Post on 21-Oct-2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan gaya hidup masa kini yang condong ke arah barat, penuh dengan
mobilitas tinggi dan sedentary lifestyle yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit
yang berhubungan dengan pola hidup. Pola hidup tersebut dari perubahan perilaku
konsumsi makanan, mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi kolesterol dan kalori. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya
berbagai macam penyakit salah satunya ialah hiperkolesterolemia atau tingginya
kadar kolesterol dalam darah. Makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh
sebaiknya diimbangi dengan makanan yang mengandung banyak serat dan
antioksidan yang banyak terkandung di dalam buah-buahan dan sayuran (Utami,
2016).
Indonesia saat ini mengalami masalah kesehatan, terutama
hiperkolesterolemia yang merupakan faktor resiko dari penyakit jantung koroner.
Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan dimana kolesterol dalam tubuh
melebihi kadar normal dalam darah. Nilai normal kolesterol yaitu kurang dari 200
mg/dl. Kadar kolesterol yang berlebihan akan mengendap pada saluran peredaran
darah sehingga terjadi penyempitan pada saluran pembuluh darah tersebut dan
mengganggu sistem peredaran darah normal (aterosklerosis). Hiperkolesterolemia
menyebabkan kematian terbanyak di dunia. Hal ini dianggap sebagai faktor resiko
2
mayor pada penyakit jantung koroner yang menyebabkan lebih dari empat juta
kematian di dunia setiap tahunnya (Sulistyaningsih et al, 2015).
Hiperkolesterolemia umumnya lebih banyak ditemukan pada laki-laki
dibandingkan perempuan. Data yang dihimpun oleh WHO pada tahun 2013
menunjukkan bahwa hiperkolesterolemia pada laki-laki di Indonesia lebih tinggi
yaitu 37,2% dibandingkan dengan perempuan yang hanya 32,8% dan diperkirakan
sekitar 35% penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas
normal yang baik untuk kesehatan. Penyebab hiperkolesterolemia antara lain
kelebihan berat badan, faktor genetik, faktor usia, kebiasaan merokok, penurunan
kadar esterogen pada wanita yang telah menopause, dan gaya hidup masyarakat
yang mulai berubah seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak, dan kurang
mengkonsumsi asupan serat. Hiperkolesterolemia dapat menyebabkan dampak
negatif jika tidak dilakukan adanya pengaturan pola makan yang sehat dan
seimbang, dampak negatif tersebut antara lain peningkatan risiko aterosklerosis,
penyakit kardiovaskular, dan peningkatan profil lipid (Setiawan et al, 2016).
World Health Organization (2012) menunjukkan 17,5 juta orang di seluruh
dunia meninggal karena penyakit jantung koroner yang diakibatkan oleh
hiperkolesterolemia atau sebesar 31% dari jumlah total kematian diseluruh dunia.
Penyakit jantung koroner dan stroke menempati urutan pertama dan penyebab
kematian diseluruh dunia (Kemenkes RI, 2017). Jumlah penderita
hiperkolesterolemia di Indonesia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan
akan terjadi peningkatan sesuai dengan bertambahnya usia hingga 15,5% pada
kelompok usia 55-64 tahun. Di Indonesia sendiri kesadaran dan pengetahuan
3
tentang penyakit hiperkolesterolemia masih sangat rendah, hal ini terjadi karena
perilaku konsumsi makanan yang berlemak dan berkolesterol yang dapat memicu
terjadinya peningkatan kolesterol (Rahmi et al, 2017).
Meningkatnya kasus penyakit jantung koroner yang diakibatkan oleh
hiperkolesterolemia menjadi masalah kesehatan utama yang cukup besar di negara
maju maupun berkembang. Penanggulangan dan pencegahan hiperkolesterolemia
telah dilakukan berbagai upaya seperti pemerintah Indonesia melakukan
penanganan dan pencegahan penyakit tidak menular berdasarkan peraturan Mentri
Kesehatan dalam melaksanakan penanggulangan dan penyakit jantung dan stroke.
Kementrian Kesehatan telah melakukan upaya dalam melakukan pencegahan dan
pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, upaya tersebut diantaranya
adalah melakukan Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin
beraktifitas fisik, Diet yang sehat dan seimbang, Istirahat yang cukup dan Kelola
stress (CERDIK). Selain itu, para tenaga kesehatan mengimbau juga kepada
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dan pengukuran
tekanan darah rutin minimal sekali dalam setahun di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan/Posbindu PTM (Kemenkes RI, 2017).
Ada beberapa faktor yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol,
diantaranya adalah mengurangi asupan lemak dan kolesterol, olahraga teratur,
mengurangi kebiasaan merokok, dan memilih makanan yang dapat menurunkan
kolesterol. Pemilihan bahan pangan merupakan alternatif yang tepat dalam
penatalaksanaan hiperkolesterolemia. Pengetahuan dalam memilih makanan untuk
dikonsumsi sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya hiperkolesterolemia.
4
Dengan memilih makanan yang tepat sebelum dikonsumsi dapat membantu pasien
untuk merubah perilaku yang buruk menjadi lebih baik (misalnya memilih makanan
yang tidak mengandung lemak atau kolesterol) (Sulistyaningsih et al, 2015).
Fenomena perilaku mengkonsumsi makanan yang salah dapat memicu
hiperkolesterolemia yang terjadi di daerah terpencil Indonesia masih sering terjadi,
hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana
mencegah hiperkolesterolemia. Salah satu daerah yang masyarakatnya masih kurang
dalam menjaga pola makannya adalah masyarakat di Desa Yosorati, Kabupaten
Jember. Masyarakat yang memiliki hiperkolesterolemia mengetahui bahwa ia
memiliki riwayat penyakit tersebut tetapi masih mengkonsumsi makanan yang
dapat memicu atau menambah kadar kolesterolnya. Permasalahan tersebut
memungkinkan terjadinya beberapa kasus kematian pada setiap tahunnya.
Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat di Desa Yosorati yaitu lulusan SD
sedangkan mayoritas mata pencarian sebagai petani.
Didasarkan pada hasil wawancara pada salah satu petugas kesehatan di Desa
Yosorati, mengatakan bahwa pada tahun 2012 telah dilaksanakan pelatihan oleh
Kepala Puskesmas Kecamatan Sumberbaru tentang cara mengatasi
hiperkolesterolemia dengan memilih makanan yang baik dan benar untuk
dikonsumsi sehari-hari. Pelatihan tersebut dilaksanakan atas dasar inisiatif Kepala
Puskesmas Kecamatan Sumberbaru karena pada tahun 2012 terdapat satu kasus
kematian akibat penyakit jantung koroner yang salah satunya disebabkan karena
hiperkolesterolemia di Desa Yosorati, hal tersebut telah di anggap sebagai kejadian
luar biasa meskipun hanya satu kasus saja setiap tahunnya. Tenaga kesehatan di
5
Desa Yosorati selalu memberikan arahan kepada masyarakat terkait permasalahan
menjaga pola makan hingga memilih makanan untuk dikonsumsi sehari-hari yang
baik dan benar. Arahan tersebut dilakukan dengan cara memberikan edukasi
kepada masyarakat saat berkunjung ke posyandu lansia untuk memeriksa atau
mengecek kadar kolesterol. Saat berkunjung kerumah warga, petugas kesehatan
masih menemukan warga yang tidak menjaga pola makannya dengan
mengkonsumsi makanan yang dapat memicu hiperkolesterolemia, seperti makanan
dengan tinggi lemak, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik yang kurang.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Metode ini dapat menjelaskan perilaku dan pengalaman yang
dialami oleh masyarakat, sehingga peneliti dapat mengetahui jenis asupan makanan
yang dikonsumsi oleh orang yang mengalami hiperkolesterolemia, serta gejala yang
dirasakan setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Penggunaan metode deskriptif
kualitatif dapat memberikan kemudahan untuk membantu melakukan pengkajian
yang tepat dan metode yang digunakan akan lebih fleksibel untuk mendapatkan
kondisi yang sebenernya dari kebiasaan seseorang dalam mengkonsumsi makanan
yang mengalami hiperkolesterolemia di Desa Yosorati.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana perilaku konsumsi
makanan pada penderita hiperkolesterolemia?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku konsumsi
makanan pada penderita hiperkolesterolemia.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Memberikan pengetahuan tentang gambaran perilaku konsumsi makanan
dengan kejadian hiperkolesterolemia.
b. Memberikan bahan referensi penelitian-penelitian berikutnya dengan topik
yang lebih mendalam tentang solusi dari gambaran yang telah diuraikan
dalam penelitian ini.
1.4.2 Manfaat Klinis
a. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang alasan masyarakat dalam
pemilihan makanan untuk dikonsumsi dengan baik.
b. Memberikan informasi dan pengetahuan sebagai acuan untuk dilaksanakan
penelitian selanjutnya tentang intervensi yang tepat untuk mengubah perilaku
masyarakat dalam mengkonsumsi makanan dengan baik dan benar untuk
orang yang mengalami hiperkolesterolemia.
1.5 Keaslian Penelitian
a. Nur Asiah Rahmi, M. Zen Rahfiludin & Dina Rahayuning Pangestuti (2017)
dengan judul Hubungan Kebiasaan Konsumsi Masakan Padang dengan Kadar
Kolesterol (Studi pada Paguyuban Ikatan Mahasiswa Minang Angkatan 2015 di
Semarang). Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pendekatan
7
cross sectional, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus Lemeshow dan terdapat kriteria inklusi, serta instrumen
yang digunakan berupa kuisioner.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah desain penelitian,
serta tempat dan partisipan yang di ambil. Pada penelitian ini desain penelitian
yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan
yang di ambil adalah ibu dengan hiperkolesterolemia yang melakukan kegiatan
memasak untuk dikonsumsi sehari-hari di desa Yosorati, Kabupaten Jember.
b. Alodiea Yoeantafara & Santi Martini (2017) dengan judul Pengaruh Pola Makan
terhadap Kadar Kolesterol Total di Puskesmas Mulyorejo. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pola makan tinggi lemak dan serat dengan kadar
kolesterol total. Desain penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan
pendekatan case control, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode simple random sampling dengan menggunakan nomor undian
hingga mendapatkan jumlah yang sesuai dengan besar sampel yang dibutuhkan,
dan instrumen yang dipakai berupa kuesioner.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah desain penelitian,
serta tempat dan partisipan yang di ambil. Pada penelitian ini desain penelitian
yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan
yang di ambil adalah ibu dengan hiperkolesterolemia yang melakukan kegiatan
memasak untuk dikonsumsi sehari-hari di desa Yosorati, Kabupaten Jember.
c. Tunggul Waloya, Rimbawan & Nuri Andarwulan (2013) dengan judul Hubungan
antara Konsumsi Pangan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Kolesterol Darah
8
Pria dan Wanita Dewasa di Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar kolesterol darah yang
meliputi asupan lemak, karbohidrat, protein, kolesterol, asupan serat pangan,
aktivitas fisik dan jenis kelamin. Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data sampel menggunakan 4 jenis
data: aktivitas fisik, status gizi, kadar kolesterol darah total, dan konsumsi pangan,
dan instrument yang digunakan ialah kuesioner.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah desain penelitian,
serta tempat dan partisipan yang di ambil. Pada penelitian ini desain penelitian
yang digunakan bersifat kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, partisipan
yang di ambil adalah ibu dengan hiperkolesterolemia yang melakukan kegiatan
memasak untuk dikonsumsi sehari-hari di desa Yosorati, Kabupaten Jember.