Aspek Hukum Medahgadar.

58
S.HUDIJONO,BA,S.Kep,NS,MH.Ke s NURSING DEPARTMENT POLTEKKES KEMENKES SEMARANG ASPEK HUKUM YAN KEPERAWATAN ASPEK HUKUM YAN KEPERAWATAN MEDAH/ MEDAH/ GA GA DAR DAR KEWENANGAN ?

description

hukum kesehatan

Transcript of Aspek Hukum Medahgadar.

  • S.HUDIJONO,BA,S.Kep,NS,MH.KesNURSING DEPARTMENT POLTEKKES KEMENKES SEMARANGASPEK HUKUM YAN KEPERAWATANMEDAH/GADAR KEWENANGAN ?

  • DEMO DI SENAYAN 231 MEI 2013

  • I WILL DO ALL MY BESTRUU Keperawatan Disahkan atau Mogok Nasional

  • DEMO UU KEPERAWATANDI SENAYAN 21 MEI 2013

  • DULU: POLA HUBUNGAN PERAWAT/NAKES DENGAN PASIEN

    Perawat : Hubungan maternalistik dengan prinsip mother knows bestKedudukan pasien tdk sederajat dengan perawat/nakesKedudukan perawat/nakes dianggap lebih tinggi oleh pasien, peranannya lebih penting dalam upaya penyembuhanNasib pasien sepenuhnya ada pd perawat/nakes

  • Sekarang sama kedudukannyaHorisontal kontraktualPerawat/nakes dan pasien sama-sama subjek hukum mempunyai kedudukan yang samaDidasarkan pada sikap saling percaya Msg2 punya hak dan kewajiban yang menimbulkan tanggung jawab hukum baik perdata atau pidana

    TIDAK BOLEH SEMENA-MENA DAN TERLANTAR

  • PERGESERAN POLA PANDANGDULU ---- Yan Kes ---- SOCIAL SERVICESEKARANG --- SOCIAL ECONOMICYan Kes sbg suatu Industry JASA

    Ps sbg Consumer Tng Kes sbg ProviderKedua2nya punya Hak --- Perlindungan

  • SIGAP CEPAT AKURATapa ada di Indonesia spt ini ?

  • UU NO.36/2009 ttg KESBENCANAPasal 82 (1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana. (2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan kesehatan pada tanggapdarurat dan pascabencana. (3) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut.

  • Pasal 83 (1) Setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan kepentingan terbaik bagi pasien.

    (2) Pemerintah menjamin perlindungan hukum bagi setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

  • UU RI No.36/2009 ttg KesDARURATPs.85.Ayat (1). Dlm kead darurat fasilitas pel kes baik pemerintah maupun swasta WAJIB memberikan pelayanan bagi PENYELAMATAN NYAWA pasien dan pencegahan kecacatan lebih dahulu.Ayat (2). Dlm kead darurat yan kes pemerintah dan swasta dilarang MENOLAK PASIEN dan minta uang muka.

    MASALAH HUKUM

    BAGAIMANA KASUS DERA ? --- 10 TH/1M

  • Ketentuan PidanaPs 190

    Ayat (1)Pimpinan unit pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama pada pasien yang dalam keadaan gawat darurat dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan denda paling banyak dua ratus juta rupiah.Ayat (2)Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertama pada pasien yang dalam keadaan gawat darurat mengakibatkan kecacatan dan/atau kematian dipidana dengan pidana paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak satu milyar rupiah.

  • Permenkes 1239/2001Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

  • UU RI NO.44 TH 2009ttg RUMAH SAKITPasal 29 (1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban : b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit; c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya; e. menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;

  • UU RI NO.44 TH 2009ttg RUMAH SAKIT..............f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan; o. memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;

  • HAK2 PASIENSESUAI UU NO.44/2009 ttg RSPasal 32 Setiap pasien mempunyai hak: a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;b. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien; c. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi; d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional; e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi; f. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;

  • HAK2 PASIENPenjelasan Ps 53 Ayat (2) UU No.36/2009 ttg KES1. Hak Informasi2. Hak utk memberikan persetujuan3. Hak atas rahasia kedokteran4. Hak atas pendapat kedua ( second opinion )

  • SK DIRJEN DIRJEN YAN MEDNO HK. 00.06.5.1.311Ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care a/l1. vital sign2. memasang nasogastric tube3. memasang selang susu besar4. memasang cateter5. penggantian tube pernafasan6. merawat luka decukbitus7. suction8. memasang peralatan O29. penyuntikan (IV,IM, IC,SC)

  • 10. Pemasangan infus maupun obat11. Pengambilan preparat12. Pemberian huknah/laksatif13. Kebersihan diri14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostik16. Penkes17. Konseling kasus terminal18. konsultasi/telepon19. Fasilitasi ke dokter rujukan20. Menyaipkan menu makanan21. Membersihkan tt pasienFasilitasi kegiatan sosial pasienFasilitasi perbaikan sarana klien.

  • MENOLAK TINDAKANPs 56.Ayat (1) Setiap org berhak menolak sebagaian atau seluruh pertolongan yg kan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tsb.Ayat (2) Hak menerima dan menolak, tdk berlaku pd ps menular ke masy yg lbh luas,tdk sadarkan diri, gangguan mental.

  • GANTI RUGIPs.58. Ayat (1).Setiap org berhak menuntut ganti rugi thd seseorang,TEN KES,dan atau penyelenggara yan kes yg menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dlm yan kes yg diterima.Ayat (2).Tuntutan ganti rugi tidak berlaku bg ten kes yg melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan dlm keadaan darurat.Ps 29.Dalam hal ten kes diduga melakukan kelalaian dlm melaks tugasnya, terlebih dahulu hrs diselesaikan melalui MEDIASI.

    KL SDG TDK DLM LIFE SAVING, ADA KELALAIAN,KESALAHAN---- TTP BS DITUNTUT

  • BAB XXKETENTUAN PIDANAPs 190.Ayat (1).Pimpinan fasilitas yan kes dan ten kes yg melakukan praktik atau pekerjaan pd fasilitas yan kes yg dg sengaja tidak memberikan pertolongan pertama thd pasien dlm keadaan darurat, dipidana penjara paling lama 2 thn dan denda paling banyak Rp200.000.000,-(dua ratus juta rupiah )Ayat (2) Dlm hal sbgmn ayat (1) mengakibatkan kecacatan atau kematian, pimp yan kes atau ten kes, dipidana penjara paling lama 10 Thn dan denda paling banyak 1 milyard ( Rp 1.000.000.000,-)

  • TANGGAP BENCANAPs.82. Ayat (1)Pemerintah dan masy bertanggung jwb atas ketersediaan sumber daya,fasilitas kes secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana.Ayat (2)Pel dimaksud meliputi tanggap darurat daN pascabencanaAyat (3) Pel kes dimaksud mencakup pelayanan kes kedaruratan yg bertujuan penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut

  • TINJAUAN PP NO.32 TAHUN 1996 TENTANGTENAGA KESEHATAN

    JENIS TENAGA KESEHATAN

    Tenaga Medis Dokter dan Dokter gigiTenaga Keperawatan Perawat dan BidanTenaga Kefarmasian Apoteker, Analis Farmasi, Asisten Apoteker4. Tenaga Kes Masyarakat Epidemiolog, Entomolog Kes, Mikrobiolog Kes, Penyuluh Kes, Administrator Kes, SanitarianTenaga Gizi Nutrisionis dan DietisienTenaga Keterapian Fisik Fisioterapis, Okupasiterapis, Terapis Wicara

  • Tenaga Keteknisian Medis - Radiografer - Radioterapis - Teknisi gigi - Teknisi Elektro- medis - Analis Kesehatan - Refraksionis optisien - Otorik prostetik - Teknisi tranfusi - Perekam medis

  • PROFESINorma dan EtikHukumStandarILMU

  • Pemberi Pelayanan(Perawat)Penerima Pelayanan(Pasien)HUBUNGAN HUKUM Pelayanan(PERJANJIAN Terapeutik)Produsen Jasa(Subjek Hukum)PerdataHak dan KewajibanHak dan KewajibanProsesSaling BerkomunikasiObjek(Upaya Kesehatan)Harus cermat dan Hati2Tanggung jawab:Inform consent Rekam Medik SP, SPO, Etika Hukum

    Konsumen Jasa(Subjek Hukum)AdministrasiPidana

  • Upaya Kesehatan/Pelayanan KesehatanTeg.KesehatanKewenanganPeraturan SP SPO EtikaSumber Daya Kes-PreventifKuratifPromotifRehabilitatif

  • REGISTRASI TENAGA KESEHATAN(PerMenkes Nomor 161/2010)

    Dokter SIPBidan SIBPerawat SIPFisioterapis SIFPerawat Gigi SIPGRefraksionis Optisien SIROTerapis Wicara SITWRadiografer SIROkupasi Terapis SIOTNakes lulusUji Kompetensi(Sertifikat Komptensi)STR

  • HAK DAN KEWAJIBAN (tinjauan UU No.36/2009 tentang Kesehatan dan UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit)PASIENMemperoleh informasi dan edukasiYankes aman dan bermutuMemilih yankes/laboratoriumMemperoleh akses KerahasianInformed concentMenolak tindakanMenggugat dan menuntutMemperoleh Rekam medik/labPengaduan atas YankesMenolak bimbingan rohani (RS)Keluhan yankes melalui media cetak dan elektronik (RS)

    NakesMenerima Informasi benar dan jujurImbalanPerlindungan hukumTolak ungkap rahasia pasienterkecuali apabila pasien menuntut dan memberi informasi kpd media cetak dianggap telah melepaskan haknya (psl 44 RS) 5.Menggugat dan menuntut6. Perlindungan hukum

    H A K

  • PASIENMemberikan informasi yg benar, lengkap dan jujurMematuhi aturan sarana pelayanan kesMemberikan imbalan

    NAKESMemiliki SIP/SIKMengikuti SP,SPO, etika Menghormati hak pasienMengutamakan keselamatan pasienKEWAJIBAN

  • TANGGUNG JAWAB HUKUM PERDATA

    Tenaga kesehatan dan sarana kesehatan (sebagai subjek hukum), memiliki tanggungjawab hukum atas semua tindakannya dalam upaya melaksanakan tugas profesinya, yang tidak luput dari kesalahan profesi.

    TANGGUNG JAWAB HUKUM yang berkaitan dengan pelaksanaan profesi, masih dapat dibedakan terhadap ketentuan-ketentuan profesional (kode etik), dan tanggung jawab terhadap ketentuan hukum yang meliputi hukum perdata, hukum pidana dan administratif.

  • HUBUNGAN ADANYA KESEPAKATAN

    Dalam pelayanan kesehatan berawal dari hubungan kepercayaan antara 2 orang atau lebih yang merupakan subjek hukum.

    Keputusan pasien/keluarga untuk mengunjungi perawat/atau nakes lainnya guna meminta pertolongan, secara yuridis diartikan bahwa pasien melakukan penawaran.

    Perawat/Nakes melakukan wawancara/komunikasi dengan pasien atau keluarga.

    Berdasarkan informasi yg diterima oleh perawat/nakes dari pasien tentang keluhan,penyakitnya, maka nakes akan melalukan pengkajian-diagnosa-intervensi.

    Pada saat perawat/nakes melakukan pemeriksaan artinya nakes bersedia menolong sesuai kewenangan profesinya, hal ini berarti perawat menerima atas penawaran dari pasien tsb. 12453

  • Dengan adanya penawaran dari pasien dan penerimaan dari perawat/nakes, maka terjadilah kesepakatan yang merupakan salah satu persyaratan terjadinya perjanjian. (pasal 1320 KUHPerdt) - Sepakat - Cakap - Hal tertentu - Sebab yang halal

    Dengan demikian dalam setiap pelayanan keperawatn dan atau kesehatan terjadi suatu perjanjian (tidak tertulis) antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan, yang dinamakan perjanjian terapeutik atau transaksi terapeutik (Inspanningverbintenis) 67

  • TRANSAKSI TERAPEUTIK

    Transaksi Traupeutik merupakan hubungan antara 2 orang atau lebih subjek hukum, yg saling mengikatkan diri didasarkan pada sikap saling percaya.

    Saling percaya akan tumbuh jika terjalin komunikasi secara terbuka dan jujur antara dokter/nakes dan pasien, karena masing2 dapat saling memberikan informasi yg diperlukan bagi terlaksananya kerjasama yg baik dan tercapainya tujuan pelayanan kesehatan.

    Pasal 1234 KUHPer: Tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu

  • Hakekat Pelayanan Keperawatan/Kesehatan adalah :Memberi pertolongan atau,Memberi bantuan kepada pasien

    Prinsip Etik Memberi pertolongan, berbuat baik dantidak merugikan.

    Pasal 1354 KUHPerdata :

    Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain dengan atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut hingga orang yang mewakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan itu (zaakwaarneming)Menolong orang harus sampai tuntas

  • Pasal 1356 KUHPer :

    Ia (pemberi bantuan) wajib dalam melakukan pengurusan tersebut memenuhi kewajiban sebagai seorang bapak rumah yang baikPelayanan Keperawatan/ KesehatanPengobatan/Perawatan (Nakes)Sarana Pelayanan RS/Klinik

  • Pasal 1365 KUHPer :Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian tersebut

    Pasal 1366 KUHPer :Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hati

    Pasal 1371 KUHPer :Penyebab luka atau cacat anggota badanAtau kurang hati2Kerugian orang lainKelalaian/culpaKesengajaan/dolus

  • PERSYARATAN PASIEN MENGAJUKAN GUGATAN :

    Pasien harus mengalami kerugian

    Adanya kesalahan

    Adanya hubungan kausal antara kesalahan dengan kerugian

    Perbuatan itu melawan hukum

  • TANGGUNG JAWAB

    Pasal 1367 (1) KUHPer :

    Seseorang tidak hanya bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang ada dibawah pengawasannya (hubungan atasan dgn bawahan/vicarios liability)RS/Klinik/SaryankesPersonaliaSarana dan PrasaranaKewajiban memberikan pelayanan terbaikTanggung Jawab Hukum RS (UU No.44/2009 Pasal 46) :RS bertanggung jawab secara hukum atas semua kerugian yang timbul akibat kelalaian yg dilakukan Nakes di RS

  • TANGGUNG JAWAB HUKUM PIDANAHukum pidana mengatur hubungan antara manusia/masyarakat dengan negara

    Azas nullum delictumnulla poena sine praevia lege poenali seseorang hanya dapat dihukum apabila telah ada ketentuan hukum yang mengatur perbuatan itu terlebih dahulu.

  • Ketentuan hukum pidana dapat diberlakukan dengan keharusan memenuhi 2 persyaratan : Adanya suatu perbuatan/tindakan yang dilakukan oleh seseorang dan yang melanggar ketentuan hukum pidana, sehingga memenuhi rumusan delik sebagaimana yang diatur dalam hukum pidana yang berlakuPelanggar hukum pidana mampu mempertang- gung jawabkan perbuatannya

    SUMBER HUKUM PIDANAKUHPDiluar KUHP (UU Tipikor, UU Terorisme dll) UU Non Pidana (UU Kesehatan, UU Rumah Sakit)

  • Yang mampu mempertanggung jawabkan perbuatan pidana :

    Telah berumur 16 tahun Sehat akalnya(pasal 44, 45, 46 KUHP)

    BEBERAPA DELIK YANG DAPAT DIANCAM KEPADA TENAGA KESEHATAN :

  • DALAM KEADAAN GAWAT DARURAT:

    Pasal 304 KUHPidana :Meninggalkan orang yang perlu ditolong dipidana 2 tahun 8 bulan

    Pasal 322 KUHPidana :Membuka rahasia pasien dipidana 9 bulan

    Pasal 333 KUHPidana :Menahan seorang secara melawan hukum, pidana 8 tahun/RS menahan pasien belum bayar

    Pasal 242 KUHPidana :Keterangan palsu/keterangan tidak sesuai dengan fakta, dipidana 7 tahun

  • Pasal 338 KUHPidana :

    Sengaja merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun

    Pasal 344 KHUPidana (euthanasia):

    Merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri, pidana penjara paling lama 12 tahun

    Pasal 359 KUHPidana :

    Karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahunn

  • Pasal 360 KUHPidana :

    Karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, 5 tahunKarena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan pidana penjara 9 bulan.

    Pasal 361 KUHPidana :

    Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencaharian maka pidana ditambah 1/3 dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan dan hakim dapat memerintahkan supaya putusannya diumumkan

  • Pasal 347 KUHP :(1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan, pidana penjara 12 tahun(2).Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, pidana penjara 15 tahun

    Pasal 348 KUHP :(1). Sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, pidana penjara 5 tahun(2). Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, pidana 7 tahun

  • Pasal 349 KUHP :Apabila tindakan pengguguran kandungan sesuai pasal 346. 347 dan 348 dilakukan oleh dokter, bidan atau juru obat maka pidananya diperberat dengan ditambah 1/3 dan dapat dicabut hak profesinya

    Pasal 299 KUHP :

    (1). Sengaja mengobati seorang perempuan atau mengerjakan sesuatu perbuatan terhadap seorang perempuan dengan memberitahukan atau menimbulkan pengharapan, bahwa oleh karena itu dapt gugur kandungannya dihukum penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun.(2). Kalau Sitersalah melakukan pekerjaan itu karena mengharapkan keuntungan dan menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh tabib, bidan atau tukang pembuat obat maka hukumannya dpt ditambah 1/3nya.

  • ABORSI UU No.36/2009 TENTANG KESEHATAN

    Pengeculian :Berdasarkan Indikasi medisAkibat perkosaan

    Pasal 86 - 92 (Pelayanan Darah) :

    Pelayanan darah tidak untuk dikomersilkan / diperjualbelikanSengaja memperjualbelikan pidana penjara 5 tahun, denda 500 juta.

  • SYARAT YG HARUS DIPENUHI ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM (Pasien menggugat Nakes dan/atau RS/Sarana Pelayanan Kes lainnya) :

    Pasien harus mengalami kerugianAda kesalahan atau kelalaian pada nakes dan/atau Sarana Yan KesAda hubungan kausul antara kerugian dan kesalahanPerbuatan tersebut harus melanggar hukum.

  • TANGGUNG JAWAB HUKUM ADMINISTRASI

    Pasal 188 ayat (3) UU No.Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan sbb :

    Tenaga Kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar ketentuan yg diatur dalam UU dapat diambil tindakan administratif berupa:a. Peringatan secara tertulis;b. Pencabutan izin sementara atau izin tetap.

    Pasal 33 ayat (2) PP No 32 Tahun 1996Tindakan disiplin dapat berupa Teguran (lisan atau tertulis)Pencabutran izin untuk melakukan upaya kesehatan

  • Perlindungan Hukum Tenaga Kesehatan TINJAUAN UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN UU NO.44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT PP NO.32/1996 TENTANG NAKES

    Nakes berhak mendapatkan perlindungan hukum (pasal 27)Nakes yang diduga melakukan kelalaian, maka terlebih dahulu harus diselesaikan melalui mediasi (pasal 29).Memiliki IzinMelaksanakan tugas sesuai SP,SPO, EtikaMenghormati hak pasienMenjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pasienMemberikan informasi dan tindakan yg akan dilakukanMeminta persetujuan thdp tindakan yg akan dilakukanMembuat dan memelihara rekam medis

  • PERLINDUNGAN HUKUM RUMAH SAKIT:

    Pasien yg menuntut RS dan menginformasikan melalui media masa, dianggap melepaskan hak atas rahasia kedokterannya.RS tidak bertanggungjawab secara hukum apabila pasien menolak atau menghentikan pengobatannya yg berakibat kematian setelah dieberi penjelasanRS tidak dapat dituntut dalam upaya menyelamatkan nyawa manusia

  • PERLINDUNGAN HUKUM PASIEN

    Menerima dan menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yg akan diberikan kepadanya setelah menerima penjelasanHak menerima dan menolak tidak berlaku :- Penderita penyakit menular- Tidak sadarkan diri- Gangguan mental berat

  • KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

    Memberikan informasi yg benarYankes aman, bermutu tdk diskriminasiYankes gawat daruratMenyediakan sarana yankes untuk org miskin, ambulan grtsMelaksanakan Standar Mutu pelayananRekam MedisSistem rujukanMenyediakan sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk org cacat, ruang ibu menyusuiInformasiMenghormati dan melindungi hak2 pasienHospital bay lawsMemberi bantuan hukum bagi semua petugasKawasan tanpa asap rokok

  • HARAPAN PASIEN :

    Reliability (kehandalan) - layanan yang dijanjikan dgn segera dan memuaskan- Jadwal pelayanan tepat waktu- Prosedur pelayanan tidak berbelit

    2. Responsiveness (daya tanggap) - Membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap (tidak membedakan unsur SARA)- Petugas cepat tanggap atas keluhan pasien- Memberikan informasi yang jelas

    3. Assurance (jaminan) - Jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan- Pengetahuan dan Keterampilan petugas/Nakes tidak diragukan

    4. Emphaty - Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pasien- Menanggapi keluhan dan perhatian kpd pasien

  • PRINSIP2 DLM NILAI2PROFESIONALPrinciple of patients welfareMemberikan rasa aman dan meningkatkan kesejahteraan pasen atas dasar dedikasi dan altruismePrimary of patients autonomyMenghargai hak otonomi pasen dlm menentukan pilihan atau menolak tindakan yg akan dilakukanSocial JusticeMenghindarkan diskriminasi atas dasar suku, jender, status ekonmomi, agama Equality before the servicesMemperlakukan psien sama dan non diskriminatif

  • SEKIAN.....

    **