EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU...

35
EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING Oleh dr. FERRYAN SOFYAN., M.Kes., Sp-THT-KL NIP : 198109142009121002 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA DAN LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN USU MEDAN 2011 Universitas Sumatera Utara

Transcript of EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU...

Page 1: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN

FISIOLOGI LARING

Oleh

dr. FERRYAN SOFYAN., M.Kes., Sp-THT-KL

NIP : 198109142009121002

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK

BEDAH KEPALA DAN LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN USU

MEDAN 2011

Universitas Sumatera Utara

Page 2: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I EMBRIOLOGI LARING 1

BAB II ANATOMI LARING 3

2.1 Kartilago 4

2.2 Ligamentum dan membran 8

2.3 Otot-otot 13

2.4 Persendian 18

2.5 Anatomi laring bagian dalam 19

2.6 Persarafan 22

2.7 Vaskularisasi 23

2.8 Sistem limfatik 26

2.9 Histologi laring 27

BAB III FISIOLOGI LARING 29

DAFTAR PUSTAKA 33

Universitas Sumatera Utara

Page 3: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

BAB I

EMBRIOLOGI LARING

Seluruh sistem pernafasan merupakan hasil pertumbuhan faring primitif. Pada

saat embrio berusia 3,5 minggu suatu alur yang disebut laringotrakeal groove tumbuh

dalam embrio pada bagian ventral foregut. Alur ini terletak disebelah posterior dari

eminensia hipobronkial dan terletak lebih dekat dengan lengkung ke IV daripada

lengkung ke III. 1

Selama masa pertumbuhan embrional ketika tuba yang single ini menjadi dua

struktur, tuba yang asli mula-mula mengalami obliterasi dengan proliferasi lapisan

epitel, kemudian epitel diresopsi, tuba kedua dibentuk dan tuba pertama mengalami

rekanulisasi. Berbagai malformasi dapat terjadi pada kedua tuba ini, misalnya fistula

trakeoesofageal. Pada maturasi lanjut, kedua tuba ini terpisah menjadi esofagus dan

bagian laringotrakeal. 1

Pembukaan laringotrakeal ini adalah aditus laringeus primitif dan terletak

diantara lengkung IV dan V. Aditus laring pada perkembangan pertama berbentuk

celah vertikal yang kemudian menjadi berbentuk T dengan tumbuhnya hipobrachial

eminence yang tampak pada minggu ke 3 dan kemudian akan tumbuh menjadi

epiglottis. Sepasang aritenoid yang tampak pada minggu ke 5 dan pada

perkembangan selanjutnya sepasang massa aritenoid ini akan membentuk tonjolan

yang kemudian akan menjadi kartilago kuneiforme dan kartilago kornikulata. Kedua

aritenoid ini dipisahkan oleh incisura interaritenoid yang kemudian berobliterasi.

Ketika ketiga organ ini tumbuh selama minggu ke 5 – 10, lumen laring mengalami

obliterasi, baru pada minggu ke 9 kembali terbentuk lumen yang berbentuk oval.

Kegagalan pembentukan lumen ini akan menyebabkan atresia atau stenosis laring.

Plika vokalis sejati dan plika vokalis palsu terbentuk antara minggu ke 8 – 9.1

Otot-otot laring pada mulanya muncul sebagai suatu sfingter intrinsik yang

terletak dalam tunas kartilago tiroid dan krikoid. Selama perkembangan selanjutnya,

Universitas Sumatera Utara

Page 4: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

sfingter ini terpisah menjadi massa otot-otot tersendiri (mudigah 13 – 16 mm). Otot-

otot laring pertama yang dikenal adalah interaritenoid, ariepiglotika, krikoaritenoid

posterior dan krikotiroid. Otot-otot laring intrinsik berasal dari mesoderm lengkung

brakial ke 6 dan dipersarafi oleh N. Rekuren Laringeus. M. Krikotiroid berasal dari

mesoderm lengkung brakial ke 4 dan dipersarafi oleh N. Laringeus Superior.

Kumpulan otot ekstrinsik berasal dari eminensia epikardial dan dipersarafi oleh N.

Hipoglosus.2

Tulang hyoid akan mengalami penulangan pada enam tempat, dimulai pada

saat lahir dan lengkap setelah 2 tahun. Katilago tiroid akan mulai mengalami

penulangan pada usia 20 sampai 23 tahun, mulai pada tepi inferior. Kartilago krikoid

mulai usia 25 sampai 30 tahun inkomplit, begitu pula dengan aritenoid.3

Universitas Sumatera Utara

Page 5: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

BAB II

ANATOMI LARING

Laring adalah bagian dari saluran pernafasan bagian atas yang merupakan

suatu rangkaian tulang rawan yang berbentuk corong dan terletak setinggi vertebra

cervicalis IV – VI, dimana pada anak-anak dan wanita letaknya relatif lebih tinggi.

Laring pada umumnya selalu terbuka, hanya kadang-kadang saja tertutup bila sedang

menelan makanan. 4

Lokasi laring dapat ditentukan dengan inspeksi dan palpasi dimana

didapatkannya kartilago tiroid yang pada pria dewasa lebih menonjol kedepan dan

disebut Prominensia Laring atau disebut juga Adam’s apple atau jakun. 4

Batas-batas laring berupa sebelah kranial terdapat Aditus Laringeus yang

berhubungan dengan Hipofaring, di sebelah kaudal dibentuk oleh sisi inferior

kartilago krikoid dan berhubungan dengan trakea, di sebelah posterior dipisahkan dari

vertebra cervicalis oleh otot-otot prevertebral, dinding dan cavum laringofaring serta

disebelah anterior ditutupi oleh fascia, jaringan lemak, dan kulit. Sedangkan di

sebelah lateral ditutupi oleh otot-otot sternokleidomastoideus, infrahyoid dan lobus

kelenjar tiroid. 4

Laring berbentuk piramida triangular terbalik dengan dinding kartilago

tiroidea di sebelah atas dan kartilago krikoidea di sebelah bawahnya. Os Hyoid

dihubungkan dengan laring oleh membrana tiroidea. Tulang ini merupakan tempat

melekatnya otot-otot dan ligamenta serta akan mengalami osifikasi sempurna pada

usia 2 tahun.4

Secara keseluruhan laring dibentuk oleh sejumlah kartilago, ligamentum dan

otot-otot.4

Universitas Sumatera Utara

Page 6: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

2.1. KARTILAGO.

Kartilago laring terbagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu : 4

1. Kelompok kartilago mayor, terdiri dari :

Kartilago Tiroidea, 1 buah

Kartilago Krikoidea, 1 buah

Kartilago Aritenoidea, 2 buah

2. Kartilago minor, terdiri dari :

Kartilago Kornikulata Santorini, 2 buah

Kartilago Kuneiforme Wrisberg, 2 buah

Kartilago Epiglotis, 1 buah

Tulang dan kartilago laring tampak lateral, gambar dari

http://www.virtualpediatrichospital.org/providers/ElectricAirway/AnatImages/Larynx

GrossAnatomy.jpg

Universitas Sumatera Utara

Page 7: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Tulang dan Kartilago Laring tampak Sagital

http://www.virtualpediatrichospital.org/providers/ElectricAirway/AnatImages/Larynx

GrossAnatomy.jpg

Tulang dan Kartilago Laring tampak Posterior

http://www.virtualpediatrichospital.org/providers/ElectricAirway/AnatImages/Larynx

GrossAnatomy.jpg

Universitas Sumatera Utara

Page 8: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Kartilago Tiroidea

Merupakan suatu kartilago hyalin yang membentuk dinding anterior dan

lateral laring, dan merupakan kartilago yang terbesar. Terdiri dari 2 (dua) sayap (ala

tiroidea) berbentuk seperti perisai yang terbuka dibelakangnya tetapi bersatu di

bagian depan dan membentuk sudut sehingga menonjol ke depan disebut Adam’s

apple. Sudut ini pada pria dewasa kira-kira 90 derajat dan pada wanita 120 derajat.

Diatasnya terdapat lekukan yang disebut thyroid notch atau incisura tiroidea, dimana

di belakang atas membentuk kornu superior yang dihubungkan dengan os hyoid oleh

ligamentum tiroidea lateralis, sedangkan di bagian bawah membentuk kornu inferior

yang berhubungan dengan permukaan posterolateral dari kartilago krikoidea dan

membentuk artikulasio krikoidea. Dengan adanya artikulasio ini memungkinkan

kartilago tiroidea dapat terangkat ke atas. Di sebelah dalam perisai kartilago tiroidea

terdapat bagian dalam laring, yaitu : pita suara, ventrikel, otot-otot dan ligamenta,

kartilago aritenoidea, kuneiforme serta kornikulata. 4

Permukaan luar ditutupi perikondrium yang tebal dan terdapat suatu alur yang

berjalan oblik dari bawah kornu superior ke tuberkulum inferior. Alur ini merupakan

tempat perlekatan muskulus sternokleidomastoideus, muskulus tirohioideus dan

muskulus konstriktor faringeus inferior.4

Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura tiroidea dan tepi

bawah kartilago tiroidea perikondriumnya tipis, merupakan tempat perlekatan tendo

komisura anterior. Sedangkan tangkai epiglotis melekat kira-kira 1 cm diatasnya oleh

ligamentum tiroepiglotika. Kartilago ini mengalami osifikasi pada umur 20 – 30

tahun.4

Kartilago Krikoidea

Kartilago ini merupakan bagian terbawah dari dinding laring. Merupakan

lkartilago hialin yang berbentuk cincin stempel (signet ring) dengan bagian alsanya

terdapat di belakang. Bagian anterior dan lateralnya relatif lebih sempit darpada

Universitas Sumatera Utara

Page 9: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

bagian posterior. Kartilago ini berhubungan dengan kartilago tiroidea tepatnya

dengan kornu inferior melalui membrana krikoidea (konus elastikus) dan melalui

artikulasio krikoaritenoidea. Di sebelah bawah melekat dengan cincin trakea I melalui

ligamentum krikotiroidea. Pada keadaan darurat dapat dilakukan tindakan

trakeostomi emergensi atau krikotomi atau koniotomi pada konus elastikus. 4

Kartilago krikoidea pada dewasa terletak setinggi vertebra servikalis VI – VII

dan pada anak-anak setinggi vertebra servikalis III – IV. Kartilago ini mengalami

osifikasi setelah kartilago tiroidea.

Kartilago Aritenoidea

Kartilago ini juga merupakan kartilago hyalin yang terdiri dari sepasang

kartilago berbentuk piramid 3 sisi dengan basis berartikulasi dengan kartilago

krikoidea, sehingga memungkinkan pergerakan ke medio lateral dan gerakan rotasi.

Dasar dari piramid ini membentuk 2 tonjolan yaitu prosesus muskularis yang

merupakan tempat melekatnya m. krikoaritenoidea yang terletak di posterolateral, dan

di bagian anterior terdapat prosesus vokalis tempat melekatnya ujung posterior pita

suara. Pinggir posterosuperior dari konus elastikus melekat ke prosesus vokalis.

Ligamentum vokalis terbentuk dari setiap prosesus vokalis dan berinsersi pada garis

tengah kartilago tiroidea membentuk tiga per lima bagaian membranosa atau

vibratorius pada pita suara. Tepi dan permukaan atas dari pita suara ini disebut

glotis.2

Kartilago aritenoidea dapat bergerak ke arah dalam dan luar dengan sumbu

sentralnya tetap, karena ujung posterior pita suara melekat pada prosesus vokalis dari

aritenoid maka gerakan kartilago ini dapat menyebabkan terbuka dan tertutupnya

glotis. Kalsifikasi terjadi pada dekade ke 3 kehidupan.4

Kartilago Epiglotis

Bentuk kartilago epiglotis seperti bet pingpong dan membentuk dinding

anterior aditus laringeus. Tangkainya disebut petiolus dan dihubungkan oleh

Universitas Sumatera Utara

Page 10: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

ligamentum tiroepiglotika ke kartilago tiroidea di sebelah atas pita suara. Sedangkan

bagian atas menjulur di belakang korpus hyoid ke dalam lumen faring sehingga

membatasi basis lidah dan laring. Kartilago epiglotis mempunyai fungsi sebagai

pembatas yang mendorong makanan ke sebelah menyebelah laring. 4,5

Kartilago Kornikulata

Merupakan kartilago fibroelastis, disebut juga kartilago Santorini dan

merupakan kartilago kecil di atas aritenoid serta di dalam plika ariepiglotika.4

Kartilago Kuneiforme

Merupakan kartilago fibroelastis dari Wrisberg dan merupakan kartilago kecil

yang terletak di dalam plika ariepiglotika.4

2.2 LIGAMENTUM DAN MEMBRANA

Ligamentum dan membran laring terbagi atas 2 grup, yaitu

1. Ligamentum ekstrinsik , terdiri dari :

Membran tirohioid

Ligamentum tirohioid

Ligamentum tiroepiglotis

Ligamentum hioepiglotis

Ligamentum krikotrakeal

Universitas Sumatera Utara

Page 11: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

The Extrinsic Ligaments

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.8, fig.1.7

2. Ligamentum intrinsik, terdiri dari :

Membran quadrangularis

Ligamentum vestibular

Konus elastikus

Ligamentum krikotiroid media

Ligamentum vokalis

Universitas Sumatera Utara

Page 12: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

The Intrinsik Ligaments

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.8, fig.1.7

Membrana Tirohioidea

Membrana ini menghubungkan tepi atas kartilago tiroidea dengan tepi atas

belakang os hioidea yang pada bagian medial dan lateralnya mengalami penebalan

membentuk ligamentum tirohioideus lateral dan medial. Membrana ini ditembus oleh

a. laringeus superior cabang interna n. laringeus superior dan pembuluh limfe.4

Membrana Krikotiroidea (Konus Elastikus).

Terdapat di bawah mukosa pada permukaan bawah pita suara sejati, berjalan

ke atas dan medial dari lengkungan kartilago krikoid untuk bersambung dengan

kedua ligamenta vokalis yang merupakan jaringan fibroelastis yang berasal dari tepi

atas arkus kartilago krikoid. Di sebelah anterior melekat pada pinggir bawah kartilago

tiroid dan menebal membentuk ligamentuk krikoidea medialis yang juga melekat

pada tuberkulum vokalis. Di sebelah posterior konus menyebar dari kartilago krikoid

Universitas Sumatera Utara

Page 13: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

ke prosesus kartilago aritenoid (vokalis). Pinggir bebas menebal membentuk

ligamentum vokalis.4

Membrana Kuadrangularis.

Merupakan bagian atas dari jaringan ikat longgar elastis laring, membentang

dari tepi lateral epiglotis ke kartilago aritenoid dan kartilago kornikulata, di bagian

inferior meluas ke pita suara palsu. Tepi atasnya membentuk plika ariepiglotika,

sedangkan yang lainnya membentuk dinding diantara laring dan sinus piriformis

Morgagni.5

Laring tampak dari Coronal section.

Gambar dari http://khoomei.com/pics/larynx.jpg

Universitas Sumatera Utara

Page 14: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Laring dilihat dari atas (Membrana Kuadrangularis diangkat)

http://www.virtualpediatrichospital.org/providers/ElectricAirway/AnatImages/Larynx

GrossAnatomy.jpg

Membrana laring tampak sagital

http://www.virtualpediatrichospital.org/providers/ElectricAirway/AnatImages/Larynx

GrossAnatomy.jpg

Universitas Sumatera Utara

Page 15: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Membrana laring dari posterior

(Kartilago Ariteoid kanan digeser ke lateral)

http://www.virtualpediatrichospital.org/providers/ElectricAirway/AnatImages/Larynx

GrossAnatomy.jpg

2.3 OTOT - OTOT

Otot–otot laring terbagi dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu otot-otot

ekstrinsik dan otot-otot intrinsik yang masing-masing mempunyai fungsi yang

berbeda. 4

Otot-otot ekstrinsik.4

Otot-otot ini menghubungkan laring dengan struktur disekitarnya. Kelompok

otot ini menggerakkan laring secara keseluruhan.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Terbagi atas :

1. Otot-otot suprahioid / otot-otot elevator laring, yaitu :

- M. Stilohioideus - M. Milohioideus

- M. Geniohioideus - M. Digastrikus

- M. Genioglosus - M. Hioglosus

2. Otot-otot infrahioid / otot-otot depresor laring, yaitu :

- M. Omohioideus

- M. Sternokleidomastoideus

- M. Tirohioideus

The Extrinsic Muscles

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.11,fig.1.10

Universitas Sumatera Utara

Page 17: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Adapted from: Netter F, Atlas of Human Anatomy 2nd Ed. Novartis, East Hanover,

New Jersey. 1997, p. 47

Adapted from: Netter F, Atlas of Human Anatomy 2nd Ed. Novartis, East Hanover,

New Jersey. 1997, p. 47

Kelompok otot-otot depresor dipersarafi oleh ansa hipoglossi C2 dan C3 dan

penting untuk proses menelan (deglutisi) dan pembentukan suara (fonasi). Muskulus

konstriktor faringeus medius termasuk dalam kelompok ini dan melekat pada linea

oblikus kartilago tiroidea. Otot-otot ini penting pada proses deglutisi.4

Universitas Sumatera Utara

Page 18: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Otot-otot intrinsik

Menghubungkan kartilago satu dengan yang lainnya. Berfungsi

menggerakkan struktur yang ada di dalam laring terutama untuk membentuk suara

dan bernafas. Otot-otot pada kelompok ini berpasangan kecuali m. interaritenoideus

yang serabutnya berjalan transversal dan oblik. Fungsi otot ini dalam proses

pembentukkan suara, proses menelan dan berbafas. Bila m. interaritenoideus

berkontraksi, maka otot ini akan bersatu di garis tengah sehingga menyebabkan

adduksi pita suara.

Yang termasuk dalam kelompok otot intrinsik adalah : 4

1. Otot-otot adduktor : 2

Mm. Interaritenoideus transversal dan oblik

M. Krikotiroideus

M. Krikotiroideus lateral

Berfungsi untuk menutup pita suara.

2. Otot-otot abduktor : 4

M. Krikoaritenoideus posterior

Berfungsi untuk membuka pita suara.

3. Otot-otot tensor : 4

Tensor Internus : M. Tiroaritenoideus dan M. Vokalis

Tensor Eksternus : M. Krikotiroideus

Mempunyai fungsi untuk menegangkan pita suara. Pada orang tua, m. tensor

internus kehilangan sebagian tonusnya sehingga pita suara melengkung ke lateral

mengakibatkan suara menjadi lemah dan serak.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

The Intrinsic Muscles

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.13, fig.1.13

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.14, fig.1.14

Universitas Sumatera Utara

Page 20: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Adapted from: Netter F, Atlas of Human Anatomy 2nd Ed. Novartis, East Hanover,

New Jersey. 1997, p. 72

2.4 PERSENDIAN

Artikulasio Krikotiroidea

Merupakan sendi antara kornu inferior kartilago tiroidea dengan bagian

posterior kartilago krikoidea. Sendi ini diperkuat oleh 3 (tiga) ligamenta, yaitu :

ligamentum krikotiroidea anterior, posterior, dan inferior. Sendi ini berfungsi untuk

pergerakan rotasi pada bidang tiroidea, oleh karena itu kerusakan atau fiksasi sendi

ini akan mengurangi efek m. krikotiroidea yaitu untuk menegangkan pita suara.4

Universitas Sumatera Utara

Page 21: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

The Larynx Joints

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.6, fig.1.5

Artikulasio Krikoaritenoidea.

Merupakan persendian antara fasies artikulasio krikoaritenoidea dengan tepi

posterior cincin krikoidea. Letaknya di sebelah kraniomedial artikulasio krikotiroidea

dan mempunyai fasies artikulasio yang mirip dengan kulit silinder, yang sumbunya

mengarah dari mediokraniodorsal ke laterokaudoventral serta menyebabkan gerakan

menggeser yang sama arahnya dengan sumbu tersebut. Pergerakan sendi tersebut

penting dalam perubahan suara dari nada rendah menjadi nada tinggi.5

2.5 ANATOMI LARING BAGIAN DALAM

Cavum laring dapat dibagi menjadi sebagai berikut : 4

1. Supraglotis (vestibulum superior),

yaitu ruangan diantara permukaan atas pita suara palsu dan inlet laring.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

2. Glotis (pars media),

yaitu ruangan yang terletak antara pita suara palsu dengan pita suara sejati serta

membentuk rongga yang disebut ventrikel laring Morgagni.

3. Infraglotis (pars inferior),

yaitu ruangan diantara pita suara sejati dengan tepi bawah kartilago krikoidea.

Beberapa bagian penting dari dalam laring :

Aditus Laringeus

Pintu masuk ke dalam laring yang dibentuk di anterior oleh epiglotis, lateral

oleh plika ariepiglotika, posterior oleh ujung kartilago kornikulata dan tepi atas m.

aritenoideus. 4

Rima Vestibuli.

Merupakan celah antara pita suara palsu.2

Rima glottis

Di depan merupakan celah antara pita suara sejati, di belakang antara prosesus

vokalis dan basis kartilago aritenoidea.4

Vallecula

Terdapat diantara permukaan anterior epiglotis dengan basis lidah, dibentuk

oleh plika glossoepiglotika medial dan lateral.4

Plika Ariepiglotika

Dibentuk oleh tepi atas ligamentum kuadringulare yang berjalan dari kartilago

epiglotika ke kartilago aritenoidea dan kartilago kornikulata.4

Universitas Sumatera Utara

Page 23: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Sinus Pyriformis (Hipofaring)

Terletak antara plika ariepiglotika dan permukaan dalam kartilago tiroidea.4

Incisura Interaritenoidea

Suatu lekukan atau takik diantara tuberkulum kornikulatum kanan dan kiri. 4

Vestibulum Laring

Ruangan yang dibatasi oleh epiglotis, membrana kuadringularis, kartilago

aritenoid, permukaan atas proc. vokalis kartilago aritenoidea dan m.interaritenoidea.4

Plika Ventrikularis (pita suara palsu)

Yaitu pita suara palsu yang bergerak bersama-sama dengan kartilago

aritenoidea untuk menutup glottis dalam keadaan terpaksa, merupakan dua lipatan

tebal dari selaput lendir dengan jaringan ikat tipis di tengahnya.4

Ventrikel Laring Morgagni (sinus laringeus)

Yaitu ruangan antara pita suara palsu dan sejati. Dekat ujung anterior dari

ventrikel terdapat suatu divertikulum yang meluas ke atas diantara pita suara palsu

dan permukaan dalam kartilago tiroidea, dilapisi epitel berlapis semu bersilia dengan

beberapa kelenjar seromukosa yang fungsinya untuk melicinkan pita suara sejati,

disebut appendiks atau sakulus ventrikel laring.4

Plika Vokalis (pita suara sejati)

Terdapat di bagian bawah laring. Tiga per lima bagian dibentuk oleh

ligamentum vokalis dan celahnya disebut intermembranous portion, dan dua per lima

belakang dibentuk oleh prosesus vokalis dari kartilago aritenoidea dan disebut

intercartilagenous portion.4

Universitas Sumatera Utara

Page 24: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

2.6 PERSARAFAN

Laring dipersarafi oleh cabang N. Vagus yaitu Nn. Laringeus Superior dan

Nn. Laringeus Inferior (Nn. Laringeus Rekuren) kiri dan kanan.6

1. Nn. Laringeus Superior.4

Meninggalkan N. vagus tepat di bawah ganglion nodosum, melengkung ke

depan dan medial di bawah A. karotis interna dan eksterna yang kemudian akan

bercabang dua, yaitu :

Cabang Interna ; bersifat sensoris, mempersarafi vallecula, epiglotis, sinus

pyriformis dan mukosa bagian dalam laring di atas pita suara sejati.

Cabang Eksterna ; bersifat motoris, mempersarafi m. Krikotiroid dan m.

Konstriktor inferior.

2. N. Laringeus Inferior (N. Laringeus Rekuren).6

Berjalan dalam lekukan diantara trakea dan esofagus, mencapai laring tepat di

belakang artikulasio krikotiroidea. N. laringeus yang kiri mempunyai perjalanan yang

panjang dan dekat dengan Aorta sehingga mudah terganggu.

Merupakan cabang N. vagus setinggi bagian proksimal A. subklavia dan berjalan

membelok ke atas sepanjang lekukan antara trakea dan esofagus, selanjutnya akan

mencapai laring tepat di belakang artikulasio krikotiroidea dan memberikan

persarafan :

Sensoris, mempersarafi daerah sub glotis dan bagian atas trakea

Motoris, mempersarafi semua otot laring kecuali M. Krikotiroidea

Universitas Sumatera Utara

Page 25: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

The Laryngeal Nerves

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.11, fig1.11

2.7 VASKULARISASI

Laring mendapat perdarahan dari cabang A. Tiroidea Superior dan Inferior

sebagai A. Laringeus Superior dan Inferior. 4

Arteri Laringeus Superior

Berjalan bersama ramus interna N. Laringeus Superior menembus membrana

tirohioid menuju ke bawah diantara dinding lateral dan dasar sinus pyriformis. 4

Arteri Laringeus Inferior

Berjalan bersama N. Laringeus Inferior masuk ke dalam laring melalui area

Killian Jamieson yaitu celah yang berada di bawah M. Konstriktor Faringeus Inferior,

Universitas Sumatera Utara

Page 26: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

di dalam laring beranastomose dengan A. Laringeus Superior dan memperdarahi otot-

otot dan mukosa laring.2

Laryngeal Arterial System

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.12,fig.1.12

Universitas Sumatera Utara

Page 27: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Darah vena dialirkan melalui V. Laringeus Superior dan Inferior ke V. Tiroidea

Superior dan Inferior yang kemudian akan bermuara ke V. Jugularis Interna.2

Laryngeal Venous System

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.16,fig.1.15

Universitas Sumatera Utara

Page 28: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

2.8 SISTEM LIMFATIK

Laring mempunyai 3 (tiga) sistem penyaluran limfe, yaitu : 4

1. Daerah bagian atas pita suara sejati, pembuluh limfe berkumpul membentuk

saluran yang menembus membrana tiroidea menuju kelenjar limfe cervical

superior profunda. Limfe ini juga menuju ke superior dan middle jugular

node.

2. Daerah bagian bawah pita suara sejati bergabung dengan sistem limfe trakea,

middle jugular node, dan inferior jugular node.

3. Bagian anterior laring berhubungan dengan kedua sistem tersebut dan sistem

limfe esofagus. Sistem limfe ini penting sehubungan dengan metastase

karsinoma laring dan menentukan terapinya.

Laryngeal Lymphatic System

Adapted from: Harry M. Tucker, The Larynx, Thieme 1987, p.16,fig.1.16

Universitas Sumatera Utara

Page 29: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

2.9 HISTOLOGI LARING

Mukosa laring dibentuk oleh epitel berlapis silindris semu bersilia kecuali

pada daerah pita suara yang terdiri dari epitel berlapis gepeng tak bertanduk. Diantara

sel-sel bersilia terdapat sel goblet.4

LARYNGEAL MUCOSA

Membrana basalis bersifat elastis, makin menebal di daerah pita suara. Pada

daerah pita suara sejati, serabut elastisnya semakin menebal membentuk ligamentum

tiroaritenoidea. Mukosa laring dihubungkan dengan jaringan dibawahnya oleh

jaringan ikat longgar sebagai lapisan submukosa.4

Kartilago kornikulata, kuneiforme dan epiglotis merupakan kartilago hialin.

Plika vokalis sendiri tidak mengandung kelenjar. Mukosa laring berwarna merah

muda sedangkan pita suara berwarna keputihan.4

Universitas Sumatera Utara

Page 30: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Universitas Sumatera Utara

Page 31: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

BAB III

FISIOLOGI LARING

Laring mempunyai 3 (tiga) fungsi dasar yaitu fonasi, respirasi dan proteksi

disamping beberapa fungsi lainnya seperti terlihat pada uraian berikut : 7

1. Fungsi Fonasi.6

Pembentukan suara merupakan fungsi laring yang paling kompleks. Suara

dibentuk karena adanya aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi

antara udara dan pita suara. Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan

udara pernafasan subglotik dan vibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti

rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung. Nada dasar yang

dihasilkan dapat dimodifikasi dengan berbagai cara. Otot intrinsik laring berperan

penting dalam penyesuaian tinggi nada dengan mengubah bentuk dan massa ujung-

ujung bebas dan tegangan pita suara sejati. Ada 2 teori yang mengemukakan

bagaimana suara terbentuk :

Teori Myoelastik – Aerodinamik.6

Selama ekspirasi aliran udara melewati ruang glotis dan secara tidak langsung

menggetarkan plika vokalis. Akibat kejadian tersebut, otot-otot laring akan

memposisikan plika vokalis (adduksi, dalam berbagai variasi) dan menegangkan

plika vokalis. Selanjutnya, kerja dari otot-otot pernafasan dan tekanan pasif dari

proses pernafasan akan menyebabkan tekanan udara ruang subglotis meningkat, dan

mencapai puncaknya melebihi kekuatan otot sehingga celah glotis terbuka. Plika

vokalis akan membuka dengan arah dari posterior ke anterior. Secara otomatis bagian

posterior dari ruang glotis yang pertama kali membuka dan yang pertama kali pula

kontak kembali pada akhir siklus getaran. Setelah terjadi pelepasan udara, tekanan

udara ruang subglotis akan berkurang dan plika vokalis akan kembali ke posisi saling

Universitas Sumatera Utara

Page 32: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

mendekat (kekuatan myoelastik plika vokalis melebihi kekuatan aerodinamik).

Kekuatan myoelastik bertambah akibat aliran udara yang melewati celah sempit

menyebabkan tekanan negatif pada dinding celah (efek Bernoulli). Plika vokalis akan

kembali ke posisi semula (adduksi) sampai tekanan udara ruang subglotis meningkat

dan proses seperti di atas akan terulang kembali.

Teori Neuromuskular.7

Teori ini sampai sekarang belum terbukti, diperkirakan bahwa awal dari

getaran plika vokalis adalah saat adanya impuls dari sistem saraf pusat melalui N.

Vagus, untuk mengaktifkan otot-otot laring. Menurut teori ini jumlah impuls yang

dikirimkan ke laring mencerminkan banyaknya / frekuensi getaran plika vokalis.

Analisis secara fisiologi dan audiometri menunjukkan bahwa teori ini tidaklah benar

(suara masih bisa diproduksi pada pasien dengan paralisis plika vokalis bilateral).

2. Fungsi Proteksi.7

Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otot-otot

yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup. Pada waktu menelan, pernafasan

berhenti sejenak akibat adanya rangsangan terhadap reseptor yang ada pada epiglotis,

plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan daerah interaritenoid melalui serabut

afferen N. Laringeus Superior. Sebagai jawabannya, sfingter dan epiglotis menutup.

Gerakan laring ke atas dan ke depan menyebabkan celah proksimal laring tertutup

oleh dasar lidah. Struktur ini mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan

masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus.

3. Fungsi Respirasi.5

Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar

rongga dada dan M. Krikoaritenoideus Posterior terangsang sehingga kontraksinya

menyebabkan rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial CO2

dan O2 arteri serta pH darah. Bila pO2 tinggi akan menghambat pembukaan rima

Universitas Sumatera Utara

Page 33: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

glotis, sedangkan bila pCO2 tinggi akan merangsang pembukaan rima glotis.

Hiperkapnia dan obstruksi laring mengakibatkan pembukaan laring secara reflektoris,

sedangkan peningkatan pO2 arterial dan hiperventilasi akan menghambat pembukaan

laring. Tekanan parsial CO2 darah dan pH darah berperan dalam mengontrol posisi

pita suara.7

4. Fungsi Sirkulasi.6

Pembukaan dan penutupan laring menyebabkan penurunan dan peninggian

tekanan intratorakal yang berpengaruh pada venous return. Perangsangan dinding

laring terutama pada bayi dapat menyebabkan bradikardi, kadang-kadang henti

jantung. Hal ini dapat karena adanya reflek kardiovaskuler dari laring. Reseptor dari

reflek ini adalah baroreseptor yang terdapat di aorta. Impuls dikirim melalui N.

Laringeus Rekurens dan Ramus Komunikans N. Laringeus Superior. Bila serabut ini

terangsang terutama bila laring dilatasi, maka terjadi penurunan denyut jantung.

5. Fungsi Fiksasi.35

Berhubungan dengan mempertahankan tekanan intratorakal agar tetap tinggi,

misalnya batuk, bersin dan mengedan.

6. Fungsi Menelan.7

Terdapat 3 (tiga) kejadian yang berhubungan dengan laring pada saat

berlangsungnya proses menelan, yaitu :

Pada waktu menelan faring bagian bawah (M. Konstriktor Faringeus Superior, M.

Palatofaringeus dan M. Stilofaringeus) mengalami kontraksi sepanjang kartilago

krikoidea dan kartilago tiroidea, serta menarik laring ke atas menuju basis lidah,

kemudian makanan terdorong ke bawah dan terjadi pembukaan faringoesofageal.

Laring menutup untuk mencegah makanan atau minuman masuk ke saluran

pernafasan dengan jalan menkontraksikan orifisium dan penutupan laring oleh

epiglotis.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

Epiglotis menjadi lebih datar membentuk semacam papan penutup aditus

laringeus, sehingga makanan atau minuman terdorong ke lateral menjauhi aditus

laring dan maduk ke sinus piriformis lalu ke hiatus esofagus.

7. Fungsi Batuk.8

Bentuk plika vokalis palsu memungkinkan laring berfungsi sebagai katup,

sehingga tekanan intratorakal meningkat. Pelepasan tekanan secara mendadak

menimbulkan batuk yang berguna untuk mempertahankan laring dari ekspansi benda

asing atau membersihkan sekret yang merangsang reseptor atau iritasi pada mukosa

laring.

8. Fungsi Ekspektorasi.8

Dengan adanya benda asing pada laring, maka sekresi kelenjar berusaha

mengeluarkan benda asing tersebut.

9. Fungsi Emosi.8

Perubahan emosi dapat meneybabkan perubahan fungsi laring, misalnya pada

waktu menangis, kesakitan, menggigit dan ketakutan.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: EMBRIOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI LARING - USU …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28894/1/embriologi dan... · Permukaan dalamnya halus tetapi pertengahan antara incisura

DAFTAR PUSTAKA

1. Lee, K.J. Cancer of the Larynx. In; Essential Otolaryngology Head

and Neck Surgery . Eight edition. Connecticut. McGraw-Hill, 2003:

598-606

2. Brown Scott : Orolaryngology. 6th ed. Vol. 1. Butterworth,

Butterworth & Co Ltd. 1997. page 1/12/1-1/12/18

3. Moore, E.J and Senders, C.W. Cleft lip and palate. In : Lee, K.J.

Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery . Eight edition.

Connecticut. McGraw-Hill, 2003: 241-242.

4. Ballenger, J.J. Anatomy of the larynx. In : Diseases of the nose, throat,

ear, head and neck. 13th ed. Philadelphia, Lea & Febiger. 1993

5. Graney, D. and Flint, P. Anatomy. In : Cummings C.W.

Otolaryngology - Head and Neck Surgery. Second edition. St Louis :

Mosby, 1993.

6. Hollinshead, W.H. The pharynx and larynx. In : Anatomy for surgeons.

Volume 1 : Head and Neck. A hoeber-harper international edition, 1966

: 425-456

7. Lee, K.J. Cancer of the Larynx. In; Essential Otolaryngology Head

and Neck Surgery . Eight edition. Connecticut. McGraw-Hill, 2003:

724-736, 747, 755-760.

8. Woodson, G.E. Upper airway anatomy and function. In : Byron J.

Bailey. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. Third edition.

Volume 1. Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins, 2001: 479-

486.

Universitas Sumatera Utara