Filsafat Ilmu-Kuliah NR

Post on 25-Jul-2015

86 views 17 download

Transcript of Filsafat Ilmu-Kuliah NR

FILSAFAT ILMUMuskinul Fuad

SAINS, ILMU, DAN OPINI

Ilmu = sains/science ?Ilmu = pengetahuan = knowledge ?

Sains = Ilmu pengetahuan ?

SEBENARNYA…..

Ilmu dalam perspektif epistemologi Islam mirip dengan istilah science dalam epistemologi Barat

Dalam Epst. Barat sains dibedakan dengan knowledge (pengetahuan)

Ilmu dlm epst. Islam Ilmu dibedakan dengan opini (ra’yu)

APA ITU SAINS / ILMU?

Sains adalah : any organized knowledge (sembarang pengetahuan yang terorganisasi)

Ilmu adalah : pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya.

Oki, Ilmu bukan sembarang pengetahuan (sekedar opini), melainkan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya

Pengertia Ilmu tidak jauh beda dengan sains

TETAPI….

Sains biasanya dibatasi pada bidang fisik atau inderawi, sementara ilmu juga meliputi pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika

Sebenarnya pada masa awal abad 19, sains juga dikenakan pada bidang spt teologi, tapi kemudian disempitkan menjadi hanya pada bidang ilmu fisik

KNOWLEDGE/PENGETAHUAN/RA’YU/OPINI?

Cukup dipahami sebagai pengetahuan umum yang belum teruji kebenarannya, atau sering kita katakan common -senses

LEBIH JAUH TTG SCIENCE (SAINS)..

Kata science berasal dari kata Latin : sciere yg berarti mengetahui

Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan dengan intuisi atau kepercayaan

Tetapi, kata ini berkembang maknanya menjadi “pengetahuan yang sitematis yg berasal dari observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yg dilakukan utk menentukan sifat dasar atau prinsip dari apa yang dikaji”

ATAU….

Telah terjadi pergeseran makna sains dari “pengetahuan” menjadi “pengetahuan yang sistematis berdasarkan observasi inderawi”

Tren ini kemudian mengarah pada pembatasan lingkup sains hanya pada dunia fisik .

Sains juga biasa didefinisikan : pengetahuan yg sistematis tentang alam dan dunia fisik

BAGAIMANA DENGAN ILMU?

Ilmu dari kata “alima” yg artinya “mengetahui”

Jadi sebenarnya scr harfiah sama dengan science yg berasal dari kata sciere yg artinya juga “mengetahui”

Ibnu Hazm : “ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya”

Definisi ini mengisyaratkan bahwa pengetahuan tersebut harus merupakan pengetahuan yang telah teruji kebenarannya berdasarkan bukti-bukti yang kuat dan tidak hanya berdasarkan praduga atau asumsi.

DENGAN KATA LAIN…

Ilmu memiliki kriteria yang sama dalam hal pengetahuan itu hrs bersifat sistematis dan terorganisasi

Tetapi ilmu memiliki pengetahuan atau lingkup yg berbeda dengan sains, krn jika sains hanya pada bidang yang empiris, fisik, dan positivistik, maka ilmu juga memasukkan bidang yg non empiris(non fisik) spt matematika dan metafisika

JADI…

Filsafat Barat telah menjadikan objek fisik sebagai objek penelitian sains dengan alasan objek tersebut memiliki status ontologis (keberadaan) yg sah dan jelas,

tetapi mrk tidak konsisten karena juga memasukkan matematika sbg sains, padahal matematika bukan objek yg empiris

MENURUT AL FARABI & IBNU SINA

Objek ilmu terbagi menjadi 3 : Entitas (sesuatu) yg scr niscaya terkait

dengan materi dan gerak (fisika) Entitas yg pada dirinya tidak bersifat fisik,

tetapi terkadang masih berkaitan dg benda fisik (yaitu matematika)

Entitas yg tidak terkait dengan materi dan gerak, yaitu Metafisika (spt Tuhan, Malaikat, Jin, Ruh, dsb)

NAH, DALAM PERSPEKTIF ISLAM…

Semua objek ilmu, baik yang fisik, matematika, dan metafisika memiliki status ontologis yang jelas dan sah serta bisa dianggap sebagai ilmu jika sitematis dan terorganisasi

JADI ANTARA SAINS DAN ILMU ITU….

Pada awalmnya memiliki perngertian yg sama

Tapi kemudian sains hanya dibatasi pada dunia fisik dg segala kompleksitasnya

Sedangkan ilmu masih istiqomah krn meliputi tidak hanya bidang fisik, tetapi juga matematika dan metafisika

BAHAN DISKUSI…

Bagaimana pendapat anda terhadap pernyataan

“Ilmu tidak bertentangan dengan agama , atau ilmu tidak perlu dipertentangkan dengan agama”

SAINS, FILSAFAT, DAN AGAMA

Pandangan saintifik (Barat) ttg alam semesta telah memberikan pengetahuan yang spektakuler ttg struktur kosmik secara fisik

Akan tetapi, dengan kecenderungannya yg kuat terhadap sekularisme, ia telah mereduksi dimensi spiritual alam dan manusia shg tidak cukup memberi posisi yg bermakna kepada manusia dalam tatanan kosmik

LANJUTAN…

OKI, kita membutuhkan sebuah filsafat dan agama untuk menyempurnakan pandangan dunia yg lebih komprehensif

Supaya manusia dapat menemukan kembali posisinya yg agung dalam kosmos, yg selama telah disingkirkan oleh sains

INDRA, AKAL, DAN HATI

Jangkauan indra utk menghasilkan ilmu pengetahuan ttg sesuatu sbgmn adanya ternyata terbatas

Informasi yg diperoleh indra seringkali menyesatkan

Akal membantu melengkapi kekurangan indra, shg kita butuh terhadapnya

Tetapi, karena akal bekerja melalui kategori2 mental yg diletakkan pada fakta, akal pun memiliki keterbatasan

LANJUT….

Pengenalan akal tdk bersifat langsung shg obyek yang ditelitinya tidak diketahui scr akrab

OKI, kita butuh alat pengetahuan lain yg kita sebut dg intuisi (hati)

Dg hati kita menembus jantung sebuah obyek shg terjadi kesatuan antara objek dan subjek,

Dg hati, pengenalan terhadap objek akan bisa dicapai

STATUS ONTOLOGIS OBJEK ILMU Pengetahuan ttg sesuatu sbgmn adanya yg

menjadi definisi ilmu hanya mungkin dicapai apabila status ontologis objek2nya telah ditetapkan lebih dahulu

Ingat ! Dalam epistemologi Islam status ontologis objek ilmu meliputi objek fisik dan non fisik

Para filosof muslim (ilmuwan muslim) telah menunjukkan secara demonstratif (burhani) bagaimana status ontologis objek2 ilmu (fisik n non-fisik) ditegakkan

Menurut mereka: Status ontologis sebuah objek ilmu berpadanan dengan kedudukannya dalam hirarki wujud (tartib al-maujudat)

Semakin tinggi posisinya dalam hirarki tersebut , semakin riil dan fundamental status ontologisnya

LANJUTAN…

Karena Tuhan sebagai sebab dari segala yang ada menempati puncak hirarki tersebut, menurut pandangan para filosof muslim, maka status ontologis Tuhan adalah paling riil dan fundamental

Kemudian disusul oleh para malaikat, benda-benda langit , dan baru kemudian benda-benda fisik, dg masing-masing status ontologisnya yg semakin menurun

BASIS ONTOLOGIS KLASIFIKASI ILMU

Status ontologis objek2 ilmu menjadi penting sbg basis ontologis klasifikasi ilmu yg pada gilirannya juga akan mencerminkan tdk hanya posisi objek2 itu dlm hirarki wujud, tetapi juga sifat dasar mereka

Dengan demikian , yg menjadi objek2 ilmu alamiah (fisik) adalah objek2 yang scr niscaya terkait dengan materi, bentuk, dan gerak (Ibnu Sina)

Sedangkan yg menjadi objek ilmu Matematika adalah entitas yg pada dirinya adalah tidak bersifat fisik (immaterial), tetapi terkadang masih berkaitan dg materi, bentuk, dan gerak

Sedangkan objek ilmu metafisika adalah entitas yg tidak terkait dengan materi, bentuk, dan gerak, yaitu spt : Tuhan, Malaikat, Jin, Ruh, dsb

METODE2 ILMIAH Objek2 yg merentang luas dari objek fisik hingga non-fisik

tdk bisa ditangkap hanya melalui observasi indera yg selama ini telah mjd metode unggulan sains modern karena metode ini hanya akan bekerja utk objek2 yg bersifat fisik

Untuk dapat menangkap objek2 non-fisik diperlukan cara (metode) lain yg lebih cocok dengan jenis objeknya.

Ilmuwan muslim telah mengembangkan metode lain di luar observasi (bayani), yaitu : metode logis yg disebut metode demonstratif (burhani). Metode ini menangkap objek2 metafisika secara tidak langsung melalui penarikan kesimpulan dari premis2 yg telah diketahui, yg disebut dg silogisme (qiyas) dan metode intuitif (‘irfani) yg sama-sama menangkap objek metafisika, tetapi dg cara yg sedemikian rupa shg dapat mengenal objeknya setelah dihadirkan dlm jiwanya dg lebh baik dan akrab dlm apa yang disebut dengan modus pengenalan huduri ( knowledge by presence)

LANJUTAN….

Metode ilmiah harus disesuaikan dg nature objek2 ilmu

Karena setiap objek ilmu memiliki sifat dasar, karakter, dan status ontologis yg berbeda

MASALAH OBJEKTIVITAS

Kita sering mendengar ungkapan :“kalau mau benar, harus objektif” atau “ilmu harus bersifat objektif dan universal”

Sebenarnya, objektivitas dlm pengertiannya yg mutlak tdk akan tercapai dan ilmu (ilmuwan) sebaiknya rendah hati utk mengakui bahwa unsur subyektivitas tdk mungkin dihindarkan dlm penelitian ilmiah

Akan tetapi, para ilmuwan berkewajiban utk berusaha mengolah data yg diterima seobjektif mungkin shg mendekati cita2 ilmu sbg pengetahuan ttg ssesuatu sbgmana adnya, yaitu dengan menggunakan instrumen dan kriteria (prosedur ) ilmiah yg ketat

REALITAS PENGALAMAN MISTIK

Meskipun pengalaman mistik bersifat personal dan subjektif, tidak berarti bahwa pengalaman tsb tdk memiliki basis ontologis yg objektif

Misalnya, dunia mimpi, yg dapat dikatakan bersifat objektif karena memiliki ciri2 dan sifat dasar yg sama bagi setiap subyek yg mengalaminya

Demikian juga dunia mistik yg disebut alam misal (imaginal word) juga objektif krn memiliki sifat dasar yg sama dan universal bagi siapa sj yg mengalaminya sklipun mereka mengalaminya scr subjektif dan personal.

Sifat dasar alam misal-spt alam mimpi- adalah bahwa ia memiliki bentuk atau citra fisik, tetapi sebenarnya tdk memiliki unsur fisik

PENGEMBARAAN TRANSKOSMIK

Selain ttg objektivitas alam mistik, pengalaman mistik…..