Post on 10-Feb-2018
7/22/2019 Aspek Hukum 02
1/27
7/22/2019 Aspek Hukum 02
2/27
C. VERSI ASING
PADA UMUMNYA MENGGUNAKAN STANDAR FIDIC atau JCT
FORMAT STANDAR FIDIC (Federation Internationale Des Ingenieurs Conseils),
YAITU FEDERASI INTERNASIONAL DARI Engineer Konsultan mancanegara
yang berkantor pusat di Lausanne, Swiss.
DOKUMEN TERSEBUT DINAMAKAN ,, Conditions Of Contract For Works Of
Civil Engineering Construction
FORMAT STANDAR FIDIC PERTAMA DIBUAT PADA TAHUN 1956, MENGACU
PADA STANDAR ICE (INSTITUTE OF CIVIL ENGINEERS) INGGRIS, DAN DISEBUT
DENGAN RED BOOK.
FORMAT STANDAR FIDIC DIBUAT UNTUK KONTRAK YANG SIFATNYA
REMEASURE ( Jumlah / volume pekerjaan dihitung kembali ), adapula yang
menyebut nya Unit Price Contract atau Fixed Unit Price Contract
7/22/2019 Aspek Hukum 02
3/27
3. KENDALA, ISI KONTRAK ( KERANCUAN, SALAH PENGERTIAN,
BENTURAN )
a. HAL-HAL YANG RANCU
i). Contractors Full Frefinance dianggap Design Build/Turn Key
ii). Pengadilan atau Arbitrase disebut secara jelas
b. SALAH PENGERTIAN
Salah pengertian yang terjadi, kontrak Fixed Lump Sum Price ,
nilai tidak berubah, bagaimana jika pekerjaan berubah?
c. KESETARAAN KONTRAK
Kontrak belum ,,Adil dan Setara,, (fair and equal ) :i). Penyedia Jasa lalai kena sanksi, bagaimana sebaliknya.
ii). Kelambatan penyelesaian kena denda, sebaliknya
keterlambatan pembayaran bagaimana?
7/22/2019 Aspek Hukum 02
4/27
7/22/2019 Aspek Hukum 02
5/27
ADMINISTRASI KONTRAK YANG BAIK DENGAN MELAKUKAN KEGIATAN :1. MEBUAT DAFTAR PERIKSA ( CHECK LIST ) DARI KETENTUAN-KETENTUAN DALAM SYARAT-
SYARAT PERJANJIAN, KEDALAM KELOMPOK-KELOMPOK SESUAI DG SIFAT DAN JENISNYA( KELOMPOK KETENTUAN UMUM YANG MENYEBUTKAN PENJELASAN, PERSYARATAN,
LARANGAN, TANGGUNG JAWAB, KELOMPOK HAK MASING-MASING PIHAK, DAN KELOMPOKKEWAJIBAN MASING PIHAK ).
2. MELAKUKAN PENCATATAN (RECORDING), ATAS SEMUA KEJADIAN ATAU KEADAAN SELAMASELAMA PELAKSANAAN KONTRAK ( PROPER DOCUMENTATION )
3. MEMPERSIAPKAN DATA PENDUKUNG TEKNIK MAUPUN ADMINISTRASI UNTUK DAPATDIAJUKAN DALAM MENDAPATKAN HAK-HAK YANG LANGSUNG, MAUPUN YANG TIDAKLANGSUNG.
PASAL PASAL PENTING DALAM KONTRAK :
1. Lingkup pekerjaan : berisi tentang uraian pekerjaan yang termasuk dalam kontrak.2. Jangka waktu pelaksanaan : menjelaskan tentang,
Total durasi pelaksanaan.
Pentahapan (milestone), bila ada.
Hak memperoleh perpanjangan waktu (jika memenuhi persyaratan).
Ganti rugi keterlambatan.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
6/27
3. Harga borongan : menjelaskan,
Jumlah Nilai yang dibayarkan pemilik proyek kepada kontraktor, jika telah melaksanakan seluruh
pekerjaan.
Sifat kontrak. Biaya biaya yang termasuk dalam harga borongan.
4. Cara Pembayaran, berisi ketentuan tentang ;
Tahapan pembayaran
Cara mengukur prestasi
Jangka waktu pembayaran
Jumlah retensi
Konsekwensi keterlambatan (Denda)
5. Pekerjaan Tambah atau kurang, berisi :
Definisi pekerjaan tambah atau kurang
Dasar pelaksanaan pekerjaan Tambah atau kurang
Dampak terjadi perubahan harga borongan
Cara pembayarannya
7/22/2019 Aspek Hukum 02
7/27
6.Pengakhiran pekerjaan, berisi ketentuan tentang :
Hal hal yang dapat mengakibatkan pengakhira perjanjian
Hak untuk mengakhiri perjanjian
Konsekwensi pengakhiran perjanjian.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
8/27
6. KLAIM KONTRAK
SAMPAI TAHUN 1997 BELUM PERNAH ADA KLAIM KONTRAK, KLAIM ADALAH SUATUTUNTUTAN /TAGIHAN YANG MUNCUL, AKIBAT BEBERAPA HAL.
DALAM STANDAR KONTRAK INTERNASIONAL, SEBAGAI REFERENSI DIGUNAKAN BUKU
CONDITION OF CONTRACT (INTERNATIONAL) FOR WORK CIVIL ENGINEERINGCONSRUCTION OLEH FIDIC, SERING TIMBUL PADA KONTRAK INTERNASIONAL.
YANG DAPAT MENIMBULKAN KLAIM :
VARIATIONS :
Engineer dapat mengeluarkan Variation Order kepada Kontraktor :
1. Keadaan Lapangan2. Penambahan dan pengurangan volume
3. Menghilangkan suatu jenis pekerjaan
4. Merubah kualitas dari pekerjaan
5. Merubah level, posisi, ukuran suatu pekerjaan
Variation Order hanya seizin Engineer, Pemimpin Proyek. V.O DAPAT BERUPA DAY WORK, BERDASAR DAY WORK RATE
ADVERSE PHYSICAL CONDITION : suatu keadaan/kondisi yang tidak sesuaidengan kontrak, atau penjelasan awal kontrak
7/22/2019 Aspek Hukum 02
9/27
BREACH of CONTRACT ( PELANGGARAN KONTRAK ), YAITU :
HIGHER PERFORMANCE STANDARD :
1. PERCEPATAN WAKTU ( RESIKO DIKLAIM )
2. PERUBAHAN MUTU Bahan.
SEQUENCE CHANGE.
PERFORMANCE METHOD CHANGE
SUSFENSION of WORKS
DELAY AND IMFACT
SPECIAL RISK
PERUBAHAN COST DAN UU
7/22/2019 Aspek Hukum 02
10/27
MENGURAIKAN UNTUNG RUGINYA BENTUK KONTRAK, DILIHAT DARIBERBAGAI ASPEK :
A.ASPEK PERHITUNGAN BIAYA :
DIDASARKAN PADA PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN/HARGA BORONGAN.
ADA 2 (DUA) MACAM BENTUK KONTRAK :
1. FIXED LUMP SUM PRICE
DEFINISI :
a. SECARA UMUM , VOLUME PEKERJAAN DALAM KONTRAK TIDAK BOLEH
DIUKUR ULANG (A FIXED LUMP SUM PRICE CONTRACT IS A CONTRACT
WHERE THE BILL OF QUANTITY IS NOT SUBJECT TO REMEASUREMENT) .
b. PP NO.29/2000 TTG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI DALAM
BENTUK IMBALAN LUMP SUM
7/22/2019 Aspek Hukum 02
11/27
(Psl.21(6) : Kontrak Jasa atas penyelesaian pekerjaan dalam jangka
waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua
resiko yang terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang
sepenuhnya ditanggung penyedia jasa sepanjang gambar dan
spesifikasinya tidak berubah).
C. Robert D Gilbreath dalam Managing Contruction Contract : ,,Lump
Sum..(HARGA PASTI) suatu harga yang pasti dan tertentu telah
disetujui kedua pihak sebelum kontrak ditandatangani, harga tidak
berubah selama berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah kecuali
karena perubahan lingkup pekerjaan.D. McNeil Stokes dalam bukunya Contruction Law in Contractors
Language : ,,Kontrak Harga Pasti ,, bentuk kontrak yang biasa adalah
perjanjian Lump Sum dimana kedua pihak sepakat pada jumlah harga
yang pasti. Pengguna Jasa memikul semua resiko
7/22/2019 Aspek Hukum 02
12/27
B. UNIT PRICE
PENGERTIAN/BATASAN/DEFINISI :
a. Secara Umum Volume yang tercantum merupakan perkiraan dan akan diukur
ulang untuk menentukan volume yang benar-benar dilaksanakan ,, A Unit
Price Contract is A Contract where the Bill of Quantity is Subject to
remeasurement,,
b. PP No. 29/2000 Psl. 21 (2) :
Kontrak imbalan Harga Satuan merupakan kontrak jasa atas penyelesaian
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan untuk spesifikasi
tertentu yang volume pekerjaannya didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan Penyedia
Jasa.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
13/27
c. Robert D Gilbreath, ,, Harga Satuan,, Menggambarkan
variasi dari kontrak lump sum, dimana total nilai
kontrak ditetapkan dengan mengalihkan harga satuan
dengan volume pekerjaan yang dilaksanakan.
d. McNeil Stokes ,,Kontrak Harga Satuan,, Penyedia Jasa
dibayar suatu jumlah yang pasti untuk setiap
pekerjaan yang dilaksanakan, untuk menghindari
sengketa mengenai berapa pekerjaan yang
sesungguhnya dilaksanakan setiap satuan pekerjaan
harus ditentukan dengan tepat,,
7/22/2019 Aspek Hukum 02
14/27
B. ASPEK PERHITUNGAN JASA
ADA TIGA BENTUK KONTRAK :
BIAYA TANPA JASA ( COST WITHOUT FEE)
BIAYA DITAMBAH JASA (COST PLUS FEE)
BIAYA DITAMBAH JASA PASTI (COST PLUS FIXED FEE)
DI AS ADA BENTUK LAIN (COST SHARING, COST PLUS INSENTIVEFEE,COST PLUS AWARDED FEE).
1. BIAYA TANPA JASA (COST WITHOUT FEE) :
PENYEDIA JASA DIBAYAR BIAYA PEKERJAAN PENYEDIA JASA PROFIT ORIENTED (BENTUK PEKERJAAN YANG
BERSIFAT SOSIAL a tau CHARITY PORPOSE )
PENYEDIA JASA MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI :
7/22/2019 Aspek Hukum 02
15/27
1) EFISIENSI
2) MENEKAN BIAYA OVERHEAD
3) MENDAPATKAN PEKERJAAN SEJENIS YANG BERULANG
ROBERT D.G (MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS), SEBAGAI COST
REIMBURSABLE NO FEE, BENTUK KONTRAK INI TIDAK POPULER DALAM DUNIA
KONSTRUKSI KOMERSIAL, TERBATAS PADA ORGANISASAI NIRLABA.
2. BIAYA DITAMBAH JASA (COST PLUS FEE)
BIAYA PEKERJAAN DITAMBAH JASA (mis : 10 %) SEPERTINYA TIDAK ADA BATASAN BIAYA PEKERJAAN
BENTUK KONTRAK SEPERTI INI MENGUNDANG TERJADINYA KKN,
SEHINGGA PADA TAHUN 1966 PEMERINTAH MELARANG BENTUK KONTRAK
SEPERTI INI
ROBERT D.G MENYEBUTNYA SEBAGAI COST PLUS PROCENTAGE OF COST
(BIAYA DITAMBAH PERSENTASE BIAYA)
7/22/2019 Aspek Hukum 02
16/27
MER UPAKAN IRONI BENTUK KONTRAK SEPERTI INI DIHIDUPKAN
KEMBALI SEJAK TH.2000, MELALUI PP. No. 29 Th.2000.
MENURUT PP INI PADA Psl. 20 (3) :BENTUK IMBALAN JASA :
LUMP SUMP
UNIT PRICE (HS)
BIAYA DITAMBAH IMBALAN JASAGABUNGAN LUMP SUMP + HARGA SATUAN
PROSENTASE
Psl.21 (3) : KONTRAK KERJA KONSTRUKSI DENGAN BENTUK BIAYA DITAMBAHIMBALAN JASA MERUPAKAN KONTRAK JASA ATAS PENYELESAIAN SELURUH PEKERJAANDALAM JANGKA WAKTU TERTENTU DIMANA JENIS PEKERJAAN DAN VOLUMENYA BELUM
DIKETAHUI SECARA PASTI, SEDANGKAN PEMBAYARANNYA DILAKUKAN BERDASARKAN
PENGELUARAN BIAYA YANG MELIPUTI PEMBELIAN BAHAN, Dst, Dll , .Dst
7/22/2019 Aspek Hukum 02
17/27
3. BIAYA DITAMBAH JASA PASTI (COST PLUS FIXED FEE)
HAMPIR SAMA DENGAN COST PLUS FEE, LETAK PERBEDAAN PADA IMBALAN JASAYANG TETAP DAN TELAH DISEPAKATI SEBELUM TANDA TANGAN KONTRAK
C. ASPEK CARA PEMBAYARAN
ADA TIGA BENTUK CARA PEMBAYARAN :
1. PEMBAYARAN BULANAN (MOUNTHLY PAYMENT) :
Dalam sistem / cara pembayaran bulanan (MounthlyPayment), prestase Penyedia Jasa dihitung setiap akhir
bulan, setelah prestase diakui oleh Pengguna Jasa, makaPenyedia Jasa dibayar sesuai dengan pretase tersebut,kelemahan cara ini seberapa kecilpun prestase Penyedia Jasapada suatu bulan tertentu, dia tetap harus dibayar. Hal inidapat berpengaruh terhadap target prestase yang seharusnyatercapai sesuai dengan jadwal pelaksanaan, hal ini
berpeluang terjadinya keterlambatan penyelesaianpekerjaan, karena itu cara pembayaran seperti ini perludimodifikasi dengan mencantumkan prestase minimum fisikyang harus dicapai.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
18/27
PP No. 29/2000 pasal 20 ayat (3) huruf c angka 2, menyatakan : Kontrak
kerja konstruksi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibedakan :
Bentuk imbalan,..dst
Jangka waktu pelaksanaan ..dst
Cara pembayaran hasil pekerjaan :1. Sesuai kemajuan pekerjaan
2. Secara berkala
Dalam penjelasan pasal ini disebutkan : Pengukuran hasil pekerjaan secara
berkala umumnya dilakukan secara bulanan pada tiap akhir bulan
2. Cara pembayaran atas Prestasi ( Stage Payment)
Bentuk kontrak dengan sistem/cara pembayaran seperti ini, pembayaran
kepada Penyedia Jasa dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang
telah dicapai sesuai ketentuan yang ada dalam kontrak, bukan pretasi yang
dicapai dalam satuan waktu. Prestasi dinyatakan dalam prosentase sehingga
pembayaran seperti ini disebut pembayaran termijn/angsuran. Sehingga
setelah prestasi mencapai 100 %, dan serah terima pertama dilakukan ,
pembayaran Penyedia Jasa berjumlah 95 %, dimana sisa 5 % dari nilai
kontrak ditahan oleh Pengguna Jasa selama masa tanggungan atas cacat /
Masa pemeliharaan bangunan ( Retension Money ), yang akan dibayarkan
setelam masa pemeliharaan selesai ( Serah terima kedua ).
7/22/2019 Aspek Hukum 02
19/27
Cara seperti ini telah dimodifikasi yaitu setelah prestasi Penyedia Jasa 100%,
dibayar 100 % dengan ketentuan Penyedia Jasa menyerahkan Surat Jaminan
Bank yang nilainya sama dengan 5 % dari nilai kontrak, dengan masa
pertanggungan selama masa pemeliharaan bangunan.
3. PRA PENDANAAN PENUH DARI PENYEDIA JASA (Contractors Full
Prefinance)
Dalam kontrak seperti ini Penyedia Jasa harus mendanai dahulu seluruh
pekerjaan sesuai dengan kontrak, dimana setelah selesai pekerjaan dqn
diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa, barulah Penyedia Jasa mendapat
pembayaran sekaligus, dengan menyerahkan Surat Jaminan Bank dengan nilai
5 % dari nilai kontrak (retension money), dengan masa pertanggungan selama
masa pemeliharaan bangunan selesai.
D. ASPEK PEMBAGIAN TUGAS
Kontrak konstruksi dibedakan pula dari Aspek Pembagian Tugas para pihak
yang berkontrak atau yang kita kenal di Indonesia sebagai kontrak
biasa/kontrak konvensional, kontrak spesialis, rancang bangun, BOT/BLT, dan
Swakelola . Selain bentuk kontrak konvensional, bentuk yang lain belum
banyak dikenal di Indonesia.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
20/27
1.BENTUK KONTRAK BIASA (KONVENSIONAL) :
Merupakan kontrak yang tertua yang kita kenal di Indonesia, dan masih dipakai
hingga saat ini, inilah yang menyebabkan bentuk kontrak ini disebut
konvensional/biasa. Pembagian tugasnya sederhana dimana Pengguna Jasa
menugaskan Penyedia Jasa untuk melaksanakan pekerjaan, dimana pekerjaantersebut sudah dibuat rencananya oleh pihak lain, tinggal melaksanakannya
saja sesuai kontrak, sebagai pengawas Pengguna Jasa menunjuk Direksi
Pekerjaan atau Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan untuk mengawasi
pekerjaan Penyedia Jasa, dalam bentuk kontrak seperti in sedikitnya
diperlukan 3 (tiga) kontrak terpisah :
PENGGUNA JASA DENGAN KONSULTAN PERENCANA, sebagai Penyedia
Jasa untuk merencanakan Proyek.
PENGGUNA JASA DENGAN KONSULTAN PENGAWAS, sebagai Penyedia
Jasa untuk mengawasi jalannya proyek.PENGGUNA JASA DENGAN KONTRAKTOR PELAKSANA, sebagai
Penyedia Jasa untuk mengerjakan Proyek tersebut.
ROBERT D.Gilbreath (MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS) :
menyebutnya sebagai kontrak tradisional, yang sering dijumpai pada proyek
berskala kecil, seperti rumah sakit, pusat belanja, sekolah sekolah, tetapi
tidak jarang dipakai untuk proyek proyek industry.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
21/27
2. BENTUK KONTRAK SPESIALIS :
Apabila dalam kontrak konvensional antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa
hanya ada satu kontrak kerja konstruksi dimana si Penyedia Jasa sebagai
Penyedia Jasa Utama dari Pehyedia Jasa lain yang mengerjakan bagian
bagian tertentu dari pekerjaan adalah sebagai sub Penyedia Jasa yangdipekerjakan oleh Penyedia Jasa utama, maka dalam bentuk spesialis
terdapat lebih dari 1 (satu) kontrak kerja konstruksi. Biasanya bentuk kontrak
seperti ini digunakan untuk pekerjaan berat/komplek dan menggunakan
teknologi yang tinggi/canggih, dimana Pengguna Jasa membagi bagi kontrak
beberapa buah berdasarkan bidang pekerjaan khusus/special, seperti
pekerjaan fondasi (sub. Struktur), pekerjaan bangunan atas (super struktur),
pekerjaan M/E, dan lainnya, semua Penyedia Jasa yang terlibat menanda
tangani kontrak, disini tidak ada Penyedia Jasa Utama. Di Indonesia bentuk
kontrak seperti ini tidak begitu disukai dan dipakai.
Ada 4 (empat) keuntungan yang diperoleh dengan bentuk kontrak seperti ini :
MUTU YANG LEBIH BAIK : karena pekerjaan diserahkan kepada ahlinya.PENGHEMATAN WAKTU : hal ini masih harus diuji, karena yang menjadi
masalah adalah dapat terjadi pertemuan/persinggungan (interfacing), penting
pengawasan yang ketat dari Pengguna Jasa, Jadwal Pelaksanaan Terpadu
(Integrated Time Schedule) yang sudah disetujui bersama harus ditaati dengan
disiplin yang tinggi, oleh semua pihak yang terlibat.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
22/27
PENGHEMATAN BIAYA : Jasa untuk satu pekerjaan yang sama tidak dikenakan 2
(dua) kali.
KELELUASAAN DAN KEMUDAHAN MENGGANTI PENYEDIA JASA
3. BENTUK KONTRAK RANCANG BANGUN (Design Contract / Bu i ld, turnk ey) :
Sistem kontrak semacam ini lebih dikenal dimasyarakat denganistilah Kontrak Turnkey ,
secara teknis istilah Rancang Bangun (Design Contract atau Design Build) adalah lebih
tepat karena lebih jelas pembagian tugas dalam kontrak tersebut. Dalam sistem kontrak
FIDIC membedakan pengertian antara Design Build dan Turnkey dari aspek
pembayaran.
Design Build melakukan pembayaran pertermijn (seperti kontrak biasa), sedangkan
Turnkey pembayaran sekaligus setelah pekerjaan selesai. Dari aspek penugasan baik
Design Build ataupun Turnkey sama sama melaksanakan Perencanaan dan
sekaligus Pelaksanaan diserahkan kepada Kontraktor Utama. Pemilik menentukan
persyaratan-persyaratan (Term of reference) Pekerjaan dilakukan secara Overlap,
kesulitan kontraktor membuat harga yang akurat (Contingency cost).
Harga penawaran meliputi :
Biaya Design/perencanaan struktur, arsitektural, m/e
Biaya Konstruksi
Internal Duration Contruction
7/22/2019 Aspek Hukum 02
23/27
4. BENTUK KONTRAK ENGINEERING, PROCUREMENT AND
CONTRUCTION (EPC).
Kontrak ini sesungguhnya adalah seperti Kontrak rancang bangun, kontrak
sistem ini dikenal pada dunia industry manufacture, misalnya industry minyak
gas bumi, petro kimia, power plant dan lainnya.
Engineering Procurement and Construction Contract (EPCC) : Biasa disebut
kontrak EPC adalah sistem Kontrak yang meliput tanggung jawab :
Engineering (Perekayasaan)
Procurement (Pengadaan)
Construction (Konstruksi)
Commissioning (Uji coba operasional)Biaya yang diperhitungkan dalam penawaran EPC :
Biaya Jasa
Biaya Jasa Pengelolaan Proyek (Proyect Management)
Biaya Jasa Perekayasaan (Engineering)
Biaya Jasa Pengadaan (Procurement) Biaya Jasa Manajemen Konstruksi (Construction Management)
Biaya Jasa uji coba operasi
Biaya Peralatan dan Spare part
Biaya Konstruksi
Biaya Assuransi, pajak, overhad, dll
5 BENTUK KONTRAK BOT/BLT (BUILD OPERATIONAL TRANSFER/BUILD
7/22/2019 Aspek Hukum 02
24/27
5. BENTUK KONTRAK BOT/BLT (BUILD OPERATIONAL TRANSFER/BUILD
LEASE TRANSFER)
Bentuk kontrak seperti ini secara umum merupakan bentuk kerja sama antara
pemilik lahan dengan pemilik modal (Investor), yang akan membangun fasilitas
seperti pusat perbelanjaan, hotel, resort, jalan tpl dan lain lain.
Bagian yang dilakukan investor dari membangun fasilitas sebagaimana yangdirencanakan ( yang disepakati ) pemilik lahan, inilah yang diartikan dengan B
(Build).
Setelah Pembangunan dan seluruh fasilitas telah selesai dan siap
dioperasikan, investor diberi hak untuk mengelola dan memungut hasilnya dari
fasilitas tersebut (sebagai bentuk return of investment), selama kurun waktutertentu, ini yang diartikan sebagai O (Operate), setelah masa pengoperasian
selesai, fasilitas dikembalikan kepada pemilik lahan, ini yang diartikan sebagai
T (Transfer), sehingga disebut sebagai Build, Operate, and Transfer(BOT), dan
diharapkan seluruh fasilitas dalam keadaan yang terawatt dengan baik.
Perjanjian perencanaan dan pembangunan rancang bangun beserta lamanyamasa konsesi ( pemberian Hak ), disebut dengan Concession Contract
Agreement, dan isi kontrak/perjanjian yang disukai adalah masa membangun
(Contructions period) disatukan dengan masa pengelolaan (Concession
period), untuk memacu investor dalam pelaksanaan pembangunan.
7/22/2019 Aspek Hukum 02
25/27
Sedangkan bentuk Build, Lease, Transfer (BLT), sedikit berbeda dengan BOT,
dimana setelah selesai fasilitas dibangun (Build), pemilik fasilitas seolah
menyewa untuk kurun waktu tertentu yang telah disepakati (Lease) kepada
investor (sebagai return of investment) dari investasi yang telah ditanam, atau
fasilitas dapat disewakan kepada pihak lain (diperlukan Lease Agreement),dimana setelah waktu berakhir seluruh fasilitas dikembalikan kepada pemilik
fasilitas.
6. SWAKELOLA (FORCE ACCOUNT) :
Swakelola bukanlah bentuk suatu kontrak, karena pekerjaannya dilaksanakan
sendiri, tanpa memborongkannya kepada Penyedia Jasa, bentuk ini dikenal
dengan Eigen beheer, memberi perintah, yang mengerjakan dan mengawasi
adalah orang orang diinstansi tersebut
ROBERT D.Gilbreath dalam bukunya Managing Construction Contracts
menyebutnya dengan istilah Force Acount. Bentuk kontrak seperti ini, dimanaSwakelola merupakan tindakan Pemilik Proyek yang melibatkan diri dan
bertanggung jawab langsung dalam pelaksanaan proyek tersebut, ini
merupakan pendekatan klasik kerjakan sendiri
7/22/2019 Aspek Hukum 02
26/27
MENIMBULKAN :
REAKSI PIHAK LUAR
KETERBATASAN SUMBER DAYA
PENGHIMPUNAN PEGAWAI, PELATIHAN DAN BIAYA RETENSI
KESULITAN HUBUNGAN STAF
KENAIKAN/PERTAMBAHAN TANGGUNG JAWAB.
7. BENTUK KONTRAK LA IN ( SWASTA )
1. Guaranteed Maximum Price Contract (GMP) :
Kontrak antara pemilik dan kontraktor yang diikat oleh Harga MaximumTertentu, untuk menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan yang dipersyaratkan
pemilik proyek.
Menurut literatur The University New South Wales, Building Contract
Administration, GMP bukan merupakan jenis/bentuk Kontrak Khusus
7/22/2019 Aspek Hukum 02
27/27