Post on 10-Feb-2021
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Di dalam bab V ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasannya
setelah penelitian melakukan penelitiann dilapangan, mengenai Pengaruh Komunikasi
Interpersonal dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Po Semarang. Dari hasil
penelitian ini, akan dijelaskan mengenai karakteristik responden, karakteristik variabel dan uji
hipotesis dalam menjawab rumusan masalah.
5.1 Karateristik Responden
Dalam penelitian Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Karyawan di Hotel PO Semarang, karakteristik responden akan di jelasakan berdasarkan jenis
kelamin dan usia responden. Kuesioner akan di sebarkan pada 72 karyawan di Hotel Po
Semarang. Dibeberapa departemen diantaranya departemen Housekeeping (HK), Food and
Beverage(FB), Security, Marketing. Penyebaran kuesioner dilakukan pada 1 juli sampai 10
September 2018.
5.1.1 Jenis Kelamin
Hasil pembagian kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan pada jenis kelamin
sebagai berikut.
Table 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2018
Jenis Kelamin Jumlah Presentase %
Laki-Laki 42 42.00
Perempuan 30 30.00
Total 72 100.00
Sumber : Olahan data primer 2018
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini responden berjenis
kelamin laki-laki dengan presentase sebesar 42%. Sedangkan perempuan sebesar 30%. Hal ini
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang sangat jauh dari responden laki-laki dan
perempuan. Seperti halnya pada karakteristik berdasarkan jenis kelamin ini laki-laki
merupakan angka yang tinggi dari perempuan. Hal ini dimungkinkan karena karyawan Hotel
Po Semarang yang berjenis kelamin laki-laki lebih tertarik dalam bidang perhotelan, namun
tidak menutup kemungkinan perempuan juga tertarik di bidang perhotelan.
5.1.2 Usia
Hasil pembagian kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan pada usia ditunjukan pada
tabel 5.2 berikut ini
Tabel 5.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tahun 2018
Sumber: Olahan data primer 2018
Berdasarkan usia responden pada tabel 5.2 tersebut menunjukkan bahwa, responden antara 19
- 25 tahun sebanyak 32 orang dengan presentase 32%, responden yang berusia antara 26 - 30
tahun sebanyak 30 orang dengan presentase 30%, responden yang berusia lebih dari dari 31
tahun sebanyak 10 orang dengan presentase 10%. Jumlah karakteristik usia responden yang
paling tinggi berusia 19 - 25 tahun yaitu 32%. Hal ini dimungkinkan usia produktif yang
mampu bekerja secara maksimal yang terdapat dalam dunia perhotelan.
5.1.3 Status Perkawinan
Tabel 5.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Tahun 2018
Sumber: Olahan data primer 2018
Usia Jumlah Presentase %
19-25 tahun 32 32.00
26-30 tahun 30 30.00
Lebih dari 31
tahun
10 10.00
Total 72 100.00
Status Jumlah Presentase %
Menikah 30 30.00
Belum Menikah 42 32.00
Total 72 100.00
Karakteristik responden berdasarkan status yaitu menikah dengan presentase 30% responden
dan belum menikah presentase 42% responden. Hal ini bisa dilihat bahwa status belum
menikah lebih tinggi jumlahnya dengan yang sudah menikah namun perbedaannya tidak terlalu
jauh. Berdasarkan status belum menikah yang merupakan angka yang sangat tinggi dari status
menikah, hal ini dimungkinkan karena beberapa responden ada yang baru meniti karir.
5.1.4 Penghasilan (Per-Bulan)
Tabel 5.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pengasilan Per-bulanTahun 2018
Sumber : Olahan data primer 2018
Berdasarkan pengasilan per-bulan responden pada tabel 5.4 tersebut menunjukkan
bahwa, karakteristik responden dengan pengasilan per bulan antara kurang dari Rp 1.500.000
sebanyak 7 orang dengan presentase 7%, penghasilan Rp 1.500.000 - Rp 3.000.000 sebanyak
37 orang dengan presentase 37%, pengasilan responden lebih dari Rp 3.000.000 – Rp
5.000.000 sebanyak 25 orang dengan presentase 25%, dan lebih dari 5.000.000 sebanyak 3
orang dengan presentase 3%. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan (per-bulan)
tertinggi 37% yaitu dengan penghasilan Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000.
5.2 Deskriptif Variabel Penelitian
5.2.1 Variabel Komunikasi Interpersonal
Pada deskriptif komunikasi interpersonal, penilaian dilakukan dengan tujuh indikator,
diantaranya adalah keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesamaan, keyakinan,
kesiapan.
Penghasilan Per-bulan Jumlah Presentase %
Kurang dari Rp 1.500.000 7 7.00
Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 37 37.00
Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000 25 25.00
Lebih dari Rp 5.000.000 3 3.00
Total 72 100.00
1. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Keterbukaan
Tabel 5.5
Sumber: Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa karyawan yang memiliki sifat
keterbukaan yaitu 67 responden dengan presentase (93.1%), dan karyawan yang Tidak Terbuka
yaitu 5 responden dengan presentase (6.8%). Dalam hal ini keterbukaan dalam berkomunikasi
dengan orang lain mampu terbuka dengan rekan kerja ataupun pimpinan. Hasil ini menunjukan
bahwa komunikasi interpersonal dengan aspek keterbukaan berpengaruh dengan karyawan
Hotel Po Semarang. Berkomunikasi dengan orang lain dengan sedekat mungkin dimaksud
disini yaitu karyawan yang memiliki sifat yang mau terbuka dengan siapa pun. Contohnya pada
saat diskusi bisa menyampaikan pendapat tidak diam saja.
2. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Empati
Tabel 5.6
Sumber: Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa 69 responden dengan presentase (95.8%)
yang empati dan 3 responden dengan presentase (4.2%) tidak empati. Dalam hal bahwa
karyawan mampu menjadi pendengar yang baik bagi atasan atau pimpinan Hasil ini
Komunikasi Interpersonal Aspek Keterbukaan Tahun 2018
Aspek
Frequency Presentasi Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Terbuka 67 91.8 93.1 93.1
Tidak Terbuka 5 6.8 6.9 100.0
Total 72 98.6 100.0
Total 72 100.0
Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Empati Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Empati 69 95.8 95.8 95.8
Tidak Empati 3 4.2 4.2 100.0
Total 72 100.0 100.0
menunjukan bahwa karyawan berempati dalam komunikasi interpersonal dengan aspek empati
berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.
Menjadi pendengar yang baik adalah bahwa karyawan bisa memposisikan saat diskusi
dengan rekan kerja atau dengan atasan. Contohnya ketika rekan kerja sedang dalam masalah
dalam pekerjaan, sebagai karyawan yang empati bisa menjadi pendengar dan mungkin bisa
memberikan solusi bagi rekan kerja yang sedang ada masalah dalam pekerjaan.
3. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Dukungan
Tabel 5.7
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa 70 responden dengan presentase (97.2%) yang
mendukung dan 2 responden dengan presentase (2.8%) tidak mendukung bahwa karyawan
memerlukan dukungan satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan sangat
memperlukan adanya dukungan dari rekan kerja dan saling berkerja sama rekan kerja dengan
lainnya. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan adanya dukungan dengan sesama rekan kerja
maka semua bisa berjalan dengan baik, dan komunikasi interpersonal dalam aspek dukungan
berpengaruh bagi karyaawan Hotel Po Semarang.
4. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kepositifan
Tabel 5.8
Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kepositifan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Positif 70 97.2 97.2 97.2
Tidak Positif 2 2.8 2.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
Sumber : Olahan data primer, 2018
Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Dukungan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Mendukung 70 97.2 97.2 97.2
Tidak Mendukung 2 2.8 2.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 5.8, dapat diketahui bahwa 70 responden dengan presentase (97.2%) yang
memiliki respon positif dan 2 responden dengan presentase (2.8%) yang tidak memiliki respon
positif, bahwa karyawan bersikap positif dengan adanya ketidaksetujuan orang lain atau rekan
kerja. Hal ini menunjukkan karyawan memiliki respon positif yang baik, dalam komunikasi
interpersonal dengan aspek kepositifan berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.
Hasil ini menunjukan bahwa karyawan dengan ada sikap positif antara karyawan dengan yang
lain maka jika ada ketidaksetujuan kemungkinan besar bisa diatasi dengan baik dengan rekan
kerja lainnya.
5. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesamaan
Tabel 5.9
Sumber: Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.9, dapat diketahui bahwa 71 responden dengan presentase (98.6%) yang
setuju dengan aspek kesamaan dan 1 responden dengan presentase (1.4%) yang tidak setuju
bahwa memiliki kesaaman dalam menjalankan hasil keputusan rapat. Hal ini menunjukan
bahwa karyawan bersikap professional ketika hasil keputusan rapat yang sudah ditetapkan.
Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal dalam aspek kesamaan sesuai atau
berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.
Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesamaan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sama 71 98.6 98.6 98.6
Tidak Sama 1 1.4 1.4 100.0
Total 72 100.0 100.0
6. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Keyakinan
Tabel 5.10
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.10, dapat diketahui bahwa sebagian besar yaitu 70 responden dengan
presentase (97.2%) yang yakin dan 2 responden dengan presentase (2.8%) tidak yakin bahwa
karyawan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan Hotel Po Semarang mampu dan yakin menjalankan tugas-tugas dengan penuh
tanggung jawab. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal dalam aspek
keyakinan berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.
7. Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesiapan
Tabel 5.11
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.11, dapat diketahui bahwa 72 responden dengan presentase (100%) yang
siap bahwa karyawan ketika diberi tugas tambahan oleh pimpinan. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan Hotel Po Semarang mempunyai respon positif dan profesional ketika pimpinan
memberikan tugas tambahan.
Contohnya pada saat karyawan di berikan tugas untuk menjadi perwakilan pelatihan mengenai
pengetahuan hotel, karyawan itu bisa mengiinforamasikan kepada rekan kerja sebagai ilmu
tambahan kepada sesama rekan kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal
dalam aspek kesiapan berpengaruh dengan karyawan Hotel Po Semarang.
Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Keyakinan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Yakin 70 97.2 97.2 97.2
Tidak Yakin 2 2.8 2.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Kesiapan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Siap 72 100.0 100.0 100.0
Tabel 5.12
Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Interpersonal
No Kategori Interval Frekuensi Presentase %
1 Sangat Baik 48-56 20 27.80
2 Baik 37-47 52 72.2
3 Tidak Baik 26-36 0 00.00
4 Sangat Tidak Baik 14-25 0 00.00
Total 72 100.00
Sumber: Olahan Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.12, distribusi frekuensi variabel Komunikasi Interpersonal dikelompokkan
kedalam 4 kategori yaitu Sangat Baik, Baik, Tidak Baik, Sangat Tidak Baik. Hasil perhitungan
dari ke-4 kategori tersebut bahwa Komunikasi Interpersonal dengan kategori Sangat Baik pada
interval 48-56 sebanyak 20 karyawan dengan presentase (27.80%), dan Komunikasi
Interpersonal dengan kategori Baik pada interval 37- 47 sebanyak 52 karyawan dengan
presentase (72.2%) dan Komunikasi Interpersonal kategori Tidak baik dan Sangat Tidak Baik
sebanyak 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa, variabel pengaruh Komunkasi Interpersonal pada
karyawan Hotel Po Semarang berada pada kategori Baik yaitu sebanyak 52 karyawan (72.2%)
dari jumlah sampel 72 Karyawan Hotel Po Semarang.
5.2.2 Variabel Motivasi Kerja
Pada deskriptif Motivasi Kerja, penilaian dilakukan dengan tiga indikator, diantaranya
adalah perilaku karyawan, usaha karyawan dan kegigihan karyawan.
1. Motivasi Kerja Dalam Aspek Prilaku Karyawan
Tabel 5.13
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.13, dapat diketahui bahwa dari 68 responden dengan presentase (94.4%)
respon baik dalam berprilaku dan 4 responden dengan presentase (5.6%) yang tidak memiliki
Motivasi Kerja Dalam Aspek Prilaku Karyawan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 68 94.4 94.4 94.4
Tidak Baik 4 5.6 5.6 100.0
Total 72 100.0 100.0
respon baik bahwa karyawan tetap bekerja dengan optimal meskipum tidak ada tambahan gaji.
Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang mempunyai respon yang baik
terhadap pekerjaan yang dilakukannya, maupun atasan sehingga semua bisa memiliki gagasan
atau ide pada saat diskusi atau sedang rapat. Memilih diam meskipun memiliki ide, gagasan,
dan pendapat baik dimaksud adalah karyawan yang mau memberikan idenya kepada semua
rekan kerja pada saat sedang rapat dan tidak merasa takut salah jikalau ide atau gagasan itu
tidak diterima dengan orang lain. Contohnya pada saat morning briefing atau affertnoon
briefing karyawan bisa memberikan segala ide dan gagasan pada saat itu.
2. Motivasi Kerja Dalam Aspek Usaha Karyawan Tabel 5.14
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.14, dapat diketahui bahwa dari 70 responden dengan presentase (97.2%)
yang berusaha memberikan tanggapan di forum rapat dan 2 responden dengan presentase
(2.8%) tidak berusaha untuk memberikan tanggapan di forum rapat. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan Hotel Po Semarang mempunyai respon positif ketika sedang diskusi atau
rapat. Karyawan Hotel Po Semarang aktif untuk meberikan masukan.
3. Motivasi Kerja Dalam Aspek Kegigihan Karyawan
Tabel 5.15
Sumber : Olahan data primer, 2018
Motivasi Kerja Dalam Aspek Usaha Karyawan
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Berusaha 70 97.2 97.2 97.2
Tidak Berusaha 2 2.8 2.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
Motivasi Kerja Dalam Aspek Kegigihan Karyawan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Gigih 71 98.6 98.6 98.6
Tidak Gigih 1 1.4 1.4 100.0
Total 72 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 5.15, dapat diketahui bahwa dari 71 responden dengan presentase (98.6%)
yang memiliki kegigihan ketika diberi tugas tambahan oleh pimipinan dan 1 responden dengan
presentase (1.4%) yang tidak memiliki kegigihan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel
Po Semarang mempunyai respon positif ketika diberi tugas tambahan oleh pimpinan.
Siap diberi tugas tambahan yang dimaksud adalah bisa disebut juga dengan lembur atau ketika
ada suatu acara yang sangat membutuhkan banyak orang karyawan tersebut diberikan tugas
tambahan untuk lembur.
Tabel 5.16
Total Keseluruhan Aspek Dalam Variabel Motivasi Kerja
No Kategori Interval Frekuensi Presentase %
1 Sangat
Termotivasi
24-29 2 2.8
2 Termotivasi 18-23 65 90.3
3 Tidak Termotivasi 12-17 5 6.9
4 Sangat Tidak
Termotivasi
6-11 0 00.00
Total 72 100.00
Sumber: Olahan Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.16, distribusi frekuensi variabel Motivasi Kerja dikelompokkan kedalam
4 kategori yaitu Sangat Termotivasi, Termotivasi, Tidak Termotivasi, Sangat Tidak
Termotivasi. Hasil perhitungan dari ke-4 kategori tersebut bahwa Motivasi Kerja dengan
kategori Sangat Termotivasi pada interval 24-29 sebanyak 2 karyawan dengan presentase
(2.8%), dan Motivasi Kerja dengan kategori Termotivasi pada interval 18-23 sebanyak 65
karyawan dengan presentase (90,3%) dan Motivasi Kerja kategori Tidak Termotivasi pada
interval 12-17 sebanyak 5 karyawan dengan presentase (6.9%) dan Sangat Tidak Termotivasi
sebanyak 0. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pengaruh variabel Motivasi Kerja pada karyawan
Hotel Po Semarang berada pada kategori Termotivasi yaitu sebanyak 65 karyawan (65,00%)
dari jumlah sampel 72 Karyawan Hotel Po Semarang.
5.2.3 Variabel Kinerja Karyawan
Pada variabel kinerja karyawan, penilaian dilakukan dengan 5 indikator, diantaranya jumlah
pekerjaan, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu, kehadiran, dan kemampuan kerja sama.
1. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Jumlah Pekerjaan
Tabel 5.17
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarakan tabel 5.17, dapat diketahui sebanyak 70 responden dengan presentase
(97.2%) memiliki respon baik dan 2 responden (2.8%) tidak memiliki respon baik bahwa
menggunakan fasilititas kantor dengan baik sesuai kebutuhan pekerjaan, hal ini menunjukkan
bahwa karyawan Hotel Po Semarang sangat membutuhkan fasilitas untuk menunjang
pekerjaannya. Contohnya menggunakan jasa angkutan taksi, jika karyawan ada yang
ditugaskan untuk kerja di luar kantor misalnya bertemu client.
2. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kualtitas Pekerjaan
Tabel 5.18
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarakan tabel 5.18, dapat diketahui sebanyak 72 responden dengan presentase (100%)
memiliki kualitas bahwa melaksanakan tugas yang harus diingatkan pimpinan, hal ini
menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang melaksanakan pekerjaan tanpa harus
diingatkan oleh pimpinan tetapi dengan inisiatif karyawan itu sendiri melakukann
pekerjaannya dengan baik.
Kinerja Karyawan Dalam Aspek Jumlah Pekerjaan Tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 70 97.2 97.2 97.2
Tidak Baik 2 2.8 2.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kualitas Pekerjaan tahun 2018
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Berkualitas 72 100.0 100.0 100.0
3. Kinerja Karyawan dalam aspek Ketepatan waktu
Tabel 5.19
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.19, dapat diketahui sebanyak 72 responden dengan presentase (100%)
setuju bahwa menyelesaikan pekerjaan sesuai standar kerja dengan tepat waktu, hal ini
menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang menyelesaikan pekerjaan sudah sesuai
dengan standar Hotel Po Semarang.
4. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kehadiran
Tabel 5.20
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.20, dapat diketahui sebanyak 57 responden dengan presentase (79.2%)
yang setuju hadir dan pulang dengan tepat waktu dan sebanyak 15 responden dengan presentase
(20.8%) menjawab tidak setuju hadir dan pulang tepat waktu, hal ini menunjukkan bahwa
karyawan Hotel Po Semarang sudah melakukan sesuai dengan ketentuan Hotel.
Komunikasi Interpersonal Dalam Aspek Ketepatan Waktu
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tepat Waktu 72 100.0 100.0 100.0
Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kehadiran
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Hadir 57 79.2 79.2 79.2
Tidak Hadir 15 20.8 20.8 100.0
Total 72 100.0 100.0
5. Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kemampuan Kerja Sama
Tabel 5.21
Sumber : Olahan data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.21, dapat diketahui sebanyak 72 responden denhan presentase
(100%) setuju dan mampu bekerja sama. Dalam hal ini karyawan telah memenuhi standar
kerja, hal ini menunjukkan bahwa karyawan Hotel Po Semarang sudah melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan standar hotel.
Tabel 5.22
Total Keseluruhan Variabel Kinerja Karyawan
No Kategori Interval Frekuensi Presentase %
1 Sangat Berkinerja 37-45 1 1.4
2 Berkinerja 28-36 71 98.6
3 Tidak Berkinerja 19-27 0 00.00
4 Sangat Tidak
Berkinerja
10-18 0 00,00
Total 72 100.00
Sumber: Olahan Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.22, distribusi frekuensi variabel Kinerja Karyawan dikelompokkan
kedalam 4 kategori yaitu Sangat Berkinerja, Berkinerja, Tidak Berkinerja, Sangat Tidak
Berkinerja. Hasil perhitungan dari ke-4 kategori tersebut bahwa Kinerja Karyawan dengan
kategori Sangat Berkinerja pada interval 37-45 sebanyak 1 dengan presentase (1.4%). Kinerja
Karyawan dengan kategori Berkinerja pada interval 28-36 sebanyak 71 karyawan dengan
presentase (98.6%) dan Kinerja karyawan kategori Tidak baik dan Sangat Tidak Baik sebanyak
0. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kinerja Karyawan berada kategori baik atau berkinerja
dengan presentase (100.00%).
Kinerja Karyawan Dalam Aspek Kemampuan Kerja Sama
Aspek
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Mampu Berkerja
Sama 72 100.0 100.0 100.0
5.3 Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda,
dalam penelitian ini terdapat tiga hipotesis yang diajukan. keenam hipotesis yang diajukan
adalah:
H0 = Tidak Terdapat pengaruh antara variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja
karyawan di Hotel Po Semarang.
H1 = Terdapat pengaruh variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di Hotel
Po Semarang.
H0 = Tidak terdapat pengaruh antara variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja
karyawan di Hotel Po semarang
H2 = Terdapat pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di Hotel Po
Semarang
H0 = Tidak terdapat pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di Hotel Po
semarang
H3 = Terdapat pengaruh Komunikasi interpersonal terhadap motivasi kerja dalam kinerja
karyawan di Hotel Po Semarang.
5.3.1 Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan
Variabel komunikasi interpersonal berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan, hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan 0.000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa variabel komunikasi interpersonal berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan.
5.3.2 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Variabel motivasi kerja tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan, hal ini dapat dilihat
nilai signifikasi sebesar 0,874 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukan variabel motivasi
kerja secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
5.3.3 Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Variabel Komunikasi interpersonal dan Motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dapat dilihat
bahwa variabel komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang lebih dominan terhadap
kinerja karyawan sedangkan motivasi kerja tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hal ini dilihat pada nilai signifikan variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja
karyawan 0.000 lebih kecil 0,05 dan nilai signifikan motivasi kerja sebesar 0,874 yang lebih
besar dari 0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan yang berarti
berpengaruh pada kinerja karyawan.
5.4 Uji Koefisien Determinasi
Berikut merupakan hasil olahan uji koefisien determinasi pengaruh Komunikasi
Interpersonal dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan.
Tabel 5.21
Uji Koefisien Determinasi
Sumber : Output data uji regresi,2018
Berdasarkan hasil analisis seperti 5.21, diketahui bahwa ada korelasi yang kuat antara
Komunikasi interpersonal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dapat dibuktikan nilai
r hitung sebesar 0,619 (>0,600). Koefisien determinasinya nilai (R Square) sebesar 0,384 atau
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .619a .384 .366 1.68547
a. Predictors: (Constant), MotivasiKerja, KomInter
b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
sebesar 36,6%. Nilai ini diperoleh dari (R2 x 100%). Dengan koefisien determinasi yang telah
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,366. Hal ini menunjukan bahwa variabel
komunikasi interpersonal dan motivasi kerja dapat menjelaskan variabel kinerja karyawan 36.6
%, sedangkan 63,3 % dijelaskan oleh variabel lain. Variabel lain dalam hal ini dapat berupa
gaji, atau tunjangan.
5.5 Uji F
Berikut merupakan hasil uji F pengaruh komunikasi interpersonal dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan. Dasar pengambilan keputusan jika sig < 0,05 maka H1 diterima
atau artinya variabel X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y.
Tabel 5.22
Uji F
Sumber : Output data uji regresi, 2018
Berdasarkan hasil uji F test uji regresi, diperoleh nilai F hitung sebesar 21,468 dengan
tingkat signifikansi 0,000, oleh karena itu probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka secara
bersama-sama variabel komunikasi interpersonal dan variabel motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja dan dengan demikian maka H3 yaitu terdapat pengaruh antara komunikasi
interpersonal terhadap kinerja karyawan diterima.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 121.971 2 60.985 21.468 .000a
Residual 196.015 69 2.841
Total 317.986 71
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Komunikasi Interpersonal
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
5.6 Persamaan Regresi
Berikut merupakan tabel hasil dari output uji regresi linier berganda dimana Y= α +
β1X1 + β2X2. Tabel 5.23
Persamaan regresi
Sumber : Output data uji regresi, 2018
Pengaruh komunikasi interpersonal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan diuji
dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian
dengan teknik regresi linier berganda, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut:
Y = 11,608 + 0,418 X1 - 0,018 X2
Persamaan regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 11,608, artinya bahwa jika tidak ada variabel komunikasi
interpersonal dan motivasi kerja, maka nilai kinerja karyawan sebesar 11,608.
2. Koefisien regresi sebesar 0,418, artinya bahwa setiap penambahan satu satuan motivasi
kerja, maka akan meningkatkan nilai kinerja karyawan sebesar 0,418 dengan asumsi
variabel lainnya konstan.
3. Koefisien regresi sebesar -0,018, artinya bahwa setiap penurunan (karena tanda -) satu
satuan komunikasi interpersonal, maka akan menurunkan nilai kinerja karyawan
sebesar 0,018 dengan asumsi variabel lainnya konstan.
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen komunikator (X1) dan pesan (X2) terhadap
variabel dependen keputusan pembelian (Y) dianalisis menggunakan model regresi linier
berganda dengan bantuan program spss dengan perolehan hasil sebagai berikut:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.608 2.356 4.926 .000
KomInter .418 .073 .628 5.750 .000
MotivasiKerja -.018 .114 -.017 -.159 .874
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
5.7 Uji T
Tabel 5.24
Uji T
Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1) Pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan
Uji T diperoleh dari hasil signifikansi sebesar 0,00 yang lebih kecil dari nilai 0,05 maka H1
yaitu Terdapat pengaruh variabel komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di Hotel
Po Semarang diterima, yang berarti variabel komunikasi interpersonal secara signifikan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada taraf signifikansi 5%
2) Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
Uji T dari hasil signifikansi sebesar 0,874 yang lebih besar dari 0,05. maka H2 yaitu tidak
terdapat pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Hotel Po Semarang
ditolak. yang berarti variabel motivasi kerja secara signifikan tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pada taraf signifikansi 5%.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11.608 2.356 4.926 .000
KomInter .418 .073 .628 5.750 .000
MotivasiKerja -.018 .114 -.017 -.159 .874
a. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber : Output data uji regresi, 2018
5.8 Sumbangan Efektif Variabel Independen (SE)
Berdasarkan tabel diatas sumbangan efektif dari setiap variabel dapat dihitung dengan
menggunakan rumus SE(X)=Betax x koefisien korelasi x 100%, hasilnya adalah sebagai
berikut:
1. Sumbangan efektif variabel komunikais interpersonal (X1) terhadap kinerja
karyawan(Y)
SE(X1) = -0,628 x -0,619 x 100%
= 0,389 = 38,9%
2. Sumbangan efektif variabel motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)
SE(X2) = 0,017x 0,797 x 100%
= -0,005 = - 0,5%
3. Sembangan Efektif (SE) total dapat dihitung sebagai berikut:
SE total = SE(X1) - SE(X2)
= 0,389 - 0,005
= 0,384 = 38,4%
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sumbangan efektif variabel komunikasi
interpersonal (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 38,9%, sementara sumbangan efektif
variabel motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar -0,5%. Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel komunikasi interpersonal memiliki pengaruh yang lebih
dominan terhadap variabel motivasi kerja. Untuk total SE adalah sebesar 38,4 %, Hasil ini tidak
sama dengan koefisien determinasi yaitu 36,6 % karena total sumbangan efektif dijumlah
secara manual sehingga masih berupa data mentah, sedangkan koefisien determinan hasilnya
sudah dikoreksi.
5.9 Pembahasan
Hotel Po Semarang menjadi salah satu hotel yang cukup terkenal di Kota Semarang yang
sebelumnya Hotel ini dinamakan Hotel Crowne Plaza Semarang, kini sudah berganti nama
menjadi Hotel Po Semarang. Didalam penelitian ini peneliti menemukan satu variabel bebas
yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Hotel Po Semarang. Variabel bebas tersebut
adalah Komunikasi interpersonal, Secara keseluruhan penelitian ini telah menunjukkan adanya
penerimaan terhadap ketiga hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini. Berdasarkan
tabel 5.24 hasil perhitungan menunjukan bahwa T hitung komunikasi interpersonal adalah
5.750 yang berarti lebih besar dari T tabel 1.666 dan signifikansi dari t hitung komunikasi
interpersonal adalah 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak. Sumbangan efektif yang diberikan oleh
variabel komunikasi interpersonal sebesar 38,9 %. Kondisi ini menunjukan bahwa komunikasi
interpersonal (X1) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y) namun pengaruhnya sangat
kecil. Peneliti juga melihat pada hal ini karyawan Hotel Po Semarang berjenis kelamin laki-
laki lebih banyak di banding dengan perempuan. Laki-laki dengan presentase sebesar 42%
sedangkan Perempuan memiliki presentase sebesar 30% hal ini juga dapat dilihat dalam dari
usia responden 19- 25 tahun dengan presentase sebanyak 32% dengan status perkawinan paling
banyak yaitu belum menikah dengan presentase sebesar 42% dan dengan penghasilan
1.500.000- 3.000.000 dengan presentase sebesar 37%.
Berdasarkan hasil data kuesioner dari 72 responden yaitu karyawan Hotel Po Semarang
responden yang telah diolah, menunjukan bahwa komunikasi interpersonal memiliki
kemampuan menjalankan tugas dengan tanggung jawab sebanyak 68% (tabel 5.3) dan
komunikasi interpersonal memiliki komunikasi yang sedekat mungkin dengan orang lain
sehingga lebih menyenangkan dan menarik perhatian responden sebanyak 64% (tabel 5.4). Hal
ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Beny Usman (2013) yang meyatakan bahwa
Komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil ini menunjukan
bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Dengan hasil menunjukkan bahwa
komunikasi interpersonal diterima dikarekan didukung oleh aspek-aspek dari komunikasi
interpersonal yaitu keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, kesamaan, keyakinan,
kesiapan.
Berdasarkan tabel 5.27 hasil perhitungan menunjukan bahwa T hitung motivasi kerja
adalah -1.59 yang berarti lebih kecil dari T tabel 1.666 dan signifikansi dari t hitung kmotivasi
kerja adalah 8,74 < 0,05 maka H0 ditolak. Sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel
motivasi kerja sebesar -0,5% Kondisi ini menunjukan bahwa motivasi kerja (X1) secara
signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). Dari hasil data yang telah diolah,
menunjukan bahwa motivasi kerja mengeluh ketika banyak kerjaan 71% (tabel 5.4). Hasil ini
menunjukkan sesuai dengan apa yang di kemukaan oleh Ardityo Wirawan (2013) Motivasi
kerja tidak terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan. Hail ini menunjukkan bahwa
hipotesis kedua ditolak.