Sejarah Arab

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu wilayah yang pernah menjadi pusat peradaban Islam sekaligus korban Imperialisme adalah kawasan Lembah Sungai Nil yaitu Mesir yang mempunyai sejarah peradaban dan kebudayaan yang panjang. Mesir adalah salah satu negara berkembang yang terletak di kawasan Afrika Utara. Secara astronomis terletak di antara 22oLU – 31,5o LS dan 25oBT – 36oBT dengan luas kurang lebih 1.500.000 km2. Luas wilayahnya sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (Asia Barat Daya) dan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, Semenanjung Gaza, Palestina dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Keadaan alam Mesir terbagi menjadi empat daerah utama yaitu: 1. Semenanjung Sinai, Daerah ini terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan dengan puncak tertinggi terletak di Gunung Jabel Katherina (1.602 m). Semenanjung Sinai terletak di sebelah timur Terusan Suez dan berbatasan dengan Israel. Semenanjung Sinai dan daratan Mesir dipisahkan oleh Terusan Suez. Terusan ini menghubungkan Laut Merah dengan Laut Tengah dan menjadi pintu gerbang Asia ke Eropa, sehingga Mesir memiliki posisi yang sangat strategis dalam jalur pelayaran dunia.

description

Terusan Suez

Transcript of Sejarah Arab

Page 1: Sejarah Arab

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu wilayah yang pernah menjadi pusat peradaban Islam sekaligus korban

Imperialisme adalah kawasan Lembah Sungai Nil yaitu Mesir yang mempunyai sejarah

peradaban dan kebudayaan yang panjang. Mesir adalah salah satu negara berkembang yang

terletak di kawasan Afrika Utara. Secara astronomis terletak di antara 22oLU – 31,5o LS dan

25oBT – 36oBT dengan luas kurang lebih 1.500.000 km2. Luas wilayahnya sekitar 997.739 km²

Mesir mencakup Semenanjung Sinai (Asia Barat Daya) dan sebagian besar wilayahnya terletak

di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, Semenanjung

Gaza, Palestina dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut

Tengah di utara dan Laut Merah di timur.

Keadaan alam Mesir terbagi menjadi empat daerah utama yaitu:

1. Semenanjung Sinai, Daerah ini terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan dengan puncak

tertinggi terletak di Gunung Jabel Katherina (1.602 m). Semenanjung Sinai terletak di

sebelah timur Terusan Suez dan berbatasan dengan Israel. Semenanjung Sinai dan daratan

Mesir dipisahkan oleh Terusan Suez. Terusan ini menghubungkan Laut Merah dengan Laut

Tengah dan menjadi pintu gerbang Asia ke Eropa, sehingga Mesir memiliki posisi yang

sangat strategis dalam jalur pelayaran dunia.

2. Gurun Arabia, Daerah ini diapit oleh pegunungan di tepi Laut Merah dan Lembah Sungai

Nil di bagian barat. Topografi wilayah ini berupa pegunungan sangat kasar, bergelombang

dan sangat tandus. Puncak tertinggi terdapat di Gunung Jabel Hemada (1977 m).

3. Gurun Libya. Gurun Libya terletak di sebelah barat lembah Sungai Nil. Daerah ini iklimnya

sangat kering dan topografinya berupa daerah depresi kontinental (permukaan daratan yang

lebih rendah dari permukaan laut). Salah satu daerah depresi yang cukup luas di daerah ini

adalah Depresi Qatara yang terletak di sebelah selatan Kota El Alamein.

4. Lembah Sungai Nil. Daerah ini berupa dataran rendah yang sangat subur dengan aliran

Sungai Nil yang menjadi sungai terpanjang di dunia (5.600 km). Lembah Sungai Nil

menjadi pusat pertanian, pemusatan penduduk, sumber air bersih dan irigasi di Mesir.

Page 2: Sejarah Arab

Lembah Sungai Nil juga menjadi pusat peradaban Mesir Kuno (salah satu peradaban tertua

di dunia).

Mesir yang terkenal dengan julukan lembah nil ini memang menarik untuk ditelusuri.

Bangsa Mesir termasuk bangsa-bangsa yang paling tua dalam sejarah. Sejak puluhan abad silam

negara ini telah mempunyai peradaban yang terbilang maju di zamannya. Hal ini dapat kita lihat

dari bukti-bukti sejarah yang masih ada sampai saat ini, seperti: Piramida, Spinx, obelisk, abu

simbel, karanak dan lain-lain.1 Di samping itu, Mesir juga merupakan pusat khazanah ilmu-ilmu

keislaman. Di bumi seribu menara ini berdiri satu perguruan tinggi tertua di dunia yaitu

universitas al-Azhar pada saat ini yang telah berusia 1030 tahun.

Hal inilah yang mendasari penulis membuat makalah dengan judul “Sungai Nil dan

Terusan Suez”, yang mana mensyaratkan pembuatan makalah yang bertemakan Sungai Nil

sebagai sumber peradaban Mesir dan pengaruh dibukanya terusan Suez bagi kehidupan sosial

budaya masyarakat Mesir.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, makalah ini dirumuskan melalui dua pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran sungai Nil sebagai sumber peradaban Mesir?

2. Bagaimana pengaruh dibukanya Terusan Suez bagi kehidupan sosial budaya masyarakat

Mesir?

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui gambaran sungai Nil dalam peradaban Mesir.

2. Mengetahui pengaruh dibukanya terusan Suez.

BAB II

1 Mukhtar Yahya, 1985. Perpindahan-perpindahan kekuasaan di Timur Tengah, Jakarta: PT. Bulan Bintang, Hal. 422

Page 3: Sejarah Arab

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Sungai Nil

Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia. Panjangnya kurang lebih mencapai

6650 km atau 4132 Mil. Ada sembilan Negara yang dilalui oleh sungai ini, yaitu: Mesir,

Tanzania, Kenya, Zaire, Uganda, Ethiopia, Sudan, Rwanda dan Burundi. Namun demikian,

setiap kali kita mendengar kata Nil, maka identik dengan Mesir, seolah Nil hanya berada di

Mesir. Hal ini boleh jadi karena banyak faktor, di antaranya karena pengaruh Nil sangat luar

biasa terhadap Mesir dibandingkan dengan Negara-negara lainnya. Mesir sangat bergantung ke

sungai Nil bukan semata dalam masalah ekonomi, pengairan dan pertanian, akan tetapi juga

dalam masalah peradaban. Seluruh peradaban Mesir Kuno berawal dari dataran sekitar Nil.

Untuk itulah, tidak heran apabila seorang ilmuwan bernama Herodotus mengatakan: “Mesir

adalah pemberian sungai Nil” (Egypt is the gift of the Nile).

Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika

Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Selain itu,

Sungai Nil juga mengaliri wilayah pegunungan Sinai dimana tempat Nabi Musa menerima

wahyu dari Allah. Boleh jadi, keidentikan Sungai Nil yang memiliki sejarah dengan bangsa

Mesir karena erat kaitannya dengan peristiwa-peristiwa penting bernuansa agama, di mana Nabi

Musa as dihanyutkan. Dan tentu kisah dihanyutkannya Nabi Musa as di sungai Nil ini ada dalam

tiga kitab suci agama besar, Islam, Yahudi dan Nashrani. Untuk itulah, setiap kali mendengar

nama Nil, maka identik dengan Mesir saja, dan tidak dengan yang lainnya.

Sungai Nil merupakan sungai yang sangat unik. Umumnya sungai-sungai itu mengalir ke

arah timur atau ke arah barat, sementara Nil tidak demikian, ia membentang dari selatan ke utara.

Menurut para ahli, hal ini dikarenakan sungai Nil berada pada garis 3, 30 derajat lintang selatan,

sampai 31 derajat lintang utara, atau dengan kata lain bahwa sungai ini memotong lebih dari 34,5

derajat garis lintang. Oleh karena itulah arahnya dari selatan menuju ke arah utara. Inilah yang

membedakan Nil dengan sungai-sungai lainnya di dunia, karena kebanyakan sungai di dunia

mengalir ke arah timur atau ke barat.

Selain itu, keunikan lainnya dari sungai Nil ini, ia mengalir melalui daerah-daerah yang

beragam dengan iklimnya yang bermacam-macam. Di daerah hulu, sungai Nil bersumber dan

mengalir dari daerah yang beriklim tropis dan berdataran tinggi. Kemudian melewati beberapa

Page 4: Sejarah Arab

sumbernya yang lain di daerah semitropis. Lalu melewati daerah lembah pegunungan yang

beriklim subtropis. Dari arah Ethiopia yang beriklim sub-seasonal, salah satu sumbernya

mengalir. Kemudian sungai Nil melewati daerah Sudan yang merupakan daerah yang penuh

dengan hujan musim panas dan kekeringan musim dingin. Setelah itu menerobos membelah

daerah padang pasir yang ganas, dan bermuara di daerah Mesir yang beriklim laut tengah.

Dengan demikian, sungai Nil mengalir dari daerah hijau yang terletak pada garis khatulistiwa ke

daerah padang pasir yang sangat tandus di bagian utara benua Afrika. Dengan begitu, setiap Nil

mengalir satu langkah, dia akan kehilangan sebagian airnya. Jadi semakin ke hilir, airnya

semakin berkurang. Hal ini berbeda dengan sungai-sungai lain di dunia, di mana semakin ke hilir

semakin banyak muatan airnya.

Sungai Nil ini juga dekat dengan lokasi kerajaan mesir dengan piramid-piramidnya.

Dahulu kala munculnya peradaban lembah sungai Nil ini disebabkan kesuburan tanah disekitar

lembah sungai yang diakibatkan oleh tragedi alam yaitu banjir yang menyertai lumpur. Dengan

demikian menarik perhatian para manusia untuk dapat hidup dan membangun, menciptakan

peradaban disitu. Lembah sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air

sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan

waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata.

Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketuai oleh para tuan

tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut dan jelai

yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung.

Untuk memenuhi kebutuhan barang-barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat

Mesir, maka dijalinlah hubungan dagang dengan Funisia, Mesopotamia dan Yunani di kawasan

Laut Tengah. Peranan sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak

perahu-perahu dagang yang melintasi sungai Nil. Dan saat ini pemandangan sungai Nil di Mesir

sudah kian modern, kita dapat melihat gedung-gedung dan bangunan tinggi ditepi sungai Nil.

2.2 Sungai Nil sebagai sumber peradaban Mesir

Peradaban Mesir berkembang di lembah sungai nil yang dibangun oleh masyarakat Mesir

kuno. Peradaban sungai Nil lahir disebabkan kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang

diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur. Bagi bangsa Mesir, sungai Nil merupakan

sumber kehidupan karena pada setiap tahunnya air sungai naik setingi-tingginya menggenangi

Page 5: Sejarah Arab

seluruh lembah sungai. Kampung-kampung dan jalan-jalan tidak tergenang karena kampung-

kampung dibangun diatas bukit dan jalan-jalan dibuat diatas tanggul. Setelah banjir berlalu, air

yang surut perlahan-lahan meninggalkan endapan lumpur yang subur yang membedakan lembah

sungai nil dengan daerah gurun tandus yang mengelilinginya. Lumpur yang subur itulah yang

membuat Mesir menjadi lumbung gandum sehingga Herodotus menyebut Mesir sebagai negeri

hadiah sungai nil dan di daerah lembah yang subur itu pula hidup tumbuhan papyrus yang oleh

bangsa Mesir dipakai untuk pembuatan kapal serta diolah menjadi kertas. Hal inilah yang

menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban ditempat tersebut.

Salah satu sumbangan dari Sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan

tanah-tanah yang subur, sebagai hasil dari sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya.

Dengan adanya tanah subur ini, penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan kehidupan

ekonomi, yang sangat bergantung pada anugerah dari Sungai Nil. Orang Mesir sebagian besar

mengandalkan hidup dari pertanian di lahan subur dari Sungai Nil. Pertanian rakyat Mesir makin

subur dengan dibangunnya bendungan Aswan pada tahun 1970. Tanpa adanya bendungan

tersebut, sebagian wilayah Mesir akan mengalami banjir akibat meluapnya Sungai Nil. Banjir

yang biasanya terjadi di Mesir, membawa banyak nutrisi dan mineral yang membuat tanah di

sekitar Sungai Nil menjadi subur dan ideal menjadi tanah pertanian. Namun di sisi lain, banjirnya

Sungai Nil dapat membuat masalah bagi rakyat Mesir, karena lahan pertanian yang siap panen

akan menjadi rusak. Dengan terus berkembangnya penduduk mesir, untuk mengontrol air dan

melindungi lahan pertanian dari kerusakan akibat banjir, Pemerintah Mesir membangun

bendungan Aswan. Bendungan ini kemudian dimanfaatkan Pemerintah Mesir untuk membuat

tenaga listrik, sekaligus menyediakan air irigasi untuk lahan pertanian.

Data statistik menyebutkan, sekitar 35 % penduduk Mesir terdiri atas para petani dan

peternak hewan. Mereka melakukan kegiatan ini sejak zaman Firaun. Hasil pertanian di lembah

Nil, antara lain tebu, kapas, tomat, bawang, dan kurma. Mesir merupakan pengekspor kurma

terbesar nomor dua dan pengekspor kapas nomor lima di dunia.

Tak hanya bidang pertanian dan peternakan, penduduk Mesir juga banyak mengambil

manfaat dari Sungai Nil, khususnya sektor transportasi dan pariwisata. Dengan keindahan yang

memanjang hingga melintasi sembilan negara ini, Sungai Nil menjadi anugerah terbesar bagi

sektor pariwisata Mesir. Sejumlah wisatawan yang datang ke Mesir, biasanya tak melupakan

untuk berkunjung ke Sungai Nil. Dari sini, penduduk Mesir mendirikan sejumlah hotel mewah

Page 6: Sejarah Arab

dan berbintang di sepanjang bantaran Sungai Nil. Bagi banyak wisatawan, tujuan berkunjung ke

Mesir bukan hanya untuk melihat dan menyaksikan keindahan sungai terpanjang di dunia ini.

Mereka datang juga untuk menyaksikan sejumlah peradaban bangsa Mesir kuno. Karena itu, bagi

para wisatawan, Mesir bagaikan museum terbuka. Penemuan benda-benda bersejarah membuat

banyak orang untuk datang menyaksikan peradaban sejarah Mesir kuno.

2.3 Sejarah Terusan Suez

Terusan Suez, terletak disebelah barat Semenanjung Sinai, merupakan terusan kapal

sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Bur Sa’id) di Laut

Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah. Terusan Suez dibuka tahun 1870 dan dibangun

atas prakarsa insinyur Prancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps.

Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika.

Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan

membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah. Terusan ini terdiri

dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk

Suez.

Berikut kronologi Terusan Suez:

Pada 1854-1856, Ferdinand de Lesseps memperoleh hak dari Khadif Mesir Said Pasha

untuk menetapkan suatu perusahaan guna membangun dan mengoperasikan Terusan Suez

selama 99 tahun.

Pada 1869, konstruksi diselesaikan dan diperkirakan menghabiskan dana sebesar US$

41,86 juta (Rp 378 miliar). Pada 1875, pemerintah Mesir mengalami defisit keuangan dan

menjual sebagian besar saham Terusan Suez kepada Inggris.

Pada 1888, kebebasan melewati kanal ini bagi semua kapal dari semua negara secara

damai dan berperang dijamin oleh konvensi Konstantinopel. Kemudian 26 Juli 1956, Presiden

Mesir Gamal Abdul Nasser menasionalisasikan Terusan Suez.

Oktober 1956, Israel menduduki Semenanjung Sinai, sedangkan Inggris dan Prancis

menduduki posisi sepanjang terusan. April 1957, terusan dibuka kembali untuk lalu lintas non-

Israel dan diserahkan pada Mesir yang secepatnya harus mengganti rugi pemegang saham pada

1958.

Page 7: Sejarah Arab

Pada 1967, selama perang enam hari antara Mesir dan Israel, Mesir menenggelamkan

kapal sehingga menghalangi terusan. Akibatnya, terusan ditutup selama delapan tahun.

Kemudian pada 1975-1980, kanal ini diperlebar dan diperdalam untuk memungkinkan

dilewati kapal yang lebih besar. Pada 1979, hak-hak lalu lintas kapal Israel diperbaiki dengan

perjanjian damai antara Mesir dan Israel. Pada 1980, kurang lebih sebanyak 21.603 kapal

melintasi kanal ini.

Mesir, di bawah pimpinan Gamal Abdul Nasser, menasionalisasi Terusan Suez pada 26

Juli 1956, yang kemudian menciptakan polemik. Terusan Suez adalah jalur penting lalu lintas

dari Timur ke Eropa, dan juga merupakan saluran minyak bumi.

Penggalian Terusan Suez dimulai pada abad ke-19, ketika Mesir di bawah pemerintahan

Khedive Muhammad Said Pasha. Kontraktor yang menanganinya adalah perusahaan penggalian

Compagnie Universelle du Canal Maritime de Suez yang dipimpin Ferdinand de Lesseps dari

Prancis. Terusan Suez dibangun antara tahun 1859-1869 dengan panjang 169 kilometer, lebar 60

meter, dan kedalaman 8 meter. Mesir mendapatkan 40 persen jumlah saham, sedang sisanya

dijual untuk umum.

Mengingat pentingnya kedudukan, fungsi, dan peranan Terusan Suez bagi dunia

internasional, maka pada 29 Oktober 1888 dilangsungkan Konferensi di Istambul (Turki) untuk

menetapkan status Terusan Suez. Konferensi itu dihadiri oleh Inggris, Jerman, Austria, Hungaria,

Spanyol, Prancis, Italia, Belanda, Rusia, Turki, dan Mesir. Konferensi itu kemudian menetapkan

Terusan Suez berstatus internasional.

Ketika Gamal Abdul Nasser menasionalisasi Terusan Suez, maka tindakan itu akan

menjadikan Terusan Suez yang semula berstatus internasional menjadi dianggap milik bangsa

Mesir. Karenanya, tindakan Gamal Abdul Nasser itu pun dianggap sebagai pelanggaran serius

yang segera mendapat reaksi dari Inggris dan Prancis serta pihak lain yang berkepentingan, dan

dari situlah lalu muncul “Krisis Suez”.

2.4 Krisis Suez

Terusan Suez yang dibuka pada tahun 1869, didanai oleh pemerintah Perancis dan Mesir.

Secara teknis, wilayah yang mengelilingi terusan ini merupakan wilayah kedaulatan Mesir, dan

perusahaan yang mengurusnya, Universal Company of the Suez Maritime Canal (Suez Canal

Company) adalah perusahaan mesir.

Page 8: Sejarah Arab

Terusan ini penting bagi Britania Raya dan negara-negara Eropa lainnya. Bagi Britania,

terusan ini merupakan penghubung ke koloni Britania di India, Timur Jauh, Australia dan

Selandia Baru. Maka pada tahun 1875, Britania membeli saham dari Suez Canal Company,

memperoleh sebagian kekuasaan atas pengoperasian terusan dan membaginya dengan investor

swasta Perancis. Pada tahun 1882, selama invasi dan pendudukan Mesir, Britania Raya secara de

facto menguasai terusan ini.

Pada tanggal 29 Oktober 1888 dilangsungkan Konferensi Istambul (Turki) yang secara

bersama-sama menetapkan status Terusan Suez. Hal ini mengingat kedudukan, fungsi, dan

peranan Terusan Suez bagi dunia internasional. Konferensi dihadiri oleh Inggris, Jerman,

Austria, Hongaria, Spanyol, Prancis, Italia, Belanda, Rusia, Turki, dan Mesir. Konferensi

menetapkan Terusan Suez berstatus internasional.

Adapun hasil konferensi Istambul Suez Canal Convention adalah sebagai berikut:

a. Kebebasan berlayar di Terusan Suez bagi semua kapal, baik kapal dagang maupun kapal

perang, baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang.

b. Semua kapal yang melintas Terusan suez tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda

peperangan.

c. Tidak boleh menempatkan kapal-kapal di pintu masuk atau sepanjang Terusan Suez.

d. Pemerintah Mesir harus mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menjamin

pelaksanaan Konferensi Istambul.

e. Kebebasan berlayar di Terusan Suez merupakan kebebasan yang terbatas.

f. Pokok-pokok persetujuan ini berlakunya tidak dibatasi hingga berakhirnya Undang-

undang yang mengatur konsesi dari perusahaan Terusan Suez.

Terinspirasi oleh hasil Konferensi Asia Afrika, maka Gamal Abdul Nasser

menasionalisasi Terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956. Dengan demikian, Terusan Suez yang

semula berstatus internasional sepenuhnya dianggap milik bangsa Mesir. Tindakan Gamal Abdul

Nasser ini tentu saja dianggap sebagai pelanggaran serius yang segera mendapat reaksi dari

Inggris dan Prancis. Kedua negara Eropa yang mempunyai kepentingan dengan Terusan Suez

berencana secara besama-sama akan menyerang Mesir. Amerika Serikat sebagai negara adidaya

dan juga merupakan sekutu Inggris dan Prancis mencoba menghindarkan penyerangan tersebut.

Page 9: Sejarah Arab

Amerika Serikat berusaha mengajak berunding ketiga negara yang sedang bersengketa itu untuk

menyelesaikan masalah Terusan Suez.

Pada tanggal 16 Agustus 1956 atas prakarsa Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John

Foster Dulles diadakan konferensi di London untuk menyelesaikan masalah Terusan Suez.

Konferensi itu dihadiri oleh 20 negara, tetapi Mesir tidak hadir. Konferensi mencapai persetujuan

tentang penyelesaian masalah Terusan Suez yang disebut Konferensi London. Hasil Konferensi

London menyebutkan, antara lain bahwa akan dibentuk suatu badan internasional untuk

menangani Terusan Suez. Namun, Gamal Abdul Nasser tetap teguh pada pendirian untuk

menasionalisasi Terusan Suez dan menolak hasil keputusan Konferensi London. Akibat sikap

tersebut, ketegangan di kawasan Timur Tengah memuncak kembali. Masalah Terusan Suez juga

dimajukan dalam Sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan September 1956. Sekretaris

Jenderal PBB, Dag Hammerskjold menanggapi masalah Terusan Suez, memberi usulan damai

yang terkandung dalam enam hal seperti berikut ini:

a. Pentingnya transit bebas dan terbuka melalui Terusan Suez tanpa diskriminasi, baik

secara politik maupun teknik.

b. Kedaulatan Mesir dan Terusan Suez harus dihormati oleh setiap negara.

c. Pengoperasian Terusan Suez harus terbebas dari politik setiap negara.

d. Penetapan bea tol harus diputuskan atas kesepakatan bersama antara Mesir dan negara

pemakai Terusan Suez.

e. Sebagian pendapatan yang diperoleh harus digunakan kembali untuk pengembangan

Terusan Suez.

f. Jika terjadi perselisihan harus diselesaikan secara damai melalui lembaga arbitrase

internasional.

Penyelesaian masalah Terusan Suez dari Sekjen PBB diterima baik oleh Mesir. Namun,

Mesir tetap menolak hasil-hasil Konferensi London. Inggris dan Prancis memandang bahwa

Mesir secara sepihak telah melakukan pelanggaran internasional. Oleh karena itu, Inggris dan

Prancis secara bersamaan menyerang wilayah Mesir. Serangan gabungan itu berhasil menduduki

daerah sepanjang Terusan Suez dan Port Said. Israel juga ikut melibatkan diri menyerang Mesir

dan berhasil menduduki wilayah Gurun Sinai.

Page 10: Sejarah Arab

Akibat serangan gabungan tersebut, Rusia, Hongaria, dan sekutunya bersiap membantu

Mesir. Tindakan itu tentu saja memancing Amerika Serikat untuk melibatkan diri dalam masalah

Terusan Suez dengan membantu sekutunya, Inggris dan Prancis. Perang terbuka akibat tindakan

Gamal Abdul Nasser dalam menasionalisasi Terusan Suez menimbulkan krisis internasional

yang disebut Krisis Suez. Krisis Suez mendapat reaksi internasional dari negara-negara yang anti

terhadap imperialisme dan kolonialisme. PBB segera menggelar sidang umum untuk membahas

Krisis Suez. Atas usul Menteri Luar Negeri Kanada, Lester B. Pearson, Dewan Keamanan PBB

harus segera membentuk pasukan penjaga perdamaian di Mesir. Pasukan PBB itu nantinya akan

ditempatkan di sepanjang perbatasan Mesir-Israel. Pasukan penjaga perdamaian PBB itu disebut

United Nations Emergency Forces (UNEF).

Krisis selanjutnya terjadi pada tahun 1970 saat perang Yom Kippur negara-negara Timur

Tengah yang tergabung dalam OAPEC (Organization of Arab Petroleum Exporting Countries)

memberlakukan embargo minyak terhadap Amerika Serikat dan negara Barat lainnya yang

berperan dalam membantu Israel dalam perang. Jika merujuk pada sejarah, konflik Yom Kippur

ini bermula karena adanya perseteruan antara Arab dengan Israel di periode sebelumnya. Setelah

Perang Dunia Kedua berakhir, Israel melakukan klaim atas 56% wilayah tanah yang sebelumnya

milik bangsa Palestina sebagai tanah milik orang Yahudi. Menanggapi tindakan Israel tersebut,

Arab pun menolak mengakui kedaulatan Israel sebagai sebuah negara.

Sejak perang berkecamuk dan berlanjut di Yom Kippur, Israel dibantu oleh kekuatan

Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat. Menyadari potensinya dalam hal minyak, Arab

melakukan perlawanan dengan menghimpun negara-negara Timur Tengah yang tergabung dalam

OAPEC untuk melakukan embargo minyak terhadap Amerika dan sejumlah negara Barat lain

yang membantu Israel. Akibatnya harga minyak di Amerika Serikat dan di wilayah Eropa Barat

melonjak tajam. Pemberlakuan embargo ini dimaksudkan sebagai “hukuman” kepada negara-

negara Barat dan Amerika atas tindakan mereka mensuplai bantuan senjata dan bantuan lain ke

Israel. Selain itu, embargo ini juga merupakan salah satu taktik politik Arab untuk menekan

negara-negara Barat, dan khususnya Amerika untuk dapat segera menarik pasukan perangnya

yang telah menduduki wilayah Arab dan Palestina sejak 1967 sehingga Perang Yom Kippur dan

perseteruan Arab-Israel dapat segera diakhiri. Di sisi lain, embargo ini dapat juga dipandang

sebagai salah satu instrumen ekonomi Arab untuk menunjukkan powernya terkait masalah

minyak. Adanya embargo menyebabkan pembatasan produksi minyak yang diekspor ke wilayah-

Page 11: Sejarah Arab

wilayah negara tetangga, sehingga cadangan minyak Arab dapat terus terjaga dan mereka dapat

menjualnya dengan harga yang lebih tinggi.

Masalah krisis yang terjadi di Terusan Suez ini menyebabkan tersendatnya penyaluran

minyak dan gas di berbagai negara karena Terusan Suez memiliki peranan yang sangat penting

dalam jalur distribusi yang memliki letak yang sangat strategis. Negara-negara Timur Tengah

yang tergabung dalam OAPEC juga memliki kekusaan untuk melakukan embargo kepada

berbagai negara barat yang terlibat dengan Israel dalam konflik Terusan Suez. Pemberlakuan

embargo ini menyababkan harga minyak di Amerika Serikat dan Eropa meningkat secara tajam.

Page 12: Sejarah Arab

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Mesir merupakan salah satu wilayah di Afrika Utara yang memiliki sejarah peradaban

dan kebudayaan yang sangat panjang. Mesir terkenal dengan julukan lembah nil ini sangatlah

menarik untuk ditelusuri, diantaranya karena pengaruh Nil sangat luar biasa terhadap Mesir

dibandingkan dengan Negara-negara lainnya. Mesir sangat bergantung ke sungai Nil bukan

semata dalam masalah ekonomi, pengairan dan pertanian, akan tetapi juga dalam masalah

peradaban. Seluruh peradaban Mesir Kuno berawal dari dataran sekitar Nil yang disebabkan oleh

kesuburan tanah disekitar lembah sungai yang diakibatkan oleh banjir yang membawa lumpur.

Setelah banjir berlalu, air yang surut perlahan-lahan meninggalkan endapan lumpur yang subur

yang membedakan lembah sungai nil dengan daerah gurun tandus yang mengelilinginya. Hal

inilah yang menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban ditempat

tersebut.

Mesir juga berbatasan dengan perairan yang melalui Laut Tengah di Utara dan Laut

Merah di Timur. Dengan letak Mesir yang seperti inilah, Mesir mempunyai jalur perdagangan

Internasional yang disebut dengan Terusan Suez. Sehubungan dengan pentingnya terusan

tersebut dalam meningkatkan perekonomian negara, maka banyak negara-negara Barat yang

ingin menguasai Terusan tersebut.

Page 13: Sejarah Arab

DAFTAR PUSTAKA

Yahya, Mukhtar. 1985. Perpindahan-perpindahan kekuasaan di Timur Tengah. Jakarta: PT. Bulan Bintang

http://cerita.biz/profil-negara-mesir/

http://ajaran-kita.blogspot.com/2012/02/peradaban-lembah-sungai-nil.html

http://pushtop.blogspot.com/2012/02/hal-menarik-sejarah-sungai-nil.html

http://suluttenggo.wordpress.com/2012/05/07/lahirnya-peradaban-masyarakat-di-sungai-nil/

http://herydotus.wordpress.com/2010/08/25/peradaban-lembah-sungai-nil-mesir/

http://duniawisata.master.web.id/wordpress/?p=737

http://blog.indojunkers.com/2011/02/inilah-sejarah-terusan-suez-mesir/

http://priakabut.blogspot.com/2012/11/kapan-terusan-suez-dinasionalisasi.html

http://kusmiatidedi.blogspot.com/2012/02/krisis-terusan-suez.html

http://ilmu27.blogspot.com/2012/08/makalah-geopolitik-dan-strategi.html

http://erakas.blogspot.com/2011/03/nasionalisme-mesir.html

http://www.inilah.com/read/detail/1201432/inilah-sejarah-terusan-suez

http://setya-wa2n.blogspot.com/2011/02/sejarah-terusan-suez.html

http://syafaeny.blogspot.com/2012/04/sejarah-peradaban-dan-kebudayaan-islam.html