Berduka dan Kehilangan - Akper Al-Ikhlas Bogor – Maju...

Post on 09-May-2018

224 views 1 download

Transcript of Berduka dan Kehilangan - Akper Al-Ikhlas Bogor – Maju...

BERDUKA DAN KEHILANGAN

Niken Andalasari

DEFENISI

KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.

Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada sesuatu yang dulunya ada (Wilkinson, 2005).

DEFENISI

BERDUKA adalah respon fisik dan psikologis yang terpola spesifik pada individu yang mengalami kehilangan. Respon/reaksi normal, karena melalui proses berduka individu mampu memutus ikatan dengan benda/orang yang terpisah dan berikatan dengan benda/orang baru.

Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis, kognitif dan perilaku

Berduka : reaksi terhadap kehilangan yang merupakan respon emosional yang normal.

Menentukan kesehatan jiwa indiv idu, karena memberi kesempatan individu untuk melakukan koping terhadap kehilangan secara bertahap sehingga dapat menerima kehilangan

Karakteristik Berduka menurut Burgers dan Lazare (1976)

1. Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan ketidakyakinan.

2. Berduka yang menunjukkan perasaan sedih dan hampa bila teringat tentang kehilangan orang yang disayangi.

3. Berduka yang menunjukkan perasaan tidak nyaman dan sering disertai dengan menangis, serta keluhan-keluhan sesak pada dada, rasa tercekik, nafas pendek.

4. Mengenang almarhum terus menerus

5. Memperoleh pengalaman perasaan berduka.

6. Cenderung menjadi mudah tersinggung dan marah.

Proses berduka: • Fase awal

Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian.

Berlangsung beberapa minggu

Reaksi : syok, tidak yakin atau tidak percaya

perasan dingin, perasaan kebal (mati

rasa) dan bingung

Berakhir setelah beberapa hari

Kembali berduka berlebihan

Menangis dan ketakutan

Lanjutan……

Fase Pertengahan

Dimulai : kira-kira 3 minggu sesudah kematian

Berakhir : kurang lebih 1 tahun

Pola tingkah laku yang ditunjukan:

a. Perilaku obsesi, meliputi : pengulangan

pikiran tentang peristiwa kematian.

b. Suatu pencarian arti dari kematian

Lanjutan….

Fase Pemulihan

Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun.

Individu memutuskan untuk tdk mengenang masa lalu.

Meningkat partisipasi

pada kegiatan sosial

Kehilangan

Kehilangan : suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada atau dimiliki, baik sebagian atau keseluruhan.

Dapat terjadi : tiba-tiba atau bertahap

Proses berduka yang disebabkan oleh kehilangan :

1. Penyangkalan (denial)

2. Marah (anger)

3. Tawar menawar (bargaining)

4. Depresi

5. Penerimaan (acceptance)

Lanjutan…… Tahap Penyangkalan

Reaksi: Terkejut, tidak percaya, merasa terpukul, menyangkal pernyataan kehilangan.

Kadang berhalusinasi (seolah-olah masih melihat

atau mendengar suara orang tsb)

Reaksi fisik : keletihan, kelemahan, wajah pucat, mual,

diare,sesak nafas, detak jantung cepat,

menangis, gelisah

Lanjutan…..

Tahap Marah

Individu mulai sadar dengan kenyataan kehilangan.

Menunjukkan perasaan marah meningkat yang diproyeksikan pada orang tertentu atau yang ada dilingkungannya.

Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat, gelisah,

susah tidur, tangan mengepal.

Lanjutan……

Tahap Tawar Menawar:

Reaksi: Menyatakan kata-kata ”seandainya saya hati-hati”

“kenapa harus terjadi pada keluarga saya”.

Lanjutan……

Tahap Depresi:

Reaksi : menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.

Reaksi fisik: menolak makan, susah tidur, letih,

libido menurun.

Tahap Penerimaan : Reorganisasi perasaan kehilangan

Gambaran objek atau orang yang hilang mulai dilepas perlahan, perhatian dialihkan pada objek baru

SUMBER GANGGUAN ATAU KEHILANGAN

Eksternal:

Pikiran, sikap, tindakan yang tidak sesuai dengan nilai individu,keyakinan atau moral dan konflik interpersonal yang mengancam konsistensi individu, harga diri,rasa aman

Internal :

Kematian orang yang disayangi, penghentian kerja (PHK), penyakit atau kehilangan tubuh tertentu

Jenis Kehilangan

Kehilangan orang bermakna, mis: akibat kematian atau dipenjara

Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, mis: menderita penyakit, amputasi, kehilangan pendapat, kehilangan perasaan tt diri, kehilangan pekerjaan, kehilangan kedudukan, kehilangan kemampuan seksual

Kehilangan milik pribadi

(mis: uang,perhiasan)

Faktor Predisposisi

Genetik

Riwayat kelg depresi sulit mengembangkan sikap optimistik dalam menghadapi permasalahan.

Kesehatan fisik

Keadaan fisik sehat cenderung mampu mengatasi stress

Kesehatan mental

Indiv gg jiwa dg riwayat depresi merasa masa depan suram peka dg situasi kehilangan

Pengalaman kehilangan masa lalu

Kehilangan masa kanak-kanak mempengaruhi kemampuan menghadapi kehilangan dimasa dewasa.

Faktor Presipitasi

Stres dari perasaan kehilangan:

Stres nyata atau Imajinasi

Kehilangan bersifat bio-psiko-sosial

Kehilangan kesehatan, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan,kehilangan

peran dalam keluarga, kehilangan posisi di masyarakat.

Implikasi Keperawatan

Pengkajian

1. Mengkaji pasien dan angg kelg berduka

menentukan tingkat berduka

2. Mengkaji gejala klinis berduka: sesak di dada,

nafas pendek, berkeluh kesah, perasaan penuh

diperut, kehilangan kekuatan otot, distres

perasaan yg hebat.

3. Kaji karakteristik berduka, kaji respon fisiologis,

respon tubuh terhadap kehilangan (reaksi stress)

4. Faktor yg mempengaruhi reaksi stress : umur, culture,

keyakinan spiritual, peran seks, status sosek.

5. Faktor predisposisi

6. Faktor presipitasi dan mekanisme koping.

Lanjutan

Diagnosa Keperawatan

a. berduka kompleks

b. berduka antisipasi

Intervensi Keperawatan

Tujuan: Pasien dapat melalui proses berduka secara normal dan sehat

Prinsip :

a. Tahap Penyangkalan: (memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan)

1) Dorong pasien mengungkapkan perasaan duka

2) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap, siap mental 3) Dengarkan pasien dengan penuh pengertian, jangan

menghukum atau menghakimi

4) Jelaskan bahwa sikap pasien wajar terjadi

Intervensi Keperawatan

5) Beri dukungan nonverbal : memegang tangan, menepuk bahu

6) Jawab pertanyaan pasien dgn bahasa sederhana, jelas dan singkat.

7) Amati respon pasien selama bicara

8) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap

Lanjutan

b. Tahap marah

1) Beri dorongan dan kesempatan pasien

mengungkapkan rasa marahnya

secara verbal

2) Dengarkan dgn empaty, jangan

memberi respon yang mencela

3) Bantu klien memanfaatkan sumber-

sumber pendukung

Lanjutan

c. Tahap Tawar menawar

Bantu pasien mengidentifikasi rasa

bersalah dan rasa takutnya

1) Amati perilaku klien

2) Diskusikan bersama pasien ttg

perasaan

3) Tingkatkan HD pasien

4) Cegah tindakan merusak diri

Lanjutan

d. Tahap Depresi (mengidentifikasi tk depresi, resiko merusak diri dan membantu pasien mengurangi rasa bersalah)

1) Amati perilaku pasien

2) Diskusikan bersama pasien mengenai perasaan

3) Cegah tindakan merusak diri

4) Hargai perasaan pasien

5) Bantu pasien mengidentifikasi dukungan positif

yang terkait dengan kenyataan

6) Beri kesempatan pasien menungkapkan

perasaannya bila perlu biarkan ia menangis sambil

tetap didampingi

7) Bahas pikiran yang selalu timbul bersama pasien

Lanjutan

e. Tahap Penerimaan

(membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan)

1) Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien scr

teratur

2) Bantu pasien/kelg berbagi rasa, karena

biasanya setiap anggota kelg tdk berada pada

tahap yg sama pada saat bersamaan

Tujuan tindakan keperawatan: Keluarga dapat merawat

pasien yang berduka

Tindakan keperawatan:

1. Mengenal masalah berduka pada pasien

2. Menjelaskan pada keluarga tentang cara merawat pasien

dengan berduka berkepanjangan

3. Mempraktekkan pada keluarga cara merawat pasien

dengan berduka berkepanjangan

4. Mengevaluasi kemampuan pasien yang berduka

5. Melakukan rujukan

TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA