Distosia bahu pasca ekstraksi vakum.ppt

Post on 11-Feb-2016

58 views 1 download

Transcript of Distosia bahu pasca ekstraksi vakum.ppt

Distosia Bahu PascaEkstraksi Vakum

Penyaji Dr. IRWAN EKA PUTRA

Pembimbing: Dr. H. IDRIS HS, SpOG

Presentasi Kasus II

I. Rekam medik

- Ny S / 38 th / DK. Mrs : 21 Juli 2004, Pkl. 21.00 WIB - K.Utama : mau melahirkan dengan keluar air-air - RPP : 6 jam smrs keluar air-air, jernih,

R/ trauma (-), keputihan (-)perut mules menjalar kepinggang (+) jarang, darah lendir (+)

cukup bulan, gerakan anak (+) - R/ Sosek: sedang - R/ Gizi : baik

Menarche: 14 th/teratur/28 hariHPHT : 20-10-2003 TP : 27-07-2004 R. Obs : G1P0A0

R. Penyakit lalu (-)

Status presens:K.U. : baik, Sens CM. BB 90 kg. TB 150 cm. TD : 150/100 mmHg. PR : 92 x/mnt. RR : 20 x/m Temp: 37°C Anemis (-)

STATUS OBSTETRI21-07-2004. Pkl 21.00 Wib.

PL : Tifut 3 jbpx (36 cm), memanjang, puki terbawah kepala, 4/5. DJJ : 150 x/menit His 2X/10’/20”. TBJ : 3700 g.

VT : Portio lunak, posterior, eff. 100%, Ø 1 cm. Ketuban (-), jernih, bau (-) Terbawah kepala, H I-II, Penunjuk blm jelas

P.Panggul : kesan luas. (promontorium tak teraba)

DIAGNOSIS G1P0A0 hamil aterm dengan KPD 6 jam

inpartu kala I fase laten, JTH Pres kep.

Penatalaksanaan :R/ partus pervaginam Obs TVI, HIS, DJJ.Kosongkan kandung kemihInj Ampicillin 3 x 1 g (skin tes)Inj Luminal 100 mg IM.Akselerasi dgn pitosin drip sesuai protapEvaluasi partograf WHO

Tanggal 22-07-2004, pukul 05.00 WIB

A: G1P0A0 hamil aterm dengan KPD 14 jam inpartu kala I fase aktif, JTH preskepP: R/ partus pervaginam

T/ lain-lain teruskanEvaluasi partograf WHO

Tanggal 22-07-2004, pukul 13.00 WIB A: G1P0A0 hamil aterm dengan KPD 14 jam inpartu kala I fase aktif, JTH preskep P: Advis konsulen jaga bila tidak turun Ekstraksi Vakum

Tanggal 22-07-2004, pukul 14.30 WIB

A: G1P0A0 hamil aterm dengan KPD 14 jam inpartu kala II, JTH preskepP: Pimpin persalinan Tanggal 22-07-2004, pukul 16.30 WIB A: G1P0A0 hamil aterm dengan KPD 14 jam

inpartu kala II lama, JTH preskep P: Akhiri kala II dengan Ekstraksi Vakum

Pukul 14.30G1P0A0 hamil aterm + KPD 14 jam inpartu kala II,

JTH preskep

Pukul 16.30 G1P0A0 hamil aterm + KPD 14 jam inpartu kala II lama,

JTH preskep

Ekstraksi vakum

Suprapubik pressure

Wood screw manuever

Pukul 17.09Lahir bayi ♀ 4000g, 50 cm, AS 1/4/7 FT AGA

bayi rawat perinatologi

II. Permasalahan

1. Apakah kemungkinan terjadinya distosia bahu pada kasus ini dapat diprediksi sebelumnya ?

2. Mengapa penolong tidak dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya distosia bahu pada

kasus ini ?

1. Apakah kemungkinan terjadinya distosia bahu pada kasus ini dapat diprediksi sebelumnya?

- Kasus jarang, Insiden 0,15 – 1,1 % - Gross dkk (1987): 3 faktor - BBL,

- Fs Deselerasi memanjang,- Kala II memanjang.

- ADOPE : Age (>30 th). Diabetes. Obesitas. Posterm. Excessive weight gain

- Faktor resiko (-) distosia bahu (+)- Faktor resiko (+) distosia bahu (-)

-Faktor- faktor resiko :a. F. Progestasional :

- Panggul abnormal- Pernah melahirkan bayi besar,- Hamil usia lanjut / multiparitas.

b. F. Antepartum : - Makrosomia, DM, hamil lewat waktu, Pertambahan berat badan >> waktu hamil

c. F. Intrapartum :

- Kala II memanjang, Tetesan pitosin, EF atau EV.

2. Mengapa penolong tidak dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya distosia bahu pada kasus ini?

- TBJ 3700g dg panggul luas- Kala I lancar- Kemungkinan distosia bahu kecil

Data RS Parkland (1994) BBjanin Jumlah kelahiran. % D.bahu. < 3000g 2953 0 3001-3500g 4309 14(0.3). 3501-4000g 2839 28(1.0). 4001-4500g 704 38(5.4). > 4500g 91 17(9.0).

Jumlah 10.986 97(0.9).

Penatalaksanaan Distosia Bahu

a. Tekanan Supra pubik. b. Perasat Mc. Robert c. Perasat Woods(1943). d. Perasat Rubin (1964). e. Perasat Chavis (1979). f. Perasat Hibbard (1982). g. Zavanelli (1988) h. Mematahkan klavicula. I. Kleidotomi j. Simfisiotomi (1986).

Penatalaksanaan Distosia BahuMenurut ACOG

a. Melibatkan anestesi & anak b. Episiotomi lebar c. Tekanan Supra pubik. d. Perasat Mc.Robert e. Perasat Woods(1943). f. Posterior arm ekstraction g. Mematahkan klavicula. h. metode lain

III. Kesimpulan.

1. Diagnosis distosia bahu seharusnya sudah dapat diprediksi

2. Penolong tidak mempertimbangkan faktor lain yg cukup penting