Post on 12-Feb-2018
37
BAB III
GAMBARAN UMUM YAYASAN PENDIDIKAN WARGA
SURAKARTA
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Warga Surakarta
1. Sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan Surakarta
Tiong Hoa Hwe Kwan (THHK) dibentuk pada tanggal 17 Maret 1900 di
Batavia dengan tujuan untuk menjadi pusat seluruh pergerakan (Tionghoa)
untuk reformasi adat istiadat dan tradisi Tionghoa. Sekolah Tiong Hoa Hwee
Kwan pertama kali dibuka di Jakarta pada tahun 1901.1 Perkumpulan Tiong
Hoa Hwee Kwan di Surakarta berdiri pada tanggal 30 November 1904
bersamaan dengan didirikannya sekolah Tiong Hoa Hwee Kwan di Surakarta.
Sekolah THHK didirikan oleh Majoor Be Kwat Koen seorang opsir yang
sekaligus masyarakat Tionghoa di Surakarta bersama sahabat-sahabat serta
pedagang-pedagang dan pelajar-pelajar Tionghoa.2 Pendirian sekolah ini sesuai
dengan petunjuk dan saran dari Kang Yoe Wei yang merupakan salah satu
pengurus THHK di Jakarta yang sebelumnya sudah melakukan kunjungan
diberbagai kota di Jawa dan mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh
masyarakat untuk mendirikan sekolah didaerah seperti di Jakarta. Sekolah
1 Setelah Air Mata Kering, Masyarakat Tionghoa Pasca Peristiwa Mei
1998, (Jakarta: Kompas, 2010), halaman 53.2 Yayasan Pendidikan Warga (b), 50 Tahun Yayasan Pendidikan Warga,
(Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 1954), halaman 75
38
THHK awalnya bertempat di Klenteng Tin Kok Sie. Pendirian sekolah THHK
sulit mendapatkan izin dari pemerintah, baru pada tanggal 14 Pebruari 1905
disahkan oleh Sri Paduka yang dipertuan Besar Gubernur Jendral Hindia
Belanda.3
Susunan langkap pengurus THHK tersebut dibawah ini:
1. Ketua : Jo Jong Tjoan
2. Wakil Ketua : Tjiook Le Tjiauw dan Kwik Ing Giok
3. Sekertaria : Soei In Tjoan
4. Bendahara : Sie Koei Toan
5. Penasehat : Letnan Siem Tjiang Sien dan Letnan Be Siauw Tjong
6. Komisaris : Kho Tjian Hwa Lie Biauw Lian
Tjoa Tjoe Kwan Tan Hoo Hiap
Sie Twa Bak Tan Tjing He
Go Ke Lian Tan Kiem Goan
Lie Djiet Sien Tan Kiong Wie
Oei Djoen Boet Tjan Tiauw San
Ong Tjian Thong Go Tjiam Ing
Njoo Tjing Kuan Tan A Loei
Tjan Thwan Sing Hoo Tjing Siang
Tan Ming Siet Jap Bing Ho
Ko Tjien Bo Tan Khiang Ling
3 Yayasan Pendidikan Warga (a), Buku Peringatan 30 Tahun Tiong Hoa
Hwee Kwan, (Surakarta: Tiong Hoa Hwee Kwan, 1935), Halaman 21.
39
Kwik Hong Hie Sie Tjien Siong
Kwik Kiem Oen Ong Koei Thong
Kwik Tjen Gwan Gan Kam
Kwan A Wie.4
Perkumpulan THHK ini langsung mulai membangun gedung sekolah di
jalan Purwodiningratan yang sekarang gedung SD “Warga”, yang ditandai
dengan peletakan batu pertama THHK membuka dua rumah sekolah yaitu
bertempat di Kelenteng Tien Kok Sie di Pecinan (jalan Ketandan), dan di
rumah Tn. Sie Twa Bak di Coyudan. Pendirian sekolah ini disambut baik oleh
masyarakat Tionghoa di Surakarta. Saat itu jumlah murid yang bersekolah di
THHK sekitar 40 sampai 50 orang, kepala sekolah saat itu ialah Tan Beng Kie
dibantu oleh The Kok Le, dan dua tahun kemudian jumlah murid di sekolah
THHK menjadi 100 orang. Dengan bertambahnya jumlah siswa kemudia
tempat sekolah di Coyudan dipindah ke rumah Sie Tjien Lok di jalan
Darpoyuda 129.
Pada tahun 1908 pembangunan gedung sekolah THHK di jalan
Purwodiningratan sudah selesai, semua kegiatan belajar mengajar dipindahkan
ke gedung baru. Para siswa menyambut dengan gembira pembukaan gedung
baru, para siswa memakai topi rumput dengan tulisan warna emas “Tiong Hoa
Hak Tong”. Jumlah siswa mencapai 200 orang dan kepala sekolah yang baru
ialah Kwan Joe Hie yang berasal dari Tiongkok.
4 Yayasan Pendidikan Warga (c), 100 Tahun Yayasan Pendidikan Warga,
(Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 2006), halaman 14.
40
Dalam perkembanganya THHK mengalami pasang surut dalam
menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat Tionghoa di Surakarta. Pada
tahun 1910 THHK dipimpin secara bergantian oleh Be Siauw Tjong dan Kwik
Teng Bie yang membuka Sekolah Rakyat Bagian Atas (Kao Ting Pan) yang
memiliki sarana belajar yang baik, sehingga jumlah siswa semakin bertambah
dan membuka cabang di Pasar Pon untuk membantu siswa yang rumahnya
jauh, namun dua tahun kemudian cabang itu ditutup. Pada tahun 1919 THHK
mengalami kemajuan pesat dengan jumlah siswa meningkat sampai 500 orang
yang merupakan suatu rekor baru dalam 20 tahun. Pada tahun 1922 terjadi
bentrokan hebat antara pengurus, guru, dan siswa yang tidak menemui jalan
keluar sehingga THHK mengalami perpecahan. Setelah peristiwa perpecahan
itu diadakan pemilihan pengurus baru. Untuk mengganti guru-guru yang
meninggalkan sekolah, para alumni THHK menawarkan diri untuk menjadi
guru sementara. Pada tahun 1930 pimpinan THHK digantikan oleh Yap Kioe
Ong.
Setelah mengalami masa-masa sulit dibidang keuangan, pajak tanah
selama 11 tahun belum terbayarkan dan sekolah terancam ditutup oleh
pemerintah, Yap Kioe Ong dapat mengatasi semua permasalahan yang di
THHK. Inilah puncak keemasan yang dicapai oleh THHK selama 36 tahun
berdiri.
41
Pengurus THHK pada waktu itu ialah:
Ketua : Yap Kioe Ong, Kwee Tiong Tjhing, Liem Thaij Tjwan,
Dr. Oen Boen Ing, dan Tan Wie Gan.
Bagian Pendidikan : Jap Tiang Liem, Kho Khik Lian, Yap Kioe Ong, Sie Ngo
Siang, Tjhie Hwaij Tjhiang, dan Jap Tiang Seng.5
Setelah mengalami pembaharuan dalam tubuh kepengurusan di tahun
1940, sekolah THHK mulai mendapatkan kepercayaan dari masayarakat
Tionghoa kembali. Jumlah siswa mulai mengalai peningkatan yang lumayan
besar. Pada tahun 1942 ketika Jepang menduduki kota Surakarta
memerintahkan untuk menutup tujuh sekolah yang ada di Surakarta. Setelah
empat bulan Jepang Menduduki Kota Surakarta, sekolah-sekolah yang ditutup
diperintahkan untuk dibuka kembali dengan satu macam sekolah dengan nama
Hoa Kiauw Soe Lip Djee Ting Hak Hauw dibawah kepemimpinan Kakyo
Sokai. Jumlah murid di THHK justru mengalami peningkatan hingga 700
siswa. Kenaikan jumlah siswa tersebut akibat dari penutupan Holandsch
Chineesh School (HCS) di Surakarta oleh Pemerintah Jepang sehingga para
siswa yang sebelumnya bersekolah di HCS pindah ke sekolah THHK. Setelah
Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Ketua THHK dipegang oleh
Dr. Kwik Tjie Tiok dan kepala sekolah dijabat oleh Tjia Kong Wan.
THHK tumbuh menjadi lembaga pendidikan yang berkembang pesat. Hal
tersebut disebabkan oleh tingkat kesadaran orang-orang Tionghoa untuk
5 Ibid., halaman 17
42
menyekolahkan anak-anak mereka. Orang Tionghoa miskin merasa tertolong
dengan adanya sekolah THHK ini karena mereka tidak memerlukan biaya yang
besar untuk menyekolahkan anak mereka. Pendirian sekolah THHK ini telah
banyak membantu pendidikan bagi anak-anak Tionghoa di Surakarta.
2. Lahirnya Yayasan Pendidikan “Warga” Surakarta
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945, terjadi kenaikan jumlah sekolah-sekolah Cina secara drastis.
Pada bulan Oktober 1947 dikeluarkannya peraturan pemberian bantuan
kepada sekolah-sekolah berbahasa Cina, tetapi secara khusus disebutkan
bahwa sekolah yang menerima bantuan harus memberi pelajaran bahasa
Indonesia 6 jam seminggu mulai dari kelas 3 sekolah dasar.
Pada tahun 1950 pemerintah Indonesia menghentikan subsidi kepada
sekolah-sekolah berbahasa pengantar Cina, tetapi warga negara Indonesia
keturunan Tionghoa masih diperbolehkan bersekolah. Pada tahun 1952
pemerintah mulai menjalankan pengawasan terhadap sekolah-sekolah
berbahasa Cina. Semua sekolah berbahasa Cina harus didaftar pada
Kementrian Pendidikan, dan bahasa Indonesia harus diajarkan mulai dari
kelas tiga sekolah dasar.6
SMP CHCH didirikan pada tahun 1951 menempati gedung sekolah
yang terletak di Mertolulutan. Pada tanggal 25 Agustus 1954 pengurus
6 Leo Suryadinata, Dilema Minoritas Tionghoa, (Jakarta: PT. Grafiti Pers.
1984), halaman 157
43
Chung Hua Chung Hsioh (CHCH) yang menyelenggarakan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama Chung Hua Chung Hsioh dan pengurus THHK
mengalami kesepakatan dan bergabung dengan nama Tiong Hoa Hwee
Kwan.7 Saat itu jumlah siswanya hanya 70 orang yang berasal dari Sekolah
Rakyat yang ingin pindah ke pendidikan nasional, sementara itu jumlah
SMP Negeri maupun Swasta belum cukup memadai untuk menampung
siswa lulusan Sekolah Rakyat, hingga untuk melanjutkan pendidikan
ditingkat SMP tidak mudah dan mahal.
Dengan penggabungan ini, maka THHK menyelenggarakan Sekolah
Rakyat THHK dan SMP CHCH dengan susunan pengurus baru ialah
Penasehat : Dr. Kwik Tjie Tiok, Nyoo Hong Yauw, Tjeng Hay Swie
dan Liem Djing Hay.
Direktorium : Tan Hwat Sing (ketua), Liem Thiam Bie, Dr. Tjan Khee
Swan, Kho Khik Lian, Tjia Ling Sien dan Oei Hong Boe.
Penulis : Ong Soen Bing dan Tjiong Joe Bok.
Bendahara : Go Dhiam Ik dan Souw Thiam Pie.
Dewan Penasehat pendidikan dan Pengajaran : Jap Hway Liem, Liem Kian
Hien, Tan Kiem Tjwan dan Khoe Thiam Ing.
Bagian pendidikan : Tjan Thiam Hien, Kho Kian Tjhing, Oei Hong Boe,
Kho Khik Lian dan Oen Boen Dhwan.
Bagian Usaha : Liem Hing Tjiok, Souw Thian Pie, Oei Wang Mien, Oei
Kiem Ting, Ong Biauw Lan, Kang Ing San, Tio Biauw
7 Penggabungan Sekolah Tiong Hoa Hwe Kwan dan Sekolah Chung Hua
Chung Hsioh. (Arsip Yayasan Pendidikan Warga)
44
Tjwan, Tan See Hwa, Tjan Hwan Tjwan dan Siek Djing
Swan.
Komisaris bagian gedung : Oei Wang Mien dan Kho Kian Len.
Komisaris bagian penilik tata usaha : Tjan Bian Lie.8
Penggabungan kedua sekolah tersebut dimaksudkan untuk
memperluas dan memperbaiki sistem pendidikan, baik sekolah rakyat
maupun sekolah menengah untuk keperluan masyarakat umum di Surakarta.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diharapkan orang tua murid
dapan memberikan bantuan maupun doa untuk kepentingan pendidikan.
3. Pergantian Nama Tiong Hoa Hwee Kwan Menjadi Yayasan Pendidikan
Warga Surakarta
Semangat Nasionalisme dari para pengurus THHK dan keputusan
untuk menyelenggarakan pendidikan sejalan dengan kebijaksanaan
pemerintah waktu itu, dimana Kementerian P. P. dan K menunjuk
beberapa sekolah menjadi Sekolah Rakyat Percobaan, dan Sekolah Rakyat
THHK ditunjuk oleh Kementerian P. P. dan K. Pada tahun 1955 Indonesia
mengadakan pemilihan umum yang pertama, dan pada saat itu banyak
masyarakat Tionghoa yang memutuskan menjadi warga negara Indonesia,
hal itu juga yang melandasi gagasan untuk mengganti nama Sekolah
Rakyat THHK menjadi Sekolah Rakyat “Warga”. Dan pada tanggal 14
September 1958 nama Tiong Hoa Hwee Kwan berubah menjadi Yayasan
Pendidikan “Warga”, dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan Yayasan
8 Ibid
45
Pendidikan “Warga” bernama Sekolah Rakyat Tiong Hoa Hwee Kwan
menjadi Sekolah Rakyat “Warga” dan SMP Chung Hua Chung Hsioh
menjadi SMP “Warga”.
Pada tahun 1958 Pemerintah menutup sekolah-sekolah asing yang
berorientasi ke Taiwan, maka banyak sekolah-sekolah Tionghoa yang
dibentuk oleh Panitia Penampungan bagi siswa-siswa yang sekolahnya
ditutup oleh pemerintah. Melalui Surat Keputusan Mentri P.P. dan K.
No.58568/B.II pada tanggal 1 Januari 1957 menetapkan SR “Warga”
menjadi sekolah partikelir yang mendapatkan sokongan berupa bantuan
yang terhitung mulai tanggal 1 April 1959 ditetapkan menjadi suatu
sekolah partikelir yang mendapatkan bantuan berupa subsidi. 9
Pada tahun 1960 Yayasan Pendidikan Warga mendapatkan bantuan
tanah seluas 4.445 m2 dan bangunan dari Kwa Sam Hen, seorang
pengusaha dari Solo yang memiliki pabrik rokok “Menara” yang melihar
sekolah Warga saat itu sedang berkembang dan membutuhkan lahan untuk
mengembangkan pendidikan bagi masyarakat luas. Maka sejak tahun
1960, SMP Warga yang sebelumnya terletak di Jl. Purwodiningratan 89
Surakarta setelah pindah dari Mertolulutan, dipindahkan ke Jl. Monginsidi
No. 15 Surakarta. Tahun 1960 merupakan tahun perencanaan program
pemerintah Republik Indonesia dalam hal pembaruan. Di kota Surakarta
saat itu, SMA Warga ditunjuk menjadi Pilot Proyek Pembaruan walaupun
9 Kutipan daftar Surat Putusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
kebudayaan Republik Indonesia, No. 58568 /B.II.- , Tanggal 23 Juni 1959
46
SMA Warga baru berumur beberapa bulan. Pengurus yayasan
mengintruksikan semua unit untuk menerima murid yang berasal dari
warga pribumi.
Setelah terbitnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan Republik Indonesia tersebut, maka pengurus Sekolah
Warga mengukuhkan Sekolah Warga menjadi badan hukum yang
berbentuk Yayasan dengan menggunakan nama Yayasan Pendidikan
Warga yang didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya dan
dimulai pada tanggal penandatanganan akta pendirian ini. Maksud dan
tujuan pendirian Yayasan ini ialah membimbing dan mempengaruhi
kepada calon anak didik supaya dapat memperkembangkan jiwa serta
raganya agar dapat menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut’ Yayasan Pendidikan
Warga berusaha:
a. Mendirikan sekolah-sekolah yang bersifat umum seperti Sekolah
Taman Kanak-Kanak (S.T.K), Sekolah Rakyat (S.R.), Sekolah
Menengah Pertama (S.M.P), Sekolah Menengah Atas (S.M.A),
dan lain sebagainya
b. Mendirikan sekolah-sekolah kejuruan tingkat menengah dan
Akademi seperti Sekolah Teknik Menengah, dan lain sebagainya
c. Mangadakan pilot-project untuk pelaksanaan macam-macam
bidang pendidikan seperti Kinder Garden, Balai Istirahat Pelajar,
47
Perkampungan Pelajar, Perpustakaan Pelajar, Penerbitan Pelajar,
dan lain sebagainya.
Pengurus pertama Yayasan Pendidikan Warga ialah sebagai berikut:
Ketua : Liem Thiam Bie
Wakil Ketua : Tjia Ling Sien
Bendahara I : Souw Tian Pie
Bendahara II : Kwa Sing Ging
Komisaris Pendidikan : Tjan Thiam Hien, Dr Tjan Khee Swan, Oei
Hong Boe
Komisaris Bagian Usaha : Tjan Bian Lie, Ong Soen Bing, Liem
Hing Tjiok, Kwee Ging San
Komisaris Bagian Perumahan : Kho Kian In, Oei Wang Mien.10
Pada tahun 1973 Yayasan Pendidikan Warga memperoleh bantuan
tanah di Jl. Kol. Sutarto 92 dari Perkumpulan Masyarakat Surakarta
(PMS), tanah tersebut merupakan bagian dari tanah Tiong Ting yang
keseluruhan luasnya kurang lebih 15.000 M2 yang merupakan tanah
pemberian dari Paduka Kanjeng Susuhunan Pakubuwana VII kepada
masyarakat Tionghoa Surakarta dan sekitarnya. Pada tanggal 4 September
1973 Yayasan Pendidikan Warga saat itu kemudian mendirikan Sekolah
10 Akta Notaris R. Soegondo Notodisoerjo, No. 11, Tanggal 5 Juli 1961.
48
Teknologi Menengah (STM) Warga jurusan mesin, dan mendirikan
Akademi Teknik Mesin (ATM) Warga di atas tanah tersebut dengan
mengeluarkan SK No 091/Kep/YPW/IX1973 tentang pendirian STM
Warga dan ATM Warga.11
B. Struktur Organisasi Yayasan Pendidikan Warga Surakarta
Setiap organisasi pasti mempunyai struktur organisasi, begitu juga dengan
Yayasan Pendidikan Warga juga memiliki struktur organisasi yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana hak dan kewajiban setiap pengurus dari organisasi
tersebut. Selain itu dengan adanya struktur organisasi juga mempermudah kinerja
para pengurus. Sistem kepengurusan dibawah penerapan satu sistem yang mirip
dengan sistem manajemen profesional yang senantiasa berorientasi pada
peningkatan sumber daya manusia yang ada didalam meningkatkan kualitas
produksinya.
Dengan demikian Yayasan Pendidikan Warga Surakarta dengan
pengurusnya yang berkualitas akan meningkatkan produksinya yaitu pendidikan
dan pengajaran melalui sekolah-sekolah dibawah naungan Yayasan Pendidikan
Warga yang didirikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Yayasan Pendidikan Warga menunjukan kualitasnya dengan adanya
kepengurusan yang terarah dan mampu melaksanakan kewajibannya dalam
kepengurusan yang telah ditentukan dalam rapat kerja pengurus.
11 Yayasan Pendidikan Warga (d), 110 Tahun Yayasan Pendidikan Warga,
(Surakarta: Yayasan Pendidikan Warga, 2014), Halaman 125.
49
Susunan pengurus Yayasan Pendidikan Warga banyak mengalami
perubahan, hal tersebut terjadi karena belum adanya peraturan dari Pemerintah
tentang Yayasan. Pengangkatan pengurus Yayasan Pendidikan Warga melalui
rapat dewan pembina yang masa jabatannya tidak dibatasi waktu, sehingga
pengurus bisa menjabat dalam waktu yang lama. Susunan Pengurus Yayasan
Pendidikan Warga
1. Pengurus Yayasan Pendidikan Warga Surakarta Tahun 1961-2010
Setelah pergantian nama Tiong Hoa Hwee Kwan menjadi Yayasan
Pendidikan Warga, sejak tahun 1961 sampai 1998 Yayasan Pendidikan
Warga mengalami perubahan-perubahan di dalam struktur kepengurusan.
Hal tersebut membuktikan bahwa Yayasan Pendidikan Warga ingin
menjadi sebuah Yayasan yang maju dibidang pendidikan dan memberikan
pengabdian kepada masyarakat luas. Pengurus Yayasan Pendidikan Warga
tahun 1961 sampai 1991 ialah sebagai berikut:
a. Mulai 5 Juli 1961
Ketua : Liem Thiam Bie
Wakil Ketua : Tjia Ling Sien
Bendahara I : Souw Thian Pie
Bendahara II : Kwa Sing Ging
Komisaris Pendidikan : Than Thiam Hien, Dr. Tjan Khee
Swan, Oei Hong Boe
50
Komisaris Bagian Usaha : Tjan Bian Lie, Liem hing Tjiok,
Ong Soen Bing, Kwee Ging San
Komisaris Bagian Perumahan: Kho Kian In, Oei Wang Mien.
b. Mulai 19 Juli 1974
Ketua : Sindu Setijawan
Penulis : Satyahardaya
Bendahara : Somadi Kasigit
Bagian Pendidikan : dr. Handojo Tjandrakusuma
Komisaris : drg. Tjan Khee Swan, Tjan Thiam Hien,
Liem Hing Tjiok, Kwee Ging San
c. Mulai 20 Agustus 1981
Ketua : Sindu Setijawan
Wakil Ketua : Kwik Ging San
Penulis : dr. Handojo Tjandrakusuma
Wakil Penulis : Ir. Djoko Basiran
Bendahara : Somadi Kasigit
Wakil Bendahara : Subianto Sutopo, MSc
Bagian Pendidikan : dr. Handojo Tjandrakusuma, Ir. Djoko
Basiran, Ir. Rusmono Besari, Ir. Dharmawan
Tjondronegoro
Bagian Bangunan : Ir. Untung Soewono, Ir. Rusmono Besari
Administrasi Yayasan : Satyahardaya
51
d. Mulai 27 September 1984
Ketua : Sindu Setijawan
Wakil Ketua I : Kwik Ging San
Wakul Ketua II : Ir. Untung Suwono
Penulis : dr. Handojo Tjandrakusuma
Wakil Penulis : Djoko Basiran
Bendahara : Ir. Subianto Sutopo Msc
Wakil Bendahara : Ir. Rusmono Besari
Komisaris : dr. Prasetya Hudaya
Koordinator Akademi : dr. Handojo Tjandrakusuma
Pembina Akademi : Ir. Djoko Basiran
Pembina SMTP/SMTA: Ir. Rusmono Besari
Pembina TK/SD : Ir. Dharmawan Tjondronegoro
Bagian Bangunan : Ir. Untung Suwono, Ir. Djoko Basiran
Administrasi Yayasan : Satyahardaja
e. Mulai 9 Januari 1986
Ketua : dr. Handojo Tjandrakusuma
Wakil Ketua : Kwik Ging San
Penulis : Ir. Rusmono Besari
Wakil Penulis : Ir. Untung Suwono
Bendahara : Subianto Sutopo MSc
52
Wakil Bendahara : dr. Andri Iryawan
Komisaris Akademi : Ir. Untung Suwono
Komisaris SLTA/SLTA: Ir. Rusmono Besari
Komisaris TK/SD : Subianto Sutopo MSc
Bagian Bangunan : Ir. Tedjowijono
Komisaris Kesehatan : dr. Andri Iryawan
Pembantu Umum : dr. Prasetya Hudaya, Hary Santoso
Direktur Pelaksana : Satyahardaja.
f. Mulai 21 Nopember 1990
Ketua : dr. Handojo Tjandrakusuma
Wakil Ketua : dr. Prasetya Hudaya, Kwee Ging San
Penulis : Ir. Rusmono Besari
Wakil Penulis : Thomas Sulistyono
Bendahara : Ir. Untung Suwono
Wakil Bendahara : Ir. Tedjowijono
Komisaris TK/SD : Hary Santoso
Komisaris SLTP/SLTA: Ir. Rusmono Besari
Komisaris Akademi : Thomas Sulistyono
Bagian Bangunan : Ir. Tedjowijono, Ir. Untung Suwono
Bagian Bengkel : Ir. Tedjowijono
Pembantu Umum : Subianto Sutopo MSc
53
Direktur Pelaksana : Setyahardaja.
g. Mulai 1 April 1991
Ketua : dr. Handojo Tjandrakusuma
Wakil Ketua : dr. Prasetya Hudaya, Kwee Ging San
Sekertaris : Ir. Rusmono Besari
Wakil Sekertaris : Sulistyono
Bendahara : Ir. Untung Suwono
Wakil Bendahara : Ir. Tedjowijono
Komisaris TK/SD : Hary Santoso
Komisaris SLTP/SLTA: Ir. Rusmono Besari
Komisaris Akademi : Sulistyono
Bagian Bangunan : Ir. Tedjowijono, Ir. Untung Suwono
Bagian Bengkel : Ir. Tedjowijono
Pembantu Umum : Subianto Sutopo MSc,
DR. RM Taroeno Djojodeningrat,
Drs. Gunawan Prawirosuharto
Direktur Pelaksana : Satyahardaja.12
Dari kepengurusan diatas dapat diketahui tidak adanya batasan
periode jabatan yang pasti. Hal tersebut sudah merupakan kesepakatan
12 Yayasan Pendidikan Warga (c), Op. Cit, Halaman 73-74
54
antara pengurus Yayasan Pendidikan Warga. Pengurus-pengurus
Yayasan Pendidikan Warga tidak mempunyai kepentingan pribadi untuk
dimanfaatkan, hal itu dikarenakan pengurus Yayasan Pendidikan Warga
merupakan para pengusaha dan hanya ingin menyediakan fasilitas
pendidikan yang terbaik untuk masyarakat luas.
Setelah terbitnya Undang-Undang Yayasan oleh Pemerintah yang
isinya mengatur segala kegiatan yang berhubungan dengan Yayasan,
maka Yayasan Pendidikan Warga merespon dengan merubah dan
menyusun kembali Anggaran Dasar dan Rumah Tangga Yayasan
Pendidikan Warga. Perubahan dan penyusunan kembali ini juga merubah
susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga.13 Sesuai dengan hasil
rapat pada tanggal 4 Mei 2005, susunan pengurus yang baru ialah sebagai
berikut:
a) Susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga periode 2005-2010
Dewan Pembina : dr. Handojo Tjandrakusuma
Drs. Gunawan Prawirosuharto, Apt
dr. Prasetya Hudaya
Dewan Pengawas : Ir. Rusmono Besari
Ir. Untung Suwono
Djoefri Hartanto
13 Wawancara dengan Bapak Stef. Unyanto, ST., tanggal 28 Juni 2016.
55
Dewan Pengurus
Ketua : Sulistyono
Wakil Ketua : Dipl. Ing. Robby Koesnadhi
Sekertaris I : Ir. Agus Nugroho. MBA
Sekertaris II : Mega Handoyo Yusuf
Bendahara I : Dipl. Ing. Gunawan Tjokrosetio
Bendahara II : Ir. Onggo Tjandra Librawan
Anggota : Ir. Tedjowijono.
b) Susunan Pengurus Yayasan Pendidikan Warga periode 2010-2015
Dewan Pembina : dr. Handojo Tjandrakusuma
Drs. Gunawan Prawirosuharto
Dr. Prasetya Hudaya
Dewan Pengawas : Ir. Rusmono Besari
Ir. Untung Suwono
Ir. Tedjowijono
Dewan Pengurus
Ketua : Sulistyono
Wakil Ketua : Dipl. Ing. Robby Koesnadhi
Sekertaris I : Ir. Agus Nugroho. MBA
Sekertaris II : Mega Handoyo Yusuf
Bendahara I : Gunawan Tjokrosetio
56
Bendahara II : Ir. Onggo Tjandra Librawan
Anggota : Wiryawan Arya
Direktur Pelaksana: Stef. Unyanto, ST.14
2. Tugas dan Wewenang Pengurus Yayasan Pendidikan Warga
Surakarta
a. Pembina
Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang
tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas. Yayasan dibina
oleh Pembina yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang
anggota yang salah satunya menjabat sebagai ketua. Anggota
Pembina tidak diberi gaji atau tunjangan oleh Yayasan. Masa jabatan
Pembina tidak ditentukan lamanya dan tidak boleh merangkap
sebagai anggota pengurus atau anggota pengawas.
Tugas dan wewenangan pembina:
1. Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar
2. Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan
anggota pengawas
3. Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran
dasar yayasan
4. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan
yayasan
14 Yayasan Pendidikan Warga (d), Op. Cit, Halaman xxvii
57
5. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau
perubahan yayasan
6. Pengesahan laporan tahunan
7. Penunjukan likuidator dalam hal yayasan dibubarkan.15
b. Pengurus
Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan
yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekertaris dan
bendahara. Pengurus diangkat oleh pembina melalui rapat pembina
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila
pengurus yayasan bukan pendiri yayasan dan tidak terafiliasi dengan
pendiri, pembina, dan pengawas, serta melaksanakan pengurusan
yayasan secara langsung dan penuh.
Tugas dan wewenangan Pengurus:
1. Bertanggung jawab penuh atas pengurusan yayasan untuk
kepentingan yayasan
2. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan
anggaran tahunan yayasan untuk disahkan pembina
3. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal
yang ditanyakan oleh pengawas
15 Akta Notaris Lia Fanty Santosa, SH, No. 43, Tanggal 24 Februari 2006,
Halaman 6, 8
58
4. Setiap anggota pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pengurus berhak mewakili yayasan didalam dan diluar
pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian.16
c. Pengawas
Pengawas adalah organ yayasan yang bertugas melakukan
pengawasan dan memberi nasihat kepada pengurus dalam
menjalankan kegiatan yayasan. Pengawas terdari dari sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang yang salah satunya menjadi ketua
pengawas. Pengawas diangkat oleh pembina melalui rapat pembina
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
Tugas dan wewenang pengawas:
1. Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab menjalankan tugas pengawasan untuk kepentingan
yayasan.
2. Ketua pengawas dan satu anggota pengawas berwenang
bertindak untuk dan atas nama pengawas
3. Pengawas berwenang untuk: a) memasuki bangunan,
halaman, atau tempat lain yang dipergunakan yayasan, b)
memeriksa dokumen, c) memeriksa pembukuan dan
16 Ibid, Halaman 13, 15.
59
mencocokkannya dengan uang kas, d) mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh pengurus, e) memberi
peringatan kepada pengurus.17
17 Ibid, Halaman 22, 24.