Post on 30-Dec-2015
BAB II
PENDAHULUAN
METODE ILMIAH DALAM EMECAHAN MASALAH
A. Metode Ilmiah
Metode penelitian sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan
atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah
pertama kali dikenalakan oleh john dewey adalah perpaduan proses berpikir deduktif –
induktif guna pemecahan suatu masalah . john dewey didalam bukunya How We think
(1910) mengatakan bahwa langkah-langkah ppemecahan suatu masalah adalah sebagai
berikut:
a. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini
mendorong erlunya pemecahan
b. Merumuskan dan atau membatasi masalah/ kesulitan tersebut. Di dalam hal ini
diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu
c. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesis-
hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada
suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab maslah
tersebut
d. Merumuskan alas an-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif
e. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan dengan berdasarkan fakta-fakta yang
dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian . hasil pembuktian hipotesis ini bisa
menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima dan dapat pula memperlemah
hipotesis, dalam arti hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat
dirumuskan pemecahan masalah yang telah dirumuskan tersebut.
Almack (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran . dengan
demikian maka penelitian pada dasarnya adalah proses penerapan metode ilmiah tersebut
yang hasilnya adalah ilmu (kebenaran). Bahasan metode ilmiah sekurang-kurangnya
mencakup dua hal yakni menyangkut masalah kriteria dan langkah-langkah. Kriteria metode
ilmiah terdiri dari :
a. Berdasarkan fakta
Informasi-informasi atau keterangan-keterangan yang akan diperoleh baik yang akan
dikumpulkan ataupun dianalisis hendaknya berdasarkan fakta-fakta atau kenyataan,
bukan berdasarkan pemikiran-pemikiran sendiri atau dugaan
b. Bebas dari prasangka
Penggunaan atau data metode ilmiah hendaknya berdasarkan bukti yang lengkap dan
objektif, bebas dari pertimbangan-pertimbangan subjektif. Oleh karena itu metode ilmiah
ini bersifat bebas baik dari prasangka-prasangka ataupun dugaan.
c. Menggunakan prinsip analisis
Fakta atau data yang diperoleh melalui penggunaan metode ilmiah tidak hanya apa
adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus dicari sebab akibatnya atau alas an-
alasannya dengan prinsip analisis
d. Menggunakan hipotesis
Hipotesis atau dugaan(bukti) sementara diperlukan untuk memandu jalan fikiran keaarah
tujuan yang ingin dicapai. Dengan hipotesis peneliti akan dipandu jalan fikirannya kea
rah mana hasil penelitiannya akan dianalisis
e. Menggunakan Ukuran Objektif
Pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data harus menggunakan ukuran-ukuran yang
objektif. Ukuran tidak boleh dinyatakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
subjektif(pribadi).
Sedangkan langkah-langkah umum yang digunakan dalam metode ilmiah mencakup:
a. Memilih dan atau mengidentifikasi masalah
Memilih masalah penelitian memang tidak mudah, oleh sebab itu diperlukan pemikiran-
pemikiran yang cermat. Untuk mempermudah pemilihan masalah, kita harus banyak
membaca buku-buku, baik yang mencakup teori maupun hasil-hasil penelitian lain.
Pengalaman-pengalaman lapanganpun sangat membantu dalam pemilihan masalah
penelitian.
b. Menetapkan Tujuan Penelitian
Setelah masalah dipilih selanjutnya tujuan penelitian dirumuskan. Tujuan penelitian pada
hakikatnya adalah suatu pernyataan tentang informasi apa yang akan digali melalui
penelitian tersebut.
c. Studi Literatur
Untuk memperoleh dukungan teoritis terhadap masalah penelitian yang dipilih, maka
peneliti perlu banyak membaca buku-buku literature, dapat berupa buku teks (Teori)
maupun hasil-hasil penelitian orang lain, majalah jurnal, dan sebagainya. Dari studi
literature atau sering juga orang menyebut tinjauan teoritis, akan mempermudah dalam
merumuskan kerangka konsep penelitian.
d. Merumuskan Kerangka Konsep Penelitian
Agar memperoleh gambaran secara jelas kearah mana penelitian itu berjalan, atau data
apa yang dikumpulkan, perlu dirumuskan kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep
penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta
variable-variabel yang akan diteliti.
e. Merumuskan Hipotesis
Agar analisis penelitian itu terarah, maka perlu dirumuskan hipotesis terlebih dahulu.
Hipotesis pada hakikatnya adalah dengan sementara terhadap terjadinya hubungan
variable yang akan diteliti.
f. Merumuskan Metode Penelitian
Dalam merumuskan metode penelitian ini mencakup jenis dan metode penelitian yang
akan digunakan, populasi, dan sample penelitian, cara (metode) dan alat ukur (pengumpul
data), serta rencana analisis data.
g. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilaksanakan berdasarkan cara dan alat pengumpul data seperti
diuraikan diatas.
h. Mengolah dan menganalisis data
Setelah data terkumpul maka terhadap selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis
data. Pengolahan dan analisis data dapat dilaksanakan secara manual atau dengan bantuan
Komputer.
i. Membuat laporan
Laporan penelitian pada dasarnya adalah penyajian data. Artinya dalam laporan hasil
penelitian akan disajikan data hasil penelitian tersebut.
B. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang
dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para ilmuwan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini menggunakan langkah-langkah yang
sistematis, teratur dan terkontrol.
Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu:
1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekatpada
pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusunberdasarkan
data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk
menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif,
tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja
dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasilpercobaan
perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka
hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
C. Karakterisasi
Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam
proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki
oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan
(definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran
dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat
yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses
atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering
memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan
kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam
itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam
bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan
regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi
ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan
dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur
Karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1. Sistematik.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan
kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
2. Logis.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.
Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal,
yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir
untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur
deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik.
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta
aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba
yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain)
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada
hubungan sebab akibat)
4. Replikatif.
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan
harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi
yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi
langkah penting bagi seorang peneliti.
D. Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah
adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya.
Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar
kita, baik benda mati maupun makhluk hidup. Misalnya, saat kamu berada di pantai dan
mengamati ombak di lautan. Pada saat itu di pikiranmu mungkin timbul pertanyaan,
mengapa terjadi ombak? Atau, bagaimanakah cara terjadinya ombak?
Untuk dapat merumuskan permasalahan dengan tepat, maka perlu melakukan
identifikasi masalah.Agar permasalahan dapat diteliti dengan seksama, maka perlu
dibatasi. Pembatasan diperlukan agar kita dapat fokus dalam menyelesaikan penelitian
kita.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai
berikut :
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan
masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok
permasalahan.
c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari
cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya
dibandingkan permasalahan apakah dosa dapat diukur.
2. Perumusan hipotesis
Ketika kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka
sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang
masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan
untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang
dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai
hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang
merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh
karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah. Ileh karena itu,
kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah
kita buat
3. Perancangan penelitian
Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,
memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa factor yang dapat memengaruhi akurasi
suatu hasil. Istilah rancangan penelitian di gunakan dalam dua hal, yaitu pertama,
rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan kedua, rancangan
penelitian di gunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan di laksanakan.
(nursalam, 2011).
a. Unsur-unsur terpenting dalam menentukan rancangan penelitian mencakup :
1. Ada atau tidaknya pengobatan
2. Jumlah sampel dalam populasi
3. Frekuensi dan waktu pengukuran
4. Metode sampling
5. Instrument untuk pengumpulan data
6. Control yang di pilih untuk mengendalikan variable-variabel perancu.
b. Jenis rancangan penelitian
Menurut Wilson Diers ,1979 dalam Nursalam 2011 mengatakan jenis rancangan
penelitian keperawatan di bedakan menjadi 4 yaitu :
1. Deskriptif
Penelitian bertujuan untuk menjelaskan, memberi suatu nama, situasi atau
fenomena dalam menemukan ide baru.
2. Factor yang berhubungan ( Relationship )
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan hubungan antar variable dan
menjelaskan hubungan yang di temukan. Penelitian ini di sebut juga penelitian
tahap 2 setelah suatu fenomena di temukan. Hubungan tersebut tidak selalu
memiliki mekanisme yang menjelaskan (ko-insiden / kebetulan timbul
kebersamaan). Rancangan yang sering di gunakan adalah cross sectional.
3. Faktor yang berhubungan (asosiasi).
Penelitian ini di sebut juga explanatory atau correlational, bertujuan untuk
menentukan factor apakah yang terjadi sebelum/bersama-sama tanpa adanya suatu
intervensi dari peneliti. Rancangan yang di pergunakan bisa menggunakan cross
sectional atau jenis rancangan lainnya (kohort, case control)
4. Pengaruh ( causal )
Penelitian ini di tujuan untuk menguji pengaruh variable independen terhadap
variable dependent.
Karakteristik rancangan pengaruh ( causal ) adalah sebagai berikut:
a) Intensitas variable independent menentukan intensitas variable dependen (VD)
misalnya dosis
b) Dapat di jelaskan mekanisme perubahannya
c) (tetapi) bukan sebagai penyebab (causation)
d) Jenis rancangan yang di pergunakan adalah eksperimental. Jenis rancangan
eksperimental adalah :
1. True experimental (satu kelompok tidak di lakukan intervensi )
2. Quasy experimental ( satu kelompok dilakukan intervensi sesuai dengan
metode yang di kehendaki, kelompok lainnya di lakukan seperti biasanya )
3. Pre-experimental : post only atau pre-post. Satu kelompok dilakukan
intervensi X dan kelompok lainnya dilakukan intervensi Y.
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan
penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus
dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan
bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian
eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran
secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki.
Contoh dari penelitian deskriptif, misalnya penelitian untuk mengetahui populasi hewan
komodo yang hidup di Pulau komodo pada tahun 2008.
Adapun penelitian eksperimental merupakan penelitian yang menggunakan
kelompok pembanding. Contoh penelitian eksperimental, misalnya penelitian tentang
perbedaan pertumbuhan tanaman di tempat yang terkena matahari dengan pertumbuhan
tanaman di tempat yang gelap.
Selain rancangan penelitian, terdapat beberapa faktor lain yang juga harus
diperhatikan. Faktor pertama adalah variabel penelitian, sedangkan yang kedua adalah
populasi dan sampel. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi hasil penelitian.
Populasi merupakan kumpulan/himpunan dari semua objek yang akan diamati ketika
melakukan penelitian, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian dari populasi.
Di dalam penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang sengaja mengalami perlakuan atau sengaja diubah
dan dapat menentukan variabel lainnya (variabel terikat)
b. Variabel terikat yaitu variabel yang mengalami perubahan dengan pola teratur
(dipengaruhi oleh variabel bebas)
c. Variabel control yaitu variabel yang digunakan sebagai pembanding dan tidak
mengalami perlakuan atau tidak diubah-ubah selama penelitian.
4. Pelaksanaan penelitian
Langkah langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian.
Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan
dengan baik.
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan/pengambilan data
a) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan
menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman
(hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra
peraba (kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah
mangga maka data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa
buah, warna kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga
akan diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai
berat buah mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
2. Pengolahan data, setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka
tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang
kita peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table,
grafik dan diagram.
3. Menarik kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan
maka kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil
penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil
kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh
dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan
yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi
penelitian.
5. Pelaporan penelitian
Sistematika penyusunan laporan penelitian :
a. Pendahuluan, bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan hasil
penelitian dan berisi tentang latar belakang dilaksanakannya penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan hipotesis
b. Telaah kepustakaan/kajian teori, bagian kajian teori merupakan bagian yang berisi
tentang hasil telaah yang dilakukan oleh peneliti terhadap teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
c. Metode penelitian, berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh peneliti mulai dari
persiapan, pelaksanaan dan akhir dari sebuah penelitian. Bagian metode penelitian
berisi tentang teknik pengambilan data, cara atau teknik pengolahan data, populasi
dan sampel, alat, bahan, tempat dan waktu penelitian.
d. Hasil dan pembahasan penelitian, berisi tentang data hasil penelitian yang berhasil
dikumpulkan selama penelitian. Data yang diperoleh disampaikan dalam bentuk
grafik, tabel , atau diagram.
e. Kesimpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban
terhadp hipotesis yang sudah diuji kebenarannya. Saran dari peneliti kepada pihak
lain, yaitu pembaca dan bagi peneliti lainnya untuk melakukan penelitian-penelitian
selanjutnya.
E. Menggunakan Metode Ilmiah Dalam Memecahkan Suatu Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan
dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak.
Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Biasanya para Ilmuwan melakukan observasi serta
membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan. Prediksi yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-
kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Dalam membuat atau merancang suatu metode ilmiah terdapat beberapa langkah-
langkah yang harus dilakukan yaitu yang pertama-tama kita harus menyusun rumusan
masalahnya terlebih dahulu. Namun dalam menyusun rumusan masalah ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu masalah harus dapat menyatakan adanya keterkaitan antara
beberapa variable atau lebih. Masalah tersebut juga harus dapat merupakan masalah yang
dapat diuji dan dapat dipecahkan. Dan masalah itu juga harus disusun dalam pertanyaan yang
singkat, padat dan jelas.
Setelah rumusan masalah tersusun dengan baik, kemudian menyusun kerangka teori.
Menyusun kerangka teori yakni mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi secara
teori ataupun data-data yang didapat dari fakta di lapangan. Dari keterangan-keterangan dan
informasi itulah diperoleh penjelasan sementara tentang permasalahan yang terjadi. Langkah
selanjutnya yaitu merumuskan teori yakni menjelaskan satu persatu dari kerangka teori yang
telah disusun tadi.
Setelah rumusan teori tersebut terbentuk, kita harus melakukan eksperimen/observasi
yang berhubungan dengan rumusan masalah yang terjadi agar kita dapat mendapatkan data
sementara/hipotesis dari hasil observasi yang kita lakukan. Observasi dapat berupa observasi
langsung yaitu terjun langsung ke lapangan atau ke tempat observasinya dan observasi tidak
langsung yaitu dapat berupa mencari fakta melalui suatu sumber bacaan. Dari hasil
obseravasi tersebutlah kita akan mendapatkan sebuah hipotesis atau jawaban sementara yang
masih perlu dicari tahu kebenarannya.
Hipotesis ditulis dalam bentuk pernyataan yang sederhana dan jelas juga berdasarkan
keterangan-keterangan atau informasi yang diolah baik dari sumber bacaan maupun fakta
yang ada. Setelah hipotesis telah kita dapatkan langkah selanjutnya adalah mengolah dan
menganalisis data dari hasil observasi tersebut dan menyusun nya menjadi sebuah karangan
yang menjelaskan secara keseluruhan dari proses observasi yang dilakukan. Selanjutnya
menarik kesimpulannya. Dan langkah terakhir ialah mempublikasikan hasil dari metode
ilmiah yang telah disusun itu.
F. Merumuskan, Menyeleksi Masalah dan Tujuan Riset Keperawatan
Syarat masalah riset keperawatan, menurut Sastroasmoro dan Ismail (1995, hal. 11) harus
mengandung unsure = FINER
F = Bisa dijalankan (FEASIBLE)
Tersedia subjek penelitian
Tersedia dana
Tersedia waktu, alat, dan keahlian
I = Menarik (INTERESTING)
Masalah hendaknya menarik untuk diteliti
Masalah yang menarik bagi peneliti akan membuat proses penelitian lebih mudah untuk
dilakukan dan dikembangkan.
N = Hal Baru (NOVEL)
Membantah atau menginformasikan penemuan terdahulu
Melengkapi dan mengembangkan hasil penelitian terdahulu
Menemukan sesuatu yang baru
E = Etika (ETHICAL)
Tidak bertentangan dengan etika,khususnya etika keperawatan
R = Releven
Bermanfaat bagi perkembangan IPTEK
Dapat digunakan untuk meningkatkan asuhan keperawatan dan kebijaksanaan
kesehatan
Sebagai dasar penelitian selanjutnya
Tujuan penelitian harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Adanya tujuan
yang jelas akan mempermudah peneliti untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Penulisan
tujuan umum yang digunakan adalah untuk menggambarkan judul yang hendak dicapai
secara umum.
G. Hakikat Masalah Penelitian
Penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode
ilmiah” (Sutrisno Hadi, 2001).
Pelajaran yang membicarakan metode-metode ilmiah mengenai penelitian disebut
metode penelitian atau research methodology.
Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh John Dewey untuk memecahkan
masalah. John Dewey di dalam bukunya How We Think (1910) mengatakan bahwa
langkah-langkah pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:
1. Merasakan adanya suatu masalah atau kesulitan, dan masalah atau kesulitan ini
mendorong perlunya pemecahan.
2. Merumuskan dan atau membatasi masalah/kesulitan tersebut. Di dalam hal ini diperlukan
observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan dengan masalah itu.
3. Mencoba mengajukan pemecahan masalah/ kesulitan tersebut dalam bentuk hipotesis-
hipotesis. Hipotesis-hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan pada
suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta tentang penyebab masalah
tersebut.
4. Merumuskan alasan-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan secara deduktif.
5. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-fakta yang
dikumpulkan melalui penyelidikan atau penelitian. Hasil penelitian ini bisa menguatkan
hipotesis dalam arti hipotesis diterima, dan dapat pula memperlemah hipotesis, dalam arti
hipotesis ditolak. Dari langkah terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan
masalah yang telah dirumuskan tersebut.
H. Bagaimana Menemukan Masalah
Ada dua metode untuk menemukan masalah penelitian:
1. Pendekatan Formal
2. Pendekatan Informal
Pendekatan Formal
1. Metode Analog (Analog Method)
Metode ini menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian pada bidang
tertentu untuk menemukan masalah penelitian pada bidang lain yang terkait.
2. Metode Renovasi (Renovation Method)
Masalah penelitian ditentukan dengan cara memperbaiki atau mengganti komponen teori
atau metode yang kurang relevan dengan komponen teori atau metode lain yang lebih
efektif .
3. Metode Dialektis (Dialectic Method)
Metode ini menemukan masalah dengan mengajukan usulan pengembangan terhadap
teori atau metode yang telah ada.
4. Metode Morfologi (Morphology Method)
Metode untuk menemukan masalah dengan menganalisis berbagai kemungkinan
kombinasi bidang masalah penelitian yang saling berhubungan dalam bentuk matrik.
5. Metode Dekomposisi (Decomposition Method)
Menemukan masalah dengan cara membagi masalah ke dalam elemen-elemen yang lebih
spesifik.
6. Metode Agregasi (Aggregation Method)
Menemukan masalah dengan menggunakan hasil penelitian atau teori dari berbagai
bidang penelitian yang berbeda.
Pendekatan Informal
1. Metode perkiraan (Conjecture Method)
Masalah penelitian berdasarkan intuisi pembuat keputusan mengenai situasi tertentu yang
diperkirakan mempunyai potensi masalah
2. Metode Fenomenologi (Phenomenology Method)
Menemukan masalah berdasarkan hasil observasi terhadap fakta atau kejadian
3. Metode Konsensus (Consensus Method)
Masalah penelitian berdasarkan adanya konsensus atau konvensi dalam praktik bisnis
4. Metode Pengalaman (Experiences Method)
Masalah penelitian berdasarkan pengalaman perusahaan atau orang-orang dalam
perusahaan
I. Lingkup Masalah Penelitian Keperawatan Menurut Nursalam ( 2000:8 )
Prioritas/lingkup riset keperawatan berdasarkan kelompok ilmu keperawatan di kembangkan
menjadi :
1. Prioritas kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat
2. Pencegahan perilaku dan lingkungan yang berakibat buruk pada masalah kesehatan.
3. Menguji model praktik keperawatan di komunitas.
4. Menentukan efektivitas intervensi keperawatan pada infeksi HIV/AIDS
5. Mengkaji pendekatan yang efektif pada gangguan perilaku
6. Evaluasi intervensi keperawatan yang efektif pada penyakit kronis
7. Identifikasi factor-faktor bioperilaku yang berhubungan dengan kemampuan koping.
8. Mendokumentasikan efektivitas pelayanan kesehatan/keperawatan
9. Mengembangkan masalah dan metodologi riset pelayanan kesehatan/keperawatan
10. Menentukan efektifitas biaya perawatan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam.(2011).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan edisi 2
.jakarta : salemba Medika
Notoatmodjo Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta