Post on 10-Apr-2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan adanya perubahan kondisi politik dan adanya krisis ekonomi
dunia menuntut perusahaan untuk lebih efektif dalam mengelola manajemen
struktur modal mereka. Sehingga mereka dapat lebih mudah menjaga
kestabilan return perusahaan. Salah satu bagian manajemen struktur modal
yang harus disusun secara efektif dan efisien yaitu keputusan investasi pada
utang privat dan utang publik terutama mengenai bagaimana menggunakan
dan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko. Modal diperlukan
perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan dan
pengembangan perusahaan.
Manajemen struktur modal yang efektif sangat penting untuk
pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.
Apabila perusahaan kekurangan modal untuk memperluas penjualan dan
meningkatkan produksinya, maka besar kemungkinannya akan mengalami
kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki
modal yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada
waktunya dan akan menghadapi masalah likuiditas. Investasi modal
merupakan proses terus-menerus selama perusahaan beroperasi, yang
dipengaruhi oleh :
· Tingkat investasi aktiva perusahaan
· Proporsi utang lancar dan utang tidak lancar yang digunakan
· Tingkat investasi pada setiap jenis aktiva
· Sumber dana yang spesifik dan komposisi utang yang harus
dipertahankan.
Karena setiap perusahaan baik yang sedang mengalami kesulitan
finansial maupun yang sedang dalam kondisi baik dan berkembang
membutuhkan tambahan biaya modal, maka salah satu cara untuk
mendapatkan tambahan pembiayaan yaitu melalui utang. Bagi perusahaan
yang sedang mengalami kesulitan finansial, tambahan modal melalui utang
dapat membantu mengatasi masalah keuangan perusahaan, sedangkan bagi
perusahaan yang sedang tumbuh utang dapat digunakan untuk membiayai
pengembangan perusahaan.
Dalam penggunakan utang sebagai alat untuk membiayai operasional
atau pengembangan perusahaan, perusahaan diharuskan untuk memilih dua
jenis utang yaitu utang publik, dan utang bank. Kedua utang tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perusahaan dapat
memilih salah satu bentuk utang sesuai dengan kondisi perusahaan. Beberapa
faktor dapat digunakan untuk menganalisis bentuk utang yang paling cocok
dengan kondisi perusahaan. Dengan menggunakan faktor tersebut maka
perusahaan dapat memilih menggunakan utang publik atau utang pribadi.
Namun walaupun di lapangan banyak perusahaan yang meningkatkan
utang publik dan utang pribadi, fakta yang menunjukkan faktor-faktor apa
yang menentukan kombinasi sangat jarang. James (1996) menunjukkan
bahwa suatu kombinasi utang publik dan utang pribadi memperbolehkan
perusahaan yang mempunyai kesulitan untuk mengubah struktur modal
mereka diluar non-court restructurings dan oleh karena itu pilihan dari
kombinasinya adalah suatu fenomena yang kompleks.
Hasil penelitian Yener Altunbas (2005) menunjukkan bahwa
penggunaan obligasi berhubungan positif dengan ukuran perusahaan,
financial leverage, profitabilitas, dan rasio fixed asset dengan total modal.
Jadi perusahaan yang memiliki kemungkinan bertumbuh akan lebih memilih
obligasi. Namun penelitian tersebut dilakukan dengan studi kasus pada
perusahaan-perusahaan manukfaktur di Eropa yang tentu memiliki
karakteristik yang berbeda dengan manajemen perusahaan di Indonesia.
Sedangkan menurut Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez
Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005)
perusahaan dengan proyek-proyek investasi yang menguntungkan enggan
untuk menggunakan utang bank, karena mereka ingin mempertahankan
fleksibilitas peluang pertumbuhan yang dapat hilang jika ada pengawasan
bank yang lebih rinci. Hukum sipil-negara Spanyol mendorong perusahaan-
perusahaan terbesar untuk mempertahankan hubungan dekat dengan bank.
Sehingga perusahaan yang lebih dekat dengan kebangkrutan terbukti lebih
sering menggunakan proporsi yang lebih tinggi pada utang bank sehingga
menghindari likuidasi yang tidak efisien di pasar keuangan .
Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pemilihan utang, literature menawarkan tiga kemungkinan penjelasan.
Pertama, hipotesis “liquidation and renegotiation” (likuidasi dan renegosiasi)
menjelaskan bahwa renegosiasi utang publik adalah sulit, memerlukan biaya
dan memungkinkan untuk mengarah pada likuidasi dari perusahaan yang
sedang mempunyai kesulitan keuangan (Chemmanur and Fulghieri, 1994).
Jadi, perusahaan dengan risiko seperti itu lebih memilih untuk menghindari
utang publik. Kedua, hipotesis “moral hazard and adverse selection”
menyatakan bahwa pinjaman bank berbeda dari utang publik karena bank
mendapatkan keuntungan biaya dalam meminjamkan dan menyediakan
informasi yang lebih tentang kemungkinan dari pinjaman perusahaan
(Diamond, 1984). Fama (1985) berpendapat bahwa utang bank sebagai
bagian dari utang yang mungkin mengurangi masalah kekurangan investasi.
Oleh karena itu, perusahaan dengan agency conflicts potensial ditantang
untuk memanfaatkan penggunaan utang pribadi (misal, bank) daripada utang
publik. Terakhir, hipotesis “flotation cost” menyatakan bahwa skala
ekonomis dalam mengeluarkan utang publik dalam jumlah banyak dan karena
itu hanya perusahaan yang lebih besar yang lebih memilih memanfaatkan
keuntungan utang publik (Blackwell and Kidwell, 1988). Ini, menyatakan
secara tidak langsung bahwa memilih antara mengeluarkan utang publik atau
utang bank hanya terbatas pada perusahaan yang lebih besar.
Sedangkan hasil dari penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney,
Krishna Paudyal (2008) yaitu menyatakan umur utang, likuiditas, dan rasio
utang memiliki pengaruh terbalik dengan penggunaan utang. Namun hasil
tersebut bergantung pada negaranya. Utang memiliki pengaruh positif pada
penggunaan utang bank di UK tapi ini berpengaruh terbalik di German saat
likuiditas dan rasio utang bank secara negatif diasosiasikan di UK tapi tidak
demikian dengan di German. Kualitas perusahaan dan penggunaan utang
bank adalah kuat dan berhubungan positif di UK saat derajat dari asosiasi ini
tidak berlaku di German. Untuk itu, fokus mengenai informasi pinjaman yang
lebih baik untuk mengurangi masalah kesalahan seleksi adalah tidak
signifikan di perusahaan German tapi sangat penting untuk perusahaan UK.
Ditambahkan, tidak ada pembayaran deviden di UK atau perusahaan
memotong deviden mereka untuk menghindari masalah utang bank, tapi
berkebalikan di German. Sama halnya, perubahan pendapatan tidak
berpengaruh pada keputusan utang dari perusahaan German tapi secara
positif berpengaruh pada rasio utang bank pada perusahaan UK. Kemudian
menegaskan prediksi dari hipotesis biaya flotation, kenyataannya menyatakan
bahwa perusahaan yang lebih kecil menyukai pinjaman bank daripada utang
publik di kedua negara. Pada akhirnya, estimasi memiliki kepentingan bagi
beberapa pasar sebagai faktor kontrol pada model. Perubahan pengembalian
saham dan performa yang positif pada harga sahamnya mengurangi jumlah
penggunaan utang bank oleh perusahaan UK. Secara relatif tinggi rendahnya
tingkat bunga jangka panjang menginspirasi manajer German (British) untuk
meminjam dari bank.
Berdasarkan hasil tersebut maka menurut pendapat Antonios Antoniou,
Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) menegaskan bahwa keputusan
kepemilikan utang dari list perusahaan tidak hanya hasil dari karakteristik
mereka tetapi juga hasil dari lingkungan keuangan dan hubungan tradisi
perusahaan dimana mereka beroperasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor- faktor yang menentukan
pemilihan penggunaan utang bank (utang privat), apabila digunakan beberapa
variabel–variabel yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Penyesuaian
dilakukan karena penelitian sebelumnya dilakukan di luar Indonesia dengan
kondisi dan kebijakan ekonomi yang berbeda dan adanya beberapa hasil yang
tidak konsisten karena adanya pengaruh sistem ekonomi. Selain itu peneliti
ingin menguji Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam
Memilih antara menggunakan Utang bank pada perusahaan-perusahaan
manufaktur di Indonesia yang terdaftar di BEI pada periode pengamatan
2001-2008.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Antonios Antoniou,
Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008). Perbedaannya terletak dalam hal
variabel, obyek, dan waktu yang digunakan. Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan, peneliti tertarik untuk meneliti Faktor-Faktor yang
menentukan Penggunaan Utang Bank Bagi Perusahaan dengan judul :
ANALISIS PENGARUH ANTARA LEVERAGE, MARKET-TO-
BOOK, DEVIDEN, SIZE, CHANGE-IN STOCK PRICE DAN FIXED-
ASSETS RATIO DENGAN PENGGUNAAN UTANG BANK BAGI
PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ
Periode 2001-2008).
B. Perumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh antara Leverage dengan penggunaan utang bank
bagi perusahaan?
2. Apakah ada pengaruh antara Market-to-book dengan penggunaan utang
bank bagi perusahaan?
3. Apakah ada pengaruh antara Deviden dengan penggunaan utang bank
bagi perusahaan?
4. Apakah ada pengaruh antara Size perusahaan dengan penggunaan utang
bank bagi perusahaan ?
5. Apakah ada pengaruh antara Change-in Stock Price perusahaan dengan
penggunaan utang bank bagi perusahaan?
6. Apakah ada pengaruh antara Fixed Assets Ratio perusahaan dengan
penggunaan utang bank bagi perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
· Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Leverage terhadap
penggunaan utang bank bagi perusahaan.
· Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Market-to-book terhadap
penggunaan utang bank bagi perusahaan.
· Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Deviden terhadap
penggunaan utang bank bagi perusahaan.
· Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Size perusahaan terhadap
penggunaan utang bank bagi perusahaan.
· Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Change-in Stock Price
perusahaan terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
· Untuk mengetahui adanya pengaruh antara Fixed Assets Ratio
perusahaan terhadap penggunaan utang bank bagi perusahaan.
.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi pihak – pihak yang terkait adalah sebagai berikut :
· Bagi perusahaan, penelitian bermanfaat bagi perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam penggunaan utang bank bagi perusahaan sehingga
dapat sesuai dengan kondisi perusahaan
· Bagi peneliti akan memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak
mengenai pengaruh leverage, market-to-book, size, dividen, change-in
stock price dan fixed assets ratio terhadap penggunaan utang bank bagi
perusahaan yang digunakan untuk memenuhi tugas akhir S1 yang
merupakan salah satu syarat kelulusan.
· Bagi pembaca akan mendapat tambahan ilmu dan referensi mengenai
pengaruh leverage, market-to-book, dividen, size, change-in stock
price dan fixed assets ratio terhadap penggunaan utang bank bagi
perusahaan yang diharap dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai
referensi atau untuk melanjutkan penelitian ini.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya antara
penawaran dan permintaan atas instrumen keuangan jangka panjang,
umumnya lebih dari satu tahun (Mohamad Samsul, 2006). Dalam Undang-
Undang RI No. 8 Tahun 1995 Tertanggal 10 November 1995 yang
dimaksud dengan pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
Sehingga pasar modal secara umum adalah pasar abstrak dan
sekaligus pasar konkrit dengan barang yang diperjualbelikan adalah dana
yang bersifat abstrak dan bentuk konkritnya adalah lembar surat-surat
berharga di bursa efek.
2. Struktur Modal
Dalam menjalankan kegiatan operasinya, setiap perusahaan
menghadapi masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana
tersebut digunakan. Sumber dana suatu perusahaan dapat di lihat di sisi
pasiva dari neraca perusahaan, sedangkan penggunaan dana dapat di lihat
pada sisi aktiva dari neraca perusahaan. Untuk setiap penggunaan dana,
haruslah ada sumbernya. Dalam arti yang lebih luas, aktiva-aktiva yang
dimiliki perusahaan menunjukkan penggunaan bersih dari dana, sedangkan
utang dan modal sendiri mencerminkan sumber dananya (Husnan:2001).
Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi
perusahaan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri maupun dari
pihak lain berupa utang. Dana tersebut mempunyai biaya modal yang
harus ditanggung oleh perusahaan.
Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah
balas jasa yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada masing–masing
pihak yang menanamkan dananya di dalam perusahaan.
Dalam kaitannya dengan biaya modal, baik modal sendiri maupun
utang perlu diperinci lebih lanjut, karena tiap–tiap jenis sumber modal
mempunyai konsekuensi tersendiri, baik jenis, cara perhitungan maupun
ada atau tidaknya keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal
dimaksudkan di sini terbatas pada modal tetapnya saja, yaitu utang jangka
panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa. Keputusan untuk
menggunakan tiap–tiap jenis sumber modal tersebut atau
mengkombinasikannya, senantiasa dihadapkan pada berbagai
pertimbangan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang
mencakup tiga unsur penting, yaitu :
a. Sifat keharusan untuk membayarkan balas jasa atas penggunaan
modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut, atau sifat
keharusan untuk pembayaran biaya modal.
b. Sampai seberapa jauh kewenangan dan campur tangan pihak
penyedia dana itu dalam pengelolaan perusahaan.
c. Risiko yang dihadapi perusahaan.
Agar dapat dipahami perbedaan karakteristik antara tiga macam
sumber modal itu dapat dilihat dan disajikan pada kolom berikut :
Tabel II.1
Perbedaan Karakteristik Antara Utang Jangka Panjang, Saham
Preferen dan Saham Biasa
Perbedaan Utang Jangka Panjang
Saham Preferen Saham Biasa
1.Keharusan untuk membayarkan balas jasa (biaya modal)
Perusahaan menjadi terikat / mengikatkan dirinya untuk membayar bunga yang bersifat tetap menurut kontrak
Perusahaan terikat / mengikatkan dirinya untuk membayar deviden yang bersifat tetap sebelum perusahaan membayarkan deviden kepada pemegang saham biasa.
Perusahaan hanya terikat untuk membayar deviden dari sisa laba setelah bunga atas utang dan deviden atas saham preferen yang menunggak itu harus dibayar. Tetapi deviden atas saham biasa tidak harus dibayarkan dan dapat dilakukannya berdasar tindakan formal / resmi dari manajemen.
2.Kewenangan untuk ikut campur di dalam manajemen perusahaan
Terbuka kemungkinan bagi para kreditur mengambil alih kendali manajemen di dalam perusahan apabila perusahaan
Terbuka kemungkinan untuk mendapatkan hak memilih direksi / pimpinan dalam perusahaan
Merupakan pemilik perusahaan yang berhak untuk menentukan kebijaksanan-kebijaksanan penting perusahaan.
gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya.
3.Risiko yang dihadapi perusahaan
Gambaran atau bayangan akan ketidakmampuan untuk membayar kembali utang kepada kreditur merupakan risiko yang mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan dihadapkan pada kemungkinan adanya deviden yang menunggak yang biasanya diatasi dengan cara membagikan saham atau bonus.
Pada akhirnya pemegang saham biasa sebagai pemilik perusahaan merupakan pihak yang menanggung risiko.
3. Utang
Utang merupakan sejumlah atau sesuatu yang dapat dinilai dengan
uang yang diterima dari pihak lain berdasarkan persetujuan dengan
kewajiban mengembalikan atau melunasi (Sujaya Ismana, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan struktur utang
perusahaan ada 5 faktor (Suad Husnan, 2000), yaitu :
· Lokasi distribusi keuntungan, yang berarti seberapa besar nilai
yang diharapkan (expected value) dari keuntungan operasi
perusahaan. Semakin besar expected value keuntungan, semakin
kecil perusahaan menderita kerugian.
· Stabilitas penjualan dan keuntungan. Stabilitas penjualan akan
mempengaruhi kestabilan keuntungan dan pada akhirnya akan
mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban finansialnya. Sehingga semakin stabil keuntungan
perusahaan maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan
mampu memenuhi kewajiban finansialnya.
· Kebijakan deviden. Apabila perusahaan cenderung membagikan
deviden yang besarnya tetap, maka pembayaran deviden tersebut
akan merupakan beban tetap bagi perusahaan. Dengan demikian
perusahaan dengan utang yang besar akan sulit untuk
mempertahankan deviden yang tetap tersebut. Hal ini disebabkan
karena utang yang tinggi akan menimbulkan beban tetap yang
tinggi pula.
· Pengendalian. Perusahaan mungkin menggunakan utang karena
tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan. Jika perusahaan
menerbitkan saham baru, maka proporsi kepemilikan saham lama
akan berkurang, kecuali jika ia juga dapat membeli saham yang
baru tersebut dengan proporsi yang sama. Namun ada
kemungkinan pemegang saham lama tidak memiliki cukup dana,
padahal perusahaan membutuhkan tambahan dana segera. Dengan
demikian dalam kondisi tersebut mungkin pemilik lebih memilih
untuk menerbitkan obligasi agar tidak kehilangan kendali atas
perusahaan.
· Risiko kebangkrutan. Apabila ada peningkatan bunga pinjaman
saat perusahaan ingin meningkatkan utangnya, maka pembeli
obligasi akan mulai menganalisa adanya risiko kebangkrutan.
Sehingga perusahaan memilih untuk tidak menaikkan utang bank.
Sedangkan manfaat penggunaan utang yaitu :
· Bunga yang dibayarkan memperkecil pajak (penghematan pajak),
sehingga menurunkan biaya modal (WACC)
· Pemegang utang (debtholder) memperoleh pendapatan/
penghasilan tetap, sehingga pemegang saham (stockholder) tidak
perlu mengambil bagian laba ketika perusahaan dalam konsidi
prima.
Utang berdasarkan jatuh temponya dibedakan menjadi 2 (Agus
Sartono, 2001), yaitu:
a. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang merupakan utang yang jatuh temponya lebih
dari 1 tahun.
Terdapat tiga karakteristik utang jangka panjang, yaitu: cepat,
fleksibel dan berbiaya rendah. Hal ini disebabkan karena pinjaman
ini dinegoisasikan langsung antara peminjam dengan kreditur.
Biaya administrasi menjadi relatif kecil, dan tidak diperlukan
persetujuan dengan pengawas pasar modal.
Contoh sumber utang jangka panjang yaitu: utang bank jangka
panjang, obligasi, dan utang dengan atau tanpa jaminan. Utang
bank jangka panjang jarang digunakan oleh perusahaan karena
adanya flotation cost yang tinggi, penalti akibat pelunasan yang
lebih awal sangat tinggi, dan mengurangi keleluasaan manajer
dalam memanuver dana.
Sedangkan obligasi menurut Agus Sartono (324, 2001) merupakan
surat tanda utang yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan jumlah
tertentu dan akan jatuh tempo pada waktu tertentu dan memberikan
pendapatan dengan bunga tetap.
b. Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek merupakan utang yang jatuh temponya
kurang dari 1 tahun.
Penggunaan utang jangka pendek yang tidak hati-hati akan
memberatkan perusahaan karena ada kemungkinan pada saat utang
tersebut jatuh tempo perusahaan tidak mampu membayar kembali.
Dengan demikian utang jangka pendek dalam jumlah besar akan
memperburuk kondisi perusahaan.
Contoh utang jangka pendek yaitu utang dagang dan utang bank
jangka pendek. Utang dagang terjadi karena perusahaan membeli
bahan baku dari supplier dengan kredit. Utang bank jangka pendek
memiliki biaya yang sangat bervariasi untuk berbagai jenis
peminjam dalam satu waktu. Secara teoritis tingkat bunga akan
cenderung tinggi bagi peminjam yang berisiko tinggi dan
sebaliknya rendah bagi peminjam yang bonafide.
4. Utang Privat (Utang Bank)
Utang bank yaitu pinjaman dari bank dalam waktu tertentu, biasanya
digunakan untuk tujuan komersil. Jaminan pinjaman Utang bank dapat
dikenal sebagai collateral security. Pembayaran pinjaman dapat
diangsur sesuai dengan suku bunga yang diterapkan masing-masing
bank (Sujana Ismaya; 2006)
Suku bunga yaitu sejumlah imbalan yang diberikan oleh bank kepada
nasabah atas dana yang disimpan di bank yang dihitung sebesar
presentase tertentu dari pokok simpanan dan jangka waktu simpanan;
tingkat bunga yang dikenakan terhadap pinjaman yang diberikan bank
kepada debiturnya (Sujana Ismaya; 2006)
Dengan adanya utang bank maka biaya keagenan perusahaan akan
berkurang, karena adanya pengawasan dari bank. Namun perlu diingat
bahwa tingkat suku bunga bank lebih besar pada perusahaan yang
berisiko tinggi.
5. Utang Publik (Obligasi)
Obligasi adalah utang jangka panjang dimana peminjam setuju
melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman, pada tanggal tertentu
kepada pemegang obligasi (Brigham and Houston; 2001).
Investor memiliki banyak pilihan apabila ingin melakukan investasi
dalam obligasi, yang dapat diklasifikasi menjadi empat jenis utama, yaitu:
a. Obligasi Treasuri (treasury bond) yang terkadang disebut dengan
obligasi pemerintah karena diterbitkan oleh pemerintah federal.
Orang biasanya mengasumsikan bahwa pemerintah federal pasti
akan melakukan pembayaran, sehingga obligasi ini dianggap tidak
memiliki risiko kegagalan. Namun, harga obligasi treasuri menurun
apabila suku bunga naik, sehingga obligasi ini tidak bebas dari
semua risiko.
b. Obligasi perusahaan (corporate bond), sesuai dengan namanya
diterbitkan oleh perusahaan. Tidak seperti obligasi treasuri, obligasi
ini memiliki risiko kegagalan, apabila penerbit obligasi memiliki
masalah maka mungkin ia tidak dapat membayar bunga dan pokok
pinjaman. Obligasi perusahaan yang berbeda akan memiliki tingkat
risiko kegagalan yang juga berbeda, tergantung pada karakteristik
perusahaan penerbit dan jangka waktu obligasi itu. Risiko
kegagalan sering disebut “risiko kredit”, dan semakin besar risiko
kegagalan atau kredit maka semakin tinggi suku bunga yang harus
dibayar oleh penerbit.
c. Obligasi Municipal (municipal bond) yang diterbitkan pemerintah
bagian dan lokal. Seperti halnya dengan obligasi perusahaan,
obgasi ini memiliki risiko kegagalan. Akan tetapi obligasi ini
memiliki keunggulan dibandingkan obligasi lainya yaitu bunga
yang diperoleh dari sebagian besar obligasi municipal dikecualikan
dari pajak federal, dan juga dari pajak negara bagian jika
pemegangnya adalah penduduk negara bagian tersebut. Akibatnya,
obligasi municipal memiliki suku bunga yang lebih rendah jika
dibandingkan obligasi perusahaan dengan risiko kegagalan yang
sama.
d. Obligasi asing (foreign bond) diterbitkan oleh pemerintah asing
atau perusahaan asing. Obligasi ini juga memiliki risiko kegagalan.
Risiko tambahan muncul jika obligasi itu dinyatakan dalam mata
uang asing, karena nilai tukar mata uang asing selalu berfluktuasi.
Beberapa obligasi memasukkan provisi dana pelunasan (sinking fund
provision) yang digunakan untuk melunasi penerbitan obligasi. Biasanya
dana pelunasan mengharuskan perusahaan untuk menarik sebagian obligsi
setiap tahun. Kadang-kadang perusahaan diharuskan untuk
mendepotasikan uang kepada trustee, yang menginvestasikan dana ini dan
kemudian menggunakan dana yang terkumpul untuk menarik obligasi
ketika jatuh tempo. Akan tetapi, biasanya dana pelunasan digunakan
untuk membeli kembali sejumlah presentase tertentu dari penerbitan setiap
tahun. Kegagalan unuk memenuhi persyaratan dana pelunasan dapat
menyebabkan penerbitan obligasi menjadi sia-sia, yang dapat memaksa
perusahaan menghadapi kebangkrutan. Dana pelunasan ini dapat
menghabiskan kas perusahaan.
Dalam sebagian besar kasus, perusahaan diberikan hak untuk
menangani dana pelunasan dalam 2 cara, yaitu:
a. Perusahaan dapat menarik sebagai penebusan (pada nilai nominal)
suatu presentase tertentu dari obligasi setiap tahun; misalnya,
perusahaan dapat menarik 5% dari jumlah awal penerbitan pada
harga $1.000 per obligasi. Obligasi itu kemudian diberi nomor urut,
dan obigasi yang ditarik sebagai penebusan ditentukan dengan cara
diundi yang dilakukan dengan trustee.
b. Perusahaan dapat membeli sejumlah obligasi yang dibutuhkan di
pasar terbuka.
Perusahaan akan memilih metode yang paling rendah biayanya (least-
cost method). Jika suku bunga naik, yang menyebabkan harga obligasi
turun, maka perusahaan akan menarik obligasi.
6. Leverage
Secara harviah kata leverage adalah kekuatan pengungkit, yaitu dari
kata dasar lever yang berarti pengungkit (Suad Husnan, 1998). Ada dua
tipe leverage, yaitu operating dan financial leverage. Operating leverage
terjadi ketika perusahaan menggunakan aktiva yang menimbulkan beban
tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Sedangkan financial
leverage terjadi saat perusahaan menggunakan utang dan menimbulkan
beban tetap (yaitu bunga) yang harus dibayarkan dari hasil operasi.
Menurut Agus Sartono (2001) perusahaan menggunakan operating
dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh
lebih besar daripada biaya aset dan sumber dananya, sehingga
meningkatkan keuntungan para pemegang saham. Sebaliknya leverage
juga meningkatkan risiko perusahaan, karena jika perusahaan
mendapatkan keuntungan lebih rendah daripada biaya tetapnya maka
penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham.
7. Market-to-Book
Rasio market-to-book memberikan indikasi berbeda mengenai
bagaimana investor melindungi perusahaannya. Karena market-to-book
merupakan perbandingan antara harga saham perlembar dengan book
value perlembar saham (Brigham dan Houston, 2008). Perusahaan dengan
tingkat return yang relatif tinggi biasanya memiliki book value yang lebih
tinggi daripada perusahaan dengan return rendah.
8. Deviden.
Deviden merupakan pembagian laba perusahaan setelah pajak yang
diberikan kepada para pemegang saham. Terdapat 3 teori mengenai
deviden (Suad Husnan, 2000), yaitu :
· Devidend irrelevance Theory (MM). Teori ini menyatakan bahwa
kebijakan deviden perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap
nilai perusahaan maupun biaya modal. Modigliani dan Miller
(MM) berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan ditentukan oleh
kemampuan menghasilkan laba dan risiko bisnisnya.
· Bird–in-the-hand theory. Gorgo Linther berpendapat bahwa nilai
perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio pembayaran deviden
(devien payout ratio) yang tinggi karena investor menganggap
bahwa deviden tunai lebih kecil risikonya dibandingkan
keuntungan modal potensial (jika laba ditahan untuk diinvestasikan
kembali).
· Tax preference theory. Investor menyukai pembagian deviden yang
rendah daripada deviden yang tinggi, karena : tarif pajak
keuntungan lebih rendah dari pada tarif pajak deviden, adanya
pajak keuntungan (capital gain) yang dibayarkan jika saham dijual,
dan saham yang dimiliki oleh investor sampai meninggal ahli
warisnya tidak membayar pajak.
9. Size
Salah satu cara untuk menganalisis prospek perusahaan di masa yang
akan datang yaitu dengan analisis common size. Analisis common size
menyajikan persentase setiap elemen terhadap total aktiva, dan untuk
laporan laba rugi persentase setiap elemen terhadap penjualan (Agus
Sartono, 2001).
10. Change-in Stock Price
Change-in Stock Price merupakan perubahan harga saham rata-rata
dalam setahun. Harga saham cenderung akan naik apabila perusahaan
mengumumkan adanya pemecahan saham dan pembagian deviden. Namun
apabila jika selama beberapa bulan ke depan perusahaan belum
mengumumkan adanya kenaikan laba dan deviden, maka harga akan
kembali jatuh ke tingkat sebelumnya (Brigham dan Houston, 2006).
11. Fixed Asset
Fixed Asset merupakan aktiva yang sulit untuk diubah dalam bentuk
kas oleh perusahaan. Aktiva tetap meliputi benda bergerak seperti alat-alat
berat dan tidak bergerak, seperti tanah dan bangunan.
12. Penelitian Terdahulu
Telah ada beberapa penelitian yang berkaitan tentang pengaruh
Leverage, Market-to-Book, Deviden, Size, Change-in Stock Price dan
Fixed Assets Ratio dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan, antara
lain:
1. Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008)
melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan kepemilikan utang pada perusahaan-perusahaan
manufaktur di United Kingdom dan German selama periode Tahun
1969-2000.
Hasilnya menyatakan bahwa umur utang, likuiditas, dan rasio utang
memiliki pengaruh terbalik dengan penggunaan utang. Namun hasil
tersebut bergantung pada negaranya. Utang memiliki pengaruh positif
pada penggunaan utang bank di UK tapi ini berpengaruh terbalik di
German saat likuiditas dan rasio utang bank secara negatif
diasosiasikan di UK tapi tidak demikian dengan di German.
2. Joel Houston dan Christopher James (1996) melakukan penelitian
mengenai pengaruh firm size, growth opportunities, intangible assets,
leverage, hubungan dengan bank, dan akses perusahaan terhadap
pasar utang publik terhadap pinjaman bank dengan sampel 250
perusahaan dagang publik selama periode Tahun 1980 sampai 1990.
Hasilnya menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah pinjaman bank
dan kesempatan pertumbuhan bergantung pada jumlah bank yang
dipergunakan perusahaan dan apakah perusahaan mengeluarkan
obligasi. Perusahaan yang berhubungan hanya dengan satu bank,
memilki hubungan negatif antara utang bank dengan kesempatan
pertumbuhan. Sedangkan untuk perusahaan yang berutang lebih dari
satu bank, memiliki hubungan positif antara utang bank dengan
kesempatan bertumbuh.
3. David J. Denis dan Vassil T. Mihov (2002) melakukan penelitian
mengenai pengaruh firm size, fixed assets ratio, credit quality, dan
growth opportunities terhadap rasio struktur utang. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa semua variabel dalam
penelitiannya berpengaruh signifikan terhadap struktur utang, dan
pengaruh terbesar diberikan oleh credit quality.
4. Shiddiq N. Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) melakukan
penelitian empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur utang perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di BEJ.
Hasil penelitiannya menunjukkan firm size berpengaruh signifikan
terhadap proporsi kepemilikan utang. Semakin besar perusahaan maka
semakin besar proporsi utang privat dibandingkan dengan proporsi
utang publiknya. Sedangkan untuk variabel growth opportunities,
devidend payout ratio (DPR), debt maturity dan leverage tidak
memiliki pengaruh secara parsial terhadap rasio struktur utang
perusahaan.
5. Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A.
Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) tentang
struktur kepemilikan utang perusahaan dan penggunaan utang bank
oleh perusahaan dalam sebuah negara hukum sipil, Spanyol. Hasilnya
yaitu perusahaan dengan peluang investasi yang menguntungkan
tampak enggan untuk menggunakan utang bank, ada hubungan yang
positif antara ukuran perusahaan dan proporsi utang bank yang
digunakan, perusahaan dengan ROA rendah lebih mungkin untuk
membiayai diri dengan utang bank, dan perusahaan yang lebih dekat
dengan kebangkrutan dan leverage yang lebih tinggi lebih mungkin
untuk menggunakan utang bank.
6. Shane A. Johnson (1997) melakukan penelitian empiris mengenai
Penentuan struktur kepemilikan utang perusahaan. Hasil penelitian
tersebut yaitu investasi perusahaan kecil lebih sensitif terhadap
fluktuasi dalam penyediaan kredit daripada investasi perusahaan besar
karena perusahaan kecil lebih mengandalkan utang bank dan
penggunaan utang bank oleh perusahaan dengan akses ke pasar utang
publik menunjukkan efek dari langkah-langkah kebijakan moneter
mungkin tidak terbatas pada perusahaan-perusahaan kecil tidak
memiliki akses ke pasar utang publik, dan langkah-langkah kebijakan
moneter cenderung mempengaruhi beberapa lender swasta (misalnya,
bank-bank komersial) lebih dari yang lain (misalnya, perusahaan
asuransi)
7. Sunarsih (2004) melakukan studi yang bertujuan untuk menguji
hubungan antara leverage dan kebijakan jatuh tempo utang, dan untuk
mengungkap faktor-faktor yang berpengaruh pada analisis
simultanitas leverage dan kebijakan utang jatuh tempo pada industri
manufaktur Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel
eksogen yang terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kebijakan maturitas utang adalah firm size, efek signaling dan asset
maturity. Selain itu hasil analisis menunjukkan bahwa kebijakan utang
dan kebijakan maturitas utang mempunyai hubungan yang
komplementer, yang berarti bahwa ada arah hubungan simultanitas
yang positif antara kebijakan utang dan maturitas utang.
8. Franco Modigliani dan Enrico Perotti (1998) Security versus Bank
Finance: the Importance of a Proper Enforcement of Legal Rules.
Hasil analisisnya menyebutkan bahwa di negara-negara di mana suara
premi besar, perusahaan pembiayaan didominasi oleh pinjaman bank
dan penggunaan pasar modal untuk menambah pembiayaan sangat
kecil.
9. Aditya Wikanaji (2005) menguji Simultanitas Kebijakan Utang dan
Kebijakan Dividen dengan menggunakan variabel penjelas. Hasil dari
penelitian tersebut yaitu adanya simultanitas kebijakan Utang dan
dividen dengan arah hubungan positif. Variabel market-to-book value
of equity dan future abnormal earning berpengaruh secara signifikan
pada persamaan leverage dan dividen, namun variabel market-to-
book value of equity pada persamaan dividen menunjukkan hubungan
negatif. Sedangkan untuk variabel Asset tangibility, menunjukkan
hubungan positif dengan leverage.
B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Variabel Independen
Leverage
Market-to-Book
Variabel Dependen
C. HIPOTESIS
Berlin dan Loeys (1988) berpendapat bahwa perusahaan dapat
menghasilkan struktur kepemilikan utang yang optimal dengan menjual
perjanjian obligasi kasar yang tidak efisien dari utang publik dan agency costs
dalam merekrut/ menggunakan penyerahan monitor untuk utang bank. Model
dari faktor-faktor yang menentukan struktur kepemilikan utang beranggapan/
berasumsi bahwa perusahaan memiliki target rasio utang bank. Rasio utang
bank yang terlambat di dalam penyajian model seperti suatu benchmark
dalam pengujian apakah perusahaan memiliki suatu target struktur
kepemilikan utang, dan apakah mereka benar-benar melakukannya tingkatan
penyimpangan (atau pemusatan) dari level target ini. Beberapa hal seperti
deviasi dapat menjadi sifat pada biaya penyesuaian vs biaya menjauhi target.
Jika perusahaan secara optimal menentukan struktur kepemilikan utang
mereka, koefisien dari LDV seharusnya dapat (secara statistik) berada antara
Size
Pergerakan Harga Saham
Deviden Penggunaan Utang Bank
Bagi Perusahaan
Rasio Aset Tetap
0 dan 1. Peneliti menggunakan beberapa variable proxy untuk untuk menguji
faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan keputusan kepemilikan utang.
Debt Maturity. Schuhmacher (1998) menunjukkan bahwa pilihan
sumber utang tergantung pada kebutuhan waktu. Utang bank (publik) cocok
untuk kebutuhan pembiayaan jangka pendek (panjang). Kanatas dan Qi
(2001) berpendapat bahwa utang bank lebih cocok untuk pembiayaan asset
dengan umur ekonomi yang lebih pendek. Ini sesuai dengan gagasan dari
hipotesis pertemuan waktu/umur bahwa perusahaan mempertemukan umur
dari kewajiban dengan asset untuk meminimalkan risiko likuidasi.
Karenanya, peneliti mengharapkan suatu hubungan berkebalikan antara umur
utang dengan rasio utang bank. Peneliti mengukur umur utang dengan rasio
utang jangka panjang (umur di atas satu tahun) pada total utang.
Leverage. (Fama, 1985) berpendapat bahwa umumnya bank memonitor
suatu publik bagus dalam hal mengurangi biaya dari utang publik. Hasilnya,
utang bank yang lebih tinggi mungkin memperlihatkan leverage yang lebih
tinggi untuk suatu akibat pelengkap dari utang bank pada utang publik.
Dengan cara yang sama, Berlin dan Loeys (1988) menyatakan bahwa
utang pribadi (khususnya utang bank) menyediakan perhatian lebih pada
monitoring daripada yang utang publik yang dilakukan. Dengan begitu,
diharapkan ada suatu asosiasi positif antara rasio utang bank dan leverage
dari perusahaan. Di sisi lain, perusahaan dengan rasio utang yang lebih tinggi
mungkin membatasi pinjaman bank mereka untuk menghindari likuidasi
(Diamond, 1993). Motivasi bank memonitor pinjaman perusahaan, atas nama
junior public debtholders, mungkin menurunkan utang publik. Hooks dan
Opler (1993) menemukan bahwa pinjaman bank lebih tinggi antara
perusahaan yang memanfaatkan sedikit utang secara relative dalam struktur
modal mereka. Karenanya, diharapkan adanya hubungan negatif antara utang
bank dan leverage. Bagaimana leverage dapat mempengaruhi sumber utang
sisanya menyisakan suatu pertanyakan empirik. Peneliti mengukur leverage
dengan rasio nilai buku dari total utang dengan nilai buku dari total asset.
H1 : leverage memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan utang bank
Yosha (1995) menyatakan bahwa perusahaan dengan proyek
pertumbuhan masa depan yang potensial tidak akan meminjam dari pasar
utang publik yang memperlihatkan tingginya biaya dari pernyataan informasi
yang sensitif. Blackwell dan Kidwell (1988) berpendapat bahwa semakin
kecilnya perusahaan memungkinkan untuk mengeluarkan utang publik yang
mengandung sedikit perincian batas perjanjian. MacKie Mason (1990)
berpendapat bahwa penelitian dan pengembangan intensif perusahaan (misal,
perusahaan dengan pertumbuhan potensial yang tinggi) harus menghindari
peningkatan utang publik. Kemudian, asosiasi positif antara kesempatan
pertumbuhan dan rasio utang bank harus diantisipasi.
Di sisi lain, Hoshi et al. (1993) menunjukkan bahwa perusahaan dengan
tingkatan nilai peluang investasinya akan menggunakan utang publik dengan
biaya rendah karena ini akan menjadi biaya net present value (NPV) proyek
karena biaya finansial tinggi pada utang bank. Houston dan James (1996)
berpendapat bahwa hold-up masalah bersama dengan monopoli informasi
bank memimpin hubungan negatif antara market-to-book ratio dan
kepercayaan pada utang bank. Bank dapat meminjami perusahaan khususnya
jika perusahaan tidak mempunyai sumber dana alternatif. Ini
mengimplikasikan hubungan kebalikan antara peluang pertumbuhan (market-
to-book ratio) seperti rasio (nilai buku total aset kurang dari nilai buku
equitas ditambah nilai pasar equitas) pada (nilai buku total aset). Rasio ini
dapat dilihat seperti mewakili kualitas proyek yang dirasakan oleh pasar
(Johnson, 1997).
H2 : Market –to- Book memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan
utang bank
Dividend payout ratio. Kebijakan dividen perusahaan diketahui untuk
menyatakan informasi. Masalah informasi tersembunyi mungkin diperburuk
non-dividend yang dibayar perusahaan dan dari sini perusahaan membatalkan
utang publik. Low et al. (2001) menunjukkan bahwa investor memperhatikan
keputusan dividen perusahaan kecil seperti fungsi pengawasan bank. Mereka
menunjukkan bahwa reaksi pasar pada penghapusan dividen oleh perusahaan
kecil dengan utang bank level tinggi kurang lebih negatif daripada perusahaan
dengan utang bank kecil atau tidak memiliki sama sekali. Kami
mengantisipasi keterbalikan hubungan antara deviden payout ratio (mewakili
kebijakan dividen) dan rasio utang bank.
H3 : Deviden memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan utang bank
Firm size. Ukuran perusahaan dapat juga menjadi beberapa implikasi
pada pilihan antara utang publik dan pribadi. Biaya utang publik yang
dikeluarkan perusahaan sangat tinggi atau sangat rendah. Coase (1973)
berpendapat bahwa mencegah biaya transaksi dan kontrak perusahaan kecil
dari kenaikan kekuatan dana eksternal mereka dipercayakan pada earning
yang ditahan. Dari sini, mereka lebih suka meminjam utang bank jangka
pendek untuk mencegah skala ketidakekonomisan dan biaya financial
distress. Perusahaan besar umumnya lebih matang, berisiko rendah, dan
peluang pertumbuhan secara relatif rendah, potensi masalah rendah.
Perusahaan besar cenderung memiliki reputasi yang lebih baik dan informasi
umum memimpin mereka untuk mengeluarkan biaya utang publik yang lebih
efisien (Diamond, 1991. Hubungan antara rasio utang bank dan ukuran
perusahaan yang diharapkan. Ukuran perusahaan diukur dengan
menggunakan dua cara, yaitu melalui total penjualan dan total aset dalam
penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008).
Sedangkan dalam penelitian ini peneliti mengukur dengan menggunakan total
penjualan karena lebih dapat menggambarkan keadaan nyata dibandingkan
dengan menggunakan total aset. Cash flow sebagai salah satu dasar
komponen penjualan lebih menggambarkan keadaan nyata perusahaan.
Sedangkan komponen total aset seperti penyusutan kurang dapat
menggambarkan keadaaan nyata perusahaan karena hanya merupakan
prediksi nilai penyusutan bukan gambaran nilai penyusutan yang sebenarnya.
H4 : Ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif dengan penggunaan
utang bank
Change in stock price. Mackie – Mason (1990) berpendapat bahwa
peningkatan utang publik perusahaan yang mengimplikasikan bahwa investor
meyakini prospek perkembangan perusahaan. Perusahaan dapat
meningkatkan utang publik pada berbagai jangka waktu. Hubungan negatif
merupakan harapan rasio utang bank dan perubahan (peningkatan) harga
saham.
H5 : Change in stock price memiliki pengaruh negatif dengan
penggunaan utang bank
Fixed – assets ratio. Boot et al (1991) memprediksi bahwa perusahaan
dengan jaminan berpotensi meminjam dari bank. James (1996) menekankan
bahwa hampir semua utang bank didanai secara distress dijamin
keamanannya bahkan utang publik saja jarang dijamin keamanannya. Sebagai
tambahan, Berger dan Udell (1995) berpendapat bahwa beberapa bank khusus
meminjami perusahaan besar dengan masalah informasi asimetris. Ini dapat
dilihat di jatuh tempo kontrak pinjaman alami seperti rentang tingkat bunga
dan jaminan. Edwards dan Fischer (1994) mengemukakan bahwa jaminan
menjadi salah satu syarat untuk sebagian besar pinjaman bank di German dan
UK. Peneliti mengukur rasio aset tetap (mewakili jaminan) dengan rasio aset
nyata bersih hingga total aset dan memperkirakan hubungan positif antara
rasio ini dan utang bank.
H6 : Fixed – assets ratio memiliki pengaruh positif dengan penggunaan
utang bank
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan tipe penelitian penjelasan (explanatory
research) yang memfokuskan hubungan antara variabel-variabel penelitian
dan menguji hipotesis yang dirumuskan. Data yang digunakan adalah data
sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2002 sampai dengan 2008 dan daftar harga
saham perusahaan tersebut menurut pasar periode tahun 2001 sampai dengan
2008.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-
satuan/individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto,
2000:107). Dalam penelitian ini, peneliti mengambil populasi dari perusahaan
non financial yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2001 sampai dengan 2008.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap mampu mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya
lebih sedikit daripada populasinya) (Djarwanto, 2000:108). Sampel yang
dipakai dalam penelitian ini diambil dengan memakai purposive sampling,
yaitu salah satu teknik nonrandom sampling dengan mengambil sampling
yang ditentukan berdasarkan kriteria dan sistematika tertentu. Kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan nonfinancial yang list di Bursa Efek Indonesia per 1
Januari 2001 sampai dengan 31 Desember 2008.
2. Laporan keuangan perusahaan memiliki data lengkap yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, terutama data tentang penggunaan
utang bank dan utang publik, besarnya laba yang dibagi, dan data
untuk mengukur market-to-book dan ukuran perusahaan.
3. Perusahaan tersebut telah mengeluarkan laporan keuangan
tahunannya periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember
2008.
C. Periode Pengamatan
Periode estimasi penelitian ini menggunakan laporan keuangan
perusahaan periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2008 dan
Harga Saham Pasar yang tercantum di www.yahoo.finance.com periode 1
Januari 2001 sampai dengan periode 31 Desember 2008.
D. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data-data sekunder yang dilakukan dengan
menggunakan pooling data. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini
bersifat historis karena merupakan kejadian atau kenyataan yang diperoleh
dari laporan keuangan perusahaan yang diamati dan diperoleh dari buku
“Indonesian Capital Market Directory” yang tersedia di Pojok Bursa Efek
Indonesia FE UNS dan website masing-masing perusahaan untuk periode
2002 sampai dengan 2008. Sedangkan untuk data harga saham dan dividen
menggunakan sumber www.idx.co.id dan www.yahoo.finance.com untuk
periode penelitian yaitu tahun 2001 sampai dengan 2008. Namun ada
beberapa data yang masih merupakan data mentah sehingga perlu diolah
terlebih dahulu. Data-data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini
yaitu :
1. Nama perusahaan nonfinansial yang list di BEI dan membayar
dividen pada periode penelitian yang diperoleh dari
www.yahoo.finance.com dan www.idx.co.id
2. Data laporan keuangan perusahaan nonfinancial yang terdaftar dan
diperlukan dalam penelitian berupa neraca keuangan perusahan dan
laporan laba rugi perusahaan per Januari 2001 sampai dengan 2008
diperoleh dari website masing-masing perusahaan.
3. Data Harga Saham berdasarkan pasar perusahaan non finansial
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1 Januari 2001
sampai dengan 2008 diperoleh dari www.yahoo.finance.com dan
www.idx.co.id
E. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian berupa:
v Variabel Independen
1. Leverage Ratio
Leverage Ratio merupakan rasio nilai utang terhadap total aset.
Pengukuran untuk variabel ini adalah :
Leverage = AsetTotal
gUTotal tan
2. Market –to-Book
Market –to-Book merupakan kombinasi antara aktiva riil dan opsi
investasi di masa yang akan datang. Pengukuran untuk variabel ini
adalah :
M/B Ratio =
Nilai Perusahaan = (harga saham yang beredar x Saham Beredar)
–NB Total Aset + NB Ekuitas
3. Deviden
Deviden merupakan hasil pengurangan dari laba setelah pajak
dikurangi laba ditahan. Deviden dalam penelitian ini merupakan
deviden payout ratio (DPR).
Deviden Payout Ratio =
4. Size.
Size merupakan ukuran dalam menilai suatu perusahaan yang dapat
diukur dalam berberapa sudut pandang. Dalam jurnal penelitian ini,
terdapat 2 cara pengukuran size perusahaan, yaitu : total penjualan
dan total asset. Total penjualan merupakan pendekatan yang lebih
nyata untuk mengukur size, karena berdasarkan pada cash flow
keadaan yang sebenarnya. Sedangkan salah satu unsur total aset
merupakan akumulasi penyusutan ditambah harga masa lalu yang
lebih merupakan prediksi nilai penyusutan sehingga tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya. Oleh karena itu maka penelitian ini
menggunalan Total penjualan sebagai Size.
Size = Ln (Total Penjualan)
Peneliti menggunakan Ln karena data asli merupakan data absolut,
sehingga sulit dibandingkan. Data absolut ini memiliki nilai range
yang terlalu besar sehingga dihaluskan dengan menggunakan Ln.
5. Perubahan Harga Saham (Change in Stock Price)
Rasio ini akan mengukur perubahan harga rata-rata saham dalam
satu tahun dibandingkan dengan harga rata-rata saham pada tahun
sebelumnya
Change in Stock Price =
Harga Sahamt =
Keterangan:
= jumlah harga saham dalam 1 tahun (dari saham
bulan Januari sampai dengan saham bulan
Desember.
t = tahun ke-t
t-1 = 1 tahun sebelum tahun t
i = bulan (Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni,
Agustus, September, Oktober, November, dan
Desember)
6. Rasio Aset Tetap (Fixed- Asset Ratio)
Fixed-Asset ratio merupakan perbandingan antara total aset tetap
dibandingkan dengan total aset. Pengukuran untuk variabel ini :
Fixed-Asset Ratio =
v Variabel Dependen
Penelitian ini menggunakan variabel dependen (Y) berupa Pilihan
Kepemilikan Utang Perusahaan yang ditampilkan melalui tingkat Bank-
Total. Rasio ini akan mengukur besarnya presentase (%) total utang
bank dibandingkan dengan total utang.
Hutang Bank =
F. Metode Analisis Data
1. Uji Normalitas Data
Asumsi normalitas dipakai untuk menguji apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Data yang baik adalah data berdistribusi normal. Data
terdistribusi secara normal berarti bahwa data akan mengikuti bentuk
distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median.
Pengujian ini dilakukan dengan memakai uji Grafik distribusi. Cara ini
dilakukan karena bentuk data yang terdistribusi secara normal akan
mengikuti pola distribusi normal dimana grafiknya mengikuti bentuk
lonceng (Purbayu, 2005)
Dari grafik output dapat dilihat dari apakah bentuk histogram
mengikuti bentuk distribusi normal yaitu bentuk lonceng. Selain dengan
menggunakan histogram, hasil uji normalitas juga dapat dilihat
berdasarkan grafik PP Plots. Suatu data akan terdistribusi secara normal
jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai
probabilitas pengamatan. Pada grafik PP Plots, persamaan antara nilai
probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan
garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas
harapan dan probabilitas pengamatan. Apabila nilai plot PP terletak di
sekitar garis diagonal maka distribusi data adalah normal (Purbayu, 2005)
Penelitian ini menggunakan uji regresi sehingga uji normalitas
menguji residual regresi, bukan variabel regresi.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya
variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel
independen lain dalam 1 model. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai VIF di atas
10 dan nilai tolerance di bawah 0,1 maka menunjukkan adanya
multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai VIF di bawah 10 dan nilai
tolerance di atas 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan
variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Cara mudah
mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson
(Gujarati,2006) yaitu dengan kriteria pada Tabel III.1 dibawah ini
Tabel III.1
Aturan Keputusan Hasil Durbin-Watson
Jika Hipotesis Nol Keputusan
o < d < dL Tidak ada Autokolerasi positif Tolak
dL ≤ d ≤ dU Tidak ada Autokolerasi positif Tak Ada Keputusan
4- dL < d < 4 Tidak ada Autokolerasi negatif Tolak
4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL Tidak ada Autokolerasi negatif Tak ada Keputusan
dU < d < 4 - dU Tidak ada Autokolerasi negatif atau
positif
Jangan Tolak
c. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah semua
variabel bebas mempunyai variasi kesalahan pengganggu yang sama
dengan model regresi. Uji ini dilakukan dengan metode Gleiser apabila
nilai signifikan masing-masing variabel independen melebihi nilai alpha
yang telah ditetapkan, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Pengujian Koefisien Simultan (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel
dependen. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai sigifikan F
hitung dengan tingkat signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05.
Pengujiannya adalah sebagai berikut:
· H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai Fhitung ≥ 0,05. Ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara bersama-sama
tidak pengaruh terhadap variabel dependen.
· H0 ditolak atau Ha diterima apabila nilai Fhitung < 0,05. Ini
menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen.
a. Uji Regresi Berganda
1. Model 1 (menggunakan 4 variabel independen)
Model 1 menggunakan 4 variabel utama yang terdapat pada jurnal
utama (Jurnal Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal
,2008). Model persamaan regresinya yaitu
Y = α + b1LV + b2 MB + b3 Dev + b4Size + e
Keterangan :
Y = Utang Bank
= konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi
LV = Leverage
MB = Market- to- Book
Dev = Deviden Payout Ratio
Size = Size (ukuran perusahaan)
e = Standar Error
2. Model 2 (menggunakan 2 variabel independen)
Model 2 menggunakan 2 variabel kontrol yang terdapat pada jurnal
Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008), tetapi
digunakan sebagai variabel independen. Model persamaan
regresinya yaitu
Y = α + b1CSP + b2 FAR + e
Keterangan :
Y = Utang Bank
= konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
CSP = Change-in Stock Price
FAR = Fixed- Assets Ratio
e = Standar Error
3. Model 3 (menggunakan 6 variabel independen)
Model persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian
ini adalah
Y = α + b1LV + b2MB + b3 Dev + b4Size + b5CSP + b6FAR + e
Keterangan :
Y = Utang Bank
= konstanta
b1,b2,b3,b4,b5,b6 = Koefisien regresi
LV = Leverage
MB = Market- to- Book
Dev = Deviden Payout Ratio
Size = Size (ukuran perusahaan)
CSP = Change-in Stock Price
FAR = Fixed- Assets Ratio
e = Standar Error
b. Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui presentase
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Nilai R2 besarnya antara 0 dan 1. R2 dikatakan baik jika makin
mendekati 1 sedangkan jika R2 bernilai 1 berarti variabel independen
berpengaruh sempurna pada variabel independen. Jika R2 bernilai 0
maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen (Gujarati, 2008).
c. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui variabel bebas secara parsial
atau individu mempunyai pengaruh terhadap variabel bebas lainnya
atau tidak (Gujarati, 2008). Pengujiannya adalah sebagai berikut :
· H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai signifikansi t hitung ≥ 0,05.
Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
· H0 ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikansi t hitung < 0,05. Ini
menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen.
.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menganalisis hubungan variabel-variabel penelitian terhadap
penggunaan utang bank bagi perusahaan perusahaan. Variabel-variabel tersebut
yaitu leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change-in stock price, dan
fixed asset ratio pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Pada bab ini
diuraikan deskripsi data, pengujian hipotesis, serta pembahasannya. Pengolahan
data dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software Microsoft
Excel 2007 dan SPSS for Windows 17.0
A. Deskripsi Data
Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yang diperoleh dari
database Pojok BEI FE UNS dan website masing-masing perusahaan.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling,
yaitu mengambil sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu (Jogiyanto,
2000, 79). Proses penyeleksian sampel dimulai dengan mencari perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di BEI dan mempunyai utang bank selama tahun
pengamatan 2002-2008 dari hasil tersebut diperoleh 65 data laporan keuangan
perusahaan .
Hasil tersebut kemudian dikurangi dengan kriteria-kriteria yang digunakan
yaitu: mempunyai utang, memiliki data harga saham, dividen saham, total
penjualan, fixed asset, dan data tersedia lengkap. Distribusi sampel penelitian
dapat dilihat pada Tabel IV.1 dibawah ini.
Tabel IV.1
Distribusi Sampel Penelitian
Sampel Penelitian
Tahun Sampel Awal
Sampel Akhir Keterangan
2002 4 3 1 sampel data tidak lengkap
2003 11 8 3 sampel data tidak lengkap
2004 8 7 1 sampel data tidak lengkap
2005 11 10 1 sampel data tidak lengkap
2006 9 6 3 sampel data tidak lengkap
2007 9 8 1 sampel data tidak lengkap
2008 13 12 1 sampel data tidak lengkap
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah dikemukakan
sebelumnya, diperoleh 54 sampel yang memiliki data lengkap. Laporan
keuangan Perusahaan yang terpilih disajikan dalam lampiran 1.
B. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik data.
Tabel deskriptif statistik memaparkan nilai mean, standar deviasi, minimum
dan maximum (Trihendradi, 2005). Tabel IV.2 menyajikan data statistik
deskriptif dari data yang digunakan dalam penelitian.
Tabel IV.2
Hasil Analisis Deskriptif Variabel Dependen (Utang Bank) dan Variabel Independen (leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change-in
stock price, dan fixed asset ratio)
Descriptive Statistics
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Utang Bank 54 .0003 .8514 .257425 .2246462
Leverage Ratio 54 .0397 .9969 .502487 .1775252
Market to Book Ratio 54 .0802 1.7517 .714861 .3991959
Deviden PayOut Ratio 54 .0119 .8696 .242166 .2131282
Ln Size 54 9.73 19.20 14.8181 1.65840
Change-in Stock Price 54 1.30 222.22 17.9811 39.97202
Fixed Asset Ratio 54 .1596 .8364 .335891 .1437029
Valid N (listwise) 54
Sumber hasil pengolahan SPSS for Windows 17.0
Berdasarkan Tabel dijelaskan dalam penelitian (2001-2008), hasil analisis
terhadap Utang Bank selama periode penelitian diperoleh nilai minimum
sebesar 0,0003, nilai maksimum sebesar 0,8514, nilai mean sebesar 0,257425,
dan standar deviasi sebesar 0,2246462. Hasil analisis terhadap Leverage ratio
selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,0397, nilai
maksimum sebesar 0,9969, nilai mean sebesar 0,502487, dan standar deviasi
sebesar 0,1775252. Hasil analisis terhadap Market to Book Ratio selama
periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,0802, nilai maksimum
sebesar 1,7517, nilai mean sebesar 0,714861, dan standar deviasi sebesar
0,3991959. Hasil analisis terhadap Deviden Pay Out Ratio selama periode
penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,0119, nilai maksimum sebesar
0,8696 , nilai mean sebesar 0,242166, dan standar deviasi sebesar 0,2131282.
Hasil analisis terhadap Ln Size selama periode penelitian diperoleh nilai
minimum sebesar 9,73, nilai maksimum sebesar 19,20, nilai mean sebesar
14,8181, dan standar deviasi sebesar 1.65840. Hasil analisis terhadap Change-
in Stock Price Ratio selama periode penelitian diperoleh nilai minimum
sebesar 1,30, nilai maksimum sebesar 222,22, nilai mean sebesar 17,9811, dan
standar deviasi sebesar 39,97202. Hasil analisis terhadap Fixed Asset Ratio
selama periode penelitian diperoleh nilai minimum sebesar 0,1596, nilai
maksimum sebesar 0,8364, nilai mean sebesar 0,335891, dan standar deviasi
sebesar 0,1437029.
C. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan
pengujian normalitas data guna mengetahui alat analisis yang tepat sesuai
normalitas data yaitu dengan menggunakan grafik distribusi.
Suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas yang
diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Pada grafik PP
Plots, persamaan antara nilai probabilitas harapan dan probabilitas
pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan
antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Apabila nilai
plot PP terletak di sekitar garis diagonal maka distribusi data adalah normal
(Purbayu, 2005). Hasil dari grafik distribusi residual regresi dapat dilihat pada
Grafik IV.1
Grafik IV. 1
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data variabel
Utang Bank Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram
mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk grafik PP Plot terlihat bahwa nilai
plot PP terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari
garis diagonal, sehingga kedua yang mempunyai arti bahwa regresion residual
model ini berdistribusi normal. Sehingga memiliki arti bahwa semua Variabel
dalam penelitian ini berdistribusi normal.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas yaitu suatu keadaan yang menunjukkan hubungan
linier yang sempurna diantara beberapa variabel bebas dalam model
regresi. Dari hasil regresi dapat diketahui apakah terdapat variabel
independen yang menunjukkan gejala multikolinearitas yakni dengan nilai
VIF di atas 10 dan tolerance variance di atas 0,10. Hasil uji
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 1V. 3 berikut:
Tabel IV. 3
Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics Variabel
Tolerance VIF Keterangan
Leverage 0.798 1.253 Tidak terjadi Multikolinearitas
Market- to Book Ratio 0.901 1.110 Tidak terjadi Multikolinearitas
Deviden Pay Out Ratio 0.926 1.080 Tidak terjadi Multikolinearitas
Size 0.675 1.481 Tidak terjadi Multikolinearitas
Change -in Stock Price 0.922 1.084 Tidak terjadi Multikolinearitas
Fixed Asset Ratio 0.719 1.391 Tidak terjadi Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua
variabel independen memiliki nilai VIF di bawah 10 dan memiliki nilai
tolerance di atas 0,1 yang mempunyai arti bahwa semua variabel
independen dalam model ini tidak memiliki gejala multikolinearitas.
Sehingga semua variabel independen dapat digunakan dalam model.
2. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
pengganggu pada periode sebelumnya (Santosa, 2005) Hasil uji
Autokolerasi dapat dilihat pada Tabel IV. 4 di bawah ini.
Tabel IV.4 Hasil Uji Autokolerasi
Change Statistics
R R
Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate R Square Change F Change df1 df2
Sig. F Change
Durbin-Watson
.563a .317 .230 .1971624 .317 3.634 6 47 .005 1.682
Hasil uji autokolerasi di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin-
Watson sebesar 1,682. Selanjutnya dari tabel statistik d (Durbin Watson)
pada tingkat signifikansi α 0,05, k = 6 , n = 55 ditemukan nilai dL = 1,3374
dan dU = 1,814.
Berdasarkan nilai dU dan dL tersebut maka nilai 4- dL = 2,6626 dan
nilai (4 – dU) = 2,186. Karena nilai Durbin Watson hitung sebesar 1,532
terletak antara dL < d < dU maka tidak ada keputusan (Gujarati, 1992).
3. Uji Heterokedastisitas
Heteroskosdasitas merupakan gangguan di dalam model regresi yang
mempunyai varians variabel yang sama sehingga mengakibatkan hasil
pengujian hipotesis yang tidak signifikan. Hasil Uji Heteroskesdasitas
melalui Uji Geiser dapat dilihat pada Tabel IV. 5 di bawah ini
Tabel IV. 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Keterangan
Leverage 0,176 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Market-to-Book 0,676 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Dividen PayOut Ratio 0,834 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Ln Size 0,109 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Change -in Stock Price 0,065 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Fixed Asset Ratio 1,66 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Hasil Uji Heterokedastisitas menunjukkan bahwa pada variabel
leverage ratio, market-to-book, dividen, ln size, Change -in Stock Price
dan fixed asset ratio tidak terjadi Heteroskesdasitas, karena memiliki
tingkat Sigifikansi diatas alpha 5%.
E. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh
variabel-variabel penelitian dengan penggunaan utang bank bagi perusahaan.
Variabel-variabel penelitian tersebut yaitu leverage ratio, market-to-book,
dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio.
Hipotesis ini mencoba menguji 3 model untuk melihat model mana yang
paling sesuai untuk data yang diperoleh. Peneliti mengharapkan tingkat
signifikansi kurang dari 5%, karena peneliti menggunakan alpha 5%. Hasil
pengujian ketiga model dipaparkan masing-masing sebagai berikut:
1. Pengujian Berdasarkan Jurnal Utama (Model 1)
Pengujian berdasarkan jurnal utama merupakan pengujian variabel-
variabel independen pokok yang terdapat dalam jurnal berjudul The
Determinants of Corporate Debt Ownership Structure oleh Antonios
Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal (2008) yang terdiri dari 1
variabel dependen dan 4 variabel independen. Variabel-variabel tersebut
yaitu Utang Bank (sebagai variabel dependen) dan leverage ratio, market-
to-book, dividen, dan size (sebagai variabel independen). Pengujian ini
dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan dalam jurnal
utama telah cukup baik dalam menjelaskan permasalahan dalam penelitian
ini.
Pengujian Model (Uji F)
Untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan secara simultan atau
bersama-sama antara leverage ratio, market-to-book, dividen, dan size,
maka dilakukan Pengujian koefisien regresi simultan (Uji F). Hasil
pengujian Uji F dapat dilihat pada Tabel IV.6 di bawah ini.
Tabel IV. 6
Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .738 4 .185 4.670 .003a
Residual 1.936 49 .040
1
Total 2.675 53
a. Predictors: (Constant), LnSize, DevidenPayOutRatio, Market to Book Ratio, Leverage Ratio
b. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS diketahui bahwa nilai F- hitung
sebesar 4,670 dengan tingkat Signifikansi sebesar 0,003 yang berarti
probabilitas < α 0,05 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model 1 ini cukup baik untuk menjawab permasalahan, karena memiliki
signifikansi sebesar 0,3%.
Berdasarkan hasil pengujian maka dapat dirumuskan suatu
persamaan regresi berganda prediksi Utang Bank yaitu:
Model Fungsi → Y = f (LV, MB, Dev, Size)
Model Statistik →
Y = 0,722 + 0,493 LV + 0,014 MB + 0,008 Dev – 0,391Size
t = 2,723 3,765 0,108 0,064 - 2,967
Sig = 0,009 0,000 0,914 0,949 0,005
Adj. R2 = 0,217
F = 4,670 Sig = 0,003
Dimana:
Y = Utang Bank (variabel dependen)
LV = Leverage Ratio (variabel independen)
MB = Market-to-Book (variabel independen)
Dev = Deviden Payout Ratio (variabel independen)
Size = Size (variabel independen)
Konstanta = 0,722
Koefisien Regresi : b1 = 0,493; b2 = 0,014;
b3 = 0,008; b4 = - 0,391
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas
dapat ditafsirkan sebagai berikut : Konstanta (a) sebesar 0,722 yang
mempunyai arti apabila nilai variabel independen sama dengan nol
maka rata-rata Utang Bank sebesar 0,722. Koefisien regresi leverage
ratio adalah sebesar 0,493 mempunyai arti setiap kenaikan leverage
rasio sebesar 1 akan menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,493.
Koefisien regresi Market-to-Book adalah sebesar 0,014 mempunyai
arti setiap kenaikan ratio Market-to-Book sebesar 1 akan berpengaruh
menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,014. Koefisien regresi
Deviden Pay Out Ratio adalah sebesar 0,008 yang memiliki arti
kenaikan Deviden Pay Out Ratio sebesar 1 akan berpengaruh
menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,008. Koefisien regresi Size
adalah sebesar negatif 0,391 yang memiliki arti kenaikan Size sebesar
1 akan berpengaruh menurunkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,391.
a. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar hubungan dari variabel-variabel penelitian yang dapat dijelaskan
dengan model tersebut. Koefisien Determinasi akan menjelaskan
seberapa besar perubahan atau variasi suatu variable dapat dijelaskan
oleh perubahan atau variasi pada variable yang lain.
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa koefisien
korelasi berganda antara variabel leverage ratio, market-to-book,
dividen, dan size adalah sebesar 0,525. Nilai koefisien determinasi
dari persamaan regresi adalah sebesar 0,276 dengan nilai koefisien
Adj. Square sebesar 0,217. Karena persamaan regresi menggunakan
lebih dari satu variabel, maka koefisien determinasi yang baik untuk
digunakan dalam persamaan ini adalah Adj. Square. Tabel tersebut
menunjukkan bahwa nilai Adj. Square adalah sebesar 0,217 yang
mempunyai arti bahwa variabel independen (variabel leverage ratio,
market-to-book, dividen, dan size) hanya mempengaruhi sebesar
21,7% terhadap rata-rata Utang Bank. Sedangkan 78,3% adalah
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut dalam model 1 ini.
b. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel leverage ratio,
market-to-book, dividen, dan size terhadap rata-rata Utang Bank perusahaan
secara parsial.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis pertama
diketahui bahwa hanya variabel Leverage Ratio dan Ln Size yang mempunyai
pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial karena variabel
Leverage Ratio dan Ln Size masing-masing memiliki nilai probabilitas
signifikansi t sebesar 0,000 dan 0,005 (lebih kecil dari 0,05), yang berarti H0
ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel lainya (market-to-book dan
dividen) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Utang Bank perusahaan
karena memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05.
Model 1 ini terbukti hanya dapat menjelaskan variabel dependen (Utang
Bank) sebesar 21,7%, oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan model
lain yang mungkin lebih dapat menjelaskan variabel dependen (Utang Bank).
2. Pengujian 2 Variabel Independen (Model 2)
Pengujian kedua ini menggunakan 2 variabel kontrol (change-in stock
price, dan fixed asset ratio) pada jurnal utama (Antonios Antoniou, Yilmaz
Guney, dan Krishna Paudyal, 2008) sebagai variabel independen, serta Utang
Bank sebagai variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah
change-in stock price, dan fixed asset ratio yang dianggap sebagai variabel
kontrol pada jurnal utama dapat digunakan untuk memperbaiki model sehingga
model dapat lebih menjelaskan variabel dependen (Utang Bank). Hasil model 2
dapat diihat dibawah ini
Pengujian Model ( Uji F)
Pengujian model digunakan untuk mengetahui apakah model 2 yang
digunakan telah cukup baik atau tidak. Uji F digunakan dalam pengujian ini.
Pengujian koefisien regresi simultan (Uji F) digunakan untuk mengetahui ada
pengaruh signifikan secara simultan atau bersama-sama antara change in stock
price, dan fixed asset ratio terhadap rata-rata Utang Bank . Hasil pengujian Uji F
dapat dilihat pada Tabel IV. 7
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis diketahui
bahwa nilai F- hitung sebesar 4,473 dengan tingkat Signifikansi sebesar 0,016
yang berarti probabilitas < α 0,05 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model 1 ini cukup baik untuk menjawab permasalahan, karena memiliki
signifikansi kurang dari alpha 5% dan 10%.
Tabel IV. 7 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .408 2 .204 4.589 .015a
Residual 2.267 51 .044
1
Total 2.675 53
a. Predictors: (Constant), Fixed Asset Ratio, Change Stock Price Ratio
b. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan hasil output regresi maka dapat dirumuskan suatu
persamaan regresi berganda prediksi Bank Debt Ratio yaitu:
Model fungsi → Y = f (CSP, FA)
Model Statistik →
Y = 0,036 + 0,058 CSP + 0,390FA
t = 0,423 0,446 3,019
Sig = 0,674 0,658 0,004
Adj. R2 = 0, 119
F = 4,589 Sig = 0,015
Dimana:
Y = Utang Bank (variabel dependen)
CSP = Change-in Stock Price (variabel independen)
FA = Fixed Asset Ratio(variabel independen)
Konstanta = 0,036
Koefisien Regresi : b1 = 0,058; b2 = 0,390
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas
dapat ditafsirkan sebagai berikut : Konstanta (a) sebesar 0,036 yang
mempunyai arti apabila nilai variabel independen sama dengan nol
maka rata-rata Utang Bank sebesar 0,036. Koefisien regresi Change- in
Stock Price adalah sebesar 0,058 mempunyai arti setiap kenaikan ratio
Change-in Stock Prices sebesar 1 akan meningkatkan rata-rata Utang
Bank sebesar 0,058. Koefisien regresi Fixed Asset Ratio adalah sebesar
0,390 mempunyai arti setiap kenaikan ratio Fixed Assets Ratio sebesar
1 akan berpengaruh meningkatkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,390.
a. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa koefisien
korelasi berganda antara variabel change-in stock price, dan fixed asset
ratio adalah sebesar 0,391. Nilai koefisien determinasi dari persamaan
regresi adalah sebesar 0,153 dengan nilai Adj. Square sebesar 0,119.
Karena persamaan regresi menggunakan lebih dari satu variabel, maka
koefisien determinasi yang baik untuk digunakan dalam persamaan ini
adalah Adj. Square. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Adj.
Square adalah sebesar 0,119 yang mempunyai arti bahwa variabel
independen (change –in stock price, dan fixed asset ratio) hanya
mempengaruhi sebesar 11,9% terhadap Utang Bank. Sedangkan 88,1%
adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut dalam penelitian
ini.
b. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh change –in stock
price, dan fixed asset ratio terhadap Utang Bank perusahaan secara
parsial.
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis
pertama diketahui bahwa hanya variabel Fixed-Assets Ratio yang
mempunyai pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial
karena variabel Fixed-Assets Ratio memiliki nilai probabilitas
signifikansi t sebesar 0,004 ( < 0,05), yang berarti H0 ditolak dan Ha
diterima. Sedangkan variabel lainya (change-in stock price) tidak
berpengaruh secara parsial terhadap Utang Bank perusahaan karena
memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05.
Model 2 hanya dapat menjelaskan pengaruh variabel independen
(change in stock price, dan fixed asset ratio) dalam menjelaskan variabel
dependen (Utang Bank) sebesar 11,9 %. Walaupun demikian hasil ini
membuktikan bahwa variabel kontrol pada jurnal utama memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap variabel dependen (Utang Bank).
Oleh karena itu model 3 digunakan dengan menggabungkan model 1 dan
model 2, untuk memperoleh model yang lebih baik.
3. Pengujian yang Menggabungan Model 1 dan Model 2
Pengujian ketiga ini menggabungan kedua model, yaitu dengan
memasukkan 4 variabel independen pokok dan 2 variabel kontrol pada
jurnal utama menjadi 6 variabel independen.
Pengujian Simultan (Uji F)
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien
setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh
setiap variabel independen secara simultan. Untuk mengetahui ada
pengaruh signifikan secara simultan atau bersama-sama antara leverage
ratio, market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset
ratio maka dilakukan Pengujian koefisien regresi simultan (Uji F). Hasil
pengujian Uji F dapat dilihat pada Tabel IV. 8 di bawah ini.
Tabel IV. 8
Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression .848 6 .141 3.634 .005a
Residual 1.827 47 .039
1
Total 2.675 53 a. Predictors: (Constant), Fixed Asset Ratio, Change Stock Price Ratio, Leverage Ratio, DevidenPayOutRatio, Market to Book Ratio, LnSize
b. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis
diketahui bahwa nilai F- hitung sebesar 3,634 dengan tingkat Signifikansi
sebesar 0,005 yang berarti probabilitas < α 0,05 %. Dengan demikian
dapat disimpulkan H0 ditolak, Ha diterima yang berarti leverage ratio,
market-to-book, dividen, size, change -in stock price, dan fixed asset ratio
berpengaruh secara simultan terhadap Utang Bank.
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien
setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh
setiap variabel independen secara simultan. Hasil perhitungan koefisien
Regresi dapat dilihat pada Tabel IV. 9.
Tabel IV. 9
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Correlations
Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part
Tolerance VIF
(Constant) .406 .323 1.258 .215 Leverage Ratio
.550 .171 .435 3.220 .002 .369 .425 .388 .798 1.253
Market to Book Ratio
-.008 .071 -.014 -.110 .913 .143 -.016 -.013 .901 1.110
Deviden PayOut Ratio
.055 .132 .052 .416 .679 -.017 .061 .050 .926 1.080
Ln Size -.038 .020 -.283 -1.926 .060 -.236 -.271 -.232 .675 1.481
Change Stock Price Ratio
.037 .142 .033 .264 .793 .032 .038 .032 .922 1.084
1
Fixed Asset Ratio
.371 .222 .237 1.670 .102 .386 .237 .201 .719 1.391
a. Dependent Variable: Utang Bank
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dirumuskan suatu persamaan
regresi berganda prediksi Bank Debt Ratio yaitu:
Model Fungsi → Y = f(LV, MB, Dev, Size, CSP,FA)
Model Statistik →
Y= 0,406 + 0,435LV - 0,014MB + 0,052Dev - 0,283Size + 0,033CSP + 0,237FA
Sig = 0,215 0,002 0,913 0,679 0,060 0,793 0,102
Dimana:
Y = Utang Bank (variabel dependen)
LV = Leverage Ratio (variabel independen)
MB = Market-to-Book (variabel independen)
Dev = Deviden Payout Ratio (variabel independen)
Size = Size (variabel independen)
CSP = Change Stock Price (variabel independen)
FA = Fixed Asset Ratio (variabel independen)
Konstanta = 0,406
Koefisien Regresi : b1 = 0,435; b2 = - 0,014; b3 = 0,052 ;
b4 = - 0,283; b5 = 0,033; b6 = 0,237
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda diatas dapat
ditafsirkan sebagai berikut : Konstanta (a) sebesar 0,406 yang mempunyai
arti apabila nilai variabel independen sama dengan nol maka rata-rata
Utang Bank sebesar 0,406. Koefisien regresi leverage ratio adalah sebesar
0,435 mempunyai arti setiap kenaikan leverage rasio sebesar 1 akan
meningkatkan rata-rata Utang Bank sebesar 0,435. Koefisien regresi
Market-to-Book adalah sebesar negatif 0,014 mempunyai arti setiap
kenaikan ratio Market-to-Book sebesar 1 akan berpengaruh menurunkan
rata-rata Utang Bank sebesar 0,014. Koefisien regresi Deviden Payout
Ratio adalah sebesar 0,052 memiliki arti setiap kenaikan Deviden Payout
Ratio sebesar 1 akan berpengaruh menaikkan rata-rata Utang Bank sebesar
0,052. Koefisien regresi Ln Size adalah sebesar negatif 0,283 yang
mempunyai arti setiap kenaikan Ln size sebesar 1 akan menurunkan rata-
rata Utang Bank sebesar 0,283. Koefisien regresi Change- in Stock Price
adalah sebesar positif 0,033 yang memiliki arti setiap kenaikan Change- in
Stock Price sebesar 1 akan berpengaruh menaikkan rata-rata Utang Bank
sebesar 0,033. Koefisien regresi Fixed Asset Ratio adalah sebesar 0,237
mempunyai arti setiap kenaikan ratio Fixed Assets Ratio sebesar 1 akan
meningkatkan rata- rata Utang Bank sebesar 0,237.
a. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan dari variabel-variabel penelitian yang dapat dijelaskan dengan
model tersebut. Koefisien Determinasi akan menjelaskan seberapa besar
perubahan atau variasi suatu variabel dapat dijelaskan oleh perubahan atau
variasi pada variable yang lain. Hasil pengujian koefisien determinasi data
dapat dilihat dalam Tabel IV. 10.
Tabel IV.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Change Statistics
R R
Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
Durbin-Watson
.563a .317 .230 .1971624 .317 3.634 6 47 .005 1.682
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa koefisien
korelasi berganda antara variabel leverage ratio, market-to-book,
dividen, size, change-in stock price, dan fixed asset ratio adalah sebesar
0,563. Nilai koefisien determinasi dari persamaan regresi adalah sebesar
0,317 dengan nilai Adj. Square sebesar 0,230. Karena persamaan
regresi menggunakan lebih dari satu variabel, maka koefisien
determinasi yang baik untuk digunakan dalam persamaan ini adalah
Adj. Square. Tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai Adj. Square
adalah sebesar 0,230 yang mempunyai arti bahwa variabel independen
(leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change –in stock price,
dan fixed asset ratio) hanya mempengaruhi sebesar 23,00% terhadap
rata-rata Utang Bank. Sedangkan 77,00% adalah dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.
b. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh leverage ratio,
market-to-book, dividen, size, change –in stock price, dan fixed asset
ratio terhadap rata-rata Utang Bank perusahaan secara parsial. Hasil
pengujian koefisien determinasi data dapat dilihat dalam Tabel IV.11
Tabel IV. 11
Hasil Uji Koefisien Parsial (Uji t)
Variabel t -hitung Signifikansi Hasil Leverage Ratio 3,220 0,002 H0 ditolak Market-to-Book -0,110 0,913 H0 diterima Dividen PayOut Ratio 0,416 0,679 H0 diterima Ln Size - 1,926 0,060 H0 diterima Change-in Stock Price 0,264 0,793 H0 diterima Fixed-Assets Ratio 1,670 0,102 H0 diterima
Sumber : Olah data sekunder
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk pengujian hipotesis
pertama diketahui bahwa hanya variabel leverage ratio mempunyai
pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial karena variabel
leverage ratio memiliki nilai probabilitas signifikansi t sebesar 0,002
(lebih kecil dari 0,05) yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
Sedangkan variabel lainya (market-to-book, dividen payout ratio, ln
size, change-in stock price dan Fixed-Assets Ratio) tidak berpengaruh
secara parsial terhadap rata-rata Utang Bank perusahaan karena
memiliki nilai probabilitas signifikansi lebih besar dari 0,05.
F. Interprestasi dan Pembahasan Hasil Penelitian
1. Model 1 (Menggunakan 4 Variabel Independen)
Model 1 mengunakan sebagian variabel independen pokok yang
terdapat pada jurnal utama (Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan
Krishna Paudyal, 2008. Pengujian melalui Uji F pada model 1
membuktikan bahwa variabel independen (leverage ratio, market-to-book,
dividen, dan size) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen
(Utang Bank) secara simultan atau bersama-sama. Hal ini membuktikan
bahwa model cukup baik dalam menjelaskan data yang data. Hasil
penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya Pablo de Andr´es
Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio
Vallelado Gonz´alez (2005) memberikan hasil bahwa leverage ratio,
market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio
mempunyai pengaruh terhadap Utang Bank secara simultan atau bersama-
sama pada perusahaan nonfinansial tahun 1991-1996 di Spanyol. Hasil ini
didukung dengan penelitian Shane A. Johnson (1997), David J. Denis,
Vassil T. Mihov (2002), dan Aditya Wikanaji (2005),
Hasil pengujian regresi yang dilakukan pada variabel leverage ratio
menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh positif terhadap rata-rata
Utang Bank (H1 ditolak). Hasil ini konsisten dengan penelitian event study
yang dilakukan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan
A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) mengenai
utang bank pada sistem keuangan continental perusahaan nonfinancial
pada tahun 1991-1996 di Spanyol. Hal ini mungkin disebabkan karena
adanya fleksibilitas yang lebih besar dari utang bank karena dapat
membantu perusahaan menghindari likuidasi terutama perusahaan-
perusahaan dengan leverage tinggi atau dekat dengan kebangkrutan (Pablo
de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz
dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez, 2005). Selain itu karena utang bank
menyediakan perhatian lebih pada monitoring daripada utang publik
sehingga mengurangi biaya (Berlin dan Loeys, 1988).
Namun tidak konsisten dengan penelitian Antonios Antoniou,
Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan nonfinansial di
Inggris dan Jerman pada tahun 1969 sampai dengan 2000, dan didukung
penelitian Shiddiq N Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang
memberikan hasil bahwa perusahaan dengan rasio Utang tinggi lebih
membatasi pinjaman bank mereka untuk menghindari likuidasi dan
negoisasi kembali.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa market-to-book berpengaruh
positif terhadap rata-rata Utang Bank (H2 ditolak). Hal ini konsisten
dengan penelitian Krishnaswarni (1999) karena perusahaan dengan
pertumbuhan potensial tinggi harus menghindari utang publik
(MacKiewell dan Kidwell, 1988). Kontradiksi dengan penelitian Pablo de
Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan
Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) dan penelitian Aditya Wikanaji
(2005) menyatakan perusahaan dengan market-to-book tinggi cenderung
memiliki return tinggi sehingga terdapat kesempatan bertumbuh yang
memungkinkan perusahaan untuk menerbitkan utang publik. Sedangkan
fleksibilitas peluang pertumbuhan tersebut dapat hilang jika ada
pengawasan bank yang terlalu ketat.
Dividen payout ratio menunjukkan pengaruh positif terhadap rata-
rata Utang Bank (H3 ditolak) konsisten dengan penelitian sebelumnya
Aditya Wikanaji (2005) menyatakan adanya simultanitas kebijakan Utang
dan dividen dengan arah hubungan positif. Hasil ini juga didukung hasil
penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008)
pada perusahaan-perusahaan Jerman.
Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Hartono (1998) dan
Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada
perusahaan-perusahaan di Inggris menyatakan perusahaan yang tidak
membayar deviden cenderung untuk menghindari penerbitan utang publik.
Hasil pengujian regresi Ln size menunjukkan bahwa size
berpengaruh negatif terhadap rata-rata Utang Bank (H4 diterima) .Hasil ini
konsisten dengan penemuan Shane A. Johnson (1997) memberikan hasil
bahwa perusahaan yang lebih kecil akan lebih mengandalkan Utang bank
karena perusahaan kecil lebih sensitif terhadap fluktuasi penyediaan kredit.
Didukung dengan penemuan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna
Paudyal (2008) dan Sunarsih (2004) menyatakan perusahaan dengan
ukuran lebih kecil lebih memilih menggunakan Utang privat karena
adanya biaya flotation yang tinggi pada Utang publik.
Hasil ini tidak konsisten dengan penemuan Pablo de Andr´es
Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio
Vallelado Gonz´alez (2005) menyatakan perusahaan-perusahaan besar di
Spanyol lebih memilih tetap menggunakan Utang bank walaupun memiliki
kesempatan untuk beralih ke Utang publik karena bank merupakan sumber
kredit utama di Spanyol.
Analisis regresi model 1 ini menghasilkan koefisien determinasi Adj
R2 sebesar 21,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel
di atas (leverage ratio, market-to-book, dividen, dan size) dalam
menjelaskan rata-rata Utang Bank mempunyai pengaruh lemah.
Sedangkan 78,3% merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini. Model 1 menunjukkan faktor paling dominan yang
mempengaruhi rata-rata Utang Bank adalah Leverage Ratio yang
ditunjukkan dengan koefisien sebesar 0,493 dan nilai t sebesar 3,765.
Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan
bahwa hanya variabel Leverage Ratio dan Ln Size yang mempunyai
pengaruh terhadap rata-rata Utang Bank (Utang Bank) secara parsial pada
α 5%. Sedangkan variabel lain seperti market-to-book, dan dividen size
payout ratio tidak berpengaruh terhadap rata-rata Utang Bank baik pada α
5% maupun pada α 10%.
Hal penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Shiddiq N.
Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa
hanya firm size yang memiliki pengaruh signifikan terhadap proporsi
kepemilikan utang. Sedangkan untuk variabel growth opportunities,
devidend payout ratio (DPR), dan leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap rasio struktur utang perusahaan pada perusahaan publik di Bursa
Efek Jakarta tahun 1999 sampai dengan 2004.
2. Model 2 ( Menggunakan 2 Variabel Independen)
Model 2 menggunakan 2 variabel kontrol (change –in stock price,
dan fixed asset ratio) pada jurnal utama (Antonios Antoniou, Yilmaz
Guney, dan Krishna Paudyal, 2008). Namun peneliti menggunakan 2
variabel tersebut sebagai variabel independen. Sehingga model 2
menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh
antara change –in stock price, dan fixed asset ratio sebagai variabel
independen terhadap Utang Bank sebagai variabel dependen. Pengujian
melalui Uji F pada model 2 membuktikan bahwa variabel independen
(change –in stock price, dan fixed asset ratio) mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen (Utang Bank) secara simultan atau bersama-
sama. Hasil ini menggambarkan bahwa variabel kontrol yang terdapat
pada jurnal utama memiliki pengaruh yang besar terhadap Utang Bank
seperti variabel independen pokoknya. Hasil ini konsisten dengan
penemuan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A.
Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) yang
memberikan hasil bahwa change in stock price, dan fixed asset ratio
mempunyai pengaruh terhadap Utang Bank secara simultan atau bersama-
sama pada perusahaan nonfinansil tahun 1991-1996 di Spanyol.
Hasil pengujian regresi yang dilakukan pada variabel change in stock
price menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh positif terhadap rata-
rata Utang Bank (H1 ditolak). Hal ini tidak konsisten dengan penelitian
Mackie Manson (1990) dan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan
Krishna Paudyal (2008) yang memberikan hasil peningkatan utang publik
perusahaan mengimplikasikan bahwa investor meyakini prospek
perkembangan perusahaan.
Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Fixed-Assets Ratio
berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H2 diterima). Hal ini
konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan tingginya Fixed-
Assets Ratio dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh utang bank. Bank
cenderung lebih mempercayai perusahaan yang memiliki nilai fixed assets
yang tinggi dinyatakan oleh Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan
Krishna Paudyal (2008).
Analisis regresi ini menghasilkan koefisien determinasi Adj R2
sebesar 11,9%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel di
atas (change in stock price, dan fixed asset ratio) dalam menjelaskan rata-
rata Utang Bank mempunyai pengaruh lemah. Sedangkan 88,1%
merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Model 2
menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang mempengaruhi Utang
Bank adalah Fixed-Assets Ratio yang ditunjukkan dengan koefisien regresi
0,390 dan nilai t sebesar 3,019.
Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan
bahwa hanya variabel Fixed-Assets Ratio yang mempunyai pengaruh
terhadap rata-rata Utang Bank secara parsial pada α 5%. Sedangkan
variabel lain yaitu change in stock price tidak berpengaruh terhadap Utang
Bank baik pada α 5% maupun pada α 10%.
Hal penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Shiddiq N.
Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa
hanya firm size berpengaruh signifikan terhadap proporsi kepemilikan
utang.
Model 2 hanya dapat menjelaskan pengaruh variabel independen
(change stock price, dan fixed asset ratio) dalam menjelaskan variabel
dependen (Utang Bank) sebesar 11,9 %. Oleh karena itu model 3
digunakan untuk menggabungkan kedua model, untuk memperoleh model
yang lebih baik.
3. Model 3 (Penggabungan Model 1 dan Model 2)
Dalam model 3 penelitian ini, pengujian analisis yang digunakan
adalah regresi linier berganda. Dalam analisis regresi linier berganda ini
terdapat Uji F yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara leverage
ratio, market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset
ratio sebagai variabel independen terhadap variabel dependen (Utang
Bank) secara simultan atau bersama-sama.
Pengujian melalui Uji F pada model 3 membuktikan bahwa variabel
independen (antara leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change in
stock price, dan fixed asset ratio) mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen (Utang Bank) secara simultan atau bersama-sama. Hasil
penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya Pablo de Andr´es
Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio
Vallelado Gonz´alez (2005) yang memberikan hasil bahwa leverage ratio,
market-to-book, dividen, size, change in stock price, dan fixed asset ratio
mempunyai pengaruh terhadap Utang Bank secara simultan atau bersama-
sama pada perusahaan nonfinansil tahun 1991-1996 di Spanyol. Hasil ini
didukung dengan penelitian Shane A. Johnson (1997), David J. Denis,
Vassil T. Mihov (2002), dan Aditya Wikanaji (2005),
Hasil pengujian regresi yang dilakukan pada variabel leverage ratio
menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh positif terhadap rata-rata
Utang Bank (H1 ditolak). Hasil ini konsisten dengan penelitian event study
yang dilakukan Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan
A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez (2005) mengenai
utang bank pada sistem keuangan continental perusahaan nonfinancial
pada tahun 1991-1996 di Spanyol. Hal ini mungkin disebabkan karena
adanya fleksibilitas yang lebih besar dari utang bank karena dapat
membantu perusahaan menghindari likuidasi terutama perusahaan-
perusahaan dengan leverage tinggi atau dekat dengan kebangkrutan (Pablo
de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz
dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez, 2005). Selain itu karena utang bank
menyediakan perhatian lebih pada monitoring daripada utang publik
sehingga mengurangi biaya (Berlin dan Loeys, 1988).
Namun tidak konsisten dengan penelitian Antonios Antoniou,
Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada perusahaan nonfinansial di
Inggris dan Jerman pada tahun 1969 sampai dengan 2000 yang didukung
penelitian Shiddiq N Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang
memberikan hasil bahwa perusahaan dengan rasio Utang tinggi lebih
membatasi pinjaman bank mereka untuk menghindari likuidasi dan
negoisasi kembali.
Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa market-to-book
berpengaruh negatif terhadap rata-rata Utang Bank (H2 diterima). Hal ini
konsisten dengan penelitian (Pablo de Andr´es Alonso, F´elix J. L´opez
Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio Vallelado Gonz´alez:
2005) dan penelitian Aditya Wikanaji (2005) menyatakan perusahaan
dengan market-to-book tinggi cenderung memiliki return tinggi sehingga
terdapat kesempatan bertumbuh yang memungkinkan perusahaan untuk
menerbitkan utang publik. Sedangkan fleksibilitas peluang pertumbuhan
tersebut dapat hilang jika ada pengawasan bank yang terlalu ketat.
Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Krishnaswarni
(1999) karena perusahaan dengan pertumbuhan potensial yang tinggi harus
menghindari utang publik (MacKiewell dan Kidwell, 1988).
Dividen menunjukkan pengaruh positif terhadap rata-rata Utang
Bank (H3 ditolak) konsisten dengan penelitian sebelumnya Aditya
Wikanaji (2005) yang menyatakan adanya simultanitas kebijakan Utang
dan dividen dengan arah hubungan positif. Hasil ini juga didukung hasil
penelitian Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008)
pada perusahaan-perusahaan Jerman.
Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Hartono (1998) dan
Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna Paudyal (2008) pada
perusahaan-perusahaan di Inggris menyatakan perusahaan yang tidak
membayar deviden cenderung untuk menghindari penerbitan utang publik.
Hasil pengujian regresi Ln size menunjukkan bahwa Ln size
berpengaruh negatif terhadap rata-rata Utang Bank (H4 diterima). Hal ini
konsisten dengan penemuan Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, Krishna
Paudyal (2008) dan Sunarsih (2004) menyatakan perusahaan dengan
ukuran lebih kecil lebih memilih menggunakan Utang privat karena
adanya biaya flotation yang tinggi pada Utang publik. Hasil ini didukung
penemuan Shane A. Johnson (1997) memberikan hasil bahwa perusahaan
yang lebih kecil akan lebih mengandalkan Utang bank karena perusahaan
kecil lebih sensitif terhadap fluktuasi penyediaan kredit.
Hasil ini tidak konsisten dengan penemuan Pablo de Andr´es
Alonso, F´elix J. L´opez Iturriaga, Juan A. Rodr´ıguez Sanz dan Eleuterio
Vallelado Gonz´alez (2005) menyatakan perusahaan-perusahaan besar di
Spayol lebih memilih tetap menggunakan Utang bank walaupun memiliki
kesempatan untuk beralih ke Utang publik karena bank merupakan sumber
kredit utama di Spanyol.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa change-in stock price
berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H5 ditolak). Hal ini
tidak konsisten dengan penelitian Mackie Manson (1990) dan Antonios
Antoniou, Yilmaz Guney, dan Krishna Paudyal (2008) yang memberikan
hasil peningkatan utang publik perusahaan mengimplikasikan bahwa
investor meyakini prospek perkembangan perusahaan.
Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Fixed-Assets Ratio
berpengaruh positif terhadap rata-rata Utang Bank (H6 diterima). Hal ini
konsisten dengan penelitian terdahulu yang menyatakan tingginya Fixed-
Assets Ratio dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh utang bank. Bank
cenderung lebih mempercayai perusahaan yang memiliki nilai fixed assets
yang tinggi dinyatakan oleh Antonios Antoniou, Yilmaz Guney, dan
Krishna Paudyal (2008)
Analisis regresi ini menghasilkan koefisien determinasi Adj R2 sebesar
23,00%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel-variabel di atas
(leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change stock price, dan fixed
asset ratio) dalam menjelaskan Utang Bank mempunyai pengaruh lemah.
Sedangkan 77,00% merupakan faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini. Model 3 menunjukkan bahwa faktor paling dominan yang
mempengaruhi Utang Bank adalah Leverage Ratio ditunjukkan dengan
koefisien regresi sebesar 0,435 dan nilai t sebesar 3,220.
Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan bahwa
hanya variabel Leverage Ratio yang mempunyai pengaruh terhadap rata-rata
Utang Bank (Utang Bank) secara parsial pada α 5% dan 10%. Sedangkan
variabel lain seperti market-to-book, dividen payout ratio, ln size dan change
stock price tidak berpengaruh terhadap Utang Bank baik pada α 5% maupun
pada α 10%.
Hal penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya Shiddiq N.
Rahardjo dan Berty Hartantiningrum (2006) yang memberikan hasil bahwa
hanya firm size berpengaruh signifikan terhadap proporsi kepemilikan utang.
Sedangkan untuk variabel growth opportunities, devidend payout ratio (DPR),
dan leverage tidak memiliki pengaruh terhadap rasio struktur utang
perusahaan pada perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta tahun 1999 sampai
dengan 2004.
G. Ringkasan Hasil Perhitungan Output Regresi
Tabel IV. 12 Summary Hasil Regresi
MODEL I Y = 0,722 + 0,493 LV + 0,014 MB + 0,008 Dev – 0,391 Size
t = 2,723 3,765 0,108 0,064 - 2,967
Sig = 0,009 0,000 0,914 0,949 0,005
Adj. R2 = 0,217
F = 4,670 Sig = 0,003
MODEL II Y = 0,036 + 0,058 CSP + 0,390 FA
t = 0,737 0,17 2,975
Sig = 0,674 0,658 0,004
Adj. R2 = 0, 119
F = 4,589 Sig = 0,015
MODEL III Y= 0,406 + 0,435LV - 0,014MB + 0,052Dev - 0,283Size + 0,033CSP + 0,237FA
t = 1,258 3,220 - 0,110 0,416 - 1,926 0,264 1,670
Sig = 0,215 0,002 0,913 0,679 0,060 0,793 0,102
Adj. R2 = 0,230
F = 3,634 Sig = 0,005
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji analisis yang didukung dengan telaah pustaka
maka diperoleh hasil penelitian, yaitu :
1. Hasil pengujian Model 3 (menggunakan 6 variabel independen)
menunjukkan nilai F- hitung sebesar 3,634 dengan tingkat Signifikansi
sebesar 0,005 berarti probabilitas < α 5 %. Dengan hasil ini maka
leverage ratio, market-to-book, dividen, size, change -in stock price, dan
fixed asset ratio berpengaruh secara simultan terhadap rata-rata
penggunaan Utang Bank Hasil pengujian
2. Hipotesis 1 menunjukkan bahwa leverage ratio memiliki pengaruh
positif terhadap rasio Utang Bank yaitu bernilai 0,435 pada alpha 5%.
Dengan hasil ini maka Hipotesis 1 ditolak sehingga setiap kenaikan
kenaikan leverage sebesar 1 akan meningkatkan penggunaan Utang bank
oleh perusahaan sebesar 0,435. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan
dengan rasio utang lebih besar terutama dekat dengan kebangkrutan lebih
memilih menggunakan Utang bank karena lebih fleksibel dan dapat
mengurangi agency cost.
3. Hasil pengujian Hipotesis 2 menunjukkan bahwa market-to-book ratio
memiliki pengaruh negatif sebesar 0,014. Dengan hasil ini maka
Hipotesis 2 diterima sehingga mempunyai arti bahwa setiap kenaikan
ratio Market-to-Book sebesar 1 akan menurunkan rata-rata penggunaan
Utang Bank sebesar 0,014. Hasil ini menunjukkan bahwa jika
perusahaaan memiliki kesempatan bertumbuh, maka akan cenderung
menerbitkan obigasi (Utang Publik).
4. Hasil pengujian Hipotesis 3 menunjukkan bahwa Dividen memiliki
pengaruh positif sebesar 0,052. Hasil ini berarti Hipotesis 3 ditolak, Hal
ini menunjukkan perusahaan yang mengeluarkan deviden cenderung
menggunakan Utang Bank karena pengeluaran dividen dianggap sebagai
sinyal positif untuk mempermudah negoisasi kembali karena adanya
kepercayaan dari para bankir.
5. Hasil pengujian Hipotesis 4 menunjukkan bahwa Ln Size berpengaruh
negatif sebesar 0,283 terhadap rata-rata penggunaan Utang Bank. Hasil
ini berarti Hipotesis 4 diterima sehingga setiap kenaikan Ln size sebesar
1 menurunkan rata-rata penggunaan Utang Bank sebesar 0,283. Hasil ini
menunjukkan perusahaan dengan total penjualan yang lebih kecil
memilih untuk menggunakan Utang Bank karena adanya biaya flotation
yang tinggi pada Utang Publik. Selain itu perusahaan dengan total
penjualan yang kurang stabil akan cenderung memilih Utang bank.
6. Hasil pengujian Hipotesis 5 menunjukkan bahwa change-in stock price
berpengaruh positif sebesar 0,033. Dengan hasil ini maka Hipostesis 5
ditolak sehingga setiap kenaikan change-in stock price sebesar 1 akan
menaikkan rata-rata penggunan Utang Bank sebesar 0,033. Namun hasil
ini menunjukkan bahwa kenaikan harga saham dianggap sebagai sinyal
positif untuk lebih mudah dalam memperoleh Utang Bank, karena akan
lebih mudah mendapat kepercayaan dari bank.
7. Hasil pengujian Hipotesis 6 menunjukkan bahwa Fixed-Assets Ratio
berpengaruh positif sebesar 0,237. Dengan hasil ini maka Hipotesis 6
juga dapat dibuktikan sehingga setiap kenaikan Fixed-Assets Ratio
sebesar 1 akan menaikkan rata-rata penggunaan Utang Bank sebesar
0,237. Hasil ini menunjukkan bahwa tingginya Fixed-Assets Ratio dapat
dijadikan jaminan untuk memperoleh Utang Bank.
8. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan menunjukkan bahwa nilai
koefisien determinasi yang disesuaikan adalah sebesar 0,230 yang
mempunyai arti bahwa variabel independen (leverage ratio, market-to-
book, dividen, size, change –in stock price, dan fixed asset ratio) hanya
mempengaruhi sebesar 23,00% terhadap Bank-Total. Sedangkan 77,00%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ikut dalam penelitian ini.
Namun dari ketiga model yang disajikan dalam penelitian ini, model
ketiga merupakan model yang terbaik karena penggunaan model ketiga
menunjukkan Adjusted Square yang lebih tinggi dibandingkan dengan
model 1 dan model 2.
9. Selanjutnya untuk pengujian parsial melalui uji t membuktikan bahwa
hanya variabel Leverage Ratio yang mempunyai pengaruh terhadap rata-
rata Utang Bank (Bank-Total) secara parsial pada α 5% dan 10%, karena
memiliki nilai signifikan t sebesar 0,002. Sedangkan variabel lain seperti
market-to-book, dividen payout ratio, ln size, change stock price dan
fixed asset ratio tidak berpengaruh terhadap pengunaan Utang Bank baik
pada α 5% maupun pada α 10%.
B. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian di atas tidak menutup kemungkinan akan adanya
kekurangan. Oleh karena itu, penelitian berikutnya dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan penelitian ini.
1. Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI
tanpa mengelompokkan berdasarkan pemiliknya (swasta dan pemerintah).
Cara seperti ini kurang akurat, karena setiap kepemilikan manajerial
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena karakteristik yang
berbeda tersebut maka memungkinkan adanya perbedaan dalam
mengambil kebijakan Penggunaan Utang Bank.
2. Variasi variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
rendah, sehingga kemampuannya dalam menjelaskan variabel dependen
terbatas (ditunjukkan dengan koefisien determinasi disesuaikan kurang
dari 50%).
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pooling,
sehingga kurang dapat menunjukkan perbedaan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen pada setiap tahunnya.
4. Penelitian ini hanya membagi utang ke dalam dua jenis Utang (Utang
privat dan Utang publik) serta tidak membedakan antara Utang privat pada
bank dan utang privat non-bank
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas, hasil penelitian ini
dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang terkait dengan informasi
penggunaan utang bank bagi perusahaan.
Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
memperhatikan keterbatasan penelitian yang telah disebutkan di atas.
Misalnya dengan membedakan karakteristik kepemilikan perusahaan yang
terdaftar di BEI, menambah variasi variabel independen, menggunakan
metode time series dan pembagian utang secara lebih spesifik, yaitu membagi
utang menjadi utang privat bank dan utang privat non-bank.
Perusahaan sebaiknya memilih menggunakan utang privat didasarkan
pada kondisi nyata perusahaan. Hal ini didasarkan hasil penelitian bahwa
kondisi perusahaan mempengaruhi penggunaan Utang bank. Hal ini
dikarenakan adanya cost of debt yang lebih tinggi pada utang publik, dan
adanya penggunaan jaminan dalam bentuk fixed assets pada penggunaan
Utang bank. Oleh karena itu perusahaan perlu memperhatikan karakteristik
mereka termasuk bagaimana likuiditas perusahaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, C.W. dan Makhija, A.K. 1999. Deregulation, Disintermediation and Agency Costsc of Debt: Evidence from Japan. Journal of Financial Economics, Vol. 51, pp.309-339.
Andr´es, Pablo de Alonso; F´elix J. L´opez Iturriaga dan Juan A. Rodr´ıguez
Sanz. 2005. Determinants of Bank Debt in a Continental Financial System: Evidence from Spanish Companies. The Financial Review. Vol. 40, pp. 305-333.
Antoniou, Antonious. Guney. Yilmaz. Paudal, Khrisna. 2008. The Determinants
of Corporate Debt Ownership Structure. Manajerial Finance, Vol. 34 No. 12, pp. 821-847.
Blackwell, D.W. dan Kidwell, D.S .1988. An Investigation of Cost Differences
Between Public Sales and Private Placements of Debt. Journal of Financial Economics, Vol. 22, pp. 253-278.
Brigham, Eugene.F. dan Houston, Joel.F. 2008. Fundamentals of Financial
Management 10th Edition. Florida. Thomson. Budi, Purbayu dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan
SPSS. Yogyakarta. Andi Offset. Datta, S. Iskandar-Datta, M. dan Patel, A. 1999. Bank Monitoring and The Pricing
of Corporate Public Debt. Journal of Financial Economics, Vol. 51. pp. 435-439.
Dennis, D.D dan V.T Mihoy. 2002. The Choice among Bank Debt, Non-Bank
Private Debt and Public Debt: Evidence from New Caoporate Borrowing. Easterwood, J.C. dan Kadapakkam, P.R. 1991. The Role of Private and Public
Debt in Corporate Capital Structures. Financial Manajement. Vol. 20, pp. 49-57.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portopolio dan Analisis Investasi Edisi 5.
Yogyakarta. BPFE. Houston, J.F. dan James, C.M. 1996. Bank Information Monopolies and The Mix
of Private and Public Claims. Journal of Finance. Vol. 51, pp.1863-1889. Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek) Edisi 4. Yogyakarta. BPFE. Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang) Edisi 4. Yogyakarta. BPFE. Johnson, A.Shane. 1997. An Emperical Analysis of the Determinants of Corporate
Debt Ownership Structure. Journal of Financial and Quantitative Analysis. Vol. 32, pp. 47-69.
Krisnaswarmi, Sudha; Paul A. Spindt dan Venkat Subramaniam. 1999.
Informating Asymetric, Monitoring, and Placement Structure of Corporate Debt. Journal of Financial Economics. Vol. 51, pp. 403 – 434
Ismaya, Sujana. 2004. Kamus Perbankan. Bandung. Pustaka Grafika. Modigliani, Franco. 1998. Security versus Bank Finance: the Importance of a
Proper Enforcement of Legal Rules. International Review of Finance, Vol. 1, pp. 81-96.
Moh’d, Mahmoud A; Larry G. Perry dan James N Rimbey. 1998. The Impact
Structure On Corporate Debt Policy : a Time-Series Cross-Sectional Analysis. The Financial Review. Vol. 33, pp. 85-98.
Nur, Shiddiq dan Berty Hartantiningrum. 2006. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Utang Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akutansi dan Bisnis, Vol. 6 No.1, pp. 1-12.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portopolio. Surabaya.
Gelora Aksara Pratama. Sartono, Agus. 2001.Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.
Yogyakarta. BPFE. Stohs, M.H. dan Mauer, D.C. 1996. The Determinants of Corporate Debt Maturity
Structure. Journal of Business, Vol. 69, pp. 279-312. Subagyo,Pangestu. 2000. Statistik Induktif Edisi 4. Yogyakarta. BEFE. Sunarsih. 2004. Analisis Simultanitas Kebijakan Hutang dan Kebijakan Maturitas
Utang serta Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Siasat Bisnis. Vol. 9, pp. 65 – 84.
Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta.
Universitas Atmajaya Yogyakarta. Wikanaji, Aditya. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi terhadap Kebijakan
Utang dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur. Skripsi-S1. FE UII. Yogyakarta.