F80 – F 89 , F90- F99.pptx

Post on 07-Dec-2015

271 views 6 download

Transcript of F80 – F 89 , F90- F99.pptx

F80 – F 89GANGGUAN PERKEMBANGAN

PSIKOLOGIS

Dr IRA SAVITRI TANJUNG, SpKJ (K)RSMM BOGOR

F80 Gangguan Perkembangan Khas berbicara dan berbahasa

• F80.0 Gangguan Artikulasi berbicara khas• F80.1 Gangguan Berbahasa Ekspresif• F80.2 Gangguan Berbahasa Reseptif• F80.3 Afasia yang didapat dengan Epilespsi• F80.8 Gangguan Perkembangan Berbicara &

Berbahasa lainnya• F80.9 Gangguan Perkembangan Berbicara &

Berbahasa YTT

F81 Gangguan Perkembangan Belajar Khas

• F81.0 Gangguan Membaca khas• F81.1 Gangguan Mengeja Khas• F81.2 Gangguan Berbahasa Reseptif• F81.3 Gangguan Berhitung Khas• F81.8 Gangguan Perkembangan Belajar

lainnya• F81.9 Gangguan Perkembangan Belajar YTT

• F82 Gangguan Perkembangan Motorik Khas

• F83 Gangguan Perkembangan Khas Campuran

F84 Gangguan Perkembangan Pervasif

• F84.0 Autisme masa Kanak• F84.1 Autisme tak Khas• F84.2 Sindroma Rett• F84.3 Gangguan Desintegratif masa kanak lainnya• F84.4 Gangguan aktivitas berlebih yang berhubungan

dengan retardasi mental gerakan stereotipik• F84.5 Sindroma Asprger• F84.8 Gangguan Perkembangan Pervasif lainnya• F84.9 Gangguan Perkembangan Pervasif YTT

• F88 Gangguan Perkembangan Psikologis Lainnya

• F89 Gangguan Perkembangan Psikologis YTT

F90 – F 98GANGGUAN PERILAKU DAN

EMOSIONAL DENGAN ONSET BIASANYA PADA MASA KANAK DAN

REMAJA

F90 Gangguan Hiperkinetik

• F90.0 Gangguan Aktivitas dan Perhatian• F90.1 Gangguan Tingkah Laku Hiperkinetik• F90.8 Gangguan Hiperkinetik lainnya• F90.9 Gangguan Hiperkinetik YTT

F91 Gangguan Tingkah Laku

• F91.0 Gangguan Tingkah laku yang terbatas pada lingkungan keluarga

• F91.1 Gangguan Tingkah Laku tak Berkelompok• F91.2 Gangguan Tingkah laku Berkelompok• F91.3 Gangguan Sikap Menentang

(membangkang)• F91.8 Gangguan Tingkah Laku lainnya• F91.9 Gangguan Tingkah Laku YTT

F92 Gangguan Campuran Tingkah Laku dan Emosi

• F92.0 Gangguan Tingkah laku Depresif• F92.8 Gangguan CampuranTingkah Laku dan

Emosi lainnya• F92.9 Gangguan Campuran Tingkah Laku dan

Emosi YTT

F93 Gangguan Emosional dengan Onset Khas pada masa Kanak

• F93.0 Gangguan Anxietas perpisahan masa kanak

• F93.1 Gangguan Anxietas Fobik Masa Kanak• F93.2 Gangguan Anxietas Sosial masa kanak• F93.3 Gangguan Persaingan antar - saudara• F93.8 Gangguan Emosional masa kanak

lainnya• F93.9 Gangguan Emosional masa kanak YTT

F94 Gangguan Emosional dengan Onset Khas pada masa Kanak

• F94.0 Mutisme Elektif• F94.1 Gangguan Kelekatan Reaktif Masa

Kanak• F94.2 Gangguan Kelekatan tak terkendali

masa kanak• F94.8 Gangguan fungsi sosial masa kanak

lainnya• F94.9 Gangguan fungsi sosial masa kanak YTT

F95 Gangguan “TIC”

• F95.0 Gangguan “Tic” sementara • F95.1 Gangguan “Tic” motorik atau vokal

kronik• F95.2 Gangguan Kombinasi “Tic” Vocal dan

Motorik multipel (sindroma de la Tourette)• F95.8 Gangguan “Tic” lainnya• F95.9 Gangguan “Tic” YTT

F98 Gangguan Perilaku dan Emosional lainnya pada masa Kanak dan Remaja

• F98.0 Gangguan Anxietas perpisahan masa kanak• F98.1 Gangguan Anxietas Fobik Masa Kanak• F98.2 Gangguan Anxietas Sosial masa kanak• F98.3 Gangguan Persaingan antar - saudara• F98.4 Gangguan Emosional masa kanak lainnya• F98.5 Gagap (stammering)• F98.6 ‘Cluttering”• F98.8 Gangguan perilaku dan emosional lainnya YDT dengan

onst biasanya pada masa kanak dan remaja• F98.9 Gangguan perilaku dan Emosional YTT dengan onset

biasanya pada masa kanak dan remaja.

• F99 Gangguan Jiwa YTT

GANGGUAN AUTISTIK

1818

• Prevalensi (2002):– ASD 60 per 10.000 anak– DSM-IV-TR: 5 per 10.000 anak (median prevalence)

• Onset: sebelum usia 3 tahun• Gender: Laki:wanita = 4:1• Strata sosial, etnik dan kultur: tak ada hubungan

• Komorbid:– 75% mengalami retardasi mental (Autisme Infantil)

35% retardasi mental (ASD)– Cemas: 7-84%– Bangkitan: 11-39% (terutama pada anak perempuan dan yang

berkomorbiditas Retardasi Mental)

Karakteristik

1919

Biologis

pelebaran ventrikel 20-25%EEG abn 10-83%vermis serebelumhipoplasia

Neuroanatomi

Lobus temporalSerebelumAmigdalaSubstansia alba

Perinatal

perdarahan trimester 1infeksimeconium pd amnion

Imunologis

immunologicalincompatibility

Genetik

Krom 2,7,4,15,19& 16,1736-96% monozigot0-27% dizigot

Neurokimia

Neurotransmiter

? AUTISME ?

ETIOLOGI

Gejala autisme

Kriteria DSM-IV-TRAdanya hendaya berat dan pervasif pada beberapa area perkembangan

• Interaksi sosial• Komunikasi• Stereotipi pada perilaku, minat dan aktivitas

Gambaran klinis dan cara mendiagnosis anak autistik

Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial Gangguan komunikasi verbal, non verbal dan bermain Aktivitas dan minat yang terbatas Perilaku stereotipik Ketidakstabilan mood & afek Respons berlebih terhadap beberapa stimuli sensorik &

respons kurang terhadap stimuli sensorik yg lain Gejala2 perilaku yg terkait (hiper/hipo-kinesis, agresi,

tantrum, melukai-diri, perhatian pendek, kemampuan fokus pada tugas yg buruk, insomnia, masalah makan, enuresis)

Attachment– Ikatan afeksi dengan pengasuh utama sangat

kurang core feature autism– 40-50% securely attached (populasi umum 65%),

namun dgn kualitas berbeda• Ibu sebagai ‘benda’ sumber rasa aman utk pemenuhan

kebutuhan konkret• Perilaku kelekatan tak disertai dgn kenikmatan

emosional maupun kebutuhan resiprokal

Gambaran Klinis-1

23

Perkembangan Emosi– sulit mengekspresikan emosi

• Ekspresi datar• Giggle, temper tantrum, gembira, frustrasi, panik, cemas lebih banyak

menunjukkan emosi negatif dan campuran ekspresi emosi yang aneh/ tak sesuai

• ‘meniru’ senyum sosial (bukan resiprokal)• Intinya: tidak membagi emosi dengan orang lain

– Tak tertarik pada ekspresi wajah orang lain, tidak menatap mata orang lain

– Dowson & Munson (2002):• Tidak menunjukkan perbedaan respons ketika dihadapkan dengan ibunya

versus orang asing• Individu umum saat dihadapkan dgn wajah girus fusiform

Anak autistik girus temporal inferior: area otak yang digunakan untuk persepsi suatu obyek

Gambaran Klinis-2

24

Joint attentionShare a feeling of interest: tak ada

– Referential looking• 6-9 bulan secara bergantian antara obyek dan pengasuh, “Lihat

apa yang kupandangi”– Referential gesture

• Menunjuk atau memamerkan obyek kepada pengasuh agar dilihat– Shared attention behavior

• tak menggunakan gesture untuk mengekspresikan perasaan• Memeluk untuk menunjukkan rasa sayang, menutup wajah saat

malu

Gambaran Klinis-3

25

Perkembangan Bahasa– Mutism/ nonverbal– Verbal:

• Ekholalia, literal, prosodi (-)• Isi pembicaraan aneh• Tak digunakan untuk komunikasi resiprokal• Menggunakan ungkapan bizar, tanpa peduli informasi yang

diberikan relevan atau tidak

– Perspective-Taking• Sulit membedakan kata ganti orang: saya, kamu, dia• “Kamu mau kue?” adalah kata ajaib untuk mendapatkan kue

Gambaran Klinis-4

26

Perkembangan kognitif– Kecerdasan bervariasi luas: rata-rata s/d retardasi– Memori bagus, tp mungkin tidak fungsional– Social reasoning rendah– Tak dapat menggunakan informasi kontekstual

untuk memecahkan masalah (soal cerita)– Fungsi eksekutif rendah: planning, organizing,

selfmonitoring, cognitive flexibility

Gambaran Klinis-5

27

Theory of MindMind blindness

• Kemampuan mengenali status mental diri dan orang lain terganggu

• The Sally-Anne Experiment

Gambaran Klinis-6

28

Respons terhadap stimulus sensorikAuditorik, taktil, vestibular

Gambaran Klinis-7

29

Underrespond Overrespond

•Seolah tuli

•Tak menangis atau meminta penenangan saat terluka

•Tak suka berayun atau takut ketinggian

•hipoaktif

•Ketertarikan intens terhadap bunyi detik jam

•Tak suka dibelai, digunting kuku/ rambut

•Spinning, swinging, up & down movement

•hiperaktif

Gangguan Fisik yang terkait– Sering ISPA & sakit ringan lainnya– Gastrointestinal simptom

• Konstipasi• Diare• Sendawa

– Saat sakit tidak menunjukkan peningkatan suhu atau tidak tampak lesu

Gambaran Klinis-8

30

Tata Laksana

• Psikoedukasi keluarga• Pertimbangkan pelatihan keterampilan untuk

orang tua– Latih orangtua tentang bagaimana menciptakan

lingkungan yang menstimulus anak• Informasikan tentang ketersediaan layanan

edukasi dan sosial, kolaborasi dengan mereka.

Tata Laksana

• Kontak pihak sekolah dengan persetujuan anak tersebut dan pelaku rawatnya dan berikan saran-saran.

• Nilai tingkat fungsi adaptasi saat ini • Kelola kondisi-kondisi yang berhubungan seperti gangguan

penglihatan dan pendengaran

Tata laksana

Berikan dukungan untuk mengantisipasi situasi sulit dalam hidup.

Fasilitasi dan berkolaborasi dengan layanan rehabilitasi berbasis komunitas.

Bantu untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi anak dan keluarga

Berikan dukungan pada pelaku rawat Rujuk ke spesialis, jika tersedia, untuk pemeriksaan

etiologi lebih lanjut.Pantau secara teratur

3434

ENURESIS

35

Pengeluaran urin tanpa disengaja maupun disengaja di tempat tidur atau pakaian (mengompol) pada usia yang seharusnya sudah dapat melakukan kontrol berkemih

Definisi

36

• Diagnosis ditegakkan setelah usia 5 tahun• 2-5% usia anak sekolah• 15-20% anak usia 5 tahun• 60% pada anak laki-laki• 75% nocturnal enuresis• diurnal enuresis jarang

Epidemiologi

37

Klasifikasi

DSM-IV-TR

• Nocturnal Enuresis

• Diurnal Enuresis

• Kombinasi

Terminologi perkembangan

• Enuresis Primer(fiksasi)

• Enuresis Sekunder(regresi)

38

39

BIOLOGIS

Kedua ortu enuresis → 80% Salah satu ortu→45%Ortu tak enuresis → 15%

INDIVIDUAL

ETIOLOGI

STATUS PERKEMBANGAN

Kematangan sist motorik, kognitif sosial & emosional

STRES PSIKOSOSIAL

Enuresis sekunder merupakan respons thd stres → 4-6 tahun

Manifestasi

– Enuresis terjadi minimal 2 kali seminggu selama 3 bulan berturut-turut

– Secara klinis menimbulkan penderitaan dan disfungsi di bidang sosial, akademik dan fungsi penting lainnya

– Minimal berusia 5 tahun– Bukan disebabkan karena efek fisiologis langsung dari

• penggunaan zat (diuretik)• Kondisi medik umum: diabetes, spina bifida, bangkitan

Komorbid

• Anak dengan enuresis sering memperlihatkan problem perilaku– Menentang– Hiperaktif– Cemas– Imatur– Prestasi akademik rendah

GANGGUANPERILAKU MENENTANG

OPPOSITIONAL DEFIANT DISORDER

42

Gambaran Klinis

Suatu pola perilaku yang ditandai dengan perilaku negativistik, bermusuhan atau menentang:

• Sering hilang kesabaran• berargumentasi dg orang dewasa• menolak mematuhi aturan dan permintaan orang dewasa• sengaja menjengkelkan orang lain• menyalahkan orang lain atas kesalahan atau perilakunya• mudah tersinggung• sering marah, dengki dan pendendam

– Menimbulkan gangguan dalam min salah satu dari 3 fungsi: akademik, pekerjaan atau sosial

– Berlangsung min 6 bulan

Epidemiologi

– Prevalensi: 2-16% (DSM-IV-TR)– Awitan rata2 pada usia 8 tahun– Bisa terjadi pada usia sedini 3 tahun– Lebih sering pada anak laki dibanding perempuan

(pada usia prapubertal).Pada usia puber ± sama

45

FAKTOR BIOLOGIS

Gen berinteraksi dg faktor sosial yang buruk

Temperamen: keinginan kuat & sgt asertif → Struggle for power dg ortu

FAKTOR SOSIAL

Kemiskinan, perumahan padat, lingkungan dg tindak kriminal

Dimediasi oleh fungsi keluarga & pola asuh buruk → ortu otoriter & kontrol berlebih

FAKTOR PSIKOLOGIS

Insecure attachment: cemas menghindar krn ortu tak responsif

Kurang mampu memroses informasi dari rangsang sosial:salah memahami sosial clues & sikap permusuhan sebaya – miskin dlm menyelesaikan masalah – berharap dihargai lewat respons agresif

Perilaku yang dipelajari: anak belajar memperoleh kendali manipulatif thd ortu

ETIOLOGI

Harus diingat

Gangguan ini bukan merupakan bagian dari tahapan perkembangan:

• balita yag belajar menegakkan tekad/ keteguhan (otonomi)• masa sekolah: trauma lingkungan, sakit/ tak berdaya kronik

memicu ODD sebg defens thd ketidak-berdayaan, cemas & kehilangan kepercayaan diri

• Remaja: oposisi sbg ekspresi kebutuhan utk memisahkan diri dari ortu & membangun identitas-kemandirian

• Keterampilan berbahasa

Bila perilaku tsb muncul dengan frekuensi yang berlebihan dibandingkan anak normal lainnya

Prognosis

• Sebagian besar tak berkembang menjadi Gangguan Tingkah Laku atau Gangguan Kepribadian Antisosial

• Separuh tetap ODD setelah 3 tahun• 25% tak didiagnosis ODD lagi

• Studi lain:• 25% menjadi Conduct Disorder• 10% menjadi Gangguan Kepribadian Antisosial

GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIANdan/

HIPERAKTIVITAS

ATTENTION DEFICIT and/ HIPERACTIVITY DISORDER

Dr. IRA SAVITRI TANJUNG, SpKJ (K)

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

• Sangat sulit memusatkan perhatian, berhenti mengerjakan tugas sebelum selesai secara berulang, dan berpindah ke aktivitas lainnya

• Aktivitas berlebihan: berlarian, kesulitan untuk duduk tenang, banyak bicara atau gelisah

• Impulsivitas yang berlebihan: sering melakukan sesuatu tanpa berpikir lebih dahulu

• Perilaku mengganggu yang berulang dan berlanjut (seperti temper tantrum yang tidak biasanya dan berat, perilaku kejam, ketidakpatuhan yang menetap dan berat, mencuri)

• Perilaku atau hubungan dengan teman sebaya yang tiba-tiba berubah, termasuk

menarik dari dan kemarahan

GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS

• Gangguan psikiatrik yang paling banyak ditemukan pada anak • Angka kejadian : 5-13% anak usia sekolah• Anak laki-laki : perempuan = 3-4 : 1 (penelitian dibebeberapa SD

30%)• >50% akan berlanjut sampai remaja/dewasa• 40% GPPH bersama-sama dengan kesulitan belajar• Menimbulkan dampak yang bermakna terhadap perkembangan

dan prestasi anak• Kelemahan motorik : motorik kasar dan motorik halus, terutama

motorik halus : kesulitan menulis, tulisan tangan sangat buruk Cara memegang pensil salah, menulis lambat dan cepat lelah

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

• Pada anak yang berusia kurang dari 4 tahun, kondisi ini seringkali sulit dibedakan apakah anak menderita gangguan ini atau merupakan suatu hal yang wajar sesuai dengan tingkat perkembangannya.

• Namun pada anak dengan GPPH, gejala yang muncul tampak lebih sering dan intensitasnya lebih berat jika dibandingkan dengan anak lain dengan taraf perkembangan yang sama.

...GPPH• kelainan neurobehavioral kronik

gangguan inhibisi perilaku: impulsivitas tidak dapat berfungsi secara efisien dalam aktivitas yang bertujuan: inatensi kegagalan regulasi tingkat aktivitas yang sesuai dengan tahapan perkembangannya: hiperaktivitas

Subtipe klinik dari GPPH Terkait dengan fungsi

Neurotransmiter

hiperaktif ImpulsifInatensi

Perubahan derajat aktivitas Ketidak mampuanmenghambat

Hendaya penyaringan sensori dan

proses kognitif

Norepinefrin (formasi retikularis &

Locus coeruleus)

Dopamin (hemisfere kanan

& kortex prefrontal)

Serotonin (kortex

prefontal)

Sumber : University Of Virginia, Children’s Hospital

inattentive

pelupa

Sering bengong

Tidak teliti /tdk rapih

Perhatian mudah beralih

Gagal me-nyelesai-kan tugas

Salah tangkap

Kurang memperhatikan Sulit menata

tugas

Lambat me-nyelesai-kan tugas

Enggan melaksanakan tugas yg menuntut ketekunan

Inatensi

55

INATENSI

impulsive Asal bicara

Sulit menunggu giliran

Menyela pembicaraan

usil Banyak bicara

Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diajukan

Impulsivitas• Tergesa-gesa

menjawab

• Tidak bisa menunggu giliran

• Menginterupsi orang lain

• Mengganggu orang lain

Saya bu !Saya !

hyperactive

Tangan & kaki bergerak2

Beranjak dari kursi

Memanjat dan berlari pd situasi yang tidak tepat

Sulit bermain/ bersikap tenang

Tidak pernah bisa diam

Berbicara tanpa henti

Tergesa-gesa

HIPERAKTIF

DampakMalas

main sama kamu

Hallo..

Si pengganggu datang

Perilaku tambahan :

Mencari perhatian Menentang Suka menyerang dan iri hati Suka memaki Lekas tersinggung Frustrasi

Perjalanan klinis

INATENTIFIMPULSIF

HIPERAKTIF

INATENTIF Impulsif

hiperaktif

INATENTIFimpulsif

Masa kanak Masa remaja Masa dewasa

Perjalanan penyakit & prognosis

• Bervariasi• Biasanya:

– Pertama menghilang overaktivitas– Terakhir menghilang distraktibilitas

• Remisi umumnya umur 12-20 thn• Remisi dapat disertai dengan

•Masa remaja & kehidupan dewasa yg produktif

•Hubungan interpersonal yg memuaskan

Penyebab

• Etiologi GPPH belum jelas• Faktor genetik berperan• Adanya perubahan neurokimia berupa peningkatan ambilan

kembali dopamin ke dalam sel neuron di daerah sistim limbik dan lobus prefrontal akibat dari perubahan aktivitas dari Dopamine Transporter Gene akibat dari proses mutasi.

• Faktor2 yg terkait dengan masa kanak dini:Kelahiran prematurPemakaian nikotin oleh ibu selama kehamilanPeningkatan kadar timbal serum

• Kriteria diagnostik: DSM-IV

Diagnosis ADHD/GPPH (DSM IV)

• Gejala harus berlangsung selam 6 bulan• Harus terdapat 6 (atau lebih) gejala inatensi dan atau

hiperaktivitas/impulsivitas• Sebagian gejala timbul sebelum usia 7 tahun• Gangguan yang disebabkan oleh gejala harus terlihat

paling tidak pada 2 lingkungan (mis: sekolah an rumah)• Terjadi gangguan yang cukup bermakna: sosial,

akademik dan pekerjaan• Gangguan lainnya (Autisme, Retardasi mental,

Skizofrenia) harus disingkirkan

Sembilan gejala inatensi a) Sering gagal memberi perhatian secara detail atau melakukan

kesalahan dalam tugas sekolah karena kurang teliti, pekerjaan atau aktivitas

b) Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi terhadap tugas atau aktivitas bermain

c) Sering terlihat tidak mendengarkan jika diajak bicara secara langsungd) Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolahe) Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitasf) Sering menghindari, atau enggan terlibat tugas yang memerlukan

usaha mental seperti tugas sekolah / pekerjaan rumahg) Sering kehilang alat-alat sekolah atau mainanh) Perhatiannya mudah teralih oleh stimulus luari) Sering lupa pada tugas sehari-hari

Sembilan gejala hiperaktivitas-impulsivitas

Hiperaktif• Sering menggerakan tangan dan kaki dan sering menggeliat.• Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau disituasi lain yang

diharapkan tetap duduk ditempat. • Sering lari-lari atau memanjat yang berlebihan dalam situasi yang tidak

tepat. • Sering sulit bermain atau terlibat aktivitas secara tenang• Sering bergerak atau bertindak seakan-akan ada dorong motor

penggerak• Sering bicara berlebihanImpulsifg) Sering menjawab dengan cepat sebelum pertanyaan selesai.h) Sering sulit menunggu gilirani) Sering memotong pembicaraan orang atau permainan.

Pemeriksaan penunjang

• Tidak ada pemeriksaan laboratorium yg patognomonik & spesifik

• Hsl abnormal yg tdk spesifik – Disorganisasi & imatur EEG– PET penurunan aliran darah serebral pada regio

frontal• Tes kognitif

– Implusivitas

Komorbid

• Gangguan sikap menentang 35-50%• Gangguan tingkah laku 25%• Gangguan depresi 15% gangguan cemas 25%• Gangguan belajar 15-40%• Hendaya berbahasa 15-75%• Gangguan pemakaian zat > dibandingkan dgn

populasi umum• > 50% GPPH mengalami 2 komorbid

Dampak GPPH terhadap Prestasi Sekolah

• Perilaku di kelas buruk• Sering dihukum guru• Prestasi sekolah buruk• Dikeluarkan dari sekolah• Her berulang kali• Gagal menyelesaikan sekolah

Dampak GPPH pada Pasien dan Keluarga

KELUARGA• Stres• Depresi• Keharmonisan keluarga terganggu• Perubahan status pekerjaan

Dampak GPPH pada Pasien dan Keluarga

PASIEN• Prestasi belajar buruk• Gangguan sosialisasi• Status pekerjaan rendah• Risiko penyalahgunaan zat/narkobameningkat• Risiko tindak kekerasan/child abuse• Risiko kecelakaan meningkat• Hilangnya percaya diri

KELEMAHAN ORGANISASI

• Tampak pada seluruh aspek kehidupan, misalnya agenda berantakan, meja tidak teratur rapih, sering kehilangan barang, lupa bawa barang yang diperlukan, sulit memperkirakan waktu untuk mengerjakan sesuatu

• Sulit memecah konsep menjadi bagian yang kecil (whole to part), sebaliknya sulit mengumpulakn bagian informasi menjadi konsep (part of the whole)

• Whole the part dapat bercerita lancar ttg isi buku tapi ditanyai detil tidak dapat menjawab

• Part of the whole : menceritakan dgn detil tp tidak tahu tema

KELEMAHAN DAYA INGAT• Menerima informasi, dicatatat, dan diintegrasi disimpan

dalam otak• Proses penyimpanan dan pemanggilan kembali memori• Memori jangka pendek dan jangka panjang• Jangka pendek : menerima informasi no telpon dgn

konsentrasi penuh, akan mudah lupa bilakonsentrasi terganggu

• Jangka panjang : proses yang dihasilkan dengan pengulangan berali-kali normal 3-5 kali, gangguan 10-15 kali

• Sebaiknya diberi instruksi satu persatu tidak dapat mengingat beberapa instruksi sekaligus

Gangguan Perilaku

• Telusuri kondisi medis atau kondisi mental lain yang mungkin mendasari timbulnya gangguan perilaku (hipertiroid, gangguan depresi, penggunaan zat/alkohol)

• Telusuri dampak dari gangguan perilaku terhadap– Fungsi sosial, keluarga, pendidikan atau pekerjaan– Timbulnya masalah kesehatan jiwa yang lain– Timbulnya masalah-masalah medis

Diagnosis diferensial

• Anxiety• Depresi sekunder• Mania• Gangguan belajar

TERAPI

• Terapi yang terbaik adalah kombinasi :• Farmakologi/medikasi• Terapi perilaku• Sensori integrasi• Remedial teaching• Edukasi pasien dan keluarga mengenai GPPH

Perilaku yang mengganggu berkurang perbaikan dalam prestasi sekolah Memperbaiki hubungan dgn teman, saudara, orangtua dan guru lebih mandiri di rumah dan sekolahPerilaku yang lebih aman di komunitas (menyebrang jalan, hindari kecelakaan)

Kerjasama GURU, ORANGTUA & DOKTER sbg TEAM WORK

Tata Laksana

• Psikoedukasi keluarga• Pertimbangkan pelatihan keterampilan bagi keluarga, bila

tersedia• Hubungi guru (jika anak bersekolah dan setelah

mendapatkan persetujuan dari anak dan pelaku rawat), berikan saran dan perencanaan kebutuhan pendidikan khusus.

• Antisipasi adanya perubahan kehidupan yang besar (seperti pubertas, mulai bersekolah, atau kelahiran saudara kandung) dan aturlah dukungan personal dan sosial.

Tata Laksana

• Pertimbangkan intervensi psikososial seperti terapi kognitif perilaku dan pelatihan keterampilan sosial sesuai dengan ketersediaan.

• Nilai dampak pada pelaku rawat akibat dari gangguan perilaku dan tawarkan dukungan terhadap kebutuhan personal, sosial, dan kesehatan jiwa.

• Pertimbangkan pemberian methylphenidate hanya pada kondisi-kondisi yang sesuai dengan gangguan hiperkinetik.

• Strategi spesifik :– Reward system (anak diberikan ‘hadiah’ bila dapat menyelesaikan

tugas atau berperilaku baik)– Time out (mis. anak yang memukul adiknya dihukum duduk di

pojok ruangan selama 5 menit)– Response cost (mis. anak dilarang nonton tv bila tidak

menyelesaikan PR)– Token economy (anak mendapatkan ‘bintang’ bila menyelesaikan

tugas dan kehilangan ‘bintang’ bila berjalan-jalan di kelas jumlah bintang menentukan reward yang diterima)

• Dukungan bagi orang tua• Edukasi dan pelatihan pasien dan keluarga

Terapi Perilakuuntuk ADHD

• TIPS SUKSES BAGI ORANGTUA• - PEKA DENGAN PERMASALAHAN ANAK• - KENALILAH DIRI ANDA DAN KENALILAH ANAK ANDA• - AKUILAH BAHWA ANAK MEMPUNYAI MASALAH• - LUWES, TERBUKA DENGAN IDE-IDE BARU DAN • PENGETAHUAN BARU• - SIAP UNTUK MENINGGALKAN CARA LAMA DAN • MELAKUKAN CARA BARU• - MINTALAH PASANGAN UNTUK BEKERJA SAMA• - TEAM WORK DENGAN DOKTER, TERAPIS DAN GURU.

TIPS ORANGTUA

• ADA 4 PERATURAN EMAS UNTUK ORANGTUA :• 1. JANGAN TERLALU KERAS PADA DIRI SENDIRI• 2. SIAPKAN UNTUK BERUBAH• 3. SIAP BERTAHAN DAN SABAR• 4. TETAP KONSISTEN

PERATURAN EMAS

Abreviated Conner’s Teacher Rating Scale (ACTRS)silahkan menjawab semua pertanyaan dibawah ini dgn menggunakan tanda

silang (X) pada kolom yg menunjukkan berat ringannya permasalahan

Tidak Pernah sama sekali (0)

Seekali- sekali(1)

Cukup Sering (2)

Hampir selalu (3)

1. Tidak kenal lelah atau aktivitas yang berlebihan � � � �

2. Mudah menjadi gembira dan impulsif � � � �

3. Mengganggu anak lain � � � �

4. Gagal menyelesaikan kegiatan yg telah dimulai. Selang waktu perhatian pendek

� � � �

5. Menggerak-gerakkan angota badan atau kepala secara terus menerus

� � � �

Abreviated Conner’s Teacher Rating Scale (ACTRS)silahkan menjawab semua pertanyaan dibawah ini dgn menggunakan tanda

silang (X) pada kolom yg menunjukkan berat ringannya permasalahan

Tidak Pernah sama sekali (0)

Seekali- sekali(1)

Cukup Sering (2)

Hampir selalu (3)

6. Perhatian kurang mudah teralihkan � � � �

7. Permintaannya harus segera dipenuhi � � � �

8. Sering dan mudah menangis � � � �

9. Suasana hatinya berubah dgn cepat dan drastis � � � �

10. Ledakan kekesalan , tingkah laku eksplosif dan tidak terduga � � � �

Terima kasih