Post on 28-Feb-2018
Vo1. 8 No. !,, Septernber 2014Diakre ditasi t,)irj*ri lliktit{o. 8l4)ikrilKepi201I
ISSt'l: 1978-225X
l{askeh;\sli{)riginal?itle
XilA&:\&Uli *K,{WINAVA,l Ksl?U'r $&{tA?',&,.t.4,4]1{I}aA}dA{}{, $,{N I MA{:}.{i KA&$&]N&. ff$#r:Nff$?ilY$trJffi1ffi;fiffhfi;nffffi*#:?xff11ffi$,",,,- 85-89
Y{-}NGKU &:!gwAiq $ri{IIGA}t, h{ugL}l\6 &KetA},, s&.r 1&,A}tyLrNr, fi-flRMA}VAT}"rA&.{GA-N,&18 Lrx-v,{ }:}t, {-}ai { } *&}4/AX'{ NAS{J Ty*N{}*xmirori*tn flkcen*$&{ tr/*siku{a liemrin*lis M*ningkatkxn Ku*llit** Sp*rxrxt*r** t**rag:i ?idak&{ex*emgaruhi K*nsentr*si l*n:crxr*t*z*$ q}x& ?estc}stenon T'ilqas }}elt!!i {,&*#u.r ruerr"regfc*s}lfft't1J,{.ff^/Lt"{}a7yoN or stiMl,ry,,{t. ,,ils{tLr: &y?xtc{' To tNCttilASE ?"i{E QUALtry OrSPil;l,MA7"O?,t.)A ,+/tTl'ff)UT lr;J7aCIS ??1i C$IVC{N??{I?T#}/ {}tt S:1EI.MAII}Z{}A ANt)?ESICIS;W,C ONE ON Wl{l'I'E ItA'{ (Rattus n*r,*e.u"icus) g{}-S3
i:[.&i\{LYS S}:t}}Xr{&{ ,&GL]NG}?R}}1*}i{}} XT'A g.,JU&/tr'fA, $R"t W,\&f-earruE; WAX*{}N{-I FtSt.K{Px-&gilTYA}itrs$'tr"1?!s,Il}A$/ArgN,&s{I3'i-$N,l}ANsAw'{'}tdh'{}x/st},INAs,rhsn*u &'l"l,r*e*ir3a*gele pcdx $el xpliex ovi*iuk {fumci} {?irgerla.ry*v*sa'.rr*s}ll1ST7{1trL'7?O?{ {}{t G{}{OCANJ\JGAT'}]S {}N Tt{E Ot/tilUC?it. tipt''t{ft{,ti$i, {."i1.t'-.t {}}.- rutilI'{5ttr fi ff{.}li$&' rI e? { l}v gulus j avcnictr.r! 94-,-)7
IauSiA!$ GAI{BA pU tr{:{[ pAH.]A{T'Aht l}el{ &{"{st{.[AN{{i;rngguux $'ungsi s{*ti txduk $u;a*imgAkiirst pe mbeniaa Karbusx ?'efrxkioridd1Jtr{?ir}',5ILrVt:ruaN CI1{PiittG,&rlN?itfl tE $iilLrc\D,ryyc/t,q#ot/ '|ti\tacilr.af$t}E 9B-100
X1'il-!{}i}O l{L}}V}:i{}, W}I}AGI}& S&j F{UG&Off#, Ag?'i,g 11'AE{YLrN[, *.qf.i ]i.&r?{[&ANGSUe{fAff.*{'(},4malisis &9ikr*hi*ltlgi Susu Kaani:r!mg li*rxrl*kax Stt*lrra (ilfl) xfu*r{.Ka}:irpaten Slell}rin y*gy*rakarrarr,l1cit{,}8/$t{){;{cA{, d,vlt}itr,g ott liT"tAW_A crt0ssst?{1j {;{}11.t. G;il x,t{.{,!: };R{}},{'sLilt,t}$\tI) { S 7'R I { T t', Od; }"1 &,1X fl4
YU gNX IIAS{ {"$}lrA}} r},C r}{J:rxr{Krajlnxr K*martrpaxn iis!*dri {Xpiaxira grr*veol*:rus {,i*n.} sebag{&l fi*rhsl Antistres p*r}re T'ikus Wistsr{S a***s * rr rve.gr'cr*s,)
?'t{il STUDY OF {til'EStY {,tP|UM Gltt yilStfl}/.yLI},JI'{ .) AS llilR1il}-,.r,\/ruS?Xf5,q#{i?,{?lt t{tSTAR{llatr*r norvegicusJ ............
1 01-1 04
1{}5,i07
& U ${U L {9F{,{IN { & &Iii S KI WA N{;, {IN { }iC ti{}{&qi*sentrssi {irl**r/ofrl;gru'ri "#*ieasJng, ll$r'r&o&e {CN&ea} Xk*rrak {}t*}< Siupi perauairxp .Fryersie.ff#rllsrsl'x &etiara }"ase FolikruIer tlar: n-mtexIGo!'{Al}o7'l{olY!l ttEl.EA.57t/G iJr},EMo,^/li (CNR|{) cot/Cfli\rrtu Ttot',/ oF FR{ESItir.i f K}t slxIt/c€sS.ti]&riirc's,t's&4,I\rilxrRAC:{tl{}.'oLlftut,,tl.ANilL{ff'f:A\,.{,I{AiE rr-i!-1r{}
J Lr X"I M !I{, {A,.& &€ &.SU }, $AN r,IG,tyA }'[ A ?. us.{ B E LAKAmiilan:ilc$ {}vxri$lc! S*pi S,redcrmetritis yxlrg ilit*r*pi deng*n 6'exferrricJ$d, f.&a;ru*ryarrne den.4,*ai6gPrrst*g!*me! irn Xt? Alph * {},{i S'?} secrxrx i stfr,} LI*er&s0i{4111,11/ DINAI{WS {}{;' HM}AME:rRtrts {:{){t/s TRffATEI} ry\T!-t A cCIW8t{ATt{}li {}F,\TX.{u7'g.tl,\'ii1,vri-I.!1ot/ {}tl GF,N'f1wt{tYll, };LUMEetJtNtl,.,tN$ p{;!;2ailut/iLCI{i 111- t 15
AX){{jEN J}iMS r{Kff.$,$ U&,'IT!-Y, N,{S?{YX KLIS{J&1{}&{N{, SXA}Strt&{ A$U}iGp}tiy$}qo,AX{}('ANI Sx S&,{lN S*,3YAh'tl\{CTf.}&$, &AN.{}$Xr. tsOE${&}{{}$el"ulltlhan K&*llid&s Sperr::et*zox t!*rt .ialrnlah s*l-$et Sperdirx{ogemik Ti&us yairg Ti*rpagrar "As*;literkcli{cg{,\r{;rs /& sJiljfi,if Ot# LITY Al,{t} A h,f *{itt?' {:Et.t,,t oF"lpflfi,4f.t ? rtGrnryCA 4T
,f t{A.r [i,{t"{}sz.D
.r.:mal Kedokteran HewaniS>\ : 1978-225X
Ida Bagus Oka Winaya, dkk
ASPEK PATOLOGTS INFEKSI PARVOVIRUS PADA ANAK ANJINGDI KOTA DENPASAR
Pathological Aspect of Cunine Purvovirus Infection in Denpusur
Ida B.agus Oka Winayal, I Ketut Beratal, AAA Mirah Adir, dan I Made Kardenalrlaboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, DenpasarE - m a i I : okaw inay a@gmail. com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai aspek patologis infeksi parvovirus pada anak anjing di Denpasar. Sebanyak 80 ekor anak anjing telahdiperiksa pada Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitai Udayana periode tahun 201 1- 2012. Enanbelas ekor diantiranyamenunjukkan gejala klinis berak darah, depresi, anoreksia, dan dehidrasi. Sinyaiemen mengenai umur, jenis kelamin, dan ras juga dicatat.Perubahan patologi anatomi secara signifitan berlrpa enteritis haemorrhagis et necrotican dapat ditemukan pada semua anak anjing penderita.Kongesti dan nekrosis ditemukan pada epikardium. Gambaran yang bersifal anemia ditemukan pada jaringan iimpa, ginjai, hati, sedaigkan paru-paru mengalami hiperemia. Secara mikroskopis, pada usus halus mengalami hiperemia disertai dengan irinttrasl limiosit, vilii ierlihat*atropi dannekrosis pada kripta Lieberkuhn. Nekrosis limfosit (limfositolisis) ditemukao pidu folik"l limpa. KJngesti dan nekrosis pada ototjantung nu-*intranuclear inclusion bodieshanva ditemukan pada satu anak a:rjing penderita. Penebalan ditimukan-pada septa alveoiiiedangkan pada-hati danginjal hanya ditemukan peradangan ringan. Secara klinis bentsk enteiitis hemorhagis et necrotican seialu ditimukan pada anak anjing terinfeksiparvovirus di Kota Denpasar.
Kata kunci: anak anjing, parvovitus, enteritis hemorrhagis et nccrotic(tn
penderita berak darah di Amerika Serikat. Studiepidemiologi yang dilakukan di negara Eropa menda-patkan bahwa kejadian infeksi canine parvovirus yangdisebabkan oleh CPV-2c dominan ditemukan di Itali,Jerman, Spanyol, Portugal, Prancis, dan Belgia (Decaroet al., 2007; Decaro et al., 20ll). Virus CPV memilihcryptus Lieberkuhn dan organ limfoid untuk tempatbereplikasi, namun jtga dapat menyebar ke semuajaringan (Pollock, 1982) termasuk otak (Elia et al.,2007; Decaro et al., 2009). Setelah penetrasi melaluirongga hidung, virus bereplikasi pada mucosa assciatedlimfoid tissue (MALT) dan disebarkan oleh leukositterinfeksi menuju epitel kripta usus halus danmenyebabkan klinis diare (Pollock, 1982). Startha etal. (2011) telah melakukan penelitian mengenai faktorrisiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakitparvovirus pada anjing di Kota Denpasar. Anjingdengan status vaksinasi tidak lengkap memiliki risikoterinfeksi parvovinrs 10,15 kali lebih tinggi diban-dingkan dengan yang divaksinasi lengkap (OR: 10,15).Begitu juga terhadap umur, umur anjing di bawah 3bulan lebih berisiko terinfeksi parvovirus 3,09 kalidibandingkan umur anjing di atas 3 bulan (OR:3,09).Gejala klinis yang paling khas dari penyakit ini adalahberak darah, infeksi subklinis pada anak anjing jugamungkin terjadi bila titer maternal antibodi masih
ABSTRACT
tlv'ays fbund in the ntost o.f inlected pun,ovir.us puppie.s in Denpcrsat..
Key words: puppies, pat"vovirus, enteritis haemorrhagis et necrotican
PENDAIIULUAN
Canine parvovirus tipe 2 (CPV-2) merupakan viruspaling penting penyebab enteritis pada anak anjingumur dua bulan (Appel et al., 1979). Canine par.vovirusberkerabat sangat dekat dengan feline panleukopeniavirzs (FPV), mink eneteritis virus (MEV) dan raccoonparvavirus (RPV) (Tattersal et a1.,2005). Berdasarkanpendekatan antigenesitas dan genetika, CpV tidakberhubungan dengan canine minute virus (CnNIy) yar.rysebelumnya diketahui sebagai CPV-I. Virus CpV-1dapat menyebabkan kematian pada anak anjing yangbaru dilahirkan (Tattersal et al., 2005). parvovirusmemerlukan sel host ntuk bereplikasi khususnya padainti sel. Replikasi virus hanya terjadi pada sel yangmembelah dengan cepat seperti pada sel epitelintestinal, sel sumsum tulang, dan sel miokardium.Replikasi virus menyebabkan kematianpada sel akibatkegagalan mitosis (Lamm dan Rezabek, 2008). padatahun 1980 dua varian antigenik CpV diketahuiberdasarkan identifikasi menggunakan antibodi mono-klonal yaitu CPY-2a dan CPV-2b (Truyen, 2006).padatahun 2000 varian CPV-2c ditemukan di Italia. Varianini menyebabkan enteritis hemoragis pada anjing(Buonavoglia et al., 2001). Hong et al. (2007) jugamelaporkan bahwa CPY-2I dapat diisolasi dari anjing
t
85
Jurnal Kedokteran Hes ari Vol. 8 No. 2, SePtember it., . -
(
I
cukup atau terjadi pada anjing dewasa (Decato et al',
2005). Angka kematian dapat mencaparT0%o pada anak
anjing dan kurang dat'. 1%o pada anjing dewasa- Faktor
predisposisi yarrg berpengaruh terhadap kejadian
infeksi parvovirus pada anak anjing adalah daya tahan
tubuh, infestasi parasit, kebersihan kandang, dan stres
lingkungan (Hoskin, 1 997).
MATERI DAN METODE
Sebanyak 80 ekor anak anjing berasal dari Kota
Denpasar telah diperiksa di Laboratorium Patologi
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana Denpasar pada periode bulan Januari 20llsampai dengan bulan Januari 2012. Dari 80 ekor anjing
yang diperiksa 16 ekor menunjukkan gejala klinisberak darah tanpa disertai infeksi parasit, selain itujugadapat dilihat gejala klinis seperti depresi, anoreksia,
dan dehidrasi. Pencatatan terhadap sinyalemen seperti
jenis kelamin, umur, dan ras juga dilakukan. Sepuluh
ekor anjing datang dalam keadaan sudah menjadi
kadafer dan sisanya masih hidup. Anjing ini kemudian
dieutanasia menggunakan garam inggris jenuh (MgS0a)
sebanyak 7 ml yang disuntikkan secara intrakardial.
Anjing yang sudah dikorbankan kemudian dinekropsi.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap situs viscerum,
dilakukan pengambilan organ yang menunjukkan
adanya kelainan, selanjutnya disimpan dalam pot yang
sudah mengandung netral bufer formalin l0o/o. Sampel
organ usus, janfung dan organ lain yarlg mengalami
kelainan dipotong dengan ukuran lxlxl cm dan
didehidrasi menggunakat caitan alkohol berbagai
konsentrasi, mulai dari 10%; 85%; 95o/o; dan alkohol
absolut. Setelah dehidrasi dilanjutkan dengan
penjernihan menggunakan larutan xilol' Jaringan yang
sudah matang kemudian diinfiltrasi menggunakan
parafin cair dan dilakukan embedding dalam blokparafin. Blok parafin kemudian dipotong dengan
ketebalan 5 p untuk diwarnai menggunakan zat wama
hematoksilin dan eosin (HE) (Kiernan, 1990).
Diagnosis infeksi parvovirus pada anjing didasarkan
atas gejala klinis, perubahan patologi anatomi, dan
pemeriksaan histopatologis. Hasil pemeriksaan pato-
logis juga diperkuat uji polymerase chain reaction
(PCR) yang dilakukan di Laboratorium BiologiMolekuler Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Udayana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyakit parvovirus yang terjadi di Kota Denpasar
kebanyakan menyerang anjing muda dengan gejala
klinis berupa berak darah, anoreksia, depresi, dan
dehidrasi. Tingkat kejadian parvovirus pada anjing di
Kota Denpasar mulai periode waktu Januari 2011
sampai dengan Januari 2012 adalah 20 7o. Temuan inimendekati prevalensi yang dilaporkan oleh
Mosallanejab et al. (2008) yattg menyatakan bahwa
infeksi parvovirus prevalensinya lebih tinggi ditemukan
pada anjing umur di bawah enam bulan (21,9%).
86
Temuan ini juga memberi petunjuk bahwa varian vlrus
yang menginfeksi anjing di Kota Denpasar bukan dari
varian CPV-2c, karena umunmya varian CPV-2c
kebanyakan menginfeksi anjing berumur di atas enam
bulan (Cavalli, 2001; Decaro et al., 2008;Decato et al',
2009). Kejadian infeksi parvovirus lebih banyak
ditemukan pada anjing jantan dibandingkan dengan
anjing betina dan lebih menyukai ras tertentu. Pendapat
ini berkaitan dengan temuan yang dilaporkan oleh
Houston et al. (1996) yang menyatakan bahwa ras
anjing seperti Rottwailer, Doberman pincher, American
pit bull tenier, Labrador retriever, dan German
shepherd memiliki garis genetika sama dan sangat
sensitif terhadap parvovirus. Perubahan patologi
anatomis yang signifrkan ditemukan pada usus halus
dengan lesi berupa edema dan hiperemiapada mukosa,
selain itu nekrosis dan foci hemoragis juga dapat
ditemukan (Gambar 1). Perubahan enteritis
hemorrhagis et necrotican dapat ditemukan pada
semua anjing penderita' Kongesti dan nekrosis
ditemukan pada epikardium jantung (Gambar 2)'
Gambaran anemia ditemukan pada limpa, ginjal, dan
hati. Kemerahan terlihat pada jaringan paru dan
kekuningan pada hati. Sinyalemen anjing terinfeksi
parvovirus di Kota Denpasar disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Sinyalemen anjing terinfeksi parvovirus di Kota
Denpasar
No Jenis kelamin Umur/ minggu Ras
1 JantanI
2
3
45
6
7
8
9
10
8 minggu Lokal12 minggu Pekingese
13 minggu Pekingese
8 minggu Lokal
10 minggu Terrier9 minggu Pekingese
12 mirggt Pit bull12 minggu Lokal
10 minggu11 minggu
Chow chowPomeranian
Chow chowPit bullLokalLokalChihuahua
2 Betina1
2
J
45
6
mlnggumingguminggumingguminggu
l012
1
8
11
7 minggu Lokal
Secara mikroskopis, perubahan signifrkan dite-
mukan pada usus halus. Mukosa usus terlihat hiperemi
disertai dengan infiltrasi limfosit, vili terlihat atropi dan
nekrosis pada kriptus Lieberkuhn. Perubahan pada usus
halus dapat ditemukan pada semua anjing penderita'
Target utama dari CPV adalah epitel usus halus, infeksi
lisis mengakibatkan deskuamasi, perdarahan dan
pemendekan vili duodenum' yeyenum, dan ileum'
kerusakan pada epitel saluran pencemaan dapat
merangsang terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri
Escherichia coli. Peredatan bakteri dan endotoksinnyapada alirar darah menimbulkan keadaan yang disebut
d.rgm coliform septicaemia. Bila keadaan ini tidak
dapat diatasi dapat berlanjut menjadi shock septic yang
I
Jurnal Kedokteran Hewan Ida Bagus Oka Winaya, dkk
berakhir dengan kematian (Turk eI a1.)990) sepertiyan_e disajikan pada Gambar 3. Begitu juga halnyaden_san kluiis berak darah pada anjing penderitamerupakan konsekuensi dari adanya endotoksemia dansitokin ploinflamasi (tsogai et al., I 999). Nekrosislimfo.rr padr folikel Iinrloid limpa yang intensitasnyasemakin berkurang pada daerah parakofteks. Deplesilimlosrt pada fblikel lirnpa ditemukan pada l2 aryingpenderita. -\danr a lirnfositolisis yang meluas padadaerah tblikei limtbid limpa merepleksikan kesukaanCP\i pada populasi se1 yang aktif membelah (Smith_Carr er ttl.. I9t),1 ) seperti ;rang disajikan pada Gambar4. Kongestr epikardiurl dan nekrosis pada miokardiumditemukan pada dua anjrng penderita. Namunperubahan rrttr.ttrttrc.lettr inc.ltrsion botlies padamiokardiunt otor jantung hanya ditemukan pacla satupenderita (Gambar -\ ).
Kongesti epikardium, nekrosis, dar- inclusion bodiesditemukan pada otot jantung anjing umur g mingguumumnya karena anak anjing tidak memiliki kekebalan
fuyl* dari induknya. Oleh karena itu, untuk mencegahkejadian miokarditis akut maka vaksinasi induk yangakan dikawinkan sangat dianjurkan. Di Indonesialbentuk miokarditis sangat jarang ditemukan karenakebanyakan anak yang baru dilahirkan memilikikekebalan bawaan yang dapat bertahan dalam beberapaminggu (Sendow, 2003). Kematian mendadak pada anakanjing terinfeksi CPV bentuk miokarditis berhubungan
9*,g* tingginya kandungan cardiac troponin (cfn-f;di dalam plasma darah. Tinggi rendahaya kadar hoponinsangat ditentukan oleh tingkat kerusakan padamiokardium (Spratt et al., 2005). Sebaliknya, bentukenteritis sangat umum ditemukan pada anjing mulai dariumur 8-13 minggu dengan gejala khas berak darah. Hal
4. Fotomikrograf limfositolisis 1+) pada folikel400 x
F!'ri'l.rkrLrs*f ittt,trtuclear inclusion bodies (i) pada miokardium jantung, ,{00 X
Gambar 1. Nekrosis auoftoii n"*orrnfiffiffiruutu, cffi
Gambar -1. F, - :::.,:r,:t-.ti L/1Ifr.111! et n'err,rticctn 1-yffiusus halus. ll r'
Gambar 5
87
*
Jurnal Kedokteran Hewan Vol. 8 No. 2, September 2014
Tabel 2. Perubahan mikroskopik pada organ anjing terinfeksi parvovirusfretuensl (N: t0)
1 H"ti Ditemukan adanya infiltrasi sel radang di sekitar segitiga Kiernan dan akumulasi
2
3
4
5
4116
3lt67116
tzt162lt62lt6U16
16116
t6ll6t6lt6
GinjalParuLimpajantung
Usus
vakuola lemak intraelulerNefritis et necrotican fokalDitemukan penebalan pada septa alveoli
Nekrosis pada folikel limfoidKongesti pada epikardiumNekrosis pada miokardiumIntra nuclear inclusion bodies
Atropi pada villiEnteritis hemorrhagis et necroticanNekrosis pada ltriptus Lieberkuhr
ini dapat disebabkan oleh rendahnya titer matemal
antibodi, rendahnya titer matemal antibodi tidak dapat
memberikan perlindungan terhadap infeksi CPV pada
anak anjing. Anak anjing diketahui sangat sensitifterhadap CPV karena adanya periode window ofsusceptibility. Pada periode ini batas terendah maternal
antibodi tidak sanggup melindungi anak anjing dari
penyakit ini dan juga vaksin yang diberikan tidak akan
berespons optimal. Dengan demikian anak anjing dalam
kondisi terancam dan dalam risiko tinggi untuk terinfeksi(Anonimus, 2011). Pada studi ini bentuk miokarditis dan
enteritis ditemukan pada anjing pit bull berumur 12
minggrr, yang menurut laporan beberapa peneliti bentuk
miokarditis dan enteritis sangat jarang terjadi secara
bersamaan. Penebalan septa alveoli akibat akumulasi
eritrosit yang ditemukan pada paru-paru
mengindikasikan telah terjadi infeksi sekunder yang
disebabkan oleh bakteri coffirm (Turk et al., 1990).
Pada hati dan ginjal hanya ditemukan peradangan ringan.
Ditemukannya asam nukleotida spesifik CPV pada hatidan giqjal menggunakan teknik rn situ hybridizationmembuktikan telah te{adi pengaturan kembali gen CPVyang berakibat pada perluasan tropis jaringan (Nho er
al., 1997). Infeksi virus pada sel hewan memerlukan
tahapan-tahapan yang membawa virus dan gennya daripermukaan se1 menuju ke suatu celah, ketika replikasiakan terjadi. Ikatan reseptor transferin (TfR) pada
permukaan sel host merupakan langkah penting untukinfeksi CPV. Diketahui juga bahwa CPY-2 dapat
bereplikasi pada sel kultur primer dari jaringan hati,
ginjal, otot jantung, limpa, dan epitel intestinal. Adanyakesesuaian antara reseptor transferin dengan kultur sel
primer berhubungan dengan tropism CPy-z ffing et al.,
2012). Perubahan mikroskopis pada organ anjingterinfeksi parvovirus disajikan pada Tabel2.
KESIMPULAN
Secara klinis bentuk peradangan berdarah disertainekrosis pada usus halus banyak ditemukan pada anak
anjing yang terinfeksi virus parvodi Kota Denpasar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada teman
sejawat, mahasiswa koasistensi Pendidikan Profesi
Dokter Hewan (PPDH) periode tahun2}l2 dan teknisi
88
Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Bali yang membantu selama
pelaksanaan bedah bangkai sampai proses pembuatan
preparat histopatologi.
DAFTAR PUSTAI(A
Anonimus.20l1. Parvovirus: Serious Dianhca in Puppies and Dog.
mrrv. peteducation.comAppel, M.J., F.W. Scott, and L.E. Carmichael. l9T9 Isolation antl
immunization studies of canine pan'ovitus-1ike virus from dttg
with hemorrhagic enteritis. \'et. Rec. 105:156-159.Buonavoglia, C., V. Martella, A. Pratelli. M. Tempesta, A- Caralli.
D. Buonavoglia, G. Bozzo, G. Elia, N Decaro, and L.E
Carmichael. 2001. Evidence 1br evolution of canine panor int.tlpe -2 in Italy. J. Gen. Virol. 82:1555-1560.
Cavalli, A., G. Bozzo, N. Decaro, A. Tinelli, A. Aliberri, and D
Buonavoglia. 200 l. Characterization of canine pan'ovints srr,: -;-
isolat lorn an adult dog. New Microbiol.24: 239-242.
Decaro, N., C. Desario, G. Elia, V. Martella' V. Mari, A. Larazz:M. Nardi, and C. Buonavoglia. 2008. Evidence for imuutslt: :failure ir.r r.accinated adult dogs infected with canine pano\r:-:with typc 2C- New Microbiol.3l:125-130.
Decaro, N.. C. Desario, D.D. Addie, V. Martella, M.J. Vieira. G I:
A. Zicola, C. Davis, G. Thompson, E. Thyri, U. Truyen. :r:.:Buonavoglia- 2007. Molecular epidemiology of c-::':: 'parwovirus, Europe. Emerg. Infect. Dis. 13:1222-1221
Decaro, N., C. Desario, M. Billi, V. Mari, G. Elia, A. Catel-:.Martella, and C. Buonavoglia. 2011. Westem eur.'::.epidemiological sun-cy for pan'ovirus and coronavirus inie.in dog. \'et. J. 187:195-199.
Dccaro, N.. F. Cirone, C. Desario, G. Elia, E. Lorms.'. l'1
Colaianni, V. Madella, and C. Buonavoglia. 2009 \: :'parvorirus in a 12 year-old dog that have bcen reP:i:i:vaccinated- Vet. Rec. I 64:593-595.
Decaro, N., M. Campolo, C. Desario, G. Elia, V \l:n: - :Lorusso, and C. Buonavoglia. 2005 MatemaiLr -;:: - :
antibodies in pups and protection fronr canine pi:' - -
infections. Biological. 33:259-265.Elia, G., A. Cavalli, E. Lomrso, M.S. Lucente. N. De;.:;
Martella, and C. Buonavoglia. 2007. Dctection crl r::.-'canine parvovirus type-2 by mRNA RT-PCR. J. \::Methods. 146:202-208.
Hong. C., N. Decaro. C. Desario, P. Tanncr, M.C. Pardo. S S::-C. Buonavoglia, and J.T. Saliki. 2007. Occurrence .': --pan,ovirus type-2C in the Unites Statc. J. \'et' Diagn. In'.''I 9:515-539.
Hoskin, J.D. 1997. Update on canine pan'ovirus enteritis. \ et. \[.:92(8):694-709.
Houston, D.M., C.S. Ribble, and L.L. Wed. 199b. Risk -.- '
associated with parvovirus enteritis in dogs: 283 caser '-1991). 1996. J. Am. Vet. Med. Assoc.208('1):5ll-516
Isogar. E., H. lsogai, and M. Onuma. 1999. Eschcricr:-:
associated endotoxemia in dog with pan'orirus intection Jpn T
Vet. Sci. 5 1 (3):597-606.Kieman, J.A. 1990. Histological and Histochemical \Ierh :
Theory and Practice. 2"d ed. Oxfbrd England. Pergamon Pr.'.,
.ltL;: .. :,, , --lda Ber:Lrs Olia \\rinrva. tllilr
S[;.rlt. D 1,.. Ii..]. Nlcllrnby., N. Drur1,.:rntl .t ,\rcltcr. 1005. Carijilcir(rIoltir: IlValuation of L;ionrltl.licr tor thc tliasnosis ol hcrrt.:,.,.,.. 1r tl.t.l ':. .1. Srrr:rll .\rrirrr. l,r:rrt. lr, I i r-1.15.
-\'-r:ifllr:t. 1.N.. l). Nlustil<ari.ati. l.C.Ni.l(. lrrau,an. rhn S.K.\\ jtire-iLuti. l0I L l)r-cvrlcrrsi dan talitor risiJio ltcr.i,"irliil virLrs
ir]i\ 0 l-ir!lir rrn jing di DcIpasar. .1. \/e t. 12(l):l-15_1.,i0.l.i::.r:.r1. I'.. \1. 13crgoin, \'1.E. Llloorn. I(.1:. Ljroun. li.\1. Linilcr.
\. \lLLzr,czl<a. C.R. Perr.islt, :rntl I,.'l'ijsscn. 2005. Fanril1,,ir:rir or irirllc. ht \,'irus -l'aronorrrr,.
Fauquct. C.Nj.. N1.A. \1lrvc,..l \leniloll Li. Dcssclbcr.g, and L.r\. 13ail (]Jtls.). VIll,r, Rclrorr ot.r.rl litlclniLtirln:rlc Cc,nlt]ittcc on Tatononrr, <tf Virusc-r. Ill-sclicr.\lL.lcnlc I,rcss. US-\
i::r'..-1. Li. 1006. Er,olLrtion ot caninc ltrrvovrrrLS_l ncctl lirr lcrr,r:ccincs l) \'c1. llicrobiol. 1 lr:9-l--1.
\ ir.l. Il.. Ir. Zhrnil. \\r. Ceo. aniL N,l. Zhunil. l0 ll. l-hc subccllul:irIurii tltc tissLrc tto;tisn.r crf cllinc ltarr.orirus b:iscil on thc cir_locrrlization trf translcrrin reccllt()t. ;\siarr J. Arrirn. \'ct. Arlr..-r:215 -l-ll
89