Post on 02-Jul-2015
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
1
ANATOMI KLINIS DAN EMBRIOLOGI SISTEM SYARAF
PENULIS: Dwi Yuda Herdanto (KU-11829) Editor & Layout: Dwi Yuda Herdanto
Penerbit: yudaherdantoproduction
Dapat di-download di www.yudaherdanto.com
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
2
Tentang Penulis….. “Alhamdulillah… segala puji bagi Allah SWT… semoga catatan singkat ini bisa bermanfaat bagi kemajuan ilmu kedokteran dan ilmu anatomi, serta dapat membantu kita semua insyaAllah dalam berjihad di jalan Allah SWT sebagai seorang dokter masa depan…amin”
Nama: Dwi Yuda Herdanto Nickname: Yuda – Danto NIM: 06/195395/KU/11829 Agama: Islam Jenis Kelamin: Laki-Laki Golongan Darah: B Tempat Tanggal Lahir: Yogyakarta, 27 Januari 1990 Alamat: Jalan Prof. Dr. Soepomo 131 RT 35 RW 09 Warungboto Umbulharjo Yogyakarta Indonesia E-Mail: yuda27011990@yahoo.co.id Website: www.yudaherdanto.com Nomor HP: + 62 8586 8 2727 87 Riwayat Pendidikan:
• TK PEMBINA Yogyakarta (1993-1994) • TK TUNAS HARAPAN Sub Unit Dharma Wanita Pertamina Pangkalan Susu, Sumatera Utara
(1994-1995) • SD 2 Dharma Patra YKPP Pangkalan Susu, Sumatera Utara (1995-1997) • SD Dharma Patra 1 YKPP Rantau, Aceh Timur (1997-1998) • SD GLAGAH 1 Yogyakarta (1998-2001) • SMP N 4 Yogyakarta (2001-2004) • SMAN 3 Yogyakarta (2004-2006) • Fakultas Kedokteran UGM Pendidikan Dokter 2006 (2006-……)
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
3
DAFTAR ISI
• Cranium………………..………………..………………..………………..… 4 • Scalp………………..………………..………………..………………..…….. 5 • Meninges………………..………………..………………..………………… 5
o Spasium meninges………………..………………..………………. 8 o Sinus venosus duralis………………………………..…………….. 9
• Sistem aliran CSF………………..………………..………………..……… 10 • Otak……………...………..………………..………………..……………….. 12 • Cerebrum………………………..………………..………………..………… 14 • Ganglia basal……………..………………………………………………….. 16 • Diencephalon…………………………………………..…………………….. 17 • Mesencephalon………………………………………………………………. 18 • Pons………….………………………………………………………………… 19 • Cerebellum…………………………………………………………………… 19 • Medulla oblongata……………….………………………………………….. 20 • Medulla spinalis……………………………………………………………... 21 • Nervus craniales…………………………………………………………….. 23 • Integrated nerve system…………..………………..…………..…………. 27
o Sistem sensoris…………………………………………………….... 27 o Sistem motoris…………..…………..…………..…………..……… 29 o Sistem limbic…………..…………..…………..……...………..…… 31
• Embriologi sistem syaraf………………………………………………….. 32 • Overview embriologi sistem syaraf…………..…………..………..…….. 37 • Gangguan klinis sistem syaraf…………..………….……..…………….. 39
REFERENSI
• PUTZ & PABST – SOBOTTA ATLAS ANATOMI MANUSIA • KEITH L MOORE - CLINICALLY ORIENTED ANATOMY • MOORE & PERSAUD – THE DEVELOPING HUMAN CLINICALLY ORIENTED
EMBRIOLOGY • The International Dyslexia Association (IDA) 2000
http://www.knowledgenetwork.ca/literacy/resources/literature/dysgraphia.pdf • Glummarra, Melita J.; Gibson, Stephen J.; Georgiou-Karistianis, Nellie; Bradshaw, John L.
(April 2007), "Central Mechanisms in Phantom Limb Perception: The Past, Present, and Future", Brain Research Reviews 54 (1): 219–232
• Kaye WH, Frank GK, Bailer UF, Henry SE, Meltzer CC, Price JC, Mathis CA, Wagner A. (2005) Serotonin alterations in anorexia and bulimia nervosa: new insights from imaging studies. Physiol Behav, 85 (1), 73-81.
• Leckman JF, Bloch MH, King RA, Scahill L. "Phenomenology of tics and natural history of tic disorders". Adv Neurol. 2006;99:1–16.
• Leckman JF, Vaccarino FM, Kalanithi PS, Rothenberger A. Annotation: Tourette syndrome: a relentless drumbeat--driven by misguided brain oscillations. J Child Psychol Psychiatry 2006;47(6):537-50.
• Harris K, Singer HS. Tic Disorders: Neural Circuits, Neurochemistry, and Neuroimmunology. J Child Neurology 2006;21:678-689.
• PRACTICAL SESSION OF ANATOMY DEPARTMENT UGM
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
4
CRANIUM Cranium dibagi menjadi 2 bagian, yaitu NEUROCRANIUM & VISCEROCRANIUM,
• Neurocranium: struktur tulang yang menutupi bagian otak, meninges, dan nervus cranial. Pada orang dewasa, neurocranium disusun oleh 8 tulang, yaitu Os Frontal, Os Ethmoidal, Os Sphenoidal & Os Occipital, serta sepasang Os Temporal & Os Parietal. Secara umum, neurocranium dibagi menjadi:
o Calvaria o Bassi cranii
• Viscerocranium: Struktur tulang yang terdiri atas tulang facial (yang terbentuk dari mesenkim arcus pharyngeal embryonic). Pada orang dewasa, viscerocranium dibagi menjadi 15 tulang ireguler, yaitu Os Mandibula, Os Ethmoidale, Os Vomer, serta sepasang Os Maxilla, Concha Nasalis Inferior, Os Zygomatica, Os palatine, Os nasal, Os Lacrimale.
“Secara anatomis, cranium di orientasikan dengan suatu bidang yang dikenal sebagai ORBITOMEATAL PLANE / FRANKFORT HORIZONTAL PLANE, yang terletak pada margo infraorbital dan margo superior
dari porus acusticus externus”
FORAMINA PADA CRANIUM & ISINYA FOSSA CRANII ANTERIOR
Foramen caecum Vena Emissaria Nasalis Foramina cribiformis (Lamina cribiformis) Axons sel olfaktorius N.Olfactorius (I) Foramina ethmoidalis anterior et posterior N.Ethmoidalis & A.V.Ethmoidalis anterior – posterior
A.Meningea anterior
FOSSA CRANII MEDIA Canalis opticus N.Opticus (II)
A.Ophthalmica Fissura orbitalis superior Bagian Lateral, dengan susunan dari lateral ke medial:
• N.Lacrimalis (V1) • V.Ophthalmica superior • N.Frontalis (V1) • N.Trochlearis (IV) • A.Meningea media, Rr.Orbitalis Bagian Medial, dengan susunan dari lateral ke medial: • N.Abduscens (VI) • N.Nasocilliaris (V1) • N.Oculomotorius (III)
Canalis Caroticus A.Carotis interna, Pars petrosa Plexus venosus carotis internus
Foramen rotundum N.Maxillaris (V2) Foramen ovale N.Mandibularis (V3)
A.Meningeal Asesoria Foramen spinosum N.Mandibularis, Rr.Meningeal
A.V.Meningeal media Foramen lacerum A.Carotis interna
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
5
Sulcus Nervi petrosi majoris N.Petrosus major (VII) A.Meningeal media, Rr.Petrosus
FOSSA CRANII POSTERIOR Meatus accusticus internus A.V.Labyrinthi
N.Facialis (VII), N.Vestibulocochlearis (VIII) Foramen jugulare Bagian anterior:
• N.Glossopharyngeus (IX) • Sinus petrosus inferior Bagian posterior: • N.Vagus (X), N.Accesorius (XI) • V.Jugular interna (Bulbus superior) • Sinus sigmoidea • A.Occipital & A. A.Meningeal Posterior
Foramen magnum Medulla oblongata & Meninges N.Accesorius (XI) A.Vertebralis, A.Spinalis anterior et posterior Sinus marginalis
Canalis condylaris V.Emissaria Condylaris Foramen mastoideum V.Emissaria Mastoideus
SCALP
SCALP (kulit kepala) terdiri atas jaringan kulit normal & jaringan sub‐kutan yang melapisi neurocranium (antero‐posterior) dari linea nuchalis superior hingga margo supraorbital, dan juga (lateral) fascia temporalis hingga arcus zygomaticus. SCALP tersusun atas 5 lapisan, yaitu:
• Skin (kulit) • Connective tissue (Jaringan ikat) • Aponeurosis (epicranial aponeurosis), merupakan tempat perlekatan otot dari:
o M.Occipitofrontalis o M.Temporoparietalis & M.Auricularis superior
Penting dalam menjaga luka, agar tidak terlalu melebar saat terjadi cedera pada SCALP. • Loose areolar tissue (Jaringan areolar longgar) • Pericranium (merupakan jaringan ikat padat)
MENINGES APA ITU CRANIAL MENINGES? Cranial meninges adalah pelapis dari otak yang terletak didalam cranium. Fungsi cranial meninges:
• Melindungi otak • Menyediakan penyokong dari arteri, vena & sinus venosus. • Sebagai tempat CSF (Cerebrospinal Fluid).
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
6
PENYUSUN CRANIAL MENINGES! Cranial meninges itu sendiri dibagi menjadi beberapa lapisan jaringan ikat membranosa, yaitu:
• Pachymeninx / Dura mater o Lamina endosteal / periosteal
Lapisan luar dari dura mater Melekat pada calvaria & hanya melapisi hingga batas foramen magnum
o Lamina meningeal Lapisan dalam dari dura mater Melapisi hingga medulla spinalis, dan membentuk spinal dural sac Akan membentuk pelipatan duramater
• Leptomeninx Pada masa embrional, Leptomeninx (arachnoid mater & pia mater) berasal dari satu lapisan mesenkim otak. Dimana selanjutnya akan mengalami diferensiasi menjadi:
o Arachnoid mater Merupakan jaringan ikat yang avaskular TIDAK melekat dengan dura mater (lapisan meningeal), namun terfiksasi stabil
akibat adanya tekanan dari CSF. Memiliki protrusi kedalam lapisan meningeal dura mater yang dikenal sebagai
“GRANULATION ARACHNOIDEA”. o Pia mater
Merupakan jaringan ikat yang tervaskularisasi dengan baik Melekat pada otak (hingga ke dalam gyrus & sulcus cerebri) Ketika terdapat pembuluh darah yang masuk ke dalam otak, maka pia mater
juga akan melapisi sebagian pembuluh darah itu, lapisan ini dikenal sebagai “PIAL COAT”
“arachnoid mater dan pia mater dipisahkan oleh spasium sub‐arachnoid / spasium leptomeningeal
yang mengandung CSF” GRANULATION ARACHNOIDEA! Granulation arachnoidea (kumpulan villi arachnoid), merupakan protrusi dari arachnoid mater menuju lapisan meningeal dura mater pada sinus sagittalis superior (khususnya pada Lacunae venosus lateralis).
• Fungsi granulation arachnoidea adalah sebagai tempat transportasi CSF dari spasium sub‐arachnoid menuju sistem vena.
• Pembesaran granulation arachnoidea disebut “pacchionian bodies” dapat menekan tulang, sehingga membentuk cekungan‐cekungan pada calvaria yang dinamakan “foveola granulares”.
PELIPATAN DURA MATER! Lapisan meningeal dura mater akan mengalami pelipatan kedalam otak, sehingga dapat membagi otak dalam beberapa kompartemen. Pelipatan itu dikenal sebagai:
• Falx cerebri o Merupakan pelipatan dura mater yang paling besar o Falx cerebri melekat dari crista frontalis / crista galli hingga protuberantia occipitalis
interna, dan akan berlanjut menjadi tentorium cerebelli o Pelipatan ini masuk ke dalam fissura longitudinalis cerebri, sehingga membagi otak
dalam hemisphere dexter & sinister.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
7
• Tentorium cerebelli o Merupakan pelipatan lanjutan dari falx cerebri o Melekat pada:
Rostral: Processus clinoideus Os sphenoidale Rostro‐lateral: Os temporal pars petrosa Postero‐lateral: Os parietal & Os occipital
o Tentorium cerebelli memisahkan lobus occipitalis dengan cerebellum. Dan membagi cavum cranii, menjadi:
Kompartemen supratentorial (diisi cerebrum) Kompartemen infratentorial (diisi cerebellum)
o Terdapat incisura tentorii, tempat brainstem berada. • Falx cerebelli
o Merupakan pelipatan yang terletak dibawah tentorium cerebelli (di bagian posterior dari fossa cranii posterior) & falx cerebri
o Melekat pada crista occipitalis interna o Falx cerebelli akan membagi cerebellum dalam hemisphere dexter & sinister
• Diafragma sellae o Merupakan pelipatan dura mater yang paling kecil, dan akan menjadi atap dari fossa
hipofisialis o Diafragma sellae juga akan melapisi kelenjar hipofisis.
INERVASI DURA MATER!
• Fossa cranii anterior o N.Ethmoidale (V1), Rr.Meningeal anterior o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal o N.Mandibularis (V3)
• Fossa cranii media o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal o N.Mandibularis (V3)
• Atap fossa cranii posterior o N.Tentorial (cabang dari N.Ophthalmica V1)
• Lantai dari fossa crania posterior o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3 o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3, yang didistribusikan oleh N.Vagus (X) o Serabut sensoris ganglia spinalis C2‐3, yang didistribusikan oleh N.Hypoglossus (XII)
• Falx cerebri (aspek anterior) N.Ophthalmica (V1), melalui cabang:
o N.Ethmoidale, Rr.Meningeal anterior o N.Tentorial
• Tentorium cerebelli / Falx cerebri (aspek posterior) o N.Tentorial (cabang dari N.Ophthalmica V1)
• Plexus periarterial pada A.Meningeal media o N.Maxillaris (V2), Rr.Meningeal o N.Mandibularis (V3)
“secara mudah, fossa cranii anterior, media & atap fossa cranii posterior di inervasi oleh N.Trigeminus,
Rr.Meningeal”
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
8
VASKULARISASI DURA MATER! • A.Meningeal Media (cabang A.Maxillaris) masuk kedalam cavum crania melalui foramen
spinosum. o R.Anterior o R.Posterior
• A.Ophthalmica, R.Meningeal • Cabang dari A.Occipital • Cabang dari A.Vertebralis • V.Meningeal media
o Meninggalkan cavum crania melalui foramen spinosum & foramen ovale o Bermuara pada plexus venosus pterygoideus
SPASIUM MENINGEAL
Terdapat 3 spasium meningeal yang sering dibahas, namun hanya 1 dari 3 spasium meningeal yang merupakan spasium fisiologis. Apa saja itu? SPASIUM EPIDURAL / EXTRA‐DURAL / DURAL‐CRANIAL INTERFACE!
• Ruangan yang terletak diantara dura mater (lapisan periosteal) dengan calvaria • PATOLOGIS! Terjadi ruangan akibat darah (dari robekan pembuluh darah meningeal) yang
masuk diatas dura mater (lapisan periosteal). SPASIUM SUB‐DURAL / DURAL‐ARACHNOID JUNCTION!
• Ruangan yang terletak diantara dura mater (lapisan meningeal) dengan arachnoid mater • PATOLOGIS! Terjadi ruangan akibat darah akibat trauma pada kepala
SPASIUM SUB‐ARACHNOID / LEPTOMENINGEAL!
• Ruangan yang terletak diantara arachnoid mater dengan pia mater • FISIOLOGIS! Merupakan ruangan yang terisi CSF, sel trabekula & pembuluh darah • Spasium sub‐arachnoid yang terdapat pada spinal dural sac (caudal dari conus medullaris), akan
membentuk cysterna lumbalis (L2 – S2) “selain itu, juga terdapat spasium epidural spinalis, ruangan ini FISIOLOGIS terisi oleh lemak epidural &
plexus venosus vertebralis interna” Banyak pernyataan yang menyatakan bahwa otak mengapung didalam CSF pada spasium sub‐arachnoid. Namun, otak sebenarnya terfiksasi dengan trabekula arachnoidea yang terletak didalam spasium subarachnoid. Namun pada kondisi berdiri, gyrus cerebri pada bagian basal otak akan bersinggungan dengan fossa cranial. Berkaitan dengan impressio gyrorum.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
9
SINUS VENOSUS DURALIS
Merupakan suatu ruangan berisikan darah vena, terletak diantara tunica periosteal & tunica meningeal dura mater. Dibagi menjadi:
Sinus Sagittalis Superior • Terletak pada aspek superior falx cerebri
• Berjalan dari crista galli hingga protuberantia occipitalis interna • Menerima darah dari V.Superior cerebri & Lacunae venosus lateralis • Darah bermuara pada confluens sinuum.
Sinus Sagittalis Inferior • Terletak pada aspek inferior falx cerebri • Akan bermuara pada sinus rectus
Sinus Rectus • Menerima darah dari V.Magna Cerebri & V.Sagittalis inferior • Akan bermuara pada confluens sinuum
Sinus Occipitalis • Melekat pada falx cerebelli
• Memiliki hubungan dengan plexus venosus vertebralis interna • Akan bermuara pada confluens sinuum
CONFLUENS SINUUM Tempat bermuaranya sinus Sagittalis superior, sinus rectus & sinus occipitalis Sinus Transversus • Berjalan pada Os Occipital & Sudut postero‐inferior Os Parietal, dan
melekat pada tentrorium cerebelli • Menerima darah dari confluens sinuum, dimana alirannya tidak sama
antara sinus transversus dexter dengan sinister (Sinister > Dexter)
Sinus Sigmoidea • Berjalan kearah anterior pada fossa crania posterior, kemudian akan berjalan kearah inferior melalui foramen jugularis
• Merupakan lanjutan dari sinus transversus, dimana akan bermuara pada Vena Jugularis Interna.
Sinus Cavernosus • Terletak disisi lateral sella turcica. • Menerima darah dari:
o V.Ophthalmica Superior et Inferior o V.Cerebri Media Superficialis o Sinus Sphenoparietalis
• Bermuara menuju sinus petrosus superior et inferior & plexus venosus pterygoideus
• N.III, IV, VI, V2
Sinus Intercavernosus Terletak diantara 2 sinus cavernosus, dan berguna untuk menghubungkan kedua sinus cavernosus.
Sinus Petrosus Superior Menerima darah dari sinus cavernosus, & bermuara pada sinus transversus Sinus Petrosus Inferior Menerima darah dari sinus cavernosus, & bermuara pada V.Jugular Interna Sinus Petrosus Interna Menghubungkan sinus petrosus inferior ‐ plexus venosus vertebralis interna
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
10
Vena Emissaria Vena emissaria adalah pembuluh darah vena yang menghubungkan sinus venosus duralis dengan vena diluar cranium. Macam‐macam V.Emissaria adalah:
• V.Emissaria Frontalis o Berjalan melalui foramen caecum o Menghubungkan sinus sagittalis superior dengan vena sinus frontalis & cavum nasi
• V.Emissaria Parietalis o Berjalan melalui foramen parietale o Menghubungkan sinus sagittalis superior denan vena pada kulit kepala (scalp)
• V.Emissaria Mastoidea o Berjalan melalui foramen mastoidea o Menghubungkan sinus sigmoidea dengan V.Occipitalis & V.Auricular posterior
• V.Emissaria Condylaris Posterior o Berjalan melalui canalis condylaris o Menghubungkan sinus sigmoidea dengan plexus venosus sub‐occipital
SISTEM ALIRAN CSF Untuk memahani aliran CSF, maka kita perlu memahami:
• Sistem ventricular otak, sebagai penghasil CSF • Sistem cysterna sub‐arachnoidea, sebagai tempat CSF mengalir
FUNGSI CSF!
• Melindungi otak • Mencegah berat dari otak menekan serabut nervus craniales & pembuluh darah
“Monro‐Kellie doctrine, menyatakan bahwa cavum cranii diperumpamakan sebagai kotak yang padat, sehingga perubahan pada kuantitas darah intracranial hanya terjadi apabila terdapat gangguan CSF”
SISTEM VENTRICULAR OTAK! Sistem ventricular otak terdiri atas:
• Ventrikulus lateralis (2 buah) o Merupakan sistem ventrikel yang paling besar o Ventrikulus lateralis akan berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui foramen
interventrikular (Monroe) • Ventrikulus tertius
o Ventrikulus tertius akan berhubungan dengan ventrikulus quartus melalui aqueductus cerebri (Sylvius)
• Ventrikulus quartus o Tempat penyaluran cairan produksi CSF dari sistem ventrikel menuju spasium sub‐
arachnoidea melalui appertura mediana (Magendi) & appertura lateralis (Luschka), juga canalis centralis.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
11
CYSTERNA SUB‐ARACHNOIDEA! • Cysterna cerebellomedullary
o Cysterna sub‐arachnoidea yang paling besar, terletak diantara cerebellum & medulla oblongata
o Klasifikasi: Cysterna cerebellomedullary posterior / cysterna magna Cysterna cerebellomedullary lateral
• Cysterna pontocerebellar (terletak didepan pons) • Cysterna interpeduncular (terletak pada fossa interpeduncular, diantara pedunculus cerebri) • Cysterna chiasmatica (terletak di aspek antero‐inferior dari chiasma opticus) • Cysterna pericallosa (terletak di sekitar corpus callosum) • Cysterna quadrigerminal
o Terletak diantara bagian posterior corpus callosum dan bagian superior dari cerebellum o Terdapat bagian dari V.Magna Cerebri
• Cysterna ambiens o Terletak pada aspek lateral dari mid‐brain, dan pada sisi posterior berhubungan dengan
cysterna quadrigerminal • Cysterna lumbalis
o Terletak pada spinal dural sac (caudal dari conus medullaris), setinggi L2 – S2
“aliran CSF kebanyakan menuju cysterna quadrigerminal & interpeduncular” MEKANISME ALIRAN CSF!
1. CSF di produksi oleh sel epitel choroid PLEXUS CHOROIDEUS pada ventrikulus lateralis, tertius & quartus sebesar 400‐500 ml/hari
2. CSF mengalir melalui ventrikulus lateralis, melalui foramen interventrikulare dan mencapai ventrikulus tertius, dan turun melalui aqueductus cerebri hingga mencapai ventrikulus quartus.
3. Melalui ventrikulus quartus, CSF akan berpindah menuju spasium sub‐arachnoidea melalui appertura mediana & appertura lateralis.
4. Didalam spasium sub‐arachnoidea, CSF akan mengisi semua cysterna sub‐arachnoidea. 5. Pada akhirnya CSF akan di‐absorbsi pada granulation arachnoidea menuju sistem vena,
biasanya pada sinus sagittalis superior & lacuna lateral‐nya.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
12
OTAK BAGIAN OTAK! Otak terdiri atas 3 penyusun utama, yaitu:
• Cerebrum • Cerebellum • Brain stem
o Mid‐brain o Pons o Medulla oblongata
VASKULARISASI OTAK!
Walaupun berat otak hanya 2,5% dari berat badan manusia, namun 1/6 cardiac output & 1/5 oksigen tubuh digunakan oleh otak. Otak membutuhkan aliran darah sekitar 50ml/100gr/menit. Dengan 600‐700 ml berasal dari carotis interna, sedangkan 100‐200ml berasal dari vertebrobasiler. Tekanan aliran darah normal adalah 65‐140mmHg, apabila tekanan darah menurun maka aliran darah turun, apabila tekanan darah terlalu tinggi menyebabkan aliran darah meningkat.
Aliran darah di otak di atur oleh sistem syaraf simpatis extracerebral (spasium sub‐arachnoid) dan faktor CO2 & O2, serta tekanan intracranial.
• A.Carotis Interna o Merupakan cabang dari A.Carotis communis o Masuk ke dalam cranium melalui canalis caroticus o Membentuk cabang pars cortical:
A.Cerebri anterior A.Cerebri media A.Ophthalmica A.Choroideus anterior (menuju ke plexus choroideus, ganglia basalis &
mesencephalon) A.Communican posterior
o Membentuk cabang pars cavernosa Cavernosus Hipofisial Meningeal
“A.Cerebri anterior akan dihubungkan oleh A.Communicans anterior”
• A.Vertebralis
o Merupakan cabang dari A.Subclavian o Memiliki 3 bagian, yaitu pars cervicalis, pars atlantic & pars intracranial. o Berjalan pada foramen transversarium vertebralis o Memvaskularisasi cranial meninges & cerebellum o Membentuk cabang:
Pada batas bawah pons, akan terbentuk A.Basillaris (vaskularisasi brainstem, cerebellum & cerebrum). Memiliki cabang:
- A.Cerebellaris superior - A.Cerebellaris anterior inferior et posterior inferior
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
13
- A.Pontine A.Cerebri posterior A.Spinalis posterior & anterior (memvaskularisasi medulla spinalis)
o Mensuplai menuju: Cranial pons, Mid pons, Caudal pons (Nukleus N.VI & VII, Tractus
spinothalamicus) Medulla oblongata
“Pada fossa interpeduncular, terdapat arteri yang menghubungkan antara A.Carotis interna dengan A.Cerebri posterior yaitu A.Communicans posterior (vaskularisasi tractus opticus, pedunculus cerebri,
capsula interna & thalamus)” ARTERI CEREBRAL!
• A.Cerebri anterior vaskularisasi aspek medial & superior hemisphere cerebri (kecuali lobus occipitalis), polus frontalis. Secara spesifik memvaskularisasi:
o Area septal (didekat lamina terminalis bagian dinding anterior ventrikel tertius) o Cortex motor primer (kaki & vesica urinaria) o Corpus callosum (kecuali pars inferior)
• A.Cerebri media vaskularisasi aspek lateral hemisphere cerebri & ganglia basalis, polus temporalis. Memvaskularisasi:
o Memiliki cabang: A.Lenticulostriata (melalui substansia perforate, menuju nucleus lentiformis,
nukles caudatus & capsula interna) A.Lenticularis (vaskularisasi globus pallidus) A.Lenticulo‐optica (vaskularisasi thalamus)
o Memiliki cabang superior (area motor wajah, lengan, area broca, somatosensoris) o Memiliki cabang inferior (area wernicke, radiatio optica)
• A.Cerebri posterior vaskularisasi aspek inferior hemisphere cerebri & lobus occipitalis, Polus occipitalis. Memvaskularisasi:
o Diencephalon o Cortex visual primer o Splenium corpus callosum o Formation hippocampus
CIRCULLUS ARTERIOSUS WILLIS! Merupakan lingkaran A.Cerebri yang tersusun oleh:
• A.Communican anterior • A.Cerebri anterior • A.Carotis interna • A.Communican posterior • A.Cerebri posterior
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
14
VENA OTAK! Semua aliran vena di otak akan bermuara pada Vena Jugular Interna,
• V.Cerebri superior (bermuara pada sinus sagittalis superior) menerima darah dari otak aspek superolateral
• V.Cerebri inferior & medial superficial (bermuara pada sinus rectus, transversus, petrosus superior) menerima darah dari otak aspek inferior, posteroinferior & profundal
• V.Magna Cerebri (bermuara pada sinus rectus) menerima darah dari otak aspek interna • V.Cerebellaris superior et inferior (bermuara pada sinus transversus & sigmoideus)
menerima darah dari cerebellum. BLOOD BRAIN BARRIER
• Disusun oleh endotel kapiler dengan tight junction dan tidak terdapat sistem transport. • Fungsi:
o Proteksi otak o Transportasi substansi khusus (glukosa) o Enzim‐enzim metabolisme (mencegah adanya radikal bebas)
CEREBRUM BANGUNAN PENTING CEREBRUM!
• Fissura longitudinalis cerebri o Batas yang membagi cerebrum dalam 2 hemisphere o Dilalui oleh falx cerebri
• Lobus cerebrum o Lobus frontalis o Lobus parietalis o Lobus temporalis o Lobus occipitalis o Lobus limbicus o Lobus insularis
• Sulcus centralis / Fissura Rolando o Sulcus yang membagi cerebrum dalam 2 kompartemen, yaitu kompartemen anterior
(lobus frontalis) & kompartemen posterior (lobus parietalis) • Sulcus transversus lateralis / Fissura Sylvius
o Sulcus yang membatasi lobus temporal dibawahnya • Sulcus parieto‐occipitalis
o Sulcus yang membatasi lobus occipital dengan lobus parietal & temporal. o Terdapat suatu garis imajiner yang dinamakan “Linea Parieto‐Occipitalis” yang terletak
diantara sulcus parieto‐occipitalis dengan incisura pre‐occipitalis • Polus frontalis • Polus temporalis • Polus occipitalis
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
15
LOBUS FRONTALIS • Gyrus pre‐centralis • Gyrus frontalis superior • Gyrus frontalis medius • Gyrus frontalis inferior
o Pars opercularis o Pars triangularis o Pars orbitalis
• Operculum frontale • Gyrus orbitalis • Gyrus rectus • Sulcus pre‐centralis • Sulcus frontalis superior • Sulcus frontalis inferior • Sulcus orbitalis • Sulcus olfactorius
LOBUS PARIETALIS • Gyrus post‐centralis • Lobulus parietalis superior • Lobulus parietalis inferior • Lobulus paracentralis
(pada potongan medial) • Pre‐cuneus • Gyrus supramarginalis • Gyrus angularis • Operculum parietale • Sulcus post‐centralis • Sulcus intra‐parietalis
LOBUS TEMPORALIS • Gyrus temporalis
transversus anterior • Gyrus temporalis superior • Gyrus temporalis medius • Gyrus temporalis inferior • Gyrus occipito‐temporalis
(medialis et lateralis) • Sulcus temporalis superior • Sulcus temporalis inferior • Sulcus collateralis
LOBUS OCCIPITALIS • Cuneus • Gyrus lingualis (dibelakang
gyrus cinguli) • Incisura pre‐occipitalis • Sulcus occipitotemporalis • Sulcus parieto‐occipitalis • Sulcus calcarinus • Sulcus lunatus
LOBUS INSULAE / CENTRALIS • Limen insulae • Gyrus breves insulae • Gyrus longus insulae • Sulcus centralis insulae • Sulcus circularis insulae
LOBUS LIMBICUS • Gyrus sub‐callosus / para‐
terminalis • Gyrus cinguli • Isthmus gyrus cinguli • Gyrus parahippocampalis • Uncus • Hippocampus
o Gyrus dentate o Gyrus fasciolaris
• Sulcus cinguli (dilalui oleh A.Callosomarginalis)
• Sulcus hippocampalis
“Indusium Griseum merupakan hippocampus rudimenter” PEMBAGIAN AREA SITOARSITEKTONIK CORTEX CEREBRI MENURUT BRODMANN! NAMA AREA LOKASI & (AREA BRODMANN) FUNGSI Area sensorik primer Gyrus Post‐Centralis (3,1,2) Sensoris cutaneus & viscera Area sensorik asosiasi Lobulus parietalis superior (5,7) Stereognosis, Meraba benda tanpa melihat Area motorik primer Gyrus Pre‐Centralis (4) Pusat motorik (asal tractus corticospinal &
tractus corticobulbar) Area motorik asosiasi Gyrus frontalis superior (6) Gerakan motorik yang dipelajari Area visual primer Polus Occipitalis / disekitar
sulcus calcarina (17) Pusat penglihatan (ujung dari Radiatio Optica dari Corpus Geniculatum Laterale)
Area visual asosiasi • Sekunder • Tersier • Tinggi
Rostral dari area 17 (18) Rostral dari area 18 (19) Gyrus angularis (39)
Gerakan mengamati bola mata tanpa mendefinisikan sesuatu yang dilihat
Area lapang pandang mata (Otot Mata)
Gyrus frontalis superior (8) Gerakan mengamati bola mata secara volunteer
Area auditorius primer & sekunder
Gyrus temporalis transversus anterior (41,42)
Pusat pendengaran (ujung dari Radiatio Auditiva dari Corpus Geniculatum Mediale)
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
16
Area auditorius asosiasi (WERNICKE)
Gyrus temporalis superior (22)
Area Bahasa (BROCA) Gyrus frontalis inferior pars opercularis (44) & pars triangularis (45)
Pusat dari mekanisme berbicara
Area gustatoria Operculum (43) Pusat pengecapan Area olfaksi Uncus (34) Pusat penciuman Area asosiasi Gyrus angularis (39), Gyrus
supramarginalis (40) Tempat pemrosesan input dari area asosiasi sensoris
Cortex pre‐frontalis Gyrus frontalis superior (9,10,11) & Gyrus orbitalis (12)
Pusat perasaan (berkaitan dengan sistem limbic)
Cortex psychical Polus temporalis (38) Memori & pengalaman (ingatan benda yang pernah dilihat & musik yang pernah didengar)
Lobulus paracentral ‐ Pusat menahan buang air besar dan buang air kecil
GANGLIA BASALIS PEMBAGIAN GANGLIA BASALIS SECARA FILOGENETIK!
• Neostriatum: Nukleus Caudatus & Putamen • Paleostriatum: Globus Pallidus • Achistriatum: Amygdala & Claustrum
STRUKTUR GANGLIA BASALIS!
• Capsula extrema (disisi luar dari claustrum) • Claustrum • Capsula externa (diantara claustrum & putamen) • Nucleus lenticularis
o Putamen o Globus pallidus lateralis o Globus pallidus medialis
• Nukleus caudatus o Caput o Corpus o Cauda
• Lamina medularis lateralis (diantara putamen & globus pallidus lateralis) • Lamina medularis medialis (diantara putamen & globus pallidus medialis) • Capsula interna
o Crus anterius o Genu o Crus posterius
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
17
DIENCEPHALON DIENCEPHALON! Diencephalon terdiri atas:
• Epithalamus • Dorsal thalamus • Hypothalamus
STRUKTUR DIENCEPHALON!
• Corpus callosum (merupakan commisura cerebri paling besar) o Genu (paling depan) o Rostrum o Truncus o Splenium (paling belakang) o Sulcus corporis callosi (dilalui oleh A.Pericallosa)
• Fornix (Dinding yang membatasi antara ventriculus lateralis & tertius, merupakan serabut asosiasi)
• Septum pellucidum (merupakan dinding dari ventriculus lateralis) • Foramen interventriculare (menghubungkan ventriculus lateralis & tertius) • Plexus choroideus • Commisura anterior (menghubungkan bulbus olfaktorius dan hemisphere cerebri dengan
hemisphere kontralateral) • Commisura hippocampus (menghubungkan didalam formation hippocampus) • Thalamus
o Pulvinar thalami o Metathalamus
Corpus geniculatum laterale Corpus geniculatum mediale
o Trigonum habenulare (disebelah ventrikulus tertius, didekat gl.pinealis) o Adhesion interthalamica
NUKLEUS PADA THALAMUS!
• Nucleus Ventroposterolateral memberikan input pada bagian batang tubuh • Nucleus Ventroposteromedial memberikan input sensoris pada wajah • Corpus geniculatum lateral berperan dalam penglihatan • Corpus geniculatum medial berperan dalam pendengaran • Nukleus anterior komponen sistem limbic
• Hypothalamus o Terdapat sulcus hypothalamus
NUKLEUS PADA HYPOTHALAMUS! • Nucleus supraopticus menghasilkan ADH • Nucleus paraventricularis menghasilkan oksitosin • Nucleus suprachiasmaticus mengatur ritme circadian
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
18
• Epithalamus (Gl.Pinealis) berperan mensekresikan hormone melatonin • Tractus opticus • Chiasma opticum • Substantia perforata anterior (disamping chiasma opticum) • Infundibulum hypophysis • Hipophysis • Tuber cinerum • Corpus mamillare • Fossa interpeduncularis • Substantia perforata posterior (pada fossa interpeduncularis)
MESENCEPHALON MESENCEPHALON / MID‐BRAIN!
• Bagian paling rostral dari brain stem, terletak diantara perbatasan fossa crania media & fossa crania posterior
• Berhubungan dengan Nervus Craniales III & IV STRUKTUR MESENCEPHALON!
• Pedunculus cerebri o Crus cerebri (terdapat berkas syaraf jaras descenden) o Tegmentum mesencephaly
• Tectum mesencephaly / corpora quadrigerminal o Colliculus superior (berperan dalam proses penglihatan) o Brachium colliculus superior o Colliculus inferior (berperan dalam proses pendengaran) o Brachium colliculus inferior
• Substansia Nigra terdapat sel penghasil dopamine, apabila terjadi gangguan maka menyebabkan Parkinson Disease.
o Pars reticularis o Pars compacta
• Nukleus ruber • Formatio reticularis • Aqueductus mesencephaly / Aqueductus cerebri
BERKAS SYARAF PADA CRUS CEREBRI! Semua berkas syaraf yang melalui crus cerebri adalah jaras descenden (motorik), yaitu:
• Tractus corticospinal • Tractus corticobulbar • Tractus corticopontin
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
19
PONS PONS!
• Bagian diantara mid‐brain & medulla oblongata, terletak pada tepi anterior fossa crania posterior
• Berhubungan dengan Nervus Craniales V STRUKTUR PONS!
• Sulcus basillaris (suatu alur yang terdapat di sisi anterior pons, yang dilalui oleh A.Basillaris) • Brachium pontis (bagian yang menghubungkan pons – cerebellum) • Nucleus pontis • Foramen caecum (suatu lubang pada sisi anterior, yang terletak diantara pons & medulla
oblongata) • Fossa Rhomboidea (tampak posterior)
o Velum medullare superius o Sulcus medianus o Sulcus limitans o Locus caeruleus o Eminentia medialis o Colliculus facialis
Terletak diatas dari striae medullaris ventriculus quartus Terdapat nucleus Nervus Craniales VI
o Fovea superior o Area vestibularis o Appertura laterale ventriculus quartus
Terdapat 2 buah pada kedua sisi lateral fossa rhomboidea Merupakan tempat aliran CSF menuju spasium sub‐arachnoidea
o Striae medullaris ventriculus quartus (merupakan kumpulan serabut syaraf) o Trigonum Nervi Hypoglossi (terdapat nukleus nervus craniales XII) o Trigonum Nervi Vagi (terdapat nucleus nervus dorsalis vagi) o Obex o Appertura mediana ventriculus quartus
Terdapat 1 buah dan terletak pada bagian inferior fossa rhomboidea (dekat obex)
Merupakan tempat aliran CSF menuju spasium sub‐arachnoidea • Fastigium
CEREBELLUM CEREBELLUM! Merupakan otak kecil, yang terletak dibelakang pons & medulla oblongata
• Terletak pada fossa crania posterior dibawah tentorium cerebellar • Memiliki 2 hemisphere, yang dihubungkan oleh vermis. • Memberikan gambaran “arbor vitae” pada penampakan medial (potongan sagittal).
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
20
PEMBAGIAN CEREBELLUM SECARA FILOGENETIK! • Archicerebellum / vestibulocerebellar (perkembangan awal cerebellum)
o Memelihara tonus otot truncus, keseimbangan & postur o Komponen: Nukleus fastigii & Lobus flocculonodularis
• Paleocerebellum / spinocerebellar (lanjutan dari perkembangan archicerebellum) o Regulasi tonus otot ekstremitas proximal, proprioseptif & ekstroseptif o Komponen: Nukleus interpositus anterior et posterior & Lobus anterior
• Neocerebellum / cerebrocerebellar (perkembangan paling baru dari cerebellum) o Hanya terdapat pada manusia o Koordinasi otot ekstremitas distal (otot‐otot kecil), guna memperhalus gerakan o Komponen: Nukleus dentatus & Lobus posterior
STRUKTUR CEREBELLUM!
• Pedunculus cerebellaris superior (menyambungkan cerebellum dengan mesencephalon) • Pedunculus cerebellaris media / brachium pontis (menyambungkan cerebellum dengan pons) • Pedunculus cerebellaris inferior (menyambungkan cerebellum dengan medulla oblongata) • Lobus Cerebelli anterior (I – V) • Lobus Cerebelli posterior (VI – IX) • Lobus Flocculo‐nodularis (X)
NO VERMIS CEREBELLI HEMISPHERIUM CEREBELLI I Lingula cerebella ‐
II & III Lobulus centralis Ala lobuli centralis IV & V Culmen Lobus quadrangularis anterior VI Declive Lobus quadrangularis posterior VII Folium & Tuber vermis Lobus semilunaris superior et inferior, Lobulus gracilis VIII Pyramis vermis Lobulus biventer IX Uvula vermis Tonsilla cerebellaris X Nodulus Flocculus (terletak dibawah brachium pontis)
• Fissura prima (Terletak diantara V & VI) • Fissura horizontalis (Terletak diantara lobus semilunaris superior & inferior) • Fissura secunda (Terletak diantara VIII & IX) • Fissura flocculonodularis (Terletak diantara IX & X)
NUKLEUS CEREBELLI!
• Nucleus fastigii • Nucleus interpositus posterior / globosus • Nucleus interpositus anterior / emboliformis • Nucleus dentatus (paling terlihat)
MEDULLA OBLONGATA MEDULLA OBLONGATA!
• Bagian paling caudal dari brain stem, terletak pada fossa crania posterior
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
21
• Berhubungan dengan nervus craniales IX, X, XII • Diantara medulla oblongata dan pons, terdapat nervus craniales VI, VII, VIII
STRUKTUR MEDULLA OBLONGATA!
• Tuberculum gracile (terdapat nucleus gracile) & fasciculus gracilis (merupakan axon yang menuju nucleus gracile)
• Tuberculum cuneatum (terdapat nucleus cuneatus) & fasciculus cuneatus (merupakan axon yang menuju nucleus cuneatus)
• Funniculus lateralis medulla oblongata • Oliva
o Terletak di sisi lateral medulla oblongata o Terdapat nucleus olivarius inferior
• Angulus pontocerebellaris (merupakan daerah cekungan diatas oliva) • Pyramis medulla oblongata
o Terletak di sisi anterior medulla oblongata o Terdapat jaras descenden (motorik) dari tractus corticospinal
• Decussatio pyramidum o Terletak dibawah pyramis medulla oblongata o Membatasi medulla oblongata dengan medulla spinalis
• Sulcus medianus (terletak diantara fasciculus gracilis dexter ‐ sinister) • Sulcus intermedius posterior (terletak diantara fasciculus gracilis & fasciculus cuneatus) • Sulcus postero‐lateralis (terletak diantara fasciculus cuneatus & funniculus lateralis) • Sulcus post‐olivarius (terletak dibagian posterior dari oliva) • Sulcus pre‐olivarius (terletak dibagian anterior dari oliva)
FUNGSI TUBERCULUM GRACILE & CUNEATUS!
• Berperan dalam penyaluran impuls proprioseptik sadar • Apabila terjadi gangguan, menyebabkan ataxia sensoris
MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis berawal dari foramen magnum hingga vertebra setinggi L1‐2, dan dilanjutkan hingga conus medullaris & fillum terminale. Dimana terdapat 2 buah pembesaran, yaitu:
• Pembesaran cervical (pada MS segmen C4 – T1) • Pembesaran lumbosacral (pada MS segmen T11 – S1)
“dimana pada pembesaran cervical akan keluar plexus brachialis guna menginervasi ekstremitas atas,
sedangkan pada pembesaran lumbosacral akan menginervasi ekstremitas bawah” STRUKTUR MEDULLA SPINALIS!
• Substansia Grisea o Cornu anterior (columna anterior) o Cornu posterior (columna posterior)
Apex Caput
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
22
Cervix Basis
o Cornu laterale (columna intermedia) Hanya terdapat pada Segmen C8 hingga L2 (thoraco‐lumbar)
o Canalis centralis o Substansia gelatinosa centralis
• Substansia Alba o Funniculus anterior o Funniculus lateralis o Funniculus posterior
Fasciculus gracilis Fasciculus cuneatus (menerima serabut sensoris mulai setinggi T6) Fasciculus interfascicularis (SCHULTZ) terletak pada perbatasan medial
fasciculus gracilis & fasciculus cuneatus (MS Cervical) Fasciculus septomarginalis (FLECHSIG) Terletak pada perbatasan medial
antara fasciculus gracilis dexter & sinister (MS Thoracalis) Trigonum PHILIPPE GOMBAULT Terletak pada perbatasan fasciculus gracilis
dexter & sinister, tepat pada sulcus medianus posterior (MS Lumbalis & Sacralis) • Commisura Alba • Fissura mediana anterior • Sulcus antero‐lateralis & postero‐lateralis • Sulcus intermedius posterior • Sulcus medianus posterior
SERABUT JALUR AFFERENT PADA SUBSTANSIA ALBA MEDULLA SPINALIS!
• Funniculus anterior o Tractus spinothalamicus anterior o Tractus spinoolivaris
• Funniculus lateralis o Tractus spinothalamicus laterale o Tractus cerebellaris posterior (berkas FLECHSIG) o Tractus cerebellaris anterior (berkas GOWERS)
• Funniculus posterior o Fasciculus gracilis (terdapat berkas GOLLS) o Fasciculus cuneatus (terdapat berkas BURDAUCH)
SERABUT JALUR EFFERENT PADA SUBSTANSIA ALBA MEDULLA SPINALIS!
• Funniculus anterior o Tractus reticulospinal o Tractus corticospinal anterior o Tractus vestibulospinal medial
• Funniculus lateralis o Tractus rubrospinal o Tractus reticulospinal o Tractus corticospinal lateral
• Funniculus posterior: ‐
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
23
VASKULARISASI MEDULLA SPINALIS! Arteri pada medulla spinalis berjalan dari brainstem hingga conus medullaris.
• A.Spinalis anterior (penyatuan cabang dari A.Vertebralis) • Sepasang A.Spinalis posterior (cabang dari A.Vertebralis atau A.Cerebellaris posteroinferior) • A.Medullaris segmental anterior et posterior (memberikan suplai darah pada daerah yang
paling banyak membutuhkan darah, yaitu pada pembesaran cervical & lumbosacral) • A.Medullaris segmental anterior magna / Adamkiewicz (65% terletak pada sisi kiri medulla
spinalis, memvaskularisasi pembesaran lumbosacral & 2/3 bagian medulla spinalis) • A.Radicularis anterior et posterior (memvaskularisasi radix anterior et posterior nervus spinalis)
Vena medulla spinalis, • 3 buah V.Spinalis anterior • 3 buah V.Spinalis posterior • V.Medullaris anterior et posterior & V.Radicularis • Semua vena akan bermuara pada plexus venosus vertebra interna (pada spasium spinal
epidural), kemudian mengalir hingga sinus venosus duralis. Selain itu plexus venosus vertebra interna juga memiliki hubungan dengan plexus venosus vertebra externa.
NERVUS CRANIALES Nervus craniales memiliki fungsi utama:
• Serabut motorik untuk otot volunteer 1. Special Visceral Efferent (SVE)
a. Berasal dari arcus pharyngeus (wajah, palatum, pharynx, larynx) b. Contoh: Otot mastikasi
2. General Somatic Efferent (GSE) a. Berasal dari lokasi selain arcus pharyngeus embrional b. Contoh: otot mata, lidah, M.Sternocleidomastoideus & M.Trapezius
• Serabut motorik untuk kelenjar dan otot involunteer 3. General Visceral Efferent (GVE)
a. Memiliki serabut presinaps & post‐sinaps. b. Contoh: Sphincter pupil & kelenjar lacrimale
• Serabut sensoris umum 4. General Somatic Afferent (GSA)
a. Berperan terhadap sensasi sentuhan, tekanan, dingin & panas. b. Biasanya dibawa oleh CN V, VII, IX & X.
• Serabut sensoris viscera 5. General Visceral Afferent (GVA)
a. Berperan dalam menerima informasi dari sinus caroticus, pharynx, larynx, bronchus, pulmo, cordis, GIT.
• Serabut sensoris khusus 6. Special Somatic Afferent (SSA)
a. Berperan dalam penglihatan, pendengaran dan keseimbangan. 7. Special Visceral Afferent (SVA)
a. Berperan dalam penciuman dan perasa.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
24
LOKASI ANATOMIS NERVUS CRANIALES! NERVUS ASAL OTAK CRANIAL EXIT LOKASI NUKLEUS
N.Olfaktorius (I) Telencephalon Foramina cribiformis SVA: Epitel olfaktorius N.Opticus (II) Diencephalon Canalis opticus SSA: Sel retina N.Oculomotorius (III) Lateral dari fossa
interpeduncularis Fissura orbitalis superior GSE: Mid‐brain
GVE: Mid‐brain (pre‐sinaps) & Ganglion cilliar (post‐sinaps)
N.Throclearis (IV) Dibawah colliculus inferior (pons)
Fissura orbitalis superior GSE: Mid‐brain
N.Trigeminus (V) N.Ophthalmicus (V1) Fissura orbitalis superior GSA: Ganglion
trigeminal N.Maxillaris (V2) Foramen rotundum GSA: Ganglion
trigeminal N.Mandibularis (V3)
Terletak di samping pons
Foramen ovale GSA: Ganglion trigeminal SVE: Pons
N.Abduscent (VI) Terletak lateral dari foramen caecum
Fissura orbitalis superior GSE: Pons
N.Facialis (VII) Angulus ponto‐cerebellaris
Meatus accusticus internus & Foramen Stylomastoideum
SVE: Pons SVA: Ganglion geniculata GVE: Pons (pre‐sinaps) & Ganglion pterigopalatina (post‐sinaps)
N.Vestibulocochlearis (VIII) N.Vestibularis SSA: Ganglion
vestibularis N.Cochlearis
Angulus ponto‐cerebellaris
Meatus accusticus internus
SSA: Ganglion spiralis N.Glossopharyngeus (IX) Medulla oblongata
(sulcus post‐olivarius)
Foramen jugulare SVE: Medulla GVE: Medulla (pre‐sinaps) & Ganglion otic (post‐sinaps) GVA: Ganglion superiorGSA & SVA: Ganglion inferior
N.Vagus (X) Medulla oblongata (sulcus post‐olivarius)
Foramen jugulare SVE: Medulla GVE: Medulla (pre‐sinaps) & neuron viscera (post‐sinaps) GVA: Ganglion superiorGSA: Ganglion superior SVA: Ganglion inferior
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
25
N.Accesorius (XI) Medulla spinalis (Sulcus post‐olivarius)
Foramen jugulare GSE: Medulla spinalis
N.Hypoglossus (XII) Medulla oblongata (sulcus pre‐olivarius)
Canalis nervi hypoglossus GSE: Medulla
FUNGSI NERVUS CRANIALES!
NERVUS FISIOLOGIS N.Olfaktorius (I) SVA: Penciuman N.Opticus (II) SSA: Penglihatan N.Oculomotorius (III) GSE: M.Rectus superior‐medial‐inferior, M.Obliquus inferior, M.Levator
palpebra superior GVE: Konstriksi pupil (M.Sphincter pupil) & akomodasi lensa (M.Cilliaris)
N.Throclearis (IV) GSE: M.Obliquus superior (memutar bola infero‐lateral) N.Trigeminus (V) N.Ophthalmicus (V1) GSA: Sensasi scalp, kulit dahi, kornea, cavum nasi, sinus paranasal N.Maxillaris (V2) GSA: Sensasi kulit wajah disekitar maxilla, bibir atas, gigi maxilla, sinus
maxillaris, palatum N.Mandibularis (V3) GSA: Sensasi kulit wajah disekitar mandibula, bibir bawah, gigi mendibula,
TMJ, mukosa mulut SVE: Otot mastkasi, M.Mylohyoid, Tensor veli palatini & tensor tympani
N.Abduscent (VI) GSE: M.Rectus lateralis (memutar bola mata kearah lateral) N.Facialis (VII) SVE: Ekspresi wajah, Stapedius, M.Stylohyoid
SVA: Perasa 2/3 anterior lidah GVE: Kelenjar hidung, Gl.Lacrimale, Gl.Submandibular & Gl.Sub‐lingual
N.Vestibulocochlearis (VIII)
N.Vestibularis SSA: Keseimbangan pergerakan & posisi kepala dari koordinasi ductus semicircularis‐utriculus‐sacculus.
N.Cochlearis SSA: Pendengaran dari organ spiral N.Glossopharyngeus (IX) SVE: M.Stylopharyngeus (mastikasi)
GVE: Gl.Parotis GVA: Sensasi dari gl.parotis, sinus carotis, pharynx & telinga tengah SVA: Perasa 1/3 posterior lidah GSA: Sensasi dari telinga luar
N.Vagus (X) SVE: M.Constrictor‐pharyngeus (kecuali M.Stylopharyngeus), otot intrinsic larynx, otot palatum(kecuali M.Tensor veli palatini) & 2/3 superior oesophagus. GVE: Otot polos cardio‐pulmoner & GIT GVA: Sensasi lidah, cardio‐pulmoner, GIT SVA: Perasa dari epiglottis & palatum GSA: Sensasi dari auricula, meatus accusticus externus & dura mater posterior
N.Accesorius (XI) GSE: M.Sternocleidomastoideus & M.Trapezius N.Hypoglossus (XII) GSE: Otot intrinsic & ekstrinsik lidah (kecuali M.Palatoglossus)
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
26
NUKLEUS NERVUS CRANIALES! • Badan sel N.I terletak pada atap cavum nasi, septum nasi & dinding medial concha nasalis
superior. • Badan sel N.II • N.Craniales III
o GSE Nukleus N.III o GVE Nukleus oculomotorius accesorius (pada ganglion ciliare)
• N.Craniales IV o GSE Nukleus N.IV
• N.Craniales V o GSA Nukleus mesenphalicus N.V & Nukleus spinalis N.V o SVE Nukleus motorius N.V
• N.Craniales VI o GSE Nukleus N.VI
• N.Craniales VII o SVE Nukleus N.VII o SVA Nukleus solitarius o GVE Nukleus salivatorius superior
• N.Craniales VIII o SSA Nukleus vestibularis & Nukleus cochlearis
• N.Craniales IX o SVE Nukleus ambiguus o SVA Nukleus solitarius o GVE Nukleus salivatorius inferior o GVA Nukleus spinalis N.V
• N.Craniales X o SVE Nukleus ambiguus o SVA Nukleus solitarius o GVE Nukleus dorsalis N.X o GVA Nukleus spinalis N.V
• N.Craniales XI o SVE Nukleus ambiguus & Nukleus N.XI
• N.Craniales XII o GSE Nukleus N.XII
GENERAL V (kulit wajah) SOMATIC (otot
volunteer / skelet) SPECIAL II & VIII (penglihatan & pendengaran) GENERAL IX & X (motilitas atau regangan organ visceral)
AFFERENT
VISCERAL (otot involunteer polos) SPECIAL I, VII, IX, X (penciuman dan perasa)
GENERAL III, IV, VI, XII (otot mata & otot lidah) SOMATIC (otot volunteer / skelet) SPECIAL ‐
GENERAL Serabut parasimpatis III, VII, IX,X (otot sphincter pupil, lacrimale, parotis)
EFFERENT
VISCERAL (otot involunteer / polos)
SPECIAL V3, VII, IX, X, XI (otot mastikasi, facial, larynx & pharyx, M.Sternocleidomastoideus)
*khusus SVE, sesuai nomenklaturnya otot SVE adalah otot polos / otot involunteer. Namun pada kenyataannya otot SVE adalah otot skelet / otot branchiogenic.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
27
INTEGRATED NERVE SYSTEM SERABUT NERVUS SPINALES! Serabut nervus spinales dibagi menjadi 6 plexus, yaitu:
• Plexus cervicalis (C1‐5) • Plexus brachialis (C5‐T1) • Plexus thoracalis (T1‐T12) • Plexus lumbalis (L1‐4) • Plexus sacralis (L4‐S4) • Plexus coccygea (S4‐Co)
KLASIFIKASI SERABUT SYARAF!
• Serabut asosiasi (serabut yang menghubungkan antar area pada cortex cerebri dalam 1 hemisphere)
o Cingulum o Fasciculus uncinatus o Fasciculus arcuatus (menghubungkan area Broca dengan Wernicke)
• Serabut proyeksi (serabut yang menghubungkan area cortex cerebri dengan nucleus sub‐kortikal)
• Serabut komisural (menghubungkan antar area cortex cerebri yang sama antara kedua hemisphere)
o Corpus callosum o Commisura anterior o Commisura posterior
SISTEM SENSORIS
Merupakan sistem yang menerima respon sensoris dari “nyeri suhu”, “taktil kasar”, “diskriminasi 2 titik” dan “proprioseptif”. Bagian truncus dinyatakan sebagai semua bagian tubuh, kecuali bagian wajah yang dibatasi pada telinga, sehingga struktur didepan telinga (pelipis) termasuk sistem sensoris wajah, sedangkan struktur dibelakang telinga (leher, pars occipital) termasuk dalam sistem sensoris truncus.
Sebelum memahami jalur sistem sensoris, sebelumnya kita perlu mengetahui apakah ordo neuron (neuron order) itu. Jadi ordo neuron itu terdiri atas nucleus ordo & axon ordo. Dimana terdapat 3 buah neuron ordo didalam 1 sistem sensoris, yaitu:
• Neuron ordo I: neuron yang terbentang dari reseptor tubuh manusia hingga medulla spinalis (cornu posterior) atau truncus cerebri (nucleus gracilis, nucleus cuneatus, nucleus N.Craniales)
• Neuron ordo II: neuron yang terbentang dari nucleus pada medulla spinalis atau truncus cerebri, hingga thalamus (nucleus VPM atau VPL)
• Neuron ordo III: neuron yang terbentang dari thalamus hingga cortex cerebri (area sensorik)
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
28
SISTEM SENSORIS TRUNCUS
NUKLEUS ORDO 1
AXON ORDO 1
NUKLEUS ORDO 2
AXON ORDO 2 NUKLEUS ORDO 3
AXON ORDO 3
NYERI SUHU (sistem antero‐
lateral)
Tractus spinothalamicus lateral
TAKTIL KASAR (sistem antero‐
lateral)
Tidak spesifik
Substansia gelatinosa (cornu posterior) Tractus
spinothalamicus anterior
DISKRIMINASI & PROPRIOSEPTIF (sistem Columna
Posterior Lemnicus
Medialis / CPLM)
Ganglion spinale
Fasciculus gracilis (serabut dari ekstremitas inferior) Fasciculus cuneatus (serabut dari ekstremitas superior) Batas serabut ekstremitas superior dan inferior
pada VT6
Tuberculum gracilis (nucleus gracilis) Tuberculum cuneatus (nucleus cuneatus)
Lemniscus medial Sebelumnya akan mengalami persilangan pada decussatio lemnisulorum
Nucleus ventro‐postero‐lateral (thalamus)
Crus cerebri posterior
Capsula Interna Corona Radiata
Gyrus post‐centralis
*Selain itu juga ada Tractus spinocerebellar anterior & posterior (yang berjalan pada columna lateral), membawa sistem propriosetif otot.
SISTEM SENSORIS WAJAH Sistem sensoris wajah dibawa oleh N.V, VII, IX, X. Dimana N.V merupakan nervus satu‐satunya yang membawa sensoris proprioseptik. SISTEM TRIGEMINOTHALAMIC!
NUKLEUS ORDO 1
AXON ORDO 1
NUKLEUS ORDO 2
AXON ORDO 2 NUKLEUS ORDO 3
AXON ORDO 3
NYERI SUHU Nucleus spinalis N.V
TAKTIL KASAR & DISKRIMINASI
Ganglion semilunaris / trigeminal Nukleus
Principalis PROPRIOSEPTIF Nucleus
mesencephaly trigeminal
Tractus spinalis N.V
Interneuron yang tidak spesifik
Lemniscus trigeminalis
Nucleus ventral postero‐medial
Crus cerebri posterior
Capsula Interna
Corona Radiata
Gyrus post‐centralis
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
29
*Lemniscus trigeminalis merupakan serabut projeksi gabungan dari tractus trigeminalis anterior (membawa sensasi taktil) dan tractus trigeminalis posterior (membawa sistem proprioseptif). SISTEM SENSORIS WAJAH OLEH N.VII, N.IX & N.X! Untuk sistem sensoris wajah yang dibawa oleh N.VII, IX & X, memiliki jalur yang sama seperti sistem trigeminothalamic, hanya nukleus ordo 1 saja yang berbeda.
• Neuron ordo 1 untuk N.VII Ganglion geniculata • Neuron ordo 1 untuk N.IX Ganglion superior • Neuron ordo 1 untuk N.X Ganglion superior
“Ingat!!! N.VII, IX & X tidak membawa jalur proprioseptif”
SISTEM MOTORIS
“Sistem motoris dibagi menjadi sistem pyramidal dan sistem extrapyramidal”
SISTEM PIRAMIDAL Sistem pyramidal dibagi menjadi:
• Tractus corticospinal • Tractus corticobulbar
JALUR UMN LMN TRACTUS CORTICOSPINALIS LATERALE
Cortex motoris primer Corona radiata Capsula interna Pedunculus cerebri Ventral pons
Pyramis Decussatio pyramidalis (menyilang) Menuju cornu anterior segmen MS tertentu
Dari cornu anterior MS otot ekstrafusal atau intrafusal
TRACTUS CORTICO SPINALIS ANTERIOR
Cortex motoris primer Corona radiata Capsula interna Pedunculus cerebri Ventral pons
Pyramis Decussatio pyramidalis Menuju cornu anterior segmen MS tertentu (mengalami persilangan)
Dari cornu anterior MS otot ekstrafusal atau intrafusal
TRACTUS CORTICOBULBAR N. III, IV, V3, VI,IX, X, XI, XII (kecuali inervasi M.Genioglossus)
Cortex motor nucleus motor (setiap nucleus motor, mendapatkan inervasi bilateral dari hemisphere cerebri)
Nucleus motor organ efektor
N.VII • Cortex motor Serabut ipsilateral Nukleus N.VII dorsal (ipsilateral)
• Cortex motor Serabut kontralateral Nukleus N.VII dorsal (kontralateral)
• Cortex motor Serabut kontralateral Nukleus N.VII ventral (kontralateral)
• Nukles dorsal N.VII inervasi otot wajah superior
• Nucleus ventral N.VII inervasi otot wajah inferior
Otot wajah superior dan inferior dibatasi oleh bagian pertengahan mata, bagian diatas mata termasuk otot wajah superior, bagian
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
30
Pada intinya, nucleus dorsal N.VII mendapat serabut bilateral, sedangkan nucleus ventral N.VII mendapat serabut kontralateral
dibawah mata termasuk otot wajah inferior.
N.XII (M.Genioglossus) Cortex motor serabut kontralateral Nukleus N.XII
Nucleus N.XII M.Genioglossus
MESENCEPHALON‐MEDULLA SPINALIS! • Tractus rubrospinalis: menghubungkan nucleus ruber dengan medulla spinalis • Tractus tectospinalis (penting dalam pengaturan refleks kepala pada cahaya & suara):
menghubungkan nucleus tectalis dengan medulla spinalis • Tractus interstitiospinalis: menghubungkan nucleus interstitial dengan medulla spinalis
TRUNCUS CEREBRI – MEDULLA SPINALIS!
• Tractus reticulospinalis: menghubungkan nucleus reticularis dengan medulla spinalis • Tractus vestibulospinalis: menghubungkan nucleus vestibularis dengan medulla spinalis
“tractus reticulospinal & vestibulospinal penting dalam pengaturan keseimbangan & postur”
SISTEM EXTRAPIRAMIDAL Sistem extrapiramidal terbagi atas 4 buah sirkuit yang penting
SIRKUIT JALUR I Cortex extrapiramidal Substansia Nigra Globus Pallidus Thalamus (nucleus
ventral anterior & ventral lateral) melalui thalamus jalur dapat kembali menuju cortex extrapiramidal atau menuju cortex pyramidal.
II Cortex extrapiramidal Nukleus caudatus Globus Pallidus Thalamus (nucleus ventral anterior & ventral lateral) melalui thalamus jalur dapat kembali menuju cortex extrapiramidal atau menuju cortex pyramidal.
III Sirkuit III pada sistem extrapiramidal merupakan jalur alternative dari sirkuit II, yaitu setelah globus pallidus, impuls akan dilanjutkan menuju nucleus sub‐thalamicus, kemudian menuju cortex pyramidal.
IV Dari neocerebellum menuju nukleus dentatus, melalui nucleus dentatus terdapat 2 jalur, yaitu:
• Thalamus (melalui tractus dentatothalamicus) • Nucleus ruber (melalui tractus dentatorubralis), dan dilanjutkan menuju thalamus
Melalui thalamus akan menuju cortex motoris. Melalui cortex motoris akan dilanjutkan menuju pons (melalui tractus corticopontin), dan sirkuit kembali menuju neocerebellum (melalui tractus pontocerebellar)
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
31
SISTEM LIMBICUM / SIRKUIT PAPEZ Diawali dari hippocampus, kemudian menuju corpus mammilare melalui serabut asosiasi pada
fornix. Dari corpus mammilare akan disambungkan menuju thalamus (nucleus anterior) oleh tractus mammilothalamicus. Dari thalamus akan disambungkan kembali menuju hipoocampus melalui gyrus cinguli, gyrus parahipocampalis & uncus. Dari sirkuit papez ini sehingga diketahui keterkaitan fungsi sistem limbic sesuai struktur anatominya:
• Hippocampus ingatan short‐term • Amygdala respon otonomik & pola makan • Gyrus uncus olfaksi • Akan berkolaborasi dengan hipotalamus, dalam mempengaruhi perilaku seksual, emosi &
motivasi.
TRACTUS CEREBELLUM JALUR AFEREN!
• Tractus pontocerebellaris • Tractus olivocerebellaris • Tractus vestibulocerebellaris • Tractus spinocerebellaris
JALUR EFEREN!
• Tractus dentatorubralis
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
32
EMBRIOLOGI SISTEM SYARAF
Sistem syaraf berasal dari penebalan ectoderm embrional pada hari ke‐18 yang akan berkembang menjadi neural plate. Selanjutnya, neural plate akan membentuk plica neuralis dan crista neuralis. Plica neuralis akan mengalami neurulasi pada somit ke 4‐6 sehingga akan mengalami fusi kearah cranial dan caudal, dan membentuk tuba neuralis yang tersusun atas dinding tuba neuralis dan canalis neuralis (bagian lumen).
PROSES NEURULASI!
• Shaping & Folding • Elevation • Konvergen • Closure
Pada awalnya, bagian paling cranial dan caudal dari tuba neuralis belum mengalami penutupan, sehingga dikenal sebagal neuroporus cranial dan neuroporus caudal, dimana selanjutnya neuroporus cranial akan mengalami penutupan pada hari 25 & neuroporus caudal akan mengalami penutupan pada hari 27. Selain itu lumen tuba neuralis juga akan membentuk hubungan dengan cavitas amnion.
• Dinding tuba neuralis akan menjadi CNS, dimana dilapisi oleh epitel pseudostratificatum columnare (sebagai penyusun ventricular zone / sel ependymal)
o Fusi kearah cranial dari sommit 4 (2/3 superior) akan menjadi otak o Fusi kearah caudal dari sommit 4 (1/3 inferior) akan menjadi medulla spinalis
• Lumen tuba neuralis / canalis neuralis o Lumen akibat fusi pada bagian otak, akan menjadi sistem ventricular otak o Lumen akibat fusi pada bagian medulla spinalis, akan menjadi canalis centralis medulla
spinalis. • Crista neuralis akan menjadi PNS
o Nervus craniales (V, VII, VIII, IX, X) o Nervus spinalis
Serabut motoris (akan terbentuk pada akhir minggu ke‐4) o Ganglion spinale (merupakan Krista neuralis yang mengalami migrasi menuju
dorsolateral)
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
33
o Nervus otonomik Simpatis, pada minggu ke‐5 sel Krista neuralis mengalami migrasi dari bagian
thorax menuju sisi lateral Medulla Spinalis. o Sel kromafin o Melanoblast o Medulla suprarenal
• Pembentukan vaskularisasi CNS terjadi bersamaan dengan penutupan neuroporus. “Perkembangan sistem syaraf tidak luput dari proses myelinisasi. Proses myelinisasi diawali pada mid‐fetal life (Kuliah anatomi, 2009), di lain sumber dikatakan proses myelinisasi diawali pada late‐fetal life
(Moore dan Persaud, 2003), dan berakhir pada usia 1 tahun post‐natal”
MEDULLA SPINALIS
Medulla spinalis terbentuk diawali dengan penebalan dinding lateral tuba neuralis (1/3 inferior), penebalan ini akan mengecilkan lumen tuba neuralis sehingga akan membentuk canalis centralis. Perkembangan yang lebih spesifik dari medulla spinalis akan dibagi menjadi 3 lokasi, yaitu:
• Neuroepitel (epitel yang melapisi lumen tuba neuralis 1/3 inferior) Neuroepitel akan membentuk “ventricular zone”, dimana akan mengalami diferensiasi:
o Neuroblast / neuron primordial Akan membentuk axon Akan menyusun “zona intermediate / zona mantel” yang terbentuk diantara
zona ventricular & zona marginal. o Glioblast / spongioblast
Akan membentuk makroglia, yaitu astroblast (menjadi astrosit), oligo‐dendroblast (menjadi oligodendrosit), ependyma (menjadi sel ependymal).
Akan mengalami migrasi dari “zona ventricular” menuju “zona marginal” & “zona intermediate”
• Bagian luar neuroepitel o Akan membentuk menjadi “zona marginal”, dan selanjutnya menjadi substansia alba.
• Daerah mesenkim tuba neuralis 1/3 inferior o Membentuk primordial meninges, dan menjadi spinal meninges. Terdiri atas:
Dura mater Leptomeninges (arachnoid mater & pia mater)
o Membentuk microglia, microglia selanjutnya akan bermigrasi menuju CNS pada saat pembentukan vascular.
Selain 3 lokasi diatas, masih terdapat lagi lokasi perkembangan embriologis medulla spinalis, yaitu:
• Alar plate (lempeng yang terbentuk dibagian dorsal), akan menjadi cornu posterior • Basal plate (lempeng yang terbentuk dibagian ventral), akan menjad cornu anterior • Terbentuk sulcus limitans yang membatasi canalis centralis
“Alar & Basal plate juga ditemukan pada mesencephalon & rhombencephalon. Sedangkan sulcus limitan akan ditemukan dari junction prosencephalon‐mesencephalon hingga medulla spinalis”
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
34
Setelah perkembangan medulla spinalis telah sempurna, selanjutnya medulla spinalis akan mengalami pemendekan. Hal ini ditunjukkan dengan panjang medulla spinalis terhadap vertebra, yaitu:
• Pada usia kehamilan 6 bulan, ujung medulla spinalis terletak setinggi Vertebra S1 • Pada usia neonatus, ujung medulla spinalis terletak setinggi Vertebra L2‐3 • Pada usia dewasa, ujung medulla spinalis terletak setinggi Vertebra L1 (dengan rentang antara
T12 hingga L3)
OTAK
Otak terbentuk melalui fusi dari plica neuralis diatas somit 4 dan penutupan neuroporus cranial. Perkembangan otak diawali dengan perkembangan vesikel otak primer & dilanjutkan pada minggu ke‐5 yaitu perkembangan vesikel otak sekunder, yaitu:
• Prosencephalon o Telencephalon o Diencephalon
• Mesencephalon • Rhombencephalon
o Metencephalon Pons & Cerebellum o Myelencephalon Medulla oblongata
Jadi pada dasarnya, yang dimaksud vesikel otak primer adalah Prosencephalon, Mesencephalon & Rhombencephalon. Sedangkan yang dimaksud vesikel otak sekunder adalah Telencephalon, Diencephalon, Metencephalon & Myelencephalon. FLEXURA CEREBRI! Apa itu? Flexura cerebri adalah suatu pembengkokan dari tuba neuralis (bagian superior) biasanya didaerah brainstem, akibat pertumbuhan bagian otak yang sangat cepat. Arah pembengkokan ini kearah ventral, dimana akan terbentuk:
• Mid‐brain flexura (terbentuk didaerah mid‐brain) • Pontine flexura (bengkok kearah dorsal, terbentuk diantara flexura mid‐brain & cervical)
o Terbentuk pada region pontine o Akan membagi struktur metencephalon & myelencephalon.
• Cervical flexura (terbentuk diantara rhombencephalon & medulla spinalis). o Merupakan tempat berawalnya Medulla Spinalis Segmen C1 (Foramen magnum)
SISTEM VENTRIKULAR!
• Dinding ventrikulus quartus dilapisi oleh pia mater, dimana pia mater ini selanjutnya akan bersama atap ependymal untuk membentuk tela choroidea.
• Tela choroidea selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi plexus choroideus. • Appertura mediana & laterale, dibentuk melalui evaginasi dan rupture pada dearah disekitar
ventriculus quartus. TELENCEPHALON!
Diawali dengan pembentukan vesikel telencephalic, yang kemudian akan menjadi hemisphere cerebri. Dan cavitas dari telencephalon akan membentuk ventrikel lateral. Selama perkembangan dari
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
35
hemisphere cerebri, akan terjadi penghimpitan mesenkim diantara 2 hemisphere cerebri (pada fissure longitudinalis cerebri), selanjutnya mesenkim ini akan membentuk falx cerebri.
• Pada minggu ke‐6, terjadi perkembangan dari lantai hemisphere cerebri membentuk corpus striatum.
DIENCEPHALON!
• Terjadi pembengkakan pada dinding lateral ventriculus tertius, yang membentuk epithalamus, thalamus & hypothalamus.
o Hypothalamus terbentuk melalui proliferasi neuroblast dari zona intermediate o Epithalamus terbentuk melalui dinding lateral diencephalon.
• Adhesion inthalamica o Merupakan fusi dari bagian tengah substansia grisea pada thalamus, akan
membentuk seperti jembatan. o Terbentuk pada 70% populasi.
• Corpus mammilaris terbentuk melalui pembengkakan dari permukaan ventral hypothalamus.
• Hipofisis o Adenohipofisis terbentuk dari oral ectoderm o Neurohipofisis terbentuk dari neuro‐ectoderm
MESENCEPHALON!
• Canalis neuralis akan mengalami penyempitan, dan akan menjadi aqueductus cerebri. • Neuroblast dari alar plate, bermigrasi menuju tectum mesencephaly dan membentuk colliculus
superior dan inferior. • Neuroblast dari basal plate, akan menuju tegmentum mesencephaly dan membentuk nucleus
dari: o Nucleus red o Nucleus CN III & IV o Nukleus reticular
• Neuroblast dari basal plate juga membentuk substansia nigra. Namun ada juga yang mengatakan substansia nigra dibentuk oleh neuroblast dari alar plate yang bermigrasi kearah ventral.
METENCEPHALON
Perkembangan dinding metencephalon akan membentuk pons dan cerebellum, sedangkan cavitas metencephalon akan menjadi ventriculus quartus. Dimana:
• Neuroblast dari lempeng basal akan menjadi nucleus motorik • Cerebellum terbentuk melalui penebalan dari dinding dorsal lempeng alar
o Neuroblast pada zona intermediate akan bermigrasi menuju zona marginal, untuk berdiferensiasi menjadi cortex cerebellar.
o Neuroblast juga mengalami diferensiasi menjadi nucleus dentate, nucleus pontine, nucleus koklear & vestibular & nucleus trigeminus.
• Pons terbentuk melalui adanya hubungan serabut syaraf di daerah ventral metencephalon, dari cerebrum & cerebellum dengan medulla spinalis.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
36
MYELENCEPHALON! Perkembangan myelencephalon memiliki proses yang sama seperti perkembangan medulla spinalis, yaitu:
• Alar plate (lempeng yang terbentuk dibagian dorsal) o Terdapat neuroblast, yang akan membentuk “zona marginal” o Neurooblast juga akan menyusun nucleus cuneatus & nucleus gracilis di bagian dorsal,
dan akan menyusun nucleus olivarius di bagian ventral o Neuroblast dari alar plate akan bersifat GVA, SVA, GSA, SSA (sensorik)
• Basal plate (lempeng yang terbentuk dibagian ventral) o Akan membentuk pyramid (mengandung tractus corticospinal) o Neuroblast dari basal plate akan bersifat GSE, SVE, GVE (motorik)
NERVUS CRANIALES Secara embriologi N.Craniales dibagi dalam 3 kelompok, yaitu:
• Collumna somatic efferent (derivate lempeng basal) Homolog dengan N.Spinalis radix ventral
o N.III 1st pre‐otic myotome o N.IV mid‐brain pars posterior o N.VI lempeng basal metencephalon o N.XII fusi radix ventralis 3 atau 4 N.Occipital
• Nervus arcus pharyngeus o N.V berasal dari arcus pharyngeus 1st o N.VII berasal dari arcus pharyngeus 2nd o N.IX berasal dari arcus pharyngeus 3rd o N.X berasal dari fusi arcus pharyngeus 4th (N.Laryngeus superior) & 6th (N.Laryngeus
rekuren) o N.XI berasal dari 2 lokasi, yaitu:
Cranial root ekstensi N.X Spinal root Segmen MS 5 & 6
• Nervus sensoris special o I berasal dari sel epitel pelapis “primordial nasal sac” o II berasal dari neuroblast primordial retina & evaginasi dinding telencephalon o VIII
N.Vestibularis dari ductus semicircularis N.Cochlearis dari ductus cochlearis
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
37
OVERVIEW EMBRIOLOGI SISTEM SYARAF SISTEM SYARAF Ectoderm Neural plate Crista neuralis &
Plica neuralis Tuba neuralis. OTAK Dinding tuba neuralis diatas somit 4 MEDULLA SPINALIS Penebalan dinding lateral tuba neuralis dibawah
somit 4 SISTEM VENTRIKULAR Lumen tuba neuralis diatas somit 4 CANALIS CENTRALIS MEDULLA SPINALIS Pengecilan lumen tuba neuralis dibawah somit 4 PNS (nervus craniales, nervus spinales, nervus otonomik, ganglion spinale, sel chromaffin, medulla suprarenal, melanoblast)
Crista neuralis
MYELINISASI Terjadi pada mid‐fetal atau late‐fetal hingga usia 1 tahun post‐natal
NERVUS CRANIALES Collumna somatic efferent (derivate lempeng basal) N.III, IV, VI, XII. Nervus arcus pharyngeus N.V, VII, IX, X, XI Nervus sensoris special N.I, II, VIII
BAGIAN MEDULLA SPINALIS ZONA VENTRICULAR
• Neuroblast Axon & Zona intermediate • Glioblast makroglia
Neuroepitel
ZONA INTERMEDIATE Neuroblast ZONA MARGINALIS (substansia alba) Bagian luar neuroepitel MENINGES PRIMORDIAL (spinal meninges) & MENINGES Mesenkim medulla spinalis CORNU POSTERIOR Alar plate CORNU ANTERIOR Basal plate Pemendekan medulla spinalis Usia kehamilan 6 bulan, ujung MS pada VS1
Usia neonatus, ujung MS pada VL2‐3 Usia dewasa, ujung MS pada VL1
BAGIAN OTAK VESIKEL OTAK PRIMER VESIKEL OTAK SEKUNDER LUMEN TUBA NEURALIS
Telencephalon (hemisphere cerebri)
Ventriculus lateralis Prosencephalon
Diencephalon (thalamus) Ventriculus tertius
Mesencephalon Mesencephalon Aqueductus cerebri Metencephalon (pons & cerebellum)
Ventriculus quartus pars superior
Rhombencephalon
Myelencephalon (medulla oblongata)
Ventriculus quartus pars inferior
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
38
HEMISPHERE CEREBRI Vesikel telencephalic VENTRIKEL LATERAL Cavitas telencephalon (tuba neuralis bagian
telencephalon) FALX CEREBRI Penghimpitan mesenkim diantara 2 hemisphere
cerebri CORPUS STRIATUM Perkembangan dari lantai hemisphere cerebri EPITHALAMUS Terbentuk melalui dinding lateral ventriculus tertius. HYPOTHALAMUS Terbentuk melalui proliferasi neuroblast dari zona
intermediate ADHESION INTERTHALAMICA Fusi pada bagian tengah substansia grisea dari
thalamus. CORPUS MAMMILARIS Terbentuk melalui pembengkakan dari permukaan
ventral hypothalamus. HIPOFISIS Adenohipofisis terbentuk dari oral ectoderm
Neurohipofisis terbentuk dari neuro‐ectoderm AQUEDUCTUS CEREBRI Penyempitan canalis neuralis pada mesencephalon COLLICULUS SUPERIOR & INFERIOR Neuroblast dari alar plate mesencephalon NUKLEUS PADA MESENCEPHALON (N.III & IV) Neuroblast dari basal plate mesencephalon SUBSTANSIA NIGRA Neuroblast dari alar plate & basal plate
mesencephalon. PONS Terbentuk melalui hubungan serabut syaraf di daerah
ventral metencephalon CEREBELLUM Perkembangan dinding metencephalon, pada
cerebellum dikhususkan pada lempeng alar CORTEX CEREBELLAR Neuroblast yang bermigrasi menuju zona marginal NUKLEUS DISEKITAR PONS & CEREBELLUM (nucleus dentate, nucleus pontine, nucleus koklear & vestibular & nucleus trigeminus)
Neuroblast pada metencephalon
VENTRICULUS QUARTUS Tuba neuralis bagian rhombencephalon PYRAMIS MEDULLA OBLONGATA Basal plate myelencephalon NUKLEUS CUNEATUS, GRACILIS & OLIVARIUS Neuroblast dari alar plate myelencephalon PLEXUS CHOROIDEUS Tela choroidea APPERTURA MEDIANA & LATERAL Evaginasi dan rupture pada daerah disekitar
ventrikulus quartus
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
39
GANGGUAN KLINIS SISTEM SYARAF
FRAKTUR CRANIUM & BRAIN INJURY FRAKTUR CALVARIA Diklasifikasikan menjadi:
• Depressed fracture (tulang calvaria mengalami depresi kedalam, sehingga dapat mencederai otak)
• Linear fracture (tipe paling sering, biasanya terjadi pada satu titik lokasi, namun garis fraktur menyebabkan kerusakan dari 2 arah)
• Comminute fracture (fraktur dengan tulang yang hancur menjadi beberapa bagian)
• Fraktur basilar (fraktur pada daerah dasar calvaria, ditandai dengan wheel hematoma atau racoon eye)
FRAKTUR PTERION • Terjadi akibat hentakan pada sisi lateral kepala.
• Sangat berbahaya, dapat menyebabkan kematian! Hal ini karena didaerah pterion dilalui oleh A.Meningeal media,Rr.Anterior. Sehingga dapat menyebabkan rupture & hematoma.
FRAKTUR BASSIS CRANII • Fraktur bassis crania dapat menyobek dura mater, sehingga
terjadi kebocoran CSF. • Dapat mencederai A.Carotis interna menyebabkan fistula
arterio‐venosus dengan sinus. Sehingga darah arteri akan mengumpul dalam sinus cavernosus, menyebabkan pelebaran sinus dan memicu aliran retrograde pada V.Ophthalmica. Memberikan manifestasi sebagai exophthalmus & chemosis (edema konjunctiva).
• Dapat terjadi fenomena “pulsating exophthalmus”, hal ini karena denyut dari bola mata (exophthalmus) akan sinkron terhadap denyut pada A.Radialis.
• Dapat mencederai CN III‐VI (kecuali V3), karena lokasinya yang terletak dekat dengan sisi lateral sinus cavernosus.
• Dapat terdapat “battle‐sign” • Meningkatkan resiko meningitis
FRAKTUR FOSSA CRANIA MEDIA • Menyebabkan kebocoran CSF melalui meatus accusticus externus (CSF otorrhea)
FRAKTUR FOSSA CRANIA ANTERIOR • Dapat mengenai lamina cribriformis
• Menyebabkan kebocoran CSF melalui cavum nasi (CSF rhinorrhea)
SCALP INJURY • Cedera SCALP dapat melebar apabila arah luka mengikuti
bidang koronal, hal ini karena epicranial aponeurosis yang
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
40
bertugas mencegah pelebaran luka terletak dalam arah sesuai bidang sagittal.
CEPHALHEMATOMA • Etiologi: persalinan yang susah (trauma persalinan)
• Ditandai dengan rupture pembuluh darah periosteal dan menyebabkan perdarahan diantara pericranium & calvaria, biasanya pada satu tulang parietal.
KOMPRESI MEDULLA SPINALIS • Pada prinsipnya, terjadi pembesaran serabut syaraf dari
superior hingga inferior (bagian lumbal). Dan diikuti dengan pengecilan diameter foramina intervertebral. Sehingga daerah medulla spinalis segmen L5 merupakan segmen paling besar & Foramina intervertebralis VL5 merupakan foramina paling kecil sebagai tempat predileksi kompresi paling sering.
• Kompresi terjadi akibat HNP (Hernia Nucleus Pulposus)
CEREBRAL CONCUSSION Kondisi cedera kepala yang menyebabkan kehilangan kesadaran sejenak (8‐10 detik hingga jam) • Apabila kesadaran kembali <6 jam Prognosis jangka
panjang baik • Apabila kesadaran kembali >6 jam Prognosis jangka
panjang buruk.
PUNCH‐DRUNK SYNDROME / CHRONIC‐TRAUMATIC ENCEPHALOPATHY
Kondisi cedera otak akibat gaya akselerasi dan deselerasi kepala mendadak, sehingga menyebabkan robek‐nya axon. Biasa dialami oleh petinju.
CEREBRAL CONTUSION Kondisi trauma dimana pia mater robek akibat cedera pada otak, sehingga darah masuk ke dalam spasium sub‐arachnoid.
CEREBRAL LACERATION Kondisi sobeknya otak, biasanya akibat depressed fracture cranium atau luka tembak. Dapat menyebabkan ekstravasasi darah menuju spasium sub‐arachnoid dan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial & kompresi otak.
CEREBRAL COMPRESSION Kompresi pada otak yang biasanya disebabkan akibat, • Akumulasi darah intracranial • Obstruksi CSF • Tumor intracranial / abscess • Edema otak
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
41
GANGGUAN OTAK & SEKITAR INFEKSI SCALP • Lokasi paling berbahaya pada infeksi SCALP adalah pada lapisan
jaringan areolar longgar (lapisan ke‐4) karena darah & pus dapat menyebar dengan mudah pada bagian ini.
• Infeksi SCALP dapat menyebar ke meninges melalui V.Emissaria Parietalis
CRANIUM BIFIDUM Anomaly congenital pada otak biasanya disebabkan akibat kegagalan
penutupan dari neuroporus craniales. • Gangguan pada pembentukan cranium biasanya pada lempeng
media calvaria • Biasa terjadi pada pars skuamosa os occipital & pars posterior
foramen magnum
CRANIAL MENINGOCELE (Cranium bifidum dengan
meningocele)
Gangguan pembentukan cranium yang kecil, sehingga terjadi herniasi meninges
MENINGOENCEPHALOCELE Gangguan pembentukan cranium yang besar, sehingga terjadi herniasi otak dan meninges
MENINGO‐HYDRO‐ENCEPHALOCELE
Gangguan pembentukan cranium, dimana terjadi herniasi otak, meninges dan sistem ventricular.
EXENCEPHALY • Kegagalan penutupan dari neuroporus craniales, ditandai dengan otak yang terpapar dan keluar dari cranium.
• Akibat kerusakan struktur dan vaskularisasi, menyebabkan jaringan syaraf mengalami degenerasi.
MEROANENCEPHALY • Kegagalan penutupan dari neuroporus craniales, dengan rudimenter
brainstem dan jaringan syaraf fungsional. • Biasa terjadi pada perempuan dan lethal • Berkaitan dengan “rachischisis” kegagalan penutupan tuba
neuralis yang luas.
MICROCEPHALY • Pengecilan ukuran calvaria dan otak, namun ukuran wajah normal. • Microcephaly terjadi akibat microencephaly, karena perkembangan
calvaria terjadi akibat adanya desakan dari otak.
AGENESIS CORPUS CALLOSUM
• Tidak terbentuknya corpus callosum secara sempurna atau partial • Ditandai dengan seizure & retardasi mental
HYDROCEPHALUS • Pembesaran kepala akibat ketidakseimbangan produksi dengan absorbsi CSF
• Terdapat dua tipe hydrocephalus, yaitu: o Communicating hydrocephalus obliterasi cysterna sub‐
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
42
arachnoid atau gangguan dari villi arachnoid, sehingga absorbsi CSF terganggu.
o Non‐communicating hydrocephalus adanya obstruksi dari sistem ventricular, menyebabkan pembesaran sistem ventricular.
HOLOPROSENCEPHALY • Gangguan perkembangan telencephalon, ditandai dengan ukuran
cortex cerebrum yang kecil & fusi ventrikel lateral.
HYDRAENCEPHALY • Tidak terdapat hemisphere cerebri, atau terdapat kantong membranosa dengan sisa dari cortex cerebri.
• Terjadi akumulasi CSF, menyebabkan kepala membesar post‐natal.
GLANDULA PINEALIS Pada orang tua, glandula pinealis akan mengalami kalsifikasi, dan memberikan gambaran bintik putih di daerah epithalamus.
COMA Lesi formatio reticularis ATAXIA SENSORIS • Akibat kerusakan dari tuberculum gracile & cuneatus (yang memiliki
peran dalam proprioseptik sadar). • Romberg test: uji proprioseptik untuk mendiagnosis ataxia sensoris.
Pasien di‐instruksikan untuk berdiri dan memejamkan mata, apabila pasien terjatuh maka Ataxia sensoris (+)
HERNIASI TENTORIAL • Disebabkan akibat tumor pada kompartemen supra‐tentorial,
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intracranial dan menyebabkan bagian dari lobus temporal mengalami herniasi ke dalam incisura tentorial.
• Pada saat herniasi. Lobus temporal dapat mengalami laserasi oleh tentorium cerebellar & N.Oculomotorius dapat meregang / terkompresi, sehingga menyebabkan paralisis otot ekstrinsik mata.
LEPTOMENINGITIS • Inflamasi pada leptomeninges terjadi akibat infeksi bakteri yang
memasuki spasium sub‐arachnoid melalui septicemia atau penyebaran dari jantung, paru, dll. Atau bisa juga melalui bagian dari fraktur cranium atau fraktur sinus nasal.
GANGGUAN VASKULAR OTAK THROMBOSIS SINUS CAVERNOSUS • Biasanya disebabkan oleh “The Danger Triangle” yaitu
infeksi orbital, sinus nasal & aspek superior wajah.
THROMBOPHLEBITIS SINUS CAVERNOSUS
• Dapat disebabkan akibat thrombophlebitis V.Facialis • Biasanya menyerang 1 sinus cavernosus, namun dapat
menyebar ke sinus cavernosus kontralateral melalui sinus intercavernosus.
• Dapat mencederai N.Abducent.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
43
EPIDURAL HAEMORRHAGE • Terjadi akibat rupture A.Meningeal medial • Menyebabkan epidural hematoma • Ditandai dengan unilateral mydriasis
SUB‐DURAL HAEMORRHAGE • Terjadi akibat hentakan pada kepala yang menyebabkan cedera pada otak, dan biasanya menyebabkan rupture Sinus Sagittalis Superior.
• Menyebabkan subdural hematoma
SUB‐ARACHNOID HAEMORRHAGE • Ekstravasasi darah arteri ke dalam spasium sub‐arachnoid • Etiologi: rupture aneurysm A.Carotis interna, fraktur
cranium, laserasi cerebrum • Dapat menyebabkan iritasi meningeal, pusing, leher kaku &
kehilangan kesadaran.
PERDARAHAN INTRAVENTRIKULAR • Perdarahan dimana terjadi akumulasi darah pada sistem ventricular (biasanya pada ventrikulus lateralis)
• Ditandai dengan delirium
PLAK ATHEROMATOSA • Biasanya terjadi pada percabangan‐percabangan arteri, daerah‐daerah yang melengkung,
• Biasanya pada sirkulasi carotis o A.Carotis interna dengan asalnya o A.Cerebri Anterior dengan corpus callosum
RUPTUR A.LENTICULOSTRIATAE (Dipercabangkan oleh A.Cerebri
media)
• Pada hipertensi sering mengalami rupture • Apabila mengalami oklusi, menyebabkan lacunar infarct. • Biasanya terlokalisasi pada putamen & nucleus caudatus,
fatal apabila terkena capsula interna
RUPTUR PEMBULUH DARAH PADA PONS (BRAINSTEM)
• Dapat merusak tractus corticospinal & formation reticularis • Dikenal sebagai pontine lacunar infarct
RUPTUR PEMBULUH DARAH CEREBELLUM
• Perdarahan disekitar nucleus dentate, juga dapat merusak ventrikulus quartus (brainstem)
• Menyebabkan ataxia BERRY ANEURYSM • Bentuk saccular aneurysm paling sering akibat perlemahan
bagian dinding arteri, dan biasanya terjadi pada A.Cerebri posterior dengan A.Basillaris.
• Dapat mengalami ruptur
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
44
GANGGUAN MEDULLA SPINALIS ISKEMIK MEDULLA SPINALIS • Kondisi defisiensi suplai darah pada medulla spinalis, yang
dapat menyebabkan kehilangan sensasi, kelemahan otot, paralisis & paraplegia.
• Biasanya akibat: o Fraktur & dislokasi o Obstruksi pada A.Medullaris segmentalis &
A.Medullaris segmentalis anterior magna (Adamkiewicz).
TRANSEKSI MEDULLA SPINALIS • Cedera segmen C1‐3: pasien tidak memiliki fungsi tubuh pada
daerah dibawah kepala • Cedera segmen C4‐5: pasien mengalami quadriplegia, namun
pasien dapat bernafas • Cedera segmen C6‐8: pasien mengalami gangguan fungsi
ekstremitas superior • Cedera segmen T1‐9: pasien mengalami paraplegia (paralisis
ekstremitas inferior) • Cedera segmen T10 – L1: pasien memiliki sedikit fungsi otot
paha, sehingga masih dapat berjalan dengan “long leg braces”
• Cedera segmen L2 – L3: pasien memiliki banyak fungsi otot kaki, sehingga masih dapat berjalan dengan “short leg braces”
SPINA BIFIDA Kegagalan fusi dari arcus vertebrae dan kegagalan neuroporus caudalis untuk menutup. Spina bifida merupakan salah satu manifestasi dari NTD (Neural Tube Defect), biasanya disebabkan akibat defisiensi asam folat, konsumsi asam valproic, hipotermia, vitamin A. NTD didiagnosis melalui AFP atau USG pada minggu ke‐2 hingga 12.
SPINA BIFIDA OCCULTA • Terjadi dengan gejala minor tanpa gejala klinik, kulit tampak ditumbuhi oleh rambut lebat.
• Biasa terjadi pada vertebra lumbal 5 dan sacral 1. SPINA BIFIDA CYSTICA • Klasifikasi:
o Protrusi medulla spinalis & meninges (meningomyelocele)
o Protrusi meninges saja (meningocele) • Manifestasi klinik:
o Kehilangan sensasi dermatome o Paralisis sphincter (apabila terjadi myelomeningocele
pada region lumbosacral) • Meningomyelocele lebih sering terjadi dibanding
meningocele
MYELOSCHISIS • Kondisi ketika medulla spinalis tidak terlapisi kulit, akibat terjadi kegagalan fusi dari plica neuralis.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
45
GANGGUAN CEREBELLUM HERNIASI TONSILLA CEREBELLI • Pada kondisi peningkatan tekanan intracranial, akan
menyebabkan herniasi tonsilla menuju foramen magnum. • Tonsilla dapat mendesak medulla oblongata (pusat cardio‐
respirasi), sehingga dapat menyebabkan depresi pernafasan dan jantung.
ARNOLD‐CHIARI MALFORMATION • Kongenital anomali pada cerebellum, ditandai dengan projeksi medulla dan herniasi keluar dari foramen magnum dari vermis cerebellum menuju canalis vertebralis
• Dapat menyebabkan hydrocephalus tipe communicating • Berkaitan dengan spina bifida dengan meningomyelocele,
myeloschisis dan hydrocephaly.
GANGGUAN NERVUS CRANIALES
N.Olfaktorius (I) Anosmia Penurunan ketajaman penciuman • Kehilangan serabut olfaktorius, biasanya akibat penuaan, fraktur
lamina cribriformis, tumor atau abses yang menekan N.I • Uji anosmia: Dengan memberikan bau khas pada salah satu lubang
hidung (lubang hidung kontralateral dan mata ditutup). Olfactory hallucination Persepsi yang salah terhadap suatu bau • Biasanya terdapat lesi lobus temporal, yang dapat mencederai aspek
lateral dari area olfactorius (pada uncus) N.Opticus (II) Optic neuritis
• Lesi pada N.Opticus yang menyebabkan penurunan ketajaman penglihatan.
• Biasanya diakibatkan oleh penyakit inflamasi, degenerative, demyelinisasi, toxic.
Penyakit demyelinisasi CNS • N.Opticus merupakan bagian dari CNS, sehingga myelin dari N.Opticus
diproduksi dari sel oligodendrosit. • Pada penyakit multiple sclerosis (penyakit demyelinisasi CNS), dapat
merusak N.Opticus. Defek lapang pandang visual / Anopsia • Gangguan pada lapang pandang penglihatan. Manifestasi tergantung
dari lokasi lesi pada jalur penglihatan. • Manifestasi:
o Nervus opticus Kebutaan 1 mata (monocular blindness) o Lesi sagittal chiasma opticus Kebutaan lapang pandang
temporal bilateral (Bitemporal hemianopsia) o Lesi coronal chiasma opticus Buta total o Tractus opticus Kebutaan lapang pandang temporal
(kontralateral) & lapang pandang nasal (ipsilateral). Biasa disebut sebagai “Kontralateral Homonymous Hemianopsia, dan biasanya disebabkan oleh stroke.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
46
N.Oculomotorius (III) Cedera N.Oculomotorius • Menyebabkan ipsilateral oculomotor palsy (dilatasi pupil &
penurunan respon pupil terhadap cahaya) • Biasanya akibat peningkatan tekanan intracranial (extradural
hematoma), sehingga menekan N.III terhadap Os temporal pars petrosa.
• Bisa juga akibat aneurysm A.Cerebral posterior & A.Cerebellar superior, atau infeksi pada sinus cavernosus.
N.Throclearis (IV) Cedera N.Trochlearis
• Menyebabkan paralisis M.Obliquus superior • Ditandai dengan diplopia (double vision) akibat ketidakmampuan
mata untuk melihat infero‐medial. N.Trigeminus (V) Neuralgia trigerminal (Tic Douloreux)
• Gangguan sensoris, wajah terasa mati rasa dan tebal. Terkadang terasa nyeri yang terbatas pada area yang di‐inervasi oleh N.Maxillaris & N.Mandibularis.
Lokasi anastesi dalam prosedur tindakan gigi N.Alveolaris inferior (V3) N.Abduscent (VI) Strabismus
Cedera N.Abduscent • Menyebabkan paralisis M.Rectus Lateralis pada mata, sehingga
menyebabkan deviasi medial (adduksi) dari mata yang terkena dan juga diplopia.
N.Facialis (VII) Bell’s palsy (Hemiparesis facialis ipsilateral) • Gangguan LMN N.VII Lesi N.VII didekat ganglion geniculata • Ditandai dengan gangguan motorik superior & inferior ipsilateral
wajah • Gangguan pengecapan • Gangguan fungsi otonom Lesi N.VII central (CNS) / Hemiparesis facialis kontralateral • Gangguan UMN, biasanya pada pasien stroke • Ditandai dengan paralisis otot inferior kontralateral.
N.Vestibulocochlearis (VIII)
Lesi central (CNS) dapat menyebabkan kerusakan N.Vestibularis dan N.Cochlearis, ditandai dengan tinnitus, vertigo dan tuli.
N.Vestibularis Vertigo • Berkaitan dengan lesi N.Vestibularis perifer • Halusinasi pergerakan berputar dari subjek ataupun dari lingkungan
disekitar subjek. Accoustic Neuroma • Tumor sel Schwann n.vestibularis didalam meatus accusticus interna. • Ditandai dengan tuli, dysequillibrium dan tinnitus.
N.Cochlearis Tuli • Tuli konduktif (akibat gangguan telinga luar atau tengah, contoh
pada otitis media) • Tuli sensorineural (akibat kerusakan N.Cochlearis)
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
47
N.Glossopharyngeus (IX) Dysphagia kesulitan dalam menelan Glossopharyngeal neuralgia (glossopharyngeal tic) • Terjadi sensasi nyeri terbakar ataupun tersayat yang paroxysmal. • Biasanya terjadi pada saat berbicara, makan, menjulurkan lidah,
memegang tonsil palatine. N.Vagus (X) Dysphagia kesulitan dalam menelan
• Akibat kesi N.Laryngeal superior Dysphonia kesulitan dalam berbicara • Akibat lesi N.Laryngeus rekuren unilateral, menyebabkan paralisis
plica vocalis. Aphonia kehilangan suara • Akibat lesi N.Laryngeus rekuren bilateral, menyebabkan paralisis plica
vocalis. Suara stridor inspirasi suara respirasi high‐pitch • Akibat lesi N.Laryngeus rekuren bilateral.
N.Accesorius (XI) Paralisis M.Sternocleidomastoideus N.Hypoglossus (XII) Dysarthria kesulitan dalam berbicara
Paralisis M.Genioglossus • Ketika lidah di protrusikan, apex lingua akan mengalami deviasi searah
bagian lidah yang mengalami paralisis (paralisis ipsilateral). Kerusakan N.VII, IX, X Ageusia Kehilangan sensasi indra pengecapan Kerusakan N.IX, X, XI Foramen jugular syndrome (biasanya akibat tumor)
GANGGUAN TERKAIT DEFINISI LOKASI LESI
AGNOSIA Ketidakmampuan seseorang dalam menginterpretasi sesuatu. • Suara (auditory) Kesulitan dalam
membedakan suara bicara & suara non‐bicara
• Bentuk / visual (appercetive) tidak dapat meniru gambar
• Associative agnosia pasien dapat meniru gambar, tapi masih susah dalam membedakan suatu objek.
Trauma occipitotemporal (kerusakan sistem ventral / “what pathway”)
ASTEREOGNOSIS Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi benda melalui sentuhan
Lesi lobus parietalis (kerusakan sistem Columna Posterior Lemniscus Medialis)
AUTOTOPAGNOSIA Kesulitan dalam orientasi bagian tubuh Lesi pada bagian parietal radiation thalamic posterior
AGRAPHIA Tidak mampu menulis & gangguan motorik halus
Trauma kepala (gangguan interaksi 2 sistem, yaitu menerjemahkan dan menulis)
AKINESIA Tidak mampu menginisiasi pergerakan Penurunan aktivitas sel dopaminergic
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
48
BRADYKINESIA Gerakan lambat Kerusakan ganglia basal (sistem extrapyramidal)
ALEXIA / VISUAL APHASIA
Tidak mampu membaca Kerusakan hemisphere cerebri sinistra, junction occipito‐temporal, atau lobus frontalis inferior.
ANESTHESIA Tidak mampu merasakan sensasi Lesi syaraf perifer atau syaraf pusat
ANESTHESIA DOLOROSA
(phantom pain)
Sensasi nyeri yang terasa secara fisik bukan pada bagian tubuh (biasa pada amputasi)
Avulsi syaraf atau cedera medulla spinalis
ANOREXIA Gangguan makan, menyebabkan pasien sangat kurus
Gangguan sistem serotonin pada amygdale
ANOSMIA Gangguan dalam penciuman HYPOSMIA Penurunan kemampuan dalam penciuman
Kerusakan N.Olfactorius
ANTEGRADE AMNESIA
Gangguan memori setelah terjadinya trauma
RETROGRADE AMNESIA
Gangguan memori tentang ingatan sebelum terjadinya trauma
Trauma otak
APHASIA Gangguan bicara & pemahaman percakapan Lesi area Broca APRAXIA Tidak mampu melakukan gerakan bertujuan
IDEOMOTOR APRAXIA
Ketidakmampuan motorik melakukan suatu perintah
Lesi corpus callosum anterior
ASYNERGY Kegagalan koordinasi organ / bagian tubuh (gerakan tidak harmoni), menyebabkan gerakan kaku
Gangguan cerebellum
ATAXIA CEREBELLAR Kehilangan koordinasi gerakan otot Gangguan pada archicerebellum (lobus flocculonodularis & nucleus fastigii)
ATHETOSIS Gerakan menggeliat yang lambat dari tangan atau kaki
Nucleus caudatus (sirkuit extrapiramidal II)
BALLISMUS Gerakan involunteer dari ekstremitas proximal, seperti tersentak.
HEMIBALLISMUS Gerakan involunteer UNILATERAL dari ekstremitas proximal, seperti tersentak
Nucleus sub‐thalamicus (sirkuit extrapiramidal III)
CHOREA Gerakan involunteer yang cepat dari kaki & tangan seperti menari atau bermain piano
Nucleus caudatus (sirkuit extrapiramidal II)
CORTICAL DEMENTIA Gangguan kognisi (memori dan bahasa) MENTAL CONFUSION Kehilangan orientasi waktu, lokasi,
identitas, ingatan
Lesi cortex cerebri
DIABETES INSIPIDUS Kondisi polyuria dengan urin yang encer Defisiensi ADH akibat lesi nucleus supraopticus hypothalamus
DYSARTHRIA Gangguan dalam artikulasi Lesi Cerebellum DYSDIADOKOKINESIS Tidak mampu melakukan gerakan cepat
simultan Lesi lobus posterior cerebellum
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
49
DYSMETRIA Kondisi pasien tidak dapat menyentuh hidung sendiri / organ spesifik lain yang dapat ditunjuk
Lesi cerebellum
HEMIPARESIS Kelemahan tubuh unilateral Lesi tractus corticospinal HEMIPLEGIA Paralisis tubuh unilateral Cedera hemisphere cerebri atau
medulla spinalis HOMONYMOUS HEMIANOPSIA
Kehilangan lapang pandang yang sama pada kedua mata
Kerusakan salah satu tractus opticus
BINASAL HEMIANOPSIA
Kehilangan lapang pandang kedua mata pada lapang pandang nasal
Kerusakan serabut temporal retina bilateral.
BITEMPORAL HEMIANOPSIA
Kehilangan lapang pandang kedua mata pada lapang pandang temporal
Robek dengan arah sagittal pada chiasma opticum
HYPOTONIA CEREBELLAR
Penurunan tonus otot, menyebabkan penurunan kekuatan otot
Lesi cerebellum
PARKINSONISM Suatu kondisi penyakit yang ditandai dengan: • Tremor (resting) • Rigidity • Akinesia • Postural instability
Substansia nigra (sirkuit extrapiramidal I)
RIGIDITY Peningkatan tonus otot, yang menyebabkan resistensi gerakan pasif
TREMOR INTENSIONAL
Tremor yang terjadi saat terdapat aktivitas Lesi cerebellum
DYSMETRIA Ketidakmampuan dalam mengatur kecepatan dan kekuatan fungsi otot
Lesi cerebellum
TIC Gerakan mendadak, repetitive, non‐ritmik, stereotipik atau vokalisasi pada sekelompok otot
Lesi pada jalur cortical‐striatal‐thalamo‐cortical
TINDAKAN!
• Craniectomy operasi pada fraktur, dengan pengambilan cranium • Craniotomy operasi pada fraktur, dengan pengambilan cranium dan kembali memasang. • Ventriculo‐peritoneal shunt penyambungan selang pada sistem ventricular otak menuju
peritoneum untuk mengurangi cairan serebrospinal akibat hydrocephalus.
yudaherdantoproduction www.yudaherdanto.com
50