Post on 15-Feb-2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa ialah wujud dari gagasan yang telah dituangkan dan diatur unsur unsurnya
dalam bentuk kata atau kalimatyang diucapkan dengan lisan atau dicatat dengan simbol
simbol (tulisan) yang berfungsi sebagai alat berfikir, disamping fungsinya sebagai alat
pemersatu pada umumnya. Hal ini juga pernah dikatakan oleh Drs H Ahmad Izzan, M.Ag
dalam bukunya; metodologi pembelajaran bahasa Arab “Bahasa adalah alat berfikir. Ketika
sebuah gagasan atau ide timbul dalam fikiran, ia bukanlah bahasa karena belum mempunya
bentuk tertentu”. Agar bahasa bisa dimengerti oleh generasi generasi berikutnya, maka
diadakanlah pengajaran pengajaran dengan berbagai ragam bentuknya yang tentunya untuk
benar benar mewujudkan fungsi dan pengertian bahasa itu sendiri.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap
individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang
hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya
terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi
edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik
perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap.
Tujuan pengajaran bahasa Arab menentukan approach, metode dan teknik
pengajaran bahasa itu. Approach yang di dalam bahasa Arab disebut al-madkhol adalah
seperangkat asumsi mengenai hakikat bahasa dan hakikat belajar mengajar bahasa.
Metode adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa
secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan dengan yang lain dan semuanya
berdasarkan atas approach yang telah dipilih serta dilaksanakan dengan tehnik tehnik
tertentu. Dengan kata lain, approach, metode dan teknik mempunyai hubungan yang erat
sekali dengan tujuan pengajaran bahasa. (Arsyad, 2002).
Oleh karena itu tujuan pengajaran suatu bahasa haruslah dirumuskan sedemikian
rupa agar arah yang akan dituju tepat mengenai sasaran. Pengajaran bahasa Arab menurut
Masri bertujuan :
1. Memberikan pengetahuan dan kemahiran berbahasa Arab kepada siswa sebagai salah
satu bahasa ilmu pengetahuan dan komunikasi.
2. Memberikan kemampuan berbahasa Arab kepada siswa agar dapat berbicara, membaca,
dan menulis.
1
3. Menyiapkan siswa supaya memiliki pengetahuan dan kemampuan berbahasa Arab
sebagai syarat untuk melanjutkan studi ke dalam dan ke luar negeri yang menggunakan
bahasa Arab.
4. Menyiapkan siswa supaya mampu berbahasa Arab sebagai bekal untuk bekerja pada
bidang-bidang yang menggunakan bahasa Arab seperti informasi, pariwisata, pelayanan
jasa baik di dalam maupun di luar negeri terutama di Timur Tengah.
5. Siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum Islam.
Dalam mengajarkan bahasa Arab hendaknya dimulai dengan percakapan, meskipun
dengan kata-kata yang sederhana yang telah dimengerti dan dipahami oleh anak didik.
Selain itu diharapkan untuk mengaktifkan semua panca indra anak didik, lidah harus dilatih
dengan percakapan, mata dan pendengaran terlatih untuk membaca dan tangan terlatih untuk
menulis dan mengarang, serta mementingkan kalimat yang mengandung pengertian dan
bermakna.
Nilai pengajaran bahasa Arab merupakan efek dari pengajaran bahasa terhadap
manusia dan sejauh mana efek tersebut berfungsi terhadap diri manusia. Secara garis besar
nilai pengajaran bahasa itu meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Nilai Material. Dalam pengajaran bahasa diajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan
mengenai seluk beluk bahasa, misalnya gramatika bahasa, perbendaharaan bahasa/kata,
pembentukan kata, perkembangan bahasa, peribahasa, dan sebagainya.
2. Nilai Formil (Pendidikan). Setiap guru yang mengajar tidak lepas daripada penggunaan
bahasa. Pengajaran tanpa menggunakan bahasa yang baik akan menghasilkan
pengetahuan yang tak karuan ujung pangkalnya. Dalam mengajar guru hendaknya
introspeksi terhadap bahasa yang dipergunakannya dalam menyampaikan setiap bahan
pelajaran kepada anak didiknya. Dengan mengajar guru melatih anak didiknya dengan
bahasa yang baik, benar, jelas dan terang. Guru berbuat, bertindak dan berbicara
(berbahasa) harus dapat menjadi suri tauladan dan contoh yang baik bagi anak didiknya.
3. Nilai Praktis. Ketrampilan dan kepandaian berbahasa pada seseorang berarti sanggup
mendengar, menangkap, menanggapi dan mengingat sebaik-baiknya setiap apa yang
didengar atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. (Shadry, 1980 : 28)
Meskipun pembelajaran sudah dilakukan dengan memenuhi setandar yang telah
dicantumkan dalam RPP, akan tetapi fakta yang bermunulan tidak mencerminkan
keberhasilan pembelajaran, dikarenakan para siswa tersebut masih banyak yang belum
memenuhi setandar kelulusan belajar atau SKM. Banyak faktor yang mengiringio terjadinya
hal tersebut yang menurut penulis bukan dikarenakan siswanya yang tidak belajar,
2
melainkan karena metode pembelajarannya kurang menarik atau masih belum sesuai dengan
kondisi ataupun latarbelakang siswa.
Siswa di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap, kebanyakan bertempat tinggal di
pesantren sekitar sekolahan, atau bisa dikatakan mayoritas dari mereka adalah santri. Nah
karena basic mereka yang berdomisili di pondok pesantren tersebut, rata rata dari mereka
sudah banyak yang mengerti tata bahasa Arab meskipun sedikit, akan tetapi mereka hanya
menguasai gramaticalnya saja tidak sampai dipraktekkan pada bahasa pergaulan sehari hari
atau yang biasa disebut kalaam.
Bermula dari basic yang sudah diekokkan setiap hari, tentunya siswa akan merasa
bosan jika disekolahpun diajarkan gramatical lagi dan efeknya, siswa jadi jarang yang mau
memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Akhirnya, siswa hanya masuk untuk
mencari absen dan pulang. Maka dari itu penulis ingin menerapkan metode pembelajaran
muhadasah pada siswa kelaas II MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap.
Seperti yang penulis sebutkan di taas, Adapun penyebab gagalnya suatu pengajaran
bahasa asing terutama bahasa Arab menurut ialah karena anak didik terlalu sering disuruh
"Menghafal", tidak ada komunikasi humanistik antara orang-orang yang ada di dalam kelas,
perhatian tidak terfokus, tidak terlibat secara utuh, sehingga tidak produktif, serta timbul
sifat ketergantungan.
Berawal dari permasalahan di atas, penulis bermaksud untuk membahas salah satu
metode pengajaran bahasa Arab yang baik dan menyusun Proposal Penelitian Tindakan
Kelas ini dengan memberi judul "Penerapan Metode Muhadasah dalam Pembelajaran
Bahasa Arab Untuk Meningkatkan Keberhasilan Belajar Siswa Kelas II MTs MINAT
Kesugihan 1 Cilacap”.
B. Identifikasi Masalah
1. Mengapa keberhasilan belajar pada mata pelajaran bahasa Arab siswa kelas II di MTs
MINAT Kesugihan 1 Cilacap perlu ditingkatkan?
2. Metode apakah yang digunakan agar keberhasilan belajar pada mata pelajaran bahasa
Arab siswa kelas II di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap dapat meningkat?
3. Mengapa metode yang dipakai di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap dalam
pembelajaran bahasa Arabnya perlu diganti?
C. Pembatasan Masalah
Masalah yang akan penilis teliti, akan dibatasi pada:
1. Penerapan metode muhadasah pada siswa kelas II di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap
2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas II di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap
D. Rumusan Masalah3
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode muhadasah terhadap siswa kelas II dalam meningkatkan
keberhasilan pembelajaran bahasa Arab di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap?
2. Bagaimana hasil peningkatan keberhasilan siswa kelas II MTs MINAT Kesugihan 1
Cilacap dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode muhadasah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis paparkan, maka tujuan penelitian
dalam Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan metode muhadasah terhadap siswa kelas II dalam
pembelajaran Bahasa Arab di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap.
2. Untuk mengkaji hasil peningkatan keberhasilan siswa kelas II MTs MINAT Kesugihan
1 Cilacap dalam Pembelajaran Bahasa Arab dengan metode muhadasah.
F. Manfaat Penelitian
Dengan terungkapnya beberapa masalah tentang penerapan metode muhadasah ini
diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi:
1) Siswa
a. Agar anak didik dapat melafadzkan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab dengan
mahir dan benar.
b. Melatih anak didik untuk terampil berbahasa Arab terutama dalam hal pengucapan.
c. Melatih anak didik agar baik ucapannya dan melatih jiwa serta mental siswa yang
disiplin.
d. Melatih siswa agar terbiasa berbicara dengan bahasa Arab di kelas.
2) Guru.
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih bertanya di kelas dengan bahasa
Arab.
b. Memberikan semangat/dorongan terhadap anak didik supaya memiliki keberanian
dalam berbicara bahasa Arab.
c. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
3) Sekolah
Mengembangkan kemauan, minat, usaha, dan perhatian siswa melalui berbagai
acara yang berhubungan dengan pengajaran bahasa Arab seperti diadakannya lomba
pidato bahasa Arab di sekolah maupun antar sekolah lain.
4) Pengembang Kurikulum
4
Penerapan metode muhadasah pada siswa ini dapat dijadikan sebagai bahan
penelitian pendidikan dan sebagai pengalaman para pengajar bahasa dalam menghadapi
peserta didik yang sulit memperoleh bahasa Arab.
5) Khazanah keilmuan
a. Sebagai eksperimen lanjutan di kelas-kelas bahasa dalam rangka meningkatkan
pemerolehan bahasa Arab di Indonesia.
b. Melahirkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang pengajaran bahasa Asing
terutama bahasa Arab.
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Apabila peneliti
telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan
dasar, kemudian membuat suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji
(dibawah kebenaran). Inilah hipotesis.
Oleh karena itu dalam merumuskan hipotesis peneliti harus berpikir bahwa
hipotesisnya itu dapat diuji. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis ini.
Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis.
Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap :
1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada
akhir penelitian).
2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak
mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung).
Persyaratan hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (1992 : 65. Ebook) adalah sebagai
berikut:
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variable.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Jika metode muhadasah itu dapat diterapkan terhadap siswa kelas II MTs MINAT
Kesugihan 1 Cilacap, maka tingkat keberhasilan dalam pembelajaran bahasa Arab akan
meningkat.
5
H. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
1. Masalah yang ada dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan keberhasilan
dan prestasi belajar siswa.
2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas II.
3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di II MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap.
4. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 6.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian teori
1. Pengertian Metode
Metode adalah cara yang teratur dan sitematis untuk mencapai tujuan, cara-cara
yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Prof. Dr. Winarno Surahmad (1986) menegaskan bahwa
metode pengajaran adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Makin baik metode yang diterapkan, maka makin efektif pencapaian
tujuan. Sedangkan untuk menetapkan apakah sebuah metode dapat disebut baik
diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor yang di antaranya adalah
tujuan yang akan dicapai dan yang merupakan faktor utama.
Adapun yang dimaksud dengan metode pengajaran adalah sebagai suatu aturan
yang dilalui oleh guru di dalam menyampaikan pelajarannya, agar pengetahuan tersebut
bisa sampai kepada pemikiran siswa dengan bentuk yang baik untuk mencapai tujuan
pendidikan. Hal ini sejalan ddengan apa yang pernah dikatakan oleh Abu Bakar
Muhammad (1981).
Metode dalam pembelajaran banyak sekali jenisnya, karena metode dipengaruhi
oleh beberapa faktor :
a. Tujuan yang beragam jenis dan fungsinya.
b. Peserta didik yang beragam tingkat kematangannya.
c. Situasi yang beragam keadaannya.
d. Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya.
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
Metode Pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran. Metode
Pengajaran dipilih berdasarkan dari atau dengan pertimbangan jenis strategi pengajaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena metode merupakan bagian yang integral
dengan sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan
komponen sistem pengajaran yang lain. Hal ini juga berarti bahwa di dalam memilih
metode yang akan diterapkan dalam interaksi belajar mengajar, selalu dengan
mempertimbangkan komponen sistem pengajaran yang lain.
7
Para pendidik (guru) harus memilih metode pengajaran yang paling tepat, yang
dipandang lebih efektif dari pada metode yang lainnya, sehingga kecakapan dan
pengetahuan yang diberikan oleh guru itu akan tertanam dalam diri siswa.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan, semakin tepat metodenya akan semakin efektif pula pencapaian
tujuan tersebut.
Penggunaan metode yang tepat alam proses belajar mengajar sangat
mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Jadi antara metode dan materi yang
disampaikan harus ada keserasian. Apabila antara keduanya terjadi kesenjangan maka
tujuan yang dicita-citakan tidak akan tercapai. Dengan demikian metode menempati
peranan yang penting dan sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Untuk itu
metode harus mendapatkan perhatian dari para pendidik.
Dalam penggunaan metode selain kesesuaian dari materi seorang guru harus
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.
Begitu pula tingkat intelektual, perbedaan kesanggupan dan kecepatan. Dalam
buku yang berjudul Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Prof. Dr. Azhar Arsyad
(2002 : 24) mencatat ada enam unsur dasar dari suatu metode, yaitu:
a. Authority, yaitu adanya semacam ثقة dari seorang guru, membuat murid yakin dan
percaya pada dirinya sendiri.
b. Infantilisasi, murid seakan-akan seperti anak kecil yang menerima "authority" dari
guru. Ilmu masuk tanpa disadari seperti apa yang dialami oleh seorang anak kecil.
c. Dual komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan non verbal yang berupa rangsangan
semangat dari keadaan ruangan dan dari kepribadian seorang guru.
d. Intonasi, guru menyajikan materi pelajaran dengan tiga intonasi yang berlainan.
e. Rhythm, yaitu pelajaran membaca dilakukan dengan irama, berhenti sejenak di
antara kata-kata dan rasa yang disesuaikan dengan nafas irama dalam.
f. Keadaan Pseudo-Passive, keadaan murid rileks tetapi tidak tidur sambil mendengar
irama musik.
2. Metode Muhadasah
Pelajaran muhadasah merupakan pelajaran bahasa Arab yang pertama kali
diberikan. Sebab tujuan utama pengajaran bahasa Arab adalah agar siswa mampu
bercakap-cakap (berbicara) dalam sehari-hari dengan berbahasa Arab dan membaca Al-
Qur'an, dalam shalat dan do'a-do'a, yang disebut berbahasa itu adalah berbicara lisan.
Metode muhadasah yaitu cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab melalui
percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi antara guru dan murid dan antara murid 8
dengan murid, sambil menambah dan terus memperkaya perbendaharaan kata-kata.
Tujuan pengajaran muhadasah :
a. Melatih lidah anak didik agar terbiasa dan fasih bercakap-cakap dalam bahasa
Arab.
b. Terampil berbicara dalam bahasa Arab mengenai kejadian apa saja dalam
masyarakat dan dunia internasional yang ia ketahui.
c. Mampu menerjemahkan percakapan orang lain lewat telepon, radio, TV, tape
recorder.
d. Menumbuhkan rasa cinta dan menyenangi bahasa Arab dan Al-Qur'an, sehingga
timbul kemauan untuk belajar dan mendalaminya.
Saran-saran yang harus diperhatikan dalam pengajaran bahasa Arab yang
menggunakan metode muhadasah :
a. Pembicaraan yang fasih di hadapan murid.
b. Ditekankan penyusunan jawaban murid dalam kalimat yang sempurna.
c. Pembetulan kesalahan ucapan murid harus diperhatikan.
d. Murid harus menghafal kalimat-kalimat yang terpilih, sesuai dengan tingkat
pemikirannya.
e. Mengulang-ulang pertanyaan dengan susunan kalimat yang berbeda-beda, di mana
jawabannya sesuai dengan bentuk pertanyaan sedapat mungkin.
f. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sekitar yang sudah ada dalam pengetahuan
murid.
g. Bahan muhadasah itu harus seuai dengan tingkat umur dan kemampuan mereka.
h. Guru harus memilih kata-kata baru yang sulit yang sesuai dengan pengetahuan
mereka.
i. Guru harus menggunakan berbagai alat peraga yang lazim untuk memudahkan
pemahaman mereka terhadap pelajaran itu. (Muhammad: 1981: 58)
Metode mengajarkan muhadasah:
a) Mempersiapkan acara/materi muhadasah dengan matang dan menetapkan topik
yang akan disajikan.
b) Materi muhadasah hendaklah disesuaikan dengan taraf perkembangan dan
kemampuan anak didik.
c) Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu muhadasah.
d) Guru hendaklah menjelaskan terlebih dahulu arti kata-kata yang terkandung
dalam muhadasah, dengan menuliskannya di papan tulis.
9
e) Pada muhadasah tingkat lebih tinggi, anak didiklah yang lebih banyak berperan,
sedangkan guru menetukan topik yang akan dimuhadasahkan.
f) Setelah muhadasah selesai dilakukan, guru kemudian membuka forum soal
jawab dan hal-hal yang perlu untuk didiskusikan mengenai muhadasah yang baru
saja selesai.
g) Penguasaan bahasa secara aktif.
h) Di dalam kelas, guru harus selalu berbicara di dalam bahasa Arab.
i) Jika muhadasah akan dilanjutkan kembali pada pertemuan berikutnya, maka guru
menetapkan batas dan materi pelajaran yang akan disajikan berikutnya, agar
siswa dapat lebih mempersiapkan dirinya.
j) Mengakhiri pertemuan pengajaran, dengan memberi dorongan dan semangat
siswa untuk lebih giat belajar.
3. Keberhasilan Belajar Mengajar
Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan
berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan tersebut.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil
adalah:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi,
baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK)
telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Tingkat
keberhasilan proses mengajar tersebut sebagai berikut:
a) Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat
dikuasai oleh siswa.
b) Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s/d 99%) bahan pelajaran yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c) Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s/d 75% saja
dikuasai oleh siswa.
d) Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 66% dikuasai oleh
siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan :
10
a) Tujuan. Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai
dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Guru. Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan kepada anak didik di sekolah.
c) Anak didik. Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah
yang merupakan unsur manusiawi yang mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar serta sebagai hasil dari kegiatan itu yaitu keberhasilan belajar
mengajar. (Djamarah : 1995 : 123)
B. Kerangka berfikir
Proses pembelajaran akan dapat dilihat hasilnya pada sejauh mana keberhasilan siswa
dalam proses belajarnya, dalam artian seberaapa banyak siswa mengerti akan hal hal atau
materi materi yang disampaikan oleh gurunya. Hal tersebut tentulah juga bergantung pada
bagaimana guru tersebut menyampaikan materi materi kepada siswanya. Metode apakah yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Dalam kaitannya dengan hal hal tersebut, metode muhadasah dipandang mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dikarenakan basic dari para siswa itu sendiri, dilain sisi juga
sebagai pelengkap dari bekal yang telah didapat oleh para siswa di lingkungan tempat
tinggalnya yaitu pondok pesantren. Singkatnya, jika di pesantren diajarkan gramatical (kaidah
kaidah menulis, membaca), maka disekolah mereka diajarkan cara memperaktekkannya
dengan cara menggunakan apa yang didapat di pesantren sebagai alat untuk bercakap cakap.
C. Hipotesis tindakan
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis dapat mengajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut : Dengan penerapan metode muhadasah dalam pembelajaran bahasa Arab,
permasalahan tingkat keberhasilan belajar siswa kelas II MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap
akan dapat teratasi.
11
BAB III
METODE PENELITIANA. Seting Penelitian (Waktu dan Tempat Penelitian)
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap
yang terletak di jalan Kemerdekaan Timur Nomor 134, Desa Kesugihan 1, Kecamatan
Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Adapun pelaksanaan penelitian pada semester
6 tanggal 4 Agustus – 8 Desember 2016.
B. Subjek dan objek Penelitian
Disini penulis sebagai subyek dan siswa kelas II MTs MINAT Kesugihan 1 Cilacap
adalah sebagai obyek.
Berikut adalah data sementara obyek penelitian (terlampir)
C. Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dari
pengamatan (observasi) terhadap siswa saat penerapan pembelajaran berlangsung. Data
untuk hasil penelitian diperoleh berdasarkan nilai ujian semester ganjil. Sumber data
penelitian adalah siswa kelas II sebagai obyek penelitian.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa.
2. Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran dengan
Metode Muhadasah.
3. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri
dari beberapa descriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
4. Test
12
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang
diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choice
agar banyak materi tercakup
5. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan
semua data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis membuat catatan-catatan dari hasil data
yang diperoleh selama penelitian berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah proses
pembelajaran berlangsung dengan menerapkan metode muhadasah. Selain itu penulis juga
memperoleh data yang berasal dari :
a. Pengamatan partisipatif. Penulis terlibat langsung dan bersifat aktif dalam pengumpulan
data.
b. Pembuatan jurnal harian. Melalui kegiatan ini penulis dapat mengetahui keaktifan siswa
selama pembelajaran berlangsung.
c. Observasi aktivitas kelas. Dilakukan pada saat proses pengajaran dengan menerapkan
metode muhadasah di kelas.
d. Interaksi pembelajaran di kelas. Siswa dapat berinteraksi langsung dengan guru, atau
siswa lain selama kegiatan belajar di kelas.
E. Validasi Data
F. Analisis Data
1. Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian
untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang
telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban
yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis
evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan
criteria ketuntasan belajar.
G. Prosedur Tindakan
Pelaksanaan tindakan penelitian ini disesuaikan dengan rencana tindakan
pembelajaran di atas yang difokuskan pada hari Selasa sebagai hari mengajar untuk mata
pelajaran bahasa Arab. Adapun kegiatan-kegiatan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai
berikut :13
Pertemuan I (Selasa, 4 Agustus 2016)
a) Tahap awal : Salam pembukaan
b) Tahap inti : Perkenalan antara penulis dengan siswa
1. Memperkenalkan diri satu persatu yang dimulai dari penulis dan dilanjutkan
dengan siswa.
2. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penulis di di MTs MINAT
Kesugihan 1 Cilacap.
c) Tahap akhir : Peneliti menutup pertemuan
Pertemuan II (Selasa, 11 Agustus 2016)
a) Tahap awal :
1. Salam pembuka.
2. Presensi siswa.
b) Tahap inti :
1. Penulis memulai pelajaran dengan muhadasah bahasa Arab.
2. Penulis menjelaskan tentang materi pelajaran.
c) Tahap akhir :
1. Penulis memberikan semangat tentang pelajaran muhadasah
2. Salam penutup
Pertemuan III (Selasa, 18 Agustus 2016)
a) Tahap awal :
1. Salam pembuka.
2. Presensi siswa.
b) Tahap inti :
1. Penulis menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
2. Penulis meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang
mempraktekkan dialog di depan kelas selama pengajaran berlangsung.
c) Tahap akhir :
1. Penulis memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang
terdapat di dalam muhadasah tersebut.
2. Penulis mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan IV (Selasa, 25 Agustus 2016)
a) Tahap awal :
1. Salam pembuka
14
2. Presensi siswa
b) Tahap inti :
1. Penulis memulai pelajaran dengan muhadasah terlebih dahulu
2. Penulis meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada
minggu sebelumnya
3. Penulis menyuruh sambil mengamati salah satu siswa untuk membacakan
hasil pekerjaan rumah di depan kelas
4. Penulis meneruskan pelajaran berikutnya
c) Tahap akhir:
1. Penulis mengakhiri pelajaran dengan memberikan motivasi terhadap siswa
2. Salam penutup (do'a)
Pertemuan V (1 September 2016)
a) Tahap awal :
1. Salam pembuka
2. Presensi siswa
b) Tahap inti :
1. Penulis menanyakan kepada siswa tentang pelajaran sebelumnya.
2. Penulis meneruskan pelajaran berikutnya sambil mengamati siswa yang
mempraktekkan dialog di depan kelas selama pengajaran berlangsung.
c) Tahap akhir :
1. Penulis memberikan tugas untuk membuat kalimat dengan mufrodat yang
terdapat di dalam muhadasah tersebut.
2. Penulis mengakhiri pelajaran dengan salam penutup
Pertemuan VI (Selasa, 8 September 2016)
a) Tahap awal :
1. Salam pembuka
2. Presensi siswa
b) Tahap inti :
1. Penulis menyimpulkan semua pelajaran yang telah diberikan kepada siswa
2. Guru memberi evaluasi kepada siswa tentang semua materi yang telah
diajarkan
3. Siswa diminta untuk membuat kritik dan saran yang membangun terhadap
penulis selama proses pengajaran dan penelitian di kelas
c) Tahap akhir :
15
1. Penulis mengucapkan salam perpisahan dan terima kasih kepada siswa jika
selama pengajaran dan penelitian terdapat kesalahan
2. Salam penutup (do'a)
H. Alokasi waktu penelitian
N
o
Uraian kegiatan Agustus September Oktober November Desember
1 Penyusunan
proposal
VVVV
2 Penyusunan
instrumen
penelitian
VV
3 Pengumpulan
data dengan
melakukan
tindakan:
a. Siklus 1
b. Siklus 2
VVV
V
4 Analisis data V V
5 Pembahasan/
diskusi
V
6 Meyusun laporan
hasil penelitian
VV V
16
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar, 2002.Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya (Beberapa Pokok Pikiran).
Makasar. Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi, 2002.Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) Edisi Revisi V.
Jakarta. Rineka Cipta.
Djamarah, Bahri, Syaiful, 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta
Masri, Nasir, 1992. Pelajaran Bahasa Arab untuk SMA. Team Penyusun Pelajaran Bahasa
Arab MGMP Bahasa Arab Jatim.
Shadry, Abdur Ro'uf, 1980. Nilai Pengajaran Bahasa Arab dan Sejarah Perkembangannya.
Bandung. Bina Cipta.
Yusuf, Tayar, 1997. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Izzan, Ahmad. 2011.Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Bandung.Humaniora
Shawkat, MH, Dkk, Linguistic Terms, dar El Fikr el Araby, Cairo
17