ETIKA PENYUSUN DAN PENILAI AMDAL (Kursus AMDAL · PDF filePerbedaanPerbedaan etika etikaetika...

Post on 06-Feb-2018

290 views 6 download

Transcript of ETIKA PENYUSUN DAN PENILAI AMDAL (Kursus AMDAL · PDF filePerbedaanPerbedaan etika etikaetika...

Dilarang :i. Menyusun Amdal tanpa memiliki

sertifikat kompetensi penyusun amdalj. Memberikan informasi palsu,

menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tdk benar

LARANGAN

PASAL 69 AYAT (1) HURUF I DAN J UU

32/2009

Apa Itu Etika?

Etika ≠ Moral

• Dalam bahasa sehari-hari, etika sering disamakan dengan moral.

Memukul seorang perempuan, tidak beretika atau tidak bermoral ?

Definisi Etika:

• Etika sebagai filsafat moral.

• Etika = Pemikiran kritis dan mendasar mengenai ajaran-ajaran moral atau

• Etika sbg Ilmu ttg moralitas.

Definisi Moral:

• Moral = Ajaran

tentang apa yang

dilarang dan apa

yang wajib

dilakukan oleh

manusia supaya

bisa menjadi

baik.

• Etis = Tindakan yang

berhubungan

dengan

tanggungjawab

moral.

• Misalnya:

Perbuatannya tidak

etis atau

perbuatannya etis.

PerbedaanPerbedaanPerbedaanPerbedaan etikaetikaetikaetika dandandandan etiketetiketetiketetiket

ETIKETETIKETETIKETETIKET

1.1.1.1. Etiket berkaitan dengan cara suatu Etiket berkaitan dengan cara suatu Etiket berkaitan dengan cara suatu Etiket berkaitan dengan cara suatu

perbuperbuperbuperbuaaaatan yang harus tan yang harus tan yang harus tan yang harus ddddilakukan.ilakukan.ilakukan.ilakukan.

2.2.2.2.Etiket hanya berlaku dalam Etiket hanya berlaku dalam Etiket hanya berlaku dalam Etiket hanya berlaku dalam

interaksi ataupun relasi dengan interaksi ataupun relasi dengan interaksi ataupun relasi dengan interaksi ataupun relasi dengan

sesama.sesama.sesama.sesama.

3.3.3.3.Etiket bersifat relativeEtiket bersifat relativeEtiket bersifat relativeEtiket bersifat relative

4.4.4.4.Etiket memandang manusia hanya Etiket memandang manusia hanya Etiket memandang manusia hanya Etiket memandang manusia hanya

dari segi lahiriah sajadari segi lahiriah sajadari segi lahiriah sajadari segi lahiriah saja

ETIKAETIKAETIKAETIKA

1.1.1.1. Etika tidak terbatas pada cara yang Etika tidak terbatas pada cara yang Etika tidak terbatas pada cara yang Etika tidak terbatas pada cara yang

dilakukan dalam suatu perbuatan.dilakukan dalam suatu perbuatan.dilakukan dalam suatu perbuatan.dilakukan dalam suatu perbuatan.

2.2.2.2.Etika tidak bergantung akan Etika tidak bergantung akan Etika tidak bergantung akan Etika tidak bergantung akan

hadirnya saksi, karena etika sendiri hadirnya saksi, karena etika sendiri hadirnya saksi, karena etika sendiri hadirnya saksi, karena etika sendiri

merupakan nilai yang menjadi merupakan nilai yang menjadi merupakan nilai yang menjadi merupakan nilai yang menjadi

norma dan mendasari suatu norma dan mendasari suatu norma dan mendasari suatu norma dan mendasari suatu

tindakan.tindakan.tindakan.tindakan.

3.3.3.3.Etika jauh bersifat mutlakEtika jauh bersifat mutlakEtika jauh bersifat mutlakEtika jauh bersifat mutlak

4.4.4.4.EEEEtika justru menyangkut manusia tika justru menyangkut manusia tika justru menyangkut manusia tika justru menyangkut manusia

dari segi mendalam.dari segi mendalam.dari segi mendalam.dari segi mendalam.

Etika (Nilai) Penyusun AMDAL

�Jujur

�Profesional

�Tegakkan kaidah ilmiah

�Tidak memihak (kepada pemrakarsa) �membela yang benar

�Inovatif � Tingkatkan kompetensi

�Konsisten

9

KUALITAS DOKUMEN AMDAL

TAHUN 2002n = 35

Baik0%

Sangat Baik9%

Cukup11%

Sangat Buruk

40%

Buruk40%

TAHUN 2004n = 28

Baik11%Cukup

11%Sangat Jelek57%Jelek

21%

Sangat Baik0%

TAHUN 2003n = 40

Sangat Baik6% Sangat

Buruk37%

Buruk17%

Cukup29%

Baik11%

80% Buruk – Sangat Buruk

54% Buruk –

Sangat Buruk

78% Buruk – Sangat BurukSumber: Reliantoro, 2004

10

Faktor Penentu Mutu AMDAL

Mutu DokumenAMDAL

ImplementasiAMDAL

Pandangan & Komitmen

Pemrakarsa

Kompetensi &IntegritasPenyusun

Kompetensi &Integritas

Penilai/Komisi

PENEGAKAN HUKUM

KEBIJAKAN & PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN11

Etika (Nilai) Penilai AMDAL

�Jujur

�Profesional � tidak bertindak seperti hakim/jaksa terhadap terdakwa

�Tegakkan kaidah ilmiah

�Memihak kepada yang benar

�Inovatif � Tingkatkan kompetensi

�Konsisten

�Prosedural

�Tidak membebani pemrakarsa

12

SERTIFIKASI &

REGISTRASI DI

BIDANG AMDAL

13

•Sistem administrasi (organisasi)

•Struktur

•Kerjasama

•Administrasi

•Informasi, dokumen & rekaman

•Kualifikasi teknis

KNLH

Re

gis

tra

si

Uji

kompetensi

Re

gis

tra

si

LPK AMDAL

[DIKLAT AMDAL]

LSK

(INTAKINDO)3

LULUSAN

LPK AMDAL

4

LPJPDA

[KONSULTAN]

5

���� Mekanisme Registrasi & Uji Kompetensi

14

LRK [KLH]�

Kompetensi &Integritas

Penilai/Komisi

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 15 Tahun 2010 tentang TATA CARA LISENSI

KOMISI PENILAI AMDAL

BERLAKU EFEKTIF 7 MEI 2011BAGI PROVINSI & PUSAT

LISENSI

1515

Kompetensi &IntegritasPenyusun

Saat ini berlaku Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 7 Tahun 2010 tentang

SERTIFIKASI KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

HIDUP DAN PERSYARATAN LEMBAGA PELATIHAN

KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS

MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

BERLAKU EFEKTIF 3 OKTOBER 2010

1616

17

18

http://kompetensilingkungan.menlh.go.id

PRAKTEK PELIBATAN

MASYARAKAT YANG BAIK

DALAM PROSES AMDAL

19

PRAKTEK PELIBATAN MASYARARAKAT

YANG BAIK DALAM PROSES AMDAL

●TUGAS:

– Pemerintah/komisi penilai

– Masyarakat

– LSM/ORLING

– Pemrakarsa

20

PEMERINTAH DAN KOMISI AMDAL

22

1. Memberikan panduan yang jelas dalam prosedur

pelibatan masyarakat.

2. Mengumpulkan dan mempublikasikan contoh-

contoh pelibatan masyarakat dari pengalaman

AMDAL sebelumnya dan dari sistem AMDAL

lainnya.

3. Menyediakan publikasi teknik2 atau metode yang

mungkin dipakai untuk konsultasi masyarakat.

4. Memberikan pedoman yang sederhana untuk

masyarakat umum.

PEMERINTAH DAN KOMISI AMDAL

23

5. Terus mengupayakan partisipasi masy. pada seluruh

proses AMDAL, dg teknik & mekanisme yg disusun

secara memadai & cocok utk rencana kegiatan

tertentu & masy tertentu.

6. Mengkaji draft AMDAL secara obyektif,

memperhatikan pertimbangan yg disampaikan

masyarakat secara bijaksana.

7. Melaporkan proses AMDAL secara terbuka.

8. Bertindak sebagai fasilitator & mediator diantara

stakeholders AMDAL pada kegiatan pelibatan masy.

9. Bertindak sebagai pengambil keputusan.

10. Mengawasi penerapan pelibatan masy.

MASYARAKAT

24

1. Berpartisipasi dalam evaluasi proposal/rencana kegiatan melalui pemberian

saran, penyampaian pendapat, memberikan pengetahuan lokal, mengusulkan

alternatif, dan mengomentari ttg bagaimana suatu proposal dapat diubah shgga

dapat melindungi lingkungan lebih baik.

2. Terlibat dalam proses konsultasi masyarakat seawal mungkin karena saat itu

adalah waktu yang paling efektif untuk menyampaikan pertimbangan;

berpartisipasi dalam setiap kegiatan perencanaan yang sesuai, karena hal ini

akan mempengaruhi pembangunan dan proses evaluasi.

3. Terinformasi dan terlibat dalam proses AMDAL, mengetahui kewenangan

penilaian, kebijakan yang berlaku, pemberian persetujuan dan syarat-syaratnya,

selama kegiatan pemantauan, dan mengetahui alasan persetujuan atau

ketidaksetujuan dari pengambil keputusan.

4. Melakukan pendekatan yang bertanggung jawab dalam setiap kesempatan

partisipasi masyarakat dalam proses AMDAL, termasuk informasi tujuan dari isu-

isu yang menjadi perhatian.

5. Berpartisipasi dalam proses penilaian dan pengambilan keputusan.

LSM/ORLING

1. Mengupayakan pelibatan masyarakat pada seluruh proses denganberpartisipasi secara aktif dan menginformasikannya kepada masyarakatterkena dampak.

2. Bekerjasama dengan dan mendorong masyarakat untuk terlibat dalamproses AMDAL termasuk memberikan akses pada pedoman yang dikeluarkan Komisi AMDAL.

3. Menjadi perantara antara para stakeholders AMDAL.4. Mendidik masyarakat tentang prosedur partisipasi dalam proses AMDAL.5. Membantu pemerintah untuk mensosialisasikan konsep dan prosedur

pelibatan masyarakat..6. Membantu masyarakat dalam menyampaikan kepentingan mereka.

Bertindak sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat dan seluruhstakeholders AMDAL.

7. Mengevaluasi proses pelibatan masyarakat dan memberikan saran kepadaotoritas AMDAL untuk penyempurnaan di masa mendatang.

8. Mencari solusi terbaik untuk seluruh stakeholders, mendorong solusi win-win situation, dan menghindarkan konflik yang keras antara stakeholders AMDAL.

25

PEMRAKARSA

1. Berkonsultasi kepada Komisi AMDAL dan masyarakat se awal mungkin.

2. Memberikan informasi yang memadai tentang rencana kegiatan kepada masyarakat.

3. Memulai mitigasi dampak lingkungan dan memiliki tanggung jawab untuk menerapkan RKL/RPL.

4. Bekerjasama dengan masyarakat untuk menerapkan RKL dan memberikan informasi yang memadai pada pelaksanaan RKL.

5. Melakukan studi ANDAL dan menyiapkan dokumen AMDAL secara obyektif.

6. Memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh proses AMDAL, untuk memulai dan mempromosikan pelibatan masyarakat.

7. Membuat komitmen untuk melibatkan masyarakat sebanyak mungkin dalam proses AMDAL.

26

KODE ETIK PRAKTISI AMDAL [IAIA]

1. Melaksanakan semua kewajiban dengan kejujuran, integritas dan terbebas dari segala bentuk penyimpangan

2. Melakukan semua kewajiban hanya dibidang yang ilmunya dikuasai baik melalui pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Ikut terlibat bersama para ahli di bidang lain yang kurang dikuasai.

3. Selalu mengedepankan keseimbangan dan keutuhan dalam upaya mengambil pendekatan yang holistik dalam memprakirakan dampak.

4. Untuk memastikan bahwa kebijakan, rencana, aktivitas telah sesuai dengan hukum, regulasi, kebijakan dan pedoman yang berlaku.

27

KODE ETIK PRAKTISI AMDAL [IAIA]

5. Tidak menerima pekerjaan yang meminta kita untuk melakukan menyimpangan atau menghilangkan atau merubah data pada saat melakukan analisa.

6. Mengutamakan keterbukaan kepada pemberi kerja, klien dan pada setiap laporan tertulis baik pribadi maupun finansial untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan.

7. Terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan profesional dan terus mengikuti perkembangan dalam kajian dampak dan kompetensi kemampuan yang relevan

8. Mencatumkan sumber yang digunakan dalam melakukan analisis dan penyusunan laporan

9. Bersedia untuk dicopot dari keangotaan Asosiasi AMDAL International jika terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan peraturan yang berlaku.

28

Pasal 15

1. Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Menteri berwenang membekukan registrasi kompetensi terhadap:

a. lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen Amdal yang tidak dapat menjaga pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3;

b. lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen Amdal yang melakukan penjiplakan dan/atau pemalsuan data dalam penyusunan dokumen Amdal; atau

c. LPK Amdal yang tidak dapat menjaga pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8.

PERMEN LH No.07/201029

(2) Menteri berwenang mencabut registrasi kompetensi lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen Amdal dan/atau LPK Amdal yang telah dibekukan apabila setelah dibekukan lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen Amdal dan/atau LPK Amdal tetap tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, atau huruf c.

(3) Pada kondisi pembekuan atau pencabutan registrasi kompetensi, LPK Amdal dilarang melaksanakan pelatihan kompetensi penyusun Amdal.

(4) Pada kondisi pembekuan atau pencabutan registrasi kompetensi, lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen Amdal dilarang untuk melaksanakan penyusunan dokumen Amdal.

(5) Menteri menginformasikan kepada publik mengenai pembekuan dan pencabutan registrasi kompetensi lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen Amdal dan LPK Amdal.

PERMEN LH No.07/201030

Pasal 17

(1) Berdasarkan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, LSK Amdal berwenang membekukan atau mencabut sertifikat kompetensi penyusun dokumen Amdal apabila pemegang sertifikat:

– melakukan penjiplakan dan/atau pemalsuan data dalam penyusunan dokumen Amdal; atau

– tidak memenuhi kriteria pemeliharaan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3).

(2) Pada kondisi pembekuan atau pencabutan sertifikat kompetensi, penyusun dokumen Amdal dilarang melakukan penyusunan dokumen Amdal.

PERMEN LH NO. 07/201031

• Pasal 39

Keputusan kelayakan lingkungan hidup menjadi batal atas

kekuatan Peraturan Menteri ini apabila:

– diterbitkan atas dasar rekomendasi dari komisi penilaika b u p aten / kota yan g b e l u m m em i l ik i l i s e n s i ;

– diterbitkan atas dasar rekomendasi dari komisi penilaikabupaten/kota yang lisensinya dicabut; dan/atau

– diterbitkan atas dasar rekomendasi dari komisi penilaipusat, provinsi, atau kabupaten/kota yang melakukanpenilaian tidak sesuai dengan kewenangan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, dan/atau Pasal 12.

PERMEN LH NO.05/200832

Pasal 110

Setiap orang yang menyusun amdal tanpa

memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1)

huruf i, dipidana dengan pidana penjara paling

lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak

Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

UU No.32/200933

Pasal 113

Setiap orang yang memberikan informasi palsu,menyesatkan, menghilangkan informasi, merusakinformasi, atau memberikan keterangan yang tidakbenar yang diperlukan dalam kaitannya denganpengawasan dan penegakan hukum yang berkaitandengan perlindungan dan pengelolaan lingkunganhidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1)huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama1 ( s a t u ) t a h u n d a n d e n d a p a l i n g b a n y a kR p 1 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 ( s a t u m i l i a r r u p i a h ) .

UU No. 32/2009 34

Jenis PelanggaranPidana Denda (rupiah)

Minimum Maksimum Minimum Maksimum

Melakukan usaha

dan/atau kegiatan

tanpa izin

1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar

Menyusun AMDAL

tanpa memiliki

sertifikat kompetensi

penyusun AMDAL

- 3 tahun - 3 miliar

Menerbitkan izin

lingkungan tanpa

dilengkapi AMDAL

atau UKL-UPL

- 3 tahun - 3 miliar

3535

Jenis Pelanggaran

Pidana Denda (rupiah)

Minimum Maksimum Minimum Maksimum

Menerbitkan izin

usaha tanpa

dilengkapi izin

lingkungan - 3 tahun - 3 miliar

3636

Penyusun Amdal sebagaimanadimaksud dalam Pasal 26 Ayat (1) danPasal 27 wajib memiliki sertifikatkompetensi penyusunAmdal

Dilarang :i. Menyusun Amdal tanpa memiliki

sertifikat kompetensi penyusun amdalj. Memberikan informasi palsu,

menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tdk benar

LARANGAN

PASAL 69 AYAT (1) HURUF I DAN J UU

32/2009

Penyusunan dokumen Amdal wajib

dilakukan oleh penyusun Amdal yg

memiliki sertifikasi kompetensi

penyusun Amdal

Pasal 11 Ayat (1) PP 27 /2012

Permen lh nomor 07 thn 2010

Pasal 2 Ayat (3) :Penyusun dokumen

Amdal sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dan ayat (2) wajib memiliki

sertifikat kompetensi

Pasal 4 ayat (2) dan(3) : Tim

penyusun terdiri dari Ketua Tim (1

org) dan anggota Tim (2 org)

Sanksi Pidana

Jenis PelanggaranPidana Denda (rupiah)

Minimum Maksimum Minimum Maksimum

Memasukkan B3 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar

Membakar lahan 3 tahun 10 tahun 3 miliar 10 miliar

Melakukan usaha

dan/atau kegiatan tanpa

izin

1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar

Menyusun AMDAL tanpa

memiliki sertifikat

kompetensi penyusun

AMDAL

- 3 tahun - 3 miliar

Menerbitkan izin

lingkungan tanpa

dilengkapi AMDAL atau

UKL-UPL

- 3 tahun - 3 miliar

Sanksi Pidana : Pasal 110

Setiap orang yang menyusun amdal tanpa memiliki

sertifikat kompetensi penyusun amdal sebagaimana

dimaksud dalam pasal 69 ayat (1) huruf i dipidana dengan

pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling

banyak Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Pasal 113

Setiap orang yang memberikan informasi palsu,

menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak

informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar

yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengawsaan dan

penegakkan hukum yang berkaitan dengan perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud

dalam pasal 69 ayat (1) huruf j dipidana dengan pidana

penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling

banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

KASUS PEMINJAMAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

Kasus Pemalsuan Sertifikat KompeTensi

Analisa Hukumnya :

1. Unsur melawan hukumnya : Psl 2 Permen LH 07/210, Psl 11 PP 27/2012, Psl 28 Ayat (1) dan Psl69 Ayat (1) huruf i UU 32/2009: maka Sanksipidana Pasal 110 UU 32/2009 dan Pasal 263 KUHP

2. Dok Amdal yg disusun batal demi hukum

KASUS Kualitas AMDAL TIDAK Baik

Pasal 263 KUHP

1. Brg siapa membuat surat palsu atau memalsukan

surat yg dapat menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau

pembebasan hutang, atau yang diperuntukan sebagai bukti

daripada sesuatu hal dg maksud utk memakai atau

menyuruh org lain memakai surat tersebut seolah-olah

isinya benar dan tdk palsu, diancam jika pemakaian tsbt

dapat menimbulkan kerugian, krn pemalsuan surat dg

pidana penjara paling lama enam tahun.

2. Diancam dg pidana yg sama, barang siapa dg sengaja

memakai surat palsu atau yg dipalsukan seolah-olah sejati,

jika pemakain surat tersebut menimbulkan kerugian .

PENYUSUN AMDAL

Dituntut : � Memelihara integritasnya dgn ber-

kiprah dlm kompetensinya� Bersikap objektif� Tidak berpihak� Menghormati sesama penyusun� Menjauhi plagiasi & penyimpangan

ilmiah yg lain

PENYUSUN AMDALSebagai kelompok profesi yang terpelajar

berkewajiban untuk memajukan profesinya

KemampuanKompetensi

Perkembangan mutakhirPerhimpunan ilmiahnya

Berbagi gagasan dan informasiKemitraan

Bersinergi dengan sesamanyaMenjaga nama baik

Menjauhi persaingan yang tidak wajar

PENYUSUN

� Boleh salah

� Boleh mengacu dokumen asal menulis sumbernya

� Boleh menyusun > 1 sekaligus

� Mengikuti Kaidah ilmiah

� Menjaga kerahasiaan

� Tidak boleh bohong

� Tidak boleh mengacu dokumen tanpa menulis sumbernya (�Plagiat)

� Tidak boleh meminjamkan nama

� Melanggar Kaidah Ilmiah

� Membocorkan rahasia

• Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagaiprofesional setiap anggota harus senantiasamenggunakan pertimbangan moral dan profesionaldalam semua kegiatan yang dilakukannya.

• Sebagai profesional, anggota mempunyai peranpenting dalam Pelestarian lingkungan

• Anggota mempunyai tanggung jawab kepada semuapemakai jasa profesional mereka.

• Anggota juga harus selalu bertanggung jawab untukbekerja sama dengan sesama anggota untukmengembangkan profesi

6

Prinsip Tanggung Jawab Profesi

1. Semua pelanggaran hukum di atas

termasuk pelanggran etika profesi

2. Sanksinya adalah pencabutan

sertifikat kompetsi tetapi tdk

menghilangkan sanksi pidananya

Pelanggaran Etika Profesi