Post on 25-Oct-2015
1
PEMBAHASAN
A. Analisis Biaya dan Manfaat
Analisis kebijakan secara khusus menjawab rekomendasi berbagai
persoalan tentang sasaran, biaya, hambatan-hambatan, eksternalitas waktu, resiko
serta ketidakpastian. Dua tujuan utama untuk rekomendasi kebijakan publik
adalah analisis biaya manfaat dan analisis biaya efektifitas. Analisis biaya manfaat
dapat dilakukan melalui serangkaian langkah-langkah seperti spesifikasi sasaran,
identifikasi alternatif, pengumpulan dan interpretasi informasi, spesifikasi
kelompok sasaran, identifikasi tipe-tipe biaya manfaat, melakukan diskonting
terhadap biaya dan manfaat, spesifikasi kriteria untuk rekomendasi itu sendiri.
Analisis biaya dan manfaat merupakan metode sistematis untuk mengukur
biaya-biaya dan manfaat. Satuan metode yang digunakan untuk mengukur dan
memutuskan biaya-biaya dan manfaat seperti apa suatu proyek bermanfaat.
Prinsip ideal dalam kebijaksanaan pembuatan budget akan jelas jika membuat
pengeluaran-pengeluaran pemerintah bagi setiap tujuan sedemikian rupa sehingga
manfaat (benefit) dari pengeluaran satuan rupiah yang terakhir lebih besar atau
sama dengan hilangnya manfaat dari kegiatan-kegiatan lain karena timbulnya
pengeluaran pemerintah itu.
Analisa perbandingan dari perspektif biaya dan manfaat dapat digunakan dalam
masalah pengeluaran negara. Walaupun demikian kita harus memperhatikan hal-
hal berikut:
1. Dalam keadaan nyata, seringkali kenyataan-kenyataan itu berbeda dengan
rencana-rencana yang dibuat berdasarkan suatu ramalan. Data banyak
yang tidak sempurna.
2. Harus memperluas definisi hanya pada biaya individu dan manfaat
individu, tetapi menjadi tanbahan biaya sosial (Social Marginal Cost
=SMC) dan tambahan manfaat sosial (Social Marginal Benefit = SMB).
3. Hal penting adalah menyatakan besarnya manfaat dan biaya dalam jumlah
rupiah. Tanpa mengetahui nilai ini maka analisa SMB = SMC juga akan
2
tetap tidak ada gunanya, atau setidak-tidaknya kurang bermanfaat. Untuk
itu biasanya digunakan harga bayangan (“shadow price” atau “accounting
price”).
Manfaat dan biaya dari suatu proyek dapat dibedakan antara “manfaat dan biaya
riil”(real benefits and costs) dengan “manfaat dan biaya semu”(pecuniarybenefits
and costs). Manfaat riil adalah manfaat yang timbul bagi seseorang yang tidak
diiimbangi oleh hilangnya manfaat bagi pihak lain. Demikian pula biaya riil
adalah biaya yang sungguh-sungguh ada dalam masyarakat dan tidak diimbangi
oleh pengurangan beban biaya bagi pihak lain. Selanjutnya manfaat semu adalah
manfaat yang timbul dari suatu proyek dan diterima oleh sekelompok orang
tertentu, tetapi ada sekelompok orang lain yang menjadi menderita karena adanya
proyek tersebut. Manfaat semu ini tidak diperhitungkan dalam perhitungan
manfaat dan biaya proyek, sedangkan manfaat riil diperhitungkan dalam
perhitungan manfaat dan biaya suatu proyek.
Pembedaan lebih lanjut terhadap manfaat dan biaya riil dari suatu proyek
adalah antara manfaat dan biaya langsung (direct benefits and costs) dengan
manfaat dan biaya tidak langsung (indirect benefits and costs). Manfaat dan biaya
langsung adalah manfaat dan biaya yangdekat hubungannya dengan tujuan utama
dari suatu proyek. Sedangkan manfaat dan biaya tidak langsung dari suatu proyek
adalah lebih merupakan hasil sampingan dari proyek tersebut. Manfaat dan biaya
tidak langsung itu sering pula disebut sebagai manfaat dan biayasekunder
(secondary benefits and secondary costs), sedangkan manfaatdan biaya langsung
disebut juga sebagai manfaat dan biaya primer(primary benefits and primary
costs). Manfaat dan biaya riil dibedakan pula menjadi manfaat dan biaya
yang“tangible” (yang dapat diraba), dan yang “intangible” (yang tak dapat
diraba). Istilah dapat diraba diterapkan bagi manfaat dan biaya yangdapat dinilai
di pasar, sedangkan manfaat dan biaya yang tidak dapatdipasarkan adalah tidak
dapat diraba. Di samping pembedaan di atas, manfaat dan biaya riil dapat
puladibedakan menjadi manfaat dan biaya “internal” dan “eksternal”. Suatu
proyek disuatu daerah (Kabupaten misalnya) dapat menghasilkan manfaat dan
biaya di dalam kabupaten itu sendiri (internal benefits andinternal costs), tapi
3
dapat pula memberikan manfaat dan biaya / pengorbanan di kabupaten lain
(external benefits and external costs).
Prinsip Analisis Biaya dan Manfaat
Salah satu permasalahan Cost Benefit Analysis adalah bahwa perhitungan
dari banyak komponen manfaat dan biaya-biaya tidak terduga jelas nyata, tetapi
bahwa ada pihak yang lain di mana intuisi gagal untuk menyarankan pedoman
pengukuran. Oleh karena itu beberapa prinsip dasar diperlukan sebagai pemandu,
yaitu:
Harus ada suatu Unit Pengukuran Umum.
Dalam rangka menjangkau suatu kesimpulan menyangkut keinginan suatu
proyek semua aspek menyangkut proyek, positif dan hal negatif, harus
dinyatakan dalam kaitan dengan suatu unit umum. ; yaitu., harusada garis
dasar. Unit umum yang paling menyenangkan adalah uang. inibermakna
bahwa semua biaya-biaya dan manfaat suatu proyek harusterukur.
Manfaat /Terukur oleh Pasar Aneka pilihan
Konsumen akan meningkatkan konsumsi mereka atas segala manfaat
langsung komoditas dari suatu unit tambahan ( manfaat marginal) sama
dengan biaya marginal kepada mereka menyangkut harga pasar itu. Oleh
karena itu untuk konsumen manapun yang membeli sebagian dari suatu
komoditas, manfaat marginal sama dengan harga pasar. Manfaat marginal
akan merosot dengan jumlah konsumsi, sama halnya harga pasar harus
merosot untuk mendapatkan konsumen.
Beberapa Pengukuran bermanfaat memerlukan Penilaian Hidup manusia
Kadang-kadang di dalam Cost Benefit Analysis perlu untuk mengevaluasi
manfaat penyelamatan kehidupan manusia. Ada yang dipertimbangkan di
dalam masyarakat pada gagasan untuk menghargai menempatkan uang pada
hidup manusia. Ahli ekonomi mengenali bahwa mustahil untuk membiayai
tiap-tiap proyek yang menjanjikan untuk menyelamatkan jiwa suatu manusia
dan bahwa beberapa basis masuk akal diperlukan untuk memilih proyek yang
apakah disetujui dan apakah ditampik. Kontroversi adalah ketika manfaat itu
dikenali. Seperti proyek dalam mengurangi resiko kematian. Ada banyak
4
kasus di mana orang-orang yang dengan sukarela menerima resiko
ditingkatkan upahnya lebih tinggi, seperti di dalam ladang minyak atau
pekerjaan tambang. Aneka pilihan ini dapat digunakan untuk menaksir biaya
pribadi orang-orang berdasarkan resiko pekerjaan yang meningkat dan
dengan begitu nilai resiko dikurangi. Perhitungan ini adalah setara dengan
penempatan suatu nilai ekonomi atas jumlah penyelamatan hidup yang
diharapkan.
B. Sistem Desentralisasi
Definisi Desentralisasi
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan
dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang pada level bawah pada suatu
suatu organisasi. Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi menerapkan
sistem pemerintahan sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang
memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan
yang tadinya diputuskan seluruhnya oleh pemerintah pusat.
Kelebihan sistem ini adalah sebagian keputusan dan kebijakan yang ada di
daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan pemerintah pusat. Namun
kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang berlebihan
dimana wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau golongan serta
dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau pribadi. Hal ini
terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah pusat.
Rontoknya nilai-nilai otokrasi Orde Baru telah melahirkan suatu visi yang
baru mengenai kehidupan masyrakat yang lebih sejahtera ialah pengakuan
terhadap hak-hak asasi manusia, hak politik, dan hak asasi masyarakat (civil
rights). Kita ingin membangun suatu masyarakat baru yaitu masyarakat demokrasi
yang mengakui akan kebebasan individu yang bertanggungjawab. Pada masa orde
baru hak-hak tersebut dirampas oleh pemerintah. Keadaan ini telah melahirkan
suatu pemerintah yang tersebut dan otoriter sehingga tidak mengakui akan hak-
hak daerah. Kekayaan nasional, kekayaan daerah telah dieksploitasi untuk
kepentingan segelintir elite politik. Kejadian yang terjadi berpuluh tahun telah
5
melahirkan suatu rasa curiga dan sikap tidak percaya kepada pemerintah. Lahirlah
gerakan separtisme yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Oleh karena itu, desentralisasi atau otonomi daerah merupakan salah
satu tuntutan era reformasi.
Adapun mengenai tujuan dari desentralisasi yang berdasarkan kepada
landasan filosofis bagi penyelenggaraan pemerintah daerah adalah
a. Dilihat dari sudut politik sebagai permainan kekuasaan desentralisasi
dimaksud untuk mencegah penumpukan kekuasaan di suatu daerah
b. Dalam bidang Politik, desentralisasi dianggap sebagai pendemokrasian,
dalam rangka menarik minat rakyat untuk berpartisipasi dalam
pemerintahan (pendidikan Politik)
c. Dari persfektif teknik organisatoris pemerintah desentralisasi dimaksud
unutk mencapai efensiensi
d. Dari sudut kultur desentralisasi diharapkan perhatian sepenuh nya
ditumpahkan kepada daerah, seperti, geografi, ekonomi, politik, kondisi
masyarakat, kultur
e. Diharapkan pemerintah daerah lebih memfokuskan pembangunan di
daerah tersebut
Otonomi Daerah
Pada tataran aplikatif bahwa antara otonomi daerah dan desentralisasi
tidak ada punya perbedaan kedua nya memiliki esensial bahwa bagai mana daerah
tersebut bebas menentukan masa depan mereka sendiri. Otonomi menurut UU no
22/1999 tentang otonomi daerah adalah pelimpahan wewenang kepada daerah
untuk mengurusi daerahnya sesuai dengan UU dalam kerangka NKRI. Menurut
ekonomi Manajemen dalam otda pengambilan keputusan-keputusan dipangkas,
cukup di tingkat daerah sehingga menghemat energi dan biaya. Berdasarkan pada
UU no 22/1999, prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daearah sebagai sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan otonomi daerah dilaksanakan dengan memperhatikan aspek-
aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta potensi dan keanekaragaman
daerah.
6
b. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan
bertanggungjawab.
c. Pelaksanaan otonomi luas berada pada daerah tingkat kabupaten dan kota,
sedangkan pada tingkat propinsi otonomi terbatas.
d. Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara,
sehingga tetap terjaga hubungan yang serasi antar pusat dan daerah serta
antar daerah.
e. Pelaksanaan otonomi daerah harus meningkatkan kemandirian daerah
otonom, dan karenanya dalam wilayah kabupaten dan kota tidak ada lagi
wilayah administrasi.
f. Kawasan khusus yang dibina oleh pemerintah seperti atau pihak lain
seperti Badan otorita, kawasan pelabuhan, kawasan pertambangan,
kawasan kehutanan, kawasan perkotaan baru, kawasan wisata dan
semacamnyaberlaku ketentuan peraturan daerah otonom.
g. Pelaksanaan otonomi daerah lebih meningkatkan peranan dan fungsi
legislatif daerah, baik sebagai fungsi legislasi,fungsi pengawas maupun
sebagai fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah.
h. Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada daerah propinsi dalam
kedudukan sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan
tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah.
i. Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan tidak hanya dari
pemerintah daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana
dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan
pelaksanaan dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.
Bentuk-bentuk Desentralisasi
Dalam tataran pelaksanaan dan teori nya desentralisasi memiliki
model, dan pemakalah merasa perlu unutk memaparkan disini demi
kesempurnaan makalah ini, diantaranya adalah :
Dekonsentrasi
Desentralisasi dalam bentuk dekosentrasi (Deconcentration)menurut
Rondinenlly, pada hakikat nya hanya merupakan pembagian kewenagan dan
7
tanggung jawab administratif antara depertemen pusat dengan penjabat pusat
yang ada di lapangan, jadi dekonsentrasi itu hanya merupakan pergeseran
volume pekerjaan dari depertemen pusat kepada perwakilan nya yang ada di
daerah. Juga ditamabhkan oleh Rondinelly, bahwa dekonsentrasi memiliki dua
bentuk diantara nya adalah Field Administration atau kita kenal dengan
administrasi lapangan dimana penjabat lapangan diberikan kekuasaan unutk
merencanakan, membuat keputusan-keputusan rutin dan menyesuiakan
pelaksanaan nya dengan kebijakan pusat dengan kondisi setempat (daerah)
dan kesemuanya itu dilakukan atas petunjuk dan bimbingan pemerintah pusat,
Adapun yang kedua adalah Local Administration (Administrasi Lokal ) yang
terdiri dari Integrated Local Administration (Adminstrasi Lokal Terpadu)
dimana tenaga –tenaga dari depertemen pusat yang ditempatkan didaerah
berada langsung dibawah perintah dan supervisi kepala daerah yang diangkat
oleh dan bertanggung jawab kepada pemerintah pusat, walaupun tenaga-
tenaga tersebut diangkat dan digaji, dipromosikan, dimutasikan, oleh
pemerintah pusat mereka tetap berkedudukan sebagai staff teknis kepala
daerah dan bertanggung jawab kepadanya, sedangkan yang kedua adalah
unintegration Local Administration (Adminstrasi Lokal yang tidak terpadu)
tenaga-tenaga yang diangkat oleh pusat yang berada di daerah dan kepala
daerah masing-masing berdiri sendiri mereka bertanggung jawab kepada
masing-masing depertemen yang ada di pusat
Delegasi
Delegation To semi Autonomus adalah pelimpahan pengambilan
keputusan dan kewenangan menejerial untuk melakukan tugas-tugas khusus
kepada suatu oraganisasi yang tidak secara langsung berada dibawah
pengawasan pemerintah pusat
Devolusi
8
Konsekuensi dari devolusi adalah pemerintah pusat membentuk unit-
unit pemerintah diluar pemerintah pusat dengan menyerahkan sebagia fungsi
teretntu kepada unit-unit untuk dilaksanakan secara mandiri
Privatisasi
Sedangkan bentuk terakhir dari desentralisasi adalah Privatisasi,
menurut Rondinelly Privatization adalah (transfer of functions From
Government To Non Government Institution) artinya adalah suatu tindakan
pemberian kewenangan dari pemerintah kepada badan swasta, dan swadaya
masyarakat dan juga menjadi peleburan dari BUMN/ BUMD menjadi
swastanisasi.
C. Otonomi Khusus
D. Kajian Analisis Biaya dan Manfaat
Dalam analysis kebijakan publik sistem desentralisasi di indonesia, indikator
dalam mengetahui cost dan benefit terbagi dalam beberapa bagian. Hal ini seperti
yang dijabarkan dibawah ini :
1. VISI
Dilihat dari visinya, desentralisasi sebenarnya merupakan istilah dalam
keorganisasian yang berarti penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri
berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara
kesatuan Republik Indonesia. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan
Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem
pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan
perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia. Desentralisasi juga dapat
diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-
sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Analisis cost dan benefit kebijakan publik dalam sistem desentralisasi
Indonesia pasti memiliki visi sebagai tujuan utama terselenggaranya
9
kebijakan publik. Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974, desentralisasi adalah
penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Pelimpahan
wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata-mata untuk mencapai suatu
pemerintahan yang efisien. Tujuan dari desentralisasi adalah :
Mencegah pemusatan keuangan
Sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk
mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pemerintahan.
Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada
tingkat lokal sehingga dapat lebih realistis.
Sedangkan tujuan desentralisasi menurut smith (1985) membedakan
secara umum 2 tujuan utama desentralisasi yaitu “political and economic
goals” lalu smith mencoba mengupas secara tujuan dari desentralisasi secara
lebih rinci membedakan tujuan desentralisasi bila dilihat dari sudut pandang
kepentingan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Untuk kepentingan
pemerintah pusat smith menegaskan sedikitnya ada 3 tujuan desentralisai
yaitu: “political education, training in political leadership, and for political
stability”
Untuk kepentingan pemerintah daerah menurut smith ada 3 tujuan
desentralisasi yaitu : “political equality, local accountability, and local
responsiveness”. Selain itu, dalam analisis kebijakan ini juga memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan sistem ini adalah sebagian keputusan
dan kebijakan yang ada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur
tangan pemerintah pusat. Kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah
khusus, euforia yang berlebihan dimana wewenang itu hanya menguntungkan
pihak tertentu atau golongan serta dipergunakan untuk mengeruk keuntungan
para oknum atau pribadi. Hal ini terjadi karena sulit dikontrol oleh pemerinah
pusat.
2. MISI
10
Menurut Widmalm (2008: 47-48), dari sisi ekonomi, desentralisasi
mendorong lahirnya pemerintahan yang efisien, efektif, anti-korupsi, dan
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan dari sisi politik, desentralisasi mendorong
proses demokratisasi. Desentralisasi, misalnya, akan melahirkan kebijakan
publik yang lebih baik karena aparatur pemerintah daerah lebih memahami
lokalitas daerahnya daripada pemerintah pusat. Desentralisasi akan
melahirkan pemerintahan yang responsif, terbuka, transparan, mengurangi
konflik antar etnis, dan mengembangkan nilai-nilai egalitarian. Jika
dijelaskan dari kacamatan analisis biaya dan manfaat, maka desentralisasi
(fiskal dan politik) bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
program-program pemerintah, meningkatkan akuntabilitas pemerintah, dan
menstimulasi mobilisasi sumber-sumber pendapatan baru. Sedangkan, biaya
desentralisasi meliputi: mengurangi kemampuan Pusat untuk mengontrol
pengeluaran pemerintah daerah yang akan berimbas kepada ekonomi makro,
perbedaan prioritas pembangunan, khusus infrastruktur fisik, antara daerah
dan pusat.
Misi dalam sistem desentralisasi sendiri tentu memiliki dampak positif
dan negatif terutama berkaitan dengan cost dan benefit. Dampak positif dalam
bidang politik adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di
daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Hal ini menyebabkan pemerintah daerah lebih aktif
dalam mengelola daerahnya. Tetapi, dampak negatif yang terlihat dari sistem
ini adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya
mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk
mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit
untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
3. INTERNAL ENVIROMENT
a. Sosial
Dampak sosial yang terjadi akibat adanya UU Keistimewaan Yogyakarta
adalah adanya penghormatan lebih terhadap sosok Sultan HB X dan Paku
11
Alam IX yang posisinya diperhitungkan menjadi seorang pemimpin
Yogyakarta. Adanya UU Keistimewaan Yogyakarta mulai menjadi
pemersatu masyarakat Jogja lagi yang tadinya terpecah antara yang pro
dan kontra Keistimewaan. Tatanan kehidupan sosial DIY kembali
bergairah setelah mendapatkan kepastian atau pengesahan UU no 13 tahun
2012 tentang keistimewaan Yogyakarta. Beberapa tatanan sosial yang
berubah terutama pada lingkungan pemerintah dan lingkaran kerajaan.
Seperti contohnya peran abdi dalem dan pengawal kesultanan menjadi
disorot dan berfungsi lagi dengan maksimal arena posisi keraton yang
mulai kuat kembali. Masyarakat Jogja menjadi bersatu demi Jogja yang
Satu dan Sejahtera.
b. Budaya
Daerah Istimewa Yogyakarta sudah sangat kuat budaya lokalnya.
Seperti kita ketahui banyak seniman daerah yang terkenal dari Jogjakarta
seperti Didik Nini Towok, Soimah, dll. Kesenian kontemporer di DIY juga
sangat berkembang dimana remaja Jogja tetap memegang Budayanya
ditengah modernisasi untuk dipadukan menjadi sebuah sajian yang apik
dan sudah terkenal pemuda pemudi Jogja kreatif. Adanya acara-acara adat
seperti Malam 1 Suro, dll menjadi daya tarik dan tetap akan membudaya
dengan adanya oenguatan posisi kesultanan dan kadipaten di DIY.
DIY yang menguatkan kembali peran kesultanan dan kadipaten
membuat orang penasaran ingin melihat geliat atau kehidupan di istana
sultan. Kesultanan dan Kadipaten Wajib melestarikan dan menjaga budaya
serta adat istiadat di wilayah Yogyakarta yang sangat bersejarah. Adanya
usulan dari DPRD dan Panitia Keistimewaan Yogyakarta ingin
mengembalikan jalan-jalan di Yogyakarta seperti dahulu. Contoh Jalan
Supomo menjadi Jalan Janturan dan masih mengkaji nama asli jalan-jalan
di Yogyakarta sebelum diganti dengan nama pahlawan. Adanya keinginan
untuk mengubah semua papan nama jalan seperti di daerah malioboro.
Nama jalan dengan huruf latin dan bawahnya disematkan nama jalan
dengan huruf aksara Jawa.
12
c. Politik
Geliat politik untuk kursi Gubernur dan Wakil Gubernur melemah
semenjak disahkan UU Keistimewaan Yogyakarta ini, karena secara
otomatis Sri Sultan Hamengkubuwono yang bertahta saat itu dengan
pengesahan Kasultanan Ngayogyakartahadinigrat berhak menjadi
Gubernur DIY, serta Sri Paduka Paku Alam yang bertahta saat itu dengan
pengesahan Kadipaten Pakualaman. Kendala yang terjadi adalah pada
lingkaran kerajaan, mengapa demikian:
- Sri Sultan HB X tidak memiliki putra mahkota, anaknya seorang
perempuan, lalu untuk selanjutnya siapa yang menggantikan Sultan
HB X dan bagaimana keberlanjutannya?
- Dualisme kepemimpinan Kadipaten Pakualaman yang sama-sama
mengaku pemimpin yang sah dan berhak menjadi Wakil Gubernur
DIY.
Pemilukada untuk Gubernur dan Wakilnya juga ditiadakan di DIY
mengingat adanya pengangkatan secara otomatis dai Kasultanan dan
Kadipaten. Pemilukada hanya terjadi pada tingkat Kota dan kabupaten di
serta DPRD wilayah DIY.
Menarik untuk disimak adalah sikap Sultan Hamengkubuwono X
untuk keluar atau mengundurkan diri dari Partai politik yaitu Golkar.
Pengunduran diri tersebut sebagai upaya Sultan untuk menjadi seorang
yang independen tanpa ada pengaruh kekuasaan dan kepentingan Partai
Politik dalam pemerinthannya. Langkah ini juga diikuti oleh adek dari
Sultan HB X yaitu Gusti Prabu Kusumo yang mengundurkan diri dari
Partai Demokrat. Ini mengindikasikan adanya satu visi atau pandangan
politik yang sama di keluarga kerajaan yaitu Jogja yang satu dan sejahtera.
d. Hukum
Hukum yang berlaku di DIY masih menggunakan hukum negara
Indonesia dengan dibantu Kepolisisan dalam menegakkan hukum di DIY.
Untuk Hukum di DIY masih terdapat tambahan yaitu hukum adat maupun
hukm atau aturan-aturan yang ditetapkan oleh Kasultanan maupun Paku
13
Alam. Permasalahn Hukum yang sangat unik di DIY adalah Tanah Adat
Sultan dan Paku Alam, yang ada istilah semua tanah Jogja milik Sultan
dan Paku Alam, namun setelah masa kemerdekaan beberapa tanah Sultan
dan Paku Alam menjadi inventaris Pemda untuk kemudian dikelola demi
tata pemerintahan yang baik. Hukum atau peraturan-peraturan DIY akan
diatur dalam Perda dan Perdais yang rencananya disahkan bulan
Desember.
e. Currency
Currency atau dalam hal ini lebih kepada keuangan DIY yaitu APBD. UU
no 13 tahun 2012 baru disahkan Agustus lalu, dan Gubernur serta
Wakilnya baru dilantik pada bulan ini maka untuk pengajuan Dana
Keistimewaan Yogyakarta tahun anggaran 2013 tidak perlu menunggu
adanya Perdais. Pengajuan ini malah terkesan terburu-buru dengan adanya
usulan Sultan tinggal mengalokasikan berapa untuk tahun 2013 tanpa ada
rinciannya karena untuk mengejar tahun anggaran 2013.
Ini akan menjadi dampak buruk karena integritas daerah serta
kepemimpinan Sultan akan dipandang tidak rapi, tergesa-gesa, tidak
sesuai, dan akan menimbulkan pikiran penyelewengan dana.
f. Employment
Ketenagakerjaan di Yogyakarta menjadi wewenang Pemerintah
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menyusun dan mengelola
tenagakerjanya terutama PNS baik di lingkungan Pemda, Pemkot, Pemkab
tanap menunggu instruksi dari Pemerintah Pusat. Ketenagakerjaan ini bisa
disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi Daerah Yogyakarta itu sendiri.
Seperti contoh unik adanya peraturan bahwa setiap Jumat PNS di wilayah
kewenangan DIY wajib bersepeda.
Perlu diwaspadai di sini adalah sistem monarkhi yang masih kental
terasa di DIY bisa berpengaruh membawa mental PNS menjadi priyayi-
priyayi lagi pada masa sebelum kemerdekaan.
g. Resources
14
Adanya Otonomi Khusus yang diberikan kepada Daerah Istimewa
Yogyakarta memberikan kesempatan atau wewenang pemerintah
Yogyakarta untuk mengelola sumberdaya sebaik-baiknya demi
kesejahteraan rakyatnya. Sumberdaya daerah Yogyakarta sangat
melimpah, mulai dari Pasir Gunung Merapi yang dicap sebagai pasir
nomor 1, kerajinan perak, kerajinan gerabah. Pesona wisata alamnya yang
sangat indah dan menarik kontur tanahnya yang dataran tinggi dan rendah
menyediakan suasana pantai dan pegunungan yang sangat menarik bagi
wisatawan serta mesih banyak sumber daya lain yang bisa dimanfaatkan.
Tuntutan DPR RI dan pemerintah pusat terhada Gubernur dan Wakilnya
adalah untuk segera melakukan pemetaan dan penataaan Tanah milik
Keraton Kasultanan dan Paku Alaman agar bisa direncanakan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Dampak negatifnya bila tanah Keraton ini bukan diperuntukan untuk
kepentingan masyarakat malah untuk kepentingan keluarga kerajaan maka
menjadi sidak bermanfaat lagi untuk rakyat, mengingat luasnya lahan atau
tanah yang dikuasai Kraton Kasultanan dan Pakualaman di Yogyakarta.
4. EXTERNAL ENVIROMENT
a. Competition
Pengesahan UU no 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan
Yogyakarta oleh DPRD membuat daerah atau Provinsi Yogyakarta
dipimpin Gubernur yang diangkat dari Sultan Kasultanan Ngayogyakarta
Hadiningrat yang bertahta pada waktu itu, serta Wakil Gubernur diangkat
dari Sri Paduka Paku Alam Kadipaten Pakualaman yang bertahta saat itu.
Adanya ketentuan itu membuat kompetisi untuk perebutan
kedudukan Gubernur dan Wakil Gubernur menjadi tidak ada lagi kecuali
dari pihak kerajaan seperti yang terjadi di Kadipaten Pakualaman terjadi
perbutan tahta dari dualisme kepemimpinan yang mengaku pemimpin sah
Kadipaten Pakualaman dan berhak menjadi Wakil Gubernur karena yang
15
diangkat Sri Paduka Paku Alam IX. Pemilukada di Jogjakarta menjadi
hilang dan tidak diberlakukan lagi.
b. Change
c. Pressure
Adanya tekanan-tekanan terutama dari Partai politik yang tidak bisa mendapatkan kedudukan Gubernur dan Wakilnya di DIY. UU Keistimewaan dirasa tidak demokratis karena langsung mengangkat Sultan dan Pakualam sebagi Gubernur dan Wakilnya
5. Economic cost and benefit
a. Effectiveness
Pengaturan Keistimewaan DIY bertujuan untuk:
1) mewujudkan pemerintahan yang demokratis;
2) mewujudkan kesejahteraan dan ketenteraman masyarakat;
3) mewujudkan tata pemerintahan dan tatanan sosial yang menjamin
ke-bhinneka-tunggal-ika-an dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia
4) menciptakan pemerintahan yang baik;
5) melembagakan peran dan tanggung jawab Kasultanan dan Kadipaten
dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang
merupakan warisan budaya bangsa.
Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas dirasa akan mudah dicapai oleh
Gubernur dan Wakil Gubernur DIY saat ini. Alasannya untuk
pemerintahan demokratis, meski terkesan monarkhi namun kehidupan
masyarakat DIY lebih dekat dengan suasana demokratis yang harmonis.
Untuk toleransi dalam Kebhinekaan sangat terjaga dengan baik di
Yogyakarta. Toleransi anataragama, suku, ras, dll sudah terbangun
dengan baik, yang perlu dijaga adalah adanya mahasiswa-mahasiswa
dari luar daerah DIY yang membawa modernisasi dan pergaulan baik
16
dan buruk untuk masyarakat Jogja. Adanya sosok Sultan sebagai
panutan warga akan lebih mudah seorang Sultan dalam memberikan
perintah atau kebijakan yang bertujuan pada kesejahteraan rakyat.
b. Efficiency
Untuk mencapai tujuan dari UU Keistimewaan Jogjakarta perlun ada
pengelolaan keuangan yang baik. Provinsi DIY memiliki reputasi yang
bagus dalam tingkat Birokrasi yang Bersih dan Good Governance. Tingkat
korupsi yang sangat rendah akan mendukung usaha pemerintah daerah
dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. Adanya dukungan dari
pihak Kraton dalam upaya mensejahterakan rakyat dengan memberi hibah
berupa tanah kepada Pemda dan kini ada bantuan dana keistimewaan yang
akan dikucurkan kepada DIY sebagai imbas disahkannya UU
Keistimewaan Yogyakarta.
c. Flexibility
Perekonomian DIY juga sangat fleksibel dan menjangkau semua pihak. Di
satu sisi kebutuhan masyarakat menengah ke atas akan hiburan dan tempat
shopping disediakan di Yogyakarta, untuk kalangan mahasisw, masyarakat
kalangan menengah ke bawah juga disediakan pasar-pasar tradisional yang
rapi dan tertata serta terawat. Perkonomian ini terutama pada
perekonomian di bidang perdagangan dan pariwisata. Banyak tawaran
untuk semua kalangan. Perekonomian DIY yang sangat flexible serta
mampu menjangkau kebutuhan semua kalangan akan sangat bermanfaat
bagi pertumbuhan ekonomi DIY.
17
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal desentralisasi Vol.6 No.4 tahun 2005
Repository.IPB.ac.id
Strategi memperkuat good governance dalam rangka akselerasi pembangunan di era otonomi daerah.pdf
Jentera edisi14-tahun IV oktober-desember 2006.pdf
http://www.scribd.com/doc/78946367/Analisis-Kebijakan-Cost-and-Benefit-Terhadap-Kebijakan-Fiskal
http://olga260991.wordpress.com/2010/04/07/desentralisasi/ diundu pada tanggal 26 September 2012
http://assyariabdullah.wordpress.com/tag/sistem-desentralisasi/MENGENAL SENTRALISASI, DESENTRALISASI DAN KONSEKWENSINYA diunduh 26 September 2012 http://m.jpnn.com/news.php?id=142724
http://jogja.tribunnews.com/2012/10/16/pegajuan-dana-keistimewaan-tak-perlu-
tunggu-perdais/