Post on 11-Mar-2019
49
BAB 3
ANALISIS STRATEGI DAN SISTEM YANG BERJALAN
3.1. Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1. Latar Belakang Perusahaan
PT. Bhineka Karya Manunggal adalah sebuah perusahan yang
bergerak dalam bidang tekstil. Produk-produk yang dihasilkan PT.
Bhineka Karya Manunggal diantaranya benang, kain mentah, kain jadi,
dan pencetakan gambar atau motif di kain.
Perusahaan ini berada di dalam group yang di namakan GUNA
GROUP. Awalnya, GUNA GROUP berdiri tahun 1971 dan mendirikan
PT. Gunatex di Pekalongan. PT. Gunatex bergerak di bidang tekstil
dengan fokus produksi kain. GUNA GROUP mendirikan perusahaan
pemasok benang sendiri yaitu PT. World Yamatex Spinning Mills
(WYSM) di Bandung, Jawa Barat. Pada tahun 1991, GUNA GROUP
naik ketingkat yang lebih tinggi lagi dengan mendirikan PT. Bhineka
Karya Manunggal yang terintegrasi penuh pada tekstil yang berlokasi di
Karawang dengan luas sekitar 60 hektar.
Ada 2 aktivitas produksi dalam perusahaan:
1. Produksi terus-menerus.
Produksi terus menerus terdiri dari 2 produk yaitu
benang dan kain mentah. Kedua produk ini diproduksi
50
terus-menerus oleh perusahaan karena sudah ada standart
internasional mengenai kualitas dari benang dan kain itu
sendiri. Perusahaan tetap memproduksi dengan atau
tanpa adanya order.
2. Produksi melalui order.
Khusus untuk pewarnaan kain dan pencetakan
gambar atau motif dikain, produk ini akan diproduksi
berdasarkan order yang berisi data mengenai warna,
kualitas, motif, bahan dan lain sebagainya berdasarkan
keinginan customer yang dipesan melalui marketing.
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Adapun Visi dan Misi pada PT. Bhineka Karya Manunggal adalah
sebagai berikut:
Visi pada PT. Bhineka Karya Manunggal :
“Menjadi salah satu pemain bisnis terkemuka di Asia”
Sedangkan Misi pada PT. Bhineka Karya Manunggal adalah:
“Well Manage Company” yaitu dengan mengutamakan 3C
1) Consistent
Perusahaan berfokus dibidang tekstil.
51
2) Cooperative
Perusahaan melakukan kerja sama dengan pemasok-
pemasok top dan lembaga-lembaga keuangan ternama.
3) Creative
Perusahaan terus berinovasi dalam menemukan produk-
produk yang baru sehingga mampu bersaing dalam pasar
internasional.
3.1.3. Strategi Bisnis Perusahaan
Agar dapat menjadi pemain bisnis terkemuka di dunia, PT.
Bhineka Karya Manunggal menerapkan strategi bisnis sebagai berikut:
1. Perusahaan mengikuti pasar
Perusahaan terus menganalisis pasar, apa yang dibutuhkan pasar saat
ini dan apa yang akan dibutuhkan pasar dimasa mendatang. Hal ini
menciptakan peluang-peluang bagi perusahaan supaya perusahaan
tetap mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional.
2. Analisis pesaing
PT. Bhineka Karya Manunggal mengarah pada pasar internasional,
perusahaan ini mempunyai banyak pesaing-pesaing kuat, misalnya
China, India, dan Bangladesh. Perusahaan berusaha menghindari
pesaing-pesaing tersebut dengan cara membuat produk yang belum
dimiliki oleh pesaing kuat tersebut.
52
3. Memproduksi barang kualitas tinggi
Untuk bermain dipasar menengah ke atas, PT. Bhineka Karya
Manunggal selalu memproduksi produk-produk yang berkualitas. Hal
ini mempengaruhi target pasar yaitu customer menengah ke atas.
4. Inovasi
PT. Bhineka Karya Manunggal terus berinovasi untuk menemukan
produk-produk baru sehingga dapat selalu memenuhi kebutuhan
customer.
3.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari
berbagai macam fungsi dan memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda.
Fungsi dan tanggung jawab yang jelas pada setiap bagian, mengakibatkan
proses bisnis akan berjalan dengan baik.
PT. Bhineka Karya Manunggal mempunyai struktur organisasi
sebagai berikut :
53
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Bhineka Karya Manunggal
53
54
3.1.5. Peran dan Tanggung Jawab
• President Director
President Director memiliki kekuasaan tertinggi dalam perusahaan.
President Director mempunyai peran dan tanggung jawab:
1. Menetapkan kebijakan jangka panjang untuk perusahaan.
2. Menentukan dan menetapkan visi dan misi perusahaan.
3. Menentukan dan menetapkan strategi, tujuan utama dan
kebijaksanaan pengembangan usaha
• Deputy President Director
Deputy President Director merupakan wakil dari President Director.
Deputy President Director mempunyai peran dan tanggung jawab:
1. Menggantikan President Director apabila President Director
berhalangan hadir dalam suatu pertemuan.
2. Menganalisis laporan-laporan yang dihasilkan dari Director
Production.
3. Membantu President Director dalam hal menetukan kebijakan-
kebijakan.
• Director Cotton and Machinery Purchasing and Yarn Sales
Director Cotton and Machinery Purchasing and Yarn Sales langsung
bertanggung jawab kepada President Director mengenai:
1. Pembelian kapas
2. Pembelian mesin-mesin
3. Penjualan benang
55
• Director Marketing Finished Goods
Director Marketing Finished Goods merupakan bagian dari
perusahaan yang bertanggung jawab atas semua penjualan dan service
ke customer. Director Marketing mempunyai peran dan tanggung
jawab :
1. Menentukan strategi dan kebijakan untuk mencapai target
perusahaan.
2. Mengkoordinir manager-manager dalam usaha mencapai target
yang sudah ditetapkan.
• GM Marketing
GM Marketing bertanggung jawab kepada Director Marketing untuk:
1. Melaksanakan strategi dari Director Marketing.
2. Mencari dan menganalisis informasi pasar serta membuat laporan.
3. Menentukan kebijakan harga.
4. Mengkoordinir manager menengah.
• Greige & FNS Goods Sales
Bagian sales yang khusus untuk menjual kain jadi dan kain blaco.
• Director Production
Director Production adalah kepala bagian produksi yang mempunyai
peran dan tanggung jawab :
1. Memimpin semua proses produksi di BKM I dan BKM II.
2. Membuat kebijakan-kebijakan produksi.
3. Menentukan strategi-strategi kebijakan produksi.
56
• Staff Direksi
Staff Direksi merupakan divisi IT dalam perusahaan. Peran dan
tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan aplikasi-aplikasi yang digunakan.
2. Memperbaiki semua kerusakan pada bagian-bagian komputer.
3. Mengurus semua masalah jaringan di perusahaan.
Di dalam staff direksi, terdapat divisi Quality Assurance and
Development yang tugasnya:
1. Memonitor sistem yang berjalan di pabrik.
2. Memonitor level kualitas produk (memantau hasil pengukuran
kualitas mutu dan klaim dari customer yang ada).
• GM Production BKM II
GM Production BKM II memimpin semua kegiatan pabrik di BKM II
yang berlokasi di Citeureup.
• Staff House Keeping & P2K3
Staff House Keeping & P2K3 menentukan kebersihan pabrik dan
keamanan kerja karyawan.
• Production
Production merupakan bagian produksi pada BKM II. Mengendali
kegiatan produksi untuk mencapai target yang sudah ditentukan yaitu
jumlah, cost, dan mutu.
57
• GM Production BKM I
Melaksanakan strategi dan kebijakan yang ditetapkan dari produksi.
Memimpin para manager menengah dalam melaksanakan kegiatan
produksi untuk mencapai target.
• Deputy GM Production BKM I
Deputy Gm Production BKM I merupakan wakil dari GM Production
BKM I yang membantu menganalisis laporan produksi.
• Spinning
Spinning merupakan bagian pemintalan benang.
• Weaving
Weaving merupakan bagian penenunan kain.
• Engineer
Engineer merupakan bagian yang mengurus mesin-mesin, dan
kebutuhan produksi sehari-hari. Seperti listrik, perbaikan mesin, dan
bahan bakar.
• Processing
Processing merupakan bagian yang bertugas dalam produksi dalam
pewarnaan kain dan pemotifan kain.
• Human General Affair
Human General Affair merupakan bagian yang bertugas dalam
perekrutan karyawan baru, dan menilai kinerja karyawan.
58
• Warehouse & Delivery
Warehouse & Delivery merupakan bagian gudang tempat
penyimpanan hasil produksi, dan yang bertanggung jawab akan
keamanan dan kebenaran produk yang diserahkan oleh produksi,
bertanggung jawab dalam pengiriman hasil produksi ke pelanggan.
• Financial
Financial mengelola keuangan. Terdiri dari kasir untuk pembayaran,
perhitungan pajak, dan membuat faktur-faktur.
• Accounting
Accounting memiliki tugas :
1. Membuat jurnal.
2. Membuat laporan keuangan.
3. Menghitung cost produksi.
• GM Purchasing Yarn &Fabric
GM Purchasing Yarn & Fabric menentukan kebijakan-kebijakan
yang berhubungan dengan pembelian benang dan kain.
• Purchasing Dpt. Manager
Purchasing Dpt. Manager memiliki tugas menjalakan kebijakan-
kebijakan yang di tetapkan oleh GM Purchasing.
• Purchasing
Menjalankan kegiatan operasional pembelian benang dan kain.
59
3.2. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Perusahaan
3.2.1. Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Perusahaan
Analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis perusahaan
mencakup analisis terhadap persaingan bisnis perusahaan dengan
menggunakan teknik analisis persaingan Porter dan analisis PEST.
3.2.1.1. Lima (5) Daya Persaingan Porter
Dalam analisis lima daya persaingan Porter, kita dapat
mengetahui lima faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
perusahaan yang berasal dari Intraindustry Rivalry (Pesaing),
Bargaining Power of Supplier (kekuatan tawar-menawar supplier),
Bargaining Power of Buyers (kekuatan tawar-menawar pembeli),
Potential New Entrants (Pendatang baru yang potensial), dan
Substitute Product (Produk pengganti). Berdasarkan hasil analisis
maka lima kekuatan Porter yang ada pada PT. Bhineka karya
Manunggal adalah :
1. Potential New Entrants (Pendatang baru yang potensial)
PT. Bhineka Karya Manunggal tidak terlalu khawatir
terhadap para pendatang baru yang potensial, terlebih lagi dari
dalam negeri. Karena barrier-nya adalah modal yang sangat
besar untuk memulai bisnis seperti ini. Terlebih di era sekarang,
dimana sedang terjadi krisis ekonomi global. Contoh pendatang
60
baru yang potensial adalah PT. Royal Cotton Indonesia yang
berada di Jakarta.
Kami melihat minimnya potensi yang muncul akan
pendatang baru akibat dari barrier modal yang sangat besar
tersebut, sehingga sulit sekali bagi perusahaan baru untuk
memulai bisnis sebesar PT. Bhineka Karya Manunggal. Tetapi
pendatang baru dalam skala kecil juga dapat menjadi ancaman
bagi perusahaan dimasa mendatang.
2. Intraindustry Rivalry (Pesaing)
PT. Bhineka Karya Manunggal kurang
mengkhawatirkan pesaing yang berasal dari dalam negeri
karena perusahaan ini bisa bertahan akibat dari krisis ekonomi
tahun 1997. Pesaing-pesaing kuat adalah pesaing-pesaing yang
berasal dari luar negeri. Perusahaan-perusahaan pesaing kuat
tersebut berasal dari negara-negara seperti China, India, Jepang
dan Bangladesh. Untuk pesaing lokal ada beberapa perusahaan
seperti PT. Argo Pantes, PT. Apac Citra Centertex, PT. Eratex
Djaja, dan PT. Ever Shine. Tetapi perusahaan tersebut tidak
menjadi pesaing yang besar bagi perusahaan.
Menurut analisis kami, perusahaan harus pandai-pandai
ber-manuver untuk menghadapi pesaing-pesaing yang kuat yang
berasal dari luar negeri. Perusahaan menganggap tidak ada
61
pesaing yang kuat yang berasal dari dalam negeri, tetapi
menurut kami ada perusahaan yang merupakan pesaing kuat
yaitu PT. Argo Pantes.
Solusi yang dapat dihadirkan untuk pesaing-pesaing
yang kuat adalah berusaha menghindari pasar yang ditargetkan
oleh negara-negara kuat seperti China. Solusi yang lain adalah
dengan melakukan variasi produk yang tidak dapat dihasilkan
oleh pesaing lain.
3. Substitute Product (Produk pengganti)
Menurut direktur produksi PT. Bhineka Karya
Manunggal, tidak ada produk pengganti untuk tekstil.
Kami setuju dengan pernyataan di atas. Menurut teori
kebutuhan Abraham Maslow, tekstil merupakan salah satu
kebutuhan utama manusia agar dapat hidup, yaitu sandang.
Untuk sementara belum ada produk yang dapat menggantikan
kain.
4. Bargaining Power of Buyers (kekuatan tawar-menawar
pembeli)
PT. Bhineka Karya Manunggal mengutamakan kepuasan
pelanggan yang didasarkan pada kuantitas yang tepat, kualitas
barang yang baik, dan waktu pengiriman barang yang sesuai
62
jadwal. Customer lokal dari PT. Bhineka Karya Manunggal
adalah Toko-toko di daerah Tanah Abang, Pabrik Garment,
sedangkan customer dari luar negeri biasanya Timur Tengah
menggemari produk Printing dan Dyeing di ekspor ke Eropa
dan Amerika.
Dari hasil analisis kami, selain mengutamakan kepuasan
pelanggan, perusahaan juga harus membuat supaya pelanggan
bisa setia dengan perusahaan.
5. Bargaining Power of Supplier (kekuatan tawar-menawar
supplier)
PT. Bhineka Karya Manunggal menggunakan hubungan
yang mutual terhadap para pemasoknya. Hubungan mutual
tersebut dapat mempengaruhi harga bahan baku yaitu kapas,
mesin, dan bahan bakar. Australia dan Brazil merupakan salah
satu pemasok kapas perusahaan, China merupakan pemasok
kain mentah, dan untuk pengoperasian mesin menggunakan
solar dan listrik yang di pasok oleh PT. Pertamina dan PT. PLN.
Menurut kami perusahaan sudah cukup baik menjaga
hubungannya dengan supplier. Kami melihat perusahaan
membutuhkan sistem informasi yang dapat mempercepat arus
supply.
63
Pemasok:
AustraliaBrazilChina
PT. PertaminaPT. PLN
Pendatang Baru:
PT. Royal Cotton IndonesiaPT. Kukuh Tangguh Sandang Mills
PT. Talon Indonesia
Pembeli:Toko Tanah Abang
Pabrik GarmentPrinting ke Timur Tengah
Dyeing ke Eropa & Amerika
Substitusi:
Tidak ada
Pesaing Industri:Dalam negeri
PT. Bhineka Karya ManunggalPT. Argo Pantes
PT. Apac Citra CentertexPT. Eratex DjajaPT. Ever ShineLuar Negeri
ChinaIndia
BangladeshJepang
Gambar 3.2 Analisis Lima Daya Persaingan Porter
3.2.1.2. Analisis PEST Perusahaan
Politik
Faktor politik dalam negeri lebih banyak berpengaruh
daripada politik luar negeri. Kebijakan-kebijakan baru yang datang
dari pemerintahan yang baru akan memberikan peluang bagi
perusahaan. Pada tanggal 20 oktober 2009, dilantiknya Presiden
64
Susilo Bambang Yudhoyono dengan kabinet yang baru akan
menimbulkan kebijakan-kebijakan baru dan hal ini memiliki
pengaruh bagi perusahaan seperti pemerintah menganjurkan
memakai batik sebagai produk dalam negeri. Hal itu menyebabkan
order kain motif batik meningkat. Kebijakan bea cukai juga dapat
mempengaruhi untuk harga jual ke luar negeri, sedangkan untuk
politik luar negeri tidak terlalu mempengaruhi bisnis perusahaan.
Menurut Direktur Produksi, pak Aswin Priyosudarmo, “Bisnis tetap
bisnis” dan Indonesia tidak mempunyai masalah dengan Negara
lain.
Menurut kami politik dapat menimbulkan pengaruh positif
dan negatif bagi peusahaan. Kebijakan yang berpengaruh positif
bagi perusahaan seperti kebijakan mengenakan batik sebagai simbol
dari Negara Indonesia. Hal ini akan meningkatkan order produksi
batik perusahaan. Kebijakan yang berpengaruh negatif bagi
perusahaan seperti halnya kebijakan bea cukai. Bila pajak bea cukai
tinggi, maka akan mempengaruhi harga jual di Negara tersebut dan
biasanya harga menjadi sangat tinggi dan yang akan menjadi korban
adalah customer.
Ekonomi
Faktor ekonomi memberikan pengaruh yang cukup kuat
bagi perusahaan. Bisa dikatakan sangat bergantung pada ekonomi
65
pasar. Contohnya untuk suplai kapas, harga terus berubah-ubah di
perdagangan saham Wall Street. Resesi global juga berpengaruh
bagi perusahaan. Perekonomian yang menurun akan membuat harga
produk menjadi turun dan daya beli berkurang.
Harga minyak dunia juga berpengaruh bagi perusahaan.
Karena dalam proses produksi, perusahaan menggunakan minyak
dan batubara sebagai salah satu sumber energi.
Nilai mata uang dollar juga berpengaruh bagi perusahaan
karena dollar merupakan mata uang dunia yang menjadi alat tukar
internasional. Nilai mata uang dollar yang naik dan turun secara
tajam otomatis membuat harga produk naik turun.
Menurut kami faktor ekonomi adalah faktor dalam PEST
yang paling berpengaruh bagi perusahaan, karena PT. Bhineka
Karya Manunggal adalah perusahaan manufaktur tekstil. Untuk
suplai, perusahaan membutuhkan kapas dan kain mentah yang
kesemuanya merupakan bahan import. Harga kapas dapat
dipengaruhi dari index perdagangan saham di Wall Street, harga
mata uang asing, dan harga minyak mentah dunia.
Sosial
Masalah sosial berpengaruh terhadap perusahaan. Kondisi
lingkungan yang tidak kondusif di sekitar perusahaan akan berujung
pada masyarakat yang banyak menuntut pada perusahaan,
66
pemblokiran akses perusahaan, intimidasi karyawan, kriminalitas
tinggi.
Sedangkan hubungan dengan karyawan, manajemen
perusahaan selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan adanya
serikat pekerja. Serikat pekerja ini akan menampung semua keluhan
karyawan dan menyampaikan ke manajemen untuk diberikan
tanggapan.
Hasil dari analisis terhadap lingkungan sosial di atas adalah
masalah yang cenderung muncul dari lingkungan sekitar perusahaan
dan karyawan. Saat ini, perusahaan memiliki serikat pekerja untuk
membantu mengatasi segala keluhan dari karyawan dan berusaha
untuk menjaga hubungan baik antara karyawan dan manajemen
perusahaan. Untuk masalah lingkungan sekitar, perusahaan harus
pandai-pandai membuat kebijakan yang dapat menguntungkan
perusahaan dan masyarakat sekitar.
Teknologi
Perusahaan terus mengamati perkembangan teknologi dunia.
Misalnya jika ada mesin baru yang dapat menghasilkan produk
yang lebih baik, maka perusahaan akan mempertimbangkan untuk
membelinya.
Untuk teknologi dibidang komputer, saat ini perusahaan
masih menganggap belum perlu untuk diadakan pembaruan di
67
semua divisi. Tapi perusahaan juga tetap mengamati kebutuhan.
Jika dirasa perlu, perusahaan akan mempertimbangkan untuk
membelinya.
Menurut kami, perusahaan menggunakan teknologi yang
tergolong tua. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan komputer
yang sudah lama diproduksi. Menurut staf direksi perusahaan,
komputer-komputer itu memiliki performa yang masih cukup untuk
keperluan produksi sehari-hari. Kami menyarankan melakukan
pergantian komputer di beberapa divisi untuk menunjang kinerja
divisi tersebut. Kami melihat performa komputer di bagian produksi
sementara ini sudah cukup, sedangkan di bagian lain seperti MIS,
dan Design masih memiliki performa yang rendah.
3.2.2. Analisis Lingkungan Internal Bisnis Perusahaan
Analisis lingkungan internal bisnis perusahaan terdiri dari analisis
rantai nilai perusahaan ( Value Chain ), analisis SWOT ( Strength,
Weakness, Opportunity, Threat ), dan analisis CSF (Critical Success
Factor).
68
MARGIN
3.2.2.1. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) Perusahaan
Infrastruktur Perusahaan
Manajemen Perusahaan, lokasi strategis, fasilitas lengkap seperti pos keamanan, tempat parkir karyawan Manajemen Sumber Daya Manusia Perekrutan, pelatihan, pengembangan karyawan, dan pemecatan Pengembangan Teknologi Mengembangkan sistem dan teknologi informasi serta mesin-mesin produksi Pembelian Pembelian bahan baku produksi, peralatan kerja dan energi untuk produksi Logistik ke dalam
Operasi Logistik Keluar
Pemasaran Pelayanan
Bahan Baku Spinning Pengepakan Promosi dan pameran
Quality
Data pesanan Weaving Pemberian Label
Tender Quantity
Karyawan Printing
Pengiriman Time
Processing
Gambar 3.3 Analisis Value Chain
Aktivitas Utama:
1. Logistik ke dalam
Logistik ke dalam meliputi aktivitas-aktivitas pengadaan
bahan baku, penyimpanan data pesanan, dan penyimpanan data
karyawan. Dalam tahap ini, perusahaan mengumpulkan segala
resource yang diperlukan untuk melakukan tahap operasi.
69
2. Operasi
Dalam aktivitas ini, segala resource yang didapatkan
dari aktivitas pertama kemudian diubah menjadi barang jadi
atau setengah jadi yang sesuai dengan permintaan customer.
Aktivitas tersebut merupakan proses spinning, weaving,
processing, dan printing.
3. Logistik ke luar
Dalam aktivitas ini, barang yang dihasilkan dilakukan
pengepakan, pelabelan, dan pengiriman barang ke customer.
Barang yang akan dikirim sudah melalui proses quality control
oleh divisi QAD sehingga barang yang dikirim sesuai dengan
barang yang dibutuhkan customer.
4. Pemasaran
Aktivitas pemasaran dilakukan oleh divisi marketing.
Aktivitasnya berupa promosi, pameran dan mengikuti tender.
Promosi dilakukan melalui media internet yaitu
www.GunaGroup.com. Di web ini, customer dapat melihat
produk yang dijual dan dapat melakukan pemesanan melalui e-
mail dan telepon. Perusahaan juga mengikuti pameran-pameran
tekstil yang diadakan baik di luar maupun dalam negeri. proses
70
tender juga diikuti oleh perusahaan baik perusahaan luar dan
dalam negeri.
5. Pelayanan
PT. Bhineka Karya Manunggal Selalu mengutamakan
pelayanan yang baik kepada customer. Untuk mencapai
kepuasan customer, perusahaan ini mengedepankan Quality
(kualitas produk seperti yang diinginkan), Quantity (jumlah
produk sesuai), dan Time (waktu pengiriman barang yang sesuai
jadwal).
Aktivitas Pendukung:
1. Infrastruktur Perusahaan
Aktivitas pendukung ini meliputi Manajemen
Perusahaan supaya perusahaan dapat berjalan dengan baik,
lokasi yang strategis (lokasi industrial di kawasan Karawang
seluas 60 hektar), fasilitas lengkap seperti pos keamanan dan
tempat parkir karyawan yang luas.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
Aktivitas ini meliputi Perekrutan, pelatihan,
pengembangan karyawan, dan pemecatan karyawan. Karyawan
71
yang dipekerjakan diharuskan untuk memiliki kinerja yang baik
agar dapat memenuhi target perusahaan.
3. Pengembangan Teknologi
Perusahaan sudah memiliki sistem informasi yang
terintegrasi dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi
Akuntansi Terpadu. Saat ini Sistem Informasi Akuntansi
Terpadu mengintegrasikan hampir seluruh divisi di dalam
perusahaan. Sistem ini juga masih terus dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan. Mesin-mesin produksi juga diperhatikan
kualitasnya supaya kualitas produk tidak menurun. Mesin-mesin
ini berasal dari Jepang, Jerman dan Italy.
4. Pembelian
Dalam aktivitas ini, perusahaan melakukan pembelian
atas bahan baku produksi seperti kapas dan kain, peralatan kerja
karyawan, dan energi untuk produksi seperti batu bara.
Melalui analisis value chain perusahaan dapat
disimpulkan bahwa sebagai perusahaan manufaktur, proses
bisnis berjalan cukup baik. Tetapi terdapat kekurangan di
aktivitas utama yaitu pada bagian pelayanan, dan di aktivitas
72
pendukung yaitu infrastruktur perusahaan, manajemen sumber
daya manusia, dan pengembangan teknologi.
Pada bagian pelayanan terdapat kekurangan yaitu tidak
adanya customer service yang dapat melayani segala keluhan
dari customer. Saat ini perusahaan hanya mengandalkan sales
yang menjual produk untuk menangani segala keluhan terhadap
customernya sendiri. Maka kami menyarankan agar perusahaan
mengadakan customer service selama 24 jam dengan tujuan
untuk terus melakukan pelayanan after sales tidak hanya pada
pasar lokal, tetapi pasar global.
Pada aktivitas pendukung, infrastruktur perusahaan
sebenarnya sudah cukup lengkap. Hanya saja perlu ada
penambahan fasilitas kesehatan untuk pengobatan pertama jika
terjadi kecelakaan kerja. Pada bagian sumber daya manusia,
hanya terdapat aplikasi untuk menghitung absen karyawan,
tetapi tidak ada sistem untuk penilaian kinerja karyawan.
Sedangkan pada bagian teknologi, sama halnya pada analisis
PEST. Beberapa teknologi yang lama perlu diganti sehingga
proses bisnis dapat berjalan dengan lebih cepat.
3.2.2.2. Analisis SWOT Perusahaan
Perusahaan juga melakukan analisis SWOT secara berkala
untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT membandingkan
73
antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal
kekuatan dan kelemahan.
Analisis SWOT perusahaan dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Analisis Faktor Internal
A. Kekuatan (Strength)
1) Perusahaan menggunakan program CRP (Cost
Reduction Program). Program ini berguna dalam
memangkas cost-cost yang ada.
2) Nama perusahaan yang dikenal secara global
3) Pengalaman perusahaan yang cukup lama
4) Manajemen yang kuat
5) Memiliki rekan bisnis seperti supplier-supplier top
6) Pasar global, sangat luas
7) Hubungan dengan financial institution
B. Kelemahan (weakness)
1) Visi dan misi kurang disosialisasikan
2) Planning tidak sesuai
3) Program kerja sudah ditetapkan, tetapi kurang
ditekankan.
4) Pembinaan motivasi karyawan kurang
5) Kurang survey dan data international
74
6) Kebijakan marketing kurang jelas
7) Bagian akuntansi general ledger belum terintegrasi
dengan sistem utama, maka masalah budget yang tidak
sesuai kegunaan sering terjadi
8) Untuk produksi kelemahanya adalah beberapa mesin
sudah menua, biaya pemeliharaan cukup tinggi,
pemakaian energi yang tinggi, kekurangan material yang
mempengaruhi kualitas dan cost.
Tabel 3.1 Perhitungan IFAS
FAKTOR STRATEGI INTERNAL BOBOT RATING
BOBOT X RATING
KOMENTAR
KEKUATAN
• Perusahaan menggunakan
program CRP (Cost Reduction
Program). Program ini berguna
dalam memangkas cost-cost yang
ada.
• Nama perusahaan yang dikenal
secara global
• Pengalaman perusahaan yang
cukup lama
• Manajemen yang kuat
• Memiliki rekan bisnis seperti
supplier-supplier top
0,05
0,15
0,10
0,10
0,05
2
3
4
3
1
0,10
0,45
0,40
0,30
0,05
Dipertahankan untuk
mengurangi budget
perusahaan
Mudah mencari customer
Mengetahui cara
mengatasi masalah
Kinerja baik
Pemasok kapas ternama
75
• Hubungan dengan financial
institution
0,05
2
0,10
Mensupport perusahaan
Total Kekuatan 0,50 1,40
KELEMAHAN
• Visi dan misi kurang
disosialisasikan
• Planning tidak sesuai
• Program kerja sudah ditetapkan,
tetapi kurang ditekankan
• Pembinaan motivasi karyawan
kurang
• Kurang survey dan data
international
• Kebijakan marketing kurang jelas
• Bagian akuntansi general ledger
belum terintegrasi dengan sistem
utama, maka masalah budget
yang tidak sesuai kegunaan
sering terjadi
• Untuk produksi kelemahannya
adalah beberapa mesin sudah
menua, biaya pemeliharaan
cukup tinggi, pemakaian energi
yang tinggi, kekurangan material
0,10
0,05
0,02
0,05
0,10
0,05
0,10
0,03
2
2
2
2
1
2
2
3
0,20
0,10
0,04
0,10
0,10
0,10
0,20
0,09
Manajemen kurang aktif
Jadwal kacau
Kurang support top level
manager
Semangat kerja kurang
Analisis pasar internasional rendah
Manager divisi marketing kurang professional
Budget tidak sesuai dengan cost
Memakan cost yang besar
76
yang mempengaruhi kualitas dan
cost
Total Kelemahan 0,50 0,93
TOTAL IFAS 1,00 0,47
2. Analisis Faktor Eksternal
A. Peluang (Opportunity)
1) Pasar global sudah dapat menerima produk perusahaan
2) Sedangkan untuk di lokal, pasar masih sangat luas
karena penduduk yang banyak
3) Kebijakan pemerintah mendukung untuk produk dalam
negeri
4) Kebijakan suku bunga yang rendah sangat
menguntungkan perusahaan
5) Perbaikan ekonomi mulai Nampak di dalam dan luar
negeri
B. Ancaman (Threat)
1) Kondisi internasional belum stabil
2) Pasar Global dan lokal masih sangat luas
3) Harga minyak yang tidak stabil dapat mempengaruhi
harga kapas.
77
4) Harga kapas menjadi incaran para pemain saham di Wall
Street sehingga harga kapas dapat melambung sangat
tinggi
5) Resesi global menyebabkan harga tidak stabil.
Tabel 3.2 Perhitungan EFAS
FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL BOBOT RATING
BOBOT X RATING
KOMENTAR
PELUANG
• Pasar global dapat menerima
produk perusahaan
• Pasar Global dan lokal masih
sangat luas
• Kebijakan pemerintah
mendukung untuk produk dalam
negeri
• Kebijakan suku bunga yang
rendah sangat
menguntungkan perusahaan
• Perbaikan ekonomi mulai
Nampak di dalam dan luar negeri
0,10
0,10
0,05
0,10
0,05
4
4
3
4
3
0,40
0,40
0,15
0,40
0,15
Produk perusahaan
dapat diterima
Penduduk banyak
Kebijakan baru yang
mungkin
menguntungkan
Suku bunga yang
akhir-akhir ini turun
Perbaikan ekonomi
yang pelan namun pasti
Total Peluang 0,40 1,50 ANCAMAN
• Kondisi internasional belum
stabil
• Pesaing dari luar sangat kuat
(Cina, India, Bangladesh, dan
Jepang)
0,07
0,20
3
1
0,21
0,20
Dollar turun
Pesaing industri
78
• Harga minyak yang tidak stabil
dapat mempengaruhi harga kapas
• Harga kapas menjadi incaran
para pemain saham di Wall Street
sehingga harga kapas dapat
melambung sangat tinggi
• Resesi global menyebabkan
harga tidak stabil
0,10
0,15
0,08
2
2
3
0,20
0,30
0,24
Salah satu bahan baku
produksi
Bahan baku utama
Kemampuan pasar
menurun
Total Ancaman 0,60 1,15
TOTAL EFAS 1,00 0,35
Dari analisis diatas, dapat digambarkan posisi PT. Bhineka
Karya Manunggal dalam persaingan pasar saat ini melalui diagram
analisis SWOT berikut :
• Titik X = Kekuatan (Strength) – Kelemahan (Weakness)
Total bobot rating kekuatan = 1,40
Total bobot rating kelemahan = 0,93 -
0,47
• Titik Y = Peluang (Opportunity) – Ancaman (Threat)
Total bobot rating peluang = 1,50
Total bobot rating ancaman = 1,15 -
0,35
79
Peluang (Opportunity)
Kekuatan (Strength)Kelemahan (Weakness)
Ancaman (Threat)
0,1
X ( 0,47 : 0,35 )
0,2 0,3 0,4
0,3
0,2
0,1
Gambar 3.4 Diagram SWOT
Penjelasan Gambar :
X menunjukkan bahwa PT. Bhineka Karya Manunggal berada pada
kuadran I dimana perusahaan dapat menggunakan strategi SO
(Strength - Opportunity), yang maksudnya adalah perusahaan
menggunakan Strength untuk menjawab Opportunity yang ada.
Berikut adalah gambar matrik SWOT:
Tabel 3.3 Matrik SWOT pada PT. Bhineka Karya Manunggal
IFAS
Kekuatan (Strength)
• Perusahaan menggunakan
program CRP (Cost Reduction
Program). Program ini
berguna dalam memangkas
cost-cost yang ada.
• Nama perusahaan yang
Kelemahan (Weakness)
• Visi dan misi kurang
disosialisasikan
• Planning tidak sesuai
• Program kerja sudah
ditetapkan, tetapi
kurang ditekankan
80
EFAS
dikenal secara global
• Pengalaman perusahaan yang
cukup lama
• Manajemen yang kuat
• Memiliki rekan bisnis seperti
supplier-supplier top
• Hubungan dengan financial
institution
• Pembinaan motivasi
karyawan kurang
• Kurang survey dan
data international
• Kebijakan marketing
kurang jelas
• Bagian akuntansi
general ledger belum
terintegrasi dengan
sistem utama, maka
masalah budget yang
tidak sesuai kegunaan
sering terjadi
• Untuk produksi
kelemahanya adalah
beberapa mesin
sudah menua, biaya
pemeliharaan cukup
tinggi, pemakaian
energi yang tinggi,
kekurangan material
yang mempengaruhi
kualitas dan cost
Peluang (Opportunity)
• Pasar global dapat
menerima produk
perusahaan
• Pasar Global dan
lokal masih sangat
luas
• Kebijakan
pemerintah
mendukung untuk
produk dalam negeri
• Kebijakan suku
Strategi SO
• Menjaga nama baik perusahaan
di mata dunia.(S2,O1)
• Memanfaatkan pengalaman
perusahaan yang cukup lama
untuk menjangkau seluruh pasar
baik global maupun
lokal.(S3,O2)
Strategi WO
• Pemanfaatan suku bunga
yang menurun dan
perbaikan ekonomi yang
akan menyebabkan
biaya pembelian dan
maintenance mesin
menjadi berkurang
(W8,O4)(W8,O5)
81
bunga
• Perbaikan ekonomi
mulai Nampak di
dalam dan luar
negeri
• Memanfaatkan Sistem
Informasi yang dapat
menganalisa pasar
supaya dapat
mengetahui kebutuhan
pasar global dan
lokal.(W5,O2)
Ancaman (Threats)
• Kondisi internasional
belum stabil
• Pesaing dari luar
sangat kuat (Cina,
India, Bangladesh,
dan Jepang)
• Harga minyak yang
tidak stabil dapat
mempengaruhi harga
kapas
• Harga kapas menjadi
incaran para pemain
saham di Wall Street
sehingga harga kapas
dapat melambung
sangat tinggi
• Resesi global
Strategi ST
• Menjaga hubungan yang baik
dengan rekan bisnis supaya harga
kapas dapat terjaga. (S5,T4)
• Memanfaatkan CRP untuk
mengurangi cost karena harga
minyak dan kapas yang tidak
stabil.(S1,T3) (S1,T4)
Strategi WT
• Menghindari pesaing
yang kuat seperti China
karena analisis pasar
kurang kuat (W5,T2)
• Mengurangi pembelian
mesin baru dan
mengurangi cost ketika
kondisi internasional
sedang menurun atau
terjadi resesi global
(W8,T1) (W8,T5)
(W8,T3)
Strategi-strategi SO perusahaan adalah sebagai berikut:
• Menjaga nama baik perusahaan di mata dunia.(S2,O1)
• Memanfaatkan pengalaman perusahaan yang cukup lama untuk
menjangkau seluruh pasar baik global maupun lokal.(S3,O2)
82
Hal ini menandakan perusahaan memiliki kekuatan yang
cukup untuk menjawab tantangan kedepan dan memiliki peluang
yang besar.
Dari weakness yang dimiliki perusahaan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua (2) masalah utama, yaitu:
• Masalah pada manajerial yang mengakibatkan visi dan misi yang
kurang disosialisasikan, planning tidak sesuai, program kerja yang
tidak sesuai, dan kebijakan marketing yang kurang jelas
• Masalah pada tidak terintegrasinya bagian akunting general ledger
pada sistem informasi akuntansi terpadu. Kami mengusulkan untuk
mengintegrasikan bagian general ledger supaya proses pada bagian
itu dapat dipercepat.
3.2.2.3. Analisis CSF Perusahaan
CSF merupakan batu loncatan untuk mencapai visi dan misi
perusahaan. Aktivitas-aktivitas dalam CSF sangat penting dalam
kesuksesan PT. Bhineka Karya Manunggal saat ini. Berdasarkan
hasil analisis maka CSF pada PT. Bhineka Karya Manunggal adalah
sebagai berikut.
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan
Dalam aktivitas manajemen, diutamakan tiga hal yaitu
Quality, Cost dan Delivery. Dalam Quality yang diprioritaskan
adalah produk, pelayanan, dan desain. Produk yang sesuai
83
permintaan, layanan costumer yang baik, dan inovasi yang
berkelanjutan. Dalam mereduksi cost, perusahaan menggunakan
program CRP (Cost Reduction Program), seperti penghematan
pemakaian listrik, air dan bahan bakar. Sedangkan untuk
Delivery, yang dikedepankan adalah proses pengiriman barang
yang tepat waktu. Jika ketiga hal di atas dapat dipenuhi, maka
performance sales perusahaan dapat meningkat.
2. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM juga merupakan salah satu faktor keberhasilan
perusahaan. Terdapat dua metode yang untuk mencapai SDM
yang baik yaitu safety dan morality. Safety maksudnya adalah
memberikan rasa aman bagi karyawan dalam melakukan
pekerjaanya. P2K3 merupakan pedoman bagi karyawan dalam
bekerja. Karyawan diberikan perlindungan seperti masker,
penutup telinga, helm, sepatu boot dan sarung tangan.
Keamanan lingkungan juga di berikan, seperti kerja sama
dengan kepolisian untuk menjaga keamanan lingkungan
perusahaan. Hal ini akan membuat karyawan tenang dalam
bekerja.
Morality karyawan perusahaan juga di jaga. Pemberian
gaji yang seseuai dengan beratnya pekerjaan, penempatan posisi
kerja yang sesuai dengan skill, pelatihan yang rutin di lakukan.
84
Semua itu di lakukan untuk mencapai kompetensi, loyalitas, dan
dedikasi yang tinggi dari karyawan.
Safety dan morality merupakan kunci sukses untuk
menciptakan SDM yang baik dan berkualitas. Hal itu tentu saja
akan meningkatkan kinerja dan semangat kerja dari karyawan-
karyawan tersebut. Hal ini dapat menunjang tercapainya Visi
dan Misi dari perusahaan.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana juga merupakan faktor terpenting
dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Sarana yang dimiliki
perusahaan seperti Mess (tempat tinggal karyawan), tempat
parkir, lapangan olahraga, kantin, gedung kantor dan pabrik
yang berdekatan dan WC.
Prasarana yang dimiliki perusahaan adalah bus antar-
jemput karyawan, seragam karyawan, makanan gratis, alat
bantu pekerjaan seperti pada metode safety pada faktor SDM di
atas.
Kedua hal di atas merupakan fasilitas-fasilitas yang
disediakan oleh perusahaan untuk membantu karyawan dalam
melakukan pekerjaanya, serta membuat kondisi kerja karyawan
menjadi nyaman. Hal ini tentu berkaitan dengan faktor
kesuksesan pertama yaitu quality, cost, dan delivery.
85
Pada analisis CSF diatas, kami melihat bahwa
perusahaan sudah memiliki keunggulan kompetitif pada
pesaing-pesaingnya. Agar PT. Bhineka Karya Manunggal dapat
bertahan dalam persaingan yang ketat, PT. Bhineka Karya
Manunggal harus meningkatkan keunggulan-keunggulan yang
sudah dimiliki sekarang.
3.2.3. Analisis Lingkungan Eksternal SI/TI Perusahaan
PT. Bhineka Karya Manunggal menyadari pentingnya sistem
informasi dan teknologi informasi dalam era global saat ini. Perusahaan
membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu perusahaan untuk
memasarkan produknya. Oleh karena itu perusahaan menggunakan media
Website sebagai sarana promosi. Web tersebut adalah
www.GunaGroup.com yang merupakan website dari satu grup yang di
dalamnya terdapat PT.Bhineka Karya Manunggal.
Terdapat kekurangan dalam website Gunagroup, website hanya
digunakan untuk media promosi. Seharusnya bisa lebih dimaksimalkan
seperti fasilitas pemesanan secara online, disediakannya forum untuk
feedback customer.
Pada era sekarang sudah banyak perusahaan yang sudah
menerapkan e-commerce dalam proses bisnisnya. Melalui adanya e-
commerce akan menambah keungulan kompetitif perusahaan tersebut.
Melalui e-commerce perusahaan dapat mengembangkan strategi
86
pemasaran, strategi penjualan, dan juga pelayanan pelanggan. Hubungan
dengan pemasok juga harus di jaga, sekarang ini perusahaan belum
menggunakan sistem yang menghubungkanya.
Menurut kami perusahaan harus lebih pandai dalam menggunakan
SI/TI yang sedang berkembang dengan pesat. Hal ini akan mempercepat
proses bisnis perusahaan dan perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif.
3.2.4. Analisis Lingkungan Internal SI/TI Perusahaan
Bagian IT perusahaan saat ini sudah menerapkan sistem informasi
dan teknologi informasi dalam setiap bagian perusahaan. Bagian-bagian
tersebut antara lain: bagian spinning, dyeing, weaving, printing,
purchasing, QAD (quality assurance development), HGA (Human
General Affair), WHD (warehouse and delivery), accounting, finance,
dan marketing.
3.2.4.1. Aplikasi
SISTEM AKUNTANSI TERPADU
Sistem ini software yang dibeli oleh perusahaan dari
pengembang software, kemudian karena dirasa ada yang kurang,
software ini dikembangkan sendiri oleh bagian IT. Software ini
dibuat dengan bahasa VB6 dan menggunakan database dari Oracle.
87
Software ini kemudian diberi nama Sistem Akuntansi
Terpadu. Software ini digunakan untuk mengintegrasikan bagian-
bagian perusahaan seperti bagian produksi diantaranya spinning,
dyeing, printing, dan weaving, bagian akuntansi, bagian
pengiriman, bagian marketing, bagian finance, bagian QAD, bagian
HGA, dan bagian IT.
Pada bagian akunting terdapat dua aktivitas yaitu
penghitungan cost perusahaan dan General Ledger. Khusus untuk
General Ledger, terpisah dari server. Data pada General Ledger
masih dilaporkan dalam bentuk form yang diprint.
SISTEM INFORMASI ABSENSI
Aplikasi lain yang digunakan perusahaan adalah aplikasi
Fox Pro. Aplikasi ini terdapat di bagian HGA (Human General
Affair). Aplikasi ini digunakan untuk membantu absensi karyawan.
Setiap karyawan diberikan kartu identitas yang disertai dengan
barcode. Disetiap pintu masuk kantor atau pabrik disertai dengan
scanner barcode untuk absen. Kartu identitas itu ditap ke scanner
untuk menandakan bahwa karyawan tersebut hadir. Apabila
melewati batas waktu kerja, maka karyawan akan dianggap absen.
88
3.2.4.2. Spesifikasi Hardware dan Software
3.2.4.2.1. Spesifikasi Hardware dan Software Perusahaan
Divisi Spinning
Tabel 3.4 Tabel Hardware divisi spinning
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE
1 SPN06 Intel PIII PIII – 450Mhz 256Mb 6Gb S3 Trio
3d/2x 3C905 - TX Samsung 15”
2 SPN02 ASUS PIII –500Mhz 256Mb 4Gb
ATI RAGE IIC AGP
3com combo LG 14”
3 SPN03 Dell com PIII – 530Mhz 256Mb 3.2Gb On
Board TVM 14”
4 SPN05 ASUS CUV4X-C
PIII – 933Mhz 128Mb 6Gb NIVIDIA
GF GTC 14”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
Divisi Weaving
Tabel 3.5 Tabel Hardware divisi weaving
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE1 WEV01 ASUS CUBX P III-
450Mhz 256Mb 80Gb ATI
RAGE IIC AGP
3C905B-TX
Samsung 15”
2 WEV02 ASUS CUV4X-C
P III-800Mhz
512Mb 20Gb Matrox G450
3C905-TX
Samsung 15”
3 WEV03 ASUS P III-450Mhz
327Mb 10Gb ATI 3D
3C905b-TX
Samsung 15”
4 WEV04 ASUS P III-600Mhz
128Mb 10Gb Aopen LG 15”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
89
Divisi Dyeing
Tabel 3.6 Tabel Hardware divisi dyeing
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE1 DYE01 ASUS
P4B533 P IV-1,8 Ghz
256Mb 40Gb NVIDIA Riva TNT
3Com PCI
LG 15”
2 DYE02 Intel P III-733 Mhz
256Mb 20Gb Onboard SIS
RealTek Samsung 15”
3 DYE03 ASUS P4B P IV-1,6 Ghz
256Mb 3,2Gb ABIT Siluro
3c905-TX
Samsung 15”
4 DYE04 IBM P III-500 Mhz
256Mb 6Gb ATI RAGE IIC AGP
3c905b-TX
Samsung 15”
5 DYE05 ASUS P4B P IV-1,6 Ghz
256Mb 20Gb NVIDIA Riva TNT
3c905-TX
Acer 14”
6 DYE06 ASUS P2B-F PIII-450 Mhz
256Mb 80Gb SIS 3com 905b
Samsung 15”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
Divisi Printing
Tabel 3.7 Tabel Hardware divisi printing
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE1 PRT01 ASUS P IV - 1,6
Ghz 256Mb 10Gb ABIT
Siluro 3c905b-TX
Samsung 15”
2 WORKS-10
ASUS CUV4X-C
P III - 800 Mhz
512Mb 160Gb MATR OX G450
RealTec RTL 8139
Samsung 19”
3 WORKS-08
ASUS P4B P IV - 1,7 Ghz
512Mb 40Gb NVIDIA GF
3c 905b-TX
Samsung 19”
4 WORKS-07
ASUS P4B P IV - 1,7 Ghz
1Gb 160Gb NVIDIA GF
3c 905-TX
Samsung 19”
5 WORKS-09
ASUS P4B P IV - 1,7 Ghz
512Mb 40Gb NVIDIA GF
3c 905-TX
Samsung 19”
90
6 WORKS-04
ASUS CUV4X-C
P III - 800 Mhz
512Mb 40Gb MATROX G450
3c 905-TX
Samsung 19”
Software
Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Adobe Photoshop Aplikasi Akuntansi Terpadu
Divisi Purchasing
Tabel 3.8 Tabel Hardware divisi purchasing
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE
1 PFA04 PII ASUS PIII-933Mhz
256Mb 20Gb NVIDIA Riva TNT
3C905-TX
GTC 15”
2 PFA05 Intel PIV PIV-1.8Ghz
256Mb 40Gb NVIDIA Geforce
3C905B - TXM
MILENIA (GTC)
15”
3 PFA02 ASUS (D845WN)
PIV-1.7Ghz
256Mb 40Gb GEFORCE MX2
3C905-TX
Samsung 15”
4 PFA03 ASUS (D845WN)
PIV-1.7Ghz
256Mb 40Gb GEFORCE MX2
3C905-TX
Samsung 15”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
Divisi QAD
Tabel 3.9 Tabel Hardware divisi QAD
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE 1 PQM06 ASUS
CUV4X-C PIII-800Mhz
512Mb 10Gb MATROX G450
Realtek RTL8139
Samsung 15”
2 PQM08 ASUS –P4B 266-C
PIV-1.7Ghz
128Mb 20Gb NVIDIA Riva TNT
3C905- TX
Samsung 15”
3 PQM04 ASUS P4B 226-C
PIV-1.6Ghz
512Mb 20Gb ABIT SILURO
3C905B-TX
Samsung 15”
4 PQM05 ASUS P4B PIV-1.8Ghz
512Mb 40Gb NVIDIA GF
3Com Ethernet
Compaq 15”
91
5 PQM03 ASUS P4B 533
PIV-2.4Ghz
768Mb 120Gb NVIDIA Riva TNT
3C905B-TX
LCD 15”
6 PQM02 ASUS (P4B) PIV-1.6Ghz
512Mb 80Gb NVIDIA GEFORCE
3C905B-TX
Samsung 17”
7 Server 01*
Intel C440 – GX
PIII-550Mhz
256Mb 10Gb Onboard 3Com 905B
Compaq 14”
8 Server 02*
HP Xeon E5430 2.66Ghz
4Gb 442Gb Onboard Realtek RTL8139
HP LCD 17”
9 Server 03*
Compaq Proliant
PIII-1Ghz 256Mb 40Gb Onboard 3C905BS
Samsung 15”
Software
Microsoft Windows XP Microsoft Server 2003 Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
Divisi HGA
Tabel 3.10 Tabel Hardware divisi HGA
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE
1 HGA01
Intel PIII – 500Mhz 60Mb 10Gb ATI RAGE IIC AGP
3C905B- TX
Samsung 15”
2 HGA02
ASUS P3V PIII – 450Mhz 256Mb 10Gb S3 TRIO 3D-2X
3C905B- TX
GTC 14”
3 HGA03
Intel Korea PIII – 500Mhz 128Mb 10Gb TRIDENT 3D
3C905B- TX
TRIGEN 15”
Software
Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu Sistem Informasi Absensi
92
Divisi WHD
Tabel 3.11 Tabel Hardware divisi WHD
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE
1 WHD01 ASUS (694X – 686A)
PIII – 450Mhz
256mb 20gb 3D RAGE PRO
Realtek Samsung 14”
2 WHD03 ASUS P4B PIV –1.5Ghz
64mb 20GB Inno3D 3D GF
3C905 – combo
Philips 14”
3 WHD02 Intel PIV – 1.7Ghz
256mb 40GB NVIDIA Riva TNT
3C905B TX
GTC 15”
4 PQM07 GATEWAY (CELL)
PIII – 733Mhz
256mb 40gb Onboard Onboard Digital 14”
5 WHD06 ASUS CUV4X-C
PIII –800Mhz
256mb 40GB MATROX G450
3C905B TX
Samsung 15”
6 WHD05 Dell COM PIII – 500Mhz
256mb 10GB INTEL 740
3C905B TX
Samsung 15”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
Divisi Accounting
Tabel 3.12 Tabel Hardware divisi accounting
No Divisi CPU MONITOR
Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE
1 ACT02 Intel PIV – 2.26Ghz
256mb 40gb SIS 651 Realtek 8139
Samsung 15”
2 ACT13 ASUS P3V 133
PIII –600Mhz
256mb 10GB S3 TRIO 3D-2X
3C905B TX
Samsung 15”
3 ACT07 ASUS CUV4X-C
PIII – 1Mhz
128mb 20GB NVIDIA Riva TNT
3C905B TX
LG 14”
93
4 ACT05 ASUS PIII PIII – 450Mhz
256mb 6gb NVIDIA Riva TNT
3C905 -TX
PHILIPS 14”
5 ACT11 ASUS PIII 133
PIII –600Mhz
256mb 40GB ATI TRIO 3D/2X
3C905B TX
GTC 14”
6 ACT01 ASUS P4B PIV – 1.6Ghz
256mb 20GB Geforce MX2
3C905 -TX
Samsung 14”
7 ACT08 ASUS P4B PIV – 1.6Ghz
128mb 40gb Abit Siluro
3com et PCI
GTC 15”
8 ACT09 ASUS PIII V6 133
PIII –450Mhz
256mb 10GB 3D Rage IIC AGP
3C905B TX
GTC 15”
9 ACT03 Abit 2 PIII – 533Mhz
128mb 20GB 3S TRIO 3D/2X
3C905 -TX
PHILIPS 15”
10 ACT14 ASUS P4B PIV – 1.6Ghz
384mb 20gb ASBIT siluro
3C905B TX
Samsung 15”
11 PQM10 COMPAQ PIII –500Mhz
128mb 6GB Nvidia Riva TNT
3C905 -TX
LG 15”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu Divisi Financial
Tabel 3.13 Tabel Hardware divisi financial
No Divisi CPU MONITOR Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE
1 FIN02 ASUS P3V4X
PIII – 450Mhz
512mb 30gb S3 TRIO 3D-2X
3C905B TX
Samsung 14”
2 FIN03 INTEL PIII PIII –750Mhz
512Mb 10GB NVIDIA Riva TNT
3C905 TX
GTC 14”
3 FIN05 Intel PIV – 1.5Ghz
256mb 20GB TRIDENT BLADE 3D
Realtek Samsung 15”
4 FIN06 ASUS P3WE PIII – 500Mhz
256mb 40gb Inno3D SL GTC 14”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
94
Divisi Marketing
Tabel 3.14 Tabel Hardware divisi marketing
No Divisi CPU MONITOR Motherboard Processor Ram HDD VGA NIC MERK SIZE
1 MKT04 ACER ASPIRE
PIII – 500Mhz
128mb 30gb Onboard 3C905B TX
ACER 17”
2 MKT03 INTEL (PIII P3B-V)
PIII –500Mhz
128Mb 40GB S3TRIO/DX2
3C905 TX
ZYREX 14”
3 MKT02 ASUS P4 PIV – 2.26Ghz
256mb 10GB NVIDIA Geforce
3C905 TX
GTC 14”
4 MKT08 ASUS PIV – 1.8Ghz
256mb 40gb NVIDIA TNT2
3C905B TX
TVM 14”
5 PEB Ampitron PIV PIV – 2.4Ghz
1Gb 40GB Aopen GF 3C905B TX
Samsung 15”
6 MKT05 ASUS P3V-4X
PIII – 500Mhz
256mb 20gb NVIDIA Riva TNT
3C905 TX
GTC 15”
Software Microsoft Windows XP Microsoft Office 2003 Aplikasi Akuntansi Terpadu
95
3.2.4.2.2. Arsitektur Jaringan Perusahaan
Arsitektur jaringan pada PT. Bhineka Karya Manunggal adalah
sebagai berikut :
`
Server
` ` `` ` ` ` ` `
`
`
`
`
`
`
` ` `
QAD
` ` `
WHD
`
`
`
HGA
Spiinig
Finance
Marketing Dyeing Printing
Database
Switch
Switch
SwitchSwitchSwitchSwitch
Box Fiber Optic
Box Fiber Optic Box Fiber
OpticBox Fiber
OpticBox Fiber
OpticBox Fiber
Optic
Hub
HubHub
` ` `
Making up
` ` `
Works
` ` `
MIS
` ` `
PFA
Gambar 3.5 Arsitektur jaringan PT. Bhineka Karya Manunggal
3.2.4.2.3. Aplikasi Portfolio Perusahaan
Analisis aplikasi yang digunakan perusahaan
bermanfaat untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut masuk
96
dalam kategori high potential, strategic, key operational atau
support. Kategori yang diberikan tergantung dengan
kontribusi yang diberikan masing-masing aplikasi tersebut
dalam perusahaan. Aplikasi portfolio pada PT. Bhineka Karya
Manunggal adalah sebagai berikut :
Tabel 3.15 Analisis Aplikasi Portfolio saat ini pada PT. Bhineka Karya Manunggal
Strategic High Potential
Website GunaGroup
Key Operational Support
Sistem Informasi Akuntansi
Terpadu
Sistem Informasi Absensi
Melalui analisis portfolio pada sistem yang sedang
berjalan di perusahaan, aplikasi yang sekarang dimiliki masuk
kedalam kategori Key Operational, Support, dan High
Potential. Perusahaan belum memiliki aplikasi yang bersifat
Strategic. Selama ini perusahaan memang sangat
mengandalkan adanya SI/TI dalam proses bisnis perusahaan.
Sistem informasi akuntansi terpadu hanya merupakan sistem
97
informasi untuk menjalankan operasional perusahaan. Segala
aktivitas bisnis berada di dalamnya.
Sistem Informasi Absensi hanya bersifat support,
yaitu hanya untuk absensi karyawan. Dimana jika aplikasi ini
tidak ada, proses bisnis tetap dapat berjalan. Sedangkan untuk
Website GunaGroup, hanya masuk kedalam kategori High
Potential. Hal ini dikarenakan website yang ada sekarang
hanya digunakan sebagai media promosi.
Menurut kami aplikasi strategic juga dibutuhkan
perusahaan untuk Top Level Manager untuk pengambilan
keputusan yang bersifat strategic. Hal ini dibutuhkan karena
menurut Direktur Produksi PT. Bhineka Karya Manunggal,
Bpk Aswin P, sulit sekali mengambil keputusan strategic
untuk jangka panjang akibat informasi yang kurang akurat
dan tepat waktu.