Post on 10-Dec-2015
FARINGITIS
DEFINISI
Peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, trauma, toksin, dan lain - lain.
Faringitis Akut ○Faringitis Viral ○Faringitis Bakterial ○Faringitis Fungal ○Faringitis Gonorea
Faringitis Kronis ○ Faringitis Kronis
Hiperplastik ○ Faringitis Kronis Atrofi ○ Faringitis Spesifik
Faringitis Luetika Faringitis TB
KLASIFIKASI
Anatomi NasofaringAnatomi Nasofaring
Adenoid
Fossa Rosenmuller
Torus tubarius
Muara tuba Eustachius
Konka media
Konka inferior
Koana
Septum nasi
Patofisiologi
Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring → reaksi inflamasi lokal.
Infeksi bakteri grup A Streptokokus ß hemolitikus → kerusakan jaringan yang hebat, karena bakteri ini melepaskan toksin ekstraseluler → demam rematik, kerusakan katup jantung, glomerulo nefritis akut → terbentuknya kompleks antigen-antibodi
Etiologi Bakterial
Group A beta-hemolytic streptococci (GABHS) (15%)
Group C, G, F Streptococci ( 10%), Arcanobacterium Chlamydia pneumoniae (5%)Corynebacterium diphtheriaCorynebacterium haemolyticus ( 5%)Mycoplasma pneumoniaeJarang : Borrelia species, Francisella tularensis,
Yersinia species, Corynebacterium ulcerans.
Viral pharyngitisAdenovirus (5%):.Herpes simplex (< 5%):Coxsackieviruses A and B (< 5%):Epstein-Barr virus (EBV):CMV.HIV-1:
Penyebab lainCandida sp
Manifestasi Klinik Gejala dan tanda faringitis akut
nyeri tenggorok, sulit menelan, demam, mual dan kelenjar limfe leher membengkak.
Pada pemeriksaan tampak hiperemis, udem dan dinding posterior faring bergranular.
Infeksi Virus
gejala disertai dengan konjungtivitis, malaise, fatigue, serak, dan demam yang tidak tidak terlalu tinggi (low-grade fever)
Faringitis pada anak dapat disertai dengan diare, nyeri perut, dan muntah.
Faringitis Akutdinding posterior faring hiperemis dan bengkakGejala : nyeri tenggorok, sulit menelan, demam, mual dan kelenjar limfe leher membengkak
Manifestasi Klinik Streptococcus group A
Riwayat infeksi bakteri Streptococcus sebelumnya Streptococcus meningkat pada musim dingin. Gejala :
rasa sakit pada tenggorokan, nyeri menelan, demam, pusing, nyeri perut, mual dan muntah.
Tanda :
adanya eritema faring dan tonsil, eksudat pada faring dan tonsil, petechiae palatine, edema uvula, limfadenopati servikalis anterior
Faringitis Kronis
penebalan mukosa dinding posterior faring, hipertrofi kelenjar limfe di bawah mukosa sehingga dinding posterior tidak rata (granuler) dan lateral band menebal.Gejala klinik: rasa kering, gatal atau berlendir atau mengganjal di tenggorok yang disertai batuk.Penatalaksanaan:1.Dicari dan diobati infeksi kronis hidung dan sinus paranasalis2.Lokal kaustik dg zat kimia (AgNO3, albothyl) atau listrik (elektrokauter)3.Simptomatik: obat kumur/isap, antitusif/ekspektoran
Faringitis Jamur (Candidiasis)
Tampak plak putih di orofaring dan mukosa faring lainnya hiperemis.Kalau diangkat tidak berdarah
Terapi: Nystatin 100.000-400.000 2x/hari, analgetika
Faringitis Sifilis
Stadium primer menimbulkan bercak/ulkus pada lidah, palatum, tonsil dan dinding posterior faring.Ulkus tidak menimbulkan nyeri dan pembesaran kelenjar submandibula tidak nyeri tekan.Stadium tersier menimbulkan nyeri pada tonsil dan palatum.Terapi: penisilin dosis tinggi
Faringitis Gonorea
Pada pasien dengan kontak orogenital.
Terapi: Sefalosporin generasi ke-3 Seftriakson 250 mg IM
Kultur Tenggorok
Faringitis yang disebabkan oleh bakteri GABHS
Pengambilan swab pada daerah tonsil dan dinding faring posterior.
Spesimen diinokulasi pada agar darah dan ditanami disk antibiotik.
Sensitifitas mencapai 90-99 %. Penting bagi penderita > 10 hari.
GABHS rapid antigen detection test
Untuk mendiagnosa faringitis karena infeksi GABHS. Jika pasien memiliki resiko sedang, atau jika seorang
dokter tidak nyaman memberikan terapi antibiotik dengan resiko tinggi untuk pasien.
Jika positif maka pengobatan antibiotik yang tepat, namun jika negatif maka pengobatan antibiotik dihentikan dan dilakukan follow-up
Hasil kultur tenggorok negative Rapid antigen detection tidak sensitive untuk
Streptococcus Group C dan G atau jenis bakteri patogen lainnya.
Penatalaksanaan Virus → diberikan analgetik dan tablet isap Antibiotika → faringitis bakteri Gram positif,
disamping analgetika dan kumur dengan air hangat.
Penisilin → bakteri GABHSDosis 250 mg, 2-3 kali/hari untuk anak-anak, Dewasa 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali
sehari selama 10 hariJika alergi penisilin, diganti dengan eritromisin
Komplikasi Komplikasi umum
Sinusitis, otitis media, epiglotitis, mastoiditis, dan pneumonia.
Demam rheumatic akut (3-5 minggu setelah infeksi), poststreptococcal glomerulonephritis, dan toxic shock syndrome, peritonsiler abses.
Komplikasi infeks mononukleus
Ruptur lien, hepatitis, Guillain Barré syndrome, encephalitis, anemia hemolitik, myocarditis, B-cell lymphoma, dan karsinoma nasofaring.
Prognosis
Sebagian besar sembuh spontan dalam 10 hari
Waspadai terjadinya komplikasi
Definisi
Semua proses inflamasi baik akut atau kronik, infeksi atau non infeksi, terlokalisir atau sistemik yang terjadi di laring.
Klasifikasi
Laringitis Akut Laringitis Kronis
○Laringitis Kronis Atrofi ○Laringits Kronis Hipertrofi
Laringitis Kronis Spesifik ○Laringitis Tuberkulosis
Laringitis Sifilis
Anatomi Laring-dibagi 3:
-1. supraglotis terdiri dari epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago aritenoid, plika vestibular(pita suara palsu), dan ventrikel laringeal
-2. glotis pita suara dan plika vokalis
-3 . subglotis memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga kartilago krikoid
-
Fisiologi Fungsi Dasar
Proteksi → mencegah agar makanan dan benda asing masuk kedalam trakea dengan cara menutup aditus laring dan rima glotis yang secara bersamaan.
Respirasi → mengatur besar kecilnya rima glotisFonasi → membuat suara serta mementukan
tinggi rendahnya nada
Fungsi lain → sirkulasi, menelan, dan emosi
Respirasi Fonasi
Plika vokalis normal
EtiologiLaringitis Akut Rhinovirus Parainfluenza virus Adenovirus Virus mumps Varisella zooster virus Penggunaan asma inhaler Penggunaan suara berlebihan :
menyanyi, Berbicara dimuka umum Mengajar
Alergi Streptococcus grup A Moraxella catarrhalis Gastroesophageal refluks
Laringitis Kronik Infeksi bakteri Infeksi tuberkulosis Sifilis Leprae Virus Jamur Actinomycosis Penggunaan suara berlebih Alergi Faktor lingkungan seperti
asap, debu Penyakit sistemik : wegener
granulomatosis, amiloidosis Alkohol Gatroesophageal refluks
Laringitis Akut
Suatu keadaan inflamasi dimana merupakan kelanjutan dari rinofaringitis (command cold)
EtiologiPenggunaan suara yang salah, paparan agen berbahaya, serta agen infeksi yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas.
Merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut (common cold)Disebabkan oleh:1. Infeksi virus Haemophilus influenzae2. Infeksi bakteri (Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococcus)3. Perubahan cuaca4. Kurang gizi/malnutrisi
Laringitis Akut Sangat hiperemis,
disoni(serak), ada sekret
Gejala :suara parau, tidak nyaman dan nyeri pada laring dan sering kali batuk iritatif. Suara lemah dan serak serta memburuk seharian.
Laringitis KronisProses inflamasi yang terjadi pada laring yang memperlihatkan perubahan dari mukosa laring serta terjadi selama lebih dari beberapa minggu atau > 3 minggu
PenyebabPerokokSering terpapar debu pada saat bekerjaBerkaitan dengan penyakit nasal dan oral serta refluks
gastroesofagealPenggunaan steroid inhalerInfeksi Staphylococcus aureus. Haemophilus influenzae dan
spesies pneumokokus, serta virus
Laringitis Kronis
laringitis akut yang tidak sembuh dan berlanjut
suara yang parau, dengan hilangnya kekuatan suara seharian dan mungkin disertai dengan batuk
Tidak terlalu hiiperemis
Terjadi penebalan plika vokalis
Laringitis Jamur Kronis
Bergranul Terdapat
bercak putik pd PV
Laringitis Tuberkulosis
Adanya tuberkel
Gejala : batuk lama, keringat malam
Laringitis tuberkulosa terdiri dari 4 stadium:Laringitis tuberkulosa terdiri dari 4 stadium:1. Stadium infiltrasi Tampak tuberkel di daerah interaritenoid sehingga menjadi berbenjol-benjol dan tidak rata2. Stadium ulserasi Tampak beberapa ulkus pada pros.vokalis yang meluas ke pita suara memberi kesan seperti digigit tikus (mouse eaten appearance)3. Stadium perikondritis Telah mengenai tulang rawan aritenoid dan epiglotis sehingga bagian ini membengkak dan hiperemis4. Stadium tuberkuloma Tampak penampilan seperti tumor
mor
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan histologi → nodul-nodul atau tuberkel-
tuberkel yang terdiri atas histiosit epiteloid dengan
sel giant mononukleasi,
Pemeriksaan kultur jaringan, dan smear
menghasilkan diagnosis pasti
Laringoskop indirek dan biopsy → untuk
menyingkirkan Ca laring
Laringitis Non Infeksi
→ terjadi setelah menyanyi secara agresif atau berteriak
Rasa emosional yang menyebabkan bersuara sangat keras → pita suara menjadi kemerahan dan edema ringan.
Laringitis Kronis Non Infeksi Perubahan epitel pada pita suara terjadi
sebagai akibat kekerasan suara kronis diikuti dengan efek iritasi pemakaian alcohol jangka panjang dan merokok
Pada laryngitis hyperplasia kronis dapat terjadi dysplasia bahkan neoplasia yang nyata
Laringitis Kronis Atrofi (Laringitis Sika)
PV menipis Ada sekret
Laringitis Kronis Hipertrofi
Bergranul Sedikit hiperemis Perubahan epitel
pada pita suara dapat terjadi sebagai akibat kekerasan suara kronis diikuti dengan efek iritasi pemakaian alcohol jangka panjang dan merokok
Laringitis Kronis Hipertrofi Difus
Pemeriksaan Fisik Dapat ditemukan
suara yang serak pernafasan cuping hidungfrekuensi pernafasan dan denyut jantung yang meningkatanak bisa sampai megap-megap (air hunger)faring yang meradangretraksi suprasternalinfrasternal dan intercostal serta stridor yang terus
menerusHipoksia dan saturasi oksigen yg rendah
LARINGOLARINGOSKOPISKOPI
• Kemerahan yang difus • Pelebaran pembuluh darah dari pita suara • Gambaran laringoskopi yang pucat disertai edema yang berair dari jaringan subglotis• Pergerakan pita suara yang asimetris dan tidak periodik
Pencitraanrontgen polos regio colli lateral untuk melihat edema pada
supraglotik dan retrofaringeal dan ketebalan jaringan lunak di jalan nafas subglotik
Rontgen thorakCT scan dan MRI untuk melihat perubahan dan struktur
laring dengan lebih baikbarium enema, rontgen double kontras pada saluran cerna
atas untuk mengevaluasi
Pemeriksaan lainskin tes jika penyebab alergi dicurigaimonitoring pH selama 24 jam jika dicurigai GERD
Umum : Mengistirahatkan pita suara selama 2 – 3 hari. Jika
pasien harus berbicara, fonasi sambil menghela nafas lembut adalah yang terbaik.
Menghirup udara yang dilembabkan (humidifikasi) membantu melembabkan saluran nafas atas.
Mengindari faktor-faktor yang dapat mengakibatkan iritasi pada faring dan laring, seperti merokok, polusi udara, makanan pedas dan minum es.
penatatalaksanaan
Laringitis Akut
Simptomatik Paracetamol atau aspirin gargles dapat
mengurangi keluhan.
Antibiotic diberikan setelah keluar hasil pewarnaan Gram dan kultur dengan tes sensitifitas
Laringotrakeobronkitis Akut (“Croup”) Terapi Non Farmakologi
Kenyamanan posisi.Humidifikasi udaraOksigenCampuran helium-oksigen
Terapi FarmakologiAnalgetik dan AntipiretikAntibiotikNebulisasi β2 Agonis kerja cepatNebulisasi EpinefrinKortikosteroid
Laringitis kronisGastroesofageal Refluks laringitis Level IModifikasi pola makanModifikasi gaya hidupPenggunaan antasida cair
Level II Antirefluks medikasiH2 bloker : Ranitidine, Cimetidine, Famotidine
Obat-obat prokinetik : Bethanecol, MetoclopramidAgen sitoprotektive : SucralfatPompa proton inhibitor
Tuberculosis Laryngitis INH, rifampisin dan pirazinamid selama 3 bulan.
Diikuti isoniazid dan rifampisin selama 9 bulan. Pengobatan penyakit paru. Istirahat bersuara dan berbicara. Analgetik untuk nyeri. Injeksi procain pada saraf laringeal superior atau
alcohol untuk meringankan nyeri hebat. Trakeostomi jika ada sumbatan jalan nafas. Pembedahan untuk stenosis sekunder jika ada
indikasi.
Komplikasi
Penyebaran secara sistemik atau ke struktur sekitarnya dari proses infeksinya
Stenosis laring akibat superinfeksi dan edema atau stenosis yang terjadi secara sekunder akibat proses penyakit yang lama
Kerusakan permanen dari struktur dan fungsi pita suara
Transformasi kearah keganasan
Prognosis
Laringitis akut → sembuh spontan, jika pasien mematuhi pengobatan, prognosis untuk kesembuhan yang cepat dan level premorbid dari fonasi adalah baik.
Laringitis kronis, tergantung proses yang mendasari timbul penyakitnya.
Kesimpulan
Faringitis seringkali muncul dengan keluhan nyeri menelan, demam dan suara parau. faringitis bisa disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, maupun gonore, untuk itu perlu dilakukan pemeriksaan yang benar untuk melakukan terapi yang benar. Terapi pada faringitis adalah medikamentosa dan pengobatan simptomatik.
Laringitis adalah inflamasi pada laring. Infeksi virus biasanya penyebab terjadinya inflamasi. Gejala khasnya yaitu suara serak atau hilang. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan perubahan yang terjadi pada suara. Biasanya, mengistirahatkan suara dan menghindari bahan iritan cukup menjadi terapi yang adekuat.
Laringitis dan faringitis merupakan keluhan yang banyak muncul dari pasien yang datang berobat ke rumah sakit atau dokter. Dengan menghindari faktor resiko, sebenarnya keluhan ini dapat dihindari. Bila telah terjadi keluhan yang berlangsung lama, maka pengobatan yang adekuat serta kepatuhan pasien dalam pengobatan dan menghindari faktor resiko akan mencegah perjalanan ke arah yang buruk.