Asuhan Gizi Penyakit Jantung Koroner · Pelatihan HACCP Tahun : 2013. ... Penerapan Diit pada...

Post on 26-Feb-2019

239 views 0 download

Transcript of Asuhan Gizi Penyakit Jantung Koroner · Pelatihan HACCP Tahun : 2013. ... Penerapan Diit pada...

By. Tatik Mulyati DCN, M. Kes, RD

Asuhan Gizi

Penyakit

Jantung Koroner

CURICULUM VITAE

TATIK MULYATI, DCN, M.Kes, RD

Jl. Nilam I No 14 Semarang

HP 08122803238

Email : mulyati_tatik@yahoo.co.id

Instalasi gizi RSUP Dr Karyadi Semarang

Jl. Dr Sutomo No 16 Semarang

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun 1985 : Akademi Gizi Malang : Ijasah : Diploma III

Tahun 1996 : Diploma IV Gizi FKUI Jakarta : Ijasah : Diploma IV

Tahun 2002 : S2 Gizi UGM IKM Yogyakarta : Ijasah : Magister Gizi

AHLI GIZI DI RSUP DR KARIADI SEMARANG TAHUN 1986 - SEKARANG

DOSEN TIDAK TETAP DI S1 GIZI UNDIP & UNIMUS SEMARANG TAHUN 2002 - SEKARANG

DOSEN TIDAK TETAP PADA PENDIDIKAN KESEHATAN / KEBIDANAN, KEPERAWATAN, GIZI TAHUN 1990 – SEKARANG

PENGURUS ASSOSIASI PROFESI GIZI / PERSAGI DAN ASDI DPD JAWA TENGAH

PEMBICARA PADA PELATIHAN / SEMINAR / SIMPOSIUM TENTANG KESEHATAN & GIZI

PENELITI DI BIDANG KESEHATAN & GIZI

PENGALAMAN KERJA

TOT Penanganan Gizi Buruk Tahun : 2002

Pelatihan NCP Tahun : 2009

Pelatihan Manajemen Kepemimpinan Tahun : 2007

Pelatihan HACCP Tahun : 2013

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang

disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan

pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung,

bilamana penyempitan menjadi parah dapat terjadi

serangan jantung. Tipe paling banyak adalah

atheroklerosis, yang ditandai dengan penimbunan plak

lipida dalam dinding arteri. Hasil beberapa penelitian

menunjukkan bahwa makanan merupakan salah satu faktor

risiko dalam perkembangan penyakit jantung koroner

PJK/ CVD

Penyebab kematian terbesar di dunia (WHO)

Prevalensi PJK/ CVD

Faktor Penyebab PJK/ CVD

PJK/ CHD

Faktor Resiko yang

dapat Dimodifikasi:

• Merokok

• Obesitas dan sindrom

metabolisme

• Aktivitas fisik

• Hyperlipidemia

• Hipertensi

• Diabetes mellitus

Faktor Resiko

Konvensional:

• Umur

• Jenis Kelamin

• Keturunan

Faktor Resiko

Non Tradisional:

• C-Reactive Protein

• Lipoprotein (a)

• Homocysteine

• Lain-lain

ASUHAN GIZI PADA PJK

Diet, peningkatan aktivitas dan penurunan berat membantu

pasien untuk mencapai goal serum lipid yang diharapkan

serta penurunan inflamasi tubuh

Motivasi dari pasien untuk melakukan perubahan pola

makan mempengaruhi berapa kali pasien harus melakukan

konsultasi diet ke dietitian.

ASSESMENT GIZI

• Riwayat terkait makanan dan gizi untuk melihat

pemenuhan asupan, pengetahuan/kepercayaan, perilaku

terlkait gizi dan makanan

• Pengukuran Antropometri dillakukan pengukuran Tinggi

Badan, Berta Badan, Body mass index (BMI),

menentukan faktor risiko kelebihan berat badan

(Obesitas)

• Data Biokimia pemeriksaan laboratorium berhubungan

dengan adanya Hiperlipedemia (kolesterol total, LDL,

HDL , trigliserida), Diabetus melitus (Gula Darah)

• Riwayat Klien/ Client History mengetahui riwayat perso

nal, riwayat medis/kesehatan keluarga, pengobatan,

terapi dan riwayat sosial

MANAGEMENT GIZI

TERAPI GIZI PJK

Yang Perlu diperhatikan dalam diit :• Energi sesuai kebutuhan normal 28 kkal/kg bb, underweight : 32 kkal/kg bb

• Protein cukup 0,8 – 1 gr/kg BB, cardiac cachexia/ malnutrisi : 1,2-1,5 g/kg bb

• Lemak sedang ± 25 % dari kebutuhan energi total, lemak jenuh < 10 %, lemak

trans < 2%, Asam lemak omega 3 1,3 gram.

• Kolesterol Rendah bila ada Dislipidemia

• Natrium 2-2,3 g/hari jika disertai edema berat : 1200-1500 mg

• Serat cukup untuk menghindari konstipasi; 25 – 30 gr / hari

• Cairan 1,5-2 l, tergantung edema dan terapi obat

Tujuan :

• Mempertahan dan Menurunkan berat Badan Bila terlalu Gemuk

• Membantu menurunkan kadar lipida darah

Penerapan Diit pada

Dislipidemia :

1. Pengendalian Berat Badan

2. Konsumsi KH Kompleks

3. Penggunaan Asam Oleat dan Linoleat

4. Konsumsi Buah dan Sayuran

5. Kurangi Garam

6. Membatasi Asupan Kolesterol

Dalam dislipidemia yang menjadi parameter adalah kadar kolesterol dan trigliserida, kadang kadar kolesterol HDL juga

perlu diperhatikan. Diit pasien dengan dislipidemia umum sama dengan pasien yang menderita dislipidemia diabetes

melitus.

Nutrien Tahap 1

NCEP

Tahap 2

NCEP

Diet PERKENI

Karbohidrat (% kalori)

Protein (% kalori)

Lemak (% kalori)

terdiri dari :

Lemak jenuh

Lemak tak jenuh ganda

Lemak tak jenuh tunggal

Kolesterol (mg/hari)

50

10-20

<30

<10

<10

<10

<300

50

10-20

<30

<7

-

-

<200

60 – 70

10-15

20-25

<10

-

-

<300

NCEP = National Cholestrerol Education Program

PERKENI = Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

Faktor Diit yang Mempengaruhi

LDL kolesterol

OBESITAS

Kecukupan Energi

OBESITAS

Kategori

Berdasarkan BBI : > 110 % (TB cm-100)

Berdasarkan BMI

BB lebih > 23

Pra obese 23-24,9

Obese I 15-29,9

Obese II >30

Berdasar Lingkar Pinggang

Wanita ≥ 80 cm

Pria ≥ 90 cm

Kategori OW dan Obesitas

Penurunan : Berat Badan

• Penurunan berat badan meningkatkan fungsi

edotel.

• Pada pasien dengan obesitas ekstrim (BMI=52)

flowmediated Dilation yang merupakan fungsi

endotel meningkat setelah pasien turun 23 kg

(Williams et al., 2005)

• Tidak diketahui seberapa besar peningkatan

fungsi endotel dengan penurunan PJK

(Brook, 2006)

PENURUNAN ; SERAT

• Serat larut air (pectins, gums, mucilages, algal polysacchari

des, some hemicelluloses) pada kacang-kacangan, oats

dan buah-buahan menurunkan serum kolesterol dan

LDL-C

• Penurunan sebesar LDL-C sebesar rata-rata 14 % pasien

dengan hiperkolesterolemia dan 10 % pada pasien dengan

normokolesterol ketika serat larut air ditambahkan pada

makanan rendah lemak

• Serat dapat mengikat bile acids, yang menurunkan serum

kolesterol dan membuat cadangan bile acids penuh

PENURUNAN ; PUFA

• Mengganti lemak jenuh dengan PUFA menurunkan LDLdan HDL

• Menurunkan SFA sama efektifnya dengan menaikkanPUFA

• Sumber utama omega-6 PUFA adalah minyak sayur, saladdressing, dan margarin yang dibuat dari minyak

• Sumber utama omega 3 PUFA adalah minyak ikan, kapsulminyak ikan, ikan laut (eicosapentaenoic anddocosahexaenoic acid)

Penurunan : Stanols/ Sterols

• Isolated dari minyak kedelai atau minyak pohon pinus

• Diesterifikasi dan dibuat menjadi margarin

• Mengkonsumsi 2-3 gram/hari menurunkan kolesterol

9-20% pada pasien dengan hypercholesterolemia

• Menghambat absorbsi dietary cholesterol

Penurunan : Soy Protein

• Mengkonsumsi protein soya akan menurunkan total

kolesterol (9%), LDL–C (13%) dan trigliserida (13%),

tidak ada efek pada HDL - C

• Penelitian pada pasien dengan hiperkolesterolemia

• Asupan harian sebesar 25 gram soya akan mengurangi

LDL–C sebesar 4-8 % pada pasien dengan

hiperkolesterolemia

METODE

• Therapeautic Lifestyle Change ( TLC)

• Mediterranean Diet

Terapi Perubahan Gaya Hidup untuk

Menurunkan Kolesterol LDL

Diit TLC

Menurunkan asupan diet tinggi kolesterol• Lemak jenuh < 7 % total kalori

• Kolesterol < 200 mg/ hari

Nutrisi yang menurunkan LDL

• Plant stanols/sterols (2 g/ hari)

• Serat larut air/soluble fiber (10–25 g/ hari)

Penurunan berat badan

Menaikkan aktivitas fisik

• Memperkuat

pengurangan

lemak jenuh dan

kolesterol

• Pertimbangkan

untuk

menambahkan

stanol / sterol

• Meningkatkan

asupan serat

• Pertimbangkan

rujukan ke Ahli Gizi

• Tekankan

pengurangan lemak

jenuh & kolesterol

• Mendorong aktivitas

fisik moderat

• Pertimbangkan

rujukan ke Ahli Gizi

• Mulailah Terapi

Gaya Hidup

6

minggu Q 4-6

bulan

Visit I

Tahap awal

terapi

perubahan

gaya hidup

Visit 2Visit 3

Pemantauan

Kepatuhan

pada

TLC

Visit N

Tahapan Terapi Perubahan Gaya Hidup

untuk Menurunkan Kolesterol LDL

Mengevaluasi respon

LDL Jika tujuan LDL

tidak tercapai ,

mengintensifkan LDL

- Menurunkan Tx

6

minggu

Mengevaluasi

respon LDL Jika

tujuan LDL tidak

tercapai ,

pertimbangkan

untuk

menambahkan

obat Tx

• Memulai Tx untuk

Sindrom Metabolik

• Mengintensifkan

berat mgt &

aktivitas fisik

• Pertimbangkan

rujukan ke ahli gizi

TLC

TLC Diet

Makanan Jumlah

Nasi/Roti >6 porsi (Sesuaikan

dengan kebutuahan kalori)

Sayuran dan buah 3-5 porsi sayur

2-4 porsi buah

Dairy products 2-3 porsi

Telur <2 kuning telur tiap minggu

Daging, ikan, unggas <5 ons per hari

Lemak dan minyak Sesuaikan dengan

kebutuhan kalori

TLC : Healthy Cooking

• Steam, memanggang, membakar, merebusatau stew daripada menggoreng

• Singkirkan kulit unggas sebelum dimakan

• Gunakan nonstick pan dengan sedikit minyak goreng atau minyak sayur (lebih baik dari butter, shortening, solid fats)

• Singkirkan lemak yang terlihat sebelum memasak daging

• Dinginkan kaldu ayam dan daging hingga lemak menjadi padat, buang

TLC Diit : Eat More

• Sayuran segar, beku atau kaleng tanpa tambahan lemak atau garam.

• Buah segar, beku, kalengan atau kering.

• Nonfat ½ %, and low-fat milk, buttermilk, yogurt, keju.

• Minyak tidak jenuh, margarin soft atau liquid, salad dressings, biji-bijian dan kacang-kacangan.

• Daging tanpa lemak, ikan.

• Roti / sereal gandum utuh, nasi, kentang, kacang-kacangan, lowfat crackers dan cookies.

TLC Diit: Eat Less

• Produk bakery tinggi lemak (donat, biscuits, croissants, pies, cookies)

• Keripik, puff keju, snack, kreaker reguler, popcorn

• Fast food

• Susu rendah lemak dan olahan susu, es krim, dan krim keju

DIIT MEDITERRANEAN

• Konsumsi rendah lemak jenuh

• Pola makan buah, sayur, biji2an

• Daging diganti dengan ikan

• Disebut sebagai diit seimbang

• Bisa mengurangi resiko dementia, penyakit jantung, stroke

• Direkomendasikan karena baik untuk kesehatan

PIRAMIDA DIIT MEDITERRANEAN

Mediterranean Guidelines

Makanan Utama• 1-2 porsi buah-buahan, 2+ porsi sayuran

• 1-2 porsi roti gandum/ beras/ pasta

• Gunakan minyak zaitun sebagai lemak untuk memasak atau sebagai

saus

Setiap Hari• 2 porsi susu

• 1-2 porsi kacang

Mingguan• 2 porsi olahan unggas, 2+ porsi ikan berminyak, 2+ servings kacang-

kacangan

• Kurang dari 2 porsi daging merah, kurang atau sama dengan 1 porsi

daging yang telah diproses

• 0-4 porsi telur

• Kurang dari 2 porsi makanan manis

Bach-Faig et al., 2011

Makan lebih banyak sayur & buah

Termasuk ikan berminyak (e.g. salmon, herring, sardines)

2-3 kali/ seminggu

Makan roti gandum dan sereal (bukan sereal putih/

rendah serat)

Gunakan zaitun atau minyak rapeseed & biji-bijian

Tambahkan kacang ke dalam diit Anda (e.g. walnuts,

almonds or hazelnuts)

Mengurangi asupan daging merah dan lebih sering mem

akan olahan unggas

Guidelines: key foods & advice

Contoh menu

Pagi

Nasi putih

Omelat Putih Telur

Bolagnies Tempe

Snack pagi

Puding buah

Siang

Nasi merah

Rolade ayam

Tahu bb kalio

Sup wortel

Semangka

Contoh Menu

Snack sore

Roti gandum isi tuna

Sore

Mix nasi putih+merah

Pepes kakap

tempe bumbu bali

Sayur asem

Sate buah

Energy : 1900 kkal

Protein : 60 gram

Kolesterol : 187

Fiber : 24,4 gr

References

Bhupathiraju, S. N. and K. L. Tucker. 2011. Coronary heart disease prevention:

Nutrients, foods, and dietary patterns. Clinica Chimica Acta; International

Journal of Clinical Chemistry 412 (17–18):1493–1514.

Mahan LK. 2012. Krauses’s Food and Nutrition Care Process 13rd ed. USA: E

lsevier

Stump, Sylvia Escott. 2012. Nutrition and Diagnosis Related Care 7th ed. USA:

Elsevier

Lutz,Caroll. 2015. Nutrition and Diet therapy 6th ed. USA: Davis Company

British Nutrition Foundation.2005. Cardiovascular disease: Diet, nutrition and E

merging Risk factor. UK: blackwell Publishing

Eckel RH, Jakicic JM, Ard JD, de Jesus JM, Houston Miller N, Hubbard VS, Lee

IM, Lichtenstein AH, Loria CM, Millen BE, et al. 2013 AHA/ACC guideline

on lifestyle management to reduce cardiovascular risk: a report of the A

merican College of Cardiology/American Heart Association Task Force o

n Practice Guidelines. Circulation 2014;129(25 Suppl 2):S76–99.

By. Tatik Mulyati DCN, M. Kes, RD

Terimakasih