Post on 21-Feb-2018
7/24/2019 BP and Pneumoni
1/7
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar
1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik,
pneumonia tetap merupakan penyebab kematian terbanyak keenam di Amerika Serikat.
Munculnya organisme nosokomial (didapat dari rumah sakit) yang resisten terhadap
antibiotik, ditemukannya organismeoeganisme yang baru (seperti !egionella), bertambahnyajumlah pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit seperti A"#S semakin
memperluas spektrum dan derajat kemungkinan penyebabpenyebab pneumonia, dan ini juga
menjelaskan mengapa pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok. $ayi
dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mereka masih belum
berkembang dengan baik. Pneumonia seringkali merupakan hal yang terakhir terjadi pada
orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit kronik tertentu. Pasien peminum alkohol,
pasca bedah, dan penderita penyakit pernaasan kronik atau ineksi &irus juga mudah
terserang penyakit ini.1
Pneumonia adalah radang parenkim paru. 'ebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi ada sejumlah penyebab nonineksi yang kadangkadang perludipertimbangkan. Pneumonia digolongkan atas dasar anatomi seperti pneumonia lobaris,
pneumonia lobularis (bronkopneumonia) dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis). etapi,
klasiikasi pneumonia ineksius atas dasar etiologi dugaan atau yang terbukti secara
diagnostik atau terapeutik lebih rele&an.,*,+
Pnemonia adalah proses ineksi akut yang mengenai jaringan paruparu (al&eoli). erjadinya
pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses ineksi akut pada bronkus (biasa
disebut bronchopneumonia).
$ronkopneumonia adalah peradangan paru, biasanya dimulai di bronkioli terminalis.
$ronkopneumonia adalah nama yang diberikan untuk sebuah inlamasi paruparu yang
biasanya dimulai di bronkiolus terminalis. $ronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan
eksudat mukopurulen membentuk bercakbercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan.
Penyakit ini seringnya bersiat sekunder, mengikuti ineksi dari saluran naas atas, demam
pada ineksi spesiik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan
orangorang yang lemah, Pneumonia dapat muncul sebagai ineksi primer. -,
DEFINISI
Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercakbercak ineksi pada berbagai
tempat di paru. $isa kanan maupun kiri yang disebabkan &irus atau bakteri dan sering terjadipada bayi atau orang tua./
EPIDEMIOLOGI
$erdasarkan Sur&ei 'esehatan 0umah angga (S'0) sejak 1/ sampai era 222 an
hampir /2 sampai 2 persen kematian balita akibat serangan "SPA dan pnemonia.
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari tahun dan mengurang dengan
meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh Pneumococcus,
ditemukan pada orang de3asa dan anak besar, sedangkan $ronkopneumonia lebih sering
dijumpai pada anak kecil dan bayi.*
7/24/2019 BP and Pneumoni
2/7
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar
1% penduduk amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia
tetap sebagai penyebab terbanyak dari kematian di Amerika.1
ETIOLOGI
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah aktor ineksi (tersering) 4
5 $akteri 4 Pneumokokus, Streptokokus, Stailokokus, 6emoilus inluen7a,
Mycobacterium tuberculosa.
5 8irus 4 0espiratory Synctitial 8irus, Adeno&irus, 9ytomegalo &irus, 8irus inuen7a
$.
5 :amur 4 6istoplasmosis, 9andida albicans, Aspergillus species dll.
KLASIFIKASI
Menurut buku Pneumonia 'omuniti, Pedoman #iagnosis dan Penatalaksanaan di "ndonesia
yang dikeluarkan Perhimpunan #okter Paru "ndonesia, 22* menyebutkan tiga klasiikasi
pneumonia.
1. $erdasarkan klinis dan epidemiologis4
1. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).
. Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomialpneumonia).
*. Pneumonia aspirasi.
. Pneumonia pada penderita immunocompromised.
. $erdasarkan bakteri penyebab4
1. Pneumonia bakteri;tipikal. #apat terjadi pada semua usia. $eberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella
pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca ineksiinluen7a. Pneumonia Atipikal disebabkan mycoplasma, legionella, dan
chalamydia.
. Pneumonia &irus.
*. Pneumonia jamur, sering merupakan ineksi sekunder. Predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised).
*. $erdasarkan predileksi ineksi4
1. Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabanganbesar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.
7/24/2019 BP and Pneumoni
3/7
. Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercakbercak ineksi
pada berbagai tempat di paru. $isa kanan maupun kiri yang disebabkan &irus
atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.
*. Pneumonia interstisial.
PATOGENESIS
Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan pernaasan secara percikan (droplet).
Pneumokokus umumnya mencapai al&eoli le3at percikan mukus atau sali&a. !obus bagian
ba3ah paru paling sering terkena eek gra&itasi.1,*
Agenagen mikroba yang menyebabkan Pneumonia memiliki * bentuk transisi primer 4
1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada
oroaring
. "nhalasi aerosol yang ineksius
*. Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal
Aspirasi dan inhalasi agenagen ineksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan
pneumonia, sementara penyebaran cara hematogen lebih jarang terjadi. Akibatnya, aktor
aktor predisposisi termasuk juga berbagai deisiensi mekanisme pertahanan sistem
pernaasan. 'olonisasi basilus gram negati telah menjadi subjek penelitian akhirakhir ini.1
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian ba3ah sangat eisien untuk mencegahineksi yang terdiri dari 4
1. Susunan anatomis rongga hidung
. :aringan limoid di nasoaring
*. $ulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain
yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut
. 0eleks batuk
-. 0eleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terineksi
. #rainase sistem limatis dan ungsi menyaring kelenjar lime regional
+.
7/24/2019 BP and Pneumoni
4/7
Setelah itu mikroorganisme tiba di al&eoli mementuk suatu proses peradangan yang meliputi
empat stadium, yaitu41,*,+
A. Stadium I (4 12 jam pertama!"#$e%ti&
#isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung padadaerah baru yang terineksi. 6al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan
permeabilitas kapiler di tempat ineksi. 6iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator
mediator peradangan dari selsel mast setelah pengaktian sel imun dan cedera jaringan.
Mediatormediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. #egranulasi sel mast juga
mengaktikan jalur komplemen. 'omplemen bekerja sama dengan histamin dan
prostaglandin untuk melemaskan otot polos &askuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru. 6al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium
sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan al&eolus. Penimbunan cairan di
antara kapiler dan al&eolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering
mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
'. Stadium II (4 jam )eri!ut#*a&
#isebut hepatisasi merah, terjadi se3aktu al&eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan
ibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. !obus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan,
sehingga 3arna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara
al&eoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak. Stadium ini
berlangsung sangat singkat, yaitu selama / jam.
+. Stadium III (, -ari&
#isebut hepatisasi kelabu yang terjadi se3aktu selsel darah putih mengkolonisasi daerah
paru yang terineksi. Pada saat ini endapan ibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera
dan terjadi agositosis sisasisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di al&eoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi
ibrin dan leukosit, 3arna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
mengalami kongesti.
D. Stadium I (/ 12 -ari&
#isebut juga stadium resolusi yang terjadi se3aktu respon imun dan peradangan mereda,
sisasisa sel ibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh makroag sehingga jaringan kembali
ke strukturnya semula.
GAM'A0AN KLINIS
$ronkopneumonia biasanya didahului oleh ineksi saluran naas bagian atas selama beberapa
hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai *52=9 dan mungkin disertai kejang karena
demam yag tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernaasan cepat dan dangkal disertai
pernaasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. $atuk biasanya tidak
7/24/2019 BP and Pneumoni
5/7
dijumpai di a3al penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, dimana pada
a3alnya berupa batuk kering kemudian menjadi produkti.
Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan isik tergantung pada luasnya daerah yang
terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin
hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang.
$ila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konluens) mungkin pada perkusi terdengar
suara yang meredup dan suara pernaasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium
resolusi ronki dapat terdengar lagi. anpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat
terjadi antara * minggu.*
PEME0IKSAAN LA'O0ATO0IM
1. >ambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 1-.222 5 2.222 ; mm*dengan
pergeseran ke kiri. :umlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan ineksi
&irus atau mycoplasma.
. ?ilai 6b biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
*. Peningkatan !@#.
. 'ultur dahak dapat positi pada 2 5 -2 % penderita yang tidak diobati. Selain kultur
dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat s3ab).
-. Analisa gas darah (A>#A) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis meyabolik.
*,+
DIAGNOSIS
#iagnosis ditegakkan berdasarkan ri3ayat penyakit dan pemeriksaan isik yang sesuai
dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang. Pada
bronkopneumonia, bercakbercak iniltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. ambaran ke arah sel polimoronuklear juga dapat dijumpai.
#iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena
pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebabtidak selalu dapat ditemukan. leh karena itu B6 mengajukan pedoman diagnosa dan tata
laksana yang lebih sederhana. $erdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan
berdasarkan 4
Pneumonia sangat berat 4
C bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum, maka anak harus dira3at di
rumah sakit dan diberi antibiotika.
Pneumonia berat 4
7/24/2019 BP and Pneumoni
6/7
C bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, maka anak harus
dira3at di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Pneumonia 4
C bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernaasan yang cepat 4
5 D 2 E;menit pada anak usia F bulan
5 D -2 E;menit pada anak usia bulan 5 1 tahun
5 D 2 E;menit pada anak usia 1 5 - tahun
$ukan Pneumonia 4
C hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dira3at dan tidakperlu diberi antibiotika.*,
DIAGNOSA 'ANDING
1. $ronkiolitis
. $ Paru
PENATALAKSANAAN
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidakdapat selalu dilakukan dan memakan 3aktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan
pengobatan poliragmasi seperti penisilin diambah dengan kloramenikol atau diberi
antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. Pengobatan diteruskan sampai
anak bebas demam selama 5 - hari.*
Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi 4*,+
$ed rest
Anak dengan sesak naas memerlukan cairan inta &ena dan oksigen (1 5 l;mnt).
:enis cairan yang digunakan adalah campuran >lukosa -% dan ?a9l 2,% ditambah
larutan '9l 12 m@G;-22 ml botol inus.
:umlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu.
'oreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan 4
Hntuk kasus pneumonia community base 4
5 Ampisilin 122 mg;kg$$;hari dalam kali pemberian
7/24/2019 BP and Pneumoni
7/7
5 'loramenikol +- mg;kg$$;hari dalam kali pemberian
Hntuk kasus pneumonia hospital base 4
5 Seotaksim 122 mg;kg$$;hari dalam kali pemberian
5 Amikasin 121- mg;kg$$;hari dalam kali pemberian
Antipiretik 4 paracetamol 121- mg;kg$$;E beri
Mukolitik 4 AmbroEol 1,1, mg;kg$$; dosis;oral
:ika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan eeding drip. :ika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.
abel pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi 4*
Mikroorganisme
Streptokokus dan
StailokokusM. Pneumonia
6. "nluen7a
'lebsiella dan P. Aeruginosa
Penicilin > -2.222122.222 unit;hari
"8 atauPenicilin Prokain .222.222
unit;hari "M atau
Ampicilin 12222 mg;kg$$;hari
atau
9etriakson +-22 mg;kg$$;hari
@ritromisin 1- mg;kg$$;hari
'loramenikol -2122 mg;kg$$;hari
Sealosporin
KOMPLIKASI
#engan penggunaan antibiotika, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. 'omplikasi yangdapat dijumpai adalah empyema dan otitis media akut. 'omplikasi lain seperti meningitis,
perikarditis, osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.*
P0OGNOSIS
#engan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1%. Mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anakanak dengan
keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat untuk pengobatan.*