Post on 23-Mar-2021
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
ROHMAD SAWALUDIN
NIM : K 7407128
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT
UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
ROHMAD SAWALUDIN
NIM : K 7407128
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Sudiyanto, M.Pd. NIP. 19570217 198109 1 001
Pembimbing II
Sohidin, SE, M.Si.Ak NIP. 1972018 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan Ketua
: Drs. Wahyu adi, M.Pd.
.............................
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M.
.............................
Anggota I
: Drs. Sudiyanto, M.Pd.
.............................
Anggota II
: Sohidin, SE, M.Si.Ak.
.............................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis
Tanggal : 23 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Wahyu adi, M.Pd.
.............................
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M.
.............................
Anggota I
: Drs. Sudiyanto, M.Pd.
.............................
Anggota II
: Sohidin, SE, M.Si.Ak.
.............................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Rohmad Sawaludin. PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni. 2011.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar
mata pelajaran akuntansi melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada
siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Sedangkan tujuan khusus yang
merupakan rincian dari tujuan utama pada penelitian ini adalah : (1) Untuk
menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment
pada mata pelajaran akuntansi, (2) untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui
penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi, (3) untuk
meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian Self
Assessment pada mata pelajaran akuntansi.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara
peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar sebanyak 36 siswa. Sedangkan
teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, angket sederhana,
tes, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan
teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa meskipun belum optimal. Hal ini ditunjukkan
oleh pencapaian indikator prestasi belajar siswa yang mencapai 75,00% dari
kondisi awal sebesar 52,78%. Indikator konsep diri baru mencapai 66,91%, rasa
percaya diri siswa sebesar 69,85%, dan motivasi berprestasi siswa sebesar 68,88%
dari 70% yang ditargetkan. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan
oleh hasil belajar siswa yang telah mencapai 91,67%, disertai adanya penguatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
konsep diri mencapai 73,54%, peningkatan rasa percaya diri siswa sebesar
76,14%, dan peningkatan motivasi berprestasi siswa sebesar 77,94%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi teknik penilaian
Self Assessment dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal disertai
adanya pengutan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi
berprestasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Rohmad Sawaludin. APPLICATION OF THE SCORING TECHNI QUE OF SELF ASSESSMENT TO IMPROVE THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENT OF SOCIAL PROGRAM I O F SMA NEGERI 2 KARANGANYAR IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR . Thesis. Surakarta: School Of Teacher Training And Education. Sebelas Maret University of Surakarta.2011
This research is aimed at improving the learning achievement in
accounting major by applying the scoring technique of Self Assessment of the
eleventh grade student of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar. The
aims of the research consisist of three steps. The first aim is to strength the Self
Concept of students by applying the scoring technique of Self Assessment in
accounting major. The second is to improve the Self Confidence of student by
applying the scoring technique of Self Assessment in accounting major. The last
aim of this research is to improve the motivation of students in achievement
accounting major.
The method of this research is Classroom Action Research (CAR). This
research is held cooperatively between the researcher, the teacher, and the
participation of students of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar in
2010/2011 academic year. The techniques of collecting data are observation,
simple questionnaire, evaluation test and documentation.
Based on research, the first cycle shows that the application of the scoring
technique of Self assessment san improve the larning achievement of student. This
statement is based on the indication of learning achievement of student which
improve. Before applying the scoring technique of Self Assessment, it is 52,78%
and after applying this technique, it improves in to 75,00%. The new indication of
Self Concept is 66,91%. The students Self Confidence is 69,85% and the
motivation of students in achievement is 68,88% while the target is 70%. The
result of research in the second cycle shows that the application the scoring
technique of the Self Assessment can improe the learning achievement of students
optimally. This statement is based on the result of learning activity of students
improve 91,67%. The Self Concept of student also improve into 73,54%, the Self
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Confidence increase to 76,14%, and improvement of the students motivation is
77,94%.
The result oh this research shows that the implementation of shoring
technique of Self Assessment can improve the learning achievement of students
optimally and also can improve the Self Concept, Self Confidence, and their
Motivation in learning activity.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
MOTTO
“Sesungguhnya Alloh tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga
Mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”
(Qs. Ar-Rad : 11)
“No Action! Nothing Happen!”
( Tung Desem Waringin)
“Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka; namun terkadang kita
melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak
melihat pintu lain yang telah terbuka”
(Alexander Graham Bell)
“ Bukan kecedasan saja yang akan membawa sukses,
tetapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras,
dan keberanian untuk percaya akan kemampuan diri sendiri”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang,
cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
� Orang Tua penulis (Ibu dan Bapak) untuk dukungan,
motivasi, doa, materi dan selalu mendampingi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
� Keluarga besar penulis atas doa dan motivasi yang luar
biasa selama ini.
� Ibu Sugiatmi, S.Pd, serta keluarga besar SMA Negeri 2
Karanganyar yang telah banyak membantu pelaksanaan
penelitian ini.
� Teman- teman terbaik, CAKA 2007
� Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
skripsi ini.
� Almamater UNS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia
rancangannya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini
dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk
bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin
penelitian skripsi kepada penulis.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua Bidang Keahlian Akuntansi yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
4. Drs. Sudiyanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan
semangat, bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi
terselesaikannya skripsi ini dan selaku Pembimbing Akademik yang dengan
sabar membimbing penulis sejak tahun-tahun awal studi.
5. Sohidin, SE, M.Si.Ak. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberikan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian
Khusus Akuntansi yang dengan tulus menyampaikan ilmunya kepada penulis.
7. Bapak Drs. Wagiman, selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Sugiatmi, S.pd. selaku guru pengampu Akuntansi kelas XI SMA Negeri 2
Karanganyar yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
9. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah berpartisipasi
melaksanakan pembelajaran dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dan penuh keceriaan baik di dalam maupun di luar kelas.
10. Teman-teman Akuntansi’07 atas bantuan, dan kerjasamanya selama ini.
11. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga amal kebaikan semua pihak
yang telah membantu tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Surakarta, Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
HALAMAN REVISI ...................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. viii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... x
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjuan Pustaka ......................................................................... 10
1. Hakikat Penilaian ................................................................ 10
a. Pengertian Penilaian ....................................................... 10
b. Tujuan Penilaian ............................................................ 10
c. Kriteria Penilaian ........................................................... 11
d. Aspek Penilaian ............................................................. 12
e Jenis-Jenis Penilaian ....................................................... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
2. Hakikat teknik Self Assessment ........................................... 16
a. Pengertian teknik Self Assessment ................................. 16
b. Kelebihan dan Kelemahan teknik Self Assessment ........ 17
c. Prosedurteknik Self Assessment ..................................... 19
3. Konsep Diri ................................................................. ....... 22
a. Pengertian Konsep Diri .................................................. 22
b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri....... ................... 22
c. Karakteristik Konsep Diri......................................... ..... 24
4. Rasa Percaya Diri ................................................................ 25
a. Pengertian Rasa Percaya Diri ......................................... 25
b. Karakteristik Rasa Percaya Diri ..................................... 26
5. Motivasi Berprestasi............................................................ 28
a. Pengertian Motivasi Berprestasi .................................... 28
b. Jenis-Jenis Motivasi ....................................................... 29
c. Karakteristik Motivasi Berprestasi ................................ 30
7. Hakikat Prestasi Belajar ...................................................... 31
a. Pengertian Prestasi Belajar ............................................ 31
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 32
8. Hakikat Akuntansi .............................................................. 34
a. Pengertian Akuntansi ..................................................... 34
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 35
C. Kerangka Pemikiran .................................................................. 36
D. Hipotesis Tindakan.................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 39
1. Tempat Penelitian ............................................................... 39
2. Waktu Penelitian ................................................................ 39
B. Subyek dan Obyek penelitian ................................................... 40
1. Subyek penelitian ............................................................... 40
2. Obyek penelitian ................................................................. 40
C. Metode Penelitian...................................................................... 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
D. Teknik Pengumpulan Data.. ..................................................... 44
E. Prosedur Penelitian.................................................................... 45
F. Proses Penelitian ....................................................................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................... 51
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
SMA Negeri 2 Karanganyar ..................................................... 55
C. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 57
D. Pembahasan ............................................................................... 89
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................................... 96
B. Implikasi .................................................................................... 97
C. Saran .......................................................................................... 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ............................. 39
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa............................................... 49
Tabel 3. Nilai Tes Siswa kelas XI IPS 1 Kondisi Awal ............................... 57
Tabel 4. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I ............................ 66
Tabel 5. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus II .......................... 81
Tabel 6. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I dan II ................. 86
Tabel 7. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa .............................. 109
Tabel 8. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa ..................... 112
Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ................ 115
Tabel 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1 dan II ........ 118
Tabel 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 2 Karanganyar..................... 120
Tabel 12. Daftar Guru Bidang Studi SMA N 2 Karanganyar ......................... 121
Tabel 13. Kriteria Penilaian Jurnal Penutup ................................................... 140
Tabel 14. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1 ................... 165
Tabel 15. Kriteria Penilaian Neraca Saldo Setelah Penutupan ....................... 183
Tabel 16. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I danII .......... 213
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ..................... 38
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ........................ 42
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Neger 2 Karanganyar........................... 52
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian .................................................................. 90
Gambar 5. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus I ....................... 129
Gambar 6. Peta Konsep Jurnal Umum ............................................................ 137
Gambar 7. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus II ..................... 172
Gambar 8. Peta Konsep Neraca Saldo Setelah Penutupan .............................. 180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 .................................................................. 102
Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian
Self Assessment ........................................................................ 104
Lampiran 3. Pedoman Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik
Penilaian Self Assessment Siswa ............................................. 106
Lampiran 4. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa ....................... 109
Lampiran 5. Angket Rasa Percaya Diri Siswa .............................................. 110
Lampiran 6. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa ............. 112
Lampiran 7. Angket Rasa Percaya Diri Siswa .............................................. 113
Lampiran 8. Pedoman Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ........................ 115
Lampiran 9. Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ........................................ 116
Lampiran 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah
Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment ........................... 118
Lampiran 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar ...... 120
Lampiran 12. Susunan Personalia SMA Negeri 2 Karanganyar ..................... 121
Lampiran 13. Catatan Lapangan 2 .................................................................. 124
Lampiran 14. Dokumentasi ............................................................................. 129
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 131
Lampiran 16. Peta Konsep Jurnal Penutup ..................................................... 137
Lampiran 17. Lampiran Materi Pembelajaran ................................................ 138
Lampiran 18. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Siklus I ............... 140
Lampiran 19. Soal Diskusi (Jurnal Penutup) .................................................. 141
Lampiran 20. Kunci Jawaban Diskusi (Jurnal Penutup) ................................. 142
Lampiran 21. Soal Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup .............................. 143
Lampiran 22. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup ............. 144
Lampiran 23. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian
Self Assessment Siklus I .......................................................... 146
Lampiran 24. Angket Konsep Diri Siswa Siklus I .......................................... 150
Lampiran 25. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus I ................................. 155
Lampiran 26. Angket Motivasi Berprestasi Siswa Siklus I ............................ 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
Lampiran 27. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Penerapan
Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I ............................... 165
Lampiran 28. Catatan Lapangan 3 .................................................................. 167
Lampiran 29. Dokumentasi Siklus II .............................................................. 172
Lampiran 30. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ......................................... 174
Lampiran 31. Peta Konsep Neraca Saldo Setelah Penutupan ......................... 180
Lampiran 32. Lampiran Materi Pembelajaran ............................................... 181
Lampiran 33.Tujuan Pembelajaran dan Kriteria PenilaianSiklus II ............... 183
Lampiran 34. Soal Diskusi (Neraca Saldo Setelah Penutupan) ...................... 184
Lampiran 35. Kunci Jawaban Diskusi ............................................................ 185
Lampiran 36. Soal Evaluasi Akhir Siklus II ................................................... 187
Lampiran 37. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus II .................................. 191
Lampiran 38. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Self Assessment
Siklus II .................................................................................... 194
Lampiran 39. Angket Konsep Diri Siswa Siklus II......................................... 198
Lampiran 40. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus II ............................... 203
Lampiran 41. Angket Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ........................... 208
Lampiran 42. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik dan Setelah Penerapan
Teknik Penilaian Self Assessment Siklus II ............................. 213
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa atau
pebelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran adalah usaha
yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya sehingga
terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan tingkah laku pada diri peserta
didik. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu dan
memudahkan peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan suatu kualitas dalam
pembelajaran guna menunjang pengembangan kemampuan peserta didik dalam
meningkatkan prestasi belajarnya.
Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting
yang harus diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran. Guru selaku pendidik
harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih
mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan berkualitas.
Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan
seluruh komponen utama proses belajar mengajar yaitu guru, siswa, interaksi
antara keduanya, dan ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran. Unsur-
unsur ini meliputi: perumusan tujuan pembelajaran yang jelas, pemberian materi
pelajaran yang runtut, penerapan metode pembelajaran tepat dan inovatif,
penggunaan media pembelajaran yang sesuai, pemakaian sumber belajar yang
beragam, serta penerapan teknik penilaian yang tepat. Kesemua unsur-unsur
pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Permasalahan yang terjadi selama ini, guru masih kesulitan menciptakan
pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya pada pembelajaran akuntansi di
sekolah. Pembelajaran lebih didominasi oleh peran guru sehingga siswa hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
menjadi obyek pembelajaran, bukan sebagai subyek pembelajaran. Ketersediaan
sarana dan prasarana sekolah juga seringkali menyebabkan guru tidak maksimal
dalam melaksanakan pembelajaran.
Di lain pihak, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satunya
yaitu penyempurnaan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan sekolah
diberbagai daerah. Penyempurnaan kurikulum ini mencakup perbaikan unsur-
unsur dalam pembelajaran yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3)
metode pembelajaran, (4) media pembelajaran, dan (5) evaluasi pembelajaran.
Perbaikan unsur-unsur tersebut diharapkan dapat membantu upaya guru dalam
menciptakan suatu pembelajaran yang berkualitas.
Namun kenyataan yang terjadi selama ini guru belum dapat menciptakan
pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar
siswa yang masih dibawah KKM. Pembelajaran yang dilakukan kemungkinan
seringkali mengabaikan keterlibatan unsur-unsur pembelajaran yang tepat,
misalnya: guru seringkali tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa,
penyampaian materi yang tidak runtut, penerapan metode pembelajaran yang
masih konvensional, penggunaan media pembelajaran yang terbatas, pemakaian
sumber belajar yang sedikit, dan pelaksanaan kegiatan penilaian yang masih
sebatas mengukur aspek kognitif bukan pada aspek afektif dan psikomotorik serta
sekedar untuk mendapatkan nilai atau angka ketuntasan belajar siswa.
Pelaksanaan pembelajaran yang kurang berkualitas ini kemungkinan yang
menyebabkan menurunnya tingkat motivasi dan minat belajar siswa khususnya
pada mata pelajaran akuntansi yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar, menunjukkan hasil pencapaian belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi masih dibawah rata-rata KKM (kriteria Ketuntasan Minimal)
yaitu 70,00. Pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 52,78%
atau sekitar 19 dari 36 siswa dalam satu kelas. Padahal pembelajaran dikatakan
berhasil apabila mencapai ketuntasan hasil belajar sekitar 80% atau sekitar 28 dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
36 siswa dalam kelas tersebut. Dari data ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
akuntansi siswa masih rendah.
Minat dan motivasi siswa untuk belajar akuntansi masih rendah. Hal
tersebut tampak dalam tingkah laku siswa ketika pelajaran akuntansi berlangsung.
Siswa cenderung lebih menikmati berbicara dengan teman-teman mereka
dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru yang ada di depan kelas. Siswa
terkesan malas untuk belajar, bahkan ada siswa yang mengantuk dan tertidur di
kelas. Pemahaman konsep diri beberapa siswa juga belum tampak. Siswa belum
mampu melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Siswa
cenderung mengemukakan bahwa akuntansi adalah pelajaran yang sangat sulit
dan membingungkan. Padahal dengan melihat kemampuan yang mereka miliki
semestinya pelajaran akuntansi dapat menjadi pelajaran yang mudah dan
menyenangkan. Keadaan seperti ini yang membuat tingkat kepercayaan diri siswa
tidak berkembang. Siswa seringkali tidak percaya terhadap kemampuan mereka
sendiri dalam menjawab pertanyaan dari guru. Siswa cenderung diam dan
tersenyum ketika mendapatkan pertanyaan dari guru tanpa adanya upaya mereka
untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Ditinjau dari metode pembelajaran yang digunakan, guru kelas masih
menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Guru lebih
mendominasi kegiatan belajar mengajar dikelas. Guru juga banyak memberikan
penjelasan daripada mencari tahu sejauh mana siswa bisa menerima dan
memahami informasi yang disampaikan. Pembelajaran menjadi semakin tidak
terarah karena guru tidak merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas. Hasilnya
siswa cenderung pasif dan tidak dapat mengungkapkan pendapat mereka tentang
pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Kegiatan penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan tujuan penilaian
yang seharusnya. Guru hanya sekedar menilai hasil pekerjaan yang dikerjakan
siswa tanpa adanya evaluasi di akhir kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak
dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan penilaian sehingga siswa tidak
mengetahui prosedur penilaian yang dilakukan guru. Hal ini membuat siswa
cenderung hanya berpikir untuk mengerjakan tugas saja tanpa dapat mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Padahal dengan mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri, dapat membuat siswa lebih
termotivasi untuk memperbaiki prestasi belajar mereka. Adanya teknik penilaian
yang tepat akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengetahui seberapa
jauh tingkat pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Penerapan
teknik penilaian yang tepat juga akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi
berprestasi siswa dalam upaya memperoleh nilai yang maksimal khususnya pada
mata pelajaran akuntansi.
Penilaian nampaknya menjadi bagian yang sangat penting dalam
kegiatan pembelajaran. Selain untuk mendapatkan informasi dan data mengenai
tingkat keberhasilan siswa, penilaian dapat pula dijadikan sebagai suatu cara
untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran lebih efektif. Penggunaan teknik
penilaian yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penerapan teknik
penilaian dapat menjadi alternatif strategi selain metode pembelajaran. Namun
permasalahan yang terjadi selama ini, kemampuan guru dalam menyiapkan dan
melakukan penilaian masih kurang. Bahkan masih banyak guru yang belum
memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem penilaian yang sesuai dengan
penerapan kurikulum yang berlaku. Selama ini, upaya guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa masih berfokus pada implementasi metode pembelajaran.
Akan tetapi, penerapan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru terkadang
belum mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
adalah penilaian. Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan
pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran maupun kualitas penilaiannya. “Penilaian
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur
prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional
(Oemar Hamalik, 2010: 146).
Setiap kegiatan manusia sehari-hari pada dasarnya pasti memerlukan dan
menerapkan penilaian, begitu pula pada kegiatan pembelajaran. Namun demikian,
belum tentu guru melaksanakan penilaian secara efektif dan tepat. Oleh karena itu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
beberapa pakar (Rolheiser and Ross, 2001; Race, 2001; Mc. Alpine, 2000; Boud,
1994; Griffin dan nix, 1991) mengemukakan pendapat umum untuk
mengembangkan teknik penilaian Self Assessment lebih efektif pada individu
yang belajar.
Self Assessment memilki kelebihan yang dapat dibandingkan dengan
teknik penilaian lainnya. Teknik penilaian ini memungkinkan pebelajar untuk
merefleksikan peningkatan belajar mereka dan membantu pebelajar dalam
mengembangkan, menilai, mengkritisi proses dan hasil belajarnya, membantu
pembelajar dalam menentukan kriteria untuk menilai hasil belajarnya, dan sebagai
syarat yang diperlukan dalam pembelajaran untuk menentukan tingkat kelulusan.
Race (2001: 10) menjelaskan “keuntungan dari pelaksanaan Self Assessment yaitu
untuk menambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam menilai,
membantu siswa menjadi pebelajar mandiri, dan membantu mengembangkan
ketrampilan siswa yang berkaitan dengan pembelajaran sepanjang hidup (life long
learning)”.
Teknik penilaian Self Assessment dapat menjadi salah satu metode yang
dapat diterapkan untuk memotivasi pebelajar. Dengan menilai usaha mereka
sendiri, pebelajar dapat memperoleh pemahaman terhadap masalah yang mereka
hadapi. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpuasan mereka
terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru karena persepsi pebelajar terhadap
usahanya sendiri tidak selalu sejalan dengan persepsi guru terhadap usaha
pebelajar. Self Assessment menuntut kejujuran pebelajar, hubungan antara
pebelajar dan pengajar perlu dibangun sejak awal proses kegiatan belajar
mengajar (Griffin dan nix, 1991: 64).
Dalam pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment, Rolheiser (2001: 9)
mengemukakan instruksional strategi dan alat untuk mengajar Self Evaluation
yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) melibatkan siswa dalam mendefinisikan
kriteria, (2) mengajarkan siswa bagaimana menerapkan kriteria, (3) memberikan
umpan balik pada siswa mengenai evaluasi diri mereka, dan (4) membantu siswa
menggunakan data evaluasi untuk mengembangkan rencana aksi berikutnya.
Dalam pelaksanaan Self Assessment, guru tidak diperbolehkan terlibat langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dalam penilaian. Guru bertindak sebagai fasilitator yang berperan mengarahkan
siswa dalam kegiatan penilaian.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment terkait dengan perkembangan
kepribadian siswa memiliki beberapa manfaat khusus, salah satunya menguatkan
konsep diri siswa. Teknik penilaian ini dapat memberikan ruang bagi siswa
untuk mengetahui potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Siswa dapat
berusaha memperbaiki kekurangan dan meningkatkan potensi yang ada
dalam diri mereka sehingga perlahan konsep diri mereka akan terbangun
secara positif. Teknik penilaian ini dapat pula menjadi sarana introspeksi
diri bagi siswa. Melalui teknik penilaian Self Assessment siswa dapat mengetahui
permasalahan mereka, menerima kelebihan dan kekurangan, dan dapat
mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya,
peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki
prestasi belajar akuntansi siswa. Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik
mengadakan penelitian dengan judul “ Penerapan Teknik Penilaian Self
Assessment Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa
Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut :
1. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan karena perumusan tujuan pembelajaran yang kurang jelas.
2. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan penerapan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
tepat.
3. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan penerapan teknik penilaian yang belum melibatkan siswa dalam
setiap tahapan penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
4. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan karena faktor dari siswa yaitu kurang mempunyai motivasi diri
dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
C. Pembatasan Masalah
Dengan mempertimbangkan segi ketajaman masalah dari beberapa
masalah yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa dan agar supaya
permasalahan dan pembahasan dalam penelitian peningkatan prestasi belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran
2010/2011 lebih terarah dan jelas, maka penelitian ini memberikan batasan pada
masalah yaitu :
“Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan
disebabkan penerapan teknik penilaian yang digunakan guru belum melibatkan
siswa dalam setiap tahapan pelaksanannya, sehingga perlunya pemanfaatan teknik
penilaian yang lebih tepat yaitu teknik penilaian Self Assessment dalam proses
pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Rumusan masalah utama:
”Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa?”
Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, maka rumusan masalah
utama dalam penelitian ini dapat diperinci kedalam beberapa rumusan masalah
khusus sebagai berikut:
Rumusan masalah khusus:
1. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
menguatkan konsep diri siswa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa?
3. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
meningkatkan motivasi berprestasi siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
Tujuan utama:
”Meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan teknik
penilaian Self Assessment”
Tujuan khusus:
1. Untuk menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self
Assessment pada mata pelajaran akuntansi.
2. Untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa melalui penerapan teknik
penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi.
3. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian
Self Assessment pada pada mata pelajaran akuntansi.
F. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada dunia pendidikan.
Dengan demikian, manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi manfaat teoritis
dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
penerapan sistem penilaian melalui berbagai teknik penilaian berbasis kelas,
khususnya teknik penilaian Self Assessment dan sebagai bahan referensi
peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan
prestasi belajar dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dalam
pembelajaran di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Penerapan teknik penilaian Self Assessment ini diharapkan dapat
menambah pemahaman, pengalaman, dan melatih siswa dalam melakukan
penilaian hasil belajar mereka serta membantu siswa dalam menguatkan
konsep diri, meningkatkan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi
siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan
pengalaman berharga bagi guru tentang penerapan teknik penilaian Self
Assessment dan merekomendasikan kepada guru lain agar menerapkan
teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran, karena teknik
penilaian ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan
pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam penerapan teknik penilaian
Self Assessment sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Penilaian
a. Pengertian Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan
menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit,
pandai atau bodoh dan sebagainya (Anas Sudijono, 1995: 37). Abdul Majid
(2008: 185) mengemukakan bahwa “Penilaian (assessment) adalah kegiatan
yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil
belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar”.
Sarwiji Suwandi (2008: 15) mengemukakan bahwa “Penilaian adalah suatu
proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan
telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan”. Menurut Nana
Sudjana (1989: 3), “Inti penilaian adalah proses memberikan nilai kepada
objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian penilaian yang
telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah
suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa yang disesuaikan dengan kriteria tertentu guna
mengambil keputusan mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian hasil
belajar siswa yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses,
kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa sekaligus sebagai umpan balik
bagi guru agar dapat digunakan untuk menyempurnakan strategi pembelajaran
selanjutnya guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Tujuan Penilaian
Setiap kegiatan atau aktivitas yang terencana pasti mempunyai tujuan
yang hendak dicapai. Begitu pula dengan kegiatan penilaian. Menurut Baxter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
yang dikutip Sarwiji Suwandi (2008: 16) mengemukakan sejumlah alasan
mengenai pentingnya penilaian dalam pembelajaran, sebagai berikut:
1) Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya
2) Kedua, mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu
3) Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa.
Untuk melengkapi tujuan penilaian tersebut, Abdul Majid (2008 : 187)
mengemukakan tujuan penilaian sebagai berikut:
1) Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menulusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
2) Pengeceken (checking-out), yaitu mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
3) Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
4) Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum ataukah belum.
Penilaian sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran mempunyai
tujuan untuk melihat, mengevaluasi, dan menyimpulkan sejauh mana tingkat
kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa selama mengikuti proses
pembelajaran. Penyelenggaraan penilaian juga dimaksudkan untuk mencari dan
menemukan hal-hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan dalam proses
pembelajaran. Hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan tersebut selanjutnya
dijadikan sasaran perbaikan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai
yaitu peningkatan prestasi belajar siswa.
Hasil penilaian yang diperoleh selama proses pembelajaran harus
dapat dipahami, bersifat obyektif dan dapat diandalkan kebenarannya. Hasil
penilaian juga harus mampu merefleksikan dan menggambarkan keadaan siswa
yang sebenarnya sehingga tujuan penyelenggaraan penilaian dapat tercapai
c. Kriteria Penilaian
Penilaian merupakan salah satu bagian yang penting dalam rangkaian
proses pembelajaran. Dapat dikatakan baik tidaknya kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
ditentukan oleh penilaian. Oleh karena itu, untuk menunjang kebenaran dari
hasil penilaian, maka penilaian yang dilakukan harus mempertimbangkan
kriteria penilaian yang tepat. Dalam Depdiknas (2003: 37) disebutkan kriteria
penilaian antara lain:
1) Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
2) Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang berlangsung.
3) Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran.
4) Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya pemberian umpan balik, memberikan laporan pada orang tua dan pemberian informasi pada siswa tentang tingkat keberhsilan belajarnya.
5) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas siswa, misalnya tes tertulis uraian, portofolio, hasil karya siswa, observasi dan lain-lain.
6) Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes. 7) Mengacu pada prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang kepada
siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan mampu dilakukannya.
8) Tidak bersifat diskriminasi, yakni untuk memilih-milih mana siswa yang berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran.
Kriteria penilaian sangat dibutuhkan dalam proses penilaian. Dalam
setiap penilaian kriteria digunakan sebagai seperangkat konsep untuk
menciptakan standar penilaian yang jelas dan dapat membantu siswa dalam
mengukur dan menilai tingkat kemampuan mereka. Kualitas hasil penilaian
juga dapat dilihat dari kriteria yang digunakan. Semakin baik penerapan
kriteria dalam praktek penilaian maka memungkinkan keandalan dan kualitas
hasil penilaian tersebut. Sebagai salah satu unsur yang penting dalam
pembelajaran, penilaian semestinya dilakukan sebaik mungkin dan mengacu
pada kriteria-kriteria penilaian yang ada.
d. Aspek Penilaian
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka penilaian
hasil belajar memiliki sasaran berupa aspek-aspek yang terkandung dalam
tujuan pendidikan. Aspek penilaian merupakan daerah hasil yang ingin dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dalam pelaksanaan penilaian. Aspek tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: (1)
aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif pada umumnya berhubungan dengan pengetahuan,
kemampuan berfikir termasuk kemampuan untuk memahami, menghafal,
mengaplikasi, menganalisis dan mengevaluasi (Mimin Haryati 2009: 23).
2) Aspek psikomotor
Aspek psikomotor berhubungan dengan kecakapan atau ketrampilan yang
dikuasai. Kemampuan ini melibatkan kerja otot dan kekuatan fisik seperti
menulis, memukul, melompat, dan sebagainya (Mimin Haryati, 2009: 26).
3) Aspek afektif
Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Karakteristik ranah
afektif yang penting diantaranya: sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral
(Mimin Haryati, 2009: 38).
e. Jenis-Jenis Teknik Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses yang mencakup semua metode yang
dipakai untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik, menginterpretasikan hasil belajar peserta didik, dan
sebagai bahan perencanaan pembelajaran berikutnya. Dalam pelaksanaanya,
penilaian dilakukan dengan berbagai teknik. Rust (2002: 1) mengemukakan
jenis-jenis teknik penilaian yaitu: (1) Essay, (2) Assignment, (3) Individual
Project, (4) Group Project or assignment, (5) Dissertation, (6) Examination,
(7) Viva, (8) Performance, (9) Self and Peer Assessment.
1) Essay (Esai)
Essay merupakan bentuk teknik penilaian dengan menuliskan jawaban dari
pertanyaan kedalam bentuk prosa. Obyek dari teknik Essay harus dapat
didiskusikan, dievaluasi, dianalisa, disimpulkan dan dikritik.
2) Assignment (Penugasan)
Assignment merupakan tugas belajar yang diberikan kepada siswa dengan
memberikan kebebasan bagi siswa untuk memecahakan permasalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
melalui pembelajaran yang dilakukan secara independent (bebas). Hasil
dari penugasan ini dapat berupa laporan, artikel, cuplikan penelitian,
ulasan buku, dan sebagainya.
3) Individual Project (Proyek Individu)
Individual Project merupakan salah satu teknik penilaian dengan cara
pengajuan sebuah tema oleh siswa kepada guru yang dilanjutkan dengan
investigasi yang mendalam.
4) Group project or Assignment (Proyek atau Penugasan Kelompok)
Group project or Assignment merupakan suatu tugas atau proyek yang
dibebankan secara kolektif kepada beberapa kelompok siswa yang belajar
bersama.
5) Dissertasion (Disertasi)
Dissertasion merupakan presentasi tertulis dari hasil sebuah penelitian
yang umumnya mengambil bentuk Essay yang dijabarkan dalam uraian
yang mencerminkan berbagai temuan dari penelitian yang dilakukan.
6) Examination (Ujian)
Examination dapat diterapkan dalam berbagai macam bentuk. Examination
dilakukan dalam waktu singkat dan dalam kondisi yang diawasi untuk
memastikan pengerjaan masing-masing siswa. Ada beberapa macam
examination yang biasa digunakan:
a) Seen
Seen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan
lebih awal dari waktu yang ditentukan.
b) Open-book (membuka buku)
Open-book merupakan jenis Examination yang dilakukan dengan
memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuka buku pada
waktu Examination itu dilakukan.
c) Unseen
Unseen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan
pada saat Examination dilakukan, sehingga biasanya siswa harus
belajar semua materi yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d) MCQ (Multiple Choice Question)
Multiple Choice Question merupakan jenis Examination dengan
menggunakan soal pilihan ganda.
7) Viva
Viva merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan mengkombinasi
beberapa teknik diatas. Model ini tepat untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan dan pemahaman siswa (dan memungkinkan keterlibatan
mereka dalam sebuah kerja kelompok dan kontribusi alamiah).
8) Performance (Pertunjukkan)
Dalam beberapa kasus yang menyangkut hasil praktek, cara yang paling
mungkin untuk menilai apakah sebuah hasil telah dipelajari adalah dengan
melihat Performance siswa secara actual. Siswa diminta mempertunjukkan
hasil pekerjaan mereka secara singkat.
9) Self and peer Assessment (Penilaian Diri dan Sejawat)
Self and peer Assessment merupakan teknik penilaian yang melibatkan
para siswa untuk menilai sejauhmana tingkat pengetahuan mereka dengan
menerapkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Ada bukti kuat
yang menyatakan bahwa melibatkan para siswa dalam proses penilaian
dapat memberikan keuntungan edukasi yang besar. Sebuah keuntungan
tambahan adalah siswa lebih termotivasi dalam aktivitas pembelajaran
karena mereka menerima umpan balik.
Ada beberapa jenis teknik penilaian yang dapat digunakan dalam
proses pembelajaran. Pemilihan jenis teknik penilaian semestinya disesuaikan
dengan kondisi dan situasi belajar siswa. Pada hakikatnya semua jenis teknik
penilaian adalah baik. Namun, ketidaktepatan pemilihan teknik penilaian pada
suatu situasi belajar tertentu dapat membuat hasil dan kualitas penilaian
menjadi kurang dapat untuk diandalkan. Dalam pelaksanaanya, tentu setiap
jenis teknik penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Demikian juga
dengan teknik penilaian Self assessment. Teknik penilaian ini merupakan
teknik penilaian yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat menjadi
subyek dalam pembelajaran dan bukan hanya sebagai obyek dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
pembelajaran. Siswa dilatih untuk mampu menentukan kriteria ketuntasan
belajar mereka, menerapkan kriteria, sampai dengan menilai pekerjaan mereka.
Berdasar keunggulan tersebut, teknik penilaian Self assessment dapat menjadi
salah satu alternatif pilihan bagi guru dan siswa dalam upaya peningkatan
prestasi belajar siswa.
2. Hakikat Self Assessment
a. Pengertian Self Assessment
Self Assessment merupakan teknik penilaian yang berpusat pada
siswa. Teknik penilaian ini melibatkan siswa dalam merencanakan
pembelajaran mereka, merumuskan kriteria dan menilai hasil belajarnya
sendiri. Siswa menilai kualitas kinerjanya sendiri dan mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dirinya untuk tujuan perbaikan di masa depan.
Manuel London (1995: 183) mengemukakan bahwa “Self assessment
adalah bagaimana seseorang melihat kekuatan dan kemampuan pada dirinya”.
Rolheiser & Ross (2001: 2) yang menyebutkan Self assessment menggunakan
istilah Self Evaluation, mengemukakan, “Self Evaluation didefinisikan sebagai
mahasiswa menilai kualitas pekerjaan mereka, berdasarkan bukti dan kriteria
eksplisit, untuk tujuan melakukan pekerjaan yang lebih baik di masa depan”.
Klenowski yang dikutip oleh John A. Ross (2006: 1), mendefinisikan Self
Assessment sebagai "Evaluasi atau penilaian dari salah satu kinerja dan
identifikasi salah satu kekuatan dan kelemahan dengan maksud untuk
meningkatkan hasil belajar seseorang”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Self
Assessment merupakan suatu teknik penilaian dimana individu menilai
kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri mereka dengan menilai diri
sendiri sesuai dengan kriteria yang telah dibuat untuk tujuan meningkatkan
prestasi belajar.
Self Assessment penting dilakukan dalam proses pembelajaran.
Penerapan teknik ini diharapkan dapat memberikan pelatihan bagi peserta didik
dalam menilai dirinya sendiri. Selain itu, dengan penerpan Self Assessment juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
memungkinkan peserta didik untuk merefleksikan kemajuan mereka. Refleksi
ini memungkinkan peserta didik untuk mengambil kontrol yang lebih besar
dalam proses belajarnya.
b. Kelebihan Dan Kelemahan Self Assessment
Penerapan teknik Self Assessment dalam berbagai bidang memang
mempunyai beberapa manfaat yang besar. Begitu juga dalam pembelajaran,
penerapan teknik Self Assessment dapat membantu siswa dalam memperoleh
informasi mengenai kebenaran kemampuan yang dimilikinya. Menurut Ross
(2006: 1) Self Assessment memiliki beberapa kelebihan diantaranya:.
1) Self Assessment dapat menyediakan informasi tentang prestasi belajar yang sesuai dengan penilaian yang tidak dapat dilakukan oleh guru.
2) Self Assessment juga berperan dalam peningkatan pretasi belajar siswa dan perbaikan perilaku.
3) Penerapan Self Assessment dapat melatih siswa dalam menilai pekerjaannya termasuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dapat dikurangi dengan peran guru.
Rolheiser dan Ross (2001: 20) yang menyebutkan Self Assessment
dengan istilah Self Evaluation mengemukakan ada tiga kelebihan yang
diperoleh siswa dalam melakukan Self Assessment yaitu:
1) Pencapaian aspek koqnitif siswa akan meningkat.
2) Siswa yang melakukan Self Assessment akan memiliki motivasi untuk
belajar.
3) Siswa akan lebih bersifat positif terhadap hasil evaluasi.
Bourke dan Poskitt dalam Mc Alpine (2000) yang dikutip Nancy
Susianna (2008: 17) mengemukakan beberapa kelebihan dari penggunaan
teknik Self Assessment, yaitu:
1) Merangsang kemampuan metakognitif dan penilaian kritis dari tujuan pendidikan siswa.
2) Menimbulkan kemandirian siswa dalam membuat keputusan. 3) Mengakui pilihan dan kesukaan dalam gaya belajar siswa. 4) Secara khusus relevan untuk kegiatan pembelajaran yang open-ended. 5) Merangsang motivasi intrinsik serta belajar Self Assessment. 6) Merangsang siswa untuk sukses dan biasa belajar untuk waktu yang
lama. 7) Merangsang aktivitas kerjasama antara guru-siswa dalam pembelajaran
dan penilaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Self Assessment dalam pembelajaran memberikan dampak positif
terhadap prestasi belajar dan perkembangan kepribadian siswa. Penerapan
teknik ini diharapkan mampu untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa.
Kesadaran inilah yang akan mendorong adanya perilaku positif pada diri
siswa. Boud dan Mc Donald (2003: 3) mengemukakan bahwa “penerapan
Self Assessment dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya”.
Lebih lanjut Race (2001: 10) mengemukakan “kelebihan dari Self Assessment
yaitu untuk meknambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam
menilai, membantu siswa menjadi pembelajar mandiri, dan membantu siswa
mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan belajar sepanjang hidup
(life long learning)”.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kelebihan Self Assessment
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tenik penilaian Self Assessment
memiliki keunggulan dibandingkan teknik penilaian lainnya, yakni teknik
penilaian ini bukan hanya suatu teknik penilaian dalam proses pembelajaran
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa tetapi
lebih dari itu. Penerapkan teknik Self Assessment ini dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa melalui perkembangan positif pada kepribadian siswa,
serta diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara
berkelanjutan (life-long learning).
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat memberikan
dampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa. Kepribadian siswa
perlahan-perlahan akan berubah seiring dengan introspeksi yang dilakukan.
Siswa yang melakukan Self Assessment akan mampu melihat sejauh mana
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka, dengan kata lain siswa
akan mampu menguatkan konsep diri mereka. Pengetahuan konsep diri ini
penting bagi perkembangan kepribadian siswa. Lebih lanjut, dengan melihat
konsep diri, siswa dapat berpikir untuk mengambil potensi yang ada dalam
diri sehingga kepercayaan diri siswa dapat perlahan-lahan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan bersikap
optimis dan berkeyakinan bahwa dirinya pasti mampu. Sikap dan keyakinan
tersebut yang akan mendorong tumbuhnya motivasi berprestasi dalam diri.
Motivasi berprestasi yang kuat akan meningkatkan semangat, minat dan usaha
siswa mengikuti pembelajaran serta meningkatkan kinerja diri guna
meningkatkan prestasi belajarnya. Unsur motivasi berprestasi yang ada pada
diri siswa akan mendorong siswa bersikap aktif terhadap berbagai kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan berbagai kelebihan penerapan teknik Self Assessment
yang dikemukakan beberapa pakar di atas, maka peneliti memfokuskan
penelitian pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan teknik
Self Assessment dengan menguatkan konsep diri (self concept) siswa,
meningkatkan rasa percaya diri (self confidence) siswa, dan meningkatkan
motivasi berprestasi (achivement motivation) siswa dalam proses pembelajaran.
Setiap teknik penilaian tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi juga
memiliki kelemahan. Race (2001: 14), mengemukakan bahwa teknik penilaian
Self Assessment memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) Sulitnya menemukan konsistensi dalam Self Assessment, hal ini berarti adanya ancaman terhadap reliabilitas dari Assessment.
2) Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan bentuk penilaian Self Assessment cukup lama.
3) Siswa sudah kelebihan beban untuk melakukan Self Assessment.
kelebihan dan kelemahan yang ada pada teknik Self Assessment
sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena
itu, dalam pelaksanaan teknik Self Assessment diperlukan seorang guru yang
mampu menjadikan kondisi belajar yang kondusif dan sepenuhnya menguasai
teknik ini sehingga proses pembelajaran akan menjadi lancar dan siswa dapat
melakukan kegiatan penilaian dengan baik.
c. Prosedur Self Assessment
Self Assessment sebagai salah satu tenik penilaian tentu memerlukan
langkah-langkah penerapan yang tepat untuk menunjang kebenaran dan
keobjektivan hasil penilaian. Penerapan teknik penilaian Self Assessment harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
direncanakan secara matang agar efektif dan efisien dalam pelaksanaanya.
Ross (2006: 8) merumuskan pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment
sebagai berikut:
1) Merumuskan kriteria yang digunakan siswa untuk menilai pekerjaanya dengan memakai bahasa rubrik yang dapat dipahami siswa, kompetensi yang ada juga dikenal siswa, dan memasukkan tindakan istimewa yang dirasa penting sehingga kriteria tersebut akan menunjang kepercayaan dan kebenaran dari penilaian yang dilakukan.
2) Mengajarkan siswa bagaimana menggunakan kriteria yang dirumuskan. 3) Memberikan umpan balik dari penilaian diri yang dilakukan siswa.
Proses ini merupakan triangulasi penilaian diri siswa dengan penilaian guru dan penilaian teman yang ada dalam satu kelompok .
4) Memberikan bantuan kepada siswa dalam menggunakan data penilaian untuk memperbaiki penampilannya
Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 124) mengemukakan langkah-
langkah teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut:
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai 2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan 3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar
tanda cek, atau skala penilaian 4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri 5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong
peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan obyektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil yang diambil secara acak.
Rolheiser and Ross (2001: 9), yang menyebut Self Assessment
dengan menggunakan istilah Self Evaluation, mengemukakan “4-Tahap Model
Self Evaluation” meliputi: (1) Penentuan kriteria yang akan digunakan, (2)
Penerapan kriteria yang ditentukan, (3) Pemberaian umpan balik (feedback)
dan pengolahan evaluasi, (4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi
pembelajaran lebih lanjut.
1) Penentuan kriteria yang akan digunakan.
Melibatkan siswa dalam menentukan kriteria yang akan digunakan untuk
menilai kinerja mereka. Mengajak siswa berdiskusi mengenai kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
penilaian yang akan digunakan yang mengacu pada tujuan sekolah dan
kemampuan guru dan siswa dalam pelaksanaanya.
2) Penerapan kriteria yang ditentukan.
Mengajarkan pada siswa bagaimana menerapkan kriteria untuk pekerjaan
mereka sendiri. Kriteria yang sudah ditentukan pada tahap pertama
selanjutnya diterapkan. Dalam penerapan kriteria ini peran guru sangat
penting, yaitu guru memberikan contoh atau kisi-kisi pekerjaan yang
sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kisi-kisi atau
contoh ini akan membantu siswa dalam memahami kriteria mereka.
Selanjutnya siswa mulai memahami dan menginternalisasi langkah yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan.
3) Pemberikan umpan balik (feed back) dan pengolahan evaluasi.
Pemberian umpan balik diberikan guru dengan cara membantu siswa
dalam pengembangan hasil penilaian mereka. Selanjutnya guru dan siswa
mengadakan diskusi mengenai keakuratan penilaian yang dilakukan oleh
siswa.
4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut.
Bagian yang sulit dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa dapat
melakukan penilaian diri dan perumusan tujuan sendiri. Pada tahap ini
peran guru masih diperlukan untuk membantu menghubungkan tingkat
ketercapaian hasil belajar siswa dengan tujuan pembelajaran selanjutnya,
sehingga siswa akan lebih yakin dalam menentukan tujuan pembelajaran
selanjutnya.
Berdasarkan beberapa langkah penerapan teknik Self Assessment
menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
penerapan teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut :
1) Penentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
2) Penerapan kriteria yang ditentukan.
3) Pemberikan umpan balik (feed back) terhadap hasil yang dicapai siswa.
4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Hakikat Konsep Diri
a. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat
yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan
manusia dari makhluk hidup lainnya. Menurut Raimy dalam Manuel London
(1995: 47) “konsep diri merupakan sesuatu yang kurang lebih mengatur
persepsi objek yang dihasilkan dari pengamatan yang dilakukan dari dulu
sampai sekarang (...) yaitu apa yang orang percayai tentang dirinya sendiri”.
Sedangkan menurut G. H. Mead dalam Kanisius (2006: 182) “konsep diri
merupakan suatu produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan
organisasi pengalaman-pengalaman psikologis”. Menurut William D. Brooks
dalam Jalaluddin Rakhmat (2001: 99) “Konsep diri adalah persepsi yang
bersifat psikologis, sosial, dan fisik mengenai diri sendiri yang diperoleh dari
pengalaman dan interaksi dengan orang lain”. Konsep diri merupakan penentu
sikap dari individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung
berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang
akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir
akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
konsep diri adalah persepsi tentang diri, yang meliputi kemampuan yang
dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya, maupun lingkungan
terdekatnya yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri
Konsep diri yang dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan
melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup manusia. Perkembangan
konsep diri manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri dan faktor-faktor
dari luar. Menurut Coopersmith dalam kanisius (2006: 34) ada empat faktor
yang berperan dalam pembentukan konsep diri individu, faktor tersebut adalah:
1) Faktor kemampuan Individu hendaknya diberi peluang untuk melakukan sesuatu hal karena
setiap individu pasti mempunyai kemampuan untuk melakukannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Faktor perasaan berarti Rasa berarti penting dikembangkan dalam setiap aktivitas anak. Hal ini
dimaksudkan agar terbentuk sikap yang positif pada diri anak. 3) Faktor kebajikan Anak yang sudah memiliki perasaan berarti, maka akan tumbuh
kebajikan dalam dirinya. Anak tersebut akan menerapkan sifat kebajikan ini pada lingkungan dengan atmosfir yang menyenangkan.
4) Faktor kekuatan Pola perilaku berkarakteristik positif memberi kekuatan untuk melakukan perbuatan yang baik.
Konsep diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhannya,
terutama akibat dari hubungan individu dengan individu. Ketika individu lahir,
individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki harapan
yang ingin dicapai serta tidak memiliki penilaian terhadap dirinya. Namun
seiring berjalannya waktu individu mulai bisa membedakan antara dirinya,
orang lain dan benda-benda disekitarnya sehingga pada akhirnya individu
mulai mengetahui siapa dirinya, apa yang diinginkan serta dapat melakukan
penilaian tentang dirinya sendiri. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2001: 100),
faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri setiap individu
terdiri dari:
1) Orang lain Ketika individu diterima keberadaannya, dihormati, dan disengangi orang lain karena keadaan dirinya, maka individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima keadaan dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan menolak keberadaan individu, maka individu itu akan cenderung tidak menyukai keadaan dirinya. Tidak semua orang lain berpengaruh sama terhadap pembentukan konsep diri. Ada orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri dan ada orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu. orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri disebut significant others yaitu orang tua, saudara-saudara dang orang yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu disebut affective others yaitu orang lain yang mempunyai ikatan emosional dengan individu tersebut.
2) Kelompok Rujukan (Reference Group) Dalam pergaulan di masyarakat sering ditemui adanya kelompok-kelompok masyarakat. Ada kelompok yang secara emosional mengikat dan berpengaruh dalam pembebtukan konsep diri. Kelompok ini sering disebut dengan kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
Dari uaraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa individu tidak
lahir dengan konsep diri. Konsep diri terbentuk dari anggapan pribadi yang
selanjutnya membentuk sebuah konsep yang kuat yang mampu mengarahkan
pola perilaku seseorang dalam kehidupannya. Proses belajar yang dilakukan
individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh dengan melihat reksi-
reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, melakukan
perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-harapan orang lain
atas perannya dalam kehidupan.
c. Karakteristik Konsep Diri
Calhoun dan Accocella (1990: 71) mengemukakan bahwa konsep diri
yang ada dalam diri manusia terbagi menjadi dua bentuk yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negatif.
1) Konsep diri positif Konsep diri positif merupakan konsep diri yang lebih menekankan kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang memahami tentang dirinya, menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya, dan mampu mengevaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memilki kemungkinan besar untuk dapat dicapai.
2) Konsep diri negatif Calhoun dan Accocella (1990: 72) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:
a) Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memilki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya.
b) Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Memahami konsep diri sangatlah penting, karena dengan pemahaman
konsep diri yang benar seseorang akan dapat lebih mengetahui dirinya sendiri
dan belajar untuk menerima dirinya. Terlebih dalam kegiatan pembelajaran,
pemahaman konsep diri pada diri siswa akan membantu kualitas hasil belajar
mereka. Pemahaman konsep diri diperlukan agar siswa mampu mengetahui
kelemahan dan kelebihan mereka sehingga siswa dapat berusaha menutupi
kelemahan dalam diri dan mengembangkan kelebihan sebagai potensi yang ada
dalam diri siswa.
Berdasarkan uraian mengenai karakteristik konsep diri diatas, dapat
disimpulkan bahwa konsep diri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
konsep diri positif dan negatif. Konsep diri positif ditandai dengan karakteristik
individu yang bersifat stabil, mampu memahami diri, menerima sejumlah fakta
yang bermacam-macam tentang dirinya, dan mampu mengevaluasi dirinya
sendiri dan dapat menerima keberadaan orang lain dan dapat merancang tujuan
yang kemungkinan besar dapat dicapai. Sedangkan konsep diri negatif ditandai
dengan karakteristik individu yang tidak tahu siap dirinya, tidak mengetahui
kelemahan dan kelebihannya, dan individu yang selalu memandang dirinya
dengan sangat teratur dan stabil. Dari kesimpulan tersebut maka dalam
penelitian ini, indikator konsep diri siswa yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi:
1) Kemampuan menilai diri
2) Keteraturan diri
3) Kestabilan diri
4) Memiliki tujuan yang realistis.
4. Hakikat Rasa Percaya Diri
a. Pengertian Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri terdiri dari tiga rangkaian kata yang apabila dipecah
akan mempunyai makna sendiri-sendiri, yaitu rasa, percaya dan diri. Rasa
adalah perasaan diri yang teridentifikasi dari hati dan dicerna di otak. Percaya
adalah komitmen dari hati yang berbuah perilaku. Sedangkan Diri adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
tempat bersemayamnya rasa percaya. Rasa percaya diri adalah potensi yang
sangat luar biasa dan mempengaruhi standar kualitas hidup pada setiap
manusia.
Jacinta F. Rini, (2007: 1) mengemukakan bahwa “Kepercayaan diri
adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan/situasi yang dihadapinya”. James Neill dalam Ubaydillah (2006:
1) mengemukakan “percaya diri (Self confidence) adalah sejauhmana
seseorang punya keyakinan terhadap penilaian atas kemampuannya dan sejauh
mana seseorang bisa merasakan adanya "kepantasan" untuk berhasil”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa rasa percaya diri adalah sikap positif individu terhadap potensi yang
mungkin ada pada dirinya, melebihkan dirinya, memampukan dirinya serta
sangat menentukan standar kualitas hidup. Kepercayaan diri merupakan
sesuatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Karena dengan
memiliki kepercayaan diri, setiap orang dapat melakukan sesuatu dengan baik
tanpa harus merasa rendah diri dihadapan orang banyak.
b. Karakteristik Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah bagaimana kita merasakan tentang diri kita
sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikannya tanpa kita sadari. Individu
yang mempunyai rasa percaya diri akan bersemangat dalam menghadapi
setiap permasalahan yang ada. Taylor (2000: 20) mengemukakan bahwa
individu yang penuh percaya diri akan memiliki sifat-sifat antara lain:
1) Merasa rilek, nyaman, dan aman. 2) Yakin kepada diri sendiri. 3) Tidak percaya bahwa orang lain selalu lebih baik 4) Melakukan sebaik mungkin sehingga pintu terbuka dikemudian hari 5) Menetapkan tujuan yang tidak terlalu tinggi sehingga anda bisa
meraihnya 6) Tidak melihat adanya jurang yang lebar ketika membandingkan diri
anda dengan orang lain 7) Tidak mengambil kompensasi atas rasa ketidakamanan dengan
bertindak kurang ajar dan agresif 8) Memiliki kemampuan untuk bertindak dengan percaya diri, sekalipun
anda tidak merasa demikian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
9) Memiliki kesadaran adanya kemungkinan gagal dan melakukan kesalahan
10) Merasa aman dengan diri sendiri, dan tidak khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain
11) Memiliki keberanian untuk mencapai apa yang anda inginkan.
Jacinta F. Rini (2002: 1) mengemukakan karakteristik individu yang
mempunyai rasa percaya diri antara lain:
1) Percaya akan kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
2) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
3) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri
4) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) 5) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/ mengharapkan bantuan orang lain)
6) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi di luar dirinya
7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Kepercayaan diri merupakan sesuatu hal yang harus dimiliki oleh setiap
individu. Individu yang mempunyai kepercayaan diri dapat melakukan sesuatu
dengan baik tanpa harus merasa rendah diri dihadapan orang banyak. Rasa
percaya diri yang tinggi tercermin dalam beberapa aspek dari dalam diri
individu. Individu yang mempunyai rasa percaya diri akan merasa memiliki
kompetensi, keyakinan, kemampuan, dan kepercayaan pada dirinya bahwa dia
dapat melakukan suatu tindakan atas permasalahan yang terjadi. Kepercayaan
diri akan didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi yang diperoleh
individu, serta harapan yang realistik untuk dapat mencapai tujuan hidup yang
diinginkan.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai karakteristik rasa percaya
diri diatas, indikator percaya diri siswa yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1) Keyakinan diri
2) Keberanian diri
3) Memiliki internal locus of control
4) Pengendalian diri
5. Hakikat Motivasi Berprestasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi tidak dapat diamati secra langsung,
tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tanaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
W.S. Wingkel (1996: 151) mengemukaan bahwa “motivasi adalah
daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi
mencapai tujuan tertentu”. Hamzah Uno (2006: 1) mengemukakan “motivasi
adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku”.
Menurut Oemar Hamalik (2010: 158) bahwa motivasi diartikan perubahan
energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian motivasi yang
telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang untuk melakukan
suatu aktivitas dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu,
perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema
sesuai dengan motivasi yang mendasarinya
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk individu yang berprestasi. Motivasi
dan prestasi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Haditono
(1989: 16) “pengertian motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong
individu untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan.
Ukuran yang dimaksud dapat berupa prestasinya sendiri sebelumnya atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
prestasi orang lain”. McClelland dalam Robbins (1996: 58) mengartikan
“motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mengungguli, mencapai standar-
standar, dan berusaha keras untuk mendapatkan keberhasilan”.
Berdasarkan pendapat mengenai motivasi berprestasi diatas dapat
disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang berasal dari
dalam diri seseorang untuk mengungguli, mendapatkan prestasi lebih yang
dihubungkan dengan seperangkat standar, dan berusaha untuk mendapatkan
keberhasilan.
b. Jenis-jenis Motivasi
Dilihat dari timbulnya motivasi dalam diri individu yang sedang
belajar, motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis:
1. Motivasi Ekstrinsik
Merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan
seseorang yang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan
belajarnya sendiri. Misalnya, siswa belajar dengan sungguh-sungguh untuk
naik kelas dan mendapat hadiah. Pemberian hadiah kepada siswa
merupakan motivasi yang tumbuh sesuai dengan kebutuhannya yang tidak
secra mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar.
2. Motivasi Intrinsik
Merupakan kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan
penghayatan sesuatau kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak
berkaitan langsung dengan aktivitas belajar. Misalnya, belajar karena ingin
memecahkan duatu permasalahan, ingin menjadi profersor, dan ingin
menjadi seseorang yang ahli dalam bidang tertentu. Keinginan ini
diwujudkan dalam upaya kesungguhan seseorang untuk mendapatkannya
dengan usaha kegiatan belajar yang sungguh-sungguh. Kegiatan belajar ini
debarengi dengan persaan senang, dorongan tersebut mengalir dari dalam
diri seseorang akan kebutuhan belajar karena dia percya tanpa belajar
sungguh-sungguh maka hasilnya yidak akan maksimal.
Motivasi intrinsik memang bersumber dari kesadaran diri individu
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi intrinsik lebih memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dorongan yang kuat kepada individu untuk mencapai tujaun. Akan tetapi,
motivasi ekstrinsik juga penting bagi individu. Motivasi Intrinsik akan
memberikan tambahan dorongan dan energi baru bagi individu dalam
pencapaian tujuan.
c. Karakteristik Motivasi Berprestasi
Keberhasilan seseorang mendapatkan prestasi sangat dipengaruhi oleh
faktor motivasi. Motivasi merupakan hal yang penting dalam proses belajar
kerena motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga
mengarahkan dan memeperkuat tingkah laku dalam belajar. Tinggi rendahnya
motivasi dalam belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya..
McClelland dalam Robbins (1996: 59) mengemukakan karakteristik
orang yang memilki motivasi berprestasi adalah:
1) Tujuan berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar. 2) Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan. 3) Adannya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan
yang dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari kegiatannya lebih baik atau lebih buruk
4) Menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang.
5) Inovatif yaitu melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari pada sebelumnya.
6) Tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau karena tindakan orang lain dan ingin merasakan kesuksesan atau kegagalan yang disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri.
Pendapat lain mengenai karakteristik individu yang memiliki motivasi
berprestasi dikemukakan oleh atkinson dan birch (dalam Bernstein, dkk,
1988) yang mengatakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi adalah:
1) Menetapkan tujuan yang menantang dan sulit, namun relistik 2) Terus mengejar kesuksesan dan mau mengambil resiko pada suatu
kegiatan 3) Merasakan puas setelah mendapat kesuksesan, namun terus berusaha
untuk menjadi yang terbaik. 4) Tidak terganggu oleh kegagalan yang diperolehnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Berdasar pendapat-pendapat dari para ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa individu yang memilki motivasi berprestasi tinggi mempunyai
karakteristik yaitu memiliki standar prestasi yang ingin dicapai, memilki
tanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan, senang terhadap umpan
balik (feedback), lebih memilih pekerjaan yang tingkat kesulitannya tinggi,
inovatif terhadap pengerjaan tugas-tugas, dan tidak menyukai kesuksesan yang
bersifat kebetulan. Dengan demikian, indikator motivasi berprestasi siswa yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1) Memilki tujuan berprestasi
2) Tanggung jawab
3) Memperhatikan umpan balik
4) Inovatif
5) Menyukai tantangan.
6. Hakikat Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Pengertian prestasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:
787), adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan,
dsb). Sedangkan Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Oemar Hamalik (2003: 159), berpendapat bahwa “Hasil belajar
menunjuk pada prestasi belajar “. Menurut beliau, prestasi merupakan suatu
hal yang penting untuk diketahui karena dengan adanya prestasi yang
diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, maupun kalimat dapat diketahui
tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar
berfungsi sebagai indikator keberhasilan siswa dalam suatu mata pelajaran,
juga berfungsi sebagai indikator kualitas suatu lembaga pendidikan. Prestasi
belajar dapat memberikan suatu kepuasan tersendiri baik bagi para siswa
maupun sekolah yang menyelenggarakan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Berdasarkan pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai sebagai bukti keberhasilan dari kegiatan
belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, atau huruf dengan
memperhatikan proses dari hasil berfikir siswa dalam menyelesaikan soal
evaluasi. Dalam penelitian ini, indikator pencapaian prestasi belajar untuk
mata pelajaran akuntansi yaitu ketuntasan hasil belajar (standar nilai KKM
70,00) melalui tes tertulis.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik dari dalam diri (faktor internal),
maupun faktor dari luar diri (faktor eksternal). Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri siswa bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri
siswa antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor internal yaitu faktor
jasmani (fisiologis) dan faktor psikologis seperti yang dikemukakan oleh
Muhibbin Syah (1995: 132).
1). Faktor Jasmani (Fisiologis)
Kondisi umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
2). Faktor Psikologis
Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain:
a). Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b). Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berupa kecenderungan untuk
mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek
orang, barang dan sebagainya baik secara positif maupun negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c). Bakat
Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas
tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.
d). Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu.
e). Motivasi siswa
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk mencapai
prestasi belajar.
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-
pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Menurut Slameto (1995: 60) faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.
1). Faktor Keluarga
Adanya rasa aman dalam keluarga merupakan salah satu kekuatan
pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Siswa yang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2). Faktor Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Faktor belajar yang
mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3). Faktor Masyarakat
Lingkungan alam sekitar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
perkembangan kepribadian siswa, dalam kehidupannya sehari-hari siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana siswa itu berada.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian
siswa, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang siswa akan selalu
menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada lingkungannya.
Kegiatan siswa dalam lingkungan sekitar yang mempengaruhi dalam
kegiatan belajarnya untuk mencapai prestasi belajar antara lain: kegiatan
siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
7. Hakikat Akuntansi a. Pengertian Akuntansi
American Accounting Association dalam Alam S (2004: 2)
mendefinisikan pengertian akuntansi sebagai “suatu proses pengidentifikasian,
pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi,yang memungkinkan adanya
penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka yang
menggunakan informasi keuangan tersebut.” Pengertian yang hampir sama
juga disebutkan dalam American Institute of Certified Publik Accountants
(AICPA) dalam Agus Suranto (2005: 2) yang menjelaskan pengertian
akuntansi adalah “seni dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan dengan
suatu cara tertentu dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi yang
paling sedikit atau sebagian bersifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-
hasilnya.”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diartikan bahwa
akuntansi merupakan proses yang terdiri dari pengumpulan bukti transaksi,
pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, sampai pelaporan kepada pihak-
pihak yang membutuhkan informasi akuntansi sebagai bahan pengambilan
keputusan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan sebagai alat
evaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sedangkan bagi Instansi
Pendidikan, seperti Sekolah Menengah Atas (SMA), Akuntansi merupakan
mata pelajaran yang masih menjadi bagian dari mata pelajaran ekonomi
sehingga belum merupakan suatu mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Akuntansi diajarkan di SMA sebagai pengantar agar siswa mengerti sejak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
sekarang mengenai cara membuat dan mengelola sistem pembukuan, mencatat
transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan jasa dan dagang serta
menyusun laporan keuangan perusahaan jasa dan dagang sehingga siswa dapat
mempraktekkannya. Mata pelajaran akuntansi di SMA diajarkan setiap
minggu selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 3x45 menit. Dari mata
pelajaran ini nanti diharapkan dapat menjadi pengantar pengaetahuan bagi
siswa yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Lingkup bahan pembelajaran akuntansi untuk kelas XI IPS semester
genap tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut :
1. Siklus akuntansi perusahaan jasa: penyesuaian, neraca lajur, dan
laporan keuangan.
2. Siklus akuntansi perusahaan jasa: penutupan dan pembalikan.
Dalam proses pembelajaran akuntansi diharapkan dapat mendorong
siswa untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar sedangkan guru dalam
proses pembelajaran bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang
relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan
pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Penelitian yang relevan dan
selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu ” Penerapan Teknik Penilain
Self Assesment Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI
IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011” adalah sebagai
berikut :
1) John A. Ross (2006) dalam penelitianya yang berjudul “Practical Assessment,
Research, & Evaluation”. Menyimpulakan bahwa Self Assessment merupakan
teknik penilaian yang hasil penilaiannya sesuai dengan kemampuan siswa. Self
Assessment dapat menyediakan informasi tentang prestasi belajar yang sesuai
dengan penilaian umum yang dilakukan oleh guru. Self Assessment juga
berperan dalam peningkatan pretasi belajar siswa dan perbaikan perilaku.
Penerapan Self Assessment dapat melatih siswa dalam menilai kerja nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
termasuk kekuatan dan kelemahannya (pemompaan kualitas) yang dapat
dikurangi dengan peran guru.
2) Rolheiser Carol dan John A. Ross (2001) dalam penelitiannya yang berjudul
“Student Self Evaluation: What Research Says and What Practice Shows“,
yang menyebut Penilaian Diri dengan istilah Evaluasi Diri, menyimpulkan
bahwa: ketika kita mengajarkan siswa bagaimana untuk menilai kemajuan
mereka sendiri, dan ketika mereka melakukannya terhadap standar kualitas
yang mereka kenal dan menantang, kami menemukan bahwa ada banyak
keuntungan penerapan teknik Self Evaluation (Evaluasi Diri). Self Evaluation
merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa
melalui peningkatan efektivitas diri dan meningkatkan motivasi intrinsik.
3) Tasnim (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Prestasi
Belajar Akuntansi melalui Penerapan Metode Penilaian Diri (Self Assessment)
Siswa Kelas X Akuntansi 1 SMK Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010”. Penelitian terrsebut sampai pada kesimpulan bahwa penerapan
metode penilaian diri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa menunjukkan
persentase sebesar 68,00% pada siklus I meningkat sebesar 18,67% menjadi
86,67% pada siklus II. Penerapan metode penilaian Self Assessment secara
efektif terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena berdampak
positif terhadap perkembangan yang disertai dengan peningkatan rasa percaya
diri yang ditunjukkan adanya peningkatan rasa percaya diri sebesar 4,94%
(siklus I sebesar 68,65% dan siklus II sebesar 73,59%), motivasi belajar yang
ditunjukkan ditunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa sebesar
5,33% (siklus I sebesar 69,06% dan siklus II sebesar 74,39%)., dan
kemandirian belajar siswa dengan peningkatan kemandirian belajar siswa
sebesar 24,43% (siklus I sebesar 52,27% dan siklus II sebesar 76,70%).
C. Kerangka Pemikiran
Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Penilaian
dimaksudkan untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa dan efektivitas
pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satu teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
penilaian yang dapat diterapkan pada mata mata pelajaran Akuntansi adalah
teknik penilaian Self Assessment.
Dalam penerapan teknik Self Assessment, siswa diminta menilai dirinya
sendiri berkaitan dengan kompetensi yang dipelajarinya sehingga siswa dapat
mengetahui kelebihan dan kekurangan dirinya, untuk selanjutnya kekurangan
tersebut dilakukan perbaikan. Hal ini akan meningkatkan kesadaran siswa
terhadap kemampuannya dan kapasitasnya untuk belajar sehingga menguatkan
konsep diri siswa. Siswa yang memiliki konsep diri yang positif akan mampu
menggerakkan dirinya untuk menjadi pembelajar yang baik dan mampu
mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
lingkungan yang dihadapinya. Seorang pembelajar yang memiliki konsep diri
positf akan semakin percaya diri memperbaiki kekurangan yang ada dalam
dirinya. Siswa juga akan bersemangat, aktif dan partisipatif mengikuti pelajaran
untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya. Motivasi berprestasi akan
timbul sejalan dengan semangat dan rasa percaya diri siswa yang terus meningkat.
Seorang pembelajar yang memiliki motivasi berprestasi ketika melakukan sesuatu
tindakan selalu didasari dorongan dari dalam diri. Suatu tindakan yang dilakukan
karena motivasi dari dalam diri hasilnya lebih baik daripada yang didasari oleh
perintah. Oleh karena itu, motivasi berprestasi perlu dikembangkan pada diri
siswa, salah satunya melalui penerapan teknik Self Assessment. Teknik ini
mengajarkan siswa melaksanakan penilaian sendiri terhadap pekerjaannya sendiri
melalui beberapa tahap pelaksanaan penilaian diri yang melibatkan siswa dalam
setiap tahapannya. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan
berpartisipasi mengikuti setiap tahap teknik Self Assessment akan mencapai hasil
prestasi yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik
Self Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penguatan
konsep diri siswa. Dengan konsep diri yang positif akan membangkitkan rasa
percaya diri siswa untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri mereka.
Rasa percaya diri dan semangat juang yang tinggi akan meningkatkan motivasi
berprestasi pada diri siswa untuk belajar dan mencapai prestasi belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
maksimal. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan
sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil oleh peneliti, yaitu
”Penerapan Teknik Tenilaian Self Assesment Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun
Ajaran 2010/2011”, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai
berikut:
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah
dirumuskan yang belum diuji kebenaranya sehingga dapat dipertegas atau ditolak
secara empiris. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka serta
kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut:
”Dengan menerapkan teknik penilaian Self Assesment dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
Teknik Self Assesment Penerapan tindakan kelas
Prestasi Belajar Akuntansi Meningkat
Meningkatkan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran
Meningkatkan rasa percaya diri pada siswa
Menguatkan konsep diri dalam setiap pribadi siswa
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Karanganyar, yang
beralamat di Jl. Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. Alasan pemilihan sekolah
ini sebagai tempat penelitian adalah:
a. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, terlihat bahwa
dalam pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi masih menggunakan model
pembelajaran konvensional.
b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis,
sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
c. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran akuntansi yaitu Ibu Sugiatmi, S.Pd. yang membantu dalam
pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga
secara tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga valid
tidaknya data hasil penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2011
sampai Juni 2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan
laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Kegiatan Tahun 2011
Jan Feb Mar Apr Mei Jun 1. Pengajuan judul dan mini proposal 2. Penyusunan proposal 3. Ijin penelitian 4. Perencanaan Tindakan 5. Implementasi Tindakan Siklus I
dan Siklus II
6. Penyusunan laporan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subyek penelitian daalam penelitia tindakan kelas ini adalah siswa kelas
XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar yang terdiri dari 36 siswa. Alasannya,
pertama terdapat permasalahan rendahnya hasil belajar siswa XI IPS 1 SMA
Negeri 2 Karanganyar. Kedua, kelas tersebut belum pernah digunakan penelitian
sejenis sehingga tehindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang pada subjek,
waktu dan objek yang sama.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai
kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran
akuntansi yang terdiri dari pemilihan teknik penilaiaan, pelaksanaan teknik
penilaiaan yang dipilih, dan prestasi belajar siswa.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti
apa adanya. Menurut pandangan Basrowi dan Suwandi (2008: 28) ”Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau
meningkatkan kualitas pembelajaran”. Menurut Suhardjono dalam Suharsimi
Arikunto dkk (2009: 58) “PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya”.
Pelaksanaan PTK harus berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar
yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain)
ataupun output (hasil belajar). Pelaksanaan PTK harus tertuju atau mengenai hal-
hal yang ada dikelas.
Suharsimi Arikunto (2008: 2-3) dalam bukunya menyebutkan ada tiga kata
yang membentuk pengertian Penelitian Tindakan Kelas, yaitu:
1. Penelitian – menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan – menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas – dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), maka dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan sebuah pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan -
tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih profesional sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui
karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Supardi dalam Suharsimi Arikunto
dkk (2007: 110) karakteristik PTK meliputi :
1) Inkuiri reflektif. PTK merupakan kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan keputusan. Masalah yang menjadi fokus adalah permasalahan yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak merisaukan kepresentatifan sampel dan generalisasi.
2) Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar kelas, tetapi harus berkolaborasi dengan guru.
3) Reflektif. PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) suatu hal yang penting untuk dilakukan, yaitu selalu mengikutsertakan secara aktif guru dan siswa dalam berbagai tindakan dan adanya kegiatan refleksi berdasarkan pertimbangan yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan dan
Suharsimi Arikunto (2008: 74) mengemukakan bahwa “PTK mempunyai
empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi”. Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu
siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun. Tahap-tahap pelaksanaan PTK
tersebut diatas dapat digambarkan dalam siklus sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Keterangan:
1. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menyusun rancangan tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut akan dilakukan.
Dilanjutkan ke siklus ketiga apabila
permassalahan belum selesai
Identifikasi Masalah
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
SIKLUS 1
Perencanaan
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai
berikut :
a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-
benar faktual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya,
masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil
pembelajaran, dan masalah pun harus dalam jangkauan kemampuan
peneliti.
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan
melatarbelakangi PTK.
c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun
kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya kegiatan ini dimulai dengan
menetapkan berbagai alternatif tindakan untuk memecahkan masalah yang
ada, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan
yang dapat dilakukan oleh guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan
pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan tindakan yang akan
dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian
tindakan itu menjelaskan langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan,
kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru, kegiatan yang diharapkan
dilakukan oleh siswa, rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan
digunakan dan cara menggunakannya, jenis instrumen yang akan digunakan
untuk pengumpulan data atau pengamatan disertai dengan penjelasan rinci
bagaimana menggunakannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3. Observasi dan Interpretasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilaksanakan dengan menggunakan format observasi
atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap
proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kualitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai tugas, dan lain-lain) atau data
kuantitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias semngat belajar
siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain sebagainya.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi
dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses
refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya
yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan
ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Observasi atau pengamatan
Observasi dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dan guru dengan cara
melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi dan mencatat semua pelaksanaan
pembelajaran di kelas, apa kekurangan dan kelebihannya serta perilaku dan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2) Angket sederhana
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sederhana,
yaitu menyusun daftar pernyataan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
oleh peneliti yang ditujukan kepada responden. Dalam penelitian ini angket
yang digunakan adalah jenis angket tertutup dengan bentuk rating scale, yaitu
sebuah pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan kriteria
tingkat jawaban, seperti sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
2) Evaluasi/ Tes
Evaluasi/ tes digunakan untuk mengetahui perkembangan atau keberhasilan
pelaksanaan tindakan. Tes yang digunakan adalah soal uraian yang digunakan
untuk mengumpulkan data tentang kemampuan awal dan hasil pembelajaran
dengan teknik penilaian Self Assessment pada pelajaran akuntansi.
4) Dokumentasi
Dokumentasi non tes yaitu dokumentasi berupa gambar atau photo proses
belajar mengajar.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan tindakan
Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan seperti:
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Penyusunan instrumen penelitian dan soal evaluasi.
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II.
Setiap silkus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan prestasi melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment
pada mata pelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk
menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar di bawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyususn laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian adalah meningkatnya
prestasi belajar siswa melalui penguatan konsep diri, peningkatan rasa percaya
diri, dan motivasi berprestasi siswa dalam pembelajaran akuntansi pada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar melalui penerapan teknik penilaian
Self Assessment. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang
dalam satu unit sebgai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1)
Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi,
dan (4) Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus brikutnya. Dalam
penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus apabila sudah mencukupi. Akan
tetapi kalau belum mencukupi, maka akan dilanjutkan kesiklus ketiga.
1. Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan, pada tahap ini peneliti menyusun skenario
pembelajaran, instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan
menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Peneliti bersama guru menentukan jadwal pelaksanaan penelitian.
2) Merencanakan skenario pembelajaran akuntansi dengan menerapkan
teknik penilaian Self Assessment, berupa :
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru mengajak siswa merumuskan tujuan pembelajaran secara
bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah.
(4) Guru menjelaskan mengenai teknik penilaian Self Assessment
yang akan diterapkan.
(5) Guru mengulangi sedikit materi tentang laporan keuangan dan
mengaitkan dengan meteri yang akan diajarkan yaitu jurnal
penutup.
(6) Guru mengadakan eksplorasi dengan bertanya kepada siswa
mengenai jurnal penutup yang akan diajarkan.
(7) Guru menyampaikan garis besar materi tentang jurnal penutup.
(8) Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa.
(9) Guru membagikan lembar soal pada masing-masing kelompok
dan memberikan waktu bagi masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan soal.
(10) Guru dan siswa mengadakan pembahasan soal secara bersama.
(11) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan
sebelum menutup pelajaran, dan menutup dengan salam
penutup.
b) Pertemuan kedua
(1) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru memulai kuis/ulangan dengan materi jurnal penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(4) Guru kolaborasi bersama peneliti membagikan soal berupa soal
uraian dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling
bekerja sama.
(5) Guru kolaborasi bersama peneliti mengawasi dengan seksama
agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan
mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(6) Guru bersama siswa menetukan kriteria penilaian atas masing-
masing soal ulangan, kemudian mengajarkan kepada siswa
bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan mereka sendiri.
(7) Guru meminta siswa untuk menilai pekerjaannya sendiri.
Usahakan membangun suasana yang positif di dalam kelas
sehingga membuat kesalahan adalah dianggap sebagai salah satu
cara untuk perbaikan, bukan menjadi catatan kegagalan.
(8) Guru memberikan umpan balik atas penilaian pekerjaan siswa
dengan cara membahas soal-soal kuis.
(9) Guru mangajak siswa untuk menentukan strategi pembelajaran
berikutnya dan menentukan strategi untuk membantu siswa yang
belum mencapai seluruh kriteria agar dapat menuntaskan kriteria
penilaian yang ada. Kriteria penilaian yang belum tercapai akan
dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan
teknik penilaian Self Assessment dan strategi pengajaran yang
ditentukan bersama antara siswa dan guru sampai semua siswa
dapat memenuhi seluruh kriteria dan mencapai tujuan
pembelajaran.
(10) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan
sebelum menutup proses pembelajaran, dan menutup dengan
salam penutup.
3) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi
menyusun jurnal penutup dengan teknik penilaian Self Assessment.
4) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
a). Kriteria keberhasilan proses dan prestasi belajar siswa berdasarkan
pelaksanaan tindakan, kriteria dan indikator keberhasilan siswa
ditentukan bersama guru berdasarkan situasi konkrit di kelas tempat
penelitian berlangsung.
b). Instrumen observasi konsep diri siswa dalam mengikuti pembelajaran
berupa lembar angket.
c). Instrumen observasi rasa percaya diri siswa dalam mengikuti
pembelajaran berupa lembar angket.
d). Instrumen observasi motivasi berprestasi siswa dalam diskusi kelas
berupa lembar angket.
e). Instrumen observasi ketuntasan hasil belajar siswa berupa soal kuis
atau ulangan.
5) Mempersiapkan lembar kerja siswa dengan memperhatikan pertimbangan
guru akuntansi.
6) Menetapkan indikator ketercapaian. Indikator ketercapain dinilai dari
beberapa komponen, seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa
Aspek yang Diukur Persentase Target
Capaian
Cara Mengukur
Pelaksanaan teknik Self Assesment
80% Diamati menggunakan lembar observasi penerapan teknik penilaian Self Assesment
Konsep diri yang menguat dalam diri siswa
70% Dinilai dari hasil pengolahan angket yang disebar
Rasa percaya diri siswa yang meningkat selama KBM
70% Dinilai dari hasil pengolahan angket yang disebar
Motivasi berprestasi siswa mengikuti pembelajaran
70% Dinilai dari hasil pengolahan angket yang disebar
Ketentuan prestasi belajar (standar nilai 70,00)
80% Dinilai dari hasil tes belajar akhir siklus yang dihitung dari persentase jumlah siswa yang mendapat nilai diatas 70,00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
b. Pelaksanaan tindakan
Dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak
tindakan.
c. Pengamatan dan Interpretasi
Pengamatan dilakukan terhadap penerapan teknik penilaian Self Assessment
dan tindakan siswa dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi
yang diisi oleh pengamat.
d. Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis semua kegiatan yang
dilakukan dalam penelitian ini. Refleksi dilaksanakan setelah tindakan pada
siklus I selesai dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan, kekurangan serta
kendala yang dialami selama pelaksanaan tindakan pertama. Refleksi
dilaksanakan dengan memperhatikan hasil observasi dan diskusi dengan
guru akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Diskusi tersebut
bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan perencanaan
berikutnya, yaitu siklus II.
2. Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran Akuntansi,
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, serta refleksi dan analisis
yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan
langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus I, mencakup: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Apabila hasil refleksi pada
siklus II belum terjadi peningkatan prestasi belajar siswa yang berarti indikator
yang ditargetkan belum tercapai, maka masih perlu dilakukan tindakan siklus
ke III, IV, dan seterusnya. Akan tetapi, apabila pada akhir siklus II target sudah
tercapai dan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran akuntansi, maka
tindakan penelitian dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Riwayat Singkat SMA Negeri 2 Karanganyar
SMA Negeri 2 Karanganyar berdiri pada tahun 1992. Pada waktu itu
SMA Negeri 2 Karanganyar masih bergabung dengan SMA Negeri 1
Karanganyar dengan kepala sekolahnya adalah Bapak Winarno sedangkan
wakilnya Bapak Darto. Proses belajar mengajar SMA Negeri 2 Karanganyar
dilakukan pada siang hari setelah proses kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 1
Karanganyar selesai. Setahun kemudian, tahun 1993 SMA Negeri 2 Karanganyar
membangun gedung baru di jalan Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. SK/ Ijin
Pendirian sekolah dari Kanwil/ Disdik/ Depag (Nomor/ Tanggal SK) : 748/
103.13/ M92/ 08-06-1992. Awal pembangunan, SMA Negeri 2 Karanganyar
hanya memiliki empat kelas. Setelah penjurusan, empat kelas tersebut dibagi
menjadi Kelas Biologi 1, Kelas Biologi 2, Kelas IPS 1, dan Kelas IPS 2. Seiring
dengan itu, dari tahun ke tahun gedung sekolah mulai dilengkapi, baik dengan
penambahan kelas atau fasilitas sekolah lainnya seperti laboratorium,
perpustakaan, masjid, dan lain-lain. Pembangunan terakhir dilaksanakan pada
akhir Agustus 2010 dengan merenovasi kelas XII IPS 1 – IPS 4.
SMA Negeri 2 Karanganyar memiliki status sekolah Negeri dan
diklasifikasikan sekolah Mandiri, sekarang sudah SSN (tahun 2000 ke atas). SK
terakhir status sekolah di SMA Negeri 2 Karanganyar : 076/103.E1/B.93/01-04-
1993 dengan Akreditasi A. SK Akreditasi terakhir (Nomor/ Tanggal SK) : Prop-
03 MO-79/ 29-09-2007.
2. Visi, Misi dan Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar
a. Visi
“Unggul dalam Prestasi Bernuansa Imtaq dan Penguasaan Iptek”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b. Misi
1) Menumbuhkan rasa semangat dan disiplin yang tinggi bagi seluruh warga
sekolah
2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien.
3) Siap menghantarkan para siswa kejenjang yang lebih tinggi
4) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi diri
5) Menanamkan dan membentuk sikap etos kerja yang professional, jujur
dan agamis
c. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar
Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan.
Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan
pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam
penanganannya. Oleh sebab itu SMA Negeri 2 Karanganyar dalam
pengeloalaannya memiliki struktur organisasi yaitu :
STRUKTUR ORGANISASI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
Gambar 3. Bagan Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar
(Sumber: Data Administrasi SMA Negeri 2 Karanganyar)
KEPALA SEKOLAH Drs. Wagiman, M.Pd
NIP. 19540625 197803 1
KOMITE Sri Desto U.R.S, S.Sos, M.Si
WAKASEK SARPRAS
Dra.Hj.Suliyastuti,MM
KEPALA TATA USAHA
Kardoyo
WAKASEK HUMAS
Drs. Sumarno
WAKASEK KURIKULUM
Drs. Lanang
WAKASEK KESISWAAN Drs. Sukirno
GURU-GURU
SISWA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tugas dan fungsi dari struktur organisasi adalah :
1. Sebagai unit pelaksana teknis, pendidikan jalur sekolah di lingkungan
depdiknas di bawah tanggung jawab kepala kantor pendidikan pemuda
dan olahraga kota surakarta.
2. Melaksanakan pendidikan menengah umum di jalur sekolah bagian
tamatan SMP.
3. Melaksanakan kurikulum yang belaku.
4. Membina hubungan kerjasama dengan orang tua dan masyarakat.
5. Melaksanakan bimbingan konseling bagi siswa.
6. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga sekolah.
3. Kondisi Lingkungan SMA Negeri 2 Karanganyar
Secara umum gedung SMA Negeri 2 Karanganyar dalam keadaan baik
dan memenuhi syarat sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Bangunan SMA
Negeri 2 Karanganyar tergolong cukup luas, dengan keliling seluruhnya 424 m
(yang sudah dipagar permanen dan pagar hidup). Luas tanahnya (dalam sertifikat)
8950 m2. Untuk bangunan 5752 m2, untuk taman dan halaman 2198 m2, dan untuk
lain-lain 1000 m2 . Ruangan-ruangan yang menunjang kegiatan belajar mengajar
terdiri dari :
a. Ruang Kepsek : 1
b. Ruang Wakasek : 1
c. Ruang Guru : 1
d. Ruang TU : 1
e. Ruang BP/BK : 1
f. Ruang Osis : 1
g. Ruang Kelas : 27
h. Ruang UKS : 1
i. Ruang Perpustakaan : 1
j. Kantin : 6
k. Koperasi : 1
l. Masjid : 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
m. Lab. IPA : 1
n. Lab. Bahasa : 1
o. Lab. Komputer : 1
p. Gudang Peralatan : 1
q. Kamar mandi guru : 2
r. Kamar mandi siswa :10
s. Pos Jaga : 2
Pegawai edukatif (guru) di SMA Negeri 2 Karanganyar seluruhnya
berjumlah 80 orang. Status mereka adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Guru
Kontrak (Bantu). Latar belakang pendidikan semua guru di SMA Negeri 2
Karanganyar adalah pendidikan sarjana dari berbagai disiplin ilmu, sehingga para
guru memiliki kompetensi dan pengetahuan yang cukup memadai dalam
mencapai tujuan pendidikan.
4. Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan di SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran
2010/2011 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP). Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) merupakan suatu kurikulum yang benar-benar
dibuat oleh sekolah yang melibatkan unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
guru, konselor, komite sekolah dan nara sumber sehingga dengan sinerginya
unsur-unsur tersebut akan menemukan kemudahan dalam proses penyusunan
kurikulum. Dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan (KTSP) di
SMA Negeri 2 Karanganyar ditambahkan jam tatap muka untuk beberapa mata
pelajaran melebihi struktur program yang ditetapkan oleh departemen Pendidikan
Nasional dan diberikan juga mata pelajaran muatan lokal serta ketrampilan/
bahasa asing. Disamping itu guru mata pelajaran dituntut untuk bisa membuat dan
mengembangkan sendiri silabus dan indikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 di
SMA Negeri 2 Karanganyar
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melalui
pengamatan, diskusi, dan dokumentasi mengadakan identifikasi masalah atau
observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya pada saat
pembelajaran akuntansi berlangsung. Observasi awal ini dilakukan peneliti pada
bulan Maret 2011. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif.
Kegiatan pembelajaran akuntansi dikelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
Karanganyar dikatakan kurang hidup. Hal ini terlihat dari penggunaan
metode pembelajaran guru yang monoton dan kurang menarik sehingga
menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada
saat pembelajaran guru sudah mencoba membangkitkan motivasi siswa
dengan memberikan pendekatan secara pribadi dan menegur langsung
siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara seperti ini
ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan motivasi belajar
siswa.
b. Guru kesulitan menerapkan teknik penilaian yang melibatkan siswa dan
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
Kegiatan penilaian yang melibatkan siswa kurang mendapatkan
perhatian guru. Selama ini teknik penilaian yang digunakan guru kurang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berintrospeksi diri dari hasil
belajar yang telah mereka capai. Kegiatan penilaian masih didominasi oleh
guru. Siswa hanya mendapatkan daftar nilai yang mereka capai, tanpa
mengetahui kriteria penilaian yang digunakan oleh guru. Teknik penilaian
seperti ini membuat siswa tidak dapat merenungkan dan memahami
kemampuan, kekurangan, kualitas dan prestasi maksimal yang dapat
dicapai. Padahal, dengan mengetahui kelemahan diri dapat menumbuhkan
dorongan untuk melakukan perbaikan guna meningkatkan prestasi belajar
masing-masing siswa. Kondisi tersebut semakin diperparah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
kurangnya perhatian dari guru dalam memanfaatkan hasil belajar siswa
untuk tujuan perbaikan. Selama ini hasil penilaian siswa hanya digunakan
guru untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa. Guru belum
memanfaatkan hasil belajar siswa sebagai acuan dalam memberikan
umpan balik (feedback) dan menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Ditinjau dari segi siswa
a. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
Sebagian besar siswa memiliki persepsi yang kurang positif
terhadap guru dan pelajaran akuntansi. Kondisi semacam ini membuat
siswa sulit menerima materi pelajaran karena siswa belajar disertai dengan
rasa khawatir. Dalam pembelajaran akuntansi yang berlangsung, sebagian
besar siswa tampak kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan
kurang memberikan respon terhadap pertanyaan dan penjelasan dari guru.
b. Siswa kurang percaya pada kemampuan diri sehingga menyontek tugas
teman lain.
Dalam mengerjakan tugas-tugas tampak siswa kurang percaya diri.
Hal ini terlihat dari soal-soal latihan yang diberikan guru setiap minggunya
hanya dikerjakan oleh 50% dari jumlah siswa. Siswa-siswa lain baru akan
mengerjakan bila guru telah memberi peringatan dan kebanyakan dari
siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri, melainkan meniru hasil
pekerjaan temannya. Kebanyakan siswa tidak percaya terhadap jawaban
mereka sendiri sehingga lebih memilih mencontek tugas teman yang lain.
c. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi kurang.
Kegiatan pembelajaran yang terlihat monoton, membuat sebagian
besar siswa merasa malas untuk belajar. Siswa cenderung lebih menikmati
berbicara dengan teman-teman mereka dibandingkan memperhatikan
penjelasan dari guru yang ada di depan kelas. Siswa terkesan tidak
memiliki motivasi untuk belajar, bahkan ada siswa yang mengantuk dan
tertidur di kelas.
d. Prestasi belajar siswa yang tercermin dari hasil belajar siswa belum
menunjukkan hasil yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Prestasi belajar akuntansi siswa belum menunjukkan hasil yang
maksimal. Hal ini terlihat dari hasil survei awal yang dilakukan peneliti
menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi di kelas XI IPS 1 belum
dapat mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
ditetapkan pihak sekolah, yaitu 70,00 untuk mata pelajaran Akuntansi.
Berikut tabel ini nilai tes mata pelajaran akuntansi siswa yang diambil dari
hasil ulangan harian siswa pada semester genap. Dari 36 siswa kelas XI
IPS 1 sebanyak 52,78% siswa dinyatakan tuntas dan 47,22% siswa masih
belum tuntas.
Tabel 3. Nilai Tes Siswa Kelas XI IPS 1 Kondisi Awal
Kategori Jumlah
Siswa Prosentase Tuntas 19 52,78%
Belum Tuntas 17 47,22%
(Sumber : Data primer yang diolah, 2011)
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan
(3) observasi dan interpretasi (4) analisis dan refleksi.
1. Siklus Pertama
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui teknik
penilaian Self Assessment sebagai berikut :
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 23
April 2011 di ruang guru SMA Negeri 2 Karanganyar. Guru kolaborasi
bersama peneliti mendiskusikan materi yang akan disampaikan dan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti
mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam membangun
semangat belajar serta memahami materi akuntansi. Pelaksanaan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
direncanakan akan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pada hari
Senin 25 April 2011 dan Rabu 27 April 2011.
Pada tahap perencanaan awal peneliti mempersiapkan beberapa
komponen terkait dengan materi yang disampaikan pada siklus I ini, yaitu
tentang Jurnal Penutup. Hal-hal yang direncanakan pada siklus I antara
lain:
1). Peneliti bersama guru kolaborasi merencanakan jadwal pelaksanaan
kegiatan. Siklus I silaksanakan selama 3x45 menit. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin, 25 April 2011, sedangkan pertemuan
kedua pada hari Rabu, 27 April 2011 dengan lokasi obyek penelitian di
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar.
2). Merencanakan skenario pembelajaran akuntansi dengan menerapkan
teknik penilaian Self Assessment, berupa :
c) Pertemuan pertama
(12) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(13) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(14) Guru mengajak siswa merumuskan tujuan pembelajaran secara
bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah.
(15) Guru menjelaskan mengenai teknik penilaian Self Assessment
yang akan diterapkan.
(16) Guru mengulangi sedikit materi tentang laporan keuangan dan
mengaitkan dengan meteri yang akan diajarkan yaitu jurnal
penutup.
(17) Guru mengadakan eksplorasi dengan bertanya kepada siswa
mengenai Jurnal Penutup yang akan diajarkan.
(18) Guru menyampaikan garis besar materi tentang jurnal penutup.
(19) Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 5 siswa.
(20) Guru membagikan lembar soal pada masing-masing kelompok
dan memberikan waktu bagi masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
(21) Guru dan siswa mengadakan pembahasan soal secara bersama.
(22) Di akhir pertemuan guru menginformasikan bahwa akan
diadakan kuis/ulangan untuk pertemuan yang akan datang. Guru
meminta semua siswa untuk mempelajari kembali materi Jurnal
Penutup di rumah.
(23) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan
sebelum menutup pelajaran, dan menutup dengan salam
penutup.
d) Pertemuan kedua
(11) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(12) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(13) Guru memulai kuis/ulangan dengan materi jurnal penutup.
(14) Guru kolaborasi bersama peneliti membagikan soal berupa soal
uraian dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling
bekerja sama.
(15) Guru kolaborasi bersama peneliti mengawasi dengan seksama
agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan kemampuan
mereka dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(16) Guru bersama siswa menetukan kriteria penilaian atas masing-
masing soal ulangan, kemudian mengajarkan kepada siswa
bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan mereka sendiri.
(17) Guru meminta siswa untuk menilai pekerjaannya sendiri.
Usahakan membangun suasana yang positif di dalam kelas
sehingga membuat kesalahan adalah dianggap sebagai salah satu
cara untuk perbaikan, bukan menjadi catatan kegagalan.
(18) Guru memberikan umpan balik atas penilaian pekerjaan siswa
dengan cara membahas soal-soal kuis.
(19) Guru mangajak untuk siswa menentukan strategi pengajaran
berikutnya dan menentukan strategi untukmembantu siswa yang
belum mencapai seluruh kriteria agar dapat menuntaskan kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
penilaian yang ada. Kriteria penilaian yang belum tercapai akan
dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan
teknik penilaian Self Assessment dan strategi pengajaran yang
ditentukan bersama antara siswa dan guru sampai semua siswa
dapat memenuhi seluruh kriteria dan mencapai tujuan
pembelajaran.
(20) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan
sebelum menutup proses pembelajaran, dan menutup dengan
salam penutup.
3). Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi menyusun jurnal penutup dengan teknik penilaian Self
Assessment.
4). Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-test.
Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus)
sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen non test yang akan digunakan
selama pelaksanaan tindakan siklus I antara lain: lembar observasi
kualitas penerapan teknik penilaian Self Assessment (pengamatan pada
kelas), angket konsep diri, angket rasa percaya diri oleh siswa, dan
angket motivasi berprestasi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan, yaitu tanggal 25 dan 27 April 2011 di ruang kelas XI IPS 1
SMA Negeri 2 Karanganyar. Pertemuan dilaksanakan selama 3 x 45 menit
sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Selain itu peneliti juga
menyiapkan lembar observasi kualitas penerapan teknik penilaian Self
Assessment. Pengamatan dilakukan sejak pembelajaran dimulai sampai
akhir pembelajaran siklus 1. Pembelajaran berlangsung dengan guru
kolaborasi sebagai pengajar dan peneliti melakukan pengamatan terhadap
jalannya pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Materi yang disampaikan pada pembelajaran ini adalah Jurnal
Penutup. Sebelum memasuki materi inti terlebih dahulu siswa diberikan
penjelasan tentang teknik penilaian Self Assessment untuk memberi
gambaran atau arah dari proses pembelajaran. Guru menyampaikan juga
langkah-langkah kegiatan pembelajaran akuntansi yang akan dilaksanakan.
Pembelajaran dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran, guru
mengajak siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu
pada tujuan sekolah. Guru menjelaskan garis besar materi tentang Jurnal
Penutup. Selanjutnya, untuk menghindari pembelajaran yang monoton dan
berpusat pada guru (teacher centered) guru menggunakan metode diskusi
kelompok. Metode ini diharapkan dapat memberikan ruang kepada siswa
untuk lebih aktif dan paham mengenai Jurnal Penutup.
Sebagai cara untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi
belajar siswa, guru mengadakan kuis/ulangan secara individu. Penilaian
terhadap hasil ulangan/kuis dilakukan dengan teknik penilaian Self
Assessment. Guru mengajak siswa menentukan kriteria penilaian atas
pekerjaan mereka, kemudian meminta siswa menilai pekerjaannya sendiri
dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah disepakati bersama.
Dari hasil penilaian tersebut akan dapat diketahui tingkat kemampuan
yang dimiliki siswa dalam pencapaian standar penilaian yang telah
ditetapkan. Selanjutnya, guru mengadakan umpan balik terhadap hasil
belajar siswa dan guru mengajak siswa merumuskan strategi pengajaran
selanjutnya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai
berikut :
1) Pertemuan pertama (Senin, 25 April 2011)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa. Ada dua siswa yang tidak hadir.
Kafendar Bela Rezaka tidak hadir dikarenakan sakit dan
Rochmad Sholeh tanpa keterangan. Guru mengkondisikan kelas
untuk mengecek apakah siswa sudah siap mengikuti proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
b) Guru memberikan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan
dilaksanakan, dimana siswa dilibatkan dalam kegiatan penentuan
tujuan pembelajaran, kriteria penilaian yang akan diterapkan, dan
skor penilaian yang dipakai, selanjutnya guru menyampaikan
garis besar materi dan memberikan soal diskusi kelompok. Untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa, guru
mengadakan ulangan pada pertemuan selanjutnya, kemudian
siswa diminta menilai sendiri pekerjaan masing-masing.
c) Guru mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran secara
bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah yang ada.
Tujuan pembelajaran ini yang selanjutnya akan dikembangkan
sebagai kriteria penilaian yang akan dipakai dalam pelaksanaan
teknik penilaian Self Assessment.
d) Guru menjelaskan teknik penilain yang akan dipakai, yaitu teknik
penilaian Self Assessment. Guru memberikan gambaran dan
langkah-langkah penerapan teknik ini, sebagian besar siswa
memperhatikan dengan baik dan tampak tidak bingung dengan
teknik ini. Siswa juga tampak tertarik untuk menerapkan teknik
ini karena pada pertemuan sebelumnya guru dan siswa telah
melakukan latihan penerapan teknik penilaian Self Assessment ini
dalam pembelajaran.
e) Guru mengadakan eksplorasi terhadap kemampuan siswa dengan
memberikan pertanyaan tentang materi Jurnal Penutup yang akan
dipelajari. Selanjutnya guru menghubungkan materi Jurnal
Penutup dengan materi yang dipelajari sebelumnya yaitu Laporan
Keuangan.
f) Guru menyampaikan materi jurnal penutup secara garis besar. Hal
ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran.
Siswa dilatih sebagai subyek dalam pembelajaran dan bukan
sebagai obyek pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
g) Guru membagi siswa kedalam tujuh kelompok dengan masing-
masing kelompok terdiri dari lima orang siswa. Siswa diminta
untuk berhitung satu sampai dengan tujuh dan selanjtunya siswa
yang bernomor sama akan berkumpul menjadi satu kelompok
diskusi. Dari jumlah siswa 36 dikurangi dua orang yang tidak
hadir maka terbentuk tujuh kelompok dengan enam kelompok
beranggotakan lima siswa dan satu kelompok berjumlah empat
siswa.
h) Guru membagi soal kepada masing-masing kelompok kemudian
memberikan waktu mengerjakan soal-soal dengan berdiskusi.
i) Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal diskusi, guru
membahasnya secara bersama dengan siswa. Dimulai dengan
guru menunjuk perwakilan dari kelompok satu untuk menuliskan
jawaban soal poin satu di papan tulis. Perwakilan kelompok tiga
untuk soal poin dua, perwakilan kelompok lima untuk soal poin
tiga, dan perwakilan kelompok tujuh untuk mengerjakan soal poin
empat. Kemudian guru mengoreksi pekerjaan siswa di papan tulis
dengan melibatkan siswa serta menjelaskan kembali jawaban
pekerjaan mereka di papan tulis.
j) Guru menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum
dipahami. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana
penguasaan siswa. Sebagian kelompok siswa menjawab sudah
paham, dan sebagain siswa tidak menjawab.
k) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi jurnal penutup
dimulai dari pengertian jurnal penutup, tujuan pembutannya,
sampai dengan prosedur pencatatannya.
l) Di akhir pertemuan guru menginformasikan bahwa akan diadakan
kuis/ulangan untuk pertemuan yang akan datang. Guru meminta
semua siswa untuk mempelajari kembali materi jurnal penutup di
rumah.
m) Guru menutup pertemuan pertama dan mengucapkan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
2) Pertemuan kedua (Rabu, 27 April 2011)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa. Seperti pada pertemuan sebelumnya,
ada dua siswa yang tidak hadir. Kafendar Bela Rezaka dan
Rochmad Sholeh yang tidak hadir dikarenakan sakit. Guru
mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap
mengikuti kuis/ulangan dihari itu.
b) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta agar siswa tidak
saling bekerja sama dalam menjawab soal. Guru dan peneliti
mengawasi dengan baik jalannya evaluasi agar hasil evaluasi
dapat mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal
dengan tertib dan tenang.
c) Sebelum penilaian dilakukan, guru mengajak siswa menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan secara bersama-sama
dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dituangkan
kedalam soal evaluasi. Awalnya siswa masih tampak bingung.
Kemudian guru memberikan pilihan kriteria penilaian yang
digunakan dan meminta pendapat siswa. Tampak beberapa siswa
mulai mengemukakan pendapatnya.
d) Selanjutnya guru meminta siswa melakukan penilaian dan
menerapkan kriteria yang telah ditentukan terhadap pekerjaan
mereka sendiri. Guru juga mengingatkan kembali mengenai
maksud dan tujuan dari teknik penilaian Self Assessment.
e) Guru kemudian mengadakan umpan balik bersama siswa dengan
cara membahas soal evaluasi. Pada tahap ini guru berkomunikasi
dengan siswa dan menayakan beberapa pertanyaan yang
jawabannya menggambarkan kondisi atau kesulitan siswa.
f) Guru meminta siswa yang memperoleh nilai diatas standar
ketuntasan yaitu 7,00 untuk mengangkat tangan kanan. Hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
bertujuan untuk membangkitkan semangat dan motivasi siswa
baik yang sudah tuntas maupun yang belum tuntas.
g) Siswa diminta mengumpulkan lembar jawab soal yang sudah
selesai dikerjakan.
h) Data yang diperoleh menunjukkan beberapa siswa masih belum
memenuhi semua kriteria. Langkah selanjutnya adalah merancang
strategi pengajaran selanjutnya untuk penyempurnaan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa
mendiskusikan kegiatan atau tindakan yang akan diambil.
Sebagian besar siswa sepakat diadakan latihan soal kemudian
dibahas bersama.
i) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan
kemudian menutup pembelajaran dengan salam.
Kegiatan akhir siklus I ini adalah pemberian tes tahap I sebanyak 4
soal untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar semua siswa
serta pembagian angket konsep diri, rasa percaya diri dan motivasi
berprestasi oleh siswa. Guru meminta siswa mengisi angket dengan jujur
sesuai dengan diri sendiri.
c. Observasi dan Interpretasi
Observan mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan teknik penilaian Self Assessment di kelas XI IPS 1. Penulis
sebagai observan mengambil posisi di dalam kelas, yaitu di belakang para
siswa sambil sesekali berkeliling untuk mengamati dengan jelas jalannya
pembelajaran sehingga dapat menilai dengan baik.
Pada hari Senin 25 April 2011, guru memulai pembelajaran dengan
mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran yang disesuaikan
dengan tujuan sekolah. Dilanjutkan dengan penyampaian teknik penilaian
yang akan diterapkan yaitu teknik penilaian Self Assessment dan
penyampaian materi jurnal penutup secara garis besar dengan metode
diskusi dan demonstrasi peta konsep secara jelas. Kemudian guru
memberikan soal diskusi untuk kemudian dibahas secara berkelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Pada hari Rabu 27 April 2011 guru mengadakan kuis/ulangan
untuk kemudian dinilai sendiri oleh siswa (Self assessment siswa).
Penerapan teknik penilaian Self assessment dimulai dengan penentuan
kriteria penilaian yang dirumuskan bersama antara guru dan siswa,
Penerapan kriteria penilaian, pemberian umpan balik guru terhadap hasil
penilaian yang dilakukan siswa dan perencanakan strategi pembelajaran
selajutnya. Ditutup dengan evaluasi akhir dari siklus I agar hasil belajar
siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang
jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self
assessment sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh gambaran tentang perkembangan siswa
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam tabel berikut:
Tabel 4. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I
Variabel Indikator Presentase perolehan
Target ketercapaian
Keterangan
1. Teknik Self Assessment
1) Perumusan tujuan pembelajaran
70%
80%
Cukup baik
2) Kegiatan Pembelajaran
80% Baik
3) Kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment
70% Cukup baik
2. Konsep diri 1) Kemampuan menilai diri
66,76%
70%
Kurang baik
2) Keteraturan diri 60,78% Kurang baik
3) Kestabilan diri 72,16% Cukup baik
4) Tujuan realistis 67,94% Kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
(Sumber: data primer yang diolah, 2011)
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penilaian terhadap indikator-
indikator penelitian pada siklus I. Penerapan teknik penilaian Self
Assessment pada pembelajaran yang telah dilaksanakan, berpengaruh pada
peningkatan hasil penilaian terhadap indikator-indikator penelitian yaitu
konsep diri siswa, rasa percaya diri siswa, motivasi berprestasi dan prestasi
belajar siswa. Secara lebih terperinci deskripsi hasil pengamatan sebagai
berikut:
1. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan teknik penilaian Self
Assessment dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap
langkah Self Assessment dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru
dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang cukup baik antara guru dan
siswa dalam melaksanakan Self Assessment. Hal ini ditunjukkan oleh
hasil penilaian kualitas pelaksanaan Self Assessment mencapai
73,33%. Penilaian dilakukan terhadap indikator Penerapan Self
Assessment yaitu: (1) perumuskan tujuan pembelajaran yang mencapai
70%, (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran 80%, dan (3) kegiatan
penilaian dengan teknik Self Assessment mencapai 70%. Indikator
3. Rasa Percaya Diri
1) Keyakinan diri 69,80% 70%
Kurang baik
2) Keberanian 69,70% Kurang baik
3) Memiliki internal locus of control
71,47% Cukup baik
4) Pengendalian diri 68,43%. Kurang baik
4. Motivasi Berprestasi
1) Memiliki tujuan berprestasi
71,47%
70%
Cukup baik
2) Tanggung jawab 66,76% Kurang baik
3) Menyukai feed back 76,17% Cukup baik
4) Inovatif 68,53% Kurang baik
5) Menyukai tantangan 61,47% Kurang baik
5. Prestasi Belajar
1) Ketuntasan Belajar siswa
75% 80% Cukup Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
kegiatan pembelajaran sudah mencapai target ketercapaian yaitu 80%.
Namun, indikator perumusan tujuan pembelajaran dan kegiatan
penilaian dengan teknik Self Assessment belum mencapai target
ketercapaian yaitu masih dibawah 80% sehingga kedua indikator ini
memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya sebagai upaya
perbaikan.
2. Hasil penilaian konsep diri siswa melalui angket yang disebar pada
siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa konsep diri siswa masih
kurang. Dari jumlah siswa sebanyak 34 siswa prosentase penilaian
konsep diri yang dimiliki siswa sebesar 66,91%. Hal ini dapat dilihat
dari indikator konsep diri, antara lain: (1) kemampuan menilai diri
sebesar 66,76%, (2) keteraturan diri sebesar 60,78%, (3) kestabilan
diri sebesar 72,16%, dan (4) memiliki tujuan yang realistis sebesar
67,94%. Indikator kestabilan diri sudah mencapai target ketercapaian
yaitu lebih dari 70%. Namun, indikator kemampuan menilai diri,
keteraturan diri, dan memiliki tujuan yang realistis belum mencapai
target ketercapaian yaitu masih dibawah 70% sehingga ketiga
indikator ini memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya
sebagai upaya perbaikan.
3. Hasil penilaian rasa percaya diri siswa melalui angket yang disebar
pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa rasa percaya diri siswa
masih kurang. Dari 34 siswa di kelas XI IPS 1 prosentase penilaian
rasa percaya diri dimiliki siswa sebesar 69,85%. Hal ini dapat dilihat
dari indikator rasa percaya diri, antara lain: (1) Keyakinan diri siswa
terhadap kemampuan sebesar 69,80%, (2) Keberanian siswa
mensikapi permasalahan di kelas sebesar 69,70%, (3) memiliki
internal locus of control sebesar 71,47% dan (4) Pengendalian diri
siswa sebesar 68,43%. Indikator memiliki internal locus of control
sudah mencapai target ketercapaian yaitu lebih dari 70%. Namun,
indikator keyakinan diri, keberanian, dan pengendalian diri belum
mencapai target ketercapaian yaitu masih dibawah 70% sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
ketiga indikator ini memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya
sebagai upaya perbaikan.
4. Sedangkan motivasi berprestasi siswa juga masih kuarang. Dari 34
siswa di kelas XI IPS 1 prosentase penilaian motivasi berprestasi yang
dimiliki siswa sebesar 68,88%. Hal ini dapat dilihat dari indikator
motivasi berprestasi, antara lain: (1) memiliki tujuan berprestasi
sebesar 71,47%, (2) Tanggung Jawab terhadap tugas yang diberikan
sebesar 66,76%, (3) Menyukai feedback (umpan balik) dari orang lain
atas tugas yang telah dikerjakan sebesar 76,17% ,(4) Inovatif dalam
melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda sebesar 68,53%, dan
(5) Menyukai tantangan sebesar 61,47%. Indikator memiliki tujuan
berprestasi dan menyukai feedback (umpan balik) sudah mencapai
target ketercapaian yaitu lebih dari 70%. Namun, indikator tanggung
jawab, inovatif, dan menyukai tantangan belum mencapai target
ketercapaian yaitu masih dibawah 70% sehingga ketiga indikator ini
memerlukan perhatian lebih pada siklus berikutnya sebagai upaya
perbaikan.
5. Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang
sudah mampu mengerjakan soal materi tentang jurnal penutup dan
mendapatkan nilai 70,00 ke atas sebesar 75,00%, sedangkan 25,00%
siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang
diberikan. Target ketercapaian indikator prestasi belajar masih belum
terpenuhi sehingga presentase jumlah ketuntasan belajar siswa perlu
ditingkatkan pada siklus selanjutnya.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment mampu meningkatkan
hasil belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan teknik
penilaian Self Assessment, rata-rata kelas adalah 66,8. Namun, setelah
penerapan teknik ini, rata-rata kelas menjadi 71,94. Jumlah siswa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 70,00 sebanyak 27 siswa dari
jumlah keseluruhan 36 siswa. Indikator ketercapaian prestasi belajar pada
siklus I belum tercapai dari 80% target yang direncanakan, yaitu 75% siswa
memperoleh nilai diatas 70 sedangkan 25% siswa yang lainnya masih belum
tuntas. Ketercapain indikator konsep diri belum tercapai yaitu sebesar
66,91% dari 70% yang direncanakan; ketercapaian indikator percaya diri
belum tercapai yaitu sebesar 69,85% dari 70% yang direncanakan; dan
ketercapaian indikator motivasi berprestasi juga belum tercapai yaitu
sebesar 68,88% dari 70% yang direncanakan. Oleh karena itu, pelaksanaan
pembelajaran perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, yaitu siklus II guna
memperbaiki pencapaian masing-masing indikator yang belum sesuai
dengan yang ditargetkan.
Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan siklus I, penganalisis
melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam Siklus I adalah :
a) Guru belum dapat menguasai kelas yang menyebabkan sebagian
siswa masih ramai didalam kelas.
b) Guru belum dapat memonitoring seluruh hasil pekerjaan siswa.
c) Guru belum dapat menjangkau semua siswa dalam memberikan
umpan balik.
d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
menyelesaikan tugas dengan benar, dan siswa yang menuntaskan
semua kriteria penilaian dalam ulangan/kuis yang pertama.
2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut:
a) Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran, saat pemberian apersepsi beberapa dari mereka
menopang dagu dan ramai sendiri.
b) Pada saat pembelajaran sedang berlangsung masih banyak siswa
yang mengabaikan tugas yang diberikan guru, mereka cenderung
ramai sendiri dan hanya menunggu teman lain selesai mengerjakan
tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
c) Masih banyak siswa merasa segan bertanya langsung pada guru
pada saat pembelajaran, siswa mau bertanya atau mengemukakan
pendapat setelah ditunjuk langsung oleh guru.
d) Secara umum, konsep diri, percaya diri, dan motivasi berprestasi
siswa masih rendah, yaitu masing-masing sebesar 66,91%, 69,85%,
dan 68,88% dari indikator ketercapaian sebesar 70% yang
direncanakan.
e) Dari segi ketuntasan belajar masih terdapat 9 siswa yang tidak
tuntas dalam mengerjakan ujian. Siswa yang sudah mencapai
standar nilai 70 dan 70 ke atas sebanyak 27 siswa (75% dari 36
siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai
ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah
adalah 55 dan nilai rata-rata kelas sudah cukup baik, yaitu 71,94
dibanding sebelum diterapkannya siklus I yaitu sebesar 66,8.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah :
1) Guru lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif sehingga dapat menguasai suasana kelas.
2) Guru harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan
monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa
yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
3) Guru harus lebih aktif berinteraksi dan melakukan pendekatan yang
merata kepada semua siswa terutama dalam pemberian umpan balik
terhadap hasil pekerjaan siswa.
4) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu
menuntaskan semua kriteria penilaian dan menyelesaikan tugas dengan
baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu motivasi setiap siswa
untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
2. Siklus Kedua
Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I, ternyata hasil penelitian
belum menunjukkan hasil yang maksimal mengenai prestasi belajar akuntansi
sehingga dilakukan pembelajaran siklus II. Kegiatan pada siklus II merupakan
kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya yaitu untuk mengulang
kembali kegiatan yang sudah ada guna melakukan perbaikan dari kegiatan
terdahulu. Pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui penerapan teknik
penilaian Self Assessment sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari
Jumat 6 Mei 2011 di ruang guru SMA Negeri 2 Karanganyar. Guru
bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam penelitian ini. Observan mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil
analisis dan refleksi dari siklus I masih terdapat beberapa kekurangan,
kemudian disepakati pelaksanaan tindakan pada siklus II akan
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, yakni pada hari Senin 9 Mei 2011
dan Rabu 11 Mei 2011 dengan rancangan sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru kolaborasi mendiskusikan skenario pembelajaran
akuntansi menggunakan teknik penilaian Self Assessment dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru mengajak siswa merumuskan tujuan pembelajaran
secara bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah.
(4) Guru menjelaskan prosedur pelaksanaan teknik penilaian
Self Assessment yang akan diterapkan.
(5) Guru mengulangi sedikit materi tentang jurnal penutup dan
mengaitkan dengan meteri yang akan diajarkan yaitu
Neraca Saldo Setelah Penutupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
(6) Guru mengadakan eksplorasi dengan bertanya kepada siswa
mengenai Neraca Saldo Setelah Penutupan yang akan
diajarkan.
(7) Guru menyampaikan garis besar materi tentang Neraca
Saldo Setelah Penutupan.
(8) Guru membagi siswa ke dalam 7 kelompok, dan setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
(9) Guru membagi soal kepada masing-masing kelompok dan
memberikan waktu untuk mendiskusikan soal.
(10) Guru dan siswa mengadakan pembahasan soal secara
bersama.
(11) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah
diajarkan sebelum menutup pelajaran, dan menutup dengan
salam penutup.
b) Pertemuan kedua
(1) Salam pembuka, guru mengadakan absensi siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.
(3) Guru memulai kuis/ulangan dengan materi Neraca Saldo
Setelah Penutupan.
(4) Guru kolaborasi bersama peneliti membagikan soal berupa
soal uraian dan meminta agar siswa dalam mengerjakan
tidak saling bekerja sama.
(5) Guru kolaborasi bersama peneliti mengawasi dengan
seksama agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan
kemampuan mereka dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
(6) Guru bersama siswa menetukan kriteria penilaian atas
masing-masing soal ulangan, kemudian mengajarkan
kepada siswa bagaimana menerapkan kriteria atas pekerjaan
mereka sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(7) Guru meminta siswa untuk menilai pekerjaannya sendiri.
Usahakan membangun suasana yang positif di dalam kelas
sehingga membuat kesalahan hanya dianggap sebagai salah
satu cara untuk tujuan perbaikan, bukan menjadi catatan
kegagalan.
(8) Guru memberikan umpan balik atas penilaian pekerjaan
siswa dengan cara membahas soal-soal kuis.
(9) Guru mangajak siswa menentukan strategi pengajaran
berikutnya untuk menuntaskan pencapaian kriteria penilaian
bagi siswa yang belum mencapai seluruh kriteria. Kriteria
penilaian yang belum tercapai akan dilanjutkan pada
pertemuan selanjutnya dengan menerapkan teknik penilaian
Self Assessment dan strategi pengajaran yang ditentukan
bersama antara siswa dan guru sampai semua siswa dapat
memenuhi semua kriteria penilaian dan mencapai tujuan
pembelajaran.
(10) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan
sebelum menutup kegiatan pembelajaran dan menutup
dengan salam penutup.
2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi menyusun buku besar pembantu piutang pada perusahaan
dagang dengan teknik penilaian Self Assessment.
3) Peneliti menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan non-test.
Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus)
sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi
yang dilakukan oleh peneliti. Instrumen non test yang akan digunakan
selama pelaksanaan tindakan siklus II antara lain: lembar observasi
kualitas penerapan teknik penilaian Self Assessment (pengamatan pada
kelas), angket rasa percaya diri, dan angket motivasi belajar oleh
siswa, lembar observasi kemandirian belajar oleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Senin 9 Mei
2011 dan Rabu 11 Mei 2011. Pertemuan dilaksanakan selama 3x45 menit
sesuai dengan skenario pembelajaran dalam RPP. Sebelum pembelajaran
dimulai, peneliti menyiapkan lembar observasi kualitas penerapan teknik
penilaian Self Assessment. Pengamatan dilakukan sejak pembelajaran
dimulai sampai akhir pembelajaran siklus II. Pada saat pembelajaran
berlangsung guru kolaborasi bertindak sebagai pengajar dan penulis
melakukan observasi terhadap jalannya pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan
tindakan siklus I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat
perbaikan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan
pada pelaksanaan tindakan II yaitu menyusun Neraca Saldo Setelah
Penutupan.
Pertemuan siklus II diawali dengan penyampaian maksud dan
tujuan Materi yang disampaikan pada pembelajaran ini adalah Neraca
Saldo Setelah Penutupan. Sebelum memasuki materi inti terlebih dahulu
siswa diberikan penjelasan tentang teknik penilaian Self Assessment untuk
memberikan gambaran dari proses pembelajaran. Guru menyampaikan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran akuntansi yang akan dilaksanakan.
Pembelajaran dimulai dengan menentukan tujuan pembelajaran, guru
mengajak siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu
pada tujuan sekolah. Guru menjelaskan garis besar materi tentang Neraca
Saldo Setelah Penutupan. Selanjutnya, untuk menghindari pembelajaran
yang monoton dan berpusat pada guru (teacher centered) guru
menggunakan metode diskusi kelompok. Metode ini diharapkan dapat
memberikan ruang kepada siswa untuk lebih aktif dan paham mengenai
Neraca Saldo Setelah Penutupan.
Pada akhir pertemuan guru mengadakan kuis/ulangan secara
individu untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Penilaian hasil kuis/ulangan akan dilaksanakan dengan penerapan teknik
penilaian Self Assessment. Guru mengajak siswa menentukan kriteria
penilain atas pekerjaan mereka, kemudian meminta setiap siswa menilai
pekerjaannya sendiri dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang
telah disepakati bersama. Dari hasil penilaian tersebut akan dapat diketahui
tingkat kemampuan yang dimiliki siswa dalam pencapaian standar
penilaian yang telah ditetapkan. Selanjutnya, guru mengadakan umpan
balik terhadap hasil belajar siswa dan guru mengajak siswa merumuskan
strategi pengajaran selanjutnya.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama (Senin, 9 Mei 2011)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa. Ada satu siswa yang tidak hadir
yaitu Puspita ayu wijaya yang telah wafat pada tanggal 4 Mei
2011. Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa
sudah siap mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru memberikan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan
dilaksanakan, dimana siswa dilibatkan dalam kegiatan penentuan
tujuan pembelajaran, kriteria penilaian yang akan diterapkan, dan
skor penilaian yang dipakai, selanjutnya guru menyampaikan
garis besar materi dan memberikan soal diskusi kelompok. Untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa, guru
mengadakan ulangan/kuis pada pertemuan selanjutnya, kemudian
siswa diminta menilai sendiri pekerjaan masing-masing.
c) Guru mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran secara
bersama-sama dengan mengacu pada tujuan sekolah yang ada.
Tujuan pembelajaran ini yang selanjutnya akan dikembangkan
sebagai kriteria penilaian yang akan dipakai dalam pelaksanaan
teknik penilaian Self Assessment.
d) Guru menjelaskan teknik penilain yang akan dipakai, yaitu teknik
penilaian Self Assessment. Guru memberikan gambaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
langkah-langkah penerapan teknik ini, sebagian besar siswa
memperhatikan dengan baik dan tampak tidak bingung dengan
teknik ini. Siswa juga tampak tertarik untuk menerapkan teknik
ini karena pada pertemuan sebelumnya guru dan siswa telah
melakukan latihan penerapan teknik penilaian Self Assessment ini
dalam pembelajaran.
e) Guru mengeksplorasi kemampuan siswa dengan memberikan
pertanyaan tentang materi Neraca Saldo Setelah Penutupan yang
akan dipelajari. Selanjutnya guru menghubungkan materi Neraca
Saldo Setelah Penutupan dengan materi yang dipelajari
sebelumnya yaitu jurnal penutup.
f) Guru menyampaikan materi Neraca Saldo Setelah Penutupan
secara garis besar. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat lebih
aktif untuk mendalami materi Neraca Saldo Setelah Penutupan
sekaligus siswa dilatih sebagai subyek dalam pembelajaran dan
bukan sebagai obyek pembelajaran.
g) Guru membagi siswa kedalam tujuh kelompok dengan masing-
masing kelompok terdiri dari lima orang siswa. Siswa diminta
untuk berhitung satu sampai dengan tujuh dan selanjtunya siswa
yang bernomor sama akan berkumpul menjadi satu kelompok
diskusi. Dari jumlah siswa 36 dikurangi satu orang yang tidak
hadir maka terbentuk tujuh kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan lima siswa.
h) Guru membagikan soal kepada masing-masing kelompok
kemudian memberikan waktu untuk mengerjakan soal-soal
dengan berdiskusi.
i) Guru selanjutnya memberikan contoh pengerjaan satu soal yaitu
menutup akun pendapatan jasa pada soal. Guru mempersilahkan
siswa untuk bertanya terlebih dahulu mengenai contoh soal yang
telah dikerjakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
j) Setelah siswa paham mengenai cara pengerjaan soal dikusi, guru
meminta siswa mengerjakan semua soal dan memberikan waktu
selama 15 menit.
k) Setelah semua kelompok selesai mengerjakan soal diskusi, guru
membahasnya secara bersama dengan siswa. Dimulai dengan
guru menunjuk perwakilan dari kelompok tujuh untuk menuliskan
jawaban soal poin satu di papan tulis. Perwakilan kelompok enam
untuk soal poin dua, perwakilan kelompok lima untuk soal poin
tiga, dan perwakilan kelompok empat untuk mengerjakan soal
poin empat. Kemudian guru mengoreksi pekerjaan siswa di papan
tulis dengan melibatkan siswa serta menjelaskan kembali jawaban
pekerjaan mereka di papan tulis.
l) Guru menanyakan kepada siswa bagian mana yang belum
dipahami. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai dimana
penguasaan siswa. Sebagian kelompok siswa menjawab sudah
paham, dan sebagain siswa tidak menjawab.
m) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan tentang materi Neraca
Saldo Setelah Penutupan mulai dari pengertiannya, tujuan
pembutannya, akun-akun apa saja yang ada didalamnya dan
langkah-langkah pencatatannya.
n) Di akhir pertemuan guru menginformasikan bahwa akan diadakan
kuis/ulangan untuk pertemuan yang akan datang. Guru meminta
semua siswa untuk mempelajari kembali materi Neraca Saldo
Setelah Penutupan di rumah.
o) Guru menutup pertemuan pertama dan mengucapkan salam.
2) Pertemuan kedua (Rabu, 11 Mei 2011)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam,
kemudian mengabsen siswa. Seperti pada pertemuan sebelumnya,
ada satu siswa yang tidak hadir yaitu Puspita Ayu Wijaya. Guru
mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah siap
mengikuti kuis/ulangan dihari itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b) Guru membagikan soal evaluasi dan meminta agar siswa tidak
saling bekerja sama dalam menjawab soal. Guru kolaborasi dan
peneliti mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan kemampuan mereka dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang.
c) Sebelum penilaian dilakukan, guru mengajak siswa menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan secara bersama-sama
dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang dituangkan
kedalam soal evaluasi. Awalnya siswa masih tampak bingung.
Kemudian guru memberikan pilihan kriteria penilaian yang
digunakan dan meminta pendapat siswa. Tampak beberapa siswa
mulai mengemukakan pendapatnya.
d) Selanjutnya guru meminta siswa melakukan penilaian dan
menerapkan kriteria yang telah ditentukan terhadap pekerjaan
mereka sendiri. Guru juga mengingatkan kembali mengenai
maksud dan tujuan dari teknik penilaian Self Assessment.
e) Guru kemudian mengadakan umpan balik bersama siswa dengan
cara membahas soal evaluasi. Pada tahap ini guru lebih aktif
dalam berkomunikasi dengan siswa dan menayakan beberapa
pertanyaan yang jawabannya menggambarkan kondisi atau
kesulitan siswa. Kemudian guru memberikan motivasi yang dapat
membangkitkan semangat siswa.
f) Guru meminta siswa yang memperoleh nilai diatas standar
ketuntasan yaitu 70,00 untuk mengangkat tangan kanan. Hal ini
bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi
siswa baik yang sudah tuntas maupun yang belum tuntas.
g) Guru selanjutnya memberikan applouse (tepuk tangan) sebagai
penghargaan kepada siswa yang telah berhasil memperoleh nilai
diatas ketuntasan. Siswa juga terbawa suasana sehingga mereka
ikut bertepuk tangan. Suasana kelas menjadi menyenangkan
sehingga siswa dapat tersenyum terhadap nilai yang diperolehnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
h) Siswa diminta mengumpulkan lembar jawab soal yang sudah
selesai dikerjakan
i) Data yang diperoleh menunjukkan beberapa siswa masih belum
memenuhi semua kriteria. Langkah selanjutnya adalah merancang
strategi pengajaran selanjutnya untuk penyempurnaan kegiatan
pembelajaran selanjutnya. Pada kegiatan ini guru mengajak siswa
mendiskusikan kegiatan atau tindakan yang akan diambil.
Sebagian besar siswa sepakat diadakan latihan soal kemudian
dibahas bersama.
j) Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan
kemudian menutup pembelajaran dengan salam.
Kegiatan akhir siklus II ini adalah pemberian tes tahap II untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar semua siswa, serta
membagikan angket konsep diri, rasa percaya diri dan motivasi berprestasi
pada siswa. Guru meminta siswa mengisi angket dengan jujur sesuai dengan
diri sendiri.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati seluruh kegiatan pembelajaran akuntansi yang
dilakukan menggunakan teknik penilaian Self Assessment di kelas XI IPS 1.
Peneliti mengambil posisi di dalam kelas yaitu dibangku meja belakang
kelas, sebab dalam posisi tersebut memungkinkan peneliti dapat secara jelas
melihat dan mengamati proses belajar mengajar akuntansi pada hari itu.
Sesekali peneliti berdiri dari tempat duduk untuk mengambil dokumentasi
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Pada hari Senin 9 Mei 2011, guru memulai pembelajaran dengan
mengajak siswa menentukan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan
tujuan sekolah. Dilanjutkan dengan penyampaian teknik penilaian yang
akan diterapkan yaitu teknik penilaian Self Assessment dan penyampaian
materi Neraca saldo Penutup secara garis besar dengan metode ceramah dan
demonstrasi peta konsep secara jelas. Kemudian guru memberikan soal
diskusi untuk kemudian dibahas secara berkelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Pada hari Rabu 11 Mei 2011 guru mengadakan kuis/ulangan untuk
kemudian dinilai sendiri oleh siswa (Self Assessment siswa). Penerapan
teknik penilaian Self Assessment dimulai dengan penentuan kriteria
penilaian yang dirumuskan bersama antara guru dan siswa, penerapan
kriteria penilaian, pemberian umpan balik guru terhadap hasil penilaian
belajar siswa dan perencanaan strategi pembelajaran selajutnya yang
dilakukan guru bersama siswa. Pelaksanaan Siklus II ditutup dengan
evaluasi akhir agar hasil belajar siklus II dapat segera diketahui. Deskripsi
tentang jalannya proses pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self
assessment sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan II.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi yang telah dilaksanakan, diperoleh gambaran tentang
perkembangan siswa yang tertuang dari hasil penilaian setiap indikator
penelitian selama kegiatan belajar mengajar berlangsung kedalam tabel
berikut:
Tabel 5. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus II
Variabel Indikator Presentase perolehan
Target ketercapaian
Keterangan
1. Teknik Self Assessment
1) Perumusan tujuan pembelajaran
90%
80%
Cukup baik
2) Kegiatan Pembelajaran
90% Baik
3) Kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment
85% Cukup baik
2. Konsep diri 1) Kemampuan menilai diri
71,71%
70%
Kurang baik
2) Keteraturan diri 70,28% Kurang baik
3) Kestabilan diri 77,90% Cukup baik
4) Tujuan realistis 74,28% Kurang baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
(Sumber: data primer yang diolah, 2011)
Dari tabel diatas dapat dilihat hasil penilaian terhadap indikator-
indikator penelitian pada siklus I. Penerapan teknik penilaian Self
Assessment pada pembelajaran yang telah dilaksanakan, berpengaruh
pada peningkatan hasil penilaian terhadap indikator-indikator penelitian
yaitu konsep diri siswa, rasa percaya diri siswa, motivasi berprestasi dan
prestasi belajar siswa. Secara lebih terperinci deskripsi hasil pengamatan
sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan teknik penilaian Self
Assessment dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap
langkah Self Assessment telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan
siswa di kelas. Terjadi interaksi yang lebih baik antara guru dan siswa
dalam melaksanakan Self Assessment. Hal ini ditunjukkan oleh hasil
penilaian kualitas pelaksanaan Self Assessment mencapai 88,33%.
Penilaian dilakukan terhadap indikator Penerapan Self Assessment
yaitu: (1) perumuskan tujuan pembelajaran yang mencapai 90%,
(2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mencapai 90%, dan (3)
3. Rasa Percaya Diri
1) Keyakinan diri 77,52%
70%
Kurang baik
2) Keberanian 74,00% Kurang baik
3) Memiliki internal locus of control
77,43% Cukup baik
4) Pengendalian diri 75,62% Kurang baik
4. Motivasi berprestasi
1) Memiliki tujuan berprestasi
82,86%
70%
Cukup baik
2) Tanggung jawab 74,57% Kurang baik
3) Menyukai feed back 80,86% Cukup baik
4) Inovatif 79,14% Kurang baik
5) Menyukai tantangan 72,28% Kurang baik
5. Prestasi Belajar
1) Ketuntasan Belajar siswa
91,67% 80% Cukup Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment mencapai 85%.
Semua indikator dalam penerapan teknik penilaian Self Assessment
sudah mencapai target ketercapaian sehingga pelaksanaan siklus dapat
dihentikan
2) Hasil penilaian konsep diri siswa melalui angket yang disebar pada
siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa konsep diri siswa sudah
cukup baik. Dari jumlah siswa sebanyak 35 siswa prosentase penilaian
konsep diri yang dimiliki siswa sebesar 73,54%. Hal ini dapat dilihat
dari indikator konsep diri, antara lain: (1) kemampuan menilai diri
sebesar 71,71%, (2) keteraturan diri sebesar 70,28%, (3) kestabilan
diri sebesar 77,90%, dan (4) memiliki tujuan yang realistis sebesar
74,28%. Semua indikator konsep diri siswa sudah mencapai target
ketercapaian sehingga pelaksanaan siklus dapat dihentikan.
3) Hasil penilaian rasa percaya diri siswa melalui angket yang disebar
pada siswa kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa rasa percaya diri siswa
sudah cukup baik. Dari 35 siswa di kelas XI IPS 1 prosentase
penilaian rasa percaya diri dimiliki siswa sebesar 76,14%. Hal ini
dapat dilihat dari indikator rasa percaya diri, antara lain: (1)
Keyakinan diri siswa terhadap kemampuan sebesar 77,52%, (2)
Keberanian siswa mensikapi permasalahan di kelas sebesar 74,00%,
(3) memiliki internal locus of control sebesar 77,47% dan (4)
Pengendalian diri siswa sebesar 75,62%. Semua indikator rasa percaya
diri siswa sudah mencapai target ketercapaian sehingga pelaksanaan
siklus dapat dihentikan.
4) Sedangkan motivasi berprestasi siswa juga sudah cukup baik. Dari 35
siswa di kelas XI IPS 1 prosentase penilaian motivasi berprestasi yang
dimiliki siswa sebesar 77,94%. Hal ini dapat dilihat dari indikator
motivasi berprestasi, antara lain: (1) memiliki tujuan berprestasi
sebesar 82,86%, (2) Tanggung Jawab terhadap tugas yang diberikan
sebesar 74,57%, (3) Menyukai feedback (umpan balik) dari orang lain
atas tugas yang telah dikerjakan sebesar 80,86% ,(4) Inovatif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
melakukan pekerjaan dengan cara yang berbeda 79,14%, dan (5)
Menyukai tantangan sebesar 72,28%. Semua indikator motivasi
berprestasi siswa sudah mencapai target ketercapaian sehingga
pelaksanaan siklus dapat dihentikan.
5) Berdasarkan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang
sudah mampu mengerjakan penyusunan Neraca Saldo Setelah
Penutupan dan mendapatkan nilai 70,00 ke atas sebesar 91,67% (33
siswa) sedangkan 8,33% (3 siswa) lainnya belum sempurna dalam
menyelesaikan soal yang diberikan. Target ketercapaian indikator
prestasi belajar sudah terpenuhi sehingga pelaksanaan siklus dapat
dihentikan.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan
Berdasarkan hasil observasi siklus II yang telah dilakukan dapat
dilihat bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat
meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa pada mata
pelajaran akuntansi. Siswa sudah jelas dan paham mengenai penerapan
teknik penilaian Self Assessment karena siswa mulai terbiasa dengan
teknik penilaian yang digunakan. Hal ini tentu saja menyebabkan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan teknik
penilaian Self Assessment menjadi lebih efektif. Rata-rata nilai ulangan
harian siswa kelas XI IPS 1 pada siklus II mengalami peningkatan.
Sebanyak 91,67% siswa dinyatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar
mereka diatas standar batas tuntas nilai, yaitu 70,00 dan 8,33% siswa
belum tuntas karena belum mencapai angka ketuntasan yang telah
ditentukan.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa
penerapan teknik penilaian Self Assessment pada siklus II dinilai telah
berhasil dan dianggap sudah memuaskan sehingga tidak perlu dilanjutkan
lagi ke siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, penganalisis melakukan analisis sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
1) Guru lebih mampu menguasai kelas sehingga ketika guru menjelaskan
tidak ada siswa yang ramai atau tidur.
2) Guru lebih mampu memberikan umpan balik terhadap penilaian hasil
belajar siswa.
3) Guru lebih mampu dalam memberikan penghargaan terhadap siswa
yang memperoleh nilai diatas standar ketuntasan.
4) Siswa memperoleh penguatan konsep diri mereka, dalam hal ini siswa
mampu menilai kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka
selama pembelajaran dan berusaha memperbaiki kekurangan yang
ada.
5) Siswa lebih percaya diri dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Siswa tidak segan bertanya mengenai hal-hal yang
belum dimengerti dan menyampaikan pendapatnya ketika berdiskusi.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki minat dan motivasi belajar yang
tinggi.
2) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode
pembelajaran pada saat mengajar sehingga siswa lebih bersemangat
dalam mengikuti pelajaran dan tidak cepat bosan.
Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran dengan teknik
penilaian Self Assessment mampu menguatkan konsep diri siswa, meningkatkan
rasa percaya diri siswa, dan meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Hal tersebut
dapat dilihat dari tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel 6. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I dan II
(Sumber: Data primer yang diolah, 2011)
Variabel Indikator Presentase perolehan Target Ketercapaian
Siklus I Siklus II 1. Teknik Self
Assessment 1) Perumusan tujuan
pembelajaran 70% 90%
80% 2) Kegiatan
Pembelajaran 80% 90%
3) Kegiatan penilaian dengan teknik Self Assessment
70% 85%
2. Konsep diri 1) Kemampuan menilai diri
66,76% 71,71%
70% 2) Keteraturan diri 60,78% 70,28%
3) Kestabilan diri 72,16% 77,90%
4) Tujuan realistis 67,94% 74,28%
3. Rasa Percaya Diri
1) Keyakinan diri 69,80% 77,52%
70% 2) Keberanian 69,70% 74,00%
3) Memiliki internal locus of control
71,47% 77,43%
4) Pengendalian diri 68,43%. 75,62%
4. Motivasi berprestasi
1) Memiliki tujuan berprestasi
71,47% 82,86%
70% 2) Tanggung jawab 66,76% 74,57%
3) Menyukai feed back 76,17% 80,86%
4) Inovatif 68,82% 79,14%
5) Menyukai tantangan 61,47% 72,28%
6. Prestasi Belajar
1) Ketuntasan Belajar siswa
75% 91,67% 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II di atas
diperoleh hasil penilaian terhadap prestasi belajar yang mengalami peningkatan.
Teknik penilaian Self Assessment terbukti berdampak positif terhadap kegiatan
pembelajaran akuntansi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMA Negeri 2 Karanganyar. Dari hasil survei ini,
peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1
masih kurang optimal, yaitu siswa masih kurang antusias mengikuti pembelajaran,
siswa kurang percaya pada kemampuan diri dan hasil evaluasi belajarnya kurang
maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan
mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan
teknik penilaian Self Assessment. Penilaian yang dilakukan oleh siswa diharapkan
dapat membangun kepribadian dan interaksi edukatif antara siswa dengan guru
serta meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran.
Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan pada siklus I. Materi pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Jurnal Penutup (Closing entry). Pada
pelaksanaan tindakan siklus I peneliti bertindak sebagai observan dan guru
kolaborasi bertindak sebagai pengajar.
Pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self assessment dimulai
dengan perumusan tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama siswa.
Guru mengajak siswa dalam menentukan tujuan pembelajaran dengan mengacu
pada tujuan sekolah. Guru menjelaskan garis besar materi tentang Jurnal Penutup.
Guna menghindari pembelajaran yang monoton dan berpusat pada guru (teacher
centered) guru menggunakan metode diskusi kelompok. Metode ini diharapkan
dapat memberikan ruang kepada siswa untuk lebih aktif dan paham mengenai
Jurnal Penutup.
Sebagai cara untuk mengetahui kemampuan penguasaan materi belajar
siswa, guru mengadakan kuis/evaluasi. Penilaian hasil evaluasi menggunakan
teknik penilaian Self assessment. Guru mengajak siswa menentukan kriteria
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
penilian atas pekerjaan mereka, kemudian meminta siswa menilai pekerjaannya
sendiri dengan berpedoman pada kriteria penilaian yang telah disepakati bersama.
Dari hasil penilaian tersebut akan dapat diketahui tingkat kemampuan yang
dimiliki siswa dalam pencapaian standar penilaian yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, guru mengadakan umpan balik terhadap hasil belajar siswa dan
mengajak siswa untuk merumuskan strategi pengajaran selanjutnya.
Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada
siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa masih kurang aktif
dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari respon
siswa pada saat apersepsi, siswa cenderung mengabaikan penjelasan dan tugas
dari guru. Selain itu siswa masih segan bertanya kepada guru mengenai hal-hal
yang belum dimengerti. Sebagai upaya perbaikan pada siklus I ini, peneliti
mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi
kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II yaitu Neraca Saldo Setelah Penutupan.
Dalam pelaksanaan siklus II ini siswa terlihat lebih antusias dengan teknik
penilaian Self Assessment yang telah diterapkan sebelumnya, selain siswa menjadi
aktif, siswa juga tidak segan bertanya dan berdiskusi dengan teman untuk mencari
jawaban dari tugas yang diberikan guru. Siswa juga sering mengungkapkan
pendapat ketika guru mengemukakan suatu permasalahan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi konsep
diri siswa menunjukkan penguatan dari 66,91% pada siklus I menjadi 73,54%
pada siklus II. Rasa percaya diri siswa menunjukkan peningkatan dari 69,85%
pada siklus I menjadi 76,14% pada siklus II, dan motivasi berprestasi siswa
menunjukkan peningkatan dari 68,88% pada siklus I menjadi 77,94% pada siklus
II. Begitu pula pada pencapaian prestasi belajar siswa juga mengalami
peningkatan, ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas
ketuntasan minimal yaitu sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa pada siklus I
dan 91,67% atau sebanyak 33 siswa pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi
lebih antusias dan lebih merespon apersepsi yang diberikan oleh guru. Siswa yang
sebelumnya malu dalam berpendapat mulai berani untuk mengungkapkan pada
saat diskusi, pada siklus II ini siswa juga lebih percaya pada kemampuan diri
dalam mengerjakan tugas tanpa menyontek tugas teman lain sehingga dapat
dikatakan pada siklus II pembelajaran sudah terlihat aktif dan menyenangkan bagi
siswa.
Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari
guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Masalah
yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara
penerapan teknik penilaian Self assessment yang secara langsung dapat
menguatkan konsep diri siswa, meningkatkan percaya diri dan motivasi
berprestasi siswa, pemahaman siswa, serta meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Pembahasan
Penerapan teknik penilaian Self Assessment merupakan penelitian
tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi
siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan
metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu teknik penilaian Self Assessment.
Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu meningkatkan
hasil belajar serta prestasi belajar siswa. Berdasarkan tabel data yang disajikan
pada siklus I dan siklus II pada deskripsi hasil penelitian di atas diperoleh prestasi
belajar akuntansi siswa yang mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (
dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis
dan refleksi tindakan.
Dalam proses pembelajaran di seko
aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian,
metode mengajar dan metode penilaian
format menjadi student
satu bentuk pembelajaran yang menerapkan
centered instruction adalah
Proses pembelajaran
penyampaian materi, tetapi juga dal
siswa. Hasil dari penilaian/evaluasi sangat bermanfaat untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan siswa
perbaikan melalui strategi pengajaran yang lebih efektif.
Teknik penilaian
karena berdampak positif terhadap kepribadian siswa.
penelitiannya yang berjudul “
mengemukakan bahwa
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus 1
. Grafik Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis
dan refleksi tindakan.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya yang berperan
aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian,
dan metode penilaian seharusnya beralih dari
student-active approach atau student-centered inst
satu bentuk pembelajaran yang menerapkan student-active approach
adalah teknik penilaian Self Assessment.
roses pembelajaran yang berpusat pada siswa, bukan hanya ketika
penyampaian materi, tetapi juga dalam kegiatan penilaian/evaluasi hasil belajar
siswa. Hasil dari penilaian/evaluasi sangat bermanfaat untuk mengetahui
kelemahan dan kekurangan siswa. Kekurangan tersebut selanjutnya
perbaikan melalui strategi pengajaran yang lebih efektif.
penilaian Self Assessment sangat dianjurkan untuk diterapkan
karena berdampak positif terhadap kepribadian siswa. Race (2001
penelitiannya yang berjudul “A Briefing on Self, Peer & group Assessment
bahwa Self Assessment dapat menambah pengalaman belajar
Siklus 2
Penerapan teknik penilain Self Assessment
konsep diri siswa
Percaya diri siswa
90
) ini dilaksanakan
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis
lah, pada hakekatnya yang berperan
aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian,
seharusnya beralih dari lectur-based
centered instruction. Salah
active approach atau student-
berpusat pada siswa, bukan hanya ketika
am kegiatan penilaian/evaluasi hasil belajar
siswa. Hasil dari penilaian/evaluasi sangat bermanfaat untuk mengetahui
selanjutnya dilakukan
sangat dianjurkan untuk diterapkan
(2001: 10) dalam
group Assessment”,
mbah pengalaman belajar
Penerapan teknik
konsep diri siswa
Percaya diri siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
siswa, melatih siswa dalam menilai, membantu siswa menjadi pembelajar
mandiri, dan membantu siswa mengembangkan ketrampilan yang berkaitan
dengan belajar sepanjang hidup (life long learning)”.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam proses belajar
mengajar dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat
meningkat apabila penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat berjalan
dengan baik. Boud dan Mc Donald (2003:3) mengemukakan bahwa “penerapan
Self Assessment dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya”.
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan teknik Self Assessment dalam
pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah teknik Self
Assessment telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi
interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan teknik Self
Assessment. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas pelaksanaan teknik
Self Assessment meningkat sebesar 15% (pada siklus I 73,33% menjadi 88,33%
pada siklus II). Penilaian dilakukan terhadap persentase yang ditunjukkan oleh
indikator diantaranya: 1) perumuskan tujuan pembelajaran meningkat 20% (siklus
I=70%, siklus II= 90%), (2) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran meningkat 5 %
(siklus I=85%, siklus II= 90%), dan (3) kegiatan penilaian dengan teknik
penilaian Self Assessment meningkat 20 % (siklus I=65%, siklus II= 85%).
Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat menguatkan
konsep diri siswa. Siswa yang melakukan penilaian terhadap pekerjaannya sendiri
akan mampu mengetahui seberapa besar tingkat pemahamannya terhadap materi
pembelajaran sekaligus dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan yang
dimilikinya. Dengan kata lain siswa mampu memahami konsep diri yang ada pada
diri mereka. Pada penelitian ini diperoleh hasil penguatan konsep diri siswa
melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment sebesar 6,63%. Pada siklus I
konsep diri siswa sebesar 66,91% meningkat menjadi 73,54% pada siklus II.
Penilaian dilakukan terhadap hasil persentase yang meunjukkan ketercapaian pada
masing-masing indikator konsep diri, diantaranya: kemampuan menilai diri
(66,76% di siklus I menjadi 71,71% di siklus II), keteraturan diri (60,78% di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
siklus I menjadi 70,28% di siklus II), kestabilan diri (72,16% di siklus I menjadi
77,90% di siklus II), memiliki tujuan yang realistis (67,94% di siklus I menjadi
74,28% di siklus II). Indikator konsep diri yang diteliti pada penelitian ini
didasarkan pada karakteristik konsep diri yang dikemukakan oleh Calhoun dan
Accocella (1990: 71) yaitu individu yang mempunyai konsep diri positif memiliki
ciri-ciri diantaranya: (1) individu yang mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan
dapat menerima keberadaan orang lain, (2) individu yang memiliki keteraturan
diri, (3) individu yang bersifat stabil dan menerima sejumlah fakta yang
bermacam-macam tentang dirinya, dan (4) individu dapat merancang tujuan yang
kemungkinan besar dapat dicapai.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat meningkatkan
rasa percaya diri siswa sebesar 6,29%. Pada siklus I rasa percaya diri siswa
sebesar 69,85% meningkat menjadi 76,14% pada siklus II. Penilaian dilakukan
terhadap hasil persentase yang meunjukkan ketercapaian pada masing-masing
indikator rasa percaya diri diantaranya: keyakinan diri (69,80% di siklus I menjadi
77,52% di siklus II), keberanian (69,70% di siklus I menjadi 74,00% di siklus II),
memiliki internal locus of control (71,47% di siklus I menjadi 77,43% di siklus
II) dan pengendalian diri (68,43% pada siklus I menjadi 75,62 pada siklus II)
Indikator rasa percaya diri yang diteliti pada penelitian ini didasarkan pada
karakteristik rasa percaya diri yang dikemukakan oleh Jacinta F Rini (2002: 1)
yaitu individu yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri diantaranya:
(1) Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan
pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, (2) Berani
menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri
(3) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan,
tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau
keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain) dan (4)
Mempunyai pengendalian diri yang baik .
Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat meningkatkan
motivasi berprestasi siswa. Secara umum, motivasi berprestasi siswa meningkat
sebesar 9,06% . Pada siklus I motivasi berprestasi siswa sebesar 68,88% dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
meningkat menjadi 77,94% pada siklus II. Penilaian dilakukan terhadap hasil
persentase yang meunjukkan ketercapaian pada masing-masing indikator motivasi
berprestasi siswa diantaranya: Memiliki tujuan berprestasi (sebesar 71,47% pada
siklus I menjadi 82,86% pada siklus II), tanggung jawab (sebesar 66,76% pada
siklus I menjadi 74,57% di siklus II), menyukai feedback (sebesar 76,17% pada
siklus I meningkat 80,86% pada siklus II), Inovatif (sebesar 68,53% pada siklus I
meningkat 79,14% di siklus II), dan menyukai tantangan (sebesar 61,47% pada
siklus I menjadi 72,28% pada siklus II). Indikator motivasi berprestasi yang
diteliti pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik motivasi berprestasi yang
dikemukakan oleh McClelland dalam Robbins (1996: 59) yaitu individu yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri diantaranya: (1)
memiliki tujuan berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar, (2)
Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, (3)
Adannya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang
dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari
kegiatannya lebih baik atau lebih buruk, (4) Inovatif yaitu melakukan suatu
pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari pada
sebelumnya dan (5) Menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah,
tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang.
Pada akhirnya penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam
pembelajaran terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar melalui penguatan
konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa dalam
proses belajar mengajar. Hal ini dibuktikan oleh pencapaian prestasi belajar siswa
yang mengalami peningkatan sebesar 16,67% (prestasi belajar siswa pada siklus I
sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa yang tuntas sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 91,67% atau sebanyak 33 siswa yang dinyatakan
tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli evaluasi, diantaranya : 1) Klenowski
(1995), yang dikutip oleh John A. Ross (2006: 1), mengemukakan Self Assessment
sebagai "Evaluasi atau penilaian dari 'nilai' salah satu kinerja dan identifikasi salah
satu kekuatan dan kelemahan dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar
seseorang”. 2) Menurut Boud dalam Zulharman (2007: 4) mengemukakan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
“Penilaian diri tampaknya mempengaruhi hasil siswa, kesadaran kritis karya
mereka sendiri serta rasa tanggung jawab mereka, kemandirian dan kepercayaan
mereka terhadap kemampuan mereka sendiri dengan cara yang positif”. 3)
Rolheiser Carol dan John A. Ross (2004: 2), yang menyatakan “Evaluasi diri
merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa
melalui peningkatan efektivitas diri dan meningkatkan motivasi intrinsik”.
Dari uraian di atas, dapat diringkas bahwa teknik penilaian Self
Assessment terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa
melalui penguatan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri dan motivasi
berprestasi siswa. Keberhasilan ini tidak terlepas dari faktor guru dalam
mengelola pembelajaran dan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selain
itu, kinerja guru meningkat dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
menarik, karena siswa belajar dengan semangat dan termotivasi yang cukup
tinggi. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self
Assessment ini tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (student center),
baik dalam penyampaian materi maupun pada kegiatan evaluasi menempatkan
siswa sebagai subyek pembelajaran. Setiap tahapan dalam pembelajaran yang
terdiri dari perumusan tujuan pembelajaran sampai pada perencanaan strategi
pengajaran selanjutnya melibatkan siswa, baik melalui kegiatan diskusi,
pembahasan soal, penilaian diri, dan tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih
siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan menumbuhkan semangat
belajar siswa.
2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan
siswa sehingga membuat siswa lebih berminat dan nyaman dalam belajar. Hal
ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran
terus mengalami peningkatan
3. Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan dan lebih percaya diri
dengan kemampuannya. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum
memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya
lebih lanjut dan leluasa baik secara langsung kepada guru maupun peneliti .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
4. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam proses belajar mengajar
dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar dan prestasi belajar siswa. Hasil
belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar
siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 70,00 dan mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum siswa telah memahami materi yang disajikan dengan baik pada proses
belajar mengajar yang menggunakan teknik penilaian Self Assessment.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 di SMA
Negeri 2 Karanganyar ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan menerapkan teknik penilaian Self
Assessment dalam pembelajaran. Penerapan teknik penilaian Self Assessment di
kelas XI IPS 1 telah dilaksanakan dengan runtut dan berjalan dengan efektif. Hal
ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas penerapan teknik penilaian Self
Assessment yang menunjukkan persentase sebesar 73,33% pada siklus I
meningkat menjadi 88,33% pada siklus II.
Berdasarkan kajian teori dan didukung hasil analisis maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa “Penerapan teknik penilaian Self Assessment secara efektif
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena berdampak positif
terhadap perkembangan konsep diri, rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi
siswa”. Secara rinci hasil penelitian sebagai berikut:
1. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat menguatkan konsep diri
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penguatan konsep diri siswa dari
tahap pra siklus yang masih rendah menguat mencapai 66,91% pada siklus I
dan 73,54% pada siklus II.
2. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan rasa percaya
diri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasa percaya diri
siswa dari tahap pra siklus yang masih rendah meningkat mencapai 69,85%
pada siklus I dan 76,14% pada siklus II.
3. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan motivasi
berprestasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi
berprestasi siswa dari tahap pra siklus masih rendah meningkat mencapai
68,88% pada siklus I dan 77,94%pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
4. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas
pada mata pelajaran akuntansi dari 66,8 pada awal pra siklus menjadi 71,94
pada siklus I dan pada siklus II meningkkat menjadi 80,14 dengan presentase
ketuntasan siswa sebesar 52,78 % pada tahap pra siklus, 75,00% pada siklus I
dan 91,67% pada siklus II.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang penerapan teknik penilaian
Self Assessment di kelas XI IPS 1SMA Negeri 2 karanganyar, maka implikasi
yang dapat dikaji adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan
belajar mengajar akuntansi dengan menerapkan teknik penilaian Self
Assessment berdampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa dan
motivasi dalam siswa pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan tentang manfaat
penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran. Penelitian ini
membuktikan bahwa permasalahan dalam pembelajaran bukan hanya dapat
diatasi melalui penerapan metode pembelajaran, tetapi juga dapat diatasi
dengan menerapkan teknik penilaian. Selain itu, faktor guru dan siswa juga
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini.
Faktor dari guru antara lain: kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan
metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat
proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan
minat, motivasi serta partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Sedangkan faktor yang berasal dari siswa yaitu minat, antusiasme belajar siswa
serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik penilaian
Self Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan teknik penilaian
ini dalam kegiatan pembelajaran dikelas yang disesuaikan pula dengan materi
pembelajaran. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar siswa, guru dapat
menerapkan berbagai metode pembelajaran dan mengkombinasikan dengan
teknik penilaian Self Assessment sehingga siswa lebih tertarik dan merasa
senang dalam belajar.
C. Saran
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa :
a. Dalam konsep student centered learning, siswa merupakan subyek
pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan hendaknya lebih aktif dalam proses pembelajaran serta
tidak menganggap pusat informasi adalah guru.
b. Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini
pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam
meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam
menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
c. kelemahan pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment adalah tingkat
validitas dan reabilitas saat pelaksanaan penilaian oleh siswa. Oleh karena
itu, siswa hendaknya berlatih berbuat jujur dan obyektif, demi perbaikan
belajar di masa depan dan kemajuan pendidikan mereka.
2. Bagi Guru:
a. Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan
pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
b. Guru mengembangkan model dan metode pembelajaran yang mendorong
siswa untuk aktif berpartisipasi dan lebih mudah dalam memahami materi
pembelajaran.
c. Guru yang belum menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat
menerapkan teknik penilaian tersebut dalam pembelajaran akuntansi
dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan
minat, perhatian dan motivasi siswa untuk memahami materi yang
disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Guru lebih optimal dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah
disediakan oleh pihak sekolah sebagai alat bantu dalam pengembangan
media pembelajaran.
e. Kerjasama guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan
sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat
lebih mudah memahami materi pembelajaran.
3. Bagi Sekolah :
a. Kepala Sekolah lebih memberikan kesempatan kepada guru-guru mata
pelajaran untuk mengikuti workshop yang berhubungan dengan model dan
metode pembelajaran inovatif.
4. Bagi Orang Tua :
a. Orang tua memfasilitasi kegiatan belajar anak, sehingga dengan fasilitas
belajar yang memadai anak akan lebih merasa nyaman dan bersemangat
dalam belajar. Dengan demikian, pada akhirnya dapat meningkatkan
prestasi belajar anak.