Post on 06-Aug-2015
LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS
DALAM RANGKA PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT
DIBIDANG KESEHATAN IBU DAN ANAK KELURAHAN BUNULREJO
KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG
TANGGAL 03 SEPTEMBER – 29 SEPTEMBER 2012
Disusun Oleh :
1. Desi Irawati
2. Dewi Kurniawati
3. Erin Kusumawati
4. Fegie Nurainny
5. Firstiana
6. Hearty Efifania Ose
7. Iin Farida
8. Lailatul Fajriah
9. Septiarini Dewi K.R
10. Tri Retno
11. Tutik Prasetyowati
12. Umi Ardillah
13. Vivi Agusti Villa A
.
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKES WIDYAGAMA HUSADA
2012
1
NAMA KELOMPOK
1. Desi Irawati (1009.15401.342) Kalimantan timur
2. Dewi Kurniawati (1009.15401.345) Bali
3. Erin Kusumawati (1009.15401.355) Lampung
4. Fegie Nurainny (1009.15401.366) Karangkates
5. Firstiana (1009.15401.369) Kertosono
6. Hearty Efifania Ose (1009.15401.374) Kalimantan Barat
7. Iin Farida (1009.15401.377) Malang
8. Lailatul Fajriah (1009.15401.386) Bawean gresik
9. Septiarini Dewi K.R (1009.15401.427) Probolinggo
10. Tri Retno (1009.15401.465) Wajak
11. Tutik Prasetyowati (1009.15401.442) Probolinggo
12. Umi Ardillah (1009.15401.444) Pakisaji
13. Vivi Agusti Villa A (1009.15401.451) Lumajang
2
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Askeb Keluarga ini telah mendapat persetujuan dan pengesahan oleh
pembimbing kami selama melaksanakan “ Praktek Kebidanan Komunitas di Kelurahan
Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang yang dimulai pada tanggal 03 september-29
september 2012. “ Dengan Judul :
“ Laporan Praktek Kebidanan Komunitas Dalam Rangka Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat Dibidang Kesehatan Ibu Dan Anak di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan
Blimbing Kota Malang.
Laporan Askeb Keluarga ini disusun oleh :
Kelompok :
Disahkan dan disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Kelurahan Bunulrejo
Suswanto S, Sos.
Pembimbing 1 Pembimbing II
(Nicky Danur Jayanti S,SiT) (Titik Hariati, Amd. Keb.)
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Praktek Kebidanan
Komunitas di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kodyah Malang.”
Dalam menyusun laporan ini kami banyak mendapatkan bimbingan, pengalaman dan
bantuan berbagai pihak untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang
kesehatan dan pengajaran yang baik dan benar. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dra.Laily Amie.MMRS selaku Direktur STIKES Widyagama Husada Malang
2. Jiarti Kusbandiyah S.SiT selaku Kaprodi DIII Kebidanan STIKES Widyagama Husada
Malang dan Pembimbing Institusi STIKES Widyagama Husada Malang
3. Nicky Danur Jayanti S. SiT. selaku Pembimbing Institusi STIKES Widyagama Husada
Malang
4. Dr. Indah S.E. selaku Kepala Puskesmas Bunulrejo
5. Titik Hariati, Amd. Keb. selaku Bidan Kelurahan Bunulrejo
6. Suswanto S.Sos selaku Kepala Kelurahan Bunulrejo
7. Seluruh perangkat kelurahan Bunulrejo
8. Kedua orang tua kami yang selama ini mendukung dan mendoakan kami
9. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Asuhan Kebidanan Keluarga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca
pada umumnya dalam menambah pengetahuan kepustakaan dan kemajuan dibidang
kebidanan.
Malang, September 2012
Penulis
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................2
1.3 Sasaran................................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................................2
1.5 Waktu dan Tempat…………………………………………………………...…3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….………..4
2.1 Konsep Masyarakat……………………………………………………………..4
2.1.1 Pengertian Masyarakat……………………………...……………………4
2.1.2 Ciri-Ciri Masyarakat…………………………………………………......4
2.1.3 Pengertian Kesehatan Masyarakat……………………………………….4
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat…………..…5
2.2 Konsep Keluarga…………………………………………………...……….......5
2.2.1 Pengertian………………………………………….……………..........5
2.2.2 Macam-macam Struktur Keluarga…..……….………………………...6
2.2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga Anderson Cartes……………………….....6
2.2.4 Tipe/bentuk Keluarga………………………………………..……........6
2.2.5 Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga….……………...……………..7
2.2.6 Peranaan Keluarga…………………………..………………….........7
2.2.7 Fungsi Keluarga…………………...…..………………………….........8
2.2.8 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga.…………………………………..10
2.2.9 Tugas-Tugas Keluarga……..………………………..………………..12
2.2.10 Ciri-Ciri Keluarga………...………………….……………………….12
2.3 Konsep Kesehatan Lingkungan……………..…………………………….......13
2.3.1 Pengertian…………………………………….………………………...13
2.3.2 Perumahan…………….………………………………………….…….13
2.4 Konsep Keluarga Berencana……..………………………………...……….…14
2.4.1 Pengertian…………………………………………….……………...…14
5
2.4.2 Jenis-Jenis KB…………………………………..……………………...15
2.5 Konsep ASI Eksklusif…………………...……...……………………………..19
2.5.1 Pengertian……………………………………………………................19
2.5.2 Peran ASI Dalam Pertumbuhan Bayi……...………………...................19
2.5.3 Keuntungan Pemberian ASI pada Bayi…...…………………………....19
2.6 Konsep Dasar Imunisasi…..……...……………………………………...……20
2.6.1 Pengertian………………………………………………………….…...20
2.6.2 Tujuan Imunisasi………………...…………………………..…………21
2.6.3 Macam-Macam Imunisasi…………...…………………..……………..21
2.6.4 Penyakit-Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Muda………………..21
2.6.5 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas dan Kwantitas Vaksin………….22
2.6.6 Jadwal Pemberian Imunisasi……………………………………..……..22
BAB III HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS……….….23
3.1 Data umum…………………………………………………….………….….23
3.2 Data khusus……………………………………………….……………..……
26
3.3 Intervensi………………………………………………………………..……30
3.4 Perumusan masalah……………………………………………………...…...31
3.5 Perencanaan…………………………………………………………..………34
3.6 Pelaksanaan………………………………………………………….….……36
3.7 Evaluasi……………………………………………………………..……......38
BAB IV PEMBAHASAN……………………..……………………………..…………….40
4.1 Pengkajian Data…………………………………………………..……..……40
4.2 Perumusan Masalah…………………………….………………..…………...40
4.3 Perencanaan……………………………………………………..……………40
4.4 Pelaksanaan…………………………………………………….…………….41
4.5. Evaluasi……………………………………………………….…………......41
BAB V PENUTUP………..……………………………………………….…………........42
5.1 Kesimpulan………….……………………………..…………………………42
5.2 Saran…………………………………………….…………………………....43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
DAFTAR LAMPIRAN
No. Daftar Lampiran Hal
1. SAP Menopause
2. SAP Imunisasi dan MP ASI
3. SAP Imunisasi
4. SAP MP ASI
5. SAP KB
6. SAP ASI Eksklusif
7. SAP Imunisasi
8. SAP KB
9. Leaflet
10. Daftar Hadir
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan SKDI tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 5 – 6 kali
lebih tinggi dari pada Negara-negara ASEAN (307/100.000 kelahiran hidup). Sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia 4-5 kali lebih tinggi dari Negara-negara
ASEAN (45/1000 kelahiran hidup).
Dalam rangka mensukseskan program pemerintah tentang visi pembangunan
kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2015 yang diantaranya menurunkan tingkat AKI dan
AKB serta berperan aktif dalam gerakan meningkatkan kesehatan masyarakat, tidak
terlepas dari peran optimal dan maksimal dari tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan yang
paling berperan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak (KIA) salah satunya
adalah bidan dan Mahasiswa Akademi Kebidanan.
Karena itu Program Studi D III Kebidanan STIKES Widyagama Husada-Malang
memasukkan mata kuliah Kebidanan Komunitas ke dalam kurikulum yang bertujuan
mempersiapkan mahasiswa untuk dapat memberikan Asuhan Kebidanan pada keluarga
dan komunitas masyarakat.
Asuhan Kebidanan pada keluarga dan komunitas masyarakat tidak hanya dilakukan
di ruang lingkup kelas tetapi juga di praktekkan langsung di kelurahan binaan. Asuhan
Kebidanan yang diberikan ini diharapkan dapat memecahkan masalah yang ada di
komunitas sehingga tercapai keluarga yang sehat dan masyarakat yang sadar akan
pentingnya kesehatan terutama kesehatan ibu dan bayi.
Pelaksanaan Program KIA oleh petugas kesehatan umumnya mengalami kendala
yaitu faktor ekonomi dan kesadaran masyarakat. Faktor ekonomi yaitu krisis ekonomi
yang dialami masyarakat Indonesia sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan kesehatan
masyarakat utamanya kesehatan ibu dan anak. Selain faktor ekonomi, faktor kesadaran
masyarakat juga menjadi kendala, yaitu ketidaksadaran masyarakat atau kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan baik kesehatan individu
maupun lingkungan, khususnya kesehatan ibu dan anak. Untuk mengatasi hal tersebut
maka peran bidan dan mahasiswa harus memiliki program terpadu, yaitu meningkatkan
8
mutu pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, bayi dan balita tanpa memandang status
sosial.
Kami mahasiswa STIKES Widyagama Husada-Malang, memiliki salah satu
program yang dapat menunjang terselesaikannya permasalahan – permasalahan yang ada
di desa yaitu dengan praktek kebidanan komunitas mulai tanggal 3 September 2012
sampai 29 September 2012. Kami ditempatkan di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan
Belimbing Kodya Malang dengan alasan bahwa rendahnya kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), yang merupakan faktor utama yang diperlukan dalam pembangunan
nasional, khususnya bidang kesehatan. Praktek tersebut secara spesifik membantu peran
pelayanan kesehatan, terutama kesehatan di Kelurahan Bunulrejo dalam usaha
meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta membantu masyarakat dalam merumuskan
masalah kesehatan di masyarakat diharapkan mampu memecahkan masalah kesehatan
secara mandiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktek klinik kebidanan komunitas ini adalah agar mahasiswa :
1.Mampu mengenal masalah yang terdiri dari :
a. Pengumpulan data
b. Tabulasi data
c. Analisa data
2. Mampu menyajikan data dan masalah.
3. Mampu menggali alternatif pemecahan masalah (intervensi)
4. Mampu mengimplementasikan intervensi yang telah disepakati bersama masyarakat.
5. Mampu mengevaluasi pelaksanaan dari alternatif yang telah disusun.
1.3 Sasaran
Sasaran kebidanan Komunitas ini adalah masyarakat kelurahan binaaan yang telah
ditentukan. Dikhususkan pada masyarakat yang mempunyai kesehatan ibu dan anak,
antara lain masalah pada wanita usia reproduksi (pranikah, hamil, nifas, akseptor
KB,lansia) serta bayi dan balita.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Puskesmas
9
Diharapkan dapat memberikan masukan berupa informasi tentang kondisi
kesehatan masyarakat yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas dan guna
membantu program kesehatan pada masyarakat.
1.4.2 Bagi Lahan Praktek
Setelah dilakukan praktek asuhan kebidanan komunitas, warga Kelurahan
Bunulrejo dapat menentukan dan mengatasi masalah kesehatannya sendiri
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan.
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah
kesehatan di masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khususnya tentang
kesehatan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Masyarakat
2.1.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang bergaul atau dengan istilah lain saling
berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut satu sistem, adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama
( Koenjaraningrat, 2005)
Masyarakat atau komunitas adalah menunjukkan pada bagian masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dalam batas tertentu, dimana
yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggotanya
dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya
( Soerjono Soekanto, 2005)
2.1.2 Ciri – Ciri Masyarakat
Dari berbagai pengertian dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri :
a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
c. Saling tergantung satu dengan yang lain
d. Memiliki adat istiadat tertentu atau kebudayaan
e. Memiliki identitas bersama
f. Memiliki norma-norma hukum dan aturan khas yang mengatur seluruh pola tingkah
laku
2.1.3 Pengertian Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah
timbulnya penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan melalui usaha-
usaha kesehatan masyarakat yang terorganisasi untuk :
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular pada masyarakat
11
c. Mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan (personal
hygiene)
d. Mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin, memelihara kesehatannya setiap
orang terpenuhi kebutuhan hidupnya yang layak bagi manusia
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan Masyarakat
a. Lingkungan sangat berfariasi, umumnya digolongkan dalam 3 katagori :
1) Berhubungan dengan aspek fisik, misalnya : sampah, air, udara, tanah
2) Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antara manusia dengan
manusia
2.2 Konsep Keluarga
2.2.1 Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu tap dalam
keadaan saling ketergantungan.
( DepKes RI, 2005 )
Keluarga adalah 2 atau lebih dari 2 individu yang tergantung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya.
( DepKes RI, 2005)
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah:
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri atas dua orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. Hidup dalam satu rumah tangga
5. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
6. Setiap anggota keluarganya mempunyai peran masing – masing
7. Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
12
2.2.2 Struktur Keluarga
Macam – macam struktur keluarga
a) Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan melalui jalur garis ayah.
b) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan melalui jalur garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah.
d) Partrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
e) Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan warga dan beberapa sanak
saudara yang menjadi keluarga karena adanya hubungan dengan suami ataupun istri.
2.2.3 Ciri – ciri Sruktur Keluarga Anderson Cartes
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing – masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing – masing.
2.2.4 Tipe / Bentuk Keluarga
13
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family )
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak – anak.
b. Keluarga Besar ( Extended Family )
Adalah keluarga inti ditanbah sanak saudara, misalnya: nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai ( Serial Family )
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali
dan merupakan satu keluarga
d. Keluarga Duda / Janda ( Single Family )
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi ( Composite )
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas ( Cahabitation )
Adalah 2 orang atau menjadi satu tanpa perkawinan tetapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar ( Extended Family )
karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari beberapa suku hidup dalam suatu
komuniti dengan adaptasi istiadat yang sangat kuat.
2.2.5 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Patrikal
Yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah.
b. Matrikal
Yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu.
c. Equalitarian
Yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah dan ibu.
2.2.6 Peranan Keluarga
14
Peranan Keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
invidu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok, dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah
sebagai berikut:
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dan istri dari anak – anak berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya. Ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping juga ibu dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan Anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik,sosial, mental dan spiritual.
2.2.7 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
15
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
c. Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimasa yang akan
dating misalny pendidikan anak – anak, jaminan hari tua dan sebagainya
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai denagn tingkat – tingkat perkembangannya
Ahli membagi fungsi keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2. Fungsi Sosialisasi anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak – anak dari tindakan – tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara institusif, merasakan perasaan
dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar
sesame anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
16
5. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan yang mengatur ini dan kehidupan lain
setelah didunia ini.
6. Fungsi Ekonomis
Tugas kepala kelurga dalam hal ini adalah mencari sumber – sumber kehidupan dan
memenuhi fungsi – fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga memenuhi
kebutuhan – kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ketempat rekreasi,
tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan masing – masing anggotanya.
Rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton TV bersama bercerita
tentang pengalaman masing – masing dan sebagainya.
8. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus.
Dari berbagai fungsi diatas ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap keluarga
lainnya:
1. Asih
Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.
2. Asuh
Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara sehingga diharapkan menjadikan mereka anak – anak yang sehat baik fisik,
mental, social, maupun spiritual.
3. Asah
17
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
2.2.8 Tahap – tahap Kehidupan Keluarga
Tahap – tahap Kehidupan Keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pembentukan Keluarga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
2. Tahap Menjelang Kelahiran Anak
Tugas untama keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus
melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat – saat
yang dinantikan.
3. Tahap Menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang pada
anak, karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat bergantung kepada orang
tuanya, dan kondisinya sangat lemah.
4. Tahap Menghadapi Anak Prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul
dengan teman sebayanya tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tida
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat
sensitive terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan
norma – norma kehidupan, agama, social, budaya dan sebagainya.
5. Tahap Menghadapi Anak Sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalh sebagai mendidik anak, mengakaji anak untuk
memepersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar teratur, mengontrol tugas
– tugas disekolah anak dan meningkatkan pengetahuan anak.
6. Tahap Menghadapi Anak Remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam tahap ini anak mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari
kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling mngerti antara kedua orang
tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap Melepaskan Anak Ke Masyarakat
18
Setelah melalui tahap remaja anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka
tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga.
8. Tahap Berdua Kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri – sendiri, tinggallah
suami istri berdua saja. Dalam hal ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9. Tahap Masa Tua
Tahap ini masuk kedalam tahap lanjut usia, dan kedua orang tua memepersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
2.2.9 Tugas – Tugas Kelurga
Pada dasarnya tugas kelurga ada 8 pokok tugas keluarga sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas dalm masing – masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing – masing
4. Sosialisasi antara anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota – anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan doronhan dan semangat para anggotanya
2.2.10 Ciri – Ciri Keluarga
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing – masing anggotanya
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antara anggota keluarga
19
8. Tinggal dalam satu rumah
2.3 Konsep Kesehatan Lingkungan
2.3.1 Pengertian
Kesehatan lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna
ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan
(Entjang indah, 2005)
Menurut penyelidikan WHO bahwa di negara-negara yang sedang berkembang
terdapat banyak penyakit kronis endemis, sering terjadi epidemi, masa hidup yang
pendek, angka kematian bayi dan anak-anak yang tinggi hal ini disebabkan oleh :
a. Pengotoran persediaan air rumah tangga
b. Infeksi karena kontak langsung maupun tidak langsung dan feses manusia
c. Infeksi yang disebabkan oleh arthropoda, rodenta, molusca dan vektor-vektor
penyakit lain
d. Pengotoran susu dan makanan lainnya
e. Perubahan yang terlalu sempit
f. Penyakit-penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia
Usaha dalam kesehatan lingkungan di Indonesia terutama meliputi : (Effendi : 2007)
a. Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas maupun kwalitasnya
b. Mengatur pembuangan kotoran sampah dan air limbah
c. Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-rumah
tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat
d. Membasmi binatang-binatang penyebab penyakit seperti : lalat, nyamuk, kutu-
kutu serta binatang reservoir penyakitnya
2.3.2 Perumahan
Keadaan perumahan adalah salah satu faktor yang menentukan kesehatan
lingkungan, seperti yang dikemukakan WHO bahwa perumahan yang tidak cukup
dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya kejadian penyakit dalam
masyarakat.
Rumah sehat yang diajukan oleh Winslow :
1. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis
20
2. Harus memenuhi kebutuhan psikologis
3. Harus dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan
4. Harus dapat menghindarkan terjadinya penyakit
Keterangan :
1. Harus memenuhi kebutuhan fisiologis
a. Suhu ruangan harus dijaga agar jangan banyak berubah sebaiknya tetap
berkisar antara 18 – 20 0C
b. Harus cukup mendapatkan penerangan yang ideal adalah penerangan listrik.
c. Harus cukup mendapatkan hawa (ventilasi)
d. Harus cukup mempunyai isolasi udara
2. Memenuhi kebutuhan psikologis
a. Keadaan rumah yang pengaturannya harus memenuhi rasa keindahan.
b. Adanya jaminan kebebasan yang cukup
c. Untuk tiap anggota keluarga mempunyai ruangan sendiri-sendiri sehingga
privasinya tidak terganggu
3. Menghindari terjadinya kecelakaan
a. Konstruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat sehingga tidak
mudah roboh
b. Diusahakan agar tidak mudah terbakar
c. Adanya alat pemadam kebakaran terutama yang mempergunakan gas
4. Menghindari terjadinya penyakit
a. Adanya sumber air yang sehat, cukup kualitas dan kuantitasnya
b. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah dan air limbah yang baik
2.4 Konsep Keluarga Berencana
2.4.1 Pengertian
1. Menurut WHO expert committe 1970
Adalah tindakan yang membantu individu/ pasangan suami istri untuk:
a. Mendapatkan obyektif-obyektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kehamilan
e. Mengontrol waktu saat-saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri
21
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2. KB secara umum
Adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah dan keluarganya atau masyarakat
yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
kelahiran tersebut.
3. KB secara khusus
Adalah pencegahan atau mencegah pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel
telur dari wanita pada waktu bersetubuh.
Pelayanan kependudukan keluarga berencana secara garis besar mencakup :
a. Komunikasi, informasi dan edukasi
b. Konseling
c. Pelayanan kontrasepsi
d. Pelayanan infertilitas
e. Pendidikan sex
f. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
2.4.2 Jenis-Jenis KB
a. KB Pil
Adalah tablet mencegah kehamilan yang diminum 1 tablet tiap hari dari rangkaian
28 tablet yang terdiri dari campuran hormon progesteron dan estrogen.
1) Macam pil kontrasepsi
a) Terdiri dari progesteron (satu jenis hormon)
b) Terdiri dari estrogen dan progesteron (kombinasi hormon)
c) Pil pasca senggama
2) Keuntungan
a) Efektifitas tinggi
b) Resiko terhadap kesehatan kecil
c) Tidak memerlukan vaginal touche aixal minum
d) Tidak mengganggu seksual
e) Mudah menggunakan
22
f) Mudah dihentikan setiap saat
g) Telah diteliti dengan baik
h) Perlindungan terhadap penyakit radang panggul (PRP)
3) Kerugian
a) Mahal sesuai dengan kondisi
b) Penggunaan setiap hari, bila lupa memungkinkan kegagalan
c) Terjadi perubahan siklus haid
d) Terjadi peningkatan berat badan
e) Pusing
f) Nyeri payudara
b. KB suntik progesteron
Adalah memasukkan obat suntikan ke dalam jaringan otot (secara IM) yang
mengandung hormon progesteron.
1) Macam KB suntik
a) Depo provera diberikan dengan dosis 150 mg/ 3cc berisi progesteron tidak
mengandung estrogen seperti pil KB
b) Cyclofem mengandung medroksi progesteron asetat 50 mg dan komponen
estrogen
2) Keuntungan
a) Sangat efektif sebagai kontrasepsi karena angka kegagalannya kurang
(0,4%) efektif (99,6%)
b) Dapat diberikan pada ibu menyusui, karena tidak mempengaruhi
produksiASI, kecuali cyclofem
c) Diberikan tiap 3 bulan untuk depo provera, depo progestin, depo gestron
dan diberikan tiap 4 minggu untuk cyclofem
d) Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
e) Reaksi suntikan sangat cepat < 24 jam
f) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
g) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3) Kerugian
a) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan
b) Terjadi kenaikan berat badan
23
c) Dapat mempengaruhi ketidakteraturan siklus haid
d) Tidak menjamin terhadap penyakit menular seksual (PMS)
e) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
f) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
kembali untuk suntik)
c. KB AKDR (IUD)
Adalah KB dengan memasukkan suatu alat ke dalam rahim.
1) Macam KB IUD
a) AKDR cut – 380 A
Kecil kerangka plastik yang fleksibel, berbentuk T diselubungi oleh kawat
halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
b) AKDR Nova T
2) Keuntungan
a) Sebagai kontrasepsi efektifitasnya tinggi
b) Metode jangka panjang 10 tahun (cut – 380 A)
c) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
d) Tidak ada efek samping homonal dengan Cu AKDR (cut – 380 A)
e) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
f) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi)
3) Kerugian
a) Terjadi perubahan siklus haid (haid lebih lama dan banyak, perdarahan dan
saat haid lebih sakit)
b) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
c) Harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu
d) Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
e) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan
f) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan
d. KB Implan (susuk)
24
Adalah KB dengan cara memasukkan implan di bagian dalam lengan atas ibu
sehingga membentuk seperti kipas.
1) Macam KB implan
a) Norplant : efektif 5 tahun, 6 batang silastik lembut dengan panjang 3-4 cm
dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel.
b) Impanon : efektif 3 tahun, terdiri 1 batang dengan panjang kira-kira 40
mm, dan diameter 2 mm, yang berisi 68 mg 3 keto-deosgestrel.
c) Jedena dan indoplant : efektif 3 tahun, 2 batang yang berisi 75 mg
levonorgesterl.
2) Keuntungan
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e) Tidak mengganggu ASI
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama
g) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
h) Mengurangi nyeri haid
i) Mengurangi jumlah darah haid
3) Kerugian
a) Terjadi pola haid (spotting)
b) Tidak melindungi IMS
c) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
d) Pening/ pusing kepala
e) Peningkatan atau penurunan berat badan
e. Vasektomi
Adalah memotong dan menutup saluran mani (vas deverens) yang mengeluarkan
sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya sehingga proses fertilitasi
(penyatuan antara sel telur dengan sperma) tidak terjadi.
f. Tubektomi
25
Adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan pada pola
saluran sel telur untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan
secara permanen.
2.5 Konsep ASI Eksklusif
2.5.1 Pengertian
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi sejak lahir sampai umur 4
atau 6 bulan dengan kriteria yaitu segera setelah dilahirkan, tidak dapat makanan
pengganti ASI pada awal penyisihan dan hanya minum ASI sampai bayi berusia 4
atau 6 bulan tanpa makanan tmbahan (susu formula, air the, madu, air putih) atau
tanpa bantuan makanan padat seperti pisang nasi yang dilembutkan, biscuit, bubur
nasi tim, dan sebagainya.
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari – hari pertama (1 – 5 hari) cairan
yang lebih kental, karena tersedia dalam keadaan segar dengan suhu yang sesuai dan
berwarna kekuning – kuningan, kolostrum ini harus diberikan pada bayi karena
mempunyai beberapa keistimewaan diantaranya:
a) Mengandung zat antibody (melindungi bayi dari infeksi)
b) Mengandung banyak protein yang sebagian berupa globulin, mineral, dan vitamin
c) Kandungan lemak dan gulanya rendah sehingga mudah dicerna oleh usus bayi
d) Memperlancar keluarnya mekonium bayi yang berwarna hitam lekat.
2.5.2 Peran ASI Dalam Pertumbuhan Bayi
a. ASI adalah makanan bayi alamiah dan sangat sesuai dengan tubuh bayi
b. ASI adalah makanan tunggal mengandung cukup zat gizi yang di butuhkan bagi
pertumbuhan dan kesehatan bayi baru lahir sampai umur 4 atau 6 bulan
c. ASI mengandung unsure penting bagi otak bayi karena itu pemberian ASI Eksklusif
berperan utama dalam perkembangan tingkat kecerdasan bayi untuk kemudian hari
d. ASI sebagai pelindung terhadap penyakit infeksi
e. ASI segar, hangat, dan bebas dari bakteri
2.5.3 Keuntungan Pemberian ASI pada Bayi
1) Bagi Bayi
26
a) Nilai gizi ASI bermutu tinggi, sebab mengandung zat – zat makanan yang lengkap
dan susunannya sesuai dengan kebutuhan bayi
b) Kebersihan ASI terjamin sebab langsung diminum bayi dalam keadaan segera dan
suhunya sesuai dengan suhu bayi
c) ASI mudah dicerna
d) ASI bebas dari kuman – kuman yang membahayakan kesehatan bayi bahkan
mengandung zat – zat kekebalan tehadap penyakit saluran pencernaan dari
penyakir infeksi
e) Bayi memperoleh rasa aman, puas dan bahagia sebab saat menyusui bayi didekap
ibunya dan disinilah terjalin rasa kasih sayang antara ibu dan anak
f) ASI mengandung zat – zat yang ikut dalam prosentasi pembuatan sel saraf otak
sehingga dapat mencerdaskan bayi
2) Bagi Ibu
a) Membantu mempercepat pengembalian rahim kebentuk semula dan
mengurangi pendarahan setelah persalinan. Ini karena isapan bayi pada
payudara yang dilanjutkan melalaui saraf kekelenjar hipofisis diotak yang
mengeluarkan hormone oksitosin
b) Mudah didapatkan, karena tersedia dalam keadaan segar dan suhu yang sesuai
sehingga dapat diberikan langsung pada bayi
3) Bagi Ayah
ASI siap diperoleh kapan saja dan tidak memerlukan ongkos apapun.
4) Bagi Keluarga
ASI dapat menghemat pengeluaran uang sehingga uang keluarga dapat bermanfaat
untuk keperluan penting lainnya.
2.6 KONSEP DASAR IMUNISASI
2.6.1 Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga jika ia terpajan pada antigen yang sama tidak terjadi penyakit
(Idai, 2007)
Imunisasi adalah pengimunan, pengebalan terhadap penyakit
Imunisasi yaitu upaya memperkuat sistem ketahanan tubuh
27
(Depkes RI, 2000)
2.6.2 Tujuan Imunisasi
a) Untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap infeksi atau
penyakit tertentu.
( Markum, 2005)
b) Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan
penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia.
(Imunisasi Indonesia. 2008)
c) Untuk memberikan kekebalan pada bayi, anak maupun ibu hamil dengan maksud
untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit yang dapat
dicegah imunisasi
(Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2005)
2.6.3 Macam-Macam Imunisasi
Ada 2 macam imunisasi :
(a) Imunisasi aktif
yaitu tubuh membuat sendiri zat anti yang akan bertahan bertahun-tahun.
Contoh : BCG, DPT, Campak, Polio, dan Hepatitis B)
(b). Imunisasi Pasif
Yaitu tubuh tidak membuat zat anti sendiri, anak tersebut mendapatkannya dari luar
tubuh dengan cara penyuntikan bahan atau serum-serum yang telah mengandung zat
anti, atau anak tersebut mendapatkan zat anti dari ibunya semasa dalam kandungan
melalui darah uri (plasenta).
Contohnya :
Pemberian ATS ( Anti Tetanus Serum) pada anak yang mendapat luka kecelakaan.
2.6.4 Penyakit-Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Mudah
28
Sesuai program pemerintah (DEPKES) tentangt program pengembangan imunisasi
(PPI)., maka anak harus mendapatkan perlindungan dari 7 penyakit utama, yakni:
a) Imunisasi BCG => untuk mencegah penyakit TBC
b) Imunisasi Polio => untuk mencegah penyakit polio
c) Imunisasi Hepatitis => untuk mencegah penyakit hepatitis
d) DPT => untuk mencegah difteri, pertusi, tetanus
e) Campak => untuk mencegah penyakit campak
2.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas Vaksin
1. Cara pemberian vaksin
2. Dosis vaksin
3. Frekwensi pemberian
4. Jenis vaksin
2.6.5 Jadwal Pemberian Imunisasi
UMUR VAKSIN
0-7 hari
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Hepatitis B0 , Polio 1
BCG
DPT I, Polio II
DPT II, Polio III
DPT III, Polio IV
Campak
29
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PRAKTEK KEBIDANAN KOMUNITAS
3.1 PENGKAJIAN DATA
3.1.1 Gambaran Umum Kelurahan Bunulrejo termasuk daerah dataran tinggi. Di Kelurahan
bunulrejo terdapat 7607 KK, dengan jumlah penduduk 27253 jiwa ( Laki-laki 13,553 jiwa
dan Perempuan 13,700 jiwa ). Wilayah Kelurahan Bunulrejo terdapat sebanyak 146 RTdan
21 RW.
1. Geografi
Desa : Bunulrejo
Kecamatan : Blimbing
Kodya : Malang
Provinsi : Jawa timur
2. Kondisi wilayah
a. Sifat geografis : Dataran
b. Luas wilayah : 20,5 km2
c. Keadaan Tanah : Subur
3. Batas wilayah
Sebelah Utara : Kelurahan Purwantoro
Sebelah Barat : Kelurahan Kesatrian dan Polehan
Sebelah Selatan : Kelurahan Rampal Celaket
Sebelah Timur : Kelurahan Sawojajar
4. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing
Kodya Malang adalah sebagai berikut :
a. Sarana ibadah
Masjid : 16
Mushola : 26
Gereja : 3
30
b. Sarana Pendidikan
Gedung TK : 6
Gedung SD : 8
Gedung SMP : 2
Gedung SMK : 6
d.Orbitasi (Jarak Dari Pusat Pemerintahan)
a. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 4 km
b. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota : 2 km
c. Jrak dari Kota/Ibukota Kabupaten : 2 km
d. Jarak dari Ibukota Provinsi : 83 km
f.Sarana Kesehatan
Puskesmas : ada
Poliklinik : 1
Posyandu : 21
Dukun Bayi : 1
g.Organisasi dan Perkumpulan yang ada
Kelompok Tahlil : 33
Kelompok istigosah : 2
h. Organisasi Sosial
LPMK : 14 orang
PKK : 32 orang
BKM : 10 orang
Kelurahan Siaga : 8 orang
i. Prasarana Umum
1. Olahraga : 4 buah
2. Balai Pertemuan : 1 buah
j. Keamanan Desa
Pos Kamling : 48
31
5. Demografi
Tabel. 1 Distribusi Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin di Kelurahan
Bunulrejo bulan september 2012
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Bunulrejo jumlah
penduduk dengan usia 15- 65 tahun sebanyak 17,379 jiwa.
3.2 Data Khusus
3.2.1 Kesehatan Ibu dan Anak
Berikut ini adalah data tentang kesehatan ibu dan anak di kelurahan Bunulrejo
Kecamatan Blimbing akan di bahas :
1. ASI Eksklusif
a. Riwayat ASI Eksklusif
Dari hasil pendataan dari 140 KK terdapat 57 Bayi. Berikut ini adalah data tentang
riwayat Asi Eksklusif yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Tabel 1. Distribusi frekuensi pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Bunulrejo
bulan September 2012 dari 57 bayi di 140 KK
No. Pemberian ASI Eksklusif Frekuensi (n) Presentasi (%)
1. ASI Eksklusif 57 82,5 %
2. Tidak ASI Eksklusif 10 17,5 %
Total 57 100
32
KELOMPOK UMUM JUMLAH
Usia 0-15 tahun 6,621 jiwa
Usia 15-65 tahun 17,379 jiwa
Usia 65 ke atas 3,533 jiwa
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar bayi tidak mendapatkan
ASI Eksklusif sebesar 17,5% dan bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar
82,5%.
b. Alasan Tidak ASI Eksklusif
Berikut ini adalah data tentang alasan tidak ASI Eksklusif yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 2. Distribusi frekuensi alasan tidak ASI Ekslusif di Kelurahan Bunulrejo dari
57 bayi di 140 KK
No Alasan Jumlah Presentasi (%)
1 Pemberian MP-ASI 8 80%
2 Asi Tidak keluar 1 10%
3 Putting susu tenggelam/lecet 1 10%
Total 10 100
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar bayi tidak mendapatkan
ASI Eksklusif dengan alasan pemberian MP-ASI sebesar 80 % , 10% karena ASI
tidak keluar dan 10% karena putting susu tenggelam/lecet.
2. Keluarga Berencana
a. Akseptor Keluarga Berencana
Dari 140 KK di Kelurahan Bunulrejo didapatkan data penduduk dengan jumlah
PUS (Pasangan Usia Subur) 140 orang menurut jenis KB yang digunakan
akseptor KB dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Distribusi frekuensi jumlah akseptor berdasarkan jenis KB yang digunakan
di Kelurahan Bunulrejo bulan September 2012 dari 140 PUS di 140 KK
No Jenis KB Jumlah Akseptor Presentase (%)
33
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
MOW
MOP
IUD
PIL
SUNTIK
KONDOM
IMPLANT
KALENDER
2
0
11
9
54
6
2
0
2,4 %
0 %
13,1%
10,7 %
64,2 %
7,1 %
2 ,4%
0 %
Total 84 100 %
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di Kelurahan Bunulrejo, jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan oleh 84 akseptor KB adalah kontrasepsi
suntik sebesar 54 % (54 PUS) dan presentase terendah oleh akseptor MOP dan
Kalender sebesar ( 0 % ).
b. Distribusi penduduk berdasarkan PUS yang ikut KB dan tidak ikut KB
Dari 140 KK di Kelurahan Bunulrejo didapatkan data distribusi penduduk
menurut PUS dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Akseptor KB berdasarkan PUS di Kelurahan
Bunulrejo bulan September 2012
D
34
Peserta Jumlah Presentase (%)
Ikut 96 68,6 %
Tidak ikut 44 31,4 %
Total 140 100%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasangan usia subur di
Kelurahan Bunulrejo sudah menjadi akseptor KB sebesar 68,6 % dan yang tidak
menjadi akseptor KB sebesar 31,4 %.
c. Alasan PUS tidak menjadi akseptor KB
Dari 140 KK di Kelurahan Bunulrejo didapatkan data alasan PUS tidak menjadi
akseptor KB adalah :
Tabel 5. Distribusi frekuensi berdasarkan alasan akseptor KB tidak menggunakan
KB berdasarkan PUS di Kelurahan Bunulrejo bulan September 2012
No Alasan Jumlah Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
Ingin punya anak
Takut
Prinsip Hidup
Medis
Lain-lain
10
21
9
0
4
22,7 %
47,7 %
26,5%
0 %
9,1%
Total 44 100
Dari data di atas, ditemukan (9,1 % ) dari 140 KK memiliki alasan lain-lain
(seperti janda, suami bekerja di luar kota, dan baru melahirkan), dan yang lainnya
karena ingin punya anak lagi sebesar 22,7% ,alasan takut sebesar 47,7%, dan
alasan prinsip hidup sebesar 26,5 % untuk tidak menjadi akseptor KB.
3. Imunisasi
a. Riwayat Imunisasi
Dari hasil pendataan dari 140 KK terdapat 57 Bayi dan 95 balita. Berikut ini
adalah data tentang riwayat imunisasi yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Tabel 6. Distribusi frekuensi Bayi dan Balita yang mendapatkan imunisasi di
kelurahan Bunulrejo bulan september tahun 2012 dari 140 KK
35
Peserta Jumlah Presentasi
Mendapatkan
Imunisasi Dasar
126 jiwa 96,9 %
Tidak mendapatkan
Imunisasi dasar
4 jiwa 3,1 %
Total 130 Jiwa 100%
DarDarii data di atas, ditemukan 96,9 % dari 57 bayi dan 95 balita sudah
mendapat
imunisasi lengkap dan yang tidak imunisasi sebesar 3,1 %.
b. Persepsi Keluarga Tentang Imunisasi
Berikut Data tentang imunisasi dari 140 KK di kelurahan bunulrejo kecamatan
blimbing berdasarkan pengetahuan dan pemahaman tentang imunisasi.
Tabel 7. Distribusi frekunsi persepsi keluarga tentang imunisasi di bunulrejo
bulan september 2012 dari 140 KK
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar keluarga tidak memahami
arti dan manfaat imunisasi yaitu sebesar 6,6 % dan keluarga yang memahami arti
dan manfaaat imunisasi 93,4%.
Intervensi
3.3.1 ASI Eksklusif
36
Peserta Jumlah Peresentasi
Memahami imunisasi 128 93,4 %
Tidak memahami 9 6,6 %
Total 128 100 %
a. Tujuan jangka panjang
Semua bayi usia 0 – 6 bulan mendapatkan ASI Eksklusif
b. Tujuan jangka pendek
1) Mengetahui pengertian ASI Eksklusif
2) Mengetahui manfaat ASI Eksklusif
3) Mengetahui kandungan dalam ASI
4) Mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi ASI
5) Mengetahui teknik menyususi
c. Kriteria Standart
Semua bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif.
d. Perencanaan tindakan
1) Memberikan penyuluhan
2) Pembinaan Kader
3) Home Care
3.3.2 Akseptor KB
a. Tujuan Jangka Panjang
Semua Pasangan Usia Subur (PUS) sudah menggunakan KB.
b. Tujuan jangka pendek
1) Memahami pengertian KB
2) Memahami tujuan KB
3) Memahami manfaat KB
4) Mengetahui macam-macam KB
5) Mengetahui cara kerja dari masing-masing alat kontrasepsi
6) Memahami efek samping KB
c. Kriteria Standart
Semua PUS dapat menjelaskan kembali tentang pengertian, tujuan, dan efek samping
dari KB.
d. Perencanaan tindakan
1) Memberikan penyuluhan
2) Pembinaan Kader
3.3.3 Imunisasi
a. Tujuan jangka panjang
37
Ibu mengerti tentang Imunisasi
b. Tujuan jangka pendek
1) Mengetahui pengertian Imunisasi
2) Mengetahui manfaat Imunisasi
3) Mengetahui macam-macam imunisasi beserta manfaatnya
4) Mengetahui jadwal pemberian imunisasi
5) Mengetahui efek samping pemberian imunisasi
c. Kriteria Standart
Ibu mengerti tentang Imunisasi
d. Perencanaan tindakan
1) Memberikan penyuluhan
2) Pembinaan Kader
3.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan data yang telah kami kumpulkan dari warga Kelurahan Bunulrejo
untuk merumuskan masalah ini maka kami mengadakan Musyawarah Masyarakat
Kelurahan (MMK) yang dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Selasa, 18 September 2012
Waktu : 15.00 WIB s/d selesai
Tempat : Balai Pertemuan Kelurahan Bunulrejo
Peserta : 28 orang
Acara : Musyawarah Masyarakat Kelurahan, acara ini tersusun menjadi
beberapa susunan acara yaitu :
1. Pembukaan
2. Sambutan
38
2.1 Suswanto S.Sos selaku Kepala Kelurahan Bunulrejo
2.2 Vivi Agusti Villa Andari selaku Ketua Panitia
3. Acara inti :
3.1 Penyajiaan data
3.1.1 Diagram data berdasarkan data umum Kelurahan Bunulrejo
3.1.2 Diagram data berdasarkan data khusus dari hasil pendataan
140 KK
3.1.3 Diagram data berdasarkan pemberian ASI Eksklusif
3.1.4 Diagram data berdasarkan pemberian MP ASI
3.1.5 Diagram data berdasarkan akseptor KB
3.1.6 Diagram data berdasarkan pemberian Imunisasi dan tingkat
pengetahuannya
3.2 Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan cara musyawarah masyarakat desa
secara langsung dengan masyarakat melalui acara Musyawarah
Masyarakat Kelurhan (MMK) pada tanggal 18 September 2012 di
Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kodya Malang yang
dihadiri oleh Kepala Kelurahan Bunulrejo beserta perangkatnya,
Bidan Kelurahan Bunulrejo, kader Kelurahan Bunulrejo, perwakilan
masyarakat yang sudah di data dari 140 KK dan Dosen STIKES
Widyagama Husada Malang beserta mahasiswi. Pada saat
musyawarah terjadi tanya jawab antara masyarakat dengan penyaji
dan Dosen STIKES Widyagama Husada Malang dan kegiatan
musyawarah tersebut didapatkan beberapa prioritas masalah yang
dirumuskan dengan musyawarah sesuai kesepakatan masyarakat.
3.3 Perumasan Masalah
Pada musyawarah masyarakat Kelurahan (MMK ) ini dirumuskan dan
di prioritaskan masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif pada
bayi usia 0-6 bulan
2. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pemberian MP-ASI
39
3. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
penggunaan KB
4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang Imunisasi
3.4 Pemecahan Masalah
Hasil prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah didapat dari
Musyawarah Masyarakat Kelurahan secara langsung.
Prioritas dan pemecahan masalah
Tabel 3.4.1 Prioritas Masalah dan Pemecahan Masalah
5. Penentuan Jadwal untuk tindak lanjut
6. Penandatanganan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMK) oleh :
6.1 Suswanto S.Sos. selaku Kepala Kelurahan Bunulrejo
6.2 Titik Hariati, Amd. Keb. Selaku Bidan Kelurahan Bunulrejo
6.3 Nicky Danur Jayanti S. SiT. selaku pembimbing institusi
7. Penyerehan doorprize untuk peserta MMK yang aktif
8. Penutup
7.1 Kesimpulan
40
No Masalah Sasaran Penyelesaian
1. Masalah pemberian
ASI Eksklusif
Seluruh warga terutama
ibu-ibu yang mempunyai
bayi dan balita
1. Penyuluhan
2. Pembinaan Kader
2. Masalah pemberian
MP ASI
Seluruh warga terutama
ibu-ibu yang mempunyai
bayi dan balita
1. Penyuluhan
2. Pembinaan Kader
3. Masalah kurangnya
kesadaran dan
pemahaman
masyarakat tentang
penggunaan KB
Seluruh warga terutama
Pasangan Usia Subur
(PUS)
1. Penyuluhan
2. Pembinaan Kader
4. Masalah pemahaman
masyarakat tentang
imunisasi
Seluruh warga terutama ibu
yang mempunyai BALITA
1. Penyuluhan
2. Pembinaan Kader
7.2 Pembacaan doa
Pada MMK ini dirumuskan dan diprioritaskan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Masalah Pemberian ASI Eksklusif
Dari pengkajian data dari 140 KK yang kami lakukan didapatkan 57 bayi dan
sebagian besar bayi tidak mendapatkan ASI Ekslusif sebesar 17,5 %.
2. Masalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
penggunaan KB.
Dari pengkajian data dari 140 KK yang kami lakukan didapatkan 140
Pasangan Usia Subur (PUS) dan sebagian besar tidak menjadi akseptor KB
sebesar 44%.
3. Masalah pemahaman masyarakat tentang imunisasi
Dari pengkajian data dari 140 KK yang kami lakukan didapatkan 57 bayi dan
95 Balita. Semuanya sudah mendapatkan imunisasi dasar, tetapi sebagian
besar keluarga tidak memahami arti dan manfaat imunisasi sebesar 6,6 %.
3.5 Perencanaan
Rencana tindakan perumusan masalah yang ada antara lain :
3.5.1 Masalah Pemberian MP ASI,Imunisasi, Menopause
Tujuan :
Ibu-ibu memahami dan mengerti pentingnya pemberian MP ASI, Imunisasi dan
Menopause
a. Sasaran :
Seluruh warga terutama ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita dan lansia yang
berada di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing.
b. Kegiatan :
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian MP ASI, Imunisasi dan
menopause.
c. Sarana dan prasarana :
1. Peserta : Bidan Kelurahan Bunulrejo, Kader, masyarakat setempat
41
2. Material : Leaflet, alat tulis, speaker
3. Metode : Ceramah dan tanya jawab
4. Tempat : Jamaah Tahlil
5. Waktu : Kamis, 20 September 2012
6. Pukul : 16.00 WIB – selesai
3.5.2 Masalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pemberian MP ASI
dan Imunisasi
Tujuan :
Ibu-ibu memahami dan mengerti pentingnya pemberian MP ASI dan Imunisasi
a. Sasaran :
Seluruh warga terutama ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita dan lansia yang
berada di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing.
b. Kegiatan :
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian MP ASI dan Imunisasi
c. Sarana dan prasarana :
1. Peserta : Bidan kelurahan bunulrejo, Kader, masyarkat setempat
2. Material : Leaflet, alat tulis, speaker
3. Metode : Ceramah dan tanya jawab
4. Tempat : Jamaah Tahlil RT 01 RW 08
5. Waktu : Kamis, 20 September 2012
6. Pukul : 16.00 WIB- selesai
3.5.3 Masalah kurangnya pemahaman tentang ASI Eksklusif dan KB
Tujuan :
Ibu-ibu memahami tentang ASI Eksklusif dan KB
a. Sasaran :
Seluruh warga di kelurahan Bunulrejo yang mempunyai bayi dan ibu-ibu usia
reproduktif.
b. Kegiatan :
42
Memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif dan KB
c. Sarana dan prasarana :
1. Peserta : Kader, masyarkat setempat
2. Material : Leaflet, alat tulis, speaker
3. Metode : Ceramah dan tanya jawab
4. Tempat : Mushola Al- Iklas RT 02 RW 14
5. Waktu : Minggu, 23 September 2012
6. Pukul : 16.00 WIB – selesai
3.5.4 Masalah kurangnya pemahaman tentang KB dan Imunisasi
Tujuan :
Ibu-ibu memahami tentang KB dan Imunisasi
a. Sasaran :
Warga RT 08 RW 08 terutama yang termasuk Pasangan Usia Subur dan yang
mempunyai bayi dan balita.
b. Kegiatan :
Memberikan penyuluhan tentang KB dan Imunisasi
c. Sarana dan prasarana :
1. Peserta : Kader, masyarkat setempat
2. Material : Leaflet, alat tulis, speaker
3. Metode : Ceramah dan tanya jawab
4. Tempat : /Jamaah Tahlil RT 08 RW 08
5. Waktu : Selasa, 25 September 2012
6. Pukul : 18.30 WIB – selesai
3.6 Pelaksanaan
43
Pemecahan masalah yang telah disepakati dilakukan dalam bentuk penyuluhan-
penyuluhan yang dilaksanakan pada :
No Waktu/
Tempat
Materi Penyuluhan Sasaran Tujuan Penanggung Jawab
1 Kamis, 20
September
2012 /
16.00-
selesai /
Jamaah
tahlil RT 04
RW 14
1. Pentingnya
pemberian MP
ASI
2. Pentingnya
pengetahuan
tentang
Imunisasi
3. Pentingnya
pengetahuan
tentang
menopause
Ibu yang
mempunyai
bayi dan
BALITA dan
lansia
1. Ibu
mengerti
pentingnya
pemberian
MP ASI
2. Ibu
mengerti,
tentang
imunisasi
3. Ibu
mengerti
dan
memahami
tentang
menopause
1. Umi Ardillah
2. Dewi
Kurniawati
3. Tutik P.
2 Kamis, 20
September
2012 /
16.00-
selesai /
Jamaah
tahlil RT 01
RW 08
1. Pentingnya
pemberian cara
pemberian MP
ASI
2. Pentingnya
pengetahuan
tentang
Imunisasi.
Ibu yang
mempunyai
bayi dan
BALITA.
1. Ibu
mengerti
pentingnya
pemberian
MP ASI
2. Ibu
mengerti
dan
memahami
tentang
imunisasi.
1. Lailatul F
2. Erin Kusuma
3. Tri Retno
3 Minggu, 23 1. Pentingnya Ibu yang 1. Ibu mengerti 1. Septiarini
44
September
2012/ 16.00
selesai /
Mushola Al-
Iklas RT 02
RW 14
pemberian ASI
Eksklusif pada
bayi usia 0-6
bulan.
2. Pentingnya
pengetahuan
tentang KB.
mempunyai
bayi dan
Ibu-ibu usia
reproduktif
pentingnya
pemberian
ASI
Eksklusif
pada bayi
usia 0-6
bulan.
2. Ibu
mengerti
dan
memahami
tentang
KB.
2. Hearty
3. Iin Farida
4 Selasa, 25
September
2012/
18.30-
selesai/
Jamaah
Tahlil RT
08 RW 08
Selasa, 25
September 2012/
18.30- selesai/
Jamaah Tahlil RT
08 RW 08
Warga RT 08
RW 08
terutama yang
termasuk
Pasangan
Usia Subur
dan yang
mempunyai
bayi dan
balita.
1. Ibu mengerti
dan memahami
tentang
pentingnya
penggunaan
KB
2. Ibu mengerti
dan mahami
tentang
imunisasi
1. Vivi Agusti
Villa A.
2. Fegie Nurainy
3. Desi Irawati
3.7 Evaluasi
No Waktu/
Tempat
Materi Penyuluhan Sasaran Metode Penanggung Jawab
1 Kamis, 20
September
2012 /
16.00-
1.Pentingnya
pemberian MP
ASI
2.Pentingnya
Ibu yang
mempunyai
bayi dan
BALITA dan
1. Leaflet
2. Ceramah
1. Umi Ardillah
2.Dewi
Kurniawati
45
selesai /
Jamaah
tahlil RT 04
RW 14
pengetahuan
tentang
Imunisasi
3.Pentingnya
pengetahuan
tentang
menopause
lansia 3. Tutik P.
2 Kamis, 20
September
2012 /
16.00-
selesai /
Jamaah
tahlil RT 01
RW 08
1.Pentingnya
pemberian cara
pemberian MP
ASI
2.Pentingnya
pengetahuan
tentang
Imunisasi.
Ibu yang
mempunyai
bayi dan
BALITA.
1. Leaflet
2. Ceramah
.
1. Lailatul F
2. Erin Kusuma
3. Tri Retno
3 Minggu, 23
September
2012/ 16.00
selesai /
Mushola Al-
Iklas RT 02
RW 14
1.Pentingnya
pemberian ASI
Eksklusif pada
bayi usia 0-6
bulan.
2.Pentingnya
pengetahuan
tentang KB.
Ibu yang
mempunyai
bayi dan
Ibu-ibu usia
reproduktif
1. Leaflet
2. Ceramah
1.Septiarini
2. Hearty
3. Iin Farida
4 Selasa, 25
September
2012/
18.30-
selesai/
1.Pentingnya
Penggunaan KB
pada Pasangan
Usia Subur dan
Warga RT 08
RW 08
terutama yang
termasuk
Pasangan
1. Leaflet
2. Ceramah
1. Vivi Agusti
Villa A.
2. Fegie Nurainy
3. Desi Irawati
46
Jamaah
Tahlil RT
08 RW 08
Imunisasi
2.Pentingnya
pengetahuan
tentang Imunisasi
Usia Subur
dan yang
mempunyai
bayi dan
balita.
Evaluasi dilakukan secara langsung setelah diberikan penyuluhan. Penyuluhan
menggunakan metode tanya jawab seputar materi, untuk mengetahui :
a. Tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI
Ekslusif.
b. Tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemberian MP
ASI
c. Tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan KB
pada Wanita Usia Subur (WUS).
d. Tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang imunisasi.
Evaluasi tidak dilaksanakan sampai perubahan perilaku, yang dilakukan hanya
sebatas peningkatan pengetahuan warga, karena terbatasnya waktu untuk kebidanan
komunitas. Secara umum hasil evaluasi sebagai berikut :
a. Saat diberikan penyuluhan, warga cukup antusias dan memberikan respon yang baik.
b. Dari hasil tanya jawab juga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat hampir
semuanya sudah mengerti dan memahami tentang isi penyuluhan yang diberikan.
c. Dari materi yang disampaikan, warga cukup aktif bertanya bila ada informasi atau
keterangan yang kurang jelas.
d. Warga lebih sering mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan dirinya sendiri
ataupun berdasarkan pengalaman yang dialaminya.
e. Warga lebih tertarik dengan informasi yang diberikan bila disertai dengan alat peraga
misal : leaflet, tensi gratis, serta doorprize.
47
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang hasil kegiatan dari Praktek Kebidanan
Komunitas di Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, RW 08 dan RW 14.
4.1 Pengkajian Data
Secara umum masyarakat Kelurahan Bunulrejo menerima terhadap kehadiran
mahasiswi STIKES Widyagama Husada Malang yang melaksanakan Praktek Kebidanan
Komunitas, sehingga dalam kegiatan pendataan yang dilaksanakan pada tanggal 3
september sampai dengan 29 september, kami dapat memperoleh data dari 140 kepala
keluarga tentang kesehatan ibu dan anak pada khususnya dan kesehatan masyarakat pada
umumnya. Dari data yang kami peroleh ternyata masyarakat Kelurahan Bunulrejo
khususnya RW 08 dan RW 14 sebagian besar dapat berpatisipasi dalam upaya
peningkatan kesehatan ibu dan anak.
48
4.2 Perumusan Masalah
Dari pengkajian dan analisa data maka dirumuskan 3 masalah yang sudah disepakati
dan diprioritaskan bersama-sama masyarakat melalui Musyawarah Masyarakat Kelurahan
( pada tanggal 18 september 2012 ) yaitu :
a. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya ASI Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan
b. Kurangnya pemahaman tentang pemberian MP-ASI
c. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang penggunaan KB
d. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang Imunisasi
4.3 Perencanaan
Secara umum rencana untuk implementasi dari permasalahan yang telah ditemukan
adalah berupa penyuluhan- penyuluhan pada kegiatan posyandu dan jamaah tahlil. Untuk
sasaran penyuluhan ditujukan pada kader-kader kelurahan Bunulrejo, ibu-ibu yang
mempunyai bayi dan balita, dan Pasangan Usia Subur (PUS).
4.4 Pelaksanaan
Setelah dilakukan perencanaan kemudian dilakukan pelaksanaan tidak jauh dari apa
yang sudah direncanakan dan juga tidak banyak hambatan. Untuk materi, waktu dan
tempat penyuluhan serta daftar hadir terlampir. Dalam hal ini antara perencanaan dan
pelaksanaan tidak terjadi kesenjangan.
4.5 Evaluasi
49
Setelah dilaksanakan kegiatan penyuluhan maka dilakukan evaluasi, dimana dari
proses pelaksanaannya tidak terlalu jauh menyimpang dari rencana baik mengenai tujuan
dan sasaran dari penyuluhan tersebut, sehingga secara kuantitatif ada peningkatan
pengertian atau pemahaman dari materi penyuluhan antara lain:
1. Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pemtingnya
pemberian ASI Ekslusif pada bayi usia 0-6 bulan
2. Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya KB pada
Pasangan Usia Subur (PUS)
3. Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang Imunisasi
4. Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pemberian MP-ASI
Selain tanya jawab secara langsung evaluasi juga dialakukan dengan cara pengisian
lembar kuesioner sebelum dan sesudah penyuluhan untuk mengetahui tingkat pemahaman
dan pengetahuan masyarakat, selain itu bisa juga dilakukan dengan cara pengamatan pada
setiap individu untuk mengetahui penerapan dan perubahan perilaku setelah dilakuakn
penyuluhan.
Dalam melakukan kegiatan Praktek Kebidanan Komunitas di Kelurahan Bunulrejo,
Kecamatan Blimbing, Kota Malang, kami tidak menemukan begitu banyak hambatan
yang berarti, baik sebelum, saat, dan setelah MMK saat penyuluhan-penyuluhan, maupun
evaluasi berjalan dengan baik sesuai harapan.
50
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari semua hasil kegiatan yang telah kami laksanakan di Kelurahan Bunulrejo
dalam Praktek Kebidanan Komunitas ini, kami mendapat gambaran yang nyata tentang
situasi dan kondisi masyarakat khususnya di bidang kesehatan.
Selama pendataan yang telah dilakukan oleh Mahasiswi Kebidanan STIKES
Widyagama Husada Malang, masyarakat menerima kami dengan baik dan berjalan
dengan lancar. Setelah mendapat data, dilakukan analisa data, dan telah dilakukan MMK
( Musyawarah Masyarakat Kelurahan) pada tanggal 18 September 2012 yang
menghasilkan 4 prioritas masalah kesehatan.
Pada MMK ini dirumuskan dan diprioritaskan masalah-masalah sebagai berikut :
51
1. Masalah Pemberian ASI Eksklusif
Dari pengkajian data dari 140 KK yang kami lakukan didapatkan 14 bayi dan
sebagian besar bayi tidak mendapatkan ASI Ekslusif sebesar 57 %.
2. Masalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang penggunaan KB
Dari pengkajian data dari 140 KK yang kami lakukan didapatkan 64 Pasangan Usia
Subur (PUS) dan sebagian besar tidak menjadi akseptor KB sebesar 56,2 %.
3. Masalah pemahaman masyarakat tentang imunisasi
Dari pengkajian data dari 140 KK yang kami lakukan didapatkan 14 bayi dan 27
BALITA. Semuanya sudah mendapatkan imunisasi dasar, tetapi sebagian besar
keluarga tidak memahami arti dan manfaat imunisasi sebesar 56,1 %.
4. Masalah kurangnya pemahaman tentang pemberian MP-ASI
Dari pengkajian data dari 140 KK yang kami lakukan didapatkan
Dari masalah tersebut diatas, kami merencanakan pemecahan masalah yaitu
dengan penyuluhan yang kami lakukan pada kegiatan posyandu dan pada jamaah tahlil
RT 01/RW 08. Penyuluhan- penyuluhan tersebut antara lain tentang ASI ekslusif, MP
ASI, KB, dan imunisasi.
5.2 SARAN
Setelah melakukan Praktek Kebidanan Komunitas di kelurahan Bunulrejo,
masyarakat telah mengerti tentang pentingnya menjaga kesehatan terutama kesehatan ibu,
anak dan lingkungannya. Masyarakat pun telah ikut serta berpartsipasi dengan baik. Hal
ini perlu dibina dan ditingkatkan, oleh karena itu penulis ingin memberikan masukan :
1.Bagi bidan dan para petugas Puskesmas yang ada di kelurahan Bunulrejo untuk bisa
menindaklanjuti kegiatan-kegiatan yang telah kami lakukan selama kebidanan
komunitas ini sehingga derajat kesehatan masyarakat kelurahan Bunulrejo dapat
meningkat dan dapat menjadi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
52
2.Bagi mahasiswa dengan adanya praktek kebidanan komunitas ini dapat menjadikan
suatu pengalaman dan pelajaran yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat
sehingga dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik dalam kehidupan dimasyarakat
dalam kehidupan yang akan datang.
Diharapkan setelah dilakukan MMK program yang telah dilaksanakan mahasiswa dapat
dilanjutkan dan ditingkatkan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan, antara lain :
a. Program ASI
Dengan dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat merubah perilaku dalam
pemberian ASI, sehingga cakupan program ini dapat meningkat.
b. Program MP ASI
Dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang MP ASI diharapkan partisipasi
masyarakat lebih mengetahui program MP ASI bisa terpenuhi.
c. Program KB
Dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang KB diharapkan partisipasi
masyarakat meningkat sehingga cakupan program KB terpenuhi.
d. Program Imunisasi
Dengan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Imunisasi diharapkan partisipasi
masyarakat meningkat sehingga cakupan program Imunisasi terpenuhi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2003. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Media Aesculapius
Depkes RI. 2006. Buku kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi keluarga.
Jakarta : Depkes RI
Ceilis .2002. Keluarga dan Komponen.Jakarta : Pustaka Ilmu
Depkes RI.2004. Keluarga Dalam Masyarakat. Jakarta : Depkes RI
Effendi, Nasrul.2006. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Effendi. 2004. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus. 2005. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
54
Mochtar, Rustam. 2003. Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2.Jakarta : EGC
Ngastiyah. 2004. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Pusat promosi kesehatan Departemen kesehatan RI. 2006. Lakukan Gaya Hidup Sehat
Mulai Sekarang. Jakarta: Depkes RI
Sediaoetomo,A Dzaeni. Ilmu Gizi Jilid 1. Jakarta :EGC
Supriasa, I Dewa Nyoman. 2003. Penilaian Status Gizi. Jakarta :Dian rakyat
DIAGRAM HASIL PENGKAJIAN
55
0 - 15 tahun 15-65 tahun >65 tahun0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
6621
17379
3533
Jumlah Penduduk bedasarkan Umur
Jumlah Penduduk bedasarkan Umur
Asi Eksklusif Tidak ASI Eksklusif0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
82,5%
17,5%
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI Eksklusif
56
Pemberi
an M
P-ASI
ASI Tid
ak Kelu
ar
Putting susu
tengg
elam/le
cet
0
2
4
6
880%
10% 10%
Alasan tidak ASI Eksklusif
Alasan tidak ASI Eksklusif
2%11% 9%
54%
6% 2%
Jumlah Akseptor Keluarga Berencana
MOWMOPIUDPILSUNTIKKONDOMIMPLANTKALENDER
57
IkutTidak Ikut
0102030405060708090
100
96%
44%
Frekuensi Akseptor KB
Frekuensi Akseptor KB
Ingin punya anak Takut
Prinsip Hidup Medis
Lain-lain
0
5
10
15
20
25
Alasan Akseptor KB
Alasan Akseptor KB
58
Yang mendapatkan imunisasi dasar
Tidak mendapatkan imunisasi 0
20
40
60
80
100
120
140
Series 2Imunisasi Dasar
93,4%
6,6%
Berdasarkan Pemahaman tentang Imunisasi
Memahami ImunisasiTidak Memahami Imunisasi
59
60