BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab...

21
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka teori Inovasi adalah alat spesifik wiraswasta, suatu alat untuk memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat dipelajari dan dapat dipraktekkan. Wiraswasta perlu secara sengaja mencari sumber inovasi, perubahan dan gejala yang menunjukkan adanya peluang untuk inovasi yang berhasil. Dan mereka perlu mengetahui dan menerapkan prinsip inovasi yang berhasil. Jane M. Howell dan Christopher A. Higgins (1990) dalam Tunggal (2002, p14) menyebutkan inovasi sebagai proses di mana seorang wirausaha mengubah kesempatan menjadi ide-ide yang dapat dijual. Ini berarti inovasi menjadi kapasitor perubahan dan memiliki nilai pasar. Seperti dikemukakan Tunggal (2002, p69) Inovasi adalah proses di mana seorang wirausaha mengubah peluang menjadi ide yang dapat dikomersialkan. Penulisan ini juga membedakan inovasi menjadi dua yaitu radical Innovation dan Incremental Innovation. Radical Innovation merupakan terobosan pertama kali diluncurkan, sedangkan Incremental Innovation merupakan evaluasi sistematis mengenai suatu produk dalam pasar yang lebih baru dan luas. Banyak sekali terjadi Incremental Innovation setelah radical Innovation yang memperkenalkan suatu terobosan. Menurut Zimmerer (2002,p37), keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup (Innovation is the ability to apply creative solution to those problems and opportunities to enchange or to enrich people’s live).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

6

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka teori

Inovasi adalah alat spesifik wiraswasta, suatu alat untuk memanfaatkan perubahan

sebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

dipelajari dan dapat dipraktekkan. Wiraswasta perlu secara sengaja mencari sumber inovasi,

perubahan dan gejala yang menunjukkan adanya peluang untuk inovasi yang berhasil. Dan

mereka perlu mengetahui dan menerapkan prinsip inovasi yang berhasil.

Jane M. Howell dan Christopher A. Higgins (1990) dalam Tunggal (2002, p14)

menyebutkan inovasi sebagai proses di mana seorang wirausaha mengubah kesempatan

menjadi ide-ide yang dapat dijual. Ini berarti inovasi menjadi kapasitor perubahan dan

memiliki nilai pasar.

Seperti dikemukakan Tunggal (2002, p69) Inovasi adalah proses di mana seorang

wirausaha mengubah peluang menjadi ide yang dapat dikomersialkan. Penulisan ini juga

membedakan inovasi menjadi dua yaitu radical Innovation dan Incremental Innovation.

Radical Innovation merupakan terobosan pertama kali diluncurkan, sedangkan Incremental

Innovation merupakan evaluasi sistematis mengenai suatu produk dalam pasar yang lebih

baru dan luas. Banyak sekali terjadi Incremental Innovation setelah radical Innovation yang

memperkenalkan suatu terobosan.

Menurut Zimmerer (2002,p37), keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk

menerapkan kreatifitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk

mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup (Innovation is the ability to apply creative

solution to those problems and opportunities to enchange or to enrich people’s live).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

7

Menurut Coulter (2001, p36), ”Innovation is the process of taking a creative idea and

turning it into a product or process that can be used or sold”, yang berarti inovasi adalah

pengambilan ide kreatif dan merubahnya ke dalam produk atau proses yang dapat digunakan

atau dijual.

Apa tepatnya pengertian dari istilah inovasi itu sendiri? Sebagian besar orang akan

menjawab “melakukan sesuatu yang baru” atau barangkali “menemukan sesuatu yang baru”

atau mungkin “membawa suatu gagasan baru kepasar”. Semua jawaban ini dan banyak lagi

jenis jawaban serupa yang lainnya pada dirinya dapat diterima. Untuk dapat berinovasi, kita

memerlukan sesuatu yang lebih kaya, lebih mendalam, lebih menambah wawasan.

2.2 Sasaran Inovasi ( Target Innovation )

Dennis(2005, P1) cobalah perhatikan beberapa hal-hal cerdas yang perlu diketahui

berikut, karena “sasaran inovasi” (Target Innovation ) adalah landasan :

Diagram ini memusatkan perhatian pada inovasi sebagai proses yang memerlukan empat

tahap ( dimulai dari lingkaran dalam ke arah lingkaran terluar ):

1. Pengajuan gagasan yaitu mempunyai ide lebih dulu

2. Evaluasi adalah memilih gagasan-gagasan yang ingin ditindaklanjuti

3. Pengembangan yaitu memperbaiki gagasan tersebut dari konsep menjadi realitas yang

menghasilkan sesuatu

Pengajuan gagasan ( idea generation )

Evaluasi

Pengembangan

Implementasi

12

34

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

8

4. Implementasi yaitu mengupayakan gagasan tersebut sungguh-sungguh terjadi

Pada bagian tengah sasaran inovasi tersebut, daerah yang berwarna hitam

melambangkan pengajuan gagasan (idea generation). Tanpa adanya gagasan-gagasan

yang baru, tidak akan ada yang dievaluasi, tidak akan ada yang dikembangkan, tidak akan

ada yang diimplementasikan, dan dengan demikian pengajuan gagasan benar – benar

merupakan inti seluruh proses inovasi tersebut.

Dalam dunia bisnis dan organisasi, memiliki gagasan saja tidak cukup tetapi juga harus

mengupayakan agar gagasan tersebut membuahkan hasil. Tentu saja masuk akal jika kaum

akademisi dan pemimpin dapat hidup semata-mata dalam dunia gagasan murni, tetapi bagi

para manager bisnis yang cerdas, mempunyai gagasan hanyalah tahap pertama proses

tersebut. Itulah salah satu pesan utama sasaran inovasi.

Pengajuan gagasan adalah sesuatu yang sinonim dengan kreativitas. Kreativitas adalah

kemampuan pribadi untuk menghasilkan gagasan-gagasan baru adalah bakat yang sangat

langka, dan hanya segelintir orang yang bernasib baik dilahirkan dengan bakat tersebut.

Evaluasi yaitu daerah yang berwarna putih dalam sasaran inovasi tersebut adalah suatu

proses yang digunakan untuk memilih gagasan agar dikembangkan lebih jauh atau

kemungkinan lainnya di tolak. Dengan kalimat yang begitu sederhana tersebut, evaluasi akan

terdengar seolah-olah hal itu merupakan suatu proses yang sangat teratur dan efektif yang

dilakukan setiap bisnis secara professional sebagaimana lazimnya. Kita perlu menerima

bahwa evaluasi terjadi dalam 3 hal yang berbeda, yaitu :

1. Secara formal, misalnya dalam konteks masalah bisnis dan persetujuan proyek.

Masing-masing orgaisasi mempunyai caranya sendiri dalam melakukan hal ini, biasanya

proses tersebut melibatkan pengkajian usulan-usulan tertulis oleh panel yang bertemu

dalam jangka waktu yang telah ditentukan, katakanlah setiap tiga bulan, dengan hasil

bahwa proyek-proyek yang disetujui akan didanai, proyek yang ditolak akan

dikesampingkan, dan setiap proyek yang tidak dapat diputuskan akan dikembalikan

kepada pengusulnya semula untuk dikerjakan lebih jauh.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

9

2. Secara informal, dalam kelompok-kelompok kecil, dalam pertemuan dan diskusi. Inilah

proses evaluasi yang sebagian besar tidak disadari, kurang sungguh-sungguh, dan tidak

sengaja terjadi dalam semua interaksi kelompok kita.

3. Secara pribadi, dikepalai kita sendiri. Sebagian hasil pengalaman kita bersama orang

lain, kita semua mempelajari apa yang aman untuk diucapkan, kepada siapa dan kapan.

Pengembangan yaitu pada daerah abu-abu dalam sasaran inovasi adalah proses yang

mengakibatkan suatu gagasan terbukti sebagai realitas praktis. Bagi beberapa gagasan,

proses pengembangan ini mungkin berlangsung sangat singkat, dengan hanya

membutuhkan studi kelayakan (misalnya, banyak pengembangan proses) : namun, bagi

yang lainnya proses pengembangan tersebut mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun,

dan mungkin saja sangat sulit.

Inovasi pada dasarnya berkaitan dengan resiko. Inovasi sesuai dengan definisinya, ialah

melakukan sesuatu yang tidak pernah anda lakukan sebelumnya. Dan sebagai

konsekuensinya, hal ini harus mengandung risiko. Keengganan beberapa organisasi atau

beberapa orang hanya untuk mengambil risiko yang paling aman adalah salah satu alasan

mengapa organisasi dan orang-orang tersebut menghindari inovasi. Namun, organisasi yang

cerdas dan managemen yang cerdas tidak gentar karena kehadiran risiko; sebaliknya,

mereka jauh lebih khawatir dengan mekanismenya dan proses yang menyebabkan risiko

tersebut mau tidak mau akan terkait dengan inovasi dapat :

• Diidentifikasi, sehingga kita tahu apa saja bentuknya dan dimana keberadaannya.

• Dipahami, sehingga kita tahu bagaimana risiko tersebut mungkin akan timbul, dan

dampak yang mungkin dihasilkan masing-masing andaikata salah satu benar-benar

menjadi kenyataan.

• Dipantau, sehingga kita dapat memperoleh peringatan sedini mungkin tentang

kemungkinan tejadinya risiko tersebut.

• Dikelola, sehingga kita tahu bagaimana memperkecil kemungkinan risiko tersebut, dan

apa yang perlu kita lakukan andaikata risiko tersebut terjadi dalam kenyataannya.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

10

Implementasi yaitu daerah terluar sasaran inovasi tersebut, merupakan daerah yang

melambangkan implementasi yang berkaitan dengan segala kegiatan yang mengakibatkan

gagasan yang telah terbukti kebenarannya tersebut benar-benar membuahkan hasil. Untuk

gagasan yang terkait dengan pengembangan proses, hal ini biasanya, dewasa ini melibatkan

pembangunan sistem TI yang baru, bagi produk baru, hal ini dapat melibatkan fasilitas

pabrik baru, bagi produk baru, hal ini dapat melibatkan fasilitas pabrik baru, peningkatan

jaringan pasokan, pelatihan staff pendukung, dan juga segala kegiatan pemasaran yang

menandakan peluncuran tersebut.

2.2.1 Tipe dan Sumber Inovasi

Tipe-tipe inovasi :

• Inovasi dapat berupa :

1. Menghemat modal (capital saving)

2. Menghemat tenaga kerja (labor saving)

Atau ia dapat pula bersifat netral dipandang dari sudut kedua macam input tersebut

• Inovasi dapat pula dipandang dari sudut permintaan dan biaya

• Ada inovasi yang menekan biaya dan

• Ada pula inovasi yang meningkatkan permintaan

Sejumlah sumber inovasi :

• Hal yang tidak bisa diduga ( the unexpected)

• Inkongruitas (diskrepansi antara realitas dan apa yang diasumsi orang atau antara apa

yang ada dan apa yang seharusnya terjadi dapat menimbulkan peluang akan muncul

inovasi)

• Inovasi yang berlandaskan kebutuhan proses

• Aspek-aspek demografis

• Perubahan-perubahan dalam persepsi, mood dan arti (meaning) peluang inovasi dapat

muncul apabila asumsi-asumsi, sikap-sikap, dan keyakinan sesuatu masyarakat

berubah

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

11

• Pengetahuan baru (kemajuan dalam pengetahuan ilmiah dan non ilmiah dapat

menimbulkan produk-produk dan pasar-pasar baru)

2.2.2 Penerapan Inovasi

Dennis (2005,p61) sebagaimana ditunjukkan versi sasaran inovasi (Innovation

Target), inovasi dapat memegang peran yang sangat penting dalam berbagai jenis

bidang, termasuk :

• Pengembangan produk baru;

• Desain proses baru;

• Stuktur organisasi baru;

• Bentuk-bentuk hubungan baru;

• Stategi bisnis terobosan baru; dan

• Cara-cara berpikir yang baru bagi anda!

2.2.3 Inovasi Proses

Proses tidak mengarah pada apa yang akan dikerjakan, melainkan bagaimana

mengerjakannya. Dan, sebagai akibat dari revolusi kualitas, bisnis mulai memberi

perhatian pada fakta bahwa nilai dapat diciptakan melalui perbaikan proses dan juga

melalui pengembangan produk yang baru. Kadang-kadang nilai ini dihasilkan

pemotongan biaya tanpa membahayakan kualitas atau ciri-ciri produk, dan nilai yang

telah ditingkatkan tersebut ditangkap perusahaan atau diteruskan, setidaknya

sebagian, kepada konsumen. Kemungkinan lain, nilai tersebut dapat diciptakan dari

sudut peningkatan manfaat-manfaat layanan pelanggan dengan waktu pelayanan

pelanggan yang lebih cepat, penyesuaian dengan selera pelanggan yang makin

ditingkatkan, jawaban yang lebih cepat atas pertanyaan atau apa saja.

2.3 Pengertian Produk

Menurut pendapat Kotler dan Amstrong (2001,p7) “ Product is anything that can be

offered to a market for attention, acquisition, use, or consumption that might satisfy a want

or need “. Maksudnya adalah produk merupakan sesuatu yang biasa ditawarkan ke pasar

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

12

untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang bisa memuaskan keinginan

atau kebutuhan.

Menurut pendapat Waters (2001,p99) produk hendaknya fungsional, menarik, dan

mudah dibuat.

Menurut pendapat Palmer (2001,p8), produk merupakan keseluruhan konsep objek atau

proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat ke konsumen.

Atribut produk, antara lain meliputi :

• Merek

Adalah merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak, atau

kombinasi atribut-atribut lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan

diferensiasi terhadap produk pesaing.

• Kemasan

Merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah atau

pembungkus untuk suatu produk.

• Pemberian label (labeling)

Merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk

dan penjualan.

• Layanan pelengkap (supplementary services)

Dewasa ini poduk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu jasa

sebagai produk inti Maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat

bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan yang lainnya, tetapi layanan pelengkapnya

memiliki kemasan.

• Jaminan (garansi)

Adalah janji yang merupakan kewajiban prosedur akan produknya kepada konsumen,

dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi

sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

13

2.3.1 Masalah dalam Produk

Kotler & Armstrong (2001,p 419) Dalam perjalanan penjualan laba suatu produk

selama masa hidupnya produk tersebut terdapat lima tahap berbeda yang dihadapi

(life cycle), yaitu daur hidup produk sejak masih konsep sampai mati. tahap tersebut

adalah :

1. pengembangan produk, dimulai ketika perusahaan menemukan dan

mengembangkan suatu gagasan produk baru selama pengembangan produk,

penjualan sebesar nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk.

2. pengenalan, periode pertumbuhan penjualan yang lambat ketika produk

diperkenalkan di pasar. Laba belum diperoleh pada tahap ini karena biaya

pengenalan produk sangat besar.

3. Pertumbuhan, adalah periode penurunan pasar dan peningkatan laba yang

pesat.

4. Kedewasaan adalah periode pertumbuhan penjualan yang menurun karena

produk telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Tingkat laba tetap

dan menurun karena pengeluaran pemasaran bertambah untuk

mempertahankan produk menghadapi pesaing.

5. Penurunan, adalah periode ketika penjualan turun dan laba merosot.

Dalam tahap penurunan tersebut dapat diketahui bahwa penjualan suatu produk

mengalami penurunan penjuaan dikarenakan beberapa alasan, diantaranya

karena kemajuan teknologi, pergeseran selera konsumen (kebosanan), dan

meningkatnya persaingan. Perusahaan yang masih bertahan dapat mengurangi

tawaran produk mereka. Mereka mungkin meninggalkan segmen pasar yang

lebih kecil serta saluran perdagangan dengan laba kecil, atau mungkin mereka

memotong anggaran promosi dan mengurangi harga lebih lanjut.

Tetap mempertahankan produk lemah dapat berakibat sangat mahal bagi perusahaan,

dan tidak hanya dari segi laba. Produk itu seringkali memerlukan penyesuaian harga dan

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

14

persediaan. Reputasi kegagalan produk dapat menyebabkan pelanggan memperhatikan

perusahaan serta produk-produknya yang lain.

2.3.2 Pengetahuan Konsumen Terhadap Produk

Konsumen dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk : Pengetahuan tentang

ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk dan

nilai yang akan dipuaskan atau dicapai oleh produk.

1. Produk Sebagai Perangkat Ciri

Konsumen memiliki berbagai tingkatan pengetahuan tentang ciri produk.

Pengetahuan tentang ciri abstrak mewakili karakteristik subjektif tak nyata dari suatu

produk. Pengetahuan tentang ciri kongkrit mewakili karakteristik fisik nyata suatu

produk. Disamping itu, pengetahuan ciri konsumen juga berisikan evaluasi afeksi

disetiap ciri.

2. Produk Sebagai Perangkat Manfaat

Perusahaan juga menyadari bahwa konsumen sering berfikir tentang produk dan

merek dalam konteks konsekuensinya, bukan ciri-cirinya. Konsekuensinya adalah apa

yang terjadi pada konsumen ketika suatu produk dibeli dan digunakan atau

dikonsumsi. Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang dua jenis konsekuensi

produk yaitu fungsional dan psikososial. Konsekuensi fungsional adalah dampak tidak

nyata dari penggunaan suatu produk. Konsumen dapat menganggap konsekuensi

positif dan negatif dari penggunaan suatu produk sebagai manfaat yang mungkin

didapat sebagai resiko potensial. Manfaat adalah konsekuensi yang diharapkan

konsumen ketika membeli dan menggunakan suatu produk atau merek.

3. Produk Sebagai Pemuas Nilai

Konsumen juga memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang dapat

dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau merek. Nilai adalah sasaran hidup

yang luas dari masyarakat. Nilai juga melibatkan afeksi sehubungan dengan

kebutuhan atau tujuan tersebut (perasaan dan emosi yang menyertai keberhasilan).

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

15

2.3.3 Pengembangan produk baru

Cepat atau lambat, setiap produk akan mencapai tanggal kadaluarsanya,

barangkali pesaing-pesaing telah memperkenalkan produk serupa dengan ciri-ciri yang

lebih baik, barangkali dampak teknologi baru telah mengakibatkan produk yang ada

akhirnya ketinggalan zaman. Penemuan, pengembangan, dan keberhasilan

memperkenalkan produk dan jasa baru terus-menerus tanpa diragukan lagi merupakan

keharusan setiap bisnis, dan proses yang harus diikuti terdiri atas empat tahap yang

kini sudah tidak asing lagi, yaitu pengajuan gagasan, evaluasi, pengembangan, dan

implementasi.

2.4 Penjualan

Sistaningrum (2002) mendefinisikan, “Penjualan adalah interaksi antara individu

yang saling bertemu maka, yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,

menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan

dengan pihak yang lain.” (p15)

Penjualan merupakan aktivitas yang penting didalam suatu perusahaan karena dari

penjualan diperoleh sumber pendapatan berupa laba untuk membiayai kelangsungan

hidup perusahaan. Siklus penjualan dimulai dari permintaan barang untuk pelanggan

sampai berpindahnya kepemilikan barang dari pernjual ke pelanggan dengan sistem

pembayaran tunai ataupun dengan pembayaran kredit.

2.5 Metodologi Penelitian

2.5.1 Jenis dan Metode

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif ini

digunakan untuk menganalisa pengaruh antara harga perolehan dengan harga jual

terhadap penjualan T-shirt CAB dan Ie-be sebelum maupun sesudah inovasi.

Sedangkan bagaimana respon konsumen terhadap kualitas T-shirt Ie-be hasil dari

sebuah inovasi yang pada awalnya dari T-shirt CAB (yang diinovasi), dianalisa dengan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

16

metode survei. Metode ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden yang dipilih secara acak.

Untuk mendukung penelitian, penulis melakukan serangkaian penelitian untuk

mengumpulkan data, mengolah data, analisis data, dan penyajian data agar hasil penelitian

yang di sajikan dalam tulisan ini bersifat ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya. Metode yang di gunakan dalam outline skripsi ini meliputi :

1. Studi Kepustakaan

Penulis memperoleh bahan-bahan yang secara ilmiah dalam penyusunan skripsi ini.

Penelitian memperoleh sumber kepustakaan ini adalah dengan cara membaca, meringkas

dan membuat kesimpulan dari buku-buku, majalah, dan internet yang berhubungan

dengan materi pembahasan skripsi.

2. Penelitian yang di lakukan dengan mendatangi perusahaan secara langsung untuk

mendapatkan data yang di perlukan, dengan cara mengadakan interview atau

wawancara yaitu dengan tanya jawab dengan pihak-pihak dari dalam perusahaan untuk

mendapatkan data-data serta informasi yang relevan mengenai analisis.

3. Metode analisis

Metode yang di gunakan didalam skripsi ini adalah analisis paired sample

2.5.2 Kerangka Pemikiran teoritis

Hubungan antara inovasi dan produk :

Inovasi tidak dapat dipisahkan dari produk, karena inovasi merupakan salah satu

unsur kesuksesan perusahaan. Seorang wirausaha yang kreatif akan menghasilkan

inovasi pada produk atau jasa yang akan ditawarkan pada konsumen. Apabila suatu

produk atau jasa dari perusahaan yang ada di pasaran tidak mengalami perubahan

inovasi dalam jangka waktu tertentu maka tidaklah tertutup kemungkinan bahwa

produk ataupun jasa tersebut akan mengalami kemerosotan dalam penjualannya. Hal

ini mungkin disebabkan oleh timbulnya rasa bosan dari diri para konsumen yang

mengakibatkan mereka beralih ke produk atau jasa lainnya yang sejenis, namun

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

17

menghadirkan sedikit perubahan walaupun bentuk perubahan tersebut tidaklah begitu

besar.

Inovasi pada suatu produk dilakukan oleh suatu perusahaan biasanya dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas dari produk, penampilan produk, harga ataupun

hal-hal lainnya yang dapat menimbulkan daya tarik konsumen dan daya saing terhadap

pesaing-pesaing yang lainnya. Dengan adanya inovasi tersebut, tentunya perusahaan

mengharapkan terjadinya peningkatan penjualan terhadap produk.

Dalam penulisan ini inovasi diartikan sebagai perubahan yang dilakukan baik

dalam bentuk fisik maupun teknis pada suatu produk atau jasa guna meningkatkan

daya tarik terhadap produk atau jasa tersebut. Definisi inovasi dari Tunggal (2002) ini

yang secara konseptual digunakan dalam penelitian ini, yaitu PT. Central Aneka Busana

(CAB) mengubah penampilan dan daya tarik daripada T-shirt yang semula dengan

merek CAB dan kemudian dibuatlah hasil inovasi yang baru yaitu T-shirt dengan merek

Ie-be, kemudian dengan meningkatkan kualitas dan mutu dari T-shirt Ie-benya

tersebut dengan cara mengubah desain, pemakaian warna dan penyablonan yang

dibuat semenarik dan seinovatif mungkin sehingga menjadi lebih menarik. Sebelum

melakukan inovasi T-shirt CAB masih kurang diminati dan penjualannya pun

cenderung merosot turun sehingga perusahaan melakukan antisipasi dengan

meluncurkan T-shirt Ie-be ini dan ternyata penjualannya pun drastis meningkat. Oleh

karena itu perusahaan berupaya untuk terus mengembangkan T-shirt Ie-be dengan

tetap mengembangkan T-shirt CAB, karena telah dinilai sebagai produk pertama

perusahaan.

2.5.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder, data primer

diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap responden. Jumlah responden

yang dipilih secara acak berjumlah 30 orang. Adapun data sekunder diperoleh dari

perusahaan garmen PT. Central Aneka Busana (CAB) yang meliputi data penjualan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

18

T-shirt merek CAB dan merek Ie-be. Data tentang waktu bulanan yang diambil adalah

selama periode 2003 sampai dengan 2004.

2.5.4 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah inovasi, produk,

harga prolehan, harga jual dan penjualan inovasi adalah perubahan yang dilakukan

baik dalam bentuk fisik maupun teknis pada suatu produk atau jasa guna

meningkatkan daya tarik terhadap produk atau jasa tersebut. Dalam penulisan skipsi

ini, inovasi dikaitkan pada produk sehingga indikator inovasi dalam penelitian ini adalah

perubahan (fisik atau penampilan, harga dan kualitas) yang terjadi pada T-shirt CAB ke

Ie-be. Produk adalah T-shirt yang dipasarkan oleh PT. Central Aneka Busana (CAB)

dengan merek CAB dan Ie-be. Harga perolehan adalah harga dari produk yang

dipasarkan oleh PT. Central Aneka Busana (CAB) kepada konsumen. Sedangkan

pengertian penjualan adalah jumlah produk yang berhasil dipasarkan atau dijual oleh

perusahaan kepada konsumen. Yang menjadi ukuran penjualan adalah jumlah unit

barang yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada konsumen setiap bulannya.

Penulis menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada konsumen untuk

menganalisa pandangan konsumen terhadap T-shirt CAB dan Ie-be. Hasil kuesioner

tersebut kemudian diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala ini melibatkan

serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan sikap. Responden diminta menyatakan

“setuju” atau “Tidak setuju” untuk setiap pertanyaan. Jawabannya diberi nilai yang

akan merefleksikan secara konsisten sikap responden. Contoh di bawah

menggambarkan skala Likert.

Seorang ibu rumah tangga diberi sebuah kartu berisi skala verbal :

• Sangat setuju

• Setuju

• Netral

• Tidak setuju

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

19

• Sangat tidak setuju

Kemudian diberi sebuah pertanyaan, misalnya saja tentang sikapnya tentang merk roti

coklat “ASNA”:

1. Merk Asna mahal

2. Merk ASNA enak rasanya

3. Merk Asna mempunyai rasa coklat

4. Merk Asna bertekstur basah

Untuk setiap pertanyaan ( dari 1 sampai dengan 5 ), dia diminta mengisikan sikapnya

( sangat setuju – sangat tidak setuju ).

Responnya diberi nilai : Sangat setuju = 5; Setuju = 4; Netral = 3; Tidak setuju =

2; Sangat tidak setuju = 1; untuk pernyataan bernada positif nomor 2,3,4, dan 5.

untuk pertanyaan yang bernada tidak positif seperti nomor 1 ( Merk Asna Mahal ),

nilainya terbalik menjadi : Sangat setuju = 1; Setuju = 2; Netral = 3; Tidak setuju = 4;

Sangat tidak setuju = 5. jumlah dari keseluruhan nilai mewakili sikap ibu rumahtangga

terhadap merk Asna. Dalam contoh ini, jumlah nilai berkisar dari nilai tertinggi 25

(sangat positif) sampai ke nilai terendah 5 ( sangat tidak positif ).

Untuk membuat skala likert kita mengikuti 5 tahap langkah :

1. Peneliti mengumpulkan sejumlah pertanyaan yang sesuai dengan sikap yang

ingin diukur yang bisa diindentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak

positif).

2. Pernyataan-pernyataan ini diberikan kepada sekelompok responden yang

mewakili populasi dalam penelitian. Mereka memilih setiap pernyataan dengan

dasar skala setuju – tidak setuju. Pilihan mereka menunjukkan posisi sikap.

3. Respon-respon di pelbagai pernyataan dinilai dengan menjumlahkan angka-

angka dari setiap pernyataan. Respon-respon ini harus dinilai sedemikian rupa

sehingga respon yang positif akan menerima secara konsisten nilai angka yang

selalu sama ( misalnya, selalu 5 ); begitupun halnya dengan respon yang tidak

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

20

positif ( selalu menerima, misalnya 1 ). Penetapan masing-masing nilai untuk

respon yang positif maupun yang tidak positif bisa bervariasi tergantung dari

pernyataan yang tercantum ( misalnya, dari contoh Asna nilai untuk

pernyataan nomor 1 bervariasi tergantung dari pernyataan yang tercantum

( misalnya, dari contoh Asna nilai untuk pernyataan nomor 1 bervariasi dengan

seri pernyataan nomor 2 sampai dengan nomor 5 ).

4. Seri pernyataan-pernyataan ini dianalisis untuk menentukan pernyataan mana

yang paling membedakan nilai angka tinggi dengan nilai angka rendah.

Pernyataan-pernyataan yang tidak menunjukkan korelasi substansial dengan

nilai total atau tidak menghasilkan respon dari para respon lengkap dengan

nilai-nilainya lebih baik dihilangkan pada riset berikutnya. Proses ini

meningkatkan konsistensi atau keterendalan dalam teknik pengukuran.

5. Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala likert, yang

dapat digunakan untuk mengukur sikap.

Skala likert mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan teknik penataan skala

tidak langsung lainnya. Mudah dibuat, dikelola, dan instruksi tertulisnya mudah dicerna

oleh awam; karakteristik seperti ini memungkinkan skala likert dikirimkan melalui pos

sebagai survei melalui surat ( mail surveys ).

Kelemahan skala likert terletak pada hasilnya yang tunggal, yaitu skala ordinal.

Banyak peneliti yakin bahwa data likert menyerupai data dari skala interval karena itu

mereka memilih menggunakan teknik-teknik statistik yang membutuhkan data interval.

Meskipun ada kelemahannya, dibandingkan teknik penataan skala skala tidak langsung

lainnya, skala likert masih memiliki aspek-aspek positif.

2.5.5 Penarikan Sampel Acak Sederhana

J. Supranto (2001,P90) Beberapa metode dapat digunakan untuk memilih sebuah

sampel dari sebuah populasi. Salah satu metode yang paling umum adalah penarikan

sampel acak sederhana (simple random sampling). Definisi dari penarikan sampel acak

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

21

sederhana dan proses pemilihan sampelnya bergantung pada apakah pupulasinya

terbatas (finite population) atau tak terbatas (infinite population).

Contoh dari populasi terbatas adalah seluruh mahasiswa di Jakarta tahun 1999,

seluruh karyawan Bank Indonesia tahun 1999, seluruh kendaraan milik Pertamina, atau

seluruh petani Kabupaten Krawang. Populasi terbatas dapat dihitung mulai dari

1,2,…,N. sedangkan populasi tak terbatas biasanya dihubungkan dengan suatu proses.

Misalnya proses produksi dari waktu ke waktu (hari kehari, bulan ke bulan, tahun ke

tahun), proses penjualan, proses pelemparan mata uang logam, dan sebagainya dan

dalam hal ini penulis menggunakan penarikan sampel dari populasi tak terbatas.

Penarikan Sampel dari Populasi Tak Terbatas

Dalam beberapa situasi, populasi bisa tak terbatas atau sangat besar di mana

untuk keperluan praktis diperlukan sebagai populasi tak terbatas. Dalam praktik,

populasi yang diteliti dikatakan tak terbatas jika melibatkan sebuah proses yang terus-

menerus sehingga pencatatan atau penghitungan setiap elemen dalam populasi

menjadi tidak mungkin dilakukan. Dalam pengambilan sample dari populasi tak

terbatas, kita harus menggunakan definisi baru dari sampel acak sederhana.

Dikarenakan elemen-elemen dalam populasi tidak dapat diberi nomor, kita harus

menggunakan proses yang berbeda dalam pemilihan elemen-elemen sampelnya. Jadi

dalam kasus populasi tak terbatas kita tidak bisa menggunakan tabel angka random.

Definisi sampel acak sederhana dari populasi tak terbatas adalah sampel yang

dipilih sedemikian rupa sehingga kondisi berikut terpenuhi.

1. Setiap elemen yang terpilih berasal dari populasi yang sama

2. Setiap elemen dipilih secara independent.

2.5.6 Teknik Analisis Data

Data dianalisis dengan menggunakan metode statistik inferensi yaitu dengan

Paired Sample T-test, dengan tujuan untuk menguji dua sample yang berpasangan,

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

22

apakah mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda atau tidak. Di mana data

bersifat kuantitatif.

2.5.6.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur.

Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut

semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya

diukur. Suatu test dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan

tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam

pengumpulan data penelitian, maka item-item yang disusun pada kuesioner tersebut

merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan penelitian.

Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat

daya pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang

paling tepat digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda item dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara : “ korelasi item-total ”.

Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara

keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item

dengan skor keseluruhan, yang dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi

Rank – Spearman dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut.

Apabila item yang dihadapi berbentuk skala ordinal ( skala sikap ), maka untuk

nilai korelasi rank spearman pada item ke-i adalah :

( )

261

1i

s

dr

n n= −

−∑

Di mana : rs = koefisien korelasi spearman

n = jumlah data

d = tingkat perbandingan

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

23

Rumus diatas digunakan apabila tidak terdapat data kembar, atau terdapat data

kembar namun sedikit. Apabila terdapat banyak data kembar digunakan rumus berikut

ini :

( ) ( )

( ) ( )

2

1 12 22 2

2 2

12

1 12 2

i i

s

i i

nR X R Y nr

n nR X n R Y n

+⎛ ⎞− ⎜ ⎟⎝ ⎠=

⎛ ⎞ ⎛ ⎞+ +⎛ ⎞ ⎛ ⎞− −⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎜ ⎟⎝ ⎠ ⎝ ⎠⎝ ⎠ ⎝ ⎠

∑ ∑

Di mana : ( )XR = ranking nilai X

( )YR = ranking nilai Y

Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka

terkecil yang dapat dianggap cukup “ tinggi ” sebagai indikator adanya konsistensi

antara skor item dan skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas.

Prinsip utama pemilihan item dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga

koefisien yang setinggi mungkin dan menyingkirkan setiap item yang mempunyai

korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati nol (0,00)

(http://www.olahdata.com).

Langkah-langkah dalam pengujian validitas yaitu sebagai berikut :

1. Melakukan uji coba pengukur pada sejumlah responden. Responden diminta untuk

menyatakan apakah mereka setuju atau tidak setuju dengan masing-masing

pernyataan. Uji coba tersebut minimal 30 responden.

2. Melakukan uji dengan melihat daya pembeda item (item discriminality). Daya

pembeda item adalah metode yang paling tepat digunakan untuk setiap jenis test.

Daya pembeda item dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : “ korelasi item-

total”. Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara

keseluruhan yang dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi antara setiap item

dengan skor keseluruhan.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

24

Setelah mengetahui korelasi item-total kemudian dibandingkan dengan nilai r

product moment apabila lebih besar dari r product moment maka dapat dinyatakan

bahwa pertanyaan tersebut valid, sebaliknya apabila lebih kecil maka pertanyaan

tersebut dinyatakan tidak valid. Selain itu apabila angka korelasi negatif, hal ini

menunjukkan bahwa pernyataan tersebut bertentangan dengan pernyataan

lainnya, dan karena itu pertanyaan tersebut tidak valid atau tidak konsisten dengan

pernyataan lain dan tidak mengukur aspek yang sama dengan yang diukur oleh

pernyataan-pernyataan lain (Umar Husein, 2005, pp189-193).

2.5.6.2 Uji Reabilitas

(http://www.olahdata.com) Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan

hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu

pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel).

Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran

yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan,

keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok

dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya, artinya sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan

pengukuran (measurement error).

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien

reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien

reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran, karena manusia

sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang

potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif (+)

atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang

besarnya kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas

selalu mengacu kepada koefisien reliabilitas yang positif.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

25

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan di sini adalah dengan

menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

⎟⎟⎟⎟

⎜⎜⎜⎜

−−

=∑=

total

k

ii

S

S

kk

21

2

11

α

Di mana : k = banyaknya belahan item

Si2 = varians dari item ke-i

S2total = total varians dari keseluruhan item

2.5.6.3 Metode Statistik Inferensi ( Paired Sample T-test)

Sampel berpasangan ( paired sample ) adalah sebuah sampel dengan subjek

yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Uji

data berpasangan ini dilakukan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan

yang sesungguhnya atau signifikan antara pasangan data yang diambil dari satu

sampel atau dua sampel yang saling terkait. Paired sample t test berguna untuk

melakukan pengujian terhadap dua sampel yang saling berhubungan atau sering

disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memiliki rat-rata

(mean) sama. Misalnya, kita akan mengetahui perbedaan rata-rata nilai mata

kuliah komputer sebelum diberikan praktik komputer dengan setelah diberikan

praktik. Dengan demikian, uji ini dimaksudkan untuk membedakan rata-rata nilai

komputer sebelum diberi treatment tertentu dengan setelah diberikannya

treatment. (Syahri Alhusin, 2001, p 99).

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-1-00118-MN-Bab 2.pdfsebagai peluang bagi bisnis yang berbeda. Inovasi dapat ditampilkan sebagai ilmu, dapat

26

2.5.7 Kelemahan Teknik Analisis Data

Kelemahan dari teknik analisis data dengan menggunakan metode paired sample

ini adalah dalam pengujian dengan menggunakan uji t baru dapat dilakukan jika

sampel yang diuji adalah independent dalam arti masing-masing kelompok sampel

harus berasal dari populasi yang berbeda, sampel harus berhubungan satu dengan

yang lainnya sehingga pengujian dengan teknik analisis paired sampel ini baru dapat

dilakukan (Purbayu Budi, 2005, p 60).