BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting...
-
Upload
trinhquynh -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting...
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis dan Setting Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena
penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yaitu meningkatkan partisipasi dan
prestasi belajar siswa. Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada
hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.
3.1.2. Setting Penelitian dan Sumber Data
Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian
dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. Kelas IV ini dipilih atas dasar kesepakatan peneliti
dan guru bidang studi IPA kelas IV. Sumber data utama dalam penelitian ini
adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas, catatan
lapangan, hasil angket motivasi belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa dan
guru, serta hasil tes.Penelitian akan dilaksanakan di SDN Tlogo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
3.1.3. Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Tlogo Kec Tuntang Kab
Semarang. Usia siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan
kognitif anak pada usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki
beberapa karakteristik antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai
dengan sifat, dapat mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari
segi kemampuan bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat
majemuk dan gabungan, serta mulai mengerti tentang perubahan makna dan
bahasa/perilaku.
35
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu:
1. Model pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebuah model
pembelajaran, yang membelajarkan IPA dengan kompetensi dasar
mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi dan perubahan
kenampakan benda-benda langit melalui langkah-langkah pembelajaran
yaitu:
a. Identifikasi masalah.
b. Merumuskan masalah
c. Merencanakanpengumpulan data.
d. Mengumpulkan data.
e. Presentasi, merespon hasil presentasi dan menyimak presentasi.
f. Membuat kesimpulan.
2. Partisipasi belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari rubrik
penilaian identifikasi masalah, rubrik penilaian merumuskan masalah,
rubrik penilaian merencanakan pengumpulan data, rubrik penilaian
pengumpulan data, rubrik penilaian presentasi, serta rubrik penilaian
membuat kesimpulan.
3. Prestasi belajar IPA adalah total skor yang diperoleh dari penilaian hasil dan
penilaian proses.
3.3. Desain Penelitian
Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.
Mengacu pada langkah-langkah yang dikembangkan Hopkins (1993: 49),
penelitian tindakan kelas ini diawali dengan perumusan gagasan atau ide awal
(initial idea) yang dikembangkan dalam identifikasi dan analisis masalah,
sehingga hasilnya merupakan suatu bentuk perencanaan yang dituangkan dalam
tujuan penelitian, kemudian dilaksanakan melalui kegiatan bersiklus. Siklus-siklus
36
tersebut dikembangkan melalui tahapan-tahapan berupa rancangan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Setelah dilaksanakan tindakan, kemudian dilakukan
evaluasi keseluruhan, pengolahan/analisis, penarikan kesimpulan dan pelaporan
penelitian.
Gambar 3.1 Alur Model Siklus diadopsi dari Hopkins (1993: 49)
a. Penentuan Masalah Penelitian
1. Gagasan/Ide Awal, merupakan gagasan-gagasan yang dimungkinkan dapat
dilaksanakan. Gagasan tersebut muncul dari permasalah yang dialami
langsung peneliti tentang proses pembelajaran IPA, baik yang berkaitan
dengan model pembelajaran, sikap siswa berupa partisipasi di dalam kelas,
maupun hasil belajar IPA siswa, sehingga menghasilkan gagasan atau ide
untuk mengatasi dan memperbaiki permasalahan tersebut.
Ide Awal Identifikasi Tujuan S
iklu
s
Sik
lus
Rencana
Tindakan 2 Observasi
Refleksi Tindakan
Rencana Tindakan
Tindakan 1 Observasi oobservasObserva
Refleksi Tindakan
Penyusunan Laporan
Pengolahan/Analisis Evaluasi Keseluruhan
Penarikan Kesimpulan
37
2. Identifikasi masalah, merupakan usaha untuk mengungkap persoalan-
persoalan yang ditemui tentang situasi pembelajaran IPA pada siswa kelas
III SDN. Dengan melakukan identifikasi masalah, peneliti melakukan
pembatasan masalah dalam rangka untuk fokus menyelesaikan
permasalahan pembelajaran yang dialami, yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran Berbasis Masalah pada mata pelajaran IPA.
3. Tujuan penelitian, merupakan upaya untuk menjawab apakah upaya
peningkatan partisipasi dan prestasi belajar IPA dapat dicapai menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
b. Penetapan Perbaikan Masalah dengan Tindakan Siklus I
Siklus pertama, merupakan upaya untuk menyelesaikan persoalan
pembelajaran tersebut dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah
pada pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Adapun siklus pertama meliputi empat komponen, yaitu: rencana
tindakan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Rencana tindakan meliputi hal-hal
yang direncanakan terkait dengan penyusunan sintaks pembelajaran Berbasis
Masalah untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas 4
SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Tindakan merupakan
implementasi dari rencana tindakan yang telah dirumuskan. Observasi merupakan
kegiatan pengamatan yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru kelas.
Kegiatan observasi meliputi pencatatan peristiwa yang terjadi di kelas penelitian
berupa partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran Berbasis Masalah, situasi kelas, termasuk mengamati peneliti
sendiri, apakah peneliti telah menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan
tepat. Refleksi merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan peneliti bersama guru
kelas selaku kolaborator. Berdasarkan hasil refleksi ini, selanjutnya ditentukan
suatu perbaikan (merencanakan kembali kegiatan pembelajaran) yang akan
dilaksanakan pada siklus berikutnya.
38
c. Revisi Tindakan danDilaksanakan Tindakanpada Siklus II
1. Siklus kedua merupakan siklus perbaikan yang meliputi revisi perencanaan,
perbaikan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaannya,
menurut Dikmenum (1999: 22) jumlah siklus sangat tergantung pada
permasalahan yang perlu dipecahkan terkait dengan materi dan tujuan
pembelajaran.
2. Evaluasi keseluruhan merupakan umpan balik secara keseluruhan terhadap
rumusan tujuan penelitian. Evaluasi ini didalamnya meliputi perangkat-
perangkat tindakan pada tiap-tiap siklus, yaitu: perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
3. Pengolahan/Analisis, merupakan analisis semua data yang terkumpul dari
hasil PTK. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah tindakan guru
(pelaksanaan sintaks pembelajaran), partisipasi siswa, juga prestasi belajar
IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
4. Penarikan kesimpulan. Menurut Hopkins (1993: 157) merupakan
interpretasi temuan-temuan hasil penelitian, baik berdasarkan kerangka
teoritis yang dipilih, maupun berdasarkan norma-norma praktis yang telah
disetujui bersama kolaborator. Penarikan kesimpulan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah penarikan kesimpulan tentang efektivitas penerapan
model pembelajaran Berbasis Masalah baik dalam meningkatkan partisipasi
belajar maupun dalam meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas 4
SDN Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
5. Pelaporan penelitian, merupakan kegiatan akhir berupa penyusunan laporan
penelitian yang dilakukan setelah penelitian selesai dilakukan.
Meskipun desain penelitian tindakan Kemmis dan Mc Taggart (Dikmenum,
1999), mengacu pada 9 langkah dengan tiga langkah utama yaitu perencanaan,
tindakan dan observasi serta refleksi; dalam penelitian ini, langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut: (1) melihat fakta pembelajaran IPA kelas 4
SDN Tlogo; (2) mendesain rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus I,
termasuk di dalammnya memilih model pembelajaran yang akan diterapkan demi
memperbaiki situasi pembelajaran; (3) melaksanakan tindakan yang telah
39
direncanakan dan melakukan observasi selama pembelajaran dilaksanakan; (4)
melakukan refleksi atas berbagai data temuan selama pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Sementara itu, pada siklus II, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,
hampir tidak ada perbedaan dengan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I,
namun, pada siklus II, perencanaan yang didesain, didasarkan pada hasil refleksi
pembelajaran yang terjadi pada siklus I. Sedangkan kegiatan yang lain, seperti
tindakan, observasi bahkan refleksi, tetap sama.Untuk kegiatan pembelajaran
direncanakan dilakukan dua siklus, masing-masing siklus direncanakan dilakukan
dua pertemuan, dengan rincian tiap siklus adalah sebagai berikut:
Siklus I Pertemuan I
1. Perencanaan
Pada tahap ini, penulis menyusun langkah-langkah kegiatan antara lain:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat soal pre-test
c. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
d. Menyusun angket
e. Membuat lembar observasi guru dan siswa
f. Membuat soal posttest.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan
a. Melaksanakan proses pembelajaran yang telah disusun, termasuk melakukan
tindakan-tindakan yang dianggap perlu, walaupun dalam rencana, tindakan-
tindakan tersebut belum ditentukan atau dirumuskan sebelumnya.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah
c. Menghimpun temuan dan masukan yang diperoleh selama proses kegaitan
baik temuan dari penulis sendiri seperti temuan melalui lembar observasi,
temuan lapangan maupun temuan dari guru selaku observer.
d. Merencanakan kembali tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam
mencapai tujuan penelitian yang diharapkan.
3. Refleksi
a. Melakukan analisis dan evaluasi terhadap semua informasi dan data yang
diperoleh dari temuan.
40
b. Membuat rencana baru untuk melakukan tindakan berikutnya.
Siklus I Pertemuan II
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada pertemuan pertama, maka pada pertemuan
kedua rencana yang dilakukan adalah membuat rencana pembelajaran yang lebih
terarah, dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan.
a. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang lebih akurat melalui
hasil yang dicapai pada siklus I
b. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah, untuk peningkatan
pemahaman siswa baik tentang model pembalajaran, maupun tentang materi
yang disampaikan.
2. Pelaksanaan dan pengamatan
a. Melaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah disusun pada tahap
perencanaan.
b. Melaksanakan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran berbasis
masalah.
c. Memantau perkembangan siswa baik pada saat KBM berlangsung maupun
setelah KBM.
d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang
dicapai siswa.
e. Memantau kinerja guru, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah selama KBM berlangsung.
f. Memantau dan memperbaiki kinerja siswa khususnya hasil
pembelajarannya, pada siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar
(kurang dari kriteria KKM).
g. Mengevaluasi pemahaman belajar siswa mengenai materi Perubahan
Kenampakan Bumi dan Benda Langit melalui Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Refleksi
a. Mengumpulkan dan menganalisis semua data yang menjadi temuan pada
saat KBM berlangsung, baik dari guru yang membantu sebagai observer
maupun dari siswa.
41
b. Membuat rencana baru untuk perbaikan atau pengayaan dan tindakan pada
siklus berikutnya.
Siklus II Pertemuan I
1. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada pembelajaran siklus I pertemuan II, maka
perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah pada tingkatan
pemahaman siswa, tentang materi yang disampaikan.
b. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang akurat, melalui hasil
yang dicapai pada siklus I.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan
a. Melaksanakan proses pembelajaran yang disusun pada tahap perencanaan.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.
c. Memantau perkembangan belajar siswa, baik pada saat KBM berlangsung
maupun setelah KBM.
d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang
dicapai siswa.
e. Memperbaiki dan terus menyempurnakan beberapa kekurangan mengenai
pembelajaran yang sedang berlangsung.
e. Memantau kinerja guru, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah selama KBM berlangsung.
f. Memantau dan memperbaiki kinerja hasil pembelajaran, khususnya siswa
yang masih mendapatkan nilai dibawah standar setelah diberikan evaluasi
belajar pada siklus I (kurang dari kriteria KKM).
g. Mengevaluasi pemahaman belajar siswa mengenai materi Perubahan
Kenampakan Bumi melalui Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Refleksi
a. Mengumpulan dan menganalisis semua data yang menjadi temuan pada saat
KBM berlangsung, baik dari guru sebagai observer maupun dari siswa.
b. Membuat rencana baru untuk perbaikan atau pengayaan dan tindakan pada
siklus berikutnya.
42
Siklus II Pertemuan II
1. Perencanaan
Berdasarkan analisa pada pembelajaran siklus II pertemuan I, maka
perencanaan pada siklus II pertemuan II adalah sebagai berikut:
a. Membuat skema pembelajaran yang lebih terarah pada peningkatan
pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan.
b. Menentukan langkah-langkah pengumpulan data yang akurat, melalui hasil
hyang dicapai pada siklus II pertemuan I.
2. Pelaksanaan dan Pengamatan
a. Melaksanakan proses pembelajaran seperti yang telah disusun pada tahap
pembelajaran.
b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah.
c. Memantau perkembangan belajar siswa, baik pada saat KBM berlangsung,
maupun setelah KBM.
d. Melibatkan observer sebagai penyeimbang dalam mengevaluasi hasil yang
dicapai siswa.
e. Memperbaiki dan menyempurnakan beberapa kekurangan pembelajaran
yang sedang berlangsung.
f. Memantau kinerja guru khususnya dalam menerapkan model pembelajaran
berbasis masalah selama KBM berlangsung.
g. Memantau dan memperbaiki kinerja siswa, khususnya siswa yang
mendapatkan nilai dibawah standar KKM.
h. Mengevaluasi pemahaman siswa mengenai materi Perubahan Kenampakan
Bumi dan Benda Langit melalui tes.
3. Refleksi
a. Mengumpulkan dan menganalisis data yang menjadi temuan pada saat
KBM berlangsung, baik dari guru yang membantu sebagai obsever maupun
dari siswa.
b. Membuat laporan tertulis mengenai keseluruhan pembelajaran yang telah
dilaksanakan dimulai pada siklus I hingga siklus II.
43
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Lembar Observasi (Rubrik Penilaian Unjuk Kerja)
Lembar observasi merupakan instrumen untuk memperoleh data tentang
kondisi pelaksanaan model pembelajaran Berbasis Masalah yang berlangsung.
Karena itu, lembar observasi ini didesain berdasarkan langkah-langkah (sintaks)
pembelajaran Berbasis Masalah. Ini sekaligus dimaksudkan sebagai evaluasi bagi
peneliti, untuk mengukur bagaimana peneliti menguasai sintaks pembelajaran
model ini. Lembar observasi selanjutnya disusun dalam kisi-kisi yang lengkapnya
dapat dilihat pada lampiran laporan penelitian ini.
3.4.2. Lembar Angket Partisipasi Belajar Siswa
Angket ini disajikan untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa akibat dari
penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah. Partisipasi yang diharapkan
muncul dengan menerapkan model pembelajaran ini adalah partisipasi tipe
fungsional, interaktif dan self mobilization (mandiri). Detail angketnya akan
disajikan dalam kisi-kisi angket yang dapat dilihat pada lampiran laporan
penelitian ini.
3.4.3. Butir Tes Formatif
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
tes formatif dalam bentuk tes pilihan ganda. Sebelum dibuat instrumennya maka
sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan
materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan
ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam penulisan soal. Untuk kisi-kisi soal
lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran laporan penelitian ini.
3.5. Teknik Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,
nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Sedangkan untuk data
kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap–tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian
dijelaskan sebagai berikut:
44
1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal
60 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 66 ini
jumlahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing
dihitung dengan menggunakan rumus. Analisis tersebut dilakukan dengan
menghitung ketuntasan individual dan ketuntasan klasikal dengan rumus
sebagai berikut:
Ketuntasan individual = 100%Ketuntasan klasikal = 100%KeteranganKetuntasan individual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor > 65Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapaiketuntasan skor > 65.
2. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel,
hubungan antar kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal
yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.
3. Untuk mengukur skala partisipasi belajar digunakan skala menggunakan
rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Untuk mengetahui tingkat partisipasi belajar siswa, digunakan ketentuan
yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:
Nilai = Σskor yang diperoleh siswaΣskor maksimum X100%
Dengan ketentuan sebagai berikut:≥ 80 ke atas : tinggi60 – 79 : sedang≤ 59 : rendah
45
3.6. Validitas dan Reliabilitas
Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010: 67) Taraf validitas
empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas (xy). Koefisien
validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai
dengan 1,00. Menurut Priyatno (2009: 44), besar koefisien yang dimaksud adalah:
Tabel 3.1Koefisien Validitas Instrumen
Koefisien Kualifikasi0,91 – 1,000,71 – 0,900,41 – 0,700,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Sangat tinggiTinggiCukupRendah
Sangat rendah
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel
sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil,
konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat
reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas
alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0
for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi
atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran.
Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam
rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka
semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan
tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai
berikut:
Tabel 3.2Kategori Reliabilitas Data
Nilai Reliabilitas0,90 ≤……. Sangat Reliabel0,71 – 0,89 Reliabel0,41 – 0,70 Cukup Reliabel0,21 – 0,40 Kurang Reliabel…..≤ 0,20 Tidak Reliabel
46
Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. reliabilitas
suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yaitu
dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis ataukemudian untuk melihat
hasilnya apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil
penghitungan, apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut
tidak reliabel.
3.7. Indikator Kinerja
Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah
dikatakan berhasil apabila model pembelajaran ini efektif dalam meningkatkan
partisipasi dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Tlogo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. > 75% dari total siswa kelas IV SDN Tlogo Kec Tuntang Kab
Semarangberhasil lulus dari kriteria KKM (minimal > 75% siswa
mendapatkan nilai 65: berdasarkan peraturan dari sekolah).
2. Terjadi peningkatan partisipasi belajar, dimana bentuk partisipasinya adalah
partisipasi fungsional, interaktif dan self mobilization (mandiri).