Post on 10-Dec-2020
LAPORAN KINERJA
BALAI BESAR PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA
LAHAN PERTANIAN
TAHUN 2015
2016
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LAKIN) lingkup Balai Besar Litbang Sumber
Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2015 ini merupakan
salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna,
berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala
Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja lingkup BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja lingkup BBSDLP TA 2015
yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK
tersebut ditetapkan 7 (tujuh) sasaran kegiatan dengan 15 (lima belas) indikator
kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA 2015. Secara operasional,
kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup
BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittra, Balittanah, Balitklimat, dan Balingtan yang bekerja
sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Kinerja lingkup
BBSDLP Tahun 2015 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan
kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja
lingkup BBSDLP selanjutnya.
Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap
pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini.
Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Januari 2016
Kepala Balai Besar,
Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr.
NIP. 19640623 198903 1 002
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
IKHTISAR EKSEKUTIF iv
I PENDAHULUAN 1
II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 4
2.1. Perencanaan Strategis 4
2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 13
2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 15
III AKUNTABILITAS KINERJA 17
3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015 17
3.2. Analisis Capaian Kinerja 19
3.3. Akuntabilitas Keuangan 57
3.4. Kegiatan Kerjasama 60
3.5. Kegiatan Diseminasi 61
PENUTUP 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN 78
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 iii
DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN
HHaallaammaann
LLaammppiirraann 11.. TTiimm PPeennyyuussuunn LLAAKKIINN BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 7788
LLaammppiirraann 22.. SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii BBaallaaii BBeessaarr LLiittbbaanngg SSuummbbeerrddaayyaa 7799
LLaahhaann PPeerrttaanniiaann
LLaammppiirraann 33.. PPaagguu ddaann RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8800
LLaammppiirraann 44.. FFoorrmmuulliirr RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss BBBBSSDDLLPP TTaahhuunn 22001155 –– 22001199 8811
LLaammppiirraann 55.. RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8833
LLaammppiirraann 66.. PPeerrjjaannjjiiaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8844
LLaammppiirraann 77.. PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001155 8855
LLaammppiirraann 88.. TTaarrggeett ddaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa BBBBSSDDLLPP TTaahhuunn 22001100––22001155 8866
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 iv
IIKKHHTTIISSAARR EEKKSSEEKKUUTTIIFF
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
(BBSDLP) telah menetapkan Tujuan Utama yang ingin dicapai sebagaimana yang
tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun 2015-2019 sebagai berikut: 1) Meneliti dan
mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian
mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing, 2) Menghasilkan
rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan
pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak
pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani, dan 3)
Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam
mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun
jejaring kerjasama nasional dan internasional. Tujuan utama BBSDLP tahun 2015-
2019 tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran kegiatan yang ingin
dicapai BBSDLP pada tahun anggaran 2015 yang dituangkan dalam Perjanjian
Kinerja (PK) Lingkup BBSDLP yakni: 1) Tersedianya data dan informasi sumber
daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial, dengan 3 indikator
kinerja; 2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian,
dengan 2 indikator kinerja; 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan
pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, dengaan 1
indikator kinerjA; 4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas
tambang, dengan 1 indikator kinerja; 5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian,
dengan 1 indikator kinerja; 6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk
inovasi SDLP dan materi alih teknologi, dengan 2 indikator kinerja; dan 7)
Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional
dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang sumberdaya lahan
pertanian yang handal dan terkemuka, dengan 5 indikator kinerja.
Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan
Desember 2015, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2015
telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase capaian 146,2% (sangat
berhasil).
Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian
sasaran kegiatan selama TA 2015 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan
serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah
SDM berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca
yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan
pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 v
serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman
yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, peneliti mengatasinya dengan
pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan membuat parit/saluran irigasi
atau menanam varietas yang adaptif terhadap genangan air. Keterbatasan jumlah
SDM berkualitas/berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM
yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai
kebutuhan.
Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada
tahun anggaran 2015, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran) revisi terakhir mendapat anggaran sebesar Rp. 147.819.809.000,-
dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 35.567.213.000,- , Balittra Rp.
34.518.044.000,- , Balittanah Rp 28.130.088.000,- , Balitklimat Rp
16.096.599.000,- , dan Balingtan Rp 33.507.865.000,-. Anggaran tersebut
digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output
sebagaimana yang tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang
ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian adalah sebagai berikut : 1)
menghasilkan 7 Sistem Informasi Pertanian, 2) menghasilkan 63 Peta/Informasi
Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, 3) menghasilkan 24 Teknologi
Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem
Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, 4) menghasilkan 10 Formula (pupuk anorganik,
pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian
( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan, 5) menghasilkan 5
Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan
Lingkungan serta Perubahan Iklim, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi
Sumber Daya Pertanian, 7) menghasilkan 1 model pengembangan pertanian
terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan, dan 8) menghasilkan produk inovasi
yang terdistribusikan yang terdiri dari : 10 publikasi, 34 buah KTI, 2 invensi HaKI, 1
MoU, 100 buku Atlas Peta Tematik, 70 Ton benih padi Impara, dan 2 Agro Science
Park.
Dari total anggaran sebesar Rp. 147.819.809.000,- dana yang bersumber dari
APBN sebesar Rp. 146.820.634.000,-, sedangkan sisanya sebesar Rp. 999.175.000,-
berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp. 572.527.000,- dikelola oleh
Balitklimat, dan sebesar Rp. 426.648.000,- dikelola oleh Balingtan.
Hingga akhir Desember 2015, total realisasi anggaran yang berhasil diserap
lingkup BBSDLP sebesar Rp. 144.859.062.998,- atau 98,00% dengan rincian:
BBSDLP Rp. 34.650.453.618,- atau 97,42%, Balittra Rp. 33.731.043.303 ,- atau
97,72%, Balittanah Rp. 27.511.126.820,- atau 97,80%, Balitklimat Rp.
15.783.754.079,- atau 98,06%, dan Balingtan Rp. 33.182.685.178,- atau 99,03%.
Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,-
atau 2,0%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 98,00%, akan tetapi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 vi
seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%.
Pencapaian target sasaran yang berhasil direalisasikan oleh lingkup BBSDLP hingga
akhir Desember adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 7 Sistem Informasi
Pertanian (100%) dari target 7 sistem, 2) menghasilkan 73 Peta/Informasi
Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian (115,9%) dari target 63 peta, 3)
menghasilkan 24 Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian
Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan (100%) dari target 24
teknologi, 4) menghasilkan 11 Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk
hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian ( perangkat uji dan
instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan (110%) dari target 10 formula, 5)
menghasilkan 16 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber
Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim (320%) dari target 5
rekomendasi, 6) menghasilkan 7 Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian
(100%) dari target 7 database, 7) menghasilkan 1 model pengembangan pertanian
terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan (100%) dari target 1 model, dan 8)
menghasilkan produk inovasi yang terdistribusikan yang terdiri dari : 16 publikasi
(160%) dari target 10 publikasi, 64 buah KTI (188,24%) dari target 34 buah KTI, 6
invensi HaKI (300%) dari target 2 invensi HaKI, 3 MoU (300%) dari target 1 MoU,
115 buku Atlas (115%) dari target 100 buku Atlas Peta Tematik, 65 ton (92,86%)
dari target 70 Ton benih padi Impara, dan 2 Agro Science Park (100%) dari target 2
ASP. Dengan efisiensi sejumlah itu, satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat
melaksanakan kegiatan dengan tingkat pencapaian sasaran kegiatan sangat
berhasil.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
(BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No
37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis
di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan
penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan
tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program,
rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan
sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya
lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan
pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan
komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan
pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan
pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan
sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian;
serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan
perlengkapan BBSDLP.
Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan
Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006
mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang
bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan
lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai
Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa
– Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian –
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 2
Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk
menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT.
Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang
Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG),
Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan
mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium.
Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi
semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan
pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan
global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya
diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut,
BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus
berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan
dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki.
Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif
penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi
untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact
recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian
status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research
institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus
dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi
pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna
menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja
sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku
usaha nasional maupun internasional.
Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber
daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data
per 31 Desember 2015, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 506 orang dengan
komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak
53 orang, lulusan S2 sebanyak 73 orang, lulusan S1 sebanyak 98 orang, dan lulusan
< S1 sebanyak 282 orang.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 3
Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan
Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa
instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di
Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan
lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP.
Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan),
KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan-
lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan); dan kebun
percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus
dioptimalkan.
Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu)
laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium
mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1)
Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika
& biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1)
Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga)
Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca
(Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC)
tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2
dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3)
Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam
berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya
mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP
sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas
rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki
Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS).
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 4
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2015-2019 merupakan acuan dan arahan
bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan
penelitian dan pengembangan pertanian periode 2015-2019 secara menyeluruh,
terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait.
Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 2) Rencana
Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025, 3) Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, 4) Renstra
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, dan Renstra Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Tahun 2015-2019. Secara operasional, Renstra ini
menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup
BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan
strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders.
2.1.1. Visi
Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian
terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika
berkelanjutan.
2.1.2. Misi BBSDLP
a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian
unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience,
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 5
bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan
aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition.
b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan
pengembangan sumberdaya lahan pertanian.
c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking)
dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan
(scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian
(impact recognition).
2.1.3. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan Utama
Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2015-2019 adalah sebagai
berikut:
1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya
lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya
saing.
2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan
sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif
maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan
kesejahteraan petani.
3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam
mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam
membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.
b. Sasaran Kegiatan
Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2015-2019 adalah:
1) Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis
informatika dan geospasial.
2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung
sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.
4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang.
5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian.
6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan
materi alih teknologi.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 6
7) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring
kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang
sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka.
2.1.4. Indikator kinerja Utama
Dalam lima tahun ke depan (2015 – 2019), Balai Besar Litbang Sumberdaya
Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran
kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun 2015-2019.
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama
1. Tersedianya data dan
informasi SDL pertanian
1. Jumlah informasi geospasial
sumberdaya pertanian 2. Jumlah sistem informasi pertanian
3. Jumlah database sumberdaya lahan
pertanian
2. Tersedianya inovasi teknologi
pengelolaan sumberdaya
lahan pertanian
1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan,
air dan agroklimat, dan lingkungan
pertanian 2. Jumlah formula dan produk pertanian
yang ramah lingkungan
3. Tersedianya rekomendasi
kebijakan pembangunan
pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri
berkelanjutan.
1. Jumlah rekomendasi kebijakan
Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan
Perubahan Iklim
4. Tersedianya daftar inventarisasi dan
pemanfaatan lahan bekas tambang
1. Jumlah informasi dan teknologi
reklamasi lahan terlantar bekas
pertambangan
5. Terbangunnya Taman Sains
Pertanian
1. Jumlah Taman Sains Pertanian
6. Tersedia, terdistribusi, dan
termanfaatkannya produk
inovasi SDLP dan materi alih teknologi.
1. Jumlah publikasi, KTI dan produk
cetakan
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 7
7. Diperolehnya HaKI dan lisensi
serta penguatan dan perluasan jejaring kerja
nasional dan internasional mendukung terwujudnya
lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
1. Jumlah HaKI
2. Jumlah lisensi 3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama
nasional dan internasional
2.1.5. Arah Kebijakan
Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian mengacu pada arah kebijakan pembangunan pertanian yang
berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga (2015-2019),
sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo
dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang
Nasional 2005-2025.
Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah:
a. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan
suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru.
b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam
pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian
sebagai inti “sistem inovasi pertanian bioindustri nasional” sebagai
landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir.
c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi
nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan
limbah organik .
d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi
dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal
BBSDLP.
e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap
kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek
manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 8
f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis
geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
dengan sistem cloud computing.
g. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan
terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program
penelitian dan pengembangan pertanian
2.1.6. Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian
Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan
tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah :
a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan
pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land
tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya.
b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya
lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang
meliputi:
1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan
pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan
terdegrasi,
2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap
dinamika perubahan iklim.
3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping)
yang unggul dan cermat,.
c. Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis
Web Sumberdaya Lahan Pertanian.
d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices
terpadu, meliputi:
1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu,
2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim
dan bencana,
3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan,
4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya,
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 9
e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk
mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi
pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian.
f. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian
melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders
nasional melalui jejaring PPP (public-private–partnership) maupun
internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan
pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific
recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di
luar APBN (eksternal fundings).
2.1.7. Program dan Kegiatan
a. Program
Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan
teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu,
Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus
komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh
Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung,
Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok
Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting
Pengendal iInflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri
(Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5)
Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk
Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi
Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian
Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak,
Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok
produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas
strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan
bawang merah.
b. Kegiatan
Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang
Pertanian untuk periode 2015-2019, maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 10
merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu
tematik aktual tertentu.
Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi
dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan
pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra
satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS).
Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada
lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut,
dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian
ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan
sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air),
formulasi pupuk dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati, dan
pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan
lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran
lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan
measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi.
Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan
sumberdaya lahan,pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim,
serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian
berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan
sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan
sumberdaya lahan pertanian, yaitu:
1) Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian
berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi:
a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan
penciptaan teknologi.
b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya
lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis
kebijakan.
c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan
terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis
sintesis kebijakan.
2) Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 11
a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan
identifikasi dan analisis sintesis kebijakan.
b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan
penciptaan teknologi.
c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan
kebijakan.
3) Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu:
a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi
dan analisis sintesis kebijakan.
b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa
kegiatan penciptaan teknologi.
4) Transfer teknologi dan advokasi, yaitu:
a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan
komunikasi dan teknologi informasi.
b) Pengembangan sistem “litkajibangrap” sumberdaya lahan pertanian melalui
jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan
perencanaan.
c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen
dan kapasitas teknologi informasi.
2.1.8. Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP
Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian adalah:
a. Penyusunan informasi dan analisis geospasial mendukung
pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan
peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya).
b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 12
c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis
web (Agrimap Info).
d. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan
sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim
e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa
tanah, scientific base research).
2.1.9. Fokus penelitian tanah dan pupuk
Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah:
a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi
mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.
b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah
mendukung swasembada pangan berkelanjutan.
c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah
tanah.
d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah.
e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya
tanah dan pupuk (in house).
2.1.10. Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi
Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan
pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah:
a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air
terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.
b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim
dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim
dan air.
d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air (in
house/scientific base research).
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 13
2.1.11. Fokus penelitian pertanian lahan rawa
Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian
pertanian lahan rawa adalah:
a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa
mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan .
b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan
lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim.
c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan
rawa mendukung swasembada pangan.
d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa
e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa (in house/
scientific base research).
2.1.12. Fokus penelitian lingkungan pertanian
Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian
lingkungan pertanian adalah:
a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung
pertanian bioindustri berkelanjutan
b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian
serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional
c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian.
d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas
pestisida/scientific base research).
2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015
Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2015,
telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya
pencapaian sasaran pada TA 2015.
Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai
yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan
Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Kegiatan utama yang
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 14
telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (PKT sebelum pagu definitif) lingkup BBSDLP,
TA 2015
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1.
2.
3.
4
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial.
Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang
a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian
b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian
c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.
d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.
e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.
f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian
g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan
7 Sistem Informasi 60 Peta
22 Teknologi 7 Formula
5 Rekomendasi
7 Database
1 Model
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 15
5
6.
7
Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.
Diperolehnya HKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
Pembangunan 100 agro techno park dan 34 agro science park di 34 Provinsi
h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI
j. Jumlah HKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi
a. Jumlah Agro Science Park (ASP)
8 Publikasi 34 Buah
2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton
2 Provinsi
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2015, BBSDLP merencanakan untuk
menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 60 peta, (3) 22 teknologi, (4) 7 formula,
(5) 5 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 1 model, (8) 8 publikasi, (9) 34 buah KTI,
(10) 2 HaKI, (11) 1 invensi, (12) 1 MoU, (13) 100 buku atlas, (14) 70 ton benih
padi, dan (15) 2 Agro Science Park.
2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, setelah dilakukan berbagai
pembahasan dan setelah ditetapkannya pagu anggaran indikatif, selanjutnya
diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi
Perjanjian Kinerja. Setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang
Pertanian, maka Perjanjian Kinerja BBSDLP tahun 2015 adalah sebagaimana
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP tahun 2015.
NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET
(1) (2) (3) (4)
1.
2.
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial.
Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian
b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian
c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.
7 Sistem Informasi 63 Peta
24 Teknologi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 16
3.
4
5
6.
7
Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang
Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.
Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi
d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.
e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.
f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian
g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan
h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI
j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi
a. Jumlah Agro Science Park (ASP)
10 Formula
5 Rekomendasi
10 Database
1 Model
10 Publikasi 34 Buah
2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton
2 Provinsi
Pagu Anggaran tanpa hibah
Rp. 146.820.634.000,-
Pagu Anggaran termasuk hibah
Rp. 147.819.809.000,-
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 17
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target),
sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah
dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori
keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100
persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59
persen.
3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015
Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2015 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.
Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2015,
Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 7 (tujuh) Sasaran
Kegiatan dengan 15 indikator kinerja yang ingin dicapai.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2015,
Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan BBSDLP adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2015
NO SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 18
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 2. 3. 4 5 6.
Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan
a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian
b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian
c. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.
d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.
e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.
f. Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian
g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan
h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi
7 Sistem Informasi 63 Peta 24 Teknologi 10 Formula 5 Rekomendasi 10 Database 1 Model
10 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton
7 Sistem 73 peta 24 teknlg 10 Forml 16 Rek 10 database 1 model 16 pulikasi 64 buah 2 invensi 2 invensi 3 MoU 116 Atlas 65 ton
100 115,9 100 100 320 100 100 160 188,2 100 200 300 116 92,9
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 19
7
terkemuka. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi
b. Jumlah Agro Science
Park (ASP)
2 Provinsi
2 Prov
100
Rata-rata capaian kinerja 146,2
Pagu Anggaran Rp. 147.819.809.000,-
Realisasi Anggaran
Rp. 144.859.062.998,- (98,00%)
Berdasarkan tabel di atas, capaian rata-rata indikator kinerja sasaran kegiatan
lingkup BBSDLP tahun 2015 adalah 146,2%. Dengan demikian capaian rata-rata
kinerja keseluruhan BBSDLP TA 2015 adalah 146,2% dengan katagori tingkat
capaian Sangat Berhasil.
Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran
tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus,
serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan
tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan
terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan
komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah
ditetapkan.
3.2. Analisis Capaian Kinerja
Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2015 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Sasaran 1 : Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran
dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 5. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Sistem Informasi Pertanian 7 Sistem 7 Sistem 100
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 20
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 7 sistem informasi atau 100% dari
target 7 sistem. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja
1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%.
Secara lengkap rincian output 7 sistem informasi yang dihasilkan beserta
kegunaannya adalah:
Tabel 6. Rincian output 7 Sistem Informasi
No. Uraian Kegunaan/Manfaat
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 21
1 Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu pada setiap musim tanam
Sistem Informasi Katam Terpadu dapat membantu di dalam menetapkan strategi penyediaan dan distribusi sarana produksi serta perencanaan pola tanam, teknik budidaya pengelolaan tanaman untuk menghindari/mengurangi resiko iklim pada tanaman pangan lahan sawah. Sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dapat dengan mudah dan cepat melakukan perencanaan pertanian tanaman pangan di lahan sawah yang mempertimbangkan prediksi iklim near real time yang meliputi waktu tanam, luas tanam, rekomendasi dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varitas dan kebutuhan benih, serta informasi wilayah rawan banjir, kekeringan dan rawan OPT.
KatamTerpadu Modern versi 2.3
Contoh PDF Endemi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 22
2 Sistem informasi sumberdaya air nasional
Memberikan informasi sumberdaya air meliputi sebaran Daerah Irigasi, sebaran Satuan Wilayah Sungai (SWS), sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS), potensi ketersediaan air tingkat kabupaten serta indeks kekritisan air tingkat kabupaten secara online.
Atlas Potensi sumberdaya air Pulau Sulawesi
Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System)
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 23
3 Sistem Informasi Kesuburan Tanah dan Konservasi tanah pada lahan sawah dan lahan kering
Merupakan Sistem Informasi yang akan sangat membantu para pengambil kebijakan dalam mengelola sumberdaya lahan melalui peningkatan efisiensi pemupukan mendukung peningkatan produksi dan terpeliharanya produktivitas lahan secara lestari.
90100110120
2007 2012
Pro
du
ktiv
itas
(ku
G
KG
/ha/
thn
)
Tahun
Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa
Timur
PrKr
PrKs
PrKt
100
105
110
115
120
125
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Pro
du
ktiv
itas
(ku
GK
G/h
a/th
n)
Tahun
Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa Timur
PsKr
PsKs
PsKt
105
110
115
120
125
130
2007 2012
Pro
du
kiti
vita
s (k
u G
KG
/ha/
thn
)
Tahun
Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa
Timur
PtKr
PtKs
PtKt
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 24
4 Sistem informasi Pemantauan Tanaman Pertanian (SI-PETANI)
Merupakan infrastruktur web untuk menyajikan informasi seputar tanaman pertanian. Pada tahun 2015, sistem informasi ini fokus menyajikan fase tumbuh pada berbagai waktu dan kelas umur tanaman tebu
Tampilan muka web SI-PETANI
5 Sistem Informasi Sumberdaya Lahan Pertanian (SI-SULTAN)
Merupakan aplikasi WebGIS yang menyediakan informasi berkaitan sumberdaya lahan pertanian nasional. Peta Tanah, Peta Kesesuaian Lahan dan Peta AEZ. Sistem informasi dirancang agar ramah pengguna dan menyajikan overview data peta. Ini artinya kedetilan data dibatasi, meskipun demikian pengguna sudah dapat mengetahui peta-peta yang telah dihasilkan serta informasi dasar yang tersedia.
Tampilan muka webGIS SISULTAN. Klik www. sisultan.litbang.pertanian.go.id untuk menampilkan
website ini.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 25
6 Sistem Dinamik Spasial (SISDINS)
Yakni model dinamika spasial berbasis webGIS untuk mendukung kebijakan pertanian. Didalamnya
menyediakan fasilitas untuk intervensi kebijakan dan akibat yang ditimbulkannya pada produksi bawang merah nasional dan provinsi. Web ini tersedia untuk kalangan terbatas khususnya para pengambil kebijakan.
2011 2012 2013 2014
-400,000
-350,000
-300,000
-250,000
-200,000
Ton/yr
2011 2012 2013 20140
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
Ton/yr
Produksi bawang merah
Kebutuhan Konsumsi
Kebutuhan benih
Produksi Permintaan0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
Ton/yrPilih
Jateng
AKHIR SIMULASI
1/1/2015
Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri DKI Jabar Jateng DIY Jatim Banten Bali NTB NTT Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gorontalo Sulbar Maluku Malut Papua_brt Papua
0
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
Ton/yr
Produksi_Nas Permintaan_Nas
1,100,000
1,200,000
1,300,000
1,400,000
Ton/yr
Perluasan Tanam
Pola Tanam
Pemupukan
Benih Unggul
Tek Losses
Tek OPT
Penyuluhan
0.00 Ha
0.00 %/yr
0.00 %/yr
0.00 %/yr
0.00 %/yr
0.00 %/yr
0.00 %/yr
Target Ekspor
Kebutuhan Industri 650,000 Ton/yr
0 Ton/yr
2,018Th Perluasan
Produksi
Konsumsi
-191,482.93 Ton/yr
NERACA NASIONAL
Tampilan muka web untuk simulasi dinamik ketersediaan bawang merah.
7 Sistem Informasi AgroMap Info
Adalah suatu aplikasi WebGIS yang menyajikan informasi geospasial tematik pertanian yang diintegrasikan dengan kebijakan spasial bidang pertanian. Dari segi kontennya, AgroMap Info menyediakan dukungan informasi aspek teknologi, sarana dan prasarana, serta konsolidasi dan ketersediaan lahan untuk meningkatan produksi dan produktivitas suatu komoditas pertanian strategis (padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula (tebu), dan daging (sapi). Pengembangan komoditas ini bertumpu pada agroekosistem lahan sawah irigasi, lahan rawa, dan lahan kering.
Tampilan muka webGIS AgroMap Info. Klik www.bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/agromap untuk
menampilkan website ini.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 26
Ketujuh sistem informasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT lingkup
BBSDLP (BBSDLP, Balittanah dan Balitklimat) yang bekerjasama dengan tim peneliti
senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Sistem yang telah
dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai
masukan dan permasalahan yang berkembang.
Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertania
63 Peta 73 Peta 115,9
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 73 peta atau 115,9% dari target 63
peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah
sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.
Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari
perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim
yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke
lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan
cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi,
peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian
dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan
yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan
pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan
penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi
lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney
Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form
pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang
lainnya.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 27
Berbagai alat survey tanah
Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke
lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan
persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun
administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga
mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul
kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara
demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan
efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh
dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS
yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta
berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim
GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan,
seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh
ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk
mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.
Data dari lapang Entri data base Perbaikan batas SPT
Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 28
Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan
form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP,
selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan
lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior
yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil
kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari
lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft
peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan
diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan
output yang dihasilkan.
Secara lengkap rincian output 73 peta yang dihasilkan beserta kegunaannya
adalah:
Tabel 8. Rincian output 73 peta
No. Uraian Kegunaan/Manfaat
1 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
2 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
3 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
4 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
5 Peta Tanah Semi Detil skala
1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau
Merupakan peta yang menyajikan informasi
karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
6 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
7 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 29
8 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
9 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
10 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
11 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
12 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barru
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
13 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
14 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala
1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan
komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
15 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
16 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
17 Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut.
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
18 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
19 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 30
20 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
21 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
22 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja
Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
23 Peta Tanah Semi Detil Kab. Palangkaraya, Kalteng
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
24 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalteng
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
25 Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
26 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
27 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
28 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
29
Peta Tanah Semi Detil skala
1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Merupakan peta yang menyajikan informasi
karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
30 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
31 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa sawit skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa sawit
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 31
32 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
33 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
34 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
35 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Garut, Jabar
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
36 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Garut, Jabar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
37 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Jembrana, Bali
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
38 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala
1:50.000 Kab. Jembrana, Bali
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan
komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
39 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
40 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
41 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
42 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
43 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 32
44 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
45 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Lampung Barat, Lampung
Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.
46 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Lampung
Barat, Lampung
Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.
47 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tebu, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
48 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
49 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Barito Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
50 Peta Kesesuaian Lahan
Untuk Kelapa Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Utara
Bermanfaat sebagai data dasar untuk
pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
51 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
52 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
53 Peta Kesesuaian Lahan
Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk
pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
54 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
55 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 33
56 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit
57 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai
58 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000
Kab. Minahasa Utara, Sulut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal
tanaman cabai
59 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jeruk skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra.
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jeruk
60 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao
61 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sultra
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao
62 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao
63 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi
64 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi
65 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pala, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Pala
66 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah
67 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 34
68 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah.
69 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung, skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jagung.
70 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Dumai, Riau
Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa Sawit.
71 Peta Sebaran Gambut di Kab. Bengkalis, Riau
Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Bengkalis, Raiu.
72 Peta Sebaran Gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi
Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi.
73 Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat.
Menyajikan data mengenai penyebaran lahan rawa di Prov. Papua Barat
Dari seluruh output peta sumber daya lahan yang dihasilkan, 72 peta
dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 1 peta (Peta Lahan Rawa
Indonesia, Prov. Papua Barat) dihasilkan oleh satker Balittra. Salah satu kendala
yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya
tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga
yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan.
Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi
surveyor akan habis pada tahun 2020. Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta
sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985 Balai Penelitian Tanah (saat
ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga
peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut
mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta,
menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga
cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon
asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam
melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional.
Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang
diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon
surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang
karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 35
keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, sejak tahun 2011 dilakukan
pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya
masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey. Dengan
semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas
pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga
surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini
diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang merupakan tenaga-tenaga
muda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer.
Gambar tampilan peta disajikan pada lampiran dari Lakin ini.
Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan
pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumber daya
lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015
No Indikator Kinerja Tahun
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta)
6 peta (100%)
12 peta (150%)
24 peta (120%)
26 peta (186%)
28 peta (140%)
73 peta (115%)
Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya.
Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan
peta sumberdaya tanah skala 1:250.000 yang cakupan arealnya sangat luas, dan
data yang masih kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan
tingkat tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2015 peta-peta yang
dihasilkan merupakan peta skala 1:50.000 yang cakupan luasannya per kabupaten.
Peta skala 1:50.000 ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai
data dasar untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten.
Tema-tema peta pada skala 1:50.000 lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk
berbagai komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun
pertama dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya
berbeda-beda dari tahun ke tahun.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 36
Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Database dan Informasi Sumber
Daya Pertanian
10 Database 10 Database 100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 10 database atau 100% dari target 10
database. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3
adalah berhasil, karena capaiannya 100%.
Secara lengkap rincian output 10 database yang dihasilkan adalah:
Tabel 11. Rincian output 10 database
No. Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Site & horizon Soil sample analyses Data spasial peta SDL Monitoring tanaman dan kekeringan. Database pertanian lahan rawa pulau Papua (Papua Barat). Database konservasi tanah dan pupuk berbasis web dan spasial di provinsi Jawa Timur. Database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan tanah sawah irigasi di provinsi Jawa Timur. Dinamika karbon pada pertanaman bioindustri berkelanjutan melalui pendekatan life cycle assemment Faktor emisi GRK dari lahan pertanian Dinamika Emisi GRK dari berbagai varietas padi sawah di tanah mineral
Sasaran 2 : Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran
dapat digambarkan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 37
Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air,
Iklim, dan Lingkungan Pertanian
Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan.
24 Teknlg 24 Teknlg 100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran 1 pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 24 teknologi atau 100% dari target 24
teknologi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1
adalah berhasil, karena capaiannya 100%.
Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja
keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan, dan Balittra. Dengan
dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca,
laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi
dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian
sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang
berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan
sesuai dengan proposal.
Secara lengkap rincian output 24 teknologi yang dihasilkan beserta
kegunaannya adalah:
Tabel 13. Rincian Output 24 Teknologi yang dihasilkan beserta kegunaan/
manfaatnya
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
1. Teknologi olah tanah konservasi di lahan
kering yang mampu meningkatkan karbon tanah terhumifikasi dan water stable aggregate pada pertanaman jagung
Aplikasi olah tanah konservasi mampu mempertahankan sifat tanah dan sekaligus memberikan
hasil yang cukup tinggi. Olah tanah konservasi dapat diaplikasikan di lahan kering masam terdegradasi di Lampung Timur guna optimalisasi lahan dengan resiko kerusakan lahan minimum.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 38
Kandungan C-total tanah pada berbagai ukuran agregat tanah pada aplikasi olah tanah konservasi pada pertanaman jagung di lahan kering KP Taman Bogo, Kab. Lampung Timur. 2015
2. Teknologi pengelolaan
status karbon organik tanah untuk meningkatkan daya adaptasi terhadap perubahan iklim pada tanaman kedelai
Mempertahankan sifat-sifat fisik dan kimia tanah,
mengurangi terjadinya degradasi lahan serta mitigasi GRK.
Teknik pemberian Kapur (dolomit) 4 ton/ha ditambah NPK rekomendasi dengan pemberian pembenah tanah biochar
dosis 5 ton/ha meningkatkan produksi biomas
3. Teknologi konservasi tanah dan air untuk tanaman cabai di dataran
tinggi.
Teknologi ini dapat meningkatkan tingkat penurunan erosi tanah
Teknik Konservasi petani (kontrol) + mulsa plastik(KTA-4) dan bedengan searah kontur + mulsa (KTA-2) dapat memberikan hasil cabai sebesar 8, 53 t/ha dan 7,07 t/ha
4. Teknologi rehabilitasi lahan
Teknologi rehabilitasi lahan bekas tambang yang berupa pengelolaan bahan organik seperti penggunaan pembenah tanah organik, kompos insitu, pupuk kandang dan penanaman mukuna sebagai sumber bahan organik tanah adalah komponen teknologi yang mampu meningkatkan kualitas lahan bekas tambang batubara.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 39
5. Teknologi pemulihan kualitas lahan sawah terdegradasi akibat intrusi air laut
Pemulihan lahan usahatani padi pada lahan sawah tercemar natrium dari air laut adalah menurunkan daya hantar listrik dengan cara menurunkan kejenuhan natrium sampai < 1000 mg/kg.
kontrol Gypsum SP50 Volcanorf
S532
6. Teknologi pengelolaan sawah bukaan baru
Pengelolaan air terbaik dengan sistem intermeten 1 minggu basah - 1 minggu kering. Pengelolaan hara terbaik dengan cara pemberian pupuk NPK sampai dosis rekomendasi berdasarkan analisis PUTS yang dikombinasikan dengan jerami 2 t/ha.
7. Teknologi pemanfaatan potensi sumberdaya air untuk pengembangan food smart village
Menyediakan teknologi pengelolaan air dan iklim bagi petani dalam hal pemanfaatan air dari jaringan irigasi yang ada untuk mengembangkan komoditas tanaman dengan tanaman yang lebih bervariasi (tanaman pangan, sayuran, buah) untuk meningkatkan produktivitas lahan kering
Kondisi sumberdaya air
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 40
Rancang Bangun dan Instalasi Jaringan Irigasi
8. Teknologi terobosan prediksi iklim dan perubahan iklim berdasarkan key area
Hasil identifikasi wilayah kunci (Key Area) menjadi dasar yang penting dalam penetapan teknologi adaptif dan permasalahan adopsinya dalam mengatasi risiko bencana terkait iklim serta langkah kebijakan inovasi teknologi maupun transfer teknologinya hingga tingkat petani.
Program Aplikasi Untuk Mendeteksi Struktur Keluaran Regresi Minitab
Contoh Tampilan Sistem Informasi Key Area Pada Halaman Peta Kekeringan di Prov. Jawa Barat
9. Teknologi nano hidrogel untuk efisiensi irigasi skala lapang
Terciptanya hydrogel berbasis teknologi nano dan sensor curah hujan diharapkan akan berdampak pada perubahan teknik bertani masyarakat sehingga mampu memanfaatkan sumber daya pertanian yang seminimal mungkin untuk meningkatkan produksi pertaniannya.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 41
Smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan akan mempermudah petani dalam mengimplementasikan paket teknologi efisiensi irigasi, sehingga dengan tambahan satu teknologi, petani mampu meningkatkan jaminan keberhasilan panen.
10. Teknologi pemanfaatan energi surya untuk irigasi
Pompa air tenaga surya ini dapat menghemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga pompa energi matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang
lebih sedikit, dan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan usahataninya.
Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul,
Daerah Istimewa Yogyakarta
Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi di Desa
Sriharjo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
11. Teknologi sensor iklim untuk pertanian presisi
Penerapan pertanian presisi melalui aplikasi sensor klimatologi ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya pertanian, yang pada akhirnya mendorong peningkatan produksi dengan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 42
Alat Pengukuran curah hujan
12. Teknologi monitoring online dinamika ketersediaan air petak tersier
Alat pantau otomatis dinamika ketersediaan air yang dapat diakses secara online diharapkan dapat memberikan informasi dengan tepat, cepat, dan akurat tentang ketersediaan air pada daerah irigasi sehingga ketersediaan air dapat dipantau tidak berlebih dan tidak kurang dalam memenuhi kebutuhan air tanaman
Bagan alat pantau otomatis
13 Teknologi informasi iklim untuk adaptasi terhadap
perubahan iklim di Indonesia
Dengan stasiun iklim otomatis maka inventarisasi data iklim menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat. Data
iklim dapat diakses real time untuk memberikan informasi tepat waktu mendukung perencanaan usahatani dan pengurangan risiko kejadian bencana. Perekaman data otomatis memungkinkan untuk memperoleh informasi mengenai pola cuaca lebih dini sehingga dapat meminimalkan risiko
Monitoring AWS Cimel
AWS Telemetri
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 43
14. Teknologi pengelolaan sumberdaya air terpadu dan partisipatif DAS Pusur Kabupaten Klaten
Pengelolaan sumberdaya air menghasilkan basis data hidrologi DAS Pusur. Identifikasi keragaan jaringan irigasi, ketersediaan sumberdaya air serta distribusi air dan kondisi pertumbuhan tanaman. Penelitian pengelolaan air dan partisipatif DAS Pusur menghasilkan perangkat lunak sistem informasi sumberdaya air (SISDA)
Gambar desain pengukuran air DAS Pusur
Pengambilan data
15. Teknologi remediasi residu pestisida di lahan pertanian
Teknologi remediasi bermanfaat untuk membantu pemerhati lingkungan atau pengambil kebijakan sektor terkait untuk menurunkan kontaminan atau cemaran residu pestisida di lahan pertanian, sehingga kualitas lingkungan meningkat, kesehatan manusia terjamin, dan produk pertanian Indonesia aman dikonsumsi dan bebas cemaran.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 44
Foto teknologi remediasi POPs
16. Tekmologi remediasi
logam berat di lahan pertanian
Teknologi remediasi logam berat ini diharapkan mampu
menurunkan logam berat Hg dan As pada tanah tercemar dengan pemanfaatan mikroba toleran logam berat Hg dan As.
Foto teknologi remediasi logam berat
17. Teknologi/komponen teknologi pengelolaan lahan pasang surut yang adaptif dan aplikatif serta ramah lingkungan meliputi : teknis budidaya, pengelolaan air, pengolahan tanah, dan penggunaan varietas toleran untuk meningkatkan IP ≥ 200
Bermanfaat dalam meningkatkan IP dari 100 menjadi 300 dengan pola tanam padi-padi-palawija
18. Teknologi/komponen teknologi remediasi untuk tanaman kedelai di lahan sulfat masam terdegradasi
Berguna dalam menurunkan aplikasi pupuk anorganik serta mampu meningkatkan produktivitas lahan dengan meningkatnya pH tanah.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 45
19. Teknologi/komponen teknologi remediasi lahan gambut terdegradasi melalui pemberian amelioran dan pupuk hayati untuk tanaman kedelai.
Teknologi ini bermanfaat dalam mengurangi penggunaan pupuk anorganik serta meningkatkan produktivitas lahan gambut karena meningkatnya aktivitas mikroba di lahan gambut.
20. Teknologi model neraca air di lahan rawa pasang surut untuk pertanaman padi dan atau palawija/ hortikultura.
Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi atau palawija pada lahan rawa pasang surut, sehingga memudahkan pengaturan irigasi
21. Teknologi model neraca air di lahan rawa lebak untuk pertanaman padi dan/atau palawija/ hortikultura
Bermanfaat untuk mengetahui kebutuhan tanaman padi dan/atau palawija/hortikultura pada lahan rawa lebak, sehingga memudahkan pengaturan irigasi
22. Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman jagung di tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C.
Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman jagung
23. Teknologi analisis terbaik dan status hara P dan K untuk tanaman kedelai di tanah sulfat masam
lahan rawa pasang surut tipe luapan C.
Bermanfaat untuk mengetahui status hara P dan K pada tanah sulfat masam lahan rawa pasang surut tipe luapan C. Sehingga memudahkan memperkirakan kebutuhan hara P dan K untuk pertanaman kedelai
24. Database dan sistem informasi pertanian lahan rawa di propinsi Papua Barat.
Merupakan data hasil analisis fisika dan kimia tanah di lahan rawa Provinsi Papua Barat
Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator
kinerja kedua dan ketiga di atas secara umum antara lain: kondisi cuaca,
keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan
penyakit, dan ketersediaan data pendukung.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 46
Kendala cuaca antara lain menyebabkan terhambatnya pelaksanaan
penelitian lapangan di Balittanah, Balingtan, dan Balittra; di Balittra akibat cuaca
yang selalu hujan mengakibatkan lahan percobaan di rawa lebak selalu tergenang
dan gagal ditanami sehingga menghambat pelaksanaan penelitian. Akibat faktor
cuaca yang kurang bersahabat, juga telah menyebabkan serangan hama dan
penyakit meningkat dan menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan.
Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi
semua balit dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis
laboratorium dan pengolahan data.
Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena
terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang
dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan
penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru.
Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terus-
menerus, akan dilakukan penanaman ulang hingga dua kali tanam, akan tetapi jika
air tidak kunjung surut maka penelitian bias dihentikan/digagalkan.
Untuk mengatasi serangan penyakit blast (Pirycularia oryzae) pada tanaman
padi yang banyak menyerang lahan percobaan di lahan gambut Balittra, dilakukan
dengan pencegahan berupa seed treatment dan aplikasi fungisida tambahan selain
perlakuan dengan dosis yang sama untuk semua perlakuan.
Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan
menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di
Balittanah dan Balingtan keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti
terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap
tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan, programmer, dan tenaga
analis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan
SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi
kualifikasi.
Tabel 14. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan.
10 Formula 10 Formula 100
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 47
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 10 formula atau 100% dari target 10
formula. Dengan demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2
adalah sangat berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Secara lengkap
rincian output formula yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 15. Rincian Output 10 Formula yang dihasilkan
No. Nama Teknologi Gambar
1 Formula larutan nutrisi
tanaman
2 Formula pupuk majemuk NPKSi untuk tanaman kelapa sawit
3 Formula media tanam Alternatif media tanam di perkotaan guna optimalisasi pengelolaan lahan
4 Formula pupuk hayati untuk tanaman kedelai dalam berbagai bahan carrier
5 Formula bioamelioran berbasis biochar
Berguna dalam memperbaiki dan meningkatkan pH tanah dan menurunkan emisi gas rumah kaca di tanah gambut yang ditanami palawija.
6 Formula biofertilizer Bermanfaat dalam meningkatkan ketersediaan hara N, P, K sehingga produktivitas lahan pasang surut khususnya untuk persawahan dapat meningkat.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 48
7 Test Kit PUTK horti
8 Test Kit PUP digital Dengan dilakukan metode pembacaan warna menggunakan Test Kit PUP digital maka diperoleh hasil pembacaan kadar P dan N mendekati 90%
9 Bio Test Kit Telah diperoleh dari kegiatan inventarisasi metoda analisa konvensional untuk dihidrogenase yang kemudian akan dimodifikasi menjadi prototipe Bio Test Kit
10 Perangkat uji cepat residu pestisida
Keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan output pada indikator kinerja
pertama dan kedua tersebut merupakan buah dari komitmen peneliti dan tenaga
pendukung untuk mengasilkan target yang ditetapkan. Selain itu fungsi pemantauan
dan evaluasi yang berjalan cukup baik menjadikan seluruh kegiatan terlaksana
sesuai yang diharapkan. Setiap bulan seluruh penanggungjawab diwajibkan
melaporkan perkembangan kegiatannya. Tim monev yang dibentuk pada masing-
masing balai melakukan monitoring lapangan pada saat penelitian berjalan, dan
selanjutnya dilakukan evaluasi berdasarkan hasil temuan pada saat monitoring yang
dilakukan oleh para peneliti senior. Dengan cara demikian target yang ditetapkan
telah dapat dicapai dengan baik.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 49
Sasaran 3 : Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri
berkelanjutan
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 16. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber
Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.
5 Rekom 16 Rekom 320
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP berhasil menghasilkan 16 rekomendasi/policy breaf atau 320%
dari target 5 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian
indikator kinerja adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.
Secara lengkap rincian rekomendasi/policy breaf yang dihasilkan berikut
rekomendasi kebijakannya adalah:
Tabel 17. Rincian output rekomendasi/policy breaf
No. Judul Kebijakan/Policy Brief
Ringkasan isi
1. Strategi Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran Lahan Gambut
Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP mengenai strategi yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kebakaran di lahan gambut. Rekomendasi ini merupakan respon
terhadap isu kebakaran hutan terutama lahan gambut yang sering menjadi isu nasional yang mengemuka di setiap tahun El Niño. Isu ini sering lenyap seketika setelah musim hujan tiba, namun akan menghangat lagi pada musim kemarau.
2. Strategi Pengelolaan Tanah Pertanian Dalam Rangka Adaptasi Perubahan Iklim
Berisi rekomendasi yang diusulkan oleh tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP tentang hal-hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam pengelolaan tanah pertanian sebagai upaya untuk beradaptasi menghadapi cekaman iklim ekstrim. Dalam Policy Brief ini diuraikan bagaimana perubahan iklim
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 50
mempengaruhi sifat-sifat tanah dan bagaimana seharusnya tanah dikelola untuk meningkatkan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
3. Kebijakan Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar: Kenapa, Dimana, Dan Seperti Apa?
Merupakan respon dari Tim Sintesis dan Analisis Kebijakan SDLP terhadap kebijakan strategis Pemerintah Jokowi JK tentang Program Pengembangan Lahan 9 Juta Hektar yang bertujuan membuka bagi perwujudan cita-cita reforma agraria yang dicanangkan lebih dari 8 tahun yang lalu. Di dalamnya berisi mengenai berbagai permasalahan dalam tata kelola lahan, arah dan kebijakan dalam penyediaan lahan, serta rekomendasi yang ditawarkan untuk pengembangan lahan 9 juta hektar.
4. Model Percepatan Pembangunan Pertanian Berbasis Inovasi di Lahan Bekas Tambang (M-P3LBTT) di Provinsi Bangka Belitung
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Forum Komunikasi Profesor Riset (FKPR), telah melakukan kajian singkat dalam bentuk Kunjungan Kerja Tematik terkait reklamasi lahan bekas tambang timah (LBTT) di Provinsi Bangka Belitung. Kajian yang dilaksanakan dari tanggal 28 Juni hingga 3 Juli 2015 telah melakukan serangkaian kegiatan utama, yaitu (a) audiensi dengan Gubernur Provinsi Bangka Belitung dan Bupati dan pejabat terkait, (b) kunjungan lapangan ke berbagai kondisi LBTT di Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Belitung, dan Belitung Timur; (c) diskusi dengan pemangku kepentingan terkait, serta (d) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan pemangku kepentingan terkait, baik di Prop. Babel maupun di Jakarta. Aspek yang dikaji bersifat holistik, mulai dari sumberdaya tanah dan air, jenis tanaman, aspek sosial ekonomi, serta legalitas dan kebijakan. Kegiatan tersebut menghasilkan model Percepatan Pembangunan Pertanian di Lahan Bkeas tmabah Timah di Prop. Babel serta beberapa rumusan kesimpulan dan saran kebijakan implementasinya.
5. Arah dan Strategi Pemetaan Sumberdaya Lahan Pertanian Tingkat Detail di Indonesia
Mengingat kebutuhan data sumberdaya lahan detail juga diperlukan dalam menyusun perencanaan suatu kegiatan pembangunan pertanian. Dalam UU No. 32/2009 tentang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disyaratkan perlunya pembangunan pertanian didasarkan kepada wilayah ekoregional. Mengingat lahan yang potensial untuk pengembangan pertanian cukup luas maka diperlukan strategi pemetaan yang meliputi : (1). penggunaan peralatan survei mutakhir, (2). pemanfaatan teknik penginderaan jauh menggunakan citra satelit resolusi tinggi yang dipadukan dengan DEM, (3). pemanfaatkan data base tanah sebagai data warisan, (4). penggunaan
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 51
metode pemetaan tanah digital, dan (5). penggunaan sistem grid fleksibel untuk daerah yang tidak mempunyai data sebelumnya. Atas dasar tersebut diperlukan suatu Pedoman Teknis Pemetaan Tingkat Detail berdasarkan arah dan strategi seperti yang disebutkan di atas.
6. Arahan Pengelolaan Lahan Vulkan dengan Pendekatan Sifat Kandungan Mineralogi Tanah
Policy breaf ini berisi mengenai arahan yang perlu diperhatikan dalam mengelola lahan vulkan untuk kepentingan pertanian. Kebijakan penyusunan peta tanah yang untuk lahan-lahan yang terbentuk dari bahan vulkan bersifat masam, tengahan, dan basis perlu dibuat untuk mengetahui luas lahan pada masing-masing sifat material vulkan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam membuat kebijakan pengelolaan lahan vulkan.
7. Permentan Nomor : 09/Permentan/Ot.140/3/2006 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawaperlu Disempurnakan
Sasaran dan tujuan terbitnya permentan No.09/Permentan/OT.140/3/2006 akan dapat dipenuhi secara sempurna mana kala pasal 6 ayat 1 dalam BAB II dipertegas, semisal dipertegas menjadi Kelompok Jabatan Fungsional yang dibentuk terdiri atas jabatan fungsional Peneliti dan sejumlah jabatan fungsional lainnya, yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang masing-masing, harus disesuaikan dengan tupoksi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dengan demikian kinerja Balittra akan lebih maksimal, karena didukung oleh organisasi pelaksana yang lengkap, sigap, dan mumpuni.
8. Alokasi Ruang Budidaya Kelapa Sawit di Kawasan Perbatasan Indonesia – Malaysia di Indonesia
Dalam prolicy brief ini dikemukakan kebijakan sebagai berikut: 1) Mendorong pemerintah daerah untuk
menyempurnakan dokumen Tata Ruang Provinsi dan Tata Ruang Kabupaten/Kota untuk menjadi pedoman/acuan dalam menetapkan Alokasi Ruang untuk Budidaya Kelapa sawit di kawasan Perbatasan Malaysia di Kalimantan.
2) Evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit pada kawasan yang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan di kawasan perbatasan
RI-Malaysia di Kalimantan 3) Untuk mendapatkan lahan yang dapat digunakan
untuk budidaya kelapa sawit yang “clear dan clean” data potensi lahan harus diintergrasikan dengan data status lahan dan kawasan Hutan (Kementerian LHK), dan status peruntukan lahan yang belum dibebani oleh hak konsesi lahan atau penguasaan lahan lainnya (Kementerian Agraria dan Tata Ruang), termasuk studi kendala sosek dan hankam-nya
4) Pembangunan pertanian di kawasan perbatasan harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 52
yang mencakup jaringan jalan, pasar, kelembagaan, dan fasilitas lainnya.
9. Strategi dan Kebijakan Pengendalian Lahan Terdegradasi
Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan bahwa strategi dan kebijakan yang paling penting sebagai langkah awal pengendalian dan pemulihan degradasi lahan dan hutan dalam suatau kawasan DAS adalah penyelarasan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten (RTRW-K) dengan pemanfaatan lahan di kawasan “Budidaya” dan “Non Budidaya”. Struktur pemerintahan dan lembaga harus memastikan bahwa investasi dalam pengelolaan lahan dan hutan secara
berkelanjutan, pengendalian dan pemulihan lahan terdegradasi, tidak dilakukan dengan mengorbankan mata pencaharian penduduk lokal dan kapasitas adaptasi masa depan mereka.
10. Percepatan Penyediaan Informasi Geospasial Sumberdaya Lahan Skala Operasional (> 1:50.000) Mendukung Pengembangan Pertanian
Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat ditempuh dalam upaya mendukung pengembangan pertanian melalui pemanfaatan informasi geospasial sumberdaya lahan. Dikemukakan bahwa penggunaan teknologi citra penginderaan jauh dan GIS dapat diterapkan untuk percepatan dan peningkatan akurasi, dan efisiensi survei dan pemetaan tanah, melalui pendekatan teknik integrasi data citra, digital elevation model (DEM), peta rupabumi, peta geologi, dan teknik GIS dengan tetap memperhatikan kualitas, sesuai yang tercantum dalam UU Informasi Geospasial. Selain itu juga diperlukan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang tak kalah pentingnya dalam pelaksanaan pemetaan sumberdaya lahan.
11. Strategi Pengelolaan Lahan Sawah Terintrusi Air Laut Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
Dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap lahan sawah terintrusi air laut, diperlukan strategi yang tepat dan terukur. Selain itu diperlukan kebijakan/peraturan pemerintah daerah untuk mengendalikan dampak negatif pengaruh intrusi air laut ke lahan sawah, berupa: 1) Peraturan daerah mengenai pemanfaatan air, 2) Perlunya dibuat peraturan daerah mengenai penetapan zona konservasi air tanah, 3) Peraturan untuk mengintensifkan penanaman dan rehabilitasi mangrove (bakau) di pinggir pantai serta membatasi pembuatan tambak udang dan ikan untuk mengurangi masuknya air laut ke lahan sawah, dan 4) Meningkatkan kandungan air tanah dengan cara membangun hutan lindung kota pada daerah resapan air tanah dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi rendah.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 53
12. Strategi Peningkatan Adopsi Teknologi Konservasi Tanah pada Kawasan Sayuran Dataran Tinggi
Beberapa kebijakan pemerintah yang diperlukan untuk meningkatkan adopsi teknologi konservasi tanah adalah: 1) Memberikan insentif bagi petani yang mengadopsi
teknologi konservasi tanah dengan cara memberikan pengurangan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pemberian bunga lunak jika mengusulkan pinjaman modal usahatani ke Bank.
2) Membuat peraturan daerah yang mewajibkan petani melakukan teknologi konservasi tanah jika mengolah lahan dengan kemiringan 8-15%.
3) Pembayaran biaya kerusakan lingkungan pada petani yang mengolah lahan dengan kemiringan 8-15% tanpa disertai tindakan konservasi tanah.
4) Membatasi pemusatan penguasaan sumberdaya lahan oleh perseorangan atau kelompok.
5) Kebijakan pemerintah daerah agar sebagian penerimaan pajak yang didapat dari wilayah bagian hilir didistribusikan sebagai bantuan langsung tunai untuk mengelola wilayah bagian hulu.
13. Permentan No. 03/Permentan/OT.140/2/2015 pada Lahan Rawa Pasang Surut
Program upaya khusus peningkatan produsksi padi, jagung dan kedelai (pajale) sesuai Pementan No. 3 tahun 2015 merupakan landasan atau pedoman umum pembangunan pertanian setiap wilayah/ daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) secara nasional. Kebijakan ini akan menimbulkan berbagai permasalahan bagi setiap wilayah/daerah disebabkan karena jenis dan tipologi lahan, kondisi dan karaktersitik lahannya berbeda. Sebagai saran dan rekomendasi untuk penyusunan kebijakan, ke depan kebijakan pembangunan pertanian sebaiknya dirumuskan dan ditetapkan berdasarkan jenis dan tipologi lahan, potensi lahan, karakteristik dan kesesuaian lahannya, sehingga kebijakan pembangunan pertanian seperti UPSUS lebih aplikabel dan lebih efektif dan capaian keberhasilannya akan lebih nyata.
14. Strategi Peningkatan Produksi Jagung di Lahan Rawa
Dalam makalah kebijakan ini dikemukakan mengenai strategi yang dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan produksi jagung di lahan rawa, antara lain: 1) Perluasan areal tanam jagung di lahan rawa
terutama pada lahan yang memiliki potensi dan sesuai serta pada lahan-lahan bukaan baru.
2) Meningkatkan intensitas pertanaman jagung pada lahan yang produktif.
3) Menerapkan teknologi spesifik lokasi meliputi penggunaan varietas unggul, penyiapan lahan, pemberian amelioran dan pemupukan,
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 54
pemeliharaan dan panen dan pasca panen. 4) Meningkatkan dukungan kelembagaan seperti
penyuluhan, kelembagaan sarana produksi, kelembagaan permodalan, dan pemasaran agar pelaksanaan pengelolaan tanaman terpadu komoditas jagung dapat terlaksana dengan lancar dan berhasil dengan baik.
15. Strategi Penggunaan Pupuk Majemuk NPK dalam Mendorong Pemupukan Berimbang
Dalam rangka meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas tanah dan tanaman maka diperlukan formulasi pupuk majemuk NPK yang mempertimbangkan status hara tanah dan kebutuhan hara masing-masing komoditas tanaman serta agroekosistem tanah. Formula pupuk majemuk NPK yang ditetapkan perlu divalidasi dan dievaluasi pada beberapa jenis tanah utama dan komoditas unggulan. Pupuk majemuk NPK dengan formula yang telah ditetapkan hendaknya disosialisasikan mengenahi dosis, cara penggunaan, serta tambahan Urea untuk mencapai target hasil yang diharapkan. Untuk meningkatkan efektivitas pupuk majemuk NPK maka diperlukan penambahan pupuk organik yang diperkaya dengan mikroba, hara makro sekunder (Ca, Mg, Si) dan bahan amelioran seperti kapur atau dolomit.
16. Potensi Sumberdaya Lahan Untuk Tanaman Kedelai: Arah dan Prioritas Pengembangan
1) Pengembangan kedelai sebaiknya diprioritaskan pada lahan yang pada tahun 1992 merupakan sentra kedelai, dan saat ini masih mempunyai preferensi untuk mengembangkan kedelai. Preferensi petani terhadap pertanaman kedelai saat ini paling banyak di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Aceh. Dari aspek pemupukan, usahatani kedelai yang relatif lebih intensif diusahakan terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, dan Lampung.
2) Perluasan areal tanam kedelai pada lahan sawah melalui pola Padi-Padi-Kedelai atau Padi-Palawija/Sayuran/Kedelai-Kedelai mempunyai tiga makna dan tujuan strategis, yaitu: a) percepatan
menuju swasembada kedelai, b) mendukung peningkatan produksi padi melalui perbaikan kondisi tanah sawah, c) peningkatan optimalisasi sumberdaya air, dan (d), pengembangan sistem pertanian berkelanjutan melalui penerapan sistem pertanian organik terpadu tanaman pangan.
3) Lahan yang belum dimanfaatkan untuk apapun dan terlantar baik di APL, HGU/HTI dan hutan konversi, apabila dapat dimanfaatkan untuk perluasan areal kedelai dalam jangka panjang, dapat mendukung dalam pencapaian swa sembada kedelai. Namun demikian, masih perlu
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 55
identifikasi lebih detil pada skala operasional secara cepat untuk menentukan luas dan sebarannya di masing-masing penggunaan lahan yang ada.
4) Lahan yang belum dimanfaatkan tersebut tentunya akan bersaing pemanfaatannya untuk berbagai komoditas dan berbagai sektor di luar pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya kemauan dan keinginan pemerintah untuk segera memanfaatkan lahan tersebut terutama untuk komoditas strategis dalam upaya mensukseskan ketahanan dan kedaulatan pangan.
5) Perlu adanya regulasi dari pusat yang mengutamakan suatu kawasan untuk pangan yang harus ditaati oleh pemerintah daerah. Pada kenyataannya sampai saat ini tanaman pangan kurang mendapat perhatian. Sebagai contoh hasil kajian Kementan (PSP, Litbang/BBSDLP, IPB, UGM) tahun 2012 bahwa lahan HPK yang diberikan Kemenhut di Kalbar dan Kalteng sampai saat ini belum ada tindak lanjutnya oleh pemda, walaupun sudah dilakukan sosialisasi dan pembahasan di daerah dan pusat oleh Kemenko Perekonomian.
Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari
kegigihan dari para Profesor Riset dan peneliti senior di lingkup BBSDLP yang
tergabung dalam Kelompok Peneliti (Kelti) Sinjak. Meskipun memiliki jadwal
kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegiatan penelitian, akan tetapi tetap
memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan intektualnya guna
membahas, merumuskan hingga menetapkan berbagai rekomendasi kebijakan
terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global.
Sasaran 4 : Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 56
Tabel 18. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan
1 model 1 model 100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP telah berhasil membuat 1 model atau 100% dari target 1
model. Dengan demikian capaian kinerja untuk indikator kinerja ini termasuk
katagori berhasil karena capaiannya 100%. Secara terinci model yang dihasilkan
tersebut adalah:
Tabel 19. Capaian output model
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
1 Model Percepatan
Pembangunan Pertanian Lahan Bekas Tambang
Timah
Model ini merupakan kegiatan percontohan
percepatan pembangunan pertanian Lahan Bekas Tambang Timah (LBTT) yang dirancang
secara sinergis dan terintegrasi antar berbagai pemangku kepentingan, baik perusahaan
pertambangan, pemda provinsi dan
kabupaten/ kota di Babel, maupun Balitbangtan.
Sasaran 5 : Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk
inovasi SDLP dan materi alih teknologi.
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 20. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Publikasi 10 publikasi 16 publikasi 160
Jumlah KTI 34 buah 64 buah 188
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 57
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi,
dan 64 KTI (188%) dari target 34 buah KTI. Dengan demikian capaian kinerja untuk
kedua indikator kinerja tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena
capaiannya lebih dari 100%.
Sasaran 6 : Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan
perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang
handal dan terkemuka.
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 21. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah HaKI 2 lisensi 2 lisensi 100
Jumlah Lisensi 1 lisensi 2 lisensi 200
Jumlah MoU 1 MoU 3 MoU 300
Peta Tematik 100 Buku Atlas 116 Buku 116
Benih Padi 70 Ton 65 Ton 92,9
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada
tahun 2015 BBSDLP telah menghasilkan 16 publikasi 160% dari target 10 publikasi,
dan 64 KTI (188%) dari target 2 buah lisensi HaKI (100%) dari target 2 lisensi, , 2
buah lisensi (200%) dari target 1 lisensi, 3 MoU (300%) dari target 1 MoU, 116
buku atlas (116%) dari target 100 buku atlas, dan 65 ton benih padi impara
(92,9%) dari target 70 ton. Dengan demikian capaian kinerja untuk kelima indikator
kinerja sasaran tersebut termasuk katagori sangat berhasil karena capaian rata-
ratanya lebih dari 100%.
Khusus untuk capaian produksi benih padi impara yang hanya mencapai 65
ton (92,9%) dari target 70 ton, hal tersebut disebabkan terjadinya pengurangan
anggaran yang semula Rp 700.000.000 berubah menjadi Rp. 681.700.000,- dengan
adanya pengurangan anggaran tersebut menyebabkan terjadi penurunan target
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 58
yang semula 70 ton menjadi 65 ton, perubahan anggaran tersebut telah tercantum
pada RKAKL revisi terakhir.
Sasaran 7 : Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 22. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Target Realisasi %
Jumlah Agro Science Park (ASP) 2 provinsi 2 provinsi 100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun
2015 BBSDLP telah berhasil membangun 2 buah agro science park (ASP) pada 2
provinsi (100%) dari target membangun 2 ASP, yakni di Kalimantan Selatan
(Balittra) dan di Jawa Tengah (Balingtan). Dengan demikian capaian kinerja untuk
indikator kinerja sasaran tersebut termasuk katagori berhasil karena capaian
100%.
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada
umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai
operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2015 berdasarkan total
pagu terakhir mendapat anggaran sebesar Rp. Rp. 147.819.809.000,- dengan
rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 35.567.213.000,- , Balittra Rp.
34.518.044.000,- ; Balittanah Rp 28.130.088.000,- , Balitklimat Rp
16.096.599.000,- , dan Balingtan Rp 33.507.865.000,-. Dari total anggaran
tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp. 146.820.634.000,-, sedangkan sisanya
sebesar Rp. 999.175.000,- berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp.
572.527.000,- dikelola oleh Balitklimat, dan sebesar Rp. 426.648.000,- dikelola oleh
Balingtan yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 59
output : 1) menghasilkan 7 Sistem Informasi Pertanian, 2) menghasilkan 63
Peta/Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, 3) menghasilkan 24
Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung
Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, 4) menghasilkan 10 Formula (pupuk
anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan
Produk Pertanian ( perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan,
5) menghasilkan 5 Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber
Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim, 6) menghasilkan 7
Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian, 7) menghasilkan 1 model
pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan, dan 8)
menghasilkan produk inovasi yang terdistribusikan yang terdiri dari : 10 publikasi,
34 buah KTI, 2 invensi HaKI, 1 MoU, 100 buku Atlas Peta Tematik, 70 Ton benih
padi Impara, dan 2 Agro Science Park.
APBN 92,3%
Hibah 7,7%
Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya
Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
BBSDLP 24,06%
Balittanah 19,03%
Balitklimat 10,89%
Balittra 23,35%
Balingtan 22,67%
Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2014
Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP
menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 24,06%, sedangkan pagu
anggaran terendah adalah Satker Balitklimat yakni 10,89%.
Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 60
mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap
menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai,
barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada
gambar berikut:
Belanja Pegawai25,52%
Belanja BarangOperasional 7,90%
Belanja Barang NonOperasional 31,01%
Belanja Modal35,58%
Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja
Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Modal
menempati proporsi terbesar yakni 35,58%, sedangkan Belanja Barang Non
Operasional menempati proporsi kedua sebesar 31,01%. Selanjutnya secara
berurutan Belanja Pegawai dan Belanja Barang Operasional masing-masing
menempati proporsi ke 3 dan 4. Besarnya proporsi Belanja Modal dan Belanja
Barang Non Operasional yang besarnya mencapai 66% lebih menunjukkan bahwa
anggaran BBSDLP untuk pengadaan fasilitas peralatan penelitian dan sarana
kegiatan pendukung menempati proporsi yang cukup besar.
Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap
lingkup BBSDLP sebesar Rp. 144.859.062.998,- atau 98,00% dengan rincian:
BBSDLP Rp. 34.650.453.618,- atau 97,42%, Balittra Rp. 33.731.043.303 ,- atau
97,72%, Balittanah Rp. 27.511.126.820,- atau 97,80%, Balitklimat Rp.
15.783.754.079,- atau 98,06%, dan Balingtan Rp. 33.182.685.178,- atau 99,03%.
Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,-
atau 2,0%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 98,00%, akan tetapi
seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Dengan
demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 2.960.746.002,- atau 2%.
Selengkapnya realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat
pada tabel berikut :
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 61
Tabel 23. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2015
Jenis Belanja Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %
BBSDLP 35.567.213.000 34.650.453.618 97,42%
Belanja Pegawai 8.268.631.000 8.214.156.793 99,34%
Belanja Barang Operasional 3.369.220.000 3.353.355.446 99,53%
Belanja Barang Non Operasional 22.444.442.000 21.620.576.379 96,33%
Belanja Modal 1.484.920.000 1.462.365.000 98,48%
BALITTANAH 28.130.088.000 27.511.126.820 97,80%
Belanja Pegawai 12.073.636.000 11.717.294.175 97,05%
Belanja Barang Operasional 2.331.012.000 2.310.395.972 99,12%
Belanja Barang Non Operasional 7.208.412.000 7.199.516.323 99,88%
Belanja Modal 6.517.028.000 6.283.920.350 96,42%
BALITKLIMAT 16.096.599.000 15.783.754.079 98,06%
Belanja Pegawai 4.499.311.000 4.265.002.496 94,79%
Belanja Barang Operasional 1.760.457.000 1.746.066.513 99,18%
Belanja Barang Non Operasional 5.654.468.000 5.440.735.470 96,22%
Belanja Modal 4.355.927.000 4.172.363.000 99,45%
BALITTRA 34.518.044.000 33.731.043.303 97,72%
Belanja Pegawai 8.443.855.000 8.412.185.210 99,62%
Belanja Barang Operasional 2.651.936.000 2.614.309.653 98,58%
Belanja Barang Non Operasional 4.928.839.000 4.909.691.190 99,61%
Belanja Modal 18.493.414.000 17.794.857.250 96,22%
BALINGTAN 33.507.865.000 33.182.685.178 99,03%
Belanja Pegawai 4.431.317.000 4.197.171.719 94,72%
Belanja Barang Operasional 1.559.983.000 1.559.925.767 100,00%
Belanja Barang Non Operasional 5.598.780.000 5.594.780.050 99,93%
Belanja Modal 21.917.785.000 21.830.807.642 99,60%
Jumlah 147.819.809.000 144.859.062.998 98,00%
Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN ini baru dapat menginformasikan
realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi
penggunaan sumber daya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang
ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk
mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh
instansi yang berwenang.
3.4. Kegiatan Kerjasama
Pada tahun 2015, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama hanya dengan
mitra kerja dalam. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan oleh BBSDLP
pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 62
Tabel 24. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra dalam negeri pada tahun 2015
No. Judul Kegiatan Mitra Kerjasama Penanggungjawab
1 Pembangunan Pertanian Berbasis Eko-Regional Badan Litbang Pertanian
Dr. Ai Dariah
2 Percepatan Pengembangan dan Verifikasi Model Standing Crop (SC) dan Kalender Tanam (Katam) di Kalimantan, NTB, NTT, Maluku dan Papua untuk Mendukung Upaya Khusus Swasembada Beras
Badan Litbang Pertanian
Dr. Rhizatus Shofiyati, MSc
3 Kajian Percepatan Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Litbang Pertanian
Badan Litbang Pertanian
Dr. Asep Nugraha
Seluruh kegiatan untuk tahun anggaran 2015 telah selesai dilaksanakan dan
telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU.
3.5. Kegiatan Diseminasi
Selama tahun 2015, kegiatan diseminasi, publikasi, seminar dan ekspose
yang dilaksanakan di lingkup BBSDLP adalah :
3.5.1. Kegiatan Ekspose
1. Pameran di Kementerian Luar Negeri
Pameran ini dilaksanakan dalam rangka
penandatanganan MoU South to South, di
Kementerian Luar Negeri, Jakarta pada
tanggal 17-18 Maret 2015
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 63
2. Pameran dalam rangka Dies Natalis ke-14 STTP Bogor
Pameran dilaksanakan di gedung dan halaman STTP Bogor pada tanggal 8-
11 April 2015.
3. IndoGreen Forestry Expo 2015
Pameran dalam rangka IndoGreen Forestry Expo 2015 ke-7 di JCC Jakarta,
pada tanggal 9-12 April 2015, dengan tema Hutan Lestari untuk Mendukung
Ketahanan Pangan, Air dan Energi Terbarukan.
4. Climate Change Education Forum and Expo 2015
Pameran dalam rangka Climate Change Education Forum and Expo,
dilaksanakan di JICC Jakarta pada tanggal 14-17 Mei 2015.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 64
5. Pameran di Universitas Telkom, Bandung
Pameran dalam rangka MoU Taman Sains dan Tekno Pertanian di
Universitas Telkom Bandung, pada bulan Mei 2015.
6. Pekan Lingkungan Indonesia
Pameran dalam Pekan Lingkungan Indonesia dilaksanakan di JCC pada
tanggal 18 juni 2015
7. Pameran dalam Hari Pangan Sedunia
Pameran yang diikuti terdiri atas pameran Indoor dan Outdoor dalam
rangka Hari Pangan Sedunia di Palembang, tanggal 17-20 Oktober 2015. Dalam
pameran indoor yang dilaksanakan di Stadion Jakabaring, BBSDLP mendisplay
berbagai perangkat uji dan pupuk hayati/pupuk organik. Dalam pameran outdoor,
BBSDLP menampilkan Teknologi tata kelola air dengan pompanisasi, irigasi tetes
dan sprinkle.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 65
8. Gelar Teknologi Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet Kerja
Pameran dalam rangka Gelar Teknologi
Pertanian Modern Satu Tahun Kabinet
Kerja diselenggarakan diDesa Gardu
Mukti, Kecamatan Tambakdahan,
Kabupaten Subang, tanggal 20 Oktober
2015. Pameran ini diikuti oleh seluruh
Unit Kerja lingkup Balitbangtan dan
swasta khususnya perusahaan penghasil
alsintan.
9. Pameran dalam Kongres HITI
Pameran dalam rangka Kongres HITI di
Gedung Widyaloka, Universitas
Brawijaya, Malang pada tanggal 28-29
Oktober 2015. Dalam pameran ini
didistribusikan sebanyak 2.700 eksemplar
publikasi dalam bentuk paket kepada
Komda HITI seluruh Indonesia dan
perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 66
3.5.2. Kegiatan Seminar
1) Seminar Peta Kawasan Pertanian
Seminar dilaksanakan tanggal 18 Maret 2015 di Ruang Rapat Lt. 2 BBSDLP,
dibuka oleh Ir. Sofyan Ritung, M.Sc,
dengan pembicara Dr. D. Subardja dan
Dr. Chendy Tafakresnanto. Seminar
dihadiri oleh sekitar 30 peneliti dan
litkayasa lingkup BBSDLP.
Presentasi pertama oleh Dr.
Chendy judul “Penyusunan Peta
Kawasan Pertanian”. Pendekatan
kawasan adalah implementasi
pendekatan teknokratik yang merupakan salah satu pendekatan dalam sistem
perencanaan nasional. Kawasan
pertanian nasional tersebut meliputi
sektor pangan, peternakan, hortikultura,
dan perkebunan. Program PJKU (Padi,
Jagung, Kedelai, dan Ubikayu)
diharapkan dapat meningkatkan
produksi PJKU itu sendiri dan
mensukseskan Swasembada PAJALE.
Lokasi yang masuk dalam program
pendekatan kawasan ini terdiri atas 88 kabupaten dari 25 provinsi di Indonesia.
Namun dalam pelaksanaannya, masih ada beberapa masalah seperti data di lokasi
yang belum lengkap dan SDM yang kurang.
Presentasi kedua dengan judul “Sosialisasi Klasifikasi Tanah Nasional 2014”
disampaikan oleh Dr. Subardja. Klasifikasi tanah digunakan untuk mengenali,
memahami, serta mengetahui ciri dan potensi dari tanah. Sistem klasifikasi tanah
yang digunakan di Indonesia untuk tujuan survei dan pemetaan adalah Soil
Taxonomy. Dengan adanya Sistem Klasifikasi Tanah Indonesia 2014, diharapkan
masyarakat Indonesia dapat menggunakan sistem ini sebagai acuan untuk
keperluan survei maupun pemetaan tanah. Sistem ini disusun dengan mengacu
pada sistem yang ada (PPT, 1981/1983) dengan sedikit modifikasi. Sedangkan Soil
Taxonomy System (USDA) dan atau FAO/UNESCO masih dapat digunakan namun
dijadikan sebagai padanan atau referensi. Diharapkan kedepannya, sistem ini dapat
disosialisasikan, digunakan, dan dikembangkan untuk mendukung pengembangan
wilayah dan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 67
2) Seminar Pupuk dan Pemupukan
Pada Seminar Dua Mingguan BBSDLP tanggal 25 Maret 2015
dipresentasikan 2 makalah yang masing-masing disampaikan oleh Dr. I.G.M Subiksa
dan Dr. Etty Pratiwi.
Presentasi pertama oleh Dr. Subiksa dengan tema Pupuk Gambut (PUGAM).
Dalam bahasannya beliau menekankan penggunaan pupuk PUGAM yang sangat baik
digunakan pada lahan gambut. Lahan gambut mengandung asam organik beracun
yang dapat menghambat perkembangan akar, maka dari itu perlu dinetralisir agar
tanaman tidak terganggu. PUGAM dapat difungsikan sebagai amelioran untuk
mengurangi pengaruh buruk asam organik beracun. Selain itu, bentuk granule dari
PUGAM juga membantu karena pupuk ini termasuk yang slow release yang
berperan untuk mesuplai hara
tanaman secara kontinyu selama
masa pertumbuhan tanaman. Namun
masalah yang menghambat dalam
memproduksi PUGAM ini adalah salah
satu bahan di dalamnya yang masih
digolongkan sebagai bahan limbah
B3, bahan tersebut adalah terak baja.
Diharapkan Dr. Subiksa dan Tim
dapat mengurus perijinan ke KLH agar PUGAM ini dapat didistribusikan keberbagai
stakeholder.
Presentasi kedua oleh Dr. Etty
dengan tema Pupuk Agrimeth. Pupuk
Agrimeth merupakan pupuk berbasis
mikroba yang dapat meningkatkan
efisiensi pemupukan, kesuburan, dan
kesehatan tanah. Pupuk ini sendiri
sudah di uji dalam dua sistem
pengujianya itu uji keefektifan dan
pengujian Konsorsium Pengembangan
Inovasi Pupuk Hayati. Dalam 2 kali
pengujian di beberapa daerah di Indonesia, Pupuk Agrimeth dinyatakan efektif
meningkatkan produksi cabai, kedelai, dan padi. Kedepannya, Dr. Etty dan Tim
berharap dapat mengikutsertakan Pupuk Agrimeth dalam program Swasembada
PAJALE.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 68
3) Seminar Teknologi Data Satelit RadarSat
Seminar mengenai Teknologi Data Satelit RadarSat dilaksanakan pada 26
Januari 2015 dengan pembicara Greg Frey (Direktur International Business
Development Surveillance and Intelligence, Canada). Mr Greg menjelaskan bahwa
perusahaan yang dipimpinnya memiliki satelit RADARSAT-2 yang diluncurkan sejak
2007, dimana RADARSAT-2 ini memiliki kemampuan antara lain : total area imaged
33,9 billion km2, dan image 8,2 billion km2 (25%) with direct downlink to
RADARSAT-2 network station.
Selain itu, perusahaan ini juga menawarkan paket training untuk para
peneliti Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, yang modulnya meliputi:
Introductory
RADARSAT-2 info
SAR-based Agricultural Monitoring Methodologies
Computer-based Analysis of Radarsat-2 Imagery for Agriculture Application
ICALRD/MDA workshop on developing SAR-based agricultural monitoring in
Indonesia.
Selain itu, perusahaan ini dapat melakukan training yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna, dalam hal ini Badan Litbang Pertanian/BBSDLP, antara lain
training terkait Soil Mapping, Detecting the Ground Water Surface, dan Crop
Monitoring.
Hasil diskusi menyimpulkan bahwa akan diadakan pembicaraan lebih lanjut
mengenai kemungkinan keikutsertaan para peneliti Badan Litbang
Pertanian/BBSDLP untuk mengikuti training ini, khususnya untuk menunjang
Program Swasembada Pangan 2015.
3.5.3. Siaran di Radio Republik Indonesia Bogor
1) Siaran tanggal 9 Januari 2015
Pada 9 Januari 2015, BBSDLP
mengisi acara Siaran Pedesaan di Radio
Republik Indonesia Bogor yang berlangsung
pada pukul 19.30-20.00 WIB. Dr. Edi
Husen, MSc sebagai narasumber
mengangkat tema Dukungan Informasi
Sumberdaya Lahan Pertanian dalam
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 69
Pembangunan Pertanian di Indonesia. Acara berupa penjelasan dari narasumber
terkait tema dan diselingi dengan tanya jawab dengan host seputar tema yang
diangkat. Sinopsis acara Siaran Pedesaan disajikan pada Lampiran 2.
2) Siaran tanggal 13 Februari 2015
Dalam Siaran Pedesaan tanggal 13 Februari 2015, Dr. Umi Haryati sebagai
nara sumber menyajikan tema terkait Teknologi Konservasi Tanah dan Air untuk
Lahan Budidaya Sayuran di Dataran Tinggi. Dalam uraiannya, narasumber
menjelaskan mengenai definisi konservasi tanah, metode konservasi tanah dan air,
manfaat penerapan teknik konservasi tanah dan air, alternatif teknik konservasi
tanah untuk lahan budidaya sayuran di dataran tinggi, dan pemilihan alternatif
teknik konservasi tanah dan air. Sinopsis siaran dijasikan dalam lampiran 3.
3) Siaran tanggal 13 Maret 2015
Terkait perubahan iklim yang terjadi pada dasawarsa ini, Dr. Aris Pramudia
sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13 Maret 2015 menyampaikan materi
terkait Perkiraan Masa Tanam. Materi tersebut perlu disosialisasikan, mengingat
perubahan iklim berpengaruh terhadap perubahan musim yang dengan sendirinya
akan berpengaruh terhadap perubahan masa tanam. Selain itu, Dr Aris juga
menguraikan tools/perangkat dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang
terjadi, yaitu kalender tanam terpadu. Dimana tools ini berisi berbagai informasi
antara lain, rekomendasi waktu tanam, jenis komoditas yang sebaiknya ditanam,
dan pupuk yang perlu diaplikasikan.
4) Siaran tanggal 13 April 2015
Dr. Chendy Tafakresnanto sebagai narasumber Siaran Pedesaan tanggal 13
April 2015 menguraikan materi terkait Kawasan Pertanian yang meliputi pengertian
kawasan pertanian, landasan hukum kawasan pertanian, pendekatan kawasan,
pengembangan dan peta kawasan pertanian. Sinopsis Kawasan Pertanian disajikan
pada Lampiran 4.
5) Siaran tanggal 28 Agustus 2015
Pada tanggal 28 Agustus 2015, Dr. Ratih Dwi Hastuti menjadi narasumber
dalam Siaran Pedesaan di RRI Bogor dengan membawakan tema mengenai Pupuk
Hayati untuk Kesuburan dan Kesehatan Tanah.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 70
Dalam uraiannya, Dr Ratih menyatakan bahwa penggunaan pupuk
anorganik secara terus-menerus memberikan kontribusi nyata terhadap penurunan
kualitas tanah. Biota tanah rusak dan kesuburan tanah menurun, yang akan
mengakibatkan rendahnya efisiensi pemupukan dan mengurangi keuntungan
usahatani. Oleh karena itu, pemanfaatan mikroorganisme tanah sebagai pupuk
hayati sangat diperlukan dalam upaya perbaikan pertumbuhan dan peningkatan
produksi tanaman budi daya. dalam pembangunan pertanian berkelanjutan.
Selanjutnya narasumber menjelaskan secara lebih rinci mengenai definisi
dan manfaat pupuk hayati, peran pupuk hayati dalam pertanian yaitu sebaia :
penyedia hara, pemacu tumbuh dan pengendali hama dan penyakit tanaman,
perombak bahan organik (dekomposer), dan sebagai pemulih pencemaran lahan
(bioremediator).
6) Siaran tanggal 9 Oktober 2015
Siaran Pedesaan tanggal 9 Oktober 2015 diisi oleh narasumber Dr. Markus
Anda dengan tema Sifat-Sifat Tanah dan Kesesuaian Lahan untuk Pertanian.
Selanjutnya narasumber menguraikan secara lebih rinci mengenai asal dan
pembentukan tanah, variasi sifat-sifat tanah, dan kesesuaian lahan pertanian
berkelanjutan.
3.5.4. Workshop Peningkatan Kapabilitas Penyusunan Data Spasial
Workshop yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Februari 2015 ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan petugas dinas provinsi yang membidangi
perkebunan. Jumlah peserta workshop 19 orang yang berasal dari lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan dan BBSDLP.
Pelaksanaan workshop berlangsung selama 11 hari yang dibagi menjadi 2
gelombang, dengan narasumber dari BBSDLP antara lain: Dr. Yiyi Sulaeman, M.Sc;
Saefoel Bachri, S.Kom., MMSi.; Ropik S.IP., M.Si.; Noto Prasodjo; Ir. Adi Setiyanto,
M.Si; Hapid Hidayat, A.Ma; Asisah, A.Md; Lia Amalia, A.Md; Mukhlisin Sahidin, SP;
Fitri Widiastuti, A.Md; Jaelani; dan Afif Muzaki Ahsan, SP.
Materi workshop antara lain pengenalan GIS dan ArcGis 10.1, teknik
Georeferencing, pengenalan GPS dan pemanfaatannya, pengelolaan data spasial,
pengelolaan data atribut, eksplorasi data spasial dan penyajian data spasial untuk
laporan.
Melalui workshop ini diharapkan para peserta mengetahui mengenai dasar-
dasar GIS, dan dapat mengoperasikan program GIS serta pemanfaatannya untuk
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 71
berbagai kebutuhan pengolahan, manipulasi dan pemutakhiran data spasial untuk
keperluan pembangunan pertanian khususnya perkebunan.
3.5.5. Kegiatan Perpustakaan Digital
Dalam rangka kegiatan terkait Perpustakaan digital, telah dilakukan entri
data sebanyak 204 judul koleksi perpustakaan, 325 judul artikel/publikasi BBSDLP.
Selain itu juga dilakukan update di website terkait kegiatan dan publikasi yang telah
diterbitkan oleh BBSDLP, serta menghadiri kegiatan temu pustakawan untuk
meningkatkan kemampuan dan memperluas jejaring bagi pustakawan.
3.5.6. Penerimaan Kunjungan
1) Kunjungan Keluarga Mahasiswa Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada
Sebanyak 60 mahasiswa/mahasiswi
dan dua dosen dari Keluarga Mahasiswa
Ilmu Tanah (KMIT), Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada pada tanggal 13
Januari 2015 mengunjungi BBSDLP.
Kunjungan yang berlangsung setengah hari
tersebut bertujuan untuk menambah
wawasan para anggota KMIT terkait
sumberdaya lahan dan ilmu tanah.
Pada kesempatan tersebut
diadakan presentasi profil BBSDLP, AWS
Telemetri, dan Perangkat Uji Pupuk. Para
mahasiswa berkesempatan untuk mencoba
memperoleh informasi melalui A WS
Telemetri dengan menggunakan HP
masing-masing.
2) Kunjungan delegasi Land Development Department (LDD) Thailand
Penerimaan kunjungan/scientific visit sebanyak 8 orang dari Land
Development Department (LDD) Thailand pada tanggal 26 Mei 2015. Kunjungan
bertujuan untuk menambah pengetahuan peserta dan untuk saling sharing
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 72
informasi terkait teknologi pertanian. Selain mengunjungi BBSDLP, peserta juga
mengunjungi Balitklimat, BB Biogen, Puslitbangbun dan BB Pasca Panen.
3) Kunjungan siswa SMA Yasporbi Jakarta
Pada tanggal 4 November 2015, sebanyak 40 siswa dan 3 guru pendamping
dari SMA Yasporbi mengunjungi BBSDLP. Pada kunjungan tersebut para siswa
mendapatkan informasi mengenai Tupoksi BBSDLP dan berbagai contoh produk
inovasi yang telah dihasilkan.
4) Kunjungan mahasiswa UIN Jakarta
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta
beserta beberapa dosen pendamping mengunjungi BBSDLP pada 12 Oktober 2015.
Tujuan kunjungan mereka adalah untuk menambah wawasan terkait pertanian
khususnya ditinjau dari aspek lahannya.
3.5.7. Kegiatan Publikasi
1) Jurnal Tanah dan Iklim
Jurnal Tanah Jurnal Tanah dan Iklim memuat hasil-hasil penelitian primer
aspek tanah dan iklim. Pada Tahun Anggaran 2015, BBSDLP menerbitkan dua
nomor jurnal yaitu Vol. 39 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 39 No. 2
yang terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 7
makalah.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 73
2) Jurnal Sumberdaya Lahan
Jurnal Sumberdaya Lahan memuat makalah tinjauan terhadap hasil-hasil
penelitian yang berupa olah pikir analisis dan sintesis sejumlah hasil penelitian yang
telah diterbitkan yang berkaitan dengan aspek lahan/tanah, air, iklim, dan
lingkungan. Pada TA 2015, BBSDLP menerbitkan dua nomor Jurnal Sumberdaya
Lahan yaitu Vol. 9 No. 1 yang terbit pada bulan Juli 2015 dan Vol. 9 No. 2 yang
terbit pada bulan Desember 2015, dimana masing-masing terbitan memuat 5
makalah.
3) Buku Sistem Surjan: Model Pertanian Lahan Rawa Adaptif Perubahan
Iklim
Buku Sistem Surjan yang ditulis oleh Dedi Nursyamsi, M. Noor, dan Haryono
ini disusun dalam rangka turut memajukan pertanian rawa, termasuk masyarakat
petani rawa yang sebagian besar masih tertinggal. Buku Sistem Surjan ini
mengemukakan tentang sejarah pengembangan dan pemanfaatan lahan rawa
dalam sistem surjan untuk pengembangan pertanian sampai dengan hubungannya
dengan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim yang menjadi
komitmen pemerintah.
Sistem surjan merupakan perpaduan Sistem surjan mengalami dinamika
perkembangan dari masa ke masa dalam kaitannya dengan optimalisasi
sumberdaya lahan, khususnya lahan rawa sehingga lahan rawa tidak hanya untuk
budiaya padi sawah, tetapi juga dapat dikembangkan untuk berbagai komoditas
seperti palawija, hortikultura, dan perkebunan.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 74
Buku ini terdiri atas tujuh bab, Bab 1 Pendahuluan; Bab 2 tentang
perkembangan model surjan di lahan rawa dan perubahannya; Bab 3 tentang sifat-
sifat tanah surjan, Bab 4 tentang kemajuan teknologi dalam mendukung sistem
surjan; Bab 5 analisis ekonomi usahatani pada sistem surjan; Bab 6 tentang perub
ahan iklim; dan Bab 7 tentang analisis dan sintesis.
4) Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan Relokasi Pengungsi
Sinabung di Siosar, Kabupaten Karo, Sumatera Utara
Buku Petunjuk Teknis Penanganan Lahan
Relokasi Pengungsi Sinabung di Siosar, Kabupaten
Karo, Sumatera Utara disusun oleh Sukarman, Erna
Suryani, Ai Dariah , Markus Anda, Etty Pratiwi,
Neneng L. Nurida, Sutono, Dedi Erfandi, A. Kasno, dan
Irsal Las.
Maksud penyusunan Juknis ini adalah agar
penyiapan lahan relokasi pengungsi Sinabung di
Siosar dapat dilaksanakan dengan baik, masyarakat
dapat berusahatani kembali dengan tetap
memperhatikan kelestarian lingkungan. Tujuan
penyusunan Juknis adalah:
a. Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam
menyiapkan lahan pertanian bagi pengungsi Sinabung di Siosar.
b. Memberikan petunjuk teknis kepada para pelaksana di lapang dalam
meningkatkan produktivitas lahan relokasi pengungsi Sinabung di Siosar.
5) Buku Sumberdaya Lahan Pertanian Indonesia Luas, Penyebaran, dan Potensi Ketersediaan
Buku ini disusun oleh Tim yang terdiri atas : Sofyan Ritung, Erna Suryani, D.
Subardja, Sukarman, Kusumo Nugroho, Suparto, Hikmatullah, Anny Mulyani,
Chendy Tafakresnanto, Yiyi Sulaeman, Rudi Eko Subandiono, Wahyunto, Ponidi,
Noto Prasodjo, Usep Suryana, Hapid Hidayat, Adi Priyono, dan Wahyu Supriatna,
dengan penyunting : Edi Husen, Fahmuddin Agus, dan Dedi Nursyamsi.
Buku Sumber Daya Lahan Pertanian ini memuat informasi terkini tentang
luas, penyebaran, dan potensi sumber daya lahan serta potensi ketersediaannya
untuk pengembangan pertanian ke depan yang diterbitkan pertama kali pada tahun
2014. Namun sejalan dengan dinamika pembangunan dan tuntutan terhadap
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 75
kebaharuan data sumber daya lahan, maka Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
menerbitkan kembali Buku Sumber Daya Lahan
Edisi 2015.
Penerbitan Buku Sumber Daya Lahan Edisi
2015 ini merupakan pembaharuan (updating)
terhadap terbitan tahun 2014 dan data
sebelumnya (BBSDLP, 2008) yang bersumber dari
peta-peta tanah tinjau skala 1:250.000 (BBSDLP,
2014), peta penggunaan lahan (BPN, 2013), dan
peta status kawasan terbaru (Kemhut, 2014).
Pembaharuan data ini terutama pada lahan rawa
yang pada Edisi 2015 ini hanya dibedakan atas lahan rawa pasang surut dan rawa
lebak, sehingga lahan rawa gambut yang pada terbitan pertama disajikan tersendiri,
pada Edisi 2015 ini menjadi bagian dari kedua tipologi lahan rawa tersebut. Dengan
demikian ada lahan gambut yang terdapat pada rawa pasang surut dan lahan
gambut yang berada pada rawa lebak. Untuk lahan kering pada Edisi 2015 ini
disusun lebih rinci berdasarkan pada ketinggian tempat dari permukaan laut, iklim,
dan kemasaman tanah.
6) Buku Laporan Tahunan 2014
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian dan Balit-Balit
lingkup koordinasi telah melaksanakan berbagai
penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan
data/informasi yang handal tentang sumberdaya
lahan pertanian dan berbagai inovasi teknologi
peningkatan produktivitas lahan, pemupukan,
pengelolaan iklim dan air, dan pengelolaan
lingkungan pertanian untuk meningkatkan produksi
dan ketahanan pangan. Buku Laporan Tahunan
2014 ini merangkum seluruh hasil penelitian dan
pengembangan tersebut, informasi pengelolaan
kerjasama, diseminasi, serta hasil penelitian
selama Tahun Anggaran 2014.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 76
7) Buku Prosiding Seminar Nasional 2015
Prosiding ini menyajikan makalah-makalah hasil Seminar Nasional Topik
Khusus, yaitu tentang Sistem Informasi dan Pemetaan Sumberdaya Lahan
Mendukung Swasembada Pangan yang
diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Penelitian
(BBSDLP) pada tanggal 29-30 Juli 2015 di
Auditorium BBSDLP. Makalah yang
dipresentasikan dan dibahas dalam seminar ini
merupakan hasil penelitian, ide-ide, pengalaman,
maupun terobosan teknologi di bidang sistem
informasi dan pemetaan sumberdaya lahan dari
berbagai lembaga penelitian.
Prosiding ini terdiri atas 3 buku, yaitu:
Buku I yang menyajikan makalah terkait sistem
informasi sumberdaya lahan, Buku II makalah
yang terkait pemetaan sumberdaya lahan, dan
Buku III makalah yang terkait teknologi pengelolaan lahan.
8) Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air dan Jenis Irigasi
Suplementer
Buku Petunjuk Teknis Penentuan Sumber Air
dan Jenis Irigasi Suplementer ini disusun untuk
memberikan pedoman praktis bagi para pelaksana di
lapangan sebagai solusi permanen kekeringan dan
banjir akibat El Nino dan La Nina. Juknis ini
melengkapi informasi teknologi yang sudah disusun
sebelumnya, seperti juknis budidaya padi hemat air
dan upaya peningkatan sarana dan prasarana
antisipasi kekeringan.
Diterbitkannya juknis ini dimaksudkan untuk
pedoman bagi koordinator POPT Kabupaten (Dinas
Pertanian), Danramil wilayah kekeringan (KODIM),
koordinator Liaison Officer (LO) Upaya Khusus (UPSUS) BPTP di 14 provinsi yang
terkena kekeringan, serta beberapa eselon 2 dan 3 di Badan Litbang Pertanian,
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dan Direktur Jenderal Tanaman
Pangan, serta Tim Kekeringan Kementerian Pertanian. Secara khusus, juknis ini
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 77
menjadi pedoman dalam: (i) mengidentifikasi sumber dan bangunan air baik berupa
embung, dam parit, long storage maupun air tanah dangkal dan dalam
(pompanisasi) yang sesuai dengan karakteristik wilayahnya; (ii) mendukung upaya
penanganan kekeringan di wilayah yang berpotensi terkena dampak El Nino dan
wilayah endemik kekeringan; (iii) menanggulangi kekeringan pada pertanaman dan
menekan risiko gagal panen dengan memanfaatkan sumber air alternatif; dan (iv)
melakukan pengaturan pola tanam dan menggunakan tanaman padi berumur
genjah, varietas tahan kekeringan atau menggantinya dengan palawija atau
tanaman cash-crop.
Juknis ini disusun oleh Tim yang terdiri atas: Budi Kartiwa, Nani Heryani,
Popi Rejekiningrum, Erni Susanti, Woro Estiningtyas, Suciantini, Haryono, Hendri
Sosiawan, Nono Sutrisno, Adang Hamdani, Sidik Hadi Talaohu, Kurmen Sudarman,
Aris Pramudia, Yayan Apriyana, Elza Surmaini, Edi Husen, Haris Syahbuddin, Dedi
Nursyamsi.
9) Company Profile BBSDLP
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP)
merupakan salah satu unit kerja di lingkup Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BBSDLP
mendapat mandat untuk melaksanakan penelitian
dan pengembangan inovasi teknologi
pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya lahan
pertanian.
Visi dan Misi BBSDLP adalah senantiasa
berupaya mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi dalam pemanfaatan dan pengelolaan
lahan pertanian melalui berbagai kegiatan
penelitian. Inovasi teknologi dan alternatif
kebijakan yang dihasilkan dikembangkan melalui
berbagai kesempatan untuk memberi kontribusi yang nyata bagi pembangunan
pertanian nasional.
Buku Company Profile ini menyajikan visi, misi, sejarah, tugas dan fungsi
BBSDLP, inovasi teknologi, kerjasama penelitian, dan pengembangan jaringan
penelitian dan pengkajian.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 78
PENUTUP
Capaian sasaran BBSDLP tahun 2015 diukur dengan 15 (lima belas) indikator
kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2015
seluruhnya telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan rata-rata
tingkat capaian 146,2% (sangat berhasil). Keberhasilan pencapaian sasaran secara
umum didukung oleh sumber daya yang handal, terutama SDM peneliti, litkayasa,
analis, operator komputer, dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan
dan komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain
SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi
cuaca masih dialami pada pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkup BBSDLP. Selain
itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu.
Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh
kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu.
Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja,
dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh
jajaran di lingkup BBSDLP dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan,
meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumber daya
yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan
dan pemantauan.
Guna meningkatkan kualitas output dari penelitian-penelitian yang dilakukan,
perlu dilakukan kajian yang mendalam terhadap rencana kegiatan yang akan
dilakukan terutama terkait output yang diharapkan agar sesuai dengan tuntutan
teknologi inonavi pertanian terkini.
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 79
LLAAMMPPIIRRAANN--LLAAMMPPIIRRAANN
Lampiran 1. Tim Penyusun LAKIN Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan
Pertanian TA 2015
No N a m a Jabatan dalam
Tim
1. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr. Ka. BB Litbang SDLP Penanggungjawab/
Nara Sumber
2. Ir . Mas Teddy Sutriadi, M.Si. Ka. Bid. Program dan Evaluasi BBSDLP
Nara Sumber
3. Sulaeman, SP, M.Si. Kasie. Evaluasi BBSDLP
Ketua
4.
Efi Hanafiah, S.IP. Staf Bidang Program
dan Evaluasi
Anggota
5. Erwan Mardi, S.IP. Staf Bidang Program dan Evaluasi
Anggota
6. Wahyu Wahdini M. SE., MM. Kasie. Program
BBSDLP
Kontributor
7. Drs. Paidi R., MM., M.Si. Kabag TU BBSDLP Kontributor
8. Dr. Ir. Ladyani Retno W. Balittanah Kontributor
9. Rasta S., SE., M.Si Balitklimat Kontributor
10. Suharsih, S.Si. Balingtan Kontributor
11. Ir. Muhammad Balittra Kontributor
Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 80
Lampiran 2.
Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian
KEPALA BBSDLP
Dr.Ir. Dedi Nursyamsi M.Agr
Sulaeman, SP., M.Si.
Dr. Wiratno
BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA
(BALITTRA)
Dr. Herman Subagyo