Post on 19-Dec-2015
description
GAGASAN
Kondisi Kekinian
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin
secara relatif maupun absolut [11]. Pada umumnya dikenal 2 tipe diabetes, yaitu
diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak tergantung insulin).
Ada pula diabetes dalam kehamilan, dan diabetes akibat malnutrisi. Diabetes tipe
1 biasanya dimulai pada usia anak-anak sedangkan diabetes tipe 2 dimulai pada
usia dewasa pertengahan (40-50 tahun). Jumlah penderita DM di dunia dari tahun
ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia
(WHO) pada tahun 2003, jumlah penderita DM mencapai 194 juta jiwa dan
diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa di tahun 2025 mendatang, dan
setengah dari angka tersebut terjadi di negara berkembang, termasuk negara
Indonesia. Angka kejadian DM di Indonesia menempati urutan keempat tertinggi
di dunia yaitu 8,4 juta jiwa [5]. Jumlah populasi yang meningkat tersebut
berkaitan dengan hal faktor genetika, life ekpectancy bertambah, urbanisasi yang
merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern, prevalensi obesitas
meningkat dan kegiatan fisik kurang. DM perlu diamati karena sifat penyakit yang
kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif
yang ditimbulkan [4].
Nephelium lappaceum L. atau lebih dikenal dengan rambutan merupakan
buah tropis yang tersebar di Asia Tenggara. Kulit buah rambutan memiliki
kandungan antioksidan yang tinggi, namun belum banyak dimanfaatkan dan
hanya dianggap sebagai limbah. Ekstrak kulit buah mampu dimanfaatkan sebagai
bahan pewarna alami sekaligus sebagai obat alternatif untuk disentri dan demam.
Berdasarkan penelitian Thitilertdecha, et al (2010), komponen fenolik dari kulit
buah rambutan antara lain, berupa geraniin corilagin, yang keduanya merupakan
golongan flavonoid, dan asam elagat dari golongan tanin. Sedangkan berdasarkan
penelitian tentang profil fitokimia kulit rambutan yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa kulit rambutan juga mengandung senyawa fenolik dan
flavonoid yang sama pada biji rambutan. Tetapi pemanfaatan kulit buah rambutan
sebagai obat diabetes belum pernah dicetuskan. Oleh karena itu perlu adanya
inovasi sebagai alternatif mengatasi limbah kulit rambutan yang tidak
dimanfaatkan untuk menjadi obat diabetes.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Menurut Widowati et al. (1997), selama ini pengobatan diabetes mellitus
biasanya dilakukan dengan pemberian obat-obat Oral Anti Diabetik (OAD) atau
dengan suntikan insulin. Berbagai jenis obat antidiabetik oral banyak dijual di
apotik dan biasanya tergolong obat yang mahal dan harus terus menerus
menggunakannya. Lain halnya bila penderita berada pada suatu daerah yang tidak
mempunyai apotik, pasti mengalami kesulitan dalam memperoleh obat
antidiabetik oral ini, sehingga dikembangkanlah berbagai tanaman obat untuk
mengobati penyakit ini. Salah satu bahan alam yang dapat menurunkan kadar gula
dalam darah adalah biji rambutan. Berdasarkan hasil uji aktivitas hipoglikemik
pada mencit normal, ekstrak methanol menunjukkan aktivitas hipoglikemik
dibandingkan kontrol negatif. Hal ini dikarenakan adanya senyawa fenolik dan
flavonoid yang terkandung dalam biji rambutan yang mempunyai aktivitas
antidiabetes (Eddouks et al, 2004; dan Lemhadri et al, 2004) dan telah digunakan
sebagai obat antidiabetes (Li et al, 2004). Aktivitas hipoglikemik ekstrak metanol
pada mencit normal diperkirakan melalui peningkatan sekresi insulin dan fungsi
sel β pankreas (Li et al, 2004) sehingga dapat menyebabkan efek hipoglikemik
pada mencit.
Berdasarkan hal ini, biji rambutan dapat dimanfaatkan dalam pengobatan
diabetes. Namun limbah kulit rambutan yang jumlahnya banyak belum
termanfaatkan dan hanya di buang atau untuk pakan hewan ruminansia, padahal
berpotensi untuk menjadi obat diabetes seperti pada biji rambutan. Teknologi
untuk mengekstrak senyawa yang berfungsi sebagai hipoglikemik yaitu senyawa
fenolik dan flavonoid masih sederhana yaitu menggunakan ekstraksi maserasi
(perendaman) selama 3 hari dengan pelarut metanol. Setelah proses ekstraksi,
selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga
diperoleh ekstrak kering. kemudian diuji fitokimia dan aktivitas antioksidannya.
Gagasan Baru yang ditawarkan
Gagasan baru yang ditawarkan adalah dengan menggunakan metode
ekstraksi superkritis, metode ekstraksi superkritis merupakan metode ekstraksi
yang menggunakan fluida superkritis, dimana fluida superkritis adalah fluida yang
mempunyai suhu dan tekanan diatas titik kritisnya.
Metode ekstraksi superkritis mempunyai parameter-parameter penting
yang mempengaruhi proses ekstraksi. Parameter tersebut antara lain: suhu,
tekanan, ukuran pertikel, tiga parameter tersebut berperan untuk mendapatkan
suhu dan tekanan optimum yang dapat menghasilkan persen yield serta senyawa
secara maksimal.
Selain parameter solven atau pelarut juga merupakan faktor penting dalam
penggunaan metode ekstraksi superkritis, solven yang digunakaan untuk metode
ekstraksi ini dapat menggunakan solven yang mempunyai tutuk kritis suhu dan
tekanan yang rendah, serta tidak berbahaya atau bersifat toksik.
Keuntungan metode ekstraksi superkritis ini selain menghasilkan persen
yield dan senyawa yang bagus, ekstraksi superkritis juga tidak membutuhkan
waktu yang lama untuk proses ekstraksinya, sehingga efisiensi waktunya bagus,
untuk solven yang digunakan kebanyakan menggunkan solven CO2 yang mudah
didapat dan murah.
Pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan
Gagasan ini dapat terwujud dengan baik melalui partisipasi aktif dari
berbagai pihak, yaitu:
1. Pihak Laboratorium Prodi Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang.
2. Pemerintah daerah setempat, untuk melakukan riset yang berkelanjutan
dalam rangka pengembangan pengelolaan limbah kulit rambutan di daerah
setempat.
3. Industri yang bergerak dibidang farmasi.
Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan
Perwujudan rumput laut sebagai garam sehat anti hipertensi ini dapatdiimplementaskan dengan baik apabila didukung oleh hal-hal strategis sebagaiberikut :
1. Identifikasi potensi pengembangan sumber daya rumput laut daerah sesuai skala prioritas tiap propinsi
2. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan jenis rumput laut di Indonesia.