BAB I

Post on 05-Aug-2015

140 views 12 download

Transcript of BAB I

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang modern ini, dunia industri merupakan salah satu bidang

yang banyak memberikan kontribusi demi kemajuan suatu negara, untuk

menunjang perkembangan dan kemajuan suatu industri, maka dibutuhkan sumber

daya manusia yang berkualitas dan berkompeten. Sumber daya manusia ini bisa

didapat dari mahasiswa lulusan institusi maupun universitas yang ada di

Indonesia. Politeknik Negeri Sriwijaya (POLSRI) merupakan salah satu (institusi)

di Indonesia yang berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia serta

ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa lulusan POLSRI nantinya

diharapkan mampu dan siap untuk dikembangkan dalam bidang yang sesuai

dengan spesifikasinya sehingga bisa menunjang pembangunan dan pengembangan

industri di Indonesia. Oleh karena itu untuk menunjang tujuan tersebut, perlu

ditingkatkan hubungan dengan pihak industri.

Kerja Praktek merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh

oleh mahasiswa D-3 Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Dalam kerja

praktek, diharapkan pengetahuan dan pengalaman tentang hal-hal yang terjadi di

dunia industri serta kemampuan mahasiswa untuk (melakukan pengecekan dan

pemeliharaan ringan pada peralatan industri dapat bertambah). Pemahaman

tentang permasalahan di dunia industri dan kemampuan praktis yang didapat dari

bangku kuliah demi menjawab tantangan di era globalisasi.

Menindaklanjuti pertimbangan ini, mahasiswa diwajibkan untuk

melaksanakan kerja praktek di pabrik-pabrik industri untuk mrndapatkan

pengalaman tentang dunia kerja. Kerja praktek kali ini dilaksanakan di PT.

PUSRI Palembang.

1

Politeknik Negeri Sriwijaya

1.2 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan serta manfaat dari pelaksanaan kerja praktek di PT. PUSRI

PALEMBANG ini adalah :

1. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami

aplikasi ilmunya di dunia industri.

2. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia

perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia

industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan secara utuh.

4. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.

5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih

berwawasan bagi mahasiswa.

6. Secara khusus mengenal bidang yang menjadi minat peserta yakni

Engineering di PT. PUSRI Palembang.

1.3 Rumusan Masalah

Dalam melakukan kerja praktek di PT. PUSRI PALEMBANG ini masalah

yang diangkat untuk dibuat laporan kerja praktek adalah sebagai berikut :

1. Pengertian dan cara kerja conveyor

2. Apa-apa saja bagian utama conveyor

3. Bagaimana cara menyambung belt conveyor

4. Bagaimana cara pemeliharaan dan perawatan conveyor

1.4 Batasan Masalah

Mengingat luasnya bidang kerja yang ada di PT. Pusri Palembang, maka

batasan masalah yang akan diambil ialah :

1. Pengamatan permasalahan hanya dilakukan pada PPU A-B.

2

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah singkat Berdirinya perusahaan

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang,

di mana mata rantai kehidupan sebagian penduduknya masih bergantung pada

sektor pertanian. Jumlah daratan yang masih luas memungkinkan penduduknya

melakukan usaha pertanian sebagai sumber mata pencarian. Ini sesuai dengan

pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 bahwa “kekayaan alam yang

terkandung di bumi Indonesia akan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat Indonesia”. Berdasarkan pada Undang-Undang Dasar

tersebut dan melihat kenyataan adanya kekayaan alam yang melimpah di bumi

Indonesia, maka pemerintah berupaya menggalinya dengan cara memajukan

sektor pertanian yang merupakan tulang punggung tata ekonomi Indonesia.

Ditinjau dari perlunya pupuk bagi pertanian Indonesia maka pemerintah

merasa perlu untuk mendirikan pabrik-pabrik pupuk antara lain pabrik yang telah

didirikan adalah PT Pupuk Sriwidjaja atau yang dikenal dengan sebutan PT Pusri.

Pabrik ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 24 Desember 1959

dan berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan dengan modal pertama adalah Rp

10.000.000.000.000,- dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

Pada tanggal 16 Oktober 1963, merupakan kegiatan produksi PT Pupuk

Sriwidjaja Palembang pertama dengan mulai beroperasinya pabrik Pusri-I.

Kapasitas terpasang pabrik Pusri-I adalah 100.000 ton/tahun Urea, walaupun pada

akhir tahun 1963 Pusri-I hanya dapat memproduksi 0,7 ton/hari Urea dan 180

ton/hari Amoniak. Namun pada tahun 1964 Pusri-I dapat mencapai produksi

sampai dengan 100,4% dari target produksi yang ditetapkan.

Untuk mengimbangi kebutuhan pupuk Urea yang terus meningkat, PT Pupuk

Sriwidjaja Palembang melakukan perluasan pabrik. Perluasan pabrik dilakukan

dengan membangun Pusri-II pada tahun 1974 dengan kapasitas 380.000 ton/tahun

3

Politeknik Negeri Sriwijaya

Urea, Pusri-III pada tahun 1976 dan Pusri-IV pada tahun 1977 dengan kapasitas

masing-masing 570.000 ton/tahun Urea. Kemudian Pusri-II dioptimalisasi dan

ditingkatkan kapasitasnya menjadi 552.000 ton/tahun Urea pada tahun 1992.

Keseluruhan konstruksi untuk Pusri-II, Pusri-III, dan Pusri-IV dilakukan oleh

M.W. Kellog Overseas (Amoniak) dan Toyo Engineering Corporation (Urea).

Pada tahun 1985, operasi pabrik Pusri-I dihentikan karena usia dan dinilai

tidak efisien lagi. Pada tahun 1990 pabrik Pusri-I dirombak menjadi pabrik Pusri-

IB oleh PT Rekayasa Industri dengan menggunakan teknologi Advanced Cost and

Energy Savings (ACES). Pusri-IB diresmikan pada tanggal 22 Desember 1994

oleh Presiden Soeharto. Pusri-IB menggunakan sistem kendali komputer

Disributed Control System. Pabrik Pusri-IB ini dibangun dengan kapasitas

terpasang 570,000 ton/tahun Urea. Dalam rangka meningkatkan efisiensi pabrik

pada tahun 1992 dilakukan program Ammonia Optimization Project (AOP) dan

Urea Optimization Program (UOP) dalam upaya optimasi produksi pada Pusri-II,

Pusri-III, dan Pusri-IV. Program yang dilakukan Pusri telah dapat membuahkan

hasil dengan meningkatkan jumlah produksi Amoniak dan Urea dengan

mengurangi konsumsi energi yang dibutuhkan. Dengan keberadaan empat pabrik

yang dimiliki saat ini, PT Pusri telah menjadi produsen pupuk Urea terbesar di

Indonesia.

Tabel 1.1. Data pabrik PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Pabrik Tahun

mulai

beroperas

i

Licensor proses Kapasitas Pelaksana

Konstruksi

Pusri-II

Unit

Amoniak

Unit Urea

1974 Kellog

MTC Total

Recycle C

Improved

218,000 ton/tahun

570,000 ton/tahun

Kellog

Overseas

Corporation

(AS)

Pusri-III

Unit

1976 Kellog

MTC Total 330,000 ton/tahun

Kellog

Overseas

4

Politeknik Negeri Sriwijaya

Amoniak

Unit Urea

Recycle C

Improved

570,000 ton/tahun Corporation

(AS)

Pusri-IV

Unit

Amoniak

Unit Urea

1977 Kellog

MTC Total

Recycle C

Improved

330,000 ton/tahun

570,000 ton/tahun

Kellog

Overseas

Corporation

(AS)

Pusri-IB

Unit

Amoniak

Unit Urea

1995 Kellog advance

process for cost

and energy

saving

Aces of toyo

eng. corp.

446,000 ton/tahun

570,000 ton/tahun

PT Rekayasa

Industri

(Indonesia)

Dengan optimasi tersebut, produksi Amoniak Pusri-II, III, dan IV mengalami

peningkatan sebesar 10% sedangkan produksi Urea meningkat sebesar 50%

dengan penghematan gas alam sebanyak 30%. Total kapasitas keempat pabrik

yang dimiliki PT Pupuk Sriwidjaja Palembang adalah sebesar 1.449.000.000

ton/tahun Amoniak atau 4542 Metric Ton Per Diameter (MTPD) Amoniak, dan

2.262.000.000 ton/tahun Urea atau 6900 Metric Ton Per Diameter (MTPD) Urea.

Tabel 1.2. Spesifikasi dan dana pembangunan pabrik Pusri-I, -II, -III, dan -IV

DATA PUSRI-IPUSRI-

IIPUSRI-III PUSRI-IV

Studi

Kelayakan

Ekonomi

Gas Bell &

Associates

John

Van der

Walk

PT. Pupuk

Sriwidjaja

Palembang

PT. Pupuk

Sriwidjaja

Palembang

Pelaksaaan

Konstruksi

Morisson

Knudsen of Asia

Inc. (AS)

Kellog

Overseas

Corp.

(AS)

Toyo

Kellog

Overseas Corp.

(AS)

Toyo

Engineering

Kellog

Overseas

Corp. (AS)

Toyo

Engineering

5

Politeknik Negeri Sriwijaya

Engineer

ing

Corp.

(Japan)

Corp. (Japan)Corp.

(Japan)

Penandatangan

Kontrak1 Maret 1961

7

Agustus

1972

7 Agustus

1974

7 Agustus

1975

Mulai

Konstruksi

Pertama

Oktober 1961

7

Desembe

r 1972

21 Mei 197525 Oktober

1975

Selesai

KonstruksiAgustus 1963

6

Agustus

1974

November

1976Juli 1977

Produksi

Pertama16 Oktober 1963

6

Agustus

1974

Desember

1976

Oktober

1977

Biaya US $ 33 JutaUS $ 86

JutaUS $ 192 Juta

US $ 186

Juta

Sumber Dana Exim Bank RI

USAID,

OECF,

IDA

Bank

Asia, RI

Bank Dunia,

RI

Dana

Pembangun

an Saudi

Arabia

Jenis Proyek Turn Key

Cost

plus

fixed fee

Cost plus fixed

fee

Bank

Dunia, RI,

Cost plus

fixed fee

Proses

Pembuatan

Amoniak-Gidler

Urea-MTC Total

Recycle B

Amoniak

-Gidler

Urea-

MTC

Amoniak-

Gidler Urea-

MTC Total

Recycle C-

Amoniak-

Gidler

Urea-MTC

Total

6

Politeknik Negeri Sriwijaya

Total

Recycle

C-

Improve

d (TRCI)

Improved

(TRCI)

Recycle C-

Improved

(TRCI)

Kapasitas

terpasang

(ton/hari)

Amoniak 180 660 1.000 1.000

Urea 300 1.150 1.725 1.725

Kapasitas

setelah

menggunakang

proses Kellog

dan ACES

(ton/hari)

Amoniak 1.350 - - -

Urea 1.725 - - -

Kapasitas

setelah AOP

dan UOP

(ton/hari)

Amoniak - 792 1.200 1.200

Urea - 1.725 - -

Kebutuhan Gas Alam

(MMSCFD)54,27 40,07 53,16 53,16

Konsumsi

energi pabrik

Amoniak

(MMBTU/ton

NH3)

Desain 31,41 44,93 43,27 43,27

Setelah

AOP31,41 37,70 37,60 37,60

Konsumsi

energi pabrik

Urea

(MMBTU/ton

Urea)

Desain 22,29 33,66 32,86 32,86

Setelah

AOP22,29 28,94 29,57 29,57

7

Politeknik Negeri Sriwijaya

Pemerintah Indonesia pernah mengalihkan seluruh sahamnya yang

ditempatkan di Industri Pupuk dalam Negeri dan di PT Mega Eltra kepada PT

Pupuk Sriwidjaja Palembang, melalui Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 tahun

1997 dan PP nomor 34 tahun 1998, maka PT Pupuk Sriwidjaja Palembang,

Sumatera Selatan, pernah menjadi Induk Perusahaan (Operating Holding) dengan

membawahi 6 (enam) anak perusahaan termasuk 2 (dua) anak perusahaan

penyertaan langsung yaitu PT Rekayasa Industri dan PT Mega Eltra, masing-

masing perusahaan bergerak dalam bidang usaha, sebagai berikut :PT Petrokimia

Gresik (berdiri 31 Mei 1975), yang berkedudukan di Gresik, Jawa Timur.

Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea, ZA, SP-36/SP-18, Phonska, DAP,

NPK, ZK, dan industri kimia lainnya serta Pupuk Organik.

1. PT Pupuk Kujang (berdiri 9 Juni 1975), yang berkedudukan di Cikampek,

Jawa Barat. Memproduksi dan memasarkan pupuk Urea dan industri kimia

lainnya.

2. PT Pupuk Kalimantan Timur (berdiri 7 Desember 1977), yang

berkedudukan di Bontang, Kalimantan Timur. Memproduksi dan

memasarkan pupuk Urea dan industri kimia lainnya.

3. PT Pupuk Iskandar Muda (berdiri 24 Februari 1982), yang berkedudukan

di Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam. Memproduksi dan

memasarkan pupuk Urea dan industri kimia lainnya.

4. PT Rekayasa Industri (berdiri 11 Maret 1985), yang berkedudukan di

Jakarta, Bergerak dalam penyediaan Jasa Engineering, Procurement &

Construction (EPC) guna membangun Industri Gas & Minyak Bumi,

Pupuk, Kimia dan Petrokimia, Pertambangan, Pembangkit Listrik (panas

bumi, Batubara, Micro-hydro, Diesel).

5. PT Mega Eltra (berdiri 1970), yang berkedudukan di Jakarta dengan

bidang usaha utamanya adalah Perdagangan Umum dan bergerak dalam

bidang layanan ekspor-impor, pemasok bahan kimia, distributor pupuk,

serta konstruksi.

Pada tahun 2010, dilakukan Pemisahan (Spin Off) dari Perusahaan Perseroan

(Persero) PT Pupuk Sriwidjaja disingkat PT Pusri (Persero) kepada PT. Pupuk

8

Politeknik Negeri Sriwijaya

Sriwidjaja Palembang serta telah terjadinya pengalihan hak dan kewajiban PT

Pupuk Sriwidjaja (Persero) kepada PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagaimana

tertuang didalam RUPS-LB tanggal 24 Desember 2010 yang berlaku efektif 1

Januari 2011 sebagaimana dituangkan dalam Perubahan Anggaran Dasar PT

Pupuk Sriwidjaja Palembang melalui Akte Notaris Fathiah Helmi, SH nomor 14

tanggal 12 November 2010 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM

tanggal 13 Desember 2010 nomor AHU-57993.AH.01.01 tahun 2010.

2.2 Lokasi Pabrik

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang terletak di kota Palembang, ibukota Provinsi

Sumatra Selatan. Berlokasi kurang lebih 7 km dari pusat kota dan tepat di tepi

sungai Musi. Sungai Musi adalah sungai terbesar yang melewati kota Palembang.

Pemilihan lokasi ini merupakan rekomendasi dari Gas Bell & Associates (AS).

Pemilihan lokasi ini berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut :

1. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ini berdekatan dengan wilayah

kilang gas dan minyak Pertamina Sumatera bagian Selatan, sehingga

penyaluran gas alam sebagai bahan baku pembuatan pupuk dari Pertamina

Sumatera bagian Selatan ke PT Pupuk Sriwidjaja Palembang menjadi

lebih mudah dan jumlah gas alam lebih terjamin.

2. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang yang berdekatan dengan sungai

Musi ini menyebabkan kuantitas suplai air sebagai bahan baku pembuatan

steam dan keperluan utilitas lainnya terjamin sepanjang tahun. Sungai

Musi juga merupakan jalur sarana transportasi untuk pengangkutan bahan

baku maupun hasil pabrik yang baik.

3. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ini memungkinkan untuk

diadakan perluasan pabrik.

4. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja ini kondusif dan nyaman sebagai kawasan

industri, karena tidak terletak di pusat kota namun jarak menuju pusat kota

masih terjangkau.

9

Politeknik Negeri Sriwijaya

5. Lokasi PT Pupuk Sriwidjaja dekat dengan ibukota Provinsi mempermudah

perolehan sumber daya manusia pekerja dan kemudahan pengurusan

administrasi pemerintah.

2.3 Tata Letak Pabrik

Kompleks perindustrian PT Pupuk Sriwidjaja Palembang terletak tepat di tepi

sungai Musi Jl. Mayor Zen. PT Pusri memiliki luas area total 500 ha. Pada bagian

depan kompleks industri terdapat gedung kantor pusat. Kantor pusat merupakan

kantor staf direksi dan administrasi umum PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. Di

dalam kompleks PT Pupuk Sriwidjaja Palembang juga terdapat fasilitas

pendukung berupa kompleks perumahan karyawan yang dilengkapi dengan

Rumah Sakit, Fasilitas Olahraga, Gedung Pertemuan, Perpustakaan Umum,

Rumah Makan, dan Masjid. Terdapat juga penginapan yang diperuntukkan bagi

tamu PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Kompleks perumahan dan kompleks pabrik dibatasi oleh pagar dengan dua

buah gerbang masuk kompleks pabrik yang dijaga oleh aparat keamanan. Empat

buah pabrik terletak berkelompok-kelompok mengelilingi daerah tangki

penyimpanan amoniak. Daerah pengantongan dan gudang terletak di pinggiran

sungai Musi. Peletakan gudang dan daerah pengantongan ke arah Dermaga

bertujuan agar pengangkutan untuk bongkar muat di pelabuhan menjadi lebih

mudah dan memerlukan biaya yang lebih murah. Untuk keperluan bongkar muat,

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang memiliki pelabuhan di tepi sungai Musi.

2.4 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sebagai unit usaha memiliki visi, misi, tata

nilai (value) dan budaya perusahaan sebagai berikut :

2.4.1 Visi

”Menjadi perusahaan yang kuat dan tumbuh dalam industri pupuk ditingkat

Nasional dan Regional”. Visi untuk menjadi perusahaan yang kuat meliputi

beberapa hal berikut :

10

Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Finansial cukup untuk operasional dan untuk pengembangan.

2. Memiliki SDM yang handal (kompeten) sesuai dengan kompetensi

perusahaan dan menguasai teknologi pupuk.

3. Memiliki sistem manajemen, sistem informasi dan teknologi informasi

sesuai perkembangan perusahaan.

4. Memiliki tingkat kepercayaan stakeholder dalam pengelolaan perusahaan

dengan penerapan good governance secara konsisten.

Sedangkan visi untuk menjadi perusahaan yang tumbuh meliputi beberapa hal

berikut :

1. Memiliki arah pengembangan yang jelas (RJP perusahaan).

2. Mampu meningkatkan nilai tambah (value added) dari pengelolaan bisnis

perusahaan.

3. Memanfaatkan sumber daya bahan baku gas bumi di Sumatera Selatan

untuk membangun industri pupuk guna mencukupi kebutuhan pupuk

sektor pertanian/perkebunan/industri.

2.4.2 Misi

“Memproduksi, memasarkan pupuk dan produk dengan memperhatikan aspek

mutu secara menyeluruh”.

2.4.3 Tata Nilai (value)

1. Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama.

2. Bekerja secara professional untuk menghasilkan produk dan memberikan

pelayanan yang prima.

3. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, pelestarian lingkungan

serta memberdayakan masyarakat lingkungan.

2.5 Struktur Organisasi dan Sistem Manajemen Produksi PT Pupuk

Sriwidjaja Palembang

2.5.1 Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

11

Politeknik Negeri Sriwijaya

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan

sistem organisasi line and staff organization, dimana proses manajemen di PT

Pupuk Sriwidjaja dilakukan berdasarkan Total Quality Control Management

(TQCM) dengan melibatkan seluruh pimpinan dan karyawan dalam rangka

peningkatan mutu secara kontinyu.

12

Politeknik Negeri Sriwijaya

Gambar 1.4. Struktur Organisasi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Sedangkan jumlah karyawan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang sesuai dengan

table, sebagai berikut:

13

Politeknik Negeri Sriwijaya

No. Jabatan Formasi

1 Plant-Manager

Sekretaris **)

Staf Plant-Manager

Staf Plant-Manager ***)

Shift Supervisor Operasi

1

1

1

3

5

Sub-jumlah posisi Dinas ops 11

2 Bagian Ammonia

Superintendent Ammonia

Asisten Superintendent Ammonia

Foreman Senior Ammonia

Foreman Ammonia

Koord. Operator Ammonia

Operator senior lapangan Ammonia

Operator lapangan Ammonia

1

1

5

4

4

12

28

Jumlah posisi bagian Ammonia 55

3 Bagian Urea

Superintendent Urea

Asisten Superintendent Urea

Foreman Senior Urea

Foreman Urea

Koord. Operator Urea

Operator senior lapangan Urea

Operator lapangan Urea

1

1

5

4

4

8

24

Jumlah posisi bagian Urea 47

14

Politeknik Negeri Sriwijaya

4 Bagian Utilitas

Superintendent Utilitas

Asisten Superintendent Utilitas

Foreman Senior Utilitas

Foreman Utilitas

Foreman ASP & CO2

Koord. Operator Utilitas

Operator senior lapangan Utilitas

Operator lapangan Utilitas

1

1

5

4

4

4

12

36

Jumlah posisi bagian Utilitas 67

Jumlah posisi Departemen Operasi 180

Tabel 1.5. Jumlah karyawan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

2.5.2 Sistem Manajemen Produksi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Dalam pengoperasian pabrik, direktorat yang berhubungan langsung dengan

proses atau pelaksanaan tugas operasional adalah direktorat produksi. Direktur

produksi bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses produksi di PT Pupuk

Sriwidjaja. Direktur produksi membawahi beberapa departemen. Tiap-tiap

departemen ini dikepalai oleh seorang manajer. Departemen yang dibawahi

direktur produksi adalah:

1. Departemen Teknik Produksi

2. Departemen Pemeliharaan

3. Departemen Produksi I

4. Departemen Produksi II

5. Departemen Teknik Keandalan dan Jaminan Kualitas

15

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB III

CONVEYOR

3.1 Pengertian Conveyor

Conveyor merupakan seperangkat alat yang terdiri dari beberapa macam

bagian dan fungsi yang berbeda berguna untuk mengangkut dan memindahkan

material, dalam hal ini pupuk kantong.

Bagian-bagian conveyor terdiri dari:

3.2 Sabuk Conveyor (Belt Conveyort)

Adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material dari suatu

tempat ke tempat lain. Dimana komponen utamanya adalah sabuk (Belt). Belt ini

bergerak translasi dengan lintasan tertentu, baik mendatar maupun menanjak juga

menurun tergantung dari keperluan/

Perncanaan.

Belt conveyor ini mempunyai kapasitas angkat yang besar dan dapat

mengangkut bahan material yang berbentuk butiran (Bulk) ataupun unit

(kantong).

3.2.1 Pemilihan Belt

Dalam perencanaan belt conveyor ini dipilih jenis belt yang tepat, sesuai

dengan kebutuhan serta ekonomis. Karena kebanyakan ragam belt conveyor serta

16

Politeknik Negeri Sriwijaya

spesifikasi yang berbeda-beda maka harus berhati-hati memilih jenis yang

dikehendaki.

Belt conveyor ini terbagi atas tiga bagian utama :

1. Permukaan Sabuk (Top Covers)

Merupakan bagian dari sabuk yang menumpu/berhubungan langsung dengan

beban yang diangkut.

2. Lapisan Ply

Merupakan bagian tengah sabuk yang didalamnya terdapat benang-benang

atau ply sebagai penunjang kekuatan sabuk. Semakin banyak ply umumnya

semakin tebal sabuk.

3. Permukaan bawah sabuk

Adalah bagian bawah sabuk yang berhubungan dengan roll-roll yang

menopang conveyor.

Pemilihan tebal dari sabuk conveyor ini berdasarkan pada beban yang

akan dibawa oleh conveyo. Untuk PPU pada PT. Pusri ini jumlah ply yang

dipakai untuk mengangkut pupuk curah berjumlah 4 Ply. Sedangkan untuk

mengangkut pupuk kantong digunakan sabuk dengan jumlah ply 3 buah.

Selain jumlah ply, ukuran yang berpengaruh pada kapasitas yang

dirancang adalah lebarsabuk. Untuk conveyor pupuk curah dengan kapasitas 700

ton/jam lebar sabuk yang dipakai sekitar 750 mm.

Berdasakan jenis ply pada conveyor dapat dibedakan :

a. All Cotton e. Terylene Cotton

b. All Terylene f. All Rayon

c. Nylon Cotton g. All Nylon

d. Kuralon Nylon h. Rayon Nylon

Jenis ply yang dipakai PT. Pusri adalah jenis Kuralon Nylon dengan

permukaan halus. Sedangkan Kuralon Nylon bergerigi dipakai di Bag Ship

Loader.

17

Politeknik Negeri Sriwijaya

Untuk menentukan spesifikasi belt yang sesuai, maka banyak hal yang

harus diperhatikan

,yakni:

a. Material atau bahan yang diangkut, meiputi bentuk ukuran dan berat.

b. beban maksimum yang akan diangkut.

c. lebar belt yang diperlukan.

d. kecepatan angkut.

e. bentuk permukaan.

f. Pulley Penggerak, misalnya:

- Pemasangannyan : tunggal, ganda

- Sudut belitan pada pulley

- Permuakaan Pulley : licin , kasar atau beralur

- Type

g. Diameter pulley harus disesuaikan dengan belt.

h. Take up, type dan penerapannya.

i. Roller idler

- Type, diameter, bentuk pemasangan, jarak, serta jarak transisi antara

roller dan pulley.

j. Cara pembuatan dan pembongkaran beban.

k. Kondisi lingkungan, temperatur dan kelembabannya.

l. Jenis sambungan yang digunakan dll.

3.2.2 Penyambungan Belt

Bellt conveyor adalah suatu lintasan yang berputar dengan siklus yang

tetap. Untuk itu diperlukan sambungan belt yang baik, kuat, ringan dan tidak

menggangu sikus lintasan belt tersebut.

Penyambungan belt conveyor pada PPU PT. Pusri ada beberapa cara :

1. Penyambungan perekat (vulcanizer splice)

2. Penyambungan dengan metode flexco (mechanical)

3. Penyambungan dengan belt lacing (mechanical)

4. Penyambungan dengan system dingin

18

Politeknik Negeri Sriwijaya

a. Penyambungan Perekat (Vulcanizer Splice)

Yaitu cara penyambungan belt dengan menngunakan bahan perakat untuk

menyatukan kedua ujung belt. Sambuangan dapat diakukan dengan cara panas dan

dapat pula dengan cara dingin.

1. Penyambungan dengan cara panas ialah suatu cara penyambunganm belt

dengan cara memanaskan karet penyambung dengan alat pemanas

(electric)

2. Penyambungan dengan cara dingin ialah suatu cara penyambungan belt

dengan menggunakan cairanm pelekat (lem)

Bahan yang digunakan ada satu jenis dan ada pula campuran antara dua

jenis bahan. Hasil sambungan perekat dapat mendekati dari kekuatan belt.

Keuntungan sambungan perekat:

1. Kekuatan sambungan mendekati kekuatan belt.

2. Umur pakai relative lebih lama.

3. Flexiblelitas belt pada sambungan tetap baik.

4. Pembersih belt(scrapper) dapat berfungsi dengan baik karena ketebalannya

sama dengan aslinya.

Gambar Sambungan Perekat 3 Ply

19

Politeknik Negeri Sriwijaya

Kerugian sambungan vulcanizer:

1. Biaya penyambungan relative lebih tinggi.

2. Waktu pengerjaan relative lebih lama.

3. Penggunaan tenaga dan alat lebih banyak.

4. Jarak Take up jadi masalah karena sambungan memerlukan jarak tiap

stepnya, sehingga mengurangi panjang belt.

Penggunaan perekat ini baik untuk :

1. Kekuatan sambungan yang sempurna

2. Situasi lingkungan yang lembab/hydroscopis/korosive.

b. Penyambungan dengan Flexco

Penyambungan ini biasanya dipakai untuk menyambung conveyor yang

sudah terpasang namun mengalami kerusakan. Untuk itu bila diperlukan

perbaikan segera, maka dipakailah metode ini. Mengingat perbaikan sabuk dengan

metode ini lebih cepat.

Alat-alat yang dipersiapkan:

1. Pisau

2. Mistar Siku

3. Mistar Pelubang

4. Flexco

5. Kunci

6. Alat peamatah baut

7. Clamp, guna untuk menahan belt yang akan diperbaiki

Caranya pertamakali angkat floating dengan menggunakan tuckel atau

katrol sampai sabuk cukup kendur. Ini dimaksudkan agar sabuk dapat dijepit

dengan clamp penjepit. Sesudah itu jepitlah sabuk didaerah pangkal dan ujung

wilayah sabuk yang mengalami kerusakan. Penjepit ini harus benar-benar kuat

agar pada waktu dipotong sabuk tidak lepas dan jika tidak bias berakibat fatal.

Kemudian letakkan sabuk baru yang sudah diukur dansambungan

dilubangi dengan flexco. Juga perlu diperhatikan jarak dari penyambungan jangan

20

Politeknik Negeri Sriwijaya

terlalu jauh dan jugan jangan terlalu dekat, ±1 mm pada waktu penyambungan

belt (sabuk), apabila penyambungan teralu jauh menyebabkan ujung-ujung sabuk

mudah rusak.

Pemasangan penyambungan belt dengan metode flexco yakni dengan

memasukkan baut flexco pada sambungan flexco yang telah dipasang pada sabuk.

Lalu kunci dengan baut yang sesuai kemudian patahkan ujung baut yang tersisa

dengan alat pematah baut.

Sesudah semua dipasang, keluarkan sabuk yang lama lalu lepaskan

penjepit.

c. Penyambungan dengan Belt Lacing

Penyambungan sabuk dengan cara ini tidak jauh berbeda dengan flexco.

Hanya saja pada flexco sambugannya dipakai untuk conveyor yang mengangkat

pupuk curah, dimana biasanya kapasitasnya jauh lebih besar dibandingkan dengan

conveyor yang dipakai untuk mengangkut pupuk kantong. Jadi kekuatan belt

lacing agak lebih rendah dibandingkan dengan flexco. Baik flexco maupun belt

lacing merupakan metode yang dipakai untuk menyambung sabuk yang cepat,

namun hasilnya tidak sebagus dengan penyambungan Belzona.

d. Penyambungan dengan metode system dingin

Penyambungan dengan menggunakan Belzona biasanya hanya dipakai bila

sabuk harus benar-benar diganti. Jadi tidak seperti di flexco yang digunakan untuk

mengatasi kerusakan-kerusakan yang kecil dari sabuk.

Secara singkat tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyambungan

adalah:

1. Iris bagian sabuk yang akan disambung dengan pisau.

21

Politeknik Negeri Sriwijaya

2. Cara mengiris yaitu dengan membuat takik-takik sesuai jumlah ply dari

sabuk.

3. Bersihkan permukaan dari sabuk yang diiris.

4. Lalu setelah dilakukan beberapa proses kimia sambungkan dengan lem

yang khusus untuk belzona tersebut.

5. Setelah di lem, pres permukaan dari sabuk agar dapat melekat.

3.3 Roller Idler

Roller merupakan bagian dari conveyor yang berfungsi untuk menumpu

belt dan beban, meneruskan gerakan dari belt serta melindungi kerusakan belt

akibat gesekan yang berlebihan.

3.3.1 Throughing dan Carrying Idler

Merupakan roller idler yang berfungsi mendukung atau menyanggah

sabuk conveyor yang mengangkut pupuk curah juga untuk menumpu belt pada

sisi muatan. Untuk mencegah tumpahnya pupuk curah yang diangkut, maka roller

ini dirancang dengan berbagai sudut kemiringan. Biasanya sudut yang dipakai

yaitu : 20°, 35° dan 45°.

Selain berdasarkan sudutnya, roller ini juga dirancang berdasarkan

panjangnya. Perlu diketahui juga bahwa setiap sudut maupun panjang dari

conveyor sama. Maksudnya ada setiap jarak tertentu , bentuk sudut dann panjang

dari roller idler berbeda.

Gbr. Througed Roller Idler

22

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.3.2 Flat Roller Idler

Flat Roller Idler ini dipakai untuk menopang sabuk conveyor yang

mengangkut pupuk urea kantong yang berasal dari gudang mesin jahit. Selain itu

juga sebagai roll balik (return roll) baik pada conveyor pupuk curah maupun

pupuk kantong.

3.3.3 Impact Roller Idler

Impact Roller Idler sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Throughing

roller idler. Hanya saja Impact Roller Idler ini dipasang pada bagian conveyor

yang menerima curahan pupuk dari chute. Karena letak chute yang lebih tinggi itu

maka untuk menahan tumbukan dari pupuk maka dipasanglah Impact Roller ini,

dimana bagian luarnya dilapisi karet untuk menahan tumbukan pupuk.

3.3.4 Carrying Belt Training Roller Idler

Roller ini berfungsi untuk meratakan posisi sabuk yang sedang berjalan.

Karena kadang-kadang sabuk bergerak terlalu ke sisi muatan sehingga untuk

memindahkannya kembali ketengah digunakan roller ini. Penggunaan roller ini

pada PPU dipakai untuk pupuk curah, sedangkan untuk pupuk kantong digunakan

return belt training roller idler.

3.3.5 Return Training Roller Idler

Fungsinya sama dengan Carrying Belt Training Roller Idler, hanya saja

roller inin dipakai untuk conveyor yang mengangkut pupuk kantong. Selain itu

letaknya pada sabuk balik (return belt).

Biasanhya roller ini dikonstruksikan dengan tipe spiral yang berfungsi

sekaligus membersihkan kotoran yang masih melekat pada belt.

3.4 Pulley

Pulley merupakan komponen unit conveyor yang berbentuk bulatan

memeanjang atau silinder yang berfungsi untuk memberikan tegangan yang

diperlukan pada belt. Dan pulley ini terbuat dari besi dengan berbagai kontruksi.

23

Politeknik Negeri Sriwijaya

Berdasarkan fungsinya pulley pada conveyor ini dapat dibedakan :

1. Head Pulley

2. Take up pulley / Floating Pulley

3. Snub Pulley

4. Bend Pulley

5. Tail pulley

3.4.1 Head Pulley

Dinamakan head pulley karena letakkan didepan conveyor. Dimana pada

bagian depan ini motor penggerak beserta peralatan mekanik yang lainnya

dipasang, sehingga sering disebut juga drive pulley yang fungsinya menggerakkan

lintasan belt, sedangkan pulley yang lain hanya ikut berputar sesuai dengan geerak

laju belt. Head pulley ini merupakan pulley yang digerakkan oleh motor.

3.4.2 Take up pulley / Floating Pulley

Komponen conveyor yang berfungsi untuk memberikan tegangan dan

menyeimbangkan tegangan yang tetap pada belt agar tidak terjadi lendutan yang

berlebihan sehingga mengakibatkan drive pulley akan slip. Karena itulah floating

pulley ini dirancang naik turun agar tegangan pada belt tetap stabil.

3.4.3 Snub Pulley

Merupakan pulley yang berfungsi untuk menambah belitan belt pada

pulley agar surface contactnya bertambah besar hingga didapatkan gaya gesekan

yang lebih besar pula.

3.4.4 Bend Pulley

Bend pulley ini berfungsi menahan sabuk yang menuju ke floating pulley.

Dipasangnya pulley di bagian ini karena bila hanya roller yang menumpu bagian

ini diperkirakan agar terjadi kegagalan disebabkan bobot dari floating yang besar.

24

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.4.5 Tail Pulley

Pulley ini merupakan pulley yang berfungsi mengembalikan atau

memutar sabuk kembali menuju head pulley agar terjadi sirkulasi sabuk.

Perbedaan pulley pada conveyor pupuk curah dengan pulley conveyor

pupuk kantong terletak pada permukaan luarnya. Biasanya head pulley, floating

pulley dan tail pulley pada conveyor pupuk curah dibuat bentuk khusus untuk

membersihkan pupuk yang masih tersisa. Sedangkan pada conveyor pupuk

kantong biasanya tidak.

3.5 Rangka Roller (Frame)

Rangka ini berfungsi sebagai tempat roller dipasang. Konstruksi rangka

roller ini dirancang sesuai jenis conveyor yang dipakai. Pada PPU konstruksi

rangka ini terdiri dari dua macam yaitu :

3.5.1 Rangka Conveyor Pupuk Curah

Rangka Conveyor Pupuk Curah ini untuk roller dibagian atasnya dibuat

miring dengan sudut tertentu sesuai dengan kapasita. Sedangkan bagian bawahnya

(return roll) dibuat lurus.

25

Politeknik Negeri Sriwijaya

3.5.2 Rangka Conveyor Pupuk Kantong

Untuk pupuk kantong rangkanya dibuat lurus baik itu untuk flate roll

maupun return roll.

3.6 Chute Hopper

Chute ini berfungsi untuk menyalurkan pupuk yang dibawa oleh suatu

conveyor ke conveyor berikutnya. Chute ini pada PPU hanya dipakai pada pupuk

curah saja.

Pada beberapa tempat chute ini dibuat katup yang mengatur pada bagian

mana pupuk akan disalurkan, apakah harus disalurkan kebagian gudang terlebih

dahulu ataukan langsung menuju ke kapal di dermaga.

3.7 Pembersih Pupuk (Scrap)

Pembersih pupuk ini terletak di sabuk bagian bawah. Pada bagian ini

dipasang pada head pulley, tail pulley dan floating pulley. Bahan pembersih ini

biasanya terbuat dari bahan rubber doro. Namun pada unit conveyor 1B yang baru

terbuat dari teflon.

3.8 Interlock System

Berfungsi untuk menghentikan conveyor secara tiba-tiba bila teerjadi

dirasa perlu mematikan conveyor secara tiba-tiba.

Interlock ini terpasang pada conveyor sebelah pinggir berbentuki tali dari

karet plastik. Bia tali itu ditarik maka akan diteruskan ke bagian yang mematikan

arus listrik motor.

26

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Conveyor 2805-V

Conveyor 2805-V adalah salah satu conveyor pengangkut pupuk curah

yang terdapat di PPU PT. Pusri. 2805-V itu sendiri hanya merupakan kode nomor

alat saja dan tidak ada hubungannya dengan kapasitas, kemampuan, kekuatan atau

sejenisnya. Conveyor 2805-V ini mengangkut pupuk curah untuk diangkut ke

kapal.

Urutan dari conveyor-conveyor yang berfungsi mengangkut pupuk curah

ke kapal adalah : 2854-V menerima pupuk curah dari gudang yang digaruk oleh

portal scrapper kemudian ditransfer ke 2805-V. Selanjutnya ke 3805 dan terakhir

ke 2818-V yang merupakan conveyor dari unit quadrant loader.

4.2 Spesifikasi

Adapun spesifikasi dari conveyor 2085-V ini data-datanya didapat dari

daftar sparepart yang dimiliki SUB, BAG, PEMEL, LAP, pemeliharaan lapangan

PPU.

4.2.1 Kapasitas dan kecepatan

Pada conveyor 2805-V ini beban maksimum dari perencanaan adalah 700

ton/jam urea curah. Beban ini merupakan kapasitas maksimum tetapi kapasitas

ini dalam pelaksanaannya tidak diberlakukan. Sedangkan beban kapasitas yang

dipakai dilapangan antara 300-500 ton/jam.untuk kecepatan 1440 rpm.

4.2.2 Sabuk

Sabuk yang digunaan conveyor ini memiliki ukuran dengan lebarnya 48”.

Dengan ketebalan ply sebanyak 3 buah nilon didalam, karet atas dan bawah 1/8

inchi dari nilon dalam. Untuk kecepatan 388 rpm.

III.1.3. Panjang conveyor

27

Politeknik Negeri Sriwijaya

Panjag conveyor dari titik pusat head drive pulley sampai ke titik pusat tail

pulley yakni 841.705 inchi. Conveyor ini merupakan pentransfer pupuk curah ke

quadrant loader.

4.3 Unit penggerak

Adapun unit transmisi daya pada conveyor 2805 adalah:

4.3.1 Motor

Daya motor yang dipakai adalah 60 hp dengan putaran 1440 rpm. Dengan

daya dan putaran ini conveyor 2805-V mampu mengankat beban 400 ton/jam.

4.3.2 Kopling

Jenis kopling yang sering digunakan adalah fluida. Dipilihnya kopling ini

karena memiliki keunggulan diantaranya mampu menahan beban yang besar dari

putaran motor yang tinggi. Dalam hal ini fluida berfungsi putaran dari motor

dengan hasil putaran yang lebih rendah dan dengan daya yang relatif tetap untuk

diteruskan ke gearbox.

4.3.3 Gear box

Pada gear box jenis roda gigi yang digunakan adalah roda gigi lurus dan

roda gigi heliks. Sedangkan untuk perbandingan putaran gearbox denagn putaran

poros kopling rasionya adalah 19,66 : 1.

4.3.5 Sprocket

Adapun ukuran sprocket yang digunakan adalah:

1. Jumlah mata rantai roda gigi kecil 21 buah. 2” pada rantai ganda

2. Jumlah mata rantai roda gigi besar 38 buah, 2” pada rantai ganda.

3. Ukuran rantai 2” pada rantai ganda X 90 buah panjang sprocket.

28

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.4 Pulley

Jenis-jenis pulley yang digunakan pada conveyor ini adalah:

1. Drive pulley

Ukuran diameter pulley 36” dan panjang 51” jenis flate face, dengan

ketebalan lapisan karet ½” jenis nya karet chevron grooved.

2. Snub pulley

Ukuran diameter pulley 20” dan panjang 51” jenis flate face, befungsi

belt dekat drive pulley

3. Bend pulley

Ukuran diameter pulley 24” dan panjang 51” tanpa karet? berpelat,

befungsi menyangga pada floating agar seimbang.

4. Floating pulley

Berdiameter 24” dan panjangnya 51”, floating ini gerakan nya naik

turun yang berfungsi sebagai pengatur (balance) tegangan pada beld

conveyor akibat dari beban muatan.

5. Tail pulley

Berdiameter 24” dan panjang nya 51” , berfungsi membantu head

pulley dalam menggerakn beld.

6. Speed pulley

Berdiameter dan panjangnya 52”, berfungsi mengatur apabila ada

beban yang berlebihan pada beld (sebagai pendeteksi).

Untuk floating pulley dan tail pulley jenis yang digunakan adalah crown

face dengan type wing. Type wing ini maksudnya permukaan pulley berbentuk

belimbing. Ini berfungsi untuk membersihkan pupuk urea sisa dari head pulley.

Pulley ini memang cocok untuk digunakan pada pupuk curah.

4.5 Roller Idler

Yang digunakan pada pupuk curah terdiri dari beberapa jenis yang

kegunaan dan fungsi dari pada setiap roller-roller berbeda. Berikut ini adalah

data-data dari roller-roller tersebut.

29

Politeknik Negeri Sriwijaya

1. Impact roller Idler

Berdiameter 5” dan panjang nya 18”, konstruksi dua buah yang

membentuk sudut 350 dan satu buah sebagai penyanggah dipasang

lurus melintang. Posisinya dibawah chute gunanya sebagai peredam

agar saat pupuk jatuh dari chute merata.

2. Troughing roller idler

Konstruksi troughing roller idler ini sama dengan impact roller idler

begitu juga dengan diameter dan panjangnya. Perbedaan hanya pada

kode plain rol nya.

3. Troughing training roller idler

Untuk spesifikasi roller idler ini mempunyai kontruksi yang sama

dengan impact roller yakni diameter 5” tiga buah roll, dua roller

penyangga dan satu roller horizontal masing-masing memiliki panjang

18”, untuk menyanggah sudut kemiringan 350.

4. Inline troughing roller idler

Konstruksi dan spesifikasi sama dengan ketiga roller idler, tetapi untuk

roller idler ini fungsinya untuk menyetir agar belt tetap pada posisi

stabil.

5. Return training roller

Pada return training roller idler ini memiliki diameter 5” dan panjang

50,5”. Bentuk konstruksinya dengan tipe tunggal. Jadi untuk satu

roller dipasang pada satu rangka (frame).

6. Return roller idler

Baik dalam hal konstruksi maupun spesifikasi dari return roller idler

tidak berbeda dengan return training roller idler.

4.6 Bantalan (bearing)

Bantalan pulley- pulley pada conveyor ini kesemuanya memakai adaptor

dan ring seal. Jadi permukaan seluruh bearing ini adalah tirus mengikat

30

Politeknik Negeri Sriwijaya

dipakainya adaptor tersebut. Sedangkan pada lubang pelumasan ukuran diameter

seluruh bearing 3/8 inchi.

- Bantalan Head pulley

Ukuran diameter shaft 4”. Ddengan rumah bantalan type SNA 522

TA, kode bantalan 22222 CK, type adaptor HE322 dengan ring

pengunci. Fungsi pengunci bantalan supaya mantap/tidak bergerak.

- Bantalan Tail,Bend,Floating dan snub pulley

Pada pulley-pulley ini ukuran diameter 3” (shaft) dengan rumah

bantalan type SNA 517 ATA (ATA:Kode rumah bearing) dengan type

adaptor HE 317, kode bantalan 22217 CK.

4.7 Scrap Belt

Scrap pembersihan yang digunakan ada 2 jenis:

- Scrap pembersih head pulley sebanyak 1 buah dengan bahan tidak ada

ply dan lembut yang disebut rubber duro.

- Scrap pembersih return belt adalah vcc plough scrap dengan bahan

tidak ada ply dan lembut yang disebut rubber duro.

Keduanya berfungsi sebagai pembersih sisa-sisa urea yang terbawa belt.

Adapun ukuran scap belt adalah 12mm dan ukuran lebarnya 15 mm, 20

mm dan 25 mm sedangkan panjangnya sesuai dengan kebutuhan yang

digunakan.

4.8 Pemeliharaan dan Perbaikan Alat

Pada umumnya pemeliharaan yang dilakukan pada peralatan-peralatan

conveyor ini adalah dengan pelumasan. Sedangkan untuk perbaikan sering

dilakukan dengan penggantian roller idler. Dan untuk beberapa peralatan yang

mungkin masih dapat diiperbaiki biasanya masih diperlukan bantuan seksi yang

lain.

31

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.8.1 Roller idler

Untuk roller idler perawatan yang di lakukan adalah dengan melumasi

bearing-bearing yang ada di dalam nya. Dan alat yang di gunakan adalah gun

greased. Caranya dengan memasukan pelumas ke dalam lubang ujung roller idler.

Untuk menjaga agar roller tidak terlalu kotor akibat melekat nya debu , setelah

pelumasan maka pada ujung-ujungnya di pasang penutup.

Dalam hal perbaikan, untuk roller yang kira-kira sudah terlampau parah

biasanya dengan mengganti roller tersebut. Untuk roller yang agak macet

dilakukan dengan memukul-mukul bagian ujung roller tersebut dengan palu.

4.8.2 Gear box

Pada pemeliharaan gearbox ini pelumasan yang dipakai adalah omala 77

dan sekarang sudah di gantikan dengan merk lain yakni mobil gear 634. Jumlah

yang dipakai untuk satu kali pelumasan 32 liter. Dan perlu dilakukan

pengecekkan setiap 100 jam pemakaian.

Pada perbaikan biasanya pada kerusakan akibat kebocoram casing. Untuk

kerusakan pada roda gigi jarang terjadi. Ini mungkin akibat penggunaan roda gigi

yang rata-rata ukuran giginya besar.

4.8.3 Sabuk

Pada sabuk pemeliharaan dilakukan hanyalah pembersihan sabuk dan

kotoran-kotoran yang tersisa setelah operasi. Karena sisa-sisa pupuk ini dapat

bereaksi dengan sabuk.

Untuk perbaikan biasanya dengan memotong bagian sabuk yang rusak

untuk diganti dengan sabuk yang baru yang kira-kira sepanjang sabuk yang rusak.

Untuk menyambung biasanya digunakan metode sambungan flexco. Namun bila

dirasa kerusakan sudah terlampau parah mka digantilah sabuk seluruh nya dengan

yang baru. Dan penyambungan juga dengan metode yang berbeda, yaitu dengan

metode sambungan system mechanical dan system vilcanoozer.

32

Politeknik Negeri Sriwijaya

4.8.4 Bantalan

Untuk bantalan yang diperlukan adalah pelumasan yang baik dan teratur.

Pelumas yang dianjurkan adalah Alvania R2.Jumlahnya bervariasi sesuai

kebutuhan. Alat untuk melumasi adalah greased gun. Caranya dengan

memasukkan ujung grease gun ke dalam lubang fitting pelumasan.

Untuk perbaikkan biasanya dengan membuka rumah bantalan. Kemudian

diperiksa peluru-pelurunya apakah perlu diganti tau hanya perlu dibersihkan.

Bagian-bagian yang sering diganti biasanya adalah peluru bantalan lengkap

dengan penahannya.

4.8.3 Sprocket

Begitu juga dengan sprocket pemeliharaan yang penting adalah

pelumasan. Pelumasan yang dianjurkan adalah mobil gear 634. Untuk

sekali pelumasan diperlukan sekitar 2 liter pelumas. Dan untuk 100 jam

kerja perlu dilakukan pengecekan.

33

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian, pembahasan-pembahasan terdahulu dan

pengalaman penulis selama melakukan kerja praktek maka dapat diambil

ksimpulan sebagai berikut:

- PT.PUSRI merupakan suatu BUMN yang bergerak dibidang produksi

pembuatan pupuk urea

- Struktur organisasi PT.PUSRI dipimpin oleh seorang direktur utama

yang memiliki dewan penasihat yang disebut Dewan Komisaris.

- Sebagai BUMN PT.PUSRI mengemban 3 misi pokok,yaitu sebagai:1.

Unit Ekonomi 2. Penggerak Pembangunan 3. Stabilisator

- PT.PUSRI memiliki empat pabrik yakni, pusri II, pusri III, pusri IV

dan pusri IB yang masing-masing pabrik mempunyai pabrik proses

urea, ammonia dan utilitas.

- Diadakan kembali pemakaian masker

- Pemeriksaan rutin preventive yang dilakukan oleh mekanik

- Pengiriman pupuk yang dilakukan PT.PUSRI ada dua cara, yaitu

pengiriman dalam bentuk pupuk curah dan pupuk kantong

- Conveyor 2805-V merupakan salah satu conveyor yang digunakan

untuk mengangkut pupuk curah ke kapal

- Seksi pemeliharaan mekanik PPU ini bertugas memelihara dan

memperbaiki lat-alat mekanik. Sedangkan untuk mengoperasikan

dilakukan oleh operator. Adapun hubungan keduanya yakni apabila

ada peralatan yang rusak pada waktu beroperasi para petugas operator

lapangan memberitahukan ke seksi pemeliharaan mekanik

- Seksi pemeliharaan mekanik PPU ini mempunyai wilayah kerja yang

ditentukan. Jadi tidak semua peralatan harus ditangani seksi ini

34

Politeknik Negeri Sriwijaya

Dari pengalaman penulis ternyata kaitan antara pelajaran yang terdapat

diperkuliahan dengan peralatann di PPU PT.PUSRI ini banyak berhubungan

dengan mata kuliah Elemen Mesin dan bengkel.

35

Politeknik Negeri Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pusri.co.id

Program Structure Siemens S7 .2010/lomax/SIMATIC 300(2) /CPU 312

Buku petunjuk keselamatan kerja di PT.Pupuk Sriwijaya

Buletin PT.Pupuk Sriwijaya,Pabrik pupuk urea pertama di Indonesia

.

Bulletin pabrik pupuk IB, karya dan prestasi putra Indonesia.

Conveyor Equipment manufactures.

Instruction-Instalasi-Operation,Maintenance.

36