Post on 14-Apr-2018
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
1/27
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Resusitasi jantung paru adalah serangkaian usaha penyelamatan hidup pada
henti jantung. Walaupun pendekatan yang dilakukan dapat berbeda-beda, tergantung
penyelamat, korban dan keadaan sekitar, tantangan mendasar tetap ada, yaitu
bagaimana melakukan RJP yang lebih dini, lebih cepat dan lebih efektif. Untuk
menjawabnya, pengenalan akan adanya henti jantung dan tindakan segera yang harus
dilakukan menjadi prioritas dari tulisan ini.!"
#enti jantung menjadi penyebab utama kematian di beberapa negara. $erjadi
baik di luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. %iperkirakan sekitar &'(.(((
orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di )merika dan *anada. Perkiraan
ini tidak termasuk mereka yang diperkirakan meninggal akibat henti jantung dan
tidak sempat diresusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan resusitasi tidak selalu
berhasil, lebih banyak nyawa yang hilang akibat tidak dilakukannya resusitasi.!,+"
ebagian besar korban henti jantung adalah orang dewasa, tetapi ribuan bayi
dan anak juga mengalaminya setiap tahun. #enti jantung akan tetap menjadi
penyebab utama kematian yang prematur, dan perbaikan kecil dalam usaha
penyelamatannya akan menjadi ribuan nyawa yang dapat diselamatkan setiap tahun.
!,+"
antuan hidup dasar boleh dilakukan oleh orang awam dan juga orang
yang terlatih dalam bidang kesihatan. ni bermaksud bahwa RJP boleh dilakukan
dan dipelajari dokter, perawat, para medis dan juga orang awam.!,+"
/enurut )merican #eart )ssociation, rantai kehidupan mempunyai
hubungan erat dengan tindakan resusitasi jantung paru, kerana penderita yang
diberikan RJP, mempunyai kesempatan yang amat besar untuk dapat hidup
kembali.!"
1
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
2/27
!.+. TUJUAN PENULISAN
$ujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui definisi, indikasi,
dan algoritma resusitasi jantung paru. elain itu, makalah ini juga dapat memberi
informasi yang lengkap tentang pembaharuan untuk RJP pada tahun +(!(
dibandingkan dengan pada tahun +((' berdasarkan American Heart Association
Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular
Care.
2
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
3/27
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Resusitasi Jantung Paru RJP" atau 0ardiopulmonary Resuscitation 0PR"
adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas atau henti jantung kematian klinis" ke fungsi optimal, guna mencegah
kematian biologis. *ematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri carotis
dan arteri femoralis, terhentinya denyut jantung dan pembuluh darah atau
pernafasan dan terjadinya penurunan atau kehilangan kesadaran. *ematian
biologis dimana kerusakan otak tak dapat diperbaiki lagi, dapat terjadi dalam 1
menit setelah kematian klinis. 2leh *arena itu, berhasil atau tidaknya tindakan
RJP tergantung cepatnya dilakukan tindakan dan tepatnya teknik yang dilakukan.&
II.2. INDIKASI
). #enti 3apas
#enti napas primer respiratory arrest" dapat disebabkan oleh banyak hal,
misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap4uap4gas,
obstruksi jalan napas oleh benda asing, tesengat listrik, tersambar petir,
serangan infark jantung, radang epiglotis, tercekik suffocation", trauma dan
lain-lainnya1".
Pada awal henti napas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,
pemberian 2+ ke otak dan organ 5ital lainnya masih cukup sampai beberapa
3
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
4/27
menit. *alau henti napas mendapat pertolongan segera maka pasien akan
teselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti
jantung&,1"
.
. #enti Jantung
#enti jantung primer cardiac arrest" ialah ketidak sanggupan curah jantung
untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ 5ital lainnya secara
mendadak dan dapat balik normal, kalau dilakukan tindakan yang tepat atau
akan menyebabkan kematian atau kerusakan otak. #enti jantung terminal
akibat usia lanjut atau penyakit kronis tentu tidak termasuk henti jantung &,1".
ebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi 5entrikel atau
takikardi tanpa denyut 6(-7(8", kemudian disusul oleh 5entrikel asistol
9!(8" dan terakhir oleh disosiasi elektro-mekanik 9'8". %ua jenis henti
jantung yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat gangguan
pacemaker jantung. :ibirilasi 5entrikel terjadi karena koordinasi akti5itas
jantung menghilang.
#enti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba karotis femoralis,
radialis" disertai kebiruan sianosis" atau pucat sekali, pernapasan berhenti
atau satu-satu gasping, apnu", dilatasi pupil tak bereaksi terhadap rangsang
cahaya dan pasien tidak sadar
&,1"
.
Pengiriman 2+ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin
#b", saturasi #b terhadap 2+dan fungsi pernapasan. skemi melebih &-1
menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap,
walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali&,1".
4
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
5/27
II.3. FASE RJP
Resusitasi jantung paru dibagi menjadi & fase diantaranya&"
;
!. :)< ;
$unjangan #idup %asar asic =ife upport" yaitu prosedur pertolongan
darurat mengatasi obstruksi jalan nafas, henti nafas dan henti jantung, dan
bagaimana melakukan RJP secara benar.
$erdiri dari ;
C (circulation) : mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung
paru.
A (airway) : menjaga jalan nafas tetap terbuka.
B (reat!ing) : 5entilasi paru dan oksigenisasi yang adekuat.
+. :)< ;
$unjangan hidup lanjutan (Advance "ife #upport)$ yaitu tunjangan hidup
dasar ditambah dengan ;
% (drugs) :pemberian obat-obatan termasuk cairan.
< " ; diagnosis elektrokardiografis secepat mungkin setelah dimulai
PJ=, untuk mengetahui apakah ada fibrilasi 5entrikel, asistole atau agonal
ventricular comple&es.
: (firillation treatment) : tindakan untuk mengatasi fibrilasi 5entrikel.
&. :)< ;
$unjangan hidup terus-menerus ('rolonged "ife #upport).
5
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
6/27
G (Gauge) : Pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring penderita
secara terus menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan kemudian
mengobatinya.
H (Head) : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf
dari kerusakan lebih lanjut akibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat
dicegah terjadinya kelainan neurologic yang permanen.
# #ipotermi" ; egera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan
saraf pusat yaitu pada suhu antara &(? @ &+?0.
H (Humanization) : #arus diingat bahwa korban yang ditolong adalah
manusia yang mempunyai perasaan, karena itu semua tindakan hendaknya
berdasarkan perikemanusiaan.
(ntensive care) : perawatan intensif di 0U, yaitu ; tunjangan 5entilasi ;
trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung,
pengukuran p#, p02+ bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi,
mengendalikan e*ang.&"
II.4. PEMBAHARUAN PADA BLS GUIDELINES 2010
$erdapat beberapa pembaharuan pada = +(!(, berbanding dengan
+(('. eberapa perubahan yang telah dilakukan adalah seperti berikut;
!,+,',A"
!. /engenali sudden cardiac arrest 0)" dari menganalisa respon dan
pernafasan. ie korban tidak bernafas"
+. B=ook,listen and feelC tidak digunakan dalam algortima =
&. #ands-only chest compression 0PR digalakkan pada sesiapa yang tidak
terlatih
1. Urutan )0 diubah ke urutan 0), c!est compression sebelum
reat!ing.
6
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
7/27
'. #ealth care pro5iders memberi chest compression yang efektif sehingga
terdapat sirkulasi spontan.
A. =ebih terfokus kepada kualiti 0PR.
D. *urangkan penekanan untuk memeriksa nadi untuk health care pro5iders.
6. )lgoritma = yang lebih mudah diperkenalkan.
7. Rekomendasi untuk mempunyai pasukan yang serentak mengandali chest
compression, airway management,rescue breathing, rhythm detection dan
shock.
Untuk mengenali terjadinya 0) sudden cardiac arrest)adalah hal
yang tidak mudah. Jika terjadi kekeliruan dan keterlambatan untuk bertindak
dan memulakan 0PR, ini akan mengurangi survival rate korban tersebut.
0hest compression merupakan antara tindakan yang sangat penting dalam 0PR
kerana perfusi tergantung kepada kompresi. 2leh kerana itu, chest compression
merupakan tindakan yang terpenting jika terdapat korban yang mempunyai
0).
Prinsip u!"! #!$!" r%susi!si& "%"p%r'u! r!n!i (!r!p!n (i#up )chain of
survival*.
*eberhasilan resusitasi membutuhkan integrasi koordinasi jalur c!ain of
survival. Jalur ini meliputi;
P%n+%n!$!n segera akan henti jantung dan akti5asi sistem respons darurat
emergency response system"
RJP dini dengan penekanan pada kompresi dada
D%,i-ri$!sicepat
A#!n/% $i,% suppr yang efektif
Ps/!r#i!/ !rr%s /!r%perawatan pasca henti jantung" yang terintegrasiE
istem gawat darurat yang secara efektif menerapkan jalur ini dapat
meningkatkan harapan hidup pasien dengan henti jantung F: ventricle
firillation" hingga '(8. Pada sebagian besar sistem gawat darurat angkanya
masih lebih rendah, menandakan bahwa masih ada ruang untuk perbaikan dengan
e5aluasi ulang dari jalur ini.
7
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
8/27
Penyelamat dapat memiliki berbagai pengalaman, pelatihan dan
kemampuan. egitu pula dengan status korban dan keadaan sekitar kejadian.
$antangannya adalah bagaimana meningkatkan RJP yang lebih dini dan lebih
efektif bagi setiap korban.
(!in , suri!$)125*
K%r!n+'! '%r6! RJP& in%r!'si !n!r! p%n7%$!"! #!n 'r-!n
RJP secara tradisional menggabungkan antara kompresi dada dan nafas buatan
dengan tujuan untuk meningkatkan sirkulasi dan oksigenasi. *arakteristik penyelamat
dan korban dapat mempengaruhi penerapannya.
P%n7%$!"!
etiap orang dapat menjadi penyelamat bagi korban henti jantung.
*emampuan RJP dan penerapannya tergantung dari hasil pelatihan,
pengalaman dan kepercayaan diri si penyelamat.
*ompresi dada adalah dasar RJP.Setiap penyelamat, tanpa memandang
hasil pelatihan, harus melakukan kompresi dada pada semua korban henti
jantung. *arena pentingnya, kompresi dada harus menjadi tindakan RJP yang
pertama kali dilakukan terhadap semua korban tanpa memandang usianya.
Penyelamat yang memiliki kemampuan sebaiknya juga melakukan 5entilasi.eberapa penyelamat yang sangat terlatih harus saling berkoordinasi dan
melakukan kompresi dada serta nafas buatan secara tim.
$erdapat & pola strategi RJP yang dapat diterapkan pada penolong
sesuai dengan keadaannya, yaitu; untuk penolong non petugas kesehatan yang
tidak terlatih,mereka dapat melakukan strategi B#ands only 0PRC hanya
kompresi dada". *ompresi dada sebaiknya dilakukan hingga petugas
kesehatan hadir atau alat defibrilasi otomatis tersedia.
8
http://anjangkn.files.wordpress.com/2010/11/chainofsurvival1.jpg7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
9/27
*edua, untuk penolong non petugas kesehatan yang terlatih, mereka
dapat melakukan strategi RJP kompresi dada dan dilanjutkan dengan 5entilasi
dengan perbandingan &( ; +. RJP sebaiknya dilakukan hingga petugas
kesehatan hadir atau alat defibrilasi otomatis tersedia.
*etiga, untuk petugas kesehatan, lakukan RJP kompresi dada
sebanyak satu siklus yang dilanjutkan dengan 5entilasi dengan perbandingan
&( ; +.
Kr-!n
ebagian besar henti jantung dialami orang dewasa secara tiba-tiba
setelah suatu sebab primerG karenanya sirkulasi yang dihasilkan dari kompresi
dada menjadi yang terpenting. ebaliknya, henti jantung pada anak-anak
sebagian besar karena asfiksia yang memerlukan baik 5entilasi dan kompresi
untuk hasil yang optimal. *arenanya, bantuan nafas lebih penting bagi anak-
anak dibandingkan orang dewasa.
)#) +(!( dalam panduannya memberikan + jenis algoritma = bagi
korban dewasa yaitu algoritma sederhana untuk penolong non petugas kesehatan dan
khusus untuk petugas kesehatan.
9
http://anjangkn.files.wordpress.com/2010/11/buildingblockcpr.jpg7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
10/27
!. imple )lgorithma
>ambar !. )lgoritma RJP sederhana
*etika menemui korban henti jantung dewasa yang bersifat mendadak,
seorang penolong pertama kali harus "%n+%n!$ihenti jantung itu
dari unresponsivenessdan tidak adanya pernafasan normal. etelah mengenali,
penolong harus segera "%n+!'i,'!nsistem respons gawat darurat, mengambil
defibrilator4)
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
11/27
tidak tersedia, penolong harus memulai RJP langsung. Jika ada penolong lain,
penolong pertama harus memerintahkan dia untuk mengaktifkan sistem respons
gawat darurat dan mengambil )
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
12/27
diameter anteroposterior )P" dada atau sekitar !,' inchi41 cm pada bayi
dan sekitar + inchi4' cm pada anak-anak".
/enunggu dada mengembang sempurna setelah setiap kompresi
/eminimalisir interupsi selama kompresi
/enghindari 5entilasi yang berlebihan.
Jika ada lebih dari satu penolong, mereka harus bergantian melakukan
kompresi setiap + menit.
J!$!n n!,!s )!ir8!7* #!n %ni$!si
/embuka jalan nafas dengan !ead tilt+ c!in lift atau*aw t!rust" yang
diikuti nafas bantuan dapat meningkatkan oksigenasi dan 5entilasi. $etapi
manu5er ini dapat menjadi sulit dan mengakibatkan tertundanya kompresi dada,
terutama pada penolong yang sendirian dan tidak terlatih. *arenanya, penolong
yang sendirian dan tidak terlatih hanya melakukan kompresi dada saja tanpa
5entilasi. Fentilasi harus diberikan jika korban cenderung disebabkan oleh
asfiksia contohnya pada bayi, anak-anak atau korban tenggelam".
egitu alat bantu nafas tersedia, penolong harus memberikan 5entilasi
dalam kecepatan yang tetap ! nafas setiap A-6 detik 6-!( nafas4menit" dan
kompresi dada tetap diberikan tanpa terputus.
D%,i-ri$!si
*esempatan korban untuk selamat menurun seiring jeda waktu antara
henti jantung dan defibrilasi. *arenanya defibrilasi tetap menjadi dasar
tatalaksana untuk fibrilasi 5entrikel F: ventricular firillation" danpulseless
ventricular tac!ycardia. trategi bersama antara masyarakat dan rumah sakit
harus ditujukan untuk mengurangi jeda waktu ini.
atu penentu defibrilasi yang berhasil adalah efektifitas kompresi dada.
%efiibrilasi lebih berhasil jika interupsi pada kompresi dada sedikit.
+. Untukpenolong yang terlatih atau petugas kesehatan
=akukan RJP kompresi dada sebanyak satu siklus yang dilanjutkan dengan
5entilasi dengan perbandingan &( ; +. =akukan hal tersebut hingga ad5anced
12
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
13/27
airway tersedia, kemudian lakukan kompresi dada tanpa terputus sebanyak
!(( kali4menit dan 5entilasi setiap A-6 detik4kali 6-!( nafas4menit". Untuk
petugas kesehatan penting untuk mengadaptasi urutan langkah sesuai dengan
penyebab paling mungkin yang terjadi pada saat itu. 0ontohnya, jika melihat
seseorang yang tiba-tiba jatuh, maka petugas kesehatan dapat berasumsi
bahwa korban mengalami fibrilasi 5entrikel, setelah petugas kesehatan
mengkonfirmasi bahwa korban tidak merespon dan tidak bernapas atau hanya
sesak terengah-engah, maka petugas sebaiknya mengaktifasi sistem respon
darurat untuk memanggil bantuan, mencari dan menggunakan )
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
14/27
>ambar +. )lgoritma RJP khusus
Prinsip dasar langkah-langkah algoritma tetap sama dengan yang sederhana.
P%n+%n!$!n #ini.
Jika melihat seorang yang tiba-tiba jatuh atau tidak responsi5e maka
petugas kesehatan harus mengamankan tempat kejadian dan memeriksa
respon korban. $epukan pada pundak dan teriakkan nama korban sembari
melihat apakah korban tidak bernafas atau terengah-engah. =ihat apakah
korban merespon dengan jawaban, erangan atau gerakan. *orban yang tidak
responsif serta tidak ada nafas atau hanya terengah-engah maka petugas
kesehatan dapat mengasumsi bahwa korban mengalami henti jantung.
14
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
15/27
A'i!si sis%" #!rur!
Petugas sebaiknya mengakti5asi sistem respon darurat yang dalam hal ini
berarti menghubungi institusi yang mempunyai fasilitas4layanan gawatdarurat, contohnya menghubungi rumah sakit, polisi, atau instansi terkait.
#al yang perlu diperhatikan adalah pada )#) +(!( ini ada dua hal yang tidak
dianjurkan setelah memeriksa korban tidak responsif yaitu ;
/emeriksa ada tidaknya nafas pada korban dengan Blook, feel, listenC.
ulitnya menilai nafas yang adekuat pada korban merupakan alasan dasar
hal tersebut tidak dianjurkan. 3afas yang terengah dapat disalah artikan
sebagai nafas yang adekuat oleh professional maupun bukan. 0ontohnya
pada korban dengan sindroma koroner akut sering kali terdapat nafas
terengah yang dapat disalah artikan sebagai pernafasan yang adekuat.
/aka tidak dianjurkan memeriksa pernafasan dengan Blook, feel, listenC
dan direkomendasikan untuk menganggap pernafasan terengah sebagai
tidak ada pernafasan.
/emeriksa denyut nadi pasien. Untuk petugas kesehatan, pemeriksaan
nadi korban sebaiknya tidak lebih dari !( detik jika lebih dari waktu
tersebut tidak didapatkan denyut nadi yang definiti5e maka petugas
sebaiknya memulai RJP.
*edua hal tersebut tidak lagi dianjurkan bertujuan untuk meminimalisir
waktu untuk memulai RJP.
R%susi!si J!nun+ P!ru #ini
eperti yang telah disebutkan, mulai RJP dengan algoritma B0-)-C .
=akukan kompresi dada sebanyak &( kompresi sekitar !6 detik". *riteria
penting untuk mendapatkan kompresi yang berkualitas adalah ;
I :rekuensi kompresi setidaknya !(( kali4menit.
15
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
16/27
I *edalaman kompresi untuk dewasa minimal + inchi ' cm", sedangkan
untuk bayi minimal sepertiga dari diameter anterior-posterior dada atau
sekitar ! inchi 1 cm" dan untuk anak sekitar + inchi ' cm".
I =okasi kompresi berada pada tengah dada korban setengah bawah
sternum". Petugas berlutut jika korban terbaring di bawah, atau berdiri
disamping korban jika korban berada di tempat tidur bila perlu dengan
bantuan ganjalan kaki untuk mencapai tinggi yang diinginkan sehingga
dan papan kayu untuk mendapatkan kompresi yang efektif selama tidak
memakan waktu".
I /enunggu recoil dada yang sempurna dalam sela kompresi.
I /eminimalisir interupsi dalam sela kompresi.
I /enghindari 5entilasi berlebihan.
Jika ada + orang maka sebaiknya pemberi kompresi dada bergantian setiap +
menit.
Air8!7 #!n Br%!(in+
*riteria penting pada )irway dan reathing adalah ;
I )irway. *orban dengan tidak ada4tidak dicurgai cedera tulang belakang
maka bebaskan jalan nafas melalui head tiltK chin lift. 3amun jika korban
dicurigai cedera tulang belakang maka bebaskan jalan nafas melalui jaw
thrust.
I reathing. erikan 5entilasi sebanyak + kali. Pemberian 5entilasi dengan
jarak ! detik diantara 5entilasi. Perhatikan kenaikan dada korban untuk
memastikan 5olume tidal yang masuk adekuat.
Untuk pemberian mulut ke mulut langkahnya sebagai berikut ;
I Pastikan hidung korban terpencet rapat
16
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
17/27
I )mbil nafas seperti biasa jangan terelalu dalam"
I uat keadaan mulut ke mulut yang serapat mungkin
I erikan satu 5entilasi tiap satu detik
I *embali ke langkah ambil nafas hingga berikan nafas kedua selama satu
detik.
Jika tidak memungkinkan untuk memberikan pernafasan melalui mulut
korban dapat dilakukan pernafasan mulut ke hidung korban. Untuk pemberian
melalui bag mask pastikan menggunakan bag mask dewasa dengan 5olume !-
+ = agar dapat memeberikan 5entilasi yang memenuhi 5olume tidal sekitar
A(( ml. etelah terpasang ad5ance airway maka 5entilasi dilakukan dengan
frekuensi A K 6 detik45entilasi atau sekitar 6-!( nafas4menit dan kompresi
dada dapat dilakukan tanpa interupsi.
Jika pasien mempunyai denyut nadi namun membutuhkan pernapasan
bantuan, 5entilasi dilakukan dengan kecepatan '-A detik4nafas atau sekitar !(-
!+ nafas4menit dan memeriksa denyut nadi kembali setiap + menit. Untuk
satu siklus perbandingan kompresi dan 5entilasi adalah &( ; +, setelah
terdapat ad5ance airway kompresi dilakukan terus menerus dengan kecepatan
!(( kali4menit dan 5entilasi tiap A-6 detik4kali.
RJP terus dilakukan hingga alat defibrilasi otomatis datang, pasien
bangun, atau petugas ahli datang. ila harus terjadi interupsi, petugas
kesehatan sebaiknya tidak memakan lebih dari !( detik, kecuali untuk
pemasangan alat defirbilasi otomatis atau pemasangan ad5ance airway.
A$! #%,i-ri$!si "!is
Penggunaanya sebaiknya segera dilakukan setelah alat tersedia4datang
ke tempat kejadian. Pergunakan program4panduan yang telah ada, kenali
apakah ritme tersebut dapat diterapi kejut atau tidak, jika iya lakukan terapi
kejut sebanyak ! kali dan lanjutkan RJP selama + menit dan periksa ritme
17
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
18/27
kembali. 3amun jika ritme tidak dapat diterapi kejut lanjutkan RJP selama +
menit dan periksa kembali ritme. =akukan terus langkah tersebut hingga
petugas )0= )d5anced 0ardiac =ife upport " datang, atau korban mulai
bergerak.
Psisi "!n!p
=ebih dikenal dengan reco5ery posisition, dipergunakan pada korban
tidak responsi5e yang memiliki pernafasan dan sirkulasi yang baik. $idak ada
posisi baku yang menjadi standar, namun posisi yang stabil dan hamper
lateral menjadi prinsip ditambah menaruh tangan yang berada lebih bawah ke
kepala sembari mengarahkan kepala menuju tangan dan menekuk kedua kaki
menunjukan banyak manfaat.
Rin+'!s!n '"pn%n BLS )basic life support* -!+i #%8!s! !n!'!n!' #!n -!7i
K"pn%n D%8!s! An!'An!' B!7i
P%n+%n!$!n $idak responsif,
tidak bernafas
atau tersedak
gasping"
$idak responsif,
tidak bernafas
atau tersedak
gasping"
$idak responsif,
tidak bernafas
atau tersedak
gasping"
3adi tidak teraba
dalam !( detik
3adi tidak teraba
dalam !( detik
3adi tidak teraba
dalam !( detikUru!n RJP 0) 0) 0)
K%/%p!!n
'"pr%si
!((4menit !((4menit !((4menit
K%#!$!"!n
'"pr%si
+ inchi 'cm" !4& )P, sekitar +
inchi 'cm"
!4& )P, sekitar
!,' inchi 1 cm"
In%rupsi
'"pr%si
/inimalisir
interupsi hingga
L !( detik
/inimalisir
interupsi hingga
L !( detik
/inimalisir
interupsi hingga
L !( detik
J!$!n n!,!s #ead tilt-chin
lift-jaw thrust
#ead tilt-chin lift-
jaw thrust
#ead tilt-chin lift-
jaw thrust
R!sin
'"pr%si&%ni$!si
&(;+ ! atau +
penyelamat"
&(;+ satu", !';+
+ penyelamat"
&(;+ satu", !';+
dua penyelamat"
18
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
19/27
Ji'! p%n7%$!"!
i#!' %r$!i(
*ompresi saja *ompresi saja *ompresi saja
9%ni$!si 6i'!
"un+'in
! nafas setiap A-6
detik, tanpa
menyesuaikan
dengan kompresi,
! detik setiap
nafas, hingga
dada
mengembang
! nafas setiap A-6
detik, tanpa
menyesuaikan
dengan kompresi,
! detik setiap
nafas, hingga
dada
mengembang
! nafas setiap A-6
detik, tanpa
menyesuaikan
dengan kompresi,
! detik setiap
nafas, hingga
dada
mengembangD%,i-ri$!si >unakan )unakan )unakan )
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
20/27
% %rugs"; Pemberian obat-obatan.
2bat-obat tersebut dibagi menjadi + golongan;
!. Penting;
a. adrenalin ; /ekanisme kerja merangsang reseptor alfa dan
beta, dosis yang diberikan (,' K ! mg i5 diulang setelh ' menit
sesuai kebutuhan dan yang perlu diperhatikan dapat
meningkatkan pemakaian 2+ myocard, takiaritmi, fibrilasi
5entrikel1".
b. 3atrium icarbonat; Penting untuk melawan metabolik
asidosis, diberikan i5 dengan dosis awal ; ! m
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
21/27
4menit, dosis total tidak boleh melebihi + mg kecuali pada blok
atrio5entrikuler derajat & yang membutuhkan dosis lebih besar.
d. =idokain; /eninggikan ambang fibrilasi dan mempunyai efek
antiaritmia dengan cara meningkatkan ambang stimulasi listrik
dari 5entrikel selama diastole. Pada dosis terapeutik biasa, tidak
ada perubahan bermakna dari kontraktilitas miokard, tekanan
arteri sistemik, atau periode refrakter absolut. 2bat ini terutama
efektif menekan iritabilitas sehingga mencegah kembalinya
fibrilasi 5entrikel setelah defibrilasi yang berhasil, juga efektif
mengontrol denyut 5entrikel prematur yang mutlti fokal dan
episode takhikardi 5entrikel. %osis '(-!(( mg diberikan i5
sebagai bolus, pelan-pelan dan bisa diulang bila perlu. %apat
dilanjutkan dengan infus kontinu !-& mg.menit, biasanya tidak
lebih dari 1 mg.menit, berupa lidocaine '(( ml deHtrose ' 8
larutan ! mg4ml"&".
+. erguna;
a. soproterenol; /erupakan obat pilihan untuk pengobatan
segera bradikardi hebat karena complete heart block". a
diberikan dalam infus dengan jumlah + sampai +( mg4menit !-
!( ml larutan dari ! mg dalam '(( ml dectrose ' 8", dan diatur
untuk meninggikan denyut jantung sampai kira-kira A(
kali4menit. Juga berguna untuk sinus bradikardi berat yang
tidak berhasil diatasi dengan )tropine&".
21
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
22/27
b. Propanolol; uatu beta adrenergic blocker yang efek anti
aritmianya terbukti berguna untuk kasus-kasus takhikardi
5entrikel yang berulang atau fibrilasi 5entrikel berulang dimana
ritme jantung tidak dapat diatasi dengan =idocaine. %osis
umumnya adalah ! mg i5, dapat diulang sampai total & mg,
dengan pengawasan yang ketat&".
c. *ortikosteroid; ekaranfg lebih disukai kortikosteroid sintetis
' mg4kg methyl prednisolon sodium succinate atau !
mg4kg deHamethasone fosfat" untuk pengobatan syok
kardiogenik atau shock lung akibat henti jantung. ila ada
kecurigaan edema otak setelah henti jantung, A(-!(( mg
methyl prednisolon sodium succinate tiap A jam akan
menguntungkan. ila ada komplikasi paru seperti pneumonia
post aspirasi, maka digunakan deHamethason fosfat 1-6 mg tiap
A jam&".
< "; %iagnosis elektrokardigrafis untuk mengetahui adanya fibrilasi
5entrikel dan monitoring.
:; :ibrilation $reatment"
>ambaran pada Fentrikel :ibrilasi ini menunjukan gelombang listrik
tidak teratur baik amplitudo maupun frekuensinya.
22
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
23/27
$erapi definitifnya adalah syok electric %0-hock" dan belum ada satu
obatpun yang dapat menghilangkan fibrilasi.
23
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
24/27
$indakan defibrilasi untuk mengatasi fibrilasi 5entrikel.
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
25/27
spontan dan refleks. *eadaan tidak sadar yang dalam tanpa pernafasan
spontan dan pupil tetap dilatasi !'-&( menit, biasanya menandakan kematian
serebral dan usaha-usaha resusitasi selanjutnya biasanya sia-sia. *ematian
jantung sangat memungkinkan terjadi bila tidak ada akti5itas
elektrokardiografi 5entrikuler secara berturut-turut selama !( menit atau lebih
sesudah RJP yang tepat termasuk terapi obat&".
25
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
26/27
BAB III
KESIMPULAN
Resusitasi Jantung Paru RJP" atau 0ardiopulmonary Resuscitation 0PR"
adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas atau henti jantung kematian klinis" ke fungsi optimal, guna mencegah
kematian biologis
Peran RJP ini sangatlah besar, seperti pada orang-orang yang mengalami
henti jantung tiba-tiba. #enti jantung menjadi penyebab utama kematian di beberapa
negara. $erjadi baik di luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. %iperkirakan
sekitar &'(.((( orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di )merika dan
*anada. Perkiraan ini tidak termasuk mereka yang diperkirakan meninggal akibathenti jantung dan tidak sempat diresusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan
resusitasi tidak selalu berhasil, lebih banyak nyawa yang hilang akibat tidak
dilakukannya resusitasi. antuan hidup dasar boleh dilakukan oleh orang awam
dan juga orang yang terlatih dalam bidang kesihatan. ni bermaksud bahwa RJP
boleh dilakukan dan dipelajari dokter, perawat, para medis dan juga orang awam.
2leh karena itu sangatlah penting untuk mengetahui dan memahami serta
mampu melaksanakan bantuan hidup dasar ini. Pedoman pelaksanaan RJP yang
dipakai adalah pedoman yang dikeluarkan oleh )merikan #eart )ssosiation.
)merikan #eart )ssosiation mere5isi pedoman RJP setiap lima tahun, dengan
re5isi terbaru pada tahun +(!(. )#) mere5isi dari )--0 ke 0-)-, dan
memberikan + algoritma bantuan hidup dasar yakni simple algoritma untuk
masyarakat awam dalam bentuk sederhana agar mudah dipahami dan algoritma
khusus untuk petugas kesehatan.
26
7/27/2019 Bantuan Hidup Dasar 2
27/27
27