Post on 08-Jul-2019
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tumbuhan Selada Air (Nasturtium officinale R. Br)
2.1.1 Klasifikasi Tumbuhan Selada Air (Nasturtium officinale R. Br)
Tumbuhan selada air (Nasturtium officinale R. Br) termasuk dalam famili
Brassicaceae (Kubis-kubisan). Tumbuhan ini memiliki berbagai nama lokal sebagai
berikut: selada cai (Sunda), kenci (Jawa), selada air (Indonesia), watercress, common
(Inggris) (Suhono, 2010).
Tumbuhan selada air memiliki klasifikasi sebagai berikut (Suhono, 2010):
Kingdom : Plantae Division : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Brassicales Family : Brassicaceae Genus : Nasturtium Species : Nasturtium officinale R. Br
Gambar 1. Selada Air
(Sumber: Hasil Penelitian, 2017)
8
9
2.1.2 Deskripsi Tumbuhan Selada Air (Nasturtium officinale R. Br)
Selada air merupakan tumbuhan terna tahunan dengan daun majemuk ganjil.
Terna ini banyak tumbuh liar di tepi sungai yang berair jernih, di daerah pegunungan.
Tumbuhan selada air tumbuh merayap atau tegak dengan anak-anak daunnya yang
berbentuk bulat. Di Jawa Barat, selada air umum dimakan sebagai lalap mentah,
salad, atau bahan sayur dan biasanya dijual di pasar (Suhono, 2010). Menurut
Suwarjono (2010) selada air tumbuh menjalar seperti tanaman kangkung dan biasa
ditanam di rawa-rawa. Daerah asalnya adalah wilayah timur Mediterania dan wilayah
yang berbatasan dengan Asia.
Selada air di Indonesia ditemukan dari daerah perbukitan sampai pegunungan
pada ketinggian 300-2.600 meter diatas permukaan laut. Didaerah yang sejuk, jenis
ini sering tumbuh liar dan sangat subur. Bila selada air ini tumbuh di perairan yang
tidak jernih dan kotor, daun-daunnya menjadi terasa pahit dan kurang enak dimakan
(Suhono, 2010).
2.1.3 Morfologi Tumbuhan Selada Air (Nasturtium officinale R. Br)
Tumbuhan selada air tumbuh disekitar perairan dangkal dengan bentuk semak
kecil, tinggi batangnya 0,3-1,5 meter. batang berwarna hijau dan terdiri atas beberapa
cabang. Daun majemuknya terdiri atas 3-9 anak daun. Anak daunnya berbentuk bulat
telur dan tepinya bergelombang. Ukuran anak daunnya 4,5x3 cm dan yang kecil
1,5x1 cm. Lembaran daunnya lunak dan berair (Suhono, 2010). Selada air tumbuh
dengan baik di tempat yang beriklim dingin di aliran air yang tenang dan bersih. Jika
tidak ada aliran air, selada air mungkin masih bisa tumbuh dengan jumlah kecil
(Stephens, 2015).
10
2.1.4 Manfaat Tumbuhan Selada Air (Nasturtium officinale R. Br)
Selada air memiliki aktivitas antibiotik, antitumor, dan diuretik. Selada air
digunakan untuk mengobati iritasi dari saluran urine efferent (Grunwald, 2000),
antikanker (Boyd, 2006). Selada air juga telah diteliti aktivitasnya sebagai obat
tuberkulosis (Corona, 2008) dan antidiabetes (Hoseini, 2009). Selada air dapat
dimanfaatkan untuk mengobati TBC dan rasa panas di paru-paru, mengobati
gangguan iritasi pada kulit (Wirakusumah, 2004).
Daun-daun selada air mengandung banyak mineral dan baik untuk
memperbaiki sembelit dan gangguan saluran pencernaan serta menyembuhkan
penyakit beri-beri (Suhono, 2010). Menurut Ozen (2009) selada air mempunyai
khasiat untuk mengurangi risiko kanker payudara, pengobatan kanker paru-paru, dan
kanker-kanker yang lain pada manusia, serta memperlancar fungsi pankreas dan
pencernaan. Penelitian Ozen (2009) menunjukkan aktivitas ekstrak selada air dapat
melawan dan mengurangi peroksidasi lipid pada hati, otak, dan ginjal.
2.1.5 Kandungan Senyawa Kimia Tumbuhan Selada Air (Nasturtium officinale
R. Br)
Selada air (Nasturtium officinale R. Br) merupakan tanaman yang tumbuh di
daerah dataran tinggi. Selada air banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran.
Kandungan selada air diantaranya adalah protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, E
dan C, flavonoid dan fenol (Rahmawati, 2016). Menurut Stephens (2015) selada air
merupakan sumber vitamin A dan C, mengandung niasin, tiamin, riboflavin, dan zat
besi. Berdasarkan penelitan yang telah dilakukan oleh Salamah (2011) ekstrak selada
11
air ini mengandung 5 komponen bioaktif yang terdeteksi melalui uji fitokimia, yaitu
komponen alkaloid, steroid, fenol hidrokuinon, karbohidrat dan asam amino.
Dalam 100 gram selada air terdapat kandungan zat gizi sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1. Kandungan Selada Air (Nasturtium officinale R. Br)
Zat Gizi Jumlah
Air 93 g Protein 1,7 - 2,0 g Lemak 0,2 - 0,3 g Karbohidrat 3,0 - 4,0 g Serat 0,8 - 1,1 g Kalsium 64 - 182 mg Fosfor 27 - 46 mg Besi 1,1 - 2,5 mg Vitamin A 2421 IU Vitamin B2 0,26 - 0,27 mg Vitamin C 45 - 50 mg Nilai Energi 70 - 118kJ/100g
Sumber: Prosea (1994).
2.2 Kolesterol
2.2.1 Pengertian dan Fungsi Kolesterol
Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol
merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, serta
merupakan bahan awal pembentukan asam empedu dan hormon steroid. Sterol dan
derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik,
terutama alkohol, sehingga senyawa ini dimasukkan dalam golongan lipid. Kolesterol
mempunyai rantai hidrokarbon dengan delapan atom karbon yang diberi nomor 20
sampai 27 sebagai lanjutan nomor pada inti steroid. Beberapa kolesterol yang
terdapat pada manusia diesterkan, yakni gugus hidroksil yang menyembul dari C3
12
berikatan dengan asam lemak secara ester. Gugus hidroksi dalam kolesterol
berorientasi β, ditunjukkan dengan garis utuh antara ia dan C3, dan rantai hidrokarbon
dengan delapan atom, juga berorientasi β. Terdapat satu ikatan rangkap dalam cincin
β antara posisi 5 dan 6 (Stryer, 2000). Struktur kolesterol dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2. Struktur Kolesterol
Gambar 2. Struktur Kolesterol
(Sumber: Stryer, 2000)
Tingginya kadar kolesterol dalam tubuh menjadi munculnya berbagai penyakit.
Pola makan sehat merupakan faktor utama untuk menghindari hal ini. Akan tetapi,
tidak semua kolesterol berdampak buruk bagi tubuh. Hanya kolesterol yang termasuk
kategori LDL saja yang berakibat buruk sedangkan jenis kolesterol HDL merupakan
kolesterol yang dapat melarutkan kolesterol jahat dalam tubuh. Batas normal
kolesterol dalam tubuh adalah 160-200mg (Mikail, 2011). Menurut Jung (2006)
menyatakan bahwa peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL dikarenakan
adanya kolesterol berlebih, yang menyebabkan penumpukan kolesterol dalam tubuh.
Selanjutnya penumpukan kolesterol diikuti dengan aktivitas radikal bebas
menyebabkan adanya kerusakan oksidatif pada beberapa jaringan. Kadar kolesterol
yang tinggi dalam darah menyebabkan VLDL membentuk LDL, akibatnya LDL
13
dalam darah meningkat. Kadar LDL yang terus meningkat membuat HDL tertekan
dan tidak bisa membuang kelebihan kolesterol yang ada dalam darah, sehingga
keadaan HDL menurun. Keadaan tersebut sesuai dengan pernyataan Sargowo (2001)
menyatakan bahwa, hiperkolesterol menyebabkan adanya gangguan metabolisme
lipoprotein, yang meliputi peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL.
Kolesterol adalah lemak (lipid) yang diproduksi oleh hati dan berperan penting
dalam menjaga fungsi tubuh bias berjalan normal. Seringkali kolesterol dianggap
sebagai sumber masalah kesehatan degenaratif dewasa. Namun demikian, bukan
berarti kolesterol tidak memiliki fungsi dalam tubuh manusia. Menurut Edriansyah
(2013) beberapa peranan penting kolesterol bagi tubuh:
1) Kolesterol berperan dalam proses pembentukan sel-sel dalam tubuh, lemak
berperan sebagai pembentuk dinding-dinding sel,
2) Berperan penting dalam menentukan molekul amna saja yang dapat masuk
kedalam sel dan mana yang tidak bias (permeabilitas membran sel),
3) Ikut berperan dalam memproduksi hormon seks (androgen dan estrogen),
4) Sangat berperan dalam memproduksi hormon yang dilepaskan oleh kelenjar
adrenal
5) Dibutuhkan untuk bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid
6) Berperan dalam produksi empedu
7) Mengkonversi sinar matahri menjadi vitamin D.
Kolesterol mempunyai sifat kurang larut dalam air sehingga sangat sukar
didistribusikan keseluruh tubuh yang memerlukannya. Untuk mengatasinya maka
metabolisme tubuh pun bekerja, dimana kolesterol membentuk senyawa dengan
14
protein disebut “liprotein”. Dengan adanya lipoprotein, kolesterol bisa melalui
pembuluh darah menuju ke sel-sel yang membutuhkan (Erdiansyah, 2013).
2.2.2 Tipe/Jenis Kolesterol
Kolesterol secara umum jika diperiksa dilaboratorium maka hasil yang keluar
adalah kolesterol total, LDL, HDL dan trigliserida. Kolesterol total adalah adalah
jumlah kolesterol yang dibawa dalam semua partikel pembawa kolesterol dalam
darah, termasuk HDL, LDL, dan VLDL (Baron, 2011). Kolesterol terdiri dari
Kilomikron, LDL, VLDL dan HDL (Murray, 2009):
1) Kilomikron
KIlomikron berasal dari lemak yang kita makan karena lemak tidak bias diserap
dengan baik dalam bentuk alaminya, maka lemak tersebut akan diubah menjadi
subtansi yang bisa diserap oleh zat besi. Saat lemak melewati lambung kedalam usus
halus, enzim dari pancreatic juices dan cairan dari hati dan kandungan kemih
menciptakan chylomicrons dengan menyusun kembali molekul lemak ini dan
meningkatkan pencernaan. Kemudian enzim lipase akan memecah
kilomikronmenjadi asam lemak yang digunakan sebagai energi atau disimpan dalam
sel lemak (Murray, 2009).
2) VLDL (Very Low Density Liporptein)
Kolesterol ini sebagian besar juga tersusun dari trigkiserida. VLDL bias
dibentuk dengan memecah chylomicron atau yang diproduksi oleh hati. Selanjutnya
partikel ini bisa diangkut keseluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau
disimpan dipaha, pinggang, pantat, dan tempat penyimpanan lain. Kadar VLDL
tinggi sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, namun dibandingkan
15
dengan kolesterol LDL kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu parah. Kadar HDL
atau kolesterol baik akan menurunkan ketika kadar VLDL meningkat. Hal ini
dikarenakan kadar trigliserida dalam kolesterol VLDL juga semakin meningkat
(Almatsier, 2003).
3) LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat. LDL membawa kolesterol dari hati
ke sel-sel tubuh yang memerlukan seperti sel otot jantung, otak dan fungsi tubuh
lainnya, serta tidak lupa menyimpan kolesterol sepanjang dinding pembuluh darah
arteri. Jika terlalu banyak yang dibawa, amka bisa terjadi penumpukan LDL
berbahaya. Kolesterol membentuk plak yang menyebabkan pembuluh darah arteri
menjadi keras dan sempit. Kolesterol jenis ini dapat membuat timbunan pada saluran
darah yang membahayakan tubuh. Semakin tinggi kadar LDL semakin tinggi pula
resiko terkena penyakit jantung (Murray, 2009).
4) HDL (High Density Lipoprotein)
HDL sering disebut juga sebagai kolesterol baik. HDL melakukan hal yang
sebaliknya dari yang dilakukan LDL. HDL membawa kolesterol dari sel-sel tubuh,
menuju kembali ke hati. Dalam hati, kolesterol bisa dipecah lantas dikeluarkan dari
tubuh sebagai sampah. Sebuah studi kasus disebutkan bahwa kenaikan HDL 1%
berarti menurunkan resiko penyakit jantung coroner arteri sebesar 2%. Studi kasus
yang sama, kadar kolesterol HDL tertinggi mengalami penurunan resiko penyakit
jantung koroner setengahnya dibandingkan partisipan dengan kadar kolesterol HDL
rendah, jika semakin tinggi angka HDL dalam darah maka akan semakin baik.
Sebaliknya jika semakin rendah angka HDL maka patut waspada akan terjadi angka
16
dari HDL dalam darah maka akan semakin baik. Semakin rendah angka HDL maka
akan menyebabkan resiko penyakit jantung (Murray, 2009).
5) Trigliserida
Trigliserida merupakan sejenis lemak. Sebagian besar lemak tubuh kita
berbentuk trigliserida, baik trigliserida adalah lemak didalam makanan. Jenis lemak
ini ditemukan dalam plasma (lemak darah). Trigliserida dalam plasma berasal dari
lemak pada makanan kita maupun dari tubuh (yag dibuat dalam tubuh dari sumber
energi lain, seperti karbohidrat). Kalori yang kita konsumsi, tetapi tidak digunakan
segera, oleh jaringan tubuh kemudian diubah menjadi trigliserida dan disimpan ke sel
lemak. Ketika tubuh membutuhkan energi tidak ada makanan sebagai sumber energi,
trigliserida akan dilepas dari sel-sel lemak dan digunakan sebagai energy (proses ini
dikembalikan oleh hormon). Trigliserida yang tinggi biasanya diikuti oleh kolesterol
total dan LDL yang tinggi serta HDL yang rendah. Trigliserida dalam darah
menunjukkan resiko seseorang terkena penyakit jantung. Semakin tinggi angkanya
maka semakin tinggi juga seseorang terkena penyakit jantung (Murray, 2009).
2.2.3 Sumber Kolesterol
Kolesterol dalam darah berasal dari dua sumber yaitu dari makanan (eksogen)
dan dari hasil sintesis dalam hati (endogen). Kolesterol eksogen yaitu kolesterol yang
diperoleh dari hasil absorbsi saluran pencernaan setiap hari. Kolesterol endogen
adalah kolesterol yang diperoleh dari hasil pembentukan dalam sel tubuh. Kolesterol
endogen dipengaruhi oleh proses sintesisnya berupa asam lemak jenuh, lipoprotein,
dan energi yang digunakan. Tubuh mensintesis kolesterol sekitar 700mg/hari, dan
sisanya sebesar 20-30% (200-300mg) dari makanan (Murray, 2003). Heslet (2007)
17
menambahkan, bahan makanan yang mengandung kolesterol yang tinggi yaitu kuning
telur, jeroan (paru, hati, ginjal, dan jantung). Pendapat lain menurut Hull (1993)
menyatakan, kolesterol hanya ditemukan dalam makanan yang bersumber dari hewan
seperti telur, makanan yang mengandung susu, keju, mentega, dan daging. Satu butir
kuning telur mengandung jumlah kolesterol yang dibutuhkan untuk satu hari.
2.2.4 Sintesis Kolesterol
Sekitar separuh kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis dan sisanya
diperoleh dari makanan. Kolesterol disintesis secara de novo didalam hati dan sel
epitel usus serta diperoleh dari lipid makanan (Murray, 2009).
Menurut Murray (2009) terdapat lima tahapan dalam pembentukan kolesterol
dapat dijelaskan melalui uraian dibawah ini:
1) Biosintesis mevalonat
Pada fase awal pembentukan kolesterol dan molekul asetil KoA, sitosol
berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Molekul asetil KoA lainnya berikatan
dengan asetoasetil KoA membentuk HMG-KoA. HMG-KoA kemudian diubah
menjadi mevalonat. Pengubahan tersebut dikatalis oleh enzim HMG-KoA reduktase.
2) Pembentukan unit isoprenoid membentuk skualen
Asam mevalonat mengalami fosforilasi secara sekuensial oleh ATP dengan tiga
kinase, dan setelah dekarboksilasi terbentuk unit isoprenoid aktif (isopentonil
difosfat).
3) Enam unit isoprenoid membentuk skualen
Isopentil difosfat mengalami isomerasi melalui pergeseran ikatan rangkap
untuk membentuk dimetilalil difosfat. 2 unit isoprene kemudian berkondensasi
18
membentuk geranil pirofosfat. Terjadi penambahan 1 unit isoprene membentuk
farnesil difosfat. Dua molekul fanesil difosfat bergabung diujung difosfat untuk
membentuk skualen (senyawa yang mengandung 30 atom karbon).
4) Pembentukan lanosterol
Setelah oksidasi pada karbon 3, skualen mengalami siklisasi membentuk
lanosterol yang mempunyai cincin membentuk inti steroid pada kolesterol melalui
serangkaian reaksi, terjadi pembebasan 3 karbon dari lanesterol sewaktu zat ini
diubah menjadi kolesterol.
5) Pembentukan kolesterol
Pembentukan kolesterol dari lanosterol berlangsung dimembran retikulum
endoplasma dan melibatkan pertukaran-pertukaran di inti steroid dan rantai samping.
Gugus metal di C14 dan C4 dikeluarkan untuk membentuk 14-desmetil lanosterol dan
kemudian zemosterol. Ikatan rangkap di C3-C9 kemudian dipindahkan ke C5-C6
dalam dua langkah yang membentuk demosterol. Akhirnya, ikatan rangkap rantai
samping direduksi dan menghasilkan kolesterol.
2.2.5 Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme kolesterol mengikuti beberapa jalur dari metabolisme lipoprotein.
Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur utama, yaitu jalur metabolisme
eksogen, jalur metabolisme endogen, dan jalur reverse cholesterol transport
(Botham, 2003). Menurut Setiati (2014), jalur metabolisme eksogen dan jalur
metabolisme endogen berhubungan dengan metabolisme kolesterol-LDL dan
trigliserid, sedangkan jalur reverse cholesterol transport khusus mengenai
19
metabolisme kolesterol-HDL. Berikut adalah penjelasan tentang metabolisme
lipoprotein.
1) Jalur metabolisme eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolesterol. Selain
kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati
yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Naik lemak di usus halus yang
berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen.
Trigliserid dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa
usus halus. Trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas sedangkan kolesterol
sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi
trigliserid, sedang kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan
keduanya bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein
yang dikenal dengan kilomikron (Setiati, 2014).
Kilomikron akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus torasikus
akan masuk ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam
lemak bebas (free fatty acid (FFA) = non-esterified fatty acid (NEFA)). Asam lemak
bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali di jaringan lemak (adipose), tetapi
bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi
bahan untuk pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan
sebagian besar trigliserid akan menjadi kilomkikron remmant yang mengandung
kolesterol ester dan akan dibawa ke hati (Setiati, 2014).
20
Gambar 3. Metabolisme Lipoprotein Jalur Eksogen dan Endogen
(Sumber: Setiati, 2014)
2) Jalur metabolisme endogen
Trigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresikan ke dalam
sirkulasi sebagai lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL
adalah apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid di VLDL akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang
juga akan mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL,
IDL, dan LDL, akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah
lipoprotein yang paling banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di
LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainya seperti kelenjar adrenal,
testis, ovarium yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari
kolesterol-LDL akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A
21
(SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel busa (foam cel). Semakin banyak kadar
kolesterol-LDL dalam plasma semakin banyak yang akan mengalami oksidasi dan
ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah koelsterol yang akan teroksidasi tergantung dari
kadar kolesterol yang terkandung di LDL (Setiati, 2014).
3) Jalur reverse cholesterol transport
Jalur Reverse Cholesterol Transport berhubungan dengan metabolisme HDL.
HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol dan mengambil kelebihan
kolesterol dalam jaringan untuk diangkut kembali ke hati. Setiap jenis lipoprotein
memiliki fungsi yang berbeda dan dimetabolisme dengan cara yang berbeda
(Lehninger, 2005).
Gambar 4. Metabolisme Lipoprotein Jalur Reverse Transport
(Sumber: Lehninger, 2005)
22
HDL disintesis dan disekresikan dari hati dan usus, protein utamanya adalah
Apo-A. namun, HDL juga mengandung Apo C dan Apo E yang berasal dari
pencernaan triasilgliserol dari kilomikron dan VLDL. Apo C dan Apo E disintesis
dihati dan dipindahkan dari HDL hati ke HDL usus ketika HDL usus memasuki
plasma. Fungsi utama HDL adalah sebagai tempat penyimpanan Apo C dan Apo E
yang dibutuhkan sebagai aktivator lipoprotein lipase dalam metabolisme kilomikron
dan VLDL. Apo E disalurkan dan bekerja sebagai faktor pengenal untuk reseptor
permukaan sel. Kolesterol yang didapatkan melalui HDL dari membran sel atau dari
lipoprotein yang lain, diubah menjadi ester kolesterol di dalam partikel HDL oleh
reaksi lesitin: kolesterol asitransferase (LCAT), yang diaktifkan oleh Apo A-I. HDL
menyalurkan ester kolsterol ke lipoprotein lain dalam saling tukar dengan berbagai
lemak. Cholesterol ester transfer protein (CETP) memperantai pertukaran tersebut.
VLDL dan lipoprotein lainnya membawa ester kolesterol kembali ke hati. Partikel
HDL dan lipoprotein yang lain diambil oleh hati mellaui endositosis dan dihidrolisis
oleh enzim-enzim lisosom. Kolesterol yang dilepas dari ester kolesterol dapat
dikemas oleh hati dalam VLDL dan dilepaskan ke dalam darah atau diubah ke garam
empedu dan disekresi oleh empedu (Swanson, 2012).
2.2.6 Pengaturan Metabolisme Kolesterol
Banyak faktor yang mengatur jumlah kolesterol didalam tubuh manusia dan
hewan. Pada umumnya semua faktor itu dapat dibagi menjadi dua macam:
1) Faktor luar sel, seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat dalam lipoprotein
diluar sel, persediaan asam lemak bebas, dan adanya hormon tertentu.
23
2) Faktor dalam sel, seperti kegiatan sistem enzim yang berperan dalam sintesis
kolesterol dan berperan dalam katabolisme kolesterol, jumlah persediaan
terpenoida ianosterol dan skualin sebagai pra zat untuk sintesis kolesterol, jumlah
hasil metabolisme kolesterol, adanya kegiatan pengangkutan kolesterol atau
derivatnya keluar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif mellaui
membran sel, dan pengaruhnya viskositas membran. Gangguan terhadap salah satu
mekanisme pengaturan tersebut dapat mengakibatkan berbagai kelainan yang
bersifat pastologis (Wirahadikusuma, 1985).
2.3 Obat Dislipidemia
Pada saat ini dikenal sedikitnya 6 jenis obat yang dapat memperbaiki profil
lipid serum yaitu bile acid sequestran, HMG-CoA reductase inhibitor (statin), deivat
asam fibrat, asam nikotinik, ezetimibe, dan asam lemak omega-3. Selain obat
tersebut, pada saat ini telah dipasarkan obat kombinasi dua jenis penurunan lipid
dalam satu tablet seperti Advicor (lofastatin dan niapsin), Vytorin (simvastain dan
ezetimibe) (Setiati, 2014).
1) Bile Acid Sequestrants
Terdapat tiga jenis bile acid sequestran yaitu cholestyramin, colestipol, dan
colesevelam. Obat ini tidak diserap diusus, dan bekerja mengikat asam empedu di
usus halus dan akan dikeluarkan dengan tinja. Dengan demikian asam empedu yang
kembali ke hati akan menurun, hal ini akan memacu hati memecahkan kolesterol
lebih banyak untuk menghasilkan asam empedu yang dikeluarkan ke usus. Akibatnya
kolesterol darah akan lebih banyak ditarik ke hati sehingga kolesterol serum menurun
(Setiati, 2014).
24
Dosis untuk kolestiramin adalah 8-16g/hari, kolestipol 10-20gr/hari(keduanya
dalam bentuk granul), dan 6,5g/hari kolesevelam. Obat golongan resin ini dapat
menurunkan kadar kolesterol-LDL sebesar 15-30%. Obat ini digunakan untuk pasien
dengan hiperkolesterolemi saja (isolated high hypercholesterolemia). Sejak
diperkenalkannya obat HMG-CoA reduktase inhibitor, obat bile acid sequestran
semakin jarang digunakan (Setiati, 2014).
2) HMG-CoA Reductase Inhibitor
Pada saat ini telah dipasarkan enam jenis yaitu lofastatin, simvastatin,
pravastatin, fluvasttain, atrovastatin, dan rosuvastatin. Obat ini bekerja mencegah
enzim HMG-CoA reductase yaitu suatu enzim di hati yang berperan pada sintesis
kolesterol. Dengan menurunnya sintesis kolesterol di hati akan menurunkan sintesis
Apo B100, disamping itu meningkatkan reseptor LDL pada permukaan hati. Dengan
demikian kadar kolesterol-LDL darah akan ditarik ke hati, hal mana akan menurnkan
kdar koelsterol-LDL, dan juga VLDL (Setiati, 2014).
Efek samping yang sering terjadi ialah adanya miositis yang ditandai dengan
nyeri otot dan meningkatnya kadar creatin phophokinase. Efek samping yang paling
ditakutkan adalah terjadinya rhabdomyolisisyang dapat mematikan. Efek samping
lainnya ialah terjadinya gangguan fungsi hati. Oleh karena itu penting sekali untuk
emmantau fungsi hati. Tampaknya ada korelasi antara efek samping dengan dosis
obat, semakin tinggi dosis maka semakin besar kemingkinan terjadinya efek samping
(Setiati, 2014).
25
3) Derivat Asam Fibrat
Terdapat empat jenis yaitu gemfibrozil, bezafibrat, ciprofibrat, dan fenobirat.
Obat ini menurunkan trigliserid plasma, selain menurunkan sintesis trigliserid di hati.
Obat ini bekerja mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahkan
trigliserid. Selain menurunkan kdar trigliserid, obat ini juga meningkatkan kadar
koelsterol HDL yang diduga melalui peningkatan apoprotein A-I, dan A-II. Pada saat
ini yang banyak dipasarkan di Indonesia adalah gemfibrozil dan fenofibrat (Setiati,
2014).
4) Asam Nikotinik
Asam nikotinik merupakan obat penurun lipid yang pertama kali diperkenalkan.
Oleh karena bentuk yang lama yaitu asam nikotinik serap cepat mempunyai efek
samping cukup banyak, maka obat ini tidak bias dipakai. Dengan diperkenalkannya
asam nikotinik yang lepas lambat (Niaspan) sehingga absorbs di usus berjalan lambat,
maka efek samping menjadi lebih kurang (Setiati, 2014).
Obat ini diduga bekerja menghambat enzim hormone sensitive lipase di
jaringan adiposa, dengan demikian akan mengurangi jumlah asam lemak bebas.
Diketahui bahwa asam lemak bebas ada dalam darah sebagian akan ditangkap oleh
hati dan akan menjadi sumber pembentukan VLD. Dengan menurunnya sintesis
VLDL di hati, akan mengakibatkan penurunan kadar trigliserid, dan juga kolesterol-
LDL di plasma. Pemberian asam nikotinik ternyata juga meningkatkan kadar
koelsterol-HDL bahkan merupakan obat yang terbaik untuk meningkatkan koelsterol-
HDL. Oleh karena menurunkan trigliserid, menurunkan kolesterol-LDL, dan
26
meningkatkan kolesterol-HDL, maka disebut sebagai broad spectrum lipid lowering
agent (Setiati, 2014).
Efek samping yang paling sering terjadi adalah flushing yaitu perasaan panas
pada muka bahkan di badan. Untuk mencegah hal tersebut, pada penggunaaan asam
nikotinik sebaiknya dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan, misalnya
selama satu minggu 375mg/hari kemudian ditingkatkan secara bertahap sampai
mencapai dosis maksimal sekitar 1500-2000mg/hari. Dengan asam nikotinik yang
baru yaitu lepas lambat (Niapsan) efek samping sangat berkurang. Hasil yang sangat
baik didapatkan bila dikombinasikan dengan golongan HMG-CoA redictase inhibitor
(Setiati, 2014).
5) Ezetimib
Ezemitib tergolong obat penurun lipid yang terbaru dan bekerja sebagai
penghambat selektif penyerapan kolesterol baik yang berasal dari makanan maupun
dari asam empedu di usus halus. Pada umumnya obat ini tidak digunakan secara
tunggal, tetapi dikombinasikan dengan obat penurun lipid lain misalnya HMG-CoA
reductase inhibitor (Setiati, 2014).
6) Asam Lemak Omega-3
Minyak ikan, kaya akan asam lemak omega -3 yaitu asam eicosapentaenoic
(EPA) dan asam decosahexaeonic (DHA). Minyak ikan menurunkan sintesis VLDL.
Dengan demikian dapat juga menurunkan kadar koelsterol. Obat ini dipasarkan dalam
bentuk kapsul dengan dosis yang tergantung dari jenis asam lemak omega -3. Dosis
obat tergantung dari jenis kombinasi asam lemak. Sebagai contoh Maxepa yang
27
terdiri atas 18% asam asam eicosapentaenoic dan 12% asam decosahexaeonic
diberikan dengan dosis 10 kampsul sehari (Setiati, 2014).
2.4 Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah,
dimana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240mg/dl. Hiperkolesterolemia
berhubungan erat dengan kadar (LDL) didalam darah. Hiperkolesterolemia adalah
kelainan metabolisme lipid yang ditandai peningkatan kolesterol total, kolesterol
LDL, trigliserida diatas nilai normal serta penurunan kolesterol HDL (Soeharto,
2004).
Kadar kolesterol yang tinggi di dalam darah mempunyai peran penting dalam
proses aterosklerosis yang selanjutnya akan menyebabkan kelainan kardiovaskuler.
Dari banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kadar kolesterol darah,
semakin tinggi angka kejadian kelainan kardiovaskuler. Begitu juga sebaliknya,
dimana semakin rendah kadar kolesterol maka semakin rendah kejadian penyakit
kardiovaskuler baik untuk pencegahan primer maupun pencegahan sekunder. Setiap
penurunan kadar koelsterol total 1% menghasilkan penurunan risiko mortalitas
kardiovaskuler sebesar 1,5%. Begitu juga dengan besarnya kadar kolesterol LDL dan
HDL. Penurunan kolesterol LDL sebesar 1mg/dL menurunkan risiko kejadian
kardiovaskuler sebesar 1% dan penigkatan kadar kolesterol HDL menurunkan risiko
kejadian kardiovaskuler sebesar 2-3% (Maitra, 2007).
2.4.1 Penyebab Hiperkolesterolemia
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa
disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan
28
hiperkolesterolemia poligenik, juga bias disebabkan faktor sekunder akibat dari
penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet
lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga (Maitra, 2007).
1) Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multiple, nutrisi dan faktor
lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit ini
biasanya tidak diserta dengan xantoma (Maitra, 2007).
2) Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan terjadi akibat adanya efek gen pada reseptor LDL
permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini menyebabkan hati tidak
bias mengabsorbsi LDL. Karena menganggap LDL tidak ada, hati kemudian
memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma. Pada pasien dengan
hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total mencapai 600 sampai
1000mg/dL atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak pasien ini meninggal
sebelum berumur 20tahun akibat infark miokard (Maitra, 2007).
2.5 Hubungan Filtrat Selada Air dengan Kolesterol
Selada air memiliki kandungan protein, lemak, air, karbohidrat, serat, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, Vitamin B2, dan vitamin C (Prosea, 1994). Selada air
mengandung senyawa flavonoid golongan flavonol yakni kuersetin dan kaempferol
(Cartea, 2011). Kandungan pada selada air yang dapat menurunkan kadar kolesterol
yang tinggi adalah vitamin C dan flavonoid jenis quercetin dan kaepferol . Vitamin C
yang terkandung dalam selada air sebesar 45-50mg. Menurut Khomsan (2010)
29
vitamin C berperan sebagai homeostatis untuk mencapai keseimbangan yaitu dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida pada orang yang mempunyai kadar
tinggi tetapi tidak yang berkadar normal. Konsumsi vitamin C 1 gram sehari setelah 3
bulan akan menurunkan kolesterol 10% dan trigliserida 40%. Menurut Goodman
(2002), vitamin C berperan dalam metabolisme kolesterol dengan cara meningkatkan
laju kolesterol yang dibuang dalam bentuk garam empedu yang dieksresikan melalui
usus halus dan dapat berfungsi sebagai pencahar sehingga meningkatkan pembuangan
kotoran. Hal inilah yang menurunkan pengabsorbsian kembali kolesterol dan
dikonversi menjadi asam empedu.
Menurut Chen (2001) flavonoid adalah senyawa antioksidan polifenol alami,
terdapat pada tumbuhan, buah-buahan, dan minuman (teh dan wine) yang dapat
menurunkan kadar kolesterol dan kadar trigliserida dalam darah, melindungi
pembuluh arteri dari kerusakan, mengurangi jumlah penimbunan kolesterol
dipermukaan endotel pembuluh darah arteri. Menurut Setiati (2014) flavonoid
menghambat aktivitas enzim reduktase HMG-KoA reduktase, yaitu enzim yang
berperan dalam sintesis kolesterol. Dengan menurunnya sintesis kolesterol di hati
akan menurunkan sintesis Apo B100, meningkatkan reseptor LDL pada permukaan
hati, sehingga kolesterol LDL darah akan ditarik ke hati, dan akan menurunkan
kolesterol LDL serta VLDL.
30
2.6 Tikus Putih
Hewan percobaan yang umum digunakan dalam penelitian ilmiah adalah tikus.
Tikus merupakan spesies pertama mamalia yang didomestifikasi untuk tujuan ilmiah
karena memiliki daya adaptasi yang baik. Percobaan ini menggunakan tikus putih
jantan stain wistar sebagai hewan percobaan.
2.6.1 Klasifikasi Tikus Putih
Menurut Robinson (1979) tikus putih (Rattus norvegicus) diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Rodentia Familyi : Muridae Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus.
2.6.2 Deskripsi Tikus Putih
Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria
tertentu, antara lain kemiripan fungsi fisiologis dengan manusia, perkembangbiakan
cepat, cenderung mudah didapat dan dipelihara, memiliki galur genetis murni, serta
Gambar 5. Tikus Putih
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
31
murah secara ekonomis (Subahagio, 1997). Hewan percobaan yang umum digunakan
dalam penelitian farmakologi dan toksologi adalah mencit dan tikus putih. Tikus
putih telah digunakan secara luas untuk tujuan penelitian, karena hewan ini telah
diketahui sifat-sifatnya dengan sempurna, mudah dipelihara, merupakan hewan yang
relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam penelitian (Malole, 1989). Tikus
digunakan karena mempunyai kemiripan dengan manusia dalam hal fisiologis,
anatomi, nutrisi, patologi, metabolisme, dan lazim digunakan dalam penelitian
mengenai kadar kolesterol. Tikus jantan digunakan karena sedikit terpengaruh oleh
perubahan hormonal (Sitopoe, 1992). Menurut Ganong (2002), estrogen berpengaruh
terhadap kolesterol darah. Pada tikus jantan, lipid darah tidak dipengaruhi karena
hewan tersebut mempunyai sedikit estrogen.
2.7 Sumber Belajar
2.7.1 Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berwujud benda dan orang yang
dapat menunjang kegiatan belajar sehingga mencakup semua sumber yang mungkin
dapat dimanfaatkan oleh tenaga pengajar agar terjadi perilaku belajar (Degeng, 1990).
Sejalan dengan pendapat tersebut, Seels (1994) menjelaskan bahwa sumber belajar
adalah segala sumber pendukung untuk kegiatan belajar, termasuk sistem pendukung
dan materi serta lingkungan pembelajaran. Sumber belajar bukan hanya alat dan
materi yang dipergunakan dalam pembelajaran, tetapi juga meliputi orang, anggaran,
dan fasilitas. Sumber belajar bisa termasuk apa saja yang tersedia untuk membantu
seseorang belajar. Berdasarkan uraian di atas Abdullah (2012) menyimpulkan sumber
belajar adalah semua sumber seperti pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar yang
32
dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber untuk kegiatan belajar dan dapat
meningkatkan kualitas belajarnya.
2.7.2 Klasifikasi Sumber Belajar
Klasifikasi sumber belajar menurut Seels (1994) sebagai berikut:
1. Pesan yang merupakan informasi yang disampaikan oleh komponen yang lain,
biasanya berupa ide, makna, dan fakta. Berkaitan dengan konteks pembelajaran,
pesan ini terkait dengan isi bidang studi dan akan dikelola dan direkonstruksikan
kembali oleh pengajar (Seels, 1994).
2. Bahan yang merupakan kelompok alat yang sering disebut dengan perangkat
lunak. Bahan berfungsi menyimpan pesan sebelum disalurkan dengan
menggunakan alat yang telah dirancang. Bahan tersebut dapat berupa teks tertulis,
cetak, rekaman elektronik, web, dan Iain-Iain yang dapat digunakan untuk belajar.
3. Alat yang merupakan alat yang sering disebut perangkat keras. Alat juga
merupakan benda-benda yang berbentuk fisik yang sering disebut dengan
perangkat keras, berfungsi untuk menyajikan bahan pembelajaran. Sumber belajar
tersebut, seperti komputer, OHP, kamera, radio, televisi, film bingkai, tape
recorder, dan VCD/DVD.
4. Teknik yang merupakan prosedur baku atau pedoman langkah-langkah dalam
penyampaian pesan untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
5. Latar yang merupakan lingkungan di mana pesan ditransmisikan. Lingkungan
adalah tempat di mana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses
perubahan tingkah laku maka dikategorikan sebagai sumber belajar, misalnya
33
perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam
ikan dan lain sebagainya (Butcher, 2006).
2.7.3 Fungsi Sumber Belajar
Fungsi dari sumber belajar menurut Morrison (2004) sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran
4. Lebih memantapkan pembelajaran
5. Memungkinkan belajar secara seketika
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, terutama dengan adanya
media massa.
2.7.4 Pemanfaatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi
Menurut Suhardi dalam Munajah (2015) sumber belajar biologi adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka
pemecahan permasalahan biologi tertentu. Pemanfaatan hasil penelitian sebagai
sumber belajar biologi harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Kejelasan potensi, adalah suatu objek ditentukan oleh ketersediaan objek dan
permasalahan yang dapat diungkap untuk menghasilkan fakta dan konsep-konsep
dari hasil penelitian yang harus dicapai dalam kurikulum.
2. Kesesuaian dengan tujuan, adalah hasil penelitian dengan kompetensi dasar (KD)
yang tercantum.
3. Kejelasan sasaran dalam penelitian ini adalah objek dan subjek.
34
4. Kejelasan informasi yang diungkap dalam penelitian ini dapat dilihat dari 2 aspek
yaitu proses dan produk penelitian yang disesuaikan dengan kurikulum.
5. Kejelasan pedoman eksplorasi, adalah diperlukan prosedur kerja dalam
melaksanakan penelitian.
6. Kejelasan perolehan yang diharapkan, adalah kejelasan hasil berupa proses dan
produk penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar berdasar aspek-
aspek dalam tujuan belajar biologi.
2.7.5 Poster Sebagai Sumber Belajar
2.7.5.1 Pengertian Poster
Poster merupakan salah satu media yang berisi anjuran larangan dan terdapat
suatu maksud tertentu dengan gambar sebagai obyeknya. Menurut Carita (2016),
poster adalah sebuah karya yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas media
berukuran besar. Biasanya ditempel pada dinding atau bidang datar dan dibuat
menarik perhatian. Desainnya dibuat agar orang bisa mudah membaca informasi
walaupun dalam posisi bergerak, mungkin sedang berkendara atau berjalan kaki.
Karena itu, poster biasanya dibuat menurut kaidah simpel, kontras, menarik
perhatian, mempengaruhi, dan informasi cepat ditangkap.
2.7.5.2 Jenis-Jenis Poster
Penggunaan poster semakin beragam seiring perkembangan zaman. Dari poster
yang berfungsi hanya sebagai penyampai informasi hingga poster yang bertujuan
untuk karya seni. Semua jenis poster memiliki kepentingannya masing-masing namun
tetap pada fungsi utamanya yaitu komunikasi. Menurut Kusrianto (2007) terdapat
beberapa jenis poster yang dibedakan dari desain dan penggunaannya antara lain:
35
1) Poster Riset dan Kegiatan Ilmiah
Poster ini biasanya digunakan di kalangan akademisi untuk mempromosikan
kegiatan karya ilmiah yang akan dilakukan maupun menjelaskan perolehan hasil
risetnya. Selain untuk mempublikasikan karya ilmiah seseorang atau ilmuwan,
poster riset dan kegiatan ilmiah ini juga harus berkaitan dengan keterangan hak
cipta dari hasil penemuannya.
2) Poster Teks
Poster ini mengutamakan teks dalam penyampaian informasi, tetapi juga
memiliki gambar yang tertera didalamnya. Biasanya berupa symbol, gambar atau
ornament-ornamen tertentu.
3) Poster Propaganda
Poster yang menghimbau masyarakat untuk bergabung menjadi bagian dalam
suatu instansi atau organisasi tertentu.
4) Poster Kampanye
Poster ini dipergunakan untuk menarik simpati masyarakat pada pemilihan
umum. Poster kampanye digunakan seperti pada pemilihan kepala daerah maupun
kepala negara.
5) Poster Wanted
Poster ini digunakan untuk menemukan penjahat yang sangat dicari oleh
negara. Dalam poster wanted yang ditampilkan paling utama adalah foto orang
yang dicari dengan berbagai sudut pandang, umumnya dari depan dan samping
kemudian tertera keterangan-keterangan lain.
36
6) Poster Buku Komik
Poster komik digunakan sebagai iklan sebuah komik, atau lebih sering
digunakan sebagai hiasan.
7) Poster Pelayanan Masyarakat
Poster pelayanan masyarakat tidak bersifat komersial atau diperdagangkan,
karena poster ini biasanya dilombakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan.
Poster berisi kesadaran masyarakat dan apresiasi terhadap topik yang akan
dikampanyekan. Poster ini kadang dimanfaatkan sebagai media kritik sosial
terhadap perilaku masyarakat dan pemerintah.
8) Poster Affirmation
Poster affirmationbertujuan untuk memotivasi seseorang dengan kata-kata yang
tertulis dalam poster. Poster berisi kalimat-kalimat motivasi.
9) Poster Komersial
Poster ini digunakan sebagai iklan suatu produk yang dikemas secara kreatif
dan artistic sehingga mampu mencuri perhatian pembacanya.
10) Poster Film
Poster yang dibuat dengan tujuan untuk mempromosikan film-film yang akan
ditayangkan agar menarik penonton sebanyak-banyaknya. Poster film harus
mampu merangsang imajinasi penonton dan mengkomunikasikan apa yang ada
dalam film kepada penonton.
37
2.7.5.3 Cara Menyusun Poster
Menurut Maulana (2015), dalam membuat sebuah poster, perlu diperhatikan
beberapa hal seperti untuk siapa poster itu ditujukkan, dan tujuan dari poster tersebut.
Langkah-langkah pembuatan poster antara lain:
1) Menentukan tema dan tujuan
Bagian yang paling penting dalam pembuatan poster yaitu menentukan tema
dan tujuan. Tanpa adanya tema dan tujuan yang jelas, maka tidak mungkin akan
tercipta sebuah poster yang berkualitas.
2) Kalimat singkat, padat, menarik serta mensugesti
Setelah selesai membuat tema, selanjutnya yaitu membuat sebuah kalimat.
Pembuatan kalimat tidak boleh sembarangan karena kalimat menjadi kunci
keberhasilan dari suatu poster. Susunan kata per kata harus diperhatikan, kalimat
tidak boleh terlalu panjang namun harus menarik dan mengajak masyarakat untuk
melakukan suatu hal sesuai dengan poster yang di buat.
3) Gambar
Penggunaan gambar pada sebuah poster akan lebih membuat orang tertarik
untuk membaca sekaligus melakukan apa yang ada pada poster tersebut. Gambar
yangdigunakan harus sesuai dengan tema dari poster dan berbeda dari yang lain.
Penggunaan gambar bisa menambah minat masyarakat untuk membaca poster.
4) Media
Media tempat diletakkannya poster harus tepat dan tidak asal menempelkan
poster pada media-media yang tidak layak. Penempatan ini bertujuan agar orang-
orang dapat melihat poster tersebut dan membacanya.
38
2.8 Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan pengujian tanaman yang dapat
menurunkan kadar kolesterol yang berlebih. Pada kerangka teoritik ini akan
dideskripsikan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul skripsi
“Pengaruh Filtrat Selada Air (Nasturtium officinale R. Br) terhadap Penurunan Kadar
Kolesterol Total pada Rattus norvegicus Strain Wistar Hiperkolesterolemia Sebagai
Sumber Belajar Biologi”. Adapun beberapa penelitian terkait adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian dari Zuhrawati (2014) yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus
Nanas (Ananas comosus) terhadap Kadar Kolesterol Total Darah Kelinci
(Oryotolagus cuniculus) Hiperkolesterolemia” menyatakan penurunan kadar
kolesterol total dalam penelitian ini disebabkan nanas mengandung vitamin C,
kandungan enzim bromelin, dan serat yang tinggi. Pemberian jus nanas selama
sepuluh hari berturut-turut dapat menurunkan kadar kolesterol total darah kelinci
hiperkolesterolemia. Wiadnya (2014) dengan judul “Efektivitas Pemberian Filtrat
Labu Siam (Sechium edule) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Darah
Hewan Coba Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar” menyatakan bahwa
filtrat labu siam dapat menurunkan kadar kolesterol total pada darah tikus putih
sdengan rerata hasil pemeriksaan kadar kolesterol sebesar 131,8 mg/dl, hal ini
disebabkan karena adanya senyawa pectin pada labu siam yang berfungsi mencegah
penyerapan lemak dan kolesterol. Selain itu vitamin C yang terkandung didalamnya
mempunyai efek membantu reaksi hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu
sehingga meningkatkan ekskresi kolesterol.
39
Penelitian yang dilakukan Yosmar (2014) dengan judul “Pengaruh Ekstrak
Etanol Rambut Jagung (Zea mays L) terhadap Kadar Kolesterol Mencit Putih Jantan
Hiperkolesterol” menyatakan bahwa penurunan kadar koelsterol darahpada mencit
diduga disebabkan oleh senyawa flavonoid yang terdapat pada rambut jagung.
Flavonoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Flavonoid dapat bereaksi dengan
radikal bebas melalui penangkapan lansgung terhadap radikal bebas oksigen dan
menginhibisi enzim penyebab terbentuknya radikal bebas seperti siklooksigenase dan
lipoksigenase. Dalam menurunkan kadar kolesterol, senyawa antioksidan tersebut
diduga bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA reduktase yang berfungsi
sebagai pengkatalis pembentukan kolesterol dan meningkatkan aktivitas Lechitin
Cholesterol Acyl Taransferase (LCAT). LCAT merupakan enzim yang dapat
mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesterol membentuk HDL baru. Hal ini
akan meningkatkan kadar HDL serum (Lewis, 2005). Penghambatan terhadap HMG-
CoA reduktase menyebabkan penurunan sintesis kolesterol dan meningkatkan jumlah
reseptor LDL yang terdapat di membran sel hati dan jaringan ekstrahepatik, sehingga
kadar kolesterol darah total dan plasma LDL dalam plasma turun (Kolovou, 2008).
40
2.9 Kerangka Konseptual
Penelitian ini secara garis besar dapat ditulis secara konseptual seperti berikut:
Gambar 6. Kerangka Konseptual Pengaruh Filtrat Selada Air (Nasturtium
officinale R. Br) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Rattus
norvegicus Strain Wistar Hipekolesterolemia Sebagai Sumber Belajar Biologi
menghambat
menurunkan
Kolesterol LDL dan VLDL
menurunkan
Ekskresi kolesterol
melalui usus halus
Reseptor LDL permukaan hati
meningkatkan
Sintesis kolesterol
HMG-KoA reduktase
Reaksi hidroksilasi
Garam empedu
membentuk
Filtrat Selada Air
Vitamin C Flavonoid
mengandung
Kadar Kolesterol Darah Menurun
Diet Tinggi Lemak
Hiperkolesterol
menyebabkan
Pengobatan
41
2.10 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan studi pustaka diatas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh filtrat selada air (Nasturtium officinale R. Br) dalam
menurunkan kadar kolesterol total pada Rattus norvegicus strain wistar
hiperkolesterolemia.
2. Dosis filtrat selada air (Nasturtium officinale R. Br) yang paling berpengaruh
dalam menurunkan kadar kolesterol total pada Rattus norvegicus strain wistar
hiperkolesterolemia adalah 1,53g/BB.
3. Pemanfaatan hasil penelitian tentang pengaruh filtrat selada air (Nasturtium
officinale R. Br) terhadap penurunan kadar kolesterol pada Rattus norvegicus
strain wistar hiperkolesterolemia dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi
berupa poster.