Post on 06-Feb-2016
description
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dengan rancangan
penelitian cross-sectional analytic pada pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit
Swasta Kota Mataram. Metode penelitian cross-sectional dipilih karena sampel
diambil dalam satu waktu yang kemudian dilakukan analisis. Setiap pasien yang
datang ke Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram akan dilakukan wawancara dan
ditanya mengenai beberapa hal sesuai dengan pertanyaan yang telah disediakan
pada kuesioner.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian yaitu di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram. Waktu
penelitian dilakukan dari bulan Januari 2013.
3.3 Populasi Penelitian
Pasien yang datang di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram yang termasuk
dalam kriteria inklusi. Populasi penelitian ini dianggap sebagai suatu populasi
terjangkau.
3.4 Sampel
3.4.1 Pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified sampling
merupakan pengambilan sampel secara proporsional dari strata atau lapisan (unit)
yang telah dibuat dari populasi berdasarkan karakteristik tertentu. Sampel yang
diambil adalah semua pasien rawat jalan yang datang periksa pada malam hari
sesuai dengan kriteria inklusi.
3.4.2 Besar sampel
Untuk pengambilan minimal jumlah pasien dalam penelitian ini, digunakan
konsensus (role of thumb):
a. Hitung besar sampel yang diperkirakan mengalami dengan efek positif yaitu
10 kali jumlah variabel bebas yang diteliti
b. Hitung besar sampel total dengan melakukan koreksi tehadap nilai yang
didapatkan pada langkah sebelumnya dengan daktor insiden,dengan
menggunakan rumus:
N '=NI
- N’ = besar sampel penelitian prognostik
- N = besar sampel sebelum koreksi
- I = insidensi
Jumlah sampel pada penelitian dengan jumlah variabel 3 dan perkiraan nilai
insidensi (I) pada penelitian sebelumnya sebesar 74%
N '=3 x1074 %
N '=40
Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu 40 orang.
3.4.3 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi sampel adalah:
a. Pasien rawat jalan yang datang memeriksakan diri atau melakukan pengobatan
di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram
b. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian dan diwawancarai
c. Berumur 17 ( tujuh belas ) tahun dan tidak lebih dari usia 80 tahun dengan
alasan pada umur tersebut responden mampu memberikan gambaran yang
sebenarnya tentang pelayanan yang diterimanya.
d. Mampu menjawab pertanyaan penelitian
3.4.4 Kriteria Eksklusi
Yang termasuk dalam kriteria eksklusi sampel :
a. Pasien yang memiliki keterbatasan dalam melakukan komunikasi
3.5 Variabel Penelitian
3.5.1 Variabel tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah tingkat pemahaman pasien
dari informasi medis.
3.5.2 Variable bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor dokter, pasien, dan
lingkungan.
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Tingkat pemahaman informasi medis
Tingkat pemahaman informasi medis adalah tingkat pemahaman pesien
terhadap 6 informasi yang meliputi diagnosis, tindakan yang dilakukan,
tujuan tindakan, alternatif tindakan, resiko dan komlikasi, serta prognosis
dari tindakan medis. Pemahaman pasien dikatakan baik jika pasien
mengerti dan dapat menjelaskan sedikitnya 4 dari informasi medis tersebut
serta dikatakan pasien tidak paham jika kurang dari 4 informasi medis
tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan skala
pengukuran menggunakan skala nominal.
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman pasien
tentang informasi medis yang berasal dari pasien, dokter, dan lingkungan
a. Faktor dokter
Karakteristik dokter yang berperan penting dalam proses penyampaian
informasi medis menurut Biben (2005) meliputi keterbukaan,
penggunaan bahasa pasien, dan kelengkapan informasi medis yang
disampaikan yamg terangkum dalam 21 pertanyaan kuesioner. Dokter
yang baik adalah dokter yang mendapat penilaian positif dari pasien
minimal 11 pertanyaan yang diajukan dari kuesioner. Dokter yang
tidak baik adalah dokter yang mendapat penilaian positif dari pasien
kurang dari 11 pertanyaan yang diajukan kuesioner. Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan skala pengukuran
dengan skala nominal.
Faktor resiko dokter yang ditanyakan dalam kuesioner yaitu:
1) Dokter memperkenalkan diri
Memperkenalkan diri merupakan salah satu bentuk sambung
rasa antara dokter dengan pasiennya dan dengan itu pula pasien
akan merasa percaya terhadap dokter yang melayaninya.
2) Dokter menanyakan nama pasien
Menayakan nama pasien merupakan bentuk sambung rasa
dokter dengan pasien. Selain itu menyakan nama pasien juga
merupakan suatu kewajiban dokter guna melengkapi identitas
medis pasien.
3) Dokter menanyakan umur pasien
Umur pasien merupakan salah satu kelengkapan medis yang
harus ditanyakan oleh dokter
4) Dokter menanyakan pekerjaan pasien
Pekerjaan pasien dapat digunakan untuk menentukan status
sosial serta pada beberapa kasus dapat membantu untuk
menjelaskan mekanisme dari penyakit yang diderita oleh pasien.
5) Dokter menanyakan alamat
Alamat pasien dapat digunakan untuk melengkapi identitas dari
pasien itu sendiri.
6) Dokter menanyakan keluhan pasien
Keluhan dari pasien merupakan masalah yang hasur digali
dengan seksama guna mencapai suatu diagnosis. Diagnosis
penyakit yang diderita pasien tersebut nantinya akan
menentukan tindakan yang dilakukan kepada pasien.
7) Dokter mendengarkan dengan baik setiap keluhan pesien
Dokter yang mendengarkan dengan baik keluhan pasien
merupakan dokter yang memiliki itikad baik kepada pasien.
Mendengarkan keluhan pasien juga dapat mengarahkan dokter
menuju suatu diagnosis yang tepat.
8) Dokter menjelaskan mekanisme yang mendasari penyakit pasien
Menjelaskan mekanisme gejala dilakukan untuk memberikan
penjelasan kepada pasien tentang penyebab terjadinya keluhan
dari pasien tersebut.
9) Dokter menjelaskan diagnosis dari penyakit yang diderita pasien
Penjelasan tentang diagnosis dari penyakit pasien merupakan
kewajiban dari seorang dokter.
10) Dokter menjelaskan tatacara tindakan yang akan dilakuakan
kepada pasien
Penjelasan tatacara tindakan marupaka hak dari pasien dan
merupakan kewajiban seorang dokter.
11) Dokter menjelaskan alternatif tindakan medis yang akan
dilakukan
Penjelasan alternatif tindakan merupakan kewajiban dari dokter
ketika penyakit yang diderita oleh pasien tersebut memiliki
alternatif tindakan lain atau ketika tindakan utama yang
diberikan tersebut gagal.
12) Dokter menjelaskan risiko dari tindakan alternatif yang akan
dilakukan kepada pasien
Penjelsan resiko dari setiap tindakan merupakan kewajiban dari
seorang dokter kepada pasien.
13) Dokter menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi
Penjelasan komplikasi dari suatu penyakit merupakan kewajiban
dari dokter kepada pasien guna menghindari kemungkinan
buruk yang terjadi pada penyakit pasien.
14) Dokter menjelaskan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
Penjelasan prognosis kepada pasien perlu diberikan oleh dokter
kepada pasien untuk mengetahui kemungkinan kesembuhan dari
penyakit yang diderita pasien
15) Dokter menggunakan istilah-istilah medis yang tidak pasien
pahami
Untuk mengetahui apakah dokter telah menggunakan bahasa
yang mudah pahami pasien atau tidak. Hal ini penting untuk
membentuk suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan
dokter.
16) Dokter menjelaskan istilah-istilah medis tersebut
Penjelasan tentang istilah medis yang digunakan oleh dokter
untuk mengetahui apakah dokter tersebut menggunakan bahasa
yang mudah pahami pasien atau tidak.
17) Dokter menjelaskan istilah kedokteran yang berkaitan dengan
penyakit pasien
18) Dokter menjelaskan istilah kedokteran yang tidak dimengerti
tanpa penjelasan lebih lanjut
19) Dokter memberikan umpan balik atau menanyakan kembali
kepada pasien akan sesuatu yang belum dimengerti oleh pasien
Umpan balik merupakan salah satu bentuk komunikasi efektif
antara pasien dokter dimana kedua pihak melakukan komunikasi
dua arah.
20) Dokter melakukan kontak mata atau melihat kearah pasien saat
pasien berbicara
Merupakan salah satu sikap profesional dokter dalam
menerapkan komunikasi efektif antara pasien dengan dokter
yang harus ditunjukkan seorang dokter.
21) Pasien merasa puas atau tidak dengan pelayanan dokter
Rasa puas merupakan suatu kesimpulan dari semua pertanyaan
diatas. Ketika dokter telah menyanyakan dan melayani dengan
baik pasiennya maka rasa puas akan disampaikan oleh pasien
begitu juga sebaliknya.
b. Faktor pasien
Karakteristik pasien yang berperan penting dalam proses penyampaian
informasi medis menurut Biben (2005) meliputi tipe pasien, tingkat
pendidikan, usia, dan persepsinya tentang alat-alat kedokteran yang
terangkum dalam pertanyaan kuesinoer. Pasien dikatakan baik jika
pasien menilai positif dirinya sendiri minimal 5 pertanyaan yang
diajukan dari kuesioner. Pasien dikatakan tidak baik jika menilai
positif dirinya sendiri kurang dari 5 pertanyaan yang diajukan dari
kuesioner. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan
skala pengukuran dengan menggunakan skala nominal.
Faktor resiko pasien yang ditanyakan dalam kuesioner yaitu:
1) Pasien memiliki televisi (TV)
Televisi merupakan media elektronik yang banyak digunakan
oleh masyarakat. Televisi menyediakan informasi kepada
masyarakat secara acak yang maksudnya informasi yang kita
inginkan tidak selalu dapat tersedia disaat kita butuhkan. Pasien
yang mempunyai televisi akan memiliki informasi yang lebih
dari orang yang tidak memiliki televisi.
2) Pasien berlangganan koran
Koran merupakan media cetak yang sering dikonsumsi
masyarakat untuk mencari informasi. Sama seperti televisi,
informasi yang diberitakan yaitu secara acak yang maksudnya
informasi yang kita inginkan tidak selalu dapat tersedia disaat
kita butuhkan. Pasien yang berlangganan koran akan memiliki
informasi yang lebih dari orang yang tidak membaca koran.
3) Pasien mengakses internet
Internet merupakan media elektronik yang menyediakan
informasi yang sangat luas. Informasi yang kita inginkan dapat
segera kita ketahui sesuai dengan keinginan kita. Pasien yang
mengakses internet akan memiliki informasi yang lebih dari
pasien yang tidak mengakses internet.
4) Aktivitas membaca, menonton, atau mengakses tema kesehatan
Aktivitas ini akan menjelaskan kebiasaan dan tingkat
pengetahuan pasien tentang suatu tema kesehatan. Pasien yang
pernah membaca, menonton, atau mengakses tema kesehatan
akan memiliki pengetahuan lebih banyak dari pasien yang tidak
pernah membaca, menonton, atau mengakses tema kesehatan.
5) Tema kesehatan yang pernah dibaca, ditonton, atau diakses
Tema kesehetan yang pernah dibaca, ditonton, atau diakses oleh
pasien digunakan untuk mengetahui tema apa saja yang pernah
diperoleh oleh pasien.
6) Aktivitas pasien mengikuti penyuluhan kesehatan
Aktivitas ini akan menjelaskan kebiasaan dan tingkat
pengetahuan pasien tentang suatu tema kesehatan. Pasien yang
pernah mengikuti penyuluhan kesehatan akan memiliki
pengetahuan lebih banyak dari pasien yang tidak pernah
mengikuti penyuluhan kesehatan.
7) Tema penyuluhan kesehatan yang pernah diikuti
Tema penyuluhan kesehetan yang pernah diikuti pasien
digunakan untuk mengetahui tema apa saja yang pernah
diperoleh oleh pasien.
8) Pasien menyampaikan keluhan kepada dokter
Pasien yang menyampaikan keluhannya kepada dokter akan
memudahkan dalam proses komunikasi dengan dokter dan
dalam penetuan diagnosis
9) Pasien menanyakan penyebab keluhan
Pasien yang menanyakan penyebab keluhannya kepada dokter
mengindikasikan bahwa pasien tersebut memiliki rasa ingin tahu
pada penyakit yang dialami.
c. Faktor lingkungan
Karakteristik lingkungan yang penting dalam proses penyampaian
informasi medis menurut Soewono (2005) meliputi keadaan tempat
pemeriksaan, ketersediaan media dalam penyampaiaan informasi,
jumlah kunjungan pasien tiap harinya, dan budaya setempat yang
terangkum dalam 11 pertanyaan kuesioner. Lingkungan dikatakan baik
jika pasien menilai positif pada kondisi lingkungan minimal 6
pertanyaan yang diajukan dari kuesioner. Lingkungan dikatakan tidak
baik jika kurang dari 6 pertanyaan yang diajukan dari kuesioner.
Pengukuran menggunakan kuesioner dengan skala nominal.
Faktor resiko lingkungan yang ditanyakan dalam kuesioner yaitu:
1) Ruang pemeriksaan menggunakan AC (air conditioner)
Ruang pemeriksaan yang menggunakan AC akan memberikan
rasa nyaman kepada pasien dalam menyampaikan atau
menerima informasi dari dan kepada dokter.
2) Suhu ruang pemeriksaan
Suhu ruangan akan memepengaruhi rasa nyaman kepada pasien
dalam menyampaikan atau menerima informasi dari dan kepada
dokter.
3) Luas ruang pemeriksaan
Luas ruang pemeriksaan akan mempengaruhi kenyamanan
pasien saat dilakukan pemeriksaan. Ruangan yang cukup luas
akan memberikan rasa nyaman kepada pasien dibandingkan
dengan ruangan yang sempit.
4) Penerangan ruang pemeriksaan
Penerangan yang baik dalam ruang pemeriksaan akan
mempermudah dalam proses pemeriksaan maupun proses
komunikasi dokter dengan pasien.
5) Ruang pemeriksaan yang terlihat dari luar atau tidak
Ruangan pemeriksaan yang tidak terlihat dari luar akan lebih
membuat pasien nyaman dibandingkan ruangan yang terlihat
dari luar.
6) Lingkungan yang berisik atau tidak
Lingkungan yang berisik akan mengganggu proses komunikasi
dokter dengan pasien. Penyampaian informasi dari pasien ke
dokter atau sebaliknya akan maksimal dalam kondisi yang
nyaman atau tidak berisik.
7) Kebersihan ruangan
Kebersihan ruangan akan mempengaruhi kenyaman pasien.
Lingkungan yang bersih akan membuat pasien lebih nyaman
berkomunikasi dengan dokter bagitu juga sebaliknya.
8) Ruang pemeriksaan berbau atau tidak
Ruangan pemeriksaan yang berbau tidak enak akan
mempengaruhi kenyaman pasien. Lingkungan yang berbau tidak
enak akan membuat pasien tidak nyaman begitu juga sebaliknya.
9) Terdapat media untuk informasi pasien (buku, gambar, poster,
dll)
Ketersediaan media informasi seperti buku, gambar, atau poster
untuk menjelaskan kepada pasien akan membuat pasien lebih
mengerti penjelasan dari dokter.
10) Nomor urut pasien
Dilakukan untuk mengkonformasi lama pasien menunggu untuk
dillakukan pemeriksaan
11) Lama pasien menunggu
Pasien yang lama menunggu giliran pemeriksakan cenderung
akan membuat pasien merasa bosan dan akan mempengaruhi
kenyamanan pasien.
3.7 Alat Penelitian
Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan realibilitas.
Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur sah atau
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut dan mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang disusun benar-
benar dapat mengukur apa yang akan diukur.
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisiten atau stabil dari
waktu ke waktu.
3.8 Pengumpulan Data Penelitian
Sumber-sumber data penelitian adalah data primer dimana data-data yang
dikumpulkan diperoleh secara langsung dari pasien.
Sebelum dilakukan analisis, data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan
editing, coding, dan entery data dengan menggunakan program SPSS
a.9 Analisis Data
3.9.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui:
a. Persentase faktor resiko ditampilkan dalam bentuk tabel
b. Persentase tingkat pemahaman ditampilkan dalam bentuk tabel
3.9.2.Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Chi
Square. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dokter, pasien, dan lingkungan terhadap tingkat pemahaman pasien.
3.9.3.Analisis Multivariat
Analisis multivariate digunakan untuk mengetahui besarnya faktor resiko,
dokter, pasien, dan lingkungan terhadap tingkat pemahaman yang dilakukan
dengan menggunakan uji regresi logistik.
3.10 Alur Penelitian
Hasil intrepetasi
Penentuan faktor-faktor yang bermakna yang mempengaruhi tingkat pemahaman
Pengumpulan data editing, coding, cleaning dan entery
data
Wawancara dengan pasien
Analisis data
Pasien yang berobat di poli
Pasien melakukan pemeriksaan di poli