Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

23
1 Kajian Optimatilisasi Dengan Linear Programming Pada Integrated Farming System Usahatani dan Ternak Kambing Potong (Studi Kasus Di Desa Gunung Kawi, Malang) Dwita Indrarosa Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Jln. Songgoriti no 24 Batu, Tlp 0341-591032 Fax 0341-590288 email : [email protected] Abstrak Untuk mengembangkan usaha ternak kambing, para petani/peternak menghadapi kendala terbatasnya sumberdaya lahan. Padang penggembalaan ternak banyak yang sudah beralih fungsi untuk penggunaan lain yang tidak mendukung usaha ternak. Para peternak sering mengalami kesulitan pakan khususnya pada musim kemarau akibat kelangkaan hijauan. Hal ini mengakibatkan tingkat produktivitas ternak kambing masih rendah dan belum dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam pengkajian ini menggunakan Linear programming dimana metode pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bentuk matematika. Tujuan yang ingin dicapai dapat berupa memaksimumkan pendapatan atau meminimumkan biaya. Dari hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-tiap strata. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya. Kata Kunci : Kambing, Ketela Rambat, Integrated Farming System, Linear Programming.

Transcript of Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

Page 1: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

1

Kajian Optimatilisasi Dengan Linear Programming Pada Integrated Farming System Usahatani dan Ternak Kambing Potong

(Studi Kasus Di Desa Gunung Kawi, Malang)

Dwita Indrarosa Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Jln. Songgoriti no 24 Batu,

Tlp 0341-591032 Fax 0341-590288 email : [email protected]

Abstrak

Untuk mengembangkan usaha ternak kambing, para petani/peternak menghadapi kendala terbatasnya sumberdaya lahan. Padang penggembalaan ternak banyak yang sudah beralih fungsi untuk penggunaan lain yang tidak mendukung usaha ternak. Para peternak sering mengalami kesulitan pakan khususnya pada musim kemarau akibat kelangkaan hijauan. Hal ini mengakibatkan tingkat produktivitas ternak kambing masih rendah dan belum dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam pengkajian ini menggunakan Linear programming dimana metode pengalokasian sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bentuk matematika. Tujuan yang ingin dicapai dapat berupa memaksimumkan pendapatan atau meminimumkan biaya.

Dari hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-tiap strata. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117 Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas 0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan perhitungan sesungguhnya. Kata Kunci : Kambing, Ketela Rambat, Integrated Farming System, Linear Programming.

Page 2: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

2 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Urgensi dilakukannya analisis optimalisasi pada sistem usahatani terpadu

dengan menggunakan program Linear Programming adalah untuk menganalisa

data-data & informasi tentang berbagai komponen usahatani yang masih bersifat

parsial (terpisah-pisah) ke dalam analisis yang terintegrasi dan terpadu. Dengan

demikian diharapkan dapat menampilkan suatu output yang memberikan

informasi penting dari aktivitas para petani di lokasi pengkajian yang secara

aktual melakukan usahatani terpadu yang meliputi usahatani tanaman palawija,

tanaman tahunan, dan usaha pemeliharaan ternak. Di samping itu, dengan

analisis optimalisasi maka aspek nilai tambah dari suatu sistem usahatani

terpadu akan lebih terlihat.

Sistem usahatani yang berkembang dan masih tetap bertahan di Desa

Gunung Kawi,Malang adalah sistem usahatani terpadu tanaman-ternak kambing.

Keragaan, produktivitas dan efisiensi usahatani sistem usahatani tanaman-ternak

kambing tersebut dirasakan belum optimal, sehingga belum secara nyata

(significant) meningkatkan pendapatan usahatani dan kesejahteraan rumah

tangga para petani/peternak. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin

tingginya persaingan penggunaan lahan untuk kepentingan pertanian dan sub-

sektor lainnya serta untuk usaha non-pertanian (pariwisata).

Dari segi sosial, ternak kambing sudah memasyarakat dikalangan

peternak dan dagingnya digemari masyarakat. Di samping itu, kotoran kambing

digunakan oleh para petani sebagai pupuk organik untuk budidaya tanaman

palawija (ubijalar, jagung), kopi dan pisang.

Jika dicermati usaha kambing di Desa Gunung Kawi memiliki peluang

pengembangan yang cukup baik, karena (i) adanya ras/jenis kambing lokal yang

dikenal dengan kambing ”Benggala”, (ii) dukungan agroklimat khususnya

kesuburan tanah dan curah hujan yang memungkinkan tanaman hijauan

makanan ternak berproduksi sepanjang tahun, (iii) usaha kambing merupakan

salah satu sumber pendapatan dan mata pencaharian yang diandalkan oleh

keluarga petani; (iv) ternak kambing sangat diminati konsumen karena memiliki

ukuran tubuh yang besar dan persentase karkas yang tinggi; (v) investasi dan

biaya masih terjangkau oleh kemampuan modal para petani dan ketergantungan

terhadap input dari luar sedikit (pakan, bibit); sehingga usaha ini dapat

Page 3: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

3 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

mengoptimalkan sumberdaya lokal setempat yang sudah tersedia.

Selama ini usaha kambing oleh masyarakat hanya dilakukan secara

semi intensif, yaitu ternak dipelihara di kandang dengan sistim perkawinan

secara alami, sumber pakan berupa hijauan yang diambil dari kebun, ladang dan

hutan. Sentuhan teknologi maju relatif masih terbatas, sehingga peningkatan

populasi masih rendah, sedangkan laju permintaan & pemotongan cenderung

terus meningkat. Banyak calon peternak atau investor yang berminat untuk

terjun ke usaha ternak kambing mengurungkan niatnya karena harus berhitung

dengan masalah penyediaan lahan. Mereka menjadi ragu karena harus

menyediakan luasan lahan tertentu untuk menanam tanaman hijauan makanan

ternak dengan segala resiko dan permasalahannya. Begitu pula dengan para

peternak yang terpaksa harus mencari hijauan ke tempat yang jauh bahkan

sampai ke luar desa terutama selama musim kemarau. Beberapa upaya yang

telah dilakukan antara lain dengan penanaman rumput unggul di lahan-lahan

kritis dan lahan kehutanan. Namun demikian, tampaknya upaya tersebut belum

efektif untuk mengatasi masalah kelangkaan pakan ternak. Kelangkaan pakan

ternak pada musim kemarau ini menunjukkan bahwa kapasitas tampung wilayah

dalam penyediaan pakan sangat kurang.

Salah satu strategi dan alternatif usahatani yang dapat dikembangkan

untuk meningkatkan pendapatan petani/peternak di Desa Gunung Kawi adalah

dengan melaksanakan diversifikasi dan integrasi usahatani antara tanaman-

ternak kambing, sehingga diharapkan sumberdaya yang dimiliki dapat

dioptimalkan. Strategi intensifikasi dan diversifikasi selain dapat bermanfaat

untuk optimalisasi sumberdaya, juga untuk mengurangi resiko usaha.

Pengembangan usahatani integrasi tanaman-ternak kambing pada dasarnya

adalah intensifikasi pemanfaatan sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal).

Di samping itu, keterkaitan usahatani tanaman dengan usaha ternak

kambing dapat membentuk suatu sistem daur ulang limbah pertanian dan limbah

ternak yang saling mendukung dan menunjang keberlanjutan usahatani,

sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani (Anonimous, 2005).

Penyajian akhir dari penulisan ini adalah berupa adaptasi dan hasil model

produksi bio-ekonomi yang menekankan pada tingkat efisiensi ekonomi dan

keuntungan silang antara usahatani tanaman-ternak kambing. Obyek utama dari

Page 4: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

4 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

penulisan ini adalah untuk mempelajari efek dari perubahan dan variabelnya

yang kemudian dijadikan alat /tool untuk menuju sasaran optimalisasi.

1.2. Perumusan Masalah

Desa Gunung Kawi – Malang merupakan salah satu desa penghasil

pertanian dengan komoditas yang terdiri dari tanaman kopi, ubi jalar, jagung,

pisang, mawar dan ternak kambing.

Banyaknya komoditas yang dimiliki petani desa Gunung Kawi-Malang,

membuat ketertarikan tersendiri untuk melakukan kajian empiris, sehingga

permasalahan yang dirumuskan adalah apakah kombinasi usaha tani ubi jalar,

jagung, rumput gajah dan ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang

maksimum ?

1.3. Tujuan Pengkajian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengkajian ini

adalah menganalisis kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput gajah dan

ternak kambing mampu memberikan keuntungan yang maksimum.

1.4. Kegunaan Pengkajian

Berdasarkan tujuan pengkajian yang telah dirumuskan maka kegunaan

pengkajian ini adalah:

Page 5: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

5 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

1. Sebagai informasi bagi para petani dan Kelompok Tani mengenai

kombinasi usahatani yang mampu memberikan keuntungan maksimum.

2. Sebagai bahan acuan tentang usahatani integrasi tanaman-ternak kambing

bagi daerah lain yang mempunyai kondisi yang sama dengan daerah

pengkajian, serta sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penentu

kebijakan dalam merencanakan pembangunan pertanian terpadu tanaman-

ternak kambing, khususnya di lokasi pengkajian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengkajian Terdahulu

Krisdiana (1993) pada pengkajiannya menggunakan alat analisis programasi

linier yaitu untuk menentukan rancangan pola tanam yang dapat memberikan

pendapatan maksimum apabila sumberdaya terbatas, mengemukakan bahwa

pendapatan petani masih dapat ditingkatkan dengan; 1) menggunakan pola

tanam yang optimal, 2) penggunaan pola tanam baru karena penggunaan

sumberdaya lebih baik dan biaya produksi lebih rendah 3) tenaga kerja secara

umum memenuhi kebutuhan pola tanam optimal walaupun tenaga kerja pria

dan ternak pada bulan tertentu langka, sehingga meski tingkat upah naik masih

dapat diatasi dengan meningkatkan pendapatan usahatani, 4) adanya

perubahan harga komoditas penentu tingkat pendapatan usahatani hingga

suatu kisaran tertentu tetap dapat mempertahankan keunggulan pola tanam

optimal. Wahono (2005) dalam pengkajiannya tentang optimalisasi integrasi

tanaman dan sapi perah di Kabupaten Pasuruan juga menyebutkan bahwa

dengan linear programming maka pola tanam terpilih adalah usahatani

tanaman jagung-kentang-jagung dengan sapi perah dimana pendapatan

maksimum yang didapat sebesar Rp.9.098.558,-. Dari analisis tersebut berlaku

untuk sumberdaya yang tersedia, sehingga optimasi akan tercapai apabila

hubungan input dan output yang dihasilkan terpenuhi nilai linearitasnya dalam

kondisi optimum.

2.2. Landasan Teori

Menurut Soekartawi (1995) menyebutkan bahwa Optimalisasi adalah

pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu

permasalahan yang diarahkan pada titik maksimal atau minimal fungsi tujuan.

Page 6: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

6 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

Teori optimalisasi sering digunakan untuk pemecahan masalah dalam ilmu

ekonomi, pengkajian operasional, dan dalam ilmu ekonomi pertanian. Penerapan

teori optimalisasi yang demikian luasnya setelah perkembangan ilmu

pengetahuan yang pesat, khususnya Datzing (1947) memperkenalkan metoda

simplek untuk pemecahan masalah program linier, kemudian diikuti oleh

penggunaan formula lagrange yang memungkinkan pemahaman metode dan

topik yang berbeda dengan sisi pandang dari teori yang sama.

Menurut Heady (1952), tujuan optimalisasi penggunaan sumber daya

adalah maksimisasi keuntungan dan tercapainya efisiensi penggunaan faktor

produksi. Dalam kegiatan usahatani, petani dihadapkan pada masalah

penentuan tingkat penggunaan sumber daya atau input yang dapat

menghasilkan keuntungan atau pendapatan yang maksimal. Konsep optimalisasi

dalam usahatani berarti mencari kombinasi input yang optimal dan digunakan

untuk berproduksi sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Pada tingkat

ini, nilai produksi dihitung dari perkalian jumlah produk yang dihasilkan dengan

harga jual produk per unit. Selisih harga antara nilai produksi yang dihasilkan

dengan biaya produksi yang digunakan pada tingkat penggunaan input tersebut

akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Agrawal dan Heady (1972) menyatakan bahwa keuntungan penggunaan

model linier programming adalah: (1) memungkinkan untuk memasukkan banyak

aktivitas dan kendala yang dimiliki serta secara realistis menggambarkan situasi

usahatani tertentu, (2) dapat ditentukan bentuk optimalisasi dari spesifikasi fungsi

tujuan, (3) memungkinkan untuk melihat dan menyelidiki secara bergantian atau

berpasangan efek perubahan parameter penting di dalam model terhadap solusi

optimal.

Penyelesaian persoalan optimum karena adanya perubahan tersebut

dalam linear programming, dikenal suatu analisis yang disebut analisis

sensitivitas (GASS, 1975). Analisis sensitivitas dalam suatu persoalan linear

programming disebut juga dengan analisis post optimal atau analisis setelah

optimal. Analisis ini merupakan suatu usaha untuk mempelajari nilai-nilai dari

peubah-peubah pengambilan keputusan dalam suatu model jika satu atau

beberapa parameter (Cj, aij, Xj) berubah. Tujuan analisis sensitivitas ini adalah

untuk mengurangi atau menghindari perhitungan-perhitungan ulang bila terjadi

perubahan koefisien-koefisien pada model linear programming setelah dicapai

Page 7: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

7 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

kondisi optimal (Soekartawi, 1991).

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Wilayah

Desa Gunung Kawi mewakili agroekosistem lahan kering dataran tinggi

iklim basah. Ketinggian tempat sekitar 1500-2500 m dpl, topografi wilayah

berbukit-bergunung, suhu rata-rata 240 C, pH tanah berkisar 5-6 dengan jenis

tanah Andosol. Rata-rata curah hujan 2.000 mm/tahun dengan 8 bulan basah

dan 4 bulan kering. Sumber penghasilan utama masyarakat masih didominasi

dari sektor pertanian dengan komoditas yang diusahakan terdiri dari tanaman

kopi, ubi jalar, jagung, dan pisang. Selain ubi jalar komoditas unggulan lainnya

adalah ternak kambing. Setiap rumah tangga (KK) di Desa Gunung Kawi

umumnya memelihara ternak kambing. Rata-rata jumlah pemilikan ternak

kambing berkisar antara 5-10 ekor/KK, namun produktivitas dan kualitasnya

masih rendah. Untuk tanaman tahunan yang dikembangkan adalah tanaman kopi

jenis Robusta dimana sudah mengarah pada pemeliharaan yang ramah

lingkungan dengan mengarah ke kopi organik. Untuk komoditas pisang, varietas

yang dibudidayakan masih beragam serta belum ada produk olahan yang dapat

dipasarkan karena kualitas belum dapat bersaing.

3.2 Umur Responden

Rata - rata umur kepala rumah tangga responden menurut strata

pengusahaan lahan disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Rata – Rata Umur Responden

Strata Jumlah Responden Rata-rata Umur (Th)

I 11 46 II 17 45 III 18 41 IV 23 36 V 22 35

Jumlah : 91 40.6

Sumber : Data Diolah, 2012

Keterangan : Strata I = Rata-rata penguasaan lahan 1.7 Ha Strata II = Rata-rata penguasaan lahan 0.7 Ha Strata III = Rata-rata penguasaan lahan 0.34 Ha Strata IV = Rata-rata penguasaan lahan 0.15 Ha Strata V = Rata-rata penguasaan lahan 0 Ha

Page 8: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

8 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

3.3. Kebutuhan Usaha Tani

Usaha tani yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Gunung Kawi adalah

usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah. Jumlah kebutuhan input untuk

usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah disajikan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Jumlah kebutuhan input untuk usahatani ubi, jagung, dan rumput gajah (Ha)

Kebutuhan/Ha Satuan Ubi Jagung Rumput gajah

Bibit ubi Kg 50

Benih jagung Kg 15

Bibit rumput gajah Kg 2,020

Pupuk kimia Kg 400.00 600.00 99.03

Pupuk kandang Kg 46.00 20.00 3,769.00

Pestisida Botol 2.00 2.00

Tenaga kerja HOK 157.30 100.10 171.00

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel 3.2. dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan

usahatani ubi, dibutuhkan bibit ubi sebanyak 50kg/Ha, pupuk kimia 400 Kg/Ha,

pupuk kandang 46 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga kerja 157.30HOK. Untuk

melakukan usahatani jagung, dibutuhkan benih jagung sebanyak 15kg/Ha,

pupuk kimia 600 Kg/Ha, pupuk kandang 20 Kg/Ha, pestisida 2 botol dan tenaga

kerja 100.10 HOK dan untuk melakukan usahatani rumput gajah, dibutuhkan bibit

rumput gajah sebanyak 2.020kg/Ha, pupuk kimia 99.03Kg/Ha, pupuk kandang

3,769 Kg/Ha, dan tenaga kerja 171.10 HOK. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa

usahatani rumput gajah membutuhkan tenaga kerja/HOK lebih besar.

3.4. Kebutuhan Ternak Kambing

Bagi rumah tangga pertanian, asset dapat berfungsi sebagai modal,

jaminan kredit dan tabungan yang sewaktu – waktu dapat digunakan. Oleh

karena itu pemilikan asset sangat penting bagi petani karena dapat

memperlancar penyediaan input usahatani yang diperlukan. Asset yang

kebanyakan dimiliki adalah ternak kambing. Kebutuhan untuk ternak kambing

disajikan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kebutuhan Untuk Ternak Kambing

Kebutuhan/Ha Satuan Kambing

Tenaga Kerja HOK 102.80

Konsentrat Kg 650

HMT Kg 1,095

Kesehatan Kambing Paket 1

Inseminasi Buatan Paket 1.5

Page 9: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

9 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel 3.3. dapat dijelaskan bahwa kebutuhan untuk

melakukan tenak kambing di Desa Gunung Kawi membutuhkan tenaga kerja

102.80 HOK, konsentrat 650 Kg, HMT 1,095 Kg, kesehatan kambing 1 paket dan

inseminasi buatan 1.5 paket.

3.5.Penguasaan Lahan

Penguasaan lahan di Desa Gunung Kawi yang terbagi dalam lima strata

disajikan pada tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4. Pembagian Lahan Menurut Kepemilikan dari Responden

Strata Rata-rata Penguasaan Lahan Responden (Ha)

I 1.7

II 0.7

III 0.34

IV 0.15

V 0

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.4, dapat kita lihat bahwa di

Gunung Kawi terdapat pembagian strata secara tidak langsung pada responden

berdasarkan kepemilikan luasan lahan yang dikuasai, dimana pada strata 5,

responden tidak memiliki lahan hal ini karena mereka hanya sebagai buruh tani.

3.6.Ketersediaan Tenaga Kerja

Rata-rata ketersediaan tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani

tertera pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Ketersediaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Strata Rata-rata Ketersediaan Tenaga

Kerja Dalam Keluarga/hari Rata rata Ketersediaan Tenaga

Kerja Dalam Keluarga/Tahun (HOK)

I 2.73 819

II 2.7 810

III 2.03 609

IV 1.88 564

V 1.88 564

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan yang tertera pada tabel 3.5, di Gunung Kawi ketersediaan

tenaga kerja dalam keluarga untuk strata I,II dan III berkisar antara 2 HOK.

Sedangkan untuk strata IV dan V bernilai sama yaitu 1.88 HOK

3.7. Hasil Analisis Linear Programming.

Page 10: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

10 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

3.7.1. Kombinasi Usahatani Optimal

a.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 1

Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan pada strata 1 menunjukkan

nilai tujuan maksimal sebesar Rp.76,903,430 dengan luas lahan rata-rata 1.7Ha.

Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar

Rp.5,904,230. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 1 tertera pada

Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Kombinasi Usahatani Untuk Strata1

No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya

1 Ubi jalar 1.477 1.456

2 Jagung 0.025 0.015

3 Rumput gajah 0.198 0.187

4 Kambing 5 5

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila

ubi jalar yang dibutuhkan 1.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan

rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian

keuntungan maksimum sebesar Rp.76,903,430. apabila dilakukan kombinasi

terhadap usahatani tersebut.

b. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 2

Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal

sebesar Rp. 51,562,310. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan

maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 2 dengan luas lahan

rata-rata 0.70 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya

yaitu sebesar Rp. 50,840,240. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 2

tertera pada Tabel 3.8.

Tabel 3.7. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 2

No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya

1 Ubi jalar 0.477 1.445

2 Jagung 0.025 0.025

3 Rumput gajah 0.198 0.198

4 Kambing 5 5

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila

ubi jalar yang dibutuhkan 0.477 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan

Page 11: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

11 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian

keuntungan maksimum sebesar Rp. 51,562,310. apabila dilakukan kombinasi

terhadap usahatani tersebut.

c.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 3

Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal

sebesar Rp. 42,764,350. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan

maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 3 dengan luas lahan

rata-rata 0.34 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya

yaitu sebesar Rp. 41,964,350. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 3

tertera pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 3

No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya

1 Ubi jalar 0.117 0.105

2 Jagung 0.025 0.025

3 Rumput gajah 0.198 0.198

4 Kambing 5 5

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila

ubi jalar yang dibutuhkan 0.117 Ha, dibutuhkan jagung 0.025 Ha, dibutuhkan

rumput gajah 0.198 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian

keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,764,350. apabila dilakukan kombinasi

terhadap usahatani tersebut.

d. Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 4

Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal

sebesar Rp. 42,490,820. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan

maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 4 dengan luas lahan

rata-rata 0.15 Ha. Keuntungan ini lebih besar dari keuntungan sesungguhnya

yaitu sebesar Rp. 41,890,800. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 4

tertera pada Tabel 3.9.

Page 12: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

12 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

Tabel 3.9. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 4

No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya

1 Ubi jalar 0.150 0.140

2 Jagung - -

3 Rumput gajah - -

4 Kambing 5 5

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila

ubi jalar yang dibutuhkan 0.150 Ha dan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan

demikian keuntungan maksimum sebesar Rp. 42,490,820 apabila dilakukan

kombinasi terhadap usahatani tersebut.

e.Kombinasi Usahatani Optimal Untuk Strata 5

Berdasarkan hasil analisis nilai fungsi tujuan, untuk nilai tujuan maksimal

sebesar Rp. 38,825,000. Nilai tersebut merupakan besarnya keuntungan

maksimal yang diperoleh kombinasi usahatani pada strata 5 dengan luas lahan 0

Ha. Keuntungan ini sama dengan keuntungan sesungguhnya yaitu sebesar Rp.

38,825,000. Hasil analisis kombinasi usahatani untuk strata 5 tertera pada Tabel

3.10.

Tabel 3.10. Kombinasi Usahatani Untuk Strata 5

No Usahatani Nilai Optimal Nilai sesungguhnya

1 Ubi jalar - -

2 Jagung - -

3 Rumput gajah - -

4 Kambing 5 5

Sumber : Data diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas keuntungan maksimum akan diperoleh apabila

dibutuhkan kambing sebanyak 5 ekor. Dengan demikian keuntungan maksimum

sebesar Rp. 38,825,000 apabila dilakukan kombinasi terhadap usahatani

tersebut.

Page 13: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

13 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

3.8.Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input

Analisis sensitivitas terhadap input merupakan jawaban seberapa besar

perubahan yang boleh dilakukan agar tidak mengubah keputusan optimal. Nilai

ketersediaan dapat diubah sesuai dengan batas bawah dan atas yang

dianjurkan. Apabila perubahan nilai ketersediaan input yang dilakukan tidak

sesuai dengan rentang batas yang dianjurkan maka akan merubah nilai variabel

keputusan.

3.8.1.Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1

Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat

pada tabel 3.11.

Tabel 3.11. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 1

No. RHS Satuan Penggunaan Strata 1

Value Min Max

1 Lahan Ha 1.70 1.70 0.72 1.93

2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00

3 Bibit Ubi Kg 25 25.00 - 73.83

4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 -

5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 202.00 2.372.73

6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00

7 Pupuk Kimia Kg 625.48 0.00 - 625.48

8 Pupuk Kandang Kg 814.77 0.00 - 814.77

9 Pestisida Botol 3 0.00 - 3.00

10 Tenaga Kerja HOK 782.67 819.00 782.67 -

11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250.00

12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5.475.00

13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5.00

14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5

Sumber : Data diolah, 2012

Dari tabel 3.11, dapat dilihat bahwa pada strata 1 input yang paling

optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variabel

optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.72 Ha sampai dengan 1.93 Ha.

Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan

berjalanannya usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan

melebihi luasan 1.93 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu

diperhitungkan, tetapi pada tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal

Page 14: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

14 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

adalah tetap pada kepemilikan 5 ekor.

Kebutuhan akan bibit ubijalar yang optimal terlihat harus berada pada

taksiran kurang dari 73.83 kg, apabila melebihi dari kebutuhan tersebut maka

akan menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Berlawanan dengan

benih jagung, dimana justru kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai

diatas 0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut

maka akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada

optimalnya kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202 kg

sampai dengan 2.373 kg, dimana bila kurang dari 202 kg akan menjadi tidak

optimal demikian pula bila lebih besar dari 2.373 kg.

Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kimia secara berturut turut tidak

boleh melebihi 625.48 kg dan 814.77kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah

tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan

pestisida tidak boleh melebihi 3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh

kurang dari 782.67 HOK

3.8.2.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2

Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 1 dapat dilihat

pada tabel 3.12.

Tabel 3.12. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 2

No. RHS Satuan Penggunaan Strata

2

Value Min Max

1 Lahan Ha 0.7 0.7 0.23 0.72

2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00

3 Bibit Ubi Kg 23.82 12.00 23.83 -

4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 -

5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 352.73 1350.30

6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5.00 5.00

7 Pupuk Kimia Kg 225.47 0.00 - 225.47

8 Pupuk Kandang Kg 768.77 0.00 - 768.76

9 Pestisida Botol 1.00 0.00 - 1.00

10 Tenaga Kerja HOK 625.37 810.00 625.37 -

11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3250.0

12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5475

13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5.00

Page 15: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

15 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5

Sumber : Data diolah, 2012

Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa pada strata 2 input yang paling

optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable

optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.72 Ha.

Apabila kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya

usaha tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan

0.72 Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada

tabel diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada

kepemilikan 5 ekor.

Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada

taksiran lebih dari 23.83 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan

menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih

jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0.38

Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka

jalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya kebutuhan bibit

rumput gajah terletak pada ukuran diatas 352.73 kg sampai dengan 1350.70kg,

dimana bila kurang dari 352.73kg akan menjadi tidak optimal demikian pula bila

lebih besar dari 1350.70kg.

Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut

tidak boleh melebihi 225.47 kg dan 768.76kg, apabila kebutuhan melebihi dari

jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal.

Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 1 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja

tidak boleh kurang dari 625.37 HOK

Page 16: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

16 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

3.8.3. Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3

Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat

pada tabel 3.13.

Tabel 3.13. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 3

No. RHS Satuan Penggunaan Strata

3

Value Min Max

1 Lahan Ha 0.34 0.34 0.23 0.59

2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5 5

3 Bibit Ubi Kg 5.82 25.00 5.82 -

4 Benih Jagung Kg 0.38 10.00 0.38 -

5 Bibit Rumput Gajah Kg 400 400.00 202 623.10

6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5 5

7 Pupuk Kimia Kg 81.47 0.00 - 81.47

8 Pupuk Kandang Kg 752.20 0.00 - 752.20

9 Pestisida Botol 0.28 0.00 - 0.28

10 Tenaga Kerja HOK 568.74 609.00 568.74 -

11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250

12 HMT Kg 2500 2.500.00 - 5475

13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5

14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5

Sumber : Data diolah, 2012

Dari tabel 3.13 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 3 input yang paling

optimal untuk melakukan kegiatas berusaha tani adalah pada inputan variable

optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0.23 Ha sampai dengan 0.59Ha. Apabila

kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha

tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.59

Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel

diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5

ekor.

Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada

taksiran lebih dari 5.82 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan

menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Sama halnya dengan benih

jagung, dimana kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas

0.38Kg. Apabila kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka

Page 17: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

17 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

akan menjadikan berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal. Pada optimalnya

kebutuhan bibit rumput gajah terletak pada ukuran diatas 202kg sampai dengan

623.10kg, dimana bila kurang dari 202kg akan menjadi tidak optimal demikian

pula bila lebih besar dari 623.10kg.

Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut

tidak boleh melebihi 81.47kg dan 752.20kg, apabila kebutuhan melebihi dari

jumlah tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal.

Kebutuhan pestisida tidak boleh melebihi 0.28 botol. Kebutuhan akan tenaga

kerja tidak boleh kurang dari 568.74HOK

3.9.4.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4

Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat

pada tabel 3.14.

Tabel 3.14. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 4

No. RHS Satuan Penggunaan Strata

4

Value Min Max

1 Lahan Ha 0.15 0.15 0 0.31

2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 5 5

3 Bibit Ubi Kg 7.5 25.00 7.5 -

4 Benih Jagung Kg 0 10.00 0 -

5 Bibit Rumput Gajah Kg 0 2000.00 0 -

6 Bibit Kambing Ekor 5 5.00 5 5

7 Pupuk Kimia Kg 60 0.00 - 60

8 Pupuk Kandang Kg 6.9 0.00 - 6.9

9 Pestisida Botol 0.3 0.00 - 0.3

10 Tenaga Kerja HOK 537.59 564.00 537.59 -

11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250

12 HMT Kg 1000 1000.00 - 5475

13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5

14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5

Sumber : Data diolah, 2012

Dari tabel 3.14 diatas dapat dilihat bahwa pada strata 4 input yang paling

optimal untuk melakukan kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable

optimal kepemilikan lahan pada kisaran 0 Ha sampai dengan 0.31Ha. Apabila

kepemilikan kurang dari luasan tersebut akan menyebabkan berjalannya usaha

tani kurang optimal, demikian juga bila kepemilikan lahan melebihi luasan 0.31

Ha. Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, tetapi pada tabel

Page 18: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

18 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

diatas dapat dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah tetap pada kepemilikan 5

ekor.

Kebutuhan akan bibit ubi jalar yang optimal terlihat harus berada pada

taksiran lebih dari 7.5 kg, apabila kurang dari kebutuhan tersebut maka akan

menyebabkan usaha tani menjadi kurang optimal. Untuk benih jagung pada

strata ini sama sekali tidak dibutuhkan benih jagung yang pasti, dimana

kebutuhan yang optimal adalah bila mencapai nilai diatas 0Kg. Apabila

kebutuhan benih jagung berada dibawah angka tersebut maka akan menjadikan

berjalannya usaha tani menjadi tidak optimal.

Untuk kebutuhan pupuk kimia dan pupuk kandang secara berturut turut

tidak boleh melebihi 60kg dan 6.9kg, apabila kebutuhan melebihi dari jumlah

tersebut akan menyebabkan usaha tani berjalan kurang optimal. Kebutuhan

pestisida tidak boleh melebihi 0.3 botol. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak

boleh kurang dari 537.59HOK

3.8.5.Hasil analisis Sensitivitas Ketersediaan Untuk Input Strata 5

Hasil analisis sensitivitas ketersediaan input untuk strata 3 dapat dilihat

pada tabel 3.15.

Tabel 3.15. Hasil Analisis Sensitivitas Ketersediaan Input Untuk Strata 5

No. RHS Satuan Penggunaan Strata

5

Value Min Max

1 Lahan Ha 0 0 0 0

2 Indukan Kambing Ekor 5 5.00 0.91 5.48

3 Bibit Ubi Kg 0 25.00 0 -

4 Benih Jagung Kg 0 10.00 0 -

5 Bibit Rumput Gajah Kg 0 1000.00 0 -

6 Bibit Kambing Ekor 5 10.00 5 -

7 Pupuk Kimia Kg 0 0.00 0 0

8 Pupuk Kandang Kg 0 0.00 0 0

9 Pestisida Botol 0 0.00 0 0

10 Tenaga Kerja HOK 514 564.00 514 -

11 Konsentrat Kg 3250 0.00 - 3.250

12 HMT Kg 1000 1000.00 - 5475

13 Kesehatan Kambing Paket 5 0.00 - 5

14 Inseminasi Buatan Paket 7.5 0.00 - 7.5

Sumber : Data diolah, 2012

Pada strata 3.15 terlihat sedikit perbedaan dengan strata-strata

Page 19: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

19 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

sebelumnya, hal ini terjadi karena pada strata 5 ini adalah mereka yang tidak

memiliki lahan atau dengan kata lain dalam kategori buruh tani. Dari tabel diatas

dapat dilihat bahwa pada strata 5 input yang paling optimal untuk melakukan

kegiatan berusaha tani adalah pada inputan variable optimal kepemilikan lahan

adalah 0Ha karena memang responden pada strata ini tidak memiliki lahan.

Kepemilikan Ternak Kambing juga perlu diperhitungkan, pada tabel diatas dapat

dilihat bahwa kepemilikan optimal adalah pada kisaran 0.91ekor sampai dengan

kepemilikan 5.48 ekor.

Kebutuhan akan bibit ubi jalar, benih jagung, kebutuhan pupuk kimia dan

pupuk kandang serta pestisida tidak akan melebihi kisaran angka 0, hal tersebut

dapat terjadi karena pada strata ini tidak membutuhkan semua itu oleh sebab

tidak adanya lahan. Kebutuhan akan tenaga kerja tidak boleh kurang dari 514

HOK yang justru diperlukan untuk menopang kehidupan rumah tangga tanpa

adanya income dari lahan.

3.9.Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan Linear Programming, masalah

memaksimalisasi keuntungan dari kombinasi usahatani ubi jalar, jagung, rumput

gajah dan ternak kambing. Berikut ini hasil analisis kombinasi optimum atas

usahatani yang dilakukan.

Page 20: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

20 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

Tabel 3.16. Keuntungan Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing

Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5

Pendapatan

78,338,954.55

57,455,630.55

45,826,363.94

45,910,317.00

41,062,500.00

Biaya

1,435,524.55

5,893,320.55

3,062,013.94

3,419,497.00

2,237,500.00

Keuntungan Dengan

optimalisasi 76.903.430 51.562.310 42.764.350 42.490.820 38.825.000

Sumber : Data Diolah, 2012

Tabel 3.17. Keuntungan Aktual Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing

Keterangan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5

Pendapatan 77,698,563.68 53,127,909.1 44,818,723.9 44,483,929.2 41,062,500

Biaya 1,794,334 2,287,669 2,854,374 2,593,129 2,237,500

Keuntungan 75,904,230 50,840,240 41,964,350 41,890,800 38,825,000

Sumber : Data Diolah, 2012

Tabel 3.18. Hasil Analisa Programming Kombinasi Optimum Usaha Tani, Ubi Jalar, Jagung, Rumput Gajah dan Ternak Kambing

Usaha Tani yang

Diusahakan Satuan Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4 Strata 5

Lahan Ha 1.70 0.70 0.34 0.15 -

Ubi Jalar Ha 1.477 0.477 0.117 0.150 -

Jagung Ha 0.025 0.025 0.025 - -

Rumput Gajah Ha 0.198 0.198 0.198 - -

Kambing Ekor 5 5 5 5 5

Sumber : Data Diolah, 2012

Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan

keuntungan maksimum pada strata 1, maka lahan ubi jalar yang diusahakan

adalah 1.477 Ha, lahan untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput

gajah seluas 0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan

adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan

perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap

pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.

Keuntungan maksimum pada strata 2 dapat dicapai dengan cara lahan

ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan

0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan

adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan

Page 21: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

21 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap

pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.

Untuk mendapatkan keuntungan maksimum pada strata 3, maka lahan

ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas 0.025 Ha untuk Jagung, dan

0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan

adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi optimal dengan

perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya peningkatan terhadap

pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani yang dilakukan.

Keuntungan maksimum pada strata 4 dapat diperoleh dengan

penggunaan lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150Ha, seluas 0 Ha untuk

Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak Kambing yang bisa

diusahakan adalah 5 ekor. Adanya perbedaan keuntungan dalam kombinasi

optimal dengan perhitungan sesungguhnya, lebih ditekankan adanya

peningkatan terhadap pendapatan yang signifikan dari kombinasi usaha tani

yang dilakukan.

BAB IV KESIMPULAN

Keuntungan maksimum pada strata 5 sebenarnya sudah tercapai

mengingat bahwa pada strata ini adalah responden tidak mempunyai lahan dan

hanya mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan

tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal dengan

perhitungan sesungguhnya.

1. Hasil analisis optimalisasi linear programming menunjukkan bahwa dengan

adanya kombinasi usahatani mampu memberikan keuntungan yang optimal

dimana keuntungan yang diperoleh lebih besar dari keuntungan aktual tiap-

tiap strata.

2. Dengan menggunakan linear programming diperoleh kombinasi usahatani

yang optimal berdasarkan tiap strata yaitu :

a. Pada strata 1, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 1.477 Ha, lahan

untuk Jagung seluas 0.025 Ha, dan lahan untuk rumput gajah seluas

0.198 Ha. Sedangkan ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5

ekor.

b. Pada strata 2, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.477Ha, seluas

0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan

ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.

Page 22: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

22 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

c. Pada strata 3, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.117Ha, seluas

0.025 Ha untuk Jagung, dan 0.198Ha untuk rumput gajah. Sedangkan

ternak Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.

d. Pada strata 4, lahan ubi jalar yang diusahakan adalah 0.150 Ha, seluas

0 Ha untuk Jagung, dan 0 Ha untuk rumput gajah. Sedangkan ternak

Kambing yang bisa diusahakan adalah 5 ekor.

e. Pada strata 5 responden tidak mempunyai lahan dan hanya

mengandalkan pendapatan dari tenaga saja. Sehingga menghasilkan

tidak adanya perbedaan antara keuntungan dalam kombinasi optimal

dengan perhitungan sesungguhnya.

Page 23: Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit

23 Dwita Indrarosa Analisis Optimalisasi Dengan Linear Programming Pada Usahatani dan Ternak Kambing (Studi Kasus di Desa Gunung Kawi Kabupaten Malang)

DAFTAR PUSTAKA

Murthy Rama P. 2007.Operation Research. New Age International Limited

Publisher.

Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :1. Springer Verlag New York.

Dantzig BG, Thapa NM.1997. Linear Programming :2. Springer Verlag New York.

Wisniewsk Mik,Klein HJ.2001. Linear Programming. Palgrave. New York

Eiselt HA, Sandblom CL.2010. Operation Research. Springer Heidelberg

Dordrecht London. Ney York.

Ravi Ravindran A.2009. Operation Research & Applications.Taylor & Francis

Group LLC.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.

Shinta Agustina, 2011. Ilmu Usahatani. UB Press. Malang.

Soekartawi, 1986. Ilmu Usahatani dan Pengkajian Untuk Pengembangan Petani

Kecil, Universitas Indonesia. Jakarta

Ichsan, M. 1997. Studi Kelayakan Usaha. Citra Media Karya Dua Bangsa.

Surabaya.

Mubardjo, RS. 2006. Manajemen Agribisnis Persusuan. PT. Duta Karya

Swasta. Jakarta.

Nasruddin, W dan Nuraeni, I. 2006. Manajemen Agribisnis. Universitas Terbuka.

Jakarta.

Anonimous. 1999. Analisa Usaha Agribisnis. Badan Pendidikan dan Pelatihan

Pertanian, Departemen Pertanian. Pusat Pembinaan Pendidikan Pertanian.

Jakarta.

Anonimous. 2007. Manajemen Agribisnis. STPP Malang. Malang.

Downey, David W, and Steven PE. 1999. Manajemen Agribisnis. Penerbit

Erlangga. Jakarta.