dirui BCC-3600 dengan
cara darah EDTA dihisap melalui probe (pipa) yang akan bereaksi dengan
Dileunt Celpack dan Stromatoliser-wh dan secara otomatis dideteksi jumlah
trombosit dan hemoglobin. Kemudian hasil pemeriksaan dikeluarkan secara
otomatis pula. Metode ini lebih umum digunakan karena hasil yang
didapatkan lebih presisi dan akurat. Selain itu cara ini lebih cepat, tepat dan
mudah dari cara manual.
Apabila jumlah trombosit yang didapatkan lebih dari 450.000 sel/mm3
maka dikatakan terjadi peningkatan trombosit (trombositosis) dan jika
trombosit didapatkan kurang dari 150.000 sel/mm3 maka dikatakan terjadi
penurunan trombosit (trombositopenia). Sedangkan apabila kadar hemoglobin
yang didapatkan lebih dari 18 g/dl maka dikatakan terjadi peningkatan
hemoglobin dan jika hemoglobin didapatkan kurang dari 11 g/dll maka
dikatakan terjadi penurunan hemoglobin.
22
22
B. Kerangka Pikir
Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Potekkes
Kendari
Hematologiy Analyzer
Pemeriksaan Darah Rutin:
- Trombosit
- Hemoglobin
Hemoglobin:
Lk-lk : 14-18 g/dl
Pr : 11-14 g/dl
Trombosit:
150.000-450.000 Sel/mm3
Darah Vena 3ml
23
23
C. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Pemeriksaan darah rutin
2. Variabel terikat : Mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Definisi Operasional
a. Darah vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.
Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak
dekat permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan.
b. Trombosit adalah sel darah yang penting dalam pembekuan darah
normal. Jumlah trombosit dapat digunakan sebagai deteksi dini atau
mendiagnosis berbagai penyakit atau kondisi yang dapat
menyebabkan masalah pada penggumpalan darah.
c. Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi yang memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dengan membentuk
oxihaemoglobin di dalam sel darah merah. Haemoglobin merupakan
pigmen yang memberikan warna merah pada darah.
2. Kriteria Objektif
a. Trombosit
Normal : 150.000 - 450.000 sel/mm3
Tidak normal : <
150.000 sel/mm
3 dan > 450.000 sel/mm
3
b. Hemoglobin
1) laki-laki
Normal : 14-18 g/dl
Tidak normal : <14 g/dl dan >18 g/dl
2) Perempuan
Normal : 11-14 g/dl
Tidak normal : < 11 g/dl dan > 14 g/dl
24
24
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
melihat hasil pemeriksaan darah rutin (Trombosit dan Hemoglobin) pada
mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari. Provinsi Sulawesi
Tenggara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian.
1. Tempat Penelitian.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Analis
Kesehatan Poltekkes Kendari.
2. Waktu Penelitian.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2019.
C. Bahan Uji
Objek penelitian ini adalah sampel darah vena dari mahasiswa
jurusan analis kesehatan sebanyak 5 sampel. Dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling yang dilakukan dengan
mengambil hasil pemeriksaan laboratorium pada mahasiswa jurusan
analis kesehatan.
D. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi. Adapun kriterian inklusi sampel yang akan diteliti
adalah:
a. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden
b. Dapat berkomunikasi dengan baik
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subjek
memenuhi kriteria inklusi namun tidak dapat diikut sertakan dalam
penelitian. Adapun kriteria inklusi sampel yang akan diteliti adalah
Responden tidak dapat berkomunikasi dengan baik.
25
25
E. Prosedur Pengumpulan Data
1. Data primer diperoleh dari gambaran hasil pemeriksaan darah rutin
(trombosit dan hemoglobin) di laboratorium jurusan analis kesehatan
poltekkes kendari.
2. Data sekunder diperoleh dari jumlah mahasiswa jurusan analis
kesehatan poltekkes kendari.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri atas alat dan bahan yang digunakan sebagai
berikut:
1. Alat
a. Hematology analyzer BCC-3600
b. Rak tabung
c. Tabung EDTA
d. Tourniquet
2. Bahan
a. Darah
b. Spoit 3ml
c. Kapas alkohol 70%
G. Prosedur Pemeriksaan Laboratorium
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien
1) Mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari.
2) Mencatat pasien.
b. Pengambilan darah vena dan persiapan sampel pasien
1) Didesinfeksi lengan pasien dengan kapas alkohol 70% dan biarkan
sampai kering.
2) Dipasang tali pembendung (torniquet) pada lengan atas dan
mintalah pasien mengepal tanganya agar vena terlihat jelas, dengan
catatan pembendungan tidak lebih dari 1 menit.
3) Ditusukkan jarum pada vena median kubiti yang jelas lalu isap
darah pasien 3 ml.
26
4) Dilepaskan tali pembendung (torniquet) dari lengan pasien.
5) Diletakkan kapas diatas jarum dan tarik jarum keluar dari vena
median kubiti pasien secara perlahan-lahan.
6) Disarankan kepada pasien agar tempat tusukan ditekan dengan
kapas dan lengan tidak ditekuk, sampai bekas tusukan tadi tidak
mengeluarkan darah.
7) Dilepaskan jarum dari spoitnya dan alirkan darah ke dalam tabung
yang tersedia melalui dindingnya.
8) Spoit bekas pakai dibuang pada tempat pembuangan khusus (bahan
infeksius).
2. Tahap Analitik
Pemeriksaan darah rutin menggunakan alat hematology analyzer:
a) Digunakan darah EDTA.
b) Pada saat layar menampilkan menu utama, dipastikan mode tes “whole
blood” pada bagian bawah menu.
c) Dihomogenkan sampel darah, kemudian masukkan probe kedalam
tabung berisi sampel darah.
d) Ditekan “Count Button” (warna biru tua) untuk memulai penghisapan
sampel. Selama proses penghisapan, pastikan ujung probe terendam
dalam sampel darah sehingga tidak ada udara yang terisap, namun
ujung probe jangan menyentuh dasar tabung.
e) Selama mengisap sampel, indikator akan berwarna kuning.
f) Jika sudah menghisap sampel, indikator akan berubah warna dari hijau
menjadi kuning, probe akan otomatis masuk ke alat dan memulai
proses perhitungan sampel.
g) Hasil pemeriksaan akan ditampilkan di layar dan otomatis tercetak
apabila printer disetel “Auto”.
h) Dibaca hasil pemeriksaan lalu dicatat.
27
3. Pasca analitik
a. Trombosit
Normal : 150.000 - 450.000 sel/mm3
Tidak normal : <
150.000 sel/mm
3 dan > 450.000 sel/mm
3
b. Hemoglobin
1) laki-laki
Normal : 14-18 g/dl
Tidak normal : <14 g/dl dan >18 g/dl
2) Perempuan
Normal : 11-14 g/dl
Tidak normal : < 11 g/dl dan > 14 g/dl
H. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif
dengan penelitian yang menggunakan teori, dimulai dari pengumpulan data,
penafsiran dari data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
I. Analisis Data
Analisis data yang telah dilakukan secara manual dengan menggunakan
SPSS, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi disertai
penjelasan, sedangkan dalam pengolahan data maka menggunakan rumus:
Keterangan:
X = Frekuensi yang sedang dicari presentasinya
n = Number Of Case ( jumlah frekuensi atau banyaknya individu).
k = Konstanta (100%) (Sugiyono, 2010).
J. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi berdasarkan variabel yang di teliti kemudian dinarasikan.
28
28
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian pemeriksaan trombosit dan hemoglobin dilakukan di
laboratorium hematologi analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari yang
berlokasi Di Jl. Jendral A.H. Nasution No.G.14 Anduonohu, Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang gambaran hasil
pemeriksaan darah rutin (trombosit dan hemoglobin) pada mahasiswa jurusan
analis kesehatan poltekkes kendari. Yang dilakukan pada tanggal 30 Agustus
2019 di Laboratorium Analis Kesehatan Poltekkes Kendari.
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari.
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase%
1 Laki-Laki 1 20
2 Perempuan 4 80
Total 5 100
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan
analis kesehatan poltekkes kendari yang dilakukan pemeriksaan darah
rutin jenis kelamin laki-laki sebanyak 1 dengan persentase 20% dan jenis
kelamin perempuan sebanyak 4 dengan persentase 80%. Sehingga dapat
diketahui jumlah mahasiswa jurusan analis kesehatan lebih banyak yang
berjenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki.
29
29
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pada Mahasiswa Jurusan
Analis Kesehatan Poltekkes Kendari.
No Umur Jumlah Persentase %
1 19 1 20
2 20 1 20
3 21 2 40
4 22 1 20
Total 5 100
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan
analis kesehatan poltekkes kendari memiliki rentang umur 19-22 tahun dan
jumlah pasien yang terbanyak berada pada umur 21 tahun (40%). Sedangkan
pada usia 19,20,22 masing-masing berjumlah 1 pasien (20%).
2. Variabel Penelitian
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Trombosit Pada
Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari.
No Trombosit Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Normal 5 100
2 Tidak Normal 0 0
Total 5 100
Sumber: Data Primer Diolah 2019
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan trombosit
pada mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari ditemukan 5
pasien yang memiliki nilai trombosit normal (100%) dan tidak terdapat
pasien yang memiliki nilai trombosit tidak normal (0%).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Pada
Mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kendari.
No Hemoglobin Frekuensi (n) Persentase (%)
1 Normal 5 100
2 Tidak Normal 0 0
Total 5 100
Sumber: Data Primer Diolah 2019
30
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan
Hemoglobin pada mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari
yang memiliki kadar normal Hemoglobin sebanyak 5 pasien (100%) dan
tidak terdapat pasien yang memiliki nilai hemoglobin tidak normal (0%).
C. Pembahasan
Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan yang sering diminta oleh
klinis karena dengan melakukan pemeriksaan darah rutin dapat terdiagnosis
beberapa penyakit kelainan darah dan dapat ditentukan arah pemeriksaan lebih
lanjut dari penderita tersebut. Pentingnya pemeriksaan darah rutin tidak dapat di
remehkan karena dapat digunakan sebagai prosedur untuk skrining, dan sangat
membantu untuk menunjang diagnosis dari berbagai penyakit. Pemeriksaan
darah rutin dapat digunakan untuk melihat kemampuan tubuh pasien dalam
melawan penyakit dan dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui
kemajuan pasien dalam keadaan penyakit tertentu seperti infeksi.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan
analis kesehatan poltekkes kendari yang dilakukan pemeriksaan darah rutin jenis
kelamin laki-laki sebanyak 1 (20%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 4
(80%). sehingga dapat diketahui jumlah mahasiswa jurusan analis kesehatan
lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan tabel 5.2 diatas menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan analis
kesehatan poltekkes kendari memiliki rentang umur 19-22 tahun sebanyak 5
pasien dengan persentase 100%.
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan trombosit
pada mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari ditemukan 5 pasien
yang memiliki nilai trombosit normal (100%) dan tidak terdapat pasien yang
memiliki nilai trombosit tidak normal (0%). Batas normal pemeriksaan jumlah
trombosit tidak tergantung pada usia karena ukuran yang dipakai hanya jumlah
trombosit pada tubuh manusia yaitu 150.000-450.000/mm3
(Nugraha dalam
Chairani dan Nilai, 2018). Sejalan dengan pernyataan Dahlan dalam Chairani
dan Nilai 2018 bahwa hitung trombosit merupakan salah satu pemeriksaan
sangat penting untuk berbagai kasus baik yang menyangkut hemostasis maupun
31
kasusu lain yang meliputi penegakan diagnosis, peneilaian hasil terapi atau
perjalanan suatu penyakit, penentuan prognosis dan penilaian berat tidaknya
suatu penyakit.
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan
Hemoglobin pada mahasiswa jurusan analis kesehatan poltekkes kendari yang
memiliki kadar normal Hemoglobin sebanyak 5 pasien (100%). Dan tidak
terdapat pasien yang memiliki nilai trombosit tidak normal (0%). Menurut
Sutedjo 2010 nilai normal hemoglobin dalam darah yaitu wanita dewasa 12-16
gr/dl, laki-laki dewasa 14-18 gr/dl. Ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, di laboratorium analis
kesehatan poltekkes kendari. Terdapat 5 responden memiliki jumlah trombosit
yang berada dalam batas normal dan hemoglobin yang berada dalam batas
normal. Dari hasil penelitian ini didapatkakn 5 responden memiliki jumlah
trombosit normal sehingga mahasiswa jurusan analis kesehatan Poltekkes
Kendari tidak mengalami trombositopenia maupun trombositosis yang
menandakan adanya fase akut peradangan atau infeksi. Dan juga 5 responden
ini meiliki kadar hemoglobin normal sehingga tidak menandakan adanya
kekurangan sel darah merah yang merupakan salah satu penyebab utama
anemia.
Dalam penelitian ini untuk menghitung jumlah trombosit dan hemoglobin
dilakukan metode automatic menggunakan alat Hematology Analyzer Dirui
BCC-3600 dengan cara darah EDTA dihisap melalui probe (pipa) yang akan
bereaksi dengan Dileunt Celpack dan Stromatoliser-wh dan secara otomatis
dideteksi jumlah trombosit dan hemoglobin. Kemudian hasil pemeriksaan
dikeluarkan secara otomatis pula. Metode ini lebih umum digunakan karena
hasil yang didapatkan lebih presisi dan akurat. Selain itu cara ini lebih cepat,
tepat dan mudah dari cara manual.
32
32
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2019 tentang
pemeriksaan darah rutin (trombosit dan hemoglobin) pada mahasiswa jurusan
analis kesehatan poltekkes kendari, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian trombosit pada mahasiswa jurusan analis
kesehatan poltekkes kendari ditemukan normal sebanyak 5 orang (100%).
2. Berdasarkan hasil penelitian hemoglobin pada mahasiswa jurusan analis
kesehatan poltekkes kendari ditemukan yang normal sebanyak 5 orang
(100%).
B. Saran
1. Bagi Institusi dapat menambah informasi bagi institusi politeknik kesehatan
kemenkes kendari khususnya jurusan analis kesehatan menyangkut dengan
pengembangan penelitian mahasiswa selanjutnya yang berkaitan dengan
penelitian ini.
2. Bagi Peneliti untuk dapat menambah pengalaman dan pengentahuan dalam
bidang kesehatan khususnya mengenai gambaran hasil pemeriksaan darah
rutin.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini terkait dengan
hasil pemeriksaan darah rutin pada mahasiswa jurusan analis kesehatan
poltekkes kendari dengan mengembangkan variabel yang belum diteliti.
33
DAFTAR PUSTAKA
Anzani, Bella Pratiwi. 2018. Hubungan Hasil Pemeriksaan Darah Rutin
Terhadap Manisfestasi Perdarahan Pada Anak Dengue Diagnosis Infeksi
Dengue Di Rs Dr.A.Dadi Tjikrodipo. Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Chairlan dan Estu Lestari.2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium
Kesehatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Darmayani, S. et al. 2016. “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Jumlah Leukosit
Antara Metode Manual Improved Neubauer Dengan Metode Automatic
Hematology Analyzer”. Jurnal Kesehatan Manarang 2 (2):72-75.
Erna N.K dan Supriyadi.2015.”Penurunan Jumlah Eritrosit Darah Tepi Akibat
Paparan Radiasi Sinar X Dosis Radiografi Periapikal”. Jember: Praktisi
Dokter Gigi Laboratorium Radiologi KG Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember.
Evelyn C.2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedic,cetakan 34.Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Harjo Dan Aditya Dwi Resky. 2011 Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hitung Jumlah
Trombosit Cara Manual Dan Cara Automatik (Analyzer), (Online),
(http://digilib.unius.ac.id,diakses tanggal 24 Mei 2016).
Irdayanti.2017.”Identifikasi Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu Hamil Trimester
I,II, dan III Terhadap Kejadian Anemia Di Puskesmas
Poasia.Kendari”.Kendari: [KTI] Prodi DIII Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
Jitowiyono Sugeng.2018.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Sistem Hematologi.Pustaka Baru Press:Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2011. Pedoman Interpretasi Data
Klinik Hal. 7,12-15.Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kee J. L. (2007). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Dan Diagnostik. Edisi 6
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kiswari, R, (2014). Hematologi & Transfusi. Jakarta:Erlangga.
Kusumawardani E.2010.Waspada Penyakit Darah Mengintai Anda.Yogyakarta:
Hanggar Kreator.
34
Kusumawati Estri; Nova Lusiana, Ika Mustika, Sri Hidayati, Esti Novi
Andyarini.2018. “Perbedaan Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb)
Remaja Menggunakan Metode Sahli dan Digital (Easy Touch GCHb)”.
Surabaya;Journal of Health Science and Prevention.
Kokasih A,S,2008.Tafsiran Hasil Pemeriksaaan Laboratorium Klinik Edisi
Kedua, Karisma Publishing Group.Tangerang.
Lita, Ester.2018.”Perbedaan Kadar Hematokrit Berdasarkan Waktu
Penundaan”.Semarang;Diploma Thesis Universitas Muhammadiyah.
McPhee, S. J, dan Ganong, W. F.2010.Patofisiologi Penyakit,Edisi
5.Jakarta:EGC.
Nugraha, G. & Imaduddin, B. 2018. Pedoman Teknik Pemeriksaan Laboratorium
Klinik Untuk Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik. Jakarta : Trans
Info Media.
Price Sylvia A, Wilson Lorraine M.2012.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit.Jakarta:EGC.
Sacher, R A & Mc Pherson, R,A.2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan System
Laboratorium (11 ed). Jakarta:EGC.
Sadikin, H.M,2013.Kimia Darah.Widya Medika. Jakarta.
Sutedjo,A.Y.2010. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Yogyakarta ; Amara Books
Tarwoto. 2008. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: Penerbit : Trans Info
Media
Verbrugge, S.E. & Huisman, A. (2015). Verification and Standardization of Blood
Cell Counters forRoutine Clinical Laboratory Tests. Clinicsin Laboratory
Medicine, 35(1), pp.183–196. Available at: http://dx.doi.org/10.1016/j.cll.
2014.10.008.
Wulandari, A., Zulaikah, S., 2012. Perbandingan Antara Hitung Jumlah
Trombosit Dengan Alat Hitung Otoatis Dan Cara Manual Tidak
Langsung. Jurnal Healthy Science.
35
LAMPIRAN
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
DOKUMENTASI PENELITIAN
A. Persiapan Alat dan Bahan
GAMBAR KETERANGAN
Alat Plebotomi
Rak tabung dan Sampel Darah
Hematology Analyzer BCC-3600
46
B. Prosedur Kerja
GAMBAR KETERANGAN
Menghomogenkan sampel darah
Penginputan data pasien
Proses pengisapan sampel
Hasil dibaca di monitor lalu di
catat