BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting...

13
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yaitu meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar siswa. Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. 3.1.2. Setting Penelitian dan Sumber Data Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Kelas IV ini dipilih atas dasar kesepakatan peneliti dan guru bidang studi IPA kelas IV. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan lapangan, hasil angket motivasi belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa dan guru, serta hasil tes.Penelitian akan dilaksanakan di SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. 3.1.3. Karakteristik Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Tlogo Kec Tuntang Kab Semarang. Usia siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan kognitif anak pada usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki beberapa karakteristik antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai dengan sifat, dapat mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari segi kemampuan bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat majemuk dan gabungan, serta mulai mengerti tentang perubahan makna dan bahasa/perilaku.

Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting...

Page 1: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Setting Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena

penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang

berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yaitu meningkatkan partisipasi dan

prestasi belajar siswa. Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21)

mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada

hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu

perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan

dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.

3.1.2. Setting Penelitian dan Sumber Data

Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian

dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang

berlangsung di dalam kelas. Kelas IV ini dipilih atas dasar kesepakatan peneliti

dan guru bidang studi IPA kelas IV. Sumber data utama dalam penelitian ini

adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan

lapangan, hasil angket motivasi belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa dan

guru, serta hasil tes.Penelitian akan dilaksanakan di SDN Tlogo Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.

3.1.3. Karakteristik Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Tlogo Kec Tuntang Kab

Semarang. Usia siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan

kognitif anak pada usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki

beberapa karakteristik antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai

dengan sifat, dapat mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari

segi kemampuan bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat

majemuk dan gabungan, serta mulai mengerti tentang perubahan makna dan

bahasa/perilaku.

Page 2: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

35

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu:

1. Model pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebuah model

pembelajaran, yang membelajarkan IPA dengan kompetensi dasar

mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi dan perubahan

kenampakan benda-benda langit melalui langkah-langkah pembelajaran

yaitu:

a. Identifikasi masalah.

b. Merumuskan masalah

c. Merencanakanpengumpulan data.

d. Mengumpulkan data.

e. Presentasi, merespon hasil presentasi dan menyimak presentasi.

f. Membuat kesimpulan.

2. Partisipasi belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari rubrik

penilaian identifikasi masalah, rubrik penilaian merumuskan masalah,

rubrik penilaian merencanakan pengumpulan data, rubrik penilaian

pengumpulan data, rubrik penilaian presentasi, serta rubrik penilaian

membuat kesimpulan.

3. Prestasi belajar IPA adalah total skor yang diperoleh dari penilaian hasil dan

penilaian proses.

3.3. Desain Penelitian

Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan bahwa

penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa

perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat

komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.

Mengacu pada langkah-langkah yang dikembangkan Hopkins (1993: 49),

penelitian tindakan kelas ini diawali dengan perumusan gagasan atau ide awal

(initial idea) yang dikembangkan dalam identifikasi dan analisis masalah,

sehingga hasilnya merupakan suatu bentuk perencanaan yang dituangkan dalam

tujuan penelitian, kemudian dilaksanakan melalui kegiatan bersiklus. Siklus-siklus

Page 3: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

36

tersebut dikembangkan melalui tahapan-tahapan berupa rancangan, tindakan,

pengamatan dan refleksi. Setelah dilaksanakan tindakan, kemudian dilakukan

evaluasi keseluruhan, pengolahan/analisis, penarikan kesimpulan dan pelaporan

penelitian.

Gambar 3.1 Alur Model Siklus diadopsi dari Hopkins (1993: 49)

a. Penentuan Masalah Penelitian

1. Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan dapat

dilaksanakan. Gagasan tersebut muncul dari permasalah yang dialami

langsung peneliti tentang proses pembelajaran IPA, baik yang berkaitan

dengan model pembelajaran, sikap siswa berupa partisipasi di dalam kelas,

maupun hasil belajar IPA siswa, sehingga menghasilkan gagasan atau ide

untuk mengatasi dan memperbaiki permasalahan tersebut.

Ide Awal Identifikasi Tujuan S

iklu

s

Sik

lus

Rencana

Tindakan 2 Observasi

Refleksi Tindakan

Rencana Tindakan

Tindakan 1 Observasi oobservasObserva

Refleksi Tindakan

Penyusunan Laporan

Pengolahan/Analisis Evaluasi Keseluruhan

Penarikan Kesimpulan

Page 4: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

37

2. Identifikasi masalah, merupakan usaha untuk mengungkap persoalan-

persoalan yang ditemui tentang situasi pembelajaran IPA pada siswa kelas

III SDN. Dengan melakukan identifikasi masalah, peneliti melakukan

pembatasan masalah dalam rangka untuk fokus menyelesaikan

permasalahan pembelajaran yang dialami, yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran IPA.

3. Tujuan penelitian, merupakan upaya untuk menjawab apakah upaya

peningkatan partisipasi dan prestasi belajar IPA dapat dicapai menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.

b. Penetapan Perbaikan Masalah dengan Tindakan Siklus I

Siklus pertama, merupakan upaya untuk menyelesaikan persoalan

pembelajaran tersebut dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah

pada pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Adapun siklus pertama meliputi empat komponen, yaitu: rencana

tindakan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Rencana tindakan meliputi hal-hal

yang direncanakan terkait dengan penyusunan sintaks pembelajaran Berbasis

Masalah untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas 4

SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Tindakan merupakan

implementasi dari rencana tindakan yang telah dirumuskan. Observasi merupakan

kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.

Kegiatan observasi meliputi pencatatan peristiwa yang terjadi di kelas penelitian

berupa partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan model

pembelajaran Berbasis Masalah, situasi kelas, termasuk mengamati peneliti

sendiri, apakah peneliti telah menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan

tepat. Refleksi merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan peneliti bersama guru

kelas selaku kolaborator. Berdasarkan hasil refleksi ini, selanjutnya ditentukan

suatu perbaikan (merencanakan kembali kegiatan pembelajaran) yang akan

dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Page 5: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

38

c. Revisi Tindakan danDilaksanakan Tindakanpada Siklus II

1. Siklus kedua merupakan siklus perbaikan yang meliputi revisi perencanaan,

perbaikan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaannya,

menurut Dikmenum (1999: 22) jumlah siklus sangat tergantung pada

permasalahan yang perlu dipecahkan terkait dengan materi dan tujuan

pembelajaran.

2. Evaluasi keseluruhan merupakan umpan balik secara keseluruhan terhadap

rumusan tujuan penelitian. Evaluasi ini didalamnya meliputi perangkat-

perangkat tindakan pada tiap-tiap siklus, yaitu: perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi.

3. Pengolahan/Analisis, merupakan analisis semua data yang terkumpul dari

hasil PTK. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah tindakan guru

(pelaksanaan sintaks pembelajaran), partisipasi siswa, juga prestasi belajar

IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

4. Penarikan kesimpulan. Menurut Hopkins (1993: 157) merupakan

interpretasi temuan-temuan hasil penelitian, baik berdasarkan kerangka

teoritis yang dipilih, maupun berdasarkan norma-norma praktis yang telah

disetujui bersama kolaborator. Penarikan kesimpulan yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah penarikan kesimpulan tentang efektivitas penerapan

model pembelajaran Berbasis Masalah baik dalam meningkatkan partisipasi

belajar maupun dalam meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas 4

SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

5. Pelaporan penelitian, merupakan kegiatan akhir berupa penyusunan laporan

penelitian yang dilakukan setelah penelitian selesai dilakukan.

Meskipun desain penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart (Dikmenum,

1999), mengacu pada 9 langkah dengan tiga langkah utama yaitu perencanaan,

tindakan dan observasi serta refleksi; dalam penelitian ini, langkah-langkah yang

dilakukan adalah sebagai berikut: (1) melihat fakta pembelajaran IPA kelas 4

SDN Tlogo; (2) mendesain rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus I,

termasuk di dalammnya memilih model pembelajaran yang akan diterapkan demi

memperbaiki situasi pembelajaran; (3) melaksanakan tindakan yang telah

Page 6: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

39

direncanakan dan melakukan observasi selama pembelajaran dilaksanakan; (4)

melakukan refleksi atas berbagai data temuan selama pelaksanaan pembelajaran

berlangsung. Sementara itu, pada siklus II, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,

hampir tidak ada perbedaan dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I,

namun, pada siklus II, perencanaan yang didesain, didasarkan pada hasil refleksi

pembelajaran yang terjadi pada siklus I. Sedangkan kegiatan yang lain, seperti

tindakan, observasi bahkan refleksi, tetap sama.Untuk kegiatan pembelajaran

direncanakan dilakukan dua siklus, masing-masing siklus direncanakan dilakukan

dua pertemuan, dengan rincian tiap siklus adalah sebagai berikut:

Siklus I Pertemuan I

1. Perencanaan

Pada tahap ini, penulis menyusun langkah-langkah kegiatan antara lain:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Membuat soal pre-test

c. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)

d. Menyusun angket

e. Membuat lembar observasi guru dan siswa

f. Membuat soal posttest.

2. Pelaksanaan dan Pengamatan

a. Melaksanakan proses pembelajaran yang telah disusun, termasuk melakukan

tindakan-tindakan yang dianggap perlu, walaupun dalam rencana, tindakan-

tindakan tersebut belum ditentukan atau dirumuskan sebelumnya.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah

c. Menghimpun temuan dan masukan yang diperoleh selama proses kegaitan

baik temuan dari penulis sendiri seperti temuan melalui lembar observasi,

temuan lapangan maupun temuan dari guru selaku observer.

d. Merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam

mencapai tujuan penelitian yang diharapkan.

3. Refleksi

a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap semua informasi dan data yang

diperoleh dari temuan.

Page 7: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

40

b. Membuat rencana baru untuk melakukan tindakan berikutnya.

Siklus I Pertemuan II

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan

kedua rencana yang dilakukan adalah membuat rencana pembelajaran yang lebih

terarah, dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan.

a. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang lebih akurat melalui

hasil yang dicapai pada siklus I

b. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah, untuk peningkatan

pemahaman siswa baik tentang model pembalajaran, maupun tentang materi

yang disampaikan.

2. Pelaksanaan dan pengamatan

a. Melaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah disusun pada tahap

perencanaan.

b. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran berbasis

masalah.

c. Memantau perkembangan siswa baik pada saat KBM berlangsung maupun

setelah KBM.

d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang

dicapai siswa.

e. Memantau kinerja guru, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran

berbasis masalah selama KBM berlangsung.

f. Memantau dan memperbaiki kinerja siswa khususnya hasil

pembelajarannya, pada siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar

(kurang dari kriteria KKM).

g. Mengevaluasi pemahaman belajar siswa mengenai materi Perubahan

Kenampakan Bumi dan Benda Langit melalui Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Refleksi

a. Mengumpulkan dan menganalisis semua data yang menjadi temuan pada

saat KBM berlangsung, baik dari guru yang membantu sebagai observer

maupun dari siswa.

Page 8: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

41

b. Membuat rencana baru untuk perbaikan atau pengayaan dan tindakan pada

siklus berikutnya.

Siklus II Pertemuan I

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus I pertemuan II, maka

perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah pada tingkatan

pemahaman siswa, tentang materi yang disampaikan.

b. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang akurat, melalui hasil

yang dicapai pada siklus I.

2. Pelaksanaan dan Pengamatan

a. Melaksanakan proses pembelajaran yang disusun pada tahap perencanaan.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.

c. Memantau perkembangan belajar siswa, baik pada saat KBM berlangsung

maupun setelah KBM.

d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang

dicapai siswa.

e. Memperbaiki dan terus menyempurnakan beberapa kekurangan mengenai

pembelajaran yang sedang berlangsung.

e. Memantau kinerja guru, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran

berbasis masalah selama KBM berlangsung.

f. Memantau dan memperbaiki kinerja hasil pembelajaran, khususnya siswa

yang masih mendapatkan nilai dibawah standar setelah diberikan evaluasi

belajar pada siklus I (kurang dari kriteria KKM).

g. Mengevaluasi pemahaman belajar siswa mengenai materi Perubahan

Kenampakan Bumi melalui Lembar Kerja Siswa (LKS).

3. Refleksi

a. Mengumpulan dan menganalisis semua data yang menjadi temuan pada saat

KBM berlangsung, baik dari guru sebagai observer maupun dari siswa.

b. Membuat rencana baru untuk perbaikan atau pengayaan dan tindakan pada

siklus berikutnya.

Page 9: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

42

Siklus II Pertemuan II

1. Perencanaan

Berdasarkan analisa pada pembelajaran siklus II pertemuan I, maka

perencanaan pada siklus II pertemuan II adalah sebagai berikut:

a. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah pada peningkatan

pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan.

b. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang akurat, melalui hasil

hyang dicapai pada siklus II pertemuan I.

2. Pelaksanaan dan Pengamatan

a. Melaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah disusun pada tahap

pembelajaran.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.

c. Memantau perkembangan belajar siswa, baik pada saat KBM berlangsung,

maupun setelah KBM.

d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang

dicapai siswa.

e. Memperbaiki dan menyempurnakan beberapa kekurangan pembelajaran

yang sedang berlangsung.

f. Memantau kinerja guru khususnya dalam menerapkan model pembelajaran

berbasis masalah selama KBM berlangsung.

g. Memantau dan memperbaiki kinerja siswa, khususnya siswa yang

mendapatkan nilai dibawah standar KKM.

h. Mengevaluasi pemahaman siswa mengenai materi Perubahan Kenampakan

Bumi dan Benda Langit melalui tes.

3. Refleksi

a. Mengumpulkan dan menganalisis data yang menjadi temuan pada saat

KBM berlangsung, baik dari guru yang membantu sebagai obsever maupun

dari siswa.

b. Membuat laporan tertulis mengenai keseluruhan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dimulai pada siklus I hingga siklus II.

Page 10: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

43

3.4. Instrumen Penelitian

3.4.1. Lembar Observasi (Rubrik Penilaian Unjuk Kerja)

Lembar observasi merupakan instrumen untuk memperoleh data tentang

kondisi pelaksanaan model pembelajaran Berbasis Masalah yang berlangsung.

Karena itu, lembar observasi ini didesain berdasarkan langkah-langkah (sintaks)

pembelajaran Berbasis Masalah. Ini sekaligus dimaksudkan sebagai evaluasi bagi

peneliti, untuk mengukur bagaimana peneliti menguasai sintaks pembelajaran

model ini. Lembar observasi selanjutnya disusun dalam kisi-kisi yang lengkapnya

dapat dilihat pada lampiran laporan penelitian ini.

3.4.2. Lembar Angket Partisipasi Belajar Siswa

Angket ini disajikan untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa akibat dari

penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah. Partisipasi yang diharapkan

muncul dengan menerapkan model pembelajaran ini adalah partisipasi tipe

fungsional, interaktif dan self mobilization (mandiri). Detail angketnya akan

disajikan dalam kisi-kisi angket yang dapat dilihat pada lampiran laporan

penelitian ini.

3.4.3. Butir Tes Formatif

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

tes formatif dalam bentuk tes pilihan ganda. Sebelum dibuat instrumennya maka

sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan

materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan

ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam penulisan soal. Untuk kisi-kisi soal

lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran laporan penelitian ini.

3.5. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif

komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,

nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data

kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil

observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian

dijelaskan sebagai berikut:

Page 11: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

44

1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil

belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar

siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal

60 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 66 ini

jumlahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing

dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis tersebut dilakukan dengan

menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus

sebagai berikut:

Ketuntasan individual = 100%Ketuntasan klasikal = 100%KeteranganKetuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapaiketuntasan skor > 65.

2. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama

proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel,

hubungan antar kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal

yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif.

3. Untuk mengukur skala partisipasi belajar digunakan skala menggunakan

rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.

Untuk mengetahui tingkat partisipasi belajar siswa, digunakan ketentuan

yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:

Nilai = Σskor yang diperoleh siswaΣskor maksimum X100%

Dengan ketentuan sebagai berikut:≥ 80 ke atas : tinggi60 – 79 : sedang≤ 59 : rendah

Page 12: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

45

3.6. Validitas dan Reliabilitas

Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan

untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010: 67) Taraf validitas

empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas (xy). Koefisien

validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai

dengan 1,00. Menurut Priyatno (2009: 44), besar koefisien yang dimaksud adalah:

Tabel 3.1Koefisien Validitas Instrumen

Koefisien Kualifikasi0,91 – 1,000,71 – 0,900,41 – 0,700,21 – 0,40

Negatif – 0,20

Sangat tinggiTinggiCukupRendah

Sangat rendah

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel

sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil,

konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat

reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas

alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0

for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi

atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran.

Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam

rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka

semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan

tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai

berikut:

Tabel 3.2Kategori Reliabilitas Data

Nilai Reliabilitas0,90 ≤……. Sangat Reliabel0,71 – 0,89 Reliabel0,41 – 0,70 Cukup Reliabel0,21 – 0,40 Kurang Reliabel…..≤ 0,20 Tidak Reliabel

Page 13: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4479/4/T1_292009361_BAB III...Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan

46

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. reliabilitas

suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu

dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis ataukemudian untuk melihat

hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil

penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut

tidak reliabel.

3.7. Indikator Kinerja

Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah

dikatakan berhasil apabila model pembelajaran ini efektif dalam meningkatkan

partisipasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Tlogo Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. > 75% dari total siswa kelas IV SDN Tlogo Kec Tuntang Kab

Semarangberhasil lulus dari kriteria KKM (minimal > 75% siswa

mendapatkan nilai 65: berdasarkan peraturan dari sekolah).

2. Terjadi peningkatan partisipasi belajar, dimana bentuk partisipasinya adalah

partisipasi fungsional, interaktif dan self mobilization (mandiri).