Post on 05-Feb-2018
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Waktu pelaksanaan penelitian
ini adalah bulan Februari-Maret 2013.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei, artinya penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan instrumen
kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. Penelitian survey
digunakan untuk menentukan karakteristik spesifik terkait sebuah
kelompok (Edy Purwanto, 2011: 11). Penelitian survei mengkaji populasi
dengan memilih serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi itu,
untuk menentukan insedensi, distribusi dan interalasi relatif dari variabel-
variabelnya.
Menurut jenis penelitiannya, penelitian ini termasuk penelitian
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena
empiris yang disertai data statistik, karakteristik dan pola hubungan antar
variabel. Penelitian ini menggunakan metode kausal-komparatif yaitu
36
mengenai penelitian sebab akibat. Tujuan dari penelitian kausal-
komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab
akibat. Dalam penelitian ini variabel terikat (Y) perilaku etis dipengaruhi
oleh variabel bebas (X1) kecerdasan emosional, (X2) kecerdasan
intelektual, dan (X3) kecerdasan spiritual.
C. Definisi Operasional Variabel
Menurut Latipun (2002), variabel merupakan konstruk yang bervariasi
atau yang dapat memiliki bermacam nilai tertentu. Variabel adalah simbol
yang diberikan nilai atau bilangan. Sedangkan Operasional yaitu
meletakkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan-
kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kecerdasan
Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku
Etis mahasiswa akuntansi. Definisi operasional dari variabel-variabel
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perilaku Etis (Y)
Perilaku Etis merupakan tingkah laku perbuatan seseorang yang
mampu memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik, mampu
melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinannya,
mampu bertindak berdasarkan nilai dan norma meskipun sulit untuk
melakukan hal tersebut, dan mampu bertindak berdasarkan nilai dan norma
walaupun ada resiko atau biaya yang cukup besar. Satuan pengukuran
37
yang digunakan adalah Skala Likert. Indikator-indikator Perilaku Etis
adalah sebagai berikut:
a. Memahami dan mengenali perilaku sesuai kode etik yaitu mengikuti
kode etik profesi, jujur dalam menggunakan dan mengelola sumber
daya di dalam lingkup atau otoritasnya, dan memastikan bahwa apa
yang dilakukan itu tidak melanggar kode etik.
b. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan keyakinan
yaitu melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan
keyakinan, berbicara tentang ketidaketisan meskipun hal itu akan
menyakiti kolega atau teman dekat dan jujur dalam berhubungan
dengan orang lain.
c. Bertindak berdasarkan nilai dan norma meskipun sulit untuk
melakukan itu yaitu secara terbuka mengakui telah melakukan
kesalahan, berterus terang dalam segala hal.
d. Bertindak berdasarkan nilai dan norma walaupun ada resiko atau
biaya yang cukup besar yaitu mengambil tindakan atas perilaku
orang lain yang tidak etis, meskipun ada resiko yang signifikan
untuk diri sendiri dan pekerjaan, bersedia untuk mundur atau
menarik produk/jasa karena praktek bisnis/kinerja yang tidak etis,
menentang orang-orang yang mempunyai kekuasaan demi
menegakkan nilai (values) dan norma (Eileen Rachman, 2006).
38
2. Kecerdasan Emosional (Xı)
Kecerdasan Emosional merupakan kemampuan seseorang dalam
pengenalan diri, manajemen diri, motivasi, empati, dan keterampilan
sosial. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert melalui
kuesioner. Indikator-indikator Kecerdasan Emosional adalah sebagai
berikut:
a. Kesadaran diri atau pengenalan diri
Pada dasarnya berupa pemahaman diri untuk mengetahui kondisi
diri sendiri, pengetahuan tentang perasaan sebenarnya pada suatu
kejadian, kesukaan, sumber daya dan institusi, seperti: kesadaran
emosi, penilaian diri secara teliti dan percaya diri.
b. Manajemen diri atau pengaturan diri atau pengendalian diri
Memberi tekanan pada mengelola kondisi, impuls dan sumber
daya diri sendiri, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda
kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih
kembali dari tekanan emosi, seperti: menangani emosi untuk
memudahkan, kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan,
adaptibilitas dan inovasi.
c. Motivasi diri
Motivasi diri yaitu tetap pada tujuan yang diinginkan,
kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peralihan
sasaran, dan bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi, seperti:
dorongan prestasi, komitmen, inisiatif dan optimisme.
39
d. Empati
Empati merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan
kepentingan orang lain, merasakan yang dirasakan oleh orang lain,
seperti: memahami orang lain, orientasi pelayanan,
mengembangkan orang lain, mengatasi keragaman dan kesadaran
politis.
e. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial yaitu kemampuan membaca situasi sosial,
berinteraksi dengan orang lain dan membentuk jaringan, kepintaran
dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain,
seperti: pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, manajemen konflik,
pengikat jaringan, kolaborasi dan kooperasi serta kemampuan tim
(Fred Luthans (2006: 333) dan Daniel Goleman (1999: 513).
3. Kecerdasan Intelektual (X2)
Kecerdasan Intelektual merupakan kemampuan seseorang dalam
memecahkan masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis. Satuan
pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Indikator-indikator
Kecerdasan Intelektual adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan memecahkan masalah, yaitu mampu menunjukkan
pengetahuan mengenai masalah yang dihadapi, mengambil keputusan
tepat, menyelesaikan masalah secara optimal, menunjukkan fikiran
jernih.
40
b. Intelegensi verbal, yaitu kosa kata baik, membaca dengan penuh
pemahaman, ingin tahu sacara intelektual, menunjukkan
keingintahuan.
c. Intelegensi praktis, yaitu tahu situasi, tahu cara mencapai tujuan, sadar
terhadap dunia sekeliling, menunjukkan minat terhadap dunia luar
(Stenberg, 1981 dan Azwar, 1996: 8).
4. Kecerdasan Spiritual (X3)
Kecerdasan Spiritual merupakan kemampuan manusia dalam bersikap
fleksibel, kesadaran diri, mampu menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan, menghadapi dan melampaui perasaan sakit, keengganan
untuk menyebabkan kerugian, kualitas hidup, mampu berpandangan
holistik dan kecenderungan bertanya. Satuan pengukuran yang digunakan
adalah Skala Likert. Indikator-indikator Kecerdasan Spiritual adalah
sebagai berikut:
a. Kemampuan bersikap fleksibel yaitu mampu menempatkan diri dan
dapat menerima pendapat orang lain secara terbuka.
b. Tingkat kesadaran diri yang tinggi seperti kemampuan autocritism
dan mengetahui tujuan dan visi hidup.
c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
seperti tidak ada penyesalan, tetap tersenyum dan bersikap tenang
dan berdoa.
d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit seperti
bersikap ikhlas dan pemaaf.
41
e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai seperti
prinsip/pegangan hidup dan berpijak pada kebenaran.
f. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu seperti
tidak menunda pekerjaan dan berpikir sebelum bertindak.
g. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal yaitu
berpandangan holistik seperti kemampuan berfikir logis dan
berlaku sesuai norma sosial.
h. Kecenderungan nyata untuk bertanya mengapa atau bagaimana jika
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar seperti
kemampuan berimajinasi, keingintahuan yang tinggi, dan mandiri.
(Zohar dan Marshall, 2007: 14).
D. Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu atau obyek yang diteliti yang
memiliki beberapa karakteristik yang sama (Latipun, 2002). Populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin ataupun pengukuran kuantitatif
maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek
yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dengan kata
lain, populasi adalah kumpulan/keseluruhan anggota dari obyek penelitian
dan memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Akuntansi Universitas
Negeri Yogyakarta. Universitas ini dipilih karena dianggap sebagai salah
satu universitas yang baik di Yogyakarta dan memiliki akreditasi yang baik
42
pula. Selain itu, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta telah
mendapatkan atau sedang menempuh mata kuliah Etika Bisnis dan
Auditing I sehingga dianggap telah memahami etika dan perilaku etis, serta
telah mempelajari berbagai kasus kecurangan yang telah terjadi di dalam
profesi akuntansi. Dalam penelitian ini populasinya :
Mahasiswa angkatan 2009 : 102 mahasiswa
Mahasiswa angkatan 2010 : 91 mahasiswa
Mahasiswa angkatan 2011 : 98 mahasiswa
Total populasi : 291 mahasiswa
E. Sampel
Menurut Latipun (2002), sampel merupakan bagian dari populasi yang
akan diteliti. Subjek penelitian yang menjadi sampel seharusnya
representatif populasinya. Jadi, tidak seluruh subjek pada populasi diteliti
semua, cukup diwakili oleh sebagian subjek. Sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Mahasiswa yang akan
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang dipilih
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. Mahasiswa yang mengambil jurusan akuntansi pada Universitas
Negeri Yogyakarta.
b. Mahasiswa yang sedang menempuh atau telah mengambil mata kuliah
Auditing I, yaitu angkatan 2009, 2010, dan 2011.
43
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian adalah
proportionate stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel bila populasi memiliki anggota yang tidak homogen dan berstrata
secara proporsional. Responden dalam penelitian ini adalah sebagian
mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2009,
2010, dan 2011 yang sudah menempuh atau sedang menempuh mata
kuliah Auditing I. Cara menentukan jumlah sampel menggunakan rumus
(Jalaludin Rakhmat, 2002):
n= Jumlah sampel,
N= Jumlah Populasi,
d² = Presisi yang inginkan.
Sampel pada penelitian kali ini adalah
n =
n = = 101,66 102 mahasiswa.
Proporsi sampel masing-masing angkatan :
Angkatan 2009 : x 102 = 35,75 36 mahasiswa
Angkatan 2010 : x 102 = 31,89 32 mahasiswa
Angkatan 2011 : x 102 = 34,35 34 mahasiswa
44
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Pabunda Tika (2006: 49) adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengukur dan memperoleh data terhadap variabel
penelitian yang dipermasalahkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah angket yang mengukur Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Etis mahasiswa akuntansi
pada Universitas Negeri Yogyakarta. Kuesioner dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner yang sudah digunakan pada penelitian sebelumnya
(Arie Pangestu Dwijayanti: 2009) yang berjudul “Pengaruh Kecerdasan
Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan
Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Pertanyaan dalam kuesioner
tersebut sebagian telah dimodifikasi oleh peneliti.
1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Kecerdasan Emosional)
No. Indikator Nomer Item Jumlah Skala Sumber Data
1. Pengenalan diri 1,2,3 3 Likert Mahasiswa
2. Manajemen diri 4,5,6,7,8 5 Likert Mahasiswa
3. Motivasi 9,10,11,12 4 Likert Mahasiswa
4. Empati 13,14,15 2 Likert Mahasiswa
5. Keterampilan sosial 16,17,18,19,20 4 Likert Mahasiswa
Total 20
Sumber: Fred Luthans (2006: 333) dan Daniel Goleman (1999: 513)
45
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Kecerdasan Intelektual)
No. Indikator Nomor Item Jumlah Skala Sumber Data
1. Kemampuan
memecahkan masalah
1,2,3,4 4 Likert Mahasiswa
2. Intelegensi Verbal 5,6,7 3 Likert Mahasiswa
3. Intelegensi Praktis 8,9,10 3 Likert Mahasiswa
Total 10
Sumber: Stenberg, (1981) dan Azwar, (1996: 8)
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Kecerdasan Spiritual)
No
.
Indikator Nomor Item Jumlah Skala Sumber Data
1. Bersikap fleksibel 1,2
2 Likert Mahasiswa
2. Kesadaran diri 3,4
2 Likert Mahasiswa
3. Menghadapi dan
memanfaatkan
penderitaan
5,6,7 3 Likert Mahasiswa
4. Menghadapi dan
melampaui perasaan
sakit
8
1 Likert Mahasiswa
5. Keengganan untuk
menyebabkan
kerugian
9,10
2 Likert Mahasiswa
6. Kualitas hidup 11,12
2 Likert Mahasiswa
7. Berpandangan holistik 13,14
2 Likert Mahasiswa
8. Kecenderungan
bertanya
15,16,17
3 Likert Mahasiswa
Total 17
Sumber: Zohar dan Marshall (2007: 14)
46
Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian (Perilaku Etis)
No
.
Indikator Nomor Item Jumlah Skala Sumber Data
1. Memahami dan
mengenali perilaku
sesuai kode etik
1,2,3 3 Likert Mahasiswa
2. Melakukan tindakan
yang konsisten dengan
nilai dan
keyakinannya
4,5,6
3 Likert Mahasiswa
3. Bertindak berdasarkan
nilai dan norma
meskipun sulit untuk
melakukan hal
tersebut
7,8
2 Likert Mahasiswa
4. Bertindak berdasarkan
nilai dan norma
walaupun ada resiko
atau biaya yang cukup
besar
9,10
2 Likert Mahasiswa
Total 10
Sumber: (Eileen Rachman, 2006)
http://www.facebook.com/notes/takinaro-stisk/integritas-makna-
dan-indikator-prilaku/10150219704810931
2. Penetapan Skor
Penetapan skor diberikan kepada butir-butir pernyataan
penelitian di dalam angket. Pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan
akan diukur menggunakan skala Likert atau skala ordinal. “Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial” (Sugiyono, 2010: 132). Skala
Likert yang digunakan dalam penelitian ini berdimensi empat yang tertera
seperti di bawah ini.
47
Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor untuk Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Sumber: Sugiyono (2010: 133)
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Menurut Hadi (2001) kuesioner dapat
menjadi alat pengumpul data yang baik karena anggapan peneliti dalam
menggunakan metode ini. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang
keadaan dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti
adalah benar dan dapat dipercaya dan interpretasi tentang pernyataan yang
diajukan adalah sama dengan yang dimaksudkan oleh peneliti.
Metode dalam bentuk kuesioner merupakan metode yang cukup baik
untuk pengambilan data karena seperangkat pernyataan yang ada dalam
skala merupakan pernyataan yang secara logis berhubungan dengan
masalah penelitian. Setiap pernyataan digunakan untuk mengungkap
jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.
48
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data
yang dikumpulkan langsung dari sumber pertama. Data primer penelitian
dikumpulkan melalui penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada sebagian mahasiswa di
Universitas Negeri Yogyakarta.
H. Uji Coba Instrumen
Kuesioner penelitian harus diuji coba terlebih dahulu sebelum
digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan karena
benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian.
Benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan
data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan
reliabel. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 30
mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2009, 2010, dan
2011.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Imam Ghozali, 2011: 52). Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan Correlation Product Moment dan diolah dengan software
SPSS.
49
Suatu butir pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung yang
merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > rtabel (Bhuono
Agung Nugroho. 2005: 68). Perhitungan dilakukan dengan
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk degree of freedom (df) = n-
2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (Imam Ghozali. 2011: 53). Pada
penelitian ini jumlah sampel n = 30 dan besarnya df dapat dihitung 30 - 2
= 28 dengan taraf signifikansi 5% (taraf kepercayaan 95%) sehingga
diperoleh rtabel sebesar 0,361. Pengujian ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS 16 for windows.
Hasil perhitungan uji validitas Kecerdasan Emosional disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosional
Nomor
Butir
Corrected Item Total
Correlation
R kritis Keterangan
1 0,636 0,361 Valid
2 0,486 0,361 Valid
3 0,424 0,361 Valid
4 0,420 0,361 Valid
5 0,508 0,361 Valid
6 0,251 0,361 Tidak Valid
7 0,193 0,361 Tidak Valid
8 0,497 0,361 Valid
9 0,465 0,361 Valid
10 0,302 0,361 Tidak Valid
11 0,324 0,361 Tidak Valid
12 0,181 0,361 Tidak Valid
13 0,422 0,361 Valid
14 0,528 0,361 Valid
15 0,580 0,361 Valid
16 0,551 0,361 Valid
17 0,466 0,361 Valid
18 0,361 0,361 Tidak Valid
19 0,506 0,361 Valid
50
Nomor
Butir
Corrected Item Total
Correlation
R kritis Keterangan
20 0,538 0,361 Valid
Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013
Dari tabel di atas diketahui bahwa 20 butir pernyataan untuk variabel
Kecerdasan Emosional ternyata hanya 14 butir pernyataan yang valid dan
6 butir pernyataan (nomor butir 6, 7, 10, 11, 12, 18) tidak valid atau
gugur. Oleh karena itu, untuk pengambilan data penelitian, variabel
Kecerdasan Emosional hanya menggunakan 14 butir pernyataan yang
valid.
Hasil perhitungan uji validitas Kecerdasan Intelektual disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Intelektual
Nomor
Butir
Corrected Item
Total Correlation
R kritis Keterangan
1 0,215 0,361 Tidak Valid
2 0,292 0,361 Tidak Valid
3 0,220 0,361 Tidak Valid
4 0,536 0,361 Valid
5 0,496 0,361 Valid
6 0,441 0,361 Valid
7 0,448 0,361 Valid
8 0,367 0,361 Valid
9 0,459 0,361 Valid
10 0,449 0,361 Valid
Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013
Dari tabel di atas diketahui bahwa 10 butir pernyataan untuk variabel
Kecerdasan Intelektual ternyata hanya 7 butir pernyataan yang valid dan 3
butir pernyataan (nomor butir 1, 2, 3) tidak valid atau gugur. Oleh karena
itu, untuk pengambilan data penelitian, variabel Kecerdasan Intelektual
hanya menggunakan 7 butir pernyataan yang valid.
51
Hasil perhitungan uji validitas Kecerdasan Spiritual disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Validitas Kecerdasan Spiritual
Nomor
Butir
Corrected Item
Total Correlation
R kritis Keterangan
1 0,523 0,361 Valid
2 0,542 0,361 Valid
3 0,405 0,361 Valid
4 0,316 0,361 Tidak Valid
5 0,522 0,361 Valid
6 0,494 0,361 Valid
7 0,446 0,361 Valid
8 0,649 0,361 Valid
9 0,426 0,361 Valid
10 0,447 0,361 Valid
11 0,634 0,361 Valid
12 0,606 0,361 Valid
13 0,473 0,361 Valid
14 0,346 0,361 Tidak Valid
15 0,515 0,361 Valid
16 0,512 0,361 Valid
17 0,345 0,361 Tidak Valid
Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013
Dari tabel di atas diketahui bahwa 17 butir pernyataan untuk variabel
Kecerdasan Spiritual ternyata hanya 14 butir pernyataan yang valid dan 3
butir pernyataan (nomor butir 4, 14, 17) tidak valid atau gugur. Oleh
karena itu, untuk pengambilan data penelitian, variabel Kecerdasan
Spiritual hanya menggunakan 14 butir pernyataan yang valid.
Hasil perhitungan uji validitas Perilaku Etis disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
52
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Validitas Perilaku Etis
Nomor
Butir
Corrected Item Total
Correlation
R kritis Keterangan
1 0,736 0,361 Valid
2 0,754 0,361 Valid
3 0,668 0,361 Valid
4 0,595 0,361 Valid
5 0,350 0,361 Tidak Valid
6 0,548 0,361 Valid
7 0,749 0,361 Valid
8 0,268 0,361 Tidak Valid
9 0,608 0,361 Valid
10 0,657 0,361 Valid
Sumber: Data responden yang telah diolah, 2013
Dari tabel di atas diketahui bahwa 10 butir pernyataan untuk variabel
Perilaku Etis ternyata hanya 8 butir pernyataan yang valid dan 2 butir
pernyataan (nomor butir 5 dan 8) tidak valid atau gugur. Oleh karena itu,
untuk pengambilan data penelitian, variabel Perilaku Etis hanya
menggunakan 8 butir pernyataan yang valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Hasil perhitungan r di atas kemudian diinterpretasikan dengan intrepretasi
nilai r sebagai berikut:
53
Tabel 10. Interpretasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2012: 231)
Dari kelima tingkat keadaan koefisien di atas maka yang digunakan
sebagai indikator instrumen dinyatakan reliabel adalah ≥ 0,600.
Sebaliknya apabila instrumen memiliki tingkat keadaan koefisien < 0,600
maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,60 (Bhuono Agung Nugroho. 2005: 72). Uji reliabilitas diperoleh dengan
batuan program SPSS versi 16. Berdasarkan hasil analisis komputer
program SPSS versi 16.0 for Windows dari angket Kecerdasan Emosional
(EQ), Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Spiritual (SQ), dan
Perilaku Etis diperoleh rangkuman hasil uji coba reliabilitas. Berikut ini
adalah rangkuman hasil uji coba reliabilitas.
Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
No. Nama Variabel Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
Keterangan
1 Kecerdasan Emosional (EQ) 0,872 Reliabel
2 Kecerdasan Intelektual (IQ) 0,792 Reliabel
3 Kecerdasan Spiritual (SQ) 0,859 Reliabel
4 Perilaku Etis 0,889 Reliabel
Sumber: Data responden yang diolah, 2013.
Berdasarkan hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa baik variabel
Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan
54
Perilaku Etis masing-masing mempunyai tingkat reliabilitas sesuai standar
yang telah ditentukan yaitu Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items ≥ 0,600. Dengan demikian instrumen-instrumen tersebut telah
memenuhi syarat sebagai alat mengambil data penelitian karena telah
teruji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Hal ini disebabkan karena uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Seandainya
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel yang kecil (Imam Ghozali, 2011: 160). Pengujian
normalitas dilakukan menggunakan teknis analisis Kolmogorof-
Smirnov dengan rumus.
Keterangan:
KD : Harga Kolmogorov-Smirnov yang dicari.
n1 : Jumlah sampel yang diperoleh.
n2 : Jumlah sampel yang diharapkan (Sugiyono, 2010: 328).
55
Kriteria pengambilan keputusan adalah variabel penelitian
dinyatakan berdistribusi normal apabila memiliki tingkat signifikansi
lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05) (Bhuono Agung Nugroho, 2005:
113).
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen dan variabel dependen dalam penelitian ini
mempunyai hubungan yang linear jika kenaikan skor variabel
independen diikuti kenaikan skor variabel dependen (Imam
Ghozali, 2011: 166). Kriteria yang diterapkan untuk menyatakan
kelinearan adalah nilai F yang dihitung dengan menggunakan
rumus.
Keterangan.
Freg : Harga bilangan F untuk regresi.
Rkreg : Rerata kuadrat garis regresi.
Rkres : Rerata kuadrat garis residu (Sutrisno Hadi, 2004: 13).
Jika Sig. > 0,05 maka hubungan antar variabel bisa dikatakan
linear (Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, 2011: 80).
56
c. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada tidaknya
hubungan antar variabel bebas dan untuk menguji apakah dalam
persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas/independent (Imam Ghozali, 2011: 105). Dalam
penelitian ini yaitu kecerdasan emosional, kecerdasan
intelektual, dan kecerdasan spiritual. Jika nilai Variance
Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance
tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian (Bhuono
Agung Nugroho, 2005: 58).
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan kepengamatan lain tetap maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak
terjadi Heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011: 139). Pengujian
ini dilakukan dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser
digunakan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel
independen. Kriteria pengambilan keputusan adalah signifikansi
57
dari variabel bebas lebih kecil dari 0,05 maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya jika signifikansi variabel bebas
lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam
Ghozali, 2011: 143).
2. Uji Hipotesis
Hipotesis akan diuji dengan menggunakan metode analisis regresi
sederhana dan analisis regresi berganda.
a. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis
satu, dua, dan tiga yaitu:
H1 : Kecerdasan Emosional berpengaruh positif terhadap
Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri
Yogyakarta.
H2 : Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif terhadap
Perilaku Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri
Yogyakarta.
H3 : Kecerdasan Spiritual berpengaruh positif terhadap Perilaku
Etis mahasiswa akuntansi Universitas Negeri
Yogyakarta.
Untuk menganalisis tiga hipotesis di atas digunakan langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Membuat garis regresi linier sederhana.
58
Dalam Sugiyono (2007), rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan :
Y : Subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
a : Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan
angka peningkatan ataupun penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada perubahan variabel
independen.
X : subjek pada variabel independen yang punya nilai
tertentu.
Nilai a dan b dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
a =
b =
Keterangan:
n = jumlah subjek
= jumlah perkalian antara X dan Y
= jumlah skor X
= jumlah skor Y (Sugiyono. 2010: 272).
2) Mencari koefisien determinasi (r2) antara prediktor X1
dengan Y, X2 dengan Y dan X3 dengan Y.
59
r2(x1y) =
r2(x2y) =
r2(x3y) =
Keterangan:
r2(x1y) : Koefisien determinasi antara X1 dengan Y.
r2(x2y) : Koefisien determinasi antara X2 dengan Y.
r2(x3y) : Koefisien determinasi antara X3 dengan Y.
a1 : Koefisien prediktor X1.
a2 : Koefisien prediktor X2.
a3 : Koefisien prediktor X3
∑X1Y : Jumlah produk X1 dengan Y.
∑X2Y : Jumlah produk X2 dengan Y.
∑X3Y : Jumlah produk X3 dengan Y.
∑Y2 : Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi,
2004: 22).
3) Menguji signifikansi dengan uji t.
Keterangan:
t : Nilai thitung.
r : Koefisien korelasi.
n : Jumlah sampel (Sugiyono. 2010: 250).
Pengujian ini pada dasarnya untuk menguji signifikansi
konstanta dan setiap variabel independen akan berpengaruh
terhadap variabel dependen. Nilai thitung selanjutnya
60
dibandingkan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5%.
Apabila thitung lebih besar dari ttabel berarti ada pengaruh
signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen secara individual. Sebaliknya, apabila thitung lebih
kecil dari ttabel berarti tidak ada pengaruh signifikansi antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara
individual. Disamping itu, hipotesis 1, 2, dan 3 pada
penelitian ini juga didukung apabila nilai signifikansi lebih
kecil dari pada level of significant (sig. < α) berarti terdapat
pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat secara individual. Tetapi apabila nilai signifikansi
lebih besar dari level of significant (sig. > α) berarti tidak
terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara individual (Bhuono Agung Nugroho.
2005: 54-55).
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi
pengaruh lebih dari satu variabel bebas terhadap satu variabel
bergantung, baik secara parsial maupun simultan. Dalam hal ini
analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis
keempat, yaitu
61
H4 : Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, dan
Kecerdasan Spiritual secara bersama-sama berpengaruh
positif terhadap Perilaku Etis mahasiswa akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Rumus yang digunakan dalam analisis berganda adalah sebagai
berikut:
Y = α + β1 1 + β2 2 + β3 3+ K
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam regresi berganda
adalah sebagai berikut:
1) Membuat persamaan garis regresi tiga prediktor dengan
rumus sebagai berikut.
Y = a1X1 + a2X2 + a3X3 + K
Keterangan:
Y : Kriterium
X1 : Prediktor 1
X2 : Prediktor 2
X3 : Prediktor 3
a1 : Bilangan koefisien prediktor X1
a2 : Bilangan koefisien prediktor X2
a3 : Bilangan koefisien prediktor X3
K : Bilangan kostanta (Sutrisno Hadi, 2004: 18).
2) Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1, X2,
dan X3 dengan kriterium Y dengan menggunakan rumus:
R2
y(X1X2X3) = a1∑X1Y + a2∑X2Y + a3∑X3Y / ∑Y2
Keterangan:
R2y(x1x2X3) : Koefisien determinasi antara X1, X2 dan X3
dengan Y.
a1 : Koefisien prediktor X1.
62
a2 : Koefisien prediktor X2.
a3 : Koefisien prediktor X3.
∑X1Y : Jumlah produk X1 dengan Y.
∑X2Y : Jumlah produk X2 dengan Y.
∑X3Y : Jumlah produk X3 dengan Y.
∑Y2 : Jumlah kuadrat kriterium Y
(Sutrisno Hadi, 2004: 22)
3) Menguji keberartian regresi ganda dengan uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
independen yaitu Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, dan Kecerdasan Spiritual secara bersama-sama
dapat berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu
Perilaku Etis (Bhuono Agung Nugroho, 2005: 53). Fhitung
dikonsultasikan dengan Ftabel dengan derajat kebebasan (db)
m lawan N-m-1 pada taraf signifikansi 5% (taraf
kepercayaan 95%). Apabila Fhitung lebih besar dari Ftabel,
maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel bebas
dengan variabel terikat secara bersama-sama. Jika Fhitung
lebih kecil dari Ftabel, maka pengaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat tidak signifikan secara bersama-
sama. Selain itu apabila nilai signifikansi lebih kecil dari
pada level of significant (sig. < α) berarti terdapat pengaruh
signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
secara bersama-sama. Tetapi apabila nilai signifikansi lebih
besar dari level of significant (sig. > α) berarti tidak terdapat
pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel
63
terikat secara bersama-sama (Bhuono Agung Nugroho,
2005: 54).
4) Mencari besarnya sumbangan setiap variabel bebas (X1, X2,
dan X3) terhadap variabel terikat (Y).
a) Sumbangan Relatif (SR%)
Sumbangan relatif adalah persentase perbandingan
relativitas yang diberikan satu variabel bebas kepada
variabel terikat dengan variabel-variabel bebas lain.
Rumus yang digunakan untuk mencari besarnya
sumbangan relatif adalah sebagai berikut:
Keterangan:
SR% : Sumbangan relatif dari suatu prediktor.
a : Koefisien prediktor.
∑xy : Jumlah produk antara X dan Y.
JKreg : Jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi,
2004: 39).
b) Sumbangan Efektif (SE%)
Sumbangan efektif adalah persentase perbandingan
efektivitas yang diberikan satu variabel bebas kepada
satu variabel terikat dengan variabel-variabel bebas lain
baik yang diteliti maupun tidak. Rumus yang
digunakan untuk mencari besarnya sumbangan efektif
adalah sebagai berikut:
64
SE% = SR% x R2
Keterangan:
SE% : Sumbangan efektif dari suatu prediktor.
SR% : Sumbangan relatif dari suatu prediktor.
R2 : Koefisien determinasi
(Sutrisno Hadi, 2004: 39).