Post on 13-Mar-2019
i
ENERGI METABOLISME PAKAN KOMPLIT BERBASIS TONGKOL
JAGUNG DENGAN KANDUNGAN TEPUNG RESE BERBEDA
PADA TERNAK KAMBING JANTAN
SKRIPSI
OLEH
MUH. NURHALIQ
I 111 11 344
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
ENERGI METABOLISME PAKAN KOMPLIT BERBASIS TONGKOL
JAGUNG DENGAN KANDUNGAN TEPUNG RESE BERBEDA
PADA TERNAK KAMBING JANTAN
SKRIPSI
OLEH
MUH. NURHALIQ
I 111 11 344
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muh. Nurhaliq
NIM : I111 11 344
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya sekripsi, terutama dalam
Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka bersedia
dibatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Makassar, ……. ….. 2017
Muh. Nurhaliq
iv
v
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya,
sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Energi Metabolisme Pakan Komplit
Berbasis Tongkol Jagung dengan Kandungan Tepung Rese Berbeda pada Ternak
Kambing Jantan” Sebagai salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Peternakan pada Fakultas Petenakan Universitas Hasanuddin.
Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis
juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi tingginya kepada :
1. Kedua orang tuaku ayahanda Usman Hamid dan ibunda Sri Narti, serta
saudaraku Endah Fitrianti, Tris Mauliadi dan Rama Nanda yang selama ini
banyak memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran, dorongan dan
materi kepada penulis.
2. Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc sebagai pembimbing utama dan
Ir. H. Muhammad Zain Mide, MS selaku pembimbing anggota yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan
memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya
penulisan Skripsi ini.
vi
3. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin.
4. Ibu Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M. Sc selaku Wakil Dekan I, Ibu
Ir. Hastang, M.Si selaku Wakil Dekan II, Bapak Prof. Dr. Ir. Jasmal A
Syamsu, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin.
5. Prof. Dr. Ir. R.R.Sri R.A. Bugiwati selaku penasehat akademik yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku
perkuliahan.
6. Bapak Prof. Dr. H. Muh Rusdy, M.Sc., Bapak Dr. Ir. Syamsuddin Nompo,
MP., Ibu Prof. Dr. Ir. Laily Agustina, MS., dan Ibu Dr. Jamila, S.Pt, M.Si
selaku dosen pembahas yang telah banyak memberikan saran-saran dan
masukan untuk perbaikan skripsi ini
7. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya
selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
8. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah
memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama
penulis berada di bangku kuliah.
9. Kepada teman PKL (Praktek Kerja Lapangan) Fitrawati, Kartika, Arif
Rahman Syukur, Muhammad Sukri dan Abi Rangga Kanino yang telah
banyak membantu selama berada di lapangan.
vii
10. Kepada teman penelitian Fadly Hidayat Ilyas, Muhammad Sukri, Eka
Muniarti, dan Khaerunnisa yang telah banyak membantu selama berada
dilapangan.
11. Kepada teman-teman dikandang Muh.Yusuf, Muh. Adnan Hasyim, Alif
Surya Firman, Meixan Kusnawan, Muh. Fajrul, Muh, Chaidir, Darwis,
Arditia, Nurhidayat, Muh. Shoalihin Saleh, Baharuddin DLL yang
mendukung dan memberikan doa, saran dan dorongan kepada penulis.
12. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil
di Kampus Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis
di saat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.
13. Teman-teman KKN PPM DIKTI UNHAS GEL.II Kab. PINRANG Kec.
Mattiro Sompe Desa Mattongang Tongang: Amir Hamzah, Andi Suaib,
Abi Rangga Kanino, Apriawan Zainuddin, Abdullah Magfirah Irfan, A.
Makkarakalangi, Arfian Yunanda, Rahmat Ramadhan, Muh. Nanang
Syamjaya, Ahmad, Nurhidayat, Herdy Dwy Wibowo, Firahwati, Rita
Masolo, Multazam, Ayu Merdeyani, Asriani D, Sri Sukma Utami L,
Kartika, Rasnah Bt Halim, dan Siti Maghfirah Rezky, semoga apa yang
menjadi kebersamaan kita akan selalu ada untuk tetap menjadikan kita
sebagai saudara.
14. Sahabat-sahabat kelas THT 2011 terima kasih atas segala cinta,
pengorbanan, bantuan, pengertian, candatawa, serta kebersamaannya
selama ini.
viii
15. Buat keluarga KMP UNHAS, HMI (komisariat peternakan), SEMA
FAPET-UH yang telah memberikan banyak ilmu, serta mendukung dan
penginspirasi penulis.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu
memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amiin
Makassar, …….. 2017
Muh. Nurhaliq
ix
Muh. Nurhaliq (I 111 11 344). Energi Metabolisme Pakan Komplit Berbasis
Tongkol Jagung dengan Kandungan Tepung Rese Berbeda pada Ternak Kambing
Jantan. (Dibawah bimbingan Asmuddin Natsir sebagai Pembimbing Utama dan
Muhammad Zain Mide sebagai Pembimbing Anggota).
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
tepung rese yang berbeda dalam pembuatan pakan komplit berbahan baku utama
tongkol jagung terhadap energi metabolisme pada ternak kambing. Penelitian ini
dilaksanakan berdasarkan rancangan bujur sangkar latin 4x4. Perlakuan terdiri
dari P1 = pakan komplit mengandung tepung rese 0%, P2 = pakan komplit
mengandung tepung rese 5%, P3 = pakan komplit mengandung tepung rese 10%
dan P4 = pakan komplit mengandung tepung rese 15% dengan lama pemeliharaan
60 hari. Rataan energi metabolisme untuk perlakuan P1 = 1151.31, P2 = 1319.46,
P3 = 1256.64, P4 = 1289.98 Kkal/ekor/hari. Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa penggunaan tepung rese dalam pakan komplit berbasis tongkol jagung
sampai 5% berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap energi metabolisme ransum,
dibanding pakan komplit tanpa tepung rese. Tetapi peningkatan penggunaan
tepung rese sampai 15% tidak memperlihatkan (P>0,05) peningkatan energi
metabolisme ransum. Kesimpulan, penggunaan tepung rese dari 5 – 15% dalam
pakan komplit berbasis tongkol jagung tidak mempengaruhi energi metabolisme
ransum pada ternak kambing.
Kata Kunci: Tongkol jagung, pakan komplit, energi metabolisme, kambing
kacang
x
Muh.Nurhaliq (I 111 11 344). Metabolic Energy of Corn Cobs-Based Complete
Feed Containing Different Levels of Shrimp Waste Meal on Male Goats.(Under
the supervision of Asmuddin Natsir as the Main Supervisor and Muhammad
Zain Mide as Cosupervisor).
ABSTRACT
The purpose of this research was to evaluate the effect of using of
different levels of shrimp waste meal in formulating corn cobs-based complete
feed on metabolic energy in male goats. This study was conducted according to
4x4 Latin square design consisted of four treatments and four periods. The
treatments were P1 = complete feed containing 0% shrimp waste meal, P2 =
complete feed containing 5% shrimp waste meal, P3 = complete feed containing
10% shrimp waste meal, and P4 = complete feed containing 15% shrimp waste
meal and provided for 60 days. The results indicated that the average metabolic
energy for treatment P1 = 1151.31, P2 = 1319.46, P3 = 1256.64, and P4= 1289.98
kcal/head/day, respectively. Analysis of variance indicated that use 5% of shrimp
waste meal in corn cobs-based complete feed resulted in higher (P<0,05)
metabolism energy for goat compared to complete feed without shrimp waste
meal, but no significant effects (P>0.05) on feed energy metabolism by increasing
the use shrimp waste mealup to 15% in the complete feed. In conclusion, the use
of shrimp waste mealbetween 5- 15% in corn cobs-based complete feed did not
give different effect on the feed metabolism energy of goats.
Keywords: Corncobs, Complete feed, Metabolism energy, Male goat
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Kambing ................................................................... 3
Pakan Komplit ........................................................................................ 4
Tongkol Jagung ....................................................................................... 5
Bahan Pakan Sumber Protein.................................................................. 6
Bahan Pakan Sumber Energi .................................................................. 7
TDN (Total Digestible Nutrient) ........................................................... 9
Energi Metabolisme ............................................................................... 10
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat .................................................................................. 12
Materi Penelitian ..................................................................................... 12
Metode Penelitian ................................................................................... 12
Prosedur Pembuatan Pakan Komplit ..................................................... 14
Prosedur Penelitian ................................................................................. 16
Pengambilan Sampel ............................................................................... 16
Peubah yang Diukur ............................................................................... 17
Pengolahan Data .................................................................................... 17
xii
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 18
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Denah perlakuan pakan komplit pada kambing jantan ....................... 13
2. Komposisi bahan pakan tiap perlakuan ............................................... 13
3. Kandungan nutrisi setiap jenis bahan pakan ....................................... 14
4. Kandungan nutrisi setiap perlakuan .................................................... 14
5. Rataan energi metabolisme untuk masing – masing perlakuan .......... 18
1
PENDAHULUAN
Kambing merupakan ternak memamah biak yang berukuran sedang,
pemeliharaananya tidak terlalu sulit dikarenakan jenis pakan yang diberikan
cukup beragam dan dapat berkembang di lingkungan yang buruk. Kambing selain
menghasilkan daging dan susu, juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dari
hasil sampingan seperti kotoran, urin, dan kulit. Namun, masalah yang terjadi
pada musim kemarau ialah kelangkaan pakan yang menyebabkan tidak
terpenuhinya kebutuhan ternak, solusi yang dapat di ambil adalah memanfaatkan
limbah pertanian salah satunya tongkol jangung.
Tongkol jagung merupakan bagian dari buah jagung setelah biji dipipil.
Menurut data Kementerian Pertanian (2007) dalam Surono (2010), produksi
jagung rata-rata diperkirakan sebanyak 12.193.101 ton per tahun. Dari produksi
jagung tersebut diperkirakan akan menghasilkan limbah sebanyak 8.128.734 ton
tongkol jagung per tahun. Pemanfaatan tongkol jagung sebagai pakan masihlah
sangat kurang dikarenakan serat kasar yang tinggi, kandungan protein yang kecil.
Protein yang rendah pada tongkol jangung dapat diatasi dengan penambahan
beberapa bahan pakan supaya saling menutupi kekurangan nutrisi. Tongkol
jagung digunakan sebagai sumber serat dalam pembuatan pakan komplit untuk
kambing jantan.
Hasil penelitian sebelumnya pakan komplit dalam bentuk wafer dan pelet
mengandung tepung rese memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
penampilan kambing jantan. Jadi penelitian ini dilakukan untuk melihat tepung
2
rese sampai level berapa memberikan pengaruh yang baik terhadap metabolisme
energi pada kambing jantan.
Rumusan Masalah
Salah satu masalah penggunaan tongkol jagung sebagai pakan adalah
rendahnya palatabilitas dan kandungan. Karena itu, penggunaan tongkol jagung
sebaiknya diolah terlebih dahulu, misalnya dalam bentuk pakan komplit dengan
tambahan sumber protein seperti tepung rese. Akan tetapi level optimal
penggunaan tepung rese dalam pakan komplit berbasis tongkol jagung belum
diketahui.
Hipotesis
Penggunaan sebagai sumber protein hewani tepung rese dalam pembuatan
pakan komplit berbasis tongkol jagung dapat memberikan pengaruh positif
terhadap metabolisme energi pakan komplit pada ternak kambing jantan.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
tepung rese sebagai sumber protein hewani dalam pakan komplit berbasis tongkol
jagung terhadap energi metabolisme pakan pada kambing jantan.
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi bagi para peternak
tentang penggunaan tongkol jagung sebagai sumber serat dalam pakan komplit
dengan penambahan tepung rese sebagai sumber protein hewani pada pakan
ternak kambing jantan.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Kambing
Kambing kacang merupakan bangsa kambing lokal asli Indonesia, tubuh
kambing kacang kecil dan relatif lebih pendek, jantan maupun betina bertanduk,
leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu hitam, cokelat, merah atau
belang yang merupakan kombinasi dari warna yang ada pada kambing tersebut,
tinggi kambing jantan rata-rata 60 cm – 70 cm, betina dewasa 50 – 60 cm, berat
badan kambing kacang jantan dewasa antara 25 – 30 kg dan betina dewasa 15 –
25 kg, kepala ringan dan kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah ke atas
depan. Kehidupannya sangat sederhana, memilki daya adaptasi tinggi terhadap
kondisi alam setempat dan reproduksinya dapat digolongkan sangat tinggi
(Suparman, 2007). Ensminger (2002) mengklasifikasikan kambing ke dalam
Kingdom Animalia (hewan); filum Chordata (bertulang belakang); kelas
Mammalia (menyusui); ordo Artiodactyla (berkuku genap); famili Bovidae
(memamah biak); genus Capra dan spesies Capra hircus (kambing yang
didomestikasi).
Pada umumnya kambing memiliki jenggot, dahi cembung, ekor agak ke
atas, dan kebanyakan berbulu lurus dan kasar. Kambing sudah dibudidayakan
manusia sekitar 8.000 hingga 9.000 tahun yang lalu. Kambing suka hidup
berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam pengembaraannya mencari makanan,
kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang paling tua. Kambing
jantan berfungsi sebagai penjaga keamanan rombongan. Waktu aktif mencari
4
makannya siang maupun malam hari. Makanan utamanya adalah rumput-
rumputan dan dedaunan (Chen et al.,2005).
Kambing dapat mengkonsumsi bahan kering yang relatif lebih banyak
untuk ukuran tubuhnya, kambing lebih efisien dalam mencerna pakan yang
mengandung serat kasar dibandingkan sapi dan domba. Kambing mampu
mengkonsumsi daun-daunan, semak belukar, tanaman ramban dan rumput yang
sudah tua dan berkualitas rendah.
Pakan Komplit
Pakan komplit merupakan pakan yang mengandung nutrien yang cukup
dalam memenuhi kebutuhan ternak pada berbagai tingkat fisiologis tertentu yang
dibentuk dan diberikan sebagai satu-satunya pakan yang mampu memenuhi
kebutuhan hidup pokok dan produksi tanpa tambahan substansi lain kecuali air.
Semua bahan pakan tersebut, baik hijauan (pakan kasar) maupun konsentrat
dicampur menjadi satu. Pembuatan pakan komplit berbahan limbah pertanian dan
limbah industri pertanian merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah
ketidakontinyuan penyediaan bahan pakan untuk ruminansia (Purbowati dkk.,
2007 ; Natsir, 2012).
Pakan komplit merupakan campuran dari bahan pakan ternak berupa silase
dan kosentrat (pakan penguat) melalui proses fermentasi anaerob (kedap udara,
kedap air dan kedap sinar matahari) yang lengkap dengan nutrient sesuai dengan
kebutuhan berat badan. Pakan sangat penting untuk pertumbuhan ternak karena
mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh karena itu pakan harus tersedia terus
5
menerus. Pakan umumnya diberikan pada ternak berupa hijauan dan makanan
penguat (konsentrat) (Masyadi, 2010).
Tongkol Jagung
Tongkol jagung atau janggel, merupakan bagian dari buah jagung setelah
biji dipipil. Kandungan nutrisi tongkol jagung berdasarkan analisis di
Laboratorium Ilmu Makanan Ternak meliputi kadar air, bahan kering, protein
kasar dan serat kasar berturut turut sebagai berikut 29,54; 70,45; 2,67 dan 46,52%
dalam 100% bahan kering (BK). Palatabilitas tongkol jagung yang rendah masih
dapat dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia dengan pengolahan terlebih dahulu
(Wardani dan Musofie, 1991).
Janggel atau tongkol jagung berbentuk batang berukuran cukup besar,
sehingga tidak dapat dikomsumsi ternak jika diberikan langsung. Oleh karena itu,
untuk memberikannya perlu penggilingan terlebih dahulu (Suhartanto, dkk.,
2003).
Peningkatan kualitas nutrisi pada tongkol jagung melalui pengurangan
ukuran partikel dan fermentasi secara nyata dapat meningkatkan protein kasar,
namun tidak mampu memperbaiki nilai nutrisi pada serat kasar maupun pada total
digestible nutrients (TDN). Penggunaan tongkol jagung yang telah difermentasi
dengan Aspergillus niger sebanyak 50% dalam konsentrat pada sapi PO yang
mendapat pakan basal jerami padi mampu menghasilkan pertambahan bobot
hidup harian (PBBH) yang tidak berbeda nyata dengan sapi PO yang diberi pakan
konsentrat tanpa tongkol jagung, sehingga penggunaan tongkol jagung dalam
6
konsentrat sebanyak 50% mampu meningkatkan nilai keuntungan (Anggraeny,
dkk., 2006).
Bahan Pakan Sumber Protein
1 . Tepung Kepala Udang / Tepung rese
Kebutuhan ternak akan protein menjadi salah satu hal yang krusial bagi
peternak dewasa ini. Penggunaan sumber protein yang mahal menjadi salah satu
kendala yang berdampak pada tingginya biaya produksi. Limbah udang
mengandung protein kasar sekitar 25-40 persen, kalsium karbonat 45-50 persen
dan kitin 15-20 persen. Selain sebagai sumber yang telah disebutkan, limbah
udang sendiri mengandung karotinoid berupa astaxantin yang merupakan pro
vitamin A untuk pembentukan warna kulit. Kualitas dan kandungan nutrien
limbah udang sangat tergantung pada proporsi bagian kepala dan cangkang udang
(Djunaidi, dkk., 2009).
Menurut Murdinah (1989), tepung kepala udang dibuat dari limbah udang
yang masih mempunyai kandungan protein yang tinggi. Tepung kepala udang
mempunyai kandungan protein 15 sampai 20 %. Daging udang mengandung
asam amino essensial, seperti lisin, histidin, arginin, tirosin, triptofan, dan sistin.
2. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa dihasilkan dari limbah pembuatan minyak kelapa. Bungkil
kelapa dapat digunakan sebagai salah satu penyusun ransum pakan ternak karena
memiliki kandungan protein yang cukup tinggi mencapai 21,5 % dan energi
metabolis 1540 - 1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa memiliki kandungan
lemak yang cukup tinggi mencapai 15%, sehingga mudah rusak terkontaminasi
7
jamur dan tengik. Oleh karena itu penggunaan bungkil kelapa dianjurkan tidak
melebihi 20% sebagai penyusun ransum. Bungkil kelapa memiliki warna coklat,
coklat tua, dan coklat muda (Anonim 2013)
Bahan Pakan Sumber Energi
1. Dedak Padi
Dedak padi merupakan hasil samping dari pemisahan beras dengan sekam
(kulit gabah) pada gabah yang telah dikeringkan melalui proses pemisahan dengan
digiling atau ditumbuk yang dapat digunakan sebagai pakan ternak karena
mempunyai kandungan gizi yang tinggi, harganya relatif murah, mudah diperoleh,
dan penggunaannya tidak bersaing dengan manusia. Dedak padi adalah hasil
samping pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras. Dedak padi
merupakan bagian kulit ari beras pada waktu dilakukan proses pemutihan beras.
Menurut (Schalbroeck, 2001), produksi dedak padi di Indonesia cukup tinggi per
tahun dapat mencapai 4 juta ton dan setiap kuwintal padi dapat menghasilkan 18-
20 gram dedak, sedangkan menurut Yudono, dkk. (1996) proses penggilingan
padi dapat menghasilkan beras giling sebanyak 65 % dan limbah hasil gilingan
sebanyak 35 %, yang terdiri dari sekam 23 %, dedak dan bekatul sebanyak 10 %.
Mathius dan Sinurat (2001) melaporkan bahwa kandungan nutrisi dedak
padi memilki kandungan protein kasar 12%, lemak kasar 12,1%, serat kasar 13%,
dan energi metabolisme 2400 Kkal/kg, Ca 0,20%, P 1,0%, metionin 0,25%, dan
lisin 0,45%. Menurut Anonim (2009) pemakaian dedak padi dalam ransum ternak
umumnya sampai 25% dari campuran konsentrat.
8
2. Molasses
Molasses atau tetes tebu adalah limbah utama industri pemurnian gula
yang berasal dari tanaman tebu. Molasses dapat digunakan sebagai pakan ternak
secara langsung dicampurkan pada pakan konsentrat ataupun melalui proses
pengolahan fermentasi pada pembuatan konsentrat sebagai bahan campuran.
Molasses juga mengandung vitamin B kompleks dan unsur - unsur mikro yang
penting bagi ternak, seperti sulfur, cobalt, boron, iodium, tembaga, mangan dan
seng (Ranjhan, 1977).
Molasses bagus untuk perkembangan pertambahan berat badan hewan
ruminansia seperti kambing, domba, sapi dan kerbau, karena molasses ini
berfungsi sebagai perangsang. Molases merupakan sumber energi yang esensial
dengan kandungan gula didalamnya. Oleh karena itu, molasses telah banyak
dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi
atau zat gizi yang cukup baik. Molases merupakan bahan pakan sumber energi
karena banyak mengandung pati dan gula. Hasil analisis menunjukkan bahwa
kadar airnya 78-86%, gula 77%, abu 10,5%, protein kasar 3,5%, dan TDN 72%
(Utomo dan Soejono, 2001).
3. Tepung Jagung
Dedak jagung adalah hasil sisa ikutan olahan tanaman jagung, dedak jagung
biasa disebut tepung jagung. Berbentuk tepung dan berwarna kuning.
Tepung jagung sangat baik diberikan pada ternak, hanya cara penyimpanannya
yang agak sukar karena bersifat higroskopis sehingga mudah menjadi lembab dan
9
cepat rusak. Tepung jagung mengandung BK 84,980%, PK 9,379%, LK 5,591%,
SK 0,577% dan 81,835%TDN (Wahyono dan Hardiyanto, 2004).
4. Mineral
Sumber mineral adalah segala bahan yang mengandung cukup banyak
mineral dan fosfor. Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam
kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan
unsur penting dalam tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50 % mineral tubuh
terdiri atas kalsium, 25 % fosfor, dan 25 % lainnya terdiri atas mineral lain.
Mineral merupakan unsur nutrisi yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
ternak sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika
kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis yang disebut defisiensi
mineral. Defisiensi mineral yang terjadi pada ternak antara lain: pertumbuhan
menjadi terhambat, konsumsi ransum menjadi menurun, laju metabolik basal
tinggi, kepekaan dan aktivitas menjadi menurun, osteoporosis, sikap dan cara
berjalan abnormal, peka terhadap perdarahan di dalam, suatu kenaikan dalam
jumlah urine, daya hidup berkurang, kulit telur menipis dan produksi telur
menurun, tetanus, pika yaitu nafsu makan menurun, hewan mengunyah kayu,
tulang, dan batu dan pertumbuhan bulu kasar (Anonim, 2014).
TDN ( Total Digestible Nurtrient )
Total Digestible Nutrient (TDN) adalah total energi zat makanan pada
ternak yang disetarakan dengan energi dari karbohidrat, dapat diperoleh secara uji
biologis ataupun perhitungan menggunakan data hasil analisis proksimat. TDN
digunakan untuk mengukur kandungan energi dari bahan-bahan makanan. TDN
10
merupakan satuan energi yang berdasarkan seluruh nutrisi pakan yang tercerna,
sehingga nilai TDN hampir sama dengan energi dapat dicerna (DE).
Perbedaannya terletak pada cara pengukurannya, dimana nilai DE bahan pakan
ditetapkan dengan jalan membakar sampel bahan pakan dan juga feses dalam bom
kalorimeter (Sutardi, 1980).
Parakkasi (1983) menyatakan bahwa secara umum nilai Total Digestible
Nutrient (TDN) suatu bahan makanan sebanding dengan energi dapat dicerna,
bervariasi sesuai dengan jenis bahan makanan atau ransum. Kadar TDN dari
makanan dapat dinyatakan sebagai suatu persentase dan dapat dideterminasi
hanya pada percobaan digesti. Kadar TDN bahan makanan umumnya
berhubungan terbalik terhadap kadar serat kasarnya. Kelemahan penggunaan
TDN sebagai satuan energi adalah tidak menghitung hilangnya zat-zat nutrisi
yang dibakar saat metabolisme dan energi panas yang timbul saat mengkonsumsi
pakan (Anggorodi, 1994).
Energi Metabolisme
Energi metabolisme adalah energi yang tersedia untuk proses anabolisme
(membangun jaringan tubuh) dan proses katabolisme (produksi panas tubuh).
Energi metabolisme didapat dari jumlah seluruh energi dalam pakan dikurangi
energi yang hilang melalui feses dan dikurangi dengan energi hasil pencernaan
berupa gas. Energi metabolisme memperlihatkan nilai suatu bahan makanan untuk
memelihara suhu tubuh. Sejalan dengan pendapat Cullison (1982) yang
mengemukakan bahwa energi metabolisme adalah energi yang digunakan untuk
11
memetabolisme zat-zat makanan dalam tubuh, satuannya dinyatakan dengan
kilokalori per kilogram.
Daya cerna suatu bahan pakan dipengaruhi oleh kandungan serat kasar,
keseimbangan zat-zat makanan dan faktor ternak yang selanjutnya akan
mempengaruhi nilai energi metabolisme suatu bahan pakan. Hal ini didukung oleh
pernyataan Mc. Donald et.al (1994) bahwa rendahnya daya cerna terhadap suatu
bahan pakan mengakibatkan banyaknya energi yang hilang dalam bentuk ekskreta
sehingga nilai energi metabolis menjadi rendah.
12
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai September 2016.
Penelitian dimulai dengan pembuatan pakan komplit yang dilaksanakan di
Laboratorium Industri Pakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Kandungan energi pakan komplit dan feses dilakukan menggunakan bomb
calorimeter di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tongkol jagung,
dedak padi, tepung jagung, tepung tapioka, bungkil kelapa, tepung rese, molasses,
urea, mineral sapi, dan garam dapur. Ternak yang digunakan dalam penelitian
metabolisme energi berdasarkan energi tercerna yaitu kambing jantan
Peralatan yang digunakan adalah timbangan, kompor, panci, oven dan
baskom.
Metode Penelitian
Penelitian ini di rancang dengan menggunakan Rancangan Bujur Sangkar
Latin (RBSL) 4×4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Adapun keempat perlakuan
tersebut sebagai berikut:
P1 : Ransum komplit mengandung tepung rese 0 %
P2 : Ransum komplit mengandung tepung rese 5 %
P3 : Ransum komplit mengandung tepung rese 10 %
P4 : Ransum komplit mengandung tepung rese 15 %
13
Adapun denah perlakuan pakan komplit pada kambing jantan selama
penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Denah Perlakuan Pakan Komplit pada Kambing jantan
Periode Kambing
A B C D
I P1 P2 P4 P3
II P2 P1 P3 P4
III P4 P3 P1 P2
IV P3 P4 P2 P1
Komposisi bahan pakan penyusun perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.
Sementara kandungan nutrisi setiap jenis bahan baku yang dugunakan dilihat pada
Table 3. Tabel 4 memperlihatkan komposisi kimia proksimat dari masing-masing
perlakuan.
Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan Tiap Perlakuan
Bahan (%) Perlakuan
P1 P2 P3 P4
Tongkol Jagung 50 50 50 50
Dedak padi 7 7 7 7
Tepung Jagung 7 7 7 7
Bungkil Kelapa 14.5 10 5.5 1
Tapioka 8 8 8 8
Tepung rese 0 5 10 15
Urea 1.5 1 0.5 0
Molases 10 10 10 10
Garam 1 1 1 1
Mineral Sapi 1 1 1 1
Total 100 100 100 100
14
Tabel 3. Kandungan nutrisi setiap jenis bahan pakan
Sumber: a=Wahyono (2004). b= Suryaningrum (2011).c= Anggorodi (1995).
Tabel 4. Kandungan nutrisi setiap perlakuan
Jumlah Perlakuan
P1 P2 P3 P4
(%)
Bahan Kering 83,3849 83,4994 83,6139 83,7284
Protein Kasar 10,8550 10,8280 10,8010 10,7730
Serat Kasar 16,1680 16,4690 16,5470 16,7360
Lemak Kasar 2,6420 2,8090 2,9760 3,1430
Kalsium 0,3872 0,8692 1,1882 1,5072
Fosfor 0,1453 0,8183 1,4393 2,0603
Prosedur Pembuatan Pakan Komplit
Tongkol jagung dan bahan pakan lainnya yang masih kasar di giling halus
terlebih dahulu dengan menggunakan grinder. Kemudian setiap bahan pakan
ditimbang berdasarkan formulasi tiap perlakuan. Kemudian dilakukan
Bahan Pakan BK PK SK LK Ca P
(%)
Tongkol jagunga 90,62 2,80 25,38 1,80 - -
Tepung Reseb 91,40 45,00 17,59 6,62 7,76 1,31
Urea - 287,00 3,00 14,80 12,00 5,00
Bungkil Kelapa 87,90 21,50 15,00 2,00 0,20 0,20
Dedak padic 89,60 12,90 11,40 13,00 0,04 0,21
Tepung Tapiokac 89,70 2,50 4,00 0,50 0,30 0,12
Tepung jagungc 89,10 9,00 2,00 4,00 0,02 0,10
Molasesc 87,50 4,00 0,38 0,08 1,50 0,10
Mineral sapi - - - - 16,20 5,20
Garam - - - - 0,10 -
15
pencampuran bahan pakan dan ditambah air 20% lalu diaduk secara homogen.
Setelah itu dikukus ± 15 menit.
Adapun prosedur pembuatan pakan komplit dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.Prosedur Pembuatan Pakan Komplit untuk Kambing .
Bahan Pakan
Yang Masih
Kasar
Tongkol
Jagung
Penggilingan
Formulasi
Penimbangan
Mixing + Air
Di kukus
Diangin-anginkan
Pakan komplit siap saji
16
Prosedur penelitian
Penelitian ini menggunakan 4 ekor kambing jantan dengan umur 1–1,5
tahun. Kambing di tempatkan dalam kandang metabolisme yang berukuran ± 1 x
1 m yang dilengkapi tempat pakan dan minum. Kandang ini dipasangi ram plastik
di bawah lantai kandang yang berfungsi untuk memisahkan feses dan dibawahnya
dipasang lembaran plastik untuk menadah urine, ram dan lembaran plastik
masing– masing dipasang miring sehingga feses yang jatuh menggelinding masuk
kedalam bak penampung, demikian juga urine mengalir masuk kedalam bak
penampung (topleks)
Penelitian ini berlangsung 4 periode penelitian, tiap periode dibagi 2 tahap
yaitu tahap pertama pembiasaan selama 10 hari dan tahap kedua yaitu periode
koleksi data selama 5 hari. Pembiasaan pakan dimasudkan agar ternak terbiasa
dengan pakan yang ditawarkan, dan semua pakan yang dimakan sebelumnya
sudah keluar semua selama 10 hari. Sedangkan periode koleksi data adalah data
yang diambil merupakan pengaruh pakan perlakuan. Sedangkan pemberian pakan
dan air minum dilakukan secara ad-libitum.
Pengambilan sampel
Pengambilan sampel pakan komplit, sisa dan feses dilakukan setiap hari
selama koleksi setiap periode. Sampel yang terkumpul selama 5 hari dicampur
secara homogen kemudian diambil 10 % untuk kebutuhan analisis di
laboratorium.
17
Peubah yang diukur
Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah menghitung metabolisme
energi pakan komplit (Tillman dkk,1984) berdasarkaan formula.
ME (kkal/kg) = DE (kkal) x 0,82 kkal
Dimana daya cerna energi DE dihitung dengan rumus :
DE = (Konsumsi energi – Energi feses) / Konsumsi energi x 100%
Keterangan :
ME = energi metabolisme
DE = energi tercerna
Konsumsi energi pakan dan energi feses ditentukan dengan menggunakan bomb
calorimeter (IKA® C2000 Basic)
Pengolahan data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis ragam berdasarkan
Rancangan Bujur Sangkar Latin 4×4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Perlakuan yang
berpengaruh nyata terhadap parameter yang diukur diuji dengan menggunakan uji
jarak berganda Duncan (Sudjana. 1991). Model matematika sebagai berikut.
Yijk = µ + ßi + Κj + Ƭk + Ɛ ijk
Ket µ = rataan umum
ßi = pengaruh periode ke- i ( i =1,2,3,4 )
Κj = pengaruh ternak ke -j (j= 1,2,3,4)
Ƭk = pengaruh perlakuan ke- k (k =1,2,3,4)
Ɛ ijk = galat percobaan
18
HASIL DAN PEMBAHASAN
Energi adalah komponen paling utama yang ada dalam pakan ternak.
Energi metabolisme merupakan energi makanan dikurangi energi yang hilang
dalam feses, pembakaran gas-gas dan urin (Anggorodi, 1994). Rataan energi
metabolisme untuk masing – masing perlakuan disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Rataan energi metabolisme untuk masing – masing perlakuan.
Parame
ter
Perlakuan
P1 P2 P3 P4 Rata-rata
(kkal/ekor/hari)
KE 2156,43±151,86 2326,29±171,79 2246,49±343,55 2337,13±379,95 2271,59
EF 752,39±173,82 717,19±127,20 734,00±76,63 763,98±110,50 741,89
ET 1404,04a±178,69 1609,10b±238,49 1532,48ab±291,40 1573,15ab±306,81 1529,69
EM 1151,31a±146,52 1319,46b±195,56 1256,64ab±238,95 1289,98ab±251,58 1254,35
keterangan : a, b rataan dengan superskrip berbeda menunjukkan perbedaan (P<0,05),
KE : Konsumsi Energi, EF : Energi Feses, ET : Energi Tercerna, EM :
Energi Metabolisme, P1: Ransum komplit mengandung tepung rese 0%,
P2: Ransum komplit mengandung tepung rese 5%, P3: Ransum komplit
mengandung tepung rese 10%, P4: Ransum komplit mengandung tepung
rese 15%
Analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh (P>0,05)
terhadap konsumsi energi pakan, energi feses, tetapi berpengaruh (P<0,05)
terhadap energi tercerna dan energi metabolisme pakan. Uji lanjut menunjukkan
bahwa energi tercerna dan energi metabolisme ransum P2 lebih tinggi (P<0,05)
dari pada ransum P1, sementara antara ransum P1, P3 dan P4 serta ransum P2, P3
dan P4 tidak menunjukkan perbedaan (P>0,05).
19
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rataan energi metabolisme untuk
ransum percobaan adalah 1254,35 kkal/ekor/hari, Tidak ada perbedaan energi
metabolisme yang diamati pada percobaan ini untuk keempat jenis ransum, ini
menunjukkan bahwa penggunaan tepung rese dalam pakan komplit berbasis
tongkol jagung tidak memberikan efek yang nyata dalam meningkatkan energi
metabolisme ransum. Faktor lain yang kemungkinan menyebabkan tidak adanya
perbedaan antar perlakuan karena kandungan nutrisi, khususnya protein kasar
ransum tidak berbeda satu sama lainnya (Tabel 4), kandungan protein ransum itu
sekitar 10% yang mana kandungan ini sudah dapat memenuhi kebutuhan minimal
protein oleh ternak ruminansia yaitu 7,5% (Parakassi, 1999). Lebih jauh
dinyatakan oleh Parakassi (1999) bahwa salah satu faktor yang juga berpengaruh
terhadap energi metabolisme adalah bentuk fisik pakan. Keempat jenis pakan
yang digunakan memiliki bentuk fisik yang relatif sama (wafer pakan komplit).
Menurut NRC (1981) kebutuhan energi metabolisme untuk hidup pokok
pada kambing adalah 765 kkal/ekor/hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
rataan energi metabolime ternak kambing adalah 1.254,35 (kkal/ekor/hari),
dengan demikian energi metabolisme pada penelitian ini telah melebihi untuk
kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan, kelebihan energi metabolisme yang
dikonsumsi yakni 489,35 kkal/ekor/hari (1.254,35-765) kkal/ekor/hari, digunakan
untuk tujuan produksi atau untuk pertambahan bobot badan. Parakkasi (1999)
menyatakan bahwa status produktivitas ternak dapat dibagi menjadi untuk hidup
pokok dan untuk pertumbuhan.
20
KESIMPULAN DAN SARAN
Penggunaan tepung rese antara 5 – 15% dalam pakan komplit berbasis
tongkol jagung tidak menunjukkan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan
energi metabolisme pakan pada ternak kambing, tetapi penggunaan tepung rese
5% dalam ransum memperlihatkan energi metabolisme yang lebih tinggi
dibanding ransum tanpa tepung rese sehingga disarankan melakukan penelitian
lanjutan untuk melihat kinerja produksi ternak kambing dan efesiensi ekonomis
ransum untuk ternak kambing jantan yang diberi pakan komplit berbasis tongkol
jagung dengan kandungan tepung rese antara 0% - 15%.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan 5. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Cetakan 4. Penerbit PT.
Gramedia Putaka Utama. Jakarta.
Anggraeny, Y. N., U. Umiyasih dan N. H. Krishna. 2008. Potensi limbah jagung
siap rilis sebagai sumber hijauan sapi potong. Prosiding Lokakarya
Nasoinal Jejaring Pengembangan Sistem Integrasi Jagung–Sapi; Pontianak,
9 – 10 Agustus 2006. Puslitbangnak, Departemen Pertanian. Bogor
Anonim. 2009. Pengetahuan bahan makanan ternak. Tim Laboratorium Ilmu dan
Teknologi Pakan Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor
. 2013. Sumber mineral untuk ternak. http://www.ilmuternak.com. Di
akses pada tanggal 11 Maret 2016.
. 2014. Sumber mineral untuk ternak. http://www.ilmuternak.com. Di
Akses Pada Tanggal 11 Desember 2015
Chen, S. Y., Y. H. Su, S. F. Wu, T. Sha, and Y. P. Zhang. 2005. Mitochondrial
diversity and phylogeographic structure of Chinese domestic goats.
Molecular phylogenetics and Evolution. Northwest A&F University. China
37: 804–814.
Cullison, A. C. 1982. Feed and Feeding. 3rd Ed. Reston Publishing Co. Inc.
A.Prentice-Hall Co.Reston Virginia.
Djunaidi, I. H, T. Yuwanta, Supadmo dan M. Nurcahyanto. Pengaruh penggunaan
Limbah Udang Hasil Fermentasi dengan Aspergillus niger Terhadap
performan dan Bobot Organ Pencernaan Broiler. Fakultas Peternakan.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hal 104
Ensminger, M. E. 2002. Sheep And Goat Science (Animal Agriculture Series). 6th
Edition. Interstate Publishers, INC. Danville, Illinois.
Masyadi. 2010. Pakan lengkap silase komplit. http://masyadi-kumpulan
artikelkuliah.blogspot.com/2010/05/pakan–lengkap–silase-komplit.html.
Diakses pada tanggal 27 Mei 2016.
Mathius, I. W. dan A. P. Sinurat. 2001. Pemafaatan bahan pakan inkonvensional
untuk ternak. Loka Penelitian Sapi Potong. Penerbit Wartazoa 11 (12): 20
31. Grati, Pasuruan
22
Mc Donald, P., A. Edwards and J.F.D. Green Haigh. 1994. Animal Nutrition. 4th
Ed. Longman Scientific and Technical. Copublishing in The USA with
John Wiley and Sons. Inc. New York.
Murdinah. 1989. Studi stabilitas dalam air dan daya pikat pakan udang bentuk
pelet. (Tesis) Bogor. Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hal. 15 : 29-36
Natsir, A. 2012. Fibre Utilization by Ruminants. Penerbit Masagena Press.
Makassar
NRC. 1981. Nutrient Requirements of Goats. National Academy of Sciences.
Washington D. C.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Penerbit UI
Press.Jakarta. Hal 23-73.
Purbowati, E., C. I. Sutrisno, E. Baliarti, S. P. S. Budhi, dan W. Lestariana. 2007.
Pengaruh pakan komplit dengan kadar protein dan energi yang berbeda
pada penggemukan domba lokal jantan secara feedlot terhadap konversi
pakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor. Hal 394-401.
Ranjhan, S. K. 1977. Animal Nutrition and Feeding Practice in India. Vikas
Publishing House PVT Ltd., New Delhi.
Sudjana, M. A. 1991. Desain dan Analisis Eksperimen. Penerbit Tarsito,
Bandung.
Suhartanto, B., B. P.Widyobroto, R. Utomo. 2003. Produksi ransum lengkap
(complete feed) dan suplementasi undergrade protein untuk meningkatkan
produksi dan kualitas daging sapi potong. Laporan Penelitian Ilmu
Pengetahuan Terapan (Hibah Bersaing X/3). Lembaga Penelitian
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Hal 87 – 90.
Suparman. 2007. Beternak kambing. Penerbit Azka Press. Jakarta
Surono, U.B. 2010. Peningkatan kualitas pembakaran biomassa limbah tongkol
jagung sebagai bahan bakar alternatif dengan proses karbonisasi dan
pembriketan. Jurnal Rekayasa Proses. Yogyakarta. Vol. 4, No. 1
Suryaningrum, L. H. 2011. Pemanfaatan bulu ayam sebagai alternatif bahan baku
pakan ikan. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. No. 1033
1034. Hlm. 120.
Sutardi, T. 1980. Ikhtisar Ruminologi. Departemen Ilmu dan Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
23
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo, 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan 2. Penerbit
Gadjah Mada University press, Yogyakarta.
Utomo, R., dan M. Soejono. 1999. Bahan pakan dan formulasi ransum. Hand Out.
Laboratorium Teknologi Makanan Ternak. Jurusan Nutrisi dan Makanan
Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Wahyono, D. E. dan R. Hardiyanto. 2004. Pemanfaatan sumber daya pakan lokal
untuk pengembangan usaha sapi potong. Jurnal Lokakarya Nasional Sapi
Potong. Grati. Pasuruan Hal 66-76.
Wardhani, N. K. dan A. Musofie. 1991. Jerami jagung segar, kering dan
teramoniasi sebagai pengganti hijauan pada sapi potong. Jurnal Ilmiah
Penelitian Ternak Grati Vol. 2 No. 1 hal: 1-5
Yudono, B. F. Oesman, dan Hermansyah. 1996. Komposisi asam lemak sekam
dan dedak padi. Majalah Sriwijaya. Palembang Vol. 32. No. 2. 8-11.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rataan konsumsi energi pakan untuk masing-masing perlakuan
Lampiran 2. Perhitungan sidik ragam konsumsi energi pakan
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:Kons.Energi
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 924134.432a 9 102681.604 5.976 .021
Intercept 8.256E7 1 8.256E7 4.805E3 .000
Kambing 527218.621 3 175739.540 10.228 .009
Periode 314609.231 3 104869.744 6.103 .030
Level 82306.580 3 27435.527 1.597 .286
Error 103096.511 6 17182.752
Total 8.359E7 16
Corrected Total 1027230.943 15
a. R Squared = ,900 (Adjusted R Squared = ,749)
PERIODE
PERLAKUAN
P1 P2 P3 P4
I 1952,61 2216,80 1941,50 1773,69
II 2318,31 2354,93 2018,76 2453,82
III 2194,17 2557,07 2445,35 2527,17
IV 2160,62 2176,37 2660,33 2593,85
TOTAL 8625,71 9305,18 9065,94 9348,54
RATA-RATA 2156,43 2326,29 2266,49 2337,13
25
Lampiran 3. Rataan energi feses untuk masing-masing perlakuan
Lampiran 4. Perhitungan sidik ragam energi feses
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:EnergiFeses
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 184834.258a 9 20537.140 9.005 .007
Intercept 8806501.381 1 8806501.381 3.861E3 .000
Kambing 63482.809 3 21160.936 9.278 .011
Periode 116269.964 3 38756.655 16.993 .002
Level 5081.485 3 1693.828 .743 .564
Error 13684.405 6 2280.734
Total 9005020.044 16
Corrected Total 198518.663 15
a. R Squared = ,931 (Adjusted R Squared = ,828)
PERIODE
PERLAKUAN
P1 P2 P3 P4
I 754,28 867,70 620,58 640,24
II 992,69 775,86 758,27 849,59
III 589,07 629,63 768,84 701,62
IV 673,52 595,60 788,32 864,49
TOTAL 3009,56 2868,80 2936,01 3055,93
RATA-RATA 752,39 717,20 734 763,98
26
Lampiran 5. Rataan energi tercerna untuk masing-masing perlakuan
Lampiran 6. Perhitungan sidik ragam energi tercerna
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:EnergiTercerna
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 840713.631a 9 93412.626 9.525 .006
Intercept 3.744E7 1 3.744E7 3.818E3 .000
Kambing 627848.966 3 209282.989 21.340 .001
Periode 116903.567 3 38967.856 3.973 .071
Level 95961.098 3 31987.033 3.262 .101
Error 58843.035 6 9807.173
Total 3.834E7 16
Corrected Total 899556.667 15
a. R Squared = ,935 (Adjusted R Squared = ,836)
PERIODE
PERLAKUAN
P1 P2 P3 P4
I 1198,33 1349,10 1320,93 1133,45
II 1325,62 1579,07 1260,49 1604,24
III 1605,10 1927,44 1676,51 1825,55
IV 1487,10 1580,77 1872 1729,36
TOTAL 5616,14 6436,38 6129,93 6292,60
RATA-RATA 1404,04 1609,10 1532,48 1573,15
27
Lampiran 7. Rataan energi metabolisme untuk masing-masing perlakuan
Lampiran 8. Perhitungan sidik ragam energi metabolisme
PERIODE
PERLAKUAN
P1 P2 P3 P4
I 982,63 1106,26 1083,16 929,43
II 1087,01 1294,84 1033,60 1315,47
III 1316,18 1580,50 1374,74 1496,95
IV 1219,42 1296,23 1535,04 1418,08
TOTAL 4605,64 5277,83 5026,55 5159,93
RATA-RATA 1151,31 1319,46 1256,64 1289,98
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:ME
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 565298.092a 9 62810.899 9.525 .006
Intercept 2.517E7 1 2.517E7 3.818E3 .000
Kambing 422167.763 3 140722.588 21.340 .001
Periode 78605.831 3 26201.944 3.973 .071
Level 64524.498 3 21508.166 3.262 .101
Error 39565.381 6 6594.230
Total 2.578E7 16
Corrected Total 604863.473 15
a. R Squared = ,935 (Adjusted R Squared = ,836)
28
DOKUMENTASI PENELITIAN
pembuatan tepung ubi proses pencetakan
wafer
penjemuran wafer analisa kunsumsi energi
pakan dan energi feses
menggunakan bomb
calorimeter
kandang metabolisme
proses penggilian
tongkol jagung
29
RIWAYAT HIDUP
MUH. NURHALIQ (I 111 11 344) lahir di Pinrang, pada
tanggal 01 September 1993 dari pasangan Usman Hamid dan
Sri Narti. Jengjang pendidikan formal yang pernah ditempuh
adalah menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar Inpres
Garessi Pinrang pada tahun 2005, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 1 Pinrang, tamat pada tahun 2008 dan melanjutkan
sekolah ke Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Pinrang, tamat pada
tahun 2011. Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikan ke
Perguruan Tinggi Negeri dan lulus melalui Jalur SNMPTN di Program Studi
Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Hingga
akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program studi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada Tahun 2017.