Post on 03-Jan-2020
EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA
DALAM MOTIVASI KESEMBUHAN PASIEN DI
KLINIK QITA BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Disusun Oleh :
Tiara Nur Hidayati
NIM : 1113052000005
PROGRAM STUDI
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2019 M
ABSTRAK
Tiara Nur Hidayati, 1113052000005, Efektifitas Bimbingan Agama
Dalam Motivasi Kesembuhan Pasien Di Klinik Qita Bogor,
Dibawah Bimbingan Nasichah, MA.
Dalam perjalanan hidup manusia memiliki tiga keadaaan,
yaitu: sehat, sakit, dan mati. Di waktu sakit, tidak hanya fisik saja
yang menderita tetapi juga mentalnya. Mereka mendapatkan
perasaan cemas akan ketidakpastian perawatan yang dijalaninya,
sehingga menimbulkan guncangan pada mental mereka dan
jiwanya mengenai penyakit yang di deritanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas
bimbingan mental agama dalam motivasi kesembuhan pasien di
Klinik Qita Bogor dan bagaimana pelaksanaannya.
Pendekatan penelitian ini dengan menggunakan metode
kuantitatif dengan jenis penelitian survei menggunakan
pendekatan asosiatif yang berlandaskan filsafat positivisme.
Metode analisis yang digunakan yaitu uji validitas dengan teknik
spearman brown, uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach,
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji T Paired Sample Test
dengan menggunakan bantan SPSS Versi 22 For Windows.
Pada dasarnya manusia menginginkan keadaan sehat baik
jasmani maupun rohani. Sehingga dalam hal ini pengobatan tidak
hanya dilakukan dengan fisik saja secara non-fisik pun perlu
dilakukan. Pengobatan non-fisik yang berupa bantuan spiritual
atau bimbingan mental agama dirasa perlu untuk menimbulkan
semangat dan rasa optimis bagi pasien dalam menghadapi
penyakit sebagai salah satu cobaan dari Allah.
Dari hasil pengujian yang dilakukan dengan
menggunakan Uji Statistik T-Test didapatkan hasil bahwa
bimbingan mental agama efektif dalam motivasi kesembuhan.
Hal ini dapat dilihat dari nilai nilai thitung sebesar 7,434. Nilai ini
menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel 1,673 artinya Ha diterima.
Jadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa bimbingan
mental Agama efektif dalam motivasi kesembuhan pasien di
Klinik Qita. Kata Kunci : Efektifitas, Bimbingan Mental Agama, Motivasi
Kesembuhan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT,
karena atas segala kuasaNya, maha pemberi rahmatNya, serta
maha memberikan kemudahan dan kelancaran, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul
“Efektifitas Bimbingan Mental Agama dalam Motivasi
Kesembuhan Pasien Klinik Qita Bogor”. Selanjutnya
Shalawat serta salam tak lupa penulis lantunkan kepada paginda
Rasulullah SAW dan suri tauladan kita Nabi Muhammad
Shallahu ‘alahi wassalam, Sang pembawa risalah kebenaran,
kebaikan, dan keindahan. Penulis menyadari bahwa dalam
menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan, namun penulis tetap berharap skripsi ini bisa menjadi
manfaat untuk memberikan informasi maupun ilmu pengetahuan
bagi kalangan secara luas.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua penulis,
Bapak Mujiyono, S.pd dan Bunda Ratna Saputri yang senantiasa
mencurahkan cinta, kasih sayang serta do’a tulus ikhlas yang
selalu mengiringi setiap langka penulis dalam menjalankan
aktifitas serta penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Serta tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para
kakak-kakak, Bayu Iman, SE,.MM. , Alief Suciati, S.pd. , A.
Muhaimin Shodiqi, S.Kom dan Lusy Rizky DW, S.Tr.Keb.
Terimakasih banyak atas semua kasih sayang, do’a dan
dukungannya baik secara materi maupun non materi, serta selalu
memberikan motivasi-motivasi penyemangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan
untuk keluargaku tercinta. Allhamdulillah.
Selanjutnya, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah baik membantu memberikan
doa, dukungan, semangat, ataupun dengan caranya masing-
masing. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati, izinkanlah
penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, M.A sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai
Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Dr. Hj. Roudhonah,
M.Ag sebagai Wakil Dekan II Bidang Adminstrasi Umum, Dr.
Suhaimi, M.Si sebagai Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si dan Ir. Noor Bekti Negoro, SE,
M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Bimbingan
dan Penyuluhan Islam. Terimakasih atas saran, nasihan, arahan
dan memberikan semangat untuk penulis selama ini.
3. Dra. Nasichah, MA, sebagai dosen pembimbing yang
senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
memberikan masukan, nasehat, arahan dalam menyusun
skripsi ini.
4. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si, Terimakasih atas meluangkan
waktunya untuk membimbing saya dalam bab Metodelogi
Penelitian dan Analisis Data.
5. M. Lutfi, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik.
Terimakasih atas nasihat dan waktunya untuk selalu
memberikan semangat dan motivasi agar penulisan skripsi ini
cepat selesai.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
8. Seluruh Staf Perpustakaan Umum maupun Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
9. Keluarga besar Klinik Qita, yaitu Dr. Elis Tiahesara, SpAk.
Bapak Hj. Nurholis, ibu Rusmiyati, bapak Utoyo, ibu Ani, ibu
Ros, Mamih Ilan, Shella, Teh Mia, Teh Mae, para dokter, dan
para staf lainnya serta tak lupa para pasien klinik qita.
Terimakasih semua keluarga Klinik Qita yang telah banyak
membantu penulis dalam penelitian ini hingga dapat berjalan
dengan baik.
10. Temen-temen Bimbingan dan Penyuluhan Islam angkatan
2013. yang masa perkuliahan bersama-sama memberikan
warna terindah selama ini.
11. Terkhusus untuk Dwirafa Hardika, selama ini memberikan
semangat, dukungan, dan saran kepada penulis. Sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Terimakasih.
12. Keluarga besar IMM Cabang Ciputat Periode 2017-2018, serta
IMM KOMDAKWAH Periode 2014-2015 Cabang Ciputat,
Novi, aldina, ulfah dan temen-temen yang lain yang tidak bisa
saya sebutkan satu-persatu. Penulis mengucapkan terimakasih
untuk keluarga besar IMM Ciputat.
13. Pondok Cantik, sahabat-sahabat kosan. Qonita Amalia, Shofia
Sunjaya, Wiwi, Riri dan Lena, Terimakasih sudah menjadi
sahabat terbaik, selalu memberikan semangat, memberikan
tawa dan canda, nasihat, dukungan, serta memberikan
kehangatan seperti hangatnya keluarga.
14. Sahabat Bahagia, D’rempongs Siti Wulandari, Amd.Keb dan
Siti Khodijah, Amd.keb. Terimakasih sahabat sejak MAN
hingga saat ini, terimakasih atas semangat kalian yang tiada
hentinya memberikan penulis semangat, memotivasi agar
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Jakarta, 21 Maret 2019
Tiara Nur Hidayati
DAFTAR TABEL
Gambar 1. Kerangka Berpikir...................................................... 32
Gambar 2. Struktur Organisasi Prolanis…………………...….....58
Tabel 1. Definisi Operasional dan Indikator Variabel X…...........38
Tabel 2. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Y…...........41
Tabel 3. Kisi-Kisi Konstruk Instrumen Variabel X……...............43
Tabel 4. Kisi-Kisi Konstruk Instrumen Variabel Y………….......44
Tabel 5. Skala Likert ……………..........................………...........47
Tabel 6. Karakteristik Jenis Kelamin Berdasarkan Penyakit
Responden......................................................................................70
Tabel 7. Karakteristik Usia Berdasarkan Penyakit Responden......71
Tabel 8. Karakteristik Lama Berobat Berdasarkan Penyakit
Responden.......................................................................................73
Tabel 9. Hasil Output Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov.........74
Tabel 10. Hasil Output Uji Homogenitas……...............………….75
Tabel 11. Hasil Output Uji Paired Samples Test…….....................76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Lembar Pengesahan Proposal Penelitian
Lampiran : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 1 : Kuisioner (Try out & Penelitian)
Lampiran 2 : Hasil Validitas dan Reliabilitas (Tryout)
Lampiran 3 : Hasil Reliabilitas UjiInti (Before & After)
Lampiran 4 : Hasil Kuisioner Uji Inti Before
Lampiran 5 : Hasil Kuisioner Uji Inti After
Lampiran 6 : r Tabel Product Momen
Lampiran 7 : t Tabel Two Tail
Lampiran 8 : Data Responden
Lampiran 9 : Dokumentasi Penelitian
DAFTAR ISI
LEMBAR KEASLIAN KARYA...............................................
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN.........................
ABSTRAK................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................... ii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL........................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan.......................................... 1
B. Pembatasan Masalah........................................................ 6
C. Rumusan Masalah............................................................ 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................ 6
E. Tinjauan Pustaka.............................................................. 7
F. Sistematika Penulisan..................................................... 10
G. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah................................... 11
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Efektifitas
1. Definisi Efektifitas ......................................................... 12
2. Pengukuran Efektifitas.................................................... 14
B. Konsep Bimbingan Mental Agama
1. Definisi Bimbingan Mental Agama................................ 15
2. Tujuan Bimbingan Mental Agama.................................. 21
3. Fungsi Bimbingan Mental Agama.................................. 21
4. Metode Bimbingan Mental Agama................................. 22
C. Konsep Motivasi Kesembuhan
1. Definisi Motivasi Kesembuhan....................................... 23
2. Macam-Macam Motivasi................................................ 26
3. Aspek Motivasi Kesembuhan......................................... 27
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan..................... 27
5. Pengertian Pasien............................................................ 28
D. Kerangka Pemikiran............................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................... 33
B. Ruang Lingkup Penelitian.............................................. 34
C. Metode Penentuan Sampel............................................. 35
D. Variabel Penelitian......................................................... 37
E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel................. 37
F. Teknik Pengumpulan Data............................................. 43
G. Uji Validitas dan Reabilitas............................................ 46
H. Metode Analisis Data..................................................... 49
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Klinik Qita
1. Sejarah dan Profile Klinik Qita...................................... 53
2. Program Prolanis............................................................ 54
3. Sarana dan Prasarana...................................................... 59
4. Karyawan dan Struktur Organisasi................................. 59
B. Pelaksanaan Bimbingan Mental Agama
1. Pembimbing Medis......................................................... 62
2. Pembimbing Agama........................................................ 62
3. Terbimbing...................................................................... 63
4. Metode Bimbingan Mental Agama................................ 63
5. Media Bimbingan Mental Agama................................... 64
6. Materi Bimbingan Mental Agama.................................. 65
7. Proses Bimbingan Mental Agama.................................. 69
C. Hasil dan Analisis Data
1. Karakteristik Responden................................................. 71
2. Analisis Data................................................................... 76
a. Uji Normalitas............................................................... 76
b. Uji Homogenitas............................................................ 77
c. Efektifitas Bimbingan Mental Agama Dalam Motivasi
Kesembuhan Pasien di Klinik Qita
Bogor............................................................................. 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................... 80
B. Saran.................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Dalam menjalankan kehidupan ini, manusia tak
selamanya mengalami kebahagiaan, karena roda kehidupan selalu
berputar. Ketika manusia berada pada kondisi bahagia, maka
mereka dapat merasakan kepuasan dalam hidupnya, namun
sebaliknya. Ketika manusia berada pada kondisi kesedihan, maka
mereka dapat merasakan pesimis dan putus asa, khususnya bagi
orang-orang yang sedang mengalami sakit fisik maupun psikis
akan lebih cenderung memiliki kesehatan mental yang buruk.
Ketika waktu sakit, tidak hanya fisik saja yang menderita
melainkan mentalnya ikut merasakan sakit. Orang-orang yang
mengalami kesehatan mental yang buruk, maka akan merasakan
perasaan-perasaan bersalah yang menguasainya, seperti
kecemasan-kecemasan yang tidak produktif timbul
mengancamnya, putus asa, dan sehingga tidak mampu menangani
krisis-krisis dengan baik dan ketidakmampuan ini mengurangi
kepercayaan dan harga dirinya.1 Mereka yang sedang sakit tidak
lagi memiliki semangat hidup dalam menjalankan aktivitas
kesehariannya, kebutuhan dan tujuan mereka hanyalah
1 Yustinus Semium, OFM, Kesehatan Mental 3(Yogyakarta: Kansius,
2006), h. 10
2
menginginkan kesembuhan, yaitu hilangnya penyakit yang
sedang di deritanya.
Selain hilangnya penyakit yang dideritanya, diharapkan
kesembuhan mengarah kepada penyesuaian diri antara manusia
dengan dirinya sendiri serta lingkungannya, berlandasan
keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup
yang bermakna, bahagia di dunia dan di akhirat.2
Diliat studi kasus dari seorang psikiater dari Switzerland
ialah Carl G. Jung yang mempunyai pengalaman praktis
pengobatan jiwa yang sangat relevan. Carl G. Jung menyatakan
bahwa pasien-pasien yang diobati sebagian besar menderita
penyakit dikarenakan tidak memperoleh cahaya dari nilai-nilai
Agama dalam diri mereka. Penyembuhannya tidak dapat
diperoleh, kecuali apabila yang bersangkutan mendapatkan
kembali cahaya dari nilai-nilai keagamaannya. Ungkapanya dari
Carl G. Jung, bahwasannya menunjukkan bahwa ada korelasi
antara penyakit jiwa dengan pengaruh hidup keagamaan
seseorang.3
Dapat disaksikan bahwa ada perbedaan antara seseorang
yang beriman dan meyakini agamanya dengan seseorang yang
tidak beragama, terlihat dengan jelas dari pancaran wajah yang
cerah, tentram batin dan selalu tenang, sedangkan dengan orang
yang tidak beragama merasa gelisah, dan cemas. Agama
sangatlah penting bagi manusia dalam menjalankan kehidupan,
2 Yahya Jaya, Spiritualisasi Islam dalam Menumbuh Kembangkan
Kepribadian dan Kesehatan Mental (Jakarta: Ruhama, 1994), h.77. 3 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:
Amzah, 2010), 21-22. Cet. Ke-1.
3
karena dengan keyakinan terhadap Agama menjadikan seseorang
dari bagian kepribadiannya, yang akan mengatur sikap dan
tingkah laku seseorang secara otomatis dari dalam.4
Dalam buku Bimbingan dan Konseling dalam Praktek,
karya Nana Syaodih Sukmadinata tahun 2007, mengatakan
bahwa Agama memberikan ketentuan-ketentuan yang mendasar
dalam hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, dengan sesama
manusia dan juga dengan alam semesta.5 Hal itu membuktikan
bahwa Agama juga mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, karena merupakan salah satu kebutuhan
psikis dan rohani manusia yang perlu dipenuhi oleh setiap
manusia yang merindukan ketentraman dan kebahagian.6 Agama
merupakan suatu pedoman hidup manusia yang sangat
mempunyai peran penting. Jika dalam hidup ini manusia tidak
memiliki agama maka hidupnya akan mengalami kekacauan,
berantakan, dan sebaliknya jika dalam diri manusia mempercayai
agama dan memiliki agama maka hidup akan terarah, tentram,
dan akan lebih baik hidupnya. Karena itulah manusia dituntut
untuk berpegang teguh akan prinsip Agama.
Merujuk pada studi kasus dan pendapat di atas, maka
pemberian bantuan bagi orang-orang yang sedang mengalami
sakit fisik maupun psikis membutuhkan pengobatan yang tidak
hanya dilakukan dengan pengobatan fisik saja, melainkan mental
4 Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental,
(Jakarta: Gunung Agung, 1982), Cet, ke-6, h.57 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Bimbingan dan Konseling Dalam
Praktek, (Bandung: Maestro, 2007), h.46. 6 Farid Mashudi, Psikologi Konseling, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2012),
h.178. Cet. Ke-1.
4
pun perlu dilakukan penanganan. Dengan begitu, maka perlu
adanya bimbingan mental Agama. Penanganan mental yang
dilakukan dengan bantuan bimbingan mental Agama bertujuan
agar pasien mendapatkan ke-ikhasan, ketabahan, ketenangan,
kebahagiaan, dan dapat memotivasi kesembuhan pada dirinya.
Selain itu, bimbingan mental Agama mampu menumbuhkan
semangat dan rasa optimis dalam menghadapi penyakit yang
dideritanya, karena sesungguhnya sakit merupakan cobaan atau
ujian dari Allah SWT.
Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam hadist
riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Said
keduanya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
ه إال كفر به مب يصيب المؤمه مه وصب وال وصب وال سقم والحزن حتى الهم يهم
مه سيئبته
Artinya :“Tidak seorang mukmin pun yang tertimpa suatu
cobaan, derita, penyakit, kesedihan bahkan keraguan yang
datang menerpa kecuali Allah hapuskan darinya semua
kesalahannya”.7
Kehadiran Klinik Qita sangatlah penting, karena
memberikan pelayanan yang tidak terbatas pada pelayanan medis
saja, tetapi pelayanan mental yang berdasar Agama juga. Adapun
bimbingan mental Agama yang dilaksanakan di Klinik Qita yaitu
penangan mental pada pasien yang sedang merasakan sakit, baik
itu sakit fisik maupun sakit mental, jika dibiarkan akan
menyebabkan penyakit kronis, penyakit kronis merupakan
7 Musfir bin Said Az Zahrani, Konseling Terapi, (Jakarta: Gema
Insani, 2005), h.462.
5
penyakit yang membutuhkan penanganan khusus. Jenis penyakit
kronis ini meliputi dua penyakit diantaranya yaitu penyakit
Diabetes dan Hipertensi.
Hipertensi adalah nama lain dari penyakit darah tinggi,
Hipertensi adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang
mendorong melawan dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan
tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, di pengaruhi
oleh aktivitas apa yang sedang dilakukan jantung. Hipertensi
adalah kondisi dimana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90
milimeter merkuri (mmHG), seseorang yang tekanan darah yang
terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi darah.
Sedangkan Diabetes adalah suatu penyakit metabolik
yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula
darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan karena merupakan
sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan.8
Adapun bentuk program atau beberapa aktivitas untuk
para pasien kronis di Klinik Qita adalah konsultasi medis,
edukasi, bimbingan mental agama, olahraga, pelayanan obat,
pemantauan status kesehatan, home visit, dan reminder. Kegiatan
tersebut efeknya sangat memberikan manfaat yang positif bagi
pasien yang memerlukan bimbingan, pelayanan yang intensif,
semangat dan memberikan motivasi kesembuhan, baik secara
fisik maupun mental.
8 Endah Purnamasari, Bambang Poerwantoro, “Diabetes Mellitus
dengan Penyakit Kronis” (Majalah Kesehatan Pharma Medika, 2011), Vol,3,
No,2 h.276.
6
Dalam hal ini membuktikan bahwa adanya dukungan dari
luar diri pasien yang terlibat dalam proses penyembuhannya,
seperti dokter, perawat, pembimbing mental Agama, serta
pelayanan khusus di Klinik Qita, sehingga timbul motivasi yang
kuat dalam diri individu untuk segera sembuh.
Berdasarkan pemaparan diatas, akhirnya penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“EFEKTIFITAS BIMBINGAN MENTAL AGAMA
DALAM MOTIVASI KESEMBUHAN PASIEN DI KLINIK
QITA BOGOR”.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis
berusaha memfokuskan penelitian dengan memberikan batasan
masalah pada “Efektifitas Bimbingan Mental Agama Dalam
Motivasi Kesembuhan Pasien Di Klinik Qita Bogor”. yang
meliputi efek bimbingan mental dalam motivasi kesembuhan
pasien di Klinik Qita Bogor.
C. Perumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan mental agama dalam
motivasi kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor?
2. Apakah efektif atau tidak bimbingan mental agama dalam
motivasi kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor?
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan mental agama di
Klinik Qita Bogor.
2. Untuk mengetahui efektifitas bimbingan mental Agama dalam
motivasi kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor.
Selanjutnya tujuan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat akademik dan praktis sebagai berikut :
1. Manfaat akademik dalam penelitian ini diharapkan
memberikan informasi tambahan bagi khazanah ilmu
pengetahuan khususnya untuk jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai teori
bimbingan mental agama dan motivasi kesembuhan.
2. Manfaat praktis dalam penelitian ini bagi pasien diharapkan
untuk selanjutnya dilakukan penanganan secara intensif dan
tepat untuk motivasi kesembuhan pasien, khususnya di Klinik
Qita Bogor.
E. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut maka yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Dalam
upaya menghindari bentuk plagiat, penulis melakukan tinjauan
kepustakaan di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri
8
Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap beberapa skripsi yang
memiiki kemiripan judul, diantaranya :
1. Yudistira Paramayudha, 2015. Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan judul
“Pengaruh Bimbingan Mental Agama Terhadap Perilaku
Keberagamaan Remaja Putus Sekolah di Panti Sosial Bina
Remaja (PSBR) Bambu Apus Jakarta”. Pada skripsi ini yang
menjadi sasaran penelitian adalah remaja putus sekolah di
PSBR Bambu Apus Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif dengan pendekatan asosiatif, yaitu hubungan
yang bersifat mempengaruhi dua variabel atau lebih dengan
menggunakan analisis korelasi dari variabel bimbingan mental
agama terhadap variabel perilaku keberagamaan. Pengambilan
data melalui kuisioner yang diisi oleh 55 responden dari 110
populasi dengan menggunakan teknik Simple Random
Sampling. dengan nilai validitas dan reliabilitasnya 0,887.
Berdasarkan hasil penelitian, bimbingan mental agama
memiliki hubungan yang positif terhadap perilaku
keberagamaan dengan nilai korelasinya sebesar 0,415 dan
signifikansinya 0,01. Perilaku keberagamaan berada pada
kategori sedang dengan nilai persentasenya sebesar 71%. Hasil
penelitian ini sangat positif dan signifikan dalam bimbingan
mental agama dalam prilaku keberagamaan. Namun skripsi ini
terdapat kelemahan yang kurang menekankan kepada prilaku
keberagamaan.
9
2. Tita Ernawati, 2014. Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
“Efektifitas Penyuluhan Agama dalam Mengembangkan
Kecerdasan Spiritual Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Karya
Wanita (PSKW) Mulya Jaya Jakarta”. Skripsi ini
menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan
menggunakan kuantitatif. Ada 30 orang yang menjadi
responden, hasil yang telah dilakukan diperoleh mean sebesar
93.6667 dengan standar deviasi sebesar 4.70021. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas penyuluhan
Agama dalam mengembangkan kecerdasan spiritual wanita
tuna susila di panti social karya wanita berada pada katagori
kurang efektif. Sebab skornya berada diantara skor tertinggi
dan sedang dari nilai yang ada. Kekurangan dalam skripsi ini
adalah ketidak efektifitas dalam penyuluhan agama, oleh
karena itu agar penyuluhan agama lebih ditekankan lagi,
sehingga penyuluhan agama dalam mengembangkan
kecerdasan spiritual dapat lebih efektif.
3. Amini Rahman, 2014. Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul
“Gambaran Kecerdasan Emosional ABH (Anak Berhadapan
Hukum) Setelah Mengikuti Bimbingan Mental Agama Di
Panti Social Marudi Putra Handayani Jakarta. Skripsi ini
menggunakan pendekatan kuatitatif dengan jenis penelitian
survey deskriptif. Responden yang di teliti ini adalah ABH
10
yang sedang menjalani rehabilitasi dipanti tersebut. Penelitian
ini sangat bagus. Tetapi tidak tergambarkan jelas bahwa ABH
setelah mengikuti bimbingan mental agama.
Dari ketiga kajian pustaka di atas, penelitian yang akan
dilakukan memiliki perbedaan subjek, objek, lokasi, dan fokus
masalah yang berbeda dengan judul penelitian di atas. Untuk
penelitian ini penulis memfokuskan pada efektifitas bimbingan
mental Agama dalam motivasi kesembuhan pasien.
F. Sistematika Penulisan
Dalam Penulisan skripsi ini terbagi kedalam lima bab
yang pada tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN merupakan bagian yang menjelaskan
latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, sistematika
penulisan, dan teknik penulisan skripsi.
BAB II LANDASAN TEORI merupakan bagian yang
menjelaskan landasan teori yang berhubungan tentang konsep
efektifitas yang meliputi definisi efektifitas dan pengukuran
efektifitas, konsep bimbingan mental agama yang meliputi
definisi, tujuan, fungsi, dan metode, serta konsep motivasi
kesembuhan yang meliputi definisi, aspek, dan faktor motivasi
kesembuhan.
BAB III METODELOGI PENULISAN merupakan bagian
yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan
11
lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, pengumpulan
data, variabel dan definisi operasional, uji validitas dan
reliabelitas instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA
merupakan informasi hasil temuan data-data penelitian di
lapangan mengenai gambaran umum Klinik Qita Bogor, yang
mencakup informasi seperti profile sejarah berdirinya, visi dan
misi, struktur organisasi, fasilitas sarana dan prasarana. Pada bab
ini juga menguraikan tentang data-data hasil penelitian meliputi
hasil angket, klasifikasi responden, deskripsi hasil penelitian, dan
analisis data.
BAB V PENUTUP berisi kesimpulan dan saran-saran berkaitan
dengan efektif atau tidaknya bimbingan mental Agama yang
diberikan terhadap para pasien untuk motivasi kesembuhan.
G. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman dalam penulisan penelitian ini, peneliti mengacu
pada Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nomor: 507 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi).
12
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Efektifitas
1. Definisi Efektifitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kata efektifitas”
berasal dari kata efektif, yang memiliki beberapa arti, yang
pertama adalah adanya efek, (akibat, pengaruh, kesan). Arti yang
kedua yaitu manjur atau mujarab, sedangkan yang ketiga berarti
membawa hasil, berhasil guna (usaha,tindakan). Kata efektifitas
diambil dari kata “efek” yang artinya akibat atau pengaruh.
Sedangkan “efektif” berarti adanya pengaruh atau akibat dari
sesuatu.1
Efektifitas secara istilah ialah sebagai sesuatu yang
memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, dalam hal ini
efektifitas berkenaan dengan tercapainya suatu tujuan yang telah
ditetapkan.2
Pendapat lain mengatakan, efektifitas adalah pengukuran
melalui tingkat ketercapaian tujuan dan kemampuan dalam
sebuah organisasi.
1Wibowo, Manajemen Kinerja 9 (Depok: Raja Grafindo Persada,
2016), h. 94. 2Syamsir Torang, Organisasi dan Manajemen (Bandung: CV
Alpabeta, 2016), h.99.
13
Selain itu beberapa tokoh mencoba mendefinisikan
tentang efektifitas, sebagai berikut :3
a. Suharto, mendefinisikan bahwa efektifitas merupakan
keterangan yang artinya ukuran hasil atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan.
b. Siagian, mendefinisikan bahwa efektifitas menunjuk
keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah
ditetapkan, jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,
berarti makin tinggi efektifitasnya.
c. Soewarno Handayaningrat S., menyatakan bahwa “Efektifitas
adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
d. James A.F Stoner, menerangkan efektifitas adalah kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat.
e. Dennis Mc Quail, efektifitas secara teori komunikasi berasal
dari kata efektif yang artinya terjadinya suatu perubahan atau
tindakan sebagai akibat diterimanya suatu pesan, dan
perubahannya terjadi dalam segi hubungan antara keduanya,
yakni pesan yang diterima dan tindakan tersebut.
f. Peter. F. Drucker, efektifitas itu dapat dan harus dipelajari
secara sistematis, sebab ia bukanlah bentuk sebuah keahlian
yang lahir secara ilmiah. Efektifitas kerja dapat diwujudkan
melalui sebuah rangkaian kerja, latihan yang intens, terarah
3Siti Nur Komariyah, Efektifitas Penyuluhan Pola Asuh Orang Tua
Berbasis Hynoparenting Pada Wali Murid Paud Pelangi Di Bogor (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2014 ), h.18.
14
dan sistematis, bekerja dengan cepat sehingga menghasilkan
kreatifitas.
g. Menurut John. M. Echols dalam kamus bahasa Inggris-
Indonesia secara etimologi efektifitas berasal dari kata efektif
yang artinya berhasil guna.
h. Gibson, James L, Wancevich, John M, dan Donelly bahwa
pengetian efektifitas adalah penilaian yang dibuat sehubungan
dengan prestasi individu, kelompok dan organisasi. Makin
dekat prestasi mereka yang diharapkan atau prestasi yang
standar, maka akan makin efektif dalam menilai.
i. Melihat beberapa definisi di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa efektifitas berarti adanya suatu usaha
atau upaya dalam segala jenis kegiatan atau program yang
tepat guna, atau terdapat pengaruh (efek), dan hasilnya
memuaskan sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Dengan demikian efektifitas yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan fungsi, manfaat dan menghasilkan tujuan yang
diharapkan tercapai.
2. Pengukuran Efektifitas
Efektifitas dapat ditentukan atau diukur antar output yang
dihasilkan dengan tujuan yang ditetapkan, semakin besar output
dengan tujuan yang telah ditetapkan maka makin efektif hal
15
tersebut.4 Adapun efektifitas adalah sebuah pengukuran yang
dilihat dari kesesuaian hasil dengan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Adapun untuk mengukur efektifitas program,
sebagai berikut :
a. Sasaran program, yakni mengukur sejauh mana program
tersebut tepat sasaran.
b. Ketepatan waktu, yakni melihat ketapatan waktu dalam
mencapai sesuatu.
Pemanfaatan, yakni melihat sejauh mana program tersebut
dapat bermanfaat.
B. Konsep Bimbingan Mental Agama
1. Definisi Bimbingan Mental Agama
Pengertian bimbingan dalam bahasa disebut kata
“guidance” yang berarti : “menunjukkan, memberikan jalan,
menuntun, bimbingan, bantuan, arahan, pedoman, dan petunjuk.
“Kata dasar atau kata kerja dari “guidance” adalah “to guide”,
yang artinya “menunjukkan, menuntun, mempedomani, menjadi
petunjuk jalan, dan mengemudikan”. Dari berbagai pengertian
itu, maka yang paling umum digunakan adalah pengetian
“memberikan bimbingan, bantuan, dan arahan”.5
Sedangkan pengertian bimbingan secara istilah, adalah
usaha membantu orang lain dengan mengungkapkan dan
4 Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, Sistem Penegendalian
Manajemen, Terjemahan Kurniawan Tjakrawala (Jakarta: PT Salemba Empat,
2002), h.114. 5 M Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h.6.
16
membangkitkan potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan
potensi itu, ia akan memiliki kemampuan untuk mengembangkan
dirinya secara wajar dan optimal, yakni dengan cara memahami
dirinya, mengenal lingkungannya, mengarahkan dirinya, mampu
mengambil keputusan untuk hidupnya, dan dengannya ia akan
dapat mewujudkan kehidupan yang baik, berguna dan bermanfaat
di masa kini dan masa yang akan datang.6
Penjelasan lain mengenai bimbingan, jika dilihat dari
sudut pandang agama, dalam hal ini agama Islam memandang
bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu
agar mampu hidup selaras sesuai ketentuan Allah.7 Lebih luas
pengertian bimbingan secara istilah menurut beberapa pendapat
para ahli sebagai berikut:
a. Menurut Walgito, bimbingan adalah bantuan atau pertolongan
yang diberikan individu-individu atau sekumpulan individu-
individu dalam menghindari atau mengatasi keulitan-kesulitan
didalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.8
b. Menurut Dewa Ketut Sukardi pengetian bimbingan adalah
suatu proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar
dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki,
mengenal dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan
sehingga mereka dapat menetukan diri sendiri, mengatasi
6M Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h.6. 7 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII
Pres, Yogyakarta, 2001, h.4. 8Bimo Walgito, Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta:
Andi Offset, 1998), h.4.
17
persoalan-persoalan mereka dapat menemukan diri sendiri
jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung
kepada orang lain.9
c. Menurut Rachman Natawidjaja pengertian bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga dan masyarakat
serta kehidupan pada umumnya.10
d. Menurut Djumhur dan Moh. Surya berpendapat bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-
menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk
memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk
menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk
mengarahkan dirinya (self direction), dan kemampuan untuk
merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi
atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan
lingkungan, baik keluarga, maupun masyrakat.11
e. Menurut Hallen mendefinisikan bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang
pembimbing, yang dipersiapkan kepada individu yang
9Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1998), Cet-1 h.65 10
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:
Amzah, 2010), Cet-1 h.6. 11
Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2012), h.80.
18
membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh
potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan
berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana
asuhan yang normative adar tercapai kemandirian sehingga
individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun
lingkunganya.12
Dari pendapat yang telah diuraikan diatas dapat dipahami
bahwa yang dimaksud bimbingan adalah suatu upaya untuk
memberikan bantuan baik fisik maupun mental kepada individu
maupun kelompok untuk menggali, mengembangkan
kemampuan, memperoleh keterampilan-keterampilan, serta
menginterpretasi-interpretasi untuk menyesuaikan diri lebih baik.
Serta dapat memecahkan permasalahannya sendiri dan membantu
memecahkan permasalahan orang lain. Dengan itu akan
terwujudnya kemandirian diri, kehidupan yang lebih baik,
sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya sendiri
maupun bagi lingkungannya.
Mental berasal dari kata lain mens, mentis yang artinya
jiwa, sukma, roh, semangat.13
Menurut Arifin menyatakan, arti
mental adalah sesuatu kekuatan yang abtrak (tidak tampak) serta
tidak dapat dilihat oleh panca indera tentang wajud dan dzatnya,
melainkan yang tampak adalah hanya gejalanya saja dan gejala
12 Prayitno & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling,
(Jakarta: PT Rineka Cipta), h.94. 13
Kartini kartono, Hygiene mental, (Bandung: Mandar maju: 2000),
h.3.
19
inilah yang mungkin dapat dijadikan sasaran penyediaan ilmu
jiwa atau lainya.14
Menurut Notosoedirijo dan Latipun, kata mental diambil
dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam
bahasa Latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah
mental hygiene dimaknai sebagai kesehatan mental atau jiwa
yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha
peningkatan.15
Selain itu, menurut Zakiah Darajat, Orang yang sehat
mentalnya adalah orang-orang yang mampu merasakan
kebahagian dalam hidup, karena orang-orang yang dapat
merasakan bahwa dirinya berguna, berharga, dan mampu
menggunakan potensi dan bakatnya semaksimal mungkin dan
mampu menyesuaikan diri dari kegelisahan-kegelisahan dan
gangguan jiwa serta tetap terpelihara moralnya.16
Sementara itu, agama adalah wahyu yang diturunkan
Tuhan untuk manusia. Fungsi dasar agama adalah memberikan
orientasi, motivasi, dan membantu manusia untuk mengenal dan
menghayati sesuatu yang sakral.17
Menurut Arif Budiman agama dipandang dalam dua
kategori, “Pertama, agama sebagai keimanan (doktrin), dimana
14
M. Arifin, Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniyah
Manusia, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987) h.17 15
Riana Amelia, Metode Bimbingan Mental Spriritual Terhadap
Penyandang Masalah Tuna Uila Dipanti Sosial Karya Wanita (Pskw) Mulya
Jaya Jakarta, (Jakarta:Perpustakaan UIN Jakarta), h.21. 16
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta:PT Gunung Agung,
1975). Cet. Ke-5, h.11. 17
Mastuhu, Metodelogi Penelitian Agama, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Prasada, 2006), h.1.
20
orang percaya terhadap kehidupan kekal dikemudian hari, lalu
orang mengabdikan dirinya untuk kepercayaan tersebut. Kedua,
agama sebagai yang mempengaruhi perilaku manusia. Dengan
demikian agama identik dengan kebudayaan”.18
Menurut Ainur Rahim Faqih, bimbingan agama Islam,
ialah suatu proses pemberian bantuan terhadap individu agar
dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagian hidup di dunia dan akhirat.19
Merujuk pada pengertian di atas, maka peneliti
menyimpulkan bimbingan mental Agama adalah suatu usaha
pemberian bantuan kepada orang lain melalui pendekatan
keagamaan, dalam hal ini adalah ajaran agama Islam yang
bertujuan agar individu mampu merasakan kebahagiaan dalam
hidup, merasakan bahwa dirinya berguna, dan dapat
mengembangkan potensi yang ada pada diri sendiri, serta
mentalnya terhindar dari perasaan-perasaan yang menguasainya
seperti kecemasan – kecemasan, dan rasa putus asa, sehingga
pasien mampu mengamalkan nilai-nilai agama Islam yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
18
Arif Budiman, Agama Demokrasi dan Keadilan (Jakarta: PT
Gramedia, 1993), Cet.ke-3, h. 13. 19
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII
Pres, Yogyakarta, 2001, h.61.
21
2. Tujuan Bimbingan Mental Agama
Dalam bimbingan Agama memiliki tujuan yang secara
rinci dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan,
dan kebersihan jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, damai,
bersikap lapang dada, dan mendapatkan taufik dan hidayah
Tuhannya.
b. Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan
kesopanan, tingkah laku, yang dapat memberikan manfaat,
baik pada diri sendii, lingkungan, keluarga, lingkungan kerja,
maupun lingkungan social dan alam sekitar.
c. Untuk menghasilkan rasa (emosi pada individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi, kesetiakawanan,
tolong menolong, dan rasa kasih sayang.
Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu
sehingga muncul dan berkembang rasa keinginan untuk
berbuat taat kepada Tuhannya, ketulusan mematuhi segala
perintah-Nya, serta ketabahan menerima ujian-Nya.20
3. Fungsi Bimbingan Mental Agama
Dalam menerapkan bimbingan mental Agama kepada
seseorang atau kelompok, bimbingan mental Agama yang
dimaksudkan bukan pembimbing atau penyuluh yang
memberikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh pasien,
20
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:
Amzah, 2010), h.43.
22
melainkan pembimbing hanya memberikan arahan atau gambaran
terhadap masalah yang sedang dihadapi dan mampu memilih
jalan yang akan dipilih untuk menyelesaikan masalah, karena itu,
terdapat perbedaan fungsi bimbingan Agama sebagai berikut :
a. Fungsi Preventif atau pencegahan, yaitu membantu individu
untuk mencegah timbulnya kesulitan pada diri individu.
b. Fungsi Kuratif atau penyembuhan, yaitu membantu individu
untuk mengobati atau menyembuhkan masalah yang dihadapi
oleh individu.
c. Fungsi Preservative atau pemeliharan, yaitu membantu
individu untuk menjaga atau memelihara keadaan yang sudah
baik agar tidak terulang mengalami masalah lagi.
d. Fungsi Developmental atau pengembangan, yaitu membantu
individu untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri
individu.
e. Fungsi Adapti atau pengadaptasian, yaitu membantu individu
dalam hal menyesuaikan dengan minat, kebutuhan, serta
kondisi individu.
f. Fungsi Adjustif atau penyesuaian, yaitu membantu individu
agar dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam
lingkungannya.21
4. Metode Bimbingan Mental Agama
Ada beberapa metode yang digunakan dalam bimbingan
mental Agama, yang dapat digunakan. Dimana metode dapat
21
Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam di
Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.71-73.
23
diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah sehingga
diperoleh hasil yang memuaskan. Sebaiknya metode digunakan
secara langung, dimana pembimbing melakukan komunikasi
secara langsung (tatap muka) dengan pasien. Berikut adalah
metode bimbingan mental Agama secara garis besar sebagai
berikut:
a. Metode Individual
Dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi
langsung dengan pasien secara individual. Yaitu dengan cara
percakapan pribadi, berupa pembimbing melalukan dialog dan
langsung bertatap muka.
b. Metode Kelompok
Dalam metode ini pembimbing melakukan komunikasi
langsung pada pasien secara kelompok, yaitu dengan cara teknik
diskusi kelompok dan para pasien yang mempunyai masalah yang
sama.
C. Konsep Motivasi Kesembuhan Pasien
1. Definisi Motivasi Kesembuhan
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang
bermakna bergerak, mendorong, mengatakan tingkah laku
manusia.22
Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan
energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
22
Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Sebuah Orientasi Baru), (Ciputat:
Gaung Persada Press, 2009), h.180.
24
tujuan, dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald ini
mengandung tiga elemen penting, yaitu;23
a. Bahwa motivasi itu mengalami perubahan energy pada diri
setiap individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi, motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi
yakni tujuan.
Dalam buku psikologi pendidikan, karya Ngalim
Purwanto, 2007 mengatakan bahwa motif adalah menunjukkan
suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang
menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu.24
Sementara itu Sarlito Wirawan Sarwono, berpendapat
bahwa motif berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit
tenaga bagi seseorang untuk terjadinya tingkah laku. Sarwono,
juga memaparkan motivasi adalah suatu kehendak yang
menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu
berbuat dan bertindak dengan kata lain bertingkah laku. motivasi
itu akan timbul karena adanya suatu kebutuhan atau keinginan
yang harus di penuhi dan keinginan itu akan terdorong individu
untuk melakukan tindakan agar tujuannya tercapai.25
Motivasi kesembuhan merupakan kekuatan bagi pasien
karena hanya dengan motivasi tinggi tersebut untuk tercapai
23
Akyas Azhar, Psikologi Umu dan Perkembangan, (Jakarta: PT.
Mizan Publika, 2004), h.66-67. 24
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakaryah, 2007), Cet.22, h.60. 25
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta:
Bulan Bintang, 2000), Cet.8, h.56-57.
25
kesembuhan maka seseorang yang mengalami depresi karena
ganguan fisik dapat mengingkatkan kesehatannya.26
Chaplin menyatakan bahwa sembuh adalah kembalinya
seseorang pada suatu kondisi kenormalan setelah menderita suatu
penyakit, penyakit mental atau penyakit fisik. Dengan demikian
dapatlah dikatakan bahwa motivasi kesembuhan pada dasarnya
adalah kondisi mental yang memotivasi dilakukannya suatu
tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan
(energy) yang mengarah kepada pencapaian kesembuhan.27
Sedangkan makna sembuh sudah terkandung dalam kata
shihhah, dengan kata lain sembuh itu merupakan bagian dari
sehat. Sembuh adalah sebuah progress yang dilalui seseorang
ketika terlepas dari sakit dan beranjak sehat. Dalam Al-Qur’an
istilah sembuh disebut syifa-um, kata syifa berakar dari huruf
syin-fa-ya (syafa-yasfi dan syifa-an). Menurut ibnu mandhur
syifa berarti obat yang terkenal yaitu obat yang dapat
menyembuhkan penyakit, Adapun katagori sembuh yaitu:28
1. Sembuh Sempurna yaitu bentuk dan fungsi tubuh pasien
kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya.
2. Sembuh dengan cacat yaitu pasien sudah tidak membawa
penyakit dan gejala penyakit juga sudah tampak berhenti,
26
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta:
Bulan Bintang, 2000), Cet.8, h.58 27
Anisatun Nur Faridah, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien DI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2017), h.
15. 28 Sambas Wiradisuria, Menggapai Kesembuhan Sebuah Harapan
dan Peluang Menapaki Jalan Kebahagian, (Jakarta: Paramedia
Komunikatama, 2016), h.106.
26
namun bentuk dan fungsi tubuh tidak seperti keadaan
sebelumnya atau cacat.
3. Sembuh fungsional yaitu pasien masih membawa penyakit,
namun gejala penyakit sudah tampak berhenti sehingga pasien
dapat bekerja lagi dengan fungsi tubuh normal yang apabila
daya tahan tubuh menurun, maka penyakit dapat kambuh
kembali.
4. Sembuh kronis yaitu pasien pada keadaan ini penyakit tampak
berhenti dengan kata lain tidak bertambah berat atau
bertambah ringan, tetapi gejala-gejala penyakit masih nampak
dan tidak berubah juga.
2. Macam-Macam Motivasi
Menurut purwanto motivasi dibagi menjadi dua jenis,
yaitu :29
a. Motivasi intristik berasal dari dalam diri manusia, biasanya
timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan
sehingga manusia menjadi puas.
b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik berasal dari luar
yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan.
Perilaku yang dilakukan dengan motivasi ekstrinsik penuh
dengan kekhawatiran, kesangsian, apabila tidak tercapai
kebutuhan.
29 Anggita Noerma Utama, Konseling Untuk Memberikan Motivasi
Kesembuhan Anak Yang Menderita Kanker Di RSUD Moewardi Surakarta
(Skripsi S1 Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Surakarta, 2017), h. 25.
27
3. Aspek Motivasi Kesembuhan
Aspek-aspek mendorong kesembuhan menurut Conger
1997, adalah sebagai berikut:30
a. Memiliki sikap positif, hal ini menunjukkan adanya
kepercayaan diri yang kuat, perencanaan diri yang tinggi, serta
selalu optimis dalam menghadapi sesuatu hal.
b. Berorientasi pada pencapaian suatu tujuan, aspek ini
menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi
tujuan tingkah yang diarahkan pada sesuatu.
c. Kekuatan yang mendorong individu, hal ini menunjukkan
bahwa timbulnya kekuatan akan mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Kekuatan ini berasal dari dalam diri
individu, lingkungan sekitar, serta keyakinan individu akan
kekuatan kodrati.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kesembuhan
Mc.Gie menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi
kesembuhan , yaitu :31
a. Ingin lepas dari sakit yang mengganggu kehidupan sehari-
hari.
30
Anisatun Nur Faridah, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien DI RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
(Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2017),
h.18. 31
Firda Ayu Wahyuni, Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Dengan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Ibnu Sina
YW-UMI Makasar (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin, 2014
), h,26.
28
b. Merasa belum sepenuhnya mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki.
c. Masih ingin menikmati prestasinya.
d. Masih memiliki beberapa anak yang masih memerlukan
bimbinngan dan perhatian serta biaya bagi pendidikannya.
e. Masih ingin melihat anak-anaknya berhasil meraih cita-cita.
f. Merasa belum banyak berbuat baik kepada orang lain.
g. Banyak mendapatkan dukungan Support) dari keluarga dan
temen-temen sehingga seseorang tersebut merasa masih
diperlukan dalam kehidupan selanjutnya.
5. Pengertian Pasien
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima
perawatan medis, kata pasien dari bahasa Indonesia anolog
dengan kata patient dari bahasa Inggris, patient diturunkan dari
bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan
kata pati yang artinya “menderita”, orang sakit (yang dirawat
dokter), penderita (sakit), secara tradisional telah digunakan
untuk menggambarkan orang yang menerima perawatan.32
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa
pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
32
https://www.google.com/amp/s/tintahmerah.wordpress.com/2015/06
/23/pengertian-pasien/amp/ diakses pada tanggal 12 November 2018, Pukul
20.30 Wib.
29
diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
dokter.
Sedangkan pasien menurut Johnson dalam Christensen
Kenney pasien adalah klien yaitu sistem perilaku (orang) yang
terancam atau secara potensial terancam oleh penyakit
(ketidakseimbangan) dan atau dirawat dirumah sakit.
Adapun beriku adalah hak-hak pasien dan kewajiban
pasien sebagai berikut ; Hak-hak yang dimiliki pasien
sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang No.29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, adalah : Mendapatkan
penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis, meminta
pendapat dokter atau dokter gigi lain, mendapat pelayanan sesuai
dengan kebutuhan medis, menolak tindakan medis, mendapatkan
isi rekam medis.
Dan berikut adalah kewajiban-kewajiban pasien sebagai
kewajiban pasien yang diatur dalam pasal 53 undang-undang no.
29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran ini adalah: memberikan
informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya,
mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi, mematuhi
ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan
memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima33
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi kesembuhan pasien adalah daya, kekuatan atau
33 Pasko Tujuh Belas. Pendidikan dan Hukun Kesehatan,
http://prasko17.blogspot.com/2013/04/pengertian-hak-dan-kewajiban-pasien.html. Diakses pada tanggal 12 November 2018, Pukul 20.30 Wib.
30
dorongan untuk bertindak sesuai dengan yang di inginkan yaitu
pulih, sembuh dari keadaan sakit dan menjadi sehat kembali dan
membentuk keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang hidup lebih produktif.
D. Kerangka Berpikir
Dalam perjalanan hidupnya manusia memiliki tiga
keadaaan, yaitu: sehat, sakit, dan mati. Di waktu sakit, tidak
hanya fisik saja yang menderita tetapi juga mentalnya. Mereka
mendapatkan perasaan cemas akan ketidakpastian perawatan
yang dijalaninya, sehingga menimbulkan guncangan pada mental
mereka dan jiwanya mengenai penyakit yang di deritanya. Pada
dasarnya manusia menginginkan keadaan sehat baik jasmani
maupun rohani. Sehingga dalam hal ini pengobatan tidak hanya
dilakukan dengan fisik saja secara non-fisik pun perlu dilakukan.
Pengobatan non-fisik yang berupa bantuan spiritual atau
bimbingan mental agama dirasa perlu untuk menimbulkan
semangat dan rasa optimis bagi pasien dalam menghadapi
penyakit sebagai salah satu cobaan dari Allah.
Kebutuhan manusia tidak saja akan rasa kasih sayang,
rasa aman, rasa harga diri, bebas, sukses, dan ingin tahu, tetapi
juga kebutuhan akan agama. Agama merupakan kebutuhan
tertinggi manusia, karena manusia bersifat lemah dan
memerlukan bantuan dari yang Maha Agung dalam menjalani
kehidupan. Menurut Zakiyah Daradjat, kepentingan manusia akan
agama didasarkan dua pandangan. Pertama, agama sebagai
31
kebutuhan psikis yang perlu dipenuhi. Kedua, agama merupakan
alat kontrol bagi manusia dalam beraktivitas.34
Dalam hal ini bimbingan bimbingan mental agama
sangatlah dibutuhkan pasien untuk dapat menenangkan hati atau
jiwa pasien yang sedang gelisah akan penyakitnya sehingga
pasien dapat terdorong untuk segera sehat. Sedangkan,Motivasi
berasal dari kata movere dalam bahasa Latin, yang artinya
bergerak. Berbagai hal yang bisanya terkandung tentang motivasi
antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran,
dorongan dan insentif.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif
adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau
menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan
menyalurkan perilaku, sikap dan tindak tanduk seseorang yang
selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan. Karena itulah, dapat
dikatakan bahwa definisi motivasi didefinisikan, terdapat tiga
komponen utamanya, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan.
Kebutuhan, yang merupakan segi pertama dari motivasi, timbul
dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya kekurangan dalam
dirinya. Dalam pengertian homeostatic, kebutuhan timbul atau
diciptakan apabila dirasakan adanya ketidakseimbangan antara
apa yang dimiliki dengan apa yang menurut persepsi yang
bersangkutan seyogyanya dimilikinya, baik dalam arti fisiologis
34
Chairul Anwar, Hakikat Manusia dan Pendidikan Sebuah Tinjauan
Filosofis, (Yogyakarta: Suka Press, 2014), h. 41
32
maupun psikologis.35
Sehingga hal ini berhubungan dengan
kesembuhan pasien.
Berdasarkan penjelasan di atas, untuk memudahkan dalam
penelitian ini, peneliti membuat kerangka berpikir tentang
Efektifitas Bimbingan Mental Agama dalam Motivasi
Kesembuhan Pasien sebagai berikut :
Gambar 1.
35
Sondang P. Siagian, Teori Motivasi dan Aplikasinya,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2012), hlm. 142.
Bimbingan
Mental Agama
(Teori Ainur
Motivasi
Kesembuhan
Pasien
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotorik
1. Tindakan
2. Kekuatan
3. Pencapaian
Tujuan
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain dan Pendekatan Jenis Penelitian
Desain penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar
penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai
dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian.1 Desain
penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian.
Dalam desain penelitian bisa memuat penjelasan tentang
pendekatan dari penelitian yang dilakukan.
Ditinjau dari pendekatannya, penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif asosiatif. Dikatakan, kuantitatif
karena data penelitian yang dikumpulkan berbentuk angka-angka
dan dianalisis menggunakan statistik serta bermaksud menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Dipilihnya sebagai penelitian
asosiatif karena berupaya menjelaskan ada tidaknya hubungan
diantara variabel penelitian berdasarkan koefisien korelasi.2
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei,
yang mengambil sampel dari satu populasi dengan kuisioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok.3
1 Ahmad Tanzeh, MetodologiPenelitianPraktis, (Yogyakarta: Teras,
2011), hal. 132
2 Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2012), h.14. 3 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei (Jakarta: LP3ES,
1989), h 3.
34
B. Ruang Lingkup Penelitian
Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan ruang lingkup
dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Qita yang beralamat di
Perumahan Komplek Pertanian Jl. Sedap Malam Raya Atsiri
Permai Desa Ragajaya Kec. Bojonggede Kab. Bogor 16431.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan
Maret sampai bulan September 2018.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan :4
a. Primer, Data primer dalam penelitian ini berupa informasi
yang diperoleh peneliti dengan cara melakukan interview,
observasi lembaga dan penyebaran angket atau keusioner
kepada para pasien di Klinik Qita Bogor yang berhubungan
dengan informasi yang diperlukan oleh peneliti.
b. Sekunder, Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang
dibutuhkan. Data sekunder yang kita gunakan ini berupa
dokumen-dokumen, catatan-catatan dan buku-buku.
Pengumpulan data bersifat prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
4 Syofian Sirigar, Metode Penelitian Kuantitatif di Lengkapi Dengan
Perbandingan Pertingan manual & SPSS, (Jakarta Kencana 2017), cet Ke-4,
h.16.
35
C. Metode Penentuan Sempel
Dalam penentuan sampel dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode sebagai berikut:
1. Populasi
Populasi menurut Kuzma (1984) yang dimaksud populasi
adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik
umum yang dapat diobservasi. Menurut Notoatmojo (2002)
populasi diartikan sebagai keseluruhan objek penelitian atau yang
diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek (benda) atau subjek (orang) yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti
dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah pasien di Klinik Qita Bogor yang berjumlah
120 pasien.
2. Sampel
Sampel terjemahan dari bahasa Inggris sample yang
artinya comotan atau mengambil sebagian dari yang banyak
(study population). Sample merupakan subset yang dicuplik dari
populasi, yang akan diamati dan diukur peneliti. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan teknik Probability Samping, dimana mengambil
sampel adalah Simple Random Sampling, Random Sampling yaitu
teknik yang paling sederhana (simpel). Sampel ini diambil secara
5 Sulisstyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-
Kualitatif. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h.64.
36
acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populai,
tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama dan diketahui
untuk terpilih sebagai subjek.6
Dalam menentukan sampel penelitian ini, penulis
menggunakan teknik Solvin dengan formula yang sederhana
sebagai berikut:7
Rumus :
Di mana :
n = sampel
N= Jumlah populasi
e= Perkiran tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% (0,1)
Maka :
n =
n =
n = 54,54
Berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka diperoleh
sampel penelitian dengan dibulatkan menjadi 55 orang.
6 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis,Disertasi Dan
Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2014), h.151 7 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali
Pers,2010), h.149
37
D. Variabel Penelitian
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:8
1. Variabel Independen atau variable bebas dalam penelitian ini
adalah bimbingan mental agama (Variabel X), yang
menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Variabel Dependen atau variable terikat dalam penelitian ini
adalah motivasi kesembuhan pasien (Variabel Y),
mengarahkan pada aspek tindakan, kekuatan, dan pencapaian
kesembuhan.
E. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan
variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional
dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel
tersebut. Definisi Operasional memungkinkan sebuah konsep
yang bersifat abstrak dijadikan suatu yang operasional sehingga
memudahkan peneliti dalam melakukan pengukuran.9 Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat melalui
tabel definisi operasional dan indikator penelitian yang telah
peneliti buat, sebagai berikut:
8 Juliansyah Noor, Metode Penelitian Skripsi, Tesis,Disertasi Dan
Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2014), h.48 9 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 27.
38
Tabel 1
Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
(Variabel X)
Variabel Teori Definisi
Operasioanal
Indikator
Bimbingan
Mental
Agama (X)
Merujuk pada
pengertian
bimbingan agama
Islam menurut
Ainur Rahim
Faqih. maka dapat
disimpulkan
bahwa Bimbingan
mental Agama
adalah suatu usaha
pemberian
bantuan kepada
individu melalui
pendekatan
keagamaan, dalam
hal ini adalah
ajaran agama
Islam yang
bertujuan agar
individu mampu
merasakan
kebahagiaan
dalam hidup,
merasakan bahwa
dirinya berguna,
dan dapat
Bimbingan
Mental Agama
merupakan
suatu proses
pemberian
bantuan
terhadap
individu
melalui
pendektan
keagamaan
yang diberikan
pembimbing
dengan
menyentuh
aspek kognitif,
afektif dan
psikomotorik.
Kognitif :
a. Mengetahui
1. Pasien mengetahui
tujuan bimbingan
mental agama di
klinik qita.
2. Pasien mengetahui
manfaat yang
didapat dari
bimbingan mental
agama di Klinik
Qita.
b. Memahami
Pasien memahami
bimbingan mental
agama yang
disampaikan oleh
pembimbing di Klinik
Qita.
c. Kreasi
Pasien merasakan
adanya manfaat dari
bimbingan mental
agama yang
disampaikan oleh
pembimbing di Klinik
39
mengembangkan
potensi yang ada.
Qita.
d. Aplikasi
Pasien dapat menerima
materi yang
disampaikan oleh
pembimbing mental
agama di Klinik Qita.
Afektif
a. Menerima
Pasien menerima
bimbingan mental
agama dengan penuh
kesadaran.
b. Menanggapi
Pasien menyimak
secara aktif materi
yang disampaikan oleh
pembimbing dalam
bimbingan mental
agama di Klinik Qita.
c. Menilai
Pasien dapat menilai
suatu perubahan
prilaku setelah
mendapatkan
bimbingan mental
agama di Klinik Qita.
d. Mengelola
Pasien mendapatkan
manfaat setelah
bimbingan mental
agama di Klinik Qita.
40
e. Menghayati
Pasien merasa nyaman
dengan proses
bimbingan mental
agama di Klinik Qita.
Psikomotorik:
a. Menirukan
Pasien mengikuti
materi bimbingan
mental agama yang
disampaikan oleh
pembimbing di Klinik
Qita.
b. Artikulasi
Pasien mampu
menghafalkan doa-doa
yang diajarkan oleh
pembimbing di Klinik
Qita.
c. Mengimplementasik
an
Pasien menerapkan
materi yang telah
disampaikan saat
bimbingan mental
agama di Klinik Qita.
41
Tabel 2
Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
(Variabel Y) Variabel Teori Definisi
Operasional
Indikator
Motivasi
Kesembuhan
(Y)
Caplin
menyatakan bahwa
motivasi
kesembuhan pada
dasarnya adalah
kondisi mental
atau penyakit fisik
yang memotivasi
dilakukannya
suatu tindakan
action atau
activities) dan
memberikan
kekuatan (energy)
yang mengarah
kepada pencapaian
kesembuhan.
Motivasi
kesembuhan
adalah daya
atau kekuatan
yang berasal
dari diri
individu yang
mengarahkan
pada aspek
tindakan
(action),
kekuatan
(energy), dan
pencapaian
kesembuhan.
Tindakan (Action)
a. Percaya Diri
Pasien memiliki
kepercaya diri yang
tinggi walaupun
dalam keadaan
sakit.
b. Perencanaan diri
yang tinggi
Pasien memiliki
cita-cita atau tujuan
hidup walaupun
dalam keadaan
sakit.
c. Optimis dalam
segala hal
Pasien memiliki
semangat untuk
sembuh dari
penyakitnya.
Kekuatan (Energy)
a. Kekuatan
Spiritual
Pasien meyakini
kekuatan spiritual,
bahwa sakit
datangnya dari
Allah.
42
b. Dukungan
Keluarga
Pasien merasakan
Perhatian dan kasih
sayang dari
keluarga.
c. Dukungan
Sosial
Pasien merasakan
dukungan dari
kerabat dalam
menghadapi ujian.
Pencapaian Tujuan
a. Sabar
Pasien memiliki
ketabahan yang
sangat tinggi dalam
menghadapi
penyakit yang
dialami.
b. Bersyukur
Pasien menerima
dengan ikhlas
penyakit yang
dideritanya.
c. Kesembuhan
Pasien memiliki
motivasi untuk
mencapai
kesembuhan.
43
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pelaksaanaan penelitian ini, penelitian
menggunakan beberapa teknik untuk mempermudah
pengumpulan data-data yang diperlukan. Dalam pengumpulan
data dalam penelitian terdapat banyak cara yang dipakai untuk
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari
sumber data pertama di lokasi penelitian atau obyek penelitian.10
Berikut adalah data primer penulis sebagai berikut.
a. Kuisioner/Angket
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi
yang memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap,
keyakinan, perilaku, dan karakteristik. Angket digunakan penulis
untuk memperoleh data dari narasumber, yakni para pasien
penderita penyakit kronis di Klinik Qita Bogor.11
Tabel 3
KISI-KISI KONSTRUK INSTRUMEN VARIABEL X
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ITEM
(+) (-)
Kognitif
a. Pengetahuan 1,2,4
b. Pemahaman 3,7 8
c. Kreasi 5
10
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif di Lengkapi Dengan
Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta Kencana, 2017), cet Ke
4, h.16 11
Sofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali
Pers,2010), h.132.
44
Bimbingan
Mental
Agama (X)
d. Aplikasi 6,9
Afektif
a. Menerima 10 11
b. Menanggapi 12,13 14
c. Menilai 15,22 17
d. Mengelola 16,29 18
e. Menghayati 19,20
Psikomotorik
a. Menirukan 27,21
b. Artikulasi 23 24
c. Mengimplementasikan 25,30 28
Tabel 4
KISI-KISI KONSTRUK INSTRUMEN VARIABEL Y
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ITEM
(+) (-)
Motivasi
Kesembuhan
(Y)
Tindakan
(Action)
a. Kepercayaan diri 31,32 33
b. Perencanaan diri
yang kuat 34
c. Optimis dalam
menghadapi hal 35,41
Kekuatan
(Energy)
a. Dukungan
Keluarga
45,46,4
7,50
b. Dukungan Sosial 48,49
c. Keyakinan Kepada
Allah
44
Pencapaian
Tujuan
a. Sabar 36,40
b. Syukur 37, 42 38
d. Kesembuhan 39,43
45
b. Observasi
Observasi ialah pengamatan dengan menggunakan indera
penglihatan tetapi tidak mengajukan pertanyaan.12
Dalam
penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah observasi
partisipatoris, yakni penulis dengan cara terlibat dan mengamati
dalam metode bimbingan mental agama dalam motivasi
kesembuhan pasien di klinik qita.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan yang dapat berupa secarik
kertas yang berisi tulisan mengenai kenyataan, bukti, ataupun
informasi, dapat pula berupa foto, pita-kaset atau pita recording,
slide, mikro film dan film. Dokumen tersebut berguna sebagai
bukti sumber data untuk membuka kesempatan lebih untuk
memperluas pengetahuan terhadap suatu yang diselidiki atau
diteliti.13
Dalam penelitian ini penulis berusaha
mendokumentasikan bimbingan mental agama, semua kegiatan di
klinik qita, fasilitas yang ada, arsip-arsip yang dimiliki seperti
12
Sedamayanti & Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian
(Bandung:CV Mandar Maju, 2011), h.84 13
Sedamayanti & Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian
(Bandung:CV Mandar Maju, 2011), h.86
46
stuktur organisasi, serta hasil prestasi yang pernah didapatkan
oleh para pasien klinik qita dalam suatu perlombaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang langsung diperoleh dari
sumber kedua atau sumber dari data yang dibutuhkan. Adapun
dalam penelitian ini penulis berusaha memperoleh sumber data
kedua dari buku, skripsi, tesis, majalah, jurnal, internet dan
sumber lainnya yang dapat memperoleh informasi tambahan
berkaitan dengan masalah yang diteliti.14
G. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu
mengukur apa yang ingin di ukur. Suatu instrumen yang valid
akan memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang
tidak valid akan memilki validitas yang rendah.15
Adapun Rumus
yang bisa digunakan untuk mengukur validitas instrument
penelitian (angket) adalah rumus Pearson Product Moment.
Untuk memudahkan uji validitas dalam penelitian ini, peneliti
juga menggunakan bantuan sofware SPSS Versi 22 For Windows
dan Microsoft Exel 2010.
14
Sedamayanti & Syarifudin Hidayat, Metodelogi Penelitian
(Bandung:CV Mandar Maju, 2011), h.76 15
Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Prakte,
(Jakarta:Rineka Cipta, 2001), h. 141
47
Berdasarkan hasil uji validitas efektifitas bimbingan
mental agama dalam motivasi pasien yang telah dilakukan oleh
10 responden di Puskesmas Bugel Tangerang, maka diperoleh
skor taraf signifikasi sebesar 5%. Selanjutnya hasil dapat dilihat
pada lampiran 2 bahwa terdapat 30 butir pernyataan dari variabel
bimbingan mental agama dan 20 butir pernyataan variabel
motivasi kesembuhan, sehingga didapatkan hasil 2 pernyataan
dari variabel bimbingan mental agama dan 10 pernyataan dari
variabel motivasi kesembuhan dinyatakan tidak valid, lalu
peneliti memperbaiki 2 butir pernyataan dan 10 butir pernyataan
dihapuskan, sehingga jumlah butir pernyataan yang digunakan
dalam uji inti berjumlah 40 butir pernyataan. Kemudian setelah
itu hasil uji instrumen yang telah valid disebar kembali kepada 55
responden.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk adanya konsistensi dan stabilitas
nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi
pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.16
Reliabilitas
merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan
hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
16
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
(Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006), h. 100.
48
tersebut reliabl atau dapat diandalkan.17
Adapun pada uji
reliabilitas instrumen ini, peneliti menggunakan reablity analysis
dengan metode Cronbach Alpha dan dengan menggunakan
bantuan sofware SPSS Versi 22 For Windows dan Microsoft Exel
2010.
Teknik ini merupakan uji realibilitas dengan cara
membagi bagian yang relatif sama, sehingga masing-masing test
mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal)
dan belahan kedua (akhir). Adapun hasilnya adalah sebagai
berikut :
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100,0
Excludeda
0 0,0
Total 10 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,963 50
17
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta:
kencana, 2005), Cet. 4. h 96.
49
Berdasarkan output uji reabilitas menggunakan teknik
Split Half Test dan di lanjutkan dengan rumus Spearman Brown
dengan bantuan Sofware SPSS dapat dilihat perolehan nilai
adalah 0,915. Maka dapat disimpulkan 0,915 > 0,5 dengan
demikian variabel bimbingan mental agama dan motivasi
kesembuhan dikatakan reliabel atau baik, sehingga data hasil
kuisioner dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur
pengumpulan data atau mengukur objek yang sudah diterapkan.
H. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang mudah dibaca dan mudah dipahami.18
Adapun dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data
kuantitatif deskriptif yaitu menggambarkan dan menjelaskan
obyek penelitian. Untuk mengetahui efektifitas bimbingan mental
agama dalam motivasi kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor
dilakukan dengan mengembangkan prosedur pengukuran dengan
skala likert.
18
Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1999), h. 64.
50
Tabel 5
Skala Likert
No Alternatif Jawaban Positif Negatif
1 Sangat Setuju 5 1
2 Setuju 4 2
3 Netral 3 3
4 Tidak Setuju 2 4
5 Sangat Tidak Setuju 1 5
Selanjutnya data yang diperoleh akan dipresentasikan
dalam tabel yang dianalisis berdasarkan variabel penelitiannya,
yaitu efektifitas bimbingan mental agama dalam motivasi
kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor. Adapun metode
analisis yang digunakan adalah :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah variabel mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji
kolmogorov-smirnov merupakan pengujian normalitas yang
banyak dipakai. Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov
smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang
akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas data adalah:19
a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal.
19
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali
Pers,2010), h.245.
51
b. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data
tersebut tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah
objek dari beberapa populasi yang diteliti mempunyai varian
yang sama atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam Analisis of
Varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi
adalah sama. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji
homogenista adalah:
a. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data
adalah sama.
b. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data
adalah tidak sama.
3. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui informasi mengenai
nilai varian (ragam) populasi tidak diketahui, kriteria pengujian
dapat dilihat sebagai berikut20
:
Jika, thitung < ttabel, Maka H0 diterima
Jika, thitung > ttabel, Maka H0 ditolak dan H1 diterima.
20 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali
Pers,2010), h.300.
52
4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih
lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka hipotesis
yang akan dijawab dan dibuktikan dalam penelitian ini adalah21
:
Ho : Bimbingan mental Agama tidak efektif dalam motivasi
kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor.
H1 : Bimbingan mental Agama efektif dalam motivasi
kesembuhan pada pasien di Klinik Qita Bogor.
21
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali
Pers,2010), h.152.
53
BAB IV
GAMBARAN UMUM TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Klinik Qita
1. Sejarah dan Profile Klinik Qita
Awal berdirinya Klinik Qita dilatar belakangi oleh tidak
adanya klinik di Perumahan Komplek Pertanian Atsiri Permai,
sehingga menyebabkan masyarakat, khususnya orang tua lanjut
usia yang memiliki penyakit kronis sangat jauh untuk berobat.
Melihat kondisi tersebut, menggerakan hati dokter Elis untuk
mendirikan sebuah klinik. Sepuluh tahun lalu, tepatnya pada
awal 2008, dokter Elis mendirikan sebuah klinik di Perumahan
Komplek Pertanian Atsiri Permai yang diberikan nama Klinik
Qita. Pemberian nama Klinik Qita itu sendiri, dirasa dokter Elis
sangat cocok sekali, karena dokter berharap masyarakat
mempunyai kecintaan dan rasa kepemilikan yang tinggi terhadap
keberadaan Klinik Qita di lingkungan tempat tinggalnya,
sehingga masyarakat tidak lagi pergi jauh untuk berobat
mengecek kondisi kesehatannya. Dengan adanya Klinik Qita
dokter Elis berharap masyarakat sekitar dengan mudah dapat
berobat dengan nyaman dan bisa kembali sehat.1
Klinik Qita mempunyai visi ialah menjadi Klinik keluarga
terkemuka di Indonesia dan diiringin dengan misi, pertama
Melakukan Pelayanan Kesehatan Primer Berbasis Dokter
1 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17 April
2018, Pukul 09:00 WIB.
54
Keluaraga yang holistic, kedua Melakukan upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia baik karyawan maupun praktisi
dokter agar mampu memberikan pelayanan yang professional.
Klinik Qita pun mempunyai tujuan untuk Meningkatkan derajat
kesehatan setinggi-tingginya untuk masyarakat di wilayah
cakupannya melalui upaya prefentif, promotif, kuratif, dan
rehabilitative. Ada beberapa pelayanan yang terdapat di Klinik
Qita sebagai berikut; Dokter Umum, Dokter Gigi, Spesialis
Akupunktur, Laboratorium Sederhana. Klinik Qita melakukan
kerja sama dengan Provider BPJS Kesehatan dan Provider
AdMedika. Klnik Qita melakukan social kemasyarakatan kepada
Pengurus Persadia Unit Citayam, Pengurus Rumah Pintar Atsiri.
2. Program Prolanis
Prolanis adalah suatu program pelayanan kesehatan dan
pendekatan proaktif dilaksanakan secara terintegrasi melibatkan
anggota, fasilitas kesehatan dan BPJS kesehatan. Dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi anggota BPJS kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang
optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien. Penyakit kronis yang dimaksud adalah penyakit
hipertensi dan diabetes tipe II.2
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat
abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang
berbeda. Secara umum, seseorang dianggap mengalami hipertensi
2 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17 April
2018, Pukul 09:00 WIB.
55
apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Selain
itu hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik
lebih dari 80 mmHg.3
Selanjutnya untuk penyakit diabetes terdiri dari 2 tipe.
Diabetes tipe I yaitu diabetes yang bergantung pada insulin
dimana tubuh kekurangan hormon insulin (Insulin Dependent
Diabetes Mellitus). Diabetes Tipe 1 juga banyak terjadi pada
kelompok Usia dibawah 40 tahun, Sistem kekebalan tubuh
penderita menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang
berfungsi untuk memproduksi insulin. Akibatnya, terjadi
peningkatan kadar glukosa sehingga terjadi kerusakan lebih lanjut
pada organ-organ tubuh tertentu. Sedangkan diabetes tipe II yaitu
hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan
semestinya (No Insulin Dependent Diabetes Milletus). Terapi
yang dijalankan biasanya dengan memberikan suntikan insulin
juga penerapan pola makan sehat, dan tentu juga menjalankan tes
darah secara rutin pastinya.4
Anggota prolanis memiliki beberapa aktivitas. Aktivitas
tersebut diantaranya adalah konsultasi medis, edukasi klub, serta
bimbingan mental agama, olah raga, pelayanan obat, pemantauan
status kesehatan, home visit, dan reminder. Konsultasi medis
anggota prolanis disepakati bersama antara anggota dengan
3 Ardiansyah Muhammad., Medikal Bedah Untuk Mahasiswa
(Yogyakarta : DIVA Press,2012), h.50. 4 Endah Purnamasari, Bambang Poerwantoro, “Diabetes Mellitus
dengan Penyakit Kronis” (Majalah Kesehatan Pharma Medika, 2011), Vol,3,
No,2 h.276.
56
faskes pengelola. Edukasi kelompok anggota prolanis adalah
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam
upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali
penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi anggota
prolanis. Edukasi dilakukan bersama dengan kegiatan
pemantauan status kesehatan yaitu sebulan sekali. Edukasi yang
diberikan beragam sesuai dengan kebutuhan anggota, diantaranya
tentang gizi, pengelolaan penyakit, pola hidup sehat, dan materi
tentang kesehatan lainnya.5
Bimbingan mental agama atau edukasi agama adalah
bimbingan anggota prolanis baik individu, maupun kelompok,
dalam bimbingan mental agama ini dilaksanakan sebulan sekali,
pasien diberikan bimbingan tentang agama dan motivasi-motivasi
untuk pencapaian kesembuhan. Reminder melalui SMS gateway,
reminder adalah kegiatan untuk memotivasi anggota untuk
melakukan kunjungan rutin kepada faskes pengelola melalui
pengingatan jadwal konsultasi ke faskes pengelola tersebut.
Reminder dilakukan oleh petugas sendiri setiap 56 bulan,
tujuannya agar anggota prolanis melalukan pemeriksaan rutin
untuk menghindari terjadinya resiko lain yang dapat ditimbulkan
oleh penyakit diabetes atau hipetensi yang di derita. Home visit
adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah anggota prolanis
untuk pemberian informasi/edukasi bimbingan agama, cek
5 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17
September 2018, Pukul 09:00 WIB.
57
kesehatan diri, dan lingkungan bagi anggota prolanis dan
keluarga.6
Sasaran prolanis adalah peserta yang terdaftar sebagai
anggota prolanis dan terdaftar sebagai anggota BPJS, anggota
prolanis yang tidak melakukan pemeriksaan/konsultasi pada
faskes pengelola selama 3 bulan berturut-turut, dan peserta
dengan kadar gula dibawah standar selama 3 bulan berturut-turut
akan di reminder oleh petugas. dan pelayanan obat pada anggota
prolanis diberikan setiap bulannya. anggota prolanis
mendapatkan obat setiap bulan sesuai dengan resep dari dokter,
obat dapat diambil pada apotek klinik qita. selain pelayanan obat
yang cepat dan terintegrasi, olahraga menjadi bagian penting
untuk mengontrol kadar gula darah. anggota prolanis Klinik Qita
melakukan kegiatan senam setiap hari minggu dari pukul 06.00
WIB sampai dengan 08.00 WIB, dan selanjutnya ada kegiatan
kreatifitas pembuatan bros dan assosories lainnya, kegiatan
senam tersebut selain untuk anggota juga untuk umum, tetapi
untuk kegiatan membuatan bros atau assosories lainnya hanya
untuk beberapa anggota prolanis saja.
Tujuan dari prolanis adalah untuk mendorong anggota
penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal,
mendorong kesembuhan dan memiliki hasil baik pada
pemeriksaan spesifik terhadap penyakit diabetes tipe II dan
hipertensi. selain itu agar mencegah timbulnya komplikasi
penyakit akibat diabetes atau hipetensi yang dimiliki.
6 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17
September 2018, Pukul 09:00 WIB.
58
Berikut adalah sasaran populasi prolanis adalah seluruh
anggota BPJS kesehatan penyandang penyakit kronis (diabetes
tipe II dan hipertensi). Anggota BPJS Klinik Qita yang terdaftar
sebagai anggota prolanis sebanyak 120 anggota populasinya,
yang terdiri dari 55 penderita hipertensi dan 65 penderita
diabetes. akan tetapi dalam penelitian ini hanya sample yang
diambil sebanyak 55 responden yang terdiri dari 25 pasien yang
menderita penyakit hipetensi dan 30 orang yang menderita
penyakit dm. ada beberapa tahap pelaksanaan prolanis persiapan
pelaksanaan prolanis dilakukan dengan beberapa tahap,
diantaranya sebagai berikut:7
a. Identifikasi adalah melakukan dianogsa data pasien prolanis,
tahapan klinik qita melakukan identifikasi yaitu menentukan
target sasaran, ketika sudah mempunyai sasaran maka
dilakukan lagi tahap pemetaan faskes setelah itu lanjut ke
Skrining riwayat kesehatan.
b. Sosialisasi adalah penyampaian informasi kepada pasien
mengenai prolanis. Ada dua tahapan klinik qita dalam
mensosialisasikan program prolanis sebagai berikut; pertama,
menyelenggarakan sosialisasi prolanis kepada pasien
penderita penyakit kronis. Kedua, pengelola melakukan
penyuluhan kesehatan, edukasi baik secara rohani maupun
jasmani, dan program-program lainnya.
Rekapitulasi adalah kumpulan data kesehatan para pasien
prolanis, berikut adalah tahap rekapitulasi sebagai berikut;
7 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17
September 2018, Pukul 09:00 WIB.
59
pertama melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status
kesehatan awal anggota per faskes pengelola. Kedua melakukan
monitoring aktifitas prolanis, dan ketiga membuat laporan kepada
kantor divisi regional.
3. Sarana dan Prasarana
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada
seluruh masyarakat, khususnya warga Atsiri Permai, maka Klinik
Qita memiliki beberapa sarana dan prasarana sebagai berikut:
b. Ruang pendaftaran atau ruang tunggu.
c. Ruang administrasi.
d. Ruang konsultasi.
e. Ruang farmasi.
f. Ruang pojok Asi.
g. Ruang tindakan.
h. Ruang rawat inap.
i. Laboratorium.
j. Mushola.
k. Dapur.
l. Parkiran.
4. Karyawan dan Struktur Organisasi
Karyawan Klinik Qita terdiri atas tenaga medis, tenaga
keperawatan, tenaga analisis kesehatan, tenaga gizi, dan tenaga
kefarmasian. Selain itu Klinik Qita juga memiliki Karyawan
non kesehatan sesuai dengan kebutuhan seperti tenaga
60
keamanan, kebersihan, dan instalasi infrastruktur. Adapun
struktur organisasi karyawan di Klinik Qita adalah sebagai
berikut:
Gambar. 2
Struktur Organisasi Prolanis
Sumber : Dokumen Pribadi Klinik Qita8
8 Dokumentasi Pribadi Klinik Qita, di akses pada tanggal 17 April
2018, Pukul 09:00 WIB.
61
Struktur Organisasi Prolanis Klinik Qita
Ketua / Pemilik Klinik : Dr. ElisTiahesara, SpAk
Kordinator Kedokteran : Drg. Irawan Unggul Widodo
Kordinator Klinik : Dr. Kamalludin
Perawat : - Shella, Amd.Keb (Kordinator)
- Ami, Amd.Keb
- Ria, Amd.Keb
Pembina Prolanis : Nurcholis
Ketua Prolanis : Utoyo
Kordinator Senam : Eka
Petugas Kebersihan : - Majid (Kordinator)
- Zulfikar
- Siti
Petugas Keamanan : - Budi (Kordinator)
- Joko
- Yudi
Teknisi Instalasi : - Yono (Kordinator)
- Parto
- Bejo
62
B. Pelaksanaan Bimbingan Mental Agama
1. Pembimbing Medis
Nama : Dr. ElisTiahesara, SpAk
No HP : 08111120061
Tempat Tgl Lahir : Jakarta, 15 November 1968
Alamat : Jl. Pinang Raya No. 20 Atsiri Permai
Pendidikan terakhir : S1 Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Karir : Mendirikan sebuah Klinik, yang bernama
Klinik Qita pada tahun 2010 dan
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
dalam program pengelolaan penyakit
kronis.
2. Pembimbing Agama
Nama : Utoyo
No HP : 082299513236
Tempat Tgl Lahir : Bumiayu, 9 Agustus 1960
Alamat : Jl. Sedap Malam 2 No. 20 Atsiri Permai
Pendidikan terakhir : Tamatan SMA Negeri 1 Bumiayu
Organisasi : Pengurus Masjid Al-Furqon
Karir : Penyuluh Agama Islam Fungsional
63
3. Terbimbing
Terbimbing adalah para pasien yang menjadi sasaran
bimbingan agama mental untuk di bimbing. Terbimbing adalah
pasien kronis (penyakit diabetes dan hipertensi) yang menjadi
pasien tetap dan terdaftar di klnik qita. Bimbingan mental agama
dilakukan secara individu maupun kelompok dengan jumlah
pasien tetap sebanyak 120 pasien. sebanyak 55 pasien penderita
hipertensi dan 65 pasien penderita diabetes. Dari populasi
tersebut terdapat Sampel yang penulis ambil secara acak yaitu
berjumlah 25 Pasien yang menderita penyakit Hipetensi dan 30
orang yang menderita penyakit Diabetes.
4. Metode Bimbingan Mental Agama
Secara umum proses pelaksanaan bimbingan mental
Agama di Klinik Qita mempunyai dua metode, yaitu metode
bimbingan secara kelompok maupun bimbingan secara
individual. Dalam bimbingan kelompok yaitu metode bimbingan
yang dalam pelaksanaanya secara berkelompok atau seluruh
pasien prolanis di Klinik Qita. Metode secara kelompok ini
dilaksanankan dengan cara melaksanakan kegiatan ceramah rutin
setiap sebulan sekali, dan memang dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan jelas yaitu secara berkelompok. Metode
kelompok ini adalah metode yang paling mudah dan waktunya
pun sangat efisien. Kegiatan bimbingan dalam metode kelompok
ini dilakukan sebulan dalam satu kali pertemuan.
Metode bimbingan yang kedua adalah metode bimbingan
individual atau yang sering disebut metode bimbingan konseling.
64
Bimbingan individual ini dalam pelaksanaannya yaitu dengan
cara memberikan bimbingan secara individual dan bersifat
tertutup, karena hanya pasien yang sangat membutuhkan
bimbingan khusus saja yang akan mengikuti bimbingan
individual ini. Adapun bimbingan Agama mental secara
individual biasanya mengenai kesehatan, bimbingan mental
Agama, aspek psikologi, dan pasien membutuhkan hiburan,
motivasi, serta dukungan, sugesti dan empati sebagai mendorong
kesembuhan.
5. Media Bimbingan Mental Agama
Media bimbingan mental Agama adalah alat yang
digunakan untuk menyampaikan materi bimbingan mental agama
kepada sasaran. Media yang digunakan dalam bimbingan mental
agama ialah infokus atau proyektor, laptop, vidio-vidio motivasi
dan esbriking atau games-games penyemangat yang membuat
para pasien termotivasi untuk sembuh dan percaya diri dalam
beraktifitas dan pasien merasa senang dan nyaman dalam proses
bimbingan mental agama. Adapun fasilitas lain yang di berikan
oleh Klinik Qita ialah cek kesehatan secara gratis seperti gula
darah, kolestrol, asam urat, dan tensi darah untuk pasien tetap
prolanis diklinik qita, baik setiap minggu sekali atau sebulan
sekali.
65
6. Materi Bimbingan Mental Agama
Materi adalah semua bahan yang disampaikan kepada
sasaran bimbingan mental agama yang bersumber dari Al-Qur’an
dan hadist. Materi yang akan disampaikan oleh pembimbing
bimbingan mental agama adalah materi yang sangat ringan
sehingga para pasien mudah untuk memahami materi yang
disampaikan baik secara verbal maupun nonverbal yang
mengandung nilai-nilai agama. Penyampaian materi secara
langsung diberikan kepada pasien pada saat bimbingan mental
agama, Sehingga pasien memiliki sikap ketabahan, kesabaran,
dan ke tawakaal kepada- Nya serta pasien tidak putus asa dalam
menghadapi cobaan.
Berikut adalah materi yang biasa disampaikan bimbingan
mental agama meliputi :9
1. Aqidah
Kata aqidah berasal dari Bahasa Arab dengan akar kata
“aqdu”. Dalam pengertian etimologi kata aqidah memiliki
beberapa makna, di samping al-aqdu seperti at-tautsiqu, yang
berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu yang
berarti mengokohkan atau menetapkaan dan rabith bi al-quwwah,
yang berarti mengikat dengan kuat. Bentuk jama’ dari aqaid
artinya ikatan, pautan dan sangkutan.
Adapun pelayanan bimbingan ini terdiri dari beberapa
bimbingan terbagi sebagai berikut :
9 Nurul hidayati, Metode Bimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit,
Vol.5, No 2, Desember 2014, SMA Manafi’ul Ulum Sambi Boyolali, Jawa
Tengah, Indonesia.
66
a. Pengenalan terhadap keeksistensian Allah SWT, dengan
segala buktinya.
b. Pemantapan keyakinan bahwa alam ini berserta isinya adalah
milik Allah SWT.
c. Pemantapan penerimaan Allah sebagai wali atau penolong
dan hakim yang adil bagi makhluknya.
d. Pemantapan kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT
yang terurai dalam rukun iman.
e. Pemantapan penerimaan Allah sebagai wali atau penolong
dan hakin yang adil bagi makhluknya.
Dengan demikian materi aqidah islam mengajarkan
tentang pokok-pokok keimanan yang tercantum dalam keimanan
yang tetap dan mengikat, sehingga harus diyakini, dibuktikan dan
diwujudkan dalam perbuatan. Tugas pembimbing yaitu meyakini
pasien berlatih untuk bersikap sabar dan tabah dalam menghadapi
penyakit atau ujian yang sedang dialaminya dengan cara
menyerahkan kepada Allah, atau memperkuat keimanan pasien,
keimanan yang dimaksud bisa berupa doa, karena doa adalah obat
sebaik-baiknya untuk orang yang sedang sakit. Maka Allah
berfirman dalam Surat Ar-Ra’ad ayat 28 yang berbunyi :
تطوئي القلىة أل بذكز للا الذيي آهىا وتطوئي قلىبهن بذكز للا
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
67
2. Ibadah
Ibadah berasal dari bahasa Arab, secara etimologi kata
ibadah adalah kerendahkan diri, tunduk, doa, berbakti, dan patuh.
Secara terminologi adalah sebuah kata yang menghimpun
perbuatan dan perkataan yang dicintai dan diridhai Allah SWT,
baik yang dzahir maupun yang batin.
Pada hakikatnya setiap gerak hati, ucapan, sikap dan
perilaku seseorang muslim dengan niat mencari keridhaan Allah
SWT merupakan ibadah. Dengan demikian secara luas ibadah
berarti sebutan bagi segala sesuatu yang mencakup apa yang
disenangi serta disukai oleh Allah SWT, baik berupa perkataan,
secara dzahir maupun batin. Ibadah harus dilakukan dengan
penuh ketaatan dan mengharapkan keridhaan serta bukti rasa
syukur atas nikmat yang Allah berikan.
Dalam bimbingan ibadah ini, pembimbing membantu
pasien memantapkan sikap dan kebiasaan yang di sertai dengan
ketundukan sebagai rasa syukur kepada Allah, sebagai berikut:
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan beribadah yang efektif dan
produktif
b. Pemantapan sikap dan kebiasaan untuk peningkatan ibadah
lebih dari sebelumnya
c. Pemantapan sikap untuk khusyu’, rajin dan sabra dalam
pelaksanaan ibadah.
d. Pemantapan sikap untuk senantiasa berusaha untuk
pengembangan pengetahuan, keterampilan diri, serta
kemampuan bersyukur.
68
3. Akhlak
Kata akhlak berasal dari kata khuluk yang dalam Bahasa
Arab artinya watak, kelakuan, tabiat, perangai, budi pekerti,
tingkah laku dan kebiasaan. Akhlak dalam islam adalah perangai
serta tingkah laku yang terdapat pada diri seseorang yang telah
melekat, dilakukan dan di pertahankan secara terus menerus.
Akhlak adalah kehendak jiwa manusia yang menimbulkan
perbuatan yang mudah, karena kebiasaan tanpa memerlukan
pertimbangan terlebih dahulu. Akhlak erat kaitannya dengan
perbuatan, Bila seseorang melakukan perbuatan baik maka
perbuatan tersebut dikatakan akhlak mulia. Sebaliknya, bila
seseorang melakukan perbuatan buruk maka perbuatan tersebut
dikatakan akhlak yang buruk.
Materi bimbingan mental agama yang berbentuk akhlak
disini adalah memberikan pelajaran tata cara, adab atau sopan
santun dalam berdoa kepada Allah, serta memberikan dorongan
mental yang berupa peraturan langsung tentang ayat-ayat Al-
Qur’an dan hadist. Pasien diberikan bimbingan agar pasien tetap
sabra dan tawakal serta tabah dalam menghadapi penderitaan atau
cobaan. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat Lukman
ayat 17 yang berbunyi :
ه عي لة وأهز ببلوعزوف وا كز واصبز على هب يب بي أقن الص الو
لك هي عزم الهىر أصببك إى ذ
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
69
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah)”.
7. Proses Bimbingan Mental Agama
Program bimbingan mental agama pada pasien adalah hal
yang terpenting dalam tercapainya efektifitas pelayanan dalam
menunjang penyembuhan pasien. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa informan
yang yang ada di Klinik Qita Bogor, maka bentuk pelaksanaan
bimbingan mental agama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Rapport
Rapport adalah pendekatan awal untuk membangun
kedekatan dengan pasien dan keluarganya. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara menerapkan salam, sapa dan senyum, kemudian
berikan pertanyaan-pertanyaan ringan seputar kondisi pasien
pada hari tersebut dan selanjutnya disambung dengan beberapa
pertanyaan mengenai penyakit pasien. Rapport ini harus
dibangun oleh pembimbing supaya dalam melaksanakan proses
selanjutnya mudah, ketika pasien dan keluarganya terbuka dan
secara suka rela menerima kehadiran pembimbing, maka
pelaksanaan bimbingan mental akan mampu menunjang dalam
proses penyembuhan pasien tersebut. Pendekatan kepada pasien
atau keluarganya bisa dilakukan dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti “bagaimana keadaan ibu
atau bapak hari ini?”, hal itu dilakukan oleh pembimbing secara
tatap muka.
70
b. Tausiyah
Pemberian materi-materi tausyiah disesuaikan dengan
kondisi pasien, dan menggunakan bahasa-bahasa yang ringan
dan mudah dimengerti oleh pasien maupun keluarganya. Waktu
tausyiah juga disesuaikan dengan situasi pada saat diruangan
tersebut, apabila efektif untuk dilakukan lebih lama, maka bisa
dilakukan tausyiah 5-7 menit, akan tetapi apabila situasi pada
saat bimbingan kurang mendukung seperti pasien sedang
perawatan, pasien sedang tidur, dalam ruangan ramai dan tidak
terkondisikan, dan pasien atau keluarga kurang menerima
kehadiran pembimbing, maka tausyiah cukup diberikan
sekedarnya saja, bahkan bisa tidak diberikan apabila sangat tidak
mendukung untuk dilakukan tausyiah. Materi tausyiah adalah
mengenai bimbingan orang yang sakit yaitu: perilaku sabar,
tawakal dan ridho serta mengenai ibadahnya orang yang sedang
sakit.
c. Penguatan Mental
Penguatan mental atau pemberian motivasi kepada pasien
untuk tetap semangat menjalani ikhtiarnya demi kesembuhannya
dan penguatan mental kepada keluarganya untuk tetap sabar dan
ikhlas dalam merawat dan menjaga keluarganya yang sedang
sakit adalah proses utama dari semua proses pelayanan
bimbingan mental kepada pasien. Proses penguatan mental ini
harus dilakukan oleh setiap pembimbing untuk terwujudnya
pelayanan bimbingan mental yang menunjang penyembuhan
71
pasien di Klinik Qita Bogor. Penguatan mental bisa dilakukan
kepada pasien ataupun keluarga yang merawatnya. Sikap empati
sangat diperlukan oleh setiap pembimbing memberikan
penguatan mental ini.
Dalam penguatan mental ini, pembimbing menyampaikan
kepada pasien dan keluarganya bahwasannya sakit itu bukanlah
sesuatu yang dikeluhkan karena melalui sakit dosa-dosa kita bisa
digugurkan oleh Allah S.W.T. apabila yang sedang sakit
menerima dengan ikhlas dan sabar serta selalu mengingat Allah
melalui dzikirnya dan meminta ampun atas dosa-dosa yang telah
dilakukannya dengan sungguh-sungguh, dari hal tersebut
pembimbing mengingatkan keluarga dan pasiennya untuk tetap
beribadah, bagi pasien diingatkan untuk selalu berdzikir kepada
Allah S.W.T. dan bagi keluarganya diingatkan untuk selalu
menuntun keluarganya yang sedang sakit untuk selalu mengingat
Allah melalui dzikirnya dan menjadikan sakitnya sebagai ladang
pahala baginya.
C. Hasil dan Analisis Data Penelitan
1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, peneliti menyebar angket kepada 55
responden yang merupakan pasien Klinik Qita. Angket tersebut
berisi butiran-butiran pernyataan mengenai efektifitas bimbingan
mental agama dalam motivasi kesembuhan pasien. Dari angket
yang sudah terkumpul, peneliti mendapatkan beberapa
karakteristik atau komposisi responden yang terlibat dalam
72
penelitian yang penulis lakukan berdasarkan jenis kelamin,
tingkat usia, dan lama berobat. Selanjutnya akan di jelaskan
sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin Responden
Analisis terhadap data berdasarkan jenis kelamin
responden perlu untuk dilakukan karena pasti ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan, adapun perbedaan tersebut
berupa kemampuan untuk mengingat materi dalam bimbingan
mental agama, memecahkan masalah, dan kemampuan
menganalisis.
Tabel 6
Karakteristik Jenis Kelamin Berdasarkan Penyakit
Responden Jenis
Kelamin
Hipertensi Diabetes
Total
% F % F %
Laki-Laki 9 36 % 6 20 % 15 28 %
Perempua
n
16 64 % 24 80% 40 72 %
Total 25 100 % 30 100 % 55 100 %
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 6 di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita
penyakit Hipertensi yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 9
pasien, dengan persentase 36 %, dan pasien Hipertensi yang
berjenis kelamin perempuan terdapat 16 pasien dengan persentase
64 %, dari semua pasien yang penderita penyakit Hipertensi
terdapat 25 pasien.
73
Sedangkan dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pasien
penderita penyakit Diabetes yang berjenis kelamin laki-laki
terdapat 6 pasien, dengan persentase 20 %, dan pasien Diabetes
yang berjenis kelamin perempuan terdapat 24 pasien dengan
persentase 80 %, dari semua pasien yang penderita penyakit
Diabetes terdapat 30 pasien.
Jadi hasil keseluruhan pasien penderita penyakit
Hipertensi dan Diabetes yang berjenis kelamin laki-laki terdapat
15 pasien dengan persentase 28 %, sedangkan yang berjenis
perempuan terdapat 40 pasien dengan persentase 72 %.
b. Usia Responden
Analisis terhadap data berdasarkan usia responden perlu
untuk dilakukan karena pasti ada perbedaan usia, adapun
perbedaan tersebut berupa kemampuan untuk mengingat materi
dalam bimbingan mental agama, memecahkan masalah, dan
kemampuan menganalisis.
Tabel 7
Karakteristik Usia Berdasarkan Penyakit Responden
Usia
Hipertensi Diabetes
Total
% F % F %
30thn-39thn 8 32% 2 7% 10 19 %
40thn- 49thn 9 36% 16 53% 25 45 %
50thn- keatas 8 32% 12 40% 20 36 %
Total 25 100 % 30 100 % 55 100 %
Sumber : Data primer yang telah diolah
74
Dari tabel 7 di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita
penyakit Hipertensi yang berdasarkan usia 30 tahun- 39 tahun
terdapat 8 pasien, dengan persentase 32 %, 40 tahun- 49 tahun
terdapat 9 pasien, dengan persentase 36 %, dan 50 tahun keatas
terdapat 8 pasien, dengan persantase 32 %. Dari total keseluruhan
pasien yang penderita penyakit Hipertensi terdapat 25 pasien.
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita
penyakit Diabetes yang berdasarkan usia 30 tahun- 39 tahun
terdapat 2 pasien, dengan persentase 7 %, 40 tahun- 49 tahun
terdapat 16 pasien, dengan persentase 53 %, dan 50 tahun keatas
terdapat 12 pasien, dengan persentase 40 %. Dari total
keseluruhan pasien yang penderita penyakit Diabetes terdapat 30
pasien.
Jadi hasil keseluruhan pasien penderita penyakit
Hipertensi dan Diabetes yang berdasarkan usia 30 tahun – 39
tahun terdapat 10 pasien dengan persentase 19 %, 40 tahun – 49
tahun terdapat 25 pasien, dengan persentase 45 %, dan 50 tahun
ke atas terdapat 20 pasien, dengan persentase 36 %.
c. Lama Berobat Responden
Analisis terhadap data berdasarkan lama berobat
responden perlu untuk dilakukan karena pasti ada perbedaan
antara reponden yang udah menjadi anggota tetap prolanis
dengan responden yang baru, adapun perbedaan tersebut berupa
kemampuan untuk mengingat materi dalam bimbingan mental
agama, memecahkan masalah, dan kemampuan menganalisis.
75
Tabel 8
Karakteristik Lama Berobat Berdasarkan Penyakit
Responden Lama Berobat Hipertensi Diabetes
Total
% F % F %
1thn- 3thn 14 56 % 14 47% 28 50 %
4thn- 6thn 9 36 % 11 37 % 20 37 %
7thn- 10thn 2 8 % 5 17 % 7 13 %
Total 25 100 % 30 100 % 55 100%
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel 8 di atas dapat di lihat bahwa pasien penderita
penyakit Hipertensi yang berdasarkan lama berobat 1 tahun- 3
thn tahun terdapat 14 pasien, dengan persentase 56 %, 4 tahun- 6
tahun terdapat 9 pasien, dengan persentase 36 %, dan 7 tahun- 10
tahun terdapat 2 pasien, dengan persantase 8 %. Dari total
keseluruhan pasien yang penderita penyakit Hipertensi terdapat
25 pasien.
Sedangkan dari tabel di atas dapat di lihat bahwa pasien
penderita penyakit Diabetes yang berdasarkan lama berobat 1
tahun- 3 thn tahun terdapat 14 pasien, dengan persentase 47 %, 4
tahun- 6 tahun terdapat 11 pasien, dengan persentase 37 %, dan 7
tahun- 10 tahun terdapat 5 pasien, dengan persantase 17 %. Dari
total keseluruhan pasien yang penderita penyakit Diabetes
terdapat 30 pasien.
Jadi hasil keseluruhan pasien penderita penyakit
Hipertensi dan Diabetes yang berdasarkan lama berobat 1 tahun-
3 tahun terdapat 28 pasien, dengan persentase 50 %, 4 tahun- 6
76
tahun terdapat 20 pasien, dengan persentase 37 %, dan 7 tahun-
10 tahun terdapat 7 pasien, dengan persentase 13 %.
2. Analisis Data
a. Uji Normalitas Data
Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov smirnov
adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan di uji
normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Dasar
pengambilan keputuan dalam uji normalitas data adalah:10
1. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal.
2. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data
tersebut tidak berdistribusi normal.
Tabel 9
Output Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X Y
N 55 55
Normal Parametersa,b
Mean 113,29 49,24
Std. Deviation 13,546 6,501
Most Extreme Differences
Absolute ,166 ,166
Positive ,109 ,131
Negative -,166 -,166
Kolmogorov-Smirnov Z 1,233 1,234
Asymp. Sig. (2-tailed) ,096 ,095
10
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS versi 17, (Jakarta: Rajawali
Pers,2010), h.245.
77
Berdasarkan output uji normalitas data menggunakan
Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan software SPSS 20 for
windows, Maka dapat dilihat nilai signifikansi variabel X= 0,096
dan variabel Y= 0,095. Hal ini membuktikan bahwa seluruh
variable memiliki distribusi normal dan memenuhi uji normalitas.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian dari
beberapa populasi sama atau tidak. Asumsi yang mendasari
dalam Analisis of Varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari
beberapa populasi adalah sama. Adapun dasar pengambilan
keputusan dalam uji homogenista adalah:11
1 Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data
adalah sama.
2 Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data
adalah tidak sama.
Tabel 10
Output Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Bimbingan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
9,029 9 34 ,000
11 Yusnia Pratiwi, Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas
Hidup Lanjut Usia Di Pusat Santunan Keluarga (Pusaka) Kecam2atan
Pancoran Jakarta Selatan, (Jakarta:UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), H.52-
53.
78
Dari tabel Test of Homogeneity of Variances didapat nilai
signifikansi sebesar 0,00, nilai ini menunjukan bahwa nilai sig <
0.05 yaitu 0,00 < 0,05, maka dapat disimpulkan kedua kelompok
data mempunyai varian yang tidak sama.
c. Efektifitas Bimbingan Mental Agama Dalam Motivasi
Kesembuhan Pasien di Klinik Qita Bogor
Efektifitas bimbingan mental Agama di ukur berdasarkan
perubahan motivasi kesembuhan dengan indikator sikap positif,
pencapaian tujuan, dan kekuatan dorongan individu sebelum dan
sesudah mendapatkan bimbingan mental agama. Pengukuran
perubahan dilakukan dengan menggunakan uji statistik t-test.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :
Jika, thitung < ttabel, Maka H0 diterima
Jika, thitung > ttabel, Maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Tabel 11
Output Uji T Paired Samples Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 BEFORE 161,47 55 19,231 2,593
AFTER 183,53 55 15,468 2,086
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 BEFORE & AFTER 55 ,210 ,124
79
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mea
n
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pai
r 1
BEFORE
- AFTER
22,0
55 22,001 2,967 16,107 28,002 7,434 54 ,000
Dari perhitungan tabel di atas, didapatkan nilai thitung
sebesar 7,434. Nilai ini menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel
1,673. maka Ha diterima, karena 7,434 > 1,673. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa efektifitas bimbingan mental agama
dalam motivasi kesembuhan pasien di Klinik Qita Bogor adalah
efektif. Adapun motivasi kesembuhan yang lebih dominan
adalah motivasi intrinsik, yaitu motivasi dari dalam diri.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2010. “Bimbingan dan Konseling Islam”
Jakarta: Amzah.
Anthony, Robert N dan Govindarajan, Vijay. 2002. “Sistem
Penegendalian Manajemen, Terjemahan Kurniawan
Tjakrawala”. Jakarta: PT Salemba Empat.
Arifin, M. 1987. “Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan
Ruhaniyah Manusia. Jakarta: Bulan Bintang.
Azhar, Akyas. 2004. “Psikologi Umu dan Perkembangan”. Jakarta: PT.
Mizan Publika.
Budiman, Arif. 1993. “Agama Demokrasi dan Keadilan”. Jakarta:
PT Gramedia.
Daradjat, Zakiah. 1982. “Peranan Agama dalam Kesehatan
Mental”. Jakarta: Gunung Agung.
Faqih, Ainur Rahim. 2001. “Bimbingan dan Konseling dalam
Islam”. UII Pres, Yogyakarta.
Iskandar. 2009. “Psikologi Pendidikan, (Sebuah Orientasi Baru)”.
Ciputat: Gaung Persada Press.
Jaya, Yahya. 1994. “Spiritualisasi Islam dalam Menumbuh
Kembangkan Kepribadian dan Kesehatan Mental”.
Jakarta: Ruhama.
Lutfi, M. “Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling)
Islam”. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hamdani. 2012. “Bimbingan dan Penyuluhan”. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Kartono, Kartini. 2000. “Hygiene menta”. Bandung: Mandar
maju.
Mashudi, Farid. 2012. “Psikologi Konseling”. Yogyakarta:
IRCiSoD.
Mastuhu. “Metodelogi Penelitian Agama”. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Mu’awanah Elfi dan Hidayah Rifa. 2009. “Bimbingan Konseling
Islam di Sekolah Dasar”. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Musfir bin Said Az Zahrani. 2005. “Konseling Terapi”. Jakarta:
Gema Insani.
Noor, Juliansyah. 2014. “Metode Penelitian Skripsi,
Tesis,Disertasi Dan Karya Ilmiah”. Jakarta: Kencana.
Prayitno & Erman Amti. “Dasar-dasar Bimbingan Dan
Konseling”. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Purwanto, Ngalim. 2007. “Psikologi Pendidikan”. Bandung: PT.
Remaja Rosdakaryah.
Sarwono, Jonathan. 2006. “Metode Penelitian Kuantitatif &
Kualitatif”. Yogyakarta : Graha Ilmu.
_______, Wirawan. 2000. “Pengantar Umum Psikologi”. Jakarta:
Bulan Bintang.
Sedamayanti & Hidayat, Syarifudin. 2011. “Metodelogi
Penelitian”. Bandung:CV Mandar Maju.
Semium, Yustinus. 2006. “Kesehatan Mental 3” Yogyakarta:
Kansius.
Siregar, Syofian. 2017. “Metode Penelitian Kuantitatif di
Lengkapi Dengan Perbandingan Pertingan manual &
SPSS”. Jakarta Kencana.
Subana, M. 2005. “Dasar-dasar Penelitian Ilmiah”. Bandung:
Pustaka Setia.
Sugiyono. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D”. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, Dewa Ketut. 1998. “Bimbingan dan Konseling”. Jakarta:
PT. Bina Aksara.
Sulisstyaningsih. 2011. “Metodologi Penelitian Kebidanan
Kuantitatif-Kualitatif”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. “Bimbingan dan Konseling
Dalam Praktek”. Bandung: Maestro.
Torang, Syamsir. 2016. “Organisasi dan Manajemen”. Bandung:
CV Alpabeta.
Walgito, Bimo. 1998. “Bimbingan dan penyuluhan di Sekolah”.
Yogyakarta: Andi Offset.
Wibowo. 2016. “Manajemen Kinerja 9”. Depok: Raja Grafindo
Persada.
Wiradisuria, Sambas. 2016. “Menggapai Kesembuhan Sebuah
Harapan dan Peluang Menapaki Jalan Kebahagian”
Jakarta: Paramedia Komunikatama.
Sumber Jurnal
Nurul hidayati, Metode Bimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit,
Vol.5, No 2, Desember 2014, SMA Manafi’ul Ulum Sambi
Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia.
Sumber Skripsi
Siti Nur Komariyah, Efektifitas Penyuluhan Pola Asuh Orang
Tua Berbasis Hynoparenting Pada Wali Murid Paud
Pelangi Di Bogor (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2014)
Riana Amelia, Metode Bimbingan Mental Spriritual Terhadap
Penyandang Masalah Tuna Uila Dipanti Sosial Karya
Wanita (Pskw) Mulya Jaya Jakarta, (Jakarta:Perpustakaan
UIN Jakarta)
Anisatun Nur Faridah, Pengaruh Bimbingan Rohani Islam
Terhadap Motivasi Kesembuhan Pasien DI RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, 2017)
Firda Ayu Wahyuni, Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
Dengan Motivasi Kesembuhan Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI Makasar (Skripsi S1
Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Alauddin, 2014 )
Sumber Internet
https://www.google.com/amp/s/tintahmerah.wordpress.com/2015/06/23
/pengertian-pasien/amp/ diakses pada tanggal 12 November
2018, Pukul 20.30 Wib.
Pasko Tujuh Belas. Pendidikan dan Hukun Kesehatan,
http://prasko17.blogspot.com/2013/04/pengertian-hak-dan-
kewajiban-pasien.html. Diakses pada tanggal 12 November
2018, Pukul 20.30 Wib.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 KUISONER TRY OUT
Petunjuk Pengisian :
1. Tulislah identitas terlebih dahulu pada kolom yang disediakan.
2. Jawablah pernyataan dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban.
3. Jawablah dengan memberikan tanda silang (X) atau contreng ( ) pada
kolom yang telah disediakan.
4. Adapun alternatif jawaban adalah sebagai berikut :
a. SS = Sangat Setuju
b. S = Setuju
c. N = Netral
d. TS = Tidak Setuju
e. STS = Sangat Tidak Setuju
Identitas Responden
Nama :
Usia :
Bimbingan Kelompok yang diikuti :
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
Bimbingan Mental Agama
1 Pasien megetahui tujuan bimbingan mental agama yang dilaksanaka
di klinik qita
2 Pasien mengetahui manfaat dari bimbingan mental agama yang
dilaksanakan di klinik qita
3 Metode yang disampaikan oleh pembimbing mental agama bisa
dimengerti oleh pasien
4 Pasien dapat memperluas pengetahuan dengan mengikuti bimbingan
menta agama yang dilaksanakan di klinik qita
5 Pasien memahami bimbingan mental agama yang disampaikan oleh
pembimbing
6 Pasien menerapkan materi yang didapatkan saat bimbingan mental
agam dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
7 Pasien dapat mengatur porsi materi yang telah di dapatkan ketika
bimbingan di klinik qita dalam kehidupan sehari-hari
8 Pembimbing mental agama memiliki pengetahuan sedikit
9 Pasien memperbaiki sikapnya menjadi lebih baik setelah merasakan
proses bimbingan mental agama
10 Pasien dapat menerima materi yang disampaikan oleh pembimbing
pada bimbingan mental agama
11 Pasien memahami bahwa bimbingan mental agama sangat penting
12 Pasien merasakan adanya manfaat dari proses bimbingan mental
agama
13 Pasien menerima bimbingan mental agama dengan penuh kesadaran.
14 Pasien sangat senang mengikuti bimbingan mental agama
15 Pasien sulit menerima materi bimbingan mental agama yang
disampaikan oleh pembimbing
16 Pasien menyimak secara aktif materi yang disampaikan oleh
pembimbing dalam bimbingan mental agama
17 Pasien memperhatikan dengan baik setiap pembimbing memberikan
bimbingan mental agama
18 Pasien menghiraukan materi yang disampaikan pembimbing dalam
bimbingan mental agama.
19 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama sangat bermanfaat
20 Pasien menilai setiap apa yang disampaikan oleh pembimbing mental
agama adalah hal-hal yang penting.
21 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama membosankan
22 Pasien mendapatkan manfaat yang disampaikan oleh pembimbing
mental agama
23 Pasien sangat nyaman dengan proses bimbingan mental agama
24 Pasien mengantuk saat mengikuti bimbingan mental agama
25 Pasien mengikuti materi yang disampaikan oleh pembimbing mental
agama
26 Pasien mengikuti materi bimbingan mental agama dengan rasa
bahagia
27 Pasien mampu menghafalkan doa-doa yang diberikan oleh
pembimbing mental agama
28 Pasien terbatah-batah dalam membaca doa-doa yang diberikan oleh
pembimbing mental agama
29 Pasien menerapkan materi yang disampaikan oleh pembimbing
mental agama
30 Pasien melakukan ikhtiar dengan cara mengikuti program-program di
klinik qita
Motivasi Kesembuhan
31 Pasien memiliki kepercayan diri yang tinggi bahwa sakit adalah ujian
dari Allah SWT
32 Pasien memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan
aktifitas
33 Pasien putus asa dengan penyakit yang dideritanya
34 Pasien memiliki perencanaan diri yang tinggi bahwa sakit adalah
ujian dari Allah SWT
35 Pasien meyakini secara optimal bahwa setiap penyakit ada obatnya
36 Pasien selalu berdoa kepada Allah, bahwa Hanya Allah yang Maha
Penyembuh
37 Pasien meyakini bahwa adanya kekuatan doa untuk mencapaian
kesembuhan
38 Pasien menyerah dengan penyakit yang dideritanya
39 Pasien memiliki ketabahan yang sangat tinggi dalam menghadapi
penyakit yang dialami
40 Pasien menerima dengan penuh keikhlasan akan penyakit yang
dideritanya
41 Pasien merasa optimis bahwa penyakit yang dideritanya akan sembuh
42 Pasien semangat dalam menghadapi penyakit yang dideritanya
43 Pasien memiliki motivasi untuk sembuh
44 Pasien memiliki motivasi akan adanya kekuatan spiritual, bahwa
sakit dari Allah
45 Pasien mendapatkan motivasi untuk sembuh dari lingkungan
keluarga
46 Pasien merasakan perhatian dan kasih sayang dari keluarga
47 Pasien merasa bahagia dengan adanya kasih sayang keluarga
48 Pasien termotivasi sembuh karena dukungan dari kerabat
49 Pasien merasakan dukungan dari kerabat dalam menghadapi ujian
50 Pasien merasakan bahwa dirinya sangat dibutuhkan dalam
lingkungan keluarga
LAMPIRAN 1 KUISONER PENELITIAN INTI
Petunjuk Pengisian :
5. Tulislah identitas terlebih dahulu pada kolom yang disediakan.
6. Jawablah pernyataan dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban.
7. Jawablah dengan memberikan tanda silang (X) atau contreng ( ) pada
kolom yang telah disediakan.
8. Adapun alternatif jawaban adalah sebagai berikut :
f. SS = Sangat Setuju
g. S = Setuju
h. N = Netral
i. TS = Tidak Setuju
j. STS = Sangat Tidak Setuju
Identitas Responden
Nama :
Usia :
Bimbingan Kelompok yang diikuti :
NO PERNYATAAN SS S N TS STS
Bimbingan Mental Agama
1 Pasien megetahui tujuan bimbingan mental agama yang dilaksanaka
di klinik qita
2 Pasien mengetahui manfaat dari bimbingan mental agama yang
dilaksanakan di klinik qita
3 Metode yang disampaikan oleh pembimbing mental agama bisa
dimengerti oleh pasien
4 Pasien dapat memperluas pengetahuan dengan mengikuti bimbingan
menta agama yang dilaksanakan di klinik qita
5 Pasien memahami bimbingan mental agama yang disampaikan oleh
pembimbing
6 Pasien menerapkan materi yang didapatkan saat bimbingan mental
agam dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
7 Pasien dapat mengatur porsi materi yang telah di dapatkan ketika
bimbingan di klinik qita dalam kehidupan sehari-hari
8 Pembimbing mental agama memiliki pengetahuan sedikit
9 Pasien memperbaiki sikapnya menjadi lebih baik setelah merasakan
proses bimbingan mental agama
10 Pasien dapat menerima materi yang disampaikan oleh pembimbing
pada bimbingan mental agama
11 Pasien memahami bahwa bimbingan mental agama sangat penting
12 Pasien merasakan adanya manfaat dari proses bimbingan mental
agama
13 Pasien menerima bimbingan mental agama dengan penuh kesadaran.
14 Pasien sangat senang mengikuti bimbingan mental agama
15 Pasien sulit menerima materi bimbingan mental agama yang
disampaikan oleh pembimbing
16 Pasien menyimak secara aktif materi yang disampaikan oleh
pembimbing dalam bimbingan mental agama
17 Pasien memperhatikan dengan baik setiap pembimbing memberikan
bimbingan mental agama
18 Pasien menghiraukan materi yang disampaikan pembimbing dalam
bimbingan mental agama.
19 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama sangat bermanfaat
20 Pasien menilai setiap apa yang disampaikan oleh pembimbing mental
agama adalah hal-hal yang penting.
21 Pasien menilai bahwa bimbingan mental agama membosankan
22 Pasien mendapatkan manfaat yang disampaikan oleh pembimbing
mental agama
23 Pasien sangat nyaman dengan proses bimbingan mental agama
24 Pasien mengantuk saat mengikuti bimbingan mental agama
25 Pasien mengikuti materi yang disampaikan oleh pembimbing mental
agama
26 Pasien mengikuti materi bimbingan mental agama dengan rasa
bahagia
27 Pasien mampu menghafalkan doa-doa yang diberikan oleh
pembimbing mental agama
28 Pasien terbatah-batah dalam membaca doa-doa yang diberikan oleh
pembimbing mental agama
29 Pasien menerapkan materi yang disampaikan oleh pembimbing
mental agama
30 Pasien melakukan ikhtiar dengan cara mengikuti program-program di
klinik qita
Motivasi Kesembuhan
31 Pasien memiliki kepercayan diri yang tinggi bahwa sakit adalah ujian
dari Allah SWT
32 Pasien memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan
aktifitas
33 Pasien putus asa dengan penyakit yang dideritanya
34 Pasien memiliki perencanaan diri yang tinggi bahwa sakit adalah
ujian dari Allah SWT
35 Pasien meyakini secara optimal bahwa setiap penyakit ada obatnya
36 Pasien selalu berdoa kepada Allah, bahwa Hanya Allah yang Maha
Penyembuh
37 Pasien meyakini bahwa adanya kekuatan doa untuk mencapaian
kesembuhan
38 Pasien menyerah dengan penyakit yang dideritanya
39 Pasien memiliki ketabahan yang sangat tinggi dalam menghadapi
penyakit yang dialami
40 Pasien menerima dengan penuh keikhlasan akan penyakit yang
dideritanya
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42 B43 B44 B45 B46 B47 B48 B49 B50 ∑ ∑ AWAL∑
AKHIR
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 244 123 121
R2 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 223 110 113
R3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 3 3 3 3 3 174 79 95
R4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 238 121 117
R5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 239 121 118
R6 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 218 113 105
R7 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 207 101 106
R8 3 4 2 5 5 4 3 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 3 3 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 194 97 97
R9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 242 124 118
R10 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 2 5 5 5 5 4 5 5 2 3 5 5 2 5 5 4 5 4 211 107 104
2190 1096 1094
∑ 44 45 40 48 45 44 41 44 42 45 40 43 46 44 44 46 45 46 45 39 42 43 46 43 46 45 42 40 47 45 40 40 42 46 46 48 47 45 48 44 41 42 45 44 41 44 43 42 45 42 21900,799 0,872** 0,667* 0,651* 0,722* 0,716* 0,896** 0,651* 0,959** - 0,722* 0,790** 0,942** 0,799** 0,351 0,716* 0,839** 0,640* 0,647* 0,763* 0,770** 0,959** 0,799* 0,765* 0,678* 0,737* 0,687* 0,812** 0,726* -0,11 0,157 0,096 0,799** 0,616 0,647* 0,799** 0,651* 0,219 0,283 0,423 0,716* 0,753* 0,038 -0,377 0,084 0,547 0,716* 0,599 0,959** 0,763* 0,815*
0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632 0,632
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID TIDAK VALID VALID VALID TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID
0,9150,9556
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 B41 B42 B43 B44 B45 B46 B47 B48 B49 B50 ∑
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 244
R2 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 223
R3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 3 3 3 3 3 174
R4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 238
R5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 239
R6 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 218
R7 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 207
R8 3 4 2 5 5 4 3 5 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 3 3 4 3 4 4 5 4 5 4 3 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 194
R9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 242
R10 4 5 5 5 4 5 5 3 4 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 2 4 2 5 5 5 5 4 5 5 2 3 5 5 2 5 5 4 5 4 211
2190
VARIAN
ITEM0,4889 0,5 1,111 0,178 0,5 0,489 1,878 0,711 0,622 0,5 1,111 0,456 0,489 0,489 0,489 0,267 0,278 0,489 0,5 0,767 0,622 0,456 0,489 0,456 0,267 1,611 0,622 1,111 0,233 0,5 1,111 0,222 1,067 0,489 0,489 0,178 0,233 0,278 0,178 0,489 1,211 0,4 0,944 0,267 0,989 0,489 0,456 0,622 0,5 0,4
30
29,688889
532,222
0,5
0,963
N %
Valid 10 100,0
Excludeda
0 0,0
Total 10 100,0
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,963 50
Pearson r1/2 r1/2 (SPLIT HALF)
2190
Case Processing Summary
RELIABEL
HASIL UJI RELIABILITAS CRONBACH ALPHA (TRY OUT)
JUMLAH VARIAN ITEM
JUMLAH VARIAN TOTAL
APLHA CRONBACH
SPEARMAN BROWN
R TABEL
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in
Reliability Statistics
HASIL UJI VALIDTAS PEARSON PRODUCT MOMENT (TRY OUT)
NO BUTIR
RESPONDEN
PEARSON PRODUCT MOMENT
R TABEL
HASIL = VALID / TIDAK
NO BUTIR
RESPONDEN
HASIL
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 Total
R1 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 185
R2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 2 5 170
R3 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 157
R4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 175
R5 4 5 4 4 4 2 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 152
R6 4 4 5 1 5 4 2 5 4 5 5 4 4 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 2 5 4 1 5 5 5 5 5 5 4 2 4 165
R7 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 163
R8 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 5 5 4 5 2 5 4 4 4 5 4 5 174
R9 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 175
R10 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 163
R11 4 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 2 4 5 5 4 5 5 3 5 2 4 5 5 5 5 4 5 181
R12 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 181
R13 4 4 5 4 5 2 4 5 5 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 4 4 2 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 2 5 163
R14 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4 4 4 5 2 4 5 174
R15 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 158
R16 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 173
R17 5 5 4 2 4 3 2 5 3 4 4 4 5 2 5 5 5 3 5 4 5 5 5 2 5 5 3 2 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 2 3 156
R18 4 5 5 2 5 6 3 5 4 4 5 5 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 5 5 6 4 4 2 2 4 5 4 4 4 5 2 2 4 157
R19 4 5 5 1 5 5 2 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 2 5 4 1 4 4 4 4 3 4 4 5 3 164
R20 4 5 5 3 5 5 2 5 5 2 5 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 5 2 4 3 5 2 3 4 3 2 4 4 2 3 5 4 2 5 142
R21 5 5 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 5 2 4 4 4 5 4 2 3 146
R22 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 153
R23 4 4 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 5 4 4 4 4 2 5 144
R24 4 4 4 5 4 3 2 5 5 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 2 5 148
R25 5 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 3 4 144
R26 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 139
R27 3 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155
R28 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 5 4 2 5 5 4 5 3 4 5 4 5 2 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 2 5 2 3 157
R29 5 5 4 2 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 5 2 5 4 3 4 4 4 5 4 2 159
R30 4 5 3 2 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 2 4 4 4 4 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 4 163
R31 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 3 3 3 5 4 4 4 2 4 5 4 4 3 4 4 5 4 163
R32 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 169
R33 4 5 4 3 4 5 3 4 4 5 4 4 5 2 4 5 5 5 4 5 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 3 5 4 4 2 4 163
R34 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 2 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 4 163
R35 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 S 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 164
R36 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 184
R37 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 4 5 5 3 4 3 2 5 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 5 5 175
R38 4 5 5 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4 4 3 5 3 3 4 5 5 3 5 4 5 5 3 4 5 1 3 5 4 5 5 5 168
R39 4 5 3 4 3 4 4 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 4 3 5 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 165
R40 5 4 5 2 5 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 4 4 5 5 5 3 3 4 5 3 4 4 3 4 3 2 4 5 4 3 4 4 3 3 5 159
R41 4 4 3 3 3 3 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 3 5 2 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 157
R42 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 3 2 3 4 1 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 160
R43 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 49
R44 5 5 3 3 3 2 4 3 5 4 3 4 3 5 4 5 3 5 4 4 3 3 4 3 3 1 1 2 3 2 3 5 4 4 3 4 3 5 5 5 143
R45 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 5 3 3 3 2 4 4 5 5 158
R46 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 176
R47 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 2 2 5 5 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 2 3 4 5 4 4 166
R48 4 4 2 4 2 2 5 5 4 4 2 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 158
R49 5 4 2 5 2 4 5 4 3 4 2 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 5 5 2 5 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 2 4 5 4 4 164
R50 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 5 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 153
R51 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 183
R52 4 4 3 5 3 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 176
R53 5 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 178
R54 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 2 5 5 4 5 5 3 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 177
R55 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 174
R Hitung 0,51 0,46 0,6 0,41 0,59 0,56 0,59 0,47 0,52 0,74 0,56 0,59 0,59 0,49 0,68 0,69 0,59 0,4 0,58 0,75 0,64 0,57 0,39 0,43 0,51 0,4 0,476 0,53 0,656 0,599 0,52 0,59 0,392 0,49 0,633 0,569 0,496 0,58 0,494 0,577 8881
R Tabel 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,36 0,36 0,361 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
HASIL KUISIONER UJI INTI BEFORE
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36 B37 B38 B39 B40 Total
R1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193
R3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193
R4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193
R5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193
R6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R9 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R12 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 186
R13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R14 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193
R15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R17 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193
R18 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 193
R19 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 186
R20 5 5 5 5 3 5 3 4 3 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 170
R21 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 172
R22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R24 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 191
R25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R26 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 172
R27 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 173
R28 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 172
R29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 171
R30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
R32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 196
R33 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 146
R34 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 146
R35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 160
R36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 160
R37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 196
R38 5 4 4 3 3 3 5 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 3 3 5 170
R39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 195
R40 4 5 5 5 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 178
R41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 161
R42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 164
R43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 166
R44 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 166
R45 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 187
R46 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 189
R47 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 170
R48 4 1 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 167
R49 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 172
R50 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 171
R51 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 188
R52 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 172
R53 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 186
R54 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 170
R55 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 174
10094
Total 239 250 253 260 254 251 253 249 261 259 251 260 259 239 251 261 262 251 239 256 259 257 254 251 255 259 262 239 261 239 251 239 239 252 253 253 253 253 246 261 10094
R Hitung 0,568 0,7 0,81 0,69 0,77 0,8 0,83 0,82 0,65 0,64 0,53 0,62 0,65 0,56 0,48 0,69 0,62 0,42 0,59 0,7 0,59 0,69 0,85 0,35 0,82 0,69 0,587 0,714 0,681 0,777 0,77 0,74 0,707 0,85 0,832 0,829 0,826 0,665 0,581 0,553
R Tabel 0,361 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,36 0,36 0,361 0,36 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Keterangan VALID VALID VALID VALID VALID VALIDVALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
HASIL KUISIONER UJI INTI AFTER
Lampiran 6 r- Tabel Product Moment
Lampiran 7 t- Tabel Two Tail
0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001
df 0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002
41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171
Keterangan : Cek Kesehatan Pasien Prolanis Klinik Qita
Keterangan : Kegiatan Bimbingan Mental Agama
Keterangan : Kegiatan Kerajinan Tangan Yang Diikuti
Pasien Prolanis Klinik Qita
Keterangan : Foto Peneliti Bersama Dokter Elis