Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Transcript of Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
1
Kajian Optimatilisasi Dengan Linear Programming Pada Integrated Farming System Usahatani dan Ternak Kambing Potong
(Studi Kasus Di Desa Gunung Kawi, Malang)
Dwita Indrarosa Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Jln. Songgoriti no 24 Batu,
Tlp 0341-591032 Fax 0341-590288 email : [email protected]
Abstrak
Untuk mengembangkan usaha ternak kambing, para petani/peternak menghadapi kendala terbatasnya sumberdaya lahan. Padang penggembalaan ternak banyak yang sudah beralih fungsi untuk penggunaan lain yang tidak mendukung usaha ternak. Para peternak sering mengalami kesulitan pakan khususnya pada musim kemarau akibat kelangkaan hijauan. Hal ini mengakibatkan tingkat produktivitas ternak kambing masih rendah dan belum dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam pengkajian ini menggunakan Linear programming dimana metode pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bentuk matematika. Tujuan yang ingin dicapai dapat berupa memaksimumkan pendapatan atau meminimumkan biaya.
Dari hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-tiap strata. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya. Kata Kunci : Kambing, Ketela Rambat, Integrated Farming System, Linear Programming.
2 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Urgensi dilakukannya analisis optimalisasi pada sistem usahatani terpadu
dengan menggunakan program Linear Programming adalah untuk menganalisa
data-data & informasi tentang berbagai komponen usahatani yang masih bersifat
parsial (terpisah-pisah) ke dalam analisis yang terintegrasi dan terpadu. Dengan
demikian diharapkan dapat menampilkan suatu output yang memberikan
informasi penting dari aktivitas para petani di lokasi pengkajian yang secara
aktual melakukan usahatani terpadu yang meliputi usahatani tanaman palawija,
tanaman tahunan, dan usaha pemeliharaan ternak. Di samping itu, dengan
analisis optimalisasi maka aspek nilai tambah dari suatu sistem usahatani
terpadu akan lebih terlihat.
Sistem usahatani yang berkembang dan masih tetap bertahan di Desa
Gunung Kawi,Malang adalah sistem usahatani terpadu tanaman-ternak kambing.
Keragaan, produktivitas dan efisiensi usahatani sistem usahatani tanaman-ternak
kambing tersebut dirasakan belum optimal, sehingga belum secara nyata
(significant) meningkatkan pendapatan usahatani dan kesejahteraan rumah
tangga para petani/peternak. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin
tingginya persaingan penggunaan lahan untuk kepentingan pertanian dan sub-
sektor lainnya serta untuk usaha non-pertanian (pariwisata).
Dari segi sosial, ternak kambing sudah memasyarakat dikalangan
peternak dan dagingnya digemari masyarakat. Di samping itu, kotoran kambing
digunakan oleh para petani sebagai pupuk organik untuk budidaya tanaman
palawija (ubijalar, jagung), kopi dan pisang.
Jika dicermati usaha kambing di Desa Gunung Kawi memiliki peluang
pengembangan yang cukup baik, karena (i) adanya ras/jenis kambing lokal yang
dikenal dengan kambing ”Benggala”, (ii) dukungan agroklimat khususnya
kesuburan tanah dan curah hujan yang memungkinkan tanaman hijauan
makanan ternak berproduksi sepanjang tahun, (iii) usaha kambing merupakan
salah satu sumber pendapatan dan mata pencaharian yang diandalkan oleh
keluarga petani; (iv) ternak kambing sangat diminati konsumen karena memiliki
ukuran tubuh yang besar dan persentase karkas yang tinggi; (v) investasi dan
biaya masih terjangkau oleh kemampuan modal para petani dan ketergantungan
terhadap input dari luar sedikit (pakan, bibit); sehingga usaha ini dapat
3 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
mengoptimalkan sumberdaya lokal setempat yang sudah tersedia.
Selama ini usaha kambing oleh masyarakat hanya dilakukan secara
semi intensif, yaitu ternak dipelihara di kandang dengan sistim perkawinan
secara alami, sumber pakan berupa hijauan yang diambil dari kebun, ladang dan
hutan. Sentuhan teknologi maju relatif masih terbatas, sehingga peningkatan
populasi masih rendah, sedangkan laju permintaan & pemotongan cenderung
terus meningkat. Banyak calon peternak atau investor yang berminat untuk
terjun ke usaha ternak kambing mengurungkan niatnya karena harus berhitung
dengan masalah penyediaan lahan. Mereka menjadi ragu karena harus
menyediakan luasan lahan tertentu untuk menanam tanaman hijauan makanan
ternak dengan segala resiko dan permasalahannya. Begitu pula dengan para
peternak yang terpaksa harus mencari hijauan ke tempat yang jauh bahkan
sampai ke luar desa terutama selama musim kemarau. Beberapa upaya yang
telah dilakukan antara lain dengan penanaman rumput unggul di lahan-lahan
kritis dan lahan kehutanan. Namun demikian, tampaknya upaya tersebut belum
efektif untuk mengatasi masalah kelangkaan pakan ternak. Kelangkaan pakan
ternak pada musim kemarau ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung wilayah
dalam penyediaan pakan sangat kurang.
Salah satu strategi dan alternatif usahatani yang dapat dikembangkan
untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak di Desa Gunung Kawi adalah
dengan melaksanakan diversifikasi dan integrasi usahatani antara tanaman-
ternak kambing, sehingga diharapkan sumberdaya yang dimiliki dapat
dioptimalkan. Strategi intensifikasi dan diversifikasi selain dapat bermanfaat
untuk optimalisasi sumberdaya, juga untuk mengurangi resiko usaha.
Pengembangan usahatani integrasi tanaman-ternak kambing pada dasarnya
adalah intensifikasi pemanfaatan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal).
Di samping itu, keterkaitan usahatani tanaman dengan usaha ternak
kambing dapat membentuk suatu sistem daur ulang limbah pertanian dan limbah
ternak yang saling mendukung dan menunjang keberlanjutan usahatani,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani (Anonimous, 2005).
Penyajian akhir dari penulisan ini adalah berupa adaptasi dan hasil model
produksi bio-ekonomi yang menekankan pada tingkat efisiensi ekonomi dan
keuntungan silang antara usahatani tanaman-ternak kambing. Obyek utama dari
4 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
penulisan ini adalah untuk mempelajari efek dari perubahan dan variabelnya
yang kemudian dijadikan alat /tool untuk menuju sasaran optimalisasi.
1.2. Perumusan Masalah
Desa Gunung Kawi – Malang merupakan salah satu desa penghasil
pertanian dengan komoditas yang terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung,
pisang, mawar dan ternak kambing.
Banyaknya komoditas yang dimiliki petani desa Gunung Kawi-Malang,
membuat ketertarikan tersendiri untuk melakukan kajian empiris, sehingga
permasalahan yang dirumuskan adalah apakah kombinasi usaha tani ubi jalar,
jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang
maksimum ?
1.3. Tujuan Pengkajian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengkajian ini
adalah menganalisis kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan
ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum.
1.4. Kegunaan Pengkajian
Berdasarkan tujuan pengkajian yang telah dirumuskan maka kegunaan
pengkajian ini adalah:
5 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
1. Sebagai informasi bagi para petani dan Kelompok Tani mengenai
kombinasi usahatani yang mampu memberikan keuntungan maksimum.
2. Sebagai bahan acuan tentang usahatani integrasi tanaman-ternak kambing
bagi daerah lain yang mempunyai kondisi yang sama dengan daerah
pengkajian, serta sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penentu
kebijakan dalam merencanakan pembangunan pertanian terpadu tanaman-
ternak kambing, khususnya di lokasi pengkajian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengkajian Terdahulu
Krisdiana (1993) pada pengkajiannya menggunakan alat analisis programasi
linier yaitu untuk menentukan rancangan pola tanam yang dapat memberikan
pendapatan maksimum apabila sumberdaya terbatas, mengemukakan bahwa
pendapatan petani masih dapat ditingkatkan dengan; 1) menggunakan pola
tanam yang optimal, 2) penggunaan pola tanam baru karena penggunaan
sumberdaya lebih baik dan biaya produksi lebih rendah 3) tenaga kerja secara
umum memenuhi kebutuhan pola tanam optimal walaupun tenaga kerja pria
dan ternak pada bulan tertentu langka, sehingga meski tingkat upah naik masih
dapat diatasi dengan meningkatkan pendapatan usahatani, 4) adanya
perubahan harga komoditas penentu tingkat pendapatan usahatani hingga
suatu kisaran tertentu tetap dapat mempertahankan keunggulan pola tanam
optimal. Wahono (2005) dalam pengkajiannya tentang optimalisasi integrasi
tanaman dan sapi perah di Kabupaten Pasuruan juga menyebutkan bahwa
dengan linear programming maka pola tanam terpilih adalah usahatani
tanaman jagung-kentang-jagung dengan sapi perah dimana pendapatan
maksimum yang didapat sebesar Rp.9.098.558,-. Dari analisis tersebut berlaku
untuk sumberdaya yang tersedia, sehingga optimasi akan tercapai apabila
hubungan input dan output yang dihasilkan terpenuhi nilai linearitasnya dalam
kondisi optimum.
2.2. Landasan Teori
Menurut Soekartawi (1995) menyebutkan bahwa Optimalisasi adalah
pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu
permasalahan yang diarahkan pada titik maksimal atau minimal fungsi tujuan.
6 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Teori optimalisasi sering digunakan untuk pemecahan masalah dalam ilmu
ekonomi, pengkajian operasional, dan dalam ilmu ekonomi pertanian. Penerapan
teori optimalisasi yang demikian luasnya setelah perkembangan ilmu
pengetahuan yang pesat, khususnya Datzing (1947) memperkenalkan metoda
simplek untuk pemecahan masalah program linier, kemudian diikuti oleh
penggunaan formula lagrange yang memungkinkan pemahaman metode dan
topik yang berbeda dengan sisi pandang dari teori yang sama.
Menurut Heady (1952), tujuan optimalisasi penggunaan sumber daya
adalah maksimisasi keuntungan dan tercapainya efisiensi penggunaan faktor
produksi. Dalam kegiatan usahatani, petani dihadapkan pada masalah
penentuan tingkat penggunaan sumber daya atau input yang dapat
menghasilkan keuntungan atau pendapatan yang maksimal. Konsep optimalisasi
dalam usahatani berarti mencari kombinasi input yang optimal dan digunakan
untuk berproduksi sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Pada tingkat
ini, nilai produksi dihitung dari perkalian jumlah produk yang dihasilkan dengan
harga jual produk per unit. Selisih harga antara nilai produksi yang dihasilkan
dengan biaya produksi yang digunakan pada tingkat penggunaan input tersebut
akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Agrawal dan Heady (1972) menyatakan bahwa keuntungan penggunaan
model linier programming adalah: (1) memungkinkan untuk memasukkan banyak
aktivitas dan kendala yang dimiliki serta secara realistis menggambarkan situasi
usahatani tertentu, (2) dapat ditentukan bentuk optimalisasi dari spesifikasi fungsi
tujuan, (3) memungkinkan untuk melihat dan menyelidiki secara bergantian atau
berpasangan efek perubahan parameter penting di dalam model terhadap solusi
optimal.
Penyelesaian persoalan optimum karena adanya perubahan tersebut
dalam linear programming, dikenal suatu analisis yang disebut analisis
sensitivitas (GASS, 1975). Analisis sensitivitas dalam suatu persoalan linear
programming disebut juga dengan analisis post optimal atau analisis setelah
optimal. Analisis ini merupakan suatu usaha untuk mempelajari nilai-nilai dari
peubah-peubah pengambilan keputusan dalam suatu model jika satu atau
beberapa parameter (Cj, aij, Xj) berubah. Tujuan analisis sensitivitas ini adalah
untuk mengurangi atau menghindari perhitungan-perhitungan ulang bila terjadi
perubahan koefisien-koefisien pada model linear programming setelah dicapai
7 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
kondisi optimal (Soekartawi, 1991).
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Wilayah
Desa Gunung Kawi mewakili agroekosistem lahan kering dataran tinggi
iklim basah. Ketinggian tempat sekitar 1500-2500 m dpl, topografi wilayah
berbukit-bergunung, suhu rata-rata 240 C, pH tanah berkisar 5-6 dengan jenis
tanah Andosol. Rata-rata curah hujan 2.000 mm/tahun dengan 8 bulan basah
dan 4 bulan kering. Sumber penghasilan utama masyarakat masih didominasi
dari sektor pertanian dengan komoditas yang diusahakan terdiri dari tanaman
kopi, ubi jalar, jagung, dan pisang. Selain ubi jalar komoditas unggulan lainnya
adalah ternak kambing. Setiap rumah tangga (KK) di Desa Gunung Kawi
umumnya memelihara ternak kambing. Rata-rata jumlah pemilikan ternak
kambing berkisar antara 5-10 ekor/KK, namun produktivitas dan kualitasnya
masih rendah. Untuk tanaman tahunan yang dikembangkan adalah tanaman kopi
jenis Robusta dimana sudah mengarah pada pemeliharaan yang ramah
lingkungan dengan mengarah ke kopi organik. Untuk komoditas pisang, varietas
yang dibudidayakan masih beragam serta belum ada produk olahan yang dapat
dipasarkan karena kualitas belum dapat bersaing.
3.2 Umur Responden
Rata - rata umur kepala rumah tangga responden menurut strata
pengusahaan lahan disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rata – Rata Umur Responden
Strata Jumlah Responden Rata-rata Umur (Th)
I 11 46 II 17 45 III 18 41 IV 23 36 V 22 35
Jumlah : 91 40.6
Sumber : Data Diolah, 2012
Keterangan : Strata I = Rata-rata penguasaan lahan 1.7 Ha Strata II = Rata-rata penguasaan lahan 0.7 Ha Strata III = Rata-rata penguasaan lahan 0.34 Ha Strata IV = Rata-rata penguasaan lahan 0.15 Ha Strata V = Rata-rata penguasaan lahan 0 Ha
8 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.3. Kebutuhan Usaha Tani
Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Gunung Kawi adalah
usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah. Jumlah kebutuhan input untuk
usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah disajikan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah (Ha)
Kebutuhan/Ha Satuan Ubi Jagung Rumput gajah
Bibit ubi Kg 50
Benih jagung Kg 15
Bibit rumput gajah Kg 2,020
Pupuk kimia Kg 400.00 600.00 99.03
Pupuk kandang Kg 46.00 20.00 3,769.00
Pestisida Botol 2.00 2.00
Tenaga kerja HOK 157.30 100.10 171.00
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel 3.2. dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan
usahatani ubi, dibutuhkan bibit ubi sebanyak 50kg/Ha, pupuk kimia 400 Kg/Ha,
pupuk kandang 46 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 157.30HOK. Untuk
melakukan usahatani jagung, dibutuhkan benih jagung sebanyak 15kg/Ha,
pupuk kimia 600 Kg/Ha, pupuk kandang 20 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga
kerja 100.10 HOK dan untuk melakukan usahatani rumput gajah, dibutuhkan bibit
rumput gajah sebanyak 2.020kg/Ha, pupuk kimia 99.03Kg/Ha, pupuk kandang
3,769 Kg/Ha, dan tenaga kerja 171.10 HOK. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa
usahatani rumput gajah membutuhkan tenaga kerja/HOK lebih besar.
3.4. Kebutuhan Ternak Kambing
Bagi rumah tangga pertanian, asset dapat berfungsi sebagai modal,
jaminan kredit dan tabungan yang sewaktu – waktu dapat digunakan. Oleh
karena itu pemilikan asset sangat penting bagi petani karena dapat
memperlancar penyediaan input usahatani yang diperlukan. Asset yang
kebanyakan dimiliki adalah ternak kambing. Kebutuhan untuk ternak kambing
disajikan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kebutuhan Untuk Ternak Kambing
Kebutuhan/Ha Satuan Kambing
Tenaga Kerja HOK 102.80
Konsentrat Kg 650
HMT Kg 1,095
Kesehatan Kambing Paket 1
Inseminasi Buatan Paket 1.5
9 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel 3.3. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan untuk
melakukan tenak kambing di Desa Gunung Kawi membutuhkan tenaga kerja
102.80 HOK, konsentrat 650 Kg, HMT 1,095 Kg, kesehatan kambing 1 paket dan
inseminasi buatan 1.5 paket.
3.5.Penguasaan Lahan
Penguasaan lahan di Desa Gunung Kawi yang terbagi dalam lima strata
disajikan pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4. Pembagian Lahan Menurut Kepemilikan dari Responden
Strata Rata-rata Penguasaan Lahan Responden (Ha)
I 1.7
II 0.7
III 0.34
IV 0.15
V 0
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.4, dapat kita lihat bahwa di
Gunung Kawi terdapat pembagian strata secara tidak langsung pada responden
berdasarkan kepemilikan luasan lahan yang dikuasai, dimana pada strata 5,
responden tidak memiliki lahan hal ini karena mereka hanya sebagai buruh tani.
3.6.Ketersediaan Tenaga Kerja
Rata-rata ketersediaan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani
tertera pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Strata Rata-rata Ketersediaan Tenaga
Kerja Dalam Keluarga/hari Rata rata Ketersediaan Tenaga
Kerja Dalam Keluarga/Tahun (HOK)
I 2.73 819
II 2.7 810
III 2.03 609
IV 1.88 564
V 1.88 564
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.5, di Gunung Kawi ketersediaan
tenaga kerja dalam keluarga untuk strata I,II dan III berkisar antara 2 HOK.
Sedangkan untuk strata IV dan V bernilai sama yaitu 1.88 HOK
3.7. Hasil Analisis Linear Programming.
10 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.7.1. Kombinasi Usahatani Optimal
a.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 1
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan pada strata 1 menunjukkan
nilai tujuan maksimal sebesar Rp.76,903,430 dengan luas lahan rata-rata 1.7Ha.
Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar
Rp.5,904,230. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 1 tertera pada
Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Kombinasi Usahatani Untuk Strata1
No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya
1 Ubi jalar 1.477 1.456
2 Jagung 0.025 0.015
3 Rumput gajah 0.198 0.187
4 Kambing 5 5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila
ubi jalar yang dibutuhkan 1.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan
rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian
keuntungan maksimum sebesar Rp.76,903,430. apabila dilakukan kombinasi
terhadap usahatani tersebut.
b. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 2
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal
sebesar Rp. 51,562,310. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan
maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 2 dengan luas lahan
rata-rata 0.70 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya
yaitu sebesar Rp. 50,840,240. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 2
tertera pada Tabel 3.8.
Tabel 3.7. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 2
No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya
1 Ubi jalar 0.477 1.445
2 Jagung 0.025 0.025
3 Rumput gajah 0.198 0.198
4 Kambing 5 5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila
ubi jalar yang dibutuhkan 0.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan
11 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian
keuntungan maksimum sebesar Rp. 51,562,310. apabila dilakukan kombinasi
terhadap usahatani tersebut.
c.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 3
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal
sebesar Rp. 42,764,350. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan
maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 3 dengan luas lahan
rata-rata 0.34 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya
yaitu sebesar Rp. 41,964,350. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 3
tertera pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 3
No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya
1 Ubi jalar 0.117 0.105
2 Jagung 0.025 0.025
3 Rumput gajah 0.198 0.198
4 Kambing 5 5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila
ubi jalar yang dibutuhkan 0.117 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan
rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian
keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,764,350. apabila dilakukan kombinasi
terhadap usahatani tersebut.
d. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 4
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal
sebesar Rp. 42,490,820. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan
maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 4 dengan luas lahan
rata-rata 0.15 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya
yaitu sebesar Rp. 41,890,800. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 4
tertera pada Tabel 3.9.
12 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Tabel 3.9. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 4
No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya
1 Ubi jalar 0.150 0.140
2 Jagung - -
3 Rumput gajah - -
4 Kambing 5 5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila
ubi jalar yang dibutuhkan 0.150 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan
demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,490,820 apabila dilakukan
kombinasi terhadap usahatani tersebut.
e.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 5
Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal
sebesar Rp. 38,825,000. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan
maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 5 dengan luas lahan 0
Ha. Keuntungan ini sama dengan keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp.
38,825,000. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 5 tertera pada Tabel
3.10.
Tabel 3.10. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 5
No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya
1 Ubi jalar - -
2 Jagung - -
3 Rumput gajah - -
4 Kambing 5 5
Sumber : Data diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila
dibutuhkan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum
sebesar Rp. 38,825,000 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani
tersebut.
13 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.8.Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input
Analisis sensitivitas terhadap input merupakan jawaban seberapa besar
perubahan yang boleh dilakukan agar tidak mengubah keputusan optimal. Nilai
ketersediaan dapat diubah sesuai dengan batas bawah dan atas yang
dianjurkan. Apabila perubahan nilai ketersediaan input yang dilakukan tidak
sesuai dengan rentang batas yang dianjurkan maka akan merubah nilai variabel
keputusan.
3.8.1.Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat
pada tabel 3.11.
Tabel 3.11. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1
No. RHS Satuan Penggunaan Strata 1
Value Min Max
1 Lahan Ha 1.70 1.70 0.72 1.93
2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00
3 Bibit Ubi Kg 25 25.00 - 73.83
4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 -
5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 202.00 2.372.73
6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00
7 Pupuk Kimia Kg 625.48 0.00 - 625.48
8 Pupuk Kandang Kg 814.77 0.00 - 814.77
9 Pestisida Botol 3 0.00 - 3.00
10 Tenaga Kerja HOK 782.67 819.00 782.67 -
11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250.00
12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5.475.00
13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5.00
14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.11, dapat dilihat bahwa pada strata 1 input yang paling
optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variabel
optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.72 Ha sampai dengan 1.93 Ha.
Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan
berjalanannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan
melebihi luasan 1.93 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu
diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal
14 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubijalar yang optimal terlihat harus berada pada
taksiran kurang dari 73.83 kg, apabila melebihi dari kebutuhan tersebut maka
akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Berlawanan dengan
benih jagung, dimana justru kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai
diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut
maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada
optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202 kg
sampai dengan 2.373 kg, dimana bila kurang dari 202 kg akan menjadi tidak
optimal demikian pula bila lebih besar dari 2.373 kg.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kimia secara berturut turut tidak
boleh melebihi 625.48 kg dan 814.77kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah
tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan
pestisida tidak boleh melebihi 3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh
kurang dari 782.67 HOK
3.8.2.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat
pada tabel 3.12.
Tabel 3.12. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2
No. RHS Satuan Penggunaan Strata
2
Value Min Max
1 Lahan Ha 0.7 0.7 0.23 0.72
2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00
3 Bibit Ubi Kg 23.82 12.00 23.83 -
4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 -
5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 352.73 1350.30
6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00
7 Pupuk Kimia Kg 225.47 0.00 - 225.47
8 Pupuk Kandang Kg 768.77 0.00 - 768.76
9 Pestisida Botol 1.00 0.00 - 1.00
10 Tenaga Kerja HOK 625.37 810.00 625.37 -
11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3250.0
12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5475
13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5.00
15 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa pada strata 2 input yang paling
optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable
optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.72 Ha.
Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya
usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan
0.72 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada
tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada
kepemilikan 5 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada
taksiran lebih dari 23.83 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan
menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih
jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38
Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka
jalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit
rumput gajah terletak pada ukuran diatas 352.73 kg sampai dengan 1350.70kg,
dimana bila kurang dari 352.73kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila
lebih besar dari 1350.70kg.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut
tidak boleh melebihi 225.47 kg dan 768.76kg, apabila kebutuhan melebihi dari
jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal.
Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 1 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja
tidak boleh kurang dari 625.37 HOK
16 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
3.8.3. Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat
pada tabel 3.13.
Tabel 3.13. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3
No. RHS Satuan Penggunaan Strata
3
Value Min Max
1 Lahan Ha 0.34 0.34 0.23 0.59
2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5 5
3 Bibit Ubi Kg 5.82 25.00 5.82 -
4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 -
5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 202 623.10
6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5 5
7 Pupuk Kimia Kg 81.47 0.00 - 81.47
8 Pupuk Kandang Kg 752.20 0.00 - 752.20
9 Pestisida Botol 0.28 0.00 - 0.28
10 Tenaga Kerja HOK 568.74 609.00 568.74 -
11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250
12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5475
13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5
14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.13 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 3 input yang paling
optimal untuk melakukan kegiatas berusaha tani adalah pada inputan variable
optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.59Ha. Apabila
kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha
tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.59
Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel
diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5
ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada
taksiran lebih dari 5.82 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan
menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih
jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas
0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka
17 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya
kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202kg sampai dengan
623.10kg, dimana bila kurang dari 202kg akan menjadi tidak optimal demikian
pula bila lebih besar dari 623.10kg.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut
tidak boleh melebihi 81.47kg dan 752.20kg, apabila kebutuhan melebihi dari
jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal.
Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.28 botol. Kebutuhan akan tenaga
kerja tidak boleh kurang dari 568.74HOK
3.9.4.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat
pada tabel 3.14.
Tabel 3.14. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4
No. RHS Satuan Penggunaan Strata
4
Value Min Max
1 Lahan Ha 0.15 0.15 0 0.31
2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5 5
3 Bibit Ubi Kg 7.5 25.00 7.5 -
4 Benih Jagung Kg 0 10.00 0 -
5 Bibit Rumput Gajah Kg 0 2000.00 0 -
6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5 5
7 Pupuk Kimia Kg 60 0.00 - 60
8 Pupuk Kandang Kg 6.9 0.00 - 6.9
9 Pestisida Botol 0.3 0.00 - 0.3
10 Tenaga Kerja HOK 537.59 564.00 537.59 -
11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250
12 HMT Kg 1000 1000.00 - 5475
13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5
14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Dari tabel 3.14 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 4 input yang paling
optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable
optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0 Ha sampai dengan 0.31Ha. Apabila
kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha
tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.31
Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel
18 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5
ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada
taksiran lebih dari 7.5 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan
menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Untuk benih jagung pada
strata ini sama sekali tidak dibutuhkan benih jagung yang pasti, dimana
kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0Kg. Apabila
kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan
berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal.
Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut
tidak boleh melebihi 60kg dan 6.9kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah
tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan
pestisida tidak boleh melebihi 0.3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak
boleh kurang dari 537.59HOK
3.8.5.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Untuk Input Strata 5
Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat
pada tabel 3.15.
Tabel 3.15. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 5
No. RHS Satuan Penggunaan Strata
5
Value Min Max
1 Lahan Ha 0 0 0 0
2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 0.91 5.48
3 Bibit Ubi Kg 0 25.00 0 -
4 Benih Jagung Kg 0 10.00 0 -
5 Bibit Rumput Gajah Kg 0 1000.00 0 -
6 Bibit Kambing Ekor 5 10.00 5 -
7 Pupuk Kimia Kg 0 0.00 0 0
8 Pupuk Kandang Kg 0 0.00 0 0
9 Pestisida Botol 0 0.00 0 0
10 Tenaga Kerja HOK 514 564.00 514 -
11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250
12 HMT Kg 1000 1000.00 - 5475
13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5
14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5
Sumber : Data diolah, 2012
Pada strata 3.15 terlihat sedikit perbedaan dengan strata-strata
19 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
sebelumnya, hal ini terjadi karena pada strata 5 ini adalah mereka yang tidak
memiliki lahan atau dengan kata lain dalam kategori buruh tani. Dari tabel diatas
dapat dilihat bahwa pada strata 5 input yang paling optimal untuk melakukan
kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan
adalah 0Ha karena memang responden pada strata ini tidak memiliki lahan.
Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, pada tabel diatas dapat
dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah pada kisaran 0.91ekor sampai dengan
kepemilikan 5.48 ekor.
Kebutuhan akan bibit ubi jalar, benih jagung, kebutuhan pupuk kimia dan
pupuk kandang serta pestisida tidak akan melebihi kisaran angka 0, hal tersebut
dapat terjadi karena pada strata ini tidak membutuhkan semua itu oleh sebab
tidak adanya lahan. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 514
HOK yang justru diperlukan untuk menopang kehidupan rumah tangga tanpa
adanya income dari lahan.
3.9.Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan Linear Programming, masalah
memaksimalisasi keuntungan dari kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput
gajah dan ternak kambing. Berikut ini hasil analisis kombinasi optimum atas
usahatani yang dilakukan.
20 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
Tabel 3.16. Keuntungan Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing
Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5
Pendapatan
78,338,954.55
57,455,630.55
45,826,363.94
45,910,317.00
41,062,500.00
Biaya
1,435,524.55
5,893,320.55
3,062,013.94
3,419,497.00
2,237,500.00
Keuntungan Dengan
optimalisasi 76.903.430 51.562.310 42.764.350 42.490.820 38.825.000
Sumber : Data Diolah, 2012
Tabel 3.17. Keuntungan Aktual Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing
Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5
Pendapatan 77,698,563.68 53,127,909.1 44,818,723.9 44,483,929.2 41,062,500
Biaya 1,794,334 2,287,669 2,854,374 2,593,129 2,237,500
Keuntungan 75,904,230 50,840,240 41,964,350 41,890,800 38,825,000
Sumber : Data Diolah, 2012
Tabel 3.18. Hasil Analisa Programming Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing
Usaha Tani yang
Diusahakan Satuan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5
Lahan Ha 1.70 0.70 0.34 0.15 -
Ubi Jalar Ha 1.477 0.477 0.117 0.150 -
Jagung Ha 0.025 0.025 0.025 - -
Rumput Gajah Ha 0.198 0.198 0.198 - -
Kambing Ekor 5 5 5 5 5
Sumber : Data Diolah, 2012
Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan
keuntungan maksimum pada strata 1, maka lahan ubi jalar yang diusahakan
adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput
gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan
adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan
perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap
pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.
Keuntungan maksimum pada strata 2 dapat dicapai dengan cara lahan
ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan
0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan
adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan
21 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap
pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.
Untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 3, maka lahan
ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan
0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan
adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan
perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap
pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.
Keuntungan maksimum pada strata 4 dapat diperoleh dengan
penggunaan lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150Ha, seluas 0 Ha untuk
Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa
diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi
optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya
peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani
yang dilakukan.
BAB IV KESIMPULAN
Keuntungan maksimum pada strata 5 sebenarnya sudah tercapai
mengingat bahwa pada strata ini adalah responden tidak mempunyai lahan dan
hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan
tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan
perhitungan sesungguhnya.
1. Hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan
adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal
dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-
tiap strata.
2. Dengan menggunakan linear programming diperoleh kombinasi usahatani
yang optimal berdasarkan tiap strata yaitu :
a. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan
untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas
0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5
ekor.
b. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas
0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan
ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
22 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
c. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas
0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan
ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
d. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas
0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak
Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.
e. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya
mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan
tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal
dengan perhitungan sesungguhnya.
23 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)
DAFTAR PUSTAKA
Murthy Rama P. 2007.Operation Research. New Age International Limited
Publisher.
Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :1. Springer Verlag New York.
Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :2. Springer Verlag New York.
Wisniewsk Mik,Klein HJ.2001. Linear Programming. Palgrave. New York
Eiselt HA, Sandblom CL.2010. Operation Research. Springer Heidelberg
Dordrecht London. Ney York.
Ravi Ravindran A.2009. Operation Research & Applications.Taylor & Francis
Group LLC.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.
Shinta Agustina, 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang.
Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Pengkajian Untuk Pengembangan Petani
Kecil, Universitas Indonesia. Jakarta
Ichsan, M. 1997. Studi Kelayakan Usaha. Citra Media Karya Dua Bangsa.
Surabaya.
Mubardjo, RS. 2006. Manajemen Agribisnis Persusuan. PT. Duta Karya
Swasta. Jakarta.
Nasruddin, W dan Nuraeni, I. 2006. Manajemen Agribisnis. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Anonimous. 1999. Analisa Usaha Agribisnis. Badan Pendidikan dan Pelatihan
Pertanian, Departemen Pertanian. Pusat Pembinaan Pendidikan Pertanian.
Jakarta.
Anonimous. 2007. Manajemen Agribisnis. STPP Malang. Malang.
Downey, David W, and Steven PE. 1999. Manajemen Agribisnis. Penerbit
Erlangga. Jakarta.