Citraan dalam Puisi

Post on 23-Feb-2016

163 views 2 download

description

Citraan dalam Puisi. Standar Kompetensi 14.Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi Kompetensi Dasar 14.1.Membahas isi puisi ( gambaran pengindraan,perasaan,pikiran dan imajinasi ) melalui diskusi . Indikator - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Citraan dalam Puisi

Citraan dalam Puisi

Standar Kompetensi14.Mengungkapkan pendapat terhadap puisi melalui diskusi

Kompetensi Dasar14.1.Membahas isi puisi (gambaran pengindraan,perasaan,pikiran dan imajinasi)melalui diskusi.

IndikatorMendiskusikan isi puisi(gambaran pengindraan,perasaan,pikiran dan imajinasi)Mendiskusikan maksud atau makna puisi

A.Gambaran Pengindraan (citraan) dalam puisiCitraan /imaji (imagery) dalam puisi dapat diartikan sebagai suatu penggambaran pengalaman yang berhubungan deengan benda,peristiwa dan keadaan yang dialami penyair dengan menggunakan kata-kata yang khas agar dapat memberikan gambaran secara lebih nyata,baik hal yang yang bersifat kejiwaan ,kebendaan maupun metaforik.

• Jenis Citraan1.Citraan penglihatan (Visual Imagery)• Citraan penglihatan ditimbulkan oleh indra

penglihatan(mata)Citraan ini merupakan jenis yang paling sering digunakan penyair.Citraan ini mampu memberikan rangsangan kepada indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.

Contoh: Perahu KertasWaktu masih kanak-kanak kau membuat Perahu

kertas,dan kau Layarkan di tepi kali alirnya sangat tenang.

Sapardi Joko Darmono

2.Citraan Pendengaran(auditory imagery)• Citraan pendengaran berhubugan dengan kesan

dan gambaran yang diperoleh melalui indra pendengaran.Citraan ini dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara,misalnya dengan munculnya diksi tembang,dendang,suara mengiang,berdentum-dentum,dll.

Contoh: Penerbangan Terakhir Maka menangislah keras-keras ruh bayi ituKedua tangannya yang alit itu seperti kejang-kejangKakinya menerjang-nerjangSuaranya melengking lalu menghiba-hiba

Taufik Ismail

3.Citraan Perabaan (Tactual)• Citraan perabaan adalah citraan yang dapat

dirasakan oleh indra peraba (kulit).Pada saat kita membaca puisi kita dapat menemukan diksi yng menyebabkan kita merasakan rasa nyeri,dingin,panas,perubahan suhu udara.

 Contoh: Blues untuk BonieSembari jari-jari galak di gitarnyaMencakar dan mencakarMenggaruki rasa gatal di sukmanya W.S Rendra

4.Citraan Penciuman (alvaktory)• Citraan Penciuman adalah citraan yang dapat

dirasakan oleh indra penciuman (hidung).Dengan membaca kata-kata tertentu dalam puisi kita seperti mencium bau sesuatu.

Contoh: Pemanadangan SenjakalaSenja yang basah meredakan hutan terbakarKelelawar raksasa datang dari langit kelabu tuaBau mesiu di udara,bau mayat,dan kotoran

kuda W.S Rendra

5.Citraan Pencecapan/Pencicipan(gustatory)• Citraan Pencecapan/Pencicipan yaitu citraan

yang muncul dari puisi sehingga kita seakan-akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa pahit,manis,asam,pedas dll.

Contoh: PembicaraanHari mekar dan bercahayayang ada hanya sorga.Nerakaadalah rasa pahit di mulutwaktu bangun pagi Subagio Sastrowardoyo

6.Citraan Gerak(kineistetik)• Citraan Gerak adalah citraan yang

ditimbulkan oleh gerak tubuh /otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut.

Contoh: Mimpi PulangDingin mulai menggigit telingakuKuperpanjang langkah kakikuMenyusuri trotoar yang tak berujung 

B.Maksud dan Makna Puisi Salju Wing kardjoKemanakah kita pergi mencari matahariKetika salju turun pohon kehilangan daunKemanakah jalan mencari lindunganKetika tubuh kuyup dan pintu tertutupKemanakah lari mencari apiKetika bara hati padam tak berartiKemanakah pergi selain mencuci diri 

Langkah-langkah menganalisis makna puisi1.Mencari gambaran makna: untuk memahami arti kata salju sebagai judul puisi kita harus berusaha mendapatkan gambaran tentang ciri-ciri dan berbagai kemungkinan makna yang dikandungnya.

Misalnya :• Suatu musim atau keadaan ketika bumi hanya

ditebari oleh serpihan es yang dingin.• Akibatnya bumi mati,tumbuhan gundul,aktivitas

terhenti,orang jarang keluar rumah sehingga bumi seakan tidak berarti dan tidak menyenangkan.

• Dari tafsiran makna judul tersebut dapat disimpulkan bahwa judul “Salju” dalam puisi tersebut bermakna sesuatu yang tidak berarti.

2.Memahami kata yang bermakna simbolik/lambangJalan pertama yang kita tempuh adalah mengidentifikasi kata-kata yang termasuk kategori lambang/simbolik.Dalam bait pertama puisi tersebut kata yang termasuk kategori simbolik adalah:matahari = kehidupan,salju turun = sesuatu yang tidak berartipohon = manusia kehilangan daun = tidak berarti”

jadi makna bait pertama puisi tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut:“kemanakah kita pergi mencari kehidupan ketika hidup kita sepi tak berarti,ketika diri kita hampa tak bermakna”

Bait kedua,kata yang termasuk kategori simbolik adalah:tubuh kuyup= menderitapintu tertutup=tak seorangpun yang mau menerimaapi=petunjuk/kekutan hidupbara hati=semangat hidup

jadi makna bait kedua puisi tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut:“kemanakah harus berjalan mencari perlindungan ketika diri kita menderita dan tak seorangpun mau menerima.kemanakah harus berlari mencari petunjuk dan kekuatan hidup ketika semangat hidup kita menjadi padam tak berarti”

Bait ke tiga,kata yang termasuk kategori simbolik adalah:mencuci diri=bersujud pada Tuhan untuk menemukan kesucian

jadi makna bait ke tiga puisi tersebut dapat ditafsirkan sebagai berikut:”Tidak ada jalan lain selain bersujud pada Tuhan untuk mensucikan diri”.

3.Menyimpulkan pokok pikiran makna puisiDalam puisi Salju di atas terdapat 4 pokok

pkirana.Kemana kita harus pergi di saat diri kita

hampa tak berarti.b.Kepada siapa kita meminta perlindungan

disaat diri kita menderita dan tidak seorangpun yang mau menerima kita.

c.Kemana kita harus pergi mencari petunjuk dan semangat kehidupan saat semangat hidup kita padam tak berarti.

d.Dalam situasi yang demikian tidak ada jalan lain selain bersujud pada Tuhan untuk menyucikan diri

4.Merumuskan tema,dari keseluruhan totalitas makna yang terdapat

dalam puisi yang berjudul salju dapat dirumuskan tema sbb:”Hanya dengan menyucikan diri manusia dapat menikmati kehidupan yang berarti.