Post on 25-Jan-2016
description
ASPALASPAL
Fungsi aspal dalam perkerasan beraspal adalah sebagai bahan pengikat agar agregat tidak mudah lepas akibat lalu lintas dan lingkungan. Selain itu aspal juga berfungsi sebagai lapis kedap yang melindungi agregat dan material lain di bawahnya dari pengaruh air. Agar aspal dapat berfungsi seperti yang diharapkan maka aspal diantaranya harus memiliki karakteristik sebagai berikut:1. Aspal harus dapat melapisi agregat dan mengisi rongga antar
agregat hingga perkerasan cukup rapat dan kedap dari air2. Aspal harus memberikan lapisan yang elastis sehingga perkerasan
tidak mudah retak3. Aspal tidak peka terhadap perubahan suhu di lapangan4. Aspal mempunyai adhesi yang baik terhadap agregat yang dilapisi5. Aspal mempunyai kohesi yang baik6. Aspal tidak cepat rapuh atau lapuk7. Aspal mudah dikerjakan8. Aspal aman saat pengerjaan9. Aspal homogen dan tidak berubah selama penyimpanan10.Aspal memberikan kinerja yang baik terhadap campuran,
SIFAT ASPAL YANG DIHARAPKAN
Aspal Buatan adalah aspal yang diperoleh Aspal Buatan adalah aspal yang diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumidari hasil penyulingan minyak bumi
Jenis Aspal Buatan mencakup Aspal Keras Jenis Aspal Buatan mencakup Aspal Keras (Pen), Aspal Cair (Cut Back) dan Aspal (Pen), Aspal Cair (Cut Back) dan Aspal EmulsiEmulsi
Batuan (Rock Asphalt)Batuan (Rock Asphalt) Plastis (Trinidad)Plastis (Trinidad) Cair (Bermuda Lake Asphalt)Cair (Bermuda Lake Asphalt)
JENIS ASPAL TERDIARI ATAS ASPAL JENIS ASPAL TERDIARI ATAS ASPAL BUATAN DAN ASPAL ALAMBUATAN DAN ASPAL ALAM
ASPAL ALAMASPAL ALAM
ASPAL BUATANASPAL BUATAN
ASPAL ALAM ATAU ASBUTONASPAL ALAM ATAU ASBUTON
LOKASI DEPOSIT ASPAL BUTON
DEPOSIT ASBUTONDEPOSIT ASBUTON
Deposit Asbuton di Kabungka Deposit Asbuton di Lawele
Deposit Asbuton di Beberapa Daerah Deposit Asbuton di Beberapa Daerah Singkapan di Pulau ButonSingkapan di Pulau Buton
No. Daerah Singkapan Asbuton
Perkiraan Deposit (ton)
Kadar Bitumen
(%)
1. Waisiu 100.000 + 35
2. Kabungka 60.000.000 15 - 35
3. Winto 3.200.000 25 - 35
4. Wariti 600.000 + 30
5. Lawele 100.000.000 15 - 30
Tipikal Hasil Analisa Kimia Bitumen Tipikal Hasil Analisa Kimia Bitumen Asbuton dan Aspal MinyakAsbuton dan Aspal Minyak
No Jenis PengujianBitumen Asbuton
Aspal Minyak
1. Asphaltene, % 51,32 21,712. Malthene, %:
- Nitrogen Bases (N)- Acidaffins I (AI)- Acidaffins II (AII)- Paraffins (P)
5,6126,6711,774,61
1,2929,7731,1216,10
3. N/P 1,25 0,084. Parameter komposisi Malthene
N + AI AII + P
1,97 0,66
PERBANDINGAN ASBUTON DENGAN PERBANDINGAN ASBUTON DENGAN ASPAL MINYAKASPAL MINYAK
PARAMETERPARAMETER ASBUTONASBUTON ASPAL MINYAKASPAL MINYAK
Keseragaman Kualitas
Tergantung deposit yang ditambang
Lebih Konsisten
Kandungan Bitumen + 25% > 99%
Penggunaan dalam campuran
Perlu pembatasan supaya tidak terlalu kaku
Sesuai dengan kebutuhan aspal yang direncanakan
Ketahanan terhadap temperatur tinggi dan lalu lintas berat
Lebih baik dari aspal minyak
Standar
Ketahanan terhadap alur
Lebih baik dari aspal minyak
Standar
Bagan Alir Produk AsbutonBagan Alir Produk Asbuton
MixMix
Mix
Mix
Asbuton Modifikasi (Preblend)
Bit. Asbuton Murni Pen 60
Bit. Asbuton Murni Pen 40
JENIS ASBUTON YANG JENIS ASBUTON YANG DIMANFAATKANDIMANFAATKAN
ASBUTON BUTIR (Buton Granural ASBUTON BUTIR (Buton Granural Asphalt) Asphalt) Sumber Deposit: Sumber Deposit: KabungkaKabungka LaweleLawele Gabungan antara Kabungka dan LaweleGabungan antara Kabungka dan Lawele
SEMI SEMI EKSTRAKSEKSTRAKSI (Asbuton I (Asbuton Modifikasi/Pra-campur) Modifikasi/Pra-campur) Sumber Sumber Deposit dari KabungkaDeposit dari Kabungka
FULL EKSTRAKSI (Bitumen Asbuton FULL EKSTRAKSI (Bitumen Asbuton Murni) Murni) Sumber Deposit dari Lawele Sumber Deposit dari Lawele
ASBUTON BUTIR ASBUTON BUTIR Campuran PanasCampuran PanasCampuran HangatCampuran HangatCampuran Dingin Campuran Dingin
Asbuton Semi dan Full Asbuton Semi dan Full EEkstraksi kstraksi ::Campuran PanasCampuran Panas
PENGGUNAAN JENIS ASBUTON PENGGUNAAN JENIS ASBUTON UNTUK CAMPURANUNTUK CAMPURAN
Aspal BuatanAspal Buatan
Skema Pembuatan Aspal Minyak
Aspal KerasAspal Keras
Dalam perkerasan beraspal, pembagian jenis Dalam perkerasan beraspal, pembagian jenis aspal keras dapat berdasarkan nilai penetrasi aspal keras dapat berdasarkan nilai penetrasi (Penetration Grade), nilai viskositas (Viscosity (Penetration Grade), nilai viskositas (Viscosity Grade) atau temperatur maksium dan minimum Grade) atau temperatur maksium dan minimum perkerasan rencana (Performance Grade). Aspal perkerasan rencana (Performance Grade). Aspal KerasKeras
Di Indonesia, untuk keperluan perkerasan Di Indonesia, untuk keperluan perkerasan beraspal, telah dikeluarkan SNI (Berdasarkan nilai beraspal, telah dikeluarkan SNI (Berdasarkan nilai penetrasi). Berdasarkan SNI tersebut aspal keras penetrasi). Berdasarkan SNI tersebut aspal keras dibagi menjadi Aspal Pen 60/70 dan Aspal Pen dibagi menjadi Aspal Pen 60/70 dan Aspal Pen 80/100. 80/100.
Aspal CairAspal Cair Aspal Cair (Cutback Asphalt) adalah aspal keras Aspal Cair (Cutback Asphalt) adalah aspal keras
yang dilarutkan dalam pelarut tertentu. Sampai yang dilarutkan dalam pelarut tertentu. Sampai saat ini terdapat tiga jenis aspal cair berdasarkan saat ini terdapat tiga jenis aspal cair berdasarkan jenis pelarutnya yaitu Rapid Curring (Mengering jenis pelarutnya yaitu Rapid Curring (Mengering Cepat) atau RC yang pelarutnya adalah premium, Cepat) atau RC yang pelarutnya adalah premium, Medium Curring (Mengering Sedang) atau MC Medium Curring (Mengering Sedang) atau MC yang pelarutnya adalah kerosin, dan Slow Curring yang pelarutnya adalah kerosin, dan Slow Curring (Mengering Lambat) atau SC yang pelarutnya (Mengering Lambat) atau SC yang pelarutnya adalah solar. adalah solar.
Masing-masing jenis aspal cair ini dibagi-bagi lagi Masing-masing jenis aspal cair ini dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelas berdasarkan ke dalam beberapa kelas berdasarkan viskositasnya yaitu misalnya RC-70, RC-250, MC-viskositasnya yaitu misalnya RC-70, RC-250, MC-30, C-70 dst 30, C-70 dst
Komposisi Perkiraan Aspal CutbackKomposisi Perkiraan Aspal Cutback
Jenis Aspal cutback KelasAspal Pen 60/70
(% berat)Premium (% berat)
RC 3070
250800
3000
6476828991
362418119
Jenis Aspal cutback KelasAspal Pen 60/70
(% berat)Minyak Tanah (% berat)
MC 3070
250800
3000
6472808590
3628201510
Jenis Aspal cutback KelasAspal Pen 60/70
(% berat)Minyak Tanah
(% berat)
SC 70250800
3000
60708488
40301612
Aspal EmulsiAspal Emulsi Aspal emulsi adalah aspal keras yang didispersikan Aspal emulsi adalah aspal keras yang didispersikan
secara merata ke dalam air. Untuk dapat mendispersikan secara merata ke dalam air. Untuk dapat mendispersikan aspal yang bersifat nonpolar ke dalam air yang bersifat aspal yang bersifat nonpolar ke dalam air yang bersifat polar diperlukan bahan emulsifier yang molekulnya polar diperlukan bahan emulsifier yang molekulnya memiliki bagian nonpolar dan bagian polar. Bagian memiliki bagian nonpolar dan bagian polar. Bagian nonpolar dari emulsifier akan larut atau masuk ke dalam nonpolar dari emulsifier akan larut atau masuk ke dalam aspal sedangkan bagian polar akan larut atau berada aspal sedangkan bagian polar akan larut atau berada dalam airdalam air Aspal Keras Aspal Keras
Ada tiga jenis emulsifier berdasarkan muatan listriknya Ada tiga jenis emulsifier berdasarkan muatan listriknya yaitu jenis kationik (bermuatan listrik positif), jenis yaitu jenis kationik (bermuatan listrik positif), jenis anionik (bermuatan listrik negatif) dan nonionik (tidak anionik (bermuatan listrik negatif) dan nonionik (tidak bermuatan listrik). Jenis yang sudah biasa digunakan bermuatan listrik). Jenis yang sudah biasa digunakan untuk aspal emulsi adalah jenis kationik untuk apal untuk aspal emulsi adalah jenis kationik untuk apal emulsi jenis kationik dan jenis anionik untuk aspal emulsi emulsi jenis kationik dan jenis anionik untuk aspal emulsi jenis anionik jenis anionik
Jenis aspal emulsi selain berdasarkan muatan Jenis aspal emulsi selain berdasarkan muatan listriknya juga dibedakan berdasarkan listriknya juga dibedakan berdasarkan kecepatan kecepatan mantapmantap, viskositas, nilai penetrasi residu dan , viskositas, nilai penetrasi residu dan konsistensi apung. Berdasarkan muatan listriknya, konsistensi apung. Berdasarkan muatan listriknya, aspal emulsi terdiri dari aspal emulsi terdiri dari aspal emulsi kationikaspal emulsi kationik (partikel (partikel aspal bermuatan aspal bermuatan positifpositif dan tata nama diawali huruf dan tata nama diawali huruf “C” contoh CSS-1) dan “C” contoh CSS-1) dan aspal emulsi anionikaspal emulsi anionik (partikel (partikel aspal bermuatan aspal bermuatan negatifnegatif dan tata nama tidak diawali dan tata nama tidak diawali huruf “C” contoh SS). Berdasarkan kecepatan huruf “C” contoh SS). Berdasarkan kecepatan mantapnya (setting) aspal emulsi dibedakan menjadi mantapnya (setting) aspal emulsi dibedakan menjadi memantap cepat (Rapid Setting, tata nama ditandai memantap cepat (Rapid Setting, tata nama ditandai denga huruf “RS”), memantap sedang (Medium denga huruf “RS”), memantap sedang (Medium Setting, tata nama ditandai dengan huruf “MS”) dan Setting, tata nama ditandai dengan huruf “MS”) dan memantap lambat (Slow Settig, tata nama ditandai memantap lambat (Slow Settig, tata nama ditandai dengan huruf “SS”) dengan huruf “SS”)
SPESIFIKASI ASPAL UNTUK SPESIFIKASI ASPAL UNTUK PERKERASAN JALANPERKERASAN JALAN
Persyaratan Asbuton Butir Persyaratan Asbuton Butir
Sifat-sifat AsbutonMetoda Pengujian
SatuanTipe 5/20
Tipe 15/20
Tipe 15/25
Tipe 20/25
Tipe 30/25
Kadar bitumen asbuton SNI 03-3640-94 % 18-22 18-22 23-27 23-27 23-27
Ukuran butir asbuton butir
- Lolos Saringan No. 4 (4,75 mm), SNI 03-1968-90 % 100 100
- Lolos Saringan No. 8 (2,36 mm), SNI 03-1968-90 % 100 100 100 Min. 95 Min. 95
- Lolos Saringan No. 16 (1,18 mm), SNI 03-1968-90 % Min. 95 Min. 95 Min. 95 Min. 75 Min. 75
Kadar air, % SNI 06-2490-91 % Maks. 2 Maks. 2 Maks. 2 Maks. 2 Maks. 2
Penetrasi bitumen pada 25 oC, 100 g, 5 detik.
SNI 06-2456-91 0,1 mm ≤ 10 10 – 18 10 – 18 19 - 22 28 – 32
Persyaratan Bitumen Asbuton Murni Persyaratan Bitumen Asbuton Murni
No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan
1. Penetrasi, 25C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 40 - 60
2. Titik Lembek, C SNI 06-2434-1991 Min. 55
3. Titik Nyala, C SNI 06-2433-1991 Min. 225
4. Daktilitas; 25C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 100
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,0
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen;% berat RSNI M-04-2004 Min. 99
7. Penurunan Berat (dengan TFOT),% berat SNI 06-2440-1991 Max. 1
8. Penetrasi setelah penurunan berat,% asli SNI 06-2456-1991 Min. 65
9. Daktilitas setelah penurunan berat, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
Persyaratan Persyaratan Asbuton ModifikasiAsbuton Modifikasi
No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan
1. Penetrasi, 25C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 40 - 60
2. Titik Lembek, °C SNI 06-2434-1991 Min. 55
3. Titik Nyala, °C SNI 06-2433-1991 Min. 225
4. Daktilitas; 25°C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,0
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen,% berat RSNI M-04-2004 Min. 90
7. Penurunan Berat (dengan TFOT),% berat SNI 06-2440-1991 Max. 2
8. Penetrasi setelah kehilangan berat,% asli SNI 06-2456-1991 Min. 55
9. Daktilitas setelah TFOT, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
10 Mineral Lolos Saringan No. 100,% * SNI 03-1968-1990 Min. 90
Persyaratan Persyaratan Aspal Minyak Pen 60/70Aspal Minyak Pen 60/70
No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan
1. Penetrasi, 25C; 100 gr; 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 60 - 79
2. Titik Lembek, C SNI 06-2434-1991 48 - 58
3. Titik Nyala, C SNI 06-2433-1991 Min. 200
4. Daktilitas 25C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 100
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,0
6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen,% berat RSNI M -04-2004 Min. 99
7. Penurunan Berat (dengan TFOT),% berat SNI 06-2440-1991 Max. 0,8
8. Penetrasi setelah penurunan berat,% asli SNI 06-2456-1991 Min. 54
9. Daktilitas setelah penurunan berat, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
10. Uji noda aspal - Standar Naptha- Naptha Xylene- Hephtane Xylene
SNI 03-6885-2002 Negatif
11. Kadar paraffin,% SNI 03-3639-2002 Maks. 2
Persyaratan Peremaja Hangat Persyaratan Peremaja Hangat
Jenis PengujianMetoda Persyaratan
Pengujian PH-1000
Viskositas: - pada 60C (cSt) atau - pada 82,2C, (dtk)
AASHTO T-72 800 - 1600 100 - 200
Kelarutan dlm TCE, (%) SNI 06-2438-1991 Min. 99,5
Titik nyala, (C) AASHTO T-73 Min. 180
Berat Jenis, SNI 06-2441-1991 Min. 0,95
Penurunan berat (TFOT), (% terhadap berat awal) SNI 06-2440-1991 Maks. 5
Kadar parafin lilin, (%) SNI 03-3639-94 Maks. 2
Persyaratan Aspal Cair Penguapan Cepat Persyaratan Aspal Cair Penguapan Cepat
NO. JENIS PENGUJIANRC-70 RC-250 RC-800 RC-3000
Min Mak Min Mak MIn Mak Min Mak
1. Kekentalan Kinematik 60 0C (cSt) 70 140 250 500 800 1600 3000 6000
2. Titik Nyala (TOC) 0C - - 27 - 27 - 27 -3. Kadar air (%) - 0,2 - 0,2 - 0,2 - 0,24. Penyulingan, sulingan pada
temperatur: 190 0C (%) 10 - - - - - - - 225 0C (%) 50 - 35 - 15 - - - 260 0C (%) 70 - 60 - 45 - 25 - 315 0C (%) 85 - 80 - 75 - 70 - sisa penyulingan pada
temperatur 360 0C (%) 55 - 65 - 75 - 80 -
5. Pengujian residu penyulingan Kekentalan absolut 60 0C (Poise) 600 2400 600 2400 600 2400 600 2400
Persyaratan Aspal Cair Penguapan Sedang Persyaratan Aspal Cair Penguapan Sedang
No. JENIS PENGUJIAN MC-30 MC-70 MC-250 MC-800 MC-3000
Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak
1. Kekentalan Kinematik 60 0C (cSt) 20 60 70 140 250 500 800 1600 3000 6000
2. Titik Nyala (TOC) 0C 38 - 38 - 66 - 66 - 66 -
3. Kadar air (%) - 0,2 - 0,2 - 0,2 - 0,2 - 0,2
4. Penyulingan, sulingan pada temperatur:
225 0C - 25 0 20 0 10 - - - -
260 0C 40 70 20 60 15 55 0 35 0 15
315 0C 75 93 05 90 60 87 45 80 15 75
sisa penyulingan pada temperatur
360 0C (%) 50 - 55 - 67 - 75 - 80 -
5. Pengujian residu penyulingan
Kekentalan absolut 60 0C (Poise) 300 1200 300 1200 300 1200 300 1200 300 1200
Penetrasi pada 25 0C (0,1 mm) 20 250 120 250 120 250 120 250 120 250
Persyaratan Aspal Emulsi Persyaratan Aspal Emulsi Tipe Mantap Cepat Mantap Sedang
No. Kelas RS - 1 RS - 2 HFRS - 2 MS - 1 MS - 2 MS - 2h
Jenis Pengujian min mak min mak min mak min mak min mak min mak
A. Pengujian Aspal Emulsi
1. Viskositas SF pada 25 0C, detik 20 100 - - - - 20 100 100 - 100 -
2. Viskositas SF pada 50 0C, detik - - 75 400 75 400 - - - - - -
3. Stabilitas setelah penyimpanan - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1
24 jam, %
4. Pemisahan, 35 ml, 0,02 N CaCl2, % 60 - 60 - 60 - - - - - - -
5. Daya tahan terhadap air : 60 - 60 - 60 - - - - - - -
a. Lapisan batuan kering (%) - - - - - - Baik baik Baik
b. lapisan batuan kering, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
c. Lapisan batuan basah (%) Cukup Cukup Cukup
d. Lapisan batuan basah, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
6. Uji campuran semen (%) - - - - - - - - - - - -
7. Analisa sringan (%) - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10
8. Sisa penyulingan (%) 55 - 63 - 63 - 55 - 65 - 65 -
9. Destilat minyak (%) volume emulsi - - - - - - - - - - - -
B. Pengujian Sisa Penyulingan
1. Penetrasi pada 25 0C (0,1 mm) 100 200 100 200 100 200 100 200 100 200 40 90
2. Daktilitas 5 cm/menit (cm) 40 - 40 - 40 - 40 - 40 - 40 -
3. Kelarutan dlm trechloroethilene,% 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 -
4. Uji apung 60 0C (detik) - - - - 1200 - - - - - - -
Persyaratan Aspal Emulsi (lanjutan) Persyaratan Aspal Emulsi (lanjutan) Tipe Mantap Sedang Mantap Lambat
No. Kelas HFMS-1 HFMS-2 HFMS-2h HFMS-2s SS-1 SS-1h
Jenis Pengujian min mak min mak min mak min mak min mak min mak
A. PENG. ASPAL EMULSI
1. Viskositas SF pada 25 0C, detik 20 100 100 - 100 - 50 - 20 100 20 100
2. Viskositas SF pada 50 0C, detik - - - - - - - - - - - -
3. Stabilitas setelah penyimpanan - 1a) - 1 a) - 1 a) - 1 a) - 1 a) - 1 a)
24 jam, %
4. Pemisahan, 35 ml, 0,02 N CaCl2,%
- - - - - - - - - - - -
5. Daya tahan terhadap air : - - - - - - - - - - - -
a. Lapisan batuan kering (%) - - - - - - Baik baik Baik
b. lapisan batuan kering, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
c. Lapisan batuan basah (%) Cukup Cukup Cukup
d. Lapisan batuan basah, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
6. Uji campuran semen (%) - - - - - - - - 2,0 - 2,0 -
7. Analisa sringan (%) - 0,10 a) - 0,10 a) - 0,10 a) - 0,10 a) - 0,10 a) - 0,10 a)
8. Sisa penyulingan (%) 55 - 65 - 65 - 65 - 57 - 57 -
9. Destilat minyak (%) volume emulsi - - - - - - - - - - - -
B. PENG.SISA PENYULINGAN
1. Peng. Residu penyulingan
Penetrasi pada 25 0C (0,1 mm) 100 200 100 200 40 90 100 200 200 - 40 90
Daktilitas 5 cm/menit (cm) 40 - 40 - 40 - 40 - 40 - 40 -
Kelarutan dalam trichloroethylene
97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 -
(% berat)
Uji apung 60 0C (detik) 1200 - 1200 - 1200 - 1200 - - - - -
Persyaratan Aspal Emulsi Ktionik Persyaratan Aspal Emulsi Ktionik PENGIKATAN CEPAT PENGIKATAN SEDANG PENGIKATAN LAMBAT
NO. SIFAT-SIFAT (CRS-1) (CRS-2) (CMS-2) (CMS-2h) (CSS-1) (CSS-1h)
Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak
1. Kekentalan pada 250C (detik) - - - - - - - - 20 100 20 100
Kekentalan pada 500C (detik) 20 100 100 400 50 450 50 450 - - - -
2. Pengendapan 1 hari (%) - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1
Pengendapan 5 hari (%) - 5 - 5 - 5 - 5 - 5 - 5
3. Pemisahan 35 ml 0,8 (%)
Sodium dioctylsufosuccinate 40 - 40 - - - - - - - - -
4. Daya tahan terhadap air :
a. Lapisan batuan kering (%) - - - - 80 100 80 100 - - - -
b. lapisan batuan kering, - - - - 60 80 60 80 - - - -
Setelah semprotan air (%)
c. Lapisan batuan basah (%) - - - - 60 80 60 80 - - - -
d. Lapisan batuan basah, - - - - 60 80 60 80 - - - -
Setelah semprotan air (%)
5. Muatan listrik positif positif positif positif positif Positif
6. Hasil uji camp. semen (%) - - - - - - - - - 20 - 20
7. Analisa saringan (%) - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10
8. Penyulingan :
a. sisa destilasi (%) 60 - 65 - 65 - 65 - 57 - 57 -
b. kadar minyak (%) - 3 - 3 - 12 - 12 - - - -
9. Residu penyulingan :
a. Penetrasi pada 250C, 100 g, 100 250 100 250 100 250 40 90 100 250 40 90
5 detik
b. Daktilitas pd 250C, 5cm/min 40 - 40 - 40 - 40 - 40 - 40 -
c. Kelarutan terhadap trichloro- 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 -
ethiyene (TCE) (% berat)