Post on 20-Mar-2019
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kata yang memiliki banyak arti tergantung dari
lingkup studi yang dimaksud. Kata jaringan komputer yang dimaksud disini adalah
dalam lingkup studi teknologi informasi (IT) yang memiliki definisi sebagai kumpulan
dua atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui
sebuah teknologi. Tujuan suatu jaringan komputer adalah menyampaikan informasi dari
suatu tempat (sumber) ke tempat lain (tujuan), dengan menggunakan media transmisi,
perangkat-perangkat serta protokol tertentu.
Berdasarkan tipe transmisinya berdasarkan pendapat Tanenbaum (2003)
jaringan komputer dapat dibagi menjadi dua bagian besar :
Broadcast dan point-to-point. Dalam jaringan komputer broadcast, komunikasi
terjadi dalam sebuah saluran komunikasi yang digunakan secara bersama-sama, dimana
data berupa paket yang dikirimkan dari sebuah komputer akan disampaikan ke tiap
komputer yang ada dalam jaringan komputer tersebut. Kemudian setiap komputer akan
memeriksa apakah data tersebut ditujukan untuk dirinya berdasarkan data alamat yang
ada dalam paket tersebut.
Sedangkan menurut Hurback (2004) adalah kumpulan dari titik yang terhubung
satu sama lain melalui jalur komunikasi. Jaringan komputer dapat saling berhubungan
dengan jaringan komputer lain dan memuat subnetwork (Jaringan komputer yang lebih
kecil dari pada jaringan komputer utama )
11
2.2 Klasifikasi Jaringan Komputer
2.2.1 Local Area Network ( LAN )
Local Area Network merupakan jaringan komputer berkecepatan tinggi dan
memiliki tingkat kesalahan pengiriman data yang rendah ( low - error data )
serta hanya mencangkup area geografis yang relatif kecil.
2.2.2 Metropolitan Area Network ( MAN )
MAN (Metropolitan Area Network), biasanya mencakup area yang lebih
besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam satu propinsi. MAN juga dapat
menghubungkan beberapa LAN menjadi suatu bagian jaringan yang lebih
besar lagi. Cakupan geografis dari MAN itu sendiri tidak menghubungkan area
geografis yang berbeda.
2.2.3 Wide Area Network ( WAN )
Wide Area Network (WAN) adalah jaringan yang ruang lingkupnya sudah
terpisahkan oleh batas geografis dan biasanya sebagai penghubungnya sudah
menggunakan media satelit ataupun kabel bawah laut.
2.3 Perangkat Jaringan
2.3.1 Perangkat Keras
1. Repeater dan Hub
Repeater ini akan membentuk signal kembali sehingga kabel yang
digunakan dapat mencapai jarak lebih jauh. Repeater merupakan peralatan
internetworking yang berada pada layer fisik ( layer 1 ) dari OSI model
sehingga bekerja pada level bit. Kelemahan repeater adalah ketidak
mampuannya untuk menyaring traffic jaringan. Data ( bit ) yang datang dari
salah satu port repeater akan di teruskan ke seluruh port menuju segmen LAN
12
lain tanpa memperdulikan data tersebut di perlukan atau tidak. Sedangkan
istilah hub di tujukan untuk repeater yang memiliki banyak port ( multiple
repeater ). Dan kini penggunaan repeater telah beralih ke pemakaian hub. Hub
hanya memiliki satu collision domain, maka semua peralatan yang berhubungan
dengan suatu hub menggunakan satu collision domain secara bersama
walaupun peralatan dihubungkan ke port – port yang berlainan dari hub.
2. Bridge dan Switch
Bridge bekerja di lapisan data link dan menggunakan alamat MAC untuk
meneruskan paket – paket data ke tujuannya. Bridge juga secara otomatis
membuat tabel penterjemahan untuk paket yang diterima di masing-masing
port. Oleh sebab itu bridge dapat mengurangi lalu lintas jaringan dengan hanya
menyiarkan paket – paket yang tidak di kenal oleh tabel penerjemah. Jadi
bridge digunakan untuk membagi LAN menjadi beberapa collision domain
untuk menghindari persaingan. Metode ini di sebut dengan segmentasi. Salah
satu kelemahan bridge adalah jika alamat yang diterima tidak di kenal oleh
bridge, maka bridge akan menyiarkan berita ke segmen network lain sebagai
pemberitahuan.
Seperti bridge, switch, juga bekerja di lapisan data link, tetapi memiliki
keunggulan dimana setiap port di dalam switch memiliki collision domain
sendiri – sendiri. Oleh sebab itu, switch juga sering di sebut sebagai
multiple - port bridge. Switch mempunyai tabel penerjemah untuk semua port.
Switch menciptakan Virtual Private Network ( VPN ) dari port pengirim dan
port penerima sehingga jika dua host sedang berkomunikasi lewat VPN
tersebut, mereka tidak mengganggu segmen yang lainnya. Jadi jika satu port
13
sedang sibuk. Port – port lainnya bisa berfungsi dengan normal. Oleh sebab itu
penggunaan switch semakin populer terutama dengan harganya yang semakin
terjangkau.
Switch memungkinkan transmisi full – duplex untuk hubungan port ke
port dimana pengiriman dan penerimaan dapat dilakukan bersamaan dengan
menggunakan VPN tersebut diatas. Persyaratan untuk dapat mengadakan
hubungan full – duplex adalah hanya satu komputer atau server saja yang dapat
dihubungkan ke satu port dari switch ( satu segmen per node ). Komputer
tersebut harus memiliki network card yang mampu mengadakan hubungan
full – duplex, serta collision detection dan loopback harus disable.
3. Cisco Switch Catalyst
*) Sumber Gambar : http://www.cisco.com/en/us/products/ps6021/prod_view_selector.html
Gambar 2.1 Cisco Switch Catalyst 4900.
Cisco switch catalyst 4900 adalah switch yang dapat dikonfigurasikan
untuk memberi performansi yang baik pada jaringan komputer Local Area
Network (LAN). Cisco switch catalyst 4900 dapat dikelola melalui komputer
server pada jaringan komputer Local Area Network (LAN) untuk melakukan
14
switching sebagai pusat data dari semua ukuran paket data yang akan
melawati jaringan komputer Local Area Network (LAN).
Fitur-fitur yang dimiliki cisco switch catalyst 4900 :
• Low-latency dan koneksi melalui media kabel memiliki kecepatan yang
tinggi.
• Terdiri dari 48 10/100/1000 port dengan 4 Small Form-Factor Pluggable
(SFP) port atau 48 10/100/1000 port dengan 2 10 Gigabit Ethernet port.
• Dual, hot-swappable internal AC atau DC power supplies.
• Hot-swappable fan trays
Keunggulan dari cisco switch catalyst 4900 yang paling utama adalah
hot-swappable yang memungkinkan penggunaan daya AC dan DC digunakan
bersamaan atau saling bergantian. Selain itu, fan tray dapat dipasang dan
dilepas secara mudah tanpa harus mematikan perangkat.
Cisco switch catalyst 4900 mendukung kecepatan melalui media kabel
dari 96 Gbps hingga 136 Gbps yang memiliki kemampuan switching untuk
mengatur routing paket data yang melewatinya melalui layer 3 dan 4
OSI - Layer.
Kemampuan untuk melakuan routing protokol lebih lanjut dimiliki juga
oleh cisco switch catalyst 4900. Teknik routing seperti Open Shortest Path
First (OSPF), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP), Border
Gateway Protocol (BGP), statis routing, dan Policy Based Routing (PBR) telah
terintegrasi pada perangkat cisco switch catalyst 4900.
15
Cisco switch catalyst 4900 dapat dikelola dengan Cisco Network
Assistant, Cisco Work Solutions, dan terintegrasi dengan Cisco View dalam
satu paket. Offline Disaster Recovery, Remote monitoring menggunakan
teknologi Simple Network Management (SNMP), Telnet client, BOOTP, dan
Trivial FTP semakin memberi nilai lebih pada cisco switch catalyst 4900
sebagai core switch pada jaringan komputer Local Area Netwrok (LAN) . Serta
modul pengelolaan port membantu proses switching dalam mengambil data
kembali dari TFTP server hanya dalam hitungan detik.
Dari segi keamanan cisco switch catalyst 4900 memiliki beberapa fitur
antara lain : Dynamic Host Configuraton (DHCP) Snooping dapat
diorganisasikan dengan cara memberikan akses pada port-port tertentu saja
yang memiliki hak untuk melakukan service tersebut, mengurangi rouge
DHCP server.
Melalui teknologi Network Access Control (NAC), cisco swith catalyst
4900 dapat mencegah propagasi peningkatan worm dan virus. Dynamic ARP
Inspection dan IP Source Guard mencegah terjadinya penyerangan yang
menggunakan teknik man-in-the-middle. 802.1x dan layanan identitas berbasis
jaringan hanya diberikan pada orang-orang yang memiliki hak tersebut,
keamanan port mencegah penyerangan MAC Address secara terus-menerus,
dan teknologi Control Plane Policing mencegah penyerangan Denial Of
Service (DoS) merupakan kelebihan-kelebihan utama dari cisco switch catalyst
4900 pada sisi keamanan sistem perangkat jaringan.
16
4. Router
Fungsi utama router adalah untuk meneruskan paket data dari suatu
LAN ke LAN lainnya yang biasanya saling berjauhan. Untuk itu router
menggunakan tabel dan protokol routing yang berfungsi untuk mengatur lalu
lintas data. Paket atau data yang tiba di router di periksa dan di teruskan ke
alamat yang dituju. Agar paket data yang di terima dapat sampai ketujuannya
dengan cepat, router harus memproses data tersebut dengan sangat cepat.
2.4 Tipe Kabel Jaringan
Pada jaringan, tiap host terhubung dengan kabel, yang mentransmisikan
informasi lebih cepat dibanding tipe koneksi jaringan lainnya. Selama kabel terhubung,
kemungkinan interferensi terhadap aliran informasi sangatlah kecil. Dalam jaringan
perusahaan, informasi bisa berjalan melalui kabel dengan kecepatan 10 Mbps, 100Mbps,
atau bahkan 1000Mbps, bergantung pada kecepatan hardware dan kabel yang digunakan
berdasarkan pendapat Nebauer (2001,pp38-44)
Tiga tipe kabel yang paling umum adalah twisted pair (10Base T) dan kabel coaxial
(10Base2/ThinNet) serta kabel fiber optik.
• Kabel Twisted-Pair
Kabel twisted-pair adalah kabel tebal dan melingkar yang memiliki dua kabel
tembaga yang terpilin (twisted) bersama dalam satu pasang. Kabel Twisted-Pair
memiliki konektor yang mirip dengan konektor RJ-45 dan konektor telepon,
berkabel konektor RJ-11.
Ada 2 tipe kabel twisted-pair yaitu UnShielded Twisted-Pair(UTP) dan Shielded
Twisted-Pair(STP). Kabel UTP terdiri dari delapan bungkus kabel berbungkus,
yang dipilin bersama dalam satu pembungkus besar.
17
Kabel STP mirip dengan kabel UTP namun memiliki lapisan tembaga dan foil di
sekeliling kabel dalam bungkus plastik, untuk melindunginya dari sinyal listrik
yang berlebihan. Kabel STP lebih mahal dibanding kabel UTP dan lebih sulit
dikerjakan karena lebih berat dan kurang fleksibel. Keuntungannya adalah kabel
STP resisten terhadap crosstalk, ketika sinyal dari satu kabel bercampur dengan
sinyal pada kabel lain yang bersebelahan.
• Kabel Coaxial
Kabel coaxial 10Base2 merupakan alternatif untuk kabel twisted-pair. Kabel ini
mirip dengan kabel coaxial dari VCR atau TC kabel, hanya sedikit lurus, karena
itu disebut juga ThinNet. Kabel coaxial adalah kabel berbentuk lingkaran dengan
kabel berbungkus solid sebagai intinya dan lapisan beranyam di bawah
pembungkus eksternal-nya.
• Kabel Fiber optik
Kabel fiber optik terdiri dari sebuah serat kaca tipis yang menjadi saluran pulsa
cahaya. Pulsa cahaya mewakili informasi digital yang dibawa melalui jaringan.
Pulsa cahaya mewakili informasi digital yang dibawa melalui jaringan. Kabel
fiber optik memiliki tingkat kesalahan yang sangat kecil dan tidak terpengaruh
interferensi elektromagnetik. Kabel ini mentransmisikan sinyal dalam puluhan
gigabit per detik dan bisa menangani beberapa saluran yang berbeda secara
simultan, karena masing-masing saluran memiliki panjang gelombang cahaya
yang berbeda. Kabel fiber optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk
komunikasi suara dan data. Kendala utama penggunaan kabel fiber optik di LAN
18
adalah perangkat elektroniknya yang masih mahal. Sedangkan harga kabel fiber
optik sendiri sebanding dengan kabel LAN UTP.
2.5 Topologi Jaringan
Topologi memberikan gambaran atau struktur dari suatu jaringan. Topologi
Jaringan dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
2.5.1 Physical Topology
Physical topology memberikan suatu gambaran wiring atau cabling dari pada
perangkat – perangkat yang ada, jenis – jenisnya yaitu :
• Bus Topology
Pada Topologi ini semua node – nya terhubung langsung ke satu
sambungan ( link ), dan tidak memiliki hubungan yang lain antar
node. Sebuah topologi Bus memungkinkan setiap perangkat yang
ada dalam jaringan dapat di melihat sinyal – sinyal dari
perangkat – perangkat yang lain.
Gambar 2.2 Bus Topology.
• Ring Topology
Topology ini merupakan sebuah ”cincin” tertutup ( Closed Ring )
yang terdiri dari node – node dan kabel, di mana masing – masing
19
node terhubung hanya dengan 2 node yang di sebelahnya,
sehingga pada akhirnya membentuk loop tertutup.
Gambar 2.3 Ring Topology
• Star Topology
Topology jaringan dimana endpoint sebuah jaringan dihubungkan
dengan sebuah central hub atau switch oleh dedicated links.
Topologi ini mempunyai central node, dimana semua hubungan
ke node yang lain melalui central node tersebut.
Gambar 2.4 Star Topology
20
• Extended Star Topology
Pada Topologi ini memiliki inti sebuah star topologi, yang
merupakan perkembangan dari topologi tersebut, dengan
masing – masing end-point dari topologi inti bertindak sebagai
pusat dari topologi star – nya sendiri.
Gambar 2.5 Extended Star Topology
• Hierarchical Topology
Serupa dengan extended Star topology. Perbedaan utamanya
adalah topology ini tidak menggunakan satu central node,
melainkan menggunakan trunk node dengan masing – masing
cabang ke node lainnya.
21
Gambar 2.6 Hierarchical Topology
• Mesh Topology
Pada Mesh Topology, masing – masing host saling terhubung ke
setiap host dalam jaringan
Gambar 2.7 Mesh Topology
22
2.5.2 Logical Topology
Merupakan topology yang menggambarkan bagaimana host mengakses
suatu media. Tipe – tipe dari logical topology ini adalah Broadcasting dan
token passing.
Broadcasting berarti data yang dikirim oleh masing – masing host dalam
network tersebut tersebar ke setiap host dalam jaringan. Broadcasting
menggambarkan secara logic pengiriman data yang terjadi dalam Physical
topology bus.
Token passing mengontrol pengiriman data dengan mengirimkan token
yang berupa sinyal elektronik ke setiap host secara bergiliran dan sekuensial.
Host yang bisa mengirim data hanya host yang sedang menerima token. Jika
saat token di terima oleh host, tapi host tersebut tidak mengirim data, maka
token langsung di teruskan ke host berikutnya ( http : \\ www. Cisco.com )
2.6 Open System InterConnection ( OSI ) 7 Layer
Model OSI adalah model jaringan yang dibuat pada tahun 1984 oleh
International Organization for Standarization ( ISO ). Mode ini menyediakan kumpulan
set standar bagi para vendor untuk memastikan kompatibilitas dan interoperabilitas yang
lebih baik dari berbagai macam teknologi jaringan yang dibuat oleh
perusahaan – perusahaan di seluruh dunia. Model referensi ini juga digunakan sebagi
kerangka kerja yang di pakai untuk memahami bagaimana informasi berjalan dalam
sebuah jaringan menurut Cisco System (2003).
Model referensi OSI telah menjadi model utama dalam komunikasi jaringan.
Walaupun banyak model lain yang muncul, sebagian besar pengguna dan produsen
23
produk jaringan memakai model ini. Hal ini di sebabkan karena model OSI memiliki
keuntungan sebagai berikut :
1. Mengurangi Kompleksitas
2. Standarisasi Interface
3. Mempermudah rakayasa secara modular
4. Memastikan Interoperabilitas teknologi yang berbeda
5. Mempercepat evolusi
6. Mempermudah pembelajaran dan pengajaran
Model referensi OSI memiliki tujuh layer dengan fungsinya masing – masing.
Sebuah data yang melewati model ini akan melalui tujuh layer tersebut secara beruntun
tergantung dari arah data tersebut, layer – layer tersebut adalah :
1. Application Layer ( Layer 7 )
Merupakan OSI layer yang terdekat dengan user. Layer ini menyediakan
layanan jaringan seperti akses file dan printing langsung ke pada aplikasi yang
digunakan user.
2. Presentation Layer ( Layer 6 )
Berfungsi untuk memastikan bahwa informasi yang dikirimkan oleh
application layer pada suatu sistem dapat di baca oleh application layer pada
sistem lain. Layer ini juga bertanggung jawab untuk kompresi dan enkripsi.
3. Session Layer ( Layer 5 )
Layer ini berfungsi untuk menyediakan ( establish ), mengatur ( manage ), dan
memutuskan ( terminate ) sesi antara dua host yang sedang berkomunikasi.
24
4. Transport Layer ( Layer 4 )
Berfungsi untuk mensegmentasi data dari sistem pengirim dan menggabungkan
kembali data tersebut menjadi data stream pada sistem penerima. Selain itu,
transport layer juga berfungsi sebagai pengatur aliran data ( flow control ),
pendeteksi error dan error recovery.
5. Network Layer ( Layer 3 )
Network Layer berfungsi untuk menyediakan sambungan ( connectivity ) dan
pemilihan jalur ( path selection ) antara dua host sistem yang terletak pada
jaringan yang berbeda secara geografis.
6. Data link Layer ( Layer 2 )
Berfungsi untuk menyediakan transit data pada sebuah Physical link, dengan
demikian data link layer berkaitan dengan pengalamatan secara fisik, topologi
jaringan, network media access, dan error detection.
7. Physical Layer ( Layer 1 )
Layer ini mendefinisikan spesifikasi secara elektris, prosedural, dan fungsional
untuk mengaktifkan sambungan, memelihara, dan memutuskan sambungan
pada physical link antara end system.
25
Gambar 2.8 OSI 7 Layer.
2.7 Bandwidth
Dilihat dari sudut pandang Sistem Informasi menurut Tech Target (2000).
Pengertian bandwidth adalah kecepatan data mengalir pada jalur transmisi yang telah
diberikan. Selain itu dapat juga diartikan. Sebagai jumlah data informasi yang dapat
dibawa dalam suatu jalur transmisi, baik jalur telpon, kabel, satelit, maupun jalur
transmisi lainnya. Hal itu diperkuat oleh ungkapan QLM ( 2000), yaitu semakin besar
bandwidth maka semakin besar pula kecepatan koneksi data yang ada sehingga akan
semakin besar pula kegunaannya.
Secara umum bandwidth dapat diartikan sebagai banyaknya data yang di kirim
dan diterima dalam per unit waktu. Berdasarkan komputer Computer User ( 2002 ),
dalam jaringan bandwidth dapat didefinisikan sebagai banyaknya data yang dapat di
kirim melalui koneksi jaringan, dalam satuan bits per sekon. Sedangkan secara teknis
bandwidth didefinisikan sebagai batas transmisi frekuensi jaringan yang digunakan.
26
2.8 Port
Port yang juga sebagai point of entry adalah suatu lokasi pada perangkat keras
yang berfungsi sebagai jalur tempat keluar masuknya data dari suatu alat hitung
( computing device ). Pada umumnya pc mempunyai dua jenis port, yakni port internal
dan port ekstenal. Adapun port – port internal berfungsi untuk menghubungkan disk
drive, monitor, dan keyboard, sedangkan port eksternal digunakan untuk
menghubungkan modem, printer, mouse, dan alat- alat lainnya menurut Anonim (2003).
Didalam jaringan tcp/ip dan udp, port adalah sebuah nama yang diberikan
kepada suatu end point dari suatu koneksi logis. Angka – angka port
mengidentifikasikan jenis dari port tersebut, jadi angka-angka port yang berbeda
digunakan untuk tujuan yang berbeda pula. Sebagai contoh, baik tcp maupun udp
menggunakan port 80 untuk mengirim data HTTP. Seorang hacker ( orang yang
memperoleh akses ke dalam komputer atau suatu sistem tanpa ijin) dapat melakukan
suatu ancaman dengan mencoba menggunakan tcp/ip port tertentu.
Pada internet, port sering mengacu pada suatu nomor yang menjadi bagian dari
suatu URL ( Uniform Resource Locator ) yang muncul setelah suatu tanda titik dua ( : )
tepat setelah domain name. Tiap – tiap internet protokol mempunyai suatu dedicated
port, yaitu suatu port yang telah di spesifikasikan atau memiliki nomor port yang telah
baku sebagai contoh informasi dari FTP menggunakan port 21, service HTTP
menggunakan port 80, dan service POP atau POP3 menggunakan port 110. Tiap – tiap
service pada suatu server internet ”mendengarkan” ( ” listen ”) pada sebuah dedicated
port di server itu. Service – service juga dapat listening pada port – port yang tidak
baku, dalam hal ini nomor port tersebut harus ditentukan dalam suatu URL ketika
mengakses server tersebut. Jadi kita mungkin akan melihat suatu URL dalam format
27
sebagai berikut : gopher://peg.cwis.uci.edu:7000/ yang menunjukan bahwa sebuah
server gopher yang berjalan pada suatu port yang tidak baku ( dalam hal ini port gopher
yang baku adalah port 70 ).
2.9 Network Monitoring
2.9.1 Pengertian Network Monitoring
Berdasarkan pendapat Wong (2000,p2) network monitoring adalah
koleksi informasi yang diperlukan didalam network management. Aplikasi
network monitoring dibuat untuk mengumpulkan data untuk aplikasi network
management.
Sebenarnya network monitoring dapat dibagi menjadi 2 bagian menurut
Anonim (2001,p425) yaitu Connection monitoring dan traffic monitoring.
Connection monitoring dan traffic monitoring. Connection monitoring adalah
teknik monitoring jaringan yang dapat dilakukan dengan melakukan tes ping
antara monitoring stasion dan device target, sehingga dapat diketahui bila
koneksinya down. Traffic monitoring adalah teknik monitoring jaringan dengan
melihat paket actual dari traffic pada jaringan dan menghasilkan laporan.
Tujuan dari network monitoring berdasarkan pendapat Wong
(2000,pp2-3) adalah untuk mengumpulkan informasi yang berguna dari berbagai
bagian jaringan sehingga jaringan dapat diatur dan dikontrol dengan
menggunakan informasi yang telah terkumpul tersebut.
Berdasarkan pendapat Bhandari (2004,p5) menyatakan beberapa alasan
utama dilakukannya network monitoring:
28
1. Adalah sulit untuk mengawasi apa yang sedang terjadi didalam jaringan yang
memiliki sejumlah besar mesin (host) tanpa alat pengawasan yang baik.
2. Untuk mengetahui masalah pada jaringan sebelum manager menanyakan
kapada administrator dan sebelum pelanggan menelpon, tanpa kemampuan
untuk me - monitor jaringan, seorang administrator hanya dapat bereaksi
terhadap problem, jika problem tersebut muncul dibandingkan mencegah
problem ini sebelumnya.
3. Untuk mejaga agar jaringan selalu dalam keadaan sehat.
4. Untuk mendeteksi kesalahan pada jaringan, gateway dan server yang penting.
5. Untuk memberitahukan masalah kegagalan jaringan kepada administrator
secepatnya.
6. Mendokumentasikan jaringan.
7. Keuntungan akan administrator yang tersentralisasi.
8. Adalah suatu keharusan dalam lingkungan jaringan.
2.9.2 Traffic Monitoring
Traffic monitoring adalah sebuah metode yang lebih canggih dari network
monitoring. Metode ini melihat paket actual dari traffic pada jaringan dan
menghasilkan laporan berdasarkan traffic jaringan. Program ini tidak hanya
mendeteksi peralatan yang gagal, tetapi mereka juga menentukan apakah suatu
komponen overloaded atau tidak. Kelemahan dari program ini karena biasanya
bekerja pada suatu segmen tunggal pada satu waktu, jika data perlu didapat
dari segmen lain, software monitoring harus bergerak pada segmen tersebut,
tapi hal ini dapat diatasi dengan menggunakan agent pada segmen remote
29
network menurut Cisco Networking Academy Program Second Year
Companion Guide 2nd Edition ( 2001)
2.9.3 Metode-Metode Pemantauan Pada Network Monitoring
Ada berbagai metode yang digunakan untuk memantau jaringan. Namun
diantara berbagai metode yang digunakan, ada dua metode yang secara
umum sering digunakan yakni pemantauan aktif dan pemantauan pasif
berdasarkan pendapat Attrell ( 2001).
• Pemantauan aktif
Pemantauan aktif bekerja dengan cara mengirimkan sebuah tes paket ke
jaringan maupun ke server dan kemudian mengukur kinerja dari hasil
yang diterima. Pemantauan aktif ini dapat menyebabkan kinerja jaringan
lebih berat karena adanya sebuah tes paket yang diinjeksi ke jaringan.
• Pemantauan pasif
Pemantauan pasif bekerja dengan menggunakan sebuah alat pemantau,
dimana aplikasi akan memantau setiap paket data yang melewati alat
tersebut. Alat pemantau dapat berupa alat khusus seperti sniffer atau
dapat juga berupa aplikasi yang diletakan pada router maupun server.
Pemantauan pasif tidak meningkatkan lalu lintas paket didalam jaringan.
Pemantauan pasif sangat berguna untuk melakukan network
trouble-shooting. Namun pemantauan pasif juga memiliki kekurangan
yakni tidak dapat menginstalasi letak bagian jaringan yang bermasalah.
Karena pemantauan pasif bekerja dengan membaca seluruh paket yang
30
melewatinya, maka dapat timbul permasalahan mengenai keamanan dan
privasi.
2.9.4 Informasi Network Monitoring
Berdasarkan pendapat Stallings (1999, p24) Informasi yang tersedia
untuk network monitoring dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Statik (tetap)
Informasi yang menggambarkan konfigurasi saat ini dan elemen-elemen
didalamnya, misalnya jumlah dan identifikasi port pada sebuah router.
2. Dynamic (dinamis)
Berkaitan dengan event dalam network, seperti perubahan dari state dari
mesin protokol atau mengirim pengiriman sebuah paket dalam network.
3. Statistical (statistikal)
Informasi yang berasal dari informasi dinamis information, seperti jumlah
rata-rata paket yang ditransmisikan per-unit pada sebuah end sistem.
2.9.5 Konfigurasi Network Monitoring
Ada empat komponen utama sebuah sistem network monitoring
berdasarkan pendapat Stallings (1999, p26) :
1. Monitoring aplication
Komponen ini termasuk fungsi network monitoring yang visible bagi user
seperti performance monitoring, fault monitoring, dan account monitoring.
31
2. Manager Function
Adalah modul pada network monitoring yang melaksanakan fungsi dasar
monitoring yaitu pengambilan informasi dari elemen-elemen lain.
3. Agent Function
Mengumpulkan dan menyimpan informasi dari satu atau lebih elemen
network dan mengkomunikasikan informasi tersebut ke manager.
4. Managed Object
Merupakan informasi management yang merepresentasikan Resource dan
aktifitas.
2.10 Client – Server Model
Client – Server model adalah bentuk distributed computing dimana sebuah
program ( client ) berkomunikasi dengan program lain ( server ) dengan tujuan untuk
bertukar informasi, pada umumnya sebuah client memiliki tugas sebagai berikut
berdasarkan pendapat Morgan (2004 ). :
1. Menyediakan user Interface
2. Menterjemahkan permintaan user ke dalam bentuk protokol yang
sesuai.
3. Mengirimkan permintaan user ke server.
4. Menunggu respon dari server
5. Menterjemahkan respon tersebut ke dalam format yang dapat di baca.
6. Menyajikan hasil format tersebut ke user.
32
Kata client juga sering disebut dengan kata host yang menandakan bahwa device
tersebut tersambung dalam sebuah jaringan. Sedangkan sebuah server memiliki
tanggung jawab sebagai berikut :
1. Mendengarkan permintaan dari client.
2. Memproses permintaan tersebut.
3. Mengembalikan hasil proses tersebut ke client.
Dalam praktek sehari – harinya terdapat berbagai macam server yang ada dalam
jaringan. Setiap server tersebut memiliki fungsi khusus sesuai dengan tujuan pembuatan
server tersebut. Beberapa contoh server berikut kegunaannya :
1. Proxy Server
Proxy server umumnya berfungsi sebagai gerbang ( gateway ) dari sebuah
LAN menuju ke jaringan yang lebih besar. Umumnya proxy server
memiliki fitur cache engine, yaitu tempat menampung sementara ( cache /
buffer ) halaman web atau isi sebuah situs untuk mempercepat akses
koneksi, dan fitur firewall, yang berfungsi untuk mengamankan sebuah
jaringan dari akses yang tidak berhak.
2. Mail Server
Mail Server berfungsi sebagai tempat konsentrasi email, layaknya sebuah
kantor pos, yang berfungsi untuk menampung sementara, mengolah, dan
memproses email tersebut agar dapat dikirimkan sampai ke tempat
tujuannya.
33
3. Web Server
Web Server berfungsi untuk menyediakan layanan web berupa situs kepada
user. Web Server menggunakan user Interface berupa web browser untuk
dapat berkomunikasi dengan user dalam jaringan.
4. Database Server
Database server adalah sebuah server yang didedikasikan khusus untuk
menampung data – data dalam jumlah besar yang disimpan menggunakan
perangkat lunak khusus. Database server memiliki tugas utama untuk
melayani permintaan data dari user.
2.11 Manajemen Jaringan ( Network Management )
Manajemen jaringan adalah sebuah konsep. Manajemen yang terdiri atas
pemecahan, pengorganisasian. Pemantauan ( monitoring ), accounting, dan pengaturan
aktivitas dari sumber daya jaringan berdasarkan pendapat Purbo ( 2001, p13). Sehingga
manajemen jaringan merupakan sebuah usaha untuk memelihara seluruh jaringan
komputer.
Menurut standar ISO, ada lima fungsi dasar manjemen jaringan, yakni :
1. Manajemen Kegagalan ( Fault Management )
Kapanpun terjadi kegagalan suatu layanan, maka suatu pusat operasi
jaringan bertanggung jawab untuk mengembalikan layanan secepat
mungkin untuk dapat digunakan kembali. Hal ini meliputi deteksi, dan
isolasi dari masalah yang menyebabkan kegagalan, pengembalian suatu
layanan. Di beberapa kasus kegagalan suatu layanan, jaringan secara
34
otomatis mengembalikan layanan tersebut keadaan normal kembali, hal ini
di sebut dengan self - healing ( pemulihan sendiri ).
2. Management Accounting (Accounting Management)
Management accounting bertujuan untuk mengatur fasilitas dengan
kemampuan untuk menarik biaya atas pengiriman sumber daya jaringan.
3. Management Konfigurasi (Configuration Management)
Management konfigurasi memiliki beberapa macam fungsi antara lain :
mencatat konfigurasi saat ini, mencatat perubahan konfigurasi,
mengidentifikasi komponen jaringan, inisialisasi sistem dan mengubah
parameter jaringan.
4. Management Kinerja (Performance Management)
Management kinerja bertujuan untuk mengukur beberapa komponen dari
jaringan. Komponen yang diukur tersebut adalah throughtput, workload,
delay, wait time, respone time, dan quality of service. Pada level yang lebih
luas, perfomance management diorganisasikan atas beberapa fungsi yakni :
• Monitoring throughput, digunakan untuk mengukur throughput
(besar bandwidth sebenarnya tanpa distorsi) pada sebuah jaringan.
• Monitoring response time, digunakan untuk mengukur respon
time dari sebuah jaringan.
• Statistical analysis, digunakan untuk memantau dan menentukan
performance dari sebuah node didalam jaringan.
35
5. Management keamanan (Security Management)
Management keamanan bertujuan untuk melakukan pengujian dan
pencegahan terhadap usaha untuk mengacaukan keamanan jaringan.
2.11.1 Arsitektur Management Jaringan
• Centralize Architecture
Semua agent mengirimkan informasi ke sebuah management
system. Semua aplikasi management di install kedalam sebuah NMS
yang menjadi pusat.
Gambar 2.9 Centralized Architecture
Keuntungan dan kerugian Centralized Architecture :
Keuntungan : Informasi lebih mudah untuk diatur.
Kerugian : Untuk jaringan yang lebih besar akan terjadi flooding
karena informasi ditujukan ke hanya satu NMS menurut
Certificated Internet Web Master (2000).
36
• Distributed Architecture
Pada Distributed Architecture , sedikitnya ada dua NMS yang
saling terhubung dan mengambil informasi dari tiap agent di
bawahnya. Tiap-tiap NMS dapat bertukar informasi.
Gambar 2.10 Distributed Architeture
Keuntungan dan kerugian pada distributed architecture :
Keuntungan : tidak terjadi flooding pada tiap NMS karena
adanya load balancing.
Kerugian : lebih sulit untuk melakukan pengaturan karena
terdapat beberapa NMS menurut Certificated
Internet WebMaster (2000).
• Hierarchical Architecture
Merupakan gabungan antara Centralized dengan distributed
Architecture. Beberapa NMS terhubung ke sebuah centralized NMS.
37
Gambar 2.11 Hierarchical Arcitecture
Keuntungan : - Mudah untuk melakukan management karena NMS
tersentralisir.
- Aplikasi management system terdistribusi melalui
beberapa sub-management system, dengan sebuah
pusat yang mengambil informasi dari sub-management
system tersebut. Karena itu flooding dapat dihindari
menurut Certificated Internet WebMaster (2000).
38
2.12 Simple Network Management Protocol (SNMP)
2.12.1 Latar Belakang SNMP
Internet Access Board (IAB) bertemu pada awal tahun 1988 dan
memutuskan sebuah strategi untuk mengelola pertumbuhan jaringan
TCP/IP. Pertemuan tersebut merekomendasikan dua standar paralel :
Simple Network Management Protocol (SNMP) sebagai solusi jangka
pendek, dan Common Management Information Service and Protocol
Over TCP/IP (CMOT) sebagai solusi jangka panjang berdasarkan
pendapat Umar ( 1993, p197).
2.12.2 Konsep Dasar SNMP
Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah sebuah
protokol yang didesain untuk memberikan kemampuan kepada pengguna
untuk memonitor dan mengatur jaringan komputernya secara sistematis
dari jarak jauh dalam satu pusat kontrol saja. Pengelolaan ini dijalankan
dengan mengumpulkan data dan melakukan pemetaan terhadap
variabel-variabel dalam elemen jaringan yang dikelola berdasarkan
pendapat Taufan (2001). SNMP didefinisikan dalam RFC1157.
Berdasarkan pendapat Taufan (2001, p21) SNMP terdiri atas tiga elemen,
yaitu :
1. Manajer adalah pelaksana dari manajemen jaringan. Pada
kenyataannya manajer ini merupakan komputer biasa yang ada pada
jaringan yang mengoperasikan perangkat lunak untuk manajemen
jaringan. Manajer ini terdiri dari atas satu proses atau lebih yang
berkomunikasi dengan agen-agennya dan berfungsi untuk
39
mengumpulkan informasi dari jaringan. Manager akan
mengumpulkan informasi dari jaringan yang diminta oleh
administrator saja bukan semua informasi yang dimiliki oleh agen.
Banyak manager saat ini memiliki antarmuka penggunaan grafis yang
memungkinkan manager jaringan memeriksa status jaringan dan
mengambil tindakan tertentu bila diperlukan.
2. MIB atau Management Information Base, dapat dikatakan sebagai
struktur basis data variabel dari elemen jaringan yang berbeda.
3. Agen merupakan perangkat lunak yang dijalankan di setiap elemen
jaringan yang dikelola. Setiap agen mempunyai basis data variabel
bersifat lokal yang menerangkan keadaan dan berkas aktivitasnya dan
pengaruhnya terhadap operasi.
Ada tiga kemampuan kunci yang dimiliki SNMP berdasarkan pendapat
Stallings (1999, p78), yaitu :
1. get : memungkinkan manager meminta nilai objek MIB yang ada pada
agent.
2. set : memungkinan manager mengubahkan nilai objek MIB yang ada
pada agent.
3. trap : memungkinkan agent memberikan notifikasi kepada manager jika
ada kejadian yang penting.
Ada beberapa jenis pesan SNMP berdasarkan pendapat Taufan (2001, p25),
yaitu :
1. Get-request : Meminta nilai sebuah variabel atau lebih.
2. Get-next-request : Meminta variabel setelah variabel saat itu.
40
3. Get-bulk-request : Mengambil sebuah tabel berukuran besar.
4. Set-request : Memperbaharui sebuah variabel atau lebih.
5. Inform-request : Pesan agent ke manager yang menjelaskan MIB
lokal.
6. snmpV2-trap : Laporan tiap agent ke manager.
Berdasarkan pendapat Taufan (2001) ada empat perintah dasar untuk
mengakses agen, yaitu :
1. Perintah snmpget, digunakan untuk mengambil nilai sebuah variabel MIB
dari sebuah aturan penulisannya adalah :
snmpget hostname community_name MIB_object_instance
2. perintah snmpgetnext, digunakan untuk mengambil nilai sebuah objek
kejadian setelah objek kejadian yang disebutkan dalam perintah
(MIB_object_instance). Aturan penulisan perintahnya adalah :
snmpgetnext hostname community_name MIB_object_instance
Hasilnya adalah nilai objek kejadian yang urutannya setelah objek
kejadian yang disebutkan dalam MIB_object_instance.
3. Perintah snmpwalk, digunakan untuk mengambil nilai satu atau lebih
variabel MIB dari agen tanpa harus menyatakan identitas kejadian secara
tepat. Aturan penulisaan adalah :
Snmpwalk hostname community_name MIB_object_type.
4. Perintah snmpset, digunakan untuk menetapkan nilai sebuah variabel
MIB. Aturan penulisan adalah :
Snmpset hostname community_name MIB_object_instance type value
41
Berdasarkan pendapat Umar (1993,p198) ada empat fitur utama
dari SNMP yaitu:
• SNMP menggunakan protokol UDP yang mempunyai sifat
Connectionless
• Aplikasi SNMP terbatas
• SNMP device dikenali melalui alamat IP dan objek SNMP
dipresentasikan menggunakan notasi ASN.1
• SNMP menggunakan polling untuk berkomunikasi dengan
device yang dikelolanya
Disamping keterbatasannya, saat ini SNMP telah menjadi
protokol management jaringan yang sangat populer. Ada empat
alasan utama mengapa SNMP menjadi popular berdasarkan
pendapat Umar (1993, p200), yaitu :
♦ SNMP dapat digunakan untuk mengelolah jaringan
dengan peralatan yang dibuat oleh berbagai vendor.
♦ SNMP relatif sederhana untuk diimplementasikan dan
tidak memerlukan investasi yang besar
♦ SNMP dapat diimplementasikan pada resource yang
terbatas.
♦ SNMP tidak memungkinkan banyak pilihan sehingga
memudahkan interoperabilitas.
42
Berdasarkan pendapat Umar (1993, p200) ada beberapa
keterbatasan SNMP, yaitu :
• SNMP mungkin tidak cocok untuk jaringan yang besar
karena menggunakan mekanisme polling untuk
berkomunikasi dengan perangkat yang dikelola (managed
device).
• SNMP lambat jika mengakses data dengan jumlah yang
besar.
• Protokol UDP yang digunakan SNMP memerlukan beberapa
aplikasi logis untuk penyampaian pesan dan respon.