Post on 03-Feb-2018
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
13
BAB II
GAMBARAN
PELAYANAN SKPD
ra globalisasi menuntut adanya perbaikan di segala bidang dalam
rangka meningkatkan daya saing daerah selaku penyangga ekonomi
nasional. Kabupaten Garut adalah salah satu kabupaten yang gigih
melaksanakan berbagai aktifitas pembangunan dalam rangka mencapai visi
dan misi pembangunan yang telah ditetapkan.
Dalam rangka optimalisasi pembangunan, idealnya setiap kabupaten
sebagai daerah otonomi harus memiliki dan mampu mengelola sumber-
sumber pendapatan sendiri. Kabupaten Garut sebagai salah satu daerah
otonomi di wilayah Propinsi Jawa Barat hingga saat ini masih tergolong
sebagai daerah yang memiliki PAD relatif rendah. Berkenaan dengan hal
tersebut maka upaya-upaya penggalian berbagai potensi sumberdaya alam,
baik hayati maupun non hayati perlu terus ditingkatkan dan diarahkan
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Sektor peternakan, perikanan dan kelautan memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangkan. Oleh karenanya, Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan terus berupaya melaksanakan berbagai program
E
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
14
pembangunan terkait tiga sektor tersebut. Menyadari penting dan
mendesaknya tuntutan masyarakat dalam percepatan pembangunan di
daerah, maka Pemerintah Kabupaten Garut telah menetapkan antara lain
adanya Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dalam rangka
memberikan pelayanan optimal dalam pembangunan sektor peternakan,
perikanan dan kelautan di Kabupaten Garut.
Organisasi Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun
2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran
Daerah kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27) dan Peraturan Daerah
Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah kabupaten
Garut Tahun 2008 Nomor 38).
Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut merupakan
salah satu unsur pelaksana pemerintah daerah yang berfungsi melaksanakan
desentralisasi di bidang Peternakan Perikanan dan Kelautan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah. Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan
adalah unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang Peternakan Perikanan
dan Kelautan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2.1 TUGAS , FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut memiliki
tugas pokok malaksanakan kewenangan Desentralisasi dalam rangka
pelaksanaan Otonomi Daerah dibidang Peternakan Perikanan dan Kelautan.
Ruang lingkup tugas Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dinas yang meliputi
kesekretariatan, bina usaha, pembibitan dan pengembangan peternakan,
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner , perikanan dan
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
15
kelautan, unit pelaksana teknis dinas serta kelompok jabatan fungsional
berdasarkan visi dan misi serta tugas pokok dan fungsi dinas;
2. menyelenggarakan perumusan dan penetapan sasaran serta rencana
kerja yang meliputi kesekretariatan, bina usaha, pembibitan dan
pengembangan peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner, perikanan dan kelautan, unit pelaksana teknis
dinas serta kelompok jabatan fungsional berdasarkan kebijakan umum
dinas dan Standar Pelayanan Minimal;
3. menyelenggarakan dan mengkoordinasikan penyusunan dan penetapan
rencana strategis (Renstra), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana
Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (TAPKIN), Standar Operasional
Prosedur (SOP), Standar Pelayanan (SP) Dinas serta mengkoordinasikan
kebutuhan data dan informasi bagi penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ) dan laporan pertanggungjawaban akhir masa
jabatan Kepala Daerah, Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(LPPD) serta dokumen-dokumen perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
penilaian dan pelaporan kinerja lainnya;
4. penyelenggaraan perumusan dan menetapkan kebijakan teknis di
bidang bina usaha, pembibitan dan pengembangan peternakan,
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, perikanan dan
kelautan serta UPTD, berdasarkan visi dan misi serta tugas pokok dan
fungsi dinas;
5. menyelenggarakan pembinaan, pengawasan, pengendalian monitoring,
evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang
pertanian yang meliputi peternakan, perikanan dan kelautan di daerah;
6. menyelenggarakan kebijakan pemerintah dan provinsi serta kebijakan
umum daerah dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan bidang
pertanian yang meliputi peternakan, perikanan dan kelautan;
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
16
7. memimpin, mengatur, membina, mengevaluasi, mengendalikan dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang peternakan,
perikanan dan kelautan..
Untuk melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana tersebut di
atas maka pada organisasi Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan dibagi
dalam struktur organisasi dan jabatan yang ada. Berdasarkan Peraturan
Bupati Garut Nomor 536 Tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut, tugas
pokok dan fungsi Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelauatan adalah sebagai
berikut:
1. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dinas:
a. perumusan pengaturan, dan pelaksanaan kebijakan teknis operasional
dibidang Bina Usaha, Pembibitan dan Pengembangan Produk Ternak,
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat Veteriner, perikanan dan
kelautan;
b. pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan koordinasi tugas dibidang bidang
Bina Usaha, Pembibitan dan Pengembangan Produk Ternak, kesehatan
hewan dan kesehatan masyarakat Veteriner, Perikanan dan Kelautan;
c. pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan Prasarana
Dinas;
d. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pelaksanaan
Bidang Bina Usaha, Pembibitan dan Pengembangan Produk Ternak,
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat Veteriner, perikanan dan
kelautan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris:
a. penyusunan dan perumusan kebijakan bidang kesekretariatan;
b. pengkoordinasian dalam penyusunan perencanaan program bidang-
bidang;
c. penyelenggaraan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan bidang umum,
keuangan, serta perencanaan evaluasi dan pelaporan; dan
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
17
d. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama untuk kelancaran pelaksanaan
tugas.
3. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Bina Usaha:
a. Menyelenggarakan perumusan rencana dan program kerja yang berkaitan
dengan tugas Bidang Bina Usaha.
b. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis operasional dan
fasilitasi pengembangan pemasaran.
c. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis operasional dan
fasilitasi pengembangan usaha dan investasi.
d. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis operasional dan
fasilitasi pengolahan hasil dan pengendalian mutu.
e. Menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan analisis usaha Peternakan
Perikanan dan Kelautan
f. Menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan pelayanan dan pengawasan
perijinan usaha peternakan perikanan dan kelautan yang meliputi
pelayanan informasi perijinan, prosedur dan tata cara permohonan ijin
usaha.
g. Menyelenggarakan penyusunan pedoman dan petunjuk pemberian ijin
serta rekomendasi kepada perusahaan yang akan memasukan atau
mengeluarkan komoditi ke daerah sesuai peraturan yang berlaku.
h. Menyelenggarakan penyusunan pedoman pengembangan usaha
permodalan peternakan perikanan dan kelautan instansi pemerintah
swasta.
i. Menyelenggarakan bimbingan dan pengembangan pemasaran hasil yang
meliputi analisis pasar, pemantauan dan penyebaran informasi pasar
serta promosi hasil untuk pemasaran di dalam maupun di laur negeri.
j. Menyelenggarakan koordinasi perumusan rencana kegiatan bidang usaha
peternakan perikanan dan kelautan
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
18
k. Menyelenggarakan koordinasi penyiapan petunjuk pelaksanaan bidang
usaha peternakan perikanan dan kelautan.
l. Menyelenggarakan koordinasi pembinaan terhadap pelaku usaha
peternakan perikanan dan kelautan.
4. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pembibitan dan pengembangan produk
ternak:
a. Menyusun program kerja bidang Pembibitan dan pengembangan produk
ternak berdasarkan kebijakan teknis dan sasaran unit kerja yang
bersangkutan serta kondisi dinamika masyarakat;
b. Penyusunan kebijakan teknis operasional bidang pembibitan dan
pengembangan produk ternak;
c. Penyusunan bahan kebijakan operasional, fasilitasi, pedoman, standarisasi
serta supervisi kegiatan yang berhubungan dengan pembibitan dan
pengembangan produk ternak
d. Pengumpulan dan pengolahan data untuk melaksanakan pengendalian
dan evaluasi
e. Penyiapan bahan pembinaan teknis untuk evaluasi dan pelaporan
5. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan
Masyarakat Veteriner:
a. Menyelenggarakan perumusan rencana dan program kerja yang berkaitan
dengan tugas bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner
b. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis operasional dan
fasilitas pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan
c. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis operasional dan
fasilitas pengamatan penyakit dan pengawasan obat hewan
d. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan teknis operasional dan
fasilitas kesehatan masyarakat veteriner
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
19
e. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan bidang
kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner
f. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain
6. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Perikanan:
a. Menyelenggarakan indentifikasi, Inventarisasi, analisis data faktor-faktor
produksi dan potensi sumberdaya ikan dan potensi lahan budidaya.
a. Mnyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasinal budidaya ikan
air tawar, air payau, dan di laut.
b. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional pengadaan,
penyaluran dan pemanfaatan benih ikan serta pengawasan mutu benih
ikan dan Unit Pembenihan Rakyat (UPR).
c. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional pencegahan
dan pemberantasan hama penyakit, serta penyegahan dan
penanggulangan pencemaran perairan.
d. Menyelenggarakan analisis kelayakan teknis budidaya, perbenihan dan
pengendalian sumberdaya hayati.
e. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional
pengendalian, konservasi dan rehabilitasi sumberdaya hayati.
f. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional pengkajian,
perekayasaan, penyebarluasan dan pengembangan teknologi perikanan.
g. Menyelenggarakan perumusan bahan fasilitasi, pedoman, rekomendasi,
standarisasi, monitoring dan supervisi kegiatan budidaya, perbenihan dan
pengendalian sumberdaya hayati serta pengembangan teknologi
perikanan.
h. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang
perikanan baik lisan, tulisan, berkala maupun insindetil.
i. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.
7. Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Kelautan:
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
20
a. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional pemanfaatan
lahan dan pengelolaan tata ruang pesisir serta indentifikasi dan
Inventarisasi potensi sumberdaya pesisir dan lautan.
b. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional
pemberdayaan masyarakat pesisir.
c. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional pengadaan,
penyaluran dan pemanfaatan sarana prasarana penangkapan.
d. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional
pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana pelabuhan (PPI dan
TPI).
e. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional pengawasan,
pengamanan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya pesisir dan
lautan.
f. Menyelenggarakan perumusan kebijakan operasional konservasi dan
pelestarian sumberdaya pesisir dan lautan.
g. Menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan operasional eksplorasi
dan eksploitasi sumberdaya pesisir dan lautan.
h. Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan yang berkaitan dengan bidang
kelautan.
i. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja lain
2.1.2 Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun
2008 sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Daerah Kabupaten Garut
Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah
Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut, organisasi Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Garut terdiri dari Kepala Dinas, Sekretaris
dan lima bidang yaitu Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Veteriner; Bidang Pembibitan dan Pengembangan Produk Ternak; Bidang
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
21
Perikanan; Bidang Kelautan; dan Bidang Bina Usaha. Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan juga dibantu oleh 40 Unit Pelayanan Teknis Dinas
(UPTD) yang terdiri dari 11 UPTD Kabupaten dan 29 UPTD Wilayah.
Struktur organisasi Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
sebagaimana diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24
Tahun 2008 terdiri dari:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretaris, membawahi :
b.1. Sub Bagian Umum;
b.2. Sub Bagian Keuangan;
b.3 Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,
membawahi :
c.1. Seksi Pelayanan Kesehatan Hewan;
c.2.Seksi Sarana/Prasarana Kesmavet & Kesehatan Produk Ternak;
c.2. Seksi Pengamatan dan Penyidikan Penyakit Hewan.
d. Bidang Pembibitan dan Pengembangan Produk Ternak, membawahi :
d.1. Seksi Standarisasi dan Sertifikasi Bibit;
d.2. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Bibit;
d.3. Seksi Pelestarian Bibit Lokal dan Hewan Kesayangan.
e. Bidang Perikanan, membawahi :
e.1. Seksi Budidaya;
e.2. Seksi Pembenihan dan Pengendalian Sumberdaya Hayati;
e.2. Seksi Pengembangan Teknologi.
f. Bidang Kelautan, membawahi:
f.1. Seksi Eksplorasi dan Konservasi Kelautan;
f.2. Eksploitasi Sumberdaya Laut dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir;
f.2. Sarana Prasarana Penangkapan
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
22
g. Bidang Bina Usaha, membawahi:
g.1. Seksi Pemasaran;
g.2. Seksi Pengembangan Usaha dan Investasi;
g.2. Pengembangan Hasil dan Pengendalian Mutu.
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ), terdiri dari :
UPTD Kabupaten, meliputi :
1. UPTD Rumah Potong Hewan;
2. UPTD Pasar Hewan;
3. UPTD Bibit Ternak dan Hijauan Makanan Ternak;
4. UPTD Penanganan Mutu Hasil Ternak;
5. UPTD Laboratorium Peternakan;
6. UPTD Pos Kesehatan Hewan;
7. UPTD Klinik Hewan;
8. UPTD Balai Benih Ikan;
9. UPTD Balai Benih Ikan Hias;
10. UPTD Pasar Ikan;
11. UPTD Pangkalan Pendaratan Ikan.
UPTD Wilayah, terdiri dari:
1. UPTD Wil. Kec. Garut Kota
2. UPTD Wil. Kec. Tarogong Kaler
3. UPTD Wil. Kec. Tarogong Kidul
4. UPTD Wil. Kec. Samarang dan Pasirwangi
5. UPTD Wil. Kec. Kadungora
6. UPTD Wil. Kec. Leles
7. UPTD Wil. Kec. Limbangan dan Selaawi
8. UPTD Wil. Kec. Leuwigoong dan Cibiuk
9. UPTD Wil. Kec. Karangpawitan Sucinaraja
10. UPTD Wil. Kec. Bungbulang
11. UPTD Wil. Kec. Mekarmukti dan Caringin
12. UPTD Wil. Kec. Bayongbong dan Cigedug
13. UPTD Wil. Kec. Banyuresmi
14. UPTD Wil. Kec. Cibatu dan Kersamanah
15. UPTD Wil. Kec. Malangbong
16. UPTD Wil. Kec. Sukawening
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
23
17. UPTD Wil. Kec. Karang Tengah
18. UPTD Wil. Kec. Pakenjeng dan Pamulihan
19. UPTD Wil. Kec. Wanaraja
20. UPTD Wil. Kec. Pangatikan
21. UPTD Wil. Kec. Cikajang
22. UPTD Wil. Kec. Cilawu
23. UPTD Wil. Kec. Singajaya dan Peundeuy
24. UPTD Wil. Kec. Cisompet dan Cihurip
25. UPTD Wil. Kec. Cisurupan dan Sukaresmi
26. UPTD Wil. Kec. Cibalong
27. UPTD Wil. Kec. Banjarwangi
28. UPTD Wil. Kec. Cisewu dan Talegong
29. UPTD Wil. Kec. Cikelet dan Pameungpeuk
2.2 SUMBERDAYA SKPD
Sumberdaya yang dimiliki organisasi Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Garut sangat menentukan terhadap pencapaian visi dan
misi donas dan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut. Untuk itu perlu
dilakukan identifikasi sumberdaya dalam rangka melihat sejauh mana
kekuatan dan kelemahan organisasi Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Sebagai organisasi perangkat daerah yang bertanggunjawab dalam
pelaksanakaan kebijakan di bidang peternakan, perikanan dan kelautan,
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan perlu terus berupaya
mengembangkan diri untuk mewujudkan diri sebagai oganisasi profesional
berdasarkan prinsip good governance. Upaya ini diwujudkan dengan
melakukan analisis terhadap kondisi internal maupun eksternal organisasi
yang terkait dengan peningkatan kinerja organisasi.
2.2.1 Sumberdaya Manusia
Ketersediaan potensi sumberdaya manusia aparatur serta yang
memadai merupakan salah satu prasarat penting dalam pencapaian sasaran
kinerja organisasi. Terkait dengan data kepegawaian, aparatur Dinas
Peternakan Perikanan dan kelautan pada Tahun 2013 tercatat sebanyak 214
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
24
orang terdiri dari PNS sebanyak 118 orang, TKK sebanyak 39 orang dan
SUKWAN sebanyak 58 orang. Data kepegawaian di Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan berdasarkan golongan/pangkat pada tahun 2013 dapat
dilihat pada Tabel.
Tabel 2.1.
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan / Pangkat pada Tahun 2013
NO PANGKAT / GOLONGAN JUMLAH
1 Pembina, IV / c 1 2 Pembina tk. I, IV / b 5 3 Pembina IV / a 5 4 Penata tk. I, III/d 20 5 Penata, III/c 20 6 Penata Muda tk. I, III/b 17 7 Penata Muda, III/a 21 8 Pengatur tk. I, II/d 4 9 Pengatur, II/c 5 10 Pengatur Muda tk.I, II/b 12 11 Pengatur Muda II/a 7 12 Juru tk.I I/d - 13 Juru . I/c 1 14 Juru Muda Tk I I/b - 15 Juru Muda I/a - 16 Fungsional
Jumlah 118
Tabel 2.2.
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan pada Tahun 2013
NO. SKPD
ESELON II ESELON III ESELON IV
A B JUMLAH A B JUMLAH A B JUMLAH
1
Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan Kab.
Garut
1 1 1 5 6 48 11 59
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
25
Tabel 2.3.
Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat pendidikan pada Tahun 2013
Pangkat/Gol.
Tingkat Pendidikan
Jumlah S-3 S-2 S-1 Diploma SLA SLP SD
IV 7 4 11
III 5 51 6 16 78
II 4 19 4 1 28
I 1 1
TKK 1 20 6 12 39
SUKWAN 5 6 42 3 1 58
Jumlah Pegawai : 214
2.2.2 Sarana Prasarana
Ketersediaan arana prasarana menjadi hal penting dalam mendukung
lingkungan internal organisasi. Sarana prasarana merupakan salah satu
penunjang yang akan mendukung kinerja organisasi. Selain memerlukan
dukungan sumberdaya manusia, kinerja pelayanan Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan juga perlu didukung oleh ketersediaan fasilitas dan
sarana prasarana.
Keberadaan sarana prasarana mutlak diperlukan baik dalam bentuk
aset bangunan, peralatan, kendaran operasional dan lain sebagainya. Saat
ini sarana prasarana Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan masih
sangat terbatas dan belum memenuhi kebutuhan pelayanan secara optimal.
Sarana prasarana yang dimiliki Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Garut dalam mendukung pencapaian kinerja pelayanan
diantaranya:
a. Kantor Dinas Jl. Patriot no. 14 seluas 748 meter2
b. Kantor dan lahan Balai Benih Ikan Bayongbong seluas 29.000 m2
c. Kantor dan lahan Balai Benih Ikan hias seluas 6.000 m2
d. Kantor dan lahan Balai Benih Ikan Pameungpeuk seluas 10.000 m2
e. Kantor dan lahan pasar ikan Tarogong seluas 2.000 m 2
f. Bangunan Rumah Potong Hewan (RPH) Ciawitali seluas 3.558 m2
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
26
g. Bangunan Rumah Potong Hewan (RPH) Cikajang seluas 100 m2
h. Bangunan Rumah Potong Hewan (RPH) Wanaraja seluas 400 m2
i. Bangunan RPH dan Pasar Hewan Limbangan seluas 2.535 m2
j. Pasar Hewan Wanaraja seluas 957 m2
k. Pasar Hewan bayongbong seluas 2.226 m2
l. Pasar Hewan cibodas seluas 370 meter2
m. Lahan Pamidangan Ketangkasan Domba Garut desa Rancabango
7.200 m 2
n. Kendaraan roda empat, sebanyak 9 buah terdiri dari: - Truk Isuzu engkel No Polisi Z 8007 D - Toyota Kijang mini bus No Polisi Z 47 D - Toyota Kijang mini bus No Polisi Z 46 D - Suzuki minibus No Polisi Z 247 D - Mitsubishi mini bus No. Polisi Z 15 D - Ford Ranger Base No. Polisi Z 8194 E - Suzuki Pick Up No. Polisi Z 8092 E - Daihatsu Grand Max Pickup No. Polisi Z 8097 E - Isuzu Panther Pick Up No. Polisi Z 8040 D
n. Kendaraan roda dua sebanyak 85 unit
Beberapa kendala dan permasalahan yang dihadapi Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan terkait kondisi internal organisasi baik sumberdaya
manusia maupun sarana prasarana adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya kapasitas sumberdaya manusia aparatur baik dari segi
jumlah maupun tingkat pendidikan bila dibandingkan dengan kriteria
ideal;
2. Masih minimnya petugas lapangan bila dibandingan dengan wilayah kerja
Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang cukup luas;
3. Belum optimalnya sinkronisasi antara perencanaan dengan pelaksanaan
pembangunan akibat minimnya anggaran sehingga kemampuan dinas
dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat terkait pembangunan di
sektor peternakan, perikanan dan kelautan masih terkendala
Keterbatasan sarana prasarana administratif maupun teknis baik di
tingkat Kabupaten maupun di UPTD yang menyebabkan pelaksanaan
pembangunan tidak berjalan optimal.
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
27
2.3 KINERJA PELAYANAN SKPD
Kondisi geografis dan iklim di Kabupaten Garut menyebabkan wilayah ini
sangat potensial dalam pengembangan sektor peternakan dan perikanan.
Itulah sebabnya Garut dikenal sebagai salah kabupaten di Jawa Barat yang
memiliki potensi peternakan dan perikanan yang cukup besar untuk
dikembangkan. Itulah sebabnya keberadaan Dinas Peternakan, Perikanan
dan Kelautan memiliki posisi strategis dalam pengembangan pembangunan
di wilayah ini.
Sektor peternakan, perikanan dan kelautan memiliki potensi yang sangat
besar untuk dikembangkan. Hal ini karena Kabupaten Garut adalah salah
satu kabupaten yang memiliki potensi sebagai salah satu sentra peternakan,
perikanan dan kelautan di Jawa Barat. Topografi Kabupaten Garut yang
sangat cocok bagi pengembangan kawasan peternakan dan perikanan serta
memiliki potensi sumberdaya kelautan dengan panjang pantai 80 km.
Pembangunan bidang peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten
Garut perlu didukung dengan peningkatan kinerja SKPD sebagai ujung
tombak pembangunan. Untuk itu Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
memandang perlu terselenggaranya kegiatan pembangunan dalam rangka
mendorong pencapaian kinerja SKPD sesuai prinsip good governance. Oleh
karenanya, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan terus berupaya
melaksanakan berbagai program pembangunan terkait tiga sektor tersebut.
Sektor Peternakan
Pembangunan bidang Peternakan
masih tetap ditujukan untuk dapat
memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
masyarakat, meningkatkan
pandapatan dan kesejahteraan para
peternak serta memperluas
kesempatan kerja dan berusaha. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut yaitu untuk
meningkatkan produksi ternak dan efisiensi usaha dengan mengutamakan
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
28
penggunaan potensi lokal dan teknologi tapat guna. Pembangunan bidang
peternakan di Kabupaten Garut menitikberatkan pada peningkatan kualitas
sumberdaya manusia dan sarana dan prasarana dengan hasil akhir berupa
peningkatan kesejahteraan peternak.
Ternak sebagai salah satu modal dasar (sumber daya alam) dalam
pembangunan (asset daerah) hendaknya dapat didayagunakan untuk
memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya guna kesejahteraan masyarakat
dan hasil produksi peternakan berupa daging, telur, susu dan hasil ikutannya
(kulit, bulu, tulang, kotoran). Sejalan dengan pembangunan tersebut komoditi
peternakan mempunyai dampak positip terhadap pembangunan di Indonesia
karena secara umum dapat menciptakan lapangan kerja, sebagai devisa
negara, meningkatkan tarap hidup serta perbaikan gizi masyarakat. Disisi lain
kemampuan peternakan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
manusia, ditentukan oleh kemampuan manusia dalam menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh ternak dalam menghasilkan
produksi dan produktivitasnya.
Daya dukung wilayah terhadap peternakan di Kabupaten Garut yaitu
pengembangan usaha peternakan terutama ternak ruminansia diantaranya
sapi perah, sapi potong, domba, kambing dan unggas sangat potensial untuk
dikembangkan. Secara kondisi lingkungan fisik Kabupaten Garut (iklim, jenis
tanah dan keadaan lahan) dan luasan lahan sebagai tempat hidup ternak dan
media tumbuh bagi hijauan makanan ternak (HMT) sangat menunjang
terhadap perkembangan peternakan. Oleh sebab itu, daya dukung wilayah
dan pola pertanian di Kabupaten Garut perlu dipadukan (integrasi) untuk
kelangsungan usaha ternak.
Pencapaian populasi ternak Kabupaten Garut tahun 2013 apabila
dibandingkan dengan tahun 2012, rata-rata mengalami pertumbuhan 5.94 %
.Peningkatan pertumbuhan populasi tersebut diperoleh antara lain melalui
fasilitasi program Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, baik yang
dilaksanakan oleh pemerintah, peternak maupun swasta. Semua populasi
ternak untuk tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 mengalami
peningkatan dan sebagian besar telah mencapai target, terkecuali untuk sapi
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
29
perah mengalami penurunan angka populasi dikarenakan makin
meningkatnya biaya produksi terutama untuk biaya pakan dan konsentrat
sementara disisi lain harga jual susu masih rendah sehingga banyak peternak
yang terpaksa mengurangi populasi. Peningkatan harga daging sapi pada
tahun-tahun terakhir juga mendorong para peternak untuk menjual ternaknya.
Populasi unggas khususnya ayam ras (ayam ras petelur dan pedaging)
dibandingkan tahun 2012 pada tahun 2013 telah mencapai target karena
adanya peningkatan dalam budidaya ayam ras maupun ayam buras.
Tabel 2.4
Pencapaian Populasi Ternak Tahun 2013
No Jenis Ternak
Populasi Ternak (ekor) Pencapaian
2012 2013
Pencapaia
n Target
Peningkata
n
Realisasi Sasaran Realisasi (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Sapi perah 22.154 22.203 20.161 90.80 -9.88
2 Sapi Potong 29.278 29.792 31.704 108.29 8.29
3 Kuda 2.679 2.860 2.765 103.21 3.21
4 Kerbau 12.521 - 15.064 - 20.31
5 Domba 942.829 1.200.733 1.126.976 119.53 19.53
6 Kambing 83.725 85.678 84.646 101.10 1.10
7
Ayam ras
pedaging 546.245 548.077 553.892 101.40 1.40
8 Ayam buras 1.578.234 1.732.247 1.603.486 101.60 1.60
9 Itik 238.761 233.184 242.581 101.60 1.60
Rata-rata 384.047 - 408.297 106.31 6.31
a. Produksi Daging: Total produksi
daging pada tahun 2013 adalah
sebesar 7.674.278 kg. Kontribusi
produksi daging yang dihasilkan
bersumber dari daging unggas 55.65
%, daging sapi 20.59 %, daging
kerbau 5.39 %, daging domba
14.94%, daging kambing 3.43%.
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
30
Sedangkan kontribusi produksi telur sebesar 4.763.761 kg yang
bersumber dari telur ayam buras 51.82. % dan telur itik 48.18 %. Produksi
daging yang dihasilkan sebagian besar berasal dari ternak yang dihasilkan
Kabupaten Garut, kecuali daging sapi yang masih didatangkan dari luar
daerah.
Tabel 2.5
Pencapaian Produksi Hasil Ternak Tahun 2013
No KOMODITI 2012
(kg)
2013
(kg)
+/-
(%)
I DAGING
- Sapi 1.911.607 1.580.312 20.59
- Kerbau 565.357 413.410 5.39
- Domba 1.155.418 1.146.500 14.94
- Kambing 241.599 263.397 3.43
- Ayam Ras 797.618 936.225 12.20
- Ayam Buras 2.882.654 2.935.159 38.25
- Itik 347.744 399.275 5.20
JUMLAH 7.901.997 7.674.278 100
II TELUR
- Ayam Buras 2.396.514 2.468.593 51.82
- Itik 2.171.955 2.295.168 48.18
JUMLAH 4.568.469 4.763.761 100
III SUSU (Liter) 20.963.787 18.319.634 -12.6
Pencapaian produksi daging selama periode 2009-2013 terus mengalami
peningkatan, kecuali untuk 2013 mengalami penurunan sekitar 2.88 % .
Hal ini salah satunya disebabkan lambatnya laju pertumbuhan ekonomi
serta meningkatnya harga daging sapi hingga melewati level Rp. 100.000
per-kg yang mengakibatkan permintaan akan daging menurun, baik dalam
jumlah maupun keragaman jenis daging.
Untuk memenuhi target produksi daging sapi, Dinas Peternakan, Perikanan
dan Kelautan melakukan upaya pembinaan bagi para peternak sapi untuk
meningkatkan produksinya dalam mencapai norma gizi yang ideal. Upaya
untuk meningkatkan kontribusi Kabupaten Garut dalam memenuhi
kebutuhan sapi potong, pada tahun 2013 dilaksanakan melalui program
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
31
antara lain Bantuan Ternak dan Permodalan usaha peternak,
pengembangan usaha peternakan, Pengembangan Kelembagaan
Peternakan serta Peningkatan nilai mutu genetik ternak bibit
(pengembangan Pembibitan Ternak Sapi dalam menunjang
pengembangan Sentra pembibitan ternak sapi dan ditunjang dengan
sentra-sentra penggemukan di Garut bagian Utara dan Tengah,
Peningkatan program fasilitasi kemitraan antara pengusaha dan
pemerintah dengan para peternak sapi potong dalam usaha budidaya clan
penggemukan, serta dari Peningkatan kinerja IB, Pengamanan Ternak, dan
Pengendalian Pemotongan Betina Produktif).
b. Produksi Telur: Produksi telur
mengalami peningkatan. Produksi
telur selama tahun 2013
menunjukkan kenaikan masing-
masing untuk telur ayam buras
sebesar 3.01 % dan itik sebanyak
5.67 %. Produksi telur unggas
untuk tahun 2013 adalah sebesar
4.763.761 Kg yang distribusinya
berasal dari telur Ayam Buras 2.468.593 Kg dan telur Itik 2.295.168 Kg.
Sampai saat ini produksi telur di Kabupaten Garut masih dihasilkan dari
ayam Buras dan itik, sementara untuk ayam ras masih dipasok dari luar
daerah. Upaya untuk meningkatkan kontribusi Kabupaten Garut dalam
memenuhi kebutuhan telur pada tahun 2013 dilaksanakan melalui
program antara lain Bantuan Ternak dan Permodalan usaha peternak,
pengembangan usaha peternakan, Penyuluhan Peternakan serta
Peningkatan nilai mutu genetik ternak bibit melalui pengadaan ternak
ayam buras petelur yang berkualitas seperti ayam arab dan itik cihateup,
masing-masing didatangkan dari Balai Pembibitan Unggas di Majalengka
dan Penangkar Itik Cihateup di Tasikmalaya yang kemudian disebar di
Kabupaten Garut.
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
32
c. Produksi Susu: Produksi susu yang dihasilkan pada tahun 2013 sebanyak
18.319.634 lt. Pada tahun 2013, produksi susu mengalami penurunan
cukup signifikan yaitu sekitar 12.6%. Hal ini disebabkan menurunnya
populasi sapi perah yang dikarenakan
meningkatnya biaya produksi terutama
untuk biaya pakan dan konsentrat
sementara disisi lain harga jual susu
masih rendah sehingga banyak peternak
yang menjual ternaknya tetapi belum
membeli kembali ternak karena
menunggu harga sapi perah turun.
Dilihat dari produksi susu Jawa Barat, Kabupaten Garut saat ini masih
tercatat sebagai penghasil susu nomor 2 (dua) setelah Kabupaten
Bandung. Di lain pihak pada tahun 2013 dengan telah diterapkannya
perdagangan bebas maka Industri Pengolah Susu (IPS) telah menerapkan
standar kualitas susu, selain penerapan kuantitas Kadar Lemak dan Berat
jenis susu juga menerapkan dengan ketat ambang batas residu Antibiotik
dan Kandungan Bakteri, dengan kondisi peternakan di Jawa Barat 30 %
adalah peternakan rakyat, cukup berat menerapkan hal tersebut. Selama
tahun 2013 telah terjadi beberapa kali penolakan susu rakyat oleh IPS,
namun dengan berbagai upaya peningkatan kualitas yang melibatkan
seluruh stakeholder maka rendahnya kualiltas susu tersebut dapat ditekan
melalui Milking Hygienes.
d. Pengendalian Penyakit Hewan Menular:
Prinsip pengendalian dan pemberantasan
penyakit hewan yang menjadi tugas
pemerintah terutama diarahkan pada
penyakit yang berdampak negatif tinggi,
menular, penyebaran cepat serta
mengakibatkan angka kematian.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Peternakan No.
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
33
103/TH.105/KPITS/DIP/ DJP/0398 ada 11 (sebelas) penyakit yang
mendapat prioritas pengendaliannya di Indonesia yaitu rabies, hog
cholera, brucellosis, anthrax, salmonellosis, ND, jembrana, IBD, SE, BVD
dan surra. Penyakit-penyakit tersebut sering berubah sifat dan
intensitasnya setiap waktu sehingga beresiko menjadi, suatu wabah
penyakit hewan menular yang akan berdampak terhadap sosio ekonomi.
Oleh karena itu tindakan antisipasi melalui pencegahan, pengamatan clan
pemetaan penyakit secara dini sangat diperlukan secara teratur dan
berkesinambungan, lingkup pertanian yang dibudidayakan di unit
pelaksana teknis dinas (UPTD) dan peraturan daerah No. 25 tahun 2001
tentang pemeriksaan kesehatan hewan dan bahan asal hewan antar
propinsi, ransum makanan ternak serta penyidikan penyakit hewan.
e. Tingkat Konsumsi Produksi Ternak:
Untuk pencapaian konsumsi ternak
selama tahun 2013 masing-masing
menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan bila dibandingkan tahun
2012. Berdasarkan norma gizi melalui
perhitungan jumlah produksi
berbanding jumlah kapita penduduk,
tingkat konsumsi daginig untuk
Kabupaten Garut mencapai nilai norma gizi sebesar 3.03 %, telur 1.95 %
dan susu 2.70 % Bila dibandingkan dengan tahun 2012, norma gizi
masyarakat untuk konsumsi daging menurun sebanyak -6.19%, konsumsi
telur meningkat sebanyak 4.84 % dan susu menurun sebesar -12.90 %.
Semua norma gizi mengalami penurunan kecuali untuk produk telur. Hal
ini selain disebabkan produk telur yang meningkat, juga dipengaruhi daya
beli masyarakat yang lebih memilih produk telur yang dengan harga jual
jauh lebih murah dibanding dua produk lainnya.
Meskipun mengalami peningkatan lumayan besar, tingkat konsumsi dan
norma gizi masyarakat Kabupaten Garut masih jauh dari standar yang
ditetapkan WHO. Untuk konsumsi daging baru mencapai 10.1 %, konsumsi
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
34
telur sebanyak 4.7 % dan konsumsi susu sebanyak 6.1 % dari standar yang
ditetapkan. Oleh sebab itu berbagai program perlu terus digalakan dalam
meningkatkan konsumsi daging, telur dan susu.
Tabel 2.6
Pencapaian Penyediaan Konsumsi Hasil Ternak Tahun 2013
No Komoditas
Konsumsi (Kg/Kap/Tahun) Capaian (%)
Re
alis
asi 2
01
2
No
rma
Gizi
Re
alis
asi
20
13
Re
alis
asi 2
01
3
dib
an
din
g
20
12
Re
alis
asi 2
01
3
dib
an
din
g
no
rma
gizi
1 Daging 3.23 10,10 3.03 93.81 30.00
2 Telur 1.86 4,70 1.95 104.84 41.49
3 Susu 3.1 6,10 2.70 87.10 44.26
Sektor Perikanan
Stabilitas sosial dan laju pertumbuhan ekonomi mendorong permintaan
akan ikan konsumsi secara gradual meningkat, baik dalam jumlah maupun
jenis. Produksi perikanan darat untuk konsumsi pada tahun 2013 sebanyak
49.005 ton atau meningkat sebesar 9.65 % dibanding tahun 2012. Produksi
ikan konsumsi yang dihasilkan sebagian besar berasal dari pembudidayaan
yang dihasilkan Kabupaten Garut. Untuk memenuhi permintaan produksi ikan
konsumsi pada tahun 2013 dilakukan
melalui upaya pembinaan bagi para
pembudidaya ikan untuk
meningkatkan produksinya dalam
mencapai norma gizi yang ideal.
Upaya untuk meningkatkan
kontribusi Kabupaten Garut dalam
memenuhi kebutuhan perikanan, pada
tahun 2013 dilaksanakan melalui program antara lain bantuan sarana
prasarana dan permodalan usaha perikanan, pengembangan usaha
perikanan, Pengembangan tata kelembagaan perikanan serta Peningkatan
nilai mutu bibit ikan. Pengembangan perikanan terutaman ditunjang oleh
sentra-sentra produksi perikanan antara lain terdapat di 42 kecamatan.
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
35
Produksi konsumsi ikan segar di Kabupaten Garut pada Tahun 2013
mencapai 53.139 ton yang berasal dari perikanan darat sebesar 49.005 ton
dan perikanan laut sebesar 4.134 ton. Dari data tersebut terlihat bahwa
produksi perikanan darat masih dominan.
Tabel 2.7
Pencapaian Produksi Ikan tahun 2013
No Uraian
Realisasi
2012
(ton)
Sasaran
2013
(ton)
Realisasi
2013
(ton)
Realisasi
2013
dibanding
2012 (%)
Capaian
2013
dibanding
sasaran
(%)
A Budidaya
1 Tambak 420 600 426 101.43 71.00
2 Kolam Air
Tenang 27.818 41.584 30.708
110.39 73.85
3 Koalam air
Deras 795 863 527
66.29 61.07
4 Sawah/
Minapadi 13.182 14.000 15.908
120.68 113.63
Jumlah 42.215 57.047 47.569 112.68 83.39
B Penangkapan
1 Perikanan
Laut 4.834 4.319 4.134
85.52 95.72
2 Perairan
umum 2.060 2.211 1.436
69.71 64.95
Jumlah 6.894 6.530 5.570 80.79 85.30
C Produksi
1 Perbenihan
(ekor) 337.903.057 450.000.000 471.328.220 139.49 104.74
2
Jumlah
Produksi
Konsumsi
(ton)
49.109 63.577 53.139 108.21 83.58
3
Jumlah
Produksi
Perikanan
Darat (ton)
44.275 59.258 49.005 110.68 82.70
4
Jumlah
Produksi
Perikanan
Laut
4.834 4.319 4.134 85.52 95.72
Kontribusi pendapatan dari subsektor perikanan meliputi semua hasil
kegiatan perikanan laut, perairan umum, kolam, tambak dan keramba serta
pengolahan atas produk-produk perikanan berupa pemindangan, pengeringan
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
36
dan pengasinan. Komoditas subsektor ini selain ikan juga termasuk udang,
kepiting, rumput laut, ikan hias dan sebagainya.
Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Garut pada tahun 2013 sebesar
23.55 kg/kapita/tahun dari target sebesar 23.75 kg/kapita/tahun atau
tercapai 99.15 %. Dibandingan target tahun 2012, tingkat konsumsi ikan
mengalami kenaikan. Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Garut tergolong
masih rendah bila dibandingan dengan target konsumsi ikan secara regional
jawa Barat sebesar 30 kg/kapita/tahun dan nasional sebesar 34.4
kg/kapita/tahun. Untuk itu terus diupayakan berbagai program kegiatan yang
dapat mendorong tingkat konsumsi. Upaya yang dilakukan diantaranya
dengan kegiatan promosi dan sosialisasi ”Gemar Makan Ikan” serta
meningkatkan produksi ikan untuk peningkatan pengadaan pangan.
Sektor Kelautan
Selain memiliki potensi
besar di bidang peternakan
dan perikanan, Kabupaten
Garut juga memiliki potensi
sumberdaya hayati laut yang
cukup besar. Kabupaten Garut
memiliki panjang pantai 80
km yang meliputi tujuh
kecamatan. Panjang pantai di wilayah Selatan Garut yang mencapai 80 km
memiliki potensi yang juga sangat besar untuk dikembangkan sebagai sentra
pengembangan perikanan tangkap maupun budidaya.
Pantai selatan Kabupaten Garut memiliki potensi berupa Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) 200 mil laut dengan luas areal penangkapan 28. 560 km2
dan diestimasi memiliki potensi lestari (MSY) sebesar 166.667 ton/tahun.
Sementara untuk zona teritorial (12 mil laut) memiliki potensi sebesar 10.000
ton/tahun. Sampai saat ini nelayan Kabupaten Garut baru memanfaatkan
zona teritorial dengan hasil tangkapan sampai tahun 2009 baru mencapai
5.571kg (atau sekitar 50% dari potensi yang ada). Hal ini disebabkan karena
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
37
armada penangkapan yang dimiliki saat ini baru berupa perahu/kapal ukuran
kecil (5-10 GT) .
Jenis ikan yang umumnya ditangkap di perairan selatan Kabupaten
Garut diantaranya adalah Tuna, Tongkol, Cakalang, Cumi-cumi, Layur, Kakap,
Bawal Hitam, Kerapu, Baronang, Cucut Botol, Lobster dan ikan hias.
Disamping ikan-ikan tersebut juga terdapat rumput laut yang cukup potensial.
Tabel 2.8
Armada Tangkap dan Monografi NelayanTahun 2013
PPI
Perahu (Unit) Alat Tangkap (Unit)
KM MT TM Jml
Pancing Jaring
Ra
we
Bo
tol
Ra
we
Bu
as
Ra
we
Ka
ka
p
To
nd
a
Ka
lipo
Jml
Gilln
et
Pa
yan
g
Sira
ng
Pu
ka
t Pa
nta
i
Jml
Cilauteureun 20 225 125 370 59 97 174 415 497 1,242 165 30 684 8 887
Cijeruk
46 65 111 7 13 35 64 79 198 21
386
407
Cimarimuara
50 37 87 5 24 49 126 181 385 5
192
197
Ranca
Buaya 179 247 426 12 69 74 215 345 715 27 27 395
449
Jumlah 20 500 74 94 83 203 332 20 ,102 2540 18 57 ,657 8 1940
PPI
Nelayan (Orang) Pengolah (Orang) Bakul (Orang)
Jura
ga
n
Pa
nd
ega
Ika
n H
ias
Rm
pt. L
au
t
Jml
Ika
n
Rm
pt L
au
t
Jml
Ika
n
Ud
an
g
Rm
pt L
au
t
Ika
n H
ias
Jml
Cilauteureun 135 1,072 45 245 1,497 5 4 9 47 4 5 3 59
Cijeruk 32 497
204 733
- 7 5
12
Cimarimuara 57 359
45 461
- 7 3
10
Ranca
Buaya 74 997
257 1,328
- 8 7 1
16
Jumlah 298 2,925 45 751 4019 5 4 9 69 19 6 3 97
Produksi perikanan laut di Kabupaten Garut sebagian besar masih
berasal dari hasil penangkapan. Produksi ikan laut pada tahun 2013 sebesar
4.134 kg menurun sebesar 16.93 % dibanding produksi pada tahun 2012.
Peningkatan produksi ikan laut diupayakan melalui bantuan sarana
prasarana dan permodalan kelompok nelayan, pengembangan usaha
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
38
perikanan, Pengembangan tata
kelembagaan perikanan serta
Peningkatan teknologi dan armada
tangkap.
Potensi budidaya laut di
Kabupaten Garut sebesar 3.400 Ha
dan baru dimanfaatkan sebesar
0.5 Ha atau baru sekitar 0.01%.
Budidaya tambak dengan potensi
yang ada sebesar 1000 Ha dan baru dimanfaatkan sekitar 26.6 Ha atau baru
termanfaatkan sekitar 2,66% Selain potensi perikanan, di Kabupaten Garut
terdapat banyak potensi pada ekosistem yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Potensi ekosistem kelautan terdiri dari:
- Estuaria : 24 ha
- Terumbu Karang : 525 ha
- Padang Lamun : 75 ha
- Mangrove : 50,9 ha
Potensi sumberdaya laut lainnya yang terdapat di Kabupaten Garut
adalah sumberdaya energi dari pasang surut yang dapat dikonversi menjadi
energi listrik terutama pada daerah-daerah teluk dan estuaria. Sumberdaya
mineral antara lain berupa biji timah, pasir besi, pasir pantai, batu, kobalt,
mangan, tembaga dan lain-lain. Kabupaten Garut juga memiliki potensi yang
sangat besar untuk dikembangan sebagai daerah tujuan wisata pantai
dengan beragam objek wisata yang masih belum tergali dengan optimal.
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG
2.4.1 Tantangan
Sebagai salah satu dinas teknis yang memiliki peran strategis dalam
pengembangan sektor peternakan, perikanan dan kelautan di Kabupaten
Garut, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan harus siap menghadapi
tantangan yang cukup berat di masa depan. Era globalisasi dan otonomi
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
39
daerah merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus diantisipasi sejak
dini dalam rangka meningkatkan upaya mensejahterakan masyarakat.
Tantangan dan peluang dari kinerja pelayanan Dinas Peternakan,
Perikanan dan Kelautan harus siap menghadapi segala ancaman yang
mungkin akan mengganggu pelaksanaan kinerja. Berdasarkan hasil
identifikasi SWOT, ancaman yang mungkin muncul dalam pembangunan
sector peternakan, perikanan dan kelautan Kabupaten Garut 5 (lima) tahun
ke depan diformulasikan sebagai berikut :
Kondisi ekonomi makro yang belum stabil
Dampak negatif arus informasi dan globalisasi yang semakin cepat
Kebijakan pemerintah yang mengarah pada pasar bebas menyebabkan
membanjirnya produk-produk impor yang berpotensi menyulitkan daya
saing produk lokal untuk bersaing di tingkat regional, nasional maupun
internasional
Ditetapkannya 80% wilayah Kabupaten Garut sebagai kawasan lindung
oleh pemerintah provinsi Jawa Barat menyebabkan sulitnya
pengembangan wilayah untuk sektor peternakan, perikanan dan kelautan
Terjadinya penurunan daya dukung lingkungan akibat kurangnya
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lahan secara lestari
Masih terjadinya konflik kepentingan dalam perencanaan pembangunan
yang berpotensi memunculkan kebijakan yang tidak pro-rakyat dan tidak
tepat sasaran sehingga bisa menghambat pembangunan
Tantangan yang dihadapi Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Garut antara lain :
Wilayah dan komoditi peternakan, perikanan dan kelautan yang
diusahakan masyarakat pada umumnya belum mengutamakan pada
skala usaha ekonomis sehingga perlu dibentuk kawasan terpadu berbasis
masyarakat dalam rangka meningkatkan produksi dan pemasaran.
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
40
Propesionalisme, pengetahuan dan keterampilan peternak dan petugas,
baik dalam proses produksi maupun pasca produksi, serta kemampuan
manajemen usaha pemasarannya belum optimal.
Kabupaten Garut memiliki potensi lahan peternakan, perikanan dan
kelautan yang cukup luas untuk dikembangkan sehingga perlu lebih
dioptimalkan dengan sistem pengelolaan yang intensif dan terpadu.
Keterbatasan akses permodalan menyebabkan kebutuhan permodalan
ditingkat kelompok usaha masih sulit terpenuhi, sehingga perlu ada upaya
sinergis dalam meningkatkan permodalan melalui kerjasama dengan
instansi dan lembaga keuangan terkait.
Jumlah dan kualitas petugas teknis di lapangan masih kurang seimbang
dibandingkan dengan luasnya jangkauan wilayah kerja serta masih kurang
didukung oleh ketersediaan sarana transportasi dan fasilitas kerja yang
memadai.
Semakin menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan bagi
pengembangan pembangunan di sektor peternakan, perikanan dan
kelautan perlu diantisipasi melalui aktifitas pelestarian lingkungan dan
pengembangan tata kelola lahan secara lestari
Perlunya penataan kelembagaan petani/peternak, pembudidaya ikan dan
nelayan sebagai wadah belajar bersama dalam rangka meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap sistem dan mekanisme pasar serta
rantai tata niaga pemasaran.
Proses pelaksanaan alih tehnologi dari hasil – hasil penelitian menjadi
teknologi terapan yang praktis, masih sering terkendala oleh terbatasnya
jumlah dan kualitas petugas dilapangan sehingga perlu dicari solusi yang
efektif.
Mengingat tantangan yang semakin besar di masa depan tersebut,
maka perlu ada upaya perencanaan secara sistematis dalam rangka
meningkatkan kinerja organisasi secara lebih efisien dan efektif sehingga
tujuan pembangunan dapat tercapai.
Rencana Strategis (RENSTRA) 2014-2019
DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN GARUT
41
2.4.1 Peluang
Peluang untuk pembangunan sektor peternakan, perikanan dan kelautan
Kabupaten Garut 5 (lima) tahun ke depan diformulasikan sebagai berikut :
Terbukanya peluang pengembangan usaha dan investasi khususnya di
sektor peternakan, perikanan dan kelautan.
Pemberlakuan otonomi daerah yang mendorong kemandirian dan
pemanfaatan potensi lokal secara optimal
Semakin kondusifnya iklim demokratis dan mulai tumbuhnya partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
Terbukanya akses terhadap informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi
terkait informasi peluang usaha dan pasar baik regional maupun global
Adanya dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam pemberian modal
bagi pengembangan usaha kecil dan menengah termasuk petani dan
nelayan
Meningkatnya perhatian pemerintah pusat maupun provinsi bagi
pengembangan daerah melalui berbagai bantuan keuangan baik melalui
DAK, Bantuan Provinsi/BanGub maupun Tugas Pembantuan
Kondisi geografis Kabupaten Garut dengan topografi pegunungan dan
pantai yang sangat sesuai bagi pengembangan komoditas peternakan,
perikanan dan kelautan
Akses Kabupatan Garut sebagai penyangga Ibu Kota Provinsi dan Pusat
cukup memadai dalam meningkatkan pemasaran hasil produksi
peternakan dan perikanan
Pembangunan jalan lintas selatan jawa sebagai akses horizontal bagian
selatan yang mendukung pengembangan potensi kelautan