Post on 23-Jul-2015
CHAPTER 5 : EKOLOGI DAN EKONOMI NUTRISI
Nutrisi sangat ditentukan oleh ekologi dan kondisi ekonomi. Pola makan dibentuk oleh
kondisi biofisik dan budaya suatu lingkungan. Suatu penyakit yang secara spesifik terkait
masalah gizi dapat terjadi karena adanya defisiensi akibat sulitnya memperoleh makanan pokok
di daerah tertentu. Orang – orang yang mengkonsumsi makanan lebih bervariasi cenderung
memiliki status nutrisi yang lebih baik. Kultur budaya yang beraneka ragam serta bervariasinya
makanan dan menu yang berasal dari bahan – bahan yang sama membentuk sebuah simbol
identitas etnik tertentu.
KEBIASAAN MAKAN MANUSIA DAN KEBUTUHAN NUTRISI
Inti dari sebuah kebudayaan adalah cara mengumpulkan makanan. Pemburu di gurun
Kalahari memburu binatang buruan dan memanah binatang buruannya dengan anak panah yang
beracun, sementara para wanita mengumpulkan biji – bijian, kacang – kacangan dan buah –
buahan. Wanita di Papua Nugini bekerja keras menanam kentang di kebun mereka yang
sebelumnya adalah hutan tropis, para lelaki yang bertugas membersihkan hutan untuk dijadikan
kebun. Petani di pegunungan Andes menanam kentang pada ketinggian 3400 meter, sementara
penduduk Amerika Utara lebih memilih untuk membeli makanan yang dibuat oleh perusahaan –
perusahaan besar. Pada bab ini dibahas bagaimana makanan diproduksi di ekosistem yang
berbeda, bagaimana cara penyajiannya dan bagaimana makanan tersebut didistribusikan di
kondisi ekonomi yang berbeda.
Pada umumnya, apakah kebutuhan nutrisi yang harus dipenuhi oleh setiap kelompok
sosial? Setiap orang membutuhkan energy, untuk tenaga dan pertumbuhan serta kerja organ
internal dan eksternal tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein adalah sumber energy yang diukur
dengan satuan kilokalori. Apabila kalori terlalu sedikit, protein akan dimetabolisme menjadi
energi. Manusia membutuhkan protein untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Manusia
membutuhkan lemak, tidak hanya untuk energi tetapi juga menyediakan beberapa asam lemak
esensial untuk membentuk jaringan saraf. Manusia membutuhkan air. Membutuhkan vitamin,
tubuh tidak memproduksi vitamin, sehingga apabila makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi
Translated by wayanana.ps
kebutuhan vitamin akan terjadi defisiensi. Manusia juga membutuhkan mineral, elemen
anorganik yang jumlahnya cukup banyak dalam tubuh seperti kalsium dan fosfor, atau trace
element (tambahan translator : trace element adalah elemen yang konsentrasinya dalam sebuah
sampel yang diteliti kurang 100 bagian perjuta pengukuran dalam sebuah penghitungan atom,
atau kurang dari 100 mikrogram per gram; Wikipedia) seperti zat besi, tembaga, dan zinc. Istilah
lain untuk vitamin dan mineral adalah mikronutrien.
Jumlah nutrisi yang dibutuhkan tiap orang berbeda – beda tergantung pada beberapa
karakteristik seperti usia, jenis kelamin, status kesehatan, aktivitas, dan keunikan metabolism
individu. Recommended Dietary Allowance (RDA) (di Indonesia dikenal dengan Angka
Kecukupan Gizi/AKG) dikembangkan oleh pemerintah sebagai bagian dari kebijakan nutrisi.
RDA adalah rata – rata kebutuhan asupan makanan yang dibutuhkan oleh individu sehat
berdasarkan usia dan jenis kelamin.
MENCAMPUR MAKANAN : APA MENU YANG DIBUAT?
Jumlah asupan yang direkomendasikan hanyalah angka perkiraan, karena kombinasi
makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi penyerapan nutrisi dalam makanan tersebut.
Dengan kata lain, bioavailabilitas nutrisi akan dipengaruhi oleh seluruh campuran dalam
makanan yang dikonsumsi. Contohnya beberapa daun – daunan hijau yang mengandung banyak
vitamin juga mengandung oksalat (tambahan : zat asam kuat yang mengendapkan kalsium dan
sering menyebabkan batu ginjal; Wikipedia) zat ini mengikat kalsium sehingga penyerapannya
dalam jaringan akan berkurang.
Pencampuran makanan tidak selalu menurunkan bioavailabilitas, pada kenyataannya hal
ini sangat menguntungkan. Contohnya adalah komplementaritas protein, yaitu kombinasi dari
protein yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Protein dibentuk dari rantai nitrogen, berasal dari
produk organik yang bernama asam amino. Beberapa asam amino yang dibutuhkan tubuh untuk
pertumbuhan dan metabolisme dapat disintesis oleh tubuh, namun 8 asam amino tidak disintesis
oleh tubuh sehingga harus didapatkan melalui makanan. Agar sintesis protein berjalan dengan
baik maka 8 asam amino ini harus didapatkan dari makanan dengan jumlah yang sesuai. Protein
dari satu jenis tumbuhan saja tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan protein seperti protein
Translated by wayanana.ps
dalam putih telur atau daging, sehingga diperlukan kombinasi berbagai jenis sayuran untuk
memenuhi kebutuhan ini.
Kebutuhan nutrisi sangat kompleks. Kita harus mempelajari berbagai efek dari kelebihan
dan kekurangan beberapa nutrient. Manusia telah mampu mengembangkan berbagai cara untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya yang telah disediakan oleh lingkungannya yang menyediakan
berbagai variasi sumber makanan, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
KEHIDUPAN BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN
Homo sapiens telah ada sejak 50000 tahun sebelum manusia mulai serius bercocok
tanam, atau kira – kira 10000 tahun yang lalu. Setelah melalui proses evolusi yang cukup
panjang pada dasarnya manusia hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan, sebelum
akhirnya beralih menjadi bercocok tanam dan industri.
Satu fakta yang luar biasa adalah manusia yang hidup pada jaman mengumpulkan
makanan bertubuh sehat. Makanan tradisional mereka seimbang dan adekuat, kecuali ketika
muncul kesulitan memperoleh makanan pada beberapa musim. Manusia jaman itu memakan
jenis makanan yang sangat bervariasi sehingga defisiensi nutrient tertentu jarang terjadi. Pakis
mengandung banyak vitamin A dan zat besi, buah mengandung vitamin C, akar – akaran
mengandung karbohidrat, kacang dan biji – bijian mengandung protein. Keragaman makanan ini
menyebabkan keseimbangan nutrisi.
Richard Lee di tahun 1960an meneliti suku Ju/’hoansi sebuah suku gurun yang hidup dari
mengumpulkan makanan di daerah selatan Afrika. Suku ini hidup di lingkungan yang kaya
sayur, buah dan kacang – kacangan. Hampir sepanjang tahun bahan makanan dari tumbuhan
selalu tersedia, namun pada musim kering mereka harus berjalan lebih jauh untuk mendapatkan
makanan atau memakan makanan yang kurang enak seperti akar – akaran atau melon pahit.
Hampir satu pertiga kalori suku ini didapatkan dari daging. Rata – rata hasil berburu mereka satu
hasil buruan dalam 4 hari berburu. Percampuran hasil dari berburu dan mengumpulkan makanan
ini melindungi mereka dari defisiensi nutrient tertentu, pengetahuan mereka yang luas terhadap
sumber makanan yang tersedia di lingkungan mereka membantu mereka untuk bertahan di masa
– masa sulit. Penelitian di daerah gurun Kalahari terus berlanjut dan hasilnya semakin sedikit
suku yang bertahan mengumpulkan makanan dari alam liar, ketika peneliti lain yang bernama
Translated by wayanana.ps
Wilmsen kembali ke Kalahari tahun 1979 – 1980 ia menemukan hampir 20% dari makanan suku
disana telah digantikan dengan susu, jagung, dan gula yang dibeli dari toko.
NUTRISI PADA JAMAN PRASEJARAH
Populasi yang masih hidup dari primata lain selain manusia dan kehidupan manusia yang
hidup dari mengumpulkan dan berburu makanan dapat memberikan informasi kepada kita
tentang masa lalu, namun seiring dengan perkembangan jaman ahli biologi kini dapat
merekonstruksi makanan dan status nutrisi pada jaman dulu secara langsung. Contohnya
kolagen, sebuah protein yang menjadi komponen utama tulang dengan serangkaian tes dapat
menunjukkan status nutrisi seseorang hanya dengan memeriksa tulang belulang yang tertanam di
situs prasejarah.
Meskipun tidak ada tulang, coprolite (tambahan : feses yang menjadi fosil; Wikipedia)
juga dapat memberikan informasi mengenai nutrisi. Beberapa tes kimia membantu peneliti untuk
menentukan apakah specimen feses yang menjadi fosil tersebut berasal dari manusia atau bukan.
Makanan bisa dilihat dari bagian makanan yang melewati organ pencernaan seperti tulang ikan
atau bulu binatang, dan bulir biji – bijian yang tidak tercerna. Bahkan bisa memberikan petunjuk
cara penyajian makanan dengan melihat apakah padi – padian yang tersisa seperti ditumbuk atau
dipecah.
Gangguan nutrisi terekam pada gigi dan tulang belulang dan dapat diuraikan secara
paleophatology (tambahan : ilmu yang mempelajari penyakit pada masa lampau; Wikipedia).
Contohnya adalah keberadaan garis Harris, garis yang tampak melalui pemeriksaan X-ray.
Indikator gangguan nutrisi lainnya adalah hipoplasia enamel, yaitu titik atau kumpulan titik
dimana enamel gigi menipis. Selama periode kelahiran hingga usia 7 tahun, ketika pertumbuhan
terganggu oleh penyakit infeksi atau kekurangan nutrisi pertumbuhan gigi akan terganggu.
Dengan mempelajari perubahan frekuansi lesi pada tulang dan gigi pada berbagai situs arkeologi,
ahli paleopatologi dapat mempelajari perunahan status nutrisi dari waktu ke waktu.
Sampel gigi pada 111 orang dewasa dari situs arkeologi Dickson Mounds di Lewiston,
Illinois menunjukkan hipoplasia enamel. Situs ini diperkirakan berasal dari tahun 950 hingga
1300 dimana terjadi peningkatan jumlah populasi penduduk sementara sumber makanan semakin
berkurang dan ketergantungan terhadap jagung sebagai sumber makanan utama sangat tinggi.
Translated by wayanana.ps
Penemuan paleopatologi lainnya adalah adanya porotic hyperostosis, yang merupakan tanda
adanya anemia defisiensi. Pada kondisi ini tulang datar pada cranium dan tulang diatas kantung
mata menebal dan berpori.
Interpretasi porotic hyperostosis dan anemia defisiensi besi dikacaukan dengan
kemungkinan bahwa anemia defisiensi besi bukan satu – satunya penyebab porotic hyperostosis,
bisa jadi ini terjadi karena infeksi yang muncul akibat kepadatan populasi penduduk yang terjadi
pada periode agrikultur. Namun pada banyak kasus hasil interpretasi ini dapat dipercaya.
Data palepatologi dari beberapa situs arkeologi di belahan dunia menunjukkan adanya
peningkatan penyakit infeksi dan gangguan nutrisi pada masa – masa adaptasi menuju pola hidup
bercocok tanam. Meskipun pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ada musim –
musim sulit namun mereka tidak lebih berisiko untuk mengalami kelaparan dibandingkan pada
masa bercocok tanam.
Kualitas hidup petani asli Amerika menurun saat mereka beralih dari mengumpulkan
makanan ke bertanam jagung di daerah Georgia. Hasil pemeriksaan tulang menunjukkan tulang
yang lebih pendek dan memiliki lebih dari satu tanda infeksi. Gigi menunjukkan tanda – tanda
kebusukan dan hipoplasia enamel yang menunjukkan rendahnya status nutrisi. Namun karena
mereka tinggal di daerah pantai sehingga masih mengkonsumsi ikan, hasil penelitian tidak
menunjukkan kadar zat besi yang rendah (porotic hyperostosis) seperti petani pada umumnya
(Larsen, 2000).
Anemia dan porotic hyperostosis terkadang muncul akibat adanya faktor selain makanan
dan infeksi, seperti penelitian yang dilakukan di Poundbury Camp, sebuah situs di Barat Daya
Inggris berasal dari abad ke 3 – 5 jaman Romawi. Lebih dari 1000 tulang dikubur di daerah ini.
Tiga puluh persen dari kerangka yang ditanam di tempat ini menunjukkan adanya perostosis,
terutama pada daerah kantung mata, hal ini menunjukkan kebanyakan dari mereka mengalami
anemia selama hidupnya, terutama selama awal masa anak – anak. Tulang – tulang tidak
menunjukkan adanya tanda – tanda malnutrisi, dan banyaknya tulang – tulang hewan
menunjukkan bahwa mereka mengkonsumsi daging, seperti daging babi, kambing dan domba.
Makanan pokok adalah bubur dan roti dari bahan gandum dan oat. Keracunan timah
mungkinlebih berperan dibandingkan anemia, karena tulang – tulang yang ditemukan
mengandung kadar timah yang cukup tinggi. Di daerah sekitarnya memang ditemukan banyak
Translated by wayanana.ps
tambah timah yang digunakan sebagai bahan pembuatan pipa, koin dan mainan (Stuart –
Macadam 1991).
Satu tulang mungkin memberikan kita petunjuk tentang penyakit atau cidera pada satu
waktu dan tempat, namun penelitian menyeluruh pada seluruh populasi tulang akan memberikan
informasi epidemiologi dan demografi. Dengan memperkirakan usia dan jenis kelamin individu
yang tertanam di perkuburan, penilaian dapat dilakukan pada seluruh rentang kehidupan. Jenis
ilmu ini disebut dengan paleodemografi (Buikstra dan Mielke 1985).
PROFIL : KESEHATAN DAERAH BARAT DAYA
PADA JAMAN PRASEJARAH
Dengan mempelajari sejarah melalui data arkeologi kita dapat melihat bagaimana
perubahan – perubahan yang terjadi pada lingkungan, makanan, politik dan struktur ekonomi
mempengaruhi populasi. Contohnya pada sebuah penelitian yang dilakukan di Black Mesa
daerah Barat Daya Amerika tahun 1967 – 1983.
Black Mesa terdiri dari beberapa desa yang dihuni oleh petani tradisional Ansazi sejak
800 SM hingga 1150 M. Mereka hidup di daerah aliran sungai Little Colorado yang rawan
banjir. Pada musim – musim tertentu mereka berkemah ke daerah yang lebih tinggi. Sumber
kehidupan Black Mesa adalah melalui pertanian, mengumpulkan makanan dan berburu kelinci
dan rusa. Hasil panen utamanya adalah jagung. Daerahnya dekat dengan gurun Pinyon. Banyak
tanaman liar yang dapat dimakan. Daerahnya ada pada ketinggian sekitar 1800 – 2700 m. Curah
hujan berfluktuasi dari tahun ke tahun, air mudah didapatkan pada musim hujan di akhir musim
semi dan pertengahan musim dingin.
Kerangka yang diteliti di Black Mesa sebanyak 172, terdiri dari segala kategori usia.
Hampir 10% diantaranya adalah bayi. Setengahnya adalah dewasa dan rata – rata usia harapan
hidupnya dari kelahiran mencapai usia 25 tahun. Dengan menggunakan teknik baru yaitu analisis
kolagen tulang, peneliti dapat memperkirakan proporsi makanan dari berbagai jenis bahan
makanan yang dikonsumsi. Rasio dari isotop karbon menunjukkan bahwa tumbuhan C4 yaitu
jagung dan bayam lebih sering dikonsumsi. Hasil penelitian lainnya, setelah beberapa tahun
dihuni, dan populasi semakin berkembang, dengan analisis isotop nitrogen pada kolagen
didapatkan bahwa kebutuhan protein dipenuhi dengan konsumsi kacang. Dari hasil analisis
Translated by wayanana.ps
strontium dan zinc didapatkan juga bahwa penduduk Black Mesa juga mengkonsumsi daging
namun hanya dalam jumlah sedikit dan jarang.
Ahli antropologi fisik mengobservasi dan mengukur bentuk dan ukuran tulang,
ditemukan bahwa pertumbuhan penduduk Black Mesa lambat pada usia 2 – 4 tahun. Tinggi
badan pria rata – rata 163,4 cm sedangkan wanita 153,5 cm. Dapat disimpulkan bahwa di daerah
ini telah terjadi malnutrisi kronis yang kemudian menyebabkan gangguan pertumbuhan, anemia,
dan infeksi kronis.
Hasil penelitian biomekanikal pada tulang pria dan wanita yang ditemukan menunjukkan
bahwa baik pria ataupun wanita mempunyai beban kerja yang sama. Aktivitas fisik yang berat
tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan, malah akan mencegah osteoporosis pada usia
lanjut dan menjegah fraktur tulang kaki dan pinggul. Laki – laki lebih banyak mengalami abses
pada gigi karena laki – laki cenderung memakan makanan yang keras, berpasir seperti tumbuhan
– tumbuhan liar, sementara wanita lebih banyak mengalami karies karena memakan bubur
lengket yang menyebabkan kebusukan gigi. Hampir semua sampel gigi yang diteliti
menunjukkan adanya kelainan pada enamel, yang menunjukkan adanya penyakit infeksi dan
defisiensi zat besi kronis. Delapan puluh tujuh persen dari sampel tulang yang diteliti juga
menjukkan adanya porotic hyperostosis.
Meskipun tulang – tulang dari Black Mesa tidak menunjukkan adanya kekerasan dalam
populasi ini, kebanyakan hasil penelitian pada tulang – tulang tradisi Ansazi di daerah barat daya
Amerika lainnya menunjukkan bahwa ada tradisi kanibalisme pada daerah ini. Penelitian pada
corprolite ditemukan adanya myoglobulin, protein yang ada pada jaringan otot manusia. Jika ini
akurat maka, individu yang pada fesesnya ditemukan myoglobulin telah memakan daging
manusia.
BERTAHAN HIDUP DI KELEMBABAN DAERAH TROPIS
Cara bertahan hidup populasi yang hidup di daerah tropis lebih mudah untuk dipelajari
dibandingkan dengan mereka yang hidup di daerah gurun atau artik. Kita cenderung berpikir
bahwa daerah hutan tropis adalah daerah yang kaya dengan makanan karena rapatnya vegetasi,
namun suhu yang tinggi dan curah hujan menyebabkan tanah menjadi asam sehingga kadar
mineral dalam tumbuhan rendah. Tumbuhan tropis beradaptasi dengan ini dengan batang besar
Translated by wayanana.ps
namun rendah nutrien. Kelangkaan nutrient ini berarti binatang yang mengkonsumsinya
berukuran kecil, jauh dengan binatang yang hidup di daerah padang rumput. Banyak dari burung
dan monyet hidup di pohon – pohon tinggi yang sulit diburu. Karena itulah, hanya sedikit sekali
penduduk yang hidup dengan berburu dan mengumpulkan makanan di daerah hutan tropis yang
ditemukan. Kebanyakan telah beralih ke pertanian dan industri.
Petani di daerah tropis bertani dengan cara yang berbeda, teknik yang digunakan
dinamakan Swidden, petani merambah hutan, lalu membakar tanaman yang ditebang. Pada
daerah kaya mineral yang berasal dari hasil pembakaran tanaman inilah mereka bercocok tanam,
setelah dua kali panen lahan ini ditinggalkan dan mencari lahan baru untuk ditanami. Umumnya
yang ditanam adalah singkong, ubi jalar, ubi rambat, dll.
Hasil panen yang berupa makanan kaya tepung ini merupakan sumber energy yang
efektif namun mengandung sedikit protein. Apa akibat yang timbul dari konsumsi makanan
rendah protein kaya energi ini? Pertama, selama mereka memiliki banyak sumber karbohidrat
maka kebutuhan energi akan tetap terpenuhi, namun mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan
protein dan vitamin serta mineral hanya dengan mengkonsumsi makanan pokok saja. Dengan
menanan tumbuhan berdaun hijau dan mengumpulkan makanan dari tumbuhan liar dapat
membantu memenuhi kebutuhan protein atau dengan mengkonsumsi ikan atau daging. Pada
beberapa daerah kebutuhan protein dipenuhi dengan cara yang aneh, mereka mengkonsumsi sagu
sebagai makanan pokok dan juga larva dari kumbang yang hidup di pohon sagu.
PERTANIAN
Petani cenderung hanya memakan satu jenis makanan pokok, berupa nasi di Asia Selatan
dan Tenggara, gandum di Asia dan Eropa, jagung di Amerika dan Australia, dan sorgum di
Afrika. Ketika satu jenis makanan mendominasi, limitasi nutrisi ini akan menjadi masalah nutrisi
dalam suatu populasi. Tidak beragamnya makanan menyebabkan petani yang miskin lebih
berisiko untuk mengalami defisiensi. Defisiensi terhadap nutrient tertentu memiliki distribusi
yang menggambarkan ekologi dari tanaman yang ditanam di daerah tertentu.
Jagung adalah makanan utama di daerah Amerika dan Australia. Populasi yang
tergantung pada jagung berisiko untuk mengalami : (1) pellagra, penyakit yang disebabkan
defisiensi niacin, (2) defisiensi protein, karena jagung hanya mengandung sedikit asam amino
Translated by wayanana.ps
lisin dan triptofan. Pellagra muncul dengan tanda – tanda seperti bercak – bercak khas, diare dan
gangguan mental. Namun, pada daerah Amerika Tengah dan Selatan kejadian pellagra lebih
rendah karena adanya tradisi memproses jagung dengan alkali (abu kayu, air jeruk limau, kapur),
tujuan sebenarnya adalah untuk melembekkan kilit jagung, tanpa mereka sadari dengan
melakukan ini mereka sebenarnya meningkatkan bioavailabilitas protein dan niacin. Solusi lain
yang muncul dari tradisi adalah di daerah Spanyol, di daerah ini jagung dikonsumsi dengan
makanan lain yang kaya protein, seperti bayam, selai kacang, atau tahu.
Beras, terutama di daerah Asia adalah makanan pokok bagi seluruh penduduknya yang
padat. Beras memiliki beberapa kekurangan, konsumsi beras saja dapat menimbulkan defisiensi
thiamin yang menyebabkan beri – beri, defisiensi vitamin yang menimbulkan inflamasi pada
syaraf. Namun pada banyak populasi beras dikonsumsi dengan ikan sehingga defisiensi vitamin
dan protein bisa diturunkan.
Gandum mengandung sedikit asam amino triptofan, lisin dan treonin, namun gandum
tidak memiliki asosiasi dengan penyakit defisiensi tertentu. Rendahnya kadar mikronutrien zinc
pada gandum meningkatkan risiko retardasi pertumbuhan dan perkembangan seksual pada laki –
laki. Gandum tinggi serat, hal ini menyebabkan terganggunya penyerapan mineral, maka dari itu
populasi golongan miskon akan lebih berisiko untuk mengalami defisiensi karena mereka
makanan mereka cenderung kurang bervariasi.
Ketergantungan terhadap satu jenis makanan meningkatkan risiko satu populasi untuk
mengalami defisiensi. Petani mengalami musim – musim kelaparan, terutama beberapa bulan
sebelum panen. Terbatasnya makanan bukan satu – satunya masalah yang menyebabkan
gangguan nutrisi, beban kerja yang berat, meningkatkan kebutuhan energi juga menjadi satu
masalah yang dapat menyebabkan gangguan nutrisi.
PASTORALISME
(Tambahan : Pastoralisme adalah cabang ilmu pertanian yang fokus utamanya adalah pada
peternakan. Yang berbeda dengan peternakan biasa, pada pastoralisme, peternak berpindah –
pindah bersama ternaknya untuk mencari padang rumput segar dan sumber air; Wikipedia).
Pada jaman dulu, pemburu telah menjinakkan anjing, seiring dengan berkembangnya
desa – desa petani mulai banyak spesies lain yang dijinakkan seperti sapi, kambing, dan kuda.
Hewan – hewan ini dimanfaatkan sebagai makanan dan tenaganya digunakan untuk membajak.
Translated by wayanana.ps
Jumlah daging dan susu yang dimanfaatkan dari hewan peliharaan tergantung kepada faktor
ekonomi dan ekologi suatu populasi.
Kebanyakan pastoralisme memakan padi – padian selain susu dan daging dari hewan
peliharaan mereka, tapi tidak demikian dengan suku Turkana di Kenya. Suku ini berternak sapi,
unta, kambing, dan keledai. Turkana memperoleh 62% makanan dari susu dan 18% dari daging
dan darah. Beberapa berupa susu segar, namun ada juga yang diolah menjadi mentega. Hanya
20% yang diperoleh dari tumbuhan liar, sereal dan bahan makanan lain yang dijual seperti gula
dan minyak.
Asupan kalori suku Turkana rendah. Mereka harus mempertahankan energy dengan
membatasi aktivitas dan lebih banyak beristirahat terutama pada musim kering dan waktu
terpanas di siang hari, namun mereka tetap aktif beraktivitas pada saat – saat lainnya. Tubuh
mereka tinggi, sangat sedikit lemak, hal ini merupakan adaptasi dari musim, makanan dan
aktivitas hidup mereka.
Penggunaan susu sebagai bahan makanan utama adalah akibat dari adanya laktosa
persisten (ketahanan terhadap laktosa) yang muncul sebagai akibat dari konsumsi susu secara
terus menerus seperti yang terjadi di daerah Eropa, dan Afrika Timur. Pada populasi ini, organ
pencernaan memiliki kemampuan untuk mencerna laktosa, kemudian dimetabolisme menjadi
energi.
CASH CROPPING (Tambahan : tanaman pertanian yang ditanam untuk dijual)
Keluarga petani yang hidup dengan menanam bahan makanannya tidak hidup menderita
jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkampungan kumuh yang harus membeli,
meminta – minta atau bahkan mencuri untuk makan. Namun apabila keluarga petani ini tidak
memiliki cukup tanah sebagai lahan bertani, maka pemenuhan pangan mereka tidak adekuat.
Mereka tetap harus menjual hasil panen untuk membeli pakaian dan kebutuhan lainnya.
Masalah nutrisi muncul pada para petani yang menjual tanaman hasil pertanian mereka
ke pasar. Kadang lahan yang digunakan untuk tanaman komoditas ekspor adalah lahan terbaik.
Contohnya seperti pada bencana kekeringan dan kelaparan yang terjadi di Afrika tahun 1970an,
ditemukan bahwa lahan kapas dan kacang yang merupakan koomoditas ekspor tidak terpengaruh
Translated by wayanana.ps
bencana ini karena ditanam di lahan yang diari dengan baik. Sementara itu lahan yang menjadi
tempat menanam makanan pokok kekeringan.
Ahli antropologi dan nutrisi menemukan bahwa pada kondisi ini pula, petani
membutuhkan energi yang sangat besar untuk mengolah tanaman ekspor, aktivitas fisik mereka
sangat berat, namun hanya sedikit uang yang dihasilkan untuk membeli makanan bagi anak –
anak mereka dan mencegah malnutrisi.
Sebenarnya pekerja dengan penghasilan rendah sekalipun bisa memenuhi makanan
mereka secara adekuat jika saja mereka memiliki kesempatan untuk bercocok tanam di lahannya
sendiri. Contohnya seperti pertanian tebu di Jamaika. Pekerja menanam tanaman makanan
pokoknya di lahan yang tidak ditanami tebu, namun ketika musim kering, pemilik lahan meminta
agar semua lahan ditanami tebu sehingga pekerja menderita karena mereka tidak mampu untuk
membeli makanan di toko.
Lahan pertanian komoditas ekspor memiliki efek positif terhadap nutrisi jika pemasukan
keuangan mereka dikontrol dengan baik dan mereka diberikan kesempatan untuk mengolah
lahan mereka sendiri. Contohnya seperti di Papua Nugini, kesehatan dan status nutrisi meningkat
setelah mereka dikenalkan dengan perkebunan kopi yang diolah oleh petani sendiri. Dengan
hasil perkebunan ini mereka lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Perkembangan ekonomi melalui ekspor makanan menimbulkan kerugian ekologi dan
nutrisi bagi populasi local. Ekspor dan malnutrisi bukan sebuah fenomena baru. Bencana
kelaparan di Irlandia tahun 1845 – 1848 terjadi setelah kegagalan panen kentang. Pemerintah
mengekspor besar – besaran padi, membeli padi dari petani dan menjualnya, tanpa
memperhatikan bahwa rakyatnya sediri kelaparan. Ekspor hasil panen saat terjadinya bencana
kelaparan adalah bukti bahwa kelaparan juga merupakan dimensi politis dan bukan hanya terjadi
akibat musim.
BENCANA KELAPARAN DI ETHIOPIA
Bencana kelaparan di Ethiopoa pada tahun 1984 – 1985 adalah bencana yang paling
sering diekspos di televisi. Orang – orang disuguhkan dengan pemandangan menyeramkan
tentang bencana ini tanpa memahami bahwa akan muncul bencana berikutnya. Ahli antropologi
mencoba memahami bencana ini melalui Paleopatologi. Berdasarkan hasil penelitian mereka
Translated by wayanana.ps
didapatkan bahwa masalah kelaparan bukan pertama kalinya terjadi di ujung Afrika. Gangguan
nutrisi telah terjadi sejak berabad – abad yang lalu. George Armelagos mempelajari kerangka
petani yang hidup di tahun 350 – 1300 M di Sudan Nubia. Wanita muda telah mengalami
osteoporosis dini akibat kekurangan kalsium dan menyusui. Anak – anak berusia 2 – 6 tahun
mengalami porotic hyperostosis yang menunjukkan adanya anemia defisiensi besi.
Bencana kelaparan yang terjadi di Ethiopia tidak hanya terjadi semata – mata akibat
bencana kekeringan yang melanda daerah ini. Bencana kelaparan juga terjadi akibat campur
tangan pemerintah. Pemerintah membuat program pemindahan besar – besaran penduduknya ke
satu daerah tertentu, tujuan pemerintah adalah untuk mencegah pemanfaatan lahan berlebihan
oleh penduduknya.
Bencana yang terjadi ini menyebabkan penduduk mengubah pola makan mereka dengan
makan lebih sedikit, dan hanya makan padi – padian yang direbus. Mereka mulai mengumpulkan
makanan dari tanaman liar seperti sayuran hijau dan buah- buahan liar. Banyak diantaranya yang
rasanya pahit, sementara yang lain menimbulkan efek samping buruk bila dikonsumsi lebih
banyak.
Dibawah tekanan, penduduk mulai menjual hewan ternaknya seperti kambing dan
domba. Jika memungkinkan mereka menukar hewan ternaknya dengan bahan makanan, karena
ini akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan menjual hewan dengan harga sangat murah
di pasar hewan. Sebagain diantaranya mencoba untuk bekerja di tempat lain, sementara para
wanita menjual kayu api di pasar, bekerja di pabrik bir atau bahkan meminta – minta.
Di tempat penampungan, makanan telah disediakan oleh organisasi internasional sebagai
sumbangan, namun karena padatnya pemukiman, sanitasi menjadi buruk, menambah buruk
kondisi malnutrisi. Angka kematian karena penyakit infeksi tinggi, penyebab kematian tertinggi
adalah campak, diare, atau infeksi saluran pernapasan akut. Motif pemerintah dalam program
pemindahan ini murni politis, pemerintah ingin menunjukkan bahwa mereka mampu menangani
bencana ini. Namun pihak internasional banyak yang tidak mendukung program ini.
Ahli antropologi melihat bahwa kejadian ini harus ditangani secara mikro maupun makro.
Pemerintah memegang peranan penting dalam menyebabkan bencana kelaparan ini terjadi. Sejak
tahun 1990 Ethiopia terlibat perang perbatasan dengan Eritrea. Tiga tahun kekeringan
menyebabkan banyak petani gagal panen, persediaan makanan berkurang drastic. Petugas
kesehatan menemukan banyak terjadi kematian pada anak – anak dibawah 5 tahun akibat
Translated by wayanana.ps
campak, diare dan kelaparan. Perang menyebabkan sulitnya memperoleh bahan makana,
sementara pemerintah terus menerus menghabiskan uang untuk membeli senjata. Ethiopia bisa
saja memiliki cukup bahan pangan jika saja pada musim – musim baik bahan pangan ini
disimpan. Namun pada kenyataannya, bahan pangan diekspor untuk menambah penghasilan
pemerintah dan untuk membayar hutang luar negeri yang kebanyakan dihabiskan untuk
kebutuhan militer.
Kelaparan yang disebabkan oleh perang yang berkepanjangan terus terjadi di daerah
ujung Afrika. Penelitian menunjukkan bahwa pemerintah yang haus kekuasaan dan militer
sangat mempengaruhi keadaan petani, mereka tidak menyadari para petani menderita, kesulitan
mencari bahan makanan hingga harus mengumpulkan makanan dari tumbuhan liar.
PERTANIAN INDUSTRI
Kebanyakan makanan yang dikirimkan ke Afrika sebagai sumbangan adalah surplus hasil
panen dari negara – negara yang lebih maju. Sepanjang tahun 2000, kebanyakan padi – padian
yang dikirimkan ke Ethiopia adalah padi hasil modifikasi genetik yang tidak diterima di Eropa
dan Jepang.
Bahan makanan hasil modifikasi genetik adalah sebuah isu kontroversial dalam dunia
pertanian. Modifikasi genetik dilakukan dengan mentransfer satu gen organisme ke organisme
yang lain. Spesies yang banyak dimodifikasi adalah jagung dan kedelai. Tumbuhan ini
dimodofokasi agar resisten terhadap beberapa jenis herbisida, sehingga dosis herbisida dapat
ditingkatkan untuk memusnahkan lebih banyak hama tanpa merusak hasil panen.
Yang berbahaya dari makanan modifikasi adalah konsumen terekspos dengan protein
asing yang mungkin menimbulkan reaksi alergi yang tidak diperkirakan. Yang menjadi perhatian
juga adalah kemungkinan produk ini akan mempengaruhi tanaman liar, invertebrate yang hidup
di tanah pertanian, serangga dan hewan lainnya. Hama baru dan patogen yang resisten mungkin
akan muncul.
Eksperimen genetik tidak hanya dilakukan pada tanaman, saat ini mulai dikembangkan
ke spesies ikan. Perkembangan ikan hasil modifikasi genetik, yang tumbuh lebih cepat, resisten
terhadap penyakit, meningkatkan risiko ikan ini akan lepas ke perairan liar, berkompetisi
mendapatkan makanan dan mengancam kehidupan spesies penghuni asli habitat tersebut.
Translated by wayanana.ps
Peternak di Amerika juga mulai menyuntikkan hormon Recombinant Bovine Growth Hormone
(rBGH) untuk meningkatkan produksi susu sapi – sapi ternak mereka, padahal penelitian
menunjukkan bahwa suntikan hormon ini dapat meningkatkan risiko kanker.
Industri peternakan ayam adalah industri yang paling sering menimbulkan polusi.
Industri ini paling sering menimbulkan polusi dengan sengaja atau tidak sengaja membuang
limbah ke sungai. Ini menimbulkan efek negatif bagi kesehatan orang – orang yang hidup di
sekitar aliran sungai, muncul gangguan pernapasan akibat bau yang ditimbulkan.
Untuk meningkatkan penghasilan, industri peternakan mulai berkembang dengan
memproduksi makanan dalam kemasan, hasil ternak mereka dipotong dan dikemas dengan
kemasan khusus. Maraknya indutsri ini menimbulkan persaingan antar rumah industri sehingga
tidak jarang mereka menambahkan pewarna, gula, garam atau lemak untuk menarik minat
pembeli. Makanan ini pada akhirnya akan menjadi makanan yang kaya kalori. Hal ini yang
terjadi di Amerika Serikat dan negara maju lainnya, protein dari hewan lebih banyak dikonsumsi
dibandingkan dengan protein dari tumbuhan. Industri makanan menambahkan banyak pemanis
kedalam makanan yang diproduksi. Obesitas menjadi masalah utama yang muncul akibat
berkembangnya industry makanan. Dengan berkembangnya globalisasi bahan makanan,
makanan yang tinggi kalori inipun mulai diekspor ke seluruh dunia dan menimbulkan masalah
baru.
EPIDEMI GLOBAL MALNUTRISI
Malnutrisi adalah ketidakseimbangan konsumsi nutrisi yang dikonsumsi untuk kesehatan.
Malnutrisi muncul dengan 3 bentuk : berat badan kurang (underweight), berat badan lebih
(overweight) dan defisiensi nutrien tertentu. Dengan definisi ini setengah dari penduduk dunia
mengalami gizi kurang dan setengahnya mengalami gizi lebih, sementara lebih dari setengahnya
mengalami defisiensi zat gizi tertentu terutama defisiensi besi dan yodium.
Overweight dan Obesitas
Dua pertiga penduduk amerika mengalami overweight atau obesitas overwight adalah
ketika Indeks Masa Tubuh (IMT) 25 atau lebih, sementara disebut obesitas jika IMT diatas 30.
IMT dihitung dengan berat badan (dalam kg) dibagi tinggi (dalam meter). Meningkatnya angka
Translated by wayanana.ps
kejadian overweight dan obesitas berhubungan dengan tingginya konsumsi makanan kaya energi
sementara itu aktifitas fisik tidak seimbang dengan makanan yang dikonsumsi. Demikian pula
dengan petani, saat ini aktivitas fisik telah digantikan dengan mesin –mesin sehingga aktivitas
fisik semakin berkurang.
Meksiko adalah salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus overweight dan
obesitas. Tingginya konsumsi minuman bersoda atau disebut dengan “coca-colonization”
menimbulkan suatu kondisi dimana anak – anak tidak mendapatkan nutrisi yang baik sementara
orang dewasa kelebihan nutrisi. Diantara banyak kasus, diabetes tipe II adalah penyakit utama
yang menjadi masalah. Saat ini tidak hanya orang dewasa, bahkan remaja dan anak – anakpun
sudah mengalami penyakit ini. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar gula darah secara
kronis, meskipun kebanyakan tidak terdeteksi hingga muncul gangguan pada pankreas, liver,
mata, saraf, dan pembuluh darah. Namun hal ini tidak terjadi di Amerika saja, ini telah menjadi
masalah di seluruh dunia.
Penggunaan televisi dan video – game sebagai sarana hiburan utama adalah faktor yang
menyebabkan anak – anak kurang beraktivitas dan mengalami overweight. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa anak – anak yang mengalami overweight atau obesitas memperoleh contoh
dari orang tua yang obesitas juga. Variabel lain yang berhubungan adalah adanya TV di ruang
tidur yang menyebabkan anak memiliki waktu tidur lebih lama dan menimbulkan obesitas.
Ahli antropologi dan nutrisi melakukan penelitian di 4 sekolah di daerah Tuscon,
hasilnya mereka menemukan bahwa remaja perempuan sangat sering membahas tentang diet dan
mengalami gangguan pola makan. Namun mereka mengalami kebingungan antara menahan
keinginan untuk memakan fast food dan makanan kaya lemak di kafetaria dengan memakan
makanan yang bergizi (Nitcher, 2000).
Kelaparan dan Kurang Gizi
Hampir 11% dari seluruh rumah tangga mengalami kekurangan gizi. Ketidakmampuan
memenuhi kebutuhan makanan pada umumnya terjadi di keluarga miskin, meskipun dapat terjadi
juga pada keluarga yang tinggal di lingkungan dengan biaya hidup tinggi. Di Amerika, penelitian
menunjukkan bahwa keluarga dengan orang tua tunggal, ras Hispanik, dan kulit hitam berisiko
lebih tinggi untuk mengalami ketidakmampuan.
Translated by wayanana.ps
Di beberapa rumah tangga, ketidakmampuan menyediakan makanan sehat menjadi
masalah. Sebuah penelitian di Amerika menunjukkan bahwa daerah dengan angka kematian bayi
yang tinggi terjadi di daerah yang toko – toko di sekitarnya lebih banyak menjual rokok,
minuman keras, dan tiket lotre dibandingkan bahan pangan (Lane, 2008).
Diantara tahun 1990 – 2005 terjadi penurunan angka anak kurang gizi dari 33 – 27%.
Penurunan paling banyak terjadi di Asia Timur, seiring dengan peningkatan kualitas gizi di Cina.
Angka kurang gizi paling banyak saat ini di Asia Selatan. Hasil penelitian National Family
Health Survey menunjukkan bahwa 42,5% anak – anak berusia 0 5 tahun mengalami kurang gizi.
Kematian juga tinggi karena anak – anak yang mengalami kurang gizi juga lebih berisiko untuk
terserang penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas dan campak.
Kurang Energi Protein (KEP) paling sering terjadi pada anak. Anak mungkin
mendapatkan cukup makan, namun tidak memenuhi kebutuhan protein mereka. Defisiensi ini
muncul dalam bentuk penyakit Kwashiorkor. Kwashiorkor diambil dari bahasa Afrika, arti
sebenarnya adalah anak yang dipisahkan dari orang tuanya sejak lahir karena ibunya sudah
mengandung anak berikutnya. Kwashiorkor ditandai dengan edema atau retensi cairan pada kaki
dan tungkai bawah, dan terus menyebar hingga anak tampak seperti buah blueberry. Regulasi
biokimia dalam tubuh anak terganggu, anak tampak mengalami moon – face (wajah membulat
seperti bulan), otot mengurus, kulit berbercak seperti cat yang tidak rata, dan rambut berubah
warna menjadi lebih pucat.
Pada umumnya status gizi diperkirakan dengan mengukur berat dan tinggi badan anak
dengan menggunakan persentil berat berdasarkan umur dan tinggi berdasarkan umur yang telah
dikembangkan oleh United States National Centre for Health Statistics. Anak dengan berat
berdasarkan umur dibawah 80 persentile dikatakan mengalami malnutrisi. Berat menurut umur
menunjukkan status gizi pada saat ini sementara tinggi menurut umur menunjukkan status gizi
jangka panjang. Anak – anak yang mengalami kurang gizi cenderung tumbuh lebih pendek
dibandingkan anak – anak lain seusianya atau disebut dengan stunting.
Translated by wayanana.ps