Post on 31-Mar-2019
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka teori
Inovasi adalah alat spesifik wiraswasta, suatu alat untuk memanfaatkan perubahan
sebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat
dipelajari dan dapat dipraktekkan. Wiraswasta perlu secara sengaja mencari sumber inovasi,
perubahan dan gejala yang menunjukkan adanya peluang untuk inovasi yang berhasil. Dan
mereka perlu mengetahui dan menerapkan prinsip inovasi yang berhasil.
Jane M. Howell dan Christopher A. Higgins (1990) dalam Tunggal (2002, p14)
menyebutkan inovasi sebagai proses di mana seorang wirausaha mengubah kesempatan
menjadi ide-ide yang dapat dijual. Ini berarti inovasi menjadi kapasitor perubahan dan
memiliki nilai pasar.
Seperti dikemukakan Tunggal (2002, p69) Inovasi adalah proses di mana seorang
wirausaha mengubah peluang menjadi ide yang dapat dikomersialkan. Penulisan ini juga
membedakan inovasi menjadi dua yaitu radical Innovation dan Incremental Innovation.
Radical Innovation merupakan terobosan pertama kali diluncurkan, sedangkan Incremental
Innovation merupakan evaluasi sistematis mengenai suatu produk dalam pasar yang lebih
baru dan luas. Banyak sekali terjadi Incremental Innovation setelah radical Innovation yang
memperkenalkan suatu terobosan.
Menurut Zimmerer (2002,p37), keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk
mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup (Innovation is the ability to apply creative
solution to those problems and opportunities to enchange or to enrich people’s live).
7
Menurut Coulter (2001, p36), ”Innovation is the process of taking a creative idea and
turning it into a product or process that can be used or sold”, yang berarti inovasi adalah
pengambilan ide kreatif dan merubahnya ke dalam produk atau proses yang dapat digunakan
atau dijual.
Apa tepatnya pengertian dari istilah inovasi itu sendiri? Sebagian besar orang akan
menjawab “melakukan sesuatu yang baru” atau barangkali “menemukan sesuatu yang baru”
atau mungkin “membawa suatu gagasan baru kepasar”. Semua jawaban ini dan banyak lagi
jenis jawaban serupa yang lainnya pada dirinya dapat diterima. Untuk dapat berinovasi, kita
memerlukan sesuatu yang lebih kaya, lebih mendalam, lebih menambah wawasan.
2.2 Sasaran Inovasi ( Target Innovation )
Dennis(2005, P1) cobalah perhatikan beberapa hal-hal cerdas yang perlu diketahui
berikut, karena “sasaran inovasi” (Target Innovation ) adalah landasan :
Diagram ini memusatkan perhatian pada inovasi sebagai proses yang memerlukan empat
tahap ( dimulai dari lingkaran dalam ke arah lingkaran terluar ):
1. Pengajuan gagasan yaitu mempunyai ide lebih dulu
2. Evaluasi adalah memilih gagasan-gagasan yang ingin ditindaklanjuti
3. Pengembangan yaitu memperbaiki gagasan tersebut dari konsep menjadi realitas yang
menghasilkan sesuatu
Pengajuan gagasan ( idea generation )
Evaluasi
Pengembangan
Implementasi
12
34
8
4. Implementasi yaitu mengupayakan gagasan tersebut sungguh-sungguh terjadi
Pada bagian tengah sasaran inovasi tersebut, daerah yang berwarna hitam
melambangkan pengajuan gagasan (idea generation). Tanpa adanya gagasan-gagasan
yang baru, tidak akan ada yang dievaluasi, tidak akan ada yang dikembangkan, tidak akan
ada yang diimplementasikan, dan dengan demikian pengajuan gagasan benar – benar
merupakan inti seluruh proses inovasi tersebut.
Dalam dunia bisnis dan organisasi, memiliki gagasan saja tidak cukup tetapi juga harus
mengupayakan agar gagasan tersebut membuahkan hasil. Tentu saja masuk akal jika kaum
akademisi dan pemimpin dapat hidup semata-mata dalam dunia gagasan murni, tetapi bagi
para manager bisnis yang cerdas, mempunyai gagasan hanyalah tahap pertama proses
tersebut. Itulah salah satu pesan utama sasaran inovasi.
Pengajuan gagasan adalah sesuatu yang sinonim dengan kreativitas. Kreativitas adalah
kemampuan pribadi untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru adalah bakat yang sangat
langka, dan hanya segelintir orang yang bernasib baik dilahirkan dengan bakat tersebut.
Evaluasi yaitu daerah yang berwarna putih dalam sasaran inovasi tersebut adalah suatu
proses yang digunakan untuk memilih gagasan agar dikembangkan lebih jauh atau
kemungkinan lainnya di tolak. Dengan kalimat yang begitu sederhana tersebut, evaluasi akan
terdengar seolah-olah hal itu merupakan suatu proses yang sangat teratur dan efektif yang
dilakukan setiap bisnis secara professional sebagaimana lazimnya. Kita perlu menerima
bahwa evaluasi terjadi dalam 3 hal yang berbeda, yaitu :
1. Secara formal, misalnya dalam konteks masalah bisnis dan persetujuan proyek.
Masing-masing orgaisasi mempunyai caranya sendiri dalam melakukan hal ini, biasanya
proses tersebut melibatkan pengkajian usulan-usulan tertulis oleh panel yang bertemu
dalam jangka waktu yang telah ditentukan, katakanlah setiap tiga bulan, dengan hasil
bahwa proyek-proyek yang disetujui akan didanai, proyek yang ditolak akan
dikesampingkan, dan setiap proyek yang tidak dapat diputuskan akan dikembalikan
kepada pengusulnya semula untuk dikerjakan lebih jauh.
9
2. Secara informal, dalam kelompok-kelompok kecil, dalam pertemuan dan diskusi. Inilah
proses evaluasi yang sebagian besar tidak disadari, kurang sungguh-sungguh, dan tidak
sengaja terjadi dalam semua interaksi kelompok kita.
3. Secara pribadi, dikepalai kita sendiri. Sebagian hasil pengalaman kita bersama orang
lain, kita semua mempelajari apa yang aman untuk diucapkan, kepada siapa dan kapan.
Pengembangan yaitu pada daerah abu-abu dalam sasaran inovasi adalah proses yang
mengakibatkan suatu gagasan terbukti sebagai realitas praktis. Bagi beberapa gagasan,
proses pengembangan ini mungkin berlangsung sangat singkat, dengan hanya
membutuhkan studi kelayakan (misalnya, banyak pengembangan proses) : namun, bagi
yang lainnya proses pengembangan tersebut mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun,
dan mungkin saja sangat sulit.
Inovasi pada dasarnya berkaitan dengan resiko. Inovasi sesuai dengan definisinya, ialah
melakukan sesuatu yang tidak pernah anda lakukan sebelumnya. Dan sebagai
konsekuensinya, hal ini harus mengandung risiko. Keengganan beberapa organisasi atau
beberapa orang hanya untuk mengambil risiko yang paling aman adalah salah satu alasan
mengapa organisasi dan orang-orang tersebut menghindari inovasi. Namun, organisasi yang
cerdas dan managemen yang cerdas tidak gentar karena kehadiran risiko; sebaliknya,
mereka jauh lebih khawatir dengan mekanismenya dan proses yang menyebabkan risiko
tersebut mau tidak mau akan terkait dengan inovasi dapat :
• Diidentifikasi, sehingga kita tahu apa saja bentuknya dan dimana keberadaannya.
• Dipahami, sehingga kita tahu bagaimana risiko tersebut mungkin akan timbul, dan
dampak yang mungkin dihasilkan masing-masing andaikata salah satu benar-benar
menjadi kenyataan.
• Dipantau, sehingga kita dapat memperoleh peringatan sedini mungkin tentang
kemungkinan tejadinya risiko tersebut.
• Dikelola, sehingga kita tahu bagaimana memperkecil kemungkinan risiko tersebut, dan
apa yang perlu kita lakukan andaikata risiko tersebut terjadi dalam kenyataannya.
10
Implementasi yaitu daerah terluar sasaran inovasi tersebut, merupakan daerah yang
melambangkan implementasi yang berkaitan dengan segala kegiatan yang mengakibatkan
gagasan yang telah terbukti kebenarannya tersebut benar-benar membuahkan hasil. Untuk
gagasan yang terkait dengan pengembangan proses, hal ini biasanya, dewasa ini melibatkan
pembangunan sistem TI yang baru, bagi produk baru, hal ini dapat melibatkan fasilitas
pabrik baru, bagi produk baru, hal ini dapat melibatkan fasilitas pabrik baru, peningkatan
jaringan pasokan, pelatihan staff pendukung, dan juga segala kegiatan pemasaran yang
menandakan peluncuran tersebut.
2.2.1 Tipe dan Sumber Inovasi
Tipe-tipe inovasi :
• Inovasi dapat berupa :
1. Menghemat modal (capital saving)
2. Menghemat tenaga kerja (labor saving)
Atau ia dapat pula bersifat netral dipandang dari sudut kedua macam input tersebut
• Inovasi dapat pula dipandang dari sudut permintaan dan biaya
• Ada inovasi yang menekan biaya dan
• Ada pula inovasi yang meningkatkan permintaan
Sejumlah sumber inovasi :
• Hal yang tidak bisa diduga ( the unexpected)
• Inkongruitas (diskrepansi antara realitas dan apa yang diasumsi orang atau antara apa
yang ada dan apa yang seharusnya terjadi dapat menimbulkan peluang akan muncul
inovasi)
• Inovasi yang berlandaskan kebutuhan proses
• Aspek-aspek demografis
• Perubahan-perubahan dalam persepsi, mood dan arti (meaning) peluang inovasi dapat
muncul apabila asumsi-asumsi, sikap-sikap, dan keyakinan sesuatu masyarakat
berubah
11
• Pengetahuan baru (kemajuan dalam pengetahuan ilmiah dan non ilmiah dapat
menimbulkan produk-produk dan pasar-pasar baru)
2.2.2 Penerapan Inovasi
Dennis (2005,p61) sebagaimana ditunjukkan versi sasaran inovasi (Innovation
Target), inovasi dapat memegang peran yang sangat penting dalam berbagai jenis
bidang, termasuk :
• Pengembangan produk baru;
• Desain proses baru;
• Stuktur organisasi baru;
• Bentuk-bentuk hubungan baru;
• Stategi bisnis terobosan baru; dan
• Cara-cara berpikir yang baru bagi anda!
2.2.3 Inovasi Proses
Proses tidak mengarah pada apa yang akan dikerjakan, melainkan bagaimana
mengerjakannya. Dan, sebagai akibat dari revolusi kualitas, bisnis mulai memberi
perhatian pada fakta bahwa nilai dapat diciptakan melalui perbaikan proses dan juga
melalui pengembangan produk yang baru. Kadang-kadang nilai ini dihasilkan
pemotongan biaya tanpa membahayakan kualitas atau ciri-ciri produk, dan nilai yang
telah ditingkatkan tersebut ditangkap perusahaan atau diteruskan, setidaknya
sebagian, kepada konsumen. Kemungkinan lain, nilai tersebut dapat diciptakan dari
sudut peningkatan manfaat-manfaat layanan pelanggan dengan waktu pelayanan
pelanggan yang lebih cepat, penyesuaian dengan selera pelanggan yang makin
ditingkatkan, jawaban yang lebih cepat atas pertanyaan atau apa saja.
2.3 Pengertian Produk
Menurut pendapat Kotler dan Amstrong (2001,p7) “ Product is anything that can be
offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want
or need “. Maksudnya adalah produk merupakan sesuatu yang biasa ditawarkan ke pasar
12
untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang bisa memuaskan keinginan
atau kebutuhan.
Menurut pendapat Waters (2001,p99) produk hendaknya fungsional, menarik, dan
mudah dibuat.
Menurut pendapat Palmer (2001,p8), produk merupakan keseluruhan konsep objek atau
proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat ke konsumen.
Atribut produk, antara lain meliputi :
• Merek
Adalah merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak, atau
kombinasi atribut-atribut lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan
diferensiasi terhadap produk pesaing.
• Kemasan
Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau
pembungkus untuk suatu produk.
• Pemberian label (labeling)
Merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk
dan penjualan.
• Layanan pelengkap (supplementary services)
Dewasa ini poduk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa
sebagai produk inti Maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat
bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan yang lainnya, tetapi layanan pelengkapnya
memiliki kemasan.
• Jaminan (garansi)
Adalah janji yang merupakan kewajiban prosedur akan produknya kepada konsumen,
dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi
sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
13
2.3.1 Masalah dalam Produk
Kotler & Armstrong (2001,p 419) Dalam perjalanan penjualan laba suatu produk
selama masa hidupnya produk tersebut terdapat lima tahap berbeda yang dihadapi
(life cycle), yaitu daur hidup produk sejak masih konsep sampai mati. tahap tersebut
adalah :
1. pengembangan produk, dimulai ketika perusahaan menemukan dan
mengembangkan suatu gagasan produk baru selama pengembangan produk,
penjualan sebesar nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk.
2. pengenalan, periode pertumbuhan penjualan yang lambat ketika produk
diperkenalkan di pasar. Laba belum diperoleh pada tahap ini karena biaya
pengenalan produk sangat besar.
3. Pertumbuhan, adalah periode penurunan pasar dan peningkatan laba yang
pesat.
4. Kedewasaan adalah periode pertumbuhan penjualan yang menurun karena
produk telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Tingkat laba tetap
dan menurun karena pengeluaran pemasaran bertambah untuk
mempertahankan produk menghadapi pesaing.
5. Penurunan, adalah periode ketika penjualan turun dan laba merosot.
Dalam tahap penurunan tersebut dapat diketahui bahwa penjualan suatu produk
mengalami penurunan penjuaan dikarenakan beberapa alasan, diantaranya
karena kemajuan teknologi, pergeseran selera konsumen (kebosanan), dan
meningkatnya persaingan. Perusahaan yang masih bertahan dapat mengurangi
tawaran produk mereka. Mereka mungkin meninggalkan segmen pasar yang
lebih kecil serta saluran perdagangan dengan laba kecil, atau mungkin mereka
memotong anggaran promosi dan mengurangi harga lebih lanjut.
Tetap mempertahankan produk lemah dapat berakibat sangat mahal bagi perusahaan,
dan tidak hanya dari segi laba. Produk itu seringkali memerlukan penyesuaian harga dan
14
persediaan. Reputasi kegagalan produk dapat menyebabkan pelanggan memperhatikan
perusahaan serta produk-produknya yang lain.
2.3.2 Pengetahuan Konsumen Terhadap Produk
Konsumen dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk : Pengetahuan tentang
ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk dan
nilai yang akan dipuaskan atau dicapai oleh produk.
1. Produk Sebagai Perangkat Ciri
Konsumen memiliki berbagai tingkatan pengetahuan tentang ciri produk.
Pengetahuan tentang ciri abstrak mewakili karakteristik subjektif tak nyata dari suatu
produk. Pengetahuan tentang ciri kongkrit mewakili karakteristik fisik nyata suatu
produk. Disamping itu, pengetahuan ciri konsumen juga berisikan evaluasi afeksi
disetiap ciri.
2. Produk Sebagai Perangkat Manfaat
Perusahaan juga menyadari bahwa konsumen sering berfikir tentang produk dan
merek dalam konteks konsekuensinya, bukan ciri-cirinya. Konsekuensinya adalah apa
yang terjadi pada konsumen ketika suatu produk dibeli dan digunakan atau
dikonsumsi. Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang dua jenis konsekuensi
produk yaitu fungsional dan psikososial. Konsekuensi fungsional adalah dampak tidak
nyata dari penggunaan suatu produk. Konsumen dapat menganggap konsekuensi
positif dan negatif dari penggunaan suatu produk sebagai manfaat yang mungkin
didapat sebagai resiko potensial. Manfaat adalah konsekuensi yang diharapkan
konsumen ketika membeli dan menggunakan suatu produk atau merek.
3. Produk Sebagai Pemuas Nilai
Konsumen juga memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang dapat
dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau merek. Nilai adalah sasaran hidup
yang luas dari masyarakat. Nilai juga melibatkan afeksi sehubungan dengan
kebutuhan atau tujuan tersebut (perasaan dan emosi yang menyertai keberhasilan).
15
2.3.3 Pengembangan produk baru
Cepat atau lambat, setiap produk akan mencapai tanggal kadaluarsanya,
barangkali pesaing-pesaing telah memperkenalkan produk serupa dengan ciri-ciri yang
lebih baik, barangkali dampak teknologi baru telah mengakibatkan produk yang ada
akhirnya ketinggalan zaman. Penemuan, pengembangan, dan keberhasilan
memperkenalkan produk dan jasa baru terus-menerus tanpa diragukan lagi merupakan
keharusan setiap bisnis, dan proses yang harus diikuti terdiri atas empat tahap yang
kini sudah tidak asing lagi, yaitu pengajuan gagasan, evaluasi, pengembangan, dan
implementasi.
2.4 Penjualan
Sistaningrum (2002) mendefinisikan, “Penjualan adalah interaksi antara individu
yang saling bertemu maka, yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan
dengan pihak yang lain.” (p15)
Penjualan merupakan aktivitas yang penting didalam suatu perusahaan karena dari
penjualan diperoleh sumber pendapatan berupa laba untuk membiayai kelangsungan
hidup perusahaan. Siklus penjualan dimulai dari permintaan barang untuk pelanggan
sampai berpindahnya kepemilikan barang dari pernjual ke pelanggan dengan sistem
pembayaran tunai ataupun dengan pembayaran kredit.
2.5 Metodologi Penelitian
2.5.1 Jenis dan Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif ini
digunakan untuk menganalisa pengaruh antara harga perolehan dengan harga jual
terhadap penjualan T-shirt CAB dan Ie-be sebelum maupun sesudah inovasi.
Sedangkan bagaimana respon konsumen terhadap kualitas T-shirt Ie-be hasil dari
sebuah inovasi yang pada awalnya dari T-shirt CAB (yang diinovasi), dianalisa dengan
16
metode survei. Metode ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden yang dipilih secara acak.
Untuk mendukung penelitian, penulis melakukan serangkaian penelitian untuk
mengumpulkan data, mengolah data, analisis data, dan penyajian data agar hasil penelitian
yang di sajikan dalam tulisan ini bersifat ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Metode yang di gunakan dalam outline skripsi ini meliputi :
1. Studi Kepustakaan
Penulis memperoleh bahan-bahan yang secara ilmiah dalam penyusunan skripsi ini.
Penelitian memperoleh sumber kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, meringkas
dan membuat kesimpulan dari buku-buku, majalah, dan internet yang berhubungan
dengan materi pembahasan skripsi.
2. Penelitian yang di lakukan dengan mendatangi perusahaan secara langsung untuk
mendapatkan data yang di perlukan, dengan cara mengadakan interview atau
wawancara yaitu dengan tanya jawab dengan pihak-pihak dari dalam perusahaan untuk
mendapatkan data-data serta informasi yang relevan mengenai analisis.
3. Metode analisis
Metode yang di gunakan didalam skripsi ini adalah analisis paired sample
2.5.2 Kerangka Pemikiran teoritis
Hubungan antara inovasi dan produk :
Inovasi tidak dapat dipisahkan dari produk, karena inovasi merupakan salah satu
unsur kesuksesan perusahaan. Seorang wirausaha yang kreatif akan menghasilkan
inovasi pada produk atau jasa yang akan ditawarkan pada konsumen. Apabila suatu
produk atau jasa dari perusahaan yang ada di pasaran tidak mengalami perubahan
inovasi dalam jangka waktu tertentu maka tidaklah tertutup kemungkinan bahwa
produk ataupun jasa tersebut akan mengalami kemerosotan dalam penjualannya. Hal
ini mungkin disebabkan oleh timbulnya rasa bosan dari diri para konsumen yang
mengakibatkan mereka beralih ke produk atau jasa lainnya yang sejenis, namun
17
menghadirkan sedikit perubahan walaupun bentuk perubahan tersebut tidaklah begitu
besar.
Inovasi pada suatu produk dilakukan oleh suatu perusahaan biasanya dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas dari produk, penampilan produk, harga ataupun
hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan daya tarik konsumen dan daya saing terhadap
pesaing-pesaing yang lainnya. Dengan adanya inovasi tersebut, tentunya perusahaan
mengharapkan terjadinya peningkatan penjualan terhadap produk.
Dalam penulisan ini inovasi diartikan sebagai perubahan yang dilakukan baik
dalam bentuk fisik maupun teknis pada suatu produk atau jasa guna meningkatkan
daya tarik terhadap produk atau jasa tersebut. Definisi inovasi dari Tunggal (2002) ini
yang secara konseptual digunakan dalam penelitian ini, yaitu PT. Central Aneka Busana
(CAB) mengubah penampilan dan daya tarik daripada T-shirt yang semula dengan
merek CAB dan kemudian dibuatlah hasil inovasi yang baru yaitu T-shirt dengan merek
Ie-be, kemudian dengan meningkatkan kualitas dan mutu dari T-shirt Ie-benya
tersebut dengan cara mengubah desain, pemakaian warna dan penyablonan yang
dibuat semenarik dan seinovatif mungkin sehingga menjadi lebih menarik. Sebelum
melakukan inovasi T-shirt CAB masih kurang diminati dan penjualannya pun
cenderung merosot turun sehingga perusahaan melakukan antisipasi dengan
meluncurkan T-shirt Ie-be ini dan ternyata penjualannya pun drastis meningkat. Oleh
karena itu perusahaan berupaya untuk terus mengembangkan T-shirt Ie-be dengan
tetap mengembangkan T-shirt CAB, karena telah dinilai sebagai produk pertama
perusahaan.
2.5.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder, data primer
diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap responden. Jumlah responden
yang dipilih secara acak berjumlah 30 orang. Adapun data sekunder diperoleh dari
perusahaan garmen PT. Central Aneka Busana (CAB) yang meliputi data penjualan
18
T-shirt merek CAB dan merek Ie-be. Data tentang waktu bulanan yang diambil adalah
selama periode 2003 sampai dengan 2004.
2.5.4 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah inovasi, produk,
harga prolehan, harga jual dan penjualan inovasi adalah perubahan yang dilakukan
baik dalam bentuk fisik maupun teknis pada suatu produk atau jasa guna
meningkatkan daya tarik terhadap produk atau jasa tersebut. Dalam penulisan skipsi
ini, inovasi dikaitkan pada produk sehingga indikator inovasi dalam penelitian ini adalah
perubahan (fisik atau penampilan, harga dan kualitas) yang terjadi pada T-shirt CAB ke
Ie-be. Produk adalah T-shirt yang dipasarkan oleh PT. Central Aneka Busana (CAB)
dengan merek CAB dan Ie-be. Harga perolehan adalah harga dari produk yang
dipasarkan oleh PT. Central Aneka Busana (CAB) kepada konsumen. Sedangkan
pengertian penjualan adalah jumlah produk yang berhasil dipasarkan atau dijual oleh
perusahaan kepada konsumen. Yang menjadi ukuran penjualan adalah jumlah unit
barang yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada konsumen setiap bulannya.
Penulis menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen untuk
menganalisa pandangan konsumen terhadap T-shirt CAB dan Ie-be. Hasil kuesioner
tersebut kemudian diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala ini melibatkan
serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan sikap. Responden diminta menyatakan
“setuju” atau “Tidak setuju” untuk setiap pertanyaan. Jawabannya diberi nilai yang
akan merefleksikan secara konsisten sikap responden. Contoh di bawah
menggambarkan skala Likert.
Seorang ibu rumah tangga diberi sebuah kartu berisi skala verbal :
• Sangat setuju
• Setuju
• Netral
• Tidak setuju
19
• Sangat tidak setuju
Kemudian diberi sebuah pertanyaan, misalnya saja tentang sikapnya tentang merk roti
coklat “ASNA”:
1. Merk Asna mahal
2. Merk ASNA enak rasanya
3. Merk Asna mempunyai rasa coklat
4. Merk Asna bertekstur basah
Untuk setiap pertanyaan ( dari 1 sampai dengan 5 ), dia diminta mengisikan sikapnya
( sangat setuju – sangat tidak setuju ).
Responnya diberi nilai : Sangat setuju = 5; Setuju = 4; Netral = 3; Tidak setuju =
2; Sangat tidak setuju = 1; untuk pernyataan bernada positif nomor 2,3,4, dan 5.
untuk pertanyaan yang bernada tidak positif seperti nomor 1 ( Merk Asna Mahal ),
nilainya terbalik menjadi : Sangat setuju = 1; Setuju = 2; Netral = 3; Tidak setuju = 4;
Sangat tidak setuju = 5. jumlah dari keseluruhan nilai mewakili sikap ibu rumahtangga
terhadap merk Asna. Dalam contoh ini, jumlah nilai berkisar dari nilai tertinggi 25
(sangat positif) sampai ke nilai terendah 5 ( sangat tidak positif ).
Untuk membuat skala likert kita mengikuti 5 tahap langkah :
1. Peneliti mengumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang
ingin diukur yang bisa diindentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak
positif).
2. Pernyataan-pernyataan ini diberikan kepada sekelompok responden yang
mewakili populasi dalam penelitian. Mereka memilih setiap pernyataan dengan
dasar skala setuju – tidak setuju. Pilihan mereka menunjukkan posisi sikap.
3. Respon-respon di pelbagai pernyataan dinilai dengan menjumlahkan angka-
angka dari setiap pernyataan. Respon-respon ini harus dinilai sedemikian rupa
sehingga respon yang positif akan menerima secara konsisten nilai angka yang
selalu sama ( misalnya, selalu 5 ); begitupun halnya dengan respon yang tidak
20
positif ( selalu menerima, misalnya 1 ). Penetapan masing-masing nilai untuk
respon yang positif maupun yang tidak positif bisa bervariasi tergantung dari
pernyataan yang tercantum ( misalnya, dari contoh Asna nilai untuk
pernyataan nomor 1 bervariasi tergantung dari pernyataan yang tercantum
( misalnya, dari contoh Asna nilai untuk pernyataan nomor 1 bervariasi dengan
seri pernyataan nomor 2 sampai dengan nomor 5 ).
4. Seri pernyataan-pernyataan ini dianalisis untuk menentukan pernyataan mana
yang paling membedakan nilai angka tinggi dengan nilai angka rendah.
Pernyataan-pernyataan yang tidak menunjukkan korelasi substansial dengan
nilai total atau tidak menghasilkan respon dari para respon lengkap dengan
nilai-nilainya lebih baik dihilangkan pada riset berikutnya. Proses ini
meningkatkan konsistensi atau keterendalan dalam teknik pengukuran.
5. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala likert, yang
dapat digunakan untuk mengukur sikap.
Skala likert mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan teknik penataan skala
tidak langsung lainnya. Mudah dibuat, dikelola, dan instruksi tertulisnya mudah dicerna
oleh awam; karakteristik seperti ini memungkinkan skala likert dikirimkan melalui pos
sebagai survei melalui surat ( mail surveys ).
Kelemahan skala likert terletak pada hasilnya yang tunggal, yaitu skala ordinal.
Banyak peneliti yakin bahwa data likert menyerupai data dari skala interval karena itu
mereka memilih menggunakan teknik-teknik statistik yang membutuhkan data interval.
Meskipun ada kelemahannya, dibandingkan teknik penataan skala skala tidak langsung
lainnya, skala likert masih memiliki aspek-aspek positif.
2.5.5 Penarikan Sampel Acak Sederhana
J. Supranto (2001,P90) Beberapa metode dapat digunakan untuk memilih sebuah
sampel dari sebuah populasi. Salah satu metode yang paling umum adalah penarikan
sampel acak sederhana (simple random sampling). Definisi dari penarikan sampel acak
21
sederhana dan proses pemilihan sampelnya bergantung pada apakah pupulasinya
terbatas (finite population) atau tak terbatas (infinite population).
Contoh dari populasi terbatas adalah seluruh mahasiswa di Jakarta tahun 1999,
seluruh karyawan Bank Indonesia tahun 1999, seluruh kendaraan milik Pertamina, atau
seluruh petani Kabupaten Krawang. Populasi terbatas dapat dihitung mulai dari
1,2,…,N. sedangkan populasi tak terbatas biasanya dihubungkan dengan suatu proses.
Misalnya proses produksi dari waktu ke waktu (hari kehari, bulan ke bulan, tahun ke
tahun), proses penjualan, proses pelemparan mata uang logam, dan sebagainya dan
dalam hal ini penulis menggunakan penarikan sampel dari populasi tak terbatas.
Penarikan Sampel dari Populasi Tak Terbatas
Dalam beberapa situasi, populasi bisa tak terbatas atau sangat besar di mana
untuk keperluan praktis diperlukan sebagai populasi tak terbatas. Dalam praktik,
populasi yang diteliti dikatakan tak terbatas jika melibatkan sebuah proses yang terus-
menerus sehingga pencatatan atau penghitungan setiap elemen dalam populasi
menjadi tidak mungkin dilakukan. Dalam pengambilan sample dari populasi tak
terbatas, kita harus menggunakan definisi baru dari sampel acak sederhana.
Dikarenakan elemen-elemen dalam populasi tidak dapat diberi nomor, kita harus
menggunakan proses yang berbeda dalam pemilihan elemen-elemen sampelnya. Jadi
dalam kasus populasi tak terbatas kita tidak bisa menggunakan tabel angka random.
Definisi sampel acak sederhana dari populasi tak terbatas adalah sampel yang
dipilih sedemikian rupa sehingga kondisi berikut terpenuhi.
1. Setiap elemen yang terpilih berasal dari populasi yang sama
2. Setiap elemen dipilih secara independent.
2.5.6 Teknik Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik inferensi yaitu dengan
Paired Sample T-test, dengan tujuan untuk menguji dua sample yang berpasangan,
22
apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda atau tidak. Di mana data
bersifat kuantitatif.
2.5.6.1 Uji Validitas
Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur.
Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut
semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya
diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan
tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam
pengumpulan data penelitian, maka item-item yang disusun pada kuesioner tersebut
merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian.
Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat
daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang
paling tepat digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda item dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara : “ korelasi item-total ”.
Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara
keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item
dengan skor keseluruhan, yang dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi
Rank – Spearman dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut.
Apabila item yang dihadapi berbentuk skala ordinal ( skala sikap ), maka untuk
nilai korelasi rank spearman pada item ke-i adalah :
( )
261
1i
s
dr
n n= −
−∑
Di mana : rs = koefisien korelasi spearman
n = jumlah data
d = tingkat perbandingan
23
Rumus diatas digunakan apabila tidak terdapat data kembar, atau terdapat data
kembar namun sedikit. Apabila terdapat banyak data kembar digunakan rumus berikut
ini :
( ) ( )
( ) ( )
2
1 12 22 2
2 2
12
1 12 2
i i
s
i i
nR X R Y nr
n nR X n R Y n
+⎛ ⎞− ⎜ ⎟⎝ ⎠=
⎛ ⎞ ⎛ ⎞+ +⎛ ⎞ ⎛ ⎞− −⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠
∑
∑ ∑
Di mana : ( )XR = ranking nilai X
( )YR = ranking nilai Y
Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka
terkecil yang dapat dianggap cukup “ tinggi ” sebagai indikator adanya konsistensi
antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas.
Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga
koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai
korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00)
(http://www.olahdata.com).
Langkah-langkah dalam pengujian validitas yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan uji coba pengukur pada sejumlah responden. Responden diminta untuk
menyatakan apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan masing-masing
pernyataan. Uji coba tersebut minimal 30 responden.
2. Melakukan uji dengan melihat daya pembeda item (item discriminality). Daya
pembeda item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis test.
Daya pembeda item dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : “ korelasi item-
total”. Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara
keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item
dengan skor keseluruhan.
24
Setelah mengetahui korelasi item-total kemudian dibandingkan dengan nilai r
product moment apabila lebih besar dari r product moment maka dapat dinyatakan
bahwa pertanyaan tersebut valid, sebaliknya apabila lebih kecil maka pertanyaan
tersebut dinyatakan tidak valid. Selain itu apabila angka korelasi negatif, hal ini
menunjukkan bahwa pernyataan tersebut bertentangan dengan pernyataan
lainnya, dan karena itu pertanyaan tersebut tidak valid atau tidak konsisten dengan
pernyataan lain dan tidak mengukur aspek yang sama dengan yang diukur oleh
pernyataan-pernyataan lain (Umar Husein, 2005, pp189-193).
2.5.6.2 Uji Reabilitas
(http://www.olahdata.com) Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan
hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu
pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel).
Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran
yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok
dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan
pengukuran (measurement error).
Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien
reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien
reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia
sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang
potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+)
atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang
besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas
selalu mengacu kepada koefisien reliabilitas yang positif.
25
Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan di sini adalah dengan
menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
⎟⎟⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜⎜⎜
⎝
⎛
−−
=∑=
total
k
ii
S
S
kk
21
2
11
α
Di mana : k = banyaknya belahan item
Si2 = varians dari item ke-i
S2total = total varians dari keseluruhan item
2.5.6.3 Metode Statistik Inferensi ( Paired Sample T-test)
Sampel berpasangan ( paired sample ) adalah sebuah sampel dengan subjek
yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Uji
data berpasangan ini dilakukan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan
yang sesungguhnya atau signifikan antara pasangan data yang diambil dari satu
sampel atau dua sampel yang saling terkait. Paired sample t test berguna untuk
melakukan pengujian terhadap dua sampel yang saling berhubungan atau sering
disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rat-rata
(mean) sama. Misalnya, kita akan mengetahui perbedaan rata-rata nilai mata
kuliah komputer sebelum diberikan praktik komputer dengan setelah diberikan
praktik. Dengan demikian, uji ini dimaksudkan untuk membedakan rata-rata nilai
komputer sebelum diberi treatment tertentu dengan setelah diberikannya
treatment. (Syahri Alhusin, 2001, p 99).
26
2.5.7 Kelemahan Teknik Analisis Data
Kelemahan dari teknik analisis data dengan menggunakan metode paired sample
ini adalah dalam pengujian dengan menggunakan uji t baru dapat dilakukan jika
sampel yang diuji adalah independent dalam arti masing-masing kelompok sampel
harus berasal dari populasi yang berbeda, sampel harus berhubungan satu dengan
yang lainnya sehingga pengujian dengan teknik analisis paired sampel ini baru dapat
dilakukan (Purbayu Budi, 2005, p 60).