Post on 01-Nov-2020
Askep Fraktur
Ns. Riki Ristanto, M.Kep1
FRAKTUR ADALAH ...
• Retak atau patah pada tulang yang utuh dan atau tulang rawan
• Terputusnya kontinuitas jaringan tulang
• Disebabkan oleh rudapaksa/ trauma atau tenaga fisik yang yang
lebih besar dari yang mampu di tahan oleh tulang
2
ETIOLOGI
• Pukulan langsung (tekanan berlebihan)
• Gaya meremuk
• Gerakan puntir mendadak
• Kontraksi otot ekstrem
• Fraktur pathologis ialah kelemahan tulang akibat penyakit
kanker atau osteoporosis.
3
EPIDEMIOLOGI
• Sering pada laki-laki (bila usia < 45 thn), sering berhubungan
dengan olag raga, pekerjaan, dan kecelakaan
• Sering pada wanita (bila usia > 45 thn) : fraktur patologis
dikarenakan proses osteoporosis
4
KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebab, fraktur dibagi menjadi :
• Fraktur akibat trauma langsung
• Fraktur akibat trauma tidak langsung
• Fraktur patologis
Fraktur patologis pada
Osteoporosis
5
Trauma Langsung
Trauma Tidak
Langsung
6
Berdasarkan pada patahnya
integritas kulit, lokasi, bentuk
patahan dan status kelurusan,
fraktur dibagi menjadi:
• Closed fracture (simple fraktur).
• Open fracture (compound
fraktur).
• Complete fracture.
• Incomplete fracture.
7
Bila kulit sekitar intak/ utuh
Closed Fracture Open Fracture
Bila ada luka (terjadi
hubungan antara tulang
dengan dunia luar)
8
Complete Fracture
Tulang mengalami patah
keseluruhan. Menurut garis
patahan, fraktur dibagi:
o Transverse
o oblique or spiral,
o Segmental fracture
o Comminuted fracture
9
Transverse Spiral10
Comminuted Segmental11
Incomplete Fracture
Tulang tidak patah secara
keseluruhan, ada dua jenis
yaitu:
• Greenstick fracture
• Compression fracture
12
Fraktur akibat jatuh dari ketinggian dalam posisi berdiri atau duduk13
14
15
Klasifikasi berdasar lokasi, yaitu:
1. Tulang Panjang
• 1/3 proksimal
• 1/3 tengah
• 1/3 distal
2. Tulang Melintang
• 1/4 medial
• 1/4 lateral
16
Klasifikasi Open Fracture
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri (nyeri tekan atau nyeri saat bergerak)
• Pembengkakan pada bagian fraktur
• Deformitas (kelainan bentuk)
• Krepitasi (karena pergeseran antara ujung – ujung tulang yangpatah)
• Bagian yang cedera tidak dapat berfungsi dengan baik
• Terjadi pemendekan tulang (pada fraktur tulang panjang)
• Perubahan warna lokal pada kulit akibat trauma (muncul setelahbeberapa jam/ hari)
17
18
Deformitas
Krepitasi
Edema
Penyembuhan Fraktur
19
Hematoma formation
(pembentukan hematom)
Fibrin meskwork
(pembentukan fibrin)
Inflasi osteoblastCallus formation
(pembentukan callus)
Remodeling
(Long, 1989)
HEMATOMA FORMATION (PEMBENTUKAN HEMATOM)
20
Hematom terbentuk dalam 72 jam,
hematom berubah dan berkembang menjadi
jaringan granulasi
21
FIBRIN MESKWORK(PEMBENTUKAN FIBRIN)
3 hr – 2 mg. periosteum yang terkenatrauma berfungsi sebagai stimulus untuk
proliferasi fibroblas. Osteogenesisberkembang cepat
22
CALLUS FORMATION (PEMBENTUKAN CALLUS)
Hr ke 3-10 stlh trauma jaringan granulasiberubah dan terbentuk prokalus (melindungifragmen tulang tetapi blm punya kekuatan) :
penting immobilisasi
23
INFLASI OSTEOBLAST
Kalus permanen yang kuat. Penyembuhantulang kalus berubah menjadi tulang : 10
mgg
24
REMODELING
Kelebihan tulang diabsorpsi oleh osteoklas
25
Upper limb Lower limb
Callus visible on x-ray
2-3 weeks 2 - 3 weeks
Union (fracture firm)
4-6 weeks 8 - 12 weeks
Consolidation (bone secure)
6-8 weeks 12 - 16 weeks
TIME TABLE
26
THE TIME FACTOR
Rate of repair depends upon :
• the type of bone (cancellous bone heals faster than cortical bone.
• type of fracture (transverse fracture takes longer than spiral fracture)
• Blood supply (poor circulation means slow healing)
• General constitution (healthy bone heals faster
• Age (healing is almost twice as fast in children as in adults)
27
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAMBUNGAN TULANG
1. Faktor Umum
Umur
Gizi
Adanya peny. Sitemik / tidak
2. Faktor Lokal
Posisi garis patah tulang
Perdarahan
Cara imobilisasi dll
Adanya infeksi
TUJUAN PENANGANAN FRAKTUR
1. Life saving (prioritas utama)
2. Limb saving
a) Penanganan Nyeri (Relieve pain)
b) Mengembalikan fungsi (Restore optimum function)
Tindakan Non OperatiF
Tindakan Operative
28
29
PenatalaksanaanFraktur
Rekognisi Reduksi/Reposisi
Rehabilitation Retaining
PRE TERAPI/ REKOGNISI
Pendiagnosisan fraktur pada tempat kejadian kecelakaansampai di rumah sakit.
Anamnesa : (riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jeniskekuatan yang berperan, deskripsi tentang peristiwa yangterjadi oleh penderita sendiri menentukan apakah adakemungkinan fraktur)
Lakukan pemeriksaan fisik
Dan bila perlu dilakukan pemeriksaan spesifik untuk mencariadanya fraktur (X-Ray, CT-Scan, MRI)
Rule of 2 :
• 2 proyeksi
• 2 sendi
• 2 ekstremitas
• 2 waktu
30
Pelurusan kembali fragmen tulang atau
Mengembalikan posisi fraktur keposisi sebelum fraktur
(100% kontak, angulasi tidak ada, rotasi tidak ada)
Dan immobilisasi untuk mempertahankan pelurusan
kembali dengan benar (retensi)
Tindakan memperbaiki kesegarisan tulang dengancara:
Manual
Traksi
Operatif
31
REDUKSI/ REPOSISI
32
33
Reduksi
Tertutup : Tanpa pembedahan (dengan tarikan,
tekanan dengan perabaan, memakai C Arm (portable
radiologis)
Terbuka : dengan pembedahan, indikasinya adalah:
Gagal reposisi tertutup
Avulsion fracture (Fr Patela & Fr Olecranon)
Epiphyseal fracture
Interposisi Jaringan
Disertai gangguan vascular
Fraktur Patologis
34
Reposisi Terbuka
Tulang dicapai dengan melalui
pembedahan
Harus selalu menjaga
perdarahan
Pada fraktur terbuka harus
didahului dengan:
Dilusi / irigasi “Dilution
is a solution to polution”
Debrideman
Reposisi
35
RETAINING(IMMOBILISASI)
Tujuannya untuk mempertahankan hasil dari reposisi
Caranya:
o Isitrahat
o Pasang splint / Sling
o Casting / Gips
o Traksi Kulit atau tulang
o Fiksasi pakai inplant
36
SPLINT ATAU SLING
SPLINT
Arm Sling
37
Casting / Gips
Hemispica gip
Long Leg Gip
Below knee cast
Umbrical slab
38
Traksi
Cara imobilisasi dengan menarik bahagian
proksimal dan distal secara terus menerus.
1. Kulit
2. Tulang
39
Traksi
1. Traksi Kulit, macamnya :
v Traksi kulit Buck
v Traksi kulit Bryant
v Traksi Halter leher-kepala
v Traksi Russel
2. Traksi Tulang, macamnya :
v Penjepit Steinmann atau TaliKirschner
v Traksi kepala atau tengkorak
v Perangkat halo (lingkaran)
40
Fiksasi pakai inplant
Internal fikasasi (ORIF)
o Plate/ skrew
o Intra medular nail Kuntsher
Nail
Ekternal fiksasi (OREF)
41
• That cannot be reduced except by operation
• That inherently unstable and prone to redisplacemaent after reduction (mid shaft forearm)
• That unite poorly and take long time (femoral neck)
• Pathological
• Multiple
• In patients who prsent nursing difficulties (paraplegics, multiple injuries and very elderly
ORIF (OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION)
42
OREF (OPEN REDUCTION EXTERNAL FIXATION)
• Associated wih severe soft tissue damage
• Associated with nerve or vessel damage
• Severely comminuted and unstable
• Fraktur pelvis
• Infected
POST TERAPI(REHABILITASI)
Tujuan rehabilitasi yakni untuk mengembalikan ke fungsi normal/ semula
Untuk membantu pasien agar hidup dengan disabilitas yang masih tertinggal.
Mengembalikan fungsi organ fraktur kembali normal
Otot supaya jangan atropi (mengecil)
Isometric Exersice
Isotonik Exersice
Sendi supaya jangan kaku
Bentuk latihan
Latihan sendiri
Bantuan orang lain (Fisioterapist)
Perangsangan Elektrik & Physical Therapy
43
Komplikasi
Intra Terapi
Post Terapi
Komp. Lain
44
KOMPLIKASI INTRA TERAPI .......
• Rasa tidak enak pada tubuh, bisa disebabkan karenatekanan kulit atau pakaian, gips yang ketat
• Iritasi kulit dan luka yang disebabkan oleh penekanan
• Thrombophlebitis (karena immobilisasi)
• Emboli pulmonari
• Shock dan perdarahan
• Compartmen syndrome
• Infeksi (Osteomyelitis)
• Gangguan pertumbuhan (Fraktur Epifise)
45
Compartmen syndrome
Gangguan perdarahan bagian distal dari area fraktur
karena bendungan akibat peningkatan tekanan intra
compartment sekitar fraktur
Penyebab Internal/ Ekternal (balutan sangat
ketat)
Gejala P5
o Pulselessness (Nadi melemah)
o Pain saat ektensi.
o Pallor (pucat) (Slow capillary return).
o Paresthesia.
o Puffiness (edema).
Penanganan
o Lepaskan spalk, Elevasi
o Fasciotomi
46
SYNDROMA EMBOLI LEMAK (FAT EMBOLI SYNDROME) (FES)
Lemak sumsum tulang masuk pembuluh
darah dan menyumbat di jantung, paru, otak
kematian
Sering dari fraktur panggul atau fraktur
femur
Gejala timbul sesudah 12-36 jam dengan:
o KU memburuk
o Timbul bintik- bintik dikulit
o Coma , hypoxia
Prognosa Jelek47
KOMPLIKASI POST TERAPI .......
Kecacatan :
o Ukuran pendek
o Bentuk bengkok
o Sendi kaku
o Jalan pincang
o Amputasi dll.
Masalah saat penyambungan tulang:
Malunion : Keadaan dimana tulang yang patah
telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya,
membentuk sudut atau miring.
Delayed union dan non union : Sambungan tulang
yang terlambat dan tulang yang patah yang tidak
menyambung kembali
48
49
KOMPLIKASI LAIN .......
• Nekrosis avaskuler tulang
• Reaksi terhadap alat fiksasi
interna
50
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
• Data dasar terdiri dari : nama klien, usia, jenis kelamin,agama, pendidikan.
• keluhan utama saat pengkajian : nyeri, pusing
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit sekarang
• Pemeriksaan fisik
51
• Aktifitas
• Kehilangan fungsi motorik pada bagian yang fraktur
• Kesulitan istirahat akibat nyeri
• Sirkulasi
• Hipovolemia
• Takikardi
• Penurunan nadi distal
• Kapilery refill melambat
• Kulit pucat
• Hematoma pada sisi cedera
52
• Neurosensori
• Hilang gerak/sensasi, spasme otot, kesemutan
• Deformitas lokal, pemendekan, krepitasi, spasme
otot, kelemahan
• Nyeri /ketidaknyamanan
Nyeri berat saat cedera hilang dg imobilisasi
• Keamanan
• Laserasi kulit, perdarahan, perubahan warna kulit
• Pembengkakan lokal
53
• Pemeriksaan penunjang atau diagnostik
Pemeriksaan rontgen : menentukan luas, lokasi,
jenis fraktur
Scan tulang , tomogram, scan CT/ MRI : tingkat
keparahan dan identifikasi tk kerusakan jaringan
lunak
Arteriogram : bila ada kerusakan vaskuler
Hitung darah lengkap
Kreatinin
Profil koagulasi
54
55
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Nyeri ( akut) berhubungan dengan cidera pada tulang atau jaringanlunak
• Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangkaneuro muskular; nyeri.
• Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan frakturterbuka; bedah perbaikan; pemasangan traksi.
• Resti kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahanaliran darah; emboli lemak.
• Resti infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahananprimer; terpajan pada lingkungan.
• Resti disfungsi neuro vaskular perifer berhubungan denganpenurunan aliran darah (cidera vaskular; edema berlebihan;pembentukan trombus; hipovolemia)
56
NYERI ( AKUT)
• Pertahankan imobilisasi bagian yg sakit (gips, bebat)
• Tinggikan ekstremitas yg sakit
• Evaluasi nyeri
• Berikan obat sebelum perawatan latihan
• Lakukan ROM aktif/pasif
• Dorong penggunaan manajemen stress : nafas dalam,imajinasi dll
• Observasi keluhan nyeri yang tidak biasa/tiba2/tidak hilangdg analgesik
• Kolaborasi : kompres dingin, berikan analgesik sesuai order
57
KERUSAKAN MOBILITAS
• Kaji derajat imobilisasi
• Lakukan ROM aktif /pasif
• Lakukan latihan isometrik dimulai dengan bagian yg
sakit
• Bantu klien dalam mobilisasi
• Ubah posisi secara periodik serta lakukan latihan batuk
dan nafas dalam
• Kolaborasi : konsul pada ahli terapi fisik
58
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
• Kaji kulit dari adanya benda asing, kemerahan,
perdarahan, perubahan warna (kelabu/memutih)
• Masase kulit dan area tonjolan tulang
• Ubah posisi dg sering
• Observasi area yang beresiko tertekan saat klien
diimobilisasi dengan gips
• Catat adanya nyeri tekan saat klien menggunakan
gips/traksi
59