Slide Kematian Ibu

58
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN SKRIPSI UNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER 2014 DESKRIPSI ANGKA KEMATIAN IBU HAMIL DI KAWASAN LUAR KOTA DI DAERAH NEGERI SEMBILAN, MALAYSIA PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2013 Oleh Ruzanna binti Hassim C111 09 858 Pembimbing DR. Dr. H. A. Armyn Nurdin, MSc DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

description

xxx

Transcript of Slide Kematian Ibu

Slide 1

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN SKRIPSIUNIVERSITAS HASANUDDIN SEPTEMBER 2014

DESKRIPSI ANGKA KEMATIAN IBU HAMIL DI KAWASAN LUAR KOTA DI DAERAH NEGERI SEMBILAN, MALAYSIA PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2013

Oleh Ruzanna binti HassimC111 09 858PembimbingDR. Dr. H. A. Armyn Nurdin, MSc

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2014Bab.1Pendahuluan Latarbelakang

Pemilihan kehamilan berisiko tinggi adalah ciri utama dari sebagian besar program perinatal di semua negara berkembangProses penyaringan risiko setelah 25 tahun digunakan di negara berkembang, tidak lagi efisien dalam mengurangi angka kematian ibu.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengembangkan paket intervensi (Manajemen Terpadu Kehamilan dan Persalinan) dengan penekanan pada kualitas perawatan obstetrik darurat (EOC)Latarbelakang 4. Angka kematian ibu etnik Orang Asli pada tahun 2002 adalah 480 per 100.000 kelahiran hidup, yang lebih dari sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan data nasional dari 30 kematian per 100.000 kelahiran hidup seperti di tahun yang sama.

5. Di antara wanita Orang Asli di Negeri Sembilan pada tahun 2009, angka kematian ibu dilaporkan menjadi 35,7 per 100.000 kelahiran hidup yang sekitar 30% lebih tinggi dari data nasional. 6. Perawatan antenatal Orang Asli juga dilaporkan lebih rendah dibandingkan dengan tingkat nasional.

7. Menurut survei yang dilakukan oleh Lim & Chee pada tahun 1998 di kalangan wanita Orang Asli di negara bagian Pahang, hanya sekitar 64% dari mereka datang untuk pemeriksaan antenatal.

Perumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di luar kota di daerah Negeri Sembilan Malaysia (2011 2013) Faktor faktor resiko penyebab kematian ibu di luar kota Malaysia tersebut

Tujuan PenelitianTujuan umumMengetahui atau mendapatkan data mengenai angka kematian ibu (AKI) di luar kota Malaysia di Hospital Tuanku Jaafar tahun 2011-2013.

Tujuan Penelitian

Tujuan khususUntuk mengetahui jumlah kasus kematian ibu berdasarkan penyebab kematian Untuk mengetahui jumlah kasus kematian ibu berdasarkan usia ibu Untuk mengetahui jumlah kasus kematian ibu berdasarkan paritasUntuk mengetahui jumlah kasus kematian ibu berdasarkan etnisitasUntuk mengetahui jumlah kasus kematian ibu berdasarkan jarak ke rumah sakit atau puskesmas

Manfaat PenelitianMenjadi masukan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kematian ibu Menjadi masukan bagi penelitian yang lebih besar untuk memperkirakan angka kematian ibu, khususnya di daerah Seremban.Memperluas wawasan keilmuan dan menjadi sarana pengembangan diri melalui penelitian

Bab.IITinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA

Kematian Ibu di kalangan bumiputera dan orang asli di luar kotaPopulasi Sensus tahun 2004 oleh Departemen Urusan Orang Asli (JHEOA), menunjukkan bahwa ada 149,723 Orang Asli, yang mewakili 0,6 persen dari penduduk nasional. Mereka diklasifikasikan menjadi 3 sub-etnis utama Proto-Melayu, Senoi dan Negrito. Kematian ibu di Orang Asli adalah 4 pada tahun 2006 dan dikurangi menjadi 3 kematian pada tahun 2007 dan 2008Risiko kematian Orang Asli adalah (85.21 per 100.000) pada tahun 2006 dan 2007Penyebab langsung diidentifikasi pada orang asli adalah perdarahan postpartum dan penyakit jantung pada kehamilan adalah penyebab umum pada Orang Asli .Mayoritas ibu-ibu ini berada di kelompok usia risiko rendah dari 20-34 (57,8%) dan diikuti dengan di atas 35 kelompok umur (35,9%). Mereka juga dalam risiko rendah paritas (1-5) (68.7%)90% dari Orang Asli hidup lebih dari 20 km dari rumah sakit.

Tinjauan pustakaPenyebab Kematian Maternal:Digolongkan pada beberapa faktor:ReproduksiUsiaParitasKehamilan yang tidak diinginkan

Komplikasi obstetrikPerdarahanPerdarahan antepartumPerdarahan postpartumPre Eklampsia dan EklampsiaInfeksi nifasEmboli cairan amnionGestosisKehamilan ektopikDistosiaPengguguran kandungan

Tinjauan pustaka3. Pelayanan kesehatanFaktor faktor pelayanan kesehatanKurangnya kemudahan untuk pelayanan kesehatan maternal.Asuhan medik kurang baikKurangnya tenaga terlatih dan obat obat penyelamat jiwa

4. SosiobudayaKemiskinan, ketidaktahuan, dan rendahnya status wanita merupakan beberapa faktor sosiobudaya yang berperan pada tingginya kematian maternalTinjauan pustaka Upaya Menurunkan Tingkat Kematian MaternalPencegahanKeluarga BerencanaPemeriksaan kehamilan dan pelayanan rujukan

b) Perbaikan pelayanan gawat daruratc) Perbaikan jaringan pelayanan kesehatanPengadaan tenaga terlatih di pedesaan. Peningkatan kemampuan Klinik Desa.Hospital rujukan

Kerangka konsep Dasar Pemikiran Variabel Yang DitelitiUmurParitasEtnisitasJarak ke rumah sakit atau puskesmasPenyebab Kematian

Kerangka konsep Definisi Operasional dan Kriteria Obyek

1. Kematian ibu Definisi: kematian yang berlangsung pada saat kehamilan dan persalinan atau dalam waktu 42 hari setelah persalinan yang dialami ibu yang dirawat di bagian kebidanan Hospital Tuanku Jaafar selama periode Januari 2011-Desember 2013Cara ukur: Mengumpulkan data melalui rekam medik kemudian diakumulasikan berdasarkan jumlah kematian ibu.

Kerangka konsep2. Angka kematian ibu bersalinDefinisi: jumlah kematian ibu dalam satu tahun dibagi jumlah persalinan dalam tahun yang sama yang dirawat di Hospital Tuanku Jaafar dikali 100.000.Cara ukur: Mengumpulkan data melalui rekam medik kemudian diakumulasikan berdasarkan jumlah angka kematian ibu.

Kerangka konsep3. UsiaDefinisi: Usia terakhir yang dicapai oleh ibu sehingga persalinan terakhir yang diperoleh dari status ibu.Risiko tinggi: Bila pada status ibu tercatat usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun.Bukan risiko tinggi: Bila pada status ibu tercatat umur ibu 20-35 tahun.Cara ukur: Dengan mencatat variabel umur sesuai dengan yang tercantum pada rekam medic.Hasil: < 19 tahun 20-34 tahun > 35 tahun

Kerangka konsep4. ParitasDefinisi: Frekuensi persalinan yang dialami ibu, yang tercatat dalam status ibu.Primipara : ibu pertama kali melahirkanMultipara: ibu pernah melahirkan sebelum ini.Cara ukur: Dengan mencatat variabel paritas sesuai dengan yang tercantum pada rekam medicHasil: 0 1-5 6 dan ke atas

Kerangka konsep 5. EtnisitasDefinisi: Etnik orang asli di luar kota daerah Negeri Sembilan yaitu etnik Semelai, Temuan dan Jahudi. Cara ukur: Dengan mencatat variabel etnik sesuai dengan yang tercantum pada rekam medic.

Kerangka konsep6. Desa/kampungDefinisi: Satu petempatan di luar kota daerah Negeri Sembilan yang penduduknya kurang dari 1000 orang di sesebuah kawasan dan didiami oleh masyarakat orang asli. Cara ukur: Dengan mencatat variabel nama desa/kampong sesuai dengan yang tercantum pada rekam medikHasil: Kampung Sungai Cherbang Kampung Sungai Sot Kampung Sungai Lui

Kerangka konsep7. Jarak ke rumah sakitDefinisi: Jarak satu petempatan di luar kota daerah Negeri Sembilan yang penduduknya kurang dari 1000 orang di sesebuah kawasan dan didiami oleh masyarakat orang asli. Cara ukur: Dengan mencatat variabel jarak sesuai dengan yang tercantum pada rekam medic.Hasil: 0 km 10-20 km > 20 km

Kerangka konsep8. Penyebab KematianDefinisi: Faktor medis/langsung yang menjadi penyebab kematian ibu, yang tercatat dalam status ibu.Cara ukur: Mengumpulkan data melalui rekam medik kemudian dicatat sesuai dengan variable penyebab kematian.Hasil:Perdarahan postpartumHipertensi waktu kehamilanEmboli onstetrikPenyakit jantung waktu kehamilanPlasenta praeviaSepticaemiaAbortus/molar/ektopikSLELain-lain

Pola hubungan variabel yang ditelitiBab.IVMetode penelitianMetode penelitianJenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif deskriptif yang menggambarkan distribusi kematian ibu dilihat dari beberapa variabel, seperti umur, paritas, etnisitas, jarak ke rumah sakit atau puskesmas serta penyebab langsung kematian ibu, yaitu perdarahan,preeklampsia/eklampsia,daninfeksi, abortus, hipertensi, trauma obstetrik, emboli obstetric dan lain-lain.

Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 29 September-10 Oktober 2014 yang dilakukan di Hospital Tuanku Jaafar, Seremban, Negeri Sembilan.Metode penelitian Populasi dan Sampel Populasi adalah dari 1511 ibu hamil etnik orang asli yang terdaftar dan 104 pasien yang meninggal akibat kehamilan dan persalinan dibagian kebidanan di Hospital Tuanku Jaafar pada tahun 2011-2013. Sampel adalah pasien dibagian kebidanan yang meninggal akibat kehamilan dan persalinan pada tahun 2011-2013 yang memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam penelitian. Semua populasi dijadikan sampel (total sampling).

Cara Pengumpulan Data Data yang di kumpulkan berupa data sekunder yang berasal dari status ibu dibagian kebidanan di Hospital Tuanku Jaafar, yang tersimpan di bagian rekam medik.

Metode penelitian Jenis Data dan Instrumen Penelitian Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui rekam medik subjek penelitian. Alat pengumpul data dan instrumen penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar isian dengan tabel-tabel tertentu untuk merekam atau mencatat data yang dibutuhkan dari rekam medik.Manajemen Penelitian Pengumpulan data dilakukan setelah meminta perizinan dari pihak pengarah Hospital Tuanku Jaafar, Seremban, Negeri Sembilan. Kemudian nomor rekam medik pasien yang rawat inap dalam periode yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung ke dalam lembar isian yang telah disediakan.Setelah dilakukan pengumpulan data, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program Excel Microsoft Office. Data yang telah diolah selanjutnya disusun dan disajikan dalam bentuk table secara deskriptif dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian

Bab.VGambaran umum dan lokasi penelitianGambaran umum lokasi penelitianSejarahHospital Tuanku Jaafar terletak di Seremban,di daerah Negeri Sembilan. Hospital ini mempunyai 860 buah katil, 20 disiplin klinikal, dan menyediakan khidmat rawatan menengah dan rawatan lanjutan kebangsaan yang terpilih.Dalam pelaksanaan dan pembentukan Hospital Tuanku Jaafar, Kementerian Kesihatan Malaysia telah mengatur langkah oleh objektif Wawasan 2020 di mana Malaysiaharus mencapai status negara maju pada tahun 2020 dan menyempurnakan visi Kementerian Kesihatan Malaysia. Oleh itu Hospital Tuanku Jaafar adalah direkabentuk dan dilengkapi dengan peralatan canggih sesuai dengan piawaian antarabangsa.

Gambaran umum lokasi penelitianMisia) Menyediakan perkhidmatan yang berkualiti tinggi, selamat, efisyen, efektif dengan mengutamakan pelanggan.b) Berkerjasama dengan masyarakat untuk mempromosi penjagaan kesihatan.c) Komited untuk membangunkan tenaga kerja yang beretika, cekap dan berdisiplin.d) Membentuk organisasi yang berteraskan ilmu pengetahuan, inovatif, telus dan amanah.e) Menggunakan teknologi maklumat dalam merealisasikan objektif organisasi. Visi Menjadi sebuah hospital terbilang di peringkat antarabangsa yang memberi perkhidmatan perawatan perubatan yang profesional, berkualiti dan mesra pelanggan berlandaskan Teknologi Maklumat.

BAB VI.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitianEtnik Kematian ibu hamil (n)Jumlah Kelahiran HidupEtnik Semelai884694SemelaiTemuan124643TemuanJahudi43405JahudiTotal10412.742TotalGambar 6.1. Angka kematian ibu hamil dan jumlah kelahiran hidup pada kelompok etnik orang asli tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku Jaafar.Ada total 104 kematian maternal dan 12.742 kelahiran hidup selama periode ulasan tahun 2011-2013. Hasil penelitian Gambar 6.2. Distribusi rasio kematian ibu hamil pada kelompok etnik orang asli tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku Jaafar

Hasil penelitianGambar 6.2 menunjukkan angka kematian ibu untuk tahun 2011, 2012 dan 2013 berdasarkan etnik orang asli. Etnik Semelai mencatatkan rasio kematian ibu yang meningkat selama periode ulasan yaitu 841, 7 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 857, 1 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, dan 1120 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Hal yang sama terjadi pada etnik Temuan yang mana angka kematian ibu meningkat pada tahun 2013 berbanding 2 tahun sebelumnya yaitu 571, 4 per 100.000 kelahiran hidup. Etnik Jahudi pula mencatatkan angka kematian ibu yang berfluktuasi yaitu 666,6 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 319, 4 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 487, 8 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.

Hasil penelitian Gambar 6.3. Distribusi rasio kematian ibu hamil berdasarkan usia untuk etnik orang asli tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku JaafarHasil penelitianGambar 6.3 menunjukkan distribusi angka kematian ibu berdasarkan usia untuk etnik orang asli pada tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku Jaafar. Ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun mencatatkan angka kematian ibu yang meningkat selama periode ulasan yaitu 741,0 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 640 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 866.6 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Ibu hamil yang berusia dari 20 hingga 34 tahun mencatatkan angka kematian ibu yang berkurang selama periode ulasan yaitu 973,4 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 1272 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, dan 875 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Ibu hamil yang berusia kurang dari 19 tahun mencatatkan angka kematian ibu yang meningkat yaitu 600 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 479,3 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 1967 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013.Hasil penelitianGambar 6.4. Distribusi rasio kematian ibu berdasarkan paritas etnik orang asli pada tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku JaafarHasil penelitianGambar 6.4 menunjukkan distribusi angka kematian ibu hamil berdasarkan paritas untuk etnik orang asli pada tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku Jaafar. Angka kematian ibu berdasarkan paritas lebih dari enam mencatatkan tren yang menurun selama periode ulasan yaitu 468,0 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 440 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 333.3 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Angka kematian ibu berdasarkan paritas 1 hingga 5 pula mencatatkan tren yang sedikit berfluktuasi yaitu 2389 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 2363 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 2400 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014.

Hasil penelitianGambar 6.5. Distribusi kematian ibu hamil berdasarkan jarak ke rumah sakit etnik orang asli tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku JaafarHasil penelitianGambar 6.5 menunjukkan distribusi kematian ibu berdasarkan jarak ke rumah sakit untuk etnik orang asli pada tahun 2011-2013 di Hospital Tuanku Jaafar. Seramai 4 (100%) orang ibu hamil dari etnik Jahudi tinggal lebih dari 20 km dari rumah sakit diikuti dengan 10 (58,33%) orang ibu hamil dari etnik Temuan dan 58 (65,88%) orang ibu hamil dari etnik Semelai.

Hasil penelitianalaysiaGambar 6.7. Distribusi kausa kematian ibu hamil etnik orang asliHasil penelitianKAUSA SemelaiTemuanJahudiLangsung98.89%92%100%Tidak langsung11.11%8.330Gambar 6.6. Distribusi klasifikasi kematian ibu hamil etnik orang asliGambar 6.6 menunjukkan angka kematian ibu etnik Semelai, Temuan dan Jahudi di Negeri Sembilan dari 2011 hingga 2013, sebagian besar kematian ibu (98.89 %) yang terutama disebabkan penyebab langsung dan 11,11% disebabkan penyebab tidak langsung. Gambar 6.7 menunjukkan penyebab langsung diidentifikasi dalam ketiga-tiga etnik adalah perdarahan postpartum, dan obstetric embolism pada kehamilan manakala untuk penyebab tidak langsung adalah penyakit jantung. Pembahasan Etnik Dari hasil penelitian selama 2 minggu mengenai rasio kematian ibu hamil di Hospital Tuanku Jaafar dari periode Januari 2011- Desember 2013 etnik Semelai dan Temuan mencatatkan rasio kematian ibu yang meningkat manakala etnik Jahudi pula mencatatkan rasio kematian ibu yang berfluktuasi. Masyarakat orang asli masih mengamalkan budaya tradisional mereka yang meliputi praktek kesehatan tradisional. Kelahiran di rumah masih menjadi pilihan di kalangan masyarakt orang asli mugkin karena pengaruh kuat praktek kesehatan tradisional etnik masing-masing. Kelahiran di rumah sakit dapat ditingkatkan di kalangan ibu hamil orang asli jika intervensi kesehatan yang sensitif terhadap budaya dan kebutuhan khusus setiap etnik orang asli. Sebuah laporan oleh Gabrysch et al. (2009) telah membuktikan bahwa adaptasi budaya pelayanan persalinan yang sensitif terhadap budaya orang asli telah berhasil meningkatkan jumlah persalinan di fasilitas kesehatan oleh ibu hamil orang asli di daerah pendesaan Peru.PembahasanParitasDari hasil penelitian selama 2 minggu mengenai rasio kematian ibu hamil di Hospital Tuanku Jaafar dari periode Januari 2011- Desember 2013 paritas lebih dari enam mencatatkan tren yang menurun selama periode ulasan yaitu 468,0 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 440 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 333.3 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Angka kematian ibu berdasarkan paritas 1 hingga 5 pula mencatatkan tren yang sedikit berfluktuasi yaitu 2389 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2011, 2363 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 dan 2400 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014. Kehamilan multipara meningkatkan risiko pertumbuhan janin, persalinan prematur, solusio plasenta, cacat bawaan, morbiditas dan mortalitas perinatal, dan, setelah melahirkan, atonia uteri dan perdarahanPembahasanUsiaDari hasil penelitian yang dilakukan pada periode Januari 2011-Desember 2013, ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun dan kurang dari 19 tahun mencatatkan angka kematian ibu yang meningkat manakala ibu hamil yang berusia 20 hingga 34 tahun mencatatkan angka kematian ibu yang menurun selama periode ulasan. Usia dan paritas merupakan faktor risiko yang paling sering digunakan untuk mendefinisikan risiko tinggi. Sebagian bukti menggunakan usia dan paritas sebagai kriteria risiko namun, peningkatan risiko menunjukkan di usia subur, nullipara atau multipara. Alasan mengapa usia dan paritas merupakan penentu kematian ibu yang kurang tepat mungkin karena kondisi yang tidak menguntungkan. Kurangnya perawatan dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai berarti bahwa masalah seperti perdarahan atau kelelahan selama persalinan sering berkembang menjadi penyakit serius, sehingga pengaruh usia dan paritas menjadi tidak signifikan dibandingkan dengan komplikasi yang kebetulan.1PembahasanDalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20 30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun ternyata 2 5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 29 tahun. Kematian maternal meningkat sesudah usia 30 35 tahun.PembahasanJarak ke rumah sakit Dari hasil penelitian yang dilakukan pada periode Januari 2011-Desember 2013, didapatkan kasus kematian ibu berdasarkan jarak ke rumah sakit. Sebanyak 100% etnik Jahudi , etnik Temuan 58,33% dan Semelai 65,88% tinggal lebih dari 20 km dari rumah sakit. Hambatan dan kesulitan geografis dalam membangun klinik kesehatan adalah beberapa masalah yang dihadapi dan ini menyulitkan aksesibilitas pelayanan kesehatan terutama untuk etnik Semelai yang mayoritas tinggal lebih dari 20 km dari rumah sakit. Keputusan untuk mencari bantuan akan ditunda karena masalah yang diharapkan dalam mengatur transportasi dan uang dan kondisipasien cenderung memburuk selama perjalanan panjang dan melelahkan. Disarankan bahwa 83% dari kematian ibu dapat dianggap berasal dari jarak jauh ke rumah sakitPembahasanPenyebab kematian Dari hasil peneltian pada periode Januari 2011-Desember 2013, didapatkan kasus kematian ibu berdasarkan penyebab kematian. Sebagian besar kematian ibu terutama disebabkan penyebab langsung yaitu sebanyak 98,89%. Penyebab langsung yang menjadi penyebab umum kematian ibu adalah perdarahan postpartum, dan obstetric embolism. Perdarahan postpartum menjadi penyebab utama untuk etnik Jahudi yaitu sebanyak 100%, diikuti etnik semelai 88% dan etnik Temuan 67%. Sebanyak 8,33% etnik Temuan untuk penyebab obstetric embolism dan 0% untuk etnik lain. Penyebab kematian tidak langsung terbesar adalah penyakit jantung sewaktu hamil dengan etnik Jahudi 100%, etnik Temuan 25% dan etnik Semelai 10%.

PembahasanKematian akibat perdarahan postpartum yang sering dikaitkan dengan perawatan kurang lancar, dan dalam kebanyakan kasus ada penundaan dalam memberikan perawatan yang sesuai. Hampir setengah dari kematian ini disebabkan ibu yang melahirkan di rumah, sering di daerah di mana akses ke pusat kesehatan atau rumah sakit adalah sukar. Banyak wanita yang melahirkan di rumah berada dalam kategori beresiko tinggi dan banyak menolak perawatan di rumah sakit. Fasilitas resusitasi yang tidak mencukupi, dokter yang kurang berpengalaman, gagal untuk mengamati standar praktek dan gagal untuk mendapatkan konsultasi dari dokter senior sehingga terlambat merupakan beberapa factor lain yang meningkatkan kasus perdarahan postpartumPembahasanPenyebab tidak langsung seperti penyakit jantung masih merupakan kontributor yang signifikan karena kurangnya perhatian yang sesuai dari dokter kandungan dan dokter ahli jantung. Pasien dengan penyakit jantung pada kelompok usia reproduksi sering tidak dikonseling mengenai kontrasepsi. Kebanyakan dokter mengabaikan bagian sosial dari pasien dan karenanya gagal untuk merencana reproduksi di masa depan. Jika pasien telah diidentifikasi rencana masa depannya untuk kehamilan, mereka bisa saja dibawa awal ke dokter kandungan dan perawatan bersama akan memastikan rencana manajemen yang baik. Pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah gagal untuk memahami dan menghargai keparahan masalah kesehatan. Dalam masalah ini klinik cardio gabungan telah dimulai yang terdiri dari dokter kandungan dan dokter ahli jantung. Selain memantau perkembangan penyakit, hal ini juga merupakan sesi yang berharga untuk membahas dan meyakinkan pasien tentang kepentingan dan metode kontrasepsi yang paling cocokBAB .VIIKESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kematian ibu etnik orang asli di Hospital Tuanku Jaafar masih berfluktuasi sepanjang 3 tahun ulasan. Tren tampaknya tidak berubah dan kontributor utama adalah perdarahan postpartum diikuti oleh penyakit jantung. Perhatian khusus harus diberikan kepada etnis dan kelompok orang asli yang mengalami kematian ibu yang tinggi. Semua bentuk hambatan; fisik, social dan keuangan harus dihapus untuk meningkatkan akses terhadap perawatan ibu yang efektif. Hal ini akan memastikan layanan kesehatan yang efektif dan efisien dan dapat diakses oleh semua terutama kelompok di daerah pedalaman. Masih ada ruang untuk perbaikan. Mungkin belum terlambat untuk kembali menyusun strategi perawatan ibu untuk mencapai MDGs ke-5Saran

Pengenalan prasarana kesehatan yang memberikan tumpuan kepada pembangunan kesehatan pusat dan klinik kebidanan bagi penduduk desa. Ini dapat memberikan aksesibilitas dan ketersediaan pelayanan kesehatan dasar dan khususnya perawatan antenatal untuk wanita. Hal ini dapat membantu untuk meningkatkan cakuapan perawatan antenatal sehingga 98% pada tahun 2010 dan meningkat rata-rata per ibu hamil menjadi dari 6 pada tahun 1980 kepada 12 kunjungan pada tahun 2010

SaranMembangun rumah sementara, perawatan awal ke fasilitas dan ketersediaan transportasi untuk mengirim pasien ke rumah sakit terdekat adalah beberapa solusi untuk mengurangi angka kematian ibu orang asli. Rumah-rumah transit yang didirikan untuk Orang Asli di Semenanjung Malaysia telah memberikan kontribusi dalam mengurangi angka kematian ibu di antara kelompok masyarakat ini.

SaranKasus-kasus berisiko tinggi diidentifikasi lebih awal, dan dirawat di rumah sakit dan rencana darurat harus tersedia untuk mentransfer pasien dengan cepat ke rumah sakit. Ibu di daerah terpencil disimpan di Alternative Birthing Centre (ABC), dengan akses mudah ke fasilitas rumah sakit. Flying squads tersedia di daerah terpencil dan tidak dapat diakses untuk mengambil ibu dalam proses persalinan.

SaranPelayanan kesehatan desa yang disediakan oleh Departemen Kesehatan seperti Pelayana Kesehatan Ibu dan Anak harus diperkuat. Alokasi sumber daya harus perlu berdasarkan komunitas kota dan desa. Pelayanan kesehatan harus dikembangkan di semua tingkat masyarakat.Semua rumah sakit harus memiliki system untuk cepat menelepon pada layanan personil, termasuk bank darah dan staf anestesi. Perawatan Teleprimary telah dilaksanakan di mana para dokter di klinik terpencil dapat membahas kasus bermasalah melalui konsultasi jarak jauh dengan dokter dan spesialis di rumah sakit. Ini memberikan perawatan yang lebih komprehensif kepada pasien.

SaranSurvei Nasional Kesehatan dan Morbiditas 3 (NHMS3) membuat rekomendasi berikut untuk subkelompok dengan mengidentifikasikan penduduk yang membutuhkan perhatian untuk meningkatkan status kesehatan mereka. Pelayanan kesehatan yang ada di pedesaan yang disediakan oleh Departemen Kesehatan seperti Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak harus diperkuatSekian, Terima kasih