Post on 19-Jul-2015
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 1/13
MEMBANGUN KARAKTERISTIK GERAKAN
KEORGANISASIAN
Mahasiswa adalah subjek utama dalam membanun kultur akademik, hal itu dapat diukur dengan pertimbangan bahwa secara kuantitas mahasiswa adalah mayoritas bila
dibandingkan dengan dosen atau pimpinan fakultas dan universitas, kemudian mahasiswa
adlah “anak muda” yang memiliki kemandirian berpikir dan berbuat, dan mahasiswamerupakan subjek-subjek yang secara langsung menjalani proses pendidikan dan
pengajaran di kampus-kampus.
Mengkondisikan kampus dengan satu perspektif saja, apakah itu perspektif pimpinan
universitas, perspektif dosen dalam sistem perkuliahan yang masih berparadikma dosencentries yang akan menghambat proses kematangan keilmuan kader-kader mahasiswa dan
berakibat semakkin jauhnya kader-kader mahasiswa dari kesadaran akan tanggung
jawabnya sebagai agent of social changeHal demikian juga akan hanya menciptakan iklim masyarakat kampus yang individu-
indiviunya jauh dari kesadaran sampai dimana dirinya dan mayarakatnya berjalan dank e
arah mana berjalannya itu. Mental perubahan terbentuk dari bangunan paradikma yangdibangun pada pikiran dan hati sanubari para kader, dan kultur akademik seolah
mengambil porsinya tersendiri dalam bangunan paradikma para kader. Dalam hal ini kita
bersepakat bahwa iklim an atau bangunan kultur akademik di kampus-kampus memiliki
porsi ang dominant dalam menentukan bangunan paradigma yang akan menentukan mental perubahanyang terbangun dalam setiap pribadi para kader mahasiswa.
Kondisi masyarakat kampus yang demiian, membentuk bangunan kultur akademik yang
hanyut dalam hanya satu arus pemahaman tentang sperti apaidealnya karakter akademisiyang menghuni basis-basis kaum intelektual muda mahasiswa kampus yaitu pemahaman
bahwa mahasiswa hanya kuliah dan mengejar indeks prestasi tinggi, tanpa ada kondisi
yang memungkinkan untuk merubah pemahaman tersebut kearah pemahaman bahwa
mahasiswa adalah satu identitas yang membentuk karakter individu yang menyandangidentitas tersebut dekat dengan semua permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tidak bias ditawar-tawar lagi, inilah sejatinya identitas mahasiswa.
Kemudian sistem perkaderan yang seperti apa yang dapat melahirkan melahirkan kader-kader yang memiliki karakter kuat untuk menjadi motor penggerak kearah perubahan
tatanan social yang lebih berkeadilan ditengah dinamika ekonomi, soial dan politik bangsa
hari ini.Sebagai sebuah gerkan mahasiswa, imm sudah menginjak di usia yang ke 44, dimana usia
tersebut seharusnya menjadi usia yang diidentikkan dengan fase kematangan. Baik
kematagan tentang gerakan, sikap organ dan juga matang dalam berpikir. Itu adalah sebuahkondisi yang normal, namun tidak demikian yang terjadi di imm. Karena sejarah telahmencatat bahwasanya gerak ikatam ini sering kali limbung bahkan mengalami koma (untuk
tingkatan DPP) selama beberapa decade. Praktis jika kita menakar kembali kehadiran imm
di kancah pergerakan, kita harus mengakui bahwasanya kita masih polos. Dan akibat darikepolosan itulah, kader-kader imm mudah diombang-ambingkan keadaan, mudah terseret
arus yang sengaja di hembuskan ole gerakan lain, ata bahkan yang paling memilukan
adalah terjadinya migrasi kader secara berjamaah ke organ gerakan lain seraya mengatakan
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 2/13
imm tidak jelas mabda’nya, imm tidak jelas kelaminnya bahkan lebih tragis lagi dikatakan
imm tidak islami, kiri anti masjid bahkan kafir.permasalahan diatas adalah realitas
meskipun untuk saat ini kejadian seperti itu semakin menyusut.Sebagai sebuah gerakan mahasiswa, imm mengambil segmentasi di wilayah intelektual,
wilayahdakwah dan wilayah social yang mana merupakan hasil pembacaan yang
mendalam para “the founding fathers” kita dan juga sebagai anitea dari gerakankemahasiswaan yang ada pada saat itu. Oleh karena itu, imm menjadi orgaisasi yang unik
karena sifat gerakannya yang membumi melalui ggerakan dakwah dan gerakan social serta
gerakan yang sifatnya elite melalui gerakan intelektual. Namun secara perlahan imm sendiri mengalami stagnasi.merosotnya pamor imm,
mudahnya imm kehilangan kader bahkan dipandang sebelah mata kehadirannya menjadi
hal yang harus segera dibenahi.
Setidaknya ada beberapa hal yang melatar belakangi mengapa gejala tersebut mewabah ditubuh imm.antara lain:
Lemahnya trintas di tubuh kader
Secara normative bias kita petakan dari wilayah gerak di atas menjadi ranah-ranah
intelektualiatas, religiusitas dan humanitas. Ranah-ranah ini yang kemudian mengkristaldalam tubuh imm engan sebutan trinitas imm atau dengan nama lain tri kompetensi dasar
imm. Lemahnya trinitas dalam tubuh imm bias menjadi indikasi awal dari lemahnya
loyalitas dan militansi seorang kader. Sebagai contoh, ambillah parameter tentangreligiusitas seorang kader. Dijelaskan bahwa seorang kader imm harusnya mempunyai
pemahaman dan implementasi aqidah yang bulat dan utuh, tertib dalam ibadah serta
berpemahaman agama yang inklusif, pluralis, egaliter dan liberal. Hal innilah yang sering
menjadi titik lemah imm, sehingga mudah dimanfaatkan oleh gerakan lain untuuk menjudge bahwa imm tidak islami, imm kering akan sentuhan ruhiyah dan sepiritual, anti
syari’at ahkan kafir. Stigma negative atau black campaigne ini jelas-jelas merugikan imm,meskipun harus jujur kita akui bahwasanya hal tersebut tidak sepenuhnya benar dan jugatidak sepenuhnya salah.
Contoh lain adalah parameter intelektualitas, dimana kader imm harus bersemangat
individuasi yakni proses pemaksimalan potensi diri melalui proses membaca, menulis dan berdiskusi bias disebut segitiga intelektual, tanpa adnya pembatasan wacana. Potensi ini
juga belum tergarap secara maksimal karena banyak kader yang enggan membiasakan diri
untuk melakukan individuasi, minimal membaca. Bahkan anggaran untuk membeli buku pun tak tersedia karena lebih senang dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan perut dan
gaya hidup hedonis/
Pluralitas di tubuh imm adalah sebuah realita. Kita bias menyaaksikan beraneka ragam
tipikal kader dari segi pemikiran, tampilan lahiriyahhingga asal muasal organisasi. Bukanhal yang aneh jika ada kader imm yang gandrung dengan wacana kanan maupun kekiri-
kirian. Bukan hal yang aneh pula jika ada sebagian kader imm berbaju koko atau bergamis
serta bercelana cingkrang dan sebagian kader yang lain berkaos oblongbergambar cheGuevara dan bercelana jeans. Bukan hal yang aneh jika ada immawati berjilbab besar dan
bercadar ataupun berjilbab kecil. Namun manajemen dan transformasi akan keragaman
kader ini sering kali macet karena factor intern immsendiri yaitu ketidaksiaan dan ketidak- pede-an para pimpinan untuk menerima dan membimbing kader-kader potensial ini.
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 3/13
Persoalan diatas adalah sebuah realitas dan kita tidak bias menutup mata akan hal itu.
Untuk itu ada beberapa hal yang bias dilakukan untuk menambal kelemahan-kelemahan
yang terjadi di imm.
Penguatan trinitas imm
Trinitas imm adalah salah satu modal dari pijakan kuat bagi imm untuk membangun
gerakannya. Parameter-parameter yang telah dijelaskan diatas bias menjadi acuan dalam
proses didik diri kader. Penggalia terhadap nilai-nilai ideologis (islam, muhammadiyah danimm) harus senantiasa dilakukan, tanpa meninggalkan sisi ritual yang menjadi
kewajibanbagi seorang muslim. Atau jika perlu, sebagai penguat spiritkeberagamaandi
tubuh imm di lakukan sholat lail berjama’ah sebagai sebuah tradisi baru bagi kader-kader imm. Karena kita pun harus jujur, bahwasanya shalat lail di kalangan imm belum
membudaya dan hanya menjadi pelengkap ketika prosesi DAD berlangsung (itu pun masih
jarang atau belum optimal)
Selain itu pemanfaatan masjid sebagai sentra kegiata imm bias menjadi pemupus stigma
negative imm yang katanya gerakan kiri atau anti majid dsb. Dan ini bias menjadi tiik awalkembalinya masjid-masjid di kampus PTM ke pangkuan imm.
Pengaktifan kembali ruang-ruang diskusi sebagai aplikasi “segitiga intelektual” biasmenjadi titik awal kebangkitan intelektual imm. Proses pertukaran wacana akan semakin
mempercepat kematangan intelektual seorang kader. seperti format gerakan intelektual
“baret merah” yang konsisten dijalankan PC IMM Sukoharjo.
Perbaikan sistem kaderisasi imm
Kaderisasi menjadi bagian terpening dari sebuah keberlangsungan gerakan seperti halnya
imm.. kader sebagai penopang organisai jangan sampai terabaikan keberadaan dan
kebutuhannya. Sebagian besar motif seseorang unuk masuk di imm adalah karena factor keinginan mengenal islam lebih dalam. Hal ini adalah sah dan wajar bagi seorang anggotaimm . untuk itulah sudah menjadi kewajiban bagi para pimpinan memfasilitasi kebutuhan
kader terebut. Untuk itulah dibutuhkan suatu perangkat kurikulum yang berisi materi-
materi perkaderan yang sistemik. Dimana nantinya, kurikulum ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi pelaksanaan perkaderan yang sifatnya non formal dan bisa dilaksanakan
seminggu sekali. Hal ini bisa menjadi solusi atas kebuntuan proses perkaderan formal kita.
Selain itu bisa menjadi pola interaksi yang dekat dan menyentuh sisi afektif seorang kader karena adanaya proes pemenuhan kebutuhan yang memang diharapkan seorang kader.
Paparan diatas adalah setitik ikhtiar bagi imm. Gerakan tanpa adanya evaluasi dan sikap
kritis akan melahirkan status quo yang akan mematikan gerakan itu sendiri.
Mentransformasikan kesalehan individu menuju kesalehan social mutlak dilakukansebagaimana yang dicontohkan rosulullah SAW dan menjadi cirri dari intelektual profetik.
Anggun dalam moral unggul dalam itelektual dan santun dalam aksi social tidak hanya
menjadi jargon saja, melainkan menjadi realia gerakan imm. Zikir, Fikir Dan Ikhtiar adalahamunisi bagi gerakan ikatan.
Sebuah Perjuangan Gerakan Mahasiswa
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 4/13
“Hendaknya perjuangan kita harus didasarkan pada kesucian. Dengan demikian,
perjuangan kita merupakan perjuangan antara jahat dengan suci itu senantiasa mendapat
pertolongan dari Tuhan. Apabila perjuangan ini pun akan terwujud, perjuangan antarakekuatan lahir melawan kekuatan batin dan kita percaya kekuatan batinlah yang akan
menang.
Deretan kata diatas merupakan suara-suara perjuangan dan pergerakan yang
dikumandangkan oleh Jendral Soedirman. Sebuah perjuangan suci menuju tercapainya
kemerdekaan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Begitulah para pemimpin bangsadengan satu misi yang lahir murni dari hatinya memperjuangkan bangsa walau harus
mengorbankan nyawanya sendiri demi satu tujuan merdeka atau mati.
Pasca kemerdekaan perjuangan dilanjutkan bagaimana mempertahankan dan mengisi sertamembangun bangsa ini. Disinilah diharapkan adanya regenerasi pemimpin bangsa dan
adanya transformasi ilmu sehingga mencetak kader – kader intelektual ( baca ;
mahasiswa ) sebagai leader untuk menyuarakan dan memajukan negara.
Menilik problem yang terjadi sekarang kaum intelek atau mahasiswa merupakan penggerak
dalam dinamika kehidupan bangsa, pilar dalam keberlangsungan dan kemajuan negara dimasa mendatang, sebagai agent of change. Mobilisasi pergerakan mahasiswa setiap
angkatan mempunyai tantangan dan hambatan yang berbeda. Tapi kobaran api semangat
mahasiswa takkan pernah padam sepanjang nilai – nilai kebenaran masih terinjak –terinjak oleh kediktatoran. Kita dapat berkaca dengan suksesnya gerakan mahasiswa dan
keberhasilan target serta tuntutan dari mahasiswa. Seperti gerakan mahasiswa Argentina
dalam menggulingkan diktator Juan Veron. Begitu juga di Indonesia gerakan mahasiswa 66
menggulingkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup dan gerakan 98 melengserkankekuasaan Orde Baru ( baca : Soeharto ) dengan militeristik dan represif.
Begitu besarnya perjuangan dan tingginya semangat juang mahasiswa demi terwujudnyatujuan keinginan dan misi yang satu yaitu perubahan yang lebih baik. Walaupun
dilatarbelakangi oleh lembaga – lembaga mahasiswa yang berbeda, tetapi gerakan
mahasiswa tetap bersatu padu tanpa mengedepankan egoisme individu, kelompok maupunlembaganya.
Pasca Reformasi, dimana setiap orang bebas menyuarakan pendapatnya dan diharapkan
mahasiswa bisa menempatkan dirinya sebagai leader dan agent of change serta promotor dalam menyuarakan kepentingan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Tetapi
realitanya gerakan mahasiswa memudar pasca reformasi. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kemerosotan pergerakan mahasiswa.
Pertama, mahasiswa yang dilatarbelakangi dengan lembaga- lembaga kemahasiswaan yang
berbeda baik internal maupun eksternal kampus belum sepenuhnya memahami dan
menelaah lebih dalam makna, hakikat dan tujuan pergerakan itu. Adanya egoisme lembaga
sehingga belum terciptanya kesepahaman dan kesatuan misi dalam pergerakan mahasiswa
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 5/13
dewasa ini.
Untuk itu perlunya membangun pemahaman terminal akhir dan kesatuan mengisi dalam
pergerakan. Oleh karena itu melalui konsolidasi para tokoh pergerakan mahasiswa perlumembangun jembatan hati dan membahas pokok – pokok permasalahan baik kebijakan
dan kasus Hak Asasi Manusia (HAM) yang tidak berpihak pada masyarakat.
Kedua, gerakan mahasiswa bukan lagi murni menyuarakan kepentingan masyarakat.
Politik praktis merebak dan menular kedalam civitas akademika kampus. Ini akan
mengurangi independensi mahasiswa sebagai kaum intlektual. Para politikus busuk dan bandit-bandit yang hanya mementingkan diri dan kelompoknya menjadikan mahasiswa
sebagai boncengan untuk mencapai tujuanya. Banyaknya organisasi yang dijadikan
organisasi sayap bagi partai politik dan sebagai basis dalam memperjuangkan misi
partainya. Ini telah menciderai filosofis pendidikan itu sendiri yaitu pendidikan, penelitiandan pengabdian ( Tri Dharma Perguruan Tinggi ).
Ketiga, banyaknya gerakan mahasiswa yang dimanfaatkan oleh stakeholder ( pihak
berkepentingan ). Dalam setiap gerakanya baik dalam hal menyerahkan kebijakan dankasus yang terjadi di masyarakat membuat mahasiswa dijadikan basis massa untuk
pergerakan, padahal mereka tidak memahami hakikat dan makna pergerakan itu sendiri,sehingga timbullah gerakan yang radikal dan represif dalam menyalurkan aspirasi dan
protes.
Keempat, sifat acuh tak acuh dari sebagian mahasiswa. Realitanya kebanyakan mahasiswa
hanya kuliah mengikuti mata kuliah yang ada tanpa melihat keadaan sosial masyarakat saat
ini. Kurangnya rasa peduli bagai terkikis oleh zaman. Perlunya pedidikan berbasis moral
untuk meningkatkan rasa sosial dan peka terhadap keadaan masyarakat demimengembalikan marwah mahasiswa.
Kelima, terkekangnya kreatifitas dan kekuatan mahasiswa oleh sistem birokrasi yangmembunuh semangat juang mahasiswa. Oleh karena itu perlunya perlawanan , kesatuan
gerakan dalam memperjuangkan dan menyuarakan kepentingan mahasiswa sehingga dapat
mengembangkan dirinya dan meningkatkan kepedulian sosial dan menentang setiapkebijakan dan kasus yang melanggar kepentingan masyarakat dan HAM.
ARTIKEL
PERGERAKAN MAHASISWA
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 6/13
Oleh :
Nama : Maskhun Sofwan
NIM : 5201409083
Prodi : Pend Teknik Mesin, S1
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ARTIKEL
PERGERAKAN MAHASISWA
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 7/13
Oleh :
Nama : Dedi Fasudin
NIM : 5311309004
Prodi : Teknik Elektro, D3
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
Seluruh Komponen Gerakan Mahasiswa Bergabung
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 8/13
Para mahasiswa dari seluruh organ/komponen gerakan massa bergabung dan
melakukan aksi di beberapa titik strategis di Jakarta pada hari Selasa, bertepatan dengan
dimulainya Sidang Istimewa. Kegiatan serupa juga dilakukan mahasiswa di daerah-daerah,seperti di Surabaya, Semarang, Serang, Yogyakarta dan Bandung.
Di Jakarta, di seputar Jalan Diponegoro, ratusan mahasiswa sudah memadati arealtersebut sejak pagi, guna mengikuti acara mimbar bebas yang akan dilakukan di halaman
Gedung FKUI Salemba.
Sedangkan komponen mahasiswa dari Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan
Demokrasi (Famred) juga mengkonsolidasikan massanya dengan menggelar acara
Peringatan Hari Pahlawan di halaman Kampus YAI Salemba, sambil menunggu rekan-rekan mahasiswa dari berbagai kampus yang tergabung dalam organ tersebut.
Menurut Abdullah dari Famred, agenda aksi yang dilakukan rekan-rekannya Selasa
pagi adalah menggelar mimbar bebas di seputar Jalan Diponegoro dengan target memasuki
Tugu Proklamasi yang pada saat ini masih dikuasai oleh kelompok massa yang memilikivisi berbeda dengan mahasiswa, yaitu mendukung SI MPR .
Sedangkan mahasiswa dari Forum Kota (Forkot) bergerak dengan menggunakan
puluhan bus untuk melakukan pawai turun ke jalan guna mensosialisasikan tuntutan
mereka yang secara tegas menolak SI MPR dan meminta dibentuk pemerintahan transisiyang lebih demokratis dan sesuai aspirasi serta keinginan seluruh bangsa Indonesia.
Sementara massa mahasiswa dari Komrad (Komite Aksi Mahasiswa Reformasi
Anti Dwifungsi) pagi itu berada di Gedung LBHI Jakarta yang mereka jadikan posko untuk
melakukan gerakan aksi. Sedangkan komponen mahasiswa yang tergabung dalam Forum
Bersama (Forbes) masih berkonsolidasi mengatur agenda gerakannya.
Aksi yang dilakukan seluruh komponen mahasiswa di Jakarta pada hari ini tidak
membawa bendera yang mengatasnamakan gabungan dari seluruh aksi kegiatan, akan
tetapi terpisah dari seluruh komponen pergerakan. Namun, mereka sepakat untuk terus berkonsolidasi dengan teman-temannya yang lain dengan tuntutan dan agenda yang sama
yaitu menolak Sidang Istimewa MPR.
Komite Rakyat
Dari Surabaya dilaporkan, aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa PTN, PTS, SBSI dan
kawula muda lainnya, yang tergabung dalam Komite Rakyat Surabaya (KRS), dipusatkandi sekitar Tugu Pahlawan, Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa (10/11) pagi.
Para pengunjuk rasa yang lengkap mengenakan jaket almamater bergerak dari
kampus, serta posko mereka masing-masing menuju Tugu Pahlawan, dengan mengendarai bus-bus kampus, bus Damri serta sepeda motor.
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 9/13
Keberangkatan mereka menuju Tugu Pahlawan secara tertib, mendapat perhatian
dari warga kota Surabaya. Di berbagai jalan yang dilalui, para mahasiswa dan kawula muda
itu melambaikan tangan. Masyarakat membalasnya dengan lambaian tangan pula.Sementara pusat-pusat perbelanjaan yang dijaga ketat aparat keamanan, tetap buka seperti
biasa.
Tuntutan para mahasiswa dan kawula muda tetap, menuntut pertanggungjawaban
mantan Presiden Soeharto untuk diadili, atas dosa kejahatan politik dan ekonomi. Habibietidak berhak menjadi Presiden karena Tap MPR yang mengangkat Pak Harto masih belum
dicabut.
Di sisi lain mereka menuntut segera dibentuknya presidium negara, yangmelibatkan pemimpin umat beragama/agamawan. Presidium itu dimaksudkan untuk
menghindari konflik yang lebih luas lagi.
Berbagai Catatan
Ribuan mahasiswa berbagai perguruan tinggi di Semarang, Selasa (10/11) pagi
menggelar unjuk rasa di halaman DPRD tingkat I Jawa Tengah, Jl Pahlawan Semarang.Mereka mendukung SI MPR, dengan berbagai catatan.
Seperti, seluruh bangsa Indonesia harus senantiasa mewaspai bahaya laten komunis
dan ateisme. Kemudian liberalisme yang berkedok reformasi, dan menunggangi isu
reformasi dalam tindakan-tindakan yang anarkisme, harus mendapat perhatian serius.
Namun demikian, mahasiswa mendukung 3 agenda politik nasional yang
dibicarakan dalam SI MPR, pelaksanaan Pemilu 99 yang jujur dan adil (jurdil), dan SU
MPR 99 untuk menetapkan GBHN.
Ketua Senat Mahasiswa Politeknik Semarang, Fajar Setya Rachman mengatakan,mahasiswa mendesak pemerintah segera menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM,
dihapuskannya Dwifungsi ABRI, dan meminta pertanggungjawaban Soeharto secara
hukum, politik maupun aministratif. Agenda ini tidak bisa ditunda-tunda lagi, jika tidak ingin situsi bertambah parah.
Mahasiswa yang berbondong-bondong dengan naik kendaraan bak terbuka yang
terus berdatangan di halaman DPRD itu, tidak banyak mengalami hambatan. Bahkan ketika
rombongan pertama masuk halaman gedung "Berlian" tempat para wakil rakyat Jawa
Tengah berkantor sekitar pukul 09.00, tidak terlihat penjagaan aparat berseragam, kecualiyang berpakaian preman. Baru setelah ratusan mahasiswa memadati halaman DPRD
dengan gegap gempita berorasi, aparat keamanan berdatangan ke lokasi tersebut.
Sementara dari Yogyakarta diberitakan, sekitar 100 mahasiswa yang menamakandiri kelompok Kobaran (Komite untuk Bangsa Bumi Rakyat dan Anak Negeri) bersama
HMI dan Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan (KPRP) Selasa (10/11) pagi
melakukan aksi unjuk rasa di Bundaran UGM. Aksi ini menuntut Sidang Istimewa agar
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 10/13
berlangsung aspiratif. Sidang Istimewa juga dituntut agar mengadili mantan Presiden
Soeharto.
Dalam orasi dan mimbar bebas, para mahasiswa diminta agar Soeharto dikenaihukuman karena telah melakukan banyak tindak kekerasan selama menjadi presiden.
Puluhan poster dan spanduk diacung-acungkan mahasiswa yang minta agar Sidang
Istimewa MPR menghasilkan putusan dan ketetapan yang aspiratif. Selain itu mahasiswa
juga menuntut penghapusan dwifungsi ABRI, bahkan mereka bertekad akan terus berkemah di Kampus UGM sebagai tanda keprihatinan jika dwifungsi ABRI tidak menjadi
agenda Sidang Istimewa.
Dari Serang dilaporkan, sekitar 400 pengunjuk rasa dari Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) bersama generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) Banten, memasukigedung Karesidenan Banten di kota Serang, hari Senin (9/11). Petugas dari Polres setempat
lebih cepat mencegat mereka, sehingga para pengunjuk rasa hanya menduduki halaman dan
teras gedung tersebut.
Ketua NU Cilegon, Makmur Salabi dalam mimbar bebasnya mengatakan ABRIdirasakan terlambat menangani kasus ninja di Banyuwangi, sehingga kini merembes ke
wilayah Banten.
Sedikitnya 100 mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI) Banten juga mengadakan unjuk rasa di halaman gedungDPRD Serang menuntut agar dwifungsi ABRI dicabut serta teror ninja di Banten segera
diatasi. "Lihat saja banyak anggota ABRI di DPRD ini yang masih berfungsi, termasuk
Bupati Serang juga masih ABRI. Kasus pembantaian Aceh, Tanjungpriok, Lampung dan
Banyuwangi merupakan bukti kesalahan ABRI," ujar Hasan Basri dan Solihin Abbas yangmasing-masing sebagai ketua dan sekretaris KAMMI Banten dalam mimbar bebasnya.
Kawal Gedung RRI
Sekitar 300 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bandung melancarkanaksi unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro Bandung, Selasa pagi. Dalam
aksinya mereka menuntut menolak Habibie, cabut dwifungsi ABRI dan cabut asas tunggal
serta turunkan harga.
Sementara itu sekitar 100 mahasiswa Universitas Pasundan juga melakukan aksi
unjuk rasa dengan tuntutan yang sama di kampusnya. Begitu juga dengan ratusanmahasiswa lainnya dari Universitas Padjadjaran, Universitas Binayah Mukti dan IAIN
Bandung dari kampus kawasan Jatinangor Kabupaten Sumedang, juga bergabung di
Gedung DPRD Jabar.
Di Kantor RRI Bandung (sekitar 100 meter dari Gedung Sate) saat itu juga dalam
penjagaan ketat petugas keamanan. Pengamanan ini dilakukan untuk mengantisipasi
ratusan mahasiswa yang berada di Gedung Sate yang dikhawatirkan akan menduduki
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 11/13
gedung tersebut. Sejumlah aparat keamanan tampak berjaga-jaga di sekitar lokasi Gedung
Sate, untuk menjaga kemungkinan aksi demonstrasi akan meluas keliling kota Bandung.
ARTIKEL
5/16/2018 ARTIKEL BEM - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-bem 12/13
PERGERAKAN MAHASISWA
Oleh :
Nama : Irwan Subandi
NIM : 5311309003
Prodi : Teknik Elektro, D3
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009