Post on 30-Jan-2018
A. Melakukan Dinas Jaga di Atas Kapal1. Jaga Laut (Watch at Sea)
Dalam satu hari, jaga laut dibagi 3 regu dengan masing – masing regu bertugas
4 jam siang dan 4 jam malam, sehingga tiap regu bertugas 8 jam perhari. Bagian
deck dan bagian mesin sama – sama menggunakan pembagian tersebut di atas,
tetapi bagian radio biasa menggunakan sistem 2 regu saja ( petugas radio
terbatas). Petugas jaga adalah perwira – perwira deck (mualim) dan ahli mesin
kapal (masinis) serta anak buah kapal (ABK) yang ditunjuk. Pembagian tugasnya
atas perintah Nakhoda (Master) . Sebuah contoh daftar jaga di atas kapal besar
dapat dilihat pada daftar berikut ini :
DAFTAR JAGA
Regu
Jam Jaga Nama JagaPetugas
deckPetugas Kamar
Mesin1 04.00 – 03.00
16.00 – 20.00
Jaga Subuh
Jaga Sore
Mualim 1
dengan juru
mudi dan
panjarwala
A.M.K. 1
dengan tukang
minyak
2 08.00 – 12.00
20.00 – 24.00
Jaga Pagi
Jaga Malam
Mualim 3
dengan juru
mudi dan
panjarwala
A.M.K. 3
dengan tukang
minyak
3 00.00 – 04.00
12.00 – 16.00
Jaga tengah
malam
Jaga Siang
Mualim 2
dengan juru
mudi dan
panjarwala
A.M.K. 2
dengan tukang
minyak
2. Pembagian Tugas Deck dan Mesin2.a. Tugas – tugas Perwira Jaga (Mualim)
1) Bernavigasi sesuai peraturan pencegahan tubrukan dilaut (P2TL), peraturan
– peraturan pedalaman dan peraturan – peraturan setempat, guna menjamin
keselamatan.
2) Berolah gerak terhadap kapal lain sesuai instruksi dan perintah Nakhoda.
3) Adakan pengamatan keliling dengan seksama, laporkan kepada nakhoda bila
terjadi kelainan – kelainan dan laksanakan perintahnya.
4) Dalam keadaan darurat bilamana perlu ambil tindakan terlebih dulu dan
segera laporkan kepada nakhoda.
5) Usahakan kapal selalu pada haluan yang telah ditentukan dan ambil posisi
secara teratur.
6) Peralatan – peralatan nautika dijaga agar selalu dalam keadaan baik dan
diperiksa kesalahannya (error) setiap saat. Bila dapat dikerjakan, buatlah
koreksi – koreksi dari pedoman magnit (magnetic compass).
7) Pelajari ramalan cuaca dan laporkan bilamana perlu.
8) Mengirim dan menerima isyarat.
9) Bertanggung jawab atas keselamatan dilaut.
10) Menghitung dan mengukur kedalaman laut.
11) Catat dalam buku harian kapal (Deck Log Book), segala kejadian selama
penjagaan.
12) Waktu timbang terima jaga, dilaksanakan sebagaimana mestinya.
2.b. Tugas – tugas jaga ahli Mesin Kapal (Engineer)1) Mengatur kecepatan kapal dan melakukan pekerjaan kamar mesin sesuai
yang diperintahkan.
2) Mengerjakan hal – hal tersebut ini :
- Pembaraan ketel
- Persiapan uap
- Pengaturan pesawat / motor Bantu
- Pengaturan penggunaan listrik
3) Menjaga kelancaran bekerja mesin – mesin dan kemudi.
4) Mengukur bahan bakar dan air ketel serta menghitung pemakaiannya.
5) Menghitung putaran/kecepatan mesin induk (main engine) dan kontrol suhu
dari mesin pendingin.
6) Mencegah terjadinya kebakaran di kamar mesin, ketel dan tangki bahan
bakar, membuang air got bila perlu.
7) Bila ragu – ragu atau ada kelainan pada keadaan dan bekerjanya mesin –
mesin, laporkan kepada Kepala Kamar Mesin (Chief Engineer).
Dalam keadaan darurat, A.M.K. jaga akan mengambil kebijaksanaan sendiri
untuk mengatasinya. Bila kerusakan mesin akan mempengaruhi olah gerak
kapal, beritahukan mualim jaga dianjungan.
3. Hal – hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah jaga 1) Mempelajari alur perjalanan dan keadaan cuaca, untuk mengetahui lebih dulu
apa – apa yang akan dijumpai nanti selama jaga, agar tidak terlalu sering
melihat peta waktu jaga.
2) Memeriksa dengan seksama Buku perintah Nakhoda dan cocokan segala
sesuatunya yang diserah terimakan oleh petugas jaga sebelumnya.
3) Tiba dianjungan paling sedikit 5 menit sebelum waktu pergantian dan
menerima jaga dengan memahami semua catatan dan perhatian yang belum
dibuat oleh petugas jaga sebelumnya. Pada malam hari, datanglah ke
anjungan lebih awal untuk menyesuaikan penglihatan mata dalam kegelapan.
4. Hal – hal yang perlu diperhatikan serta diserahterimakan1) Posisi kapal yang tepat pada saat itu.
2) Haluan, kecepatan, jarak yang ditempuh, keadaan alat – alat navigasi dan
kemudi.
3) Koreksi kompas magnit bila ada.
4) Informasi tentang kapal – kapal lain, obyek baringan, lampu – lampu suar dan
sebagai yang kelihatan saat itu.
5) Obyek – obyek yang akan kelihatan berikutnya.
6) Nama obyek – obyek terakhir yang baru diamati, posisi dan waktu
pengambilan posisi.
7) Data cuaca, keadaan laut, arus pasang surut dan pengaruhnya terhadap
kemudi kapal.
8) Keadaan lampu navigasi (bila malam hari) dan bagian – bagian yang dibuka,
seperti palka dan sebagainya.
9) Perintah – perintah lisan, perintah khusus atau perintah – perintah dari
nakhoda.
5. Hal – hal penting lainnyaPada waktu serah terima jaga, petugas jaga yang baru melapor kepada nakhoda
bilamana siap.
1) Mengamati cuaca dan mengambil tindakan untuk mengatasi cuaca buruk
sesuai kebutuhan yang diperlukan.
2) Meronda keliling kapal, periksa air got dan kemungkinan banjir, kebakaran
dan pencurian atau masuknya orang yang tidak di kenal (kapal asing merapat
tanpa diketahui dinas jaga) .
3) Pemeliharaan kapal sesuai ketentuan yang baik.
4) Melaksanakan pengiriman berita bendera – bendera semboyan kode
internasional secara tepat.
5) Laporkan keadaan khusus selama dalam penjagaan.
6) Ikuti tugas – tugas yang diinstrusikan. Apabila didapati ada hal–hal yang tidak
normal atau terjadi hal – hal yang mencurigakan, harus segera dilaporkan
kepada perwira jaga atau mualim 1.
6. Komunikasi dengan stasion lainnya dan pengamatan keliling1) Perhatikan keluar dan masuknya (hilir mudik) sampan – sampan (perahu
kecil).
2) Mengatur tenaga akomodasi dan berikan ‘perhatian’ kepada pemakai tangga,
juga memperhatikan orang yang keluar dan masuk pada pintu dekat tangga.
3) Melakukan semboyan – semboyan atau komunikasi lain dengan kapal –
kapal disekitarnya atau kantor – kantor di darat bila diperlakukan.
4) Pada waktu memuat perbekalan atau membongkar peralatan kapal, berikan
catatan bilamana perlu dan diawasi pemuatan dan pembongkaran yang
sedang berlangsung.
B. PERATURAN PENCEGAHAN TUBRUKAN DI LAUT, 1972B.1. ICHTISAR P2TL-1972Bagian A Umum Aturan 1 – 3
Bagian B Aturan mengemudi dan melayarkan
Kapal
Seksi I Aturan 4 – 10 Seksi II
Aturan 11 – 18
Seksi III Aturan 19
Bagian C Penerangan dan sosok benda Aturan 20 – 31
Bagian D Isyarat2 bunyi dan isyarat2
Cahaya Aturan 32 – 37
Bagian E Pembebasan Aturan 38
Ketentuan Tambahan I : Kedudukan dan perincian teknis
penerangan
Dan sosok benda
Ketentuan Tambahan II : Isyarat2 tambahan untuk Kapal nelayan
Yang sedang menangkap ikan berdekatan
Ketentuan Tambahan III : Perincian teknis alat2 isyarat bunyi
Ketentuan Tambahan IV : Isyarat bahaya
B.2 . DEFINISI UMUM ( Beberapa aturan penting)
ATURAN 3Untuk memahami maksud peraturan – peraturan ini, kecuali apabila diisyaratkan lain :
a. “Kapal” meliputi semua jenis pesawat air termasuk pesawat yang tidak
memindahkan air dan pesawat terbang laut yang dipakai atau dapat dipakai
sebagai alat pengangkutan di atas air.
b. “Kapal tenaga” berarti setiap kapal yang digerakan dengan mesin.
c. “Kapal layar” berarti setiap kapal yang digerakan dengan bantuan layar dengan
ketentuan jika dilengkapi dengan mesin, mesinnya tidak dipakai.
d. “Sedang menangkap ikan” berarti tiap kapal yang sedang menangkap ikan
dengan jaring, jaring dogol atau alat penangkap ikan lain yang membatasi
kemampuan olah geraknya, tetapi tidak termasuk sebuah kapal yang
menangkap ikan dengan pancing atau alat penangkap ikan yang lain yang tidak
membatasi kemampuan olah gerak.
e. “Pesawat terbang laut” berarti pesawat terbang yang dirancang untuk dapat
mengolah gerak di air.
f. Istilah “kapal yang tidak dapat diolah gerak“ berarti kapal yang oleh sesuatu
keadaan tertentu tidak mampu mengolah gerak seperti diisyaratkan oleh aturan
– aturan ini sehingga tidak mampu menyimpang jalannya kapal lain.
g. “Kapal yang terbatas kemampuan olah geraknya” berarti kapal yang oleh sifat
pekerjaannya, yang mengakibatkan terbatas kemampuan olah geraknya. Seperti
diisyaratkan oleh aturan – aturan ini, sehingga tidak mampu menyimpangi kapal
lain.
Kapal – kapal yang berikut dianggap sebagai kapal yang terbatas kemampuan olah
geraknya.
a. Kapal yang sedang memasang, merawat atau mengangkat rambu navigasi,
kabel laut atau pipa laut.
b. Kapal yang sedang mengeruk, meneliti atau melakukan kegiatan dalam air.
c. Kapal yang sedang menambah atau memindahkan orang – orang, perbekalan
atau muatan sementara berlayar.
d. Kapal yang sedang meluncurkan atau melandaskan pesawat terbang (Kapal
Induk).
e. Kapal yang sedang melakukan kegiatan menyapu ranjau.
f. Kapal yang sedang menunda sedemikian rupa sehingga membuatnya tidak
mampu menyimpang dari haluannya.
2. “Kapal yang terkekang oleh syaratnya” berarti kapal tenaga yang karena
saratnya sehubungan dengan kedalaman air yang ada menyebabkan
kemampuannya sangat terbatas untuk menyimpang dari haluan yang diikutinya.
3. “Berlayar” berarti bahwa kapal tidak berlabuh, jangkar tidak diikat pada daratan
dan tidak sedang kandas.
4. “Panjang” dan “Lebar” dari sebuah kapal berarti panjang seluruhnya dan lebar
yang terbesar.
5. Kapal – kapal harus dianggap saling melihat hanya bilamana yang satu dapat
dilihat oleh yang lain secara visual/mata.
6. “Tampak terbatas” berarti setiap keadaan dimana penglihatan dibatasi oleh
kabut, halimun, hujan salju, hujan badai, badai pasir atau setiap keadaan lain
yang serupa.
B.3. DEFINISI MENGENAI PENERANGAN – PENERANGAN
ATURAN 21a. Penerangan tiang berarti sebuah penerangan putih yang ditempatkan pada
bidang lunas linggi memeperlihatkan cahaya yang tidak terputus meliputi busur
cakrawala 2250 dan dipasang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan cahaya
dari lurus ke muka sampai 22,50 di belakang arah melintang pada setiap sisi.
b. “Penerangan – penerangan lambung” berarti sebuah penerangan hijau
dilambung kanan dan sebuah penerangan merah dilambung kiri, masing –
masing memperlihatkan cahaya yang tidak terputus meliputi busur cakrawala
112,50 dan dipasang sedemikian rupa sehingga memperlihatkancahaya lurus ke
muka sampai 22,50 dibelakang arah melintang pada masing – masing sisi. Di
kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter penerangan – penerangan lambung
boleh digabung dalam satu lentera, dipasang pada bidang lunas linggi.
c. “Penerangan buritan” berarti sebuah penerangan putih yang ditempatkan
sedapat mungkin yang dapat dilaksanakan diburitan memperlihatkan cahaya
yang tidak terputus meliputi busur cakrawala 1350 dan dipasang sedemikian
rupa, sehingga memperlihatkan cahaya 67,50 dari lurus ke belakang pada setiap
sisi.
d. “Penerangan tunda” berarti sebuah penerangan kuning yang mempunyai ciri
– ciri yang sama dengan penerangan buritan yang didefinisikan dalam paragrap
(c).
e. “Penerangan keliling” berarti sebuah penerangan yang memperlihatkan cahaya
yang tidak terputus meliputi busur cakrawala 3600.
f. “Penerangan cerlang” berarti sebuah penerangan yang berkedap kedip dengan
selang benturan pada frekuensi 120 kedipan atau lebih setiap menit.
Gambar 2:
Busur Penerangan – 2
PeneranganA. Tiang = 2250 putihB. Lambung kiri = 112,50 merahC. Lambung kanan = 112,50 hijauD. Keliling = 3600 merah,
Putih, hijauE. Tunda = 1350 kuningF. Buritan = 1350 putih
B.4. DAYA TAMPAK PENERANGAN – PENERANGAN
ATURAN 22Penerangan yang ditetapkan dalam peraturan ini harus mempunyai intensitas seperti
yang dirinci dalam seksi 8 ketentuan tambahan I sehingga kelihatan pada jangkauan
minimum sebagai berikut :
a. Di kapal – kapal yang panjangnya 50 meter atau lebih (> 50 m) :
- Penerangan tiang, 6 mil ;
- Penerangan lambung, penerangan buritan, penerangan tunda, 3 mil ;
- Penerangan putih, merah, hijau atau kuning keliling 3 mil
b. Di kapal – kapal yang panjangnya 1 meter atau lebih tetapi kurang dari 50 meter
(>12m<50m) :
- Penerangan tiang, 5 mil ; kecuali apabila panjang kurang dari 20 meter, 3 mil
- Penerangan lambung, penerangan tunda, 2 mil;
- Penerangan keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.
c. Di kapal yang panjang kurang dari 12 meter (<12m) :
- Penerangan tiang, 2 mil;
- Penerangan lambung, 1 mil;
- Penerangan buritan, penerangan tunda, 2 mil;
- Penerangan keliling putih, merah, hijau atau kuning 2 mil.
B.5. JENIS PENERANGAN DAN DAYA TAMPAKNYA
Jenis Penerangan Daya tampak bagi kapal-kapal
a b c
a. Penerangan tiang, putih – 2250 6’ 5’/3’=<20m 2’
b. Penerangan lambung, merah/ hijau –
112,50
3’ 2’ 1’
c. Penerangan buritan, putih - 1350 3’ 2’ 2’
d. Penerangan tunda, kuning - 1350 3’ 2’ 2’
e. Penerangan keliling, putih, mrtah, hijau
kuning – 3600
3’ 2’ 2'
a – Panjang kapal 50 meter atau lebih
b – Panjang kapal 12 meter atau lebih tetapi kurang dari 50 meter
c – Panjang kapal kurang dari 12 meter
B.6. KEDUDUKAN DAN PERINCIAN TEKNIS DARI PENERANGAN – PENERANGAN DAN SOSOK – SOSOK BENDA
B.6. 1. KETENTUAN TAMBAHAN I1. Definisi
Istilah “tinggi di atas bahara” berarti ketinggian di atas geladak jalan terus paling
atas.
2. Kedudukan dan jarak tegak dari penerangan – penerangan
a. Di kapal tenaga yang panjang 20 meter atau lebih penerangan tiang ditempatkan
sebagai :
1) Penerangan tiang depan, atau jika hanya satu penerangan yang dipasang,
maka penerangan tersebut pada ketinggian tidak kurang dari 6 meter di atas
bahara, dan jika lebar kapal lebih dari 6 meter maka ketinggiannya tidak
kurang dari lebar tersebut, tetapi bagaimanapun juga tidak perlu lebih dari 12
meter.
2) Bilamana dipasang dua penerangan tiang, penerangan belakang sekurang –
kurangnya 4,5 meter tegak lurus di atas penerapan depan.
Gambar 3:
“h” tidak kurang dari 6 meter, jika lebar lebih dari 6 meter “h” = lebar, tetapi “h”
tidak perlu lebih dari 12 meter.
b. Pemisahan tegak penerangan tiang kapal tenaga sedemikian rupa sehingga
dalam keadaan – keadaan trim normal penerangan dibelakang kelihatan di atas
dan terpisah dari penerangan di depan pada jarak 1000 meter depan bilamana
dilihat dari permukaan laut.
Gambar 4:
Penerangan belakang kelihatan terpisah dan diatas penerangan depan
c. Penerangan tiang kapal tenaga yang panjangnya 12 meter atau lebih tetapi
kurang dari 20 meter ditempatkan pada ketinggian 2,5 meter di atas tutup tajuk
(Bullwark)
Gambar 5:
Panjang 12 meter atau lebih tetapi kurang dari 20 meter
d. Kapal tenaga yang panjangnya kurang dari 12 meter boleh memasang
penerangan yang tertinggi pada ketinggian kurang dari 2,5 meter di atas tutup
tajuk. Bagaimanapun juga bilamana penerangan tiang dipasang sebagai
tambahan penerangan lambung dan buritan, penerangan tiang tersebut harus
dipasang sekurang – kurangnya 1 meter lebih tinggi di atas penerangan
lambung.
Gambar 6:
‘h’ tidak kurang dari2,5 m di atas tutup tajuk
‘h’ boleh kurang dari 2,5 m
MH
h
Penerangan tiangdepan
Tidak lebih tinggiDari ¾ h
H M
Tidak kurang dari 1 meter
Panjang kapal kurangDari 20 meter, bilamanaMemasang lenterakombinasi
“kedudukan tegak penerangan2lambung”
Panjang 12 meter atau lebih tetapi kurang dari 20 meter
e. Satu dari dua atau tiga penerangan tiang yang diatur untuk kapal tenaga
bilamana sedang menunda atau mendorong kapal lain, harus ditempatkan pada
kedudukan yang sama dengan penerangan tiang depan.
Gambar 7:
Kedudukan lampu tiang bagi kapal tenaga yang sedang menunda atau
mendorong
f. Pada semua keadaan penerangan (2) tiang harus ditempatkan lebih tinggi dan
bebas dari penerangan – penerangan lain dan rintangan – rintangan.
g. Penerangan – penerangan lambung kapal tenaga harus ditempatkan pada
ketinggian di atas bahara tidak lebih dari tiga perempat ketinggian penerangan
tiang depan. Dan tidak boleh terlalu rendah sehingga terganggu oleh
penerangan – penerangan geladak.
h. Penerangan – penerangan lambung, jika digabung berupa lentera kombinasi dan
dipasang dikapal tenaga yang panjangnya kurang dari 20 meter, harus
ditempatkan pada ketinggian tidak kurang dari 1 meter di bawah penerangan
tiang.
Gambar 8 :
Salah satunya ditempatkanPada kedudukan penerangan
Tiang depan
terpisah padajarak yang sama, tidakkurang dari1 meter
terpisah padajarak yang sama, tidakkurang dari2 meter
tidak kurang dari 2 meter
tidak kurang dari 4 meter
Bilamana panjang kapal kurangDari 20 meter
Bilamana panjang kapal 20 meter atau lebih
i. Bilamana peraturan – peraturan mengharuskan memasang dua atau tiga
penerangan bersusun tegak, penerangan – penerangan itu harus dipisahkan
sebagai berikut :
1) Dikapal yang panjangnya 20 meter atau lebih, penerangan – penerangan
tersebut harus dipisahkan tidak kurang dari 2 meter, dan penerangan yang
terbawah kecuali bila penerangan tunda, tidak kurang dari 4 meter di atas
bahara.
2) Di kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter, penerangan – penerangan
itu harus dipisahkan tidak kurang dari 1 meter, dan penerangan yang
terbawah, kecuali bila penerangan tunda tidak dan 2 meter di atas tutup.
3) Bilamana memasang tiga penerangan, penerangan – penerangan tersebut
harus dipisahkan pada jarak yang sama.
Gambar 9:
j. Penerangan yang lebih rendah dari dua penerangan keliling yang diharuskan
bagi kapal ikan bilamana sedang bertugas, harus dipasang di atas penerangan
lambung pada ketinggian dari dua kali jarak dari dua penerangan tegak itu.
Gambar 10:
Tidak kurang dari 2h
Tidak kurang dari4,5 meter
Tidak kurang dari6 meter
Bilamana panjang kapal 50 meteratau lebih
“Pemisahan penerangan labuh”
H M
di atau didekatsisi
tidak lebih kedepandari penerangan
tidak
“Tinggi penerangan keliling untuk kapal yang sedang menangkap ikan”
k. Penerangan labuh depan, bilamana dipasang dua penerangan, harus
dipasang tidak kurang dari 4,5 meter di atas penerangan labuh belakang.
Di kapal yan panjangnya 50 meter atau lebih penerangan labuh depan
harus dipasang pada ketinggian tidak kurang dari 6 meter di atas bahara.
l.
Gambar 11:
3. Kedudukan dan jarak mendatar penerangan – penerangan
a. Apabila kapal tenaga menurut peraturan diisyaratkan memasang dua
penerangan tiang, jarak mendatar antara kedua penerangan itu tidak kurang dari
setengah panjang kapal, tetapi tidak perlu lebih dari 100 meter. Penerangan
yang didepan ditempatkan tidak lebih dari seperempat panjang kapal di ukur dari
linggi depan.
Gambar
Gambar 12:
b. Dikapal yang panjangnya 20 meter atau lebih, penerangan –
penerangan lambung tidak boleh ditempatkan di depan penerangan tiang depan.
Penerangan – penerangan itu ditempatkan di lambung atau di dekat lambung
kapal.
Gambar 13:
Tidak kurang dari 1/2L tetapi tidak Perlu lebih dari 100 meter
Tidak lebih dari 1/4B
“Pemisah mendatar penerangan2 tiang”
Bilamana panjang kapal 20 meter atau lebih
4. Rincian tentang kedudukan penerangan pengenal untuk kapal penangkap ikan, kapal
keruk dan kapal yang melakukan kegiatam dalam air.
a. Penerangan yang menunjukkan arah menjulurnya alat penangkap ikan dari kapal
yang sedang menangkap ikan seperti diatur dalam aturan 26 (c ) (ii), harus
ditempatkan dengan jarak mendatar tidak kurang dari 2 meter dan tidak lebih
dari 6 meter jaraknya dari dua penerangan keliling merah dan putih. Penerangan
ini ditempatkan tidak lebih tinggi dari penerangan keliling putih yang diatur dalam
aturan 26 (c ) (i) dan tidak lebih rendah dari penerangan – penerangan lambung.
Gambar 14:
b. Penerangan dalam sosok benda di kapal yang sedang mengeruk atau
melakukan kegiatan dalam air, untuk menunjukkan sisi yang terhalang dan / atau
sisi yang bebas dilewati seperti dalam aturan 27 (d) (ii), harus ditempatkan pada
jarak mendatar yang maksimum, tetapi bagaimanapun juga tidak kurang dari 2
meter dari penerangan – penerangan dan sosok – sosok benda yang diatur
dalam aturan 27 (d) (i) dan (ii). Bagaimanapun juga penerangan atau sosok
benda yang teratas tidak lebih tinggi daripada tiga penerangan atau sosok benda
yang diatur dalam aturan 27 (b) (ii).
Gambar 15:
“ Kedudukan penerangan dan sosok benda untuk kapal yang sedang
mengeruk “
5. Tedeng untuk penerangan – penerangan
Penerangan – penerangan lambung harus dilengkapi dengan tedeng
dengan dibagikan sebelah dalamnya dicat dengan warna hitam suram, dan sesuai
dengan persyaratan – persyaratan seksi 9 ketentuan tambahan ini. Apabila
memakai lentera kombinasi dengan sebuah kawat pijar tegak dan penjekat yang
sempit antara bagian yang hijau dan merah, tidak dilngkapi dengan tedeng bagian
luar.
6. Sosok – sosok benda
a. Sosok benda harus berwarna hitam dan dengan ukuran – ukuran sebagai berikut :
i. Bola harus mempunyai garis tengah tidak dikurangi dari 0,6 meter.
ii. Kerucut harus mempunyai las dengan garis tengah tidak kurang dari 0,6
meter dan tingginya sama dengan garis tengahnya.
iii. Selinder harus mempunyai garis tengah sekurang – kurangnya 0,6 meter dan
tingginya dua kali garis tengahnya.
iv. Belah ketupat ( Diamond Shape ) harus terdiri dari dua buah kerucut seperti
ditentukan dala (ii) diatas dengan bidang alasnya berimpit.
b. Jarak tegak antara sosok – sosok benda sekurang – kurangnya 1, 5 meter
c. Di kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter boleh mempergunakan sosok
benda dengan ukuran yang lebih kecil tetapi sebanding dengan ukuran kapalnya,
dan juga jaraknya diantaranya
Gambar 16:
Putih
Merah
Putih
B.6.2 Mengetahui kondisi kapal dari posisi tata lampu.
Portside view
Hasil Pengamatan :
Kapal tenaga panjang lebih dari 50 meter, memiliki laju terhadap air dilihat dari
lambung sebelah kiri. Jarak + 3 mil.
Portside view
Hasil Pengamatan :
Kapal tenaga panjang kurang dari 50 m, memiliki laju
terhadap air dilihat dari depan (haluan) jarak + 3 mil.
Hasil Pengamatan :
Kapal tenaga panjang tidak diketahui, laju tidak
diketahui, dilihat dari belakang / (Buritan).
Hasil Pengamatan :
Kapal tenaga panjang kurang dari 50 meter, memiliki laju terhadap air dilihat dari
lambung sebelah kiri. Jarak + 3 mil.
Bow view
Stern view
Putih
MerahHijau
Putih
Merah
Putih