Post on 08-Apr-2019
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
PERSEPSI AKUNTAN PEMERINTAH, AKUNTAN PENDIDIK, DAN MAHASISWA
JURUSAN AKUNTANSI TERHADAP KODE ETIK AKUNTAN.
RATNA NINGSIH
Jurusan Akuntasi, Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) 2016
Ratnaningsih061091Ok@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana Persepsi Akuntan Pemerintah,
Akuntan Pendidik, dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Kode Etik Akuntan. Analisis
dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden yang diperoleh melalui kuesioner yang
disebarkan di kota Tanjungpinang (BPKKD, STIE Pembangunan, UMRAH, dan Mahasiswa
Akuntansi). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
jawaban responden, kriteria responden adalah Akuntan pemerintah yang bekerja di instansi
pemerintahan, Akuntan pendidik yaitu para dosen yang terpilih, sedangkan, kriteria Mahasiswa
adalah Mahasiswa akuntansi yang telah menempuh mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi dan
Auditing. Pengujian data pada penelitian ini menggunakan metode analisis Kruskal Wallis
dengan menggunakan bantuan SPSS 20 (Statistical Packages for Social Science).
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara persepsi Akuntan pemerintah, Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi terhadap Kode etik Akuntan.
Kata kunci: Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik, Mahasiswa Jurusan Akuntansi, dan Kode
Etik Akuntan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Menurut Dana Moneter Internasional, IMF menyebutkan bahwa tahun 2016 sebagai tahun
pesimis bagi pertumbuhan ekonomi global. Direktur Eksekutif IMF, Christine Lagarde
mengatakan, proyeksi peningkatan suku bunga di AS dan perlambatan pertumbuhan ekonomi di
Cina tidak diragukan lagi memicu resiko besar terhadap pertumbuhan perekonomian dunia. Di
sisi lain, Direktur Eksekutif IMF mengkhawatirkan kemampuan perekonomian negara-negara
ekonomi baru menghadapi kondisi sulit saat ini.
Bahkan Perkembangan ekonomi global yang terjadi juga ikut mempengaruhi
perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dengan segala dinamika dan tantangan yang harus dihadapi, sesuai dengan wewenang yang telah
diberikan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia).
Etika Profesi menjadi tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi (Al
Haryono dalam Farida 2014).Apabila etika suatu profesi dilanggar maka harus ada sangsi yang
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh profesi tersebut. Jika tidak, maka akan
mengakibatkan berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Etika Profesi yang ada,
maka hasilnya tidak akan merugikan kepentingan umum dan akan menigkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi tersebut.
Profesi Akuntan dituntut untuk bertindak secara profesional dan sesuai dengan Etika,
dengan bertindak sesuai dengan etika, maka kepercayaan masyarakat terhadap Profesi Akuntan
akan meningkat.
DiIndonesia, isu ini berkembang seiring dengan terjadinya pelanggaran etika, baik yang
dilakukan oleh akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah, maupun akuntan
pendidik. Beberapa kasus yang menjadi fenomena bagi perkembangan dunia akuntansi
khususnya dalam kaitannya dengan etika diantaranya;
Kasus Gayus adalah bukti betapa sindikat pajak telah begitu menggurita di negeri
ini.Laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang berisi tentang
rekening Gayus Tambunan senilai Rp 25 miliar menarik perhatian aparat pemerintah.Gayus
cuma pegawai pajak rendahan. Golongan kepangkatannya baru III A. maksimal, gaji karyawan
pajak di level ini di tambah tunjangan program reformasi birikrasi di Departemen Keuangan,
hanya sekitar Rp 6 juta perbulan. Data arus dana di berbagai rekening Gayus memperlihatkan
berbagai indikasi kuat bahwa uang segunung itu memang berkait dengan pekerjaannya sebagai
aparat tentang besaran uang yang harus mereka setor ke kas
Negara. Harta Gayus merupakan akumulasi dari berbagai transfer bank yang banyak pihak,
individu maupun perusahaan. Nilainya bervariasi, berkisar antara Rp 100 juta hingga miliaran
rupiah.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Seharusnya pelanggaran tersebut tidak akan terjadi jika setiap akuntan dancalon akuntan
mempunyai pengetahuan, pemahaman dan dapat menerapkan etika secara memadai dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang akuntan yang profesional. Dengan sikap akuntan yang
profesional maka akan mampu menghadapi tekanan yang muncul dari dirinya sendiri ataupun
dari pihak eksternal.
Akuntan Pemerintah adalah akuntan yang bekerja diinstansi pemerintah yang tugas
utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit
organisasi dalam pemerintahan. Dan akuntan pemerintah juga membantu pelaksanaan undang-
undang pajak, memeriksa surat pemberitahuaan pajak, menjalankan sisitem akuntansi untuk
memberikan laporan yang diperlukan pemerintah, sedangkan.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi di perguruan tinggi.Bahkan seorang akuntan pendidik juga harus mampu
melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, hal tersebut dimaksudkan agar seorang pendidik
tidak hanya mampu berkomunikasi dengan bidang ilmunya sendiri, namun juga harus mampu
berkomunikasi dengan masyarakat luas.
Dunia pendidikan akuntansi memegang peranan penting dalam menciptakan akuntan yang
professional dan berperilaku etis. Mahasiswa (calon akuntan) akan belajar memahami masalah-
masalah etika, dalam hal ini Etika Profesi Akuntan yang nantinya akan mereka hadapi di dunia
kerja. Dunia pendidikan yang baik akan mencetak mahasiswa menjadi calon akuntan yang
mempunyai sikap profesional yang berlandaskan pada standar moral dan etika.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Persepsi perlu diteliti karena sebagai gambaran pemahaman terhadap kode etik profesi.
Dengan pengetahuan, pemahaman dan kemauan yang lebih untuk menerapkan nilai-nilai moral
dan etika secara memadai dapat mengurangi berbagai pelanggaran etika.Arisetyawan (2010).
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang sejalan dengan penelitian ini, seperti penelitian
yang dilakukan olehAnton (2012) meneliti tentang “Analisis Persepsi Akuntan Publik dan
Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara Mahasiswa Akuntansi dengan Akuntan
Publik dalam penerapan persepsi kode etik ikatan akuntan indonesia.
Berdasarkan permasalahan yang ada tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Persepsi Akuntan Pemerintah, Akuntan pendidik, dan Mahasiswa
Akuntansi terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”. (Studi Empiris Badan Pengelola
Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD), Dosen Perguruan Tinggi Universitas Maritim Raja
Ali Haji (UMRAH) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di Tanjungpinang dan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Aji).
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip tanjunggjawab profesi?
2. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip kepentingan publik?
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
3. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip integritas?
4. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip objektivitas?
5. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip kompetensi & kehatian-hatian profesional?
6. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip kerahasiaan?
7. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip perilaku profesional?
8. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap Prinsip standar teknis?
9. Apakah ada perbedaan persepsi antara Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap kode etik akuntan?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
1. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap Prinsip tanjunggjawab profesi.
2. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip kepentingan publik.
3. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip integritas.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
4. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip objektivitas.
5. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip kompetensi & kehatian-hatian
profesional.
6. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip kerahasiaan.
7. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip perilaku profesional.
8. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip standar teknis.
9. Untuk menguji terdapat perbedaan persepsi antara persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi tehadap prinsip kode etik akuntan.
KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Pengertian Persepsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), persepsi adalah diartikan sebagai
tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui
beberapa hal yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap informasi tentang
lingkungan melalui panca indera (melihat, mendengar, mencium, menyentuh, dan merasakan).
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
persepsi juga dapat diartikan merupakan proses penilaian atau pendapat seseorang terhadap
obyek tertentu. Orang-orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan apakah
persepsi itu mencerminkan kenyataan sebenarnya.Pada kenyataannya, setiap orang memiliki
persepsi sendiri atas suatu kejadiaan.Persepsi juga merupakan pengalaman tentang objek atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Pengertian Etika Dan Etika Profesi
Pengertian Etika
Menurut Ernawan dan Erni (2011), etika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu dari kata ethos
yang berarti sikap, cara berpikir, watak kesusilaan atau adat. Dalam pengertian ini, etika
berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik itu pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini bermakna bahwa etika berkaitan erat dengan nilai-
nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan
diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Etika Profesi
Etika profesional mencakup perilaku untuk orang-orang profesional yang dirancang baik
untuk tujuan praktis maupun untuk tujuan idealistis.Oleh karena itu, kode etik harus
realistis.Etika profesional ditetapkan oleh organisasi bagi para anggotanya yang secara sukarela
menerima prinsip-prinsip perilaku profesional lebih keras daripada yang diminta oleh undang-
undang.Prinsip-prinsip tersebut dirumuskan dalam suatu kode etik.Jika profesi akuntan ingin
bertahan, maka harus meningkatkan aspek etikanya dan penegakan kode etik profesi dalam
kurikulum dan dalam menjalankan profesinya.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
Sejarah Kode Etik IAI
Kode etik akuntan dikeluarkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). IAI didirikan pada
tanggal 23 Desember 1957 oleh lima orang akuntan. Sedangkan anggotanya pada waktu itu
hanya sebelas orang. IAI didirikan dengan tujuan (Isroah dan Nurjanah, 2005:7) (dalam
Ardiansyah, 2012):
1. Menjaga martabat profesi akuntan.
2. Meningkatkan usaha memasyarakatkan akuntansi dalam menunjang pembangunan
nasional.
3. Mengembangkan ilmu akuntansi;
4. Membina suatu korps akuntan Indonesia;
5. Meningkatkan kecakapan dan rasa tanggungjawab anggota.
Klasifikasi Kode Etik Akuntan
1. Prinsip Kode Etik Akuntan
Di dalam kerangka kode etik ikatan akuntan indonesia (IAI) memuat delapan prinsip-
prinsip dasar etika profesi sebagai berikut : (Standar profesi akuntan publik, 2011 : 1-15).
a. Prinsip Tanggungjawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
b. Prinsip Kepentingan Publik
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang
dilayani anggota secara keseluruhan.Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
c. Prinsip Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara danmeningkatkan kepercayaan
publik, harus memenuhi tanggung jawabprofesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya
setinggi mungkin.Integritasadalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan
profesional.Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur
danberterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
d. Prinsip Objektivitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus
menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.Objektivitas adalah suatu kualitas
yang memberikan nilai atas jasa yang diberikananggota.Anggota bekerja dalam berbagai
kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan objektivitas mereka dalam berbagai
situasi.Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi
manajemen.
e. Prinsip Kompetensi dan Kehati-Hatian Profesional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian,
kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan
dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik,
legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.
f. Prinsip Kerahasiaan
Setiap Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat dan luas
kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
g. Prinsip Perilaku Profesional.
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten
selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesinya. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
h. Prinsip Standar Teknis
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar
teknis dan standar profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas. Standar teknis dan standar
profesional
yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang-
undangan yang relevan.
Pengertian Akuntan
Dalam kamus besar akuntansi Departemen Pendidikan Nasional (2012) (dalam Riyanto
2014), akuntan adalah seorang yang melaksanakan pekerjaan akuntansi sesuai ketentuan
Undang-undang No. 34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan.
Nurlan (2011) Akuntan merupakan profesi yang mengawal penerapan good corporate
governance (good governance) baik di swasta maupun di pemerintahan agarberjalan sesuai pada
jalurnya.Akuntan yang tidak berintegritas dan tidak bermoralmembuat segala sesuatunya
menjadi berantakan.
Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah, yang
tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang telah
disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah yang ditujukan kepada pemerintah.
Misalnya di departemen-departemen, kantor Badan Pengawas keuangan dan pembangunan
(BPKB), Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD), dan Direktorat jenderal
Pajak.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Kegiatan seorang akuntan pemerintah antara lain membantu pelaksanaan undang-undang
pajak, memeriksa surat pemberitahuaan pajak, menjalankan sisitem akuntansi untuk memberikan
laporan yang diperlukan pemerintah.
Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa berupa pelayanan
pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga–lembaga pendidik yang ada agar
menghasilkan para akuntan terampil dan profesional.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi melakukan
penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun kurikulum pendidikan
akuntansi di perguruan tinggi.
Pengertian Mahasiswa Akuntansi
Mahasiswa akuntansi merupakan calon akuntan muda yang diharapkan menjadi akuntan
profesional dan berkompeten di bidangnya.Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka para calon
akuntan muda ini dibekali dengan berbagai pengetahuan, keterampilan serta karakter yang kuat.
Agar menjadi sarjana yang siap untuk menjadi akuntan yang profesional dan kompeten di
era globalisasi sekarang ini maka para mahasiswa dibekali dengan keterampilan, pengetahuan,
dan karakter. Selain itu, guna pengembangan diri yang berkelanjutan maka mahasiswa juga akan
dibekali dengan kemampuan melakukan penelitian yang akan dapat dimanfaatkan bagi
pengembangan ilmu atau secara khusus dapat digunakan untuk mencapai jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
Penelitian Terdahulu
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Beberapa penulis sebelumnya menegaskan terkait dengan persepsi terhadap kode etik
akuntan diantaranya :
Penelitian oleh Anton (2012) meneliti tentang “Analisis Persepsi Akuntan Publik dan
Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”.Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara Mahasiswa Akuntansi dengan Akuntan
Publik dalam penerapan persepsi kode etik ikatan akuntan indonesia.
Penelitian oleh Simanungkalit (2014) yang meneliti “persepsi akuntan pemerintah, akuntan
pendidik, dan mahasiswa program studi akuntansi strata satu terhadap kode etik ikatan akuntan
indonesia”.Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik terhadap kode etik ikatan akuntan indonesia dapat
dilihat berdasarkan nilai signifikasinya sebesar 0,960 atau di atas 0,05 (0,960 > 0,05).
Penelitian menurut Ardiansyah (2012) meneliti tentang “Persepsi Akuntan Pemerintah dan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap Kode Etik Akuntan”.Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah dengan mahasiswa jurusan
akuntansi mengenai kode etik akuntan, ada dua alasan yang dinilai menjadi penyebab terjadiinya
perbedaan persepsi diantara dua kelompok tersebut.Pertama, akuntan pemerintah memiliki
pengalaman yang lebih banyak dibanding dengan mahasiswa akuntansi. Kedua, akuntan
pemerintah memiliki motif yang lebih baik dibanding dengan mahasiswa jurusan akuntansi.
Akuntan pemerintah secara tidak langsung ingin menjaga citra profesi di mata publik sehingga
mereka pun lebih berhati-hati dalam menjawab setiap butir dari kuesioner yang peneliti bagikan,
sedangkan mahasiswa terkesan sedikit berhati-hati.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Penelitian yang dilakukan oleh Nurlan (2011) tentang “Persepsi Akuntan dan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”.Juga menyatakan bahwa
terdapat perbedaan antara persepsi Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap kode
etik akuntan. .
Penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2012), meneliti tentang “Perbedaan Persepsi
Akuntan Pendidik Dan Mahasiswa Prodi Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia”. Dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pendidik dan mahasiswa prodi akuntansi terhadap kode etik ikatan akuntan indonesia.
Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Nama
(Tahun)
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Anton (2012) Analisis Persepsi
Akuntan Publik dan
Mahasiswa akuntansi
Terhadap Kode Etik
Ikatan Akuntan
Indonesia.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat
perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi
dengan akuntan publik dalam penerapan persepsi
kode etik ikatan akuntan indonesia.
Simanungkalit
(2014)
persepsi
akuntanpemerintah,
akuntan pendidik, dan
mahasiswa program
studi akuntansi strata
satu terhadap kode
etik ikatan akuntan
indonesia.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak
terdapat perbedaan persepsi antara akuntan
pemerintah dan akuntan pendidik terhadap kode
etik ikatan akuntan indonesia
Ardiansyah persepsi akuntan
pemerintah dan
Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan
pemerintah dengan mahasiswa jurusan akuntansi
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
(2012) mahasiswa akuntansi
terhadap kode etik
akuntan.
terhadap kode etik akuntan. Dimana akuntan
pemerintah memiliki persepsi yang lebih baik
dibanding dengan mahasiswa akuntansi terhadap
kode etik akuntan.
Nurlan (2011) persepsi akuntan dan
mahasiswa jurusan
akuntansi terhadap
kode etik ikatan
akuntan indonesia.
Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan antara persepsi Akuntan dan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi terhadap kode
etik akuntan.
Hipotesis
Hipotesis dapat di definisikan sebagai jawaban sementara atau rangkuman kesimpulan
yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsip tanjunggjawab profesi.
H2 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsip kepentingan publik.
H3 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsip integritas.
H4 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsipkepentingan objektivitas.
H5 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsip kompetensi & kehati-hatian profesional.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
H6 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsip kerahasiaan.
H7 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsipperilaku profesional.
H8 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsip standar teknis.
H9 : Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap Prinsipkode etik akuntan.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis dari penelitian explanatory, yakni penelitian atas pengujian
hipotesis yang bersifat menjelaskan (Santoso dan Tjiptono, 2001 (dalam Sartika, 2006).Temuan
yang diperoleh dari hasil pengujian hipotesis tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan
hasil-hasil penelitian relevan sebelumnya untuk diketahui apakah sejalan atau malah
berseberangan. Selain itu juga akan dikemukakan alasan-alasan yang menyebabkan terjadinya
perbedaan atau tidak adanya perbedaan antara objek penelitian (akuntan pemerintah, akuntan
pendidik) dan (mahasiswa jurusan akuntansi) mengenai kode etik akuntan.
Objek Penelitian
Objek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah Akuntan Pemerintah, Akuntan
Pendidik, dan juga kepada Mahasiswa program studi Akuntansi strata 1 (S1) Universitas Maritim
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang-Kepulauan Riau. Penelitian ini dilakukan di
Tanjungpinang-Kepulauan Riau Tahun 2016.
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yakni data hasil
olahan dari data kualitatif yang terkumpul.
Sumber Data
Untuk melengkapi data yang akan digunakan, maka penulis memperoleh data dengan
sumber sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh sumber pertama, yang
dalam penelitian ini akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa jurusan
akuntansi UMRAH di Tanjungpinang.
2. Data sekunder, yaitu data yang penulis dapatkan dengan menggunakan teknik tinjauan
kepustakaan (library research) serta mengakses website maupun situs-situs yang relevan.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Akuntan pemerintah, Akuntan Pendidik, dan
Mahasiswa akuntansi.Sedangkan sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan
bagian dari populasi, sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah para pegawai pemerintahan yang menjalankan
fungsi-fungsi akuntansi di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan daerah (BPKKD)
Provinsi Kepulauan Riau, Tenaga pengajar (Dosen) yang ada di Universitas maritim Raja Ali
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Haji (UMRAH) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) di Tanjungpinang, Jumlah popilasi dalam
penelitian ini sebesar 259.
Sampel
Sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik
dan mahasiswa Akuntansi strata 1 dengan kriteria sampel sebagai berikut:
1. Untuk Akuntan Pemerintah, yang terpilih adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-
lembaga pemerintah. Badan Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD).
2. Untuk Akuntan Pendidik, yang terpilih adalah dosen yang bekerja di perguruan tinggi
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) di
Tanjungpinang.
3. Mahasiswa Akuntansi, yang terpilih adalah Mahasiswa perguruan tinggi di Tanjungpinang
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) yang mengambil jurusan akuntansi, dengan
catatan bahwa Mahasiswa tersebut telah menempuh Mata kuliah Auditing dan Mata kuliah
Etika Bisnis dan Profesi.
Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan nonprobability
sampling (purposive sampling method), yakni suatu teknik pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu atau dari tipe-tipe orang tertentu yang dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan
Dalam menentukan jumlah sampel yang akan digunakan, peneliti menggunakan pedoman
kasar (rules of thumb) seperti yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sartika (2006), yaitu:
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
1. Jumlah sampel yang tepat untuk penelitian adalah 30<n<500.
2. Apabila sampel terbagi dalam beberapa subsampel, maka jumlah sampel
minimum untuk tiap subsampel adalah 30.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 48 lembar yang
di sebar dengan komposisi sebagai berikut :
Akuntan Pemerintah : 16 Responden
Akuntan Pendidik : 16 Responden
Mahasiswa Program Studi Akuntansi : 16 Responden
Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah terdapat pertanyaan-pertanyaan pada
kuisioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak mencerminkan pertanyaan-
pertanyaan yang penting (Umar, 2008:167). Atau dengan kata lain pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam menjalankan fungsinya.
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk. Indikator pernyataan dinyatakan valid jika berkorelasi
positif pada level 0,05 dan 0,01 (sujarweni, 2014:192). Model pengujiannya menggunakan
pendekatan koefisien korelasi product moment pearsondengan bantuan software SPSS.
Uji Reliabilitas
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Menurut Sujarweni (2014:192) reliabilitas (kendalan) merupakan ukuran kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuisioner.Teknik perhitungan
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik alpha cronboach.Uji reliabilitas dapat
dilakukan bersama sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Pengambilan keputusan diambil jika
nilai cronboach alpha>0,60 maka dianggap reliabel, namun jika nilai CroanboachAlpha< 0,60
maka dianggap tidak reliabel.
Pengujian Normalitas
Setelah dilakukan uji validitas dan uji realibilitas data terhadap data kuesioner, selanjutnya
untuk menguji hipotesis maka dilakukan uji asumsi normal untuk mengetahui apakah variabel
yang dibandingkan rata-ratanya telah terdistribusi normal.Teknik pengujian normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah one sample kolmogorov-smirnov test yang terdapat dalam
program komputer SPSS for windows.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan signifikasi hasil pengujian
dengan tingkat signifikasi 0,05. Nilai signifikasi dari uji normalitas ini harus sebesar 0,05 karena
jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi normal (Wijaya , 2012).
Pengujian Hipotesis
Untuk menentukan ada tidaknya pengaruh variabel independen (akuntan pemerintah,
akuntan pendidik, mahasiswa) terhadap variabel dependent (kode etik akuntan) maka dalam
penelitian ini menggunakan uji Kruskal Wallis untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan.
Dalam pengujian tersebur digunakan bantuan paket program SPSS 20 For Windows.
1. Kruskal Wallis.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Uji Kruskal Wallis berarti akan menguji lebih dari dua sampel yang bersifat bebas satu
dengan yang lainnya, apakah sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang sama. Jika
sampel-sampel terbukti berasal dari populasi yang sama, rata-rata ke-n sampel relatif sama atau
tidak berbeda secara signifikan satu dengan yang lainnya. Jika data adalah parametik (data tipe
interval atau rasio serta distribusi data normal), maka bisa dilakukkan uji F atau Anova. Namun,
jika salah satu persyaratan tersebut tidak terp
enuhi:
Data bertipe nominal atau ordinal
Data bertipe interval atau rasio, namun tidak berdistribusi normal
Maka bisa dilakukkan uji statistik non parametrik untuk sampel lebih dari dua menurut
Hamzah (2012).
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : tidak ada perbedaan distribusi skor untuk populasi yang diwakilkan oleh kelompok
eksperimen.
Ha : terdapat perbedaan distribusi skor untuk populasi yang diwakilkan oleh kelompok
eksperimen.
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 5% (α = 0,05), maka dasar pengambilan
keputusan adalah jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho gagal ditolak, artinya tidak ada
perbedaan signifikan antara kelompok sampel. Sebaliknya jika probabilitas lebih kecil dari 0,05
maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan signifikan antara kelompok sampel.
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
Ho: Ditolak jika Sig thitung < α (tingkat signifikan yang digunakan)
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Ho: Gagal ditolak jika Sig thitung > α (tingkat signifikan yang digunakan).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Rincian Pengembalian Kuesioner
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan
(field research), yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara peninjauan
langsung pada objek penelitian untuk mendapatkan informasi dengan cara membagikan
kuesioner kepada responden. Adapun penjebaran jumlah kuesioner untuk masing-masing sampel
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1.2
Rincian kuesioner
No Kelompok
responden
Kuesioner
disebar
Kuesioner
kembali
Tingkat
pengembalian
Kuesioner
diolah
1. Akuntan
Pemerintah
32 27 84% 16
2. Akuntan
Pendidik
38 17 45% 16
3. Mahasiswa
Akuntansi
35 32 92% 16
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dari keseluruhan kuesioner yang kembali, setelah melakukan
tahap analisis dan penyuntingan kuesioner yang layak untuk diolah ke tahap selanjutnya
sebanyak 48 sampel.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Uji Validitas
Menurut Ghozali (2006) uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen
alat ukur telah menjalankan fungsi ukurnya.Untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang
dikumpulkan dari penggunaan instrumen dilakukan uji validitas dengan menggunakan korelasi
produk momen dengan rumus rtabil :
Tabel 4.3.1
Uji Validitas Tanggung Jawab Profesi
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
TJP 0,619 0,285 Valid
TJP 0,620 0,285 Valid
TJP 0,723 0,285 Valid
Sumber : Data diolah
Tabel 4.3.2
Uji Validitas Kepentingan Publik
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
KP 0,556 0,285 Valid
KP 0,619 0,285 Valid
rtabil = n-2
= 48-2
=46 (0.285)
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
KP 0,389 0,285 valid
Sumber : Data diolah
Tabel 4.3.3
Uji Validitas Integritas
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
IN 0,692 0,285 Valid
IN 0,589 0,285 Valid
IN 0,616 0,285 valid
Sumber : Data diolah
Tabel 4.3.4
Uji Validitas Objektivitas
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
OB 0,415 0,285 Valid
OB 0,411 0,285 Valid
OB 0,608 0,285 valid
Sumber : Data diolah
Tabel 4.3.5
Uji Validitas Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
KKP 0,539 0,285 Valid
KKP 0,694 0,285 Valid
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
KKP 0,408 0,285 valid
Sumber : Data diolah
Tabel 4.3.6
Uji Validitas Kerahasiaan
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
KE 0,529 0,285 Valid
KE 0,724 0,285 Valid
KE 0,570 0,285 valid
Sumber : Data diolah
Tabel 4.3.7
Uji Validitas Perilaku Profesional
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
PP 0,702 0,285 Valid
PP 0,549 0,285 Valid
PP 0,615 0,285 valid
Sumber : Data diolah
Tabel 4.3.8
Uji Validitas Standar Teknis
Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Kriteria
ST 0,833 0,285 Valid
ST 0,780 0,285 Valid
ST 0,832 0,285 valid
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Sumber : Data diolah
Dari pengujian validitas di atas dinyatakan bahwa seluruh pertanyaan yang diberikan oleh
responden dinyatakan valid, karena nilai r hitung lebih besar dari 0,285 .Maka dapat dinyatakan
data tersebut layak digunakan sebagai penelitian.
Pengujian Reliabilitas
Menurut Sujarweni (2014:192) reliabilitas (kendalan) merupakan ukuran kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuisioner.Teknik perhitungan
reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik alpha cronboach.Uji reliabilitas dapat
dilakukan bersama sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Pengambilan keputusan diambil jika
nilai cronboach alpha>0,60 maka dianggap reliabel, namun jika nilai CroanboachAlpha< 0,60
maka dianggap tidak reliabel.
Tabel 4.4.1
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of
Items
Kriteria
Tanggung Jawab Profesi 0,805 3 Reliabel
Kepentingan Publik 0,700 3 Reliabel
Integritas 0,790 3 Reliabel
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Objektivitas 0,660 3 Reliabel
Kompetensi/Kehati-
hatianProfesional
0,712 3 Reliabel
Kerahasiaan 0,770 3 Reliabel
Perilaku Profesional 0,781 3 Reliabel
Standar Teknis 0,907 3 Reliabel
Sumber : Data diolah
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa Tanggung jawab profesi, Kepentingan publik,
Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian profesional, Kerahasiaan, Perilaku
Profesional, dan Standar teknis masing-masing memiliki koefisien alpha yang cukup tinggi yaitu
0,805 0,700 0,790 0,660 0,712 0,770 0,781 dan 0,907 Sehingga dapat dikatakan semua kuesioner
atau alat pengukuran variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini bersifat reliabel
karena memiliki nilai Cronback alpa lebih dari 0,60 menurut Mardalis (dalam Simanungkalit
2014).
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pengambilan keputusan dilakukan dengan membandingkan signifikasi hasil pengujian
dengan tingkat signifikasi 0,05. Nilai signifikasi dari uji normalitas ini harus lebih besar 0,05
karena jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak terdistribusi normal (Wijaya ,
2012). Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5.1
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Hasil Pengujian Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TOTAL
N 48
Normal Parametersa,b
Mean 103,81
Std.
Deviation 7,115
Most Extreme
Differences
Absolute ,135
Positive ,135
Negative -,094
Kolmogorov-Smirnov Z ,933
Asymp. Sig. (2-tailed) ,348
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari hasil pengujian di atas menunjukan bahwa berdasarkan penyebaran kuesioner
sebanyak 48 sampel dengan rata-rata (mean) 103,81 dan standar deviasi menunjukka 7,115 dapat
diperoleh hasil bahwa data Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memiliki asymp.sig
sebesar 0,348 Karena signifikasinya > 0,05 maka
Dapat disimpulkan semua data berdistribusi secara normal.
Analisis Pengujian Hipotesis
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Pengujian hipotesis dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan yang
signifikan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 6.1
Hasil Uji Kruskal Wallis
Pertanyaan tentang
Kode Etik Akuntan
Besarnya
Nilai KW
Degree of
Freedom
Tingkat
Signifikansi
Prinsip Tanggungjawab
Profesi
(Pertanyaan no. 1 s/d 3)
1,606 2 0,448
Prinsip Kepentingan Publik
(pertanyaan no. 4 s/d 6) 1,423 2 0,491
Prinsip Integritas
(pertanyaan no. 7 s/d 9) 3,464 2 0,177
Prinsip Objektivitas
(pertanyaan no.10 s/d 12) 2,566 2 0,277
Prinsip Kompetensi &
kehatian Profesional
(pertanyaan no.13 s/d 15)
1,891 2 0,389
Prinsip Kerahasiaan
(pertanyaan no. 16 s/d 18) 1,660 2 0,436
Prinsip Perilaku Profesional
(pertanyaan no.19 s/d 21) 2,045 2 0,360
Prinsip Standar Teknis
(pertanyaan no. 22 s/d 24) 0,23 2 0,988
Kode Etik Akuntan
(pertanyaan no. 1 s/d 24) 0,712 2 0,700
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Tabel 6.2
Mean (rata-rata) Ranking dari persepsi Responden Terhadap Kode Etik Akuntan
Pertanyaan tentang kode etik
akuntan
Rata-rata Ranking
Akuntan
Pemerintah
Akuntan
Pendidik
Mahasiswa
Akuntansi
Prinsip Tanggungjawab
Profesi
(Pertanyaan no. 1 s/d 3)
25,34 26,94 21,22
Prinsip Kepentingan Publik
(pertanyaan no. 4 s/d 6) 26,84 25,25 21,41
Prinsip Integritas
(pertanyaan no. 7 s/d 9) 20,94 29,28 23,28
Prinsip Objektivitas
(pertanyaan no.10 s/d 12) 22,38 28,88 22,25
Prinsip Kompetensi &
kehatian Profesional
(pertanyaan no.13 s/d 15)
26,09 26,41 21,00
Prinsip Kerahasiaan
(pertanyaan no. 16 s/d 18) 24,94 21,50 27,06
Prinsip Perilaku Profesional
(pertanyaan no.19 s/d 21) 26,31 26,50 20,69
Prinsip Standar Teknis
(pertanyaan no. 22 s/d 24) 24,88 24,44 24,19
Kode Etik Akuntan
(pertanyaan no. 1 s/d 24) 25,44 25,94 22,13
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa :
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
1. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip tanggungjawab profesi dengan taraf signifikasi
0,448 (0,448 > 0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah, akuntan
pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip tanggungjawab profesi.
2. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip kepentingan publik dengan taraf signifikasi 0,491
(0,491 > 0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap prinsip kepentingan publik.
3. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip integritas dengan taraf signifikasi 0,177 (0,177 >
0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap prinsip integritas.
4. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip objektivitas dengan taraf signifikasi 0,277 (0,277 >
0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap prinsip objektivitas.
5. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip kompetensi & kehatian-hatian profesional dengan
taraf signifikasi 0,389 (0,389 > 0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah,
akuntan pendidik dan akuntansi terhadap prinsip kompetensi & kehatian-hatian
profesional.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
6. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip kerahasiaan dengan taraf signifikasi 0,436 (0,436 >
0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap prinsip kerahasiaan.
7. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip perilaku profesional dengan taraf signifikasi 0,360
(0,360 > 0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap prinsip perilaku profesional.
8. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip standar teknis dengan taraf signifikasi 0,988 (0,988
> 0,05), dengan demikian Ho tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan
mahasiswa akuntansi terhadap prinsip standar teknis.
9. Sesuai dengan tabel 6.1 Untuk prinsip kode etik akuntan (keseluruan instrumen 24
pertanyaan) dapat dilihat bahwa taraf signifikasi 0,700 (0,700 > 0,05), dengan demikian Ho
tidak dapat di tolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
kode etik akuntan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah :
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
1. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 penelitian ini yaitu “tidak terdapat perbedaan persepsi
antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik dan mahsiswa akuntansi terhadap prinsip
tanggungjawab profesi”.
2. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 2 penelitian ini yaitu“ tidakterdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
kepentingan publik”.
3. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 3 penelitian ini yaitu“ tidakterdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
integritas” .
4. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 4 penelitian ini yaitu“ tidakterdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
objektivitas” .
5. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 5 penelitian ini yaitu“ tidakterdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
kompetensi & kehatian profesional”.
6. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 6 penelitian ini yaitu “ tidakterdapat perbedaan persepsi
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
kerahasiaan”.
7. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 7 penelitian ini yaitu “ tidakterdapat perbedaan persepsi
antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
perilaku profesional”.
8. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 8 penelitian ini yaitu “ tidakterdapat perbedaan persepsi
antara akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip
standar teknis”.
9. Dari hasil uji dan analisis pada BAB IV dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 9 penelitian ini yaitu“ tidakterdapat perbedaan persepsi antara
akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan mahasiswa akuntansi terhadap prinsip kode
etik akuntan”. Pada tabel 6.2 dapat dilihat bahwa akuntan pendidik memiliki persepsi lebih
baik dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi maupun akuntan pemerintah.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara
lain:
1. Objek penelitian adalah akuntan pemerintah yang tersebar di Tanjungpinang, terdiri dari
pegawai yang bekerja di lingkungan pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
2. Objek penelitian hanya mahasiswa jurusan akuntansi di satu perguruan tinggi saja, yaitu
Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang.
3. Penelitian ini hanya berkonsentrasi pada prinsip-prinsip etika dalam kode etik akuntan saja,
tidak memasukkan aturan etika dan interpretasi aturan etika.
5.3 Saran
Untuk penelitian selanjutnya yang tentunya memiliki relevansi dengan penelitian ini, dapat
memperhatikan beberapa saran berikut:
1. Hendaknya memperluas sampel penelitian, tidak hanya pada satu
perguruan tinggi saja, sehingga penelitian ini lebih akurat dan komprehensif ke depannya.
2. Diharapkan dapat memperluas ruang lingkup penelitian, karena kode etik akuntan tidak
hanya membahas prinsip etika akuntan saja, namun meliputi aturan etika dan interpretasi
aturan etika.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy dan Syukur Selamat, 2002. “Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi”,
Vol. 2, No. 1:66-90
Amrullah, Hamzah Karim. 2012. “Persepsi Akuntan Publik, Akuntan Pendidik, Dan Akuntan
Pemerintah Terhadap Etika Bisnis”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi.
UMRAH:Tanjungpinang
Anton. 2012. “Analisis Persepsi Akuntan publik dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap kode etik
ikatan Akuntan Indonesia”. Majalah ilmiah Informatika, Vol.3 No.2. Universitas AKI.
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Arisetyawan, Ronald. 2010. “Analisis Persepsi Akuntan Publik dan Mahasiswa Pendidikan
Profesi Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”. Skripsi Sarjana
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Diponegoro: Semarang
Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis “Cara Cerdas Dalam Memahami Konsep
Dan Faktor-Faktor Etika Bisnis Dengan Beberapa Contoh Praktis”.Cetakan ke-1,
Februari 2011. Jakarta PT Rajagrafindo Persada
Ardiansyah, 2012.”Persepsi Akuntan Pemerintah Dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap
Kode Etik Akuntan”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi. UMRAH:Tanjungpinang
Ernawan, Erni R. 2011.Business Ethics (Etika Bisnis) Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta
Farida, Luluk. 2014. “Analisis Persepsi Akuntan Pemerintah Dan Mahasiswa Akuntansi
Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur.
Ghozali, Imam. (2006). ”Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS”. Badan penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
K. Lubis, Suhrawardi.2008. “Etika Profesi Hukum”. Cetakan ke-5, Juni 2008. Jakarta Sinar
Grafika Offset
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Nuraini, Elva. 2012. “Perbedaan Persepsi Akuntan Pendidik Dan
Mahasiswa Prodi Akuntansi Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia”. Jurnal Dinamika AkuntansiVol. 4, No. 2, September
2012, pp. 111-12
Nurlan, Andi Besse. 2011. “Persepsi Akuntan dan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Terhadap
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi. Universitas Hasanuddin
P. Hernita. 2012. Panduan Praktis SPSS 20. Yogyakarta: C.V Andi
Prasetyo, Iskandar dan L. Tanya.2011 “Hukum Etika Dan Kekuasaan”.Cetakan ke-1, Agustus
2011. Yogyakarta Genta Publishing
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Umrah journal of accounting Tanjungpinang, kepri
http://jurnal.umrah.ac.id diakses : 14 september 2016
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI, TANJUNGPINANG – KEP. RIAU
Ramdan Zulfitry. 2010” Persepsi Mahasiswa Akuntansi Dan Akuntan Pendidik Binus Universiti
Mengenai Aturan Etika Dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia”, Skripsi Sarjana
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Nusantara
Republik Indonesia. 2011. Peraturan Pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Lembaran Negara RI Tahun 2010, No. 71. Bandung: Fokusmedia
Riyanto. 2014. “Persepsi Akuntan Pendidik UMRAH dan Akuntan Pendidik STIE Terhadap
Etika Penyusunan Laporan Keuangan”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi.
UMRAH:Tanjungpinang
Standar Profesional Akuntan Publik/Intitut akuntan Publik Indonesia, Jakarta, Salemba Empat,
2011
Simanungkalit, Wasinto. 2014. “Persepsi Akuntan Pemerintah, Akuntan Pendidik, dan
Mahasiswa Program Studi Akuntansi Strata Satu Terhadap Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia”.Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi. UMRAH:Tanjungpinang
Sartika, Dewi. 2006. “Persepsi Dosen dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Kode Etik Akuntan”.
Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Bengkulu
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian (cetakan 1).Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Umar, Husein. 2008. Riset Akuntansi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Untung, Dr. H. Budi. 2012. Hukum dan Etika Bisnis. Yogyakarta. CV. ANDI
Yuniharisa, (2014).”Persepsi Mahasiswa Akuntan Mengenai Faktor-faktor Yang Membedakan
Pemilihan Karir Sebagai Akuntan”. Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi.
UMRAH:Tanjungpinang
Wijaya, Tony. 2012. Data Penelitian Skripsi dengan Program SPSS 20. Yogyakarta: Cahaya
Atma Pustaka