Post on 21-Nov-2020
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Kreativitas sangat diperlukan di berbagai bidang. Tanpa adanya
kreativitas dalam diri manusia, maka seseorang tidak memiliki kemajuan
dalam kehidupannya. Di bawah ini, ada beberapa pendapat dari para ahli
tentang kreativitas.
Kreativitas menurut Clark Moustaksi (Munandar, 2009 : 18)
merupakan pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri
sendiri, dengan alam dan dengan orang lain. Menurut Rogers (Munandar,
2009 : 18) bahwa sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk
mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang
dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan
mengaktifkan kemampuan organisme.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan suatu
gagasan, proses, metode ataupun produk baru dalam hubungan dengan diri
sendiri, alam dan orang lain yang berdaya guna dalam berbagai bidang
untuk pemecahan suatu masalah.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
b. Ciri-ciri Kepribadian Kreatif
Menurut pakar psikolog dalam Munandar (2009:37) ciri-ciri
pribadi kreatif adalah sebagai berikut :
1) Imajinatif
2) Mempunyai prakarsa
3) Mempunyai minat luas
4) Mandiri dalam berpikir
5) Senang berpetualang
6) Percaya diri
7) Penuh energi
8) Bersedia mengambil resiko
9) Berani dalam pendirian dan keyakinan
Anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan
menyukai banyak kegemaran dan aktivitas yang kreatif.Anak dan
remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya
diri.Mereka lebih berani mengambil resiko dari pada anak-anak lainya.
c. Pengembangan Kreativitas
Pengembangan kreativitas siswa menurut Munandar (2009:45)
perlu meninjau empat aspek dari kreativitas yaitu pribadi, pendorong
(press), proses, dan produk (4p dari kreativitas)
1) Pribadi
Kreativitas adalah ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu
dalam interaksi dengan lingkunganya.Ungkapan kreatif adalah
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut.Dari
ungkapan pribadi yang dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru
dan produk–produk yang produktif.
2) Pendorong
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan
dukungan dari lingkunganya, ataupun jika ada dorongan kuat
dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan
sesuatu.
3) Proses
Mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan
untuk bersibuk diri secara kreatif.Pendidik hendaknya dapat
merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan
kreatif, dengan membantu mengusahakan sarana prasarana yang
diperlukan. Proses pengembangan kreativitas yang terpenting
adalah memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan
dirinya secara kreatif.
4) Produk
Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk
kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi
lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong (“press”)
seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan,
kegiatan) kreatif. Pendidik harus menghargai produk kreativitas
anak dan mengkomunikasikannya kepada yang lain, misalnya
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
dengan mempertunjukan atau memamerkan hasil karya anak. Ini
akan lebih menggugah minat anak untuk berkreasi.
d. Indikator kreativitas
1) Kelancaran
Didasarkan atas jumlah kata yang digunakan dalam menulis
puisi
2) Kelenturan (Fleksibelitas)
Didasarkan atas kelenturan dalam struktur kalimat dan
kelenturan dalam konten atau gagasan
a) Keragaman bentuk kalimat
b) Penggunaan kalimat
c) Keragaman panjang kalimat
d) Imajinasi
e) Fantasi
3) Keaslian (Orisinalitas)
a) Orisinalitas tema
b) Orisinalitas pemecahan akhir cerita
c) Humor
d) Menggunakan nama baru untuk orang tau hewan dengan
nama lucu sesuai dengan karakter
4) Kerincian
a) Ekspresi
b) Emosi
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
c) Empati
d) Unsur pribadi
e) Percakapan
Tabel 2.1 Kisi – Kisi Pedoman Penilaian Kreativitas Menulis Puisi
No Penilaian Deskriptor Skor
1 Kelancaran Lebih dari 25 kata
21 sampai 25 kata
16 sampai 20 kata
10 sampai 15 kata
Kurang dari 10 kata
5
4
3
2
1
2 Kelenturan
a. Keragaman bentuk
kalimat
b. Penggunaan kalimat
c. Keragaman panjang
kalimat
d. Imajinasi
e. Fantasi
Kompleks
Gabungan
Sederhana
Ekslamatori (mengandung kalimat
yang di akhiri tanda seru)
Introgatif (mengandung pertanyaan)
Deklaratif (mengandung informasi
faktual)
Lebih dari 5 kata
Kurang dari 5 kata
Kaya imajinasi
Kurang imajinasi
Ada daya khayal
Berisi fakta
3
2
1
3
2
1
3
1
3
1
3
1
3 Keaslian
a. Orisinalitas tema
b. Orisinalitas
pemecahan akhir
cerita
c. Humor
d. Menggunakan nama
baru untuk orang atau
Tema baru / tidak lazim digunakan
Tema lazim digunakan
Akhir cerita tidak terduga
Akhir cerita terduga
Ada humor
Tidak ada humor
Ada nama baru
Tidak ada nama baru
3
1
3
1
3
1
3
1
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
hewan dengan nama
lucu sesuai dengan
karater
4 Krincian
a. Ekspresi
b. Emosi
c. Empati
d. Unsur pribadi
e. Percakapan
Karangan hidup
Karangan tidak hidup
Kaya ungkapan perasaan
Kurang ungkapan perasaan
Berempati
Tidak berempati
Penulis melibatkan diri dalam cerita
Penulis tidak melibatkan diri dalam
cerita
Ada kata langsung dari penulis
Tidak ada kata langsung dari penulis
3
1
3
1
3
1
3
1
3
1
(Munandar, 2009 : 44)
Dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
No Rentang Nilai Kriteria
1 80 – 100 Sangat kreatif
2 66 – 79 Kreatif
3 56 – 65 Cukup kreatif
4 40 – 55 Kurang kreatif
5 >40 Tidak kreatif
2. Kemampuan
Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian
terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan keseluruhan
seorang individu pada dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor : Intelektual dan
fisik (Robbin : 2008)
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
a. Kemampuan Intelektual
(intellectual ability) adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas mental, berpikir, menalar, dan
memecahkan masalah (Robbins : 2008). Kemampuan Intelektual
adalah kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan
mental (Robbin : 2001).
b. Kemampuan Fisik
(physical abilities) tertentu bermakna penting bagi keberhasilan
pekerjaan yang kurang membutuhkan ketrampilan dan lebih terstandar
(Robbin : 2008). Kemampuan Fisik yang khusus memiliki makna
penting untuk melakukan pekerjaan – pekerjaan yang kurang menuntut
stamina, kecekatan tangan, kekuatan tungkai, atau bakat – bakat serupa
(Robbin : 2001). Menurut KBBI (2007 : 707) kemampuan berasal dari
kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup melakukan sesuatu,
dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan berarti
merupakann ketrampilan yang dimiliki seseorang untuk dapat
menyelesaikan sesuatu.
Berdasarkan pendapat alhi diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kecakapan tubuh baik berupa intelektual maupun
fisik untuk melakukan suatu perbuatan yang diperoleh melalui latihan
atau pun faktor genitas.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
3. Menulis
Pada dasarnya menulis adalah kegiatan berupa penyampaian pesan
secara tertulis kepada orang lain. Menulis sebagai suatu ketrampilan
berbahasa yang dituntut untuk dapat menyusun tulisan dengan bahasa
tulisan yang baik.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang – lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang – orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu. Menulis
merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan – kesatuan ekspresi
bahasa (Tarigan : 21)
Menurut Farris (Resmini 2006 : 229) mengemukakan bahwa menulis
merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari siswa.
Khususnya di sekolah dasar, menulis merupakan ketrampilan yang sulit
diajarkan sehingga bagi guru, mengajarkan menulis juga merupakan tugas
yang paling sulit.
Berdasarkan pendapat para ahli, menulis adalah kegiatan melukiskan
lambang – lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang dan menulis merupakan kegiatan yang paling
kompleks untuk dipelajari oleh siswa.
a. Jenis – jenis tulisan
Menurut Isah Cahyani jenis tulisan ada 8 yaitu :
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
a) Tulisan Narasi (kisah, naratif)
Narasi merupakan suatu bentuk pengembangan tulisan yang
bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari
waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis dari
suatu peristiwa, kejadian, atau masalah. Kekuatan tulisan ini
terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara – cara
bercerita yang diatur melalui alur (plot).
b) Tulisan Eksposisi (bahasan, paparan, ekspositoris)
Eksposisi merupakan suatu tulisan yang di dalamnya
menceritakan mengenai peristiwa atau kejadian. Penulis berupaya
memaparkan kejadian atau masalah agar pembaca dapat
memahaminya. Untuk mencapai tujuan tersebut ada beberapa pola
eksposisi yang harus diikuti yaitu (1) definisi, (2) klasifikasi /
pembagian, (3) ilustrasi, (4) pembanding / penentangan, (5) sebab
dan analisis fungsional.
c) Tulisan deskripsi (pemerian, deskriptif)
Jenis tulisan ini berkaitan dengan pengalaman panca indra,
seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, penciuman, atau
perasaan. Tulisan jenis deskripsi ini memberikan suatu gambaran
tentang suatu peristiwa atau suatu kejadian. Jenis tulisan deskripsi
masih dapat di klasifikasikan lagi kedalam dua jenis, yaitu
deskripsi ekspositorik dan impresionistik (simulatif).
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
d) Tulisan argumentasi
Argumentasi sebenarnya merupakan suatu jenis tulisan
eksposisi yang bersifat khusus. Penulisnya berupaya meyakinkan
atau membujuk pembaca untuk percaya dan menerima apa yang
dikemukakannya. Ia selalu memberikan bukti yang obyektif dan
meyakinkan. Ia dapat menggunakan argumentasinya dengan
metode deduktif dan induktif. Selain itu, ia dapat pula mengajukan
argumentasinya berdasarkan (1) contoh-contoh, (2) analogi, (3)
akibat ke sebab, (4) sebab ke akibat.
e) Tulisan prosedural
Merupakan rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu secara
berurutan yang tidak boleh dibolak – balik unsurnya karena urgensi
unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur yang berikutnya.
f) Tulisan hortatorik (persuasi)
Tulisan ini merupakan tuturan yang isinya bersifat ajakan,
bujukan, atau nasihat. Kadang – kadang tuturan itu disusun untuk
memperkuat keputusan atau meyakinkan pendapat.
g) Tulisan dialog
Tulisan dialog berisi percakapan yang berupa kalimat – kalimat
langsung seorang pembicara dengan orang lain secara bergantian
dalam peran pembicara dan pendengar.
h) Tulisan surat
Adalah tulisan yang berupa kalimat langsung seorang penulis
yang ditunjukan kepada teralamat.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
b. Fungsi Menulis
Menulis mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Melalui
menulis,seseorang bisa mengungkapkan ide, gagasan, perasaan serta
pikiran dengan baik. Jadi pada intinya menulis merupakan alat
komunikasi secara tidak langsung.
Menurut Rusyana dalam Isah Cahyani (2006 : 101-102) fungsi
menulis dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi kegunaan dan perannya
dalam mengarang.
1) Fungsi Kegunaan
a) Melukiskan
Dalam tulisan itu penulis menggambarkan, atau
mendeskripsikan sesuatu, baik menggambarkan wujud benda
atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat
membayangkan secara jelas apa yang digambarkan atau
dideskripsikan penulisnya. Pembaca seolah – olah melihat
sendiri atau mengalaminya sendiri. Fungsi seperti ini terdapat
dalam karangan lukisan.
b) Memberi Petunjuk
Dalam tulisan ini penulis memberikan petunjuk tentang cara
melaksanakan sesuatu. Pembaca dapat mengikuti petunjuk itu
apabila ingin berhasil seperti yang diharapkan penulis. Fungsi
seperti itu terdapat dalam resep, pedoman dan lain – lain.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
c) Memerintahkan
Penulis dalam karangan ini memberi perintah, permintaan,
anjuran, nasihat, agar pembaca memenuhi keinginan penulis.
Fungsi ini terdapat pada tulisan yang berbentuk undangan –
undangan dan peraturan.
d) Mengingat
Penulis karangan ini mencatat peristiwa, keadaan, keterangan,
dengan tujuan mengingat atau hal – hal penting itu tidak
terlupakan. Tulisan seperti itu biasanya diperlukan untuk
penulis itu sendiri atau bisa saja untuk kepentingan orang lain.
Misalnya menulis buku harian, memori atau piagam.
e) Berkorespondensi
Dalam karangan itu penulis melakukan surat – menyurat
dengan orang lain. Ia memberitahukan, menanyakan,
memerintahkan atau meminta sesuatu kepada orang yang
dituju, dan mengharapkan oarang itu memenuhi apa yang
dikemukakan itu serta membalasnya secara tertulis pula.
Fungsi demikian terdapat pada surat.
2) Fungsi Peranan
a) Fungsi Penataan
Pada waktu menulis terjadi penataan terhadap gagasan,
pikiran, pendapat, imajinasi, dan penataan terhadap
penggunaan bahasa untuk mewujudkan tulisan itu, maka
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
pikiran, gagasan, dan lain – lain itu diwujudkan secara
tersusun.
b) Fungsi Pengawetan
Hal – hal yang kita tulis biasanya kita simpan untuk dibaca
kembali pada saat yang lain baik oleh penulis sendiri maupun
orang lain.
c) Fungsi Penciptaan
Mengarang berarti menciptakan sesuatu yang baru di antara
gagasan, pikiran, pendapat atau imajinasi itu mungkin tidak
ada sebelumnya atau tidak demikian susunannya. Kemudian
kita menulis atau mengarang sehingga terciptalah suatu yang
baru. Karangan sastra menunjukan fungsi penciptaan.
d) Fungsi Penyampaian
Gagasan, pikiran, imajinasi itu yang sudah ditata dan
diawetkan dalam wujud tulisan dapat dibaca atau disampaikan
kepada yang lain. Penyampaian ini dapat terjadi bukan saja
kepada orang lain yang berdekatan tempatnya juga kepada
orang yang tinggal berjauhan. Bisa juga penyampaian itu
terjadi kepada orang yang berada pada masa pelarihan.
c. Manfaat Menulis
Manfaat menuis menurut Isah Cahyani (2006:102-103) yaitu :
a) Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan
tentang topik yang dipilih. Dengan mengembangkan topik itu,
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
maka terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman
yang tersimpan di bawah sadar.
b) Dengan mengembangkan berbagai gagasan penulis terpaksa
bernalar, menghubung – hubungkan serta membandingkan fakta –
fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau tidak menulis.
c) Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi
sehubungan dengan topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan
menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun
mengenai fakta – fakta yang berhubungan.
d) Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematik serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian permasalahan
yang semula masih samar menjadi lebih jelas.
e) Melalui tulisan dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan secara
lebih objektif
f) Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya
secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret
g) Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi
penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap
informasi
h) Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir
dan berbahasa secara tertib (sabarti, 1988:2)
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
d. Tahapan Menulis
Menurut Resmini (2006 : 231) tahapan dalam proses menulis ada 5
tahapan, yaitu :
a) Pramenulis (prewriting)
Pada tahap ini siswa berusaha mengemukakan apa yang akan
mereka tulis. Dalam hal ini guru bisa menggunakan berbagai
strategi pramenulis yang di implementasikan di kelas untuk
membantu siswa memilih tema dan menentukan lancarnya proses
menulis.
b) Penyusunan Draf Tulisan (Drafting)
Pada tahap kedua dalam proses menulis adalah menulis draf.
Dalam proses menulis, siswa menulis dan menyaring tulisan
mereka melalui sejumlah konsep. Selama tahap penyususnan
konsep, siswa terfokus dalam pengumpulan gagasan. Perlu
disampaikan kepada siswa pada tahap iini tidak perlu merasa takut
melakukan kesalaha.
c) Perbaikan (Revising)
Selama tahap perbaikan, penulis menyaring ide – ide dalam tulisan
mereka. Siswa biasanya mengakhiri proses menulis begitu mereka
mengakhiri dan melengkapi draf kasar, mereka percaya bahwa
tulisan mereka telah lengkap. Pada tahap ini siswa melihat kembali
tulisannya untuk selanjutnya menambah, mengganti, atau
menghilangkan sebagian ide dalam tulisannya.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
d) Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan merupaka penyempurnaan tu lisan sampai pada
bentuk akhir. Sampai tahap ini fokus utama proses menulis adalah
pada isi tulisan siswa denga fokus berganti pada kesalahan
mekanik.
e) Pemublikasian (publising)
Pada tahap akhir proses penulisan, siswa mempublikasikan tulisan
mereka dan menyempurnakan dengan membaca pendapat dan
komentar yang diberikan teman atau siswa lain.
e. Tujuan Menulis
Menulis mempunyai tujuan yang sangat bermacam – macam,
tergantung dari keinginan si penulis ingin menulis sesuai yang
dikehendakinya.
Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1982 : 24-25) tujuan dari
menulis ada 7 yaitu :
a) Assignment Purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama
sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas
kemauan diri sendiri.
b) Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya,
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu.
c) Persuasif purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
d) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan /
penerangan kepada para pembaca.
e) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri
sang pengarang kepada pembaca.
f) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai – nilai artistik, nilai – nilai
kesenian.
g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu
penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi dan
meneliti serta cermat pikiran – pikiran dan gagasan sendiri agar
dapat diterima dan dimengerti oleh para pembaca.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan kegiatan mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, atau perasaan
dengan menggunakan bahasa penulisan.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
4. Puisi
a. Pengertian puisi
Puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) penyair
mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan sang pencipta, melalui
media bahasa yang estetik yang secara padu dan utuh dalam bentuk
teks yang dinamakan puisi (Widjojoko : 2006 : 51).
b. Puisi Bebas
Puisi bebas atau puisi modern adalah bentuk puisi yang benar –
benar bebas. Bebas dalam bentuk maupun isi. Jenis puisi inintidak
terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang biasanya
dikenakan pada puisi lama maupun puisi baru. Puisi ini lebih
mengabdi pada isi. Bentuk harus tunduk pada isi yang hendak
disampaiakan oleh penyairnya (suroto, 1989 : 58)
c. Jenis Puisi
Apresiasi puisi yang akan dilakukan akan lebih baik lagi bila
mengnal jenis – jenis puisi berdasar pada temanya. Jenis puisi yang
dikenal dalam dunia sastra di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Puisi epik
Adalah suatu puisi yang didalamnya mengandung cerita
kepahlawanan, baik kepahlawanan yang berhubungan dengan
legenda, kepercayaan maupun sejarah.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
2) Puisi ode
Adalah Puisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa ataupun
sifat kepahlawanan.
3) Puisi himne
Adalah puisi pujian kepada tuhan maupun ungkapan rasa cinta
terhadap bangsa atau tanah air.
4) Puisi Naratif
Adalah puisi yang mengandung suatu cerita dengan pelaku dan
serangkaian peristiwa yang dialami pelaku itu.
5) Puisi lirik (liris)
Adalah puisi yang biasanya memperhatikan rima (bunyi akhir) dan
jumlah suku kata dalam setiap baris. Irama dari puisi lirik dibentuk
dari keseragaman pola kalimat pada setiap baris dengan variasi
tema dari setiap kalimat.
6) Puisi didaktik
Adalah puisi yang menyandung nilai – nilai pendidikan secara
eksplisit.
7) Puisi satirik
Adalah puisi yang mengandung sindiran atau kritik terhadap
kehidupan suatu kelompok masyarakat tertentu.
8) Puisi romantis
Adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta terhadap sang
kekasih
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
9) Puisi elegi
Adalah puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih seseorang.
(Dadan Juanda dan Prana Iswara : 2006 : 11)
Sedangkan menurut Widjojoko (2006 : 51) jenis puisi dibagi menjadi
3 yaitu :
1) Puisi Lama
Puisi ini ada pada masyarakat lama sebelum mendapat pengaruh
kebudayaan barat (asing). Puisi lama sebenarnya merupakan
pencerminan dari masyarakat lama. Puisi lama merupakan puisi
yang terikat oleh syarat – syarat, jumlah larik dalam setiap bait,
jumlah suku kata dalam setiap larik, serta muatan setiap bait.
2) Puisi baru
Puisi baru berbeda dengan puisi lama, sehingga ada yang
menyebut puisi moderen. Puisi baru lahir sebagai manifestasi dari
rasa berontak penyair yang merasa terkungkung oleh sifat – sifat
puisi lama.
3) Puisi kontemporer
Puisi ini merupakan perkembangan dari puisi baru / modern dari
segi bentuknya. Konteporer berarti kesewaktuan yang menandai
corak terbaru dari puisi indonesia.
Disebutkan ada 6 ciri yang menandai puisi kontemporer :
a) Puisi yang sama sekali menolak kata dan menggantinya
dengan titik – titik garis, huruf atau simbol yang lain
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
b) Puisi yang menggunakan simbol – simbol non kata atau
menggunakan kata seminimal mungkin
c) Puisi dengan bebas memasukan unsur – unsur bahasa asing
atau bahasa daerah kedalamnya
d) Puisi yang mementingkan tipografi
e) Puisi yang menggunakan kata secara tepat, sehingga
menghasilkan ungkapan baru
f) Puisi yang menggunakan kata – kata “supra” (kata – kata biasa
yang dijungkirbalikan suku – suku katanya.
d. Unsur intrisik puisi
Menurut Widjojoko (2006 : 61-62) Puisi sebagai salah satu
karya kreatif yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, mempunyai
unsur – unsur yang dapat ditelusuri. Unsur yang tergolong unsur
intrisik puisi itu adalah: (1) tema, (2) rasa, (3) nada, (4) amanat, (5)
diksi, (6) imajinasi, (7) pusat pengisahan, (8) gaya bahasa, (9) ritme
dan (10) rima.
1) Tema
Tema adalah ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di
dalam cerita. Penyair mengemukakan pokok persoalan di dalam
puisinya. Pokok persoalan itu mungkin disampaikan secara
langsung, mengkin juga secara tidak langsung. Tema atau pokok
persoalan, hanyanterdapat pada satu puisi. Jadi tidak bisa ada satu
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
puisi mengandung dua tema, berapa pun panjangnya puisi
tersebut.
2) Rasa
Rasa disebut juga arti emosional. Dalam menghadapi suatu
persoalan, seorang penyair tersentuh secara rasional, ia tersentuh
dan terlibat secara emosional. Ketika ia melihat sesuatu obyek, ia
bisa saja merasa sedih, atau merasa heran. Makna emosional
seperti itulah yang disebut dengan rasa.
3) Nada
Dalam kehidupan sehari – hari kita berbicara menggunakan nada
bicara. Hal ini akan menggambarkan sikap kita terhadap persoalan
yang kita bicarakan tersebut. Demikian pula halnya dengan puisi,
kita dapat menangkap sikap penyair lewat intonasi puisi tersebut.
Penyair dapat terlihat menggurui, mencaci, merayu, merengek,
menyindir, mengajak dan sebagainya terhadap pembaca atau
pendengarnya. Itulah yang disebut nada puisi.
4) Amanat
Amanat merupakan pesan – pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca pendengar, atau penonton. Didalam
satu puisi bisa terdapat beberapa amanat. Amanat ada yang
diungkapkan secara langsung ada juga yang terselubung. Melalui
amanat inilah penyair menyampaikan sesuatu kepada pembaca.
Mungkin ia mengharapkan pembaca marah, benci, menyenangi
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
sesuatu atau berontak dan berbuat sesuatu. Barangkali juga
penyair mengharapkan kita merenung dan menjadi bijak setelah
membaca puisi. Itulah yang disebut amanat, yang kadang – kadang
juga disebut pemecahan persoalan yang dikemukakan dalam tema.
5) Diksi (pilihan kata)
Diksi atau pilihan kata di dalam puisi, merupakan hal yang
penting, karena keberhasilan puisi dicapai dengan
mengintensifkan pilihan kata. Puisi – puisi moderen
(konvensional) mencari kekuatan pada diksi yang tepat, karena
makna dan keindahan puisi di bangun oleh seni kata.
6) Imajeri
Imajeri adalah sesuatu kata atau kelompok kata yang digunakan
untuk mengungkapkan kembali kesan – kesan panca indra dalam
jiwa kita. Berdasarkan indra yang dikenai rangsang, maka imajeri
dapat dikelompokan menjadi imajeri pandang, imajeri dengar, dan
imajeri kecap.
7) Pusat pengisahan
Pusat pengisahan atau titk pandang (point of view) yaitu cara
penyampaian cerita, ide, gagasan, atau kisahan cerita. Puisi yang
mencakup siapa yang berbicara dan kepada siapa ditujukan (ia
berbicara)
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
8) Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa
secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis
atau pemakai bahasa.
9) Ritme atau irama
Ritme dan irama adalah totalitas tinggi rendahnya suara, panjang
pendek, dan cepat lambatnya suara waktu membaca puisi. Ritme
di dalam puisi dibentuk oleh pengaturan larik, jumlah suku kata,
dan pengaturan bunyi. Di dalam puisi yang baik, ritme itu dapat
memberi gambaran yang intensif tentang nada rasa dan tema.
10) Rima atau Sajak
Rima atau sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan bisa terjadi di
awal, tengah atau di akhir. Di dalam puisi moderen, rima tidak
seteratur puisi lama. Walaupun demikian, bukan berarti tidak
berirama. Puisi modern pun menggunakan rima, hanya tidak
berpola seperti dahulu. Rima digunakan secara bebas sesuai
dengan ekspresi yang disinginkan penyair.
Materi menulis puisi bebas sesuai KTSP SD Negeri 3
Bancarkembar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai
berikut :
Standar Kompetensi :
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi dan fakta tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
Kompetensi Dasar :
8.3 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata tepat.
5. Apresiasi Sastra
Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin “apreciatio” yang berarti
“mengindahkan” atau “menghargai”. Dalam kosnteks yang lebih luas,
istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui
perasaan atau kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap
nilai – nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Menurut Squire dan
Taba (aminudin, 1995 : 34) berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses,
apresiasi melibatkn tiga unsur inti, yakni (1) Aspek Kognitif, (2) Aspek
emotif, (3) Aspek Evaluatif. (aminudin, 1995 : 34)
Sastra adalah salah satu karya manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, Y. Sumarjo: 1996 dalam (aminudin, 1995 : 34). Dikatakan
demikian karena manusia hidup di dunia memerlukan banyak kebutuhan.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Jujun S: 1995 dalam
(aminudin, 1995 : 34) bahwa, manusia dalam hidupnya mempunyai
kebutuhan yang banyak sekali. Sastra adalah seni, bukanlah ilmu
pengetahuan. Pada sastra diperlukan gambaran yang sedikit mungkin
tetapi memiliki arti yang sangat luas, (Zulela, 2012 : 18)
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
6. Model Pembelajaran Outdoor( di Luar Kelas)
Proses pembelajaran untuk siswa harus benar-benar menyenangkan,
sehingga siswa betah untuk belajar. Suasana pembelajaran diciptakan agar
tidak ada penekanan psikologis bagi kedua belah pihak, guru dan
siswa.Pembelajaran di luar kelas merupakan salah satu upaya terciptanya
pembelajaran, terhindar dari kejenuhan, kebosanan, dan persepsi belajar
hanya dalam kelas.Pembelajaran di luar kelas merupakan pembelajaran
yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau
berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di
taman, atau di perkampungan masyarakat sekitar sehingga diperoleh
pengetahuan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan aktivitas hasil belajar
terhadap materi yang disampaikan di luar kelas.
a. Tujuan Pembelajaran di Luar Kelas
Tujuan pembelajaran di luar kelas yang secara umum ingin dicapai
melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah
(Irawan, A. Dalam Ginting; 2005) dalam Muh.Soleh 2012.adalah:
3. Membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk
mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal
4. Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap
5. Membantu mewujudkan potensi setiap individu agar jiwa, raga
dan spiritnya dapat berkembang optimal
6. Memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan secara
langsung terhadap materi yang di sampaikan
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
7. Memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan dan
ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan luar kelas
8. Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan
hubungan guru-murid yang lebih baik melalui berbagai
pengalaman di alam bebas
9. Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung
10. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan
komunitas sekitar untuk pembelajaran.
b. Langkah – langkah Pelaksanaan Pembelajaran Outdoor sebagai
berikut:
1) Tahap Persiapan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a) Merumuskan tujuan pembelajaran
b) Guru menyiapkan tempat dan media yang ada di luar
lingkungan
c) Guru mengajak siswa ke luar kelas
d) Baik guru maupun siswa harus dalam keadaan nyaman, rileks
dan tidak merasa terpaksa.
2) Tahap Pelaksanaan, meliputi langkah sebagai berikut:
a) Guru menginstruksikan kepada siswa untuk berjalan dengan
rapi dan tertib untuk belajar di luar kelas
b) Guru berdiri berhadapan dengan siswa berjarak kira-kira 1
meter Melaksanakan percakapan antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
c) Guru menjelaskan materi
d) Siswa memperhatikan penjelasan guru di luar kelas
e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
3) Tahap Evaluasi, meliputi langkah sebagai berikut:
a) Tahap evaluasi merupakan kesempatan yang diberikan guru
kepada siswa untuk memperlihatkan kemajuannya.
b) Jika siswa tidak memberikan jawaban maka guru tidak
mengatakan salah tetapi menyebutkan kata yang benar dan
mengajak siswa untuk mengulangi kembali
c) Manfaat Pembelajaran di luar kelas
c. Manfaatnya pembelajaran di luar kelas antara lain:
1) Pikiran lebih jernih
2) Pembelajaran akan terasa menyenangkan
3) Pembelajaran lebih variatif
4) Belajar lebih rekreatif
5) Belajar lebih riil
6) Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas
7) Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas
8) Wahana belajar akan lebih luas
9) Kerja otak lebih rilexs
d. Kelebihan yang mendukung pada pembelajaran siswa, di antaranya
sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
1) Mendorong motivasi belajar siswa, karena menggunakan setting
alam terbuka sebagai sarana kelas, untuk memberikan dukungan
proses pembelajaran secara menyeluruh yang dapat menambah
aspek kegembiraan dan kesenangan.
2) Guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan karena dapat berekspolarasi menciptakan suasana
belajar seperti bermain.
3) Pada pembelajaran di luar kelas siswa menggunakan media
pembelajaran yang kongkrit dan memahami lingkungan yang ada
disekitarnya. Pada saat pembelajaran digunakan media yang
sesuai dengan situasi kenyataannya, yakni berbagai permainan
anak seperti seluncuran, ayunan, jungkat-jungkit dan lain-lain.
4) Mengasah aktivitas fisik dan kreativitas siswa karena
menggunakan strategi belajar sambil melakukan atau
mempraktekan sesuai dengan penugasan. Selain memiliki
kelebihan, pendekatan di luar kelas sebagai pendekatan
pembelajaran juga memiliki kelemahan: memerlukan perhatian
yang ekstra dari guru pada saat pembelajaran karena
menggunakan media yang sesuai dengan kenyataannya di arena
bermain anak yang dapat memungkinkan anak keterusan bermain
di tempat tersebut (Muh. Sholeh : 2012)
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
7. Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi
pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan
pengetahuan intelektual dan kesussasteraansalah satu sarana untuk menuju
pemahaman tersebut. Bahasa Indonesia adalah program untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai – nilai
kemanusiaan (Hartati : 2006)
a) Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia
1) Sarana pembinaan kesatuan dan kesatuan bangsa
2) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya
3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4) Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik
untuk keperluan menyangkut berbagai masalah
5) Sarana pengembangan penalaran
6) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah
kesusasteraan Indonesia
b) Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia
1) Siswa menghargai dan mengembangkan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk makna, dan
fungsi, serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk
bermacam – macam tujuan, keperluan dan keadaan
3) Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial
4) Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara
dan menulis)
5) Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia
c) Ruang Lingkup Bahasa Indonesia
a) Mendengarkan
Seperti mendengara berita, petunjuk, pengumuman,
perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan,
penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato, pembicara
narasumber, dialog atau percakapan, pengumuman serta perintah
yang didengar, dengan memberikan respon secara tepat serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan
mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak-anak,
cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun dan
menonton drama anak.
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
b) Berbicara
Seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan,
menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses,
menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, mesyarakat, benda,
tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar seri,
kegiatan sehari – hari, peristiwa, tokoh kesukaan/ketidaksukaan,
kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk dan laporan serta
mengapresiasikan dan berekspresi sastra melalui kegiatan
melisankan hasil sasrta berupa dongeng, cerita anak-anak, cerita
rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama
anak.
c) Membaca
Seperti membaca huruf, suku kata – kata, kalimat,
paragraph, berbagai teks bacaan, denah; petunjuk, tata tertib,
pengumuman, kamus, ensiklopedia serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa
dongeng, cerita anak – anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi
anak, syair lagu, pantun dan drama anak kompetensi membaca juga
diarhkan menumbuhkan budaya membaca
d) Menulis
Seperti menulis karangan naratif dan nonnaratif dengan
tulisan rapi danjelas dengan memperlihatkan tujuan dan ragam
pembaca, pemakaian ejan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk serta
mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan menulis
hasil sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi menulis juga
diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis.
B. Penelitian Yang Relevan
Prawita (2014) dalam penelitiannyayang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Menulis Puisi Bebas Dengan Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
di Sekolah Dasar” menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menulis
puisi siswa setelah memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarhal ini
ditunjukan dengan meningkatnya hasil menulis puisi siswa dari siklus I ke siklus
II. Pada siklus I presentase ketuntasan menulis puisi bebas yaitu sebesar 67,61 dan
untuk presentase pada siklus II sebesar 76,42.
C. Kerangka Pikir
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa yaitu
melalui model pembelajaran outdoor.Outdoormerupakan pembelajaran di luar
kelas yang akan menggunakan media lingkungan. Media lingkungan adalah salah
satu cara yang efektif untuk melatih siswa dalam menulis sebuah puisi karena
dengan menggunakan media lingkungan siswa dapat mengembangkan ide atau
gagasan, disamping itu guru juga dapat mengaitkan materi yang akan
disampaikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan
menulis puisi daripada guru hanya memerintah langsung siswa untuk mengarang
puisi tanpa ada media yang mendukung seperti yang tergambar pada skema
sebagai berikut :
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014
D.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat
dikemukakan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah kreativitas dan
kemampuan menulis puisi bebas dapat ditingkatkan dengan melalui model
pembelajaranoutdoor di kelas V SD N III Bancarkembar.
Kondisi
awal
Belum
menggunakan model
Rendahnya kreativitas
dan kemampuan
menulis puisi
Melakukan tindakan Menggunakan model
pembelajaran Outdoor
Siklus I
Refleksi
Kondisi akhir
Melalui model pembelajaran
outdoor dapat meningkatkan
kreativitas dan kemampuan
menulis puisi bagi siswa kelas V
SD N III Bancarkembar
Siklus II
Upaya Meningkatkan Kreativitas..., Yulia Tri Astuti, FKIP, UMP, 2014