Ruu Pemira Bem Sttnas

17
UNDANG-UNDANG DEWAN MAHASISWA NOMOR ... TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN UMUM MAHASISWA PARLEMENTER MAHASISWA DEWAN MAHASISWA

description

RUU Dewan Mahasiswa STTNAS Yogyakarta (Parlementer Mahasiswa) tentang PEMIRA MAHASISWA

Transcript of Ruu Pemira Bem Sttnas

Page 1: Ruu Pemira Bem Sttnas

UNDANG-UNDANG DEWAN MAHASISWA

NOMOR ... TAHUN 2015

TENTANG

PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PARLEMENTER MAHASISWA

DEWAN MAHASISWA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

Page 2: Ruu Pemira Bem Sttnas

UNDANG-UNDANG DEWAN MAHASISWANOMOR ... TAHUN 2015

TENTANGPEMILIHAN UMUM MAHASISWA

Menimbang: a. Bahwa pemilu mahasiswa merupakan media untuk melakukan pergantian pengurus dalam pemerintahan mahasiswa, terutama pemilihan Presiden Mahasiswa.

b. Bahwa pemilu mahasiswa perlu diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan partisipasi mahasiswa seluas-luasnya, dan dilaksanakan berdasarkan atas asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

c. Bahwa pemilu mahasiswa harus mampu menjamin prinsip pemerataan, keterwakilan ,akuntabilitas, legalitas, dan legitimasi.

d. Bahwa pemilu mahasiswa perlu diselenggarakan berdasarkan peraturan yang jelas, transparan, dan mengikat.

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) sampai dengan (d), perlu membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Pemerintahan Mahasiswa STTNAS-Yk.

Mengingat: a. Undang-Undang Dasar 1945.b. Undang-Undang RI No. .................... tentang Sistem Pendidikan

Nasional.c. Peraturan Pemerintah No.........................., tentang Pendidikan

Tinggi.d. Kep. Mendikbud RI No. 155/ 1998 tentang Pedoman Umum

Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.e. Kep. Mendiknas RI No. 170/U/2000, tentang Statuta Universitas.f. Hasil Kongres Mahasiswa V STTNAS-Yk.

Memperhatikan: Hasil-hasil Rapat Dewan Mahasiswa dalam sistem Parlementer Mahasiswa STTNAS-Yk.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : Undang-undang Nomor ..................... tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

Page 3: Ruu Pemira Bem Sttnas

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:1. Pemilihan Umum Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta yang

selanjutnya disebut Pemilu Raya STTNAS-Yk adalah sarana pelaksanaan kedaulatan pemerintahan mahasiswa yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Organisasi Pemerintahan Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.

2. Pemilu Raya STTNAS-Yk adalah Pemilu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa dan/atau Presiden Mahasiswa.

3. Dewan Mahasiswa, selanjutnya disingkat DEMA, adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa di tingkat Institusi STTNAS-Yk sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK) STTNAS-Yk.

4. Dalam pelaksanaan pemilu raya, DEMA bertindak sebagai lembaga peradilan yang bertugas menindaklanjuti serta mengadili pelaku tindak indisipliner terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di keorganisasian mahasiswa.

5. Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa STTNAS-Yk yang selanjutnya disingkat Presma dan Wapresma adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa di tingkat Institusi STTNAS-Yk sebagaimana dimaksud dalam Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK) STTNAS-Yk.

6. Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa selanjutnya disingkat KPUM adalah panitia penyelenggara Pemilu di tingkat Institusi STTNAS-Yk yang bersifat independen dan mandiri.

7. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disebut TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.

8. Panitia Pengawas Pemilu, selanjutnya disebut Panwaslu adalah panitia yang dibentuk oleh DEMA untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di tingkat Institusi STTNAS-Yk.

9. Pemilih adalah seluruh mahasiswa aktif STTNAS-Yk.10. Peserta pemilu adalah Kandidat yang selanjutnya disebut sebagai Capresma dan

Cawapresma. 11. Kampanye Pemilu adalah kegiatan Kandidat untuk meyakinkan para pemilih dengan

menawarkan visi, misi, dan program.12. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat KPPS adalah

Panitia Pemungutan Suara yang ditunjuk oleh KPUM.

BAB IIASAS, PELAKSANAAN, DAN LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

Bagian KesatuAsas

Pasal 2Pemilu dilaksanakan secara efektif dan efisien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Page 4: Ruu Pemira Bem Sttnas

Pasal 3Pemilu diselenggarakan untuk memilih Presiden Mahasiswa dan/atau Presiden Mahasiswa sekaligus Wakil Presiden Mahasiswa.

Pasal 41. Pemilu dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali.2. Tahapan penyelenggaraan Pemilu meliputi:

a. pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih;b. pendaftaran kandidat dan/atau calon kandidat;c. Penjaringan kandidat;d. penetapan kandidat;e. masa kampanye;f. masa tenang;g. pemungutan dan penghitungan suara;h. penetapan hasil pemilu; dani. pelantikan.

3. Pemungutan suara dilaksanakan pada hari yang telah ditetapkan oleh KPUM.

Bagian KeduaPelaksanaan

Pasal 5Pemilu dilaksanakan dengan sistem distrik berwakil dengan membagi 100% suara menjadi 6 (enam) TPS sesuai dengan jumlah jurusan di Institusi STTNAS-Yk.

Bagian KetigaLembaga Penyelenggara

Pasal 61. Pemilu diselenggarakan oleh KPUM.2. Pengawasan penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan oleh Panwaslu.

Pasal 7KPUM adalah pelaksana teknis Pemilu Raya STTNAS-Yk yang bersifat Independen dan mandiri.

Pasal 8Wewenang KPUM adalah menyusun peraturan teknis pelaksanaan Pemilu Raya.

Pasal 9KPUM bertanggungjawab kepada Ketua STTNAS-Yk yang diketahui oleh Ketua DEMA melalui Panwaslu.

Pasal 10KPUM dibentuk pada Kongres Mahasiswa dan/atau secara kondisional sesuai dengan kesepakatan dalam permusyawaratan diluar Kongres Mahasiswa yang diselenggarakan oleh DEMA yang kemudian ditetapkan oleh Ketua STTNAS-Yk.

Page 5: Ruu Pemira Bem Sttnas

Pasal 11Pembentukan KPUM dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yang diantaranya :1. Pembentukan KPUM diluar Kongres Mahasiswa STTNAS-Yk dilakukan pada rapat

DEMA bersama dengan BEM, HMJ dan UKM, dengan ketentuan :a) Anggota KPUM adalah mahasiswa aktif pada semester berjalan yang telah mendaftar

dan lulus seleksi oleh DEMA, dengan jumlah menyesuaikan/sesuai kebutuhan.b) Kepanitiaan KPUM minimal terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang

Bendahara dan seorang koordinator pelaksana.c) Pembentukan kepanitiaan KPUM ditetapkan melalui rapat pemilihan yang dihadiri

minimal 2/3 (dua pertiga) anggota DEMA.d) Ketua KPUM dipilih secara aklamasi dan/atau berdasar suara terbanyak dalam rapat

pemilihan yang dihadiri minimal 2/3 (dua pertiga) anggota DEMA.2. Pembentukan KPUM pada Kongres Mahasiswa STTNAS-Yk, dengan ketentuan dan

mekanisme diatur kemudian sesuai dengan kesepakatan forum.

Pasal 12Pembentukan KPUM pada Kongres Mahasiswa STTNAS-Yk diputuskan oleh Dewan Presidium yang bertindak sebagai pimpinan sidang.

Pasal 13Panwaslu dibentuk oleh ketua DEMA melalui rapat internal DEMA yang kemudian disosialisasikan kepada BEM, HMJ dan UKM sebelum ditetapkan oleh Ketua STTNAS-Yk.

Pasal 14Panwaslu adalah pengawas pelaksana teknis Pemilu Raya STTNAS-Yk yang bersifat Independen serta bertanggungjawab kepada mahasiswa dan Ketua STTNAS melalui Ketua DEMA.

Pasal 151. Tugas Panwaslu adalah melakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan penyelenggaraan

Pemilu raya.2. Wewenang Panwaslu adalah menyelesaikan segala permasalahan dan sengketa yang

berkaitan dengan Pemilu raya.

BAB IIIPESERTA DAN PERSYARATAN MENGIKUTI PEMILU

Bagian KesatuPeserta Pemilu

Pasal 16Perseorangan dan pasangan calon dapat menjadi peserta pemilu setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh KPUM.

Page 6: Ruu Pemira Bem Sttnas

Bagian KeduaPersyaratan Peserta Pemilu

Pasal 171. Persyaratan Peserta Pemilu ditentukan oleh KPUM dengan berpedoman pada hasil

Kongres Mahasiswa STTNAS-Yk.2. Setiap mahasiswa STTNAS-Yk yang memenuhi persyaratan, dapat mengajukan diri

sebagai calon peserta pemilu.3. Prosedur, format kelengkapan administrasi dan tata cara pengajuan daftar calon ditetapkan

oleh KPUM.

Bagian KetigaVerifikasi Peserta pemilu

Pasal 181. KPUM melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran persyaratan sebagai

peserta pemilu.2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan dan waktu verifikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diatur dengan peraturan KPUM.

Pasal 191. Calon Peserta Pemilu yang lulus verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

ditetapkan sebagai Peserta Pemilu oleh KPU.2. Penetapan Calon Peserta Pemilu sebagai Peserta Pemilu dilakukan dalam sidang pleno

KPUM dan bersifat final yang dihadiri oleh seluruh Ketua Organisasi Kemahasiswaan dan Panwaslu.

3. Penetapan nomor urut Peserta Pemilu dilakukan secara undi dalam sidang pleno terbuka KPUM dan dihadiri oleh seluruh Peserta Pemilu.

4. Hasil penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diumumkan oleh KPUM.

Bagian KeempatPengawasan atas Pelaksanaan Verifikasi Calon Peserta Pemilu

Pasal 201. Dalam hal Panwaslu menemukan kesengajaan atau kelalaian yang dilakukan oleh anggota

KPUM dalam melaksanakan verifikasi sehingga merugikan dan/atau menguntungkan calon Peserta Pemilu, maka Panwaslu menyampaikan temuan tersebut kepada KPUM.

2. KPUM Fakultas wajib menindaklanjuti temuan Panwalu sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

3. Dalam hal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) KPUM tidak menanggapi, Panwaslu berhak menyampaikan temuan tersebut kepada DEMA.

BAB IVPEMILIHPasal 21

1. Seluruh mahasiswa aktif STTNAS-Yk.

Page 7: Ruu Pemira Bem Sttnas

2. Untuk mendapatkan hak pilih dalam Pemilu, mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendaftarkan diri kepada KPUM dengan menunjukkan KTM atau Kwitansi/Bukti pembayaran SPP tetap pada semester berjalan.

Pasal 22Tanda pemilih dalam pemilu ditetapkan oleh KPUM dalam peraturan pemilihan.

Pasal 231. Pemilih memiliki hak pilih yang sama dan bersifat pribadi tanpa intimidasi dari pihak

manapun.2. Pemilih yang mendapatkan perlakuan tidak adil dan/atau tindak intimidasi dapat

mengajukan pembelaan dan perlindungan kepada DEMA.

BAB VKAMPANYEBagian Kesatu

Kampanye PemiluPasal 24

Kampanye Pemilu dilakukan dengan prinsip sportif dan bertanggung jawab yang merupakan bagian dari pendidikan politik bagi mahasiswa.

Pasal 251. Kampanye Pemilu difasilitasi oleh KPUM.2. Kampanye Pemilu wajib diikuti oleh peserta kampanye.

Pasal 26Pelaksana kampanye adalah calon dan/atau pasangan calon beserta tim sukses yang didaftarkan kepada KPUM.

Bagian KeduaMateri Kampanye

Pasal 27Materi kampanye yang diikuti oleh peserta pemilu meliputi visi, misi, dan program yang bersangkutan.

Bagian KetigaMetode Kampanye

Pasal 28Kampanye Pemilu Raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dapat dilakukan melalui:a. Pertemuan terbatas;b. Debat terbuka;c. Penyebaran bahan kampanye kepada umum;

Page 8: Ruu Pemira Bem Sttnas

d. Pemasangan alat peraga (pamflet, spanduk, dll) di tempat umum yang sudah ditetapkan oleh KPUM dengan tidak mengganggu dan/atau merugikan pihak-pihak di lingkungan STTNAS-Yk;

e. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye dan peraturan perundang undangan.

Pasal 291. Kampanye Pemilu Raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a sampai dengan

huruf e dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan oleh KPUM sampai dengan masa tenang.

2. Masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlangsung selama beberapa hari sesuai dengan kebutuhan sebelum hari/tanggal pemungutan suara.

Pasal 301. Ketentuan mengenai pedoman pelaksanaan kampanye diatur oleh KPUM.2. Waktu, tanggal, tempat dan teknis pelaksanaan Kampanye Pemilu Raya ditetapkan dengan

Keputusan KPUM dengan berpedoman pada hasil-hasil Kongres Mahasiswa STTNAS-Yk.

Bagian KeempatLarangan dalam Kampanye

Pasal 311. Dalam kampanye pemilu raya dilarang :

a. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan peserta pemilu raya yang lain;b. Menghasut atau mengadu domba antar mahasiswa, baik perseorangan maupun

kelompok;c. Mengancam dan melakukan tindak kekerasan;d. Merusak dan atau menghilangkan alat publikasi peserta pemilu raya yang lain.

2. Ketentuan lebih lanjut tentang larangan dalam kampanye diatur dalam peraturan KPUM.

Bagian KelimaSanksi atas Pelanggaran Larangan Kampanye

Pasal 321. Dalam hal terdapat bukti permulaan yang cukup atas adanya pelanggaran

larangan kampanye oleh peserta Pemilu Raya dan/atau peserta kampanye, maka KPUM menjatuhkan sanksi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Pelanggaran atas ketentuan mengenai larangan pelaksanaan kampanye dikenai sanksi berupa :a. Peringatan lisan dan tertulis.b. Apabila poin (a) tidak diindahkan maka dicabut haknya sebagai peserta Pemilu

Raya, dan tidak diperkenankan mengikuti pemilu raya pada tahun yang sama.3. Tata cara pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan kampanye

ditetapkan oleh KPUM.

Page 9: Ruu Pemira Bem Sttnas

Bagian KeenamPemasangan Alat Peraga Kampanye

Pasal 331. KPUM berkoordinasi dengan urusan rumah tangga atau kelengkapan jurusan (HMJ) untuk

menetapkan lokasi pemasangan alat peraga untuk keperluan kampanye Pemilu Raya.2. Pemasangan alat peraga kampanye Pemilu Raya oleh pelaksana kampanye sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, dan keindahan lingkungan Institusi.

3. Alat peraga kampanye Pemilu Raya harus sudah dibersihkan oleh Peserta Pemilu paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari/tanggal pemungutan suara.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemasangan dan pembersihan alat peraga kampanye diatur dalam peraturan KPUM.

Bagian KetujuhPengawasan atas Pelaksanaan Kampanye Pemilu

Pasal 34Jalannya pelaksanaan kampanye Pemilu Raya diawasi oleh Panwaslu yang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

BAB VIPERLENGKAPAN PEMUNGUTAN SUARA

Pasal 351. KPUM bertanggung jawab dalam merencanakan dan menetapkan standar serta kebutuhan

pengadaan dan pendistribusian perlengkapan pemungutan suara.2. Jenis perlengkapan pemungutan suara terdiri atas:

a. Tanda pemilihb. Kotak suara;c. Surat suara;d. Tinta;e. Bilik pemungutan suara;f. Segel;g. Alat untuk memberi tanda pilihan; danh. Tempat pemungutan suara.

3. Kecuali huruf a pada ayat (1), perlengkapan pemungutan suara harus disiapkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum pemungutan suara.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan perlengkapan pemungutan suara diatur oleh KPUM.

BAB VIIPEMUNGUTAN SUARA

Pasal 361. Pemungutan suara Pemilu Raya dilaksanakan secara serentak.2. Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara pemilihan pemilu ditetapkan dengan

Keputusan KPUM.

Page 10: Ruu Pemira Bem Sttnas

3. Tata cara pemberian dan pemungutan suara diatur oleh KPUM.

Pasal 371. Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TPS meliputi pemilih yang terdaftar

pada daftar pemilih tetap pada TPS yang bersangkutan; dan pemilih yang terdaftar pada daftar pemilih tambahan serta dapat menunjukkan KTM atau Kwitansi/bukti pembayaran SPP tetap pada semester berjalan.

2. Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan jumlah pemilih yang tercantum di dalam daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan ditambah dengan 2% (dua perseratus) dari daftar pemilih tetap sebagai cadangan.

3. Penggunaan surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuatkan berita acara.

4. Format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan diluar Undang-Undang ini.

Pasal 381. Pelaksanaan pemungutan suara dipimpin oleh KPPS didampingi KPUM.2. Pemberian suara dilaksanakan oleh pemilih.3. Pelaksanaan pemungutan suara disaksikan oleh Peserta Pemilu Raya.4. Pengawasan pemungutan suara dilaksanakan oleh Panwaslu .5. Dalam hal Peserta Pemilu Raya behalangan hadir pada saat pemungutan suara, saksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diwakilkan oleh pihak yang dipercayakan melalui surat mandat tertulis dari Peserta Pemilu Raya yang bersangkutan.

BAB VIIIPENGHITUNGAN SUARA

Pasal 39Penghitungan suara dilaksanakan secara serentak pada hari yang sama dengan hari pemungutan suara pada tempat yang telah ditentukan oleh KPU setelah seluruh kotak suara dari seluruh TPS terkumpul.

Pasal 401. Sebelum melaksanakan penghitungan suara, KPPS menghitung:

a. Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan;

b. Jumlah surat suara yang tidak terpakai;c. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau salah dalam cara

memberikan suara; dand. Sisa surat suara pada setiap TPS.

2. Penggunaan surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh anggota KPUM yang ada di TPS.

Pasal 41Suara dinyatakan sah apabila:

Page 11: Ruu Pemira Bem Sttnas

1. Surat suara ditandatangani dan/atau distempel oleh petugas KPUM di TPS bersangkutan; dan

2. Pemberian tanda coblos pada surat suara.3. Ketentuan lebih lanjut tentang suara sah diatur lebih lanjut oleh KPUM.

BAB IXPENETAPAN HASIL PEMILU

Pasal 421. Hasil Pemilu Raya adalah Presiden Mahasiswa dan/atau beserta Wakil Presiden

Mahasiswa .2. KPUM wajib menetapkan hasil Pemilu dalam berita acara penetapan untuk kemudian

diumumkan.

BAB XATURAN PERALIHAN

Pasal 431. Aturan peralihan ini, berdasar dan berpedoman pada aturan peralihan yang ada dalam

Undang-undang ini.2. Aturan Peralihan khusus mengatur ketentuan-ketentuan yang belum ada dalam Undang-

undang ini.3. Apabila dalam pelaksanaan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan ini

ada kekeliruan, maka akan diperbaiki seperlunya, dengan ditambahkan pada lembaran tersendiri yang menjadi satu kesatuan naskah dari Undang-undang ini.

4. Pengaturan dan ketentuan yang telah berlangsung, diusahakan untuk menyesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan perundangan ini.

BAB IXPENUTUP

Pasal 44Aturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : YogyakartaPada tanggal : ........................ 2015Ketua DEMA STTNAS

EliyadiNo. MHS. : 310008011

Tembusan :

Page 12: Ruu Pemira Bem Sttnas

1. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa STTNAS-Yk2. Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan di Lingkungan STTNAS-Yk3. Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa di Lingkungan STTNAS-Yk4. Arsip.